7 bab ii - polban

33
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Sistem adalah kumpulan sub sistem yang bersatu mempunyai tujuan yang sama (Sugiama, 2013). Sedangkan (Sutabri, 2005) mendefinisikan “sistem merupakan suatu kumpulan dari unsur yang terorganisir”. (Mc.Leod,2007) menjelaskan bahwa sistem adalah “Sekelompok elemen – elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. Sumber daya mengalir dari elemen output dan untuk menjamin prosesnya dengan baik maka dihubungkan dengan mekanisme kontrol Hal ini sejalan dengan pendapatnya Sutabri (2005) menyatakan bahwa suatu sistem terdiri atas bagian – bagian yang berkaitan dan berhubungan satu sama lainnya, sedemikian rupa sehingga bagian – bagian tersebut merupakan suatu kesatuan pemprosesan atau pengolahan yang tertentu. Dari teori tersebut dapat diartikan bahwa sistem merupakan sekumpulan objek- objek atau komponen – komponen yang saling berelasi dan berinteraksi, serta hubungan antara objek atau komponen bisa dilihat sebagai satu kesatuan yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini sistem dapat di interprestasikan terdiri dari bagian – bagian, memiliki hubungan (berinteraksi), merupakn kesatuan yang utuh dan memiliki tujuan. Informasi adalah data yang telah diolah untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan organisasi (Sutabri,2005). Adapun data merupakan fakta mentah yang perlu dikelola dan disusun menjadi sebuah bentuk yang dapat dipahami dan digunakan (Laudon, 2014). Sistem informasi secara teknis sebagai suatu kumpulan dari komponen saling berhubungan untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, mendistribusikan informasi untuk membantu pengambila0n keputusan, koordinasi, dan pengawasan (Laudon, 2014).

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 7 BAB II - POLBAN

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan sub sistem yang bersatu mempunyai tujuan yang

sama (Sugiama, 2013). Sedangkan (Sutabri, 2005) mendefinisikan “sistem

merupakan suatu kumpulan dari unsur yang terorganisir”. (Mc.Leod,2007)

menjelaskan bahwa sistem adalah “Sekelompok elemen – elemen yang terintegrasi

dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. Sumber daya mengalir dari

elemen output dan untuk menjamin prosesnya dengan baik maka dihubungkan

dengan mekanisme kontrol

Hal ini sejalan dengan pendapatnya Sutabri (2005) menyatakan bahwa

suatu sistem terdiri atas bagian – bagian yang berkaitan dan berhubungan satu sama

lainnya, sedemikian rupa sehingga bagian – bagian tersebut merupakan suatu

kesatuan pemprosesan atau pengolahan yang tertentu.

Dari teori tersebut dapat diartikan bahwa sistem merupakan sekumpulan

objek- objek atau komponen – komponen yang saling berelasi dan berinteraksi,

serta hubungan antara objek atau komponen bisa dilihat sebagai satu kesatuan yang

dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini sistem dapat di

interprestasikan terdiri dari bagian – bagian, memiliki hubungan (berinteraksi),

merupakn kesatuan yang utuh dan memiliki tujuan.

Informasi adalah data yang telah diolah untuk digunakan dalam proses

pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan organisasi (Sutabri,2005). Adapun

data merupakan fakta mentah yang perlu dikelola dan disusun menjadi sebuah

bentuk yang dapat dipahami dan digunakan (Laudon, 2014).

Sistem informasi secara teknis sebagai suatu kumpulan dari komponen saling

berhubungan untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, mendistribusikan

informasi untuk membantu pengambila0n keputusan, koordinasi, dan pengawasan

(Laudon, 2014).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: 7 BAB II - POLBAN

7

Menurut Jogiyanto Hartotono (2004) menyatakan Siklus Informasi adalah

Data yang diolah melulai model yang digunakan akan menghasilkan informasi

yang disampaikan kepada penerima informasi. Siklus ini oleh Jhon Burch disebut

dengan siklus nformasi (information cycle) atau ada yang menyebutkan

denganistilah siklus pengolahan data (Data processing cycles). siklus informasi

dapat dilihat pada gambar 2.1.

(Sumber : Jogiyanto Hartono,2004:695)

Gambar 2.1 Siklus Informasi

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai sistem dan informasi, didapatkan

kesimpulan bahwa sistem informasi dapat dikatakan sebagai suatu komponen saling

berhubungan yang mengumpulkan, mengolah, menyimpan, mendistribusikan

informasi dan berfungsi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan dalam

suatu pengelolaan. Membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang

berarti menghasilkan suatu tindakan yang akan membuat sejumlah data kembali.

Data tersebut akan digunakan sebagai input, diproses kembali lewat suatu model

dan seterusnya membentuk suatu siklus.

2.1.1 Jenis-Jenis Sistem Informasi

Menurut Kristanto (2008) sistem informasi dapat dibagi menjadi enam

bagian, yaitu sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: 7 BAB II - POLBAN

8

1. Routine Processing System (RPS) Digunakan untuk melayani kebutuhan

yang telah terdefinisi dan terjadwal secara rutin.

2. Decision Support System (DSS) Digunakan untuk melayani kebutuhan

yang tidak dapat didefinisikan dengan baik dan biasanya terjadi pada saat

perancangan.

3. Classical Management Information System (CMIS) Digunakan untuk

melayani kebutuhan pembuatan pelaporan kegiatan yang telah terjadwal

dan terdefinisi dengan baik.

4. Real Time Information System (RTIS) Digunakan untuk melayani kegiatan

yang mempunyai sifat harus direspon dengan cepat.

5. Distributed Data Processing System (DDPS) Digunakan untuk melayani

kebutuhan yang tersebar secara geografis dengan sumber daya yang

tersebar.

6. Transaction Processing System (TPS) Digunakan untuk melayani kegiatan

yang bersifat transaksional yaitu membawa perubahan terhadap kondisi

sistem yang ada.

2.1.1 Jenis-Jenis Sistem Informasi

Menurut Kristanto (2008) sistem informasi dapat dibagi menjadi enam

bagian, yaitu sebagai berikut:

1. Routine Processing System (RPS) Digunakan untuk melayani

kebutuhan yang telah terdefinisi dan terjadwal secara rutin.

2. Decision Support System (DSS) Digunakan untuk melayani kebutuhan

yang tidak dapat didefinisikan dengan baik dan biasanya terjadi pada

saat perancangan.

3. Classical Management Information System (CMIS) Digunakan untuk

melayani kebutuhan pembuatan pelaporan kegiatan yang telah

terjadwal dan terdefinisi dengan baik.

