artikel nila
Post on 06-Jul-2018
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 1/23
OTORITAS DAN KRITERIA SUNNAH
SEBAGAI SUMBER AJARAN AGAMA
Abstract
This is an article on authority and hadits criteria as a source of religion. Hadits’s
authority become questionable because of it’s complicated problems like process
of transmission that reducted the hadis. Inkar al-sunnah is who unbelieve to
hadis. or them! al-"ur’an was complete. #ashir al-sunnah arise later to againts
inkar al-sunnah and protect to hadits. Hadis is second source of religion after
"ur’an. Hadits is propheth’s tradition that had urgen functions in Islam! like todescribing and detailing what in the "ur’an generally written. Hadits’s criteria to
become as source of religion value is must be sahih in two side! chain of
transmission$sanad% and the te&t $matan%.
A. Pendahuluan
Perlu untuk diperhatikan bahwa problem yang dihadapi ketika berinteraksi
dengan hadis tidak sama dengan ketika berinteraksi dengan al-Qur’a>n.
Problem hadis lebih kompleks dari pada al-Qur’an, baik "ath’i al-wurud maupun
"ath’i al-dilalahnya. Berkaitan dengan "ath’i al-wurudnya! al-Qur’an tidak
diragukan. penjagaan muslim terhadapnya dan periwayatan mutawatir
memantapkan otentisitasnya, di samping secara terang telah ada jaminan atas
penjagaannya oleh Allah. Sedangkan hadis tidak mengalami hal yang sama serta
tidak ada doktrin agama yang menyatakan adanya penjagaan terhadapnya.
Adanya rentang waktu yang panjang antara !abi dengan masa pembukuan
hadis menjadi problem tersendiri dalam hadis. Perjalanan yang panjang dapat
memberikan peluang adanya perubahan, baik penambahan atau pereduksian
terhadap materi hadis. Selain itu, rantai perawi yang panjang serta munculnya
hadis palsu juga turut memberikan kontribusi kepelikan dalam problem hadis
yang membuat otentisitasnya masih menjadi hal yang dipertanyakan.
"amim #lyas dan Suryadi $ed.%, 'acana (tudi Hadis )ontemporer $&ogyakarta ' (iara)acana, *++*%, hlm. .
+
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 2/23
alam sejarah, telah muncul mereka yang disebut sebagai Inka>r as-
Sunnah dan Nashi>r as-sunnah. Akar persoalan yang mendasari
munculnya dua kubu ini adalah tentang /keabsahan* hadis sebagai sumber
agama. Inka>r as-Sunnah diistilahkan untuk mereka yang tidak menghendaki
hadis sebagai sumber ajaran. Sedangkan mereka yang membela dan menegakkan
hadis sebagai sumber agama disebut sebagai Nashi>r as-sunnah..
(ulisan ini bermaksud mengupas bagaimana problem otoritas atau
kehujjahan hadis sebagai sumber ajaran agama tersebut. Sahkah hadis digunakan
sebagai sumber ajaran0 Bagaimana posisinya dalam #slam0 1alu sunnah yang
seperti apa yang dapat dikatakan memiliki otoritas sebagai sumber agama0
B. Hadis: Komle!si"as P#o$lemn%a.
"adis, yang dianggap sebagai sumber ajaran agama, yang sekarang telah
mewujud dalam bentuk teks, memiliki berbagai persoalan baik dari aspek
otentisitas maupun aspek fiqhul hadis atau pemahamannya. Persoalan otentisitas,
sangat terkait dengan proses periwayatan yang dilaluinya. 2arak yang panjang
antara masa penghimpunan hadis dan kewa3atan !abi mengakibatkan pada
adanya berbagai kemungkinan yang terjadi, termasuk kemungkinan terjadinya
pembiasan makna atau bahkan tercampur dengan muatan tradisi daerah.*
4eberadaan suatu hadis juga tidak terlepas dari berbagai hal yang
melingkupinya. Person-person periwayat yang terlibat dalam periwayatan suatu
hadis turut memberikan andil dalam pembentukan suatu hadis. i mana masing-
masing periwayat memiliki latar belakang historis sendiri-sendiri.
Perlu dipertimbangkan pula, bahwa daya ingat dan seleksi kreati3 para
sahabat yang hidup dengan nabi dengan berbagai posisi dan karakternya, seperti
diungkapkan 4haled 5.Abou 6l 7adl, tidak memposisikan !abi dalam kerangka
* 4adarusman, Agama! +elasi ,ender dan eminisme $&ogyakarta' 4reasi )acana,*++8% ! hlm. 8. "al #ni bisa dibayangkan batapa lamanya jarak tersebut. !abi meninggal sekitar tahun 9+ 5: Abad # "ijrah, sedangkan hadis dikodi3ikasi sekitas Abad ## " yaitu pada masa4hali3ah ;mar bin Abdul A<i< dari inasti Abbasiyah.
!i<ar Ali, emahami Hadis #abi etode dan /endekatan $&ogyakarta' =6Sa,*++%, hlm. 9.
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 3/23
obyekti3 akan tetapi subyekti3. Subyekti3itas ini akhirnya mempengaruhi pada apa
yang mereka lihat dan dengar. Bisa jadi karakter pribadi menancap kuat dalam
riwayat yang ia riwayatkan> sehinggga mempengaruhi pada apa yang
diriwayatkan.
alam sejarahnya, dapat dilihat pula bahwa hadis berawal melalui proses
dialogis-komunikati3-adapti3 antara !abi dan umatnya. Pada awalnya hadis
berbentuk budaya oral dalam lingkungan kaum muslimin awal.8 Sedangkan
sekarang, hadis tidak lagi dalam bentuk 3igur !abi atau dalam tradisi oral. "adis
telah mewujudkan diri dalam bentuk teks-teks hadis dan ada dalam kitab-kitab
yang telah dicetak.9
Berdasarkan proses historis pembentukan hadis, 7a<lur ?ahman
mende3inisikan hadis sebagai komentar yang monumental mengenai !abi oleh
umat #slam di masa lampau. 2ika memahami hadis sebagai 3ormalisasi sunnah,
maka perubahan lokus dan tempus akan memungkinkan terjadinya reduksi makna
atau pemahaman baru terhadap hadis.
alam konteks historis sekarang, bentuk-bentuk tekstual hadis itulah yang
dipandang sebagai bukti historis bagi ideal-ideal teladan !abi. ;ntuk akses
kepada sunah !abi, generasi muslim sekarang hanya bisa merujuk pada teks-teks
hadis yang tertulis dalam kitab-kitab hadis. Sebagaimana disebutkan oleh
5ustha3a A<ami, kitab-kitab hadis adalah /gudang pengaman@ terhadap sunnah
!abi yang merupakan sumber pokok hukum #slam.
> 4haled 5. Abou 6l 7adl, Atas #ama Tuhan 0ari ikih 1toriter ke ikih 1toritatif!
terj. ?.=ecep 1ukman &asin $2akarta ' Serambi, *++>%, hlm. +.
