privatserang.files.wordpress.com · web view2016. 11. 21. · sejarah museum 1. profil museum 1....
TRANSCRIPT
LAPORAN OBSERVASI MUSEUM NEGERI PROVINSI BANTEN
(tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Studi Ke-Bantenan)
Dosen Studi Ke-Bantenan: M. Ilham Gilang M.Pd
Disusun oleh :
Ahmad Syarif Rianto 2225150033
Evia Yunita 2225150039
Ria Dwijayanti 2225150040
Lia Awaliah 2225150044
Dina Aulia Meiliana N 2225150055
Devi Sutini Martha 2225150056
3 B
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan observasi ke Museum Negeri Banten tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran pada semester 3.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca, khususnya bagi tenaga pengajar dan kependidikan.
Serang, 16 November 2016
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab I Pendahuluan
A. Sejarah Museum 1
B. Profil museum 1
Bab II Temuan Hasil Kunjungan
A. Interview 3
B. Data-data 7
Bab III Penutup
A. Kesimpulan 17
Lampiran 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. SEJARAH MUSEUM
Pada awalnya Museum Negeri Banten didirikan pada tahun 2013 di
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B). Namun, akses menuju
KP3B agak sulit untuk dilalui kendaraan umum menyebabkan jumlah pengunjung
yang kurang meningkat. Hingga pada akhirnya Museum Negeri Banten
dipindahkan ke Pendopo Gubernur Provinsi Banten pada 29 Oktober 2015 dan
disahkan oleh Bapak H. Rano Karno selaku plt Gubernur Provinsi Banten pada
masa itu.
Didirikannya Museum Negeri Banten dilandaskan oleh keinginan
pengurus untuk meningkatkan kecintaan masyarakat Banten terhadap budaya
lokal dengan mengetahui sejarah Banten masa dulu yang penuh dengan semangat
persatuan masyarakat Banten. Dengan adanya museum ini, diharapkan dapat
memperkaya pengetahuan masyarakat khusunya pelajar/mahasiswa Banten
mengenai daerah tempat tinggalnya dalam rangka pelestarian budaya Banten.
B. PROFIL MUSEUM
Nama Museum : Museum Negeri Banten
Tanggal peresmikan : 29 Oktober 2015
Diresmikan oleh : H. Rano Karno (plt Gubernur Banten)
Alamat : Pendopo Lama Gubernur Banten, Jl. Brigadir
1
Jenderal KH Syam’un
Waktu Kunjung : Setiap hari pukul 08.00 s/d 16.00
Jumlah Koleksi : 200 Koleksi
Tiket Masuk : Gratis
Museum Negeri Banten berada dalam naungan lembaga Balai Budaya
Banten yang merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Gubernur Banten Nomor 12 Tahun 2012. Kedudukan UPT Balai Banten adalah
sebagai unsur pelaksana teknis pengelolaan Taman Budaya dan Museum Negeri
Banten.
2
BAB II
TEMUAN HASIL KUNJUNGAN
A. INTERVIEW
Narasumber : Aa Suhadi ( Staf Administrasi Museum)
Kontak : 081808373292
Pewawancara : Kapan Diresmikannya Museum ini?
Narasumber : Peresmian Museum ini terdapat dalam 2 versi yaitu
ketika didirikan di KP3B, Museum diresmikan pada
tahun 2013. Setelah dipindahkan ke Pendopo
Gubernur, peresmian dilaksanakan pada 29 Oktober
2015.
Pewawancara : Siapa yang meresmikan museum ini?
Narasumber : Museum ini diresmikan oleh plt Gubernur Provinsi
Banten yaitu Bapak H. Rano Karno S.IP
Pewawancara : Apa alasannya Museum ini dilokasikan di Pendopo
Lama Gubernur Banten?
Narasumber : Ketika Museum berada di KP3B, akses menuju
museum dinilai agak sulit sehingga berpengaruh
terhadap jumlah pengunjung. Pendopo Gubernur dirasa
tepat untuk dibangun sebuah museum karena selain
aksesnya mudah dilalui oleh kendaraan umum
sehingga dirasa dapat meningkatkan jumlah
pengunjung. Pendopo lama Gubernur merupakan ikon
dari pemerintahan provinsi Banten sehingga ini
3
dianggap baik jika dibangun sebuah museum.
Pewawancara : Berapa banyak koleksi yang ada di Museum ini?
Narasumber : Dalam Museum ini terdapat koleksi sejumlah kurang
lebih 200 koleksi dengan jumlah yang dipajang
sejumlah puluhan.
Pewawancara : Berasal dari mana saja koleksi yang ada di Museum
ini?
