2569
TRANSCRIPT
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED
LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS VIII SEMESTER II SMP N 5 SEMARANG POKOK BAHASAN
BANGUN RUANG SISI DATAR TAHUN PELAJARAN 2006/2007
SKRIPSI
Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nama : Fitri Yuni Astiti
NIM : 4101403529
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Matematika
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
ii
PENGESAHAN
SKRIPSI
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester II SMP N 5 Semarang
Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Tahun Pelajaran 2006/2007
Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : .......................
Tanggal : ......................
Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris, Drs. Kasmadi Imam S, M.S Drs. Supriyono, M.Si NIP. 130781011 NIP. 130815345
Pembimbing Utama, Ketua Penguji, Drs. Wuryanto, M.Si Isnaini Rosyida, S.Si. M.Si NIP. 131281225 NIP. Pembimbing Pendamping, Anggota Penguji, Dra. Sunarmi, M.Si Drs. Wuryanto, M.Si NIP. 131763886 NIP. 131281225 Anggota Penguji, Dra. Sunarmi, M.Si NIP. 131763886
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Yakinlah kamu bahwa jarak antara kesulitan
dengan kemudahan itu sangat dekat, karena itu
syukurilah segala yang telah Allah berikan
sehingga kamu dapat menyelesaikan urusanmu
itu.(Penulis)
People who concentrate on his thought must be succes.
(Penulis)
Persembahan
Skripsi ini kuperuntukkan:
Bapak, Ibu dan Adikku tersayang yang selalu mendoakan
Ananda.
Pak Lek dan Bu lek serta semua saudara-saudaraku.
Teman-teman kost χ2 mbak Een, Aming, Deni, Ana, Hati,
Anik dan semuanya yang telah memberikan dukungan
kepada penulis.
Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Pendidikan
Matematika’03.
Rekan-rekan PPL SMP N 5 Semarang dan KKN desa
Galandang Pemalang.
Almamaterku.
iv
ABSTRAK
Fitri Yuni Astiti, 2007 “ Model Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning) Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester II SMP N 5 Semarang Pokok Bahasan Bangun ruang Sisis Datar Tahun Pelajaran 2006/2007”.
Kesulitan siswa dalam memahami konsep-konsep dalam mata pelajarn matematika merupakan salah satu factor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar. Salah satu pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran berbasis masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP pokok bahasan bangun ruang sisi datar”. Lebih spesifik tujuan dari penelitian adalah : (1) meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pokok bahasan bangun ruang sisi datar, (2) untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dan dan kegiatan mengajar guru dalam usaha untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Sintaks pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 tahap . Tahap 1: Mengoriantasi siswa pada masalah, Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar, Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individual dan kelompok, Tahap 4 : Mengembangkan dan meyajikan hasil karya, tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Setting penelitian adalah SMP N 5 Semarang dengan subyek penelitian adalah kelas VIII B yang berjumlah 42 siswa (18 siswa putra dan 24 siswa putri). Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dengan tahapan tiap siklus adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajarn berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I belum menunjukkan hasil yang optimal dalam meningkatkan hasil belajar, oleh karena itu dilakukan siklus II. Pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan antara lain : Pada siklus I yang tuntas belajar sebanyak 32 siswa dengan prosentase ketuntasan klasikal 76,19% denagn niali rata-rata kelasnya 76,36 dan pada siklus II banyaknya siswa yang tuntas adalah 35 siswa dengan prosentase ketuntasan klasikal 88,1% dengan nilai rata-rata kelasnya 81,7 %. Aktivitas siswa selama pembelajaran mengalami peningkatan setiap siklusnya, dari 61,1% pada siklus pertama menjadi 72,2% pada siklus kedua. Hopotesis tindakan dan indikator kinerja telah tercapai sehingga tidak prlu dilaksanakan siklus selanjutnya. Simpulan dari penelitian ini adalah : (1) Model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 5 Semarang sub pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok tahun pelajaran 2006/2007, (2) Dengan model pembelajaran berbasis masalah aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Saran dari penelitian ini adalah : (1) Meskipun penelitian tindakan kelas ini hanya sampai 2 siklus dan sudah mencapai hipotesis tindakan, namun guru hendaknya terus mengadakan penelitian selanjutnya agar kemampuan siswa lebih meningkat lagi, (2) Siswa dibiasakan untuk belajar kelompok dalam menyelesaikan masalah atau tugas tertentu bagi
v
keberhasilan belajarnya. Karena belajar kelompok merupakan cara yang efektif untuk melatih sifat kesosialan siswa, antara lain : menghargai pendapat teman, memberikan keempatan berbicara kepada teman, tidak menang sendiri dan saling membantu, (3) Siswa perlu dilatih untuk berani mengemukakan pendapat di depan teman-temannya dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat/idenya. Setiap pelaksanaan tugas kelompok beberapa siswa sebagai perwakilan menyajikan hasil karya kelompoknya dan menjelaskannya di depan kelas ( presentasi).
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kekuatan, kesabaran, kemudahan beserta rahmat dan
hidayahNya, sehingga dapat terselesaikannya skripsi yang berjudul “Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester II SMP N 5 Semarang Pokok Bahasan
Bangun Ruang Sisi Datar Tahun Pelajaran 2006/2007 ” dengan baik.
Terselesaikannya skripsi ini bukan karena upaya penulis seorang, namun
dengan berbagai bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis akan
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dorongan serta bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada pihak-pihak
berikut:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Kasmadi Imam S, M.S, Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Supriyono, M.Si, Ketua Jurusan Matematika Universitas Negeri
Semarang.
4. Drs. Wuryanto, M.Si, Dosen pembimbing utama yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
vii
5. Dra, Sunarmi, M.Si, Dosen pembimbing pendamping yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
7. Suharto, S.Pd, MM, Kepala SMP Negeri 5 Semarang yang telah memberikan
ijin dalam pelaksanaan penelitian.
8. Suyatmi, S.Pd, Guru Matematika SMP Negeri 5 Semarang yang telah
membantu dalam proses pelaksanaan penelitian.
9. Siswa-siswi kelas VIIIB SMP N 5 Semarang yang telah membantu dalam
proses pelaksanaan penelitian.
10. Bapak, Ibu dan Adikku tersayang yang telah memberikan kasih sayang, doa,
dan motivasi serta bantuan lain baik moril maupun spirituil kepada penulis..
11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak
kekurang sempurnaannya, sehingga penulis mohon kiranya pembaca
memberikann kritik dan saran yang dapat membantu penulis dalam perbaikan di
masa yang akan datang. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi bermanfaat
bagi pembaca yang memerlukannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Permasalahan.......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 4
E. Penegasan Istilah .................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan Skripsi................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori ....................................................................... 9
1. Mata Pelajaran Matematika Untuk SMP
Kurikulum 2006 ............................................................ 9
2. Masalah dan Pemecahan Masalah ................................... 10
3. Hasil Belajar..................................................................... 12
4. Model-Model Pembelajaran............................................. 14
ix
5. Pembelajaran Berbasis Masalah....................................... 15
6. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ........................... 18
7. Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran Berbasis
Masalah ............................................................................ 23
B. Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar.............................. 26
1. U nsur-Unsur Kubus dan Balok........................................ 26
2. Kerangka Kubus dan Balok ............................................. 29
3. Jaring-Jaring Kubus dan Balok ........................................ 29
4. Luas Permukaan Kubus dan Balok .................................. 31
5. Volume Kubus dan Balok ................................................ 33
C. Kerangka Berfikir ................................................................... 35
D. Hipotesis Tindakan................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subyek Penelitian ................................................................... 37
B. Setting Penelitian.................................................................... 37
C. Desain Penelitian Tindakan Kelas.......................................... 37
D. Prosedur Pengambilan Data ................................................... 50
E. Indikator Kinerja .................................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian....................................................................... 52
B. Pembahasan ............................................................................ 72
BAB V PENUTUP
A. Simpulan................................................................................. 78
x
B. Saran ....................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 79
LAMPIRAN - LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas VIIIB ........................................... 81
Lampiran 2. Daftar Pembagian Kelompok Kelas VIIIB............................ 82
Lampiran 3. Instrumen Skenario Pembelajaran ......................................... 83
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I (0I).................. 84
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I (02)................. 88
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I (03)................. 92
Lampiran 7. Lembar Kegiatan Siswa Siklus I (01).................................... 95
Lampiran 8. Kunci jawaban LKS Siklus I (01).......................................... 96
Lampiran 9. Contoh soal dan PR ............................................................... 97
Lampiran 10. Kunci jawaban masalah (01), contoh soal & PR................... 98
Lampiran 11. PR Siklus I (02) ..................................................................... 102
Lampiran 12. Kunci jawaban masalah (02) ................................................. 103
Lampiran 13. Kunci jawaban PR Siklus I (02) ............................................ 104
Lampiran 14. Lembar Kegiatan Siswa Siklus I (03).................................... 105
Lampiran 15. Kunci jawaban LKS Siklus I (03).......................................... 113
Lampiran 16. Lembar Pengamatan untuk Guru Siklus I.............................. 114
Lampiran 17. Lembar Pengamatan untuk Siswa Siklus I ............................ 117
Lampiran 18. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I....................... 118
Lampiran 19. Lembar Pengamatan Aktivitas Diskusi Siswa Siklus I ......... 120
Lampiran 20. Rubrik Penskoran Kinerja Siswa Siklus I ............................. 123
Lampiran 21. Angket Refleksi Siswa Siklus I ............................................ 124
xii
Lampiran 22. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I ............................................ 125
Lampiran 23. Soal Evaluasi Siklus I ............................................................ 126
Lampiran 24. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I........................................... 129
Lampiran 25. Analisis Hasil Evaluasi Siklus I ............................................ 132
Lampiran 26. Hasil Pengamatan untuk Guru Siklus I.................................. 134
Lampiran 27. Hasil Pengamatan untuk Siswa Siklus I ................................ 137
Lampiran 28. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I........................... 139
Lampiran 29. Hasil Pengamatan Aktivitas Diskusi Siswa Siklus I ............. 141
Lampiran 30. Hasil Rubrik Penskoran Kinerja Siswa Siklus I (01) ............ 144
Lampiran 31. Hasil Rubrik Penskoran Kinerja Siswa Siklus I (02) ............ 145
Lampiran 32. Hasil Angket Refleksi Siswa Siklus I ................................... 146
Lampiran 33. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (0I) ................ 148
Lampiran 34. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (02)................ 152
Lampiran 35. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (03)................ 154
Lampiran 36. Lembar Kegiatan Siswa Siklus II (01) ................................. 157
Lampiran 37. Lembar Kegiatan Siswa Siklus II (02) ................................. 159
Lampiran 38. Kunci jawaban LKS Siklus II (01) ........................................ 161
Lampiran 39. Kunci jawaban LKS Siklus II (02) ........................................ 162
Lampiran 40. Kunci jawaban masalah Siklus II (01)................................... 163
Lampiran 41. Masalah Untuk Diskusi Siswa Siklus II (01) ........................ 164
Lampiran 42. Kunci Jawaban Masalah untuk diskusi Siklus II (01) ........... 165
Lampiran 43. Kunci jawaban masalah Siklus II (02)................................... 168
Lampiran 44. Soal Volume Kubus, Balok dan PR Siklus II (02) ................ 169
xiii
Lampiran 45. Kunci jawaban soal volum Siklus II (02) .............................. 170
Lampiran 46. Kunci jawaban PR Siklus II (02)........................................... 171
Lampiran 47. Masalah Untuk Diskusi Siswa Siklus II (03) ........................ 173
Lampiran 48. Kunci Jawaban Masalah untuk diskusi Siklus II (03) ........... 174
Lampiran 49. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II ........................................... 177
Lampiran 50. Soal Evaluasi Siklus II........................................................... 178
Lampiran 51. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ......................................... 180
Lampiran 52. Analisis Hasil Evaluasi Siklus II ........................................... 183
Lampiran 53. Hasil Pengamatan untuk Guru Siklus II ................................ 185
Lampiran 54. Hasil Pengamatan untuk Siswa Siklus II............................... 188
Lampiran 55. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ......................... 190
Lampiran 56. Lembar Pengamatan Aktivitas Diskusi Siswa Siklus II ........ 192
Lampiran 57. Hasil Rubrik Penskoran Kinerja Siswa Siklus II (01) ........... 195
Lampiran 58. Hasil Rubrik Penskoran Kinerja Siswa Siklus II (02) ........... 196
Lampiran 59. Hasil Angket Refleksi Siswa Siklus II ................................. 197
Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 199
Lampiran surat ............................................................................................. 201
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu alat untuk mewujudkan masyarakat
yang berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia selalu terus-menerus
berusaha meningkatkan kualitas pendidikan, walaupun hasilnya belum
memenuhi harapan. Hal itu lebih terfokus lagi setelah diamanatkan bahwa
tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan
pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Adanya berbagai pembaharuan
dalam pengembangan kurikulum merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) merupakan paradigma baru dalam dunia pendidikan Indonesia. Ide
KTSP ini diharapkan akan membawa perbaikan di dunia pendidikan. Namun
demikian harapan KTSP tidak akan membuahkan hasil yang optimal tanpa
dukungan dan kerjasama antar semua unsur pemangku pendidikan.
Salah satu cerminan kualitas pendidikan di sekolah adalah hasil
belajar siswa yang dicapai oleh siswa di sekolah tersebut. Dengan demikian
hasil belajar siswa pada suatu mata pelajaran tertentu merupakan salah satu
indikator kualitas pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Peningkatan
kualitas ilmu pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilakukan pada semua kelompok mata pelajaran yang tertuang dalam Standar
Isi. Salah satunya adalah kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi. Matematika termasuk dalam kelompok mata pelajaran ini
1
2
merupakan obyek studi yang membutuhkan pemikiran. Artinya dalam
mempelajari matematika diperlukan kemampuan berfikir matematik yaitu
kemampuan untuk melaksanakan kegiatan dan proses atau tugas matematik.
Karena matematika bersifat abstrak maka perlu suatu cara untuk mengelola
proses belajar mengajar sehingga matematika mudah dicerna oleh siswa
dengan baik dan lebih berati serta bermanfaat bagi kehidupan mereka.
Bangun ruang sisi datar merupakan salah satu pokok bahasan yang
diajarkan di kelas VIII semester II. Ada beberapa kendala yang dihadapai
dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar pokok bahasan ini. Berberapa
diantaranya adalah siswa kurang memahami konsep-konsep bangun ruang
sisi datar dan suasana pembelajaran yang cenderung kaku karena komunikasi
lebih banyak didominasi oleh guru. Adanya kendala tersebut menjadi faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan untuk memperbaiki proses
pembelajaran dan diharapkan terjadinya peningkatan hasil belajar. Salah satu
model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2006 yang dikembangkan
sekarang adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based-Learning).
Pengajaran ini menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks
belajar bagi siswa tentang cara berfikir kritis dan ketrampilan pemecahan
masalah.
SMP Negeri 5 Semarang merupakan salah satu SMP favorit di kota
Semarang. Dari hasil analisa yang dilakukan oleh peneliti selama PPL di
SMP N 5 Semarang ternyata nilai matematika siswa tidak begitu rendah.
3
Namun demikian siswa masih kurang terampil dalam memecahkan masalah
matematika sehingga hasil belajarnya kurang maksimal. Untuk materi
bangun ruang sisi datar hasil belajar siswa masih kurang memuaskan, hal ini
ditandai dengan hasil tes ulangan tahun-tahun sebelumnya, sebagaimana
disajikan dalam tabel 1 berikut.
Tabel 1. Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar
Tahun 2005/2006 2006/2007
Nilai Rata-rata kelas III
64,1 67,98
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini, namun
belum memperlihatkan hasil yang optimal. Oleh karena itu perlu diupayakan
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada
materi bangun ruang kubus dan balok.
Untuk maksud tersebut akan diaplikasikan pembelajaran berbasis
masalah pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar. Dengan pembelajaran
berbasis masalah diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan
berfikir dalam memecahkan masalah dan menjadi pembelajar yang mandiri
sehingga hasil belajar siswa meningkat. Di samping itu juga dapat membantu
siswa belajar keterampilan pemecahan masalah dengan melibatkan mereka
pada situasi nyata ( Ibrahim dan Nur, 2000).
4
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut ” Apakah model pembelajaran berbasis masalah
dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP kelas VIII semester II pokok
bahasan bangun ruang sisi datar?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah diatas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pokok
bahasan bangun ruang sisi datar dengan model pembelajaran berbasis
masalah.
2. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi siswa, model pembelajaran yang dikembangkan ini
diharapkan akan mampu
a. mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan
ketrampilan intelektual
b. meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
c. belajar dalam suasana yang menyenangkan
d. sebagai peningkatan belajar siswa untuk bekerjasama.
5
2. Manfaat bagi Guru
a. menambah wawasan guru untuk menerapkan model pembelajaran
berbasis masalah.
b. sebagai umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa.
c. guru lebih terampil menggunakan metode belajar.
3. Manfaat bagi Mahasiswa Peneliti
a. memperoleh pengalaman strategi pembelajaran, melakukan seleksi
materi, dan mengembangkan seleksi instrumen.
b. memperoleh wawasan tentang pelaksanaan model pembelajaran
berbasis masalah yang beroriantasi pada hasil belajar siswa.
c. memberi bekal bagi peneliti sebagai calon guru matematika siap
melaksanakan tugas di lapangan.
E. Penegasan Istilah
Berdasarkan alasan pemilihan judul, maka untuk menghindari agar
persoalan yang dibicarakan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari
tujuan semula dan juga tidak terjadi salah penafsiran istilah yang digunakan
maka perlu adanya penegasan istilah-istilah yang meliputi :
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
” Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran
dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga
siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan
keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan
6
meningkatkan kepercayaan diri sendiri (menurut Arends dalam Abbas,
2000:13)”.
” Autentik yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata
siswa dari pada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu ”.
Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berfikir
tingkat tinggi dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk
didalamnya belajar bagaimana belajar.
2. Meningkatkan
Meningkatkan berasal dari kata tingkat yang berarti lapis dari sesuatu yang
bersusun (W.J.S Poerwadarminto, 1984:1077)
Meningkatkan adalah usaha menaikkan (derajat, taraf, dsb) m,
mempertinggi, memperhebat (produksi), mengangkat diri, memegahkan
diri (W.J.S Poerwadarminto,1984:1078)
Maksud meningkatkan dalam penelitian ini adalah usaha memperbaiki
hasil belajar matematika siswa SMP. Ditunjukkan adanya peningkatan
nilai dari evaluasi yang diberikan pada akhir pembelajaran. Peningkatan
nilai tersebut sebagai indikator ketuntasan belajar siswa.
3. Hasil belajar
Menurut Poerwadarminta (2001) hasil diartikan sebagai akibat, kesudahan
(dari pertandingan, ujian, dan sebagainya). Sedang pengertian belajar
menurut Winkel (dalam Darsono, 2000) adalah suatu aktivitas
mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
7
keterampilan, dan nilai-sikap. Dari definisi tersebut, maka yang dimaksud
dengan hasil belajar adalah akibat yang diperoleh setelah melakukan
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungannya, sehingga ada perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai-sikap. Hasil belajar yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti evaluasi
sampai dimana tingkat pemahaman siswa tentang bangun ruang kubus dan
balok.
4. Bangun Ruang Sisi Datar
Bangun ruang sisi datar merupakan pokok bahasan yang diajarkan di kelas
VIII semester 2 untuk sekolah yang telah mengunakan kurikulum tingkat
satuan pendidikan. Penerapan pokok bahasan ini banyak sekali dalam
kehidupan sehari-hari siswa. Oleh karena itu dalam penelitian ini
digunakan model pembelajaran berbasis masalah yang berakar pada
masalah autentik yang didesain untuk memudahkan siswa dalam
penguasaan konsep. Bangun ruang sisi datar meliputi bangun ruang kubus,
balok, limas dan prisma. Dalam penelitian ini bangun ruang yang
dimaksud adalah bangun ruang kubus dan balok.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu: bagian awal skripsi, bagian isi skripsi, dan bagian akhir skripsi.
Bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, lembar pengesahan,
motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar lampiran.
8
Bagian skripsi ini terdiri dari 5 Bab, yaitu :
BAB I : Pendahuluan, berisi : Alasan Pemilihan Judul, Permasalahan,
Penegasan Istilah, Tujuan, dan Manfaat Penelitian serta
Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II : Landasan Teori Dan Hipotesis, berisi : Mata Pelajaran
Matematika untuk SMP Kurikulum 2006, Masalah dan
Pemecahan Masalah, Hasil Belajar, Model-Model Pembelajaran,
Pembelajaran Berbasis Masalah, Model Pembelajaran Berbasis
Masalah, Teori Belajar Yang Mendukung Model Pembelajaran
Berbasis Masalah, Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar,
Kerangka Berfikir dan Hipotesis Tindakan.
BAB III : Metode Penelitian, berisi : Subyek penelitian, Desain Penelitian
Tindakan Kelas, Prosedur Pengambilan Data, Alat Pengumpulan
Data, Teknik pengumpulan Data dan Indikator kinerja.
BAB IV : Hasil penelitian dan Pembahasan, berisi : Hasi-hasil Penelitian dan
Pembahasan tentang Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang
mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa SMP kelas
VIII.
BAB V : Penutup, berisi : Simpulan dan Saran
Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Mata Pelajaran Matematika untuk SMP kurikulum 2006
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa
mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan
berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan
bekerjasama. Kemampuan tersebut diperlukan agar siswa mampu bertahan
dan berkembang mengikuti keadaan yang selalu berubah dengan
memanfaatkan informasi yang diperoleh.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum 2006
selain disusun untuk mengembangkan kemampuan diatas, juga
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan
matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau
gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram dan media lain.
Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu
dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model
matematika, menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusinya.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya
dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi nyata
(Contextual Problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, siswa
secara bertahap dibimbing. Untuk menguasai konsep matematika
penggunaan alat peraga juga perlu dilakukan untuk meningkatkan
9
10
keefektifan pembelajaran. Dengan demikian tujuan yang diharapkan akan
tercapai.
Berdasarkan kurikulum 2006 mata pelajaran matematika untuk
SMP bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat,
efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan dan pertanyaan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media
lain untuk memperjelas keadaaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
2. Masalah dan pemecahan Masalah
Salah satu tujuan yang tercantum dalam kurikulum 2006
matematika untuk SMP adalah memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
11
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Hal ini
merupakan tuntutan yang sangat tinggi yang tidak mungkin bisa dicapai
hanya dengan hafalan, latihan pengerjaan soal yang bersifat rutin, serta
proses pembelajaran biasa.
Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong
seseorang untuk menyelesaikannyaakan tetapi tidak tahu secara langsung
apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya. Jika suatu masalah
diberikan kepada aeorang anak dan anak tersebut langsung mengetahui
cara menyelesaikannya dengan benar, maka soal tersebut tidak dapat
dikatakan sebagai masalah.
Untuk memperoleh kemampuan dalam pemecahan masalah,
seseorang harus mempunyai banyak banyak pengalaman dalam
memecahkan berbagai masalah. Berbagai hasil penelitian menunjukkan
bahwa anak yang diberi banyak latihan pemecahan masalah memiliki nilai
lebih tinggi dari pada anak yang latihannya lebih sedikit. Menurut Polya
( dalam Suherman, 2003:91), solusi soal pemecahan masalah memuat
empat langkah fase penyelesaian, yaitu memahami masalah,
merencanakan penyelesaian, menyelesaiakan masalah sesuai rencana, dan
melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang dikerjakan.
Empat fase tesebut merupakan satu kesatuan yang sangat penting untuk
dikembangkan. Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang
diberikan, siswa tidak mungkin mampu menyelesaikan masalah yang
diberikan dengan benar. Setelah siswa dapat memahami masalah dengan
12
benar, selanjutnya mereka harus mampu menyusun rencana penyelesaian
masalah. Kemampuan siswa dalam menyusun rencana penyelesaian
masalah sangat tergantung pada pengalaman siswa dalam menyelesaikan
masalah. Jika rencana peyelesaian suatu masalah telah dibuat, selanjutnya
dilakukan penyelesaian masalah sesuai dengan rencana yang dianggap
paling tepat. Dan langkah terakhir dari proses pemecahan masalah
menurut Polya adalah melakukan pengecekan terhadap apa yang telah
dilakukan mulai dari fase pertama sampai fase penyelesaian ketiga.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu masalah
sangatlah relatif. Jika seseorang dihadapkan pada suatu masalah dengan
waktu yang diberikan untuk menyelesaikannya tidak dibatasi, maka
kecenderungan orang tersebut tidak akan mengkonsentrasikan pikirannya
secara penuh pada proses penyelesaian masalah yang diberikan.
Sebaliknya, jika seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah dibatasi
dengan waktu yang sangat ketat, maka potensi pikirannya akan
dikonsentrasikan secara penuh pada penyelesaian masalah tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mendorong siswa untuk
memanfaatkan waktu yang disediakan untuk memecahkan masalah
merupakan hal yang harus dikembangkan dari waktu ke waktu.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
13
pembelajar. Oleh karena itu jika pembelajar mempelajari pengetahuan
tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa
penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang hrus
dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan
dalam tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan
perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa
belajar telah terjadi (Gerlach dalam Chatarina, 2004:5). Perumusan tujuan
pembelajaran itu adalah hasil belajar yang diinginkan pada diri
pembelajar, agak lebih rumit untuk diamati dibandingkan dengan tujuan
lainnya, karena tujuan pembelajaran tidak dapat diukur secara langsung.
Tujuan pembelajaran merupakan bentuk harapan yang dikomunikasikan
melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang
diinginkan pada diri pembelajar, yakni pernyataan tentang apa yang
diinginkan pada diri pembelajar setelah menyelesaikan pengalaman
belajar.
Pentingnya perumusan tujuan pembelajaran di dalam kegiatan
pembelajaran adalah karena adanya beberapa alasan sebagai berikut.
1. Memberikan arah kegiatan pembelajaran. Bagi guru, tujuan
pembelajaran akan mengarahkan pemilihan strategi dan jenis kegiatan
yang tepat. Sedangkan bagi pembelajar, tujuan itu mengarahkan
pembelajar untuk melakukan kegiatan belajar yang diharapkan dan
mampu mengunakan waktu seefisien mungkin.
14
2. Untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tidaknya pemberian
pembelajaran pembinaan bagi pembelajar (remidial teaching). Dengan
tujuan pembelajaran itu guru akan mengetahui seberapa jauh
pembelajar telah menguasai tujuan pembelajaran tertentu dan tujuan
pembelajaran mana yang belum dikuasai.
3. Sebagai bahan komunikasi. Dengan tujuan pembelajaran guru dapat
mengkomunikasikan tujuan pembelajarannya kepada pembelajar
sehingga pembelajar dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti
proses pembelajaran.
4. Model – Model Pembelajaran
Saripuddin (dalam Abbas, 2000:10) mendefinisikan model
pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan
prosedur yeng sistematis dalam mengkoordinasikan pengalaman belajar
untuk memcapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang dan para belajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas belajar-mengajar. Sedangkan, Joice, B dan Weil, M. (dalam
Abbas, 2000:10) mendefinisikan model pembelajaran adalah suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran dalam setting tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum dan lain-lain.
Arends (dalam Abbas, 2000:10) menyatakan bahwa model
pembelajaran mengacu kepada pendekatan pembelajaran termasuk di
15
dalamnya tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Berdasarkan definisi di atas, model pembelajaran merupakan
kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam
mengkoordinasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar,
yang berfungsi sebagai pedoman gurudalam merancang dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran, mengelola lingkungan pembelajaran dan
mengelola kelas. Dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
diperlukan perangkat pembelajaran yang dapat disusun dan
dikembangkanm oleh guru. Perangkat-perangkat itu meliputi buku guru,
buku siswa, lembar tugas/kerja siswa, media bantu seperti komputer,
transparansi, film, pedoman pelaksanaan pembelajaran, seperti kurikulum
dan lain-lain.
