uu nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja pasti, mudah, cepat
TRANSCRIPT
UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Pasti, Mudah, Cepat
Elen SetiadiStaf Ahli Bidang Regulasi, PenegakanHukum, dan Ketahanan Ekonomi
* Berdasarkan RPJMN 2020-2024
20182020 2021-2022
2022
PEMILU
2024
2025
2030
“New Normal”
STIMULUS PEMULIHAN
COVIDPRE POST
BONUS
DEMOGRAFI
C
(Structural Reform)
G I
Making
Indonesia 4.0UU Cipta Kerja
PERINGKAT TOP 10
PDB DUNIAPDB 2019
PERINGKAT # 16
*Bank Dunia
PEMIMPIN BARU
Memasuki Tahun
Politik
2 Tahun 3 Tahun 5 Tahun
INDONESIA MAJU
2045
2035 2036
KELUAR DARI
MIDDLE
INCOME TRAP*
Pendapatan
Per Kapita:
US$ 3.911,7
Pendapatan
Per Kapita :
US$ 6,305*
Pendapatan
Per Kapita :
US$ 8,804*
Pendapatan
Per Kapita :
US$ 12,233*
2019
Pendapatan
Per Kapita:
US$ 4.174,5
UU Cipta Kerja: Reformasi Struktural Menuju “Indonesia Maju 2045” dan Keluar dari Middle-income Trap
2
* Berdasarkan RPJMN 2020-2024
Urgensi dari UU Cipta Kerja
3
1. Dinamika perubahan ekonomi global, memerlukan respon cepat dan tepat.
Tanpa reformasi struktural, pertumbuhan ekonomi akan melambat.
2. Dengan RUU Cipta Kerja, diharapkan terjadi perubahan struktur ekonomiuntuk mendorong pertumbuhan ekonomimencapai 5,7% - 6,0% melalui:
• Penciptaan Lapangan Kerja sebanyak 2,7 sd 3 juta/tahun (meningkat darisaat ini 2 juta/tahun), untuk menampung 9,29 juta orang yang tidak/belum
bekerja (7,05 juta pengangguran dan 2,24 juta Angkatan Kerja Baru).
• Peningkatan kompetensipencari kerja dan kesejahteraanpekerja.
• Peningkatan Produktivitas Pekerja, yang berpengaruh pada peningkataninvestasi dan pertumbuhan ekonomi. Produktivitas Indonesia (74,4%) masihberada di bawah rata-rata negara ASEAN (78,2%).
• Peningkatan Investasi sebesar 6,6%-7,0%, untuk membangun usaha baruatau mengembangkan usaha eksisting, yang akan menciptakan lapangan
kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan pekerja, sehingga akanmendorong Peningkatan Konsumsi (5,4%-5,6%).
• Pemberdayaan UMK-M dan Koperasi, yang mendukung peningkatan
kontribusi UMKM terhadap PDB menjadi 65% dan peningkatan kontribusiKoperasi terhadap PDB menjadi 5,5%.
3. Jika hal ini (RUU) tidak dilakukan, maka akan terjadi:
• Lapangan kerjaakan pindah ke negara lain yang lebih kompetitif,• Daya saing pencari kerja relatif rendah dibanding negara lain,
• Penduduk yang Tidak/Belum Bekerja akan semakin tinggi,• Indonesia terjebak dalam middle incometrap.
Struktur Angkatan Kerja
179.4 216.3 262.3333 386.5
366396.5
430.5388.3
423.1545.4612.8
692.8 721.3
809.6
2015 2016 2017 2018 2019
Realisasi Investasi 2015 – 2019(Rp Triliun)
PMDN
UMKM
SUBSTANSI
TENAGA KERJA UMKM REGULASI
UU CIPTA KERJA
Mendorong Penciptaan Lapangan
Kerja melalui Kemudahan Berusaha
7. PENGADAAN TANAH
1. PENINGKATAN EKOSISTEM INVESTASI
Dari 64,19 juta UMK-M, 64,13 juta adalah UMK yang sebagian besar berada di sektor informal, sehinggaperlu didorong untukbertranformasi menjadiformal.
Permasalahan Perizinanyang Rumit denganbanyaknya regulasi pusat & daerah (hiper-regulasi) yang mengatur sektor, menyebabkan disharmoni, tumpang tindih, tidakoperasional, dan sektoral.