8 ".5 Syuhudi #smail, )aedah )esahehan (anad Hadis Telaah )ritis dan Tin2auan
dengan /endekatan Ilmu (e2arah $2akarta' Bulan Bintang, 8%, hlm. .
9 !urun !ajwah, /(elaah 4ritis (erhadap "adis-"adis 5isoginis@ , 3sensia, Col. >, 2uli*++, hlm. *+*-*+.
7a<lur ?ahman, embuka /intu I2tuhad , terj. Anas 5ahyuddin $Bandung' Pustaka,>%, hlm. 9.
5ustha3a A<ami, Dira>sa>t f> al-Hadi>s} al-Nabawi> Dira>sa>t f> al-
Hadi>s} al-Nabawi> wa Ta>ri>khu Tadwi>nihi ( Beirut' Al- Maktab al-Isla>mi>,*%, hlm.*.
*
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 4/23
(eks-teks hadis tersebut telah menjadi /laporan@ tentang /sunnah@ yang
diberitakan dari sahabat. keberadaan hadis sekarang yang telah menjadi sebuah
teks, juga menjadikannya memiliki si3at teks sebagaimana pada umunya, yaitu
tidak dapat menggambarkan secara utuh realitas sebenarnya atau menyajikan
sebuah konsep.+
Perubahan watak teladan !abi yang dinamis akan menjadi statis dan
tertutup ketika sunnah sebagai wacana Derbal dan praktikal menjadi wacana yang
tekstual. #ni terjadi ketika sunnah !abi dipahami sebagai korpus tertutup yang
tertuang dalam kitab-kitab hadis. an hal ini bisa mengakibatkan pada
ketidakjelasan bagaimana meneladani !abi sebagai 3igur sentral yang hidup
dalam sosio-kultural, waktu dan juga kondisi geogra3is tertentu. Persoalan /peran@
apa yang dimainkan !abi dalam suatu riwayat tertentu juga harus menjadi
pertimbangan dalam penelitian dan mahaman terhadap hadis. Apakah !abi
berperan sebagai pemimpin negara, panglima perang, suami dan lainnya tidak
boleh diabaikan. 5unculnya berbagai pemalsuan hadis juga harus menjadi hal
yang diperhatikan dalam meneliti hadis.*
Persoalan pemahaman hadis sangat terkait dengan hal-hal di atas.
Berangkat dari problematika inilah akhirnya otoritas atau kehujjahan hadis
sebagai sumber ajaran agama dipertanyakan. 4emunculan Inka>r as-Sunnah
juga Nashi>r as-sunnah dari masa klasik sampai modern sedikit banyak juga
terkait dengan problem yang dimiliki hadis sebagaimana dipaparkan di atas.
Bagaimanakah status hadis, masih diperlukankah dalam agama atau cukup dengan
al-Qur’an saja0 adalah hal-hal yang diperdebatkan.
!urun !ajwah, @ (elaah 4ritis (erhadap "adis-"adis 5isoginis....., hlm. *+*.
+ 4omaruddin "idayat, emahami 4ahasa Agama (ebuah )a2ian Hermeneutik
$2akarta' Paramadina, 9%, hlm. *.
5usahadi "am, 3volusi )onsep (unnah Implikasinya pada /engembangan Hukum
Islam $Semarang' Aneka #lmu, *+++%, hlm. .
* ".5. Syuhudi #smail, Hadis #abi yang Tekstual dan )ontekstual $2akarta' Bulan
Bintang, >%, hlm. >. 1ihat juga !i<ar Ali, emahami Hadis #abi etode dan /endekatan$&ogyakarta ' =6Sad, *++%, hlm. *>.
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 5/23
&. O"o#i"as Hadis Se$a'ai Sum$e# A(a#an A'ama
alam agama manapun, pastilah memiliki apa yang dinamakan sumber
agama. ari mana ajaran-ajaran agama itu didapat dan diperoleh, tentunya
dimiliki oleh suatu agama. Begitu juga dengan #slam. alam tradisi #slam, al-
Qur’an adalah kitab suci dan sumber ajaran agama. Sebagai kitab kalam (uhan
yang qath’i al-wurud , al-Qur’an merupakan tempat kembali para muslim dalam
menyelesaikan persoalan hidupnya, menjadi petunjuk dan acuan dalam menjalani
hidup atau guidance bagi umat muslim dalam mengarungi kehidupannya. Allah
S)(., sebagai (uhan semesta alam, Pendidik hamba-!ya telah menyampaikan
dan memberikan ajaran-ajaran, pesan-pesan, tuntunan-tuntunan, aturan-aturan-
!ya dalam media al-Qur’an. emikianlah posisi al-Qur’an dalam #slam.
Selain al-Qur’an, dalam tradisi #slam dikenal pula apa yang dinamakan
sunnah. Sunnah ini merupakan segala sesuatu yang dinisbahkan kepada ?asul
5uhammad, sang pembawa risalah suci (uhan, yang diberi keistimewaan atas
pemberian wahyu al-Qur’an. engan demikian, dalam pengertian sunnah,
termasuk di dalamnya perkataan, perbuatan serta persetujuan !abi saw.
Berdasarkan pengertian ini, maka sunnah bisa dikatakan merupakan
representasi !abi saw. 5anusia agung pembawa risalah kenabian yang
memberikan ajaran-ajaran agama dan paling memiliki wewenang dalam
menjelaskan atas wahyu, al-Qur’an. Sebagai manusia terpilih dan ma’shum
pelaksanaan pengajaran !abi atas umetnya tentu dilakukan di bawah tuntunan
(uhan sebagai &ang memberi risalah. Eleh karenanya, apa yang dikatakan, apa
yang dijelaskan, apa yang diajarkan menjadi hal yang penting dan menjadi
pedoman dalam beragama.
alam perjalanannya, sunnah bereDolusi menjadi apa yang disebut hadis.
Bermula dari sebuah perkataan, contoh perilaku maupun persetujuan !abi,
bersama adanya proses periwayatan oleh sahabat Fsebagai penerima pesan
pertama- kepada generasi-generasi berikutnya akhirnya sunnah tersebut menjadi
sesuatu yang dilaporkan, dirinya menjadi isi dari suatu laporan. Bentuk laporan
atas sunnah itulah yang kemudian disebut dengan istilah hadis. engan kata lain,
hadis adalah laporan tentang sunnah. Sunnah merupakan kandungan pesan yang
>
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 6/23
dibawa:dilaporkan dalam hadis. alam bentuk hadis inilah kemudian yang kita
temukan sekarang dalam berbagai kitab kumpulannya.
4emunculan sunnah sangat terkait dengan 3ungsi !abi dalam risalahnya.
alam perspekti3 al-Qur’an, 5uhammad saw. sebagai !abi memiliki empat peran
yang berbeda, yaitu $% peran sebagai penjelas terhadap al-Qur’an > $*% peran
sebagai legislator 8 $% sebagai 3igur yang ditaati9 dan $>% sebagai model perilaku
umat #slam atau uswah h}asanah.56
Eleh karenanya, antara al-Qur’an dan hadis memiliki kaitan yang erat.