4. Real Time Information System (RTIS) Digunakan untuk melayani

kegiatan yang mempunyai sifat harus direspon dengan cepat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: 7 BAB II - POLBAN

9

5. Distributed Data Processing System (DDPS) Digunakan untuk

melayani kebutuhan yang tersebar secara geografis dengan sumber

daya yang tersebar.

6. Transaction Processing System (TPS) Digunakan untuk melayani

kegiatan yang bersifat transaksional yaitu membawa perubahan

terhadap kondisi sistem yang ada.

2.1.2 Manfaat sistem Informasi

Banyak aktivitas manusia yang berhubungan dengan sistem informasi.

Sistem informasi banyak diterapkan dalam suatu organisasi, karena terkait dengan

kemampuan yang dapat dilakukannya. Kemampuan utama sistem informasi

menurut McLean(2003) adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan komputasi numerik, bervolume besar, dan dengan

kecepatan tinggi.

2. Menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antar organisasi yang

murah, akurat, dan cepat.

3. Menyimpan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang

yang kecil tetapi mudah diakses.

4. Memungkinkan pengaksesan informasi yang sangat banyak di seluruh

dunia dengan cepat dan murah.

5. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi orang-orang yang bekerja dalam

kelompok dalam suatu tempat atau beberapa lokasi.

6. Menyajikan informasi dengan jelas yang menggugah pikiran manusia.

7. Mengotomatiskan proses-proses bisnis yang semiotomatis dan tugas-

tugas yang dikerjakan secara manual.

8. Mempercepat pengetikan dan penyuntingan.

9. Pembiayaan yang jauh lebih murah dari pada pengerjaan secara manual.

Berdasarkan uraian di atas, sistem informasi diterapkan oleh suatu

organisasi karena mempunyai nilai tambah dan dapat membantu organisasi dalam

kegiatannya untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Hal tersebut

sejalan dengan pendapat Kroenke bahwa sistem informasi memberikan nilai

tambah terhadap proses, produksi, kualitas, manajemen, pengambilan keputusan,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: 7 BAB II - POLBAN

10

dan pemecahan masalah serta keunggulan kompetitif yang tentu saja sangat

berguna bagi kegiatan organisasi (dalam Kadir, 2002:5). Uraian yang dikemukakan

oleh Kroenke adalah mengenai kemampuan sistem informasi pada suatu

manajemen perusahaan yang berorientasi bisnis. Banyak keuntungan yang di dapat

oleh suatu perusahaan dengan penerapan sistem informasi manajemen. Alter

mengemukakan terdapat empat peranan penting sistem informasi dalam organisasi,

yaitu:

1. Berpartisipasi dalam pelaksanaan tugas

2. Mengaitkan perencanaan, pengerjaan, dan pengendalian dalam sebuah

subsistem

3. Mengkoordinasikan subsistem-subsistem

4. Mengintegrasikan subsistem-subsistem

(dalam Kadir, 2002:8).

Sebuah organisasi memiliki beberapa subsietem. Masing-masing subsistem

memiliki kegiatan perencanaan, pengerjaan dan pengendalian tersendiri.

Koordinasi antar subsistem dapat dilakukan dengan berbagai informasi. Oleh

karena itu, sistem informasi sangat berperan dalam pelaksanaan tugas suatu

organisasi.

2.1.3 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu

mempunyai komponen-komponen, batasan sistem, Lingkaran Luar

Sistem,penghubung, masukan, keluaran, pengolah, dan sasaran atau tujuan.

Menurut Jogiyanto Hartono (2004:684) menyatakankarakteristik dari sistem

adalah, sebagai berikut :

1. Komponen-komponen Sistem (Components)

Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-

bagian dari sistem yang mempunyai sifat-sifat dari sistem yang

menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara

keseluruhan.

2. Batas Sistem (Boundary)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: 7 BAB II - POLBAN

11

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luar. Batas suatu

sistem menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem (Environments)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem

yang mempengaruhi operasi sistem.

4. Penghubung sistem (Interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem

dengan subsistem yang lain untuk dapat berinteraksi membentuk suatu

kesatuan.

5. Masukan sistem (Input)

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem yang

berupa masukkan perawatan (maintenance input) dan sinyal masukan

(signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya

sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses

untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran sistem (Output)

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan

menjadi pengeluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

7. Pengolahan sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolahan atau sistem itu sendiri

sebagai pengolahnya. Pengolahan yang akan mengubah masukan menjadi

pengeluaran.

8. Sasaran sistem (Objectives) atau tujuan sistem (Goal)

Suatu sistem harus mempunyai sasaran sangat sekali masukan yang

dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem

dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan.

Berdasarkan uraian diatas, suatu sistem memiliki karakteristik yang

merupakan sifat dari sistem. Adapun karakteristik tersebut terdiri dari 8 (Delapan)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: 7 BAB II - POLBAN

12

bagian. Karakteristik sistem bertujuan untuk membedakan antara sistem yang satu

dengan sistem yang lainnya.

2.1.4 Komponen Sistem Informasi

Sistem Informasi dapat terdiri dari komponen – komponenyang disebut dengan

istilah blok bangunan (building block). Sebagai suatu sistem, keenam blok

tersebut masing – masing asling berinteraksi satu dengan yang lainnya

membentuk satu kesatuanuntuk mencapai sasarannya:

(Sumber Jogiyanto,2004:698)

Gambar 2.2 Blok Sistem informasi yang berinteraksi

Berikut penjelasan dari masing – masing blok bangunan menurut

(jogiyanto,2004:698), yaitu :

1. Masukan (Input)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi input dalam hal

ini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan

dimasukkan yang dapat berupa dokumen dasar.

2. Model

Terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematika yang akan

memanipulasi data yang masuk dan data yang tersimpan pada basis data

dewtertentu untuk menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan.

3. Keluaran (Output)

Keluaran (output) yang merupakan informasi yang berkualitas dan

dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan menejemen serta semua

pemakai sistem.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: 7 BAB II - POLBAN

13

4. Teknologi

Tekologi merupakan kotak alat (tool box) dalam sistem informasi, teknologi

digunakan untuk menerima input menjalankan model menyimpan dan

mengakses data, menghasilkan dan mengirim keluaran, dan membantu

pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

5. Blok Basis Data

Merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu

dengan yang lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan perangkat

lunak digunakan untuk memanipulasinya. Data didalam basis data perlu

diorganisasikan sedemikian rupa supaya informsi yang dihasilkan

berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi

kapasitas penyimpanannya. Basis data dapat diakses atau dapat

dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut

dengan DBMS(database management system).