Narasumber : Benda koleksi yang ada di Museum ini banyak berasal
dari kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Banten,
Selain itu banyak yang berasal dari Museum Krakatau
dan dari Ilham Aji Bhaskara (Siswa SMA 1 Kota
Serang), dia yang menitipkan benda sejarah Provinsi
Banten.
Pewawancara : Berasal dari zaman apa sajakah koleksi yang ada di
Museum ini?
Narasumber : Ada yang berasal dari Zaman Prasejarah, Zaman
Kebangkitan Nasional dan Zaman saat ini.
Pewawancara : Dilihat dari bendanya, apakah ada benda yang berasal
dari masa kebangkitan Nasional?
Narasumber : Ada, seperti Senjata (berupa golok) dan helm.
Pewawancara : Bagaimana keadaan Banten pada masa kebangkitan
Nasional?
Narasumber : Pada masa Kebangkitan Nasional di Banten pernah
terjadi krisis moneter besar-besaran dimana terjadi
blockade oleh Belanda karena Banten tidak mau
4
diperbudak oleh Belanda. Dalam menghadapi krisis
tersebut maka Banten membuat mata uang sendiri yang
disebut Uang Darurat Banten oleh KH Ahmad Khotib
pada 1947.
Pewawancara : Dilihat dari segi agama, apakah ada perubahan atau
revolusi agama mulai dari masa kebangkitan Nasional
hingga sekarang?
Narasumber : Tidak ada, dari dulu bahkan ketika Banten masa
Kesultanan kehidupan agama di Banten sangatlah
harmonis. Tingkat toleransi agama di Banten sangat
tinggi. Buktinya ketika Banten masa kesultanan, posisi
istana sultan (dominan islam) dekat dengan sebuah
klenteng untuk peribadatan penganut agama Budha.
Pewawancara : Kapan ruangan religi akan diresmikan apa yang dimuat
dalam ruangan tersebut?
Narasumber : Ruangan religi Museum Negeri Banten rencananya
akan diresmikan pada tahun 2017. Dalam ruangan
religi tersebut akan dibuat sebuah virtual reality
mengenai kehidupan agama di Provinsi Banten
Pewawancara : Apakah ada revolusi sosial di Banten? Karena
berdasarkan situs web dan sumber yang ditemuakan
mengungkapkan adanya revolusi tersebut
Narasumber : Revolusi sosial pernah ada di Banten (tidak dapat
dijelaskan lebih lanjut karena bahasannya agak
sensitive). Namun di Banten pernah terjadi tuntutan
5
besar-besaran yang meminta agar Banten dijadikan
Provinsi.
Pewawancara : Jika ada, apakah ada bukti konkret yang
menggambarkan revolusi sosial di Banten?
Narasumber : Untuk koleksinya, disini belum ada benda atau
peninggalan yang menggambarkan mengenai kondisi
revolusi sosial di Banten
Pewawancara : Apakah ada penambahan koleksi semenjak
diresmikan?
Narasumber : Ada 2 koleksi yaitu Batu Pipisan yang ditemukan di
sekitaran gunung Halimun
Pewawancara : Bagaimana cara merawat benda yang ada di Museum?
Narasumber : Benda-benda yang ada di Museum ini dilakukan
perawatan 1 tahun sekali dengan cara yang bermacam-
macam tergantung jenis barang dan umur bendanya.
Misalnya dalam merawat golong ciomas dilakukan
pemandian oleh ahlinya setahun sekali pada bulan
mauled yang biasa dilakukan oleh Pak Oman. Lain lagi
dengan gerabah, perawatan dilakukan oleh arkeolog
yang ahli dalam merawat benda sejarah dengan salah
satu caranya adalah menggunakan bahan kimia.
Pewawancara : Apakah ada promosi atau pengenalan museum ini
dikalangan masyarakat?
Narasumber : Pastinya ada. Dengan cara roadshow museum ke
sekolah-sekolah tingkat SMP. Selain itu, promosi juga
6
gencar dilakukan di media sosial dengan fanpage FB :
Museum Negeri Banten, Instagram:
@Sahabatmuseum. Selain itu eksistensi museum ini
dapat terjadi melalui mulut ke mulut.
Pewawancara : Apakah ada peningkatan/penurunan jumlah
pengunjung?
Narasumber : Jumlah pengunjung di Museum ini selalu mengalami
peningkatan semenjak awal diresmikannya Museum.
Terhitung hingga saat ini sudah terdapat sekitar 18.000
pengunjung yang merupakan pelajar/ mahasiswa dan
masyarakat umum. Bahkan pengunjung Museum ini
juga ada yang berasal dari wisatawan luar seperti dari
Australia, Belanda, Perancis. Setiap harinya
pengunjung Museum ini dapat berjumlah puluhan
hingga ratusan.