"adis memiliki posisi dan 3ungsi yang penting dalam #slam. Para ulama
mengkategorikan 3ungsi hadis atas al-Qur’an dalam tiga kategori $% "adis dapat
1ihat 5usahadi "A5, 3volusi )onsep (unnah $Semarang' Aneka #lmu, *+++%, hlm..
> Sebagaimana 3irman Allah
/Gan 4ami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepadaumat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan@Q.S. Al-Nah}l $9%' >>.
8 Seperti dalam ayat
/5aka demi (uhanmu, mereka $pada hakekatnya% tidak beriman hingga merekamenjadikan kamu sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudianmereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan,dan mereka menerima dengan sepenuhnya@ Q.S. Al-Nisa> $>%' 98.
9 1ihat dalam ayat
an kami tidak mengutus seseorang ?asul melainkan untuk ditaati dengan sei<in
Allah. Sesungguhnya 2ikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalumemohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka,tentulah mereka mendapati Allah 5aha Penerima (aubat lagi 5aha Penyayang. Q.S. Al-Nisa> $>%' 9>.
Sebagaimana disebutkan dalam ayat
/Sesungguhnya Telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladanyang baik bagimu (yaitu bagi !rang yang mengharap (rahmat Allahdan (kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" Q.S. Al-Ah}#a>b $% ' *.
8
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 7/23
berupa ketentuan-ketentuan yang mengkon3irmasikan dan mengulangi pernyataan
al-Qur’an atau yang disebut baya>n ta’ki>d. $*% "adis dapat berupa
penjelasan atau klari3ikasi dari al-Qur’an, mena3sirkan yang mubham! memerinci
yang mu2mal , membatasi yang mutlak! menghususkan yang ‘a>mm.57 $% "adis
dapat berupa ketentuan-ketentuan yang tidak ada dalam al-Qur’an, tidak
mengkon3irmasi atau menyangkal, dengan kata lain merupakan sumber otoritati3
yang independen.
5elihat pada urgennya hadis, dalam #slam telah disepakati bahwa hadis
menjadi sumber ajaran kedua dalam agama setelah al-Qur’an. "adis sangat
diperlukan dalam pemahaman atas al-Qur’an, baik dalam menjelaskan maupun
memerinci al-Qur’an.
Perintah untuk berpegang pada hadis, secara #aqli selain terdapat nash
yang menyebutkan untuk taat kepada Allah dan ?asulnya, *+ ?asul sendiri dalam
sebuh hadis juga berwasiat kepada kaum muslim, dua hal yang jika kaum muslim
berpegang kepadanya tidak akan tersesat. "al itu adalah kitab Allah dan sunnah
?asul.
Akan tetapi ternyata hal ini tidak diterima sepenuhnya oleh kaum muslim.
Ada sebagian mereka yang menolak hadis untuk dijadikan sumber ajaran agama.
5usahadi "A5, 3volusi )onsep (unnahG., hlm. 9. lihat pula Must}a$a> al-S}iba>’i% As-Sunnah wa aka>natuha> f! al-Tasyri>’ al-Isla>mi> $Beirut ' al-5aktab al-Isla>mi% 9%, hlm. 9-.
;ntuk 3ungsi pertama dan kedua para ulama sepakat, akan tetapi pada 3ungsi yangketiga ini terdapat perbedaan. Perbedaan terletak pada apakah hadis bisa menjadi sumber yangindependen ataukah dependen dengan al-Qur’an. 1ihat 5usahadi "A5, 3volusi )onsep
(unnah8! hlm. 9-. 1ihat pula 5ustha3a al-Shiba’i, Al-(unnah wa akanatuha fi al-Tasyri’ al-
Islami $Beirut' al-5aktab al-#slami, 9%, hlm. -.
*+ 1ihat Q.S al-!isa’$>% ' 8
/&ai !rang-!rang yang beriman% taatilah Allah dan taatilah Rasul(nya% dan ulil amri di antara kamu" 'emudian ika kamu berlainanpendapat tentang sesuatu% maka kembalikanlah ia kepada Allah danRasul-Nya ika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan harikemudian" yang demikian itu lebih utama (bagimu dan lebih baikakibatnya"@
9
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 8/23
Bagi mereka al-Qur’an telah cukup untuk dijadikan sumber ajaran #slam. 4arena
al-Qur’an telah mencakup segala hal.*
alam perkembangan kemudian, mereka yang tidak menerima hadis
sebagai sumber ajaran disebut dengan inkar al-sunnah. an sebaliknya, yang
mengcounter inkar al-sunnah dan yang berjuang menegakkan hadis sebagai
sumber ajaran agama disebut dengan nashir al-sunnah.
1. Golon'an Inka>r as-Sunnah
Inka>r as-Sunnah adalah istilah untuk mereka yang tidak menerima
hadis sebagai sumber ajaran agama. Penolakan ini bermacam-macam. Ada yang
menolak hadis secara menyeluruh, ada juga yang menolak hadis-hadis tertentu
saja. #mam Sya3i’i menyebut istilah ini untuk yang menolak hadis secara
keseluruhan yang berangapan bahwa agama tidak perlu dengan sumber lain selain
al-Qur’an.**
i antara 3aktor yang mendorong munculnya paham Inka>r as-
Sunnah adalah ketidakpahaman mereka tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan ilmu hadis. "al ini seperti yang disimpulkan Syuhudi #smail dari kasus
4assim Ahmad dalam menanggapi argumen-argumen #mam Sya3i’i. 4assim
Ahmad tidak komprehensi3 dalam meneliti, ia tidak mempelajari al-9mm dan
hanya menggunakan al-+isalah saja. Selain itu 4assim juga tidak menggunakan
sumber-sumber primer.*
Apabila menengok kepada sejarah, nampaknya pergulatan pemikiran
tentang otoritas hadis sebagai sumber ajaran telah terjadi dari masa periode awal.
Bibit-bibit adanya orang yang kurang memperhatikan sunnah telah ada sejak
* Seperti 4assim Ahmad dalam karyanya Hadis (atu /enilaian (emula, 4assimmengkritik hadis dan mengajak untuk kembali kepada al-Qur’an. engan mengutip 5u’ta<ilah4assim mengatakan bahwa' /"adis merupakan tekaan dan agakan dan Qur’an lengkap tidak membutuhkan buku-buku lain untuk melangkapinya@ 1ihat 4assim Ahmad, Hadis (atu /enilaian
(emula $Selangor' 5edia #ntelek, 9% hlm. 9.
** Sebagaimana dipaparkan oleh Syuhudi #smail yang diambil dari kitab Ikhtilaf al-Hadis
dan al-9mm karya #mam al-Sya3i’i, dalam )aedah )esahehan (anad Hadis Telaah )ritis dan
Tin2auan 0engan /endekatan Ilmu (e2arah $2akarta' Bulan Bintang, 8%, hlm. 9.