6. Blok Kendali

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untukmeyakinkan

bahwa hal – hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila

terlanjur terjadi kesalahan – kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Sutanta (2003) menyatakan dalam mengidentifikasi sebuah sistem informasi

ada beberapa komponen fisiknya, adapun komponen fisik tersebut yaitu perangkat

keras (hardware), perangkat lunak (software), berkas (file), prosedur (procedure),

dan Manusia (brainware).

2.2 Manajemen Aset

Sugiama (2013) mendefinisikan bahwa manajemen aset merupakan ilmu dan

seni untuk memandu pengelolaan kekayaan meliputi proses perencencaan

kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, legal audit, penilaian, operasi,

pemeliharaan, rejuvenasi, atau menghapus aset hingga pengalihan aset secara

efektif dan efisien. Dan tahapan ini senantiasa harus diukur kinerjanya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: 7 BAB II - POLBAN

14

Tahap awal dari keberadaan aset adalah ketika aset itu ada, dibeli atau

dimilki berdasarkan sumber perolehannya. Setiap aset memiliki siklus kehidupan

dari mulai perencanaan, pengadaan hingga tahap penghapusan. Tahap satu dengan

tahap lainnya saling berpengaruh sehingga setiap tahapan memerlukan

pengawasan dan pengendalian. Sugiama (2013) menggambarkan siklus alur aset

sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.3

Penjelasan dari setiap langkah dalam alur manajemen aset yang telah

digambarkan pada Gambar 2.3 adalah:

1. Perencanaan Kebutuhan Aset adalah kegiatan menentukan rincian

kebutuhan aset untuk menghubungkan pengadaan aset yang telah lalu

dengan kondisi saat ini, sebagai dasar dalam melakukan tindakan

pemenuhan kebutuhan yang akan datang, serta memastikan bahwa aset

yang diajukan adalah solusi pemenuhan kebutuhan.

2. Pengadaan Aset adalah kegiatan pengadaan aset dimana pembiayaan

dapat menjadi solusi paling ekonomis dan kreatif, dibiayai oleh sendiri

maupun yang dibiayai oleh pihak luar, baik yang dilaksanakan secara

oleh penyedia dengan tujuan menambah aset.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: 7 BAB II - POLBAN

15

(Sumber : Sugiama,2013)

Gambar 2.3 Siklus Manajemen Aset

3. Inventarisasi Aset merupakan kegiatan mengidentifikasi kualitas dan

kuantitas aset fisik, non fisik secara yuridislegal, melakukan kodefikasi,

dan mendokumentasikan untuk kepentingan pengelolaan aset, dengan

tujuan tertib administrasi, mempermudah pemeliharaan, monitoring dan

evaluasi aset.

4. Legal Audit Aset adalah kegiatan peninjauan status kepemilikan aset,

sistem dan prosedur pengadaaan, sistem dan prosedur pegalihan,

pengidentifikasian adanya indikasi permasalahan legalitas, pencairan

solusi pemecahan masalah legalitas yang terjadi atau terkait dengan

penguasaan dan pengalihan aset.

5. Penilaian Aset adalah sebuah proses kerja untuk menentukan nilai

aset yang dimilki, sehingga dapat diketahui secara jelas nilai kekayaan

yang dimilki, dialihkan maupun dihapuskan.

6. Operasi dan Pemeliharaan Aset merupakan kegiatan menggunakan dan

memelihara serta memperbaiki seluruh jenis aset agar dapat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: 7 BAB II - POLBAN

16

dioperasikan sesuai dengan yang diharapkan, dalam menjalankan tugas

dan pekerjaan dengan efektif serta efisien guna mencapai tujuan organisasi.

7. Penghapusan Aset adalah kegiatan yang dipilih ketika sebuah aset tidak

diperlukan lagi, mencakup proses menjual, menghibahkan atau bentuk lain

dalam memindahkan hak kepemilikan atau memusnakan seluruh sebuah

unit atau unsur terkecil dari aset yang dimiliki.

8. Rejuvenasi Aset adalah upaya memodifikasi, mengubah,memperbaharui

aset yang telah digunakan, apakah akan dihapuskan atau diperbaharui.

9. Penjualan, Pemusnahan, dan Penghibahan Aset adalah upaya

pemindahan hak atau tanggung jawab, wewenang, kewajiban penggunaan,

pemanfaatan dari sebuah unit kerja ke unit yang lainnya dilingkungan

sendiri

2.3 Sistem Informasi Manajemen Aset

Definisi SIMA sederhana kemudian dikemukakan oleh Sugiama (2013)

dalam bukunya Manajemen Aset Pariwisata sebagai “sekumpulan atau

serangkaian sub-sistem informasi yang dikoordinasikan secara sistematis dan

rasional untuk mentransformasikan data menjadi informasi mengenai aset,

sehingga dapat berguna bagi pengambilan keputusan dana pengelolaan aset di

sebuah organisasi.

Siregar (2004, hal. 518) berpendapat bahwa manajemen aset merupakan

hubungan yang terintegrasi antara lima tahapan kerja yaitu:

1. Inventarisasi aset meliputi dua aspek yaitu inventarisasi fisik terdiri atas

bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah, jenis, alamat, dll serta yuridis/legal

terdiri atas status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir

penguasaan, dll. Proses kerjayang dilakukan adalah pendataan,

kodefikasi/labeling, pengelompokan dan pembukuan/administrasi sesuai

dengan tujuan manajemen aset.

2. Legal audit merupakan suatu lingkup kerja manajemen aset yang berupa

inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan atau

pengalihan aset, identifikasi dan memecahkan berbagai permasalahan legal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: 7 BAB II - POLBAN

17

3. Penilaian aset merupakan satu proses kerja menilai aset yang dikuasai oleh

konsultan penilaian yang independen. Hasil dari penilaian tersebut dapat

dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan maupun informasi untuk

penetapan harga bagi aset yang ingin dijual.

4. Optimalisasi aset merupakan proses kerja dalam manajemen aset yang

bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume,

legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut.

Penjelasan lebih rinci mengenai tahapan kerja manajemen aset dapat dilihat

pada Gambar 2.4 berikut.

