akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan …

52

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …
Page 2: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

ii

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

(Penelitian Deskriptif Kualitatif di Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu, Kabupaten

Gunung Kidul)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

AHMAD RUNI

NIM: 14520119

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “AMPD”

YOGYAKARTA

2019

Page 3: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

iii

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

(S.I.P),Program Studi Pemerintahan Pada Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

Desa “APMD” Yogyakarta

Disusun Oleh:

AHMAD RUNI

NIM: 14520119

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “AMPD”

YOGYAKARTA

2019

Page 4: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …
Page 5: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …
Page 6: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

vi

MOTTO

“Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al Insyirah Ayat 5)

Tanpa impian kita tak akan meraih apapun

Tanpa cinta kita tak bisa merasakan apapun

Dan tanpa Allah kita Bukan siapa-siapa

(mesut ozil)

Page 7: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabil`alamin, dengan memanjatkan rasa puji syukur kepada ALLAH S.W.T

yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-NYA, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik, ada pun skripsi ini dipersembahkan kepada :

Almamaterku Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta

Ayah dan Ibu tercinta, Bahrudin dan Baiyah, kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda

bakti saya kepada ayah dan ibu, terima kasih atas kasih sayang yang tak terhingga, dan terima

kasih atas do’a dan motivasinya yang tidak pernah berhenti kepada saya, sehingga hari ini

saya dapat menyelesaikan perkuliyahan dengan baik.

Saudara-saudaraku iwar,yanuar,yayah,mama cerry,bapak rihdo (alm). terima kasih atas

dukungan berupa moril maupun materi dalam menempuh gelar sarjana.

Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) yang telah mendidik saya

Adik-adik saya, ulpah,aldi,madan,zizan,cerry,dede,akbar,ridho,lila,riski,riska.

Teman-teman aii sugama,minah,milki,helen,rian,indra,sri,sani deta,rahma,panji,apri,ari,sohid.

Page 8: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil’alamin, Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Anugerah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi yang

berjudul “AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN

ANGGARA PENDAPAT BELANJA DESA” dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu

persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam memperoleh gelar sarjana dari

Progran Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak

kekurangan. Tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak mungkin bagi menulis untuk

menyelesaikan studi dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas petunjuk dan

bimbingan yang telah penulis terima selama malakukan penyusunan skripsi ini kepada :

1. Bapak Habib Muhsin, S.Sos, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

Desa”APMD” Yogyakarta;

2. Bapak Drs.Triyanto Purnomo Raharjo,BE,M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa”APMD” Yogyakarta yang

telah memberikan izin penelitian untuk penulis;

3. Dra. Safitri Endah Winarti, M.Si selaku dosen pembimbing penulis, yang telah banyak

memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan ini.

4. Drs.Triyanto Purnomo Raharjo,BE,M.Si selaku dosen penguji dan sekalian yang memberikan

saran dan kritik untuk memperbaiki skripsi penulis

5. Dra.Triyanto Purnomo Raharjo,BE,M.Si selaku dosen wali yang telah membimbing penulis

mulai dari semester awal, proses akademis hingga penulis berkonsultasi dalam pengejuan

judul skripsi.

Page 9: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

ix

6. Seluruh dosen Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa”APMD”

Yogyakarta

7. Pihak Pemerintah Desa pak Jumadi selaku Kepala Desa, Sekertaris Desa, Ketua BPD, Ketua

LPMD, Kepala Dukuh Ngalang Ombo, Kepala , Pak RW,Pak RT.

8. Ibu dan Ayah tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungannya

9. Teman-teman di Organisasi Serikat Mahasiswa Indonesia

10. Serta seluruh masyarakat Desa Dadapayu yang tak dapat disebutkan namanya satu per-satu

penulis mengucapkan banyak terimah kasih yang tak terhingga atas kerja samanya sehinga

dapat membantu peneliti dalam memberikan data-data yang dibutuhkan

11. Serta semua pihak yang tak dapat penulis menyebutkan namanya satu per-satu yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran membangun masih penyusun butuhkan

demi kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta..........2019

Penulis

Ahmd Runi

Page 10: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... ...i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ..ii

HALAMAN PERYATAAN .......................................................................................... .iii

HALAMAN MOTTO.........................................................................................................iv

USULAN PENYUSULAN PROPOSAL SKRIPSI ...................................................... ..v

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................................... vi

DAFTAR ISI.......................................................................................................................vii

DAFTAR DABEL...............................................................................................................ix

DAFTAR BAGAN..............................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................ix

INTISARI.............................................................................................................................x

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................................ ..1

B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................... ...8

C. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................................. ...8

C.1. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... ...8

D. MANFAAT PENELITIAN ........................................................................................ ...9

D.1.MamfaatTeoritis...............................................................................................................9

D.2.MamfaatPraktis................................................................................................................9

E. KERANGKA KONSEP .............................................................................................. ...9

E.1.Perencanaan......................................................................................................................9

E.2.Pelaksanaan.....................................................................................................................10

Page 11: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

xi

E.3.Pengawasan.....................................................................................................................11

E.4. Akuntabilitas ............................................................................................................ ..12

E.5. Transparansi ............................................................................................................ ..17

E.6. Pengelolaan.............................................................................................................. ..19

E.7.Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa(Apbdes).........................................................20

F. RUANG LINGKUP PENELITIAN ............................................................................ ..22

G. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................. ..23

G.1. Jenis Penelitian ........................................................................................................ ..23

G.2. Tehnik Pengumpulan Data ....................................................................................... ..25

G.3. Unit Analisis Data ................................................................................................... ..27

G.4. Teknik Analisis Data ............................................................................................... ..30

BAB II PROFIL DESA DADAPAYU...............................................................................35

A. SEJARAH DESA ................................................................................................ .....35

B. DESKRIPSI WILAYAH .........................................................................................36

C. LEMBAGA PEMERINTAHAN .............................................................................42

BAB III DISKRIPSI AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM

PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPAT BELANJA DESA................................39

1. PERENCANAA APBDes..................................................................................45

a. Akuntabilitas ................................................................................................45

b. Transparansi .................................................................................................48

2. PELAKSANAAN APBDes...............................................................................50

a. Akuntabilitas ................................................................................................50

b. Transparansi .................................................................................................53

3. PENGAWASAN APBDes ................................................................................54

a. Akuntabilitas ................................................................................................54

Page 12: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

xii

b. Transparansi .................................................................................................56

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................58

A. KESIMPULAN ........................................................................................................58

B. SARAN ....................................................................................................................59

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................61

Page 13: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. 1 Deskripsi informan berdasarkan status jabatan

Tabel I. 2 Komposisi narasumber berdasarkan jenis kelamin

Tabel I. 3 Dekripsi informan berdasarkan usia

Tabel I. 4 Deskripsi informan berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel II. 1 Luas Wilayah

Tabel II. 2 Jumlah Penduduk

Tabel II. 3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel II. 4 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan

Tabel II. 5 Jumlah Perangkat Desa

Page 14: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan I.1 : Teknik Analisis Data

Bagan II.2 : Struktur Pemerintahan Desa Dadapayu

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Peta Desa Dadapayu

Page 15: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman wawancara

2. Permohonan ijin penelitian STPMD”APMD”Yogyakarta

3. Surat tugas

4. Surat ijin penelitian pemerintah daerah istimewa yogyakarta kepala badan

kesatuan bangsa dan politik DIY

5. Surat ijin penelitian pemerintah kabupaten gunungkidul dinas penanaman modal

dan pelayanan terpadu

6. Surat ijin penelitian pemerintah desa Dadapayu

7. Dokumentasi pelaksanaan penelitan

8. Surat peryataan keabsahan dan kebenaran dokumen

9. Kendali bimbingan skripsi

Page 16: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

xvi

INTISARI

Disahkannya UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Desa diberikan kesempatan yang

besar untuk mengurus tata pemerintahannya sendiri serta pelaksanaan pembangunan untuk

meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa. Selain itu pemerintah desa

diharapkan untuk lebih mandiri dalam megelola pemerintahan dan berbagai sumber daya

alam yang dimiliki, termasuk pengelolaan keuangan dan kekayaan milik desa. Begitu besar

peran yang diterima oleh desa, tentunya disertai dengan tanggung jawab yang besar pula.