* 1ihat Syuhudi #smail, )aedah )esahehan (anad Hadis... hlm. .
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 9/23
masa sahabat meskipun masih terjadi secara perorangan. *> Erang-orang +afidlah
dan :indiq adalah termasuk golongan yang menolak kehujjahan sunnah.
Alasannya adalah bahwa hanya al-Qur’anlah yang dapat dijadikan hujjah dalam
agama.*8
Holongan 4hawarij yang diklaim sebagai Inka>r as-Sunnah yang
menolak hadis !abi yang diriwayatkan oleh sahabat sebelum dan sesudah tahkim
menurut 5.5. A<ami tidak benar. Berdasarkan penelitiannya, ternyata tidak
semua golongan khawarij menolak sunnah, ada golongan dari mereka yang
bernama Ibadhiyah yang menerima hadis dari Ali, ;sman, Aisyah, Abu "urairah,
Anas bin 5alik dan juga yang lain.*9
Seperti anggapan terhadap 4hawarij, demikian juga anggapan terhadap
5u’ta<ilah. 5u’ta<ilah pada dasarnya tidak menolak hadis secara keseluruhan.
"adis yang tidak mereka terima hanyalah hadis-hadis yang bertentangan dengan
kaidah dan teori ma<hab mereka. 5ereka tidak menerima hadis ahad dan sebagian
mereka menolak hadis yang mutawatir, seperti hadis tentang sya3a’at dan
turunnya !abi #sa as.*
Sedangkan golongan Syi’ah, terdiri dari berbagai kelompok dan saling
mengka3irkan. 4elompok yang masih ada sampai sekarang ini adalah Istna
Asy’ariyyah. 5ereka pada umumnya menerima hadis !abi akan tetapi hanya
yang diriwayatkan oleh ahlu al-bait .*
Pada masa #mam Sya3i’i,* golongan Inka>r as-Sunnah"# juga muncul.
Bantahan-bantahan dan pembuktian otoritas sunnah sebagai sumber ajaran agama
*> 5ustha3a A<ami, Dira>sa>t f> al-Hadi>s} al-Nabawi> wa Ta>ri>khuTadwi>nihi $Beirut' Al- Maktab al-Isla>mi>, *%, hlm. *.
*8 Sebagaimana disebutkan Sahabuddin yang diambil dari iftah al-(unnahnya Al-Suyutilihat Sahabuddin, /As-Sunnah di antara Pendukung dan Penolaknya@ Al-Insan ;urnal )a2ian
Islam! !o. *, Col. #, *++8, hlm. >8.
*9 5ustha3a A<ami, Dira>sa>t f> al-Hadi>s} al-Nabawi> ......hlm. **.
* Ibid.,G.hlm. *>-*8.
* Ibid.,G.. hlm. *8.
* Sekitar Abad ## ".
+
#stilah ini digunakan #mam Sya3i’i untuk menyebut golongan yang menolak seluruhhadis.
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 10/23
telah dilakukan oleh #mam Sya3i’i kepada golongan Inka>r as-Sunnah. #mam
Sya3i’i juga membagi golongan yang menolak hadis kedalam dua macam $%
Holongan yang menolak hadis ahad dan $*% golongan yang menolak hadis yang
tidak memiliki dasar yang jelas dalam al-Qur’an.
Adapun 3enomena Inka>r as-Sunnah pada masa modern berdasar
penelitian 5ustha3a A<ami terjadi setelah adanya penjajahan terhadap negeri-
negeri #slam. i 5esir misalnya, menurut keterangan Abu ?ayyah muncul pada
<aman 5uhammad Abduh. ituturkan pula oleh Abu ?ayyah bahwa 5uhammad
Abduh mengatakan bahwa /;mat #slam sekarang ini tidak mempunyai pimpinan
kecuali al-Qur’an. #slam yang benar adalah #slam yang dulu sebelum terjadi
perpecahan di kalangan umat #slam. "al-hal selain al-Qur’an hanya akan menjadi
kendala antara al-Qur’an di satu pihak dengan ilmu dan amal di lain pihak.@
Akan tetapi, ada pendapat berbeda dalam hal ini* bahwa 5uhammad Abduh tidak
mengingkari sunnah tapi hanya menolak hadis-hadis tertentu seperti !abi kena
sihir, hadis tentang lalat, hadis ajjal, tanda-tanda hari kiamat dan lainnya yang
dianggapnya tidak masuk akal.
Pemikiran senada kemudian muncul dari r. (au3iI SidIi dengan menulis
artikel dalam majalah al-ana>r yang dalam bahasa #ndonesia, judulnya
adalah <Islam adalah al-"ur’an itu (endir i@ 5enurut (au3iI, #slam cukuplah
dengan al-Qur’an tidak perlu hadis.
Artikel ini kemudian mendapatkan sambutan positi3 dari ?asyid ?idla
yang kemudian membagi hadis menjadi 5utawatir dan !on 5utawatir. 5enurut
?asyid ?idla hadis yang wajib diikuti adalah yang 5utawatir saja seperti tentang
jumlah rakaat shalat, puasa dan sebagainya. Sedangkan yang !on 5utawatir tidak
wajib diikuti.>
Sebagaimana diterangkan 5ustha3a A<ami yang dikutip dari Adlwa>’ ‘ala> al-Sunnah al-uhammadiyah karya Abu ?ayyah.
* Sahabuddin, /As-Sunnah di antara Pendukung dan Penolaknya@ Al-Insan ;urnal
)a2ian Islam! !o. *, Col. #, *++8, hlm. >9.
5ustha3a A<ami, Dira>sa>t f> al-Hadi>s} al-Nabawi> ......hlm. *9.
> Ibid G., hlm. *.
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 11/23
(okoh yang kemudian muncul adalah #smail Adham yang pada tahun 8
menulis tentang sejarah hadis. 5enurutnya hadis yang ada sekarang termasuk
yang dalam Sahih Bukhari dan 5uslim tidak dapat diandalkan keotentikannya dan
tidak dapat dipercaya, justru sebaliknya hadis-hadis itu meragukan bahkan
kebanyakan palsu.8 Selain itu ada pula 4assim Ahmad Fseperti yang telah disebut
di atas-, tokoh yang berasal dari 5alaysia juga termasuk dalam Inka>r as-
Sunnah .9
ari kalangan Erientalis, yang melakukan studi terhadap hadis pertama
kali adalah #gna< Hold<iher yaitu pada abad ke- dan menulis sebuah buku yang
berjudul uhammedanische (tudien yang dipublikasikan pada tahun + 5.
4aryanya ini menjadi rujukan utama para orientalis dalam kajian berikutnya.
