yayasan sayangi tunas cilik (ystc), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain...

65

Upload: duongnhi

Post on 02-Mar-2019

267 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,
Page 2: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,
Page 3: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

• KONTRIBUTOR •- Dewi Sri Sumanah, YSTC- Ida Ngurah, YSTC- Maulinna Utaminingsih, YSTC- Ria Camelina, YSTC- Wina Natalia, Yayasan Kausa Resiliensi Indonesia

• PENYUNTING •- Dewi Sri Sumanah, YSTC - Fajar Jasmin, YSTC

• DESAIN & TATA LETAK •PT. Network Multimedia

• FOTO SAMPUL DEPAN •Simulasi bencana kebakaran di MI Nurul Islam 2, Penjaringan, Jakarta Utara. Foto: Dok. YSTC.

Hak Cipta

Didukung Oleh:

© Mei 2017

Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), mitra kerja Save the Children melaksanakan Program Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah Terintegrasi (PRESTASI) didukung oleh Prudence Foundation. Proyek ini dilaksanakanselama tiga tahun, sejak Mei 2014 hingga Mei 2017, di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara di 5 kelurahan (Pluit, Penjaringan, Kapuk Muara, Kamal Muara, dan Pejagalan). YSTC mendampingi 10 sekolah/madrasah di Penjaringan, yaitu: SDN Kapuk Muara 03, SDN Kapuk Muara 01, SDN Penjaringan 04, SDN Kamal Muara 01, SDN Pejagalan 05, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Mujahirin, MI Nurul Bahri, MI Al Muttaqin, MI Al Falah, dan MI Nurul Islam 2.

Dalam proyek ini, YSTC mendampingi sekolah dan madrasah untuk mengenal PRB; melakukan identifikasi kerentanan, kapasitas, dan bahaya; membuat prosedur tetap (protap); membuat media kampanye yang partisipatif; dan melakukan simulasi.

Selain pendampingan sekolah danmadrasah, secara bersamaan YSTC melakukan advokasi kebijakan danperencanaan yang sejalan dengan manajemen bencana di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

Hal ini dilakukan agar dapat mencapai tujuan sekolah/madrasah aman bencana. YSTC juga berpijak pada tiga pilarsekolah aman yang komprehensif. Tiga pilar yang dimaksud adalah:(1) Fasilitas Sekolah Aman;(2) Manajemen Bencana di Sekolah; dan (3) Pendidikan Pencegahan danPengurangan Risiko Bencana.

TentangPRESTASI

Page 4: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

Kata PengantarYayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) – Save the Children percaya setiap anak tidak terkecuali, layak menyongsong masa depan. Di Indonesia dan di seluruh dunia,kami memastikan kesehatan anak-anak sejak dini, kesempatan untuk belajar, dan perlindungan terhadap bahaya. Kami melakukan apa pun untuk anak-anak – setiap hari dan di saat krisis – untuk mengubah hidup mereka dan masa depan.

Visi kami adalah menciptakan sebuah dunia di mana setiap anak mendapatkan pemenuhan hak atas kelangsungan hidup, perlindungan, pengembangan, danpartisipasi. Misi kami adalah menginspirasi terjadinya terobosan baru tentang bagaimana dunia seharusnya memperlakukan anak-anak dan untuk mencapaiperubahan yang langsung dan berkesinambungan dalam kehidupan mereka.

YSTC melaksanakan program pengurangan risiko bencana yang menyasar sekolah, masyarakat, dan pemerintah setempat. Ini merupakan bagian dari strategi yayasan untuk mewujudkan misi dan visi tersebut.

Kami berterima kasih kepada pihak-pihak yang membantu untuk mewujudkanhal tersebut. Prudence Foundation, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, BadanPenanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, danPemerintah Kota Jakarta Utara serta 10 sekolah/madrasah di Kelurahan Pluit, Penjaringan, Kapuk Muara, Kamal Muara, dan Pejagalan, dampingan program yang telah menjadi mitra kami tidak hanya dalam program Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah Terintegrasi (PRESTASI) tiga tahun terakhir ini, namun juga dalam kerja-kerja advokasi yang kami lakukan.

Buku yang ada di tangan Anda saat ini adalah kumpulan praktik baik daripelaksanaan program tersebut. Semua ini kami peroleh dari cerita anak-anak, masyarakat, dan pemerintah mitra kami. Setelah membaca buku ini, kami berharap Anda tergugah dan tertarik untuk melakukan upaya-upaya mewujudkan sekolah/madrasah aman bencana.

Terima kasih.

Selina Patta SumbungKetua Yayasan Sayangi Tunas Cilik

Page 5: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

Daftar Isi

A. PILAR FASILITAS SEKOLAH AMAN

1. Fasilitas Aman, Sekolah pun Nyaman 12. Komitmen Tinggi, Kunci Wujudkan Sekolah Aman Bencana 5

B. PILAR MANAJEMEN BENCANA DI SEKOLAH

3. Penuhi Hak Anak Dalam Tanggap Darurat,Wujudkan Sekolah Aman Bencana

9

4. Simulasi: Belajar Siap Siaga agar Selamat 135. Prosedur Tetap Bantu Warga Sekolah Pahami

Peran di Saat Darurat17

6. Sinergitas Sekolah dan Para Pihak, Wujudkan Sekolahdan Masyarakat Tangguh

21

7. Satu Komando Saat Darurat Bencana,Kunci Koordinasi Antarpihak

25

8. Kelompok Siaga Bencana Pastikan Anak-anakDapatkan Haknya dalam Situasi Bencana

29

9. Ruang Ramah Anak Dalam Tanggap Darurat,Pastikan Hak Anak Terpenuhi

33

C. PILAR PENDIDIKAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI SEKOLAH

10. BPBD: Targetkan 50 Sekolah Aman per Tahun 3711. Penggunaan Anggaran dengan Tepat demi

Wujudkan Sekolah Aman 41

12. Anak Sampaikan Pesan Keselamatan Bencana Melalui Seni 4513. Sektor Swasta Peduli Sekolah Aman Bencana 4914. Sekolahku Aman, Prestasiku Gemilang 53

Page 6: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

Madrasah Ibtidaiyah Al Muttaqin terletak di Jalan Kapuk Muara No. 15 ini berada di area rawan kebakaran dan banjir. Peta indeks bencana yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) menunjukkan bahwa wilayah Kapuk Muara masuk dalam kategori tinggi untuk kawasan rawan bencana banjir. Air pasang (rob) merupakan faktor utama penyebab banjir di kawasan utara Jakarta ini.

1

Anak-anak berdesak-desakan melalui satu-satunya pintu penghubung gedung satu dan gedung dua sebelum direnovasi. Foto: YSTC.

Page 7: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

2 Tidak hanya terletak di kawasan rawan bencana, sekolah yang berdirisejak tahun 1982 ini juga terletak di area padat penduduk. Area sekolah berdiri berhimpitan dengan bangunan perumahan dan berhadapan langsung dengan jalan umum yang tak pernah sepi dari lalu lalang kendaraan bermotor. Sekolah juga berjarak kurang dari 200 meter dari aliran Kali Angke.

Agus Tjahjadi (48 tahun), menceritakan bahwa sejak tahun 1998, sekolah mereka kerap menjadi tempat evakuasi sementara, bahkan pengungsian, oleh masyarakat sekitar sekolah. Jumlahnya bahkan pernah mencapai 300 orang.

Agus dan teman-teman guru lainnya lalu menyadari bahwa selain kerap dilanda banjir, setiap pasca banjir sekolah menjadi tempat pengungsian, mereka melihat masalah baru yang timbul. “Setelah banjir, kami menghadapi banyak masalah, mulai dari membersihkan sekolah, mengecek fasilitas hingga melihat dinding dan kayu kusen yang lapuk dimakan rayap,” ungkap pria yang telah mengajar di sekolah ini sejak tahun 1985. “Belum lagi fasilitasi sekolah seperti peralatan kelas, buku-buku yang rawan rusak karena banyaknya orang yang mengungsi,” tambahnya.

Pergantian atap yang sudah akan roboh menggunakan baja ringan. Foto: YSTC.

Pengukuran dilakukan untuk memastikan ukuran dalammemperkuat pondasi bangunan. Foto: YSTC.

Page 8: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

3

Sejatinya, sekolah telah melakukan beberapa pekerjaan fisik sebagai bagian dari adaptasi situasi banjir yang kerap melanda sekolah mereka. Namun hasilnya belum mampu mengurangi dampak banjir yang dapat mencapai ketinggian hingga 100 cm tersebut.

Hingga pada Mei 2014, ketika YSTC dan didukung oleh Prudence Foundation memulai program pengurangan risiko bencana di Jakarta Utara, Agus merasa senang karena sekolahnya termasuk dari sepuluh sekolah yang akan mendapat pendampingan khusus terkait isu Sekolah Aman Bencana. Program ini membantu sekolah mereka untuk mewujudkan tiga pilar utama dari sekolah aman bencana, yaitu fasilitas, manajemen bencana, dan pendidikan pengurangan risiko bencana. Ia merasa bahwa ada harapan untuk permasalahan banjir yang kerap melanda sekolahnya.

Program ini kemudian melakukan kajian dan penilaian struktur bangunan gedung sebagai bagian dari upaya untuk melakukan perbaikan fasilitas sekolah aman bencana. Hasilnya, perlu dilakukan penguatan struktur utama dari bangunan karena tidak mampu menahan beban. Bangunan pun belum memenuhi aspek ramah anak dan difabel seperti ramp atau jalan yang melandai untuk kursi roda.

Kini, meskipun belum sempurna, sekolahnya telah melakukan sejumlah penyesuaian terkait upaya untuk membuat bangunan sekolah mereka lebih aman.

Setidaknya pihak sekolah telah memi-liki tiga buah toilet, yang sebelumnya hanya tersedia satu buah untuk lebih dari 400 siswa. Sekolah juga telah mengubah desain tangga peng-hubung gedung atau ruangan di lan-tai dua yang semula berbentuk curam dan untuk melaluinya harus menunduk guna menghindari

Tangga penghubung dibuat untuk mempermudah akses dari gedung satu ke gedung dua. Foto: YSTC.

Page 9: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

4 pembatas langit-langit yang terlalu rendah, menjadi lebih aman dan nyaman untuk dilewati. Selain itu, sekolah juga membangun ruang guru di seberang gedung utama sehingga ruang yang dulunya diperuntukkan sebagai ruang guru sekarang menjadi ruang kelas belajar. Sedangkan untuk fasilitas, kepala sekolah mengeluarkan kebijakan agar desain sisi meja ditumpulkan agar tidak membahayakan murid.

Dokumen hasil kajian yang didapatkan selama pelaksanaan program men-jadi acuan bagi madrasah yang berada di bawah payung Yayasan Ittiqon ini untuk terus mencari dukungan dalam rangka renovasi bangunan. Agar manajemen madrasah dapat terus melakukan penguatan dan perbaikan infrastruktur demi menjadikan Al Muttaqin sebagai sekolah aman bencana.

Setelah banjir, kamimenghadapi banyakmasalah, mulai dari

membersihkan sekolah, mengecek fasilitas hingga melihat dinding dan kayu

kusen yang lapukdimakan rayap.

