wewarah prioritas
TRANSCRIPT
PUJI SYUKUR ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Wewarah Prioritas (‘wewarah’: me-
nyebarluaskan [Banten] - Red.) sebagai wahana komunikasi mitra USAID Prioritas di Banten.
Seiring diluncurkannya program Prioritas Banten tanggal 4 Desember 2012, Kabar Prioritas
hadir untuk mengabarkan praktik-praktik terbaik (best practices) yang sudah, sedang dan
akan di-lakukan ke depan sejalan dengan implementasi program.
Praktik terbaik akan lahir dari keikhlasan, dedikasi dan kreativitas para guru terkait proses
pembelajaran. Kejelasan visi, ketegasan, keteladanan dan gaya kepemimpinan kepala sekolah
bisa juga melahirkan praktik terbaik yang selayaknya di-share. Dari sisi siswa, karya-karya
kreatif orisinal juga bisa lahir dan sayang jika kemudian hanya ditumpuk di atas meja. Selan-
jutnya mitra bestari di semua lini dan level diharapkan juga dapat urun karya melengkapi
khazanah newsletter ini.
Media ini diharapkan akan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh mitra program
Prioritas untuk memublikasikan praktik terbaik dan unggul yang dicapai. Selanjutnya kami
haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengirimkan tulisannya. Akhir kata
mari kita kembangkan bersama Kabar Prioritas ini agar dapat memberi manfaat sebesar-
besarnya.
Rifki Rosyad - Serang, Desember 2012
“Pendidikan inklusi, gender, pemanfaatan TIK dalam pembelaja-ran, dan budaya hidup sehat, juga menjadi program yang akan kami prioritaskan,” - Stuart Weston, COP PRIORITAS
Edisi I - Desember 2012
Media Informasi dan Penyebarluasan Praktek Pendidikan yang Baik
WEWARAH PRIORITAS
USAID PRIORITAS adalah program kerja
sama antara pemerintah AS yang diwakili oleh
USAID (United States Agency for International
Development), sebuah lembaga donor milik
pemerin-tah, dengan pemerintah RI yang diwakili
oleh Kemnterian Pendidikan dan kebudayaan,
Kementerian Agama, dan Kementerian Sosial,
dengan tujuan untuk meningkatkan akses pen-
didikan dasar berkualitas di Indonesia.
USAID PRIORITAS berjangka waktu lima tahun
dan bekerja di tingkat nasional dan pemerintah
daerah setingkat provinsi dan kabupaten.
Ada tiga tujuan program kerja sama ini yaitu:
meningkatkan kualitas dan relevansi pembelaja-
ran di sekolah, meningkatkan tata kelola pendidik
-an di sekolah dan kabupaten/kota, serta mening-
katkan dukungan koordinasi di dalam dan antar
sekolah, LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan), dan pemerintah di semua jenjang.
Program USAID PRIORITAS yang secara total
bernilai US$83.7 juta atau setara dengan
Rp.753,3 miliar, bekerja di 60 daerah mitra di 7
provinsi yang berbeda: Aceh, Sumatera Utara,
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, jawa Timur,
dan Sulawesi Selatan. Dalam dua tahun ke depan,
di tahun 2014, daerah mitra akan bertambah
dengan bergabungnya provinsi Papua, dan dua
provinsi lain yang akan ditentukan kemudian.
Program USAID PRIORITAS ditargetkan untuk
bekerja sama dengan 18 LPTK di seluruh daerah
mitra, menyentuh lebih dari 1400 sekolah seting-
kat SD dan SMP, termasuk madrasah Ibtidaiyah
dan Tsanawiyah, dan melibatkan 20 ribu guru
dan 300 ribu siswa setingkat SD dan SMP.
Program ini juga akan bekerjasama dengan
pemerintah daerah di total 100 kabupaten/kota,
dengan 50 di antaranya merupakan daerah mitra
program DBE (Decentralized Basic Education),
proyek rintisan pendidikan sebelum PRIORITAS.
Di Provinsi Banten, selama tahun 2013, USAID
PRIORITAS akan bekerja di 3 kabupaten dan 2
kota, yaitu Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang,
Kabupaten Pandeglang, Kota Cilegon, dan Kota
Tangerang.
Setelah tahun 2013, USAID PRIORITAS Banten
berencana untuk melibatkan Kabupaten Tange-
rang, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Serang.
