penerapan pembelajar model stimulasi kepemimpinan melalui bermain peran
Post on 16-Apr-2017
26 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Penerapan Nilai Pembelajar Pada Anak Usia Dini
Pengarah:
Ir. H. Djajeng Baskoro, M.Pd
Penanggung Jawab: Endin Suhanda
Penulis:
Ujang Rahmat Asep Subagja
Endin Suhanda Rochaeni Esa Ganesha
Pakar: Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd.
Kontributor:
PAUD IPHI Kota Bandung TK Little Moslem Daarul Ihsan Kota Bandung
Tata Letak & Desain Sampul: Rahma
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
PP PAUDNI Regional I
2015
i
Kata Pengantar
Itikad untuk terus berupaya menghasilkan pola pembelajaran
pendidikan anak usia dini yang terbaik, menjadi motivasi utama bagi
kami sampai akhirnya bahan ajar sebagai perangkat pendukung
model stimulasi kepemimpinan melalui bermain peran ini berada di
hadapan Anda.
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak yang tertuang dalam
Permendikbud nomor 137 tahun 2014, merupakan motivasi yang
harus dibelajarkan pendidik sesuai karakteristik usia anak.
Untuk mendukung pencapaian stimulasi kepemimpinan pada anak
usia dini, keberadaan bahan ajar yang terdiri dari penanaman 6
karakter (Jujur, Integritas, Adil, Pemberani, Pembelajar dan Kerja
Sama) diharapkan menginsprirasi pendidik mengembangkan lebih
lanjut, dengan harapan anak mencapai tingkat perkembangan yang
optimal.
Kami mengucapkan terima kasih pada tim pengembang dan semua
pihak yang terlibat dan berpartisipasi selama proses uji coba,
sehingga bahan ini dapat terwujud. Semoga keberadaan bahan ini
dapat memberikan kontribusi bagi semua pihak yang berkepentingan
lebih lanjut.
Bandung, November 2015
Kepala,
Ir. H. Djajeng Baskoro, M.Pd.
NIP. 19630625199900021001
Bahan Ajar Model Stimulasi Kepemimpinan
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................. i
Daftar Isi ...................................................................... ii
KERANGKA KONSEPTUAL .......................................... i
Pendahuluan ............................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................... 1
B. Tujuan Penyusunan ............................................. 2
C. Manfaat Penyusunan ........................................... 2
D. Cakupan Materi ................................................... 3
E. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan ........... 4
F. Saran Penggunaan Bahan Bacaan ......................... 4
Kegiatan Belajar ....................................................... 5
A. Uraian Materi ...................................................... 5
B. Naskah Cerita ..................................................... 7
C. Tujuan .............................................................. 12
D. Peran/tokoh yang dimainkan ............................... 13
E. Simpulan ........................................................... 17
F. Latihan ............................................................. 18
Daftar Pustaka ............................................................ 27
i
KERANGKA KONSEPTUAL
KARAKTER
PEMBELAJAR
Tema
TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN
Menumbuhkan sikap pada
anak agar selalu mau belajar
dari apa yang pernah dia
alami
Anak memiliki rasa
penasaran yang tinggi untuk
selalu belajar dan
memecahkan masalah
Tema
Berfikir
Logis
Kegiatan Seni Memahami
Bahasa
Penanaman
sikap agama
dan moral
Melakukan
Kegiatan Fisik
Motorik
Berperilaku
Prososial
1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan pendidikan
nasional adalah
berkembangnya potensi peserta
didik. Potensi tersebut harus
dioptimalkan sejak usia dini,
sehingga akan menjadi aku-
mulasi sifat baik ketika
memasuki usia remaja dan
dewasa.
Stimulasi kepemimpinan pada
anak usia dini saat kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan
oleh pendidik dengan harapan
mengoptimalkan potensi yang
dimiliki anak. Memberikan
kesempatan pada anak untuk
terlibat dalam berbagai
kegiatan seperti membersihkan
ruangan, berbaris ketika akan
masuk kelas, dan saling
Bahan Ajar Model Stimulasi Kepemimpinan
2
memberi kesempatan untuk menggunakan mainan.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan secara bergantian
oleh anak-anak dengan menggunakan metode bermain
peran. Hal ini didasari bahwa pada dasarnya anak-anak
sangat suka ketika mereka dapat menirukan idola atau
orang lain yang disukainya.
