pengidentifikasian masalah sosial
Post on 30-Jul-2015
159 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pengidentifikasian Masalah Sosial dan
Teknik Menjaring Data dalam Menanggapi Masalah
Kenaikan Harga BBM.
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kebutuhan Masyarakat, oleh Bapak
Dr. Ii Wahyudi,MPd
Disusun oleh
1. Anita Lestari. 22211312482. Dedeh Mahfudoh. 22211326373. Lulu Putri Utami. 22211324404. Siti Herlinda. 22211313405. Wulan Rahmawati. 22211318326. Yuliana Lestari. 2221132590
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
SERANG
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 1
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa berkat rahmat-nya,
Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengidentifikasian Masalah Sosial dan
Teknik Menjaring Data dalam Menanggapi Masalah Kenaikan Harga BBMMakalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Analisis Kebutuhan
Masyarakat, oleh Bapak Dr. Ii Wahyudi,MPdyang telah mengamanatkan kami untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami juga mengharapkan semoga dengan adanya makalah ini bisa memberikan
pemahaman dan pengetahuan tentang Masalah sosial dan teknik menjaring data, di samping
itu kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekuarangan, maka dari itu kami
mengharapkan keritik dan saran yang membangun agar kedepannya makalah ini biasa lebih
sempurna, kurang lebihnya kamiucapkan terima kasih.
Serang,01 Desember 2014
Penulis
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 2
DAFTAR ISI
.
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................1
1.2 RumusanMasalah..................................................................................................2
1.3 TujuanPenulisan....................................................................................................3
1.4 ManfaatPenulisan................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengidentifikasi Masalah Sosial..........................................................5
2.2 Faktor – faktor Masalah Sosial..............................................................................6
2.3 Pengidentifikasian Masalah Sosial........................................................................8
2.4 Teknik Pengumpulan Data dalam Pengidentifikasian Masalah Sosial.................10
2.5 Kelebihan danKekurangandalamTeknikPengumpulan Data.................................13
2.6 Langkah – langkah pengumpulan data melalui pendekatan kualitatif..................15
BAB III HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI
3.1 Form Pertanyaan Analisis Kenaikan BBM...........................................................18
3.2 Tabel Pertanyaan Analisis Kenaikan BBM...........................................................29
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................................31
4.2 Daftar Pustaka.......................................................................................................32
4.3 Lampiran................................................................................................................33
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengidentifikasian Masalah Sosial adalah suatu proses kegiatan mencari, menemukan,
mengumpulkan, dan mencatat data yang terkait dengan ketidaksesuaian atau kesenjangan
antara perilaku dan keadaan yang terjadi dalam komuniti masyarakat tertentu, yang
dirasakan oleh semua lapisan masyarakat dan memiliki pandangan yang berbeda
terhadap suatu permasalahan.
Maka dari itu, kami akan membahas dan menganalisis tentang masalah sosial
mengenai kenaikan harga BBM yang memang menjadi topik utama yang sedang hangat
dibicarakan,dan kenaikan harga BBM termasuk dalam masalah sosial yang dirasakan
pergolakannya oleh semua lapisan masyarakat.
Ternyata setelah kita menganalisis masyarakat di sekitar wilayah Pakupatan Serang
mayoritas dari mereka memiliki pendapat yang berbeda – beda tentang kenaikan harga
BBM ini. Mulai dari tukang ojeg yang tidak setuju sampai dosen setuju dengan kebijakan
ini, jadi banyak ragam pendapat yang melatar belakangi itu semua dan itu dipengaruhi
oleh status pekerjaan dan pemahaman seseorang tersebut.
Jadi masalah sosial bukan hanya penyimpangan dalam nilai norma, hukum atau aturan
dalam masyarakat, melainkan sebuah permasalahan yang dirasakan oleh semua lapisan
masyarakat yang membuat penyalahan aturan, seperti kenaikan harga BBM yang
menyebabkan bertambahnya penduduk miskin, PSK dan tindak kejahatan. Itu adalah
jenis masalah sosial, yang kita ketahui melalui teknik penjaringan data yang berfariatif
tergantung dari pendekatan yang kita gunakan dan jenis permasalahannya.
Maka dari latar belakang itu kami tertarik untuk membahas dan mengkaji permasalah
kami, karena permasalah sosial memiliki ruang yang sangat kompleks dan detail,
sehingga kami memilih untuk membahas permasalahan kenaikan harga BBM.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 4
1.2Rumusan Masalah
Permasalahan sosial adalah suatu masalah yang sangat kompleks. Apabila ditelaah
lebih jauh, maka kita akan menemukan sekumpulan hal-hal rumit yang sangat susah
untuk disiasati. Masalah yang dihadapi tersebut akan lebih susah jika saling berkait satu
sama lain.