Menurut Arends (dalam Abbas, 2000:10) model pembelajaran
terdiri dari model pembelajaran langsung (direct instruction), model
pembelajaran kooperatif ( cooperatif learning), model pembelajaran
berbasis masalah ( problem based learning), model pembelajran diskusi
(discussion), model pembelajaran strategi (learning strategy).
5. Pembelajaran Berbasis Masalah
Ciri utama pembelajaran berbasis masalah meliputi pengajuan
pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin,
penyelidikan autentik, kerjasama dan menghasilkan karya serta peragaan.
Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru
16
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran
berbasis masalah antara lain bertujuan untuk membantu siswa
mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan pemecahan
masalah (Ibrahim, 2002:5). Dalam pembelajaran berbasis masalah,
perhatian pembelajaran tidak hanya pada perolehan pengetahuan
deklaratif, tetapi juga perolehan pengetahuan prosedural. Oleh karena itu
penilaian tidak hanya cukup hanya dengan tes. Penilaian dan evaluasi yang
sesuai dengan model pembelajarn berbasis masalah adalah menilai
pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa sebagai hasil penyelidikan mereka.
Penialaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan siswa tersebut,
penilaian itu antara lain asesmen kinerja, asesmen autentik dan portofolio.
Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana siswa
merencanakan pemecahan masalah, melihat bagaimana siswa
menunjukkan pengetahuan dan ketrampilannya. Airasian dalam Diah eko
Nuryenti (2002) menyatakan bahwa penilaian performens (penilaian
kinerja) memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka
lakukan dalam situasi yang sebenarnya.
Sebagian besar problema dalam kehidupan nyata bersifat dinamis
sesuai dengan perkembangan jaman dan konteks atau lingkungannya,
maka di samping pengembangan kurikulum juga perlu dikembangkan
model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum yang memungkinkan
siswa dapat secara aktif mengembangkan keterampilan berfikir dalam
memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar
17
(learning how to learn). Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut
diharapkan siswa akan mudah beradaptasi.
Menurut Down (1987) dalam Diah Eko Nuryenti (2001), strategi
pembelajaran yang berorientasi pada learning-to-learn dibandingkan
dengan strategi yang sering dipraktekkan dalam pendidikan tradisional
( konvensional) adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Perbedaan Pembelajaran konvensional dan Pembelajaran yang mengembangkan keterampilan belajar
Strategi Pembelajaran Konvensional
Strategi yang mengembangkan keterampilan belajar
(learning-to-learn) Keterampilan belajar cenderung tertutup (tersembunyi)
Guru menjelaskan konsep Siswa pasif Kesalahan sejauh mungkin dihindarkan
Guru memberi pertanyaan dan menyediakan jawabannya
Penilaian terutama difokuskan pada produk
Keterampilan belajar dibuat terbuka dan didiskusikan
Siswa mengembangkan
konsep Siswa aktif Kesalahan dipandang sebagai
kesempatan belajar yang berguna
Guru memberikan masalah dan mendiskusikan solusi siswa
Penilaian mencakup proses dan produk (keduanya penting)
Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran tersebut
sesuai dengan pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan siswa
untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun pengetahuan secara
pribadi pengetahuan bermakna ( Ibrahim, 2000:19). Dengan demikian
ketika siswa masuk kelas mereka tidak dalam keadaan kosong, melainkan
mereka sudah memiliki pengetahuan awal. Berdasarkan pemikiran
tersebut, maka pembelajaran matematika perlu diawali dengan
18
mengangkat permasalahan yang sesuai dengan lingkungannya
(permasalahan kontekstual). Jadi konsep dibentuk atau ditanamkan melalui
pembahasan masalah nyata.
6. Model Pembelajaran berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran
dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga
siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan
ketrampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan
meningkatkan kepercayaan diri sendiri (menurut Arends dalam Abbas,
2000:12).
Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai
sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan
ketrampilan berfikir kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan
pengetahuan konsep-konsep penting, di mana tugas guru harus
memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan
mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah penggunaannya di
dalam tingkat berfikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada
masalah, termasuk bagaimana belajar.
Dalam model pembelajaran berbasis masalah, guru berperan
sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu
menemukan masalah dan pemberi fasilitas penelitian. Selain itu guru
menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan
pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa. Pembelajaran berbasis masalah
19
hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang
terbuka dan membimbing pertukaran gagasan. Pembelajaran berbasis
masalah juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
akivitas siswa, baik secara individual maupun secara kelompok. Pada
model pembelajaran berbasis masalah guru berperan pemberi rangsangan,
pembimbing kegiatan siswa dan penentu arah belajar siswa.
a. Ciri-ciri model pembelajaran berbasis masalah
Berbagai pengembang pembelajaran berbasis masalah telah
menunjukkkan ciri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.
1) Pengajuan masalah atau pertanyaan
Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan
prinsip-prinsip atau ketrampilan akademik tertentu, pembelajaran
berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar
pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara sosial penting
dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka dihadapkan
situasi kehidupan nyata yang autentik , menghindari jawaban
sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi
untuk situasi itu. Menurut Arends (dalam Abbas, 2000:13),
pertanyaan dan masalah yang diajukan haruslah memenuhi kriteria
sebagai berikut.
(a) Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan
dunia nyata siswa dari pada berakar pada prinsip-prinsip
disiplin ilmu tertentu.
20
(b) Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak
menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya
menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya
menyulitkan penyelesaian siswa.
(c) Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan hendaknya
mudah dipahami siswa. Selain itu masalah disusun dan dibuat
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
(d) Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Yaitu masalah
yang disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya
masalah tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang akan
diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber yang
tersedia. Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus
didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
(e) Bermanfaat. Yaitu masalah yang telah disusun dan
dirumuskan haruslah bermanfaat, baik siswa sebagai pemecah
masalah maupun guru sebagai pembuat masalah. Masalah yang
bermanfaat adalah masalah yang dapat meningkatkan
kemampuan berfikir memecahkan masalah siswa, serta
membangkitkan motivasi belajar siswa.
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada
mata pelajaran tertentu ( IPA, Matematika, Ilmu-ilmu Sosial),
masalah yang akan diselidiki telah yang dipilih benar-benar nyata
21
agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak
mata pelajaran.
3) Penyelidikan autentik
Pengajaran berbasis masalah siswa melakukan penyelidikan
autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.
Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah,
mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan
dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika
diperlukan), membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan.
Metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah
yang sedang dipelajari.
4) Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan
produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan
peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian
masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat berupa transkip
debat, laporan, model fisik, video atau program komputer (Ibrahim
& Nur, 2000:5-7 dalam Nurhadi, 2003:56)
Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama
satu sama lain (paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok
kecil). Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan
terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk
22
berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan
sosial dan keterampilan berfikir.
b. Tahapan pengajaran berbasis masalah
Pengajaran berbasis masalah terdiri dari lima tahapan utama (menurut
Nurhadi, 2003:58-59). Kelima tahapan itu dimulai dengan guru
memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri
dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Tabel 3. Tahapan pengajaran berbasis masalah
Tahapan Tingkah Laku Guru
Tahap 1: Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya
Tahap 4: Mengembagkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
23
7. Teori belajar yang mendukung pembelajaran berbasis masalah
Ada berbagai definisi tentang belajar. Dari berbagai definisi yang
dikemukakan para ahli secara singkat dapat dinyatakan: ” apabila
seseorang pada kurun waktu tertentu telah terjadi perubahan tingkah laku
dan memiliki nilai tambah, dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang
tadinya tidak terampil menjadi terampil, maka dia telah belajar sesuatu”.
Belajar dan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia. Menurut konsep komunikasi,
pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa denagn
guru dan siswa dengan siswa, dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir
yang akan menjadi kebaiasaan bagi siswa yang bersangkutan. Dalam
pembelajaran komunikasi yang diharapkan adalah komunikasi dua arah
yaitu antara guru dengan siswa dan sebaliknya, serta antara siswa denagn
siswa.
Ada banyak teori belajar yang dikemukakan para ahli, berikut
disajikan beberapa teori belajar yang mendukung pembelajaran berbasis
masalah dan pada umumnya dijadikan landasan metode pembelajaran
dalam sistem pendidikan.
a. Teori Belajar yang dikemukakan oleh Ausubel
Menurut Ausubel belajar bermakna timbul jika siswa mencoba
menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang
dimilikinya. Hal itu terjadi, jika siswa belajar konsep yang ada.
Akibatnya, struktur konsep/pengetahuan yang telah dimiliki siswa
24
mengalami perubahan. Namun demikian, jika pengetahuan baru tidak
berhubungan dengan pengetahuan yang ada, maka pengetahuan baru itu
akan dipelajari siswa melalui belajar hafalan. Artinya, siswa hanya
menerima selanjutnya menghafalkan materi yang sudah diperolehnya.
Hal ini disebabkan pengetahuan yang baru tidak dikembangkan dengan
keadaan lain atau pengetahuan yang ada. Tetapi pada belajar bermakna
materi yang telah diperoleh dikembangkan dengan keadaan lain
sehingga belajarnya lebih dimengerti.
b. Teori Belajar yang dikemukakan oleh Piaget
Menurut Piaget, perkembangan kognitif seseorang melalui beberapa
tahapan, yaitu sensorimotor ( sampai dengan usia 2 tahun), Concrete-
operations (usia 2-11 tahun), dan formal–operations (setelah usia 11
tahun). Pada tahap sensorimotor pengetahuan yang diperoleh masih
sangat terbatas sejalan dengan perkembangan fisik dari anak yang
bersangkutan. Pada tahap Concrete-operations anak sudah mulai belajar
simbol yang merupakan representasi dari obyek tertentu. Anak mulai
belajar menghubungkan suatu obyek dengan simbol tertentu. Sedangkan
pada tahap formal–operations pengetahuan yang diperoleh anak
semakin kompleks. Karena anak telah banyak perbendaharaan kata dan
memahami arti serta dapat mengasosiasikan dengan kata-kata lainnya.
Dalam tahap ini anak sudah dapat merangkum atau mengkombinasikan
dua konsep atau lebih untuk membentuk suatu aturan. Kombinasi dari
dua aturan atau lebih itu sudah dapat mereka gunakan untuk
25
memecahkan suatu masalah. Contoh, untuk menghitung luas sisi kubus
berbeda caranya dengan menghitung luas sisi balok, meskipun prinsip
dasar aturannya sama.
Piaget (dalam Ibrahim, 2000:17) mengemukakan bahwa siswa dalam
segala usia secara aktif terlibat dalam proses perolehan informasi dan
membangun pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan tidak statis
tetapi secara terus menerus tumbuh dan berubah pada saat siswa
menghadapi pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan
memodifikasi pengetahuan awal mereka.
Pemanfaatan teori Piaget dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Memusatkan pada proses berfikir dan bukan pada sekedar hasilnya.
Disamping kebenaran siswa, guru harus memahami proses yang
digunakan anak sehingga sampai pada jawaban itu.
2) Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan
keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Di dalam kelas,
pemberian pengetahuan jadi tidak mendapat penekanan, melainkan
anak didorong menemukan sendiri melalui interaksi spontan dengan
lingkungannya.
3) Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa
tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun
pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan berbeda.
26
B. Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar
1. Unsur-Unsur Kubus dan Balok
a. Unsur-Unsur pada kubus
Kubus memiliki bidang yang membatasi bagian
dalam dan bagian luar yang di sebut bidang sisi atau
sisi kubus yang selanjutnya disebut bidang.
Bidang-bidang pada kubus berpotongan atau
bertemu pada suatu garis yang di sebut rusuk.
Kubus diberi nama menurut bidang alas dan bidang atasnya.
Kubus ABCD.EFGH dengan bidang alas ABCD dan bidang atas
EFGH
Pada gambar disamping bidang ABCD ( bawah),
EFGH (atas), BCGH (kanan), ADHE (kiri) tampak
berbentuk jajar genjang, tetapi sesungguhnya
bangun itu berbentuk persegi. Jadi semua bidang
kubus berbentuk persegi.
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi
yang kongruen dan setiap tiga rusuk yang bertemu disatu titik,
saling tegak lurus.
Pada gambar diatas perhatikan rusuk AB, rusuk DC, rusuk EF dan
rusuk HG. Keempat rusuk tersebut tidak saling berpotongan dan tidak
akan pernah berpotongan walaupun diperpanjang, karena jarak antara
Bidang (membatasi bagian bawah kubus)
Rusuk (garis perpotongan bidang depan dengan bidang alas)
A
C D
E F
G H
B
27
rusuk-rusuk tersebut tetap. Rusuk-rusuk yang demikian merupakan
rusuk-rusuk yang saling sejajar.
Jika dua garis sebidang, apabila tidak sejajar maka berpotongan, rusuk
AB dan rusuk AD adalah dua rusuk yang saling berpotongan.
Perhatikan rusuk AB dan rusuk CG masing-masing rusuk itu tidak
berpotongan dan tidak sejajar. Rusuk-rusuk yang demikian dinamakan
rusuk yang saling bersilangan. Demikian juga rusuk AC dan rusuk BF
merupakan rusuk yang saling bersilangan.
1) Diagonal Bidang dan Diagonal Ruang
Perhatikan gambar disamping jika dibuat
garis AC dan BE maka garis tersebut
menghubungkan dua titik sudut yang saling
berhadapan sehingga garis AC dan BE
disebut diagonal.
Karena garis AC dan BE terletak dibidang kubus maka AC dan BE
disebut diagonal bidang. Selanjutnya jika dibuat garis yang
menghubungkan titik H dan titik B maka garis tersebut yaitu HB
menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dan
terletak pada ruang kubus maka diagonal HB disebut diagonal
ruang. Misal diagonal ruang yang lain yaitu CE, dalam gambar
seolah-olah diagonal ruang itu lebih panjang dari diagonal ruang
HB. Padahal kedua diagonal ruang itu sama panjang.
Diagonal-diagonal ruang suatu kubus sama panjang.
A B
C D
E F
G H
28
2) Bidang Diagonal
Kubus ABCD.EFGH dapat disekat oleh suatu
bidang, misal bidang BDHF. Maka bidang
tersebut merupakan bidang diagonal.
Bidang diagonal BDHF dibentuk oleh dua rusuk yang berhadapan,
sama panjang dan sejajar, yaitu rusuk BF dan DH.
Bidang diagonal BDHF berbentuk persegi panjang.
b. Unsur-Unsur pada Balok
Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang persegi
panjang, dimana sepasang-sepasang persegi panjang tersebut
saling sejajar dan kongruen.
Balok memiliki 12 rusuk yang dapat dibagi menjadi 3 kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 4 rusuk yang sejajar dan sama panjang.
Ukuran balok ditentukan oleh 3 rusuk yang masing-masing mewakili
kelompok-kelompok rusuk itu.
Ukuran rusuk dinamakan panjang, lebar dan tinggi. Seperti halnya
pada kubus dalam balokpun dikenal istilah sisi, rusuk, titik sudut,
diagonal sisi dan diagonal ruang balok.
B
D
F
H
C
G
A
E
29
2. Kerangka Kubus dan balok
a. Kerangka Kubus
Untuk membuat kerangka kubus, panjang
bahan yang diperlukan sama dengan panjang seluruh
rusuk kub karena kubus memiliki 12 rusuk yang sama
panjang, maka panjang seluruh rusuk kubus dengan panjang rusuk
r adalah 12 x r
b. Kerangka Balok
Demikian pula untuk membuat kerangka
balok yang berukuran p x l x t, bahan yang
diperlukan sama dengan panjang seluruh
rusuk balok.
Balok memiliki rusuk sepanjang p sebanyak 4 buah, sepanjang l
sebanyak 4 buah dan sepanjang t sebanyak 4 buah. Oleh karena itu,
panjang seluruh rusuk balok dirumuskan :
Panjang seluruh rusuk balok = (4 x p) + (4 x l) + (4 x t)
= 4 x (p + l + t)
3. Jaring-Jaring Kubus dan Balok
a. Jaring-jaring kubus
Jika suatu bangun ruang diiris pada beberapa rusuknya, kemudian
direbahkan sehingga terjadi bangun datar, maka bangun datar tersebut
disebut jaring-jaring.
30
Gambar di bawah adalah model kubus ABCD.EFGH yang terbuat dari
kertas. Jika kubus itu diiris sepanjang rusuk AE, EH, HD, EF, FB, HG
dan GC kemudian direbahkan diatas bidang datar maka bangun datar
seperti gambar di bawah disebut jaring-jaring kubus. Jika rusuk-rusuk
yang diiris berbeda maka akan diperoleh jaring-jaring kubus yang
berbeda pula.
Jaring-jaring pada kubus merupakan rangkaian 6 buah persegi, yang
jika dilipat-lipat menurut garis persekutuan dua persegi dapat
membentuk kubus dan tidak ada bidang yang rangkap (ganda). Dengan
demikian tidak semua rangkaian persegi merupakan jaring-jaring
kubus.
B
D
F
H
C
G
A
E
A B
C D
F
G
G H
H H
E E
A B
C D
F
G
G
H
H
E E
E
F
H
31
b. Jaring-jaring balok
Model balok kertas pada gambar di bawah ini diiris beberapa rusuknya,
kemudian direbahkan maka terjadilah jaring-jaring balok. Jika rusuk-
rusuk yang diiris berbeda maka akan membentuk jaring-jaring balok
yang berbeda pula.
Jaring-jaring balok yang terbentuk
4. Luas Permukaan Kubus dan Balok
Luas permukaan kubus atau balok adalah jumlah luas seluruh
permukaan (bidang) bangun ruang tersebut. Dengan demikian untuk
menentukan luas permukaan kubus atau balok, perlu diketahui hal-hal
berikut :
banyak bidang pada kubus atau balok
bentuk dari masing-masing bidang
kemudian digunakan sebagai rumus bangun datar, yaitu luas persegi dan
luas persegi panjang.
32
a. Luas Permukaan Kubus
Kubus dengan panjang rusuk s
Karena kubus memiliki 6 buah bidang persegi
maka :
Luas permukaan kubus = 6 x luas persegi
= 6 x ( s x s )
= 6 2s
Untuk kubus dengan panjang rusuk-rusuknya s, maka :
Luas Permukaan Kubus = 6 x 2s = 6 2s
b. Luas Permukaan Balok
Gambar di samping menunjukkan balok yang
berukuran panjang p, lebar l dan tinggi t.
Karena bidang-bidang pada balok berbentuk
persegi panjang, maka :
Luas bidang alas dan atas = 2 x ( p x l ) = 2 pl
Luas bidang depan dan belakang = 2 x ( p x t ) = 2 pt
Luas bidang kiri dan kanan = 2 x ( l x t ) = 2 lt
Jadi luas permukaan balok = 2 pl + 2 pt + 2 lt
= 2 ( pl + pt + lt )
Untuk setiap balok yang berukuran panjang = p, lebar = l dan tinggi =
t, maka :
Luas Permukaan balok = 2 ( pl + pt + lt )
s s
s
p l
t
33
5. Volume Kubus dan Balok
a. Volume Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang memiliki banyak keistimewaan.
Volume kubus yang panjang rusuk-rusuknya 1 cm asalah 1 cm3. Kubus
yang demikian dinamakan kubus satuan (lihat Gbr.1).
Dengan menggunakan model kubus satuan dapat diketahui volum
kubus.
1) Gambar 2 menunjukkan kubus dengan panjang = 2 satuan, lebar = 2
satuan dan tinggi = 2 satuan.
Banyaknya kubus satuan yang dimuat = 8
Jadi, volume kubus tersebut = 2 x 2 x 2 = 8 satuan volum.
2) Gambar 3 menunjukkan kubus dengan panjang = 3 satuan, lebar = 3
satuan dan tinggi = 3 satuan.
Banyaknya kubus satuan yang dimuat = 27
Jadi, volume kubus tersebut = 3 x 3 x 3 = 27 satuan volum.
Jika pada gambar di samping, kubus dengan
panjang rusuk-rusuknya s satuan dan volumenya
V, maka volume kubus dapat dirumuskan
sebagai berikut.
V = s x s x s atau V = s3
s s
s
1 1
1
Gbr.2Gbr.1 Gbr.3
34
b. Volume Balok
Untuk menentukan volum balok perhatikan gambar berikut!
Dengan menggunakan model kubus satuan dapat diketahui volum
balok.
1) Gambar 1 menunjukkan balok dengan panjang = 3 satuan, lebar = 2
satuan dan tinggi = 2 satuan.
Jadi, volume balok tersebut = 3 x 2 x 2 = 12 satuan volum.
2) Gambar 2 menunjukkan balok dengan panjang = 4 satuan, lebar = 2
satuan dan tinggi = 3 satuan.
Jadi, volume balok tersebut = 4 x 2 x 3 = 24 satuan volum.
Bila p, l, t dan V berturut-turut menyatakan banyaknya satuan
panjang, banyaknya satuan lebar dan banyaknya satuan tinggi serta
banyaknya satuan volum, maka untuk volum balok (lihat Gbr.3)
berlaku rumus sebagai berikut.
V = p x l x t
dapat pula ditulis sebagai V = ( p x l ) x t untuk (p x l) adalah
banyaknya satuan luas dari alas, yang juga disebut L. Maka rumus
volum balok menjadi berikut ini.
V = L x t
Gbr.1 Gbr.2
l
t
p
Gbr.3
35
C. Kerangka Berpikir
Penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran berbasis
masalah adalah salah satu strategi pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum 2006. Dengan strategi pembelajaran ini penguasaan konsep yang
diajarkan akan mudah ditangkap oleh siswa karena dalam pembelajaran ini
siswa akan mengalami dan melakukan berdasarkan pengetahuan yang sudah
dimiliki dalam kehidupan nyata. Pembelajaran berbasis masalah yang peneliti
gunakan terdiri dari lima tahapan utama yang yang dimulai dengan guru
memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan
penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Dalam pembelajaran ini perhatian
pembelajaran tidak hanya pada perolehan pengetahuan deklaratif tetapi
perolehan pengetahuan prosedural. Oleh karena itu, untuk mengetahui hasil
belajar siswa tidak cukup hanya dilakukan dengan tes. Penilaian dan evaluasi
yang sesuai dengan pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan
yang dihasilkan oleh siswa sebagai hasil penyelidikan mereka. Hasil belajar
akan lebih baik dan tertanam dalam diri siswa melalui suatu proses
pembelajaran yang dilakukan sendiri oleh siswa. Untuk itu agar pembelajaran
dapat berjalan sesuai dengan harapan, dalam penelitian tindakan ini peneliti
melakukan pembelajaran matematika dengan pembelajaran berbasis masalah
melalui dua siklus dimana dalam setiap siklus dilakukan pendalaman materi
dan evaluasi dengan mengutamakan proses pembelajaran agar mendapat hasil
yang lebih optimal.
36
Siswa akan dibiasakan berinteraksi dengan siswa lain melalui belajar
kelompok. Siswa belajar bersama-sama dalam kelompoknya yang terdiri dari
berbagai macam tipe, artinya kelompok tersebut bersifat heterogen dan
didalamnya terdiri dari siswa yang tergolong pandai, sedang dan lemah. Jika
ada anggota kelompok yang tidak jelas maka anggota kelompok yang merasa
mampu akan menjelaskan pada siswa tersebut. Dengan demikian
pembelajaran akan menyenangkan dan berarti bagi siswa yang selanjutnya
akan menimbulkan semangat belajar siswa dan diharapkan hasil belajar siswa
akan meningkat.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ” Dengan model pembelajaran
berbasis masalah hasil belajar siswa SMP kelas VIII pokok bahasan bangun
ruang sisi datar akan lebih meningkat ”.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa
kelas VIII B SMP N 5 Semarang. Dengan jumlah siswa sebanyak 42 siswa.
Dari 42 siswa mempunyai karakteristik yang sama.
B. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang berjudul” MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED
LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 5 SEMARANG POKOK
BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR TAHUN PELAJARAN
2006/2007 ”
dilaksanakan di SMP Negeri 5 Semarang dengan alasan:
1. Sudah mengetahui kondisi siswanya ketika peneliti melakukan PPL
(Praktek Pengalaman Lapangan).
2. Tempatnya yang berada di Semarang sehingga lebih mudah dijangkau
peneliti.
3. Sudah mengetahui model pembelajaran yang sudah ada di sekolah tersebut.
C. Desain Penelitian Tindakan kelas
Rencana penelitian ini berupa prosedur kerja dalam suatu penelitian
tindakan kelas yang di tempuh secara bertahap.
1. Mengajar : menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
37
38
2. Evaluasi : siswa mengerjakan tes evaluasi untuk mengetahui
kemampuan siswa yang akan diterima sebagai hasil belajar.
Penelitian tindakan kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam dua
siklus. Setiap siklus memiliki beberapa tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan/tindakan, pengamatan dan evaluasi dan refleksi.
SIKLUS I
1. Perencanaan
a. Pada tahap perencanaan, dilakukan penentuan materi pelajaran yang
akan disajikan kepada siswa yaitu pokok bahasan bangun ruang sisi
datar dengan sub pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok.
Selanjutnya permasalahan diidentifikasi dan masalah dirumuskan.
b. Menyusun RP untuk pertemuan ke-1, pertemuan ke-2 dan pertemuan ke-
3 dengan sub pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok dan
kolaborasi antara mahasiswa peneliti dengan guru kelas penelitian
(lampiran 4, lampiran 5 dan lampiran 6).
c. Membuat kunci jawaban masalah yang disajikan pada pertemuan ke-1
sampai pertemuan ke-2 (lampiran 10 dan lampiran 12).
d. Membuat lembar kegiatan siswa (LKS), untuk pertemuan Ke-1 dengan
materi unsur-unsur kubus dan balok beserta kunci jawabannya (lampiran
7 dan lampiran 8).
e. Membuat contoh soal menentukan panjang diagonal bidang dan diagonal
ruang dan membuat PR untuk pertemuan ke-1 beserta kunci jawabannya
(Lampiran 9 dan lampiran 10).
39
f. Membuat PR untuk pertemuan ke-2 beserta kunci jawabannya (lampiran
11 dan lampiran 13).
g. Membuat lembar kegiatan siswa (LKS) untuk pertemuan 3 dengan
materi jaring-jaring kubus dan balok beserta kunci jawabannya
(lampiran 14).
h. Membuat kisi-kisi soal untuk tes evaluasi 1 (lampiran 22)
i. Membuat soal tes evaluasi 1 beserta kunci jawabannya (lampiran 23 dan
lampiran 24).
j. Menyiapkan prasarana yang diperlukan dalam penyampaian materi
pelajaran. Prasarana tersebut antara lain spidol, kertas manila, selotip
dan sebagainya.
k. Membuat lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran berbasis
masalah untuk guru ( lampiran 16)
l. Membuat lembar pengamatan untuk siswa, sebagai berikut.
1) Aktivitas siswa (lampiran 18)
2) Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran berbasis masalah
(lampiran 17)
3) Rubrik penskoran kinerja siswa dalam memecahkan masalah
(lampiran 20)
4) Diskusi siswa dalam kelompok (Lampiran 19)
m. Membuat angket refleksi siswa terhadap pembelajaran.(Lampiran 21)
n. Menyiapkan alat peraga kubus dan balok.
o. Membuat daftar pembagian kelompok untuk diskusi ( Lampiran 2)
40
2. Pelaksanaan
Siklus I pelaksanaannya direncanakan tiga pertemuan, dengan uraian
sebagai berikut.
a. Pertemuan Ke-1
Pertemuan ke-1 siklus pertama berisi penyampaian materi yang
dilanjutkan dengan diskusi kelompok dan pemberian latihan melalui
LKS secara individual. Semuanya dilaksanakan melalui pembelajaran
berbasis masalah sebagai berikut.