(okoh orientalis selanjutnya yang melakukan penelitian terhadap hadis
adalah Pro3. Schacht. Schacht meneliti tentang hadis-hadis 3ikih yang hasilnya
kemudian dipublikasikan dalam bentuk buku yang berjudul <The 1rigin of
uhammadan ;urisprudence*. alam kesimpulan bukunya ini, Schacht
menyatakan bahwa tidak ada satupun hadis !abi yang otentik, terutama hadis-
hadis 3ikih. 4arya Schacht ini juga dijadikan sebagai rujukan utama para
Erientalis.
i antara argumentasi yang digunakan oleh para Inka>r as-Sunnah
adalah' Pertama ! menurut mereka, agama haruslah berdasar pada suatu hal yang
pasti. 2ika menggunakan sunnah sebagai landasanya berarti landasan agama itu
tidak pasti dan al-Qur’an lah yang bersi3at pasti. Argumen ini mereka dasarkan
pada ayat-ayat al-Qur’an. Antara lain'
/)an apa yang Telah kami *ahyukan kepadamu yaitu Al 'itab
(Al Quran Itulah yang benar@ +,
8 Ibid...., hlm. *.
9 ".5 Syuhudi #smail, )aedah )esahehan (anad Hadis Telaah )ritis dan Tin2auan
dengan /endekatan Ilmu (e2arah $2akarta' Bulan Bintang, 8%, hlm. .
Sahabuddin, /al-(unnah di antara8. "lm. >9
Ibid.!
Q.S. Al-7athir $8% '
+
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 12/23
an jika landasan agama itu ada al-Qur’an dan hadis, sedangkan hadis
si3atnya d$an saja, maka gabungan keduanya akan menjadi d$an juga. Padahal
al-Qur’an mengecam orang-orang yang mengikuti d$an dan meninggalkan yang
pasti. "al ini mereka dasarkan pada ayat '
/)an kebanyakan mereka tidak mengikuti keuali persangkaan
saa" Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk
menapai kebenaran./,01" Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
yang mereka kerakan@20"
Kedua ! alam syariat #slam tidak ada dalil lain kecuali al-Qur’an. Sebuah
pendustaan kepada al-Qur’an jika menganggap bahwa Al-Qur’an masih
memerlukan penjelasan. Argumen ini digunakan oleh (au3iI SidIi dan Abu
?ayyah. 5ereka berhujjah dengan ayat '
/)an tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-'itab@23
Ketiga, Al-Qur’an tidak membutuhkan penjelas karena al-Qur’an adalah
penjelas segala hal. 4embali (au3iI SidIi dan Abu ?ayyah yang
mengemukakannya dengan berdasar pada ayat'
/)an 'ami turunkan kepadamu Al 'itab (Al Quran untuk
menelaskan segala sesuatu@24
Selain itu, Hhulam Ahmad Parwe<, ketua kelompok %Ahlu al-&ur’an'
mengatakan bahwa jika hadis-hadis yang beredar, sampai kitab Shahih Bukhari
sekalipun diteliti akan ditemukan hadis-hadis yang justru menodai para !abi,
>+ Q.S. &unus $+% ' 9.
> Q.S. Al-An’am $9%' .
>* Q.S. Al-!ahl $9% ' .
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 13/23
?asul serta agama #slam. 5ereka juga menganggap bahwa perintah untuk taat
pada Allah dan ?asulnya adalah hanya ketika !abi masih hidup, menaati sistem
al-Qur’an yang dipraktekkan !abi. (idak berlaku lagi jika !abi wa3at, karena
sunnah ?asul tidak mengandung unsur abadi.
2. Kelomo! Nashi>r as-sunnah
5enyikapi hal yang terjadi, ulama kemudian melakukan pembantahan-
pembantahan terhadap argumen-argumen Inka>r as-Sunnah.. i antaranya
seperti yang telah dilakukan oleh #mam Sya3i’i, 5ustha3a al-Shiba’i serta
intelektual kontemporer 5ustha3a A<ami juga ulama yang lain.
A<ami mengatakan bahwa mereka yang tidak percaya hadis itu karena
mereka mempelajari al-Qur’an hanya parsial, tidak komprehensi3. Sehingga ayat-
ayat yang menunjukkan pentingnya sunnah dalam agama tidak mereka pelajari.
"al ini seperti yang terdapat dalam ayat '
/Apa yang diberikan Rasul kepadamu% Maka terimalah" dan apa
yang dilarangnya bagimu% Maka tinggalkanlah@2+
Argumen yang pertama dari Inka>r as-Sunnah di atas nampaknya
sesuai dengan yang disimpulkan oleh Syuhudi, karena kurangnya mempelajari
ilmu hadis secara mendalam dan komprehensi3. Padahal dalam hadis ada berbagai
jenis dan derajat. &ang berderajat mutawatir disebut oleh ulama sebagai "ath’i
karena si3at periwayatanya yang memungkinkan kesahihannya, dan tidak
memungkinkan kedlaifannya. Eleh karenanya si3atnya memberikan keyakinan
dan pengetahuan.
Argumen kedua dan ketiga oleh para ulama dijawab bahwa memang al-
Qur’an telah mencakup segala hukum, tapi ini masih bersi3at global. 5aka
sunnahlah yang memerincinya, sebagaimana 3ungsi !abi terhadap al-Qur’an.
5aka bagaimana tahu rakaat-rakaat salat serta cara-caranya, <akat dan sebagainya
> Q.S. Al-"asyr $8% '
*
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 14/23
kalau tidak dari penjelasan !abi0 Sedangkan penjelasan !abi inilah yang
kemudian disebut hadis.>>
D. K#i"e#ia Hadis Se$a'ai Sum$e# A(a#an A'ama
Berdasar persoalan di atas, kiranya perlu dirumuskan hadis yang
bagaimanakah yang dapat dijadikan hujjah atau yang memiliki otoritas sebagai
sumber ajaran0 apakah semua hadis dapat dijadikan hujjah atau hanya hadis
tertentu saja0 1alu kriteria hadis yang bagaimanakah yang memiliki otoritas untuk
dijadikan sumber ajaran agama0
Sebagaimana diketahui bersama bahwa hadis memiliki problem yang tidak
sederhana. Sebagai laporan tentang masa lalu oleh sahabat, yang tidak dapat lagi
dijangkau oleh generasi sesudahnya, masalah yang paling mendasar adalah
berkaitan dengan otentisitasnya. Apakah benar suatu khabar yang diriwayatkan
tersebut dari !abi0
;ntuk mengatasi hal ini para ulama telah merumuskan bangunan ilmu dan
teori untuk meneliti hadis. i antaranya dengan merumuskan ilmu hadis dan yang
terkait, seperti ilmu arh} wa Ta’di>l) Ilmu Ta>ri>kh al-*uwa>t) Ilmu
‘Ilal al-atn dan lainnya serta menetapkan kaedah-kaedah keshahihan hadis
dari sanad maupun matan. Eleh karenanya, studi kritis terhadap hadis sangatlah
diperlukan yaitu untuk dapat menilai kualitas suatu hadis.