Oleh sebab itu, di dalam makalah ini penulis akan memberikan gambaran penting
mengenai cara dan teknik dalam menjaring data, dan memahami masalah sosial. Serta
mengetahui dampak apa yang terjadi pada masalah sosial tersebut, selain itu kita dapat
mengetahui pendapat/argument yang berbeda pada setiap lapisan masyarakat dalam
menanggapi kenaikan harga BBM.
Kerena setelah kita analisis ternyata kenaikan harga BBM memiliki dampak yang
begitu besar bagi masyarakat menengah kebawah, dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Yang menimbulkan kesenjangan yang terjadi didalam masyarakat.
Maka dari permasalahan itu semua kami akan mengkaji itu semua dalam makalah
kami yang mengupas tentang “Pengidentifikasian Masalah Sosial dan Teknik Menjaring
Data”.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 5
1.3Tujuan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Analisis Kebutuhan Masyarakat,
Universitas sultan ageng tirtayasa oleh Dr. Ii Wahyudi,MPd
2. Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap masalah sosial di daerah Pakupatan
Serang.
3. Suatu usaha untuk mendekatkan diri dan mengetahui kebutuhan yang diperlukan oleh
masyarakat.
4. Membantu dalam membahas dan menanggulangi masalah yang dihadapi di dalam
masalah kenaikan harga BBM.
5. Dan dapat mengerti bagaimana cara memperoleh informasi.
6. Dapat mengerti bahwa kenaiakan harga BBM berimbas besar terhadap masyarakat
menengah kebawah.
7. Mengerti hakikat dari teknik penjaringan data.
8. Mengetahui metode – moteda apa saja yang terdapat dalam menjaring data dan
penerapannya.
9. Mengetahui latar belakang pemerintah dalam menaikan harga BBM.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 6
1.4Manfaat Penulisan Makalah
Berikut ini akan dijabarkan mengenai manfaat-manfaat yang dapat diambil dari
penulisan makalah ini.
1. Membangun rasa ingintahu dan peka terhadap masalah sosial yang terjadi didalam
masyarakat.
2. Menelaah permasalahan yang terjadi di lingkungan Pakupatan Serang.
3. Menelaah bagaimana sulitnya mereka memenuhi kebutuhan hidup.
4. Memberikan gambaran tentang kondisi masyarakat sejak diberlakukannya tarif harga
BBM baru.
5. Mengetahui bagaimana ber-sosialisasi terhadap masyarakat.
6. Mengetahui manfaat dari ansos itu sendiri.
Demikianlah manfaat-manfaat yang dapat diambil dari pembutaan makalah ini.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 7
BAB II
PEMBAHASAN
“Pengidentifikasian Masalah Sosial dan
Teknik Menjaring Data”.
2.1 Pengertian Pengidentifikasi Masalah Sosial
Identifikasi, berasal dari kata Identify artinya meneliti. Identifikasi secara garis besar
yaitu proses mencari, menemukan, mendaftar, mengumpulkan, dan mencatat data
sebanyak-banyaknya kemudian data tersebut diolah menjadi sebuah informasi.
Masalah adalah kesenjangan (discrepancy) antara apa yang seharusnya (harapan)
dengan apa yang ada dalam kenyataan sekarang. Kesenjangan tersebut dapat mengacu ke
ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan dan lain
sebagainya. Penelitian diharapkan mampu mengantisipasi kesenjangan-kesenjangan
tersebut. Masalah yang perlu dijawab melalui penelitian cukup banyak dan bervariasi
misalnya masalah dalam bidang pendidikan saja dapat dikategorikan menjadi beberapa
sudut tinjauan yaitu masalah kualitas, pemerataan, relevansi dan efisiensi pendidikan
(Riyanto, 2001:1)
Dalam ranah ilmu sosial, Masalah sosial yang didefinisikan Robert K Merton
sebagai ”ketidaksesuaian yang signifikan dan tidak diinginkan” antara standar
kebersamaan dan kondisi nyata. Atau dengan kata lain,”Sebuah situasi tak terduga yang
tidak sejalan dengan tata nilai yang dianut sekelompuk orang yang menyetujui bahwa
perlu adanya tindakan untuk mengatasi situasi”. Jadi masalah sosial adalah suatu
ketidaksesuain perilaku atau keadaan masyarakat terhadap unsur-unsur kebudayaan,
nilai, norma, dan aturan yang ada di dalam masyarakat.