Tangga penghubung gedung satu dengan gedung dua untuk mempermudah akses para siswa. Foto: YSTC.

Page 10: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

5

Isria Sirubaya (46 tahun) boleh berbangga diri. Sekolah yang dipimpin-nya mendapatkan pengakuan dari ASEAN Secretariat sebagai School Safety Champion tingkat Asia Tenggara dalam kategori sekolah di Konferensi Regional ASEAN untuk Sekolah Aman Bencana Februari 2017 silam. Penghargaan yang menjadi salah satu tanda komitmen besar dari madrasah yang telah berdiri sejak 1982 ini dalam upayanya melakukan penanggulangan bencana di lingkungan madrasah mereka.

Ibu Isria menerima bantuan perlengkapan pertolongan pertama dari YSTC dengan dukungan Prudence Foundation. Foto: YSTC.

Page 11: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

6

Menjadi kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Muttaqin setidaknya dalam dua dekade terakhir, Isria Sirubaya telah melihat banyak hal terkait perkembangan madrasah yang terletak di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara ini. Selain madrasah ini berada di lokasi rawan banjir dan kebakaran, madrasah yang berada di bawah payung Yayasan Ittiqon ini juga sebelumnya menghadapi tantangan akan rendahnya komitmen guru dan orang tua terhadap pemenuhan hak anak dalam tanggap darurat bencana.

Ketika Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) - mitra kerja Save the Children, memulai program Pengurangan Risiko Bencana di Jakarta Utara dengan dukungan Prudence Foundation, madrasah ini menjadi salah satu sekolah yang mendapatkan dampingan intensif untuk isu bencana. Program menitikberatkan pada tiga pilar utama Sekolah Aman Bencana, yaitu fasilitas sekolah aman bencana, manajemen bencana di sekolah, dan pendidikan pengurangan risiko bencana. Isria menyambut baik inisiatif ini.

Menerima penghargaan secara langsung dari Direktur PendidikanKhusus Layanan Khusus, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Foto: YSTC.

Bu Isria terlibat aktif dalam penyusunan rencana kontinjensi di kecamatan Penjaringan. Foto: YSTC.

Page 12: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

7

Komitmen dari kepala madrasah sangat penting untuk mendukung keberhasilan program ini. Agar komitmen ini dapat ditularkan kepada para guru dan orang tua murid sekolah ini.

“Saya ingin mewujudkan madrasah yang lebih nyaman dan aman bagi anak-anak,” ungkapnya. “Itu (rasa aman dan nyaman) merupakan bagian dari hak hidup dan hak tumbuh kembang mereka juga,” tambah ibu dua anak ini.

Meskipun sekolah telah memiliki jadwal belajar mengajar yang terbilang padat, Isria selalu berusaha agar 439 murid, 15 guru, dan enam stafnya mendapat manfaat dari kegiatan pengenalan pengurangan risiko bencana dari YSTC. Mengingat madrasah ini memang membutuhkan bantuan teknis karena berada di lokasi rawan, program ini disambut baik tidak hanya oleh kepala madrasahnya, tetapi juga para guru dan siswanya. Sehingga komitmen sudah terbangun sejak awal program dimulai.

Hasilnya, madrasah yang berada di wilayah padat pemukiman dan industri ini telah melakukan sejumlah kegiatan yang masuk ke dalam kategori tiga pilar sekolah aman bencana tersebut. Misalnya, perbaikan dan penguatan struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar, hingga

Simulasi Bencana kebakaran di MI Al Muttaqin. Foto: YSTC.

Page 13: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

8

Saya ingin mewujudkan madrasah yang lebih

nyaman dan aman bagi anak-anak. Itu (rasa aman dan nyaman) merupakan

bagian dari hak hidupdan hak tumbuh kembang

mereka juga.

penambahan toilet dan membangun gedung baru di seberang gedung utama untuk mengurangi kepadatan jumlah siswa di ruang kelas. Hingga pemasangan peta dan rambu-rambu evakuasi di titik-titik yang sudah disepakati bersama.

Bahkan, ungkap Isria, kini madra-sahnya telah memiliki prosedur tetap (protap) dalam situasi bencana. Ia bahkan tidak pernah putus berkoor-dinasi dengan kantor kelurahan dan

masyarakat dalam situasi banjir atau kebakaran. Melalui program dua tahun ini, madrasah yang dipimpinnya menginisiasi membentuk komunitas siaga bencana yang beranggotakan orang tua murid madrasahnya.

Selain memperbaiki struktur bangunan fisik sekolah, Isria sangat mendukung upaya peningkatan kapasitas murid dan tenaga pengajar di madrasahnya. Melalui pendampingan secara intensif dari fasilitator yang datang, murid- murid telah mampu melakukan kampanye siaga bencana dengan media pertunjukan boneka tangan, wayang, teater, puisi hingga musik.

Pelbagai pelatihan telah didapatkan oleh para guru dan telah diteruskan ke guru-guru lainnya. Pelatihan-pelatihannya seperti pengurangan risiko

bencana, seperti adaptasi perubahan iklim, kajian kerentantan, kapasitas, dan bahaya, serta pelatihan mem-buat rencana mengajar dengan memasukkan unsur-unsur pengurangan risiko bencana. Keikutsertaan elemen sekolah dalam pelaksanan program ini merupakan bentuk komitmen dari pihak sekolah. Tujuannya agar tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang baik untuk anak-anak, terutama dalam isu kebencanaan.

Tim Sahabat Siaga Bencana MI Al Muttaqin mensosialisasikan sekolah aman bencana kepada teman-temannya melalui boneka tangan.Foto: YSTC.

Page 14: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

9

Pada Kamis, 17 November 2016 lalu, pukul 09.00 pagi terjadikebakaran di permukiman penduduk di Kapuk Muara. Lokasi kebakaran tidak jauh dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Muttaqin, sekitar 900 meter saja. Sirene di MI berbunyi. Anak-anak murid dipandu oleh para guru berkumpul di halaman sebagai tempat aman. Selain itu agar mudah memobilisasi evakuasi bila diperlukan.

Tim Sahabat Siaga Bencana MI Al Muttaqin sedang membuat peta ancaman bencana di sekolahnya. Foto: YSTC.

Page 15: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

10

“Saat itu situasinya kacau, mengingat kebakaran tersebut bisa berdampak besar pada lingkungan kami,” ungkap Isria Sirubaya, kepala madrasah ini mengenang kejadian yang merusak sekurang-kurangnya 214 rumah warga tersebut.

Setelah murid dan guru berkumpul di halaman madrasah, ia lalu memerintah-kan untuk dilakukan pengecekan terhadap murid dan menutup gerbang madrasah untuk mengamankan murid-murid yang kemungkinan berlarian ke luar area madrasah sehingga sulit untuk dilakukan pendataan. Juga, untuk memudahkan pencarian anak bila ada orang tua yang datang menjemput anaknya. Madrasah lalu melakukan pengecekan dan koordinasi dengan pihak kelurahan untuk mencari informasi apakah ada rumah muridnya yang menjadi korban kebakaran. Ia mendapatkan informasi bahwa sekurang-kurangnya dua puluh rumah siswa menjadi korban kebakaran. Apa yang dilakukan oleh Isria ini adalah langkah-langkah dalam prosedur tetap(protap).

Dalam suasana riuh tersebut, ia mendapat laporan dari salah seorang guru bahwa ada tiga orang datang ke madrasah mengaku sebagai orang

Tim Sahabat Siaga Bencana sedang mendapatkan materi penguranagn risiko bencana melalui permainan. Foto: YSTC.

Page 16: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

11

tua murid dan bermaksud menjemput anaknya. Isria lalu melakukan pengecekan termasuk menanyakan ke murid yang dimaksud dan ternyata orang tersebut bukan orang tua siswa bersangkutan.

Kejadian tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan untuk melindungi anak ketika bencana tidak hanya berkaitan dengan perlindungan hidup, namun juga hak-hak lainnya. Mitra YSTC yaitu Save the Children adalah salah satu anggota utama dari Child Protection Working Group di tingkat global. Kelompok ini menelurkan Standar Minimum Perlindungan Anak dalam Aksi Kemanusiaan yang telah dikontekstualisasikan oleh Kementerian Sosial pada tahun 2015.

Standar minimum ini memuat panduan pagi praktisi anak dalam melaksanakan perlindungan anak dari semua bentuk kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi, dan penelantaran terhadap anak. Dalam situasi darurat, anak-anak rentan terhadap risiko terpisah dari keluarganya, migrasi yang tidak aman, kekerasan fisik dan seksual, dan eksploitasi dari berbagai tindakan yang membahayakan kesehatan dan kesejahteraan mereka.

Program ini juga melibatkan masyarakat sekitar sekolah dampingan dalam meningkatkan kapasitas mencegah dan siap dalam upaya penanggulangan

Selama kurang lebihtiga tahun, program

ini telah mengajarkankami banyak pengetahuan

tentang hak anak, danperlindungan anakdalam kedaruratan.

Guru MI Al Muttaqin menjelaskan kepada siswa tentangprosedur tetap bencana kebakaran di sekolah. Foto: YSTC

Page 17: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

12

bencana. Lebih jauh lagi, secara khusus mendorong komitmen dan kapasitas pemerintah setempat hingga tingkat nasional dalam pendekatan pengurangan risiko bencana berbasis sekolah.

Apa yang dilakukan oleh Isriadalam melindungi muridnya tersebut mencerminkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan

tentang bagaimana tindakan yang harus dilakukan terhadap anak dalam situasi kedaruratan. “Selama kurang lebih dua tahun, proyek ini telah mengajarkan kami banyak pengetahuan tentang hak anak, dan perlindungan anak dalam kedaruratan,” kata Isria. “Dalam simulasi yang kami lakukan, kami terus menerapkan pengetahuan tersebut,” tambahnya.

Isria mengakui bahwa pengalaman mencegah orang asing membawa muridnya dalam kebakaran yang menyebabkan sekurang-kurangnya 1.200 jiwa mengungsi tersebut memberikan pelajaran berharga. “Bisa menimbul-kan persoalan yang lebih besar kalau saya tidak memahami hal-hal terkait perlindungan anak ketika bencana,” pungkasnya.

Bisa menimbulkanpersoalan yang lebih

besar kalau saya tidak memahami hal-hal terkait

perlindungan anak ketika bencana.

Tim sahabat Siaga Bencana MI Al Muttaqin mengkampanyekan sekolah aman bencana di Banten dalam peringatan Humanitarian Day yang diadakanoleh UN Habitat dan Konsorsium Pendidikan Bencana. Foto: YSTC.

Page 18: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

13

Suara sirene meraung-raung di Madrasah Ibtidaiyah (MI)Al Muhajirin Teluk Gong, Pejagalan, Jakarta Utara. Puluhan siswabergerak cepat menjauhi gedung sekolah. Sebagian guru memandu murid yang masih di dalam kelas untuk berjalan merangkak. Sebagian guru lain mencoba mematikan titik api yang berada di lantai IIdengan peralatan pemadam. Para murid dikumpulkan di assembly point (titik kumpul) di luar area madrasah.

Proses simulasi bencana kebakaran di MI Al Muhajirin. Foto: YSTC.