Masih banyaknya kendala dan hambatan yang belum dapat diselesaikan dengan sempurna

mengingat penyelenggaraan Pemerintahan Desa Dadapayu dalam pelaksanaan APBDes

kurang efektif dan efisien. Maka peneliti ingin meneliti libih lanjut melalui judul penelitian

akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan APBDes.

Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif ,guna menjelaskan akuntabilitas dan

transparansi dalam mengelolaan APBDes di Desa Dadapayu Kacamatan Semanu Kabupaten

GunungKidul. Pada penelitian ini jumalah informan adalah sebanyak 12 orang yang telah

dipilih sesuai teknik purposive dan dianggap representatif dan memilih kapasitas serta

kompetensi dalam memberikan gambaran dan data terkait dengan objek penelitian terkait

dengan pengelolaan APBDes di desa Dadapayu. Penelitian ini mengunakan teknik

pengumpulan data dengan tektik observasi, wawancara, dan dokumentasi guna mendapatkan

data dan informasi secara tepat dan jelas. Analisis data dalam penelitian kualitatif ini meliputi

pengumpulan data, mereduksi data, menyajikan data, dan memverifikasi data.

Adapun hasil penelitian ini memperlihatkan beberapa hal : pertama, dari segi

perencanaan, jadi dari perencanaan sudah berjalan dengan baik pada tahap perencanaan di

desa Dadapayu telah dilaksanakan dimana pemerintah desa bertanggungjawab kepada

masyarakat desa Dadapayu, BPD, dan Bupati atas pembuatan RPJMDes, RKPDes, dan

APBDes. Dengan adanya perencanaan tersebut pemerintah desa Dadapayu bisa menerapkan

keterbukaan rapat, presedur, informasi, serta keterbukaan menerima peran serta masyarakat.

Kedua, dari segi pelaksanaan, warga masyarakat desa dilibatkan langsung dalam pelaksanaan

program kerja pemerintah desa dan juga masyarakat turut diikutiserta menjadi bagian tim

pelaksanaan kegiatan yang merupakan penanggungjawab utama pelaksanaan program kerja

pemerintah. Ketiga, dari segi pengawasan, dengan adanya pengawasan pemerintah desa

Dadapayu sangat diperlukan guna menjamin agar proses pelaksanaan APBDes berjalan

sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan undang-undang yang berlaku. namun

pengawasan dalam pelaksanaan APBDes memang dilakukan oleh BPD akan tetapi tidak

berjalan dengan baik. Pengawasan yang dilakukan oleh BPD dinilai kurang optimal karena

hasl pengawasan tidak disampaikan kepada masyarakat sehingga laporan akhir tahun hanya

diketahui perangkat desa saja.

KATA KUNCI : Akuntabilitas Dan Transparansi Dalam Pengelolaan APBDes

Page 17: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di bawah

kecamatan, yang dipimpin oleh kepala desa. Desa merupakan instansi sosial yang

mempunyai posisi sangat penting di masyarakat. Desa adalah pemukiman

manusia dengan populasi antara beberapa ratus hingga beberapa ribu jiwa dan

berlokasi di daerah pedesaan.https://id.wikipedia.org/wiki/Desa

Disahkannya UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa,Desa diberikan

kesempatan yang besar untuk mengurus tata pemerintahannya sendiri serta

pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup

masyarakat desa.Selain itu pemerintah desa diharapkan untuk lebih mandiri dalam

megelola pemerintahan dan berbagai sumber daya alam yang dimiliki, termasuk

pengelolaan keuangan dan kekayaan milik desa. Begitu besar peran yang diterima

oleh desa, tentunya disertai dengan tanggung jawab yang besar pula. Oleh karena

itu Pemerintah desa harus bisa menerapkan prinsip akuntabilitas dalam

tatapemerintahannya, dimana semua akhir kegiatan penyelenggaraan

pemerintahan desa harus dapat diperjelaskan kepada masyarakat desa sesuaui

dengan ketentuan.

Akuntabilitas diharapkan dapat memperbaiki kualitas serta kinerja dari

instansi pemerintahan agar menjadi pemerintahan yang transparan dan

berorientasi pada kepentingan publik. Oleh karena itu pemerintah desa harus bisa

menerapkan prinsip akuntabilitas dalam tata pemerintahannya, dimana semua

Page 18: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

2

akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat di

pertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan. Hal

tersebut sesuai dengan Pasal 36 (1) Peraturan Pemerintah Nomor. 43 Tahun 2014

Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor. 6 Tahun 2014 Tentang

Desa yang berbunyi, Ketentuan mengenai fungsi dan kewenangan

penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan

kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat desa berlaku secara mutatis

mutandis terhadap fungsi dan kewenangan penyelenggaraan pemerintahan desa

adat, pelaksanaan pembangunan desa adat, pembinaan kemasyarakatan desa adat,

dan pemberdayaan masyarakat desa adat.

Pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui

penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana,

pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam dan

lingkungan secara berkelanjutan.

Desa hanya menerima sisatanggung jawab termasuk anggaran dari urusan

yang berkaiatan dengan pengaturan desanya. Sementara, desa baru yang diusung

oleh UU Desa hadir dengan asas atau prinsip umum rekognisi-subsidiaritas.

Rekognis merupakan pengakuan dan penghormatan terhadap Desa, sesuai dengan

semangat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 18 B ayat 2 yang

memberikan pengakuan dan penghormatan terhadap kesatuan masyarakat hukum

adat beserta hak-hak tradisionalnya.

Makna subsidiaritas menurut Sutoro Eko memiliki tiga makna antara lain;

Pertama, subsidiaritas adalah lokalisasi penggunaan kewenangan dan

Page 19: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

3

pengambilan keputusan tentang kepentingan masyarakat setempat kepada desa.

Kedua, negara bukan menyerahkan kewenangan seperti asas desentralisasi,

melainkan menetapkan kewenangan lokal berskala desa menjadi kewenangan

desa melalui undang-undang. Ketiga, pemerintah tidak melakukan campur tangan

(intervensi) dari atas terhadap kewenangan lokal desa, melainkan melakukan

dukungan dan fasilitasi terhadap desa. Pemerintah mendorong, memberikan

kepercayaan dan mendukung kepentingan masyarakat setempat.

UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pada Pasal 1 dijelaskan bahwa

“Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya

disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan upaya masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Sangat jelas bahwadesa memiliki kewenangan

untuk mengatur dan mengurus kepentingan warganya dalam segala aspek, baik

dalam pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan masyarakat. Peranan pemerintah

desa memang dirasa sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan

masyarakatnya, inovasi-inovasi baru serta perhatian pemerintah desa pada sarana

prasarana desa juga sangat diperlukan demi terwujudnya pembangunan yang

seutuhnya. Desa sebagai salah satu ujung tombak organisasi pemerintah dalam

mencapai keberhasilan dari urusan pemerintahan yang asalnya dari pemerintah

pusat. Perihal ini disebabkan desa lebih dekat dengan masyarakat sehingga

program dari pemerintah lebih cepat tersampaikan. Desa mempunyai peran untuk

mengurus serta mengatur sesuai dengan amanat UU Nomor 6 Tahun 2014

Page 20: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

4

Tentang Desa yang salah satu Pasalnya (Pasal 9) Kewenangan Desa di Bidang

Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b meliputi:

A.Pelayanan Dasar Desa; B. Sarana Dan Prasarana Desa; C. Pengembangan

Ekonomi Lokal Desa; D. Pemanfaatan Sumber daya Alam dan Lingkungan Desa.

Dijelaskan bahwa desa memiliki kewenangan dalam bidang penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan

desa.

Desa Dadapayu memiliki hak untuk mengatur pemerintahannya sendiri.

Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD. Lembaga perwujudan

demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa adalah BPD. Masyarakat

Desa Dadapayu menyatakan bahwa perangkat Desa dinilai belum mempunyai

kualitas memadai sehingga masih perlu Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan

dalam suatu proses pengembangan kemampuan bertujuan kearah yang diinginkan

oleh organisasi yang bersangkutan. Sedangkan pelatihan yaitu merupakan bagian

dari proses pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau

keterampilan khusus seseorang. Pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh aparat

desa diharapkan nantinya mampu mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik yang

dibebankan kepadanya tanpa arahan langsung dari pihak atasannya. Hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Handoko yang menyatakan bahwa

pendidikan dan pelatihan mempunyai ruang lingkup yang lebih luas untuk

memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap, dan sifat- sifat

kepribadian.

Page 21: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

5

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa yaitu merupakan rencana keuangan

tahunan pemerintahan desa yang disetujui oleh Badan Permusyawaratan Desa.

APB Desa terdiri atas Pendapatan Desa, Belanja Desa, dan Pembiayaan Desa

yang dituangkan kedalam peraturan desa dan sesuai pedoman yang disahkan oleh

Bupati. Sebagai cerminan kemandirian desa, APBDes ini berpedoman pada

Peraturan Daerah Kabupaten, namun prioritas masing-masing desa dapat berbeda.

Ini sangat tergantung dari kondisi riil masing-masing desa, dan menyangkut

potensi dan harus disesuaikan dengan kebutuhan dari masyarakat itu sendiri,

sehingga diharapkan menjadikan APBDes yang partisipatif. Disamping

kemampuan Aparat Pemerintah Desa, besar kecilnya partisipasi masyarakat

merupakan faktor penting dalam proses pembangunan, karena pada kenyataannya

pembangunan desa sangat memerlukan adanya keterlibatan aktifdari masyarakat.

Keikutsertaan masyarakat tidak saja dalam perencanaan tetapi juga pelaksanaan

program-program pembangunan di desa, sehingga penilaian terhadap aparat desa

tidak negatif dalam menjalankan tugas utama untuk memberikan pelayanan

terhadap masyarakat.

Masih banyaknya kendala dan hambatan yang belum dapat diselesaikan

dengan sempurna mengingat penyelenggaraan Pemerintahan Desa Dadapayu

dalam pelaksanaan APBDes kurang efektif dan efisien yang dampaknya seperti

belum layaknya jalan dilewati pada musim penghujan oleh kendaraan roda empat

maupun roda enam, masih bayaknya jalan berlubang atau yang rusak di area jalan

di Desa Dadapayu, serta belum adanya penerangan lampu jalan secara

menyeluruh yang mengakibatkan sering terjadinya kecelakaan di persimpangan

atau ditikungan sehingga perlu adanya penerangan lampu jalan desa maupun

Page 22: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

6

pedukuhan yang lain. Perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten dan

Pemerintah Pusat sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan di Desa

Dadapayu dalam rangka memajukan Desa Dadapayu supaya tidak tertinggal jauh

dengan desa lain.

Dalam Anggaran Pendapatan Dan Belenja Desa juga sebaiknya ada

keterbukaan agar supaya dalam pelaksanaannya dapat terlihat jelas bahwa dana

yang ada di pakai sesuai dengan program yang telah di sepakati bersama antara

Pemerintah desa dengan masyarakat. Karena kadangkala dalam anggaran

pendapatan atau belanja desa Pemerintah desa kurang dalam penyampaian laporan

dana yang telah dipakai dalam menunjang atau mendanai program yang ada.

Karena ketika tidak ada laporan yang ada akan menimbulkan tanda tanya bagi

masyarakat dan pelaksanaan APBDes tidak sesuai dengan harapan dan tidak

terselesaikan program yang di sepakati. Dalam proses pelaksanaan APBDes di

katakana bahwa harusnya ada sifat akuntabilitas dan transparansi dari pihak

pengelola. Seringkali yang menjadi permasalahan yaitu pemerintah Desa

Dadapayu kurang terbuka dengan sistem pelaksanaa APBDes, sehingga

masyarakat kurang tahu mengenai proses anggaran dan pengelolaannya. Adapula

mengenai program yang tidak terselesaikan karena adanya pergantian kepada

desa. Hal ini pula yang membuat program yang ada tidak terlaksanakan dengan

baik dan tepat. Kondisi seperti ini bisa membuat ketidak puasaan masyarakat

dalam pelayan dari pemerintah desa. Masalah yang timbul dalam hal ini yaitu

tentang sistem pelaksanaan APBDes yang kurang di pahami oleh pihak-pihak

contohnya masyarakat dalam melaksanakan sistem pemerintahan didesa. Adapun

dalam pelaksanaan dari pembangunan di desa harus di kelola dengan baik agar

Page 23: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

7

supaya dalam perencanaan serta pelaksanaan pembangunan bisa berjalan dengan

baik. Contohnya dalam pengelolaan keuangan yang tidak transparan dalam

pengelolaan keuangan untuk mendanai kegiatan desa berupa pelaksanaan

pembangunan. Ketika sikap akuntabilitas dan transparansi dari pelaksanaan

APBDes, maka bisa membuat pelaksanaan pembangunan desa atau pembangunan

Infrastruktur Desa Dadapayu bisa di ketahui oleh masyarakat dan ketika adanya

kekurangan dalam belanja desa atau dana tersisa bisa di laporkan dan bisa di

ketahui oleh masyarakat dan bisa di perlihatkan kepada masyarakat. Oleh karena

ini dalam setiap perencanaan ataupun dalam pelaksanaan APBDes bahkan

pengelolaan Dana Desa dan telah di programkan bisa terbuka demi mewujudkan

desa mandiri dan sejahtera.