Menjamin Hak Pekerja melalui
Pelindungan Pekerja
MendukungPemberantasanKorupsi
melalui Penyederhanaan PerizinanBerusaha
DI-PHK/DIRUMAHKAN
2. PERIZINAN BERUSAHA 3. KETENAGAKERJAAN 4. DUKUNGAN UMKM 5. KEMUDAHAN BERUSAHA 6. RISET & INOVASI
8. KAWASAN EKONOMI 9. INVESTASI PEMERINTAH PUSAT & PERCEPATAN PSN 10. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN 11. PENGENAAN SANKSI
DA
TA
&
FAK
TA
13
MANFAAT
1 2 3
16 JUTA
9,77 Juta
PENGANGGURAN2,78 Juta
ANGK.KERJA BARU
“UU Cipta Kerja Instrumen utama mengatasi tantangan nasional (penyediaan Lapangan Kerja, pemberdayaan UMKM, Perizinan
Berusaha, Reformasi Regulasi), untuk mendorong Transformasi Ekonomi & pemulihan ekonomi nasional”
4
UU Cipta Kerja Mendorong: Penciptaan Lapangan Kerja, Pembukaan Usaha Baru, Pemulihan Ekonomi Nasional
5
Kemudahan Perizinan Berusaha: Pasti, Mudah, Cepat
PASTI:
• Jenis dan Bentuk Izin SUDAH PASTI sesuai kegiatan usaha berdasarkan KBLI
• Persyaratan dan standar SUDAH PASTI sesuai yang ditentukan: Tidak dapat ditambahkan
• Waktu Penyelesaian SUDAH PASTI sesuai jenis perizinan: Dapat dipercepat dan Perizinan akan terbit otomatis apabila
tidak diselesaian oleh Pemerintah sesuai waktu yang ditetapkan
• Lokasi kegiatan SUDAH PASTI: OSS berbasis RDTR/RTRW digital yang dapat diakses pelaku usaha
• Pemanfaatan Kawasan Hutan dan Kawasan Pesisir dan Laut SUDAH PASTI: Peta Tata Ruang terintegrasi bertahap ke
dalam OSS
• Bentuk dan mekanisme pengawasan SUDAH PASTI: Pengawasan berbasis pembinaan pemenuhan standar
MUDAH:
• Proses pengajuan sampai dengan terbit SANGAT MUDAH melalui sistem elektonik: New OSS yang lebih friendly
• SANGAT MUDAH mendapatkan data/infromasi Pmerintah yang diperlukan pelaku usaha: OSS terhubung/terintegrasi
dengan seluruh instansi Pemerintah
• SANGAT MUDAH melacak proses perizinan : Fitur Tracking & Tracing OSS
• SANGAT MUDAH mendapatkan layanan: Disediakan layanan berbantuan sampai dengan tingat kecamatan
• SANGAT MUDAH untuk membangun: Standar bangunan umum sudah tersedia di OSS
CEPAT:
• SANGAT CEPAT mendapatkan perizinan untuk kegiatan risiko rendah dan menengah rendah: OSS sudah mengklafisikasi
perizinan sesuai dengan risiko (Risiko rendah dan risiko menengah rendah langsung dapat perizinan dengan komitmen
pemenuhan standar)
• SANGAT CEPAT mendapatkan standar kegiatan usaha: OSS memberikan standar dan panduan pemenuhan standar
Penerapan Izin Berbasis Risiko Mendorong Layanan PemerintahMenjadi Efisien dan Mudah
Reformasi Perizinan
Implementasi UU Cipta Kerja mereformasi regulasi perizinan usahadengan menerapkan Norma, Standar, Prosedur, Kriteria berbasis Risiko
Pendekatanberbasis izin
Tujuan:• Penerbitan izin usaha yang lebih efektif dan
sederhana• pengawasan terintegrasi terhadap kegiatan usaha
yang lebih transparan, terstruktur dan akuntabel
Pendekatanberbasis
risiko
Risikotinggi
RisikoMenengah
Tinggi
RisikoMenengah
Rendah
RisikoRendah
NIB + Izin
NIB + Sertifikasi Standar (verifikasidari K/L dan daerah)
NIB + Sertifikasi Standar
NIB
PeraturanPemerintah No. 5/2021
6
7
Bidang Usaha Investasi: Lebih Luas dan Lebih Terbuka
246 Bidang Usaha Prioritas Yang Diberikan Fasilitas:• Tax Allowance : 183 Bidang Usaha
• Tax Holiday : 18 Bidang Usaha
• Investment Allowance : 45 Bidang Usaha
106 Bidang Usaha Alokasi Untuk Koperasi dan UMKM:• Alokasi Khusus : 60 Bidang Usaha
• Kemitraan : 46 Bidang Usaha (Terbuka Untuk Usaha Besar Yang Bermitra Dengan Koperasi dan UMKM)
37 Bidang Usaha Dengan Batasan Kepemilikan Modal dan Persyaratan Khusus:• Batasan Kepemilikan Modal Asing : 26 Bidang Usaha
• 100% Kepemilikan Dalam Negeri : 11 Bidang Usaha
8
Tenaga Kerja: Perlindungan Yang Lebih Seimbang
Pesangon Lebih Pasti dan Adil:
• MELINDUNGI PEKERJA dengan kompensasi PHK 25 kali upah
• Pemberi Kerja MAMPU MEMBAYARKAN uang pesangon
• Pemerintah memberikan JAMINAN KEHILANGAN PEKERJAAN 6 kali
Waktu Kerja:
• Tetap dengan basis yang diatur dalam UU Nomor 13 Tahun 2003
• Penambahan pengaturan waktu kerja yang lebih fleksibel untuk pekerjaan tertentu sesuai dengan perkembangan jenis dan
bentuk pekerjaan
Upah Minimum (UM):
• UM tetap ada: UM wajib ditetapkan di tingkat Provinsi (UMP), sedangkan UM Kab/Kota tetap ada.