Page 19: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

14 Begitulah sedikit gambaran suasana simulasi bencana kebakaran di MI Al Muhajirin. Simulasi tersebut merupakan bagian dari program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di lingkungan sekolah oleh Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) - mitra kerja Save the Children.

Kepala MI, Laila Latansa menerangkan, kegiatan yang diikuti seluruh masyarakat sekolah ini bertujuan mengetahui kesiapan sekolah dansiswa dalam menanggulangi bencana kebakaran. Dengan simulasi, seluruh komponen sekolah akan lebih peka terhadap bencana. Selain proses evakuasi, sekolah dan siswa harus mengetahui proses penanganan pertama bila bencana menimpa sekolah. “Intinya, simulasi memberikan pengetahuan dan keterampilan sekolah menghadapi bencana. Bertujuan meminimalkan adanya korban. Selama ini kan kita tahunya teori,” terang Laila.

Sebelum kegiatan praktik simulasi, para guru dan kepala sekolah menyusun terlebih dahulu prosedur tetap (protap) menghadapi bencana. Protap ini penting sebagai acuan kesiapsiagaan sekolah. Baik mulai tahap pra, tanggap, aman, hingga pascabencana. “Siapa saja tidak menginginkan terjadinya bencana. Tetapi, tetap harus diketahui prosedur penanganannya,” lanjut dia.

Tim Siaga Sahabat Siaga bencana sedang melakukan sosialisasi tentang kesiapsiagaan bencana kepada teman-teman sebayanya. Foto: YSTC.

Page 20: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

15

Laila sadar betul dampak yang ditimbulkan bencana akan jauhlebih besar jika tidak ada persiapan.Karena itu, kepala sekolah yangmasih berusia 25 tahun ini cukupserius mempersiapkan program aman bencana di MI Al Muhajirin. Komitmen itu ditunjukkan Laila sejak proses pembuatan protap di sekolah. Selama tiga hari, Laila tidak pernah absen dari ruang rapat. Dia memimpin proses penggodokanprotap siaga bencana hinggaakhirnya dipraktikkan dalambentuk simulasi kebakaran.

Kehadiran kepala madrasah mendampingi langsung sepanjang kegiatan memberi motivasi tersendiri. Guru maupun siswa yang terlibat tentu merasa diayomi. “Ini kan kerja kelompok, semua sudah ada tugas masing-masing, tetapi tetap satu komando untuk memudahkan koordinasi,” terangnya.

Keseriusan ini juga ditunjukkan ketika melihat potensi bencana yangmengancam sekolahnya. Selain berdiri di daerah padat penduduk dengan potensi kebakaran, MI Al Muhajirin juga terletak di kawasan yang rentan terdampak banjir. “Sepertiga waktu siswa dihabiskan di sekolah, di sini juga

ada asrama, di mana pengawasan menjadi tanggung jawab sekolah. Musibah bisa terjadi di mana saja dan tidak mengenal waktu,” katanya.

Karena itu, Lalila mengajak seluruh komponen sekolah, khususnya guru dan murid tidak menganggap program ini sekadar seremoni. Protap yang telah dibuat tidak hanya sekadar bagian dari syarat sekolah aman bencana, tetapi benar-benar menjadi pedoman. “Ini simulasi pertama untuk seluruh warga sekolah

Intinya,simulasi memberikan

pengetahuan danketerampilan sekolah menghadapi bencana.

Bertujuan meminimalkan adanya korban.

Selama ini kan kitatahunya teori.

Salah satu anggota tim Siaga Sahabat Bencana membantu melakukan evakuasi dalam simulasi di madrasahnya. Foto: YSTC.

Page 21: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

16

dan menjadi pembelajaran yang baik. Semoga program bisa dilaku-kan secara berkala dan ada pen-dampingan terjadwal,” harap Laila.

Pentingnya simulasi dalam praktik kesiapsiagaan bencana juga disampaikan Kepala Bidang Pencegahan BPBD dan Kesiap-siagaan BPBD DKI Jakarta, Tri Inderawan. Menurut dia, penanggulangan bencana memang tidak lagi dititikberatkan pada penanganan kedaruratan, melainkan pengurangan risiko bencana.

Namun, pada akhirnya keadaan ini menuntut kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi risiko. Salah satunya melalui kegiatan simulasi. “Simulasi adalah sarana melatih keterampilan untuk menanggulangi apabila bencana terjadi, tetapi juga diperlukan mitigasi untuk mengurangi terjadinya risiko bencana, baik korban jiwa maupun materi,” terangnya.

Praktik simulasi juga tidak hanya bagi petugas terkait kebencanaan, namun juga masyarakat yang rentan terdampak bencana, termasuk pelajar. Bahkan, lanjut Tri, justru pembinaan dan pelatihan penanggulangan bencana perlu diberikan sejak dini, mulai dari sekolah jenjang paling bawah. “Karena kalau masih anak-anak akan dapat diingat, kalau dewasa kan bisa cari referensi dari mana-mana,” tambahnya. Menurutnya, masih tingginya angka korban jiwa akibat bencana alam di Indonesia tidak hanya karena kurangnya kesigapan dari pemerintah dalam meng-antisipasi bencana alam. Namun, hal tersebut juga disebabkan kurangnya kesiapan masyarakat dalam melakukan persiapan dini menghadapi bencana.

Simulasi adalahsarana melatih

keterampilan untuk menanggulangi apabila bencana terjadi, tetapi

juga diperlukan mitigasi untuk mengurangi

terjadinya risiko bencana, baik korban jiwamaupun materi.

Anak-anak menuju tempat evakuasi dengan tertib dalam simulasi bencana kebakaran. Foto: YSTC.

Page 22: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

SDN Kapuk Muara 01 terletak di Jalan Kapuk Muara Raya, Jakarta Utara, SDN 01 Kapuk Muara termasuk salah satu sekolah yang rentan terdampak banjir. Salah satu kelurahan yang tidak kunjung lepas dari masalah banjir. Lebih dari itu, SDN 01 Kapuk Muara berdiri tidak jauh dari aliran Kali Angke yang bermuara di Teluk Jakarta. Setiap kali hujan mengguyur ibu kota, nyaris pasti permukaan air sungai tersebut naik dan bahkan tidak jarang meluap.

17

Tim Sahabat Siaga Bencana SDN Kapuk Muara 01 melakukan sosialisasi sekolah aman bencana di depan teman-temannya. Foto: YSTC.

Page 23: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

18

Lantaran berada tidak jauh dari pesisir Jakarta, SDN 01 Kapuk Muara juga kerap terancam rob. Dampak pasang surut air laut yang berlangsung setiap hari semakin terasa ketika puncak pasang datang. Ancaman semakin menjadi apabila gejala alam itu datang bersamaan hujan. Tidak heran guru maupun murid SDN 01 Kapuk Muara akrab dengan banjir. Berbagai cara sudah dilakukan guna meminimalisir dampak banjir, namun tetap saja imbasnya terasa. Alhasil mereka harus siap apabila banjir menerjang.

Hingga pada 2014, Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) - mitra kerja Save the Children memulai program pengurangan risiko bencana (PRB) di 10 sekolah dan madrasah Penjaringan, Jakarta Utara. YSTC turun langsung ke lapangan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai PRB. Selain itu, YSTC juga mengajak masyarakat untuk membuat prosedur tetap (protap) ketika terjadi bencana.

Sejak tahun 2016, YSTC mulai mengenalkan program sekolah aman bencana di beberapa sekolah dan madrasah. Termasuk SDN 01 Kapuk Muara. Berbagai agenda dilaksanakan. Mulai dari materi sampai praktik. Termasuk di antara-nya membuat protap ketika terjadi bencana. Fitriyanto, salah satu guru di sekolah ini mengungkapkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan YSTC amat bermanfaat. Sekarang sekolahnya sudah memiliki dokumen kajian kerentanan, kapasitas, dan bahaya, hingga adanya protap yang selalu diperbaharui setiap tahunnya.

Pasca kedatangan YSTC ini, masyarakat yang tinggal di sekitar SDN 01 Kapuk Muara semakin sadar akan PRB. ”Panduan rencana kedaruratan bencana sangat membantu kami, khususnya guru, murid, dan masyarakat,” ungkap dia.

Panduan rencanakedaruratan bencana

sangat membantu kami, khususnya guru, murid,

dan masyarakat.

SDN Kapuk Muara 01 melakukan simulasi bencanagempa bumi. Foto: YSTC.

Page 24: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

19Mereka pun mendapat pengetahuan mengenai cara dan teknik berhadapan dengan bencana. Itu penting karena kita harus siap kapanpun jika terjadi bencana. “Setiap upaya evakuasi bertujuan menyelamatkan jiwa,” ujarnya.

Bukan hanya masyarakat sekitar, warga SDN 01 Kapuk Muara juga turut mendapat panduan mengenai rencana kedarutan bencana. Guru, siswa, dan karyawan di sekolah tersebut turut dilatih oleh tim dari YSTC. “Para siswa dan seluruh penghuni sekolah dibekali pengetahuan yang cukup. Bagaimana harus bersikap untuk tetap tidak panik saat menghadapi bencana,” kata Fitriyanto. Lebih dari itu, para murid dianjarkan untuk tidak egois dan mementingkan diri sendiri sehingga mereka bersedia untuk bahu-membahu.

Pria yang saat ini mengajar di kelas V SDN 01 Kapuk Muara itu mengakui bahwa ancaman banjir bukan hanya datang lantaran sekolah tempat dia bekerja berada di daerah rawan banjir. Melainkan juga infrastruktur serta fasilitas sekolah di SDN 01 Kapuk Muara belum memadai. Bukan hanya untuk berhadapan dengan banjir, melainkan juga untuk menghadapi kebakaran. ”Tidak ada tangga darurat,” kata Fitriyanto. Bahkan alat pemadam kebakaran ringan (APAR) pun hanya satu unit. “Tidak ada sirene dan alat lain untuk kebencanaan, kemarin kita waktu simulasi pakai bel sekolah,” tambahnya.

Anak-anak melakukan praktik berlindung di bawah meja sambil berpegangan pada kaki meja saat simulasi gempa bumi. Foto: YSTC.

Tim Sahabat Siaga Bencana praktik melakukan pertolongan pertama pada saat simulasi bencana. Foto: YSTC.

Page 25: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

20

Selain terganggu banjir, SDN 01 Kapuk Muara kerap menjadi tempat mengungsi bagi masyarakat yang juga terdampak banjir. Pasca kedatangan YSTC, Fitriyanto mengungkapkan bahwa dia dan instansinya bisa berbuat lebih banyak untuk masyarakat. Bukan sekadar menjadikan sekolah sebagai lokasi pengungsian, melainkan juga turut terlibat ketika terjadi bencana di kawasan sekolah ini. “Setelah dapat panduan Protap, kami jadi bisa bantu yang bersifat tanggap darurat. Misalnya evakuasi,” jelas dia.

Kegiatan pelatihan penyusunan protap dianggap turut meningkatkan kemampuan warga sekolah dan masyakarat sekitarnya dalam tanggap darurat. Khususnya kemampuan berhadapan dengan bencana. Apalagi dalam agenda itu turut dilaksanakan simulasi sehingga guru, murid, maupun karyawan SDN 01 Kapuk Muara tahu harus berbuat apa ketika terjadi bencana. “Kami dilatih penyusunan Protap tanggap darurat, pelatihan P3K (red: yang sekarang lebih dikenal dengan PP-pertolongan pertama), dan simulasi,” jelasnya.