Berbagai macam pembagian hadis juga membuktikan akan adanya tingkat
kualitas dalam hadis. 4arena hadis bukanlah sesuatu yang seragam, tidak
semuanya sama dalam kualitas, tapi ada semacam degradasi kualitas, dari yang
paling sahih dan semakin menurun. Eleh karenanya, otoritas yang dimiliki juga
tergantung dengan kualitas yang dimiliki. Semakin tinggi kualitasnya, semakin
kuat otoritas yang ia miliki sebagai sumber ajaran agama.
Para ulama telah menyebutkan bahwa dalam kualitas hadis, hadis sahih
menduduki derajat paling tinggi. (ermasuk dalam hadis ini hadis mutawatir.
4arena sebutan mutawatir adalah berdasarkan pembagian dari tinjauan jumlah
periwayat.
>> Sahabuddin, Al-(unnah di antara8.hlm. >
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 15/23
5enurut para ulama, hadis yang dapat dijadikan sebagai hujjah adalah
hadis yang memenuhi kriteria shahih. engan kata lain, hadis yang shahih yang
dapat menjadi sumber ajaran agama.>8 2ika dalam konsep "ath’i dan :anny,
"ath’i adalah dalil atau nash yang dapat dijadikan sumber ajaran agama.
alam literatur-lieratur ilmu hadis, hadis shahih adalah hadis yang
sanadnya bersambung dan diriwayatkan oleh perawi-perawi yang memenuhi
syarat adil) d+a>bit dalam tiap tingkatnya serta terhindar dari sya>$, dan
illat .>9 Eleh karenanya, kriteria hadis supaya sahih harus memenuhi syarat-syarat'
$% Sanadnya muttasil atau bersambung
$*% iriwayakan oleh perawi yang adil
$% iriwayakan oleh perawi yang d+a>bit
$>% (erhindar dari sya>$,
$8% (erhindar dari illat .
alam kriteria sahih ini bisa jadi ia mutawatir bisa jadi juga ahad, baik
yang fi’liyah maupun qauliyah. Para ulama sepakat jika suatu hadis berderajat
sahih, maka statusnya adalah "ath’i. Eleh karenanya sah untuk dijadikan sumber
ajaran.
Syarat-syarat di atas terkait dengan sanad maupun matan. (iga syarat yang
pertama terkait dengan sanad dan dua yang terakhir terkait keduanya, baik sanad
maupun matan. 1ebih rinci, dalam kriteria kesahihan sanad memiliki tiga syarat'
. ;ntuk syarat sanad bersambung, kaedah minornya harus uttas}i!l
*. ;ntuk sanad bersambung, kaedah minornya harus uttas}i!l !
aru>’ ahu>$ dan bukan mu’allal $mengandung illat%
. ;ntuk syarat Adil , kaedah minornya beragama #slam, mukallaf ,
melaksanakan ketentuan agama dan memelihara muru>’ah dan
>. ;ntuk periwayat bersi3at D}abit dan atau Tamm al-D}abt kaedah
minornya adalah ha3al dengan baik hadis yang diriwayatkan, mampu
>8 Seperti dinyatakan Subh}i al-Sha>lih% lihat Subh}i al-Sha>lih% /lu>m al-Hadi>th wa us}t}ala>h}uhu. $Beirut' ar al-J#lmi li al-5alayin, %, hlm. +.
>9
JAa> al-'hat}i>b% /shul al-Hadi>s, /lu>muhu wa ust}ala>h}uhu$Beirut' )a>r al-5ikr, %, hlm. .
>
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 16/23
dengan baik menyampaikan hadis yang diha3alnya dari orang lain,
terhindar dari syu$u>$ dan J Illat .>
Adapun kaedah kesahihan matan, ulama berbeda pendapat. 5ustha3a al-
Siba’i misalnya, menyebut ada lima belas kriteria, yaitu
. ;ngkapannya tidak dangkal
*. (idak menyalahi orang yang luas pandangan pikirannya
. (idak menyimpang dari kaidah umum dan akhlak
>. (idak menyalahi perasaan dan pengamatan
8. (idak menyalahi cendekiawan dalam bidang kedokteran dan 3ilsa3at
9. (idak mengandung kekerdilan sebab syariah jauh dari si3at kerdil
. (idak bertentangan dengan akal sehubungan dengan pokok-pokok
akidah termasuk si3at Allah dan !abi
. (idak bertentangan dengan sunnatullah mengenai alam semesta dan
kehidupan manusia
. (idak mengandung si3at naK3
+. (idak menyalahi al-Qur’an dan sunnah yang jelas hukumnya dan ijma’
ulama serta ketetapan agama yang tidak perlu dita3sirkan lagi
. (idak bertentangan dengan sejarah yang telah diketahui umum
mengenai <aman !abi
*. (idak menyerupai ma#6hab ra>wi yang ingin benar sendiri
.(idak meriwayatkan suatu kejadian yang dapat disaksikan orang
banyak padahal riwayat tersebut hanya diriwayatkan oleh seorang saja
>. (idak menguraikan riwayat yang isinya menonjolkan kepentingan
pribadi
8. (idak mengandung uraian yang isinya membesar-besarkan pahala dari
perbuatan yang minim dan tidak mengandung ancaman besar terhadap
perbuatan dosa kecil.>
> ".5 Syuhudi #smail, )aedah )esahehan (anad Hadis........! hlm.-8
>
Must}a$a> al-S}iba>’i>, al-Sunnah wa aka>natuh>a f! al-Tasyri>’ al-Isla>mi> $Beirut ' al-5aktab al-Isla>mi% 9%, hlm. *-**.
8
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 17/23
Sedangkan &usu3 al-Qardlawi merumuskan kriteria-kriteria yang menjadi
patokan dalam menentukan kesahihan hadis dengan'
1. 5emahami sunnah sesuai petunjuk al-Qur’an
2. 5enghimpun hadis-hadis yang terjalin dalam tema yang sama
3. Penggabungan atau pentar0ih}an antara hadis-hadis $yang
tampaknya% bertentangan
4. 5emahami hadis dengan memepertimbangkan latar belakang situasi
dan kondisinya ketika diucapkan serta tujuannya
5. 5embedakan antara sarana yang berubah-ubah dan sasaran yang tetap
6. 5embedakan antara ungkapan yang bermakna sebenarnya dan yang
bersi3at maja< dalam memahami hadis
7. 5embedakan antara alam ghaib dan alam kasat mata $% memastikan
makna dan konotasi kata-kata dalam hadis.>
4embali kepada kriteria hadis sebagai sumber agama, para ulama telah
memposisikannya dalam posisi kedua setelah al-Qur’an seperti dalam kaitan
dengan hukum, #mam al-Hha<ali menyebutkan dalam karyanya al-ustas+a,
bahwa yang menjadi sumber atau dalil hukum ada empat, yaitu
$% 4itab Allah
$*% Sunnah ?asul saw
$% #jma
$>% Akal dan Istishab.=>
4etika membahas hadis yang dapat dijadikan sebagai hujjah, al-Hha<ali
menggolongkannya pada hadis mutawatir dan ahad.8 "adis mutawatir adalah
hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi yang tidak mungkin sepakat untuk
berbohong dan mereka sepadan dari awal sanad hingga akhirnya serta jumlah
perawi pada tiap-tiap tingkat tersebut tidak kurang.8* "adis mutawatir terbagi
> 7usu$ al-Qard}a>*i, 4agaimana emahami Hadis #abi (aw. terj. 5uhammad al-BaIir $Bandung' 4arisma, %, hlm. *-.