B. Tujuan Penyusunan
Tujuan yang diharapkan dari penyusunan bahan ajar ini
adalah :
Memberikan panduan pada pendidik untuk menum-
buhkan jiwa kepemimpinan pada anak usia dini baik
dalam proses pembelajaran di dalam kelas ataupun di
luar kelas melalui bermain peran.
C. Manfaat Penyusunan
1. Pendidik memperoleh gambaran aktivitas yang harus
dilakukan selama proses pengembangan model
2. Pedoman kegiatan pendidik ketika melakukan
pembelajaran dengan menggunakan metode
bermain peran.
3. Bahan motivasi pendidik untuk mencari stimulasi
Melalui Metode Bermain Peran
3
yang bisa mengembangkan jiwa kepemimpinan pada
peserta didik.
D. Cakupan Materi
Materi yang disampaikan pada bahan ajar ini terdiri
disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran tetapi
mengacu pada Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan (STPP).
Bahan Ajar Model Stimulasi Kepemimpinan
4
E. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
1. Dari aspek pengungkapan kebahasaan, diharapkan
dapat mencapai kemampuan berkomunikasi secara
lisan dan memiliki pembendaharaan kata.
2. Dari aspek tertarik dengan kegiatan seni diharapkan
dapat mencapai kegiatan bermain drama sederhana.
3. Dari aspek memahami bahasa diharapkan dapat
mencapai kemampuan; Mengulang kalimat yang
lebih kompleks, Memahami aturan dalam suatu
permainan, dan Mengerti beberapa perintah secara
bersamaan.
F. Saran Penggunaan Bahan Bacaan
1. Bacalah terlebih dahulu setiap tahapan yang ada
pada bahan ajar ini
2. Kelompokkan peserta didik sesuai dengan kebu-
tuhan untuk melakukan bermain peran.
3. Pilihlah peserta didik sesuai dengan karakter yang
ada pada cerita, dengan memperhatikan kema-
uannya atau tidak dipaksa.
4. Buatlah sarana pendukung untuk melengkapi alur
cerita.
5
Kegiatan Belajar
A. Uraian Materi
Sikap pembelajar memiliki
pengertian selalu ingin tau
mengenai sesuatu hal, kenapa
terjadi, darimana berasal,
kemana akan menuju,
bagaimana caranya dan lain
sebagainya.
Tidak ada kata berhenti untuk
belajar. Manusia pembelajar
adalah dia yang dengan
gigihnya selalu berusaha
menggapai kesempurnaan,
dengan terus memperbaiki
diri.
Seorang pemimpin yang
memiliki nilai pembelajar akan
selalu berusaha berbuat yang
Bahan Ajar Model Stimulasi Kepemimpinan
6
terbaik. Kesalahan yang pernah dilakukan akan
dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk tidak
dilakukan di kemudian hari, keberhasilan yang pernah
dicapai akan dijadikan acuan dalam berbuat yang lebih
baik lagi. Dengan kata lain, nilai pembelajar sangat
dibutuhkan bagi seseorang yang kelak menjadi
pemimpin baik dalam lingkup kecil yaitu memimpin diri
sendiri dan keluarga maupun dalam lingkup yang besar
yaitu memimpin suatu komunitas mulai dari lingkungan
masyarakat, bangsa dan negara, bahkan dunia.
Penanaman nilai pembelajar tidak dapat dilakukan
secara instan karena bersifat pembiasaan. Nilai
pembelajar harus distimulasi dan ditanamkan mulai dari
usia dini melalui kegiatan bermain.
Tumbuhkan rasa ingin tahu anak melalui kegiatan
Melalui Metode Bermain Peran
7
sehari-hari di mana saja. Umpama, ketika melewati
kabel listrik yang membentang di tepi jalan, tanyakan
mengapa burung yang bertengger di situ tidak terkena
sengatan listrik? Tentu saja orangtua harus tahu
jawabannya yang benar. Atau selagi bermain di taman,
sampaikan fungsi daun bagi tanaman dan lingkungan.
Sifat pembelajar sangat didukung oleh kegemaran
membaca buku dan kemampuan berpikir kritis.
B. Naskah Cerita
Tikus yang Rakus
Suatu waktu ada dua ekor tikus bernama Tiku dan Tiki
yang sedang kelaparan.
“Aduuhh... aku lapar sekali,
perutku keroncongan, teng-
gorokanku kering, sudah tiga
hari tidak makan, badanku sampai
kurus kering begini”. Kata Tiku berkata
kepada Tiki sambil memegangi perutnya
yang kempis karena kelaparan, badannya
terlihat sangat kurus sekali.