Permasalahan akuntabilitas dan transparansi merupakan salah satu

persoalan dalam pelaksanaan pemerintah daerah yang hingga saat ini terus dikaji

pelaksanaanya oleh pemerintah. Hal ini menurut Yusuf Ateh Kepala Bidang

Akuntabilitas Kantor Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, karena

hingga saat ini Pemerintah Indonesia juga belum menunjukan kemampuan

pertanggung jawabannya, pada hal salah satu ciri pemerintahan yang akuntabel

adalah memiliki pengukuran, tujuan dan sasaran program yang diusulkan.

Oleh karena itu pula pemerintah akan lebih menekankan aspek akuntabilitas

pemerintahan dalam reformasi birokrasi pemerintahan. Untuk mewujudkan

pertanggung jawaban pemerintah terhadap warganya salah satu cara dilakukan

dengan menggunakan prinsip transparansi (keterbukaan). Melalui transparansi

penyelenggaraan pemerintahan, masyarakat diberikan kesempatan untuk

mengetahui kebijakan yang akan dan telah diambil oleh pemerintah. Juga

Page 24: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

8

melalui transparansi penyelenggaraan pemerintahan tersebut, masyarakat dapat

memberikan feedback atau outcomes terhadap kebijakan yang telah diambil oleh

pemerintah. Akan tetapi dalam pengelolaan APBDes di desa Dadapayu terjadi

missed link yang menyebabakan transparansi dan akuntabilitas tidak berjalan

semestinya.

Dengan pemaparan di atas permasalahan dari latar belakang tersebut maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Akuntabelitas Dan

Transparansi Dalam Pengelolaan APBDes di Desa Dadapayu Kecamatan Semanu

Kabupaten Gunung Kidul.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemuka kan maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Akuntabilitas Dan

Transparansi Dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDes) ?

C. TUJUAN PENELITIAN :

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan akuntabilitas dan

transparansi dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

(APBDes)

Page 25: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

9

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari laporan penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu

manfaat, baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Manfaat yang

bias diambil dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

ilmu dan pengembangan pengetahuan di dunia ilmu pemerintahan.

Selain itu diharapkan juga bias dijadikan bahan rujukan bagi penelitian

berikutnya yang mengambil judul yang sama dengan obyek yang

berbeda.

b. Manfaat Praktis

Dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan

kontribusi pemikiran kepada Pemerintah Desa Dadapayu dan

masyarakat serta semu pihak yang berkepentingan dalam upaya

meningkat kan pelaksanaan tugas–tugasa diministrasi desa bagi

kebutuhan pembangunan desa.

E. KARANGKA KONSEPTUAL

E.1. Perencanaan

Perencanaan adalah proses dasar di mana manajemen memutuskan tujuan

dan cara mencapainya. Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan

pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh

siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di

waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan

Page 26: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

10

akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat. (Handoko,

1999 : 77-78)

Perencanaan atau planning adalah kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan

dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan itu agar

mendapat hasil yang optimal. Oleh karena itu, perencanaan merupakan sebuah

keniscayaan, sebuah keharusan di samping sebagai sebuah kebutuhan. (Didin dan

Hendri, 2003:77)

Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan

(decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan

untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan-keputusan harus dibuat

pada berbagai tahap dalam proses perencanaan. (Handoko, 1999 : 79)

Dari kesimpulan diatas menjelaskan bahwa perencanaan yang akan

dilakukan harus disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi pada masa

lampau, saat ini, serta prediksi masa datang. Oleh karena itu, untuk melakukan

segala perencanaan masa depan, diperlukan kajian-kajian masa kini.

E.2. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana

yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya

dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana

pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan

pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa

Pelaksanaan adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan, Nurdin Usman

(2002:70).

Page 27: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

11

Dari kesimpulan diatas memperlihatkan bahwa kata pelaksanaan bermuara

pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan

mekanisme mengandung arti bahwa pelaksanaan bukan sekedar aktivitas, tetapi

suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh

berdasarkan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

E.3. Pengawasan

Pengawasan adalah kegiatan membandingkan atau mengukur yang sedang

atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma standar atau rencana-

rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya (Sutarno NS, 2004:128). Pengawasan

atau kontrol yang merupakan bagian terakhir dari fungsi manajemen dilaksanakan

untuk mengetahui: a.Apakah semua kegiatan telah dapat berjalan sesuai dengan

rencana sebelumnya. b.Apakah didalam pelaksanaan terjadi hambatan, kerugian,

penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang, penyimpangan dan pemborosan.

c.Untuk mencegah terjadinya kegagalan, kerugian, penyalahgunaan kekuasaan

dan wewenang penyimpangan, dan pemborosan. d.Untuk meningkatkan efisien

dan efektifitas organisasi. Tujuan pengawasan adalah :

1.Menentukan dan menghilangkan sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan

sebelum kesulitan itu terjadi.

2.Mengadakan pencegahan dan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang

terjadi.

3.Mendapatkan efisiensi dan efektifitas.

Page 28: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

12

Dengan demikian bisa disimpulkan, perencanaan merupakan proses awal

dari suatu kegiatan pengelolaan yang keberadaanya sangat diperlukan dalam

memberikan arah atau patokan dalam suatu kegiatan, kemudian pengorganisasian

berkaitan dengan penyatuan seluruh sumber daya yang ada untuk bersinergi dalam

mempersiapkan pelaksanaan kegiatan. Tahap berikutnya pengarahan dan

pelaksanaan kegiatan yang selalu berpedoman pada perencanaan yang telah

ditetapkan. Tahap terakhir adalah pengawasan yang meliputi kegiatan monitoring

dan evaluasi tersebut, dapat dilakukan perbaikan selama kegiatan berlangsung

atau untuk memperbaiki program kegiatan berikutnya sehingga tujuan yang telah

direncanakan tercapai dengan baik.

E.4. Pengertian Akuntabilitas

Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan salah satu tuntunan

masyarakat yang harus dipenuhi. Salah satu pilar tata kelola tersebut adalah

akuntabilitas. Sabeni dan Ghozali (2001) menyatakan “Akuntabilitas atau

pertanggungjawaban (accounttability) merupakan suatu bentuk keharusan

seseorang (pimpinan/pejabat/pelaksana) untuk menjamin bahwa tugas dan

kewajiban yang diembannya sudah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

Akuntabilitas dapat dilihat melalui laporan tertulis yang informatif dan

transparan”.

Mardiasmo (2002) mengatakan ”Akuntabilitas publik adalah kewajiban

pihak pemegang amanah untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan

dan mengungkapkan segala aktivitasnya dan kegiatan yang menjadi

tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (Principal) yang memiliki hak

dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut”.

Page 29: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

13

Menurut Nordiawan (2006) mengatakan ”Akuntabilitas adalah

mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan

yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan secara periodik”.