Hasilnya, saat ini SDN 01 Kapuk Muara sudah memiliki Protap yang bisa mereka terapkan ketika terjadi bencana. Baik banjir, kebakaran, maupun bencana lain yang berpotensi terjadi tanpa kenal waktu. Setelah pelaksanaan proyek selesai, SDN 01 Kapuk Muara memang belum melaksanakan simulasi seperti yang mereka lakukan sebelumnya. Namun demikian, kegiatan itu akan dilakukan setelah pihak sekolah menemukan waktu yang pas. Sebab, saat ini masih sering berbenturan dengan kegiatan belajar-mengajar. “Pasti akan kami terapkan lah. Kemarin katanya kalau bisa setahun 2 kali, lha ini kan baru sebulan lalu,” tambahnya lagi.

Program pengurangan risiko bencana yang sudah dilaksanakan selama tiga tahun ini telah merangkul banyak pihak. Sekolah, masyarakat, dan pemerintah setempat telah mendapatkan peningkatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan yang dapat diterapkan guna mengurangi dampak dari bencana.

Guru Siaga Bencana praktik melakukan pertolonga pertama pada saat simulasi bencana di SDN Kapuk Muara 01. Foto: YSTC.

Page 26: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

21

Bencana banjir cukup akrab dengan masyarakat di Pejagalan, Jakarta Utara. Letak geografis kelurahan seluas 323,10 hektartersebut memang sulit mengelak dari ancaman banjir. Hampir semua batas wilayah Pejagalan di kelilingi Kali Angke dan Kali Ciliwung yang terhubung ke Laut Jawa.

Sadar akan kondisi geografis yang kurang memihak wilayah Pejagalan, pemerintah provinsi DKI Jakarta melakukan langkahantisipasi dengan meninggikan tanggul Kali Angke dan membuatsodetan Banjir Kanal Timur. Serta, memasang pompa air untukmengurai genangan air.

Tim Sahabat Siaga Bencana SDN Pejagalan 05 melakukan praktik pertolongan pertama pada saat simulasi bencana. Foto: YSTC.

Page 27: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

22 Namun itu semua belum cukup, tetapi juga dibutuhkan manajemen perencanaan penanggulangan bencana (perencanaan kontinjensi) yang baik di tingkat kelurahan. Baik sebelum, ketika terjadi, maupun setelah bencana. Perencanaan pada hakikatnya adalah alat yang digunakan untuk memastikan masa depan lebih baik. Dalam konteks risiko bencana, masa depan lebih baik dicirikan dengan kesiapan menghadapi bencana, meminimalisir dampak, dan kemampuan pulih dengan baik.

Staf Kelurahan Pejagalan, Abdul Latief mengungkapkan, sebagai daerah rawan bencana, khususnya banjir, Kelurahan Pejagalan menganggap rencana kontinjensi sangat penting. “Pengurangan risiko bencana itu kan upaya sistematis dalam menerapkan kebijakan. Termasuk strategi dan tindakan untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat,” terangnya.

Proses mengulas ulang dokumen kontinjensi yang sudah ada dan melakukan pembaharuan dokumen ini didampingi oleh Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) - mitra kerja Save the Children. Program yang diterapkan fokus pada bencana banjir mengingat potensi bencana di wilayah tersebut. Proses

Guru dan Tim Sahabat Siaga Bencana SDN Pejagalan 05 menerangkan cara berlindung di bawah meja yang benar pada saat terjadi gempa bumi. Foto: YSTC.

Page 28: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

23

perumusannya melibatkan seluruh unsur di kelurahan Pejagalan, termasuk perwakilan sekolah-sekolah yang tersebar di kelurahan berpenduduk 69.742 jiwa ini. “Ada BPBD, sekolah dan madrasah tingkat SD, SMP, LMK, Karang Taruna, Ibu-ibu PKK, dan FKMD,” katanya lagi.

Rencana kontinjensi membantu kelurahan Pejagalan dalam memperbaiki manajemen kesiapsiagaan bencana. “Sebagai pedoman, di samping itu bisa menyamakan persepsi, paham tupoksi (tugas, pokok, dan fungsi), lebih profesional dan tanggung jawab, sehingga tepat sasaran,” kata dia. Selepas perumusan rencana kontijensi, pihak kelurahan sudah melaksanakan simulasi dalam ruang tetapi belum simulasi di lapangan. Latief mengungkap-kan, satu bulan terakhir kelurahan disibukkan dengan persiapan Pilkada DKI Jakarta. “Kami terakhir simulasi tahun lalu (2016), waktu itu latihan bencana kebakaran,” tambahnya lagi.

Kelurahan Pejagalan cukup berpengalaman dalam kebencanaan, khususnya banjir. Ditunjukkan dengan persiapan perlengkapan ketika banjir. Ada dua perahu siap di gedung kelurahan yang biasa digunakan untuk evakuasi warga dan mendistribusikan logistik. Sejumlah perlengkapan keselamatan seperti jaket keselamatan, pelampung, dan alat pemadam juga tersimpan rapi di gudang. Bangunan kelurahan pun juga dilengkapi sirene pendeteksi kebakaran dan alat pemadam.

Menurut Latief, kelurahan juga sudah membuat rancangan koordinasi ketika bencana banjir di bawah komando Sekretaris Kelurahan. Tepatnya sejak dua tahun terakhir atau selepas pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB). Pelajar dinilai kelompok yang paling rentan menjadi korban bencana alam. Khususnya ketika sedang kegiatan belajar-mengajar. Di Pejagalan sendiri terdapat 20 sekolah setingkat SD dan SMP. Jumlah murid mininal 600 orang di masing-masing sekolah. Karena itu dibutuhkan sinergisitas antara para pemangku kepentingan di tingkat kelurahan bersama sekolah di sekitar.

Kepala Sekolah SD Negeri Pejagalan 05 Muhammad Yusuf mengungkapkan, pihak sekolah siap bersinergi dengan semua pihak dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan mengantisipasi bencana di lingkungan sekolahnya. Ia sadar, dalam situasi bencana, jatuhnya korban jiwa merupakan potensi yang tidak

* BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), LMK (Lembaga Masyarakat Kota), PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), LMK (Lembaga Masyarakat Kota), FKDM (Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat).

Page 29: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

24

bisa dihindari. “Kami tidak meminta (bencana), tetapi kami sadar anak atau siswa merupakan kelompok rentan yang membutuhkan dukungan khusus ketika bencana,” ujarnya.

Ia mengakui, sejauh ini koordinasi penanganan bencana dengan pihak kelurahan belum optimal. Koordinasi sebatas dari pihak sekolah memberi himbauan kepada wali murid saat terjadi banjir, salah satu contohnya guru sekolah meminta orang tua murid yang menjemput anak. Hal ini menghindari penculikan di saat situasi darurat bencana. Meskipun baru satu tahun mengemban tugas di SDN Pejagalan 05, Yusuf sadar pentingnya kesadaran membangun kesiapsiagaan bencana. Mengingat pengalaman buruk pernah menimpa sekolah. “Saya dapat cerita, awal 2013, sekolah tergenang lebih dari satu meter. Banyak buku dan dua laptop terendam,” katanya. Karena itu, dia pun berkomitmen membuka pintu selebar-lebarnya terhadap pihak manapun yang ingin berkontribusi terhadap penanganan bencana. “Asalkan kegiatannya harus disesuaikan, jangan sampai mengganggu kegiatan belajar-mengajar,” lanjutnya.

Simulasi ruang rencana kontinjensi banjir kelurahan Pejagalan yang diikuti oleh perwakilanRW, sekolah, LMK, PKK, KSB, Babinsa, Damkar, Satpol PP dan PPSU. Foto: YSTC

Page 30: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

25

Hujan lebat mengguyur wilayah Kelurahan Kapuk Muara selama lima jam. Kali Angke yang melintas di kelurahan seluas 1000,5 hektar mulai meluap. Pintu air Pasanggrahan dilaporkan ada kenaikan status siaga I. Air mulai menggenangi pemukiman warga hingga mencapai 75 sentimeter. Satuan Kerja setingkat kelurahan bersama elemen masyarakat di Kelurahan Kapuk Muara melakukan koordinasi. Mereka melakukan verifikasi informasi kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta. Selanjutnya Lurah mengerah-kan seluruh perangkat kelurahan, petugas Pemelihara Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), tim reaksi cepat, dan Kelompok Siaga Bencana (KSB) untuk mengaktifkan rencana kontinjensi keluarahan Kapuk Muara.

Identifikasi untuk persiapan simulasi rencana kontinjensi banjir di Kelurahan Kapuk Muara. Foto: YSTC.

Page 31: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

26Kejadian tersebut merupakan gambaran ringkas skenario kegiatan TableTop Exercise (TTX) atau simulasi yang dilaksanakan di ruangan oleh unsur- unsur terkait dalam penanggulangan bencana di Kelurahan Kapuk Muara. TTX adalah kegiatan dalam menguji rencana kontinjensi sebelum dilaksanakan kegiatan lapangan atau simulasi.

Sejumlah perangkat setingkat kelurahan hadir dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, baik Lurah, KSB, Bintara Pembina Desa (Babinsa), PPSU, PKK,perwakilan BPBD DKI Jakarta, Camat Pejaringan, dan juga perwakilan sekolah mulai tingkat SD hingga SMA bukan hanya sebagai kelompok rentan sekolah dilibatkan tetapi juga karena membangun sekolah aman harus ter-integrasi dengan PRB di dalam komunitas.

Penting untuk bekerja dengan banyak pihak dan tidak hanya dengan sekolah yang rentan saja. Alasannya adalah membangun sekolah atau madrasah aman harus terintegrasi dengan program pengurangan risiko bencana di masyarakat sekitarnya.

KSB, masyarakat dan sekolah mendapatkan pelatihan cara mendirikan tenda untuk situasi darurat di Kelurahan Kapuk Muara. Foto: YSTC.

Page 32: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

27

Sekretaris Kapuk Muara, Saud mengaku sangat antusias terhadap kegiatan tersebut. Menurutnya, TTX merupakan pengalaman pertama dirinya maupun masyarakat Kapuk Muara. Tambahnya lagi, kegiatan simulasi TTX ini diperagakan sudah sesuai dengan kondisi Kapuk Muara ketika diterjang banjir 2013 silam. “Kegiatan ini bisa menjadi refleksi kita, mengingatkan kembali ketika terjadi bencana,” terangnya.

Saud berpendapat, jika kegiatan kesiapsiagaan bencana yang diinisiasi oleh Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) - mitra kerja Save the Children sudah sesuai Protap. Yakni sistem klaster dengan mengelompokkan perangkat berdasarkan keahliannya agar penanganan berjalan maksimal, tetapi tetap satu komando. “Penanganan bencana itu sarat dengan koordinasi dan komando. Jadi tidak boleh banyak tangan, harus satu komando. Saya kira menunjuk Pak Lurah sebagai koordinator kemarin sudah pas,” jelasnya.