“Iya nih aku juga sangat lapar, yuk kita
cari makanan!” Ajak Tiki.
Bahan Ajar Model Stimulasi Kepemimpinan
8
Tiku dan Tiki berjalan kesana-kemari untuk mencari
sesuatu yang bisa mereka makan hingga tibalah dia
pada suatu tempat berupa gudang milik seorang petani
jagung.
Petani baru saja memanen tanaman jagungnya, dia
sangat senang karena hasil kebunnya melimpah. “Puji
syukur aku panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,
panen jagungku berhasil” Demikian petani itu berkata.
Dia masukan hasil panennya ke dalam keranjang yang
sudah dia persiapkan sebelumnya.
Keranjang-keranjang berisi jagung pun dia masukan ke
dalam gudang tempat penyimpanan hasil panen.
Tiku yang baru saja sampai ke dalam gudang,
menemukan sebuah keranjang yang penuh dengan
jagung.
“Wah banyak sekali jagungnya, beruntung kita datang
ke tempat ini, sehingga kita bisa makan sepuasnya.”
Tiku berkata kepada Tiki dengan nada senang.
“Tapi lewat mana supaya kita bisa masuk ke dalam
keranjang itu?” Tiki pun bertanya pada Tiku.
“Lewat mana ya...?” Tiku berpikir.
Mereka berdua lalu berusaha mencari celah untuk
Melalui Metode Bermain Peran
9
masuk ke dalam keranjang berisi jagung.
“Nah ini dia, meski sempit tapi kayaknya badanku yang
sekarang bisa masuk ke dalam keranjang melalui celah
tersebut”. Tiku menemukan jalan masuk ke keranjang
tersebut melalui satu celah yang sangat sempit yang
menutupi mulut keranjang.
“Tapi itu kan sempit sekali Tiku, memangnya kamu bisa
masuk ke dalam keranjang melalui celah yang sangat
sempit itu?” Tiki ragu.
“Dengan badanku yang sekarang ini kayaknya aku bisa
deh.” Tiku optimis.
Jagung tersebut begitu menggiurkan sehingga Tiku dan
Tiki memaksakan dirinya untuk masuk ke dalam
keranjang. Akhirnya dengan susah payah, Tiki dan Tiku
berhasil masuk.
“Asyik akhirnya kita bisa masuk.” Tiku berkata senang.
Bahan Ajar Model Stimulasi Kepemimpinan
10
Setelah masuk, Tiku
dan Tiki langsung
makan dengan
rakusnya hingga
perut mereka menjadi
sangat kenyang, dan
bahkan membuat
perutnya tiga kali
lebih besar
dibandingkan
sebelum
masuk ke dalam
keranjang tadi.
“Aduh perutku kenyang sekali, sampai-sampai buncit
begini” Tiku berkata sambil memegangi perutnya yang
membesar.
“Aku juga perutnya penuh banget, jadinya sudah untuk
bernafas.” Tiki menambahkan.
Akhirnya Tiku dan Tiki merasa sangat puas dan menarik
dirinya yang berat untuk keluar dari keranjang, tetapi
hal yang bisa mereka lakukan, hanyalah mengeluarkan
kepalanya dari celah sempit jalan mereka masuk.
Di sanalah mereka mengerang-ngerang dan mengeluh
Melalui Metode Bermain Peran
11
karena tidak bisa keluar.
“Bagaimana ini Tiki, aku tidak bisa keluar, perutku yang
besar mengganjalku untuk melewati celah yang sempit
ini.” Tiku berkata.
“Gara-gara kita makan terlalu banyak, perut kita
menjadi membesar dan sulit untuk melewati celah
tempat kita masuk.” Tiki menjelaskan sebab mereka
tidak bisa keluar.
Saat itulah seekor tikus lainnya yang bernama Tuki
lewat, dan ketika Tuki melihat Tiku dan Tiki, ia pun yang
merasa lapar mengikuti jejak Tiku dan Tiki masuk ke
dalam keranjang untuk mengambil jagung. Pada saat
Tuki akan memakan jagung, ia bertanya kepada Tiku
dan Tiki “Hai Tiku dan Tiki, kenapa kalian masih tetap
disini, bukannya kalian sudah pada kenyang?”
Tiku menjawab “Tadi kami makan jagungnya
kebanyakan menyebabkan perut kami membesar
sehingga ketika kami mau keluar dari keranjang, perut
kami mengganjalnya. Kami tidak bisa keluar.”