Jadi menurut kelompok kami pengertian dari Pengidentifikasian Masalah Sosial
adalah suatu proses kegiatan mencari, menemukan, mengumpulkan, dan mencatat data
yang terkait dengan ketidaksesuaian atau kesenjangan antara perilaku dan keadaan yang
terjadi dalam komuniti masyarakat tertentu, yang dirasakan oleh semua lapisan
masyarakat dan memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu permasalahan.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 8
2.2Faktor-faktor Masalah Sosial
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 jenis faktor yakni antara lain :
Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran dan lain-lain
Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain
Faktor Biologis : Penyakit menular dan lain-lain
Faktor Psikologis : Penyakit syaraf, aliran sesat
Masalah sosial yang berasal dari faktor ekonomis yaitu
1. Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak bisa menjamin hidupnya
sendiri seperti orang lain pada umumnya.kemiskinan dapat diklasifikasikan dalam
kehidupan masyarakat yang masih sederhana dan dalam masyrakat yang sudah
tergolong komplek. Jadi ukuran keya atau miskin itu memang relatif tidak sama,
tergantung pada siuasi dan kondisi masyarakat yang bersangkut.
2. Pengangguran
Pengangguran adalah suatau keadaan dimana seseorang tidak mempunyai pekerjaan
yang bia menjamin hidupnya sendiri.
Masalah sosial yang berasal dari faktor kebudayaan
Masalah sosial yang bersumber dai faktor kebudayaan biasanya yang paling menonjol
bagi kehidupan manusia dalam masyarakat, yaitu jika manusia tidak mampu untuk
menyesuaikan diri dengan perkembangan Masalah sosial yang berasal dari faktor
kebudayaan.
Kebudayaan (cultural lag). Menurut Daldjuni (1985), bahwa masalah sosial dapat
bertalian dengan masalah alami ataupun masalah pribadi, maka ditunjau secara
menyeluruh masalah sosial ternyata memiliki empat sumber penyebab, yaitu :
1. Faktor alam (ekologis – geografis), ini menyangkut gejala menipisnya sumberdaya
alam.
2. Faktor biologis (dalam arti kependudukan), ini menyangkut bertambahnya umat
manusia dengan pesat yang dirasakan secara nasional, regional, ataupun local.
3. Faktor budayawi, ini menimbulkan berbagai kegoncangan mental dan bertalian
dengan aneka penyakit kejiwaan.
4. Faktor sosial, dalam arti berbagai kebijaksanaan ekonomi dan politik yang
dikendalikan bagi masyarakat.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 9
Masalah sosial yang berasal dari faktor biologis
Masalah sosial yang bersumber dari faktor biologis ini misalnya, masalah-masalah
yang menyangkut kependudukan dan keharusan biologis lainnya.bebarapa faktor
penyebab timbulnya masalah sosial yang bersumber dari faktor biologis:
1. Faktor Keharusan Makan
Untuk kenyataan kehidupan sehari-hari bahwa keharusan untuk makan ternyata besar
sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan timbulnya masalah sosial.
2. Faktor Kependudukan
Faktor kependudukan menyangkut bertambahnya jumlah manusia pada lapangan
kehidupan tetap.
3. Faktor bagi manusia untuk mempertahankan diri
Manusia pada umumnya ternyata tidak dapat dipisahkan dari faktor ini, senbab
bagaimanapun alasannya, yang pasti sifat hakiki manusia adalah pertama kali
memntingkan dirinya sendiri sebagai makhluk individu. Akan tetapi dilain pihak
individu tidak akan dapat mempertahankan dirinya sendiri, maka dari itu dia bergaul,
bergabung atu mebabentuk kelompok sosial sebagaimana makhluk sosial lain.
Masalah sosial yang berasal dari faktor psikologis
Masalah sosial bisa timbul oleh karena faktor psikologis, seperti kebingungan,
disorganisasi, penyakit syaraf dan sebagainya. Dikatakan demikian oleh karena faktor-
faktor tersebut dapat menyebabkan manusia atau warga masyarakat tidak mampu untuk
berpikir dan bertindak secara wajar.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 10
2.3 Pengidentifikasian Masalah Sosial
Dalam pengidentifikasian masalah sosial diperlukan suatu pendekatan dan metodelogi
dalam memahami dan memetakan masalah sosial yang terjadi. Yaitu dengan melakukan
pendekatan yang bersfat kualitatif dan bukan pengukuran yang bersifat persentase. Hal
ini banyak disebabkan karena masalah sosial adalah masalah perasaan, penilaian
berdasar pada norma dan aturan yang menjadi acuan bagi komuniti yang mengalaminya.
Penelitian kualitatif dapat didefinisikan sebagai sebuah proses penyelidikan untuk
memahami masalah sosial atau masalah manusia, berdasarkan pada penciptaan gambaran
holistik (menyeluruh) lengkap yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan
informan secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar ilmiah.