Sumber: Siregar (2004, hal. 518)

Gambar 2.4

Alur Manajemen Aset

Siregar (2004: 567-568) berpendapat bahwa “secara teknologi, SIMA harus

dikembangkan dalam suatu desain sistem yang handal dan memapu

mengakomodasi perkembangan yang pesat dari teknologi komunikasi dan

informasi”. Desain sistem andal menurut Siregar (2004: 567-568) hendaknya

mendekati dan memenuhi beberapa kriteria berikut:

OPTIMALISASI

PEMANFAATAN ASET

PENILAIAN ASET

LEGAL AUDIT

SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN ASET

INVENTARISASI

ASET

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: 7 BAB II - POLBAN

18

1. Spatial-Based Approach

SIMA terdiri dari basis data aset tekstual dan basis data spatial

2. Lite, Sub-system of Core System

SIMA terintegrasi sebagai bagian dari sistem informasi keuangan

3. Multi Platform

SIMA mampu berfugnsi di atas berbagai platform sistem informasi

4. Scallable

SIMA dikembangkan dengan database yang memiliki skalabilitas tinggi

5. User Friendly

SIMA dapat digunakan tanpa membutuhkan pengetahuan dan keterampilan

tekniligi informasi yang tinggi

6. Component Based

SIMA dikembangkan menggunakan suatu model sehingga dapat

dikembangkan lebih lanjtu dalam proses penambahan fitur (re-engineering)

7. Real-Time Scenarios

SIMA dikembangkan dengan skenario real-time (enterprise) dan mampu

digunakan secara off-line maupun on-line.

2.4 Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem (system depelovment) dapat dairtikan merangkai suatu

sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau

memperbaiki sistem yang telah ada (Jogiyanto, 2005). (Jogiyanto,2005)

Menerangkan bahwa “jika ada permasalahan maka sistem yang baru perlu

dikembangkan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul.

Adapun menurut (Kristanto,2008) pengembangan sistem informasi yang

direalisasikan dengan bantuan komputer (computer information system) melalui

tahapan-tahapan yang dikenal dengan sistem analis dan desain. Sistem analis dan

desain adalah peningkatan kinerja suatu organisasi dengan tujuan perbaikan

prosedur-prosedur dan metode yang lebih baik.

Menurut Jogiyanto (2005 : 36) Pengembangan sistem dapat berarti

penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikansistem yang lama

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: 7 BAB II - POLBAN

19

secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Pengembangan

sistem perlu dilakukan ketika terjadi kondisi berikut :

1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul pada sistem yang lama.

Permasalahan yang timbul dapat berupa :

a. Ketikberesan

Ketidak beresan pada sistem yang lama menyebabkan sistem

yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.

b. Pertumnuhan Organisasi

Pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus disusunnya

sistem yang baru. Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah

kebutuhan informasi yang semakin luas.

Volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip

akuntasi yang baru. Karena adanya perubahan ini, maka

menyebabkan sistem yang lama tidak efektif lagi sehingga sistem

yang lama sudah tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan

informasi yang dibutuhkan oleh

manajemen.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan

Teknologi informasi telah berkembang dengan

cepatnya.Perangkat keras komputer, perangkat lunak dan teknologi

komunikasi telah begitu cepat berkembang. Organisasi mulai merasakan

bahwa teknologi informasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan

penyediaan informasi sehingga dapat mendukung Adanya instruksi-

instruksi dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh

manajemen.

Dalam keadaan pasar bersaing, kecepatan informasi atau efisiensi

sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana

yang telah disusun untuk meraih kesempatankesempatan yang asa. Bila

pesaing dapat memanfaatkan teknologi ini, maka kesempatan-kesempatan

akan jatuh ke tangan pesaing. Kesempatan-kesempatan ini dapat berupa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: 7 BAB II - POLBAN

20

peluang-peluang pasar, pelayanan yang meningkat kepada pelanggan dan

lain sebagainya.

3. Adanya instruksi-instruksi

Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya

instruksi-instrukai dari atas pimpinan atau dari luar organisasi, seperti

peraturan pemerintah dan sebagainya.dalam Jogiyanto (2005: 38)

mengungkapkan manfaat dari pengembangan sistem bahwa dengan

dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi

peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. Peningkatan-peningkatan

tersebut diantaranya:

1. Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem

yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari

troughput dan response time. Troughput adalah jumlah dari pekerjaan

yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Response time adalah rata-rata

waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah

dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.

2. Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang

disajikan.

3. Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau

keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.

4. Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk

mendeteksi dan mempernbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-

kecurangan yang dan akan terjadi

5. Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi

berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah

sumber daya yang digunakan dengan pemborosan yang minimum.

Efisiensi dapat diukur dari output dengan inputnya.

6. Services (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan

oleh sistem.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: 7 BAB II - POLBAN

21

2.4.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem informasi

Siklus hidup dari pengembangan sistem merupakan gambaran yang

digunakan untuk memetakan langkah-langkah dari tahapan kerja yang akan

dilakukan dalam mengembangkan sistem. Jogiyanto (2005: 41-52) berpendapat

bahwa proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem

itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan dan

dipelihara. Bila operasi sistem yang sudah dikembangkan timbul kembali

permasalahan-permasalahan yang kritis serta tidak dapat diatasi dalam tahap

pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali ke tahap pertama, yaitu

tahap perencanaan sistem.

Menurut Jogiyanto (2005: 41-52) tahapan kerja siklus hidup pengembangan

sistem terdiri dari “tahapan perencanaan sistem (systems planning), analisis sistem

(systems analysis), desain sistem (systems design), seleksi sistem (systems

selection), implementasi sistem (system implementation) dan perawatan sistem

(systems maintenance)”. Tahapan kerja dari siklus hidup pengembangan sistem

terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama yakni awal proyek sistem dengan tahapan

kerja kebijakan dan perencanaan sistem. Selanjutnya adalah bagian pengembangan

sistem dengan tahapan kerja analisis sistem, desain (perancangan) sistem secara

umum, desain (perancangan) sistem secara terinci, seleksi sistem dan implementasi

(penerapan) sistem. Penjelasan lebih rinci mengenai siklus hidup pengembangan

sistem dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: 7 BAB II - POLBAN

22

Sumber: Jogiyanto (2005, hal. 52)

Gambar 2.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

1. Awal Proyek Sistem

Kebijakan dan perencanan sistem merupakan langkah awal dalam proses

pengembangan sistem. Sebelum melaksanakan tahap perencanaan sistem,

manajemen harus terlebih dahulu membuat kebijakan tentang

pengembangan sistem yang dibutuhkan oleh organisasi/perusahaan. Hal

tersebut penting, karena kebijakan tersebut merupakan aturan yang

mendasari proses pelaksanaan pengembangan sistem sehingga akan

mempermudah dalam melaksanakan tahapan-tahapan berikutnya.

