5_pembangunan sabodam kr-c - bab 6 pengendalian pelaksanaan pekerjaan.docx

11
LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK SABO DAM KALI KRASAK KR- C/KEMBANG KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB VI FAJAR ARIF BUDIMAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN L2A6 06 026 BAB VI PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN 6.1 URAIAN UMUM Dalam suatu proses produksi, tahap pengendalian (controlling ) mutlak harus dilakukan, agar diperoleh hasil yang optimal baik dari segi kualitatif, m pelaksanaan dan tentunya pekerjaan harus sesuai dengan rencana, prosedur, ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan sehingga masing-masing pihak dap sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan diperlukan agar kualitas bangunan dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan memperoleh bahwa tujuan proyek dilaksanakan sesuai dengan rencana. Beberapa hal yang dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan ini adalah !. Pengendalian mutu, yang meliputi a. Pengendalian mutu bahan b.Pengendalian mutu peralatan c. Pengendalian mutu kerja ". Pengendalian waktu #. Pengendalian teknis $. Pengendalian biaya %. Pengendalian &esehatan dan &eselamatan &erja (&#). Pengendalian tersebut di atas, di dalam setiap proyek harus selalu a diutamakan sebab menyangkut keberhasilan proyek tersebut. 'ecara umum pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut !. Penentuan standar, yaitu penentuan tolok ukur dalam menilai hasil dari segi kualitas. ". Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan mengetahui sejauh mana kemajuan hasil pekerjaan. #. Perbandingan, yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah diket dicapai dengan rencana yang ditentukan. Dari perbandingan ini dapa diketahui apakah pelaksanaan proyek berjalan lancar atau mengalami keterlambatan. - !

Upload: fajar-arif-budiman

Post on 06-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Pembangunan Sabodam KR-C

TRANSCRIPT

BAB VIFAJAR ARIF BUDIMANPENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN L2A6 06 026

BAB VIPENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

1 2 3 4 5 6 URAIAN UMUMDalam suatu proses produksi, tahap pengendalian (controlling) mutlak harus dilakukan, agar diperoleh hasil yang optimal baik dari segi kualitatif, maupun waktu pelaksanaan dan tentunya pekerjaan harus sesuai dengan rencana, prosedur, dan ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan sehingga masing-masing pihak dapat bekerja sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan diperlukan agar kualitas bangunan yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan memperoleh jaminan bahwa tujuan proyek dilaksanakan sesuai dengan rencana. Beberapa hal yang ditinjau dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan ini adalah:1. Pengendalian mutu, yang meliputi :a. Pengendalian mutu bahanb. Pengendalian mutu peralatanc. Pengendalian mutu kerja2. Pengendalian waktu3. Pengendalian teknis4. Pengendalian biaya5. Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).Pengendalian tersebut di atas, di dalam setiap proyek harus selalu ada dan harus diutamakan sebab menyangkut keberhasilan proyek tersebut. Secara umum pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:1. Penentuan standar, yaitu penentuan tolok ukur dalam menilai hasil pekerjaan dari segi kualitas.2. Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan hasil pekerjaan.3. Perbandingan, yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah diketahui dan dicapai dengan rencana yang ditentukan. Dari perbandingan ini dapat diketahui apakah pelaksanaan proyek berjalan lancar atau mengalami keterlambatan.4. Tindakan korektif, yaitu mengadakan evaluasi terhadap pelaksanan proyek demi menjaga mutu bangunan yang dihasilkan. Bila ada kesalahan atau penyimpangan maka perlu dipikirkan pemecahannya dan pelaksanaan selanjutnya.