Seperti yang telah dijabarkan, dari beberapa definisi tersebut menurut

Mardiasmo (2002) menjelaskan terdapat lima dimensi akuntabilitas yang harus

dipenuhi oleh organisasi sektor publik, yaitu: (1) Akuntabilitas Keuangan,

Akuntabilitas keuangan terkait dengan penghindaran penyalahgunaan dana

publik; (2) Akuntabilitas Kejujuran dan Akuntabilitas Hukum, akuntabilitas

kejujuran terkait dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan, sedangkan

akuntabilitas hukum terkait dengan jaminan dengan adanya kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan lain yang diisyaratkan dalam penggunaan sumber dana

publik; (3) Akuntabilitas Proses, akuntabilitas proses terkait dengan apakah

prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal

kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen dan prosedur

administrasi; (4) Akuntabilitas Program, akuntabilitas program terkait dengan

pertimbangan apakah tujuan dapat ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah

telah mempertimbangkan alternative program yang memberikan hasil yang

optimal dengan biaya yang minimal; (5) Akuntabilitas Kebijakan, akuntabilitas

kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban Pemerintah, baik Pusat maupun

daerah atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD

dan masyarakat luas.

Wujud akuntabilitas yang dinginkan yakni disclosures (pengungkapan–

pengungkapandalam bentuk publikasi pengelolaan sumber dan penggunaan dana

Page 30: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

14

yang bisa disebut pelaporan keuangan bertujuan untuk; satu, Menyediakan

informasi yang bermanfaat dan relefan bagi pemerintah dan masyarakat luas

untuk mengevaluasi tanggungjawab sosial organisasi. Kedua, menyediakan

informasi mengenai pertukaran-pertukaran yang terjadi antar organisasi dan

lingkungan sosial.

Ada tiga prinsip utama yang mendasari pengelolaan keuangandaerah

menurut (Mardiasmo, 2009: 105) sebagai beikut:

1. Prinsip transparansi

Transparansi adalah keterbukaan dalam proses perencanaan,

penyusunan, pelaksanaan anggaran daerah. Transparansi memberikan

arti bahwa anggota masyarakat memiliki hak dan akses yang sama

untuk mengetahui proses anggaran karena menyangkut aspirasi dan

kepentingan masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan-kebutuhan

hidup masyarakat.

2. Prinsip akuntabilitas

Akuntabilitas adalah prinsip pertanggungjawaban publik yang berarti

bahwa proses penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan dan

pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan

dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat. Masyarakat

tidak hanya memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut tetapi

juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun

pelaksanaan anggaran tersebut.

Page 31: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

15

3. Prinsipvalue for money

Prinsip value for moneydisini berarti diterapkannya tiga pokok dalam

proses penganggaran yaitu ekonomis, efisiensi, dan efektif. Ekonomi

berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan sumber daya dalam

jumlah dan kualitas tertentu pada harga yang murah. Efisiensi berarti

bahwa penggunaan dana masyarakat tersebut dapat menghasilkan

outputyang maksimal (berdaya guna). Efektifitas berarti bahwa

penggunaan anggaran tersebut harus mencapai target-target atau tujuan

kepentingan publik.

Prinsip akuntabilitas menuntut dua hal yaitu kemampuan dalam menjawab,

dan konsekuensi. Komponen pertama (istilah yang bermula dari responsibilitas)

adalah berhubungan dengan tuntutan bagi para aparat untuk menjawab secara

periodik setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana

mereka menggunakan wewenang mereka, kemana sumber daya yang telah

dipergunakan, dan apa yang telah tercapai dengan menggunakan sumber daya

tersebut.

Dalam pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan instansi pemerintah, seperti

dikutip oleh LAN dan BPKP (2000:43) perlu memperhatikan prinsip-prinsip

sebagai berikut :

1.Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan

pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.

Page 32: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

16

2.Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber daya-

sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undanganyang

berlaku.

3.Harus dapat menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan.

4.Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang

diperoleh.

5.Harus jujur, objektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator perubahan

manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan

pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntabilitas

bertujuan untuk memberikan pertanggungjawaban kepada masyarakat atas dana

yang digunakan pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam

peningkatan pemberian pelayanan kepada masyarakat. Akuntabilitas adalah suatu

pertanggungjawaban oleh pihak-pihak yang diberi kepercayaan oleh

masyarakat/individu di mana nantinya terdapat keberhasilan atau kegagalan di

dalam pelaksanaan tugasnya tersebut dalam pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan. Pertanggungjawaban tersebut berkaitan langsung dengan aktivitas

birokrasi dalam memberikan pelayanan sebagai kontra prestasi atas hak-hak

yang telah dipungut langsung maupun tidak langsung dari masyarakat.

Page 33: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

17

E.5. Pengertian Transparansi

Salah satu unsur utama dalam pelaporan keuangan pemerintahan adalah

transparansi. Transparansi artinya dalam menjalankan pemerintahan, pemerintah

mengungkap kan hal-hal yang sifatnya material secara berkala kepada pihak-pihak

yang memiliki kepentingan untuk itu, dalam hal ini yaitu masyarakat luas.

Menurut Mardiasmo (2002), pengertian transparansi adalah Keterbukaan

Pemerintah dalam membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan keuangan daerah

sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat. Menurut

Nordiawan (2006) menyatakan “Transparansi memberikan informasi keuangan

yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa

masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas

pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang

dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas, seluruh proses

pemerintahan, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat diakses oleh

pihak-pihak yang berkepentingan dan informasi yang tersedia harus memadai

agardapat dimengerti dan dipantau. Beberapa manfaat penting dengan adanya

transparansi anggaran menurut (Andrianto, 2007), yaitu:

1. Mencegah korupsi.

2. Lebih mudah mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan kebijakan.

3. Meningkatkan akuntabilitas pemerintahan sehingga masyarakat akan

lebih mampu mengukur kinerja pemerintah.

4. Meningkatkan kepercayaan terhadap komitmen pemerintah untuk

memutuskan kebijakan tertentu.

Page 34: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

18

5. Menguatkan konesi sosial, karena kepercayaan publik terhadap

pemerintah akan terbentuk.

Agus Dwiyanto mengungkapkan tiga indikator yang dapat digunakan untuk

mengukur tingkat transparansi penyelenggaraan pemerintahan. Pertama,

mengukur tingkat keterbukaan proses penyelenggaraan pelayanan publik.

Persyaratan, biaya, waktu dan prosedur yang ditempuh harus dipublikasikan

secara terbuka dan mudah duiketahui oleh yang membutuhkan, serta berusaha

menjelaskan alasannya. Indikator kedua merujuk pada seberapa mudah peraturan

dan prosedur pelayanan dapat dipahami oleh pengguna dan stakeholders yang

lain. Aturan dan prosedur tersebut bersifat “simple, straightforward and easy to

apply” (sederhana, langsung dan mudah diterapkan) untuk mengurangi perbedaan

dalam interpretasi. Indikator ketiga merupakan kemudahan memperoleh informasi

mengenai berbagai aspek penyelenggaraan pelayanan publik. Informasi tersebut

bebas didapat dan siap tersedia (freely dan readily available).

Dengan melihat uraian di atas, prinsip transparansi pemerintahan paling tidak

dapat diukur melalui sejumlah indikator sebagai berikut:

a. Adanya sistem keterbukaan dan standarisasi yang jelas dan mudah

dipahami dari semua proses-proses penyelenggaraan pemerintahan.

b. Adanya mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik

tentang proses-proses dalam penyelenggaraan pemerintahan.

c. Adanya mekanisme pelaporan maupun penyebaran informasi

penyimpangan tindakan aparat publik di dalam kegiatan penyelenggaraan

pemerintahan.