Saud berharap, kegiatan ini bisa menyadarkan seluruh elemen masyarakat di Kapuk Muara bahwa mereka berada di kawasan rawan bencana banjir, sehinga lebih mengerti dan tahu pentingnya kesiapsiagaan bencana

agar tidak ada jatuh korban dan kerugian harta benda akibat banjir. Dia juga meminta, simulasi bencana yang sudah berjalan ini bisa berkesinambungan.

Harapannya, adanya simulasi rutin mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap

Kegiatan ini bisamenjadi refleksi kita,

mengingatkankembali ketika

terjadi bencana.

Verifikasi data dokumen rencana kontinjensi Kelurahan Kapuk Muara. Foto: YSTC.

Page 33: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

28

penanggulangan bencana dan tidak ada korban jiwa akibat ketidakpahaman cara menyelamatkan diri dari bencana. “Tetapi poin utamanya adalah perlu adanya keterpaduan langkah di seluruh jajaran pemerintah dan lapisan masyarakat. Kalau boleh saran, pihak-pihak lain seperti PLN juga dilibatkan, meskipun bencana banjir, tetapi listrik juga harus dikontrol,” papar dia.

Hadirnya perwakilan sekolah di lingkungan Kapuk Muara juga menjadinilai tambah kegiatan TTX. Menurut Saud, pelatihan fasilitator dari YSTC inilah yang mendorong pembentukan Sekolah Siaga Bencana (SSB) di Kapuk Muara.

Harapannya, para siswa membuat jejaring di lingkungan sekolah dan menggetoktularkan kepada remaja sebayanya, sehingga lebih banyak masyarakat Kapuk Muara memahami kesiapsiagaan bencana. “Salah satu cara efektif meningkatkan pengetahuan kebencanaan perlu pelatihan lanjutan dan berkesinambungan dengan melibatkan komponen sekolah. Dari situ nanti akan menular ke masyarakat, bukan saja perangkatnya yang mendapat tambahan pengetahuan,” katanya.

Salah satu cara efektif meningkatkanpengetahuan kebencanaan perlu pelatihan lanjutan

dan berkesinambungan dengan melibatkankomponen sekolah. Dari situ nanti akan

menular ke masyarakat, bukan saja perangkatnyayang mendapat tambahan pengetahuan.

Page 34: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

29

Hujan deras yang mengguyur ibu kota pada awal Februari 2015silam mengakibatkan air yang merendam Jakarta mencapai satumeter dan menyebabkan lebih dari hampir 5.000 orang mengungsi di Jakarta Utara (Kompas.com - 12/02/2015). Tidak terkecuali Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan. Tinggi air mencapai 80 cm dan memaksa ratusan warga mengungsi ke posko yang didirikanoleh pemerintah. Keluarga Amelia Sri Wahyuni adalah salah satukorban banjir tersebut.

Pelatihan pertolongan pertama KSB terintegrasi dengan sekolah di Kelurahan Kapuk Muara. Foto: YSTC.

Page 35: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

30Ibu empat orang anak ini masih merasa beruntung karena tinggal di rumah dua lantai. Ketika air mulai masuk ke rumahnya, ia mengevakuasi ke empat orang anaknya ke lantai dua, termasuk mengamankan dokumen penting ke dalam boks yang kemudian disimpan di sudut aman lantai dua rumahnya. Setelah memastikan keluarganya aman, ia lalu bergegas pergi membantu masyarakat lain yang terkena dampak banjir tersebut. Ia dan anggota Kampung Siaga Bencana (KSB) Kelurahan Kapuk Muara.

Amelia berjaga di kantor kelurahan sembari terus berkoordinasi dengan pihak sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al Muttaqin terkait perlengkapan tanggap darurat. “Saya langsung telepon sekolah untuk mengambil tenda, karena saya yakin ini hujan sampai malam dan air pasti terus naik,” kenangnya. Ia mengatakan bahwa ia mengetahui sekolah telah menerima bantuan seperti tenda, perlengkapan sekolah, permainan anak-anak, dan terpal oleh Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) - mitra kerja Save the Children. YSTC mendapat informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa akan adanya curah hujan yang banyak sehingga dapat menyebabkan banjir. Terutama di wilayah-wilayah Jakarta yang rawan banjir.

Pelatihan Pertolongan pertama tim KSB Kapuk Muara. Foto: YSTC.

Page 36: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

31

Dengan perlengkapan tersebut, ia dan timnya mendirikan tenda di lapangan terbuka Pantai Indah Kapuk (PIK) Mandala, Penjaringan, yang dekat dengan dapur umum dan posko, agar pengungsi dapat mengakses bantuan makanan dan pakaian dengan mudah. Ia juga mengoordinasi perempuan di dapur umum yang didirikan oleh pemerintah setempat. “Sepanjang waktu saya terus berkoordinasi dengan lurah buat ngecek ketinggian air di kali,” katanya.

Upaya pengurangan risiko bencana di sekolah tidak dapat berdirisendiri. Penting untuk upaya ini terintegrasi dengan lingkungan sekitarnya. Nah, Amalia dan 59 anggota KSB lainnya bekerja bersama di bawah komando kelurahan. Tim siaga ini telah mendapatkan dari YSTC di bidang penanggulangan bencana, pertolongan pertama, pengkajian bahaya, kerentanan, risiko, dan kapasitas (HVCA atau hazard, vulnerabality andcapacity assessment), melakukan evakuasi, serta mendirikan tenda dalam operasi tanggap darurat.

Sejak Mei 2014, program ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatan kapasitas partisipatif masyarakat untuk mencegah, siap siaga, dan memitigasi risiko bencana melalui pendekatan pengurangan risiko bencana (PRB)berbasis masyarakat. Masyarakat dilatih melakukan HVCA yang membidik pengembangan rencana PRB di tingkat masyarakat yang dapat diintegrasikan

KSB Kapuk Muara mendapatkan pelatihan pertolongan pertama di MI Al Muttaqin. Foto: YSTC.

Page 37: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

32

dengan sekolah dan BPBD. Termasuk di dalamnya pengintegrasian rencana PRB berbasis sekolah. Upaya pengurangan risiko bencana di sekolah tidak dapat berdiri sendiri. Ia harus terintegrasi dengan lingkungan sekitarnya. Peran Amelia dan timnya sangat besar untuk mewujudkan sekolah aman bagi anak-anak. Mereka, anggota KSB, akan senantiasa siap untuk membantu sekolah ketika terjadi bencana.

Peran Amelia dan timnya sangat besaruntuk memastikan anak-anak tetap mendapatkan

hak-haknya dalam situasi tanggap darurat.

Pelatihan pertolongan pertama terintegrasi sekolah dan masyarakat serta KSB Kapuk Muara. Foto: YSTC.

Page 38: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

33

Dokumen Standar Minimum Perlindungan Anak dalam AksiKemanusiaan menyebutkan bahwa Ruang Ramah Anak (RRA) berarti ruang yang aman, tempat masyarakat menciptakan lingkungan pengasuhan bagi anak, sehingga anak dapat mengakses kegiatan bebas dan terstruktur, rekreasi, kegiatan bermain, dan belajar. Ruang ramah anak juga berarti menyediakan aktivitas yang men-dukung pendidikan, psikososial, dan aktivitas lain guna mengembalikan perasaan normal dan keberlanjutan. RRA juga dirancang dengan menggunakan prinsip partisipasi anak.

Kegiatan di ruang ramah anak pada saat situasi darurat di kapuk muara. Foto: YSTC.

Page 39: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

34

Definisi tersebut menjadi acuantim tanggap darurat dari Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) – mitra kerja Save the Children ketika melakukan respons tanggap darurat terhadap bencana kebakaran yang terjadi hampir dua tahun lalu di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Rabu, 9 September 2015, kebakaran meng-hanguskan tidak kurang dari 400an rumah penduduk serta memaksa setidaknya 1.400 jiwa mengungsi. Hasil kajian yang dilakukan mene-

mukan bahwa setidaknya 249 anak sekolah terdampak tidak bisa masuk dan mengikuti proses belajar mengajar di sekolahnya akibat seragam dan perlengkapan sekolah yang ikut hangus terbakar.

Muhammad Rijam, siswa kelas dua Sekolah Dasar Pejagalan 04 masih ingat kejadian tersebut. “Baru pulang sekolah, lagi nonton televisi, tiba-tiba dengar suara orang teriak kebakaran! Kebakaran!” kenangnya. “Bapak langsung membawa saya dan kakak keluar rumah,” lanjutnya. Setelah itu, Rijam dan keluarganya tinggal di tenda pengungsian selama beberapa hari. YSTC mendirikan tenda darurat yang menampung tujuh puluh orang pengungsi, terutama yang memiliki balita dan anak kecil. Di tenda darurat tersebut, sebagai bentuk respons tanggap darurat, yayasan ini menyediakan ruang ramah anak yang terbagi menjadi empat kategori yaitu anak-anak usia dini, taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan remaja. Di RRA ini, anak-anak seperti Rijam dapat dengan bebas bermain, bersosialisasi, belajar, dan ceria kembali setelah mengalami kejadian trauma.

Kegiatan(ruang ramah anak)

ini sangatbermanfaat sekali.

Aktivitas anak-anak di ruang ramah anak setelah terjadi kebakaran di kapuk muara. Foto: YSTC.

Page 40: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

35

Lurah Kapuk Muara Ujang Tata mengapresiasi kegiatan ruang ramah anak tersebut. “Kami berusaha maksimal untuk tanggap darurat ini, tapi kami tidak memiliki kompetensi untuk pendidikan anak,” pungkasnya. “Kegiatan (ruang ramah anak) ini sangat bermanfaat sekali,” tambahnya. Ia bahkan melihat bahwa anak-anak di lokasi pengungsian menghabiskan waktu dengan bermain pasir atau mencari barang-barang di lokasi kebakaran sehingga membutuhkan kegiatan pendampingan agar mereka dapat menggunakan waktu dengan kegiatan positif.

“Selama di tenda pengungsi, saya kangen sekolah dan buku-buku cerita. Kakak-kakak dari YSTC datang ngajak bermain dan belajar. Saya belajar bikin gelang yang bisa pakai nama saya, terus boleh dipakai,” ungkap Rijam. Ia merasa senang dengan kegiatan belajar melalui bermain yang difasilitasi oleh staf YSTC.

Untuk anak usia remaja, kegiatan ruang ramah anak sudah dapat dilakukan dalam bentuk diskusi grup terarah. Salah satu tujuannya adalah menggali bentuk kegiatan yang diinginkan dengan cara partisipatif mendengarkan pendapat anak. Mereka juga diajak untuk mengenali pikiran, perasaan, serta tingkah laku yang mereka alami pasca kebakaran. “Pikiran negatifku

Staf YSTC fasilitasi diskusi terarah para remaja sebagai bentuk dukungan psikososial paska bencana. Foto: YSTC.