Untuk memahaminya maka diperlukan suatu teknik observasi partisipasi agar dapat
ikut merasakan yang dialami oleh anggota komuniti sebagai sasaran peneliti. Bagaimana
pelaku dalam komuniti memandang dan memahami gejala sosial yang tampak
diobservasi dicatat dan dianalisa.
Warga komuniti sebagai sasaran penelitian sebagai (Informan). Peneliti
mengumpulkan fakta-fakta dari informan dalam cara pandang informan menanggapi
gejala sosial yang tampak.
A. Informan
Informan adalah seorang pembicara asli yang berbicara mengulang kata-kata,
frase, kalimat dalam bahasa atau dialeknya sebagai model imitasi dan sumber
informasi. Sehingga informan ini menjadi acuan untuk mengumpulkan informasi-
informasi yang berkenaan masyarakatnya, lingkungan hidupnya.
Informan Kunci
Informan
Informan Biasa
Informan Kunci yaitu seseorang yang secara lengkap dan mendalam mengetahui
informasi yang akan menjadi permasalahan dalam penelitian. Informan kunci terbagi
menjadi 2 (dua) yaitu:
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 11
a. Formal Leader yaitu petugas kesehatan yang merupakan faktor pembantu dalam
pengobatan secara medis serta memberikan persepsi sehat dan sakit kepada
masyarakat Desa Sungai Ana dalam menjalani kehidupannya.
b. Informal Leader yaitu tokoh adat yang merupakan informan paling mengetahui
masyarakat Desa Sungai Ana baik interaksi sosial dan kepercayaannya sehingga
memudahkan dalam mendapatkan informasi untk penelitian, serta dukun yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dahulu sampai sekarang oleh
masyarakat Desa Sungai Ana karena apapun yang terjadi pada masyarakat
mengenai sehat dan sakit berkaitan dengan dukun karena merupakan tradisi turun
temurun dari dahulu
Informan biasa yaitu penduduk setempat sebagai pelaku dari keadaan sosial di
daerah yang bersangkutan, informan biasa perlu dikategorisasikan berdasarkan pada
status yang disandangnya. Dengan dasar tersebut maka informasi yang berkenaan
dengan dirinya dapat diperoleh dan memudahkan untuk membuat analisa dari data
yang diperoleh, seperti pengkategorisasian berdasar pada jenis kelamin, usia,
pekerjaan, jenjang sosial dsb. Perbedaan status dari pelaku akan akibat pada
perbedaan persepsi, pemahaman terhadap gejala sosial, misalnya pendapat tentang
laki-laki akan berbeda dengan pendapat perempuan tentang perilaku anak-anak.
B. Kenyataan, Fakta, dan Data
Kenyataannya pada prinsipnya adalah sesuatu yang tampak oleh panca indera,
bisa dirasakan, suatu gejala yang menempati ruang dan waktu. Kenyataan ini sifatnya
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tindakan manusia sehingga kenyataan ini
dipahami. Pemahaman terhadap kenyataan ini pada dasarnya akan melibatkan
pengetahuan dari individu sehingga mewujudkan suatu anggapan dan penilai terhadap
kenyataan yang bersangkutan yang terangkum sebagai sebuah pernyataan.
Fakta adalah serangkaian pernyataan-pernyataan yang dapat diuji kebenarannya
berdasarkan pada kenyataan yang ada. Fakta merupakan hasil pemahaman individu
terhadap kenyataan yang ada. Pemahaman individu terhadap kenyataan yang ada
terkait pada pola pengetahuan kebudayaan yang dipunyai oleh individu yang
bersangkutan, sehingga fakta yang muncul yang merupakan hasil pemahaman
terhadap kenyataan yang ada bisa berbeda antara satu individu dengan individu
lainnya. dari status sosial yang berbeda.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 12
Data adalah serangkaian catatan yang dikumpulkan oleh seseorang berdasarkan
pada fakta-fakta yang bersumber dari individu-individu yang merupakan hasil
pemahaman individu-individu tersebut terhadap kenyataan yang dihadapinya.
Biasanya kenyataan yang sudah berupa fakta tersebut sudah tidak muncul lagi,
bagaimana individu-individu tersebut memahami kenyataan yang ada pada waktu
kenyataan tersebut muncul. Fakta-fakta yang tersebar pada individu-individu tersebut
dikumpulkan dan dirangkai menjadi data-data yang secara tidak langsung mewakili
kenyataan yang ada.
C. Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu :
Data primer
Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan
pertama. Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui
kuesioner , kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti
dengan narasumber.