1) Sebelum pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan guru terlebih
dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan
model pembelajaran yang akan digunakan serta memberikan
motivasi kepada siswa dengan menceritakan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
2) Tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a) Mengorientasi siswa pada masalah
Guru mengajukan dua masalah kontekstual yang terkait
dengan sifat-sifat kubus dan balok serta bagian-bagiannya.
Dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang sifat-sifat
kubus dan balok serta bagian-bagiannya.
b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam kelompok yang
terdiri dari teman sebangku dan meminta setiap kelompok untuk
41
menggunakan ide dari kelompoknya sendiri menyelesaikan
masalah yang diberikan.
c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mengaktifkan diskusi antar kelompok dan berkeliling
memantau kerja masing-masing kelompok serta membantu
kelompok yang mengalami kesulitan.
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan menanggapi
hasil pemecahan kelompok lain.
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa dalam mengkaji ulang proses atau hasil
pemecahan masalah dan memberi penguatan terhadap hasil
pemecahan masalah siswa.
3) Penutup
Guru membimbing siswa untuk merangkum atau menarik
kesimpulan, selanjutnya memberi PR sebagai tugas dan latihan.
b. Pertemuan ke-2
Pertemuan ke-2 siklus pertama diawali dengan pembahasan PR yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan dengan
penyampaian materi kerangka kubus dan balok dan diakhiri dengan
diskusi kelompok yang diikuti dengan presentasi siswa. Semuanya
dilaksanakan melalui pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
42
1) Sebelum pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan terlebih
dahulu guru bersama siswa membahas PR yang dianggap sulit bagi
siswa. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran serta
memberikan motivasi kepada siswa dengan menceritakan kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
2) Tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a) Mengorientasi siswa pada masalah
Guru mengajukan dua masalah kontekstual yang terkait
dengan kerangka kubus dan balok. Dilanjutkan dengan
penyamaian materi tentang kerangka dan menemukan rumus
panjang seluruh rusuk kubus dan balok.
b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam kelompok yang
terdiri dari teman sebangku dan meminta setiap kelompok untuk
menggunakan ide dari kelompoknya sendiri.
c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mengaktifkan diskusi antar kelompok dan berkeliling
memantau kerja masing-masing kelompok serta membantu
kelompok yang mengalami kesulitan.
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan menanggapi
43
hasil pemecahan kelompok lain. Guru mengamati siswa dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa dalam mengkaji ulang proses atau hasil
pemecahan masalah dan memberi penguatan terhadap hasil
pemecahan masalah siswa.
3) Penutup
Guru membimbing siswa untuk merangkum atau menarik
kesimpulan, selanjutnya memberi PR sebagai latihan dan guru
membagi siswa menjadi 8 kelompok untuk pertemuan berikutnya.
c. Pertemuan ke-3
Pertemuan ke-3 siklus pertama diawali dengan pembahasan PR yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan dengan
penyampaian materi jaring-jaring kubus dan balok diikuti dengan
diskusi kelompok dan penyajian hasil karya siswa serta presentasi
siswa. Semuanya dilaksanakan melalui pembelajaran yang sama dengan
pertemuan sebelumnya.
3. Pengamatan
a. Guru kelas penelitian sebagai observer mengamati jalannya kinerja
peneliti sebagai guru dalam pengelolaan pembelajaran matematika
berbasis masalah.
b. Observer secara umum memiliki lima tugas, yaitu:
1) mengamati kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran,
44
2) mengamati aktivitas belajar siswa,
3) mengamati kinerja siswa dalam pembelajaran berbasis masalah,
4) mengamati kinerja siswa dalam pemecahan masalah, dan
5) mengamati diskusi siswa dalam kelompok.
4. Refleksi
Hasil pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan
dievaluasi oleh peneliti, kemudian peneliti dapat merefleksi diri tentang
berhasil tidaknya yang dilakukan. Hasil dari siklus pertama digunakan
untuk menentukan tindakan pada siklus kedua.
SIKLUS II
1. Perencanaan
Guru mengindentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan pada
refleksi I.
a. Permasalahan diidentifikasikan dan masalah dirumuskan.
b. Membuat kunci jawaban masalah yang disajikan pada pertemuan ke-1
dan pertemuan ke-2 (lampiran 40 dan lampiran 43).
c. Merancang kembali RP untuk pertemuan ke-1, pertemuan ke-2 dan
pertemuan ke-3 (lampiran 34 dan lampiran 35).
d. Menyusun lembar kegiatan siswa (LKS) untuk pertemuan ke-1 siklus
kedua beserta kunci jawabannya (lampiran 36 dan lampiran 38).
e. Menyusun lembar kegiatan siswa (LKS) untuk pertemuan ke-2 siklus
kedua beserta kunci jawabannya (lampiran 37 dan lampiran 39) .
45
f. Membuat kartu masalah untuk pertemuan ke-1 beserta kunci
jawabannya (lampiran 41 dan lampiran 42)
g. Membuat kartu masalah untuk pertemuan ke-2 beserta kunci
jawabannya (lampiran 46 dan lampiran 47).
h. Menyusun kembali kisi-kisi soal tes evaluasi 2 (lampiran 48).
i. Menyusun soal tes evaluasi 2 beserta kunci jawabannya (lampiran 49
dan lampiran 50).
j. Mempersiapkan kembali prasarana yang diperlukan.
k. Mempersiapkan kembali lembar pengamatan untuk mengamati situasi
dan kondisi selama pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Siklus kedua ini juga direncanakan dalam tiga pertemuan, dengan uraian
pelaksanaannya sebagai berikut.
a. Pertemuan Ke-1
Pertemuan ke-1 siklus kedua berisi penyampaian materi yang
sebelumnya guru memberikan masalah yang berkaitan dengan materi
yang akan disampaikan, dilanjutkan pemberian LKS sebagai media bagi
siswa untuk menemukan sendiri rumus luas permukaan kubus dan balok
secara individual kemudian diskusi kelompok. Semuanya dilaksanakan
melalui pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
1) Sebelum pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan guru terlebih
dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan
model pembelajaran yang akan digunakan serta memberikan
46
motivasi kepada siswa dengan menceritakan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan serta apersepsi
tentang satuan luas sebagai prasyarat materi yang akan disampaikan.
2) Tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a) Mengorientasi siswa pada masalah
Guru mengajukan dua masalah kontekstual yang terkait luas
permukaan kubus dan balok. Dilanjutkan dengan pembagian
LKS menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada tahap ini guru meminta siswa untuk berkelompok yang
terdiri dari 5-6 siswa sesuai dengan kelomo yang sudah dibagi.
Guru meminta setiap kelompok untuk menggunakan ide dari
kelompoknya sendiri menyelesaikan masalah yang diberikan.
c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mengaktifkan diskusi antar kelompok dan berkeliling
memantau kerja masing-masing kelompok serta membantu
kelompok yang mengalami kesulitan.
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan menanggapi
hasil pemecahan kelompok lain. Guru mengamati siswa dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
47
Guru membantu siswa dalam mengkaji ulang proses atau hasil
pemecahan masalah dan memberi penguatan terhadap hasil
pemecahan masalah siswa.
3) Penutup
Guru membimbing siswa untuk merangkum atau menarik
kesimpulan.
b. Pertemuan Ke-2
Pertemuan ke-2 siklus kedua tidak begitu berbeda dengan pertemuan
ke-1 berisi penyampaian materi dilanjutkan pemberian LKS kemudian
diskusi kelompok dan penyajian hasil diskusi. Semuanya dilaksanakan
melalui pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
1) Sebelum pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan guru terlebih
dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan
model pembelajaran yang akan digunakan serta memberikan
motivasi kepada siswa dengan menceritakan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
2) Tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a) Mengorientasi siswa pada masalah
Guru mengajukan dua masalah kontekstual yang terkait
dengan volum kubus dan balok. Dilanjutkan pemberian LKS
sebagai media bagi siswa untuk menemukan sendiri rumus
volum kubus dan balok.
b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
48
Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam kelompok yang
terdiri dari teman sebangku dan meminta setiap kelompok untuk
menggunakan ide dari kelompoknya sendiri menyelesaikan
masalah yang diberikan.
c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mengaktifkan diskusi antar kelompok dan berkeliling
memantau kerja masing-masing kelompok serta membantu
kelompok yang mengalami kesulitan.
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan menanggapi
hasil pemecahan kelompok lain. Guru mengamati siswa dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa dalam mengkaji ulang proses atau hasil
pemecahan masalah dan memberi penguatan terhadap hasil
pemecahan masalah siswa.
3) Penutup
Guru membimbing siswa untuk merangkum atau menarik
kesimpulan, selanjutnya memberi PR sebagai tugas dan latihan.
c. Pertemuan ke-3
Pertemuan ke-3 siklus 1 diawali dengan pembahasan PR yang diberikan
pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan dengan diskusi kelompok,
49
penyajian hasil karya siswa serta presentasi siswa. Semuanya
dilaksanakan melalui tahap pembelajaran yang hampir sama dengan
pertemuan sebelumnya.
3. Pengamatan
Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran. Peneliti menilai
kemampuan siswa melalui hasil tes pada pertemuan siklus II Peniliti
mengamati jalannya pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran berbasis masalah. Pengamatan dilaksanakan saat proses
belajar mengajar berlangsung. Aspek yang diamati adalah:
a. Jalannya pengelolaan pembelajaran matematika,
b. Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
Semua hasil observasi di catat dalam kertas observasi yang dipersiapkan
sebelumnya dan latihan soal setelah di beri tugas rumah
4. Refleksi
Refleksi pada akhir siklus 2 dilakukan dengan melihat catatan hasil
observasi, angket dan hasil evaluasi siswa. Refleksi dilakukan meliputi
refleksi siklus 1 dan refleksi siklus 2. Refleksi ini dilakukan dengan
mendiskusikan hasil pengamatan, data angket dan hasil evaluasi untuk
mendapat kesimpulan. Diharapkan setelah akhir siklus 2 ini implementasi
pembelajaran berbasis masalah dapat meingkatkan hasil belajar siswa
dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari terutama untuk materi kubus dan balok.
50
D. Prosedur Pengambilan Data
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Hasil pengamatan observer
b. Hasil tes evaluasi tertulis siswa kelas VIIIB semester II
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Evaluasi tertulis
Evaluasi di gunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar
hasil belajar matematika siswa, mengukur keberhasilan dan efisiensi
pembelajaran yang di lakukan serta seberapa jauh siswa menyerap
materi pelajaran yang telah disampaikan. Evaluasi ini dilakukan pada
akhir siklus setelah proses pembelajaran selesai. Evaluasi dibuat dalam
tiga tipe soal yaitu pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi dan
pemecahan masalah. Setiap soal yang dikerjakan oleh siswa dianalisis
dan nilai dari setiap soal digabung untuk mendapatkan nilai
keseluruhan.
b. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui pendapat siswa setelah diajar
dengan model pembelajaran berbasis masalah. Angket yang digunakan
yaitu angket langsung dimana angket ini diberikan kepada siswa
setelah evaluasi pada akhir siklus dan siswa diminta untuk mengisinya.
51
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Observasi dilaksanakan siswa secara langsung
yang berarti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap subjek
yang diteliti.
E. Indikator Kinerja
Sebelum menentukan indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan
kelas ini perlu didefinisikan pegertian ketuntasan individual dan ketuntasan
klasikal sebagai berikut.
a. Ketuntasan Individual
Seorang siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan individual jika siswa
tersebut telah menguasai materi matematika ( pokok bahasan bangun
ruang sisi datar) sekurang-kurangnya 70%, ditandai dengan nilai akhir
matematika (pokok bahasan bangun ruang sisi datar ) 70 atau lebih.
b. Ketuntasan Klasikal
Satu kelas dikatakan telah mencapai ketuntasan klasikal jika banyak siswa
telah mencapai ketuntasan individual sekurang-kurangnya 85%.
Dengan ketentuan butir a dan b hanya berlaku di SMP N 5 Semarang.
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil jika nilai rata-rata kelas (yang
dikenai tindakan pembelajaran) pada tiap siklus minimal 72 dan angka
ketuntasan kelas tiap siklus terpenuhi (berdasarkan kriteria ketuntasan
individual dan ketuntasan klasikal) .
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Siklus I
Siklus I dilaksanakan tanggal 20 Maret s.d 26 Maret 2007 pada pokok
bahasan bangun ruang sisi datar sub pokok bahasan bangun ruang kubus dan
balok.
Uraian tiap tahapan siklus sebagai berikut.
1. Perencanaan
Sudah dijelaskan pada Bab III.
2. Pelaksanaan
Uraian pelaksanaannya terinci sebagai berikut.
a. Pertemuan Ke-1(Tanggal 20 Maret 2007)
Pertemuan ke-1 siklus 1 berisi penyampaian materi sifat-sifat kubus dan
balok yang sebelumnya guru memberikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan materi yang akan disampaikan, dilanjutkan dengan
diskusi kelompok dan pemberian latihan melalui LKS secara individual.
Semuanya dilaksanakan melalui pembelajaran berbasis masalah sebagai
berikut.
1) Sebelum pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan guru terlebih
dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan
model pembelajaran yang akan digunakan serta memberikan
52
53
motivasi kepada siswa dengan menceritakan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
2) Tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a) Mengorientasi siswa pada masalah
Guru mengajukan dua masalah kontekstual yang terkait
dengan sifat-sifat kubus dan balok, yaitu “ Dina akan
membuat tempat kado untuk temannya yang berbentuk
kubus dengan panjang rusuk 10 cm. Dia telah memotong
dua karton tebal dengan ukuran 10 cm x 10 cm. Berapa
potong lagi yang diperlukan Dina untuk membuat tempat
tersebut?” dan “Untuk menyimpan perhiasan ibu, Ayah
membuat peti dari kayu jati yang berukuran 30cm x
20cm x 10cm. Di rumah sudah tersedia lembaran kayu
jati yang berukuran 30cm x 20cm, 30cm x 10 cm dan
20cm x 10cm. Bantulah Ayah untuk menghitung
banyaknya lembaran kayu jati yang dibutuhkan untuk
membuat peti tempat perhiasan tersebut!”. Dilanjutkan
dengan menggunakan alat peraga model kubus dan balok
guru menerangkan sifat-sifat kubus dan balok sampai
akhirnya siswa dapat mendefinisikan sendiri pengertian kubus
dan balok.
54
b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam kelompok yang
terdiri dari teman sebangku dan meminta setiap kelompok untuk
menggunakan ide dari kelompoknya sendiri menyelesaikan
masalah yang diberikan.
c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mengaktifkan diskusi dalam kelompok dan berkeliling
memantau kerja masing-masing kelompok serta membantu
kelompok yang mengalami kesulitan.
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan menanggapi
hasil pemecahan kelompok lain. Guru mengamati siswa dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa dalam mengkaji ulang proses atau hasil
pemecahan masalah dan memberi penguatan terhadap hasil
pemecahan masalah siswa. Kemudian untuk mengetahui
pemahaman siswa guru membagikan LKS untuk dikerjakan
secara individu. Selanjutnya guru memberikan contoh soal
menghitung diagonal bidang dan diagonal ruang kubus dan balok.
3) Penutup
55
Guru membimbing siswa untuk merangkum atau menarik
kesimpulan, selanjutnya memberi PR sebagai tugas dan latihan
( Lampiran 8).
b. Pertemuan ke-2 (Tanggal 22 Maret 2007)
Pertemuan ke-2 siklus 1 diawali dengan pembahasan PR yang diberikan
pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan dengan penyampaian materi
kerangka kubus dan balok dan diakhiri dengan diskusi kelompok yang
diikuti dengan presentasi siswa. Semuanya dilaksanakan melalui
pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
1) Sebelum pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan terlebih
dahulu guru bersama siswa membahas PR yang dianggap sulit bagi
siswa. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran serta
memberikan motivasi kepada siswa dengan menceritakan kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
2) Tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a) Mengorientasi siswa pada masalah
Guru mengajukan dua masalah kontekstual yang terkait dengan
kerangka kubus dan balok, yaitu “Andi mendapat tugas dari
sekolah untuk membuat kerangka kubus. Bahan yang
digunakan untuk membuat kerangka itu adalah kawat. Coba
bantulah Andi menghitung panjang kawat yang diperlukan
untuk membuat kerangka kubus dengan panjang rusuk 10
cm” dan “Tersedia kawat sepanjang 96 cm. akan dibuat
56
kerangka balok yang panjangnya 14 cm dan lebarnya 6 cm.
Agar kawat terpakai seluruhnya, berapa tinggi balok yang
harus dibuat ?”. Dilanjutkan guru melakukan tanya jawab
dengan pertanyaan yang dapat membimbing siswa menemukan
sendiri rumus panjang seluruh rusuk kubus dan balok.
b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam kelompok yang
terdiri dari teman sebangku dan meminta setiap kelompok untuk
menggunakan ide dari kelompoknya sendiri menyelesaikan
masalah yang diberikan.
c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mengaktifkan diskusi dalam kelompok dan berkeliling
memantau kerja masing-masing kelompok serta membantu
kelompok yang mengalami kesulitan.
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan menanggapi
hasil pemecahan kelompok lain. Guru mengamati siswa dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa dalam mengkaji ulang proses atau hasil
pemecahan masalah dan memberi penguatan terhadap hasil
pemecahan masalah siswa.
57
3) Penutup
Guru membimbing siswa untuk merangkum atau menarik
kesimpulan, selanjutnya memberi PR sebagai tugas dan latihan
(Lampiran 10) dan guru membagi siswa menjadi 8 kelompok untuk
pertemuan berikutnya (Lampiran 2).
c. Pertemuan ke-3 (Tanggal 26 Maret 2007)
Pertemuan ke-3 siklus 1 diawali dengan pembahasan PR yang diberikan
pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan dengan penyampaian materi
jaring-jaring kubus dan balok diikuti dengan diskusi kelompok dan
penyajian hasil karya siswa serta presentasi siswa. Semuanya
dilaksanakan melalui pembelajaran berbasis masalah sebagaimana
pertemuan sebelumnya.
3. Pengamatan
a. Dari pengamatan terhadap guru dalam pengelolaan pembelajaran
berbasis masalah, diperoleh temuan sebagai berikut.
1) Pada tahap pendahuluan, guru dapat mengkondisikan siswa dengan
cukup baik, tujuan pembelajaran sudah disampaikan dan siswa sudah
cukup termotivasi dengan masalah sehari-hari yang diceritakan guru
berkaitan denan materi yang akan disampaikan.
2) Tahap 1 mengoriantasi siswa pada masalah, masalah disampaikan
dengan suara keras dan cukup jelas, tetapi guru masih kesulitan
dalam memotivasi siswa memahami masalah.
58
3) Tahap 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar, guru masih terlihat
kesulitan dan membutuhkan waktu yang agak lama (kurang efisien)
mengorganisasikan siswa dalam membentuk kelompk balajar.
4) Tahap 3 membimbing penyelidikan individual maupun kelompok,.
kurangnya guru dalam membimbing penyelidikan
individual/kelompok sehingga guru harus banyak memberikan
penjelasan, hal ini disebabkan guru kurang merata dalam
memberikan bimbingan.
5) Tahap 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya, guru sebagai
fasilitator sudah cukup membantu siswa dalam mempresentasikan
hasil karya.
6) Tahap 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah,
guru melakukan analisis cukup baik, tetapi pembahasan belum
dilakukan secara menyeluruh.
7) Tahap penutup, dalam pertemuan pertama siklus I guru tidak cukup
waktu dalam membimbing siswa merangkum materi, tetapi PR sudah
diberikan. Untuk pertemuan berikutnya guru sudah cukup baik
membimbing siswa merangkum materi.
b. Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikut.
1) Siswa banyak yang terkejut dan penasaran dengan apa yang dibawa
oleh guru dalam kegiatan pembelajaran, tetapi masih ada beberapa
siswa yang acuh tak acuh.
59
2) Beberapa siswa kurang memperhatikan dan fokus terhadap materi
yang dijelaskan guru.
3) Beberapa kelompok masih belum paham dengan masalah yang
diberikan dan kesulitan dalam menyelesaiaknnya. Tetapi ada juga
kelompok yang sudah dapat menyelesaikan masalah dengan baik dan
benar.
4) Beberapa siswa masih kesulitan melakukan penyelidikan dan
menemukan sendiri suatu konsep, hal ini disebabkan karena guru
biasanya mentransfer materi pelajaran.
5) Dari delapan kelompok ada dua kelompok yang kurang tepat dalam
menyelesaikan lembar diskusi siswa membuat jaring-jaring kubus
dan balok.
6) Ada beberapa kelompok yang anggotanya kurang kompak, ada siswa
yang mendominasi dan ada siswa yang tidak ikut bekerja dalam
diskusi.
7) Masih banyak siswa (kelompok) yang kurang teliti dalam
perhitungan menyelesaikan masalah yang diberikan.
8) Banyak siswa yang masih enggan mewakili kelompoknya untuk
menyajikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
9) Selama siswa menyajikan hasil diskusi belum ada kelompok lain
yang berani memberikan tanggapan, dikarenakan kurang percaya diri
untuk mengemukakan pendapat.
60
4. Refleksi
Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam
kelas, selanjutnya diadakan refeksi dari tindakan yang telah dilakukan.
Dalam kegiatan pada siklus pertama di dapatkan hasil refleksi sebagai
berikut.
a. Guru telah mampu mengelola dan melaksanakan kegiatan siswa dalam
pembelajaran berbasis masalah dengan cukup baik. Hal ini berdasarkan
data hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran
berbasis masalah dengan prosentase yang diperoleh sebesar 67,72%
(lampiran 26).
b. Dalam menentukan perwakilan kelompok untuk menjadi penyaji kurang
efektif, karena masih saling menunjuk temannya. Oleh karena itu
sebelum pembelajaran dimulai, masing-masing kelompok harus sudah
menunjuk wakilnya untuk menjadi penyaji.
c. Penampilan siswa masih tampak ragu-ragu, malu dan tampak tegang.
Akibatnya suara kurang keras dan cenderung seperti membaca biasa.
d. Keberanian siswa untuk bertanya masing sangat kurang, terlihat
banyaknya siswa yang masih kesulitan dalam menyelesaikan masalah.
Siswa baru berani bertanya setelah guru berkeliling mendekati siswa.
Namun demikian hasil pengamatan pembelajaran berbasis masalah
untuk siswa cukup baik dengan prosentase 60,71% (Lampiran 27).
e. Aktivitas siswa selama pembelajaran adalah 61,1% dengan rata-rata skor
2,4 (Lampiran 28).
61
f. Dari hasil tes evaluasi 1 pada siklus I ini, siswa yang tuntas belajar 32
anak, sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 10 anak. Ketuntasan
belajar individual telah tercapai (≥ 70%) dengan melihat nilai rata-rata
kelasnya 76,36. Tetapi ketuntasan klasikal belum tercapai yaitu masih
76,19% (≤ 85%) yang sudah mendapatkan nilai ≥ 70 (lampiran 25).
g. Dalam memecahkan masalah tentang sifat-sifat kubus dan balok sudah
sampai pada level memuaskan tetapi hanya 10 siswa, yang lain cukup
memuaskan dan ada yang tidak memuaskan sebanyak 12 siswa.
Sedangkan dalam memecahkan masalah tentang kerangka kubus dan
balok sudah sampai pada level superior sebanyak 12 siswa tetapi masih
ada 7 siswa yang berada pada level tidak memuaskan (lampiran 38 dan
lampiran 31).
h. Hasil angket refleksi siswa terhadap pembelajaran menyatakan 82,93%
siswa senang pembelajaran berbasis masalah yang telah dilaksanakan
pada sub pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok, 68,29% siswa
mudah mengikuti pelajaran dengan pembelajaran berbasis masalah,
48,78% pembelajaran yang dilakukan dengan kerja kelompok
menyenangkan siswa, 52,38% siswa senang dengan hasil kerja
kelompok dengan penemuan sendiri dan 36,59% siswa merasa tertarik
dengan masalah yang harus diselesaikan dalam evaluasi sedangkan
34,14% siswa termotivasi untuk belajar (Lampiran 32).
62
i. Pembentukan kelompok berdasarkan teman 2 meja membuat siswa lebih
mudah untuk berdiskusi, namun demikian ada beberapa kelompok yang
belum dapat menyelesaikan masalah dengan benar.
j. Dalam melaksanakan diskusi kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa tiap
kelompoknya masih ada tiga kelompok yang tidak begitu aktif dan lima
kelompok sudah bisa dikatakan aktif (Lampiran 29).
Secara garis besar, pelaksanaan siklus pertama berlangsung cukup baik,
karena kegiatan ini merupakan hal yang baru bagi guru. Kegiatan siklus I
perlu diulang, karena berdasarkan hasil evaluasi nilai rata-rata kelas sudah
terpenhi tetapi ketuntatasan klasikal belum tercapai. Agar kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah, bekerjasama dengan kelompok dapat
ditumbuhkembangkan dan hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan, maka
upaya perbaikan pada siklus berikutnya seperti hal di bawah ini.
1) Guru lebih memotivasi siswa untuk mengungkapkan gagasan secara lisan
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pada saat berlangsungnya
pembelajaran.
2) Untuk meningkatkan pemahaman siswa guru membuat kartu masalah
untuk diskusi sehingga mampu mengeksplorasi pemahaman siswa pada
materi yang disampaikan. Serta siswa lebih kreatif dalam memecahkan
masalah matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
3) Tetap menggunakan model pembelajaran yang sama dalam KBM.
63
Siklus II
Siklus II dilaksanakan tanggal 9 April s.d 16 April 2007 dengan sub
pokok bahasan yang sama yaitu bangun ruang kubus dan balok untuk materi
luas dan volum kubus dan balok.
1. Perencanaan
Sudah dijelaskan pada Bab III.
2. Pelaksanaan
Uraian pelaksanaannya terinci sebagai berikut.
a. Pertemuan Ke-1(Tanggal 9 April 2007)
Pertemuan ke-1 siklus 1 berisi penyampaian materi luas permuakaan
kubus dan balok, dilanjutkan pemberian LKS menemukan sendiri rumus
luas permukaan kubus dan balok. Semuanya dilaksanakan melalui
tahapan pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
1) Sebelum pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan guru terlebih
dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan
model pembelajaran yang akan digunakan serta memberikan
motivasi kepada siswa dengan menceritakan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Kemuadian
guru memberikan apersepsi denagn tanya jawab mengingatkan
siswa tentang satuan luas.
2) Tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a) Mengorientasi siswa pada masalah
64
Guru mengajukan dua masalah kontekstual yang terkait dengan
luas permukaan kubus dan balok, yaitu “Fakhrul akan
membuat jaring-jaring kubus dengan panjang rusuk 5 cm.
Dia memiliki selembar karton yang luasnya 300 cm2.
Tentukan luas kertas karton yang dibutuhkan Fakhrul untuk
membuat jaring-jaring kubus tersebut dan berapa sisa kertas
karton ?” dan Seorang tukang kayu akan membuat lemari
pesanan dengan panjang 75 cm, lebar 40 cm dan tinggi 200
cm. Bantulah dia untuk menentukan luas kayu yang
dibutuhkan untuk membuat lemari tersebut “. Sebelum siswa
menyelesaikan masalah dalam tim guru membagikan LKS
kepada setiap siswa dan memberikan waktu kepada siswa untuk
menemukan sendiri rumus luas permukaan kubus dan balok.
b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam 8 kelompok yang
terdiri dari 5-6 siswa setiap kelompoknya dan meminta setiap
kelompok untuk menggunakan ide dari kelompoknya sendiri
menyelesaikan masalah yang diberikan pada tahap pertama selain
itu guru juga memberikan sebuah masalah, dimana setiap dua
kelompok mendapatkan masalah yang sama.
c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
65
Guru mengaktifkan diskusi dalam kelompok dan berkeliling
memantau kerja masing-masing kelompok serta membantu
kelompok yang mengalami kesulitan.