Page 35: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

19

E.6. Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang

dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam

mencapai tujuan tertentu. Definisi pengelolaan oleh para ahli terdapat perbedaan-

perbedaan hal ini disebabkan karena, para ahli meninjau pengertian dari sudut

yang berbeda-beda. Ada yang meninjau pengelolaan dari segifungsi, benda,

kelembagaan dan meninjau pengelolaan sebagai suatau kesatuan. Namun jika

dipelajari pada prinsipnya definisi-definisi tersebut mengandung pengertian dan

tujuan yang sama.

Berikut ini adalah pendapat dari beberapa ahli yakni menurut James A.F

Stoner, memberikan definisi sebagai berikut : pengelolaan merupakan proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para

anggota organisasi dan pengguna sumberdaya-smberdaya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan. Menurut Muhammad Arif

pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaan, pengangaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan

pengawasan keuangan desa.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang bertujuan untuk menggali

dan memanfaat kan sumber daya alam yang dimiliki secara efektif untuk

mencapai tujujan organisasi yang telah ditentukan.

Page 36: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

20

E.7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

APBDes adalah rencana pendapatan dan belanja desa selama satu tahun

berjalan yang ditetapkan melalui Perdes (Peraturan Desa)(Tim Malang Coruption

Watch, 2005:4). Sedangkan menurut Gregorius S (2005:175) APBDes adalah

rencana dan alokasi pengguna dana desa untuk mencapai tujuan yang ingin

dicapai dalam suatu tertentu. Rencana alokasi dana desa merupakan

penditribusian dana yang diperoleh untuk mendanai pos-pos pengeluaran berupa

kegiatan, proyek atau program untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Prinsip-prinsip manajemen APBDes ini dijelaskan sebebai berikut:

Hasibuan (2006:5) mengemukan bahwa seorang manajer dalam pelaksanaan

tugasnya, aktivitasnya dan kepemimpinannya untuk mencapai tujuan harus

melakukan“perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian”dengan

baik.

a) Perencanaan APBDes

Perencanaan adalah proses merumuskan suatu kegiatan dalam rangka

memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan tersebut (the liang

gie, 1995:23). Sebelum APBDes dibahas maka harus dilahului dari

berbagai tahapan mulai dari musyawarah pembangunan ditingkat dusun

untuk menyerap aspirasi dari masing-masing RT/RW, musyawarah ini

dipimpin oleh masing-masing Kepala Dusun. Hasil dari penyerapan

aspirasi di tingkat dusun dituangkan dalam bentuk usulan yang akan

dibawa ketingkat desa, di dalam musyawarah desa dibahas hal-hal

sebagai berikut:

Page 37: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

21

1.) Hasil musyawarah disetiap dusun

2.) Usulan kegiatan pembangunan yang diajukan oleh dusun

3.) Menyusun skala prioritas kegiatan pembangunan

4.) Menkomplikasikan usulan yang diterima dalam format RAPBDes

5.) Pengajuan RAPBDes untuk dibahas ke BPD

b) Pelaksanaan APBDes

Pelaksanaan adalah proses aktulisasi atau pengoprasionalisasi dari

perencanaan yang telah ditetapkan (the liang gie,1995:24). Adapun

proses pelaksanaan APBDes adalah menjabarkan rencana-rencana

pembangunan yang tercantum dalam APBDes untuk dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya. Dalam pelaksanaan pembangunan desa ini

harus tahapan sosialisasi kepada masyarakat, agar masyarakat

mengetahui bahwa akan diadakan pembangunan desa dan berpartisipasi

aktif dalam pembangunan.

c) Pengawasan APBDes

Pengawasan adalah proses mengarah kan dan menilai suatu

pelaksanaan kegiatan (the liang gie,1995:24). Pengawasan APBDes

sangat diperlukan guna menjamin agar proses pelaksanaan APBDes

berjalan sesuai rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Sehingga dengan adanya pengawasan yang efektif

dan berkala maka penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan

APBDes dapat diminimalisir.

Dari kesimpulan diatas dijelaskan bahwa APBDes adalah rencana

sumber dan alokasi penggunaan dana desa untuk mencapai tujaun

Page 38: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

22

pembangunan desa yang ingin dicapai selama satu tahun ke depan

dengan mendasar kan pada prinsip partisipasi masyarakat dalam semua

proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan proses monitoring dan

evaluasi.

F. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mengenai kemampuan

akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan APBDes di Desa Dadapayu.

Kurangnya keterbukaan dengan sistem pengelolaan APBDes, sehingga

masyarakat kurang tahu mengenai proses anggaran dan pengelolaannya. Hal ini

pula yang membuat program yang ada tidak terlaksana dengan baik dan tepat

waktu, yang ditinjau dari aspek : Transparansi Dan Akuntabilitas.

Ruang lingkup penelitian mengenai proses pengelolaan APBDes ini adalah:

1. Prinsip Transparansi

a. Transparansi Dalam Perencanaan

Adanya sistem keterbukaan dan standarisasi yang jelas dan mudah

dipahami dari semua proses-proses penyelenggaraan pemerintahan.

b. Transparansi Dalam Pelaksanaan

Adanya mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan

publik tentang proses-proses dalam penyelenggaraan pemerintahan.

c. Transparansi Dalam Pengawasan

Adanya mekanisme pelaporan maupun penyebaran informasi

penyimpangan tindakan aparat publik di dalam kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan.

Page 39: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

23

2. Prinsip Akuntabilitas

a. Perencaaan Pemerintah Desa Dalam APBDes

Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk

melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.

b. Pengelolaan Pemerintah Desa Dalam APBDes

Harus dapat menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan.

c. Pengawasan Pemerintah Desa Dalam APBDes

Harus jujur, objektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator

perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk

pemutakhiran metode dan pengukuran kinerja dan penyusunan

laporan akuntabilitas.

G. METODE PENELITIAN

G.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan di Desa Dadapayu merupakan penelitian

deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian deskriptif ini biasanya

dilakukan terhadap satu variabel yang diteliti dengan mencoba menguraikan

secara rinci yang sesuai dengan masalah penelitian yang diinginkan. Penelitian

deskriptif ini digunakan untuk memberikan penjelasan mengenai karakteristik

suatu populasi atau fenomena tertentu.

Pada umumnya penelitian deskriptif menggunakan survei sebagai metode

pengumpulan data. Metode pengumpulan data melalui survei memiliki ciri-ciri

sebagai berikut :

Page 40: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

24

1. Informasi yang diperoleh dari sekumpulan orang-orang yang

dipercayai.

2. Informasi yang diperoleh dari sekumpulan orang-orang tersebut

merupakan sampel.