• Perhitungan UM lebih pasti: Formulasi memuat variabel pertumbuhan ekonomi atau inflasi.
• Upah di atas UM ditetapakan berdasarkan kesepakatan.
• UM yang telah ditetapkan sebelum UU CK tidak boleh diturunkan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT):
• Kompensasi PKWT sesuai dengan masa kerja pekerja/buruh.
• PKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu dan tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.
Alih Daya/Outsourcing:
• Pekerja/buruh pada perusahaan alih daya tetap mendapat perlindungan atas hak-haknya.
• Dalam hal terjadi pergantian perusahaan alih daya, pekerja/buruh dijamin kelangsungan kerjanya dan hak-haknya.
9
Koperasi & UMK-M: Pendirian Sangat Mudah Dengan
Dukungan Yang Lebih Kuat
9
10
Pelaksanaan Berusaha: Lebih Mudah
Fasilitas Baru Keimigrasian:
• Pemberian VISA KUNJUNGAN untuk kunjungan pra-investasi
• JAMINAN VISA dapat berupa deposit
• Pemberian IZIN TINGGAL TETAP untuk Rumah Kedua
Percepatan & Penyederhanaan Proses Paten dan Merek:
• PERCEPATAN PROSES paten (paten sederhana masksimal 6 bulan) dan PELAKSANAAN PATEN WAJIB dapat melalui impor.
• Penyederhanaan dan percepatan proses merek
Kemudahan Perpajakan & PDRD:
• PPh: PERPAJAKAN BAGI WNA (keahlian tertentu) yang menjadi subjek pajak dalam negeri dikecualikan dari PPh yang berlaku
selama 4 tahun dan perlakuan deviden dari luar negeri yang digunakan/investasi di dalam negeri
• PPN: BATUBARA dikenakan PPN, JASA KEAGAMAAN tidak dikenakan PPN, penyederhanaan FAKTUR PAJAK
• KUP: Penyederhanaan PEMBETULAN surat pemberitahuanserta perhitungan dan pengembalian KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
• Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD): Kebijakan fiskal nasional dalam penetapan PDRD
Izin Gangguan (HO) DIHAPUS
Penguatan BUMDesa:
• BUMDesa berbentuk BADAN HUKUM.
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha:
• Keberatan Putusan KPPU diajukan ke PENGADILAN NIAGA (sebelumnya ke Pengadilan Negeri).
• Pengaturan kriteria, jenis, besaran denda, penganaan sanksi LEBIH DETIL DAN TEGAS diatur di PP.
11
Pertanahan: Hak Atas Tanah Yang Lebih Pasti
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Lebih Pasti dan Adil:
• Percepatan penyelesaian pengadaan tanah yang masuk dalam Kawasan hutan, tanah kas desa, tanah wakaf, tanah
ulayat/tanah adat, aset Pemerintah, BUMN, BUMD
• Kemudahan pengadaan tanah yang berasal dari Kawasan hutan
• Konsultasi publik dalam rangka kesepakatan lokasi rencana pembangunan
• Kepastian pengadaan tanah dibawah 5 ha dapat dilakukan langsung.