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan menanggapi
hasil pemecahan kelompok lain. Guru mengamati siswa dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa dalam mengkaji ulang proses atau hasil
pemecahan masalah dan memberi penguatan terhadap hasil
pemecahan masalah siswa.
3) Penutup
Guru membimbing siswa untuk merangkum atau menarik
kesimpulan
b. Pertemuan Ke-2 (Tanggal 10 April 2007)
Pertemuan ke-2 siklus kedua berisi penyampaian materi volum kubus
dan balok, dilanjutkan dengan pemberian LKS menemukan rumus
volum kubus dan balok. Semuanya dilaksanakan melalui pembelajaran
berbasis masalah sebagai berikut.
1) Sebelum pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan guru terlebih
dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi
kepada siswa dengan menceritakan kehidupan sehari-hari yang
66
berkaitan dengan materi yang akan disampaikan dan memberikan
apersepsi dengan melakukan tanya jawab mengingatkan siswa
tentang satuan volum.
2) Tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a) Mengorientasi siswa pada masalah
Guru mengajukan dua masalah kontekstual yang terkait dengan
luas permukaan kubus dan balok, yaitu “Sebuah kaleng biskuit
dengan alas berbentuk persegi mempunyai panjang rusuk 12
cmdan tinggi kaleng tersebut adalah 25 cm. Berapakah
volum kaleng biskuit tersebut?” dan “Andi mempunyai
aquarium yang berbentuk kubus. Aquarium tersebut berisi
320 liter air. Bila air tersebut memenuhi 85 bagian aquarium,
berapa cm panjang rusuk aquarium Andi?“. Sebelum siswa
menyelesaikan masalah dalam tim guru membagikan LKS
kepada setiap siswa. Untuk menemukan rumus volum kubus guru
membimbing siswa dengan bantuan alat peraga selanjutnya guru
memerikan waktu kepada siswa untuk menemukan snediri volum
balok.
b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam kelompok yang
terdiri dari teman sebangku dan meminta setiap kelompok untuk
menggunakan ide dari kelompoknya sendiri menyelesaikan
masalah yang diberikan pada tahap pertama.
67
c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mengaktifkan diskusi dalam kelompok dan berkeliling
memantau kerja masing-masing kelompok serta membantu
kelompok yang mengalami kesulitan.
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan menanggapi
hasil pemecahan kelompok lain. Guru mengamati siswa dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa dalam mengkaji ulang proses atau hasil
pemecahan masalah dan memberi penguatan terhadap hasil
pemecahan masalah siswa.
3) Penutup
Guru membimbing siswa untuk merangkum atau menarik
kesimpulan, selanjutnya memberi PR sebagai tugas dan latihan.
c. Pertemuan ke-3 (Tanggal 12 April 2007)
Pertemuan ke-3 siklus 1 diawali dengan pembahasan PR yang diberikan
pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan dengan diskusi kelompok
yang terdiri dari 5-6 siswa tiap kelompoknya menyelesaikan masalah
tentang volum kubus dan balok dan penyajian hasil karya siswa serta
presentasi siswa. Semuanya dilaksanakan melalui pembelajaran berbasis
masalah yang hampir sama dengan pertemuan sebelumnya.
68
3. Pengamatan
a. Dari pengamatan terhadap guru dalam pengelolaan pembelajaran
berbasis masalah diperoleh temuan sebagai berikut.
1) Pada tahap pendahuluan, dalam mengkondisikan siswa guru sudah
baik, tujuan pembelajaran sudah disampaikan dan siswa tampak
lebih bersemangat dengan kegiatan pembelajaran, karena
termotivasi dengan masalah sehari-hari yang diceritakan guru
berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
2) Tahap 1 mengoriantasi siswa pada masalah, guru melakukan
bimbingan kepada siswa tentang masalah yang disampaikan dengan
suara keras dan jelas.
3) Tahap 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar, guru dengan cepat
membentuk kelompok belajar.
4) Tahap 3 membimbing penyelidikan individual maupun kelompok,.
Guru sudah tidak banyak memberikan penjelasan kepada siswa
dalam membuat laporan.
5) Tahap 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya, guru sebagai
fasilitator sudah menempatkan fungsinya sebagaimana mestinya.
6) Tahap 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah, guru melakukan analisis dengan cukup baik, dan dalam
evaluasi juga dengan pembahasan sehingga pemahaman siswa
semakin bertambah akan materi pelajaran yang disampaikan.
69
7) Tahap penutup, guru sudah membimbing siswa dengan baik dalam
merangkum materi pelajaran diberikan. Guru juga banyak
memberikan latihan baik berupa PR untuk meningkatkan
pmahaman siswa.
b. Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikut.
1) Peningkatan aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran telihat
sangat baik, siswa banyak yang bertanya jika mengalami kesulitan.
2) Keberanian siswa dalam menyajikan hasil diskusi juga meningkat,
sehingga guru tidak perlu menunjuk siswa untuk mengerjakan di
papan tulis.
3) Pekerjaan siswa sudah sistematis, beberapa kelompok sudah benar
dalam perhitungan menyelesaiakan masalah dan penjelasan
tertulisnya sudah jelas.
4) Setiap kelompok sudah terlihat kompak dalam diskusi memecahkan
masalah.
4. Refleksi
Dalam kegiatan pada siklus kedua didapatkan hasil refleksi sebagai
berikut.
a. Guru telah mampu mempertahankan dan meningkatkan pengelolaan
pembelajaran matematika berbasis masalah. Hal ini didasarkan pada
hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran
mengalami peningkatan dari 67,72% pada siklus pertama menjadi
77,08% pada siklus kedua (lampiran 53) .
70
b. Semua tahapan dalam pembelajaran berbasis masalah sudah
dilaksanakan oleh guru dengan baik.
c. Aktivitas siswa selama pembelajaran sudah mengalami peningkatan. Hal
ini terlihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama
pembelajaran dari 61,1% pada siklus pertama menjadi 72,2% pada siklus
kedua (lampiran 55).
d. Dari hasil tes evaluasi 2 pada siklus kedua ini, siswa yang tuntas belajar
37 anak (88,10%), sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 5 anak
(11,9%). Ketuntasan belajar individual telah tercapai (≥ 70%) dan
ketuntasan klasikal pun telah tercapai yaitu 88,1% (≥ 85%) yang sudah
mendapatkan nilai ≥ 70 dengan rata-rata kelasnya 81,7 (lampiran 52).
e. Siswa dalam mengikuti pembelajaran berbasis masalah sudah
mengalami peningkatan dari 60,71% pada siklus pertama menjadi
71,43% pada siklus kedua (lampiran 54).
f. Hasil angket refleksi siswa terhadap pembelajaran menyatakan 83,33%
siswa senang pembelajaran berbasis masalah yang telah dilaksanakan
pada sub pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok, 73,81% siswa
mudah mengikuti pelajaran dengan pembelajaran berbasis masalah,
61,90% pembelajaran yang dilakukan dengan kerja kelompok
menyenangkan siswa, 63,42% siswa senang dengan hasil kerja
kelompok dengan penemuan sendiri dan 52,38% siswa merasa tertarik
dengan masalah yang harus diselesaikan dalam evaluasi sedangkan
23,81% siswa termotivasi untuk belajar (lampiran 59).
71
g. Pemberian masalah yang berbeda pada tiap dua kelompok telah
menguntungkan siswa karena mereka jadi tahu bagaimana
menyelesaikan masalah.
h. Siswa sudah terampil dalam menyajikan hasil diskusi kelompok pada
kertas manila dan juga sudah terampil dalam menyajikan hasil diskusi.
i. Dalam melaksanakan diskusi kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa tiap
semua kelompok sudah bisa dikatakan aktif bahkan ada satu kelompok
yang termasuk kriteria sangat aktif (lampiran 55).
j. Rubrik penskoran kinerja siswa dalam memecahkan masalah tentang
luas permukaan kubus dan balok siklus kedua dengan hasil level 4 ada
dua kelompok, level 3 ada dua kelompok dan level 2 ada empat
kelompok. Sedangakan untuk masalah tentang volum kubus dan balok
dengan hasil level 4 ada tiga kelompok, level 3 ada tiga kelompok dan
level 2 ada dua kelompok (lampiran 56 dan lampiran 57).
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus kedua ternyata model
pembelajaran berbasis masalah yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu pengajuan masalah yang
disajikan dalam chart maupun kartu masalah, pembentukan belajar kelompok,
dan menyajikan hasil diskusi kelompok dengan perwakilan setiap kelompok
mempresentasikan di depan kelas. Untuk lebih jelasnya model pembelajaran
tersebut dapat dilihat dalam rencana pengajaran siklus kedua.
72
B. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil pengamatan
dilanjutkan dengan refleksi pengamatan pada setiap siklus tindakan. Dari
refleksi pengamatan siklus pertama diperoleh temuan sebagai berikut.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah pada pokok bahasan
bangun ruang sisi datar menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran
matematika berbasis masalah dilaksanakan cukup baik. Hal ini dikarenakan
guru belum berpengalaman dengan model pembelajaran berbasis masalah
yang merupakan kegiatan baru bagi guru sehingga pada siklus pertama
diperoleh prosentase sebesar 67,72%. Hasil ini tergolong cukup baik tapi
belum memuaskan karena kinerja siswa dalam pembelajaran barbasis masalah
diperoleh prosentase sebesar 60,71%. Masih ada beberapa siswa yang
mencontoh siswa lain bahkan ada yang tidak ikut dalam memecahkan
masalah yang diberikan. Kesulitan yang dialami siswa dalam memecahkan
masalah karena kurangnya keberanian siswa untuk bertanya. Selain itu guru
juga kurang merata dalam memberikan bimbingan kepada siswa. Keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus pertama cukup baik, dengan
prosentase sebesar 61,1%.
Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan perlu ditingkatkan.
Beberapa siswa belum berani mengerjakan di papan tulis walaupun bisa
menjawab dengan benar. Terlihat juga dalam mempresentasikan hasil diskusi
kelompok, siswa masih takut dan ragu untuk menyajikannya sehingga dalam
penyampaian hasil diskusi kurang terdengar jelas oleh siswa lain. Siswa juga
73
belum berani memberikan tanggapan terhadap hasil pemecahan masalah
kelompok lain. Dalam memecahkan masalah tentang sifat-sifat kubus dan
balok masih sampai pada level memuaskan hanya 10 siswa ( lampiran 30).
Pada dasarnya siswa sudah tahu definisi kubus dan balok tetapi masih
kesulitan jika diterapkan pada masalah kontekstual karena konsepnya kurang
tertanam dengan baik.
Menurut peneliti kerja sama siswa dalam siklus pertama sudah cukup
baik, walaupun ada beberapa kelompok yang tidak begitu aktif. Berdasarkan
hasil tes evaluasi siklus pertama, rata-rata kelas mencapai 76,36 dengan siswa
yang tuntas belajar sebanyak 32 siswa dan 10 siswa yang belum tuntas.
Namun demikian masih belum mencapai hipotesis tindakan dan indikator
ketuntasan klasikal. Ketika menyelesaikan soal evaluasi masih banyak siswa
yang salah dalam perhitungan. Seperti pada contoh berikut ini.
74
Dari jawaban siswa di atas diketahui bahwa pada umumnya benar
hanya perhitungannya saja yang salah.
Dari refleksi pelaksanaan siklus pertama ternyata masih belum
mencapai hipotesis tindakan dan indikator kinerja serta diperoleh gambaran
bahwa pada awalnya siswa agak kesulitan mengikuti pelajaran tanpa
diberikan penjelasan detail tentang suatu konsep. Beberapa hal yang
dilakukan adalah guru lebih aktif berkeliling menemani siswa dalam
kelompok-kelompoknya untuk membantu mereka melakukan penyelidikan
dalam upaya menyelesaiakan masalah. Dengan demikian perbaikan
pelaksanaan pembelajaran siklus pertama perlu diulang agar kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah, bekerjasama dapat ditumbuhkembangkan
dan hasil belajar siswa meningkat.
Pada siklus kedua diperoleh kinerja guru dalam pengelolaan
pembelajaran berbasis masalah mengalami peningkatan. Hal ini dilihat dari
hasil pengamatan menunjukkan prosentase sebesar 77,08% dengan rata-rata
untuk keduapuluhempat aspek 3,08 (Lampiran 53). Siswa dalam mengikuti
pembelajaran berbasis masalah juga mengalami peningkatan dari 60,71%
pada siklus pertama menjadi 71,43% pada siklus kedua.
Perbaikan pelaksanaan pembelajaran ini mengakibatkan hasil belajar
siswa pada siklus kedua meningkat dengan rata-rata kelas mencapai 81,7 dari
76,36 pada siklus pertama dan ketuntasan belajar klasikal mengalami
peningkatan dari 76,19% pada siklus pertama menjadi 88,1% pada siklus
kedua. Walaupun ada siswa yang masih salah dalam menuliskan rumus dan
75
salah perhitungan dalam menyelesaikan tes evaluasi 2. Seperti halnya pada
contoh di bawah ini.
76
Dari contoh di atas siswa yang pertama salah menuliskan rumus yang
seharusnya rumus luas ditulis rumus volum. Sedangkan pada siswa yang
kedua terlihat salah dalam perhitungan, sehingga hasil yang diperolehpun
salah.
Selanjutnya dari hasil refleksi selama pengamatan pada siklus kedua
siswa dalam bekerja kelompok sudah terlihat kompak, ditandai dengan
adanya pembagian kelompok dalam menyelesaiakan masalah dan juga terlihat
bersemangat dalam melakukan penyelidikan sehingga ada beberapa kelompok
yang dapat menyelesaikan tugas dengan sangat baik. Berdasarkan hasil
pengamatan diskusi kelompok dapat dikatakan semua kelompok sudah
tergolong aktif bahkan ada yang sangat aktif. Oleh karena itu pada siklus
kedua ini terjadi peningkatan aktivitas siswa dari 61,1% pada siklus pertama
menjadi 72,2% pada siklus kedua.
Dengan demikian diperoleh bahwa dengan diberikannya model
pembelajaran berbasis masalah, maka hasil belajar siswa dapat ditingkatkan
dan juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Hal ini tampak dari analissi hasil tes yang dilakukan setelah akhir pelaksanaan
siklus kedua. Ketuntasan belajar klasikal dari 76,19% pada siklus pertama
menjadi 88,1% pada siklus kedua dengan rata-rata kelas mencapai 81,7 pada
siklus kedua.
Berdasarakan hasil refleksi dan evaluasi dari siklus pertama sampai
kedua ternyata model pembelajaran berbasis masalah dalam pokok bahasan
bangun ruang sisi datar adalah pembelajaran berbasis masalah dengan model
77
pengajuan masalah oleh guru dan siswa memperoleh pengalaman belajar yang
menyenangkan dan keaktifan siswa dapat ditumbuhkembangkan. Dapat
dilihat prosentase tanggapan siswa dari siklus I sampai siklus II mengalami
peningkatan, siswa senang pembelajaran berbasis masalah yang telah
dilaksanakan, siswa mudah mengikuti pelajaran dengan pembelajaran
berbasis masalah, pembelajaran yang dilakukan dengan kerja kelompok juga
menyenangkan siswa, siswa senang dengan hasil kerja kelompok dengan
penemuan sendiri, siswa merasa tertarik dengan masalah yang harus
diselesaikan dalam evaluasi sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
Demikian pula guru benar-benar melakukan assesmen dengan nyata tahap
demi tahap pembelajaran.
Dengan demikian hipotesis tindakan dan indikator kinerja dapat dicapai
sehingga tidak perlu dilakukan pelaksanaan siklus selanjutnya.
78
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh simpulan berikut.
1. Model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VIII SMP N 5 Semarang pokok bahasan bangun ruang sisi
datar tahun pelajaran 2006/2007.
2. Dengan model pembelajaran berbasis masalah aktivitas siswa dalam
pembelajaran mengalami peningkatan.
B. Saran
1. Dalam kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis
masalah peneliti harus lebih memotivasi siswa dan siswa dituntut untuk
aktif sehingga terjalin komunikasi yang baik antar siswa maupun guru
dengan siswa.
2. Meskipun penelitian tindakan kelas ini hanya sampai 2 siklus dan sudah
mencapai hipotesis tindakan, namun guru hendaknya terus mengadakan
penelitian selanjutnya agar kemampuan siswa lebih meningkat.
3. Siswa dibiasakan untuk belajar kelompok dalam menyelesaikan masalah
atau tugas tertentu bagi keberhasilan belajarnya.
4. Siswa perlu dilatih untuk berani mengemukakan pendapat di depan teman-
temannya. dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan mengemukakan pendapat/idenya.
78
79
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Nurhayati. 2000. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Beroriantasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction). Program Studi Pendidikan Matematika Pasca Sarjana. UNESA.
Arikunto, Suharsimi.1997. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Chunayah, Cucun. 2005. Kompetensi Matematika Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester 1 dan 2. bandung: CV Yrama Widya.
Baedhowi. 2007. Kebijakan Pengambangan Kurikulum. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional. Buchori, dkk. 2005. Jenius Matematika3 untuk SMP/MTS Kelas IX.
Semarang:Aneka Ilmu. Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Jurnal Matematika, Sains dan Pembelajarannya. 2005. Wahana Matematika dan Sains.FP MIPA IKIP N Singaraja
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ibrahim, Muslimin dan Nur. 2000. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: UNESA.
Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning/CTL) Dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.
Nuryenti, Diah Eko. 2005. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
mengembangkan kecakapan Matematika Siswa Sekolah Dasar (SD) Kelas III Sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Skripsi S1 Pendidikan Matematika UNNES.
Sumiyati. 2007. Kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. Syaiful Bahri. 2002. Srategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka Ilmu.
80
Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar Proses Pembelajaran Matematika: Semarang: Jurusan Matematika.
Tri Anni, Catharina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Wagiyo, dkk.2006. Matematika 3B Untuk Kelas VIII SMP/MTS Program Semester Genap.Bekasi: PT GalaxyPuspa Mega.
81
DAFTAR NAMA KELAS VIIIB
TAHUN PELAJARAN 2006/2007
NO NO INDUK NAMA JENIS
KELAMIN 1 12176 Abdurahman Hamid A L 2 12800 Ade Irma Sari P 3 12885 Aisyah KN P 4 12845 Akhmad Bukhori L 5 12724 Aprita Tiara P P 6 17679 Atrie Puji L P 7 12891 Azan Rahmadian Putra L 8 12812 Baskoro Aji N L 9 12772 Bintang Refi I P 10 12683 Dara Amalia S P 11 12779 Dwinda Sheila P P 12 12723 Eko Bagus Setiyawan L 13 12753 Githa Ayu PS P 14 12782 Hanafi A L 15 12738 Harfikri Suseno A L 16 12897 Ilham I B A I L 17 12865 Indah Nur'aini P 18 12898 Indiyel Palupi Trifina P 19 12823 Intan S P 20 12694 Kennia Cahyani P 21 12789 Martanti G P 22 12904 M Ikhsan R L 23 Muh Teguh Albaisar P 24 12870 Ni Ketut Caesaria DW P 25 12872 Niluh Nyoman Tantri S P 26 12869 N N Putra Dhananjaya L 27 12703 Noor Fathia R I P 28 12831 Noviastuti Istiarini P 29 12748 Nuke Nur H P 30 12909 Prima Ayu V P 31 12784 Ria Arindu S P 32 12834 Riza Maulana L 33 12798 Septia Laili F L 34 12879 Setiawan Ari Saputra L 35 12710 Taufan Neo Ristiawan L 36 12920 Tiasa A L 37 12838 Tri Hartiningsih P 38 12882 Wahyu Wicaksana L 39 12840 Yahya P A L 40 12715 Yunan Diar R A L 41 12757 Zain Afif Hendriantoko L 42 Rizky Widya P
Lampiran 1
82
DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK KELAS VIII B
Kelompok 1
1. Ade Irma Sari
2. Muh. Teguh Albaisar
3. Ria Arindi S
4. Rizqi
5. Abdurahman Hamid A
Kelompok 2
1. Bintang Refi
2. Ni Ketut Caesria D.W
3. Septia Laili F
4. Ilham I B A I
5. Azan Rahmadian Putra
Kelompok 3
1. Dara Amalia
2. Niluh Nyoman Tantri S
3. Setiawn Ari Saputra
4. Ahmad Bukhori
5. Indah Nur’aini
Kelompok 4
1. Dwinda Sheila P
2. NN Putra Dhananjaya
3. Taufan Neo Ristriawan
4. Aprita Tiara P
5. Indiyel Palupi Trifina
6. Harfikri Suseno A
Kelompok 5
1. Eko Bagus Setyawan
2. Noor Fatia R I
3. Tri Hartiningsih
4. Atrie Puji Lestari
5. Intan S
6. Yahya P A
Kelompok 6
1. Hanafi
2. Novi Astuti Istiarini
3. Wahyu Wicaksana
4. Kennia Cahyani
5. Aisyah K N
Kelompok 7
1. Martanti
2. Nuke Nur H
3. Yunan Diar R A
4. Baskoro Aji
5. Riza Maulana
Kelompok 8
1. M Ikhsan R
2. Prima Ayu P V
3. Zain Afif Hendriantoko
4. Githa Ayu P S
5. Tiasa
Lampiran 2
83
INSTRUMEN SKENARIO PEMBELAJARAN
No. Siklus Tanggal PB/Sub PB Jam
1. I 20 Maret 2007 Sifat-sifat kubus dan
balok
07.00 s.d
08.20
2. I 22 Maret 2007 Kerangka kubus dan
balok
07.00 s.d
07.40
3 I 26 Maret 2007 Jaring-jaring kubus
dan balok
11.30 s.d
12.40
4. II 9 April 2007 Luas permukaan kubus
dan balok
11.30 s.d
12.40
5. II 10 April 2007 Volume kubus dan
balok
07.00 s.d
08.20
6. II 12 April 2007 Diskusi siswa 11.30 s.d
12.40
Lampiran 3
84
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Sekolah : SMP 5 Semarang
Kelas / Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : I
A. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat kubus, balok dan bagian-bagiannya serta menentukan
ukuran-ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok serta bagian-bagiannya.
C. Indikator
Mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal
dan diagonal ruang kubus dan balok.
D. Strategi Pembelajaran
1. Model : Pembelajaran Berbasis Masalah
2. Metode : Demonstrasi, Tanya jawab, Ceramah, Diskusi kelompok
E. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Guru memberikan salam untuk membuka pelajaran
b. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima
pelajaran
c. Guru menyampaikan model pembelajaran yang akan digunakan
d. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran ( merujuk pada indikator )
e. Guru memberikan motivasi dengan menceritakan kehidupan sehari-
hari yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
2. Kegiatan Inti ( 50 menit)
Fase I : Mengorientasi siswa pada masalah
Lampiran 4
85
a. Guru memberikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi
yang akan disampaikan
1) Dina akan membuat tempat kado untuk temannya yang
berbentuk kubus dengan panjang rusuk 10 cm. Dia telah
memotong dua karton tebal dengan ukuran 10 cm x 10 cm.
Berapa potong lagi yang diperlukan Dina untuk membuat
tempat tersebut?
2) Untuk menyimpan perhiasan ibu, Ayah membuat peti dari
kayu jati yang berukuran 30cm x 20cm x 10cm. Di rumah
sudah tersedia lembaran kayu jati yang berukuran 30cm x
20cm, 30cm x 10 cm dan 20cm x 10cm. Bantulah Ayah untuk
menghitung banyaknya lembaran kayu jati yang dibutuhkan
untuk membuat peti tempat perhiasan tersebut!
b. Dengan menggunakan alat peraga model kubus guru mengenalkan
sifat-sifat kubus dan bagian-bagiannya.
c. Guru menyuruh siswa untuk memberikan contoh benda-benda
berbentuk kubus yang pernah dijumpai siswa dalam kehidupannya.
d. Dengan menggunakan alat peraga model balok guru mengenalkan
sifat-sifat balok dan bagian-bagiannya.
e. Guru menyuruh siswa untuk memberikan contoh benda-benda
berbentuk balok yang pernah dijumpai siswa dalam kehidupannya
f. Guru menuntun siswa untuk mendefinisikan sendiri kubus dan balok
sesuai dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.
Fase II : Mengorganisasikan siswa untuk belajar
a. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari teman
sebangku.
b. Guru meminta setiap kelompok untuk menggunakan ide dari
kelompoknya sendiri
Fase III : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
a. Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah yang
diberikan
86
b. Guru berkeliling dan membantu siswa yang mengalami kesulitan
c. Guru mendorong siswa untuk melakukan diskusi dengan teman
sebangku
Fase IV : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Dua orang siswa mengerjakan di papan tulis dan mempresentasikan
hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian
b. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi
c. Guru memberikan contoh soal bagaimana mencari panjang diagonal
bidang dan diagonal ruang pada kubus dan balok jika panjang rusuk
diketahui
Fase V : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
a. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa
b. Guru memberikan latihan soal dalam bentuk LKS secara individu.
c. Siswa mengumpulkan LKS yang sudah diselesaikan
d. Guru melakukan assasment product, kinerja dan autentik
3. Penutup ( 20 menit)
a. Siswa dibimbing untuk merangkum materi pelajaran
b. Guru memberikan PR
F. Media
1. Matematika untuk kelas VIII SMP/MTS program semester genap oleh
A.Wagiyo, dkk penerbit PT. Galaxy Puspa Mega.
2. Alat peraga model kubus dan balok.
3. Lembar kegiatan siswa.
G. Penilaian
1. Kinerja / prestasi siswa
2. Penilaian proses dilakukan bengan memperhatikan keaktifan dan
keseriusan siswa dalam mengikuti KBM.
87
Semarang,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Suyatmi, S.Pd Fitri Yuni A NIP.131678155 NIM.4101403529
88
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Sekolah : SMP 5 Semarang
Kelas / Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi waktu : 1 x 40 menit
Pertemuan : II
A. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat kubus, balok dan bagian-bagiannya serta menentukan
ukuran-ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Membuat jaring-jaring kubus dan balok
C. Indikator
1. Mengenal kerangka kubus dan balok
2. Menemukan rumus panjang seluruh rusuk kubus dan balok.
D. Strategi Pembelajaran
1. Model : Pembelajaran Berbasis Masalah
2. Metode : Demonstrasi, Tanya jawab, Ceramah, Diskusi kelompok
E. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam untuk membuka pelajaran
b. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima
pelajaran
c. Guru membahas PR yang dianggap sulit
d. Beberapa siswa diminta untuk mengerjakan di depan kelas
e. Guru memberi penguatan terhadap jawaban siswa
f. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran ( merujuk pada indikator )
Lampiran 5
89
g. Guru memberikan motivasi dengan menceritakan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang akan
disampaikan.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit)
Fase I : Mengorientasi siswa pada masalah
a. Guru memberikan masalah yang berkaitan dengan materi yang akan
disampaikan
1) Andi mendapat tugas dari sekolah untuk membuat kerangka
kubus. Bahan yang digunakan untuk membuat kerangka itu
adalah kawat. Coba bantulah Andi menghitung panjang
kawat yang diperlukan untuk membuat kerangka kubus
dengan panjang rusuk 10 cm.