Data sekunder
Data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Contoh data sekunder
misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan
keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari
majalah, dan lain sebagainya.
2.4 Teknik Pengumpulan Data dalam Pengidentifikasian Masalah Sosial
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi
keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data,
siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari
mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau
data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan
penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan
sebagainya.Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 13
cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan
lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi
dan wawancara.
1. Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya.Meskipun terlihat mudah, teknik
pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup
besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait
dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain:
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur
maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden.
Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris
pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka
responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
2. Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya
mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat
digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik
ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 14
Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari
orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku
siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar
guru, dsb.
Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan
observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses
yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang
menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang
dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang
mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui
makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku
catatan, kamera photo, dll.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap
nara sumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya
hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan
wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara
dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa
informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah
dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape
recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran
wawancara.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 15
2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan
secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali
dari responden.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong
sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria
berikut:
Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi
umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan
pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa
keuntungan antara lain:
Pertama, dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk
mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut
berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang
langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak
menggantungkan data dari ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak
dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal.
Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau
peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan
pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang
telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam
mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 16
2. Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya
atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan
dengan tatap muka maupun melalui telpon.
Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain:
Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan
baru
Bisa membaca isyarat non verbal
Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara kekurangannya adalah:
Membutuhkan waktu yang lama
Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah
terpisah
Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
Pewawancara perlu dilatih
Bisa menimbulkan bias pewawancara
Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
Wawancara via phone
Kelebihan
Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 17
Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
Wawancara harus diusahakan singkat
Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar
pun dihilangkan dari sampel
3. Metode Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya.
Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut
cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban
(kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas
(kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-
masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan
secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah
jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi.
Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu
perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan
tersebut.
2.6 Langkah – langkah pengumpulan data melalui pendekatan kualitatif
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu,
kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen
penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas
pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid atau reliabel, apabila
instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Disini
kami melakukan penelitian dengan melakukan cara pengumpulan data secara kualitatif,
karena hasil yang ingin kita dapat seakurat mungkin sesuai dengan kondisi dilapangan.
Beberapa langkah untuk pemgumpulan data akan melibatkan beberapa proses yaitu:
1. Menetapkan batas-batas penelitian yang terdiri dari: lokasi tempat penelitian akan
berlangsung, pelaku orang yang akan diamati dan akan diwawancarai, peristiwa apa
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 18
yang akan diamati atau diwawancarai dan proses sifat kejadian yang dilakukan pelaku
didalam lokasi.
2. Pengumpulan informasi melalui pengamatan wawancara, dokumen, dan bahan-bahan
visual.
3. Menetapkan aturan untuk mencatat informasi. Dalam bagaian ini disarankan untuk
membuat catatan yang terbagi-bagi dalam bentuk objek yang dicatat yang terdiri dari
potret informan, rekontruksi dialog, penjelasan latar fisik, laporan kejadian khusus,
dan kejadian yang ada.
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur
maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden.
Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris
pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka
responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
4. Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya
mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat
digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik
ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari
orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku
siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar
guru, dsb.
Non participant Observation
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 19
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan
observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses
yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang
menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang
dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang
mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui
makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku
catatan, kamera photo, dll.
4. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap
nara sumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya
hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan
wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara
dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
3. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa
informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah
dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape
recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran
wawancara.
4. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan
secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali
dari responden.
BAB III
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 20
HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI
“Data Hasil Observasi Kenaikan
Harga BBM dalam sudut pandang Masyarakat”.
3.1 Form Pertanyaan Analisis Kenaikan BBM
Informan Pertama
1. Potret Informan
Nama : Bapak Seri
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 50 tahun
Pekerjaan : Tukang Ojeg
Status Sosial : Masyarakat Kecil
2. Catatan Harian
Rencana apa yang akan dilakukan:
Menanyakan imbas kenaikan harga BBM terhadap penghasilan beliau sebagai
tukang ojeg.
Mengetahui perspektif pandangan mereka terhadap kenaikan harga BBM.
Menganalisis kebutuhan yang diharapkan pasca kenaikan harga BBM.
Menampung harapan mereka mengenai dampak kenaikan harga BBM.
Janji Untuk Bertemu Siapa :
Bertemu dengan masyarakat menengah ke bawah secara langsung yang merasakan
dampak besar dari kenaikan harga BBM.
Tujuan :
Untuk mengobservasi cara pandang mereka terhadap kenaikan harga BBM yang
merupakan suatu masalah sosial yang dirasakan semua kalangan masyarakat.