• Relaksasi jangka waktu penetapan lokasi dari 2 tahun menjadi 3 tahun dan dapat diperpanjang 1 tahun
• Bentuk ganti kerugian yang lebih jelas
• Kepastian untuk penitipan ganti kerugian di Pengadilan
Badan Bank Tanah:
• Kepastian ketersedian lahan untuk kegiatan usaha dan pembangunan
Kepastian Satuan Rumah Susun Untuk Orang Asing:
• Hak kepemilikan perseorangan yang terpisah dari hak bersama atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama
• Dapat diberikan kepada: WNI, Badan Hukum Indonesia, WNA, Badan Hukum Asing, Perwakilan Negara Asing/Lembaga
Internasional
• Dapat dijaminkan atau dialihkan
Kepastian Hak Atas Tanah/HPL Pada Ruang Atas Tanah dan Ruang Bawah Tanah:
• Diberikan HGB, Hak Pakai, HPL
12
Kawasan Ekonomi: Lebih Kompetitif dengan Fasilitas
dan Pelayanan Setara Dengan Kawasan Regional
Fasilitas dan Kemudahan Yang Lebih Menarik:
• Fasilitas tax holiday & tax allowance yang lebih pasti dan menarik (kompetitif disbanding Kawasan regional)
• Fasilitas kepabeanan dengan penerapan teknologi
• Fasilitas pertanahan, keimigrasian, ketenagakerjaan, lalu lintas barang dan kemudahan lainnya
• Bidang Usaha yang lebih luas di KEK dan KPBPB
Pelayanan Yang Pasti dan Profesional:
• Seluruh Perizinan di KEK cukup dilayani oleh Administrator/Badan Pengusahaan
• Administrator/Badan Pengusahaan Profesional: sesuai dengan kualifiaksi yang ditentukan Dewan Nasional/Dewan Kawasan
• Pelayanan berbasis elektronik: OSS
• Pengelolaan Kawasan berbasis standar internasional
Dukungan Penuh Pemerintah:
• Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah WAJIB MENDUKUNG
• Dukungan infrastruktur: Pelabuhan, Bandara, Jalan Akses, Air Bersih, IPAL, Listrik,
• Dukungan fasilitas, program, dan SDM
• Dukungan promosi
13
Lembaga Pengelola Investasi
a. Lembaga yang Kuat dengan Tata Kelola Terbaik, guna Mendapatkan Kepercayaan Investor Global;
b. Mengintegrasikan kantong-kantong investasi pemerintah yang selama ini tersebar di banyak tempat;
c. Mengantisipasi kebutuhan pembiayaan infrastruktur terutama yang dibiayai utang-utang jangka pendek sehingga dapat digeser dengan pembiayaan dari SWF dan berjangka panjang.
T U J U A N P E M B E N T U K A N
Saat ini sudah ada beberapa negara yang menyampaikan ketertarikannya, antara lain Amerika
Serikat, Jepang, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia, dan Kanada.
TerimaKasih
15
UU NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJAReformasi Positif di Indonesia dalam 40 Tahun terakhir di Bidang Investasi dan Perdagangan
UU Cipta Kerja merevisi UU terkait Investasi, dan menghapus
diskriminasi terhadap FDI dalam UU Sektoral, akan mendorong
Investasi, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan
mengurangi kemiskinan.
UU Cipta Kerja akan mampu meningkatkan perdagangan dengan membuat Impor-Ekspor lebih mudah :Menghapus lisensi (perijinan) impor/ ekspor dan Registrasi Importir/ Eksportir, akan mengurangi biaya danketidakpastian perdagangan. Contoh: untuk mendapatkan Surat Rekomendasi saja untuk setiap lisensi impor,memerlukan biaya sekitar 6 sen untuk setiap dolar impor.
World Bank memberikan apresiasi atas Undang Undang Cipta Kerja sebagai upaya reformasi besar untukmenjadikan Indonesia semakin kompetitif dengan menghapus pembatasan besar pada investasi dan memberi sinyal bahwaIndonesia terbuka untuk investasi sehingga dapat menciptakan lapangan kerja dan memerangi kemiskinan.