2) Tersedia kawat sepanjang 96 cm. akan dibuat kerangka balok
yang panjangnya 14 cm dan lebarnya 6 cm. Agar kawat
terpakai seluruhnya, berapa tinggi balok yang harus dibuat ?
b. Guru mengenalkan kerangka kubus dan balok
c. Dengan menggunakan alat peraga kerangka kubus guru melakukan
tanya jawab dengan siswa “ Berapa jumlah rusuk pada kubus ? (12),
Apakah rusuk-rusuk pada kubus sama panjang ?(Ya)”, maka untuk
membuat kerangka kubus, panjang bahan yang diperlukan sama
dengan panjang seluruh rusuk kubus. Kemudian guru bertanya “ Jika
panjang suatu rusuk kubus adalah r, berapakah panjang seluruh rusuk
kubus ? ( 12 x r )
d. Dengan cara yang sama guru menjelaskan kerangka balok yang
berukuran
p x l x t
Fase II : Mengorganisasikan siswa untuk belajar
a. Siswa diminta untuk berkelompok yang terdiri dari teman sebangku
b. Guru meminta setiap kelompok untuk menggunakan ide dari
kelompoknya sendiri
90
Fase III : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
a. Dengan diskusi, siswa menyelesaikan masalah yang diberikan guru.
b. Guru berkeliling dan membantu siswa yang mengalami kesulitan
c. Guru mendorong siswa untuk melakukan diskusi dengan teman
sebangku
d. Siswa melakukan yang diperintahkan guru
Fase IV : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Bagi kelompok yang sudah selesai menyelesaikan soal menyajikannya
di depan kelas dan mendemonstrasikannya.
b. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
memberikan tangggapan.
Fase V : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
a. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa
b. Guru melakukan assasment product, kinerja dan autentik
3. Penutup ( 15 menit)
a. Siswa dibimbing untuk membuat kesimpulan dari pembelajaran
b. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa
untuk pertemuan berikutnya, dengan catatan setiap kelompok harus
ada siswa yang lebih pandai diantara siswa yang lain.
c. Guru memberikan PR
F. Media
1. Matematika untuk kelas VIII SMP/MTS program semester genap oleh
A.Wagiyo, dkk penerbit PT. Galaxy Puspa Mega.
2. Alat peraga karangka kubus dan balok
Alat peraga model kubus dan balok
3. Lembar kerja siswa.
G. Penilaian
1. Kinerja / prestasi siswa
2. Penilaian proses dilakukan bengan memperhatikan keaktifan dan
keseriusan siswa dalam mengikuti KBM.
91
Semarang,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Suyatmi, S.Pd Fitri Yuni A NIP.131678155 NIM.4101403529
92
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Sekolah : SMP 5 Semarang
Kelas / Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : III
A. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat kubus, balok dan bagian-bagiannya serta menentukan
ukuran-ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Membuat jaring-jaring kubus dan balok
C. Indikator
Membuat jaring-jaring kubus dan balok
D. Strategi Pembelajaran
1. Model : Pembelajaran Berbasis Masalah
2. Metode : Demonstrasi, Tanya jawab, Diskusi kelompok
E. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan (15 menit)
a. Guru mengucapkan salam untuk membuka pelajaran
b. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima
pelajaran
c. Guru membahas PR yang dianggap sulit
d. Beberapa siswa diminta untuk mengerjakan di depan kelas
e. Guru memberi penguatan terhadap jawaban siswa
f. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran ( merujuk pada indikator )
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok
yang sudah dibagi pada pertemuan sebelumnya.
Lampiran 6
93
b. Guru membagikan satu lembar kertas manila, spidol dan selotip
kepada tiap-tiap kelompok
c. Guru membagikan LKS sebagai panduan untuk membuat jaring-jaring
kubus.
d. Guru mendorong siswa untuk melakukan diskusi secara kelompok
e. Siswa melakukan percobaan.
f. Bagi kelompok yang sudah selesai membuat jaring-jaring ditempel
pada kertas manila dan menyajikan karyanya di papan tulis dengan
menggunakan selotip.
g. Siswa diminta untuk melanjutkan menyelesaikan soal pada LKS
dengan berdiskusi dengan kelompoknya
h. Guru mengamati proses yang dilakukan siswa
i. Beberapa siswa mewakili kelompoknya untuk mendemonstrasikan
penemuan jaring-jaring kubus yang lain.
j. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
memberikan tangggapan.
k. Guru membubarkan kelompok
l. Guru melakukan assasment product, kinerja dan autentik
3. Penutup ( 15 menit )
a. Siswa dibimbing untuk membuat kesimpulan dari pembelajaran
b. Guru memberikan PR
“Buatlah jaring-jaring balok yang berbeda (4 macam)!”
H. Media
1. Matematika untuk kelas VIII SMP/MTS program semester genap oleh
A.Wagiyo, dkk penerbit PT. Galaxy Puspa Mega.
2. Lembar kerja siswa.
I. Penilaian
1. Kinerja / prestasi siswa
2. Penilaian proses dilakukan bengan memperhatikan keaktifan dan
keseriusan siswa dalam mengikuti KBM.
94
Semarang, 14 Juni 2007
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Suyatmi, S.Pd Fitri Yuni A NIP.131678155 NIM.4101403529
95
Lembar Kegiatan Siswa Nama : Unsur-Unsur Kubus dan Balok Absen :
Prasyarat : Siswa mengenal kubus dan balok Tujuan : Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok : rusuk,
bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal.
A. Unsur-Unsur Kubus
Gambar di samping adalah kubus KLMN.OPQR yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut : 1. memiliki … rusuk, yaitu ... 2. memiliki … bidang sisi, yaitu … 3. memiliki … titik sudut, yaitu … 4. memiliki … diagonal bidang, yaitu … 5. memiliki … diagonal ruang, yaitu … 6. memiliki … bidang diagonal, yaitu …
7. Kubus adalah … 8. Sebutkan bidang yang kongruen dengan bidang KNOR! jawab : … 9. Sebutkan garis-garis yang sejajar dengan PQ! jawab : … 10. Sebutkan bidang diagonal yang memuat KQ! jawab : …
C. Unsur-Unsur Balok Gambar di samping adalah balok PQRS.TUVW yang memiliki unsur-unsur sebagi berikut : 1. memiliki … rusuk, yaitu ... 2. memiliki … bidang sisi, yaitu … 3. memiliki … titik sudut, yaitu … 4. memiliki … diagonal bidang, yaitu … 5. memiliki … diagonal ruang, yaitu … 6. memiliki … bidang diagonal, yaitu …
7. Balok adalah … 8. Sebutkan bidang diagonal yang kongruen dengan bidang PQVW! jawab : … 9. Sebutkan semua diagonal bidang yang sama panjang dengan PW! jawab : … 10. Jika panjang QT 6 cm, sebutkan semua diagonal bidang yang panjangnya
6 cm! jawab : …
K L
O
M N
P
QR
W V
T U
S R
Q P
Lampiran 7
96
Kunci Jawaban LKS Unsur-Unsur Kubus dan Balok
A. 1. 12 ; KL, LM, MN, NK, OP, PQ, QR, RO, OK, PL, MQ, WR
2. 6 ; KLMN, OPQR, LMPQ, KNOR, KLPO, MNQR
3. 8 ; K, L, M, N, O, P, Q, R
4. 12 ; KP, LO, LQ, MP, MR, NQ, NO, KR, KM, LN, OQ, PR
5. 4 ; KQ, LR, MO, NP
6. 6 ; KLQR, MNOP, KNPQ, LMOR, KOMQ, LPNR
7. Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah daerah persegi
yang kongruen.
8. KLMN, OPQR, LMPQ, KLPO, MNQR
9. OR, KN, LM
10. KMQO
B. 1. 12 ; PQ, QR, RS, SP, PT, QU, RV, SW, TU, UV, VW, WT
2. 6 ; PQRS, TUVW, PQUT, QRUV, RSVW, PSWT
3. 8 ; P, Q, R, S, T, U, V, W
4. 12 ; PU, QT, QV, UR, RW, SW, PW, ST, PR, QS, UW, TV
5. 4 ; PV, QW, RT, SU
6. 6 ; PRVT, QUWS, PQVW, RUTS, PSVU, QRTW
7. Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah daerah persegi
panjang, dimana setiap pasangnya sejajar dan sebangun.
8. PRVT, QUWS, RUTS, PSVU, QRTW
9. QV
10. RW
Lampiran 8
97
Contoh soal menentukan panjang diagonal bidang dan diagonal ruang
1. Sebuah kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 2 cm hitunglah :
a. panjang diagonal AC
b. panjang diagonal ruang AG
2. Diketahui sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang diagonal bidang
24 cm. Hitunglah :
a. panjang rusuk kubus
b. panjang diagonal ruang kubus
3. Sebuah balok PQRS.TUVW dengan panjang rusuk PQ = 4 cm, QR = 2 cm
dan QH = 5 cm. Hitunglah :
a. panjang diagonal PR
b. panjang diagonal ruang QW
Pekerjaan Rumah
1. Sketsalah kubus KLMN.PQRS
a. gambarlah bidang-bidang diagonal pada kubus tersebut!
b. Berbentuk apakah bidang diagonal pada kubus?
c. Sebukan nama-nama bidang diagonalnya!
d. Berapa banyak bidang diagonal pada sebuah kubus?
2. Sketsalah balok ABCD.EFGH
a. gambarlah bidang-bidang diagonal pada balok tersebut!
b. Berbentuk apakah bidang diagonal pada balok?
c. Sebukan nama-nama bidang diagonalnya!
d. Berapa banyak bidang diagonal pada sebuah balok?
3. Sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk cm25 . Hitunglah :
a. Panjang diagonal AF
b. Luas bidang diagonal ABGH
Lampiran 9
98
Kunci jawaban masalah pertemuan ke-1
1. 4 potong karton tebal 10 cm x 10 cm
2. 2 lembar kayu jati dengan ukuran 30 cm x 20 cm
2 lembar kayu jati dengan ukuran 30 cm x 10 cm
2 lembar kayu jati dengan ukuran 20 cm x 10 cm
Kunci jawaban contoh soal pertemuan ke-1
1. Diketahui : panjang rusuk = 2 cm
Ditanyakan : a. panjang AC
b. panjang AG
22
8
22
.:22
22
=
=
+=
+= BCABACaJawab
Jadi panjang AC adalah 22 cm.
32
12
2)32(
.22
22
=
=
+=
+= CGACAGb
Jadi panjang AG adalah 32 cm 2. Diketahui : panjang diagonal bidang = 24 cm (misal diagonal AC) Ditanyakan : a. panjang rusuk b. panjang diagonal ruang
Jawab : a. misal panjang rusuk kubus a cm, maka :
A
D
E F
H
B
C
G
A
D
E F
H
B
C
G
Lampiran 10
99
diperolehruaskeduatkanmengkuadradengan
a
aa
BCABAC
2
22
22
2
24
=
+=
+=
416322232
2
2
2
==
=⇔
=
aaa
a
b. panjang diagonal ruang, misal AG
34
48
4)24( 22
22
=
=
+=
+= CGACACmaka
Jadi panjang diagonal ruang kubus ABCD.EFGH adalah 4 cm dan panjang diagonal sisi 34 cm.
3. Diketahui : panjang PQ = 4 cm panjang QR = 2 cm panjang QU = 5 cm Ditanyakan : a. panjang PR b. panjang QW
52
20
24
.:22
22
=
=
+=
+= QRPQPRaJawab
53
45
5)52(
.22
22
=
=
+=
+= SWQSQWb
Jadi panjang AC adalah 52 cm. Jadi panjang AC adalah 52 cm.
W V
T U
S R
Q P
100
Kunci Jawaban PR pertemuan ke-1
1. a.
b. Persegi panjang
c. LMOR, KNPQ, KLQR, OPMN, KMQO, LPRN
d. 6
2. a.
b. Persegi panjang
c. ABGH, EFCD, ACGE, BDHF, ADGF, BCHE
d. 6
3. Diketahui : Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 25 cm
Ditanya : a. Panjang diagonal bidang AF
b. Luas bidang diagonal ABGH
Jawab :
K N
O Q R
L M
P
K N
O QR
L M
P
K N
O QR
L M
P
K N
O QR
L M
P
K N
O Q R
L M
P
K N
O QR
L M
P
A
E
B D
F
C
G H
A B D
E F
C
G H
A B D
E F
C
G H
A B D
E F
C
G H
A B D
E F
C
G H
A B D
E F
C
G H
101
10250100
1025)25()25(
..22
22
===
×=+=
×=+= BGABABGHLuasbBFABAFa
Jadi panjang AF adalah 10 cm Jadi luas ABGH adalah 250 cm
102
Pekerjaaan rumah pertemuan ke-2
1. Berapakah panjang batang keseluruhan yang diperlukan untuk membentuk
kerangka balok dengan ukuran 20 cm x 12 cm x 6 cm!
2. Pak Salim akan membuat kandang untuk ayam-ayamnya yang berbentuk
balok. Langkah pertama yang dilakukan pak salim adalah membuat
kerangka kandang. Jika Pak Salim mempunyai tujuh buah bambu berukuran
1 meter dan menghendaki panjang kandang 90 cm dan lebarnya 45 cm,
bantulah Pak Salim menghitung tinggi kandang agar semua bambu dapat
terpakai.
3. Andi mendapat tugas sekolah untuk membuat kerangka kubus. Dia
mempunyai kawat sepanjang 108 cm. Barapa panjang rusuk kubus agar
tidak ada kawat yang tersisa?
Lampiran 11
103
Kunci Jawaban Masalah Pertemuan ke-2
1. Diketahui :
Panjang rusuk kubus (r) = 10 cm
Ditanya :
Panjang kawat yang dibutuhkan untuk membuat kerangka kubus
Jawab :
Panjang kawat kerangka kubus = Jumlah seluruh rusuk kubus
= 12 r
= 12 x 10
= 120
Jadi panjang kawat yang dibutuhkan untuk membuat kerangka kubus adalah
120 cm.
2. Diketahui :
Panjang kawat = 96 cm
Panjang balok = 14 cm
Lebar balok = 6 cm
Ditanya :
Tinggi balok agar kawat yang tersedia habis terpakai
Jawab :
Agar kawat habis terpakai artinya,
panjang kawat yang tersedia = panjang seluruh rusuk balok
96 = 4 x (p + l + t)
96 = 4 x (14 + 6 + t)
= 80 + 4t
⇔ 4t = 96 – 80
⇔ 4t = 16
⇔ t = 4
Jadi tinggi balok agar kawat yang tersedia habis terpakai adalah 4 cm.
Lampiran 12
104
Kunci Jawaban PR pertemuan 2
1. Panjang batang yang dibutuhkan = Panjang seluruh rusuk balok
= 4 x ( p + l + t )
= 4 x ( 20 + 12 + 6 )
= 4 x 38
= 152
Jadi panjang batang seluruhnya yang dibutuhkan untuk membuat kerangka
balok adalah 152 cm.
2. Panjang bambu yang tersedia = Panjang seluruh rusuk kandang
700 = (4 x 90) + (4 x 45) + (4 x t)
= 360 + 180 + 4t
= 540 + 4t
⇔ 4t = 700 – 540
⇔ 4t = 160
t = 160 : 4
t = 40
Jadi tinggi kandang agar bambu tidak tersisa adalah 40 cm.
3. Panjang kawat yang tersedia = Panjang seluruh rusuk Kubus
108 = 12 r
⇔ 12 r = 108
⇔ r = 108 : 12
r = 9
Jadi panjang rusuk kubus agar tidak ada kawat yang tersisa adalah 9 cm.
Lampiran 13
105
Lembar Kegiatan Siswa kode : 1
Membuat jaring-jaring kubus
Lakukan Kegiatan sebagai berikut :
1. Siapkanlah kardus yang berbentuk kubus
2. Namailah kubus itu dengan nama kubus ABCD.EFGH
3. Irislah kubus ABCD.EFGH menurut rusuk-rusuk AE, BF, EF, FG, GC, GH
dan HD kemudian rebahkan di atas meja
4. Terbentuklah jaring-jaring kubus, tempelkan jaring-jaring kubus tersebut di
kertas manila yang sudah ditempel dipapantulis dengan menggunakan
selotip
5. Lukislah semua jaring-jaring kubus yang sudah ditempel di depan kelas.
6. Adakah jaring-jaring kubus lain yang dapat di buat? Jika Ya, maka
gambarlah 6 rangkaian persegi yang merupakan jaring-jaring kubus.
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Lampiran 14
106
Lembar Kegiatan Siswa kode : 2
Membuat jaring-jaring kubus
Lakukan Kegiatan sebagai berikut :
1. Siapkanlah kardus yang berbentuk kubus
2. Namailah kubus itu dengan nama kubus ABCD.EFGH
3. Irislah kubus ABCD.EFGH menurut rusuk-rusuk AB, AD, AE, EH, HG, GC
dan GF kemudian rebahkan di atas meja
4. Terbentuklah jaring-jaring kubus, tempelkan jaring-jaring kubus tersebut di
kertas manila yang sudah ditempel dipapantulis dengan menggunakan
selotip
5. Lukislah semua jaring-jaring kubus yang sudah ditempel di depan kelas.
6. Adakah jaring-jaring kubus lain yang dapat di buat? Jika Ya, maka
gambarlah 6 rangkaian persegi yang merupakan jaring-jaring kubus.
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
107
Lembar Kegiatan Siswa kode : 3
Membuat jaring-jaring kubus
Lakukan Kegiatan sebagai berikut :
1. Siapkanlah kardus yang berbentuk kubus
2. Namailah kubus itu dengan nama kubus ABCD.EFGH
3. Irislah kubus ABCD.EFGH menurut rusuk-rusuk AE, HG, EH, GF, CG, BF
dan AD kemudian rebahkan di atas meja
4. Terbentuklah jaring-jaring kubus, tempelkan jaring-jaring kubus tersebut di
kertas manila yang sudah ditempel dipapantulis dengan menggunakan
selotip
5. Lukislah semua jaring-jaring kubus yang sudah ditempel di depan kelas.
6. Adakah jaring-jaring kubus lain yang dapat di buat? Jika Ya, maka
gambarlah 6 rangkaian persegi yang merupakan jaring-jaring kubus.
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
108
Lembar Kegiatan Siswa kode : 4
Membuat jaring-jaring kubus
Lakukan Kegiatan sebagai berikut :
1. Siapkanlah kardus yang berbentuk kubus
2. Namailah kubus itu dengan nama kubus ABCD.EFGH
3. Irislah kubus ABCD.EFGH menurut rusuk-rusuk BC, EF, GH, CG, EH, AD
dan HD kemudian rebahkan di atas meja
4. Terbentuklah jaring-jaring kubus, tempelkan jaring-jaring kubus tersebut di
kertas manila yang sudah ditempel dipapantulis dengan menggunakan
selotip
5. Lukislah semua jaring-jaring kubus yang sudah ditempel di depan kelas.
6. Adakah jaring-jaring kubus lain yang dapat di buat? Jika Ya, maka
gambarlah 6 rangkaian persegi yang merupakan jaring-jaring kubus.
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
109
Lembar Kegiatan Siswa kode : 5
Membuat jaring-jaring kubus
Lakukan Kegiatan sebagai berikut :
1. Siapkanlah kardus yang berbentuk kubus
2. Namailah kubus itu dengan nama kubus ABCD.EFGH
3. Irislah kubus ABCD.EFGH menurut rusuk-rusuk AE, DH, EH, HG, BF, EF
dan BC kemudian rebahkan di atas meja
4. Terbentuklah jaring-jaring kubus, tempelkan jaring-jaring kubus tersebut di
kertas manila yang sudah ditempel dipapantulis dengan menggunakan
selotip
5. Lukislah semua jaring-jaring kubus yang sudah ditempel di depan kelas.
6. Adakah jaring-jaring kubus lain yang dapat di buat? Jika Ya, maka
gambarlah 6 rangkaian persegi yang merupakan jaring-jaring kubus.
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
110
Lembar Kegiatan Siswa kode : 6
Membuat jaring-jaring kubus
Lakukan Kegiatan sebagai berikut :
1. Siapkanlah kardus yang berbentuk kubus
2. Namailah kubus itu dengan nama kubus ABCD.EFGH
3. Irislah kubus ABCD.EFGH menurut rusuk-rusuk AB, BC, CD, EH, AE, EF
dan FG kemudian rebahkan di atas meja
4. Terbentuklah jaring-jaring kubus, tempelkan jaring-jaring kubus tersebut di
kertas manila yang sudah ditempel dipapantulis dengan menggunakan
selotip
5. Lukislah semua jaring-jaring kubus yang sudah ditempel di depan kelas.
6. Adakah jaring-jaring kubus lain yang dapat di buat? Jika Ya, maka
gambarlah 6 rangkaian persegi yang merupakan jaring-jaring kubus.
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
111
Lembar Kegiatan Siswa kode : 7
Membuat jaring-jaring kubus
Lakukan Kegiatan sebagai berikut :
1. Siapkanlah kardus yang berbentuk kubus
2. Namailah kubus itu dengan nama kubus ABCD.EFGH
3. Irislah kubus ABCD.EFGH menurut rusuk-rusuk BC, AE, FG, EH, HG, GC
dan HD kemudian rebahkan di atas meja
4. Terbentuklah jaring-jaring kubus, tempelkan jaring-jaring kubus tersebut di
kertas manila yang sudah ditempel dipapantulis dengan menggunakan
selotip
5. Lukislah semua jaring-jaring kubus yang sudah ditempel di depan kelas.
6. Adakah jaring-jaring kubus lain yang dapat di buat? Jika Ya, maka
gambarlah 6 rangkaian persegi yang merupakan jaring-jaring kubus.
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
112
Lembar Kegiatan Siswa kode : 8
Membuat jaring-jaring kubus
Lakukan Kegiatan sebagai berikut :
1. Siapkanlah kardus yang berbentuk kubus
2. Namailah kubus itu dengan nama kubus ABCD.EFGH
3. Irislah kubus ABCD.EFGH menurut rusuk-rusuk AB, AD, AE, FB, EH, HG
dan GC kemudian rebahkan di atas meja
4. Terbentuklah jaring-jaring kubus, tempelkan jaring-jaring kubus tersebut di
kertas manila yang sudah ditempel dipapantulis dengan menggunakan
selotip
5. Lukislah semua jaring-jaring kubus yang sudah ditempel di depan kelas.
6. Adakah jaring-jaring kubus lain yang dapat di buat? Jika Ya, maka
gambarlah 6 rangkaian persegi yang merupakan jaring-jaring kubus.
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
113
Kunci Jawaban LKS membuat jaring-jaring pertemuan ke-3
Kode : 1 Kode : 5
Kode : 2 Kode : 6
Kode : 3 Kode : 7
Kode : 4 Kode : 8
Lampiran 15
114
LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
UNTUK GURU SIKLUS I
Nama Guru :
Hari / Tanggal :
Sekolah :
Petunjuk :
Berilah penilaian anda dengan memberikan cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.
Dilakukan Skor Tahap Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
Tahap
pendahuluan
1. Mengkondisikan siswa.
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
3. Memotivasi siswa dengan
menceritakan masalah sehari-
hari yang bekaitan dengan
materi pembelajaran.
Tahap 1
Mengorientasi
siswa pada
masalah
1. Menyampaikan masalah.
2. Memotivasi siswa pada
permasalahan.
3. Melakukan assessment kinerja
dan assessment autintic.
Tahap 2
Mengorganisasi-
kan siswa untuk
belajar
1. Membentuk kelompok belajar
siswa.
2. Membantu siswa
mendefinisikan masalah.
3. Membimbing siswa
memecahkan masalah.
4. Melakukan assessment
authentic mengenai
kerjasama, komunikasi dan
Lampiran 16
115
bertanya.
Tahap 3
Membimbing
penye-lidikan
individual dan
kelompok
1. Membimbing penyelidik.
2. Membimbing inkuiri.
3. Membimbing membuat
laporan.
4. Melakukan assessment kinerja
dan assessment autentik.
Tahap 4
Mengembangkan
menyajikan hasil
karya
1. Membimbing siswa dalam
mempresentasikan hasil kerja.
2. Fasilitator dalam presentasi.
3. Memotivasi siswa terlibat
aktif.
4. Melaksanakan assessment
kinerja dan assessment
authentic.
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
1. Melakukan refleksi
( kerjasama, komunikasi,
bertanya ).
2. Melakukan analisis.
3. Melakukan evaluasi.
4. Melakukan assessment
product, assessment kinerja,
assessment authentic.
Tahap penutup 1. Membimbing siswa
merangkum materi pelajaran.
2. Melakukan tugas PR.
Keterangan :
1 = Tidak Baik
2 = Cukup Baik
3 = Baik
4 = Sangat Baik
116
Skor maksimal ideal =
Pedoman Konversi :
Tingkat Pengelolaan Pembelajaran Kriteria
85% – 100% Pembelajaran sangat baik
70% – 84% Pembelajaran baik
60% – 69% Pembelajaran cukup baik
50% – 59% Pembelajaran kurang baik
< 50% Pembelajaran tidak baik
Skor hasil pengamatan =
Rata – rata skor =
Prosentase kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran =
Observer
117
LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
UNTUK SISWA SIKLUS I
Nama Guru :
Hari / Tanggal :
Sekolah :
Petunjuk :
Berilah penilaian anda dengan memberikan cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.
Dilakukan Skor NO. Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
1. Siswa memperhatikan guru
2. Siswa mampu mengemukakan pendapat /
memberikan contoh dari penjelasan guru
3. Siswa mampu menjawab pertanyaan guru
4. Siswa memiliki keberanian untuk bertanya
5. Siswa mengambil bagian dalam diskusi
6. Siswa mampu melaksanakan tugas dengan baik
7. Siswa mampu menarik kesimpulan
Keterangan :
1 = Tidak Baik 2 = Cukup Baik 3 = Baik 4 = Sangat Baik
Skor maksimal ideal =
Pedoman Konversi :
Tingkat Kinerja Siswa Kriteria
85% – 100% Kinerja siswa sangat baik
70% – 84% Kinerja siswa baik
60% – 69% Kinerja siswa cukup baik
50% – 59% Kinerja siswa kurang baik
< 50% Kinerja siswa tidak baik
Skor hasil pengamatan =
Rata – rata skor =
Prosentase kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran =
Lampiran 17
118
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
SIKLUS I
Nama Guru :
Hari / Tanggal :
Sekolah :
Petunjuk :
Berilah penilaian anda dengan memberikan cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.
Dilakukan Skor No Aktivitas
Ya Tidak 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
Siswa melakukan kegiatan matematis ( kegiatan
yang terkait dengan pembelajaran matematik ).