PENGENDALIAN MUTUPengendalian Mutu BahanKualitas pekerjaan yang baik salah satunya didapat dari bahan yang memenuhi standar yang ditetapkan. Untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi, ada bebarapa standar acuan di antaranya yaitu:1. Peraturan Beton Indonesia 1971.2. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.3. Standar Nasional Indonesia (SNI).4. American Standard for Testing Methode (ASTM).5. American Asosiation of State Highway Transportation Official (AASHTO).Pengendalian mutu bahan di lapangan meliputi inspeksi dan pengujian/ test, pengendalian produk yang tidak sesuai, serta pengendalian catatan mutu. Bahan-bahan yang diuji pada proyek ini adalah:1. Beton a. Slump TestPengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan dengan mutu beton. Dalam Proyek Pembangunan Sabo Dam KR-C/Kembang, slump yang dipakai yaitu 6 cm 2 cm. Pengujian dilakukan dengan menggunakan kerucut Abrams. Pada kenyataannya slump test yang terjadi adalah 6 cm, dan pengujian ini dilakukan rata-rata tiap 2 (dua) kali pengadukan menggunakan gully. Maka kesimpulannya untuk kadar air beton pada proyek ini bisa dibilang sudah memenuhi syarat atau layak untuk digunakan pada pembuatan konstruksi sabo dam. Cara Pengujian :1) Menyiapkan peralatan uji slump yaitu kerucut Abrams beserta perlengkapannya.2) Kerucut Abrams diletakkan pada bidang rata dan datar namun tidak menyerap air.3) Kemudian adukan beton dimasukkan dalam tiga lapis yang kira-kira sama tebalnya, dan setiap lapis ditusuk 25-30 kali dengan menggunakan tongkat baja supaya adukan yang masuk dalam kerucut lebih padat.4) Adukan yang jatuh di sekitar kerucut dibersihkan, lalu permukaannya diratakan dan kerucut ditarik vertikal dengan hati-hati.5) Setelah dibuka lalu penurunan puncak adukan diukur terhadap tinggi semula, yaitu dengan cara meletakkan kerucut Abrams di samping adukan kemudian diukur menggunakan meteran.6) Hasil pengukuran inilah yang disebut nilai slump dan merupakan nilai kekentalan dari adukan beton tersebut.7) Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi syarat tidak boleh digunakan.

Gambar 6.1. Pelaksanaan Slump Test

b. Test Uji Kuat Tekan (Compression Test)Tes uji kuat tekan ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran. Cara Pengujian :1) Menyiapkan cetakan kubus beton dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm yang terbuat dari bahan yang tidak menyerap air, kemudian membersihkan dan mengolesi permukaannya dengan pelumas.2) Memasukkan adukan beton yang telah diuji slump test ke dalam cetakan yang dibagi menjadi 3 lapisan yang sama tebal.3) Menusuk-tusuk adukan beton dengan tongkat baja 16 mm sebanyak 25 kali tiap lapisnya.4) Meratakan bagian atasnya dan memberi kode berupa: lokasi proyek, mutu beton, tanggal pembuatan, tanggal pengetesan serta umur beton.5) Mendiamkan benda uji selama 24 jam, kemudian membuka cetakannya.6) Merendam benda uji dalam air selama waktu yang diinginkan sesuai dengan umur beton (7, 24 atau 28 hari).7) Menguji benda uji dengan menggunakan mesin uji kuat tekan setelah mencapai umur yang diinginkan.Pada Proyek Pembangunan Sabo Dam Kali Krasak KR-C/Kembang ini, pengujian dilakukan di Laboratorium Shimizu-Wijaya Karya J.O. yang terletak di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.