3. Catatan Lapangan:
Kejadian-kejadian tingkah laku informan
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 21
Body language (gerak tubuh) dari Pak Seri menggambarkan ketidaksetujuan
terhadap kenaikan harga BBM, walaupun beliau berargumen setuju tetapi gerak
tubuh beliau tegang dan tegap menandakan seseorang yang tidak setuju terhadap
kenaikan harga BBM.
Intonasi yang diucapkan oleh Pak Seri bernada tinggi menandakan seseorang yang
tidak setuju dengan kebijakan tersebut.
Waktu:
Tanggal : 26 November 2014
Jam : 13.20 Wib
Keadaan Sekitar:
Tempat : Terminal Pakupatan
Kondisi : Ramai dengan masyarakat yang sedang beraktifitas
Rekontruksi Dialog
Peneliti : Pak, setuju tidak dengan adanya kenaikan harga BBM ?
Informan : Udah terlanjur, sudah keputusan pemerintah terima aja setuju atau
tidak setujunya gak bakal ngaruh! Orang saya hanya tukang ojeg
tidak punya hak untuk apa-apa kecuali saya anggota dewan.
Kalangan bawah paling hanya bisa mengeluh.
Peneliti : Bagaimana sih tanggapan bapak bahwa kenaikan BBM itu
sebenarnya bertujuan untuk membantu program-program dan subsidi
silang untuk masyarakat miskin berupa kartu sakti dll?
Informan : Oh seumpamanya kartu sehat ya? Saya saja tidak merasakan dampak
positif dari kenaikan harga BBM.
Peneliti : Menurut bapak kebijakan apa yang seharusnya diambil selain
menaikkan harga BBM?
Informan : Orang kecil mah gak bisa melakukan apa-apa, apalagi masalah
kebijakan!
Peneliti : Harapan yang bapak inginkan atas adanya kenaikan hega BBM ini ?
Informan : Ya kalau sih bisa BBM turun. Kalo tidak bisa turun seenggaknya
diperhatikanlah masyarakat kecil kaya kita ini
Informan Kedua
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 22
1. Potret Informan
Nama : Bapak Burhanudin
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 40 tahun
Pekerjaan : Sopir Angkutan Umum
Status Sosial : Masyarakat Kecil
2. Catatan Harian
Rencana apa yang akan dilakukan:
Menanyakan imbas kenaikan harga BBM terhadap
penghasilan beliau sebagai sopir angkutan umum.
Mengetahui perspektif pandangan mereka terhadap
kenaikan harga BBM.
Mengetahui hambatan apa yang dirasakan ketika
harga BBM melonjak naik seperti persoalan setoran per harinya.
Menganalisis kebutuhan yang diharapkan pasca kenaikan harga BBM.
Menampung harapan mereka mengenai dampak kenaikan harga BBM.
Janji Untuk Bertemu Siapa:
Bertemu dengan masyarakat menengah ke bawah secara langsung yang merasakan
dampak besar dari kenaikan harga BBM.
Tujuan :
Untuk mengobservasi cara pandang mereka terhadap kenaikan harga BBM yang
merupakan suatu masalah sosial yang dirasakan semua kalangan masyarakat.
3. Catatan Lapangan :
Kejadian-kejadian tingkah laku informan
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 23
Body language (gerak tubuh) dari Pak Burhanudin menggambarkan kepasrahan
masyarakat kecil yang tidak tidak bisa berbuat apa-apa atas kenaikan harga BBM
ini. digambarkan dari lemasnya tubuh beliau dan badannya membungkuk ke depan.
Intonasi yang diucapkan oleh Pak Burhanudin lemah dan tidak bergairah untuk
berkomentar dalam topik tersebut.
Waktu:
Tanggal : 26 November 2014
Jam : 14.00 WIB
Keadaan Sekitar:
Tempat : Terminal Pakupatan
Kondisi : Ramai dengan masyarakat yang sedang beraktifitas
Rekontruksi Dialog:
Peneliti : Maaf pak sebelumnya kami ingin tanya apakah angkot ini milik
sendiri atau milik orang lain dengan disewa dan setoran ?
Informan : Milik orang lain nanti saya per hari setoran
Peneliti : Bagaimana nih pak pemerintah menaikan harga BBM berpengaruh
tidak sih pak dengan setoran ?
Informan : Sangat pengaruh setoran jadi naik per harinya dan banyak juga
penumpang yang ngeluh karena ongkos juga naik.
Peneliti : Harapan yang bapak inginkan atas adanya kenaikan harga BBM ini ?