“Oo... itu sebabnya. Kalian seharusnya tidak berlebihan
sehingga sekarang kalian sendiri yang menanggung
akibatnya tidak bisa keluar dari tempat ini.” Tuki
berkata.
Bahan Ajar Model Stimulasi Kepemimpinan
12
Tuki pun segera memakan jagung secukupnya, tidak
terlalu banyak ataupun sedikit, sehingga perutnya tidak
bertambah besar seperti Tiku dan Tiki.
Setelah selesai ia pun bergegas keluar dari keranjang.
Sesampainya di luar dia berkata "Teman," kata Tuki,
"Saya mengerti semua kejadian yang menimpa kalian.
Kalian benar-benar kekenyangan sampai tidak bisa
keluar. Itulah hukuman bagi kalian. Kalian akan tetap
tinggal di sana sampai badan kalian sekurus sebelum
masuk tadi, apabila kalian ingin keluar."
C. Tujuan
Dengan membacakan cerita di atas, diharapkan anak
dapat bermain peran dan akan tertanam sikap pem-
belajar yang meliputi:
1. Memahami apa yang terjadi dalam cerita;
2. Mengenali perilaku yang baik dan buruk;
3. Mempelajari akibat dari melakukan sesuatu yang
tidak baik;
4. Berpikir logis;
5. Bisa memecahkan masalah.
Melalui Metode Bermain Peran
13
D. Peran/tokoh yang dimainkan
1. Tiku
2. Tiki
3. Tuki
4. Pak Tani
5. Keranjang (diperankan oleh 4 orang anak dengan
cara berpegangan tangan membentuk lingkaran)
Bahan Ajar Model Stimulasi Kepemimpinan
14
1. Alat yang Dibutuhkan
a. Naskah cerita
b. Kostum tikus (apabila ada) bisa diganti dengan
topeng bergambar tikus
c. Properti: karton bergambar rumah-rumahan
menyerupai gudang, jagung mainan, boneka
tikus, keranjang.
2. Kegiatan Pembelajaran
a. Persiapan
1) Guru menyediakan alat yang diperlukan
2) Guru menata alat permainan sesuai dengan
suasana gudang.
b. Pelaksanaan
1) Guru membacakan naskah cerita;
2) Guru memberi penjelasan kepada anak
tentang kegiatan yang akan dilakukan dan
peran yang dikehendaki oleh anak sesuai
cerita;
3) Guru meminta anak yang tidak ikut bermain
menjadi pengamat pada saat temannya
bermain peran;
4) Guru menyiapkan format pengamatan;
Melalui Metode Bermain Peran
15
5) Anak diberi kesempatan untuk melaksanakan
bermain peran sesuai dengan keinginannya,
bisa dilakukan melalui main peran makro atau
pun mikro;
6) Anak-anak melakukan/memainkan peran
dengan cara dan percakapan sendiri sesuai
dengan kreatifitas masing-masing anak;
7) Guru memperhatikan anak-anak yang sedang
bicara dengan temannya pada waktu bermain
peran;
8) Bagi anak yang sudah melakukan perannya
dengan baik diberi pujian dan yang belum,
diberi dorongan/motivasi;
c. Penilaian
Penilaian dilakukan melalui observasi/
pengamatan untuk melihat respon anak dalam
penanaman prilaku, seperti:
1) Bagaimana sikap anak pada saat bermain;
2) Bagaimana sikap anak pada saat
mengucapkan kalimat;
Bahan Ajar Model Stimulasi Kepemimpinan
16
3) Bagaimana sikap anak terhadap
perintah yang diberikan;
4) Bagaimana sikap pada saat berkomunikasi;
5) Bagaimana sikap terhadap kepatuhan tata
tertib atau pun aturan main;
6) Bagaimana sikap anak pada saat melakukan
perannya;
7) Bagaimana sikap anak dalam mengem-
bangkan imajinasi dan gagasannya.
Melalui Metode Bermain Peran
17
Contoh Format Pengamatan
Nama Lembaga PAUD : ...........................................
Alamat : ...........................................
Tahun Ajaran : ...........................................
Hari/Tanggal : ...........................................
