asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
Post on 11-Jun-2015
6.718 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BY :PRODALIMA, S.KEP, NERS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN BPH
(BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA)
ANATOMI SIS. REPRODUKSI PRIA
VU/Bladder
N. ProstateUretra Ab. Prostate
BPH < BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA> ATAU DISEBUT TUMOR PROSTAT JINAK ADALAH PERTUMBUHAN BERLEBIHAN YANG TIDAK GANAS. PEMBESARAN PROSTAT JINAK AKIBAT SEL-SEL PROSTAT MEMPERBANYAK DIRI MELEBIHI KONDISI NORMAL, BIASANYA LAKI-LAKI BERUSIA DI ATAS 50 TAHUN.
CYSTOSCOPY adalah pemeriksaan langsung dari kandung kemih dengan menggunakan instrument yang disebut cystoskop.
BPH DISEASIS
Gejala klinik terjadi oleh karena 2 hal yaitu : Penyempitan urethra yang menyebabkan kesulitan
berkemih. Retensi air kemih dalam kandung kemih,hipertropi
kandung kemih dan cystitis (peradangan pada VU).
Gejala klinik dapat berupa : Frekwensi berkemih bertambah Nocturia < Berkemih pada tengah malam> Kesulitan dalam hal memulai dan menghentikan
berkemih Air kemih masih tetap menetes setelah selesai berkemih Rasa nyeri pada saat berkemih Kandung kemih tidak mampu mengosongkan
sepenuhnya pada tiap kali berkemih, air kemih menjadi alkali akibat stasis dan menjadi subur untuk pertumbuhan bakteri
Hematuria terjadi karena pecahnya pembuluh darah akibat terlalu meregang.
Pengobatan yang lazim diberikan yaitu dengan tindakan pembedahan. Pada waktu operasi kapsul kelenjar dibiarkan utuh dan jaringan yang seperti adoma diangkat dengan salah satu metode berikut ini :Berbagai bentuk bedah prostate :
Trans urethra prostatic resection < TURP >Operasi pengangkatan jaringan prostat lewat uretra
Reseksi supra (bagian atas) pubisOperasi pengangkatan jaringan melalui bagian atas daerah kemaluan
Reseksi retro (bagian belakang) pubisOperasi pengangkatan jaringan melaui bagian belakang daerah kemaluan
Reseksi perineal radikalOperasi pengangkatan jaringan sampai keakar-akarnya. Dilakukan pada jaringan pembatas antara anus dan kemaluan
ASUHAN KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
Dx medik : TURP a/i BPHData : Tn. S, 72 tahun pensiunan mekanis
automobile (pergerakan diri). Nokturia dialami ± 4 bulan yang lalu. Beberapa minggu kemudian ia menderita kesukaran untuk memulai berkemih. Diketahuinya juga suka menetes setelah berkemih. Pada pemeriksaan fisik dokter pribadinya mengetahui bahwa pasien menderita pembesaran prostate. Ia masuk rumah sakit untuk cystoskop dan TURP.
Keperawatan kolaboratif terdiri dari pemantauan berbagai komplikasi pasca bedah, termasuk pendarahaan dan disuria. Kegiatan keperawatan yang spesifik adalah sbb:
Tanda-tanda dari gejala hemoragi: hematuria, peningkatan nadi, tekanan darah menurun, gelisah, dingin, kulit sembab.
Tidak mampu berkemih setelah kateter diangkat.
ANALISA MASALAHNo. Problem Etiologi Symptom/sign
1 Perubahan pola retensi urine
Obstruksi sekunder dari TURP
Do : urine yang keluar dari kateter sedikit dan berwarna merah
2 Nyeri Spasmus kandung kemih Do : pasien tampak meringis dan kateter terpasangDs : px mengatakan nyeri
3 Potensial untuk infeksi
Pembedahan
4 Inkontinen Pengangkatan kateter pascah bedah
Susah B.A.K setelah kateter dibuka
5 Potensial Disfungsi sexsul
TURP
6 Kurangnya pengetahuan tentang TURP.
Kurangnya informasi. Pasien banyak bertanya
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan pola retensi urine berhubungan dengan obstruksi sekunder dari TURP.