3. Informasi yang diperoleh melalui bertanya dengan beberapa pertanyaan.

Dalam laporan penelitian data yang penulis sajikan berupa naskah

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi resmi lainnya. Sedangkan untuk

pengolahan dan penyajian data peneliti menggunakan metode kualitatif, yaitu

penelitian yang tidak menggunakan perhitungan statistik. Sedangkan menurut

Sarwono(2006:194), dalam penelitian kualitatif peneliti berbaur menjadi satu

dengan yang diteliti sehingga peneliti dapat memahami persoalan dari sudut

pandang yang diteliti itu sendiri. Sasaran utama penelitian kualitatif ialah manusia

karena manusialah sumber masalah dan sekaligus penyelesai masalah Penelitian

kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap

kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan

terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan

sosial yang menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan

berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.

Peneliti berpendapat bahwa penelitian deskriptif kualitatif dapat lebih

menjelaskan dengan bahasa-bahasa yang dapat menggambarkan suatu fenomena

sehingga lebih sistematis. Fenomena tersebut baik berupa bentuk, aktivitas,

karakteristik, perubahan, hubungan, dan perbedaan antara fenomena yang satu

dengan fenomena yang lainnya.

Page 41: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

25

G.2.Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2016 : 224-225) teknik pengumpulan data merupakan

langka yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data. Tampa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai seting, berbagai

sumber, dan berbagai cara.

Berdasarkan hal diatas bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan

data, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data dapat dilakukan

dengan observasi (pengamatan), Interview (wawancara)dan dokumentasi.

a. Metode wawancara secara mendalam (depth interview)

Metode yang dilakukan dengan cara mengadakan Tanya jawab secara

lisan antara peneliti dengan responden untuk menjamin keakuratan data.

Menurut Esterberg (dalam Sugiyono 2016:231), interview atau

wawancara adalah “merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontribusikan

makna dalam suatu topik tertentu.

Dari pengertian diatas, penulis kemudian menyimpulkan bahwa teknik

pengumpulan data dengan metode interview atau wawancara adalah:

suatu penelitian yang dilakukan dengan melakukan Tanya jawab secara

langsung kepada narasumber dan jawaban disampaikan secara lisan

saja.

Page 42: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

26

b. Metode Observasi/Pengamatan

Metode yang di lakukan dengan cara pengamatan dan mencatat dengan

sistematik terhadap fenomena-fenomena yang di selidiki. Adapun

dalam arti luas, observasi ini tidak hanya terbatas kepada pengamatan

yang dilakukan secara langsun maupun tidak langsung dari subyek-

subyek penelitian. dalam kaitanya dengan masalah yang akan diteliti

oleh penulis, maka data yang dipakai dalam metode observasi adalah

data-data yang tersedia di kantor desa Sesuai dengan yang dibutukan

dalam hal ini data yang berkaitan dengan persoalan yang akan di teliti

sehigga dapat di peroleh gambaran yang lebih jelas.

c. Metode dokumentasi

Menurut Sugiyono(2016 : 240), dokumentasi merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseorang. Contoh dokumen yang

berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera,

biografi, peraturan, kebijakan. Sedangkan dokumen yang berbentuk

gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dan

dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa

gambar, patung, film dan lain-lain.

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara secara mendalam.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dokumentasi dapat dipahami sebagai

laporan tertulis untuk menyimpan atau meneruskan keterangan

mengenai sesuatu yang mencakup pemanfaatan data-data sekunder

Page 43: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

27

yang sudah teredia di perpustakaan berupa dokumen-dokumen resmi

seperti grafik, arsip, peta lokasi penelitian, geografis dan demografik.

G.3.Unit Analisis

Dalam penelitian ini, unit analisisnya adalah Kapasitas Pemerintah Desa

yaitua kuntabelitas dan transparansi dalam pengelolaan APBDes. Subyek

penelitiannya adalah para Aktor Desa yang berkaitan dengan obyek penelitian.

Adapun yang akan menjadi informan dalam penelitian ini ditentukan

menggunakan teknik penentuan sampel bertujuan yaitu secara purposive sampling

adalah :

Tabel I.1

Deskripsi informan berdasarkan status jabatan

No Nama informan Jabatan

1 Jumadi Kades

2 Prihantara Sekdes

3 Lusia Kaur Keungan

4 Wasikin Ketua BPD

5 Noviana Sekretaris BPD

6 Y.Sutarto Kasi Pemerintahan

7 Suyato Staf Pemerintahan

8 Supomo Petani

9 Ngatikem Guru Paut

10 Tolu Riyanto Dukuh Kauman

11 Roni Irawan Dukuh Nogosari

12 Mesir Mantan Kaur Umum

Sumber Data : Desa Dadapayu , Tahun 2019

Dalam penentuan responden di atas. Hal ini dilakukan karena narasumber

mewakili pihak pemerintah dan masyarakat.

Page 44: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

28

1. Komposisi narasumber berdasarkan jenis kelamin

Tabel I.2

Komposisi narasumber berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (orang)

1 Laki-laki 9

2 Perempuan 3

Jumlah 12

Sumber Data : Desa Dadapayu, Tahun 2019

Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas maka dapat disimpulkan

Pemilihan informan yang didominasi oleh jenis kelamin laki-laki bukanlah salah

satu bentuk diskriminasi, pemilihan informan yang mayoritas jenis kelamin laki-

laki dianggap tepat karena dominasi laki-laki dalam penyelenggaraan

pemerintahan Desa Dadapayu masih sangat tinggi. Selain itu pemilihan informan

yang mayoritas berjenis kelamin laki-laki juga dianggap tepat karena mayoritas

perempuan kurang memahami situasi dan kondisi yang terjadi dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa dadapayu. Dengan demikian diharapkan data

yang diperoleh sesuai dengan ruang lingkup penelitian.

2. Dekripsi informan berdasarkan usia

Dekripsi informan berdasarkan usia perlu dijelskan untuk mengetahui

tingkat pengalaman dan pola pikir informan yang berkaitan dengan pertayaan

yang diberikan. Selain itu tingginya usia seseorang juga sering dikaitkan dengan

semakin banyaknya pengalaman yang telah didapatkan, oleh sebab itu biasanya

orang yang berusia tinggi seringkali menjadi contoh bagi orang-orang yang

berusia dibawahnya.

Page 45: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

29

Adapun deskripsi informan berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Tabel I.3

Dekripsi informan berdasarkan usia

No Umur

(Tahun)

Jumlah

(orang)

1 21 – 40 4

2 41 – 50 5

3 50 ke atas 3

Jumlah 12

Sumber Data : Desa Dadapayu, Tahun 2019

Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, menujukan bahwa informan

berdasarkan usia yang terbanyak adalah berusia 40-50 tahun. Hal ini disebabkan

karena dalam kehidupan bermasyarakat di Desa Dadapayu kaum dewasa memiliki

peran yang sangat besar akan berkelanjutan kepemimpinan. Bukan hanya kaum

dewasa saja yang berperan tetapi kaum muda juga bekerjasama dengan kaum

dewasa.

3. Dekripsi informan berdasarkan pendidikan

Pada umumnya responden memiliki tingkat yang tinggi. Dengan pendidikan

yang tinggi, diharapkan responden mampu memberi informasi yang benar dan

akurat serta dapat dipertanggung jawabkan berkaitan dengan pelaksanaan

APBDes didesa Dadapayu.