Selanjutnya melaksanakan perencanaan sistem yang merupakan salah satu

tahapan atau fase pengembangan sistem yang pertama,dalam tahap ini

menentukan suatu rangkaian atau kerangka kerja yang

menyeluruh.Perencanaan sistem (system planning) ini menyangkut estimasi

dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja, dan dana yang dibutuhkan

untuk mendukung pengembangan sistem serta untuk mendukung

operasinya setelah diterapkan. Bagian ini melibatkan para manajer atau para

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: 7 BAB II - POLBAN

23

senior yang profesional guna menemukan strategi untuk mendukung

rencana yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi.

2. Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Analisis Sistem

Dalam tahapan ini, sistem yang ada dianalisis untuk membuat keputusan

apabila sistem yang ada mempunyai masalah atau tidak berfungsi secara

baik dan hasil analsisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki

sistem, mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang kan ditangani,

memahami sistem yang ada/sedang berjalan, dan mengidentifikasi

masalah serta mencari solusinya.

b. Desain (perancangan sistem)

Tahap ini memiliki tujuan untuk mendesain sistem yang baru

yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul dan

dipilih dari alternatif pemilihan sistem yang terbaik.

c. Seleksi Sistem

Tahap seleksi sistem merupakan tahap untuk memilih perangkat keras

dan perangkat lunak untuk sistem informasi. Karena banyaknya

alternative teknologi yang tersedia dan banyaknya alternative penyedia

teknologi, maka perlu dilakukan penyeleksian. Pekerjaan ini tidak

mudah dan memerlukan pengetahuan yang cukup tinggi tentang

pengetahuan perangkat keras dan perangkat lunak sistem komputer.

d. Implementasi dan Penerapan

Implementasi sistem (system implementation) adalah

tahap meletakkan sistem supaya siap dioperasikan. Tahapan

implementasi memiliki beberpa tujuan, yaitu:

1) Melakukan spesifikasi dari konsep yang ada untuk penerapan

sistem informasi yang dibangun.

2) Mengimplementasikan sistem yang baru.

3) Menjamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal.

3. Manajemen Sistem

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: 7 BAB II - POLBAN

24

Tahap ini adalah tahap akhir dalam daur hidup sistem informasi. Pada

tahapan ini, sistem dioperasikan dan dikelola. Namun apabila terjadi

permasalahan-permasalahan kritis yang sekiranya tidak dapat diatasi

pada tahap pemeliharaan sistem, maka perlu dibangun kembali suatu

sistem informasi yang baru untuk mengatasinya dan proses ini kembali

lagi ke tahapan yang paling awal.

Menurut Sutabri (2005: 14) daur hidup sistem adalah “proses evolusioner

yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis

komputer”. Daur hidup sistem terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti

langkah-langkah pendekatan sistem karena tugas-tugas tersebut mengikuti pola

yang teratur dan dilakukan secara top – down. Daur hidup sistem sering di sebut

sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pembangunan dan

pengembangan sistem.

Gambar 2.6 Daur Hidup Sistem

Pembangunan sistem hanyalah salah satu dari rangkaian daur hidup suatu

sistem. Meskipun demikan, proses ini merupakan aspek yang sangat penting. Kita

akan melihat beberapa fase/ tahapan dari daur hidup sistem yakni:

1. Mengenali Adanya Kebutuhan

Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan atau problema

yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya. Kebutuhan dapat terjadi

sebagai hasil perkembangan dari organisasi dan volume yang meningkat

melebihi kapasistas dari sistem yang ada.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: 7 BAB II - POLBAN

25

2. Pembangunan Sistem

Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti untuk

menganalisis kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk

dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

3. Pemasangan Sitem

Setelah tahap pembangunan sistem selesai, sistem kemudian akan

diopersaikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting pula

dalam daur hidup sistem. Peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap

operasional terjadi pemasangan sistem yang sebenarnya, yang merupakan

langkah akhir dari suatu pembangunan.

4. Pengoperasian Sistem

Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang

membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan

organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi.

5. Sistem Menjadi Usang

Kadang perubahan yang terjadi begitu drasitis sehingga tidak dapat diatasi

haya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan.

Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknis sistem yang ada sudah tidak

layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk

mengoperasikannya.

Sistem infomasi kemudian akan melanjutkan daur hidupnya. Sistem

dibangun untuk memenuhi kebutuhan dan sistem beradaptasi terhadap perubahan-

perubahan yang dinamis.

2.4.2 Pengembangan Rancangan Sistem

Menurut Jogiyanto (2005) pengembangan sistem yaitu menyusun sistem

yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau

memperbaiki sistem yang digunakan. Menurut Fatta (2007) perancangan sistem

adalah sebuah cara pemecahan masalah yang terintegrasi guna merangkai

kembali bagian-bagian komponen sistem supaya sistem lebih lengkap.

Perancangan sistem mempunyai dua tujuan, yaitu :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: 7 BAB II - POLBAN

26

1. Memberikan gambaran secara umum tentang kebutuhan informasi

kepada pemakai sistem secara logika.

2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada

pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lain.

Menurut Jogiyanto (2005) tujuan perancangan sistem yang pertama lebih

dikenal dengan istilah perancangan sistem secara logika (logical system design)

atau perancangan sistem secara umum (general system design). Tujuan

perancangan sistem yang kedua lebih dikenal dengan istilah perancangan sistem

secara terinci (detail system design).

1. Perancangan Sistem secara umum bertujuan untuk memberikan

gambaran secara umum kepada pemakai sistem tentang sistem teknologi

informasi yang baru. Perancangan sistem secara umum merupakan

persiapan dari perancangan sistem secara terperinci. Jika Sistem

Teknologi Informasi langsung dirancang secara terinci dan pemakai

sistem tidak menyetujuinya, maka akan sangat mahal dan membutuhkan

waktu yang lama untuk memperbaikinya. Yang dirancang pada tahap

perancangan sistem secara umum adalah mengambarkan bentuk dari

sistem teknologi informasinya secara logika atau secara konsep dan

mengidentifikasikan komponen-komponen dari sistem teknologi

informasinya.

2. Perancangan sistem terinci dilakukan untuk menjawab pertanyaan

bagaimana dan seperti apa bentuk dari komponen-komponennya dan

dimaksudkan untukmenggambakan bentuk secara fisik dari komponen-

komponen Sistem Teknologi Informasi yang akan dibangun oleh

pemrogram dan ahli teknik lainnya.