7
B. Data
No Koleksi Penjelasan
1. Prasasti Munjul (Miniatur)
Merupakan bukti tertua bahwa
wilayah Banten telah memasuki era
sejarah. Prasasti berisi dua baris
huruf Pallawa seperti huruf pada
prasasti Tugu yang terdapat di
Jakarta dan menggunakan bahasa
sansekerta, pertama kali ditemukan
pada tahun 1947, dan pada tahun
1950 De Casparis bersama
mahasiswanya yang bernama
Boechari berhasil membaca batu
bertulis ini yang berbunyi:
“wikranto ‘yam wanipateh prabhuh
setyapara (k) ra (mah)
narendraddhwajabhutena srimatah
purnawarmannah”.
Terjemahannya yakni:
“inilah tanda keperwiraan,
keagungan dan keberanian yang
sesungguh-sungguhnya dari raja
dunia yang mulia Purnawarman yang
8
menjadi pannji sekalian raja”.
2. Anatomi dan Rekonstruksi
Keramik
Pada kenyataannya keramik yang
diperoleh dari survey atau ekskavasi
kerapkali tidak dalam keadaan utuh
lagi.
Sebagian besar berupa pecahan-
pecahan. Arkeolog dituntut untuk
mengolah data yang fragmetaris
tersebut agar dapat memberikan
informasi tentang bentuk, asal, tarikh
dan fungsi keramik itu pada
masanya.
Salah satu tindakan upaya
melakukan rekontruksi/membangun
kembal utuh sebuah keramik adalah
melalui perekatan.
3. Karang/Organisme Aquatik
Manusia sejak periode prasejarah
hingga masa sekarang cenderung
memanfaatkan sumber daya alam
terdekat yang disediakan oleh
lingkungannya. Termasuk
9
pemanfaatan biota lant sebagai
penunjang kebutuhan hidup
diketahui telah berlangsung sejak
dahulu kala. Karang yang merupakan
bagian dari organism aquatic yang
hidup di laut banyak digunakan
sebagai material pembuatan
peralatan maupun dipakai sebagai
bahan dasar bangunan. Karang
tersebut umumnya dibentuk menjadi
balok-balok dengan ukuran tertentu
atau bongkahan tanpa ukuran pasti
yang disusun hingga menjadi
dinding.
4. Tempayan Kubur (Sebuah
Ilustrasi)
Mayat diletakkan didalam tempayan
dengan posisi jongkok disertai bekal
kapur berupa periuk, kecil, dulang,
kendi dan sebagainya. Sistem
penguburan semacam ini di Banten
hanya ditemukan di Anyer. Prof. dr.
teuku Jacob seorang ahli
paleoantropologi pada tahun 1964.
10
Amat menarik untuk
diperbandingkan dengan temuan
Prof. R. P. Soejono yang melakukan
penelitian di Gilimanuk, Bali, karena
ada kesamaan karakter ruang dan
manusia, yaitu keduanya terletak di
dekat pantai dan kerangkanya adalah
manusia. Hal yang sama juga pernah
ditemukan di Pagung Tampak
Lampung Utara.
5. Aroma lada dan manisnya gula
tebu sejak berabad lamanya telah
menarik para petualang dan
pedagang dari negeri-negeri yang
jauh untuk datang ke Banten.
6. Lukisan Duta Besar Banten Untuk
Kerajaan Inggris
Puncak kebesaran Kerajaan Banten
dicapai ketika pemerintah dipegang
oleh Sultan Ageng Tirtayasa (1651-
1672). Di masa ini Banten
mengalami pembangunan besar-
11
besaran.
Pada masa sultan haji banten
mengirim duta besar pertama ke
Inggris (1662), yaitu Kyai Ngabehi
Naya Wipraja. Karena dipandang
berjasa, beliau dianugerahi gelar Sir
Abdul oleh Raja Inggris Charles II.
7. Lukisan Iring-Iringan
Banyak yang informasi yang bisa
digali dari sebuah foto atau lukisan
guna mengungkap kehidupan sosial
pada masa lalu. Dari lukisan ini
misalnya dapat terinformasikan
misalnya mengenai busana.
Nampak ada perbedaan model
pakaian yang dikenakan oleh rakyat
jelata di Banten pada masa lalu dan
yang dikenakan oleh kalangan
kesultanan. Selain itu atribut dan
assesoris lain pun dapat
tergambarkan dalam sebuah
kunjungan seorang bangsawan.
12
8. Batik banten
Memiliki identitas tell story
(motifnya bercerita) memiliki khas
tersendiri ketimbang batik lain.
Beberapa motifnya diadopsi dari
benda-benda sejarah (artefak). Di
setiap motif terdapat warna abu-abu
yang konon menjadi cermin Banten.