Gambar 6.2. Benda Uji Yang Ada Di Laboratorium

2. PasirPengendalian mutu dari pasir dilakukan dengan dengan mengadakan tes kadar lumpur yang dilakukan sebelum membuat campuran beton. Proyek Pembangunan Sabo Dam Kali Krasak KR-C/Kembang, kadar lumpur pasir yang masih diperbolehkan adalah kurang dari 10%. Apabila kadar lumpur yang terkandung di dalam pasir melebihi ketentuan maka harus diadakan pencucian material pasir. Dalam proyek ini pencucian pasir dilakukan dengan cara memasukkan pasir ke dalam aliran sungai kemudian diaduk menggunakan back hoe hingga dirasa bersih lalu pasir diangkat dan dikeringkan. Setelah kering pasir yang telah dicuci dites kembali kadar lumpurnya hingga memenuhi syarat yang ditentukan. Cara pengujian kadar lumpur pasir :1) Memasukkan air ke dalam gelas ukur sampai batas tertentu.2) Memasukkan material pasir yang lolos ayakan no. 4 ke dalam gelas yang sudah terisi air tersebut.3) Membaca skala awal dari pasir tersebut melalui angka yang tertera pada gelas ukur.4) Mengocok/mengaduk material tersebut sampai lumpur yang ada bercampur dengan air.5) Mendiamkan sampai air benar-benar terlihat jernih.6) Membaca skala akhir dan membandingkan volume lumpur terhadap volume keseluruhan material.

Gambar 6.3 Pelaksanaan Pengujian Kadar Lumpur pada Pasir3. SemenPada proyek ini hanya diadakan pemeriksaan secara visual dengan mengamati bungkus semen. Apabila bungkus semen telah sobek, maka semen tersebut tidak digunakan dan dikembalikan ke pihak penyuplai.

4. Kayu dan PlywoodPemeriksaan kayu dan plywood dilakukan untuk mengetahui dimensi dan kualitas dari kayu dan plywood yang akan menentukan bagus atau tidaknya bekisting untuk beton. Semua bahan kayu dan plywood yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik, tidak berayap, tidak cacat, dan harus kering udara paling sedikit 3 bulan.

Pengendalilan Mutu PeralatanPeralatan adalah bagian terpenting dari pelaksanaan pekerjaan sauatu struktur, kerusakan pada alat dapat mengakibatkan tertundanya pekerjaan. Oleh karena itu mekanik mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam menjaga dan mengatur penggunaannya.Kerusakan yang masih dapat ditangani oleh mekanik dapat dikerjakan sendiri, sedangkan jika kerusakannya cukup parah, misalnya kerusakan pada track back hoe, diserahkan pada bengkel pusat. Apabila memang dibutuhkan penggantian peralatan perlu dilakukan agar efisiensi waktu bisa tercapai.

Gambar 6.4 Penanganan Kerusakan Oleh Mekanik BackhoePengendalian Tenaga KerjaPenempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga kerja. Pada proyek ini seluruh pengadaan tenaga kerja diserahkan pada tim pelaksana. Pemilihan dan penunjukan pemborong dilakukan berdasarkan reputasi pemborong tersebut dalam menyelesaikan pekerjaan proyek uang telah ada.

PENGENDALIAN WAKTUPengendalian waktu ini didasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran proyek. Agar dapat berlangsung tepat waktu, time schedule disusun sebagai alat kontrol untuk mengukur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaan.Pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terlihat dengan jelas pada time schedule, sehingga keterlambatan pekerjaan sebisa mungkin dihindari. Manfaat dari time schedule adalah :1. Sebagai pedoman kerja bagi pelaksanaan terutama menyangkut batasan-batasan untuk masing-masing pekerjaan.2. Sebagai alat koordinasi bagi pimpinan.3. Sebagai tolok ukur kemajuan pekerjaan yang dapat dipantau setiap saat.4. Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap kegiatan yang dilaksanakan.Time schedule menyatakan pembagian waktu terperinci untuk setiap jenis pekerjaan, mulai dari permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga kumulatif prosentase bobot pekerjaan ini akan mudah membentuk kurva S realisasi. Fungsi Kurva S adalah :1. Menentukan waktu penyelesaian tiap bagian pekerjaan proyek.2. Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.3. Menentukan waktu untuk mendatangkan material, alat, dan tenaga kerja yang akan dipakai untuk pekerjaan tertentu.