8+ 1ihat Abu "amid 5uhammad ibn 5uhammad al-Hha<ali, Al-ustasfa in ?Ilmi al-
9shul $BulaI-5esir' 5akatabah al-Amiriyyah, >* "%, 2u<. #, hlm.*.
8 Ibid.!
8*
Ibid.!1ihat pula Nu>ruddi>n 8Itr% anha0u al-Na1d f! ‘/lu>m al-H+adi>s, $amaskus' )a>r al-9kr, %, hlm. >+>. contoh hadis ini adalah LMNO RT UVW X
9
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 18/23
menjadi dua, la$}i dan maknawi>. 5utawatir laf@i yaitu mutawatir la3a<nya
dalam satu la3a< yang sama. Sedangkan yang maknawi adalah hadis yang
diriwayatkan secara mutawatir dengan la3a< yang bisa jadi berbeda tetapi dengan
makna yang sama.8
"adis 5utawatir, memiliki predikat qath’i. "al ini karena unsur-unsur
yang menjadi persyaratan mutawatir mengasumsikan adanya kepastiannya,
kebenarannya.8> apat dilihat bahwa syarat-syarat mutawatir itu adalah'
. iriwayatkan oleh orang banyak
*. Periwayat yang banyak tersebut ada dalam masing-masing tabaqat
atau tingkatan sanad.
. 2umlah yang banyak itu tidak memungkinkan untuk melakukan
kebohongan.
>. hadis tersebut merupakan pengetahuan inderawi (hissi%88
4arena dalam hadis mutawatir juga mengandung unsur-unsur dapat
diperolehnya pengetahuan pasti sebagaimana disebutkan, maka wajar jika predikat
yang dimiliki hadis mutawatir adalah "ath’i al-wurud. 5eskipun tentang
dalalahnya ada yang qath’i dan ada yang d@anni.
Sedangkan hadis ahad adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu atau dua
perawi atau lebih yang tidak memenuhi syarat-syarat masyhur atau mutawatir dan
tidak diperhitungkan lagi jumlah perawinya setelah itu.89
Para ulama berbeda pendapat dalam menilainya. Sebagian ulama
menilainya sebagai d@anni dan sebagian lain menilainya sebagai qath’i. #mam
YZ[\L X ]MO^ L_`\Z
8 JAa> al-'hat}i>b% /s,u>l al-H+adi>s,:., hlm. +.
8> Ibid., hlm. 8. )eqat’ian hadis mutawatir ini dinyatakan pula oleh- ulama-ulama hadis.iantaranya oleh Ajjaj al-4hatib, bahwa hadis mutawatir adalah qath’i al-subut . 1ihat 8Aa> al-'hat}i>b, /s+u>l al-Hadi>s....% hlm" +03" Mahmud Thahhan% hadis mutawatir menghasilkan pengetahuan yang daruri % lihat Mahmu>d T;ah;h}a>n, Taisi>ruust}alah}i al-H+adi>s (Beirut' )a>r al-Qur’an al-'ari>m, % hlm.. Subhi alSalih mengatakan bahwa hadis mutawatir menimbulkan pengetahuan yang "ath’i al al-yaqin.1ihat Subhi al-Salih, 9lum al-Hadis..., hlm.8. #bnu (aimiyah menyatakan bahwa hadismutawatir dapat memberikan pengetahuan yang benar. (aIiyuddin #bnu (aimiyyah, Ilmu al-Hadis $Beirut' ar al-7ikr, %, hlm.>.
88 Mahmu>d T;ah;h}a>n, Taisi>ru...hlm. .
89 Ibid .,
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 19/23
Ahmad, sebagian golongan ma<hab ahiri serta #bnu "a<m menilai bahwa hadis
ahad dapat memberikan pengetahuan:qath’i oleh karenanya wajib
mengamalkannya.8
ipaparkan oleh Subhi al-Salih, bahwa mayoritas ulama menilai jika suatu
khabar ahad itu siqqah, dapat dipercaya, maka statusnya dapat dijadikan sebagai
hujjah.8
5enurut al-Hha<ali, hadis ahad tidak menghasilkan pengetahuan yang
qath’i. (api menghasilkan keyakinan tentang kebenarannya. iterangkan al-
Hha<ali bahwa jika ada yang menganggap hadis ahad menghasilkan pengetahuan
pasti $ yu2ibu al-ilm% kemungkinan yang diinginkan mereka adalah menghasilkan
pengetahuan tentang kewajiban mengamalkannya $ yufidu al-ilm bi wu2ubi
al-?amal %. alam pandangan al-Hha<ali, meskipun berderajat d@an hadis ahad
wajib diamalkan.8
"adis yang tidak diterima dan tidak dapat dijadikan hujjah adalah hadis
d}a’i> $hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat ma1bu>l, tidak memenuhi
syarat sahih%. alam kha<anah ilmu hadis, dikenal ada beberapa jenis pula, seperti
mud}a’a $hadis yang tidak disepakati ke-d}ai$-annya, baik dari sanad maupun
matan% matru>k $hadis yangg diriwayatkan oleh rawi yang dituduh dusta dan
hadis tersebut diketahui hanya dari riwayatnya% ! mathruh $hadis yang lebih
rendah dari hadis d}a’i> , lebih tingi dari maud}u>’ dan maud}u>’
$hadis palsu%.9+
Selain tentang kriteria sunnah yang dapat dijadikan sumber agama, supaya
lebih teliti dalam memposisikan dan memahami hadis, perlu diketahui pula bahwa
dari aspek kandungannya, ulama telah mengklasi3ikasikan sunnah pada beberapa
klasi3ikasi. Ada yang mengklasi3ikasikan sunnah pada yang berdimensi hukum
dan yang tidak berdimensi hukum. 5enurut &usu3 al-Qardlawi, yang pertama kali
mengklasi3ikasikan sunnah ke dalam yang berdimensi hukum secara uniDersal dan
8 Sebagaimana dipaparkan Ajjaj al-4hatib,G hlm. +*.
8 Subhi al-Salih, 9lum al-Hadis...! hlm. .
8 Al-Hha<ali, al-ustasfa....! hlm. >8
9+ Nurruddin 8Itr% anha0 al-Na1d 8.., hlm. *8-+.