[ World Bank, Juni 2020 ]
[ World Bank, Okt 2020 ]
“The Indonesian parliament’s approval of the Omnibus Law on Job Creation on 5 October marks a significant enhancement of the business climate and a step forward for labour market flexibility, which should, over time, improve the country’s international competitiveness (Fitch Rating, 14 Oct 2020)
“The passage of the bill is predominantly credit positive, as it will facilitate both domestic and foreign investment, which could help to revive economic growth to potential levels”(Moodys, 8 Oct 2020)
16
StrukturUU Cipta Kerja
Bab I Ketentuan Umum (Pasal 1)
Bab II Asas, Tujuan, dan Ruang Lingkup (Pasal 2 – Pasal 5)
Bab III Peningkatan Ekosistem Investasi dan Kegiatan Berusaha (Pasal 6 – Pasal 79)
Bab IV Ketenagakerjaan (Pasal 80 – Pasal 84)
Bab V Kemudahan, Perlindungan, Pemberdayaan Koperasi dan UMKM (Pasal 85– Pasal 104)
Bab VI Kemudahan Berusaha (Pasal 105 – Pasal 118)
Bab VII Dukungan Riset dan Inovasi (Pasal 119 – Pasal 121)
Bab VIII Pengadaan Lahan (Pasal 122 – Pasal 147)
Bab IX Kawasan Ekonomi (Pasal 148 – Pasal 153)
Bab X Investasi Pemerintah Pusat dan Kemudahan Proyek Strategis Nasional (Pasal 154 – Pasal 173)
Bab XI Pelaksanaan Administrasi Pemerintahan Untuk Mendukung Cipta Kerja (Pasal 174 – Pasal 176)
Bab XII Pengawasan dan Pembinaan (Pasal 177 – Pasal 179)
Bab XIII Ketentuan Lain-Lain (Pasal 180 – Pasal 183)
Bab XIV Ketentuan Peralihan (Pasal 184)
Bab XV Ketentuan Penutup (Pasal 185 – Pasal 186)
15 BAB
186 Pasal
78 UU
52 Peraturan Pelaksanaan Uu Cipta Kerja(Pengelompokan Substansi)
17
Tata Ruang (4)
1. PP Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
2. PP Nomor 43 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata
Ruang, Kawasan Hutan, Izin Dan/Atau Hak Atas Tanah
3. PP Nomor 45 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Informasi
Geospasial
4. Perpres Nomor 11 Tahun 2021 tentang Kerja Sama Antara
Pemerintah Pusat Dengan Badan Usaha Milik Negara Dalam
Penyelenggaraan Informasi Geospasial Dasar
Lahan dan Hak Atas Tanah (6)1. PP Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pemberian Hak Pengelolaan, Hak
Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, Dan Pendaftaran Tanah
2. PP Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
3. PP Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan Dan Tanah
Terlantar
4. PP Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan
5. PP Nomor 24 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi
Administratif dan Tata Cara PNBP Yang Berasal Dari Denda
Administratif di Bidang Kehutanan
6. PP Nomor 64 Tahun 2021 tentang Bank Tanah
Konstruksi & Perumahan (6)1. PP Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas PP Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
2. PP Nomor 13 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Rumah Susun
3. PP Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas PP Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
4. PP Nomor 15 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2017 tentang
Arsitek
5. PP Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
6. Perpres Nomor 9 Tahun 2021 tentang Badan Percepatan Penyelenggaraan Perumahan
Lingkungan Hidup (1)1. PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Perizinan dan Kegiatan Usaha Sektor (15)1. PP Nomor 5 Tahun 2021 Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
2. PP Nomor 6 Tahun 2021 Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di Daerah
3. PP Nomor 25 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi Dan Sumber Daya Mineral
4. PP Nomor 26 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Pertanian
5. PP Nomor 27 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Kelautan Dan Perikanan
6. PP Nomor 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian
7. PP Nomor 29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan
8. PP Nomor 30 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
9. PP Nomor 31 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Pelayaran
10.PP Nomor 32 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Penerbangan
11.PP Nomor 33 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perkeretaapian
12.PP Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal
13.PP Nomor 38 Tahun 2021 tentang Rekening Penampungan Biaya Perjalanan Ibadah Umrah
14.PP Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, Dan Penyiaran
15.PP Nomor 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan
52 Peraturan Pelaksanaan Uu Cipta Kerja(Pengelompokan Substansi)
18
Investasi (6)
1. PP Nomor 73 Tahun 2020 tentang Lembaga Pengelola Investasi
2. PP Nomor 74 Tahun 2020 tentang Modal Dasar Lembaga Pengelola
Investasi
3. PP Nomor 42 Tahun 2021 tentang Kemudahan Proyek Strategis Nasional
4. PP Nomor 44 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Larangan Praktek
Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
5. PP Nomor 48 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga Atas PP Nomor 31
Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2011
tentang Keimigrasian
6. Perpres Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal
Fiskal (3)
1. PP Nomor 9 Tahun 2021 tentang Perlakukan Perpajakan Untuk Mendukung
Kemudahan Berusaha
2. PP Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
Dalam Rangka Mendukung Kemudahan Berusaha Dan Dukungan Untuk
Layanan Daerah
3. PP Nomor 49 Tahun 2021 tentang Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi
Yang Melibatkan Lembaga Pengelola Investasi Dan/Atau Entitas Yang
Dimilikinya
Ketenagakerjaan (4)
1. PP Nomor 34 Tahun 2021 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing
2. PP Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Kerja, Alih
Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, Dan Pemutusan Hubungan Kerja
3. PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan
4. PP Nomor 37 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kehilangan Pekerjaan
Kawasan Ekonomi (2)1. PP Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
2. PP nomor 41 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas
Barang/Jasa Pemerintah (1)
1. Perpres Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Perpres Nomor
16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Koperasi & UMKM serta BUM Desa (4)
1. PP Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan Dan
Pemberdayaan Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
2. PP Nomor 8 Tahun 2021 tentang Modal Dasar Perseroan Serta Pendaftaran
Pendirian, Perubahan, Dan Pembubaran Perseroan Yang Memenuhi Kriteria
Untuk Usaha Mikro Dan Kecil
3. PP Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa
4. PP Nomor 17 Tahun 2021 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol
1. Peningkatan Ekosistem Investasi dan Kegiatan Berusaha
19
Mengubah pendekatan perizinan dari berbasis izin (license base) ke berbasis risiko (risk based), dimana untuk
Risiko tinggi → Izin; Risiko menengah→ Sertifikat Standar; Risiko rendah → pendaftaran/ NIB (Nomor Induk Berusaha).