PENGENDALIAN TEKNISPengendalian teknis di lapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan kemajuan proyek dibuat dalam bentuk harian, mingguan, dan bulanan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan proyek itu.

1. Laporan HarianMerupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam satu hari kerja meliputi pekerjaan fisik, catatan atau perintah-perintah yang diberikan oleh pengawas. Biasanya dibuat pada akhir jam kerja. Antara lain yaitu laporan mengenai material yang masuk dan yang terpakai serta mengenai keadaan cuaca setiap harinya di lapangan.

2. Laporan MingguanBerisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu meliputi prestasi kerja selama minggu tersebut, laporan jumlah tenaga kerja dan peralatan serta bahan yang digunakan.

3. Laporan BulananLaporan bulanan dibuat dari hasil rekapan laporan mingguan dan harus dibuat setiap bulan, berisi tentang :a. Catatan pekerjaan selama satu bulan.b. Prosentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek yang dicapai sampai saat laporan itu dibuat.c. Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan.Laporan bulanan ini harus disahkan dahulu oleh pengawas dan ditandantangani oleh pemimpin proyek sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan.

4. Rapat KoordinasiDalam pelaksanaan fisik suatu proyek masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak bisa saja muncul, untuk itu diperlukan rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah secara bersama.

Pada proyek ini semua laporan dibuat secara lengkap dan sesuai keadaan di lapangan. Jadi dapat diketahui berbagai informasi mengenai proyek ini secara lengkap dan jelas. Contoh laporan baik laporan harian, mingguan dan bulanan dapat dilihat pada lampiran yang terdapat di bagian akhir laporan.

PENGENDALIAN BIAYAPengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang telah dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya biaya ini dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari perbandingan ini, dapat diketahui apabila pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan biaya sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya.Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan. Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar presensi pekerja selama satu minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji pekerja. Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva-S realisasi dan untuk memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan.Perencanaan K3 berkaitan dengan penyusunan Safety Plan, Pengamanan Proyek (Security Plan), dan pengelolaan ketertiban serta kebersihan proyek (House Keeping) dengan target zero accident (tidak ada kecelakaan kerja).

1. Safety PlanSafety Plan dibuat dengan mengikuti ketentuan-ketentuan maupun arahan yang dikeluarkan oleh Depnaker selaku instansi yang melakukan kontrol terhadap hal ini. Safety Plan mencakup antara lain safety management, identifikasi bahaya keja dan penanggulangannya. Penggunaan perlengkapan keamanan seperti helm, sepatu boot, dan masker. Rencana penempatan alat-alat pengaman seperti pagar, jaring pada tangga dan tepi bangunan, railing serta rambu-rambu K3 serta rencana penempatan alat-alat pemadam kebakaran (tabung pemadam api), dan lain-lain.

2. Security PlanSecurity Plan mencakup prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi daerah rawan di wilayah sekitar proyek dan prosedur komunikasi di proyek.

3. Ketertiban dan Kebersihan ProyekPengelolaan kebersihan proyek adalah meliputi penempatan bak sampah, penempatan toilet pekerja, pengaturan kantor dan jalan sementara, gudang, barak kerja dan lain-lain.

Selama proyek ini berlangsung tidak pernah terjadi kecelakaan fatal yang menimpa para pekerja, karena sarana pendukung seperti rambu dan tanda peringatan telah dipasang di tempat-tempat yang mudah dilihat. Namun ketertiban para pekerja untuk melaksanakan prosedur K3 dirasa masih kurang karena beberapa pekerja terlihat belum disiplin menggunakan perlengkapan keamanan seperti helm, sarung tangan dan perlengkapan kemanan lainnya. Akibatnya pemborong selaku penyedia tenaga kerja mendapat sanksi berupa denda karena telah melanggar ketentuan yang berlaku.

LAPORAN KERJA PRAKTEKPROYEK SABO DAM KALI KRASAK KR-C/KEMBANGKABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAVI - 9