Informan : Kalo bisa janganlah kasian dengan rakyat kecil seperti kami, sudah
biaya hidup mahal ditambah dengan naiknya harga BBM tambah
mencekik dan membengkanya pengeluaran.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 24
Informan Ketiga
1. Potret Informan
Nama : Bapak Daniel
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 40 tahun
Pekerjaan : Dosen Universitas Swata
Status Sosial : Masyarakat Menengah Keatas
2. Catatan Harian
Rencana apa yang akan dilakukan :
Menanyakan imbas kenaikan harga BBM bagi masyarakat.
Mengetahui perspektif pandangan mereka terhadap kenaikan harga BBM.
Menganalisis kebutuhan yang diharapkan pasca kenaikan harga BBM.
Menampung harapan mereka mengenai dampak kenaikan harga BBM.
Janji Untuk Bertemu Siapa:
Bertemu dengan masyarakat menengah keatas secara langsung yang merasakan
dampak besar dari kenaikan harga BBM.
Tujuan:
Untuk mengobservasi cara pandang mereka terhadap kenaikan harga BBM yang
merupakan suatu masalah sosial yang dirasakan semua kalangan masyarakat.
3. Catatan Lapangan:
Kejadian-kejadian tingkah laku informan
Body language (gerak tubuh) dari Pak Daniel menggambarkan ketenangan dan
mengerti akan kebijakan pemerintah menaikan BBM, itu sebabnya Bapak Daniel
setuju dengan adanya kenaikan harga BBM.
Intonasi yang diucapkan oleh Pak Burhanudin tenang dan berargumen setuju
dalam menanggapi pertanyaan yang kami berikan seputar kenaikan harga BBM.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 25
Waktu :
Tanggal : 26 November 2014
Jam : 14.20 WIB
Keadaan Sekitar :
Tempat : SDIT Al Azhar
Kondisi : Ramai dengan banyak pelajar yang sedang beristirahat
Rekontruksi Dialog
Peneliti : Maaf pak sebelumnya kami ingin tanya apakah bapak setuju dengan
kebijakan pemerintah menaikan harga BBM?
Informan : Saya setuju disatu sisi pemerintah mengambil kebijakan tersebut
karena negara membutuhkan devisa dan satu sisi masyarakat
membutuhkan bantuan-bantuan kesejahteraan seperti kesehatan dan
pendidikan. Dan selama ini kita melihat yang menikmati bantuan
pemerintah adalah orang-orang yang mampu.
Peneliti : Dengan adanya kebijakan kenaikan tersebut apakah menurut bapak
pemerintah mengambil kebijakan ini baik tau tidak untuk warga
negara kita sendiri ?
Informan : Ya kita sebagai warga negara setiap kebijakan pemerintah yang
dilaksanakan itu bagus ya kan tujuannya untuk kesejahteraan tadi.
Intinya bagaimana masyarakat menyikapi dan aparatur pemerintah
menjalankan dengan benar maka akan terasa manfaatnya oleh
masyarakat.
Peneliti : Menurut bapak dengan adanya kebijakan dari pemerintah bapak
menilai lebih baik naik atau tidak harha BBM sekarang ini ?
Informan : ya kalau saya lihat dengan kondisi negara pada saat ini lebih baik
harga BBM dinaikan, karena dengan jumlah subsidi sekian terliyun
itu hanya dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu terutama orang-
orang mampu. Jadi subsidi yang besar itu sebagian besar dialokasikan
untuk dana kemasyarakatan terutama pendidikan dan kesehatan dan
infrastruktur.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 26
Informan Keempat
1. Potret Informan
Nama : Robiyanti
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 20 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa Untirta
Status Sosial : Pelajar
2. Catatan Harian
Rencana apa yang akan dilakukan:
Menanyakan imbas kenaikan harga BBM bagi masyarakat.
Mengetahui perspektif pandangan mereka terhadap kenaikan harga BBM.
Menganalisis kebutuhan yang diharapkan pasca kenaikan harga BBM.
Menampung harapan mereka mengenai dampak kenaikan harga BBM.
Janji Untuk Bertemu Siapa:
Bertemu dengan masyarakat yang sehari-hari menggunakan transportasi umum yang
biayanya sekatang menjadi naik karena adanya kenaikan BBM.
Tujuan:
Untuk mengobservasi cara pandang mereka terhadap kenaikan harga BBM yang
merupakan suatu masalah sosial yang dirasakan semua kalangan masyarakat.
3. Catatan Lapangan:
Kejadian-kejadian tingkah laku informan
Body language (gerak tubuh) dari sebagai mahasiswa yang pulang-pergi dengan
tranportasi umum dengan gaya berbicara dan gerak tubuhnya menggambarkan
keresahan atas naiknya BBM.