Penerapan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (RBA)
Penyederhanaan Perizinan Berusaha per Sektor, Kemudahan dan Persyaratan Investasi
• 15 Sektor yang diatur: Kelautan dan Perikanan, Pertanian; Kehutanan; Energi dan Sumber Daya Mineral; Ketenaganukliran; Perindustrian;
Perdagangan, Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Transportasi; Kesehatan dan Obat dan Makanan; Pendidikan dan Kebudayaan;
Pariwisata; Keagamaan; Pos Telekomunikasi dan Penyiaran; Pertahanan dan Keamanan.
• Perizinan Berusaha sektor sesuai dengan NSPK (mengatur jenis perizinan, standar, syarat, prosedur, dan jangka waktu penyelesaian) yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan berlaku secara nasional (pusat dan daerah).
• Perizinan Berusaha yang tidak dilaksanakan sesuai dengan NSPK, untuk kepastian hukum dapat diberikan oleh Pemerintah Pusat atau dapat
dinyatakan telah diberikan (fiktif positif).
Perizinan Dasar (tata Ruang, Lingkungan, Bangunan)
• Kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang → Percepatan penetapan RTRW dan RDTR digital yang terintegrasi antara darat, pesisir dan laut
serta dapat diakses masyarakat secara elektronik untuk menentukan kesesuaian lokasi kegiatan usaha
• Persetujuan Lingkungan→ kepastian dan kemudahan proses dalam penysunan Amdal dan UKL-UPL (persyaratan, waktu, penilaian)
• Persetujuan Bangunan Gedung dan Sertifikat Laik Fungsi→ menggunakan standar teknis bangunan gedung
• Memperluas Lembaga Pemeriksa Halal (dapat dilakukan oleh ormas islam dan perguruan tinggi negeri)
• Fatwa halal tetap dikeluarkan MUI
Jaminan Produk Halal
20
Penyederhanaan Persyaratan Investasi Pada Sektor Tertentu (Pasal 76 – Pasal 79)
1. Penanaman Modal
• UU Penanaman Modal sebagai acuan utama bagi penanaman modal (tidak termasuk penanaman modal tidak langsung/portfolio)
• Daftar Bidang Usaha (Prioritas, Pencadangan Bagi Koperasi dan UMKM, Persyaratan Tertentu)
• 6 bidang usaha tertutup bagi penanaman modal (budidaya dan industry narkotika gol 1, perjudian/kasino, spesies ikan dalam CITES,
koral dan karang alam, senjata kimia, bahan kimia dan bahan perusak lapisan ozon)
• Kemudahan, pemberdayaan, dan perlindungan bagi koperasi dan UMKM
• Fasilitas bagi penanam modal
• Pemenuhan Perizinan Berusaha
2. Perbankan
• Persyaratan pendirian Bank Umum ditetapkan oleh OJK
3. Perbankan Syariah
• Pendirian Bank Umum Syariah: WNI, BHI, Pemda, WNA/BHA bermitra dengan WNI/BHI
• Pendirian BPR Syariah: WNI, BHI, Pemda.
2. Ketenagakerjaan
21
Tenaga Kerja Asing (TKA)
• TKA hanya untuk jabatan tertentu, waktu tertentu dan harus punya
kompetensi tertentu, diwajibkan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja
Asing (RPTKA).
Pesangon
• Pekerja/buruh yang mengalami PHK tetap mendapatkan uang
pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian
hak sesuai peraturan perundang-undangan.
• Pekerja/buruh yang mengalami PHK akan mendapatkan
kompensasi PHK 25 kali upah, yang terdiri atas 19 kali ditanggung
pemberi kerja dan 6 kali ditanggung Pemerintah melalui Program
Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)
Diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan dan Pemerintah, dan
tidak mengurangi manfaat JKK, JKm, JHT, dan JP.
Waktu Kerja
Ketentuan waktu kerja tetap sesuai dengan UU 13/2003, dan
terdapat penambahan pengaturan waktu kerja yang lebih fleksibel
untuk pekerjaan tertentu.
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
• Kompensasi PKWT sesuai dengan masa kerja
pekerja/buruh.
• PKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu
dan tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang
bersifat tetap.