Siswa saling berinteraksi dalam kelompok :
> saling bertanya
> saling menjelaskan
> saling bekerjasama
> saling berdiskusi. dan seterusnya
Siswa mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
> menformulasikan gagaan tertulis
> menyampaiakan / mempersentasikan hasil
karya
> memberi tanggapan
Siswa memperoleh kesempatan untuk
melakukan refleksi
Keterangan :
1 = Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas < 25%
2 = Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas 25% - 50%
3 = Banyak siswa yang melakukan lebih dari 50% dan kurang dari 75%
4 = Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas ≥ 75%
Skor maksimal ideal =
Lampiran 18
119
Pedoman Konversi :
Tingkat aktivitas siswa Kriteria
85% – 100% Aktivitas siswa sangat baik
70% – 84% Aktivitas siswa baik
60% – 69% Aktivitas siswa cukup baik
50% – 59% Aktivitas siswa kurang baik
< 50% Aktivitas siswa tidak baik
Skor hasil pengamatan =
Rata – rata skor =
Prosentase aktivitas siswa selama pembelajaran =
Observer
120
RUBRIK PENSKORAN KINERJA SISWA DALAM MEMECAHKAN
MASALAH SIKLUS II
Masalah :
Level Deskripsi
4. Superior (hebat) • Menggunakan konsep-konsep secara benar
• Menggunakan strategi yang cocok untuk menjawab pertanyaan
• Perhitungannya benar
• Penjelasan tertulisnya mudah terbaca/sangat jelas
• Memenuhi semua syarat permasalahan
3. memuaskan • Menggunakan konsep-konsep secara benar
• Menggunakan strategi yang cocok untuk menjawab pertanyaan
• Perhitungannya benar
• Penjelasan tertulisnya jelas
• Memenuhi semua syarat permasalahan
2. Cukup
memuaskan
• Menunjukkan pemahaman paling sedikit satu dari konsep secara
benar
• Pada umumnya strategi yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan adalah cocok
• Perhitungannya pada umumnya benar
• Penjelasan tertulisnya cukup jelas
• Hampir memenuhi semua syarat permasalahan
1. Tidak memuaskan • Menunjukkan pemahaman yang kurang terhadap konsep secara
benar
• Tidak menggunakan strategi yang cocok untuk menjawab
pertanyaan
• Perhitungannya tidak benar
• Penjelasan tertulisnya tidak jelas
• Memenuhi semua syarat permasalahan
Lampiran 20 123
121
ANGKET REFLEKSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN
SIKLUS I
1. Pembelajaran berbasis masalah yang telah dilaksanakan pada pokok
bahasan bangun ruang sisi dasar………
a. Tidak menyenangkan
b.Menyenangkan
c. Sangat menyenangkan
2. Pembelajaran Matematika dengan pendekatan berbasis masalah…….
a. Membuat saya menjadi bingung
b.Mudah diikuti
c. Sangat jelas
3. Pembelajaran yang dilakukan dengan kerja kelompok……
a. Tidak menyenangkan
b.Menyenangkan
c. Sangat menyenangkan
4. Penyajian hasil kelompok dengan menemukan sendiri……..
a. Tidak menyenangkan
b.Menyenangkan
c. Sangat menyenangkan
5. Masalah yang harus diselesaikan sebagai evaluasi pembelajaran……..
a. Sulit
b.Menarik
c. Memotivasi saya untuk belajar
Lampiran 21 124
122
EVALUASI 1 Nama :
Absen :
I. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda (x) pada jawaban yang tepat!
1. Bidang sisi kubus berbentuk … .
a. persegi c. persegi panjang
b. segitiga d. jajargenjang
2. Bidang diagonal kubus berbentuk … .
a. persegi c. persegi panjang
b. segitiga d. jajargenjang
3. Banyaknya diagonal ruang pada balok adalah … .
a. 12 c. 6
b. 8 d. 4
4. Pada balok ABCD.EFGH, rusuk yang sejajar dengan AE adalah … .
a. AD, BC dan FG c. BF, CE dan HE
b. BF, CG dan DH d. AB, BF dan EF
5. Di bawah ini yang merupakan jaring-jaring kubus adalah … .
a. b. c. d.
6. Di bawah ini yang merupakan jaring-jaring balok adalah … .
a. b. c. d.
7. Gambar di bawah ini merupakan jaring-jaring kubus. Jika nomor 5
merupakan bidang alas kubus, maka bidang atas kubus ditunjukkan nomor
… .
a. 1 b. 3 c. 4 d. 5
1
2 3 4 5
6
Lampiran 23 126
123
8. Sebuah kubus denagn panjang rusuk 2 cm, maka panjang diagonal ruang
kubus adalah … .
a. 4 cm b. 6 cm c. cm22 d. cm32
9. Diketahui balok ABCD.EFGH. Panjang rusuk AB = 4 cm, AD = 3 cm dan
AE = 2 cm. Panjang diagonal bidang BE adalah … .
a. cm22 b. cm32 c. cm52 d. cm5
10. Dari balok yang sama di atas, panjang diagonal ruang AG adalah … .
a. cm23 b. cm29 c. cm31 d. cm7
II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Sebuah balok berukuran panjang 15 cm, lebar 7 cm dan tinggi 5 cm.
Banyaknya bidang yang berukuran 15 cm x 5 cm adalah … .
2. Pada balok PQRS.TUVW, bidang yang kongruen dengan PQUT adalah … .
3. Budi mempunyai kawat dengan panjang 80 cm. Jika dia akan membuat
kerangka kubus dengan panjang rusuk 6 cm, maka panjang kawat yang
tersisa adalah … .
4. Gambar jaring-jaring balok ABCD.EFGH jika dipotong menurut rusuk DH,
EH, HG, GF, BF, CG dan AE adalah … .
5. Diketahui sebuah kubus panjang rusuknya a cm, maka panjang diagonal
bidang dan diagonal ruang kubus adalah … dan … .
III. Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Hesti akan membuat sebuah balok dari karton sengan ukuran panjang 15 cm,
lebar 7 cm dan tinggi 10 cm. Hesti hanya mempunyai dua lembar karton
berukuran 15 cm x 10 cm. Berapa lembar karton lagi yang diperlukan Hesti
agar terbentuk sebuah balok? Tentukan pula ukurannya!
2. Panjang rusuk sebuah kubus adalah (4x-3) cm dan panjang seluruh rusuk
kubus adalah 156 cm.
a. Tentukan nilai x
b. Tentukan panjang rusuknya
127
124
3. Hitunglah panjang kawat untuk membuat kerangka seperti bangun berikut
ini!
4. Dapatkah kamu membuat sebuah balok dengan ukuran 10cm x 6cm x 14cm
dari dua karton persegi panjang dengan ukuran 14 cm x 10 cm, dua potong
karton berukuran 10 cm x 6 cm, dan dua potong karton berukuran 6 cm x 14
cm? jelaskan dengan menggunakan gambar!
5. Diketahui sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang diagonal ruang
34 cm. Hitunglah :
c. panjang rusuk kubus
d. panjang diagonal bidang kubus
12 cm
12 cm 8 cm
6 cm
6 cm
128
125
ANALISIS HASIL EVALUASI SIKLUS 1 Mata Pelajaran : Matematika Pokok bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Materi : Sifat-sifat, kerangka dan jaring-jaring Kubus dan Balok
Kelas : VIII Hari/tanggal : Selasa, 27 Maret 2007
TUNTAS NO. NAMA L/P NILAI
YA TIDAK 1 Abdurahman Hamid A L 91,7 YA 2 Ade Irma Sari P 89,3 YA 3 Aisyah KN P 81,7 YA 4 Akhmad Bukhori L 85,7 YA 5 Aprita Tiara P P 95 YA 6 Atrie Puji L P 71,7 YA 7 Azan Rahmadian Putra L 75 YA 8 Baskoro Aji N L 66 TIDAK 9 Bintang Refi I P 46,7 TIDAK 10 Dara Amalia S P 71,7 YA 11 Dwinda Sheila P P 77,3 YA 12 Eko Bagus Setiyawan L 87,3 YA 13 Githa Ayu PS P 79 YA 14 Hanafi A L 95 YA 15 Harfikri Suseno A L 80 YA 16 Ilham I B A I L 91,7 YA 17 Indah Nur'aini P 80 YA 18 Indiyel Palupi Trifina P 66,7 TIDAK 19 Intan S P 83,3 YA 20 Kennia Cahyani P 48,3 TIDAK 21 Martanti G P 86,7 YA 22 M Ikhsan R L 91,3 YA 23 Muh Teguh Albaisar P 82,7 YA 24 Ni Ketut Caesaria DW P 48,7 TIDAK 25 Niluh Nyoman Tantri S P 70,7 YA 26 N N Putra Dhananjaya L 95 YA 27 Noor Fathia R I P 47,7 TIDAK 28 Noviastuti Istiarini P 48,3 TIDAK 29 Nuke Nur H P 70,7 YA 30 Prima Ayu V P 81 YA 31 Ria Arindu S P 74 YA 32 Riza Maulana L 95 YA 33 Septia Laili F L 75 YA 34 Setiawan Ari Saputra L 83,3 YA
Lampiran 25
132
126
35 Taufan Neo Ristiawan L 53,3 TIDAK 36 Tiasa A L 95 YA 37 Tri Hartiningsih P 77 YA 38 Wahyu Wicaksana L 77,7 YA 39 Yahya P A L 92,7 YA 40 Yunan Diar R A L 58,3 TIDAK 41 Zain Afif Hendriantoko L 84 YA 42 Rizky Widya P 56 TIDAK
Jumlah 3207,2 Jumlah Maksimal 4200
Rata-Rata
76,36
Hasil Analisis : Ketuntasan belajar 1. Individual ( %70≥ )
Nilai maksimal = 95 Nilai minimal = 46,7 Jumlah siswa seluruhnya = 42 Jumlah siswa yang tuntas belajar = 32 Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar = 10 Prosentase = 76,36%
2. Klasikal ( %85≥ ) = Ya / Tidak (76,19%)
133
127
HASIL PENGAMATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
UNTUK GURU SIKLUS I
Nama Guru : Fitri Yuni Astiti
Waktu Pelaksanaan : 20 Maret s.d 26 Maret 2007
Sekolah : SMP N 5 Semarang
Petunjuk :
Berilah penilaian anda dengan memberikan cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.
Dilakukan Skor Tahap Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
Tahap
pendahuluan
1. Mengkondisikan siswa.
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
3. Memotivasi siswa dengan
menceritakan masalah sehari-
hari yang bekaitan dengan
materi pembelajaran.
√
√
√
√
√
√
Tahap 1
Mengorientasi
siswa pada
masalah
1. Menyampaikan masalah.
2. Memotivasi siswa pada
permasalahan.
3. Melakukan assessment kinerja
dan assessment autintic.
√
√
√
√
√
√
Tahap 2
Mengorganisasi-
kan siswa untuk
belajar
1. Membentuk kelompok belajar
siswa.
2. Membantu siswa
mendefinisikan masalah.
3. Membimbing siswa
memecahkan masalah.
4. Melakukan assessment
authentic mengenai
√
√
√
√
√
√
√
√
Lampiran 26 134
128
kerjasama, komunikasi dan
bertanya.
Tahap 3
Membimbing
penye-lidikan
individual dan
kelompok
1. Membimbing penyelidik.
2. Membimbing inkuiri.
3. Membimbing membuat
laporan.
4. Melakukan assessment kinerja
dan assessment autentik.
√
√
√
√
√
√
√
√
Tahap 4
Mengembangkan
menyajikan hasil
karya
1. Membimbing siswa dalam
mempresentasikan hasil kerja.
2. Fasilitator dalam presentasi.
3. Memotivasi siswa terlibat
aktif.
4. Melaksanakan assessment
kinerja dan assessment
authentic.
√
√
√
√
√
√
√
√
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
1. Melakukan refleksi
( kerjasama, komunikasi,
bertanya ).
2. Melakukan analisis.
3. Melakukan evaluasi.
4. Melakukan assessment
product, assessment kinerja,
assessment authentic.
√
√
√
√
√
√
√
√
Tahap penutup 1. Membimbing siswa
merangkum materi pelajaran.
2. Melakukan tugas PR.
√
√
√
√
Keterangan :
1 = Tidak Baik
2 = Cukup Baik
135
129
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Skor maksimal ideal = 96
Pedoman Konversi :
Tingkat Pengelolaan Pembelajaran Kriteria
85% – 100% Pembelajaran sangat baik
70% – 84% Pembelajaran baik
60% – 69% Pembelajaran cukup baik
50% – 59% Pembelajaran kurang baik
< 50% Pembelajaran tidak baik
Skor hasil pengamatan = 3+3+3+3+2+2+3+2+2+2+3+3+3+3+2+2+3+3+3+3+3+
3+3+3 = 65
Rata – rata skor = 72,22465
=
Prosentase kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran
= 72,67%1009665
=× %
Semarang, 14 Juni 2007 Observer Suyatmi, S.Pd NIP.131678155
136
130
HASIL PENGAMATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
UNTUK SISWA SIKLUS I
Nama Guru : Fitri Yuni Astiti
Waktu Pelaksanaan : 20 Maret s.d 26 Maret 2007
Sekolah : SMP N 5 Semarang
Petunjuk :
Berilah penilaian anda dengan memberikan cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.
Dilakukan Skor NO. Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
1. Siswa memperhatikan guru √ √
2. Siswa mampu mengemukakan pendapat /
memberikan contoh dari penjelasan guru
√
√
3. Siswa mampu menjawab pertanyaan guru √ √
4. Siswa memiliki keberanian untuk bertanya √ √
5. Siswa mengambil bagian dalam diskusi √ √
6. Siswa mampu melaksanakan tugas dengan baik √ √
7. Siswa mampu menarik kesimpulan √ √
Keterangan :
1 = Banyaknya siswa yang melakukan kegiatan < 25% (Tidak Baik)
2 = Banyaknya siswa yang melakukan kegiatan 25% - 50% (Cukup Baik)
3 = Banyak siswa yang melakukan lebih dari 50% dan kurang dari 75% (Baik)
4 = Banyaknya siswa yang melakukan kegiatan ≥ 75% (Sangat baik)
Untuk aspek no.4, banyaknya siswa yang bertanya menunjukkan baik tidaknya
keberanian siswa dalam bertanya.
Skor maksimal ideal = 28
Pedoman Konversi
Tingkat Kinerja Siswa Kriteria
85% – 100% Kinerja siswa sangat baik
70% – 84% Kinerja siswa baik
60% – 69% Kinerja siswa cukup baik
Lampiran 27 137
131
50% – 59% Kinerja siswa kurang baik
< 50% Kinerja siswa tidak baik
Skor hasil pengamatan = 3+2+3+1+3+3+2 = 17
Rata – rata skor = 43,27
17=
Prosentase kinerja siswa dalam pembelajaran = %71,60%1002817
=×
Semarang, 14 Juni 2007 Observer Suyatmi, S.Pd NIP.131678155
138
132
HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
SIKLUS I
Nama Guru : Fitri Yuni Astiti
Waktu Pelaksanaan : 20 Maret s.d 26 Maret 2007
Sekolah : SMP N 5 Semarang
Petunjuk :
Berilah penilaian anda dengan memberikan cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.
Dilakukan Skor No Aktivitas
Ya Tidak 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
Siswa melakukan kegiatan matematis ( kegiatan
yang terkait dengan pembelajaran matematik ).
Siswa saling berinteraksi dalam kelompok :
> saling bertanya
> saling menjelaskan
> saling bekerjasama
> saling berdiskusi. dan seterusnya
Siswa mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
> menformulasikan gagaan tertulis
> menyampaiakan / mempersentasikan hasil
karya
> memberi tanggapan
Siswa memperoleh kesempatan untuk
melakukan refleksi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan :
1 = Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas < 25%
2 = Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas 25% - 50%
3 = Banyak siswa yang melakukan lebih dari 50% dan kurang dari 75%
4 = Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas ≥ 75%
Lampiran 28 139
133
Skor maksimal ideal = 36
Pedoman Konversi :
Tingkat Pengelolaan Pembelajaran Kriteria
85% – 100% Aktivitas sangat baik
70% – 84% Aktivitas baik
60% – 69% Aktivitas cukup baik
50% – 59% Aktivitas kurang baik
< 50% Aktivitas tidak baik
Skor hasil pengamatan = 3+2+2+3+3+2+2+2+3 = 22
Rata – rata skor = 922 = 2,4
Prosentase aktivitas siswa selama pembelajaran = 1,61%1003622
=× %
Semarang, 14 Juni 2007 Observer Suyatmi, S.Pd NIP.131678155
140
134
HASIL RUBRIK PENSKORAN KINERJA SISWA DALAM
MEMECAHKAN MASALAH SIKLUS I
Masalah :
Sifat-sifat kubus dan balok
Level Deskripsi
4. Superior (hebat)
• Menggunakan konsep-konsep secara benar
• Menggunakan strategi yang cocok untuk menjawab pertanyaan
• Perhitungannya benar
• Penjelasan tertulisnya mudah terbaca/sangat jelas
• Memenuhi semua syarat permasalahan
3. Memuaskan
10 Siswa
• Menggunakan konsep-konsep secara benar
• Menggunakan strategi yang cocok untuk menjawab pertanyaan
• Perhitungannya benar
• Penjelasan tertulisnya jelas
• Memenuhi semua syarat permasalahan
2. Cukup
memuaskan
20 Siswa
• Menunjukkan pemahaman paling sedikit satu dari konsep secara
benar
• Pada umumnya strategi yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan adalah cocok
• Perhitungannya pada umumnya benar
• Penjelasan tertulisnya cukup jelas
• Hampir memenuhi semua syarat permasalahan
1. Tidak memuaskan
12 Siswa
• Menunjukkan pemahaman yang kurang terhadap konsep secara
benar
• Tidak menggunakan strategi yang cocok untuk menjawab
pertanyaan
• Perhitungannya tidak benar
• Penjelasan tertulisnya tidak jelas
• Memenuhi semua syarat permasalahan
Lampiran 30 144
135
HASIL RUBRIK PENSKORAN KINERJA SISWA DALAM
MEMECAHKAN MASALAH SIKLUS I
Masalah :
Kerangka kubus dan balok
Level Deskripsi
4. Superior (hebat)
12 Siswa
• Menggunakan konsep-konsep secara benar
• Menggunakan strategi yang cocok untuk menjawab pertanyaan
• Perhitungannya benar
• Penjelasan tertulisnya mudah terbaca/sangat jelas
• Memenuhi semua syarat permasalahan
3. memuaskan
13 Siswa
• Menggunakan konsep-konsep secara benar
• Menggunakan strategi yang cocok untuk menjawab pertanyaan
• Perhitungannya benar
• Penjelasan tertulisnya jelas
• Memenuhi semua syarat permasalahan
2. Cukup
memuaskan
10 Siswa
• Menunjukkan pemahaman paling sedikit satu dari konsep secara
benar
• Pada umumnya strategi yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan adalah cocok
• Perhitungannya pada umumnya benar
• Penjelasan tertulisnya cukup jelas
• Hampir memenuhi semua syarat permasalahan
1. Tidak memuaskan
7 Siswa
• Menunjukkan pemahaman yang kurang terhadap konsep secara
benar
• Tidak menggunakan strategi yang cocok untuk menjawab
pertanyaan
• Perhitungannya tidak benar
• Penjelasan tertulisnya tidak jelas
• Memenuhi semua syarat permasalahan
Lampiran 31 145
136
HASIL ANGKET REFLEKSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN
PADA SIKLUS 1
Tabel 1: Frekuensi jawaban siswa
Mengenai pembelajaran matematika berbasis masalah
Jawaban Siswa Frekuensi Prosentase
a. Tidak menyenangkan 2 4,88%
b. Menyenangkan 34 82,93%
c. Sangat menyenangkan 5 12,19%
Tabel 2: Frekuensi jawaban siswa
Mengenai pembelajaran matematika berbasis masalah
Jawaban Siswa Frekuensi Prosentase
a. Membuat saya
menjadi bingung
11 26,83%
b. mudah diikuti 28 68,29%
c. Sangat jelas 2 4,88%
Tabel 3: Frekuensi jawaban siswa
Mengenai pembelajaran yang dilakukan dengan kerja kelompok
Jawaban Siswa Frekuensi Prosentase
a. Tidak menyenangkan 6 14,63%
b. Menyenangkan 20 48,78%
c. Sangat menyenangkan 15 36,59%
Tabel 4: Frekuensi jawaban siswa
Mengenai hasil kerja kelompok dengan penemuan sendiri
Jawaban Siswa Frekuensi Prosentase
a. Tidak menyenangkan 7 16,67%
b. Menyenangkan 22 52,38%
c. Sangat menyenangkan 13 30,95%
Lampiran 32 146
147
137
Tabel 5: Frekuensi jawaban siswa
Mengenai masalah yang harus diselesaikan sebagai evaluasi
Jawaban Siswa Frekuensi Prosentase
a. Sulit 12 29,27%
b. Menarik 15 36,59%
c. Memotivasi untuk
belajar
14 34,14%
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II)
Lampiran 33 148
138
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Sekolah : SMP 5 Semarang
Kelas / Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : I
A. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat kubus, balok dan bagian-bagiannya serta menentukan
ukuran-ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok
C. Indikator
a. Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok
b. Menghitung luas permukaan kubus dan balok
D. Strategi Pembelajaran
1. Model : Pembelajaran Berbasis Masalah
2. Metode : Demonstrasi, Tanya jawab, Ceramah, Diskusi kelompok
E. Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan (15 menit)
a. Guru memberikan salam untuk membuka pelajaran
b. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima
pelajaran
c. Dengan metode tanya jawab guru bertanya pada siswa untuk
mengingatkan siswa tentang satuan luas “ Sebutkan beberapa satuan
luas yang sudah kalian kenal ?”
Dengan metode tanya jawab guru mengajukan pertanyaan sebagai
berikut : “ Apabila luas halaman sekolah SMP N 5 semarang adalah
120 m2. berapa hektar luas halaman sekolah tersebut ?”, Siswa
diharapkan mampu menjawab sebagai berikut : karena 1 m2 itu sama
139
dengan sepersepuluhribu hektar maka jika luas halaman sekolah 120
m2 akan sama dengan 0,012 hektar.
d. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran ( merujuk pada indikator )
e. Guru memberikan motivasi dengan menceritakan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
Menemukan luas permukaan kubus dan balok
Fase I : Mengorientasi siswa pada masalah
a. Guru memberikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata
siswa
1) Fakhrul akan membuat jaring-jaring kubus dengan panjang
rusuk 5 cm. Dia memiliki selembar karton yang luasnya 300
cm2. Tentukan luas kertas karton yang dibutuhkan Fakhrul
untuk membuat jaring-jaring kubus tersebut dan berapa sisa
kertas karton ?
2) Seorang tukang kayu akan membuat lemari pesanan dengan
panjang 75 cm, lebar 40 cm dan tinggi 200 cm. Bantulah dia
untuk menentukan luas kayu yang dibutuhkan untuk membuat
lemari tersebut.
b. Guru membagikan LKS pembelajaran kepada siswa
c. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan LKS dan
menemukan sendiri rumus luas permukaan kubus dan balok.
Menghitung luas permukaan kubus dan balok
Fase II : Mengorganisasikan siswa untuk belajar
c. Guru meminta siswa untuk berkelompok dimana tiap kelompok terdiri
dari 5-6 siswa sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi.
d. Guru meminta setiap kelompok untuk menggunakan ide dari
kelompoknya sendiri
149
140
e. Selain masalah yang diberikan pada fase I, guru memberikan lagi
sebuah masalah dimana setiap dua kelompok mendapat masalah yang
sama.
Fase III : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
e. Dengan diskusi, siswa menyelesaikan masalah yang diberikan guru.
f. Guru berkeliling dan membantu siswa yang mengalami kesulitan
g. Guru mendorong siswa untuk melakukan diskusi dengan teman
sebangku
h. Siswa melakukan yang diperintahkan guru
Fase IV : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
c. Bagi kelompok yang sudah selesai menyelesaikan soal menyajikannya
di depan kelas dan mendemonstrasikannya.
d. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
memberikan tangggapan.
Fase V : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
c. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa
d. Guru melakukan assasment product, kinerja dan autentik
3. Penutup ( 15 menit)
Siswa dibimbing untuk membuat kesimpulan dari pembelajaran
F. Media
4. Matematika untuk kelas VIII SMP/MTS program semester genap oleh
A.Wagiyo, dkk penerbit PT. Galaxy Puspa Mega.
5. Lembar kegiatan siswa.
G. Penilaian
1. Kinerja / prestasi siswa
2. Penilaian proses dilakukan bengan memperhatikan keaktifan dan
keseriusan siswa dalam mengikuti KBM.
150
141
Semarang, 14 Juni 2007
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Suyatmi, S.Pd Fitri yuni A NIP.131678155 NIM.4101403529
151
142
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Sekolah : SMP 5 Semarang
Kelas / Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi waktu : 3 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat kubus, balok dan bagian-bagiannya serta menentukan
ukuran-ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok
C. Indikator
1. Menemukan rumus volume kubus dan balok
2. Menghitung volume kubus dan balok
D. Strategi Pembelajaran
a. Model : Pembelajaran Berbasis Masalah
b. Metode : Demonstrasi, Tanya jawab, Ceramah, Diskusi kelompok
D. Skenario Pembelajaran
Pertemuan II ( 2 x 40 menit)
1. Pendahuluan (15 menit)
a. Guru bersama siswa membahas pekerjan rumah
b. Dua orang siswa mengerjakan di papan tulis
c. Guru memberikan panguatan terhadap jawaban siswa.
d. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran ( merujuk pada indikator )
e. Dengan metode tanya jawab guru bertanya pada siswa untuk
mengingatkan siswa tentang satuan volum “ Sebutkan beberapa satuan
volum yang sudah kalian kenal ?”
f. Dengan metode tanya jawab guru mengajukan pertanyaan sebagai
berikut :
Lampiran 34 152
143
“ Volume udara di kelas VIII B adalah 37 m3. Barapa cm3 volume
udara di kelas VIII B ?”, Siswa diharapkan mampu menjawab sebagai
berikut : karena 1 m3 itu sama dengan 1000 cm3 maka jika volume
udara di kelas VIII B 37 m3 itu akan sama dengan 37.000 cm3.
g. Guru memberikan motivasi dengan menceritakan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
Menemukan rumus volum kubus dan balok
Fase I : Mengorientasi siswa pada masalah
a. Guru memberikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata
siswa yang disajikan dengan chart.
1) Sebuah kaleng biskuit dengan alas berbentuk persegi
mempunyai panjang rusuk 12 cmdan tinggi kaleng tersebut
adalah 25 cm. Berapakah volum kaleng biskuit tersebut?
2) Andi mempunyai aquarium yang berbentuk kubus. Aquarium
tersebut berisi 320 liter air. Bila air tersebut memenuhi 85
bagian aquarium, berapa cm panjang rusuk aquarium Andi?
b. Guru membagikan LKS pembelajaran kepada siswa
c. Dengan alat peraga dan tanya jawab menggunakan LKS siswa di
bimbing menemukan sendiri rumus volum kubus
d. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk menemukan sendiri
rumus volum balok.
Menghitung volum kubus dan balok
Fase II : Mengorganisasikan siswa untuk belajar
a. Siswa diminta untuk berkelompok yang terdiri dari teman sebangku
153
144
b. Guru meminta setiap kelompok untuk menggunakan ide dari
kelompoknya sendiri
Fase III : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
a. Dengan diskusi siswa menyelesaikan masalah yang diberikan guru.
b. Guru berkeliling dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan
c. Guru mendorong siswa untuk melakukan diskusi dengan teman
sebangku
d. Siswa melakukan yang diperintahkan guru
Fase IV : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Bagi kelompok yang sudah selesai menyelesaikan soal menyajikannya
di depan kelas dan mendemonstrasikannya.
b. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
memberikan tangggapan.
Fase V : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
a. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa
b. Guru melakukan assasment product, kinerja dan autentik
3. Penutup ( 15 menit)
a. Siswa dibimbing untuk membuat kesimpulan dari pembelajaran
b. Guru memberikan PR.
Pertemuan III ( 1 x 40 menit)
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Guru bersama siswa membahas pekerjan rumah yang dianggap sulit
bagi siswa
b. Beberapa siswa mengerjakan di papan tulis
c. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (25 menit)
a. Guru meminta siswa untuk berkelompok dimana tiap kelompok terdiri
dari 5-6 siswa sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi.
b. Guru meminta setiap kelompok untuk menggunakan ide dari
kelompoknya sendiri.
Lampiran 35 154
145
c. Guru membagikan kertas manila dan spidol pada tiap-tiap kelompok
d. Setiap dua kelompok diberikan sebuah masalah yang sama
e. Siswa secara berkelompok menyelesaikan masalah yang diberikan
f. Guru mendorong siswa untuk melakukan diskusi secara kelompok.
g. Setiap kelompok menuliskan jawabannya pada kertas manila yang
sudah disediakan
h. Guru meminta salah satu wakil dari kelompok untuk
mempresentasikan hasil pemecahan masalah
i. Kelompok yang lain memberikan tanggapan
j. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa
k. Guru melakukan assasment product, kinerja dan autentik
3. Penutup (5 menit)
a. Guru membubarkan kelompok
b. Guru memberikan tugas kelompok untuk menuliskan soal dan
jawaban dari 4 masalah yang diberikan dan dikumpulkan pada
pertemuan berikutnya.