Semua batiknya mengandung
muatan filosofi.
Bagaimana membuat batik?
Pertama: tutup bagian yang akan
berwarna tetap dengan menggunakan
lilin dengan canting sesuai dengan
pola yang sudah tergambar.
Kedua: lanjut ke proses pewarnaan
pada bagian yang tidak tertutup lilin
dengan memberikan warna ke kain
dengan pewarna yang sudah
dilarutkan dengan menggunakan
kuas.
13
9. Kerang/ Moluska
Moluska sudah dikenal sejak zaman
prasejarah, yakni masa sebelum
manusia mengenal sumber tertulis,
ribuan tahun yang lalu.
Beberapa jenis karang dan keong
dagingnya mengandung gizi tinggi.
Masyarakat di tepi pantai meupun di
gua, sangat bergantung pada
makanan ini.
10. Numismatika
Mata uang, khususnya mata uang
logam (koin) merupakan salah satu
benda yang berperanan penting
untuk mengungkapkan perjalanan
sejarah bangsa.
Mata uang merupakan artifak
bertanggal mutlak. Ini karena mata
uang mengandung data tekstual
(tulisan) dan pictorial (gambar).
Pada mata uang, misalnya, sering
tertera angka tahun sehingga bisa
ditafsirkan masa pemerintahan
seorang raja/penguasa waktu
14
itu.karena terdapat data tekstual dan
pictorial, maka mata uang dipandang
sebagai data primer.
11. Logam yang Membatu =
Komponen Biotik yang Memfosil
Koleksi logam ini merupakan besi
yang dahulunya merupakan rantai
dari sebuah bagian kapal yang
ditemukan di pulau panaitan ujung
kulon.
Mesin kapal ini memiliki diameter
dalam 170 cm dan diameter luar 250
cm, panjang 195 cm dan memiliki 43
lubang. Lokasi tempatnya adalah di
Legon Karang Jajar.
12. Perisai Tradisional
Benda yang digunakan sebagai
tameng ini terbuat dari bahan kayu
uringan, tetapi lihat ukuran diameter
40 cm sebelah luar diberi ornament
berupa bintan. Bersudut 6 dan
ornament lingkaran. Disebelah dalam
dijumpai tempat pegangan berupa
tali yang disampul sedemikian rupa.
15
13. Kotak Penyimpanan
Peti penyimpanan yang terbuat dari
kayu berukuran panjang 60 cm, lebar
25 cm, dan tinggi 25 cm. peti
penyimpanan ini dihiasi dengan
ornament ornament etnik yang
terbuat dari potongan kulit kerang
yang biasanya disebut dengan istilah
“cukli”.
14. Golok Ciomas
Pande: sidik santasi
Tahun pembelian: 12 robiul awal
1432 H / 5 Februari 2007 M
Ulas/ tempaan godam denok : ke 1
tahun 2007
Jenis wilah: kembang kacang
Jenis gagang: wayang raja
Panjang: 41 cm
Lebar ujung: 43 cm
16
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa di daerah Banten
pernah terjadi peristiwa kebangkitan nasional. Hal ini dibuktikan dengan adanya
peninggalan-peniggalan yang terdapat di Museum Negeri Banten, seperti senjata
(berupa golok) dan helm.
Pada masa Kebangkitan Nasional, di Banten pernah terjadi krisis moneter
besar-besaran dimana terjadi blockade oleh Belanda karena Banten tidak mau
diperbudak oleh Belanda. Dalam menghadapi krisis tersebut maka Banten
membuat mata uang sendiri yang disebut Uang Darurat Banten oleh KH Ahmad
Khotib pada 1947. Dalam segi agama, di Banten sendiri tidak ada perubahan atau
revolusi agama mulai dari masa kebangkitan Nasional hingga sekarang. Dari dulu
bahkan ketika Banten masa Kesultanan kehidupan agama di Banten sangatlah
harmonis. Dalam segi sosial, di Banten pernah terjadi revolusi sosial tetapi tidak
dapat dijelaskan lebih lanjut karena bahasannya agak sensitif. Namun di Banten
pernah terjadi tuntutan besar-besaran yang meminta agar Banten dijadikan
Provinsi.
17
LAMPIRAN
Foto di depan Museum Negeri Banten
18
Peresmian Museum Negeri Provinsi Banten
Foto saat melakukan wawancara petugas di Museum Banten
Komentar-komentar masyarakat yang hidup di Banten
19
Koleksi titipan Ilham Aji Bhaskara
Mata uang yang ditemukan di Banten
20
Kesenian yang ada di Banten
Proses pembangunan ruang religi
21
22
Keratin kaibon, Keraton Surosowan, Menara Banten, Pelabuhan yang
terdapat di daerah Banten Lama
23