Page 41: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

36

menyebabkan perasaanku jadi sedih dan marah,” ucap Martin (15 tahun), salah satu anak yang mengikuti sesi diskusi di ruang ramah anak tersebut. Wahyu Bramastyo, staf Yayasan Sayangi Tunas Cilik yang memfasilitasi sesi diskusi dengan remaja menyampaikan kegiatan yang dilakukan di ruang ramah anak. “Kegiatannya disesuaikan dengan usia anak. Ada kelompok PAUD, TK, SD, hingga remaja,” ujar pria berkacamata ini. “Misalnya anak-anak remaja, kami fasilitasi untuk emotional coaching. Tujuannya agar mereka dapat mengelola perasaan negatif yang timbul akibat bencana,” tambahnya.

Tidak hanya bertujuan untuk mengembalikan perasaan normal pasca bencana, namun juga menjadi sarana bagi anak-anak untuk mendapatkan informasi penting yang berguna bagi kehidupannya pasca bencana. Menyediakan ruang ramah anak dalam operasi tanggap darurat, baik skala kecil maupun besar, adalah upaya untuk memperkuat ketahanan anak. Dalam ruang ramah anak itu, ada kegiatan bermain, membaca, dan mendengarkan cerita atau dongeng dari fasilitator, mendapatkan promosi tentang kesehatan, hingga sesi berbagi pikiran perasaan.

Keputusan YSTC untuk merespons bencana kebakaran dengan menyediakan ruang ramah anak tersebut merupakan keputusan yang juga sejalan dengan Sembilan Standar Inti Kemanusian yang salah satunya mengedepankan relevansi tanggap darurat kemanusiaan. Tidak hanya kebutuhan logistik yang menjadi perhatian, namun kebutuhan khusus dari penyintas anak-anak tetap harus menjadi perhatian. Dan ruang ramah anak yang disediakan oleh YSTC akan terus hadir untuk memenuhi kebutuhan anak dalam operasi tanggap darurat bencana.

Anak-anak senang dapat membuat gelang di RRA. Foto: YSTC.

Page 42: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

37

Strategi penanganan bencana di DKI Jakarta mulai diubah tahun ini. Penanganan bencana difokuskan pada pencegahan dan peningkatan pemahaman komunitas pendidikan. Sehingga pemahaman kondisi kedaruratan dipahami sejak dini oleh warga DKI Jakarta.

Kepala Bidang Pencegahan BPBD dan Kesiapsiagaan BPBD DKI Jakarta, Tri Inderawan menyatakan, untuk meningkatkan kapasitas pemahaman komunitas pendidikan, mereka menyasar sekolah dan madrasah rawan bencana di DKI Jakarta. Baik dari TK sampai tingkat SMA bahkan perguruan tinggi (PT). Peningkatan kapasitas itu juga bertujuan untuk menciptakan model sekolah aman bencana di ibu kota.

Gebyar SMAB Provinsi DKI Jakarta diikuti oleh kurang lebih 10.000 anak di provinsi. Foto: YSTC.

Page 43: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

38

“Ada 406 sekolah di DKI itu berada di daerah rawan banjir. Itu ada di semua wilayah,” ujarnya di Kantor BPBD. Menurut Pak Tri, lokasi sekolah yang berada di daerah rawan bencana tentu menjadi ancaman serius bagi keselamatan komunitas sekolah. Tidak hanya siswa tetapi juga guru. Minimnya pemahaman kondisi tanggap darurat membuat respons sekolah saat terjadi bencana juga tidak terencana. “Tetapi kami sudah mulai mengubah pendekatannya, tidak hanya fokus pada fisik, tetapi juga manajemen,” katanya.

Program sekolah aman tersebut merujuk pada amanat Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 187 tahun 2016. Aturan yang ditandatangani Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama itu membuat strategi penanganan bencana berbasis sekolah menjadi terarah. Sebab, aturan itu memuat variable-variabel sekolah aman sekaligus misi dan langkah pemerintah provinsi mencapai itu. Sebelum adanya Pergub tersebut, upaya peningkatan kapasitas dan pemahaman sekolah terhadap bencana dilakukan tanpa target yang jelas.

“Sebelum ada Pergub, kami nggak punya indikator yang akan kami capai. Begitu ada Pergub, kami tahu tatanannya. Kami harus capai 10 indikator utama ini. Kami bisa melaksanakan target itu,” terangnya (sepuluh

Pelatihan pertolongan pertama di SDN Kapuk Muara 03. Foto: YSTC.

Page 44: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

39

indikator itu dapat dilihat di grafis).Salah satu dampak nyata manfaat Pergub tersebut yakni adanya upaya mencapai target terwujudnya 400 sekolah aman bencana lima tahun mendatang. Tiap tahun, BPBD menargetkan ada lima puluh sekolah aman bencana di DKI jakarta. Dia mengatakan, sejatinya, seluruh sekolah di DKI Jakarta harus memenuhi indikator sekolah aman. Karena itu, mereka tidak bisa bergerak sendiri. Pemprov membutuhkan keterlibatan semua pihak seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan elemen swasta.

“Kami sadar untuk memenuhi seluruh indikator butuh waktu, karena itu, kami menekankan kerja sama dengan semua pihak, termasuk LSM. Kami berharap dapat saling berperan,” katanya.

Sementara itu Staf BPBD DKI Jakarta, Basuki menambahkan, sejauh ini, bencana yang rutin terjadi hanya banjir, longsor dan kebakaran. Tetapi, banyak ahli menyebutkan DKI Jakarta punya potensi gempa dahsyat yang sewaktu-waktu bisa muncul. Walaupun teori itu masih kontroversi tetapi ada baiknya warga ibu kota menyiapkan diri.

“Itu yang saya paling khawatir. Selain itu, kita bisa terlena. Kenapa? Masyarakat yang nggak pernah di-hampiri bencana besar, dia akan lupa bahwa suatu saat akan ada bencana besar. Makanya kami mau coba beri-kan pemahanan dari level anak-anak. Supaya dia ingat terus,” ujarnya.

Berangkat dari kekawatiran bahaya dampak bencana alam yang menimpa sekolah, Basuki

Kami sadar untukmemenuhi seluruh

indikator butuh waktu, karena itu, kami

menekankan kerja sama dengan semua pihak,termasuk LSM. Kami

berharap dapatsaling berbagi.

• Ditetapkannya peta ancaman bencana sekolah oleh kepala sekolah/madrasah.

• Ditetapkannya prosedur tetap penanggulangan ancaman bencana sekolah oleh kepala sekolah/madrasah.

• Ditetapkannya rencana aksi sekolah aman bencana oleh kepala sekolah/madrasah.

• Ditetapkannya tim siaga bencana di sekolah oleh kepala sekolah/madrasah.

• Tersedia dan diajarkannya modul penanggulangan bencana banjir, kebakaran, gempa bumi, angin topan bagi siswa sekolah/madrasah.

• Tersedianya tenaga pengajar yang berkemampuan membimbing dan membina pelaksanaan penanggulangan bencana banjir, kebakaran, gempa bumi, angin topan di lingkungan sekolah/madrasah.

• Tersedianya sarana dan prasarana keselamatan:- Alat pemadam api ringan.- Pelampung.- Tali tambang.- Rambu kebencanaan.- Alat pertolongan pertama.- Megaphone/sirine.

• Terlaksananya simulasi penanggulangan bencana di sekolah/madrasah minimal 1 (satu) kali dalam setahun.

• Terlaksananya pemantauan dan evaluasi kegiatan sekolah/madrasah aman bencana.

• Disosialisasikannya sekolah/madrasah aman bencana di lingkungan sekolah oleh manajemen sekolah.

10 INDIKATORPelaksanaan Sekolah/ Madrasah Aman Bencana

Page 45: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

40

mengaku, BPBD bersama lintas sektor SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) menggodok payung hukum selama 6 bulan. Hingga akhirnya disahkan Pergub 187 tentang Sekolah dan Madrasah Aman Bencana per 6 Oktober 2016. “Beberapa kali revisi khususnya di hitungan kerugian jika terjadi bencana,” tambahnya.

Meski sudah memiliki payung hukum sebagai dasar melaksanakan program ini, Basuki mengaku, masih banyak tantangan harus diselesaikan. Antara lain, keterbatasan anggaran untuk mengejar seluruh sekolah di DKI Jakarta. Diketahui, total jumlah sekolah di Jakarta sebanyak 5001 sekolah terdiri dari 2.881 SD, 1.042 SMP, 474 SMA dan 604 SMK. “Ya, kita realistis saja, jika memenuhi seluruh indikator mau butuh biaya berapa? Kan harus memper-hatikan infrastruktur bangunan juga. Minimal kami targetkan 7 indikator terpenuhi,” terangnya.

Dewi Sri Sumanah, Staf Bidang Komunikasi dan Advokasi Yayasan Sayangi Tunas Cilik menyampaikan keterlibatan organisasinya dalam penyusunan hingga terbitnya peraturan gubernur ini. “Kami melakukan initial meeting setidaknya dua bulan dengan Pemprov DKI Jakarta,” ujarnya. “Hingga ada dokumen deklarasi pencanangan sekolah dan madrasah aman,” tambahnya.

Ida Ngurah, Koordinator Program PRB Yayasan Sayangi Tunas Ciliksangat mengapresiasi atas terbitnya Pergub ini. “Sepuluh indikator sekolah aman dalam Pergub ini akan menjadi pedoman bagi penyelenggara program sekolah aman termasuk instansi pemerintah terkait, LSM, sekolah, dan masyarakat,” terangnya. “YSTC berharap semua pihak dapat saling ber-kolaborasi dalam implementasi Pergub secara nyata melalui penyusunan program kerja dan anggaran,” tutupnya di akhir perbincangan.

Itu yang saya paling khawatir.Selain itu, kita bisa terlena. Kenapa?

Masyarakat yang nggak pernah dihampiri bencana besar, dia akan lupa bahwa suatu saatakan ada bencana besar. Makanya kami mau

coba berikan pemahanan dari level anak-anak.Supaya dia ingat terus.

Page 46: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

41

Ratusan sekolah di Jakarta berisiko terkena dampak bencana alam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta men-catat sebanyak 406 sekolah berada di kawasan rentan banjir. Untuk itu dibutuhkan keseriusan seluruh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dalam mengantisipasi dampak banjir tersebut.

Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebenarnya sudah mendeklarasikan program Sekolah dan Madrasah Aman Bencana (SMAB) di Balaikota Provinsi DKI Jakarta pada 19 Januari 2016 silam.

Plt Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono membuka Gebyar SMAB di Car Free Day Sudirman. Foto: YSTC.

Page 47: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

Plt. Gubernur DKI Jakarta memberikan harapan untuk SMAB di booth pameran Gebyar SMAB. Foto: YSTC.

42

Komitmen ini ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur (Pergub) No. 187 tahun 2016 tentang SMAB per Oktober 2016 lalu. Persoalan anggaran menjadi alasan Pemprov belum maksimal melaksanakan program kesiapsiagaan bencana di lingkungan sekolah ini.

Kepala Seksi Sekolah Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Momon Sulaiman menyampaikan, belum maksimalnya pelaksanaan SMAB dikarenakan Disdik belum menganggarkan secara spesifik di tahun ini. Sebab, waktu penerbitan Pergub tentang SMAB baru 9 Oktober 2016. Sedangkan, jauh sebelumnya Disdik sudah menggodok Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) yang kemudian dimasukkan ke anggaran.