Dalam Perancangam Sistem dilakukan setelah identifikasi kebutuhan sistem

dilakukan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: 7 BAB II - POLBAN

27

Sumber : Adaptasi dari Fatta

Gambar 2.7

Tahapan Perancangan

Dalam merancang sistem ada tiga tahapan yang harus dilakukan yaitu

pemodelan proses, pemodelan data dan desain antar muka yang tercantum pada

Gambar 2.7

2.4.2.1 Pemodelan Proses (Process Modeling)

Menurut Fatta (2007) pemodelan proses adalah cara formal untuk

menggambarkan bagaimana bisnis beroperasi mengilustrasikan aktivitas-aktivitas

tersebut. Terdapat dua bentuk model sistem yaitu bentuk physical dan logical.

Physical system menggambarkan bentuk perancangan menggunakan bagan alir

sistem (system flowchart), yang berfungsi menggambarkan sistem secara fisik.

Simbol-simbol bagan alir sistem menunjukan secara tepat arti fisiknya, seperti

simbol terminal, hardisk, dan laporan, sketsa dari Physical system dapat

menunjukan kepada user bagaimana nantinya fisik sistem dapat diterapkan.

Pengelolahan data sistem informasi membutuhkan model sistem yang

mendefinisikan urutan kegiatan untuk menghasilkan output.

Logical model digambarkan dengan menggunakan diagram arus data

atau data flow diagram yang sering disebut DFD yang dilengkapi dengan kamus

data. Tiap-tip kamus menerangkan secara rinci data yang mengalir dalam diagram

arus data. Physical system menunjukan bagaimana sistem ini secara fisik

diterapkan, logical model menunjukan bagaimana secara logika fungsi-fungsi

sistem informasi bekerja.

2.4.2.2 Pemodelan Data ( Data Modeling)

Menurut Fatta (2007) pemodelan data adalah cara formal untuk

menggambarkan data yang digunakan dan diciptakan dalam suatu bisnis. Model

Pemodelan

Proses

Pemodelan

Data

Desain

Antarmuka

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: 7 BAB II - POLBAN

28

ini menunjukkan orang, tempat atau benda dimana data diambil dan hubungan

antar data. Pemodelan data juga dibedakan menjadi dua, yaitu model data

logis (logical data model) dan model data fisik (physical data model). Model data

logis menunjukan pengaturan data tanpa mengidikasikan bagaimana data

tersebut disimpan, dibuat, dan dimanipulasi. Model data fisik menunjukan

bagaimana data akan disimpan sebenarnya dalam data base atau file. Penyusunan

pemodelan data harus seimbang dengan pemodelan proses. Salah satu cara

pemodelan data adalah dengan Entity Relationship Diagram (ERD)

2.4.2.3 Desain Antarmuka (Interface Designs)

Menurut Fatta (2007) antarmuka pengguna merupakan tampilan dimana

pengguna berinteraksi dengan sistem. Tujuan dari antarmuka pengguna adalah

untuk memungkinkan pengguna menjalankan setiap tugas dalam kebutuhan

pengguna. Dalam membangun sebuah desain antarmuka pengguna harus berdasar

pada kebutuhan pengguna. Dalam mengembangkan antarmuka pengguna perlu

diingat beberapa prinsip antarmuka pengguna yang lain, yaitu:

1. Antarmuka yang baik tidak mengharuskan pengguna untuk mengingat

tampilan antarmuka pengguna.

2. Antarmuka pengguna menampilkan apa yang dimengerti oleh pengguna

atau visualisasi dari sistem sekarang.

Sedangkan menurut Mayhew (1992) menyebutkan terdapat 17 prinsip yang

harus dipahami paraperangan desain antarmuka, terutama untuk mendapatkan hasil

maksimal dari tampilan yang dibuat. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :

1. User Compatibility, yang berarti bahwa kesesuaian tampilan dengan tipikal

dari user, karena user berbeda jadi kebutuhan tampilannya berbeda.

2. Product Compatibility, istilah ini mengartikan bahwa produk aplikasi yang

dihasilkan juga harus sesuai, memiliki tampilan yang sama/serupa baik

untuk user yang awam maupun yang asli.

3. Task Compatibility, bararti fungsi dari task/tugas yang ada harus sesuai

dengan tampilannya, misal untuk pilihan report, orang akan langsung

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: 7 BAB II - POLBAN

29

mengartikan akan ditampilkan laporan, sehingga tampilan yang ada

bukanlah tipe data (dari sisi pemograman)

4. Work Flow Compatibility, aplikasi bisa dalam satu tampilan untuk berbagai

pekerjaan, jika tampilan yang ada hanya untuk satu pekerjaan saja. Misal

untuk mengirim mail, maka kita harus membuka tampilan tersendiri untuk

daftar alamat.

5. Concistency. Konsisten. Contohnya, jika anda menggunakan istilah save

yang berarti simpan, maka gunakan terus istilah tersebut.

6. Familiarity, Icon disket akan lebih familiar jika digunakan untuk perintah

menyimpan.

7. Simplicity, aplikasi harus menyediakan pilihan default untuk pekerjaan

8. Direct Manipulation, aplikasi harus menyediakan pilihan secara langsung,

misalnya untuk mempertebal huruf, cukup dengan ctrl+B.

9. Control, berikan kontrol penuh pada user, tipikal user biasanya tidak mau

terlalu banyak aturan.

10. WYSIWYG, What You See Is What You Get, buatlah tampilan mirip seperti

kehidupan nyata user, dan pastikan fungsionalitas yang berjalan sesuai

tujuan.

11. Flexibility, tool/alat yang bisa digunakan user, jangan hanya terpaku pada

keyboard atau mouse saja.

12. Responsiveness, tampilan yang dibuat harus memiliki respon, misal yang

sering kita lihat ketika ada tampilan please wait

2.5 Alat Bantu Perancangan Sistem dan Perangkat Lunak Pendukung

Dalam melaksanakan pengembangan dan perancangan suatu sistem

diperlukan sebuah alat bantu perancangan sistem dan perangkat lunak

pendukung agar sistem yang dikembangkan dan dirancang agar memudahkan

dalam proses perancangan dan sistem bisa digunakan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: 7 BAB II - POLBAN

30

2.5.1 Alat Bantu Perancangan Sistem

Alat bantu perancangan sistem merupakan suatu metode yang digunakan

untuk merancang sistem yang terstruktur. Menurut Sutabri (2004:135) alat sistem

yang akan dirancang adalah sebagai berikut:

1. Data Flow Diagram (DFD)

Data flow diagram menggambarkan atau membuat sistem yang seakan-akan

mencerminkan penekanan pada data, namun sebenarnya DFD lebih

menekankan pada segi proses. Pengertian secara umum data flow

diagram adalah suatu jaringan yang menggambarkan suatu sistem

komputerisasi, manualisasi atau gabungan dari keduanya, yang

penggambarannya disusun dalam bentuk kumpulan komponen sistem

yang saling berhubungan sesuai dengan aturannya. Menurut Jogiyanto

(2005) Tedapat dua bentuk data flow diagram, yaitu physical data flow

diagram dan logical data flow diagram. Physical data flow diagram

lebih menekankan pada proses-proses sistem diterapkan termasuk proses-

proses manual. Logical data flow diagram lebih menekankan pada logika

dari kebutuhan sistem, yaitu proses apa saja secara logika yang dibutuhkan

oleh sistem. Keuntungan dari DFD adalah memungkinkan untuk

menggambarkan sistem dari level yang paling tinggi kemudian

menguraikannya menjadi level yang lebih rendah, sedangkan kekurangan

dari DFD adalah tidak menunjukan proses pengulangan, proses keputusan

dan proses perhitungan.