Alih Daya/Outsourcing
• Pekerja/buruh pada perusahaan alih daya tetap
mendapat perlindungan atas hak-haknya.
• Dalam hal terjadi pergantian perusahaan alih daya,
pekerja/buruh dijamin kelangsungan kerjanya dan
hak-haknya.
Upah Minimum (UM)
• UM wajib ditetapkan di tingkat Provinsi (UMP),
sedangkan UM Kab/Kota tetap ada.
• Formulasi perhitungan UM memuat variabel
pertumbuhan ekonomi atau inflasi.
• Upah di atas UM ditetapakan berdasarkan
kesepakatan.
• UM yang telah ditetapkan sebelum UU CK tidak
boleh diturunkan.
3. Kemudahan, Perlindungan, serta Pemberdayaan Koperasi dan UMK-M
22
• Perizinan Tunggal bagi UMK, cukup melalui pendaftaran.
• Kemudahan bagi UMK untuk mendapatkan Sertifikat Halal dan biaya ditanggung Pemerintah
• Memberikan insentif dan kemudahan bagi Usaha Menengah dan Besar yang bermitra dengan UMK.
• Pengelolaan terpadu UMK melalui sinergi dengan pemangku kepentingan.
• Insentif Fiskal dan Pembiayaan untuk pengembangan dan pemberdayaan UMKM.
• Pemerintah memprioritaskan penggunaan DAK untuk mendanai kegiatan pengembangan dan pemberdayaan UMKM.
• Pemberian fasilitasi layanan bantuan dan perlindungan hukum bagi UMK.
• Prioritas produk/jasa UMK dalam pengadaan barang dan jasa Pemerintah.
• Kemitraan UMK melalui penyediaan tempat promosi, tempat usaha atau pengembangan UMK pada infrastruktur public
(alokasi 30%).
UMK-M
• Koperasi Primer dibentuk paling sedikit 9 orang anggota;• Rapat Anggota Tahunan (RAT) dapat dilakukan secara virtual;• Buku daftar anggota berbentuk tertulis atau elektronik;• Dapat melaksanakan usaha berdasarkan prinsip Syariah.
Koperasi
4. Kemudahan Berusaha
23
• Kunjungan pra-investasi dapat menggunakan Visa
Kunjungan, dan jaminan visa dapat berupa deposit.
• Perluasan cakupan Izin Tinggal Tetap yang dapat
diberikan juga untuk Rumah Kedua.
Imigrasi
Merek
Penyederhanaan dan percepatan proses merek.
Perseroan Terbatas (PT)
• Pendirian PT Perseorangan untuk UMK dapat dilakukan
oleh satu orang.
• Penyederhanaan proses dan pengurangan biaya
pendirian PT.
BUMDesa berbentuk Badan Hukum.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)
• PPh: Perakuan perpajakan bagi WNA (keahlian tertentu) yang menjadi
subjek pajak dalam negeri dikecualikan dari PPh selama 4 tahun
• PPN
• KUP
• PDRD (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)
Perpajakan & PDRD
Izin gangguan (HO) dihapuskan karena sudah ditampung dalam
RDTR.
Penghapusan Izin Gangguan
Paten
• Percepatan proses paten.
• Pelaksanaan paten wajib, dapat dilakukan melalui
impor.
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
• Keberatan atas Putusan KPPU diajukan ke Pengadilan Niaga.
• Tata cara pemeriksaan di Pengadilan Niaga dan MA.
• Pengaturan kriteria, jenis, besaran denda, penganaan sanksi diatur di PP
5. Dukungan Riset & Inovasi Serta Pengadaan Tanah
24
Pengadaan Tanah
Percepatan proses pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.
Percepatan Proyek Strategis Nasional
Penguatan pelaksanaan Hak Pengelolaan Lahan (HPL) dan pemberian HGB diatas HPL dapat diperpanjang dan diperbaharui
setelah beroperasi/laik operasi.
Hak Pengelolaan Lahan (HPL) dan Hak Guna Bangunan (HGB)
Pembentukan Bank Tanah dalam rangka efisiensi pengeloaan tanah. Salah satu tugasnya melakukan reforma agraria
(resdistribusi tanah) paling kurang 30% dari tanah yang dikelola.
Pembentukan Bank Tanah
Dukungan Riset & Inovasi
Pemerintah Pusat dapat memberikan penugasan khusus kepada BUMN untuk menyelenggarakan fungsi
kemanfaatan umum serta riset dan inovasi nasional.
Penugasan BUMN
Untuk menjalankan Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan, serta Invensi dan Inovasi yang terintegrasi
di daerah, Pemerintah Daerah membentuk badan.