Selain dengan pemerintah daerah, USAID PRI-
ORITAS juga bekerjasama dengan dua LPTK di
Banten, yaitu Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
dan IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Serang.
PRIORITAS Banten
2
USAID PRIORITAS:
Mengutamakan Pembaruan, Inovasi, dan Kesempatan
Bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
1 3 2
5 4
1.Kota Tangerang
2.Kota Cilegon
3.Kabupaten Serang
4.Kabupaten Lebak
5.Kabupaten Pandeglang
Daerah mitra USAID DBE yang dikembangkan USAID PRIORITAS Daerah mitra USAID PRIORITAS tahun pertama Daerah mitra USAID PRIORITAS tahun kedua dan ketiga
SETELAH berhasil dengan program DBE
(Decentralized Basic Education), USAID (United
States Agency for International Development) ber-
sama Pemerintah Indonesia mengembangkan pro-
gram pendidikan yang diberi nama USAID PRIORI-
TAS. Program yang dirancang selama 5 tahun terse-
but ditujukan untuk meningkatkan akses pendidikan
dasar yang berkualitas.
USAID PRIORITAS merupakan kepanjangan dari
prioritizing reform innovation, and opportunities
for reaching Indonesia’s teachers, administrators,
and students atau mengutamakan pembaharuan,
inovasi, dan kesempatan bagi guru, tenaga kepen-
didikan, dan siswa.
Program USAID PRIORITAS diluncurkan secara
nasional pada tanggal 3 Oktober lalu oleh Dubes AS
untuk RI, Scot Alan Marciel bersama Menteri Pen-
didikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh di kantor
Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Ke-
budayaan, Jakarta.
Acara peluncuran itu juga dihadiri oleh Wakil Gu-
bernur Aceh, Muzakir Manaf, selaku perwakilan dari
salah satu daerah mitra PRIORITAS. USAID PRI-
ORITAS sendiri akan bekerja di 7 provinsi, yaitu
Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten, Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Kehadiran USAID PRIORITAS disambut positif oleh
para insan pendidikan di Indonesia. Rektor Univer-
sitas Negeri Surabaya, Prof. Dr. Muchlas Samani
menyampaikan perlunya sinergisitas program
USAID PRIORITAS dengan program LPTK. Dirinya
juga berharap, melalui kemitraan dengan USAID
PRIORITAS, forum KKG dan MGMP dapat
diberdayakan secara maksimal sebagai media pe-
ningkatan profesionalisme guru.
PRIORITAS Jakarta
PELUNCURAN USAID PRIORITAS
DI JAKARTA
3
4
Salah satu program penting USAID PRI-
ORITAS pada tahun pertama adalah
mendiseminasi atau menyebarluaskan
berbagai praktik pendidikan yang baik.
Keberhasilan yang ditorehkan program
DBE (Decentralized Basic Education)
dampaknya akan diperluas melalui Pro-
gram USAID PRIORITAS. Berikut be-
berapa pengalaman sekolah/madrasah,
dan dinas pendidikan yang berhasil mem-
bangun perubahan.
SDN Sedati Gede 2, Sidoarjo, Jawa
Timur: Berhasil Implementasikan
MBS
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang
diimplementasikan di SDN Sedati Gede
2, memberi kesempatan pada pengelola
sekolah dan masyarakat untuk bekerjasa-
ma dalam meningkatkan mutu pendidikan
Sekolah menciptakan akuntabilitas dalam
pengelolaan sekolah yang terbuka, efektif,
dan efisien. Keterbukaan inilah yang
meningkatkan kepercayaan, motivasi,
serta dukungan orang tua dan masyara-
kat terhadap sekolah. Dampaknya, kuali-
tas pembelajaran menjadi meningkat.
Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAKEM) secara konsis-
ten diimpementasikan di semua kelas.
Dinas Pendidikan Purworejo, Jawa
Tengah: Replikasi Praktik yang Baik
Melihat dampak program DBE di
sekolah, Dinas Pendidikan Purworejo
berinisiatif memfasilitasi seluruh SMP
negeri dan swasta untuk mereplikasi pro-
gram pelatihan DBE. Menurut Drs. Bam-
bang Aryawan, MM., implementasi pro-
gram DBE di kelas membuat motivasi
mengajar guru dan daya serap siswa ter-
hadap materi pembelajaran semakin baik.