Disamping itu diharapkan ,para responden dapat menyumbangkan

pemikiran dan gagasan yang pijak dalam setiap tindakan dan keputusan yang akan

diambil dan dilaksanakan guna kepentingan bersama. Hal ini pun berlaku bagi

Pemerintah Desa untuk dapat membawa desa ke arah yang lebih maju dan hal ini

Page 46: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

30

harus membutuhkan Pemerintah Desa yang memiliki kualitas yang memadai,

guna untuk memberikan ide-ide dan inovasi untuk pembangunan desa.

Adapun deskripsi informan berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel I.4

Deskripsi informan berdasarkan tingkat pendidikan

No Pendidikan Jumlah

(Orang)

1 SMA 6

2 SMP 1

3 SI 4

4 DLL 1

Jumlah 12

Sumber Data : Desa Dadapayu, Tahun 2019

Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

informan-informan yang peneliti pilih adalah 50% dari aparatur pemerintah desa

dadapayu dan 50% lagi merupakan masyarakat Desa Dadapayu. Keputusan ini

diambil oleh peneliti dengan tujuan agar informasi yang diperoleh tidak

didominasi oleh informasi dari Pemerintah Desa Dadapayu dan selain itu juga

mendapat informasi dari masyarakat Desa Dadapayu. Dengan demikian informasi

yang diperoleh bisa sesuai dengan fakta yang terjadi.

G.4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis

data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,

kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang di sarankan oleh data. Analisis data

Page 47: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

31

merupakan proses pencandraan (description) dan penyusunan transkrip interview

serta material lain yang telah terkumpul. Maksudnya, agar peneliti dapat

menyempurnakan pemahaman terhadap data tersebut untuk kemudian

menyajikannya kepada orang lain dengan lebih jelas tentang apa yang telah

ditemukan atau dapatkan dari lapangan (Sugiyono, 2010: 89).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data kualitatif, dengan teorinya Miles dkk dalam Pawito (2007:104):

Bagan I.1 : Teknik Analisis Data

Sumber: Miles dan Hubberman dalam Pawito:2007

Sajian Data Pengumpulan Data

Triangulasi Data Reduksi Data

Verifikasi atau

Penarikan Kesimpulan

Page 48: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

32

a. Pengumpulan Data (data collection)

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi

dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua aspek, yaitu

deskripsi dan refleksi. Catatan deskripsi merupakan data alami yang

berisi tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, disaksikan dan

alami sendiri oleh peneliti tanpa adanya pendapat dan penafsiran dan

peneliti tentang fenomena yang dijumpai.

Sedangkan catatan refleksi yaitu catatan yang memuat kesan, komentar

dan tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai dan merupakan

bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya. Untuk

mendapatkan catatan ini maka peneliti melakukan wawancara dengan

beberapa informan.

b. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan

dan abstraksi. Cara mereduksi data adalah dengan melakukan seleksi,

membuat ringkasan atau uraian singkat, menggolong-golongkan ke

pola-pola dengan membuat transkip penelitian untuk mempertegas,

memperpendek membuat fokus, membuat bagian yang tidak penting

dan mengatur agar dapat ditarik kesimpulan.

c. Penyajian Data (data display)

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun sehingga

memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Agar sajian data tidak menyimpang dari pokok permasalahan

maka sajian data dapat diwujudkan dalam bentuk matriks, grafis,

Page 49: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

33

jaringan atau bagan sebagai wadah panduan informasi tentang apa yang

terjadi. Data disajikan sesuai dengan apa yang diteliti.

d. Triangulasi Data (Triangulation of data)

Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Teknik ini digunakan dengan

membandingkan dan mengecek kepercayaan suatu informasi melalui

waktu dan alat yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan dengan cara

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

(trigulasi antar metode), membandingkan keadaan dan perspektif

seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain

(trigulasi antar sumber), dan membandingkan hasil wawancara dengan

isi dokumen yang berkaitan, serta membandingkan hasil pengamatan

yang dilakukan peneliti untuk pertama dengan pengamatan berikutnya,

membandingkan hasil wawancara dengan wawancara berikutnya

(trigulasi antar waktu).

e. Penarikan Kesimpulan (drawingand verifying conclusion).

Penarikan serta pengujian kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau

memahami makna, keteraturan pola-pola penjelasan, dari alur sebab

akibat atau proposisi. Kesimpulan yang ditarik segera diverifikasi

dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali sambil melihat

catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat. Selain

itu juga dapat dilakukan dengan mendiskusikan. Hal tersebut dilakukan

Page 50: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

34

agar data yang diperoleh dan penafsiran terhadap data tersebut memiliki

validitas sehingga kesimpulan yang ditarik menjadi kokoh.

Page 51: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

35

BAB II

PROFIL DESA DADAPAYU

A. SEJARAH DESA

Sekitar Tahun 1940 Desa Dadapayu terbagi menjadi dua desa yakni yang

pertama Desa Dayakan dan yang kedua Desa Ngenep. Kepala Desa Ngenep

bernama Pak Senen sedangkan kepala Desa Dayakan bernama Pak Sapto

Supardio. Desa Ngenep terdiri dari sebelas Padukuhan sedangkan Desa Dayakan

terdiri dari sembilan Padukuhan. Pada awal penyatuan dua desa ini ada

ketidaksetujuan dari seorang masyarakat yang bernama Sontoloyo, selain dari

masyaraka ini semua masyarakat menyetujui adanya penyatuan dua desa tersebut.

Tetapi walaupun demikian pada akhirnya Desa Dayakan dan Desa Ngenep

dijadikan satu karena Lurah di Dayakan diberhentikan dan dijadikan jadi satu

dengan Desa Ngenep. Pada zaman kepala Desa Ngenep masih ada PKI sekitar

yakni Tahun 1946/1948.

Pada saat itu Kepala Desa Ngenep tidak ada, sedangkan Desa Dayakan

kepala desanya ada tetapi diberhentikan lalu karena tidak ada kepala desa

akhirnya diangakat menjadi lurah dan dijadikan satu dengan Desa Ngenep. Dulu

balai desanya berada di Padukuhan Pokdadap, karena balai desanya bertepat di

Padukuhan Pokdadap lebih baik diberi nama Kelurahan Dadapayu sampai

sekarang ini.

Page 52: AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN …

36

B. DESKRIPSI WILAYAH

1. Keadaan Wilayah

Letak dan keadaan lingkungan alam suatu wilayah merupakan salah satu

factor utama penentu baik kondisi social, ekonomi, budaya, kesehatan, maupun

kelembagaan bagi masyarakat. Bermacam-macam karakter dan kebudayaan

menunjukkan kearifan local manusia sebagai individu maupun sebagai kesatuan

masyarakat terhadap lingkungan sekitar.

a. Letak dan Batas Wilayah

Wilayah Desa Dadapayu merupakan salah satu di wilayah Kecamatan

Semanu dari 5 desa, yang terletak ± 7 Km ke ibu kota Kecamatan atau ±14 Km

ke ibu kota kabupaten. Secara administrative Desa Dadapayu memiliki batas-batas

wilayah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara :Desa Gombang,Desa Ngeposari

2) Sebelah Selatan : Desa Giri Panggung

3) Sebelah Barat : Desa Candirejo

4) Sebelah Timur :Desa Pucanganom,Desa Petir.