No. Nama Anak
PENILAIAN TINGKAT PENCAPAIAN
AGAMA-MORAL FISIK KOGNITIF BAHASA SOSIAL-EMOSI SENI
BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keterangan: Isilah tabel di atas dengan tanda (V) pada kolom yang berisi tanda di bawah ini: BB=Belum Berkembang, MB=Mulai Berkembang, BSH=Berkembang Sesuai Harapan, BSB=Berkembang Sangat Baik ___________, _________ 20___ Mengetahui Kepala, Guru, ________________ _______________
E. Simpulan
Melalui kegiatan main peran berdasarkan naskah cerita
di atas, nilai-nilai moral yang disampaikan adalah:
1. Keserakahan akan membawa celaka
2. Belajar dari kesalahan orang lain sangatlah berguna
3. Memperhitungkan segala sesuatu sebelum bertindak
Bahan Ajar Model Stimulasi Kepemimpinan
18
akan sangat bijaksana
4. Berani berbuat harus berani pula menanggung
resikonya
F. Latihan
Coba lakukan kegiatan bermain peran tadi dengan cerita
lain masih dengan tema Pembelajar.
19
FORMAT PENILAIAN
Kelompok Usia : 5 – 6 Tahun Nilai Kepemimpinan : Pembelajar Tema : _____________________
Hari/Tanggal : _____________________
No. KD Indikator (KI.3 dan KI.4) Pengamatan
BB MB BSH BSB
1. 3.1. Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
Mengucapkan doa-doa pendek, melakukan ibadah sesuai dengan agama nya
(misal: doa sebelum memulai dan selesai kegiatan)
Nama anak 1, ...
Nama anak 1, ...
Nama anak 1, ...
Nama anak 1, ...
2. 4.1 Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang
dewasa
Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya (misal: tidak bohong, tidak
berkelahi)
Menyebutkan hari-hari besar agama
Menyebutkan tempat ibadah agama lain
Menceritakan kembali tokoh-tokoh keagamaan (misal: nabi-
No. KD Indikator (KI.3 dan KI.4) Pengamatan
BB MB BSH BSB
nabi)
3. 3.3. Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakan-nya untuk
pengembangan motorik kasar dan motorik halus
Melakukan berbagai gerakan terkoordinasi secara terkontrol, seimbang, dan lincah
4. 4.3 Menggunakan anggota
tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan
halus
Melakukan kegiatan yang
menunjukkan anak mampu melakukan gerakan mata, tangan, kaki, kepala secara
terkoordinasi dalam menirukan berbagai gerakan yang teratur
(misal: senam dan tarian)
Melakukan kegiatan yang
menunjukkan anak mampu melakukan permainan fisik
dengan aturan
Melakukan kegiatan yang
menunjukkan anak mampu terampil menggunakan tangan kanan dan kiri dalam berbagai
No. KD Indikator (KI.3 dan KI.4) Pengamatan
BB MB BSH BSB
aktivitas (misal: mengancing kan baju, menali sepatu, meng- gambar, menempel
menggunting, makan)
5. 3.4. Mengetahui cara hidup sehat
Melakukan kebiasaan hidup bersih dan sehat (misal: mandi 2x sehari; memakai baju
bersih; membuang sampah pada tempatnya)
6. 4.4 Mampu menolong diri sendiri untuk hidup
sehat
Mampu melindungi diri dari percobaan kekerasan,
termasuk kekerasan seksual dan bullying (misal dengan berteriak dan/atau berlari)
Mampu menjaga keamanan diri dari benda-benda
berbahaya (misal: listrik, pisau, pembasmi serangga)
Terbiasa mengkonsum-si makanan dan minuman yang
bersih, sehat, dan bergizi
Menggunakan toilet dengan
No. KD Indikator (KI.3 dan KI.4) Pengamatan
BB MB BSH BSB
benar tanpa bantuan
7. 3.5. Mengetahui cara memecah-kan masalah sehari-hari dan
berperilaku kreatif
Mampu memecahkan sendiri masalah sederhana yang dihadapi
8. 4.5. Menyelesai-kan
masalah sehari-hari secara kreatif
Menyelesai-kan tugas
meskipun menghadapi kesulitan
9. 3.6. Mengenal benda-benda di sekitarnya (nama,
warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan
ciri-ciri lainnya)
Melakukan kegiatan yang menunjukkananak mampu
mengenal benda dengan mengelom-pokkan berbagai benda di lingkungan-nya
berdasar-kan ukuran, pola, fungsi, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya
10. 4.6. Menyampaikan tentang
apa dan bagaimana benda-benda di sekitar yang dikenalnya
(nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat,
Melakukan kegiatan yang
menunjuk-kan anak mampu mengenal benda dengan menghubung-kan satu benda
dengan benda yang lain
Melakukan kegiatan yang