Kabupaten Purworejo juga memanfaat-
kan tools yang dikembangkan DBE untuk
menyusun Rencana Strategis Pendidikan
dan Menghitung Biaya Operasional Satu-
an Pendidikan. Pembangunan pendidikan
selalu berdasarkan data. Dampaknya,
peningkatan mutu pendidikan terjadi
secara merata.
PRIORITAS Jakarta
SOSIALISASI BEST PRACTICES
5
Peningkatan kemampuan mem-
baca siswa mulai kelas awal di
Sekolah Dasar maupun Madrasah
Ibtidaiyah menjadi salah satu fokus
program USAID PRIORITAS.
Kebiasaan senang membaca akan
dibangun sejak dini melalui pro-
gram EGRA (early grade reading
asessment) atau penilaian kemam-
puan membaca kelas awal.
”Budaya membaca ini penting un-
tuk meningkatkan kemampuan
bahasa lisan, kelancaran, dan pem-
ahaman anak terhadap bahasa
lisan atau tulisan,” kata Lorna
Power, Deputy Chief of Party
USAID PRIORITAS.
Menurut Lorna, program EGRA
sangat efektif untuk mendeteksi
kemampuan bahasa lisan, prinsip
alfabet, kelancaran, dan pemaham-
an siswa terhadap suatu bacaan.
Pelaksanaan EGRA membantu kita
untuk mencapai 4 tujuan, yaitu (1)
memberikan data dalam me-
nangani secara sistematis keber-
hasilan maupun kegagalan mem-
baca, (2) mengidentifikasi kebu-
tuhan, mengalokasi sumber daya
dan mengubah cara mengajar, (3)
melakukan intervensi yang strate-
gis untuk penguasaan keterampi-
lan membaca, dan (4) mengem-
bangkan sistem pengajaran yang
komprehensif.
Beberapa program yang bertujuan
membangun budaya membaca
anak adalah program jam mem-
baca di sekolah, membuat per-
pustakaan atau sudut baca di ke-
las, pameran perpustakaan
sekolah, jam khusus membaca di
rumah dengan keluarga, pengem-
bangan karya hasil bacaan siswa
melalui penerbitan majalah, dan
banyak lagi.
”Program-program tersebut akan
dikembangkan bersama guru,
kepala sekolah, orang tua, serta
melibatkan partisipasi siswa,” ujar
Lorna.
PRIORITAS Jakarta
KEMBANGKAN BUDAYA
MEMBACA
2
Untuk bisa mengaplikasikan seluruh programnya,
USAID PRIORITAS menggunakan pendekatan
pengembangan sekolah secara menyeluruh yang
dikenal dengan metode whole school approach.
Metode ini memfasilitasi keterlibatan aktif para mi-
tra, guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan siswa
untuk membangun sekolah yang berhasil dalam
membelajarkan siswa.
Metode ini menangani seluruh aspek peng-
embangan sekolah, misalnya mengembang-kan prak-
tik yang baik dalam pembelajaran, manajemen
sekolah, dan peran serta masyarakat (PSM).
PRIORITAS Jakarta
METODE WHOLESCHOOL
”Peningkatan manajemen sekolah dan PSM yang bersinergi dengan peningkatan kuali-
tas pembelajaran, menjadi sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa,” ujar
Handoko Widagdo, Whole School Development Specialist USAID PRIORITAS.
6
Tanggal 12 April 2007 saya resmi bergabung dengan
DBE-3 Jawa Barat dan Banten sebagai District Coor-
dinator untuk Kota Bogor, Tangerang, Cilegon dan
Kabupaten Lebak. Sekalipun koordinasi kegiatan
DBE-3 di 4 distrik adalah tanggung jawab besar,
namun pekerjaan saya sangat menyenangkan.
Perjalanan hidup saya selalu bersinggungan dengan
kegiatan pendidikan. Lulus SPG, saya melanjutkan
ke IAIN Bandung mengambil jurusan Tadris Ma-
tematika. Saya pernah mengajar SD, SMP, SMA,
bahkan perguruan tinggi.