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 20/23
yang tidak berdimensi hukum ini adalah 5ahmud Syaltut, akan tetapi substansi
kajian ini telah dibicarakan sebelumnya oleh Syeikh ?asyid ?idla dalam ta3sir al-
5anar.9
#bnu Qutaibah $w. *9".% membagi sunnah pada tiga ketegori' $%
Sunnah yang dibawa oleh 2ibril dari Allah $*% Sunnah yang diperbolehkan Allah
untuk disunnahkan. &aitu, Allah memerintahkan !abi untuk menggunakan
pendapatnya dalam suatu masalah dan dibolehkan memberi keringanan bagi orang
yang dikehendaki dengan sebab halangan yang ada. $% Sunnah yang berdimensi
pengajaran saja. 2ika melakukannya akan mendapat keutamaan, jika tidak juga
tidak mendapatkan dosa.9*
Sedangkan )aliyullah ad-ahlawi mengklasi3ikasikan sunnah pada $%
Sunnah yang disabdakan sebagai risalah dan $*% Sunnah yang disabdakan bukan
dalam kapasitas !abi sebagai penyampai risalah
E. Penu"u
ari apa yang telah dipaparkan kiranya dapat disimpulkan bahwa dalam
#slam, hadis memiliki otoritas atau kehujjahan sebagai sumber ajaran agama.
Posisinya adalah the second position setelah al-Qur’an. "al ini karena hadis
merupakan representasi !abi, seorang yang diberi otoritas (uhan dalam
mengajarkan agama-!ya kepada manusia. Serta 3ungsi beliau terhadap al-Qur’an.
Eleh karenanya apa yang beliau ajarkan dan sampaikan tentu menjadi sesuatu
yang penting, karena terkait dengan ajaran yang diberikan (uhan. Selain itu,
secara nas telah ada yang menyebutkan perintah untuk taat kepada Allah dan
?asulnya.
Adalah 3akta bahwa dalam sejarah telah muncul mereka yang tidak
menerima hadis sebagai sumber agama serta mereka yang membela hadis sebagai
sumber agama. Berbagai argumen telah dimunculkan oleh mereka pengingkar
sunnah. i antaranya bahwa dalam beragama cukup dengan al-Qur’an tidak
9 &usu3 al-Qardlawi, (unnah +asul (umber Ilmu /engetahuan dan /eradaban, terj.Abdul "ayyie Al-4attanie dan Abduh ul3idar $2akarta' Hema #nsani Press, *+++%, hlm. >->>.
9* Ibid G., hlm. >8->.
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 21/23
membutuhkan penjelasan yang lain, karena al-Qur’an telah memuat segala hal.
Argumen ini dibantah oleh pembela sunnah bahwa ada beberapa aturan penjelas
penting yang lebih rinci yang itu tidak ada dalam al-Qur’an seperti kaifiyah salat.
i antara problematika hadis yang ada, seperti bahwa hadis itu bermacam-
macam tingkat kualitasnya, maka perlu diketahui dan diklasi3ikasikan hadis-hadis
mana saja yang dapat dijadikan sebagai sumber agama dan mana yang bukan.
alam hal ini, kriteria hadis yang dapat dijadikan sumber agama adalah
yang berderajat sahih. "adis yang sudah pasti kesahihannya adalah hadis
mutawatir sedangkan ahad, para ulama berbeda pendapat dalam menilainya. Ada
yang menilainya qath’i dan wajib diamalkan, ada yang menilainya d@anni tapi
wajib diamalkan.
DA)TAR PUSTAKA
Ahmad, 4assim. Hadis (atu /enilaian (emula. Selangor' 5edia #ntelek, 9.
al-Hha<ali, Abu "amid 5uhammad ibn 5uhammad, Al-ustasfa in ?Ilmi al-
9shul. BulaI-5esir' 5akatabah al-Amiriyyah, >* ".
*+
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 22/23
Ali, !i<ar. emahami Hadis #abi etode dan /endekatan. &ogyakarta'
=6Sa, *++
al-'hat}i>b, 8Aa> % /s+u>l al-Hadi>s /lu>muhu wa
ust}ala>h}uhu . Beirut' )a>r al-5ikr, .
al-Qard}a>*i, &usu3. 4agaimana emahami Hadis #abi (aw. terj.
5uhammad al-BaIir. Bandung' 4arisma, .
al-S}iba>’i>, Must}a$a>" al-Sunnah wa aka>natuh>a f! al-
Tasyri>’ al-Isla>mi> .Beirut ' al-5aktab al-Isla>mi% 9
al-Sha>lih% Subh}i" /lu>m al-Hadi>th wa us}t}ala>h}uhu.
Beirut' ar al-J#lmi li al-5alayin, .
al-T;ah;h}a>n, Mahmu>d% Taisi>ru ust}alah}i al-
H+adi>s.Beirut' )a>r al-Qur’an al-'ari>m, .
A<ami, 5ustha3a. Dira>sa>t f> al-Hadi>s} al-Nabawi> waTa>ri>khu Tadwi>nihi. Beirut' Al- Maktab al-Isla>mi>, *.
6l 7adl, 4haled 5. Abou. Atas #ama Tuhan 0ari ikih 1toriter ke ikih
1toritatif! terj. ?.=ecep 1ukman &asin . 2akarta ' Serambi, *++>.
"am, 5usahadi. 3volusi )onsep (unnah Implikasinya pada /engembangan
Hukum Islam. Semarang' Aneka #lmu, *+++.
"idayat, 4omaruddin. emahami 4ahasa Agama (ebuah )a2ian Hermeneutik .
2akarta' Paramadina, 9.
#lyas, "amim dan Suryadi $ed.%, 'acana (tudi Hadis )ontemporer. &ogyakarta '
(iara )acana, *++*.
#smail, Syuhudi. Hadis #abi yang Tekstual dan )ontekstual. 2akarta' Bulan
Bintang, >.
*
8/16/2019 Artikel Nila
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-nila 23/23
. )aedah )esahehan (anad Hadis Telaah )ritis dan Tin2auan
dengan /endekatan Ilmu (e2arah. 2akarta' Bulan Bintang, 8.
8Itr% Nu>ruddi>n% anha0u al-Na1d f! ‘/lu>m al-H+adi>s,.
amaskus' )a>r al-9kr, .
4adarusman, Agama! +elasi ,ender dan eminisme. &ogyakarta' 4reasi )acana,
*++8.
!ajwah, !urun. /(elaah 4ritis (erhadap "adis-"adis 5isoginis@ , 3sensia, Col.
>, 2uli *++.
?ahman, 7a<lur. embuka /intu I2tuhad , terj. Anas 5ahyuddin Bandung'
Pustaka, >
Sahabuddin, /As-Sunnah di antara Pendukung dan Penolaknya@ Al-Insan ;urnal
)a2ian Islam! !o. *, Col. #, *++8.
(aimiyyah, (aIiyuddin #bnu. Ilmu al-Hadis. Beirut' ar al-7ikr, .
!iila 4hoiru Amaliya
4onsentrasi Studi Qur’an "adis
Prodi Agama dan 7ilsa3at
**
top related