Pada dasarnya DFD disusun atas simbol-simbol tertentu.

Simbol yang digunakan dalam membuat data flow diagram dapat dilihat

pada Gambar 2.8

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: 7 BAB II - POLBAN

31

.

Gamba 2.8

Simbol Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Sutabri (2004: 137-139) teknik membuat Data Flow

Diagram (DFD) yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Mulai dari yang umum atau tingkatan yang lebih tinggi ,

kemudian diuraikan atau dijelaskan sampai yang lebih detail

atau tingkatan yang lebih rendah, yang dikenal dengan istilah

“Analisis Atas Bawah”.

b. Jabarkan proses yang terjadi di dalam data flow diagram serinci

mungkin sampai tidak dapat diuraikan lagi.

c. Peliharalah konsistensi proses yang terjadi di dalam DFD,

mulai dari diagram yang tingkatannya lebih tinggi sampai

dengan diagram yang tingkatannya lebih rendah.

d. Berikan label yang bermakna untuk setiap simbol yang digunakan

seperti:

1) Nama yang jelas untuk EXTERNAL ENTITY;

2) Nama yang jelas untuk PROSES;

3) Nama yang jelas untuk DATA FLOW;

4) Nama yang jelas untuk DATA STORE.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: 7 BAB II - POLBAN

32

e. Tahapan Data Flow Diagram

Langkah-langkah di dalam membuat data flow diagram dibagi

menjadi tiga tahap untuk tingkat konstruksi DFD, yaitu sebagai

berikut:

1) Diagram Konteks

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan sumber serta

tujuan data yang akan diproses atau dengan kata lain

diagram tersebut digunakan untuk menggambarkan sistem

secara umum/global.

2) Diagram Nol

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan tahapan proses

yang ada di dalam diagram konteks, yang penjabarannya

lebih terperinci.

3) Diagram Detail

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan arus data

secara lebih mendetail lagi dari tahapan proses yang ada di

dalam diagram nol.

2. Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Fatta (2007:121) ERD adalah gambar atau diagram yang

menunjukan informasi dibuat, disimpan, dan digunakan dalam sistem

bisnis. Entitas biasanya menggambarkan jenis informasi yang sama.

Dalam entitas digunakan untuk menghubungkan antar entitas yang

sekaligus menunjukan hubungan antar data. Pada akhirnya ERD bisa

juga digunakan untuk menunjukan aturan-aturan bisnis yang ada pada

sistem informasi yang akan dibangun.

3. Data Dictionary (DD)/Kamus Data

Kamus data yang digunakan dalam analisis struktur dan desain sistem

infomasi merupakan suatu katalog yang menjelaskan lebih detail tentang

data flow diagram yang mencakup proses, data flow, dan data store.

Kamus data dapat digunakan pada metodologi berorientasi data dengan

menjelaskan lebih detail lagi hubungan entitas, seperti atribut-atribut

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: 7 BAB II - POLBAN

33

suatu entitas. Pada metodologi objek kamus data dapat menjelaskan lebih

detail atribut maupun metode suatu objek. Kamus data dibuat

berdasarkan arus data yang ada pada data flow diagram. Kamus data

dan komponen-komponen lainnya yang dikumpulkan pada analisis

sistem sangat dibutukan dalam perancangan sistem.

4. Structured English (SE)

Structured English merupakan alat yang cukup efisiensi untuk

menggambarkan suatu alogaritma. Basis data structured english adalah

bahasa inggris. Selain bahasa inggris, bahasa indonesia juga dapat

digunakan dalam suatu alogaritma yang akan dikomunikasikan kepada

memakai sistem.

5. Decision Table (DTA)

Tabel keputusan adalah tabel yang digunakan sebagai alat bantu untuk

menyelesaikan logika di dalam program. Alogaritma yang berisi

keputusan bertingkat yang banyak sekali sangat sulit untuk digambarkan

dengan structured english. Untuk keperluan seperti itu dapat dibuat

terlebih dahulu dengan menggunakan tabel keputusan. Tabel keputusan

efektif digunakan apabila kondisi yang akan diseleksi di dalam program

cukup rumit. Struktur dari tabel keputusan terdiri dari empat bagian

utama, yaitu condition stub, condition entry, action stub dan entry.

2.5.2 Perangkat Lunak Pendukung

Beberapa perangkat lunak yang dibutuhkan untuk membangun sebuah

sistem informasi yaitu PHP, MySQL, XAMPP, dan Dreamweaver.

1. PHP

PHP merupakan kepanjangan dari PHP Hypertext Preprocessor yang

merupakan merupakan bahasa skrip yang tertanam dalam HTML untuk

eksekusi bersifat server-side. PHP digunakan untuk mengekstrasi

data/informasi yang dikehendaki oleh pengguna basis data dan menampil

kannya pada halaman Web.Sebagian besar sintaksnya mirip dengan

bahasa C, Java dan Perl. Tujuan bahasa ini diciptakan adalah untuk

membantu pemrogram web dalam membuat halaman web dinamis. Banyak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 29: 7 BAB II - POLBAN

34

tools yang dapat digunakan untuk membuat dokumen PHP,mulai dari text

editor biasa, seperti Notepad, Wordpad, Notepad++, EditPlus, danlain-lain

sampai aplikasi populer untuk PHP, seperti Dreamweaver, PHP

Designer, dan sebagainya

2. MySQL

MySQL merupakan perangkat lunak yang juga bersifat open

source.Sesuai namanya, bahasa standar yang digunakan adalah SQL. SQL

singkatan dari Structure Query Language, yang merupakan bahasa standar

untuk pengolahan database. SQL menyediakan perintah untuk membuat

database, field, ataupun index untuk menambah atau penghapus data.