Kendati demikian, Momon enggan menyebut program SMAB jalan di tempat. Dia menyampaikan, Pemprov melalui Disdik tetap berupaya melaksanakan program ini dengan maksimal. Persoalan anggaran tetap di tahun 2017 sedang dicari jalan keluar. Termasuk, kemungkinan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Page 48: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

43

Momon berharap, setelah terbit Pergub SMAB sebagai dasar hukum, bisa menjadi pegangan Disdik maupun SKPD terkait untuk melak-sanakan program lebih baik. “Selain lebih terarah, mungkin dari teman-teman yang sesuai tupoksinya sekarang ada dasar dalam mengaju-kan anggaran,” pungkasnya.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2017 DKI Jakarta, Pemprov mengalokasikan sektor pendidikan sebesar 27 persen dari total APBD 2017 sebesar Rp 70,19 triliun atau setara Rp 17 triliun.

Sementara itu, Staf Seksi Sekolah Dasar Disdik DKI Jakarta, Moho Abdi Mulyo menerangkan, siswa SD di Jakarta sudah mendapatkan pengenalan tentang kebencanaan yang disisipkan dalam kurikulum. “Kami mengenalkan bahwa Negara kita berpotensi tinggi bencana alam. Peserta didik diajarkan tentang gunung meletus, gempa bumi, banjir, dan lainnya,” kata Pak Moho.

Moho menambahkan, Disdik juga memasukkan pengetahuan tentang kesiapsiagaan ke dalam kegiatan muatan lokal (mulok) selain mulok yang sudah ada misalnya bahasa daerah, adat istiadat, kesenian daerah, dan kerajinan daerah. Selain mulok, pengetahuan tentang kebencanaan dan kesiapsiagaannya juga dimasuk-kan ke dalam ekstrakurikuler Palang Merah Remaja dan Pramuka.

Kami mengenalkanbahwa negara

kita di kelilingi atauberpotensi bencana.

Peserta didik diajarkan tentang gunung meletus,

gempa bumi, banjir,dan lainnya.

Bapak Moho Abdi Mulyo dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyampaiakn pendapatnya di acara Lokakarya Sistem Peringatan Dini dalam Kesiapsiagaan di BPBD DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh YSTC. Foto: YSTC.

Page 49: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

44Tahun 2016, Pemprov mentargetkan 83 gedung sekolah di DKI Jakarta direnovasi. Ada tiga variabel, yakni renovasi ringan, sedang, dan berat. Namun belakangan, target tersebut tidak terealisasi sepenuhnya. Alasannya, banyak sekolah yang memiliki akses sempit sehingga sulit dilalui alat berat. Anggaran yang sudah terpakai di 2016 sebesar Rp450 miliar, sedangkan sisanya Rp571 miliar dikembalikan ke Pemprov DKI Jakarta.

Keterangan foto-foto: Lokakarya Pengenalan Metodologi VISUS untuk survei Keselamatan Sekolah bagi para pemangku kebijakan di Provinsi DKi Jakarta. Foto: YSTC.

Page 50: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

45

Seorang anak berpakaian seperti bunga matahari duduk di atas panggung. Di sampingnya, seorang lagi seolah-olah sedang menyiram-kan air ke bunga matahari tersebut. Di panggung yang sama hari itu, sekelompok anak laki-laki terlihat bersemangat menampilkan lagu-lagu dengan tema sekolah aman, dengan menggunakan alat musik sederhana seperti pianika dan kotak dari kayu. Kelompok berbeda menampilkan tarian tradisional Betawi dengan kostum meriah. Lagi-lagi menyampaikan pesan tentang pengurangan risiko bencana.

Tim Siaga bencana mengikuti festival sekolah/madrasah aman bencana yang diselenggarakan YSTC dengan didukungPrudence Foundation. Foto: YSTC.

Page 51: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

46

Rangkaian acara tersebut adalah bagian dari Festival Sekolah dan Madrasah Aman Bencana yang digagas oleh Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) – mitra Save the Children pada 2016 silam. Acara yang didukung penuh oleh Prudence Foundation ini adalah salah satu dari beragam kegiatan pengurangan risiko bencana (PRB) yang dilaksanakan di wilayah Jakarta Utara sejak tahun 2014 lalu. Anak-anak tersebut berasal dari wilayah kumuh utara Jakarta yang lekat dengan masalah kesehatan, pendidikan, dan pemukiman padat. Situasi diperparah dengan ancaman bencana banjir dan kebakaran sebagai dampak dari lokasi tempat tinggal di wilayah pesisir laut dan padat pemukiman.

Sebagai lembaga yang senantiasa menyerukan isu anak dari berbagai aspek, YSTC ini selalu mengedepankan aspek partisipatif dalam pelaksanaan kegiatannya. Dalam program PRB ini misalnya. Kampanye yang dilakukan selalu melibatkan anak, baik melalui media seni atau diskusi konsultasi anak untuk isu perubahan iklim yang dihadiri setidaknya 30 anak tersebut. YSTC menyadari sepenuhnya bahwa pelibatan anak adalah salah satu hak anak dalam berpartisipasi, dimana anak dapat memberikan pendapat dan idenya

terhadap isu di sekitar mereka.

Jimmy Harlino misalnya. Anaklaki-laki berumur 10 tahun inimenyatakan komitmennya dalam mengurangi dampak perubahan iklim. “Saya ingin berangkat ke sekolah naik angkutan umum, (agar) lingkungan saya bersih dan tidak (makin) tercemar polusi,” ujarnya di sela-sela kegiatan konsultasi anak.

Saya ingin menanampohon dan berharap

agar presiden mengontrol masyarakat tidak

mencemari udara dan tidak membakar hutan

secara liar.

Salah satu pertunjukan dari SDN Kapuk Muara 03 untuk menyampaikan pesan tentang perubahan iklim. Foto: YSTC.

Page 52: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

47

Lain lagi dengan Pratiwi Ambarwati (9 tahun) yang berharap presiden RI dapat mengontrol masyarakat agar tidak mencemari udara. “Saya ingin menanam pohon dan berharap agar presiden mengontrol masyarakat tidak mencemari udara dan tidak membakar hutan secara liar,” ujarnya.

Saat ini, YSTC ini juga berupaya untuk menggeser paradigma bahwa anak dilihat sebagai korban dari kejadian bencana menjadi warga negara yang mampu berpartisipasi dalam kegiatan yang bermanfaat bagi diri, teman, dan lingkungannya. Tentunya dengan dukungan yang cukup dan sesuai dari orang dewasa. YSTC menyebutkan langkah awal untuk melibat-kan anak dalam isu PRB dapat dimulai secara terbuka dari menjelaskan keuntungan terlibat dalam kegiatan PRB hingga melibatkan anak secara aktif agar berperan lebih dalam isu ini.

Anak-anak juga perlu mendapatkan kebebasan untuk memutuskan apakah mereka ingin bergabung atau tidak, seperti yang tertuang dalam prinsip dasar hak anak yaitu non diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, pemenuhan hak tumbuh dan berkembang serta selalu menghargai pendapat anak.

Panggung boneka sekolah aman bencana yang dimainkan oleh Tim Siaga Bencana MI Al-Muttaqin. Foto: YSTC.

Page 53: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

48

Dalam simulasi bencana, anak-anak juga dapat berpartisipasi dalam memberikan pertolongan kepada teman-temannya yang terluka.

Di lain waktu, tim Sahabat Siaga Bencana (SSB) sekolah tersebut bercerita menggunakan boneka tangan. Cerita yang diangkat tidak jauh dari isu yang akrab dengan dunia anak seperti cuci tangan pakai sabun atau membuang sampah pada tempatnya. Taufik, 11 tahun, lebih menyukai kampanye dengan musik. “Saya berpartisipasi ikut serta dalam kegiatan (kampanye) perubahan

iklim dengan jingle, rap, dan beatbox,” ujarnya dengan semangat. Selainperubahan iklim, anak-anak tentu saja mendapatkan pengetahuan tentang PRB juga.

Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak telah mengatur tentang partisipasi anak. “Setiap anak berhak untuk menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima dan mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai kesusilaan dan kepatutan”. Aturan tersebut akan menjamin anak tidak hanya menjadi penonton dalam pelaksanaan kampanye upaya pengurangan risiko bencana.

Setiap anak berhak untukmenyatakan dan didengar pendapatnya,

menerima dan mencari, dan memberikan informasisesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya

demi pengembangan dirinya sesuai dengannilai kesusilaan dan kepatutan.

Tim Siaga Bencana MI Al Falah menampilkan beatbox di depan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam rangkaPeringatan Bulan PRB tingkat nasional di Solo. Foto: YSTC.

Penampilan Tim siaga bencana MI Al Falah di acara penutupan pameran bulan PRB di Solo. Foto: YSTC.

Page 54: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

49

Dalam isu penanggulangan bencana, pelibatan sektor swasta bukan hal yang baru. Di Aceh misalnya. Pasca tsunami 2004, terhitung sejak operasi tanggap darurat hingga rehabilitasi dan rekonstruksi, peran sektor swasta begitu besar. Dukungan dana untuk membangun fasilitas publik hingga program-program pemberdayaan dapat ditemu-kan di wilayah-wilayah pasca bencana yang menelan korban ratusan ribu jiwa tersebut.

Kunjungan tim Prudence Foundation ke MI Al Muttaqin melihat kegiatan yang sedang dilakukan Tim Sahabat Siaga Bencanadan masyarakat. Foto: YSTC.

Page 55: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

50Bagi lembaga kemanusiaan seperti Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) - mitra kerja Save the Children, sektor swasta adalah mitra yang penting dalam men-dukung upaya penegakan isu anak di Indonesia. Dukungan dana sangat mem-bantu dalam menjalankan kegiatan-kegiatan mereka, seperti halnya program PRESTASI (Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah Terintegrasi) yang didukung oleh Prudence Foundation ini.

Manajer Area Jakarta Utara Yayasan Sayangi Tunas Cilik, Didiek Eko Yuana mengakui bahwa, “Sejak bertransformasi menjadi local entity, yaitu YayasanSayang Tunas Cilik, pelibatan sektor swasta adalah bagian dari strategi fund raising kami,” ungkapnya. “Secara global. Save the Children memang sudah lama bekerja sama dengan sektor swasta,” tambahnya.

Ia juga tidak menampik kondisi ekonomi dunia yang sedang lesu. “Kita tidak bisa berharap terlalu besar terhadap (bantuan) negara maju. (Kita) harus jeli untuk mencari dukungan pendanaan,” ujar pria yang sudah berkecimpung di isu pendidikan sejak tahun 2006 ini. “Pergub membuka partisipasi dari masyarakat sipil, termasuk sektor swasta,” ujar pria berkacamata ini. Didiek mengacu pada Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 112 Tahun 2013 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Dunia Usaha (TSLDU) pasal 5 Bab IV Ruang Lingkup mencantumkan ruang lingkup TSLDU meliputi empat hal, salah satunya adalah bidang penanggulangan bencana.

Kunjungan tim Prudence Foundation ke MI Al Muttaqin melihat kegiatan yang sedang dilakukan Tim Sahabat Siaga Bencanadan masyarakat. Foto: YSTC.