Karena DC bertanggungjawab mengimplementasi-
kan program DBE di tingkat distrik dan berhadapan
langsung dengan para mitra pendidikan, saya harus
membuat program DBE diterima, dikembangkan
dan berdampak terhadap peningkatan kualitas pen-
didikan. Tidak semua mitra bisa menerima baik ke-
hadiran program DBE, dan sosialisasi program me-
lalui komunikasi yang baik menjadi kunci pertama
agar program DBE dapat diterima dan didukung
para stakeholder.
DC harus memahami secara utuh program, dan
menguasai perkembangan terkini isu-isu strategis
perkembangan pendidikan, baik dalam skala makro
dan mikro. DC tak boleh ketinggalan informasi ten-
tang kebijakan dan perkembangan baru pendidikan.
Di lapangan, mitra saya mulai dari pejabat pemda,
kepala sekolah, pengawas, guru, siswa, sampai ke
pemerhati dan penggiat pendidikan lokal. Saya ser-
ing ditanya tentang program DBE dan pertanyaan-
pertanyaan lain terkait isu strategis pendidikan yang
sedang berkembang. Tanpa komunikasi dan penge-
tahuan yang memadai, dukungan mereka tak akan
mudah diperoleh.
Pada bulan November 2012 program DBE be-
rakhir, dan saya menyaksikan banyak dampak positif
yang muncul. Pelatihan oleh Mapenda Kemenag
Provinsi Banten menggunakan modul DBE serta
fasilitator daerah (fasda), baik yang berasal dari
perguruan tinggi maupun pengawas. Saya melihat
teman-teman fasda kini menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari proses peningkatan mutu pendidi-
kan di Provinsi Banten. Karir mereka pun terus
meningkat, seperti Dr. Naf’an Tarihoran, M.Hum,
kini menjadi Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Banten,
atau Dr. Fitri Hilmiyati, M.Ed yang kini menjabat
Pembantu Dekan I di kampus yang sama. Yang lain
ada yang menempati posisi kepala bidang, kepala
sekolah, kepala seksi dinas pendidikan, atau
pengawas. Pengalaman mengikuti program DBE
sebagai fasilitator terbukti menambah wawasan dan
kompetensi dalam pengembangan diri sekaligus ke-
percayaan dari instansi dan masyarakat pendidikan.
Pengalaman sebagai DC di Banten mengajarkan
saya, bahwa apapun tugas yang dilakukan dan dina-
mika yang dialami semua harus dipandang positif.
Ketika program DBE yang telah kita jalani memiliki
nilai manfaat terhadap keberlanjutan kualitas pen-
didikan, tentu menjadi kebanggaan dan semoga ter-
us memenuhi harapan bangsa, karena penduduknya
telah diisi oleh insan-insan yang berkualitas dan
memiliki integritas moral yang tinggi.
Pada bulan Juli USAID meluncurkan program baru,
USAID PRIORITAS, program lima tahun kelanjutan
dari program DBE. Program ini dirancang untuk
meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di
Indonesia. Keberhasilan program ini kelak tentu tak
terlepas dari peran staf USAID PRIORITAS di pusat
dan daerah. Indikator keberhasilan program sangat
berhubungan dengan keyakinan terhadap keberhasi-
lan program yang diimplementasikan, komitmen
yang kuat dari semua staf, membangun komunikasi
yang baik dengan stakeholder, menyiapkan SDM
daerah yang baik, serta dukungan dari stakeholder.
Semoga Usaid Prioritas lebih baik lagi dari program
sebelumnya.
Syihabuddin,
mantan DC Banten DBE-3, kini TTO
Junior Secondary USAID PRIORITAS
Banten
PENGALAMAN MENJADI
DISTRICT COORDINATOR
7
WEWARAH PRIORITAS merupakan media komunikasi dan informasi USAID PRIORITAS
Provinsi Banten. Media ini memberi ruang bagi seluruh mitra USAID PRIORITAS Banten
untuk berpendapat dan memberi masukan bagi kemajuan program dan kemaslahatan
seluruh siswa, tenaga kependidikan, dan guru di Provinsi Banten. Segala isi dan tampilan
WEWARAH PRIORITAS ditujukan untuk menyebarluaskan praktek pendidikan yang baik
demi peningkatan kualitas pendidikan dasar di Provinsi Banten.
Penanggungjawab: Editor:
Tim Redaksi: Alamat:
Rifki Rosyad Nico Hermanu Tim USAID PRIORITAS Banten Kompl. Ciceri Indah Blok M No. 7 Sumur Pecung, Serang, Banten 42118