MySQL bekerja menggunakan bahasa basis data atau yang sering kita

dengardengan sebutan DBMS (Database Management System). Data

Language ini terbagi dua macam, yaitu :

a. DDL (Data Definition Language), yaitu perintah yng digunakan

untuk pendefinisian suatu struktur data. Misalnya menciptakan

database, field, dan sebagainya.

b. DML (Database Manipulation Language), yaitu perintah untuk

proses manipulasi data, misalnya creat, rea, update, delete.

Terdapat aturan hak akses dalam MySQL. Hak akses yang dimaksud

meliputi kewenangan user mengakses sebuah database dan batasan-

batasan perintah atau aksi yang boleh dilakukan oleh user.

3. XAMPP

Menurut Riyanto (2010) XAMPP merupakan paket PHP dan

MySQL berbasis open source, yang dapat digunakan sebagai tool

pembantu pengembangan aplikasi berbasis PHP. XAMPP

mengkombinasikan beberapa paket perangkat lunak berbeda ke dalam satu

paket

4. Adobe Dreamweaver CS 5.

Adobe Dreamweaver CS5 merupakan Software Desain untuk

mengedit CSS,HTML, Flash untuk menciptakan Situs Web Yang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 30: 7 BAB II - POLBAN

35

Proffesional.Dreamweaver menyediakan tools yang sangat berguna

dalam meningkatan kemampuan danpengalaman kita dalam mendesain

web.

Adobe Dreamweaver CS 5 dalam hal ini digunakan untuk web

desain. Adobe Dreamweaver CS 5 mengikutsertakan banyak tools untuk

kode-kode dalam halaman web beserta fasilitas-fasilitasnya, antara lain:

Referensi HTML, CSS dan Javascript, Javascript debugger, dan editor

kode (tampilan kode) yang mengizinkan kita mengedit kode Javascript,

XML, dan dokumen teks lain secaralangsung dalam Dreamweaver.

2.6 Kerangka Berpikir

Definisi kerangka berpikir menurut Umar Sakaran dalam Sugiyono (2008)

adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai

yang telah diidentifikasi dengan masalah yang penting. Kerangka berpikir dalam

proyek ini mengkaitkan identifikasi proyek dengan teori yang ada. Dibagian ini

disajikan kerangka berpikir proyek dalam merancang Sistem Informasi Manajemen

Aset di unit Pengelola Aset PT Dirgantara Indonesia (Persero). Berikut ini

rangkaian dalam kerangka berpikir yang dimaksud meliputi :

1. Input

Input dari kerangka berpikir ini adalah fenomena yang terjadi pada

sistem informasi inventarisasi aset di unit Pengelola Aset PT Dirgantara

Indonesia (Persero) yang didapatkan berdasarkan hasil dari penelitian

Studi Kasus yang dilaksanakan oleh penulis. Dari hasil fenomena yang

ada sistem infomasi yang digunakan perlu dilakukan pengembangan

sistem,berikut rumusan proyek pengembangan sistem informasi

manajemen aset di unit pengelolaan aset PT Dirgantara Indonesia

(Persero).

a. rancangan pemedelan proses (processs modelling) sistem informasi

manajemen aset subsistem inventarisasi aset unit pengelolaan aset

PT Dirgantara Indonesia (Persero)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 31: 7 BAB II - POLBAN

36

b. Rancangan pemedelan data (processs data) sistem informasi

manajemen aset subsistem inventarisasi aset unit pengelolaan aset

PT Dirgantara Indonesia (Persero)?

c. Rancangan Desain Antarmuka (Interface Desain) sistem informasi

manajemen aset subsistem inventarisasi aset unit pengelolaan aset

PT Dirgantara Indonesia (Persero)?

2. Proses

Proses dalam kerangka berpikir merupakan tahapan-tahapan yang

dilakukan setelah adanya input. Tahap pertama adalah mengumpulkan

data dengan cara studi dokumentasi, observasi, dan wawancara yang

dilakukan untuk mengetahui kebutuhan desain program aplikasi sistem

informasi yang diperoleh, tahap selanjutnya yaitu pengembangan

sistem dengan menggunakan DFD, ERD, dan user Interface. Setelah

data dan informasi terkumpul maka dilakukan perancangan sesuai

dengan acuan landasan teori dan hasil identifiksai kebutuhan proyek

sehingga proses proyek dapat terarah dengan baik.

3. Output merupakan hasil yang ingin dicapai dari proyek yang dilaksanakan.

Setelah berbagai tahapan dalam proses selesai dilaksanakan, maka dapat

menghasilkan output. Output proyek adalah menghasilkan sistem informasi

manajemen aset di unit pengelolaan aset PT Dirgantara Indonesia (Persero)

yang diharapkan dapat melakukan proses data menjadi informsi yang

lengkap, akurat, relevan, dan tepat waktu, serta mampu meduhkan kegiatan

inventarisasi aset , monitoring dan evaluasi aset, sehingga tercipta

pengelolaan aset yang efektif dan efisien.

Gambar 2.9 merupakan gambaran dari kerangka berpikir proyek perancangan

sistem informasi manajemen aset di unit pengelolaan aset PT dirgantara Indenesia

(Persero)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 32: 7 BAB II - POLBAN

37

PROSES DAN METODE

1. Metode Pengembangan Proyek

2. Alat Bantu Pengembangan Sistem dan perangkat lunak penunjang

1. Obsetvasi Lapangan 2. Studi Dokumentasi

3. Wawancara

Pengembanagan Sistem Informasi Manajemen Aset PT

Dirgantara Indonesia (Persero)

Landasan Teori

1. Sistem Informasi 2. Sistem Informasi

Manajemen Aset 3. Perancangan

Sistem Informasi 4. Pengembangan

Sistem Informasi

Landasan Normatif

1. Administrative procedure (AP) nomor :77-AP-001 perihal Inventarisasi Aktiva Tetap Perusahaan.

OUTPUT

Sistem Informasi Manajemen Aset

Di Unit Pengeloa Aset PT Dirgantara Indonesia

(Persero)

Fenomena 1. Sistem Informasi yang digunakan

belum Terintegrasi dengan semua unit.

2. Sistem informasi belum bisa mempercepat kegiatan pencatatan dan pelaporan

3. Sistem Informasi belum bisa menyajikan data secara cepat

4. Perpindahan data dilakukan secara manual

5. sistem informasi yang digunakan tidak mendeteksi kesalahan secara otomomatis.

Sumber : hasil olah data penulis Gambar 2.9

Kerangka Berpikir Proyek Perancangan Sistem Informasi Manajemem Aset Subsistem

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 33: 7 BAB II - POLBAN

38