2. Nyeri berhubungan dengan spasmus(menegang) kandung kemih 3. Resti infeksi berhubung dengan pembedahan4. Inkotinen berhubungan dengan pengangkatan kateter setelah
bedah5. Resti disfungsi sexsual berhubungan dengan TURP6. Kurangnya pengetahuan tentang TURP berhubungan dengan
kurangnya informasi.
C. INTERVENSI
1. Perubahan pola retensi urine berhubung dengan obstruksi sekunder dari TURP
Tujuan Rencana Rasional
Tidak terjadi retensi urine Pantau out put urine dan karakteristik
Mendeteksi retensi pada saat dini
Pertahankan irigasi kemih yang konstan selama 24 jam
Mencegah bekuan darah menyumbat aliran urine
Pertahankan kepatenan kateter dengan irigasi
Mencegah bekuan darah menyumbat kateter
Usahakan intake cairan < 2500-3000 ml/hari >
Melancarkan aliran urine
Setelah kateter diangkat, pantau terus gejala-gejala retensi
Mendeteksi dini retensi urine
2. NYERI BERHUBUNGAN DENGAN SPASMUS KANDUNG KEMIH
Tujuan Tujuan Rencana Rencana Rasional Rasional
Pasien Pasien mengatakan mengatakan perasaannya perasaannya lebih nyaman dan lebih nyaman dan nyeri hilangnyeri hilang
Pantau pasien pada Pantau pasien pada interval yang teratur interval yang teratur selama 48 jam.selama 48 jam.
Untuk mengenal Untuk mengenal gejala dini dari gejala dini dari spasmus kandung spasmus kandung kemih. Sehingga kemih. Sehingga dapat memberikan dapat memberikan obatobat
Kolaborasi tentang Kolaborasi tentang pemberian analgetikpemberian analgetik
Mengurangi nyeriMengurangi nyeri
3. RESTI INFEKSI BERHUBUNGAN DENGAN PEMBEDAHAN
Tujuan Tujuan Rencana Rencana Rasional Rasional
Tidak ada infeksi Tidak ada infeksi Pantau vital sing, laporkan gejala Pantau vital sing, laporkan gejala shock dan demamshock dan demam
Mencegah sebelum terjadi Mencegah sebelum terjadi shockshock
Pantau warna urine merah darah Pantau warna urine merah darah segar dan bukan merah tua segar dan bukan merah tua beberapa jam setelah bedahbeberapa jam setelah bedah
Warna urine harus berubah Warna urine harus berubah dari merah cerah menjadi dari merah cerah menjadi lebih tua pada hari ke2 dan lebih tua pada hari ke2 dan ke3 setelah operasike3 setelah operasi
Cegah pemakaian thermometer Cegah pemakaian thermometer rectal, pemeriksaan rectal atau rectal, pemeriksaan rectal atau huknah selama ± 1 mingguhuknah selama ± 1 minggu
Dapat menimbulkan Dapat menimbulkan perdarahan prostate perdarahan prostate
Pertahankan tehnik aseptic dari Pertahankan tehnik aseptic dari sistem drainase urine, irigasi sistem drainase urine, irigasi hanya bila perlu saja.hanya bila perlu saja.
Meminimalkan potensial Meminimalkan potensial masuknya kuman yang bisa masuknya kuman yang bisa menyebabkan infeksi.menyebabkan infeksi.
Usahakan intake yang banyak Usahakan intake yang banyak dapat menurunkan potensial dapat menurunkan potensial infeksi.infeksi.
Meningkatkan output urine Meningkatkan output urine
4. INKONTINEN BERHUBUNGAN DENGAN PENGANGKATAN KATETER SETELAH PEMBEDAHAN
Tujuan Tujuan Rencana Rencana Rasional Rasional
Pasien dapat Pasien dapat mengendalikan mengendalikan berkemih. berkemih.