Pembentukan Badan Riset dan Inovasi di Daerah
6. Kawasan Ekonomi
25
1. Perluasan kegiatan di KEK mencakup jasa Pendidikan dan Kesehatan.
2. Pengusulan KEK oleh badan usaha swasta harus sudah menguasai lahan min. 50%
3. Administrator KEK berwenang sebagai otoritas perizinan di KEK berdasarkan NSPK.
4. Kewajiban Pemda mendukung KEK.
5. Terdapat penambahan fasilitas untuk impor barang konsumsi di KEK non-industri.
6. Berlaku insentif ketenagakerjaan yang diatur dalam PP.
1. Kelembagaan KPBPB.
2. Badan Pengusahaan berwenang sebagai otoritas perizinan di KPBPB berdasarkan NSPK.
Kawasan Ekonomi Khusus
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)
7. Investasi Pemerintah Pusat & Percepatan Proyek Strategis Nasional
26
• Membentuk Lembaga Pengelola Investasi (Indonesia Investment Authority) yang merupakan Sovereign Wealth Funduntuk mengelola dan menempatkan sejumlah dana dan/atau aset negara.
• Lembaga Pengelola Investasi berbentuk badan hukum Indonesia yang sepenuhnya dimiliki Pemerintah yang dapat
melaksanakan investasi secara langsung maupun tidak langsung, melakukan kerjasama dengan pihak ketiga, atau
melalui pembentukan entitas khusus.
• Modal Awal Lembaga Pengelola Investasi sebesar USD 5 Milyar dengan dana tunai sebesarRp 15 Triliun.
• Pemerintah menyediakan lahan (tanah atau kawasan hutan) dan seluruh perizinan yang diperlukan dalam
pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD.
• Pengadaan lahan dapat dilakukan oleh swasta (Pelaksana kegiatan apabila tidak tersedia anggaran pemerintah).
Investasi Pemerintah Pusat
Percepatan Proyek Strategis Nasional
8. Administrasi Pemerintah
27
Kewenangan K/L dan Pemerintah Daerah
Diskresi Presiden
Diskresi dapat dilakukan Presiden demi kepentingan nasional, dengan syarat: sesuai tujuan, sesuai Asas-Asas Pemerintahan
Umum Yang Baik (AUPB), berdasarkan alasan yang objektif, tidak menimbulkan konflik kepentingan, dan dilakukan dengan
itikad baik.
Kewenangan Menteri, Kepala Lembaga, atau Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan dalam UU untuk menjalankan atau
membentuk peraturan perundang-undangan harus dimaknai sebagai pelaksanaan kewenangan Presiden.
1. Permohonan perizinan dianggap disetujui bila batas waktu dalam Service Level Agreement (SLA) telah terlewati.
2. Pelaksanaan kewenangan perizinan tetap dilakukan Pemda dengan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
3. Penetapan NSPK dalam rangka penyelenggaraan Perizinan Berusaha (Pemerintah Pusat dan Pemda) dalam bentuk PP.
4. Penyederhanaan pelayanan perizinan dan dilakukan secara elektronik sesuai NSPK.
Service Level Agreement (SLA) & Penetapan NSPK
28
Aspirasi Masyarakat Telah Dijaring Pada Penyusunan Peraturan
Pelaksana UU Cipta Kerja
Sumber/ Kanal Serap Aspirasi yang telah digunakan
ACARA SERAP ASPIRASI
PORTAL RESMI: http://uu-ciptakerja.go.id
Luring & Daring
24 Nov- 11 Des
15 Kota (Jakarta, Semarang,
Palembang, Banjarmasin, Surabaya,
Ternate, Manado, dll)
•TSA bertugas secara
independen•Beranggotakan tokoh,
akademisi, ahli, organisasi
masyarakat, & pemuda•Aktif menyerap aspirasi
masyarakat
TIM SERAP ASPIRASI (TSA)
POSKO CIPTA KERJA
Lt.VI Kantor Pos Besar
Jl. Lapangan Banteng Utara No.1
Jakarta Pusat
Substansi Aspirasi di Bahas dalam RapatPembahasan atau Pengharmonisasian
Disampaikan ke K/L untuk dikaji dan menjadimasukan RPP & RPerpres
Drat final RPP dan RPerpres
Aspirasi masyarakat, asosiasi, akademisi, pelaku usaha, pemerhati, LSM
Akademisi yang dikoordinasianProf Romli Atma Sasmita
•RPP & RPerpres di
upload di portal•Masyarakat dapat
memberikan
masukan melaluikanal khusus
Jumlah masukan yang dihimpun:
1. TSA sebanyak: 227 Berkas masukan(30 website, 40 email, 70 google form, 85 surat/offline)
2. Portal UU Cipta Kerja sebanyak: 270 Berkas masukan
(112 webform, 48 email, 72 surat, 38 kegiatan serapspirasi)
28