No. KD Indikator (KI.3 dan KI.4) Pengamatan
BB MB BSH BSB
suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil
karya
menunjuk-kan anak mampu mengenal benda dengan menghubung-kan nama benda
dengan tulisan sederhana melalui berbagai aktivitas (misal: menjodohkan,
menjiplak, meniru)
Melakukan kegiatan yang menunjuk-kan anak mampu mengenal benda berdasarkan
lima seriasi atau lebih, bentuk, ukuran, warna, atau jumlah melalui kegiatan mengurutkan
benda
Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu mengenal konsep besar-kecil,
banyak-sedikit, panjang-pendek, berat-ringan, tinggi-rendah dengan mengukur
menggunakanalat ukur tidak baku
11. 3.7. Mengenal lingkungan Menyebutkan nama anggota
No. KD Indikator (KI.3 dan KI.4) Pengamatan
BB MB BSH BSB
sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah,
budaya, transportasi)
keluarga dan teman serta ciri-ciri khusus mereka secara lebih rinci (warna kulit, warna
rambut, jenis rambut, dll)
12. 4.7. Menyajikan berbagai karya yang berhubung-an dengan lingkungan
sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah,
budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi,
dan gerak tubuh
Menjelaskan lingkungan sekitarnya secara sederhana
Menyebutkan arah ke tempat yang sering dikunjungi dan
alat transportasi yang digunakan
Menyebutkan peran-peran dan pekerjaan termasuk didalamnya
perlengkapan/atribut dan tugas-tugas yang dilaku-kan dalam pekerjaan tersebut
Membuat dan mengikuti aturan 13. 3.8. Mengenal lingkungan
alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-
batuan, dll)
Menceritakan peristiwa-
peristiwa alam dengan melakukan percobaan sederhana
No. KD Indikator (KI.3 dan KI.4) Pengamatan
BB MB BSH BSB
14. 4.8. Menyajikan berbagai karya yang berhubung-an dengan lingkungan
alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)
dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi,
dan gerak tubuh
Mengungkap-kan hasil karya yang dibuatnya secara lengkap/ utuh yang
berhubungan dengan benda-benda yang ada di lingkungan alam
Menceritakan perkem-
bangbiakan makhluk hidup
15. 3.12. Mengenal keaksara-
an awal melalui bermain
Menunjuk- kan bentuk-bentuk
simbol (pra menulis)
16. 4.12. Menunjukkan kemampu-an
keaksaraan awal dalam berbagai bentuk karya
Membuat gambar dengan beberapa coretan/ tulisan yang
sudah berbentuk huruf/kata
Menulis huruf-huruf dari
namanya sendiri
Menyebutkan angka bila diperlihatkan lambang bilangannya
Menyebut- kan jumlah benda
dengan cara menghitung
No. KD Indikator (KI.3 dan KI.4) Pengamatan
BB MB BSH BSB
17. 3.14. Mengenali kebutuh-an, keinginan, dan minat diri
Memilih satu macam dari 3 atau lebih pilihan yang tersedia
18. 4.14. Mengung-kapkan
kebutuh-an, keinginan, dan minat diri dengan cara yang tepat
Memilih kegiatan/ benda yang
paling sesuai dengan yang dibutuhkan dari beberapa pilihan yang ada
19. 3.15. Mengenal berbagai
karya dan aktivitas seni (*)
Membuat karya seni sesuai
kreativitasnya misal seni musik, visual, gerak dan tari yang dihasilkannya dan
dihasilkan orang lain
20. 4.15 Menunjukkan karya
dan aktivitas seni dengan mengguna-kan berbagai media
Menghargai penampilan karya
seni anak lain (misal dengan bertepuk tangan dan memuji)
27
Daftar Pustaka
Depdiknas. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta: Depdiknas.
Purnamasari, Ariavita (2004); Melatih anak agar Mandiri, terjemahan dari Last Straw Strategies. Erlangga.
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Kemdiknas. 2010. Pedoman Pengembangan Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Tahun 2010. Jakarta: Direktorat TK dan SD. Kementerian Pendidikan Nasional.
Koesoema, D. 2007. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
Megawangi, R. 2009. Pendidikan Karakter. Indonesia Heritage Foundation. Jakarta. Cetakan ke 3.
Megawangi, Ratna. 2007. Semua Berakar pada Karakter. Jakarta: Lembaga FE UI.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Puskur, Balitbang Kemdiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah . Jakarta.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
top related