E. Media
1. Matematika untuk kelas VIII SMP/MTS program semester genap oleh
A.Wagiyo, dkk penerbit PT. Galaxy Puspa Mega.
2. Alat peraga volum kubus dan balok
Alat peraga model kubus dan balok
3. Lembar kerja siswa.
F. Penilaian
1. Kinerja / prestasi siswa
2. Penilaian proses dilakukan bengan memperhatikan keaktifan dan
keseriusan siswa dalam mengikuti KBM.
155
146
Semarang, 14 Juni 2007
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Suyatmi, S.Pd Fitri Yuni A NIP.131678155 NIM.4101403529
156
147
Lembar Kegiatan Siswa Menemukan Rumus Luas Permuakaan Kubus dan
Balok Prasyarat : Siswa mengenal satuan luas Siswa mengenal kubus dan balok Tujuan : Siswa dapat menemukan luas permukaan kubus dan balok Ingat kembali ! I. Perhatikan gambar di bawah ini
a. Bangun datar di samping adalah bangun … b. Yang dimaksud sisi pada bangun disamping adalah AB,
…, …, … c. Jika diketahui sebuah persegi dengan panjang sisi s,
maka luas persegi adalah … x …
d. Bangun datar di samping adalah bangun … e. Panjang dari bangun di samping adalah … dan … f. Sedangkan lebarnya adalah … dan …
Jika dipunyai sebuah persegi panjang dengan panjang a dan lebar b, maka luas persegi panjang itu adalah … x …
II.Jaring-jaring kubus
a. Banyaknya daerah persegi pada jaring-jaring kubus tersebut … buah b. Kubus tersebut memiliki panjang rusuk … c. Bagaimanakah luas permukaan kubus ?
Luas permukaan kubus adalah jumlah luas daerah persegi atau sama dengan luas jaring-jaringnya. Jadi, luas permukaan kubus = 6 x Luas daerah persegi = 6 x ( … x … ) = … x … = …
Jika panjang rusuk-rusuk sebuah kubus = s dan luas permukaannya = L, maka L = …
A
C D
B
D C
A B
s s
s Jaring-jaringnya
Lampiran 36 157
148
III. Jaring-jaring Balok
a. Banyaknya persegi panjang yang kongruen pada jaring-jaring balok di atas
adalah … pasang. b. Luas bidang … = luas bidang … = … x … c. Luas bidang … = luas bidang … = … x … d. Luas bidang … = luas bidang … = … x … e. Bagaimanakah luas permukaan balok?
Luas permukaan balok = 2 x luas bidang … + 2 x luas bidang … + 2 x luas bidang … = 2 x … x … + 2 x … x … + 2 x … x … = … + … + … = 2 x ( … + … + … )
Jika L menyatakan luas permukaan balok dan p, l serta t menyatakan panjang rusuk-rusuk balok, maka L = 2 × (… + … + … )
p l
t
Jaring-jaringnya
158
149
Lembar Kegiatan Siswa Menemukan RumusVolum Kubus dan Balok
Prasyarat : Siswa mengenal satuan Volum Siswa mengenal kubus dan balok Tujuan : Siswa dapat menemukan volum kubus dan balok
Menghitung volum kubus
I. Perhatikan gambar di bawah ini!
Untuk menemukan rumus volum kubus dan balok kita gunakan kubus satuan. Yaitu kubus yang mempunyai panjang rusuk 1 cm, sehingga kubus satuan mempunyai volum 1 cm3.
a. Disebut bangun apakah ini (Gbr.1)? b. Berapakah panjangnya? … cm c. Berapakah lebarnya? … cm d. Berapakah tingginya? … cm e. Jika volume pada gambar di samping adalah
banyaknya kubus satuan yang ada didalamnya maka volum = … x … x ...
f. Disebut bangun apakah ini (Gbr.2)? g. Berapakah panjangnya? … cm h. Berapakah lebarnya? … cm i. Berapakah tingginya? … cm j. Jika volume pada gambar di samping adalah
banyaknya kubus satuan yang ada didalamnya maka volum = … x … x ...
II. Perhatikan gambar di bawah ini!
Dari kedua gambar di atas diperoleh simpulan bahwa panjang = lebar = tinggi.
Jika sebuah kubus panjang rusunya s, dan volumenya V, maka V = ... x ... x ...
s
s
s
Gbr.1
Gbr.2
1 1
1
Lampiran 37 159
150
Menghitung volum balok I. Perhatikan gambar di bawah ini!
a. Disebut bangun apakah ini (Gbr.3)? b. Berapakah panjangnya? … cm c. Berapakah lebarnya? … cm d. Berapakah tingginya? … cm
Jika volume pada Gbr.3 adalah banyaknya kubus satuan yang ada didalamnya maka volum = … x … x ...
e. Disebut bangun apakah ini (Gbr.4)? f. Berapakah panjangnya? … cm g. Berapakah lebarnya? … cm h. Berapakah tingginya? … cm. i. Jika volume pada gambar di samping adalah
banyaknya kubus satuan yang ada didalamnya maka volum = … x … x ...
j. Disebut bangun apakah ini (Gbr.5)? k. Berapakah panjangnya? … cm l. Berapakah lebarnya? … cm m. Berapakah tingginya? … cm n. Jika volume pada gambar di samping adalah
banyaknya kubus satuan yang ada didalamnya maka volum = … x … x ...
II. Perhatikan gambar di bawah ini!
a. Disebut bangun apakah ini? b. Panjangnya adalah … c. Lebarnya adalah … d. Tingginya adalah … e. Maka volumenya = … x … x … f. Berbentuk apakah alas balok di samping ? g. Bagaimanakah luas persegi panjang ?
Jadi volume balok = ……………… x …..
Jika sebuah balok dengan panjang p, lebarnya l dan tingginya t, serta
volumenya V maka V = ... x ... x ... atau V = …………. …. x tinggi
l
t
p
Gbr.3
Gbr.5
Gbr.4
160
151
Kunci jawaban LKS pertemuan ke-1 siklus II
I. a. Persegi
b. BC, CD, AD
c. s x s
d. Persegi panjang
e. AB
f. BC
g. a x b
II. a. 6 buah
b. s
c. 6 s2
III. a. 3 pasang
b. p x l
c. p x t
d. l x t
e. 2 x ( pl + pt + lt)
Lampiran 38 161
152
Kunci Jawaban LKS Pertemuan ke-2 siklus II
I. Menemukan Rumus Volum Kubus
a. kubus
b. 3
c. 3
d. 3
e. 3 x 3 x 3
f. Kubus
g. 4
h. 4
i. 4
j. 4 x 4 x 4
II. Menemukan Rumus Volum Balok a. balok
b. 4
c. 3
d. 2
e. 4 x 3 x 2
f. balok
g. 3
h. 2
i. 4
j. 3 x 2 x 4
k. balok
l. 4
m. 2
n. 3
o. 4 x 2 x 3
Lampiran 39 162
153
Kunci Jawaban Masalah Pertemuan ke-1 siklus II
1. Diketahui :
Luas kertas karton = 300 cm2
Panjang rusuk = 5 cm
Ditanya :
Luas kertas karton untuk membuat jaring-jaring dan sisa kertas karton
Jawab :
Luas kertas karton untuk membuat jaring-jaring = 6 x 52
= 150
Jadi luas kertas karton yang dibutuhkan Andi adalah 150 cm2
Dan sisa kertas karton adalah 300 cm2 – 150 cm2 = 150 cm2
2. Diketahui :
p = 75 cm, l = 40 cm, t = 200 cm
Ditanya :
Luas kayu yang dibutuhkan untuk membuat almari
Jawab :
L = 2 ( p x l + p x t + l x t)
= 2 ( 75 x 40 + 40 x 200 + 75 x 200 )
= 2 ( 3000 + 8000 + 15000 )
= 52.000
Jadi luas kayu yang dibutuhkan untuk membuat almari adalah 52.000 cm2
Lampiran 40 163
154
Masalah Untuk Diskusi Siswa
1. Sebuah kotak terbuat dari papan berukuran 400 dm x 300 dm x 200 dm,
akan dicat bagian luarnya. Jika diperlukan 2 gram cat untuk setiap cm2.
Tentukan :
a. Luas permukaaan kotak ( dalam cm)
b. Berapa gram cat yang dibutuhkan?
2. Ayah akan merenovasi bak mandi dengan mengganti keramik lama
dengan keramik baru. Bak mandi tersebut berukuran 75 cm x 40 cm x 45
cm, dan keramik baru berukuran 15 cm x 5 cm. Seandainya kamu
membantu dalam renovasi tersebut, berapakah keramik yang dibutuhkan
untuk menempel alas dan dinding bagian dalam bak mandi ?
3. Andi akan membuat akuarium dengan ukuran 75 cm x 50 cm x 40 cm,
untuk itu dia memerlukan :
- Kaca dengan harga Rp 25.000,00/meter persegi
- 5 buah lem kaca dengan harga Rp 7.500,00/meter
Berapakah keseluruhan dana yang diperlukan Andi untuk menyelesaikan
pembuatan akuarium tersebut?
4. Perusahaan ABC mendapat pesanan untuk menyelesaikan pembuatan
almari berbentuk kubus sebanyak 100 buah. Luas almari tersebut 9 m2.
Untuk 100 buah almari perusahaan membutuhkan :
- 2 kg paku seharga Rp 2.500,00/Kg
- 5 kaleng pernis seharga Rp 7.500,00/Kaleng
- 10 kaleng cat seharga Rp 15.000,00/Kaleng
Berapakah keseluruhan dana yang harus dikeluarkan perusahaan ABC
untuk menyelesaikan pembuatan almari tersebut jika harga kayu
Rp 10.000,00/m2?
Lampiran 41 164
155
Kunci jawaban masalah untuk diskusi pertemuan ke-1 siklus II
1. Diketahui :
Sebuah kotak dengan ukuran 400 dm x 300 dm x 200 dm
2 gram cat untuk setiap 1 cm2
Ditanya :
a. Luas permukaan kotak (dalam cm)
b. Gram cat yang dibutuhkan
Jawab :
a. L kotak = 2 x (pl + pt + lt)
= 2 x (400 x 300 + 400 x 200 + 300 x 200)
= 2 x 260.000
= 520.000 dm2
= 520.000.000 cm2
Jadi luas permukan balok adalah 520.000.000 cm2
b. Karena setiap 1 cm2 memerlukan 2 gram cat, maka kotak dengan luas
520.000.000 cm2 memerlukan 1.040.000.000 gram cat.
2. Diketahui :
Bak mandi berukuran 75 cm x 40 cm x 45 cm
Keramik berukuran 15 cm x 5 cm
Ditanya :
Banyaknya keramik yang dibutuhkan untuk menempel alas dan dinding
bagian dalam bak mandi
Jawab :
Karena bak mandi tanpa tutup maka :
Luas bak mandi = (pxl) + 2 (pxt) + 2 (lxt)
= (75x40) + 2(75x45) + 2(40x45)
= 3000 + 3600 + 6750
= 13350 cm2
Luas keramik = 15 cm x 5 cm
= 75 cm2
Lampiran 42 165
156
Keramik yang dibutuhkan untuk menempel bagian alas dan dinding
bagian dalam bak mandi adalah 17875
13350=
Jadi banyaknya keramik yang dibutuhkan adalah 178 buah
3. Diketahui :
Akuarium dengan ukuran 75 cm x 50 cm x 40 cm
Kaca dengan harga Rp 25.000 per meter persegi
5 buah lem kaca dengan harga Rp 7.500 per buah
Ditanya :
Dana yang dibutuhkan Andi untuk membuat akuarium
Jawab :
L permukaan akuarium = 2 x (pl + pt + lt)
= 2 x (75 x 50 + 75 x 40 + 50 x 40)
= 2 x (3750+ 3000 + 2000)
= 2 x 8750
= 17.500
Luas permukaan kaca yang =17.500 cm2 = 1,75 m2
Harga kaca = 1,75 m2 x Rp 25.000,00
= Rp 43.750,00
Harga lem = 5 x Rp 7.500,00
= Rp 37.500,00
Keseluruhan dana = Rp 43.750,00 + Rp 37.500,00
= Rp 81.250,00
Jadi keseluruhan dana yang dibutuhkan Andi untuk membuat akuarium
tersebut adalah Rp 81.250,00
4. Diketahui :
Almari berbentuk kubus sebanyak 100 buah dengan luas alas 9 m2
Kayu seharga Rp 10.000,00/m2
2 kg paku seharga Rp 2.500,00/Kg
5 kaleng pernis seharga Rp 7.500,00/kaleng
10 kaleng cat seharga Rp 15.000,00/kaleng
166
157
Ditanya :
Keseluruhan dana yang dibutuhkan perusahaan untuk menyelesaikan
pembuatan almari
Jawab :
Luas sisi almari = 6 x 9 m2
= 54 m2
Harga untuk Kayu = 4 m2 x Rp 10.000,00
= Rp 540.000,00
karena 100 almari maka Rp 540.000,00 x 100 = Rp 54.000.000,00
Harga untuk Paku = 2 x Rp 2.500,00
= Rp 5.000,00
Harga untuk Pernis = 5 x Rp 7.500,00
= Rp 37.500,00
Harga untuk Cat = 10 x Rp 15.000,00
= Rp 150.000,00
Dana keseluruhan = Rp 54.000.000,00 + Rp 5.000,00 +
Rp 37.500,00 + Rp 150.000,00
= Rp 54.192.500,00
Jadi Keseluruhan dana yang dibutuhkan perusahaan untuk menyelesaikan
pembuatan almari adalah Rp 54.192.500,00
167
158
Kunci Jawaban Masalah Pertemuan ke-2 siklus II
1. Diketahui :
Tinggi kaleng = 25 cm
Panjang sisi alas berbentuk persegi = 12 cm
Ditanya :
Volum kaleng biskuit
Jawab :
V Kaleng = Luas alas x tinggi
= (12 x 12) x 25
= 144 x 25
= 3600
Jadi volum kaleng biskuit itu adalah 3.600 cm3
2. Diketahui :
Volum air dalam akuarium = 320 liter = bagian akuarium
Ditanya :
Panjang rusuk akuarium
Jawab :
Misal panjang rusuknya adalah s cm, maka
Volum air dalam akuarium = 320 liter = 85 volum akuarium
= 85 s3
⇔ 5 s3 = 320 x 8
⇔ s3 = 512
s3 = 3 512
s = 8
Jadi panjang rusuk akuarium adalah 8 dm atau sama dengan 80 cm.
Lampiran 43 168
159
Soal volum kubus dan balok
1. Sebuah tangki air berbentuk kubus. Tangki tersebut dapat menampung air sebanyak 27.000 liter. Berapakah panjang rusuk-rusuk tangki air tersebut?
2. Sebuah kotak obat berbentuk balok. Bidang alasnya berbentuk persegi dengan panjang rusuk-rusuk alas 4,5 cm dan tingginya 6 cm. berapa
3cm volume kotak obat tersebut?
Pekerjaan Rumah
1. Gambar di bawah ini menunjukkan tempat pemberian hadiah kepada pemenang lomba. Tempat tersebut berbentuk gabungan balok. Hitunglah volumenya!
2. Sebagai bekal untuk perjalananmu dengan temanmu, ibu menyediakan sebuah kardus bekas tempat air mineral dalam kemasan berukuran panjang 35 cm, lebar 28 cm dan dan tinggi 33 cm. kardus tersebut akan dimasuki beberapa kotak makanan kecil dengan ukuran panjang 15 cm, lebar 10 cm dan tinggi 7 cm, dengan posisi :
a. Tentukan banyaknya kotak makanan kecil yang dapat dimasukkan kedalam kardus!
b. Hitung volume kardus yang tidak ditempati kotak makanan!
20 cm
1
50 cm 50 cm 50 cm
20 cm 30 cm
30 cm 32
Lampiran 44 169
160
Kunci Jawaban Soal Volum Kubus dan BalokPertemuan ke-2 siklus II
1. Diketahui
Vair = 27.000 liter
Ditanya :
Panjang rusuk kubus
Jawab :
Misal panjang rusuk kubus adalah r
Maka V = r3
27.000 = r3
⇔ r = 3 000.27
r = 30
Jadi panjang rusuk kubus adalah 30 dm
2. Diketahui :
Panjang rusuk balok = 4,5 cm
t = 6 cm
Ditanya :
V = … ?
Jawab :
V = p x l x t
= Luas alas x t
= 4,5 x 4,5 x 6
= 121,5
Jadi volum balok adalah 121,5 cm3
Lampiran 45 170
161
Kunci Jawaban Pekerjaan Rumah Pertemuan ke-2 siklus II
1. Diketahui :
Ditanya :
Volum tempat pemberian hadiah tersebut
Jawab :
Misal : volum untuk tempat juara 1 = VI
volum untuk tempat juara 2 = VII
volum untuk tempat juara 3 = VIII
maka
VI = 50 cm x 30 cm x 40 cm
= 60.000 cm3
VII = 50 cm x 30 cm x 30 cm
= 45.000 cm3
VIII = 50 cm x 30 cm x 20 cm
= 30.000 cm3
Vgabungan = VI + VII + VIII
= 60.000 + 45.000 + 30.000
= 135.000 cm3
Jadi volume tempat pemberian hadiah tersebut adalah 135.000 cm3
2. Diketahui
Kardus berukuran 35 cm x 28 cm x 33 cm
Kotak makanan kecil berukuran 15 cm x 10 cm x 7 cm
Ditanya :
a. Banyaknya kotak makanan kecil yang dapat dimasukkan kedalam kardus
b. Volume kardus yang tidak ditempati kotak makanan
Jawab :
Vkardus = 35 x 28 x 33
20 cm
1
50 cm 50 cm 50 cm
20 cm 30 cm
30 cm 32
Lampiran 46 171
162
= 32340 cm3
Vkotak makanan = 15 x 10 x 7
= 1050 cm3
Banyaknya kotak makanan kecil yang dapat dimasukkan ke dalam kardus
adalah :
305430
105032340
== kubus
Volume kardus yang tidak ditempati kotak makanan adalah 0,8 cm3 atau 54
cm3
172
163
Masalah Untuk Diskusi Siswa pertemuan ke-3 siklus II
1. Suatu bak penampungan air berbentuk kubus dengan luas alas 3.600
cm2. Bak tersebut berisi air dengan volum 211 liter. Ke dalam bak
tersebut dimasukkan suatu benda yang berbentuk balok dengan ukuran
20 cm x 15 cm x 45 cm sehingga air dalam bak penampungan
tumpah.Berapakah volum air yang tumpah dari dalam bak tersebut?
2. Sebuah akuarium berbentuk balok dengan ukuran bagian dalamnya 50
cm x 30 cm x 30 cm. Dalam akuarium tersebut terdapat air yang
tingginya 32 kali tinggi akuarium. Apabila ke dalam akuarium tersebut
dimasukkan logam berbentuk kubus yang rusuknya 12 cm sehingga
logam tersebut tenggelam dan permukaan air menjadi naik, maka
berapakah ketinggian air dalam bak sekarang?
3. Sebuah bak mandi berbentuk balok dengan ukuran bagian dalamnya 50
cm x 50 cm x 100 cm. Fajar ingin mengisi penuh bak mandi tersebut.
Jika bak itu diisi air yang mengalir dengan kecepatan 4 liter/menit,
maka berapa menitkah waktu yang diperlukan Fajar untuk mengisi
penuh bak mandi tersebut?
4. Terdapat dua buah tempat penampungan air berbentuk kubus dengan
panjang rusuk 80 cm berisi air penuh dan 40 cm yang masih kosong.
Air pada penampungan pertama dialirkan ke penampungan kedua
sehingga permukaan air pada penampungan pertama turun 1 cm.
Berapakah volum air dan ketinggian air pada tempat pnampungan
kedua?
Lampiran 47 173
164
Kunci jawaban masalah untuk diskusi pertemuan ke-3 siklus II
1. Diketahui :
Luas alas bak penampungan berbentuk kubus = 3.600 cm2
V air dalam bak = 211 liter
Balok berukuran 20 cm x 15 cm x 45 cm
Ditanya :
Berapakah volume air yang tumpah setelah balok dimasukkan
Jawab :
Volume bak penampungan = 3.600 x 60
= 216.000 cm3
= 216 liter
Volume balok = 20 x 15 x 45
= 13.500 cm3
= 13,5 liter
Volume air setelah balok dimasukkan = 211 liter + 13,5 liter
= 224,5 liter
Karena bak mandi hanya dapat menampung 216 liter air maka volume air
yang tumpah setelah balok dimasukkan adalah 224,5 liter – 216 liter = 8,5
liter
Jadi volume air yang tumpah adalah 8,5 liter.
2. Diketahui :
Akuarium dengan ukuran 50 cm x 30 cm x 30 cm
t air = 32 t akuarium
Logam berbentuk kubus dengan rusuk 12 cm
Ditanya :
Tinggi air dalam akuarium setelah dimasukkan logam
Jawab :
V air = 50 x 30 x ( 32 x 30 ) cm3
= 30.000 cm3
Lampiran 48 174
165
V logam = 12 x 12 x 12
= 1728 cm3
V air setelah dimasukkan logam adalah 31.728 cm3
maka tinggi air = 3050
728.31×
= 21,152 cm
Jadi ketinggian air dalam akuarium sekarang adalah 21,152 cm.
3. Diketahui :
Bak mandi dengan ukuran bagian dalamnya 50 cm x 50 cm x 100 cm
Kecepatan air 4 liter/menit
Ditanya :
Waktu yang dibutuhkan Fajar untuk mengisi penuh bak mandi
Jawab :
V air dalam bak mandi = 50 x 50 x 100
= 250.000 cm3
= 250 liter
karena kecepatan air 4 liter/menit maka untuk 250 liter = 250 : 4
= 62,5 menit
Jadi waktu yang dibutuhkan Fajar untuk mengisi penuh bak mandi adalah
62,5 menit.
5. Diketahui :
Dua tempat penampungan air berbentuk kubus dengan panjang rusuk 80
cm dan 40 cm.
Permukaan air pada tempat pertama turun 1 cm.
Ditanya :
Volume air dan ketinggian air pada tempat kedua
Jawab :
V air mula-mula pada tempat pertama = 80 x 80 x 80
= 512.000 cm3
V air setelah air mengalir = 80 x 80 x 79
= 505.600 cm3
175
166
V air pada penampungan kedua = 512.000 cm3 - 505.600 cm3
= 6.400 cm3
t air pada penampungan kedua = 4040
400.6×
= 4 cm
Jadi Volume air pada tempat kedua adalah 6.400 cm3 dan ketinggian airnya
adalah 4 cm.
176
167
EVALUASI 2 Nama :
Absen :
I. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda (x) pada jawaban yang tepat!
1. Jika s menyatakan panjang rusuk-rusuk kubus, maka luas permukaan kubus
adalah ….
a. s2 b. s3 c. 6 s2 d. 6 s3
2. Sebuah tempat minyak berbentuk kubus tanpa tutup, panjang rusuknya 8 dm.
Luas permukaan tempat minyak adalah … dm2.
a. 320 b. 384 c. 512 d. 64
3. Sebuah kotak obat berbentuk balok dengan panjang rusuk 20 cm, lebar 15 cm
dan tinggi 10 cm. Luas permukaan kotak obat tersebut adalah … cm2.
a. 3000 b. 1620 c. 1600 d. 1300
4. Volum sebuah kubus adalah 512 cm3, panjang rusuk kubus tersebut adalah …
cm3.
a. 12 b. 9 c. 8 d. 6
5. Panjang suatu balok sama dengan 2 kali lebarnya. Jika tinggi balok 5 cm dan
volume balok 360 cm3, maka panjang balok adalah … cm.
a. 6 b. 9 c. 12 d. 15
II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Jumlah panjang semua rusuk kubus adalah 144 cm. Luas permukaan kubus
tersebut adalah … .
2. Volume suatu kubus sama dengan volume balok yang berukuran 20 cm x 5
cm x 10 cm. Luas permukaan kubus tersebut adalah … .
3. Luas permukaan balok jika luas bidang alas 100 cm2, panjang 12,5 cm dan
tinggi 12 cm adalah … .
4. Volume kubus yang luas permukaannya 150 cm2 adalah …
5. Sebuah akuarium berbentuk balok dengan ukuran bidang alas 1,2 m x 0,75
m. Jika volume akuarium 720 liter, maka tinggi akuarium adalah … .
Lampiran 50 178
168
III. Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Pak Rusdi berprofesi sebagai tukang kayu. Beliau mendapat pesanan untuk
mengecat almari berbentuk balok dengan ukuran 250 cm x 300 cm x 45 cm.
Jika waktu yang dibutuhkan Pak Rusdi untuk mengecat 2 m2 bidang almari
adalah 3 menit, maka berapa menitkah waktu yang dibutuhkan Pak Rusdi
untuk menyelesaikan pengecatan seluruh permukaan almari?
2. Sebuah kolam ikan milik Ahmad berbentuk kubus dengan rusuk 60 cm.
kemudian dia mengisi kolam tersebut dengan air sebanyak 144 liter.
Barapakah kedalaman air dalam kolam milik Ahmad tersebut?
3. Keluarga Pak Bakri mempunyai bak mandi berbentuk balok dengan ukuran
90 cm x 80 cm x 60 cm. Setelah diisi air selama 30 menit kran air mati dan
ternyata volume air hanya memenuhi 43 bagian. Tentukan kedalaman air
dalam bak tersebut dan berapakah waktu yang dibutuhkan untuk mengisi
penuh bak mandi Pak Bakri jika kran tidak mati!
179
169
Kunci Jawaban Evaluasi 2
I. Pilihan Ganda
1. c
2. a
3. d
4. c
5. c
II. Isian singkat
1. 864 cm2
2. 600 cm2
3. 692 cm2
4. 125 cm3
5. 0,8 m
III. Uraian
1. Diketahui :
Almari berbentuk balok dengan ukuran 250 cm x 300 cm x 45 cm
Waktu yang dibutuhkan untuk mengecat setiap 2 m2 adalah 3 menit
Ditanya :
Waktu yang dibutuhkan Pak Rusdi untuk mengecat seluruh permukaan
almari
Jawab :
L permukaan almari = 2 x (pl + pt + lt)
= 2 x [(250 x 300) + (250 x 45) + (300 x 45)]
= 2 x [ 75.000 + 11.250 + 13.500]
= 2 x 99.750 cm2
= 199.500 cm2
= 19,95 m2
Karena setiap mengecat 2 m2 bidang almari memerlukan waktu 3 menit,
maka waktu yang dibutuhkan untuk mengecat seluruh permukaan almari
Lampiran 51 180
170
= 2
2
295,19m
m x 3 menit
= 9,975 x 3 menit
= 29,925 menit
Jadi waktu yang dibutuhkan Pak Rusdi untuk mengecat seluruh permukaan
almari adalah 29,925 menit
2. Diketahui :
Sebuah kolam berbentuk kubus dengan rusuk 60 cm
Volum air dalam kolam 144 liter
Ditanya :
Kedalaman air dalam kolam Ahmad
Jawab :
V air dalam kolam = 144 liter = 144.000 cm3
misal kedalaman air dalam kolam adalah h cm
karena kolam berbentuk kubus maka luas alas kolam 60 cm x 60 cm
sehingga :
V air dalam kolam = luas alas kolam x tinggi air
144.000 = 3600 x h
⇔ h = 3600
000.144
h = 40
Jadi kedalaman air dalam kolam Ahmad adalah 40 cm.
3. Diketahui :
Bak mandi berbentuk balok dengan ukuran 90 cm x 80 cm x 60 cm.
Ditanya :
Kedalaman air dalam bak mandi dan waktu yang dibutuhkan untuk
mengisi penuh bak mandi.