Kaji terhadap tetesan urine Kaji terhadap tetesan urine setelah kateter diangkat. setelah kateter diangkat. Bila terjadi tetesan :Bila terjadi tetesan :
Katakana kepada pasien Katakana kepada pasien bahwa itu biasa dan bahwa itu biasa dan kontinen akan pulih.kontinen akan pulih.
Penyuluhan latihan Penyuluhan latihan perineal.perineal.
Mendeteksi inkontinenMendeteksi inkontinen
Pasien harus dibesarkan Pasien harus dibesarkan harapannya bahwa itu harapannya bahwa itu normal.normal.
Bantuan untuk Bantuan untuk pengendalian kandung pengendalian kandung kemih.kemih.
5. RESTI DISFUNGSI SEXSUAL BERHUBUNGAN DANGAN TURP
Tujuan Tujuan Rencana Rencana Rasional Rasional
Fungsi seksual Fungsi seksual dapat dapat dipertahankandipertahankan
Beri kesempatan pada Beri kesempatan pada pasien untuk pasien untuk memperbincangkan memperbincangkan pengaruh TURP terhadap pengaruh TURP terhadap seksualseksual
Agar pasien dapat Agar pasien dapat memahami.memahami.
Beri informasi sesuai Beri informasi sesuai dengan kebutuhandengan kebutuhan
Kurang pengetahuan Kurang pengetahuan dapat membangkitkan dapat membangkitkan cemas dan berdampak cemas dan berdampak disfungsi seksualdisfungsi seksual
Cegah hubungan seksual Cegah hubungan seksual selama 3-4 minggu selama 3-4 minggu setelah operasi.setelah operasi.
Bisa terjadi perdarahan Bisa terjadi perdarahan dan ketidaknyamanan.dan ketidaknyamanan.
6. KURANG PENGETAHUAN TENTANG TURP BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA INFORMASI
Tujuan Tujuan Rencana Rencana Rasional Rasional
Pasien Pasien menguraikan menguraikan pantangan pantangan kegiatan serta kegiatan serta kebutuhan berobat kebutuhan berobat lanjutan.lanjutan.
Penyuluhan pada pasien :Penyuluhan pada pasien : Mencegah aktivitas Mencegah aktivitas
berat selama 3-4 berat selama 3-4 mingguminggu
Mencegah mengedan Mencegah mengedan waktu B.A.B selama 4-6 waktu B.A.B selama 4-6 minggu, memakai minggu, memakai laksatif sesuai laksatif sesuai kebutuhan.kebutuhan.
Pengelolaan cairan Pengelolaan cairan sekurang-kurangnya sekurang-kurangnya 2500-3000 ml/ hari.2500-3000 ml/ hari.
Untuk berobat lanjutan Untuk berobat lanjutan kepada dokter.kepada dokter.
Dapat menimbulkan Dapat menimbulkan perdarahan.perdarahan.
Mengedan dapat Mengedan dapat menimbulkan menimbulkan perdarahan, laksatif perdarahan, laksatif dapat membantu pada dapat membantu pada saat B.A.Bsaat B.A.B
Mengurangi potensial Mengurangi potensial infeksi dan gumpalan infeksi dan gumpalan darah.darah.
Berobat lanjutan penting Berobat lanjutan penting untuk menjamin tidak untuk menjamin tidak ada perkembangan ada perkembangan komplikasi.komplikasi.
D.IMPLEMENTASIMelaksanakan apa yang telah direncanakan, mengusahakan yang terbaik bagi pasien.
E. EVALUASI Perawatan spesifik bagi pasien TURP a/i BPH dievaluasi atas dasar hasil yang diharapkan dari pasien. Hasil yang diharapkan adalah :
Tidak terjadi retensi urine Pasien mengatakan perasaannya nyaman dan nyeri
hilang Tidak terjadi infeksi Pasien dapat mengendalikan berkemih Fungsi seksual dapat dipertahankan Pasien menguraikan pantangan kegiatan serta
kebutuhan berobat lanjutan.
Tanya-Tanya-kenapa !!kenapa !!!?!?
top related