Page 56: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

51

Di tingkat nasional, meskipun mendapat sejumlah kritik, Komisi VIII DPR RI sedang menggodok Rancangan Undang-Undang (RUU) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang bertujuan untuk mendorong dan memperluas kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR) ke semua perusahaan. Selama ini menggunakan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyebutkan bahwa CSR hanya terbatas pada perseroan atau perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam.

Didiek mengakui bahwa pelibatan sektor swasta selama ini secara umummasih pada dukungan pendanaan kegiatan. “Namun, ada juga yang terlibatdalam proses pelaksanaan kegiatan, seperti dengan Prudence ini,” ujarnya.

Serupa dengan menggaet lembaga donor pemerintah, Didiek juga menyebut-kan bahwa presentasi adalah salah satu cara terbaik untuk mencari dukungan sektor swasta. “Kami kerap presentasi concept paper program kami, baik yang sedang berjalan atau yang sudah ada bukti keberhasilannya atau best prac-tice-nya,” ungkap pria ini dengan antusias. Khusus dengan Prudence Foundation ini, ia mengakui bahwa kerja sama tersebut adalah program Save the Children global di tingkat regional Asia, sehingga jaringan Prudence di negara bersang-kutan akan terlibat, seperti Indonesia dan Filipina. Didiek menambahkan bahwa dengan adanya dua entitas, yang salah satunya berstatus sebagai yayasan, memberikan mereka kesempatan untuk mencari dukungan dan pengumpulan

dana di dalam negeri, termasuk dari sektor swasta.

Salah satu hal yang patut mendapatkan apresiasi adalah adanya komitmen yang kuat terhadap kriteria sektor swasta yang boleh bermitra dengan lembaga ini. “Salah satunya adalah kami tidak akan bekerja sama dengan perusahaan rokok atau susu formula. Hal itu bertentangan dengan nilai-

Secara global.Save the Children

memang sudah lama bekerja sama dengan

sektor swasta.

Kunjungan Prudence Foundation ke SDN Pejagalan 05saat tim siaga bencana melakukan pemetaan ancaman bencana di sekolah. Foto: YSTC.

Page 57: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

52

nilai organisasi kami,” ujarnya dengan serius. Ia lalu memberi contoh kesempatan bekerja sama dengan salah satu perusahaan yang enggan ia sebutkan. “Setelah kami mencari tahu, ternyata mitranya adalah perusahaan susu formula,” ujarnya. Kerja sama tersebut kemudian urung dilaksanakan.

Satu hal yang sangat ditekankan oleh organisasinya adalah mendorong setiap sekolah untuk mampu mem-bangun kerja sama dengan sektor swasta secara mandiri. “Sudah banyak contoh sekolah dampingan kami yang kami dorong untuk membuat proposal kegiatan, misalnya terkait mitigasi bencana, dengan perusahaan yang ada di sekitar mereka,” katanya lagi. “Sebelumnya, sekolah belum melihat (potensi) itu. Paling bentuknya permohonan dukungan satu, dua acara saja. Yang bersifat event,” tambahnya.

Didiek berharap bahwa pihak sekolah mampu melibatkan sektor swasta dengan lebih baik lagi. “Kapasitas anggaran sekolah itu sangat minim. Sulit kalau hanya mengandalkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pemimpin (kepala sekolah) harus kreatif mencari pendanaan secara mandiri. Di situlah peran sektor swasta,” jelasnya. Namun, tambahnya, hal tersebut harus dibarengi dengan kemampuan mumpuni dalam pengelolaan anggaran. “Isu sekolah aman itu besar. Sektor swasta pasti tertarik,” ujarnya.

Sudah banyak contohsekolah dampingan

kami yang kami dorong untuk membuat proposal kegiatan, misalnya terkait mitigasi bencana, dengan perusahaan yang ada di

sekitar mereka.

Tim Prudence Foundation meninjau langsung kegiatanyang sedang berjalan di sekolah dampingan. Foto: YSTC.

Salah satu tim Prudence Foundation berintraksi langsungdengan tim sahabat siaga bencana. Foto: YSTC.

Page 58: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

53

Orang tua mana yang tidak bangga memiliki anak percaya diri, supel, berani mengutarakan pendapat, dan berprestasi. Dia adalah Amaycia Raya Putri. Siswi kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al Muttaqin di Penjaringan, Jakarta Utara yang biasa dipanggil Amay ini menjadi panutan teman-temannya di sekolah, khususnya dalam bidang pencegahan risiko bencana. Layaknya petugas keselamatan kerja di sebuah perusahaan, Amay kerap mempresentasikan pengetahuannya di hadapan teman-teman sekolah maupun teman sebaya di lingkungan sekitar dia tinggal.

Amay, Cintya dan Desi aktif mengkampanyekan sekolah amana bencana menggunakan boneka tangan. Foto: YSTC.

Page 59: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

54

Bahkan, tidak jarang Amay kerap mewakili sekolahnya dalam berbagai kegiatan kesiapsiagaan bencana di tingkat provinsi maupun nasional, seperti Peringatan Bulan PRB Nasional di Solo dan Gebyar SMAB di Provinsi DKI Jakarta. Di usianya yang baru menginjak 10 tahun, Amay berani ikut andil dalam mengkampanyekan program PRB bagi anak.

Tentu kegiatan dan prestasi yang ditunjukkan Amay tersebut membuat kedua orang tuanya bangga. Baik

Agung Wicaksono (35) atau Sulastri (32) tidak membayangkan putri sulungnya tersebut menjadi sosok panutan. Betapa tidak. Dulu, Amay adalah sosok anak pendiam. Di mata ibunya, Amay juga dikenal sebagai anak yangpemalu. Tidak jarang, orang tuanya sering dibuat bingung karena Amay tidak berani mengutarakan apa yang dia mau.

Kesehariannya hanya diisi kegiatan belajar di sekolah dan di rumah. Ber-main dengan teman pun jarang dilakukan oleh Amay. Di sekolah, Amay tidak punya banyak teman. Di rumah pun begitu. Dia lebih banyak meng-habiskan waktunya sendirian. Sulastri beranggapan karakter dan perilaku Amay itu disebabkan oleh kegiatan rutin sehari-hari dan kurang bersahabat- nya lingkungan di sekitarnya. Amay tinggal di mes pabrik di kawasanJakarta Utara. “Sepulang sekolah palingan bermain dengan adiknya, nanti ngaji, trus ngerjakan PR (pekerjaan rumah), baru tidur,” ujar Sulastri.

Bangga banget sama Amay.Sejak bergabung sebagai tim kesiapsiagaan

bencana di sekolah, dia menjadi sangat komunikatifdan informatif. Dia selalu berbagi pengetahuantentang pengurangan risiko bencana kepada

saya juga suami, dan adik perempuannya.

Amaycia Raya Putri atau yang biasa dipanggil Amaysedang beraksi dengan bonekanya dalam menyampaikan pesan pengurangan risiko bencana kepada teman-temansebayanya. Foto: YSTC.

Page 60: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

55

Amay berubah sejak tiga tahun lalu. Tepatnya ketika dia mulai aktif mengikutiprogram PRB yang difasilitasi oleh YSTC. Kegiatan-kegiatannya adalah belajar tentang pengetahuan PRB melalui bermain dan berkesenian. Mungkin terdengar sederhana, namun pada kenyataannya kegiatan-kegiatan tersebut dapat mengubah karakter Amay menjadi lebih terbuka dan berani tampil. Amay menjadi anak yang lebih percaya diri menyuarakan gagasan dan opininya. “Bangga banget sama Amay. Sejak bergabung sebagai tim kesiapsiagaan bencana di sekolah, dia menjadi sangat komunikatif daninformatif. Dia selalu berbagi pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana kepada saya juga suami, dan adik perempuannya,” ungkap Sulastri haru.

Bukan di rumah dan lingkungan tempat Amay tinggal saja, teman-temandi sekolah pun juga mendapat pengaruh positif dari perubahan karakter Amay. Bahkan, dalam kegiatan kesiapsiagaan bencana ini, Amay dipercaya menjadi pemimpin. “Sekarang Amay terkenal, dia baik dan pintar. Dia tahu bagaimana agar aman menghadapi banjir atau kebakaran. Saya jadi ingin bergabung dalam tim kesiapsiagaan bencana,” ujar Azis, teman sekelas Amay.

Rasa percaya diri pada anak bukanlah karena faktor genetik, namun dipengaruhi oleh pola pendidikan yang tepat. Kepala MI Al Muttaqin, Isria Sirubaya berpendapat program PRB dampingan YSTC ini merupakan salah satu kegiatan yang memiliki andil dalam menumbuhkan kepercayaan diri Amay. Rasa percaya diri yang tumbuh akan memberikan pengaruh positif dalam masa perkembangan selanjutnya.

“Ada perubahan signifikan dengan Amay. Selain peningkatan prestasi akademik, sekarang menjadi panutan teman-temannya, terutama untuk masalah pengurangan risiko bencana,” ungkap Isria.

YSTC ini melalui program PRESTASI terbukti telah menuntun pelajar menjadi pribadi yang lebih percaya diri, inovatif, dan berani menyuarakan gagasannya. Pendekatan yang dilakukan dengan mengajak partisipasi pelajar, bukan hanya sekadar korban bencana, tetapi anggota masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban sama dalam menjaga lingkungannya. “Hebat rasanya, kegiatan menyelamatkan anak-anak. Saya semakin percaya diri, kami mendiskusikan gagasan, dan semua orang dewasa menerima gagasan kami. Mereka mempercayai kami untuk mengeksplorasi lebih banyak,” ujar Amay mengungkapkan pengalamannya.

Foto: Lorem ipsum dolor sit amet

Page 61: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

56

Saat ini, Amay dan beberapa teman-nya di sekolah menjadi tim kesiap- siagaan bencana dan kampanye pengurangan risiko bencana. Mereka tampil di pelbagai kegiatan kebencanaan tingkat provinsi maupun nasional melalui media per-tunjukan boneka tangan. Uniknya, ide metode pendekatan tersebut berasal dari Amay dan teman-teman. Menurut Amay, pendekatan tersebut dipakai agar pesan yang disampaikan mudah ditangkap, khususnya anak-anak sebaya. “Kami menyampaikan kegiatan aman bencana banjir, kebakaran, dan gempa bumi lewat pertunjukan boneka. Karena kami menyukai wayang dan suka bernyanyi,” terangnya.

Metode yang dipresentasikan Amay pun tidak banyak teori. Pertama, Amay mengenalkan boneka yang digunakan sebagai media wayang. Setelah itu, baru bercerita tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana alam, khususnya di lingkungan sekolahnya sendiri.

Hebat rasanya,kegiatan menyelamatkan anak-anak. Saya semakin

percaya diri, kamimendiskusikan gagasan,

dan semua orang dewasa menerima gagasan kami.

Mereka mempercayaikami untuk mengeksplorasi

lebih banyak.

Desi, Amay, Cintya, dan Sauqi: Tim Boneka tanagn yang kompak mengkampnyekan SMAB. Foto: YSTC.

Page 62: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,

57

Page 63: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,
Page 64: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,
Page 65: Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC), - stc.or.id · struktur bangunan madrasah, mengubah desain tangga penghubung gedung/ruangan kelas di lantai dua, menumpulkan ujung meja belajar,