Jawab :
V bak mandi = 90 x 80 x 60 = 432.000 cm3
181
171
selama 30 menit volume air hanya memenuhi 43 bagian artinya volume
air yang sudah terisi = 43 x 432.000 = 324.000 cm3
kedalaman air dalam bak mandi = cmcm
cm8090
000.324 3
× = 45 cm
Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi penuh bak mandi
= 34 x 30 menit = 40 menit
Jadi kedalaman air dalam bak mandi adalah 45 cm dan waktu yang
dibutuhkan untuk mengisi penuh bak mandi adalah 40 menit.
182
172
ANALISIS HASIL EVALUASI SIKLUS 2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar Materi : Luas dan Volum Kubus dan Balok Kelas : VIII Hari/tanggal : Senin, 17 April 2007
TUNTAS NO. NAMA L/P NILAI
YA TIDAK 1 Abdurahman Hamid A L 83.3 YA 2 Ade Irma Sari P 93.3 YA 3 Aisyah KN P 98.3 YA 4 Akhmad Bukhori L 93.3 YA 5 Aprita Tiara P P 86.7 YA 6 Atrie Puji L P 94 YA 7 Azan Rahmadian Putra L 86.7 YA 8 Baskoro Aji N L 77 YA 9 Bintang Refi I P 63.7 TIDAK 10 Dara Amalia S P 93.3 YA 11 Dwinda Sheila P P 86.7 YA 12 Eko Bagus Setiyawan L 84.3 YA 13 Githa Ayu PS P 74 YA 14 Hanafi A L 85.7 YA 15 Harfikri Suseno A L 86.7 YA 16 Ilham I B A I L 100 YA 17 Indah Nur'aini P 74.7 YA 18 Indiyel Palupi Trifina P 72.7 YA 19 Intan S P 80.7 YA 20 Kennia Cahyani P 78.3 YA 21 Martanti G P 94 YA 22 M Ikhsan R L 82.7 YA 23 Muh Teguh Albaisar P 79.7 YA 24 Ni Ketut Caesaria DW P 76.7 YA 25 Niluh Nyoman Tantri S P 75.7 YA 26 N N Putra Dhananjaya L 74,3 YA 27 Noor Fathia R I P 72,7 YA 28 Noviastuti Istiarini P 39 TIDAK 29 Nuke Nur H P 77.7 YA 30 Prima Ayu V P 91.7 YA 31 Ria Arindu S P 83.3 YA 32 Riza Maulana L 87.7 YA 33 Septia Laili F L 91.7 YA 34 Setiawan Ari Saputra L 75 YA 35 Taufan Neo Ristiawan L 66.3 TIDAK
Lampiran 52 183
173
36 Tiasa A L 94.7 YA 37 Tri Hartiningsih P 82.3 YA 38 Wahyu Wicaksana L 69.7 TIDAK 39 Yahya P A L 82 YA 40 Yunan Diar R A L 86 YA 41 Zain Afif Hendriantoko L 89 YA 42 Rizky Widya P 66 TIDAK
Jumlah 3431 Jumlah Maksimal 4200
Rata-Rata
81,7
Hasil Analisis : Ketuntasan belajar 1. Individual (>70%)
Nilai maksimal = 100 Nilai minimal = 39 Jumlah siswa seluruhnya = 42 Jumlah siswa yang tuntas belajar = 37 Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar = 5 Prosentase = 81,7%
2. Klasikal (> 85%) = Ya / Tidak (88,1%)
184
174
HASIL PENGAMATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
UNTUK GURU SIKLUS II
Nama Guru : Fitri Yuni Astiti
Waktu Pelaksanaan : 9 April s.d 16 April 2007
Sekolah : SMP N 5 Semarang
Petunjuk :
Berilah penilaian anda dengan memberikan cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.
Dilakukan Skor Tahap Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
Tahap
pendahuluan
1. Mengkondisikan siswa.
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
3. Memotivasi siswa dengan
menceritakan masalah sehari-
hari yang bekaitan dengan
materi pembelajaran.
√
√
√
√
√
√
Tahap 1
Mengorientasi
siswa pada
masalah
1. Menyampaikan masalah.
2. Memotivasi siswa pada
permasalahan.
3. Melakukan assessment kinerja
dan assessment autintic.
√
√
√
√
√
√
Tahap 2
Mengorganisasi-
kan siswa untuk
belajar
1. Membentuk kelompok belajar
siswa.
2. Membantu siswa
mendefinisikan masalah.
3. Membimbing siswa
memecahkan masalah.
4. Melakukan assessment
authentic mengenai kerjasama,
√
√
√
√
√
√
√
√
Lampiran 53 185
175
komunikasi dan bertanya.
Tahap 3
Membimbing
penye-lidikan
individual dan
kelompok
1. Membimbing penyelidik.
2. Membimbing inkuiri.
3. Membimbing membuat
laporan.
4. Melakukan assessment kinerja
dan assessment autentik.
√
√
√
√
√
√
√
√
Tahap 4
Mengembangkan
menyajikan hasil
karya
1. Membimbing siswa dalam
mempresentasikan hasil kerja.
2. Fasilitator dalam presentasi.
3. Memotivasi siswa terlibat aktif.
4. Melaksanakan assessment
kinerja dan assessment
authentic.
√
√
√
√
√
√
√
√
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
1. Melakukan refleksi
( kerjasama, komunikasi,
bertanya ).
2. Melakukan analisis.
3. Melakukan evaluasi.
4. Melakukan assessment
product, assessment kinerja,
assessment authentic.
√
√
√
√
√
√
√
√
Tahap penutup 1. Membimbing siswa
merangkum materi pelajaran.
2. Melakukan tugas PR.
√
√
√
√
Keterangan :
1 = Tidak Baik
2 = Cukup Baik
3 = Baik
4 = Sangat Baik
186
176
Skor maksimal ideal = 96
Pedoman konversi
Tingkat Pengelolaan Pembelajaran Kriteria
85% – 100% Pembelajaran sangat baik
70% – 84% Pembelajaran baik
60% – 69% Pembelajaran cukup baik
50% – 59% Pembelajaran kurang baik
< 50% Pembelajaran tidak baik
Skor hasil pengamatan = 74
Rata – rata skor = 08,32474
=
Prosentase kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran
= 08,77%1009674
=× %
Semarang, 14 Juni 2007 Observer Suyatmi, S.Pd NIP.131678155
187
177
HASIL PENGAMATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
UNTUK SISWA SIKLUS II
Nama Guru : Fitri Yuni Astiti
Waktu pelaksanaan : 9 April s.d 16 April 2007
Sekolah : SMP N 5 Semarang
Petunjuk :
Berilah penilaian anda dengan memberikan cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.
Dilakukan Skor NO. Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
1. Siswa memperhatikan guru √ √
2. Siswa mampu mengemukakan pendapat /
memberikan contoh dari penjelasan guru
√
√
3. Siswa mampu menjawab pertanyaan guru √ √
4. Siswa memiliki keberanian untuk bertanya √ √
5. Siswa mengambil bagian dalam diskusi √ √
6. Siswa mampu melaksanakan tugas dengan baik √ √
7. Siswa mampu menarik kesimpulan √ √
Keterangan :
1 = Banyaknya siswa yang melakukan kegiatan < 25% (Tidak Baik)
2 = Banyaknya siswa yang melakukan kegiatan 25% - 50% (Cukup Baik)
3 = Banyak siswa yang melakukan lebih dari 50% dan kurang dari 75% (Baik)
4 = Banyaknya siswa yang melakukan kegiatan ≥ 75% (Sangat baik)
Untuk aspek no.4, banyaknya siswa yang bertanya menunjukkan baik tidaknya
keberanian siswa dalam bertanya.
Skor maksimal ideal = 28
Pedoman Konversi :
Tingkat Kinerja Siswa Kriteria
85% – 100% Kinerja siswa sangat baik
70% – 84% Kinerja siswa baik
60% – 69% Kinerja siswa cukup baik
Lampiran 54 188
178
50% – 59% Kinerja siswa kurang baik
< 50% Kinerja siswa tidak baik
Skor hasil pengamatan = 3+2+3+3+3+3+3 = 20
Rata – rata skor = 86,2720
=
Prosentase kemampuan siswa dalam pembelajaran = 43,71%1002820
=× %
Semarang, 14 Juni 2007 Observer Suyatmi, S.Pd NIP.131678155
189
179
HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
SIKLUS II
Nama Guru : Fitri Yuni Astiti
Waktu pelaksanaan : 9 April s.d 16 April 2007
Sekolah : SMP N 5 Semarang
Petunjuk :
Berilah penilaian anda dengan memberikan cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.
Dilakukan Skor No Aktivitas
Ya Tidak 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
Siswa melakukan kegiatan matematis ( kegiatan
yang terkait dengan pembelajaran matematik ).
Siswa saling berinteraksi dalam kelompok :
> saling bertanya
> saling menjelaskan
> saling bekerjasama
> saling berdiskusi. dan seterusnya
Siswa mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
> menformulasikan gagaan tertulis
> menyampaiakan / mempersentasikan hasil
karya
> memberi tanggapan
Siswa memperoleh kesempatan untuk
melakukan refleksi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan :
1 = Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas < 25%
2 = Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas 25% - 50%
3 = Banyak siswa yang melakukan lebih dari 50% dan kurang dari 75%
4 = Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas ≥ 75%
Lampiran 55 190
180
Skor maksimal ideal = 36
Pedoman Konversi :
Tingkat aktivitas siswa Kriteria
85% – 100% Aktivitas sangat baik
70% – 84% Aktivitas baik
60% – 69% Aktivitas cukup baik
50% – 59% Aktivitas kurang baik
< 50% Aktivitas tidak baik
Skor hasil pengamatan = 3+3+2+3+3+3+3+2+3 = 26
Rata – rata skor = 89,2926
=
Prosentase aktivitas siswa selama pembelajaran = 2,72%1003626
=× %
Semarang, 14 Juni 2007 Observer Suyatmi, S.Pd NIP.131678155
191
181
HASIL RUBRIK PENSKORAN KINERJA SISWA DALAM
MEMECAHKAN MASALAH SIKLUS II
Masalah :
Luas permukaan kubus dan balok
Level Deskripsi
4. Superior (hebat)
Kelompok 7
Kelompok 4
• Menggunakan konsep-konsep secara benar
• Menggunakan strategi yang cocok untuk menjawab pertanyaan
• Perhitungannya benar
• Penjelasan tertulisnya mudah terbaca/sangat jelas
• Memenuhi semua syarat permasalahan
3. Memuaskan
Kelompok 2
Kelompok 8
• Menggunakan konsep-konsep secara benar
• Menggunakan strategi yang cocok untuk menjawab pertanyaan
• Perhitungannya benar
• Penjelasan tertulisnya jelas
• Memenuhi semua syarat permasalahan
2. Cukup
memuaskan
Kelompok 1
Kelompok 3
Kelompok 5
Kelompok 6
• Menunjukkan pemahaman paling sedikit satu dari konsep secara
benar
• Pada umumnya strategi yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan adalah cocok
• Perhitungannya pada umumnya benar
• Penjelasan tertulisnya cukup jelas
• Hampir memenuhi semua syarat permasalahan
1. Tidak memuaskan • Menunjukkan pemahaman yang kurang terhadap konsep secara
benar
• Tidak menggunakan strategi yang cocok untuk menjawab
pertanyaan
• Perhitungannya tidak benar
• Penjelasan tertulisnya tidak jelas
• Memenuhi semua syarat permasalahan
Lampiran 57 195
182
HASIL RUBRIK PENSKORAN KINERJA SISWA DALAM
MEMECAHKAN MASALAH SIKLUS II
Masalah :
Volum kubus dan balok
Level Deskripsi
4. Superior (hebat)
Kelompok 4
Kelompok 7
Kelompok 8
• Menggunakan konsep-konsep secara benar
• Menggunakan strategi yang cocok untuk menjawab pertanyaan
• Perhitungannya benar
• Penjelasan tertulisnya mudah terbaca/sangat jelas
• Memenuhi semua syarat permasalahan
3. Memuaskan
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 6
• Menggunakan konsep-konsep secara benar
• Menggunakan strategi yang cocok untuk menjawab pertanyaan
• Perhitungannya benar
• Penjelasan tertulisnya jelas
• Memenuhi semua syarat permasalahan
2. Cukup
memuaskan
Kelompok 3
Kelompok 5
• Menunjukkan pemahaman paling sedikit satu dari konsep secara
benar
• Pada umumnya strategi yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan adalah cocok
• Perhitungannya pada umumnya benar
• Penjelasan tertulisnya cukup jelas
• Hampir memenuhi semua syarat permasalahan
1. Tidak memuaskan • Menunjukkan pemahaman yang kurang terhadap konsep secara
benar
• Tidak menggunakan strategi yang cocok untuk menjawab
pertanyaan
• Perhitungannya tidak benar
• Penjelasan tertulisnya tidak jelas
• Memenuhi semua syarat permasalahan
Lampiran 58 196
183
HASIL ANGKET REFLEKSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN
PADA SIKLUS II
Tabel 1: Frekuensi jawaban siswa
Mengenai pembelajaran matematika berbasis masalah
Jawaban Siswa Frekuensi Presentase
a. Tidak menyenangkan 3 7,14%
b. Menyenangkan 35 83,33%
c. Sangat menyenangkan 4 9,52%
Tabel 2: Frekuensi jawaban siswa
Mengenai pembelajaran matematika berbasis masalah
Jawaban Siswa Frekuensi Presentase
a. Membuat saya
menjadi bingung
8 19.05%
b. Mudah diikuti 31 73,81%
c. Sangat Jelas 3 7,14%
Tabel 3: Frekuensi jawaban siswa
Mengenai pembelajaran yang dilakukan dengan kerja kelompok
Jawaban Siswa Frekuensi Presentase
a. Tidak menyenangkan 6 14,29%
b. Menyenangkan 26 61,90%
c. Sangat menyenangkan 10 23,81%
Tabel 4: Frekuensi jawaban siswa
Mengenai hasil kerja kelompok dengan penemuan sendiri
Jawaban Siswa Frekuensi Presentase
a. Tidak menyenangkan 8 19,51%
b. Menyenangkan 26 63,42%
c. Sangat menyenangkan 7 17,07%
Lampiran 59 197
198
184
Tabel 5: Frekuensi jawaban siswa
Mengenai masalah yang harus diselesaikan sebagai evaluasi
Jawaban Siswa Frekuensi Presentase
a. Sulit 10 23,81%
b. Menarik 22 52,38%
c. Memotivasi untuk
belajar
10 23,81%
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS DISKUSI KELOMPOK
Siklus 1
Klpk 1 Klpk 2 Klpk 3 Klpk 4 Klpk 5 Klpk 6 Klpk 7 Klpk 8 Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor
No. Aspek yang diamati
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Siswa mau dan mampu
berdiskusi dengan
kelompok
2. Kelompok mampu
mengemukakan pendapat
3. Kelompok yang sering
bertanya
4.
Kelompok mampu
menyelesaikan lembar
kerja diskusi
5. Kelompok penuh percaya
diri dalam mengerjakan
soal
Jumlah skor
Lampiran 19
Rata-rata skor
Penilaian:
Kriteria:
1 < Skor rata-rata ≤ 1,75 : Tidak aktif
1,75 < Skor rata-rata ≤ 2,50 : Cukup aktif
2,50 < Skor rata-rata ≤ 3,25 : Aktif
3,25 < Skor rata-rata ≤ 4 : Sangat aktif
Skor rata-rata = Jumlah skor : Jumlah butir
Keterangan :
Aspek 1 Skor 1 : ada anggota kelompok yang tidak bekerja dalam kelompok
Skor 2 : jika dalam bekerja kelompok, siswa bekerja secara individual
Skor 3 : jika dalam bekerja kelompok, ada 2-3 siswa yang bekerjasama
Skor 4 : jika dalam bekerja kelompok, ada 4-5 atau lebih siswa yang bekerjasama
Aspek 2 Skor 1 : jika tidak ada anggota kelompok yang presentasi
Skor 2 : jika ada 2 anggota dalam kelompok yang presentasi
Skor 3 : jika ada 3 anggota dalam kelompok yang presentasi
Skor 4 : jika 4 anggota atau lebih dalam kelompok yang presentasi
Aspek 3 Skor 1 : jika tidak ada anggota kelompok yang bertanya
Skor 2 : jika ada 1-2 anggota dalam kelompok yang bertanya
Skor 3 : jika ada 3 anggota dalam kelompok yang bertanya
Skor 4 : jika 4 anggota atau lebih dalam kelompok yang bertanya
Aspek 4 Skor 1 : jika siswa mengumpulkan lembar jawab lebih dari waktu yang ditentukan
Skor 2 : jika siswa mengumpulkan lembar jawab tepat waktu
Skor 3 : jika siswa mengumpulkan lembar kurang dari 10 menit
Skor 4 : jika siswa mengumpulkan lembar jawab kurang dari 15 menit atau lebih
Aspek 5 Skor 1 : jika tidak ada soal evaluasi yang terselesaikan / terselesaikan tapi salah semua
Skor 2 : jika ada 1-2 soal evalusai yang terselesaikan dan benar
Skor 3 : jika ada 3-4 soal evalusi terselesaikan dan benar
Skor 4 : jika semua soal evaluasi terselesaikan dan benar
129
Kunci Jawaban Evaluasi 1
I. Pilihan Ganda
1. a
2. c
3. d
4. b
5. b
6. c
7. b
8. d
II. Isian Singkat
1. 2 buah
2. SRVW
3. 8 cm
4.
5. cmadancma 32
III. Uraian
1. 4 lembar karton, yaitu :2 lembar karton dengan ukuran 15 cm x 7 cm dan 2
lembar karton dengan ukuran 7 cm x 10 cm.
2. Diketahui :
panjang rusuk kubus = (4x - 3)cm
panjang seluruh rusuk kubus = 156 cm
Ditanyakan :
a. nilai x
b. panjang rusuk kubus
Jawab :
a. Panjang seluruh rusuk kubus = 12 r
156 = 12 ( 4x – 3)
Lampiran 24
H D C G
G H
G
E
H
B A E F
F
129
= 48 x – 36
⇔ 48 x = 156 + 36
48 x = 192
⇔ x = 192 : 48
x = 4
b. Panjang rusuk kubus = 4x – 3
= 4(4) – 3
= 13
Jadi panjang rusuk kubus adalah 13 cm.
3. Panjang kawat = (12 x 4) + (8 x 6) + ( 6 x 4) + ( 6 x 4 )
= 48 + 48 + 24 + 24
= 144
Jadi panjang kawat yang dibutuhkan untuk membuat kerangka bangun itu
adalah 144 cm.
4.
5. Diketahui : panjang diagonal ruang = 34 cm (misal AG)
Ditanyakan : a. panjang rusuk
b. panjang diagonal sisi
Jawab : a. misal panjang rusuk kubus a cm,
22 CGACAGmaka +=
22 BCABACdan +=
A
D
E F
H
B
C
G
10cm
6cm
14cm
130
129
416348
334
2
2
2
222
222
==
=
=
++=
++=
aa
adiperolehruaskeduatkanmengkuadradengan
a
aaaAG
CGBCABAGrumusdiperolehsehingga
b. panjang diagonal sisi, misal AC
24
32
44 22
=
=
+=ACmaka
Jadi panjang diagonal ruang kubus ABCD.EFGH adalah 4 cm dan panjang
diagonal sisi 24 cm.
131
129
HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS DISKUSI KELOMPOK
Siklus 1
Klpk 1 Klpk 2 Klpk 3 Klpk 4 Klpk 5 Klpk 6 Klpk 7 Klpk 8
Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor No. Aspek yang diamati
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Siswa mau dan mampu
berdiskusi dengan
kelompok
√
√
√
√
√
√
√
√
2. Kelompok mampu
mengemukakan
pendapat
√
√
√
√
√
√
√
√
3. Kelompok yang sering
bertanya
√
√
√
√
√
√
√
√
4.
Kelompok mampu
menyelesaikan lembar
kerja diskusi
√
√
√
√
√
√
√
√
5. Kelompok penuh
percaya diri dalam
√
√
√
√
√
√
√
√
Lampiran 29
mengerjakan soal
Jumlah skor 13 14 12 15 15 15 12 12
Rata-rata skor 2,6 2,8 2,4 3 3 3 2,4 2,4
Penilaian:
Kriteria:
1 < Skor rata-rata ≤ 1,75 : Tidak aktif Kelompok 1 : Aktif Kelompok 6 : Aktif
1,75 < Skor rata-rata ≤ 2,50 : Cukup aktif Kelompok 2 : Aktif Kelompok 7 : Cukup aktif
2,50 < Skor rata-rata ≤ 3,25 : Aktif Kelompok 3 : Cukup aktif Kelompok 8 : Cukup Aktif
3,25 < Skor rata-rata ≤ 4 : Sangat aktif Kelompok 4 : Aktif
Skor rata-rata = Jumlah skor : Jumlah butir Kelompok 5 : Aktif
Keterangan :
Aspek 1 Skor 1 : ada anggota kelompok yang tidak bekerja dalam kelompok
Skor 2 : jika dalam bekerja kelompok, siswa bekerja secara individual
Skor 3 : jika dalam bekerja kelompok, ada 2-3 siswa yang bekerjasama
Skor 4 : jika dalam bekerja kelompok, ada 4-5 atau lebih siswa yang bekerjasama
Aspek 2 Skor 1 : jika tidak ada anggota kelompok yang presentasi
Skor 2 : jika ada 2 anggota dalam kelompok yang presentasi
Skor 3 : jika ada 3 anggota dalam kelompok yang presentasi
Skor 4 : jika 4 anggota atau lebih dalam kelompok yang presentasi
Aspek 3 Skor 1 : jika tidak ada anggota kelompok yang bertanya
Skor 2 : jika ada 1-2 anggota dalam kelompok yang bertanya
Skor 3 : jika ada 3 anggota dalam kelompok yang bertanya
Skor 4 : jika 4 anggota atau lebih dalam kelompok yang bertanya
Aspek 4 Skor 1 : jika siswa mengumpulkan lembar jawab lebih dari waktu yang ditentukan
Skor 2 : jika siswa mengumpulkan lembar jawab tepat waktu
Skor 3 : jika siswa mengumpulkan lembar kurang dari 10 menit
Skor 4 : jika siswa mengumpulkan lembar jawab kurang dari 15 menit atau lebih
Aspek 5 Skor 1 : jika tidak ada soal evaluasi yang terselesaikan / terselesaikan tapi salah semua
Skor 2 : jika ada 1-2 soal yang terselesaikan dan benar
Skor 3 : jika ada 3-4 soal terselesaikan dan benar
Skor 4 : jika semua soal terselesaikan dan benar
HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS DISKUSI KELOMPOK
Siklus 2
Klpk 1 Klpk 2 Klpk 3 Klpk 4 Klpk 5 Klpk 6 Klpk 7 Klpk 8
Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor No. Aspek yang diamati
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Siswa mau dan
mampu berdiskusi
dengan kelompok
√
√
√
√
√
√
√
√
2. Kelompok mampu
mengemukakan
pendapat
√
√
√
√
√
√
√
√
3. Kelompok yang
sering bertanya
√
√
√
√
√
√
√
√
4.
Kelompok mampu
menyelesaikan
lembar kerja diskusi
√
√
√
√
√
√
√
√
5. Kelompok penuh
percaya diri dalam
√
√
√
√
√
√
√
√
Lampiran 56
mengerjakan soal
Jumlah skor 14 13 13 15 17 16 15 15
Rata-rata skor 2,8 2,6 2,6 3 3,4 3,2 2,8 3
Penilaian:
Kriteria:
1 < Skor rata-rata ≤ 1,75 : Tidak aktif Kelompok 1 : Aktif Kelompok 6 : Aktif
1,75 < Skor rata-rata ≤ 2,50 : Cukup aktif Kelompok 2 : Aktif Kelompok 7 : Aktif
2,50 < Skor rata-rata ≤ 3,25 : Aktif Kelompok 3 : Aktif Kelompok 8 : Aktif
3,25 < Skor rata-rata ≤ 4 : Sangat aktif Kelompok 4 : Sangat aktif
Skor rata-rata = Jumlah skor : Jumlah butir Kelompok 5 : Aktif
Keterangan :
Aspek 1 Skor 1 : ada anggota kelompok yang tidak bekerja dalam kelompok
Skor 2 : jika dalam bekerja kelompok, siswa bekerja secara individual
Skor 3 : jika dalam bekerja kelompok, ada 2-3 siswa yang bekerjasama
Skor 4 : jika dalam bekerja kelompok, ada 4-5 atau lebih siswa yang bekerjasama
Aspek 2 Skor 1 : jika tidak ada anggota kelompok yang presentasi
Skor 2 : jika ada 2 anggota dalam kelompok yang presentasi
Skor 3 : jika ada 3 anggota dalam kelompok yang presentasi
Skor 4 : jika 4 anggota atau lebih dalam kelompok yang presentasi
Aspek 3 Skor 1 : jika tidak ada anggota kelompok yang bertanya
Skor 2 : jika ada 1-2 anggota dalam kelompok yang bertanya
Skor 3 : jika ada 3 anggota dalam kelompok yang bertanya
Skor 4 : jika 4 anggota atau lebih dalam kelompok yang bertanya
Aspek 4 Skor 1 : jika siswa mengumpulkan lembar jawab lebih dari waktu yang ditentukan
Skor 2 : jika siswa mengumpulkan lembar jawab tepat waktu
Skor 3 : jika siswa mengumpulkan lembar kurang dari 10 menit
Skor 4 : jika siswa mengumpulkan lembar jawab kurang dari 15 menit atau lebih
Aspek 5 Skor 1 : jika tidak ada soal evaluasi yang terselesaikan / terselesaikan tapi salah semua
Skor 2 : jika ada 1-2 soal yang terselesaikan dan benar
Skor 3 : jika ada 3-4 soal terselesaikan dan benar
Skor 4 : jika semua soal terselesaikan dan benar
KISI-KISI SOAL EVALUASI 1 Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII/genap Pokok Bahasan : Bangun Ruang sisi Datar Jumlah soal : 10 PG, 5 Isian singkat, 5 Uraian
No. Soal NO Kompetensi Dasar Materi Indikator P.Konsp Penlrn.Kom Pmc.Mslh
1.
2.
Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok serta bagian-bagiannya. Membuat jaring-jaring kubus dan balok
Sifat-sifat kubus dan balok serta bagian-bagiannya. Kerangka dan jaring-jaring kubus
Siswa dapat menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal dan diagonal ruang kubus dan balok.
Siswa Mengenal kerangka kubus dan balok Siswa dapat membuat jaring-jaring kubus dan balok
Siswa dapat menentukan panjang diagonal jika panjang rusuk diketahui
1,2,3,4 PG
5,6,7 PG
-
8,9,10 PG
1,2 Isian singkat
3 Isian singkat
4 Isian singkat
5 Isian singkat
1 Uraian
2,3 Uraian
4 Uraian
5 Uraian
Lampiran 22
KISI-KISI SOAL EVALUASI 2 Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII/genap Pokok Bahasan : Bangun Ruang sisi Datar Jumlah soal : 5 PG, 5 Isian singkat, 3 Uraian
No. Soal NO Kompetensi Dasar Materi Indikator P.Konsp Penlrn.Kom Pmc.Mslh
1.
Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok
Luas permukaan kubus dan balok Volum kubus dan balok
Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kubus Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus Siswa dapat menghitung luas permukaan balok
Siswa dapat menghitung volum kubus Siswa dapat menghitung volum balok Siswa dapat menghitung panjang rusuk balok dan kubus jika volum diketahui
1 PG
2 PG
3
PG
4 PG
-
5
PG
-
1,2 Isian singkat
3
Isian singkat
4 Isian singkat
-
5 Isian singkat
- -
1 Uraian
2
Uraian
3 Uraian
Lampiran 49