Intonasi yang diucapkan oleh mahasiswa ini juga saat berbicara dengan intonasi
suara yang sedikit ditekan yang secara pasti menandakan ketidaksetujuan atas
kenaikan harga BBM.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 27
Waktu :
Tanggal : 26 November 2014
Jam : 14.30 WIB
Keadaan Sekitar :
Tempat : Depan Gedung Rektorat
Kondisi : Ramai dengan banyak mahasiswa yang sedang istirahat dan
berdiskusi
Rekontruksi Dialog
Peneliti : Maaf Ka sebelumnya kami ingin tanya apakah kakak ngekost atau
pulang pergi ke kampus ?
Informan : Saya pulang pergi ke kampus
Peneliti : Dengan adanya kebijakan kenaikan BBM tersebut menurut kakak
bagus tidak sih untuk kemajuan negara Indonesia apakah lebih baik
dinaikan atau bagaimana ?
Informan : Sebernya sih mungkin kebijakan dinaikan itu sudah diperhitungkan
ya dan tidak salah juga. Cuma selagi masih ada solusi yang lain yang
lebih baik dengan dinaikan BBM itu ya kenapa tidak pilih yang lebih
baik dengan tidak menaikan harga BBM.
Peneliti : Misalkan kakak memegang untuk tidak menaikan harga BBM, apa
sih ka yang akan kaka lakukan selain menaiakn harga BBM?
Informan : Ya karna saya kurang mengerti tentang kebijakan tersebut. Ya kita
melihat sebagai kacamata awam kenapa kita tidak menaikan harga
rokok. Toh rokok tidak mempengaruhi semuanya. Dengan harga
rokok dinaikan masyarakat lebih hemat dan bisa menutupi anggaran
yang lain.
Peniliti : kebijakan pemerintah menaikan BBM dikarnakan untuk program-
program kesejahteraan masyarakat. Menurut kakak apakah dengan
pemeritah menaikan anggaran tersebut akan efektif dan akan tercapai
tidak sih ka?
Informan : bagaimana ya menurut saya kurang efektif soalnya dari dulu juga
sudah dinaikan tapi kenyataannya tidak ada perubahan.
Peneliti : Harapan kakak sekarang dengan kenaikan BBM?
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 28
Informan : harapan saya ya pemerintah lebih bijak dalam mengambil keputusan.
Menurut saya dengan BBM dinaikan seperti itu sangat tidak bijak.
Kenapa tidak orang-orang yang bermobil saja yang dinaikan, bial
rakyat kecil yang merasakannya juga kan kasihan.
Informan Kelima
1. Potret Informan
Nama : Bapak Cecep
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 40 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Status Sosial : Masyarakat Menengah Kebawah
2. Catatan Harian
Rencana apa yang akan dilakukan :
Menanyakan imbas kenaikan harga BBM bagi
masyarakat.
Mengetahui perspektif pandangan mereka terhadap
kenaikan harga BBM.
Menganalisis kebutuhan yang diharapkan pasca
kenaikan harga BBM.
Menampung harapan mereka mengenai dampak kenaikan harga BBM.
Mengetahui dengan adanya kenaikan BBM apakah ikut berpengaruh juga terhadap
dagangan yang dijual
Janji Untuk Bertemu Siapa :
Bertemu dengan masyarakat menengah kebawah secara langsung yang merasakan
dampak besar dari kenaikan harga BBM.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 29
Tujuan :
Untuk mengobservasi cara pandang mereka terhadap kenaikan harga BBM yang
merupakan suatu masalah sosial yang dirasakan semua kalangan masyarakat.
3. Catatan Lapangan :
Kejadian-kejadian tingkah laku informan
Body language (gerak tubuh) dari Bapak ini menggambarkan kepasrahan rakyat
kecil yang tidak bisa melakukan apa-apa atas kenaikan BBM
Intonasi yang diucapkan lemas dan berargumen seadaanya.
Waktu :
Tanggal : 26 November 2014
Jam : 14.40 WIB
Keadaan Sekitar :
Tempat : Belakang Kampus Untirta
Kondisi : Ramai dengan banyak mahasiswa yang membeli dagangannya.
Rekontruksi Dialog
Peneliti : Maaf pak sebelumnya kami ingin tanya apakah bapak setuju dengan
kebijakan pemerintah menaikan harga BBM?
Informan : Ya bagaimana babang tidak setuju tapi tidak bisa protes apa-apa
neng.
Peneliti : Dengan adanya kebijakan kenaikan kan berpengaruh ya pak dengan
kebutuhan pokok sekarang, menurut bapak bagaimana ?
Informan : Ya sangat berpengaruh apalagi dengan dagangan. Berpengaruh juga
sama yang membelinya.
Peneliti : Kenaikan BBM ini apakah ada cara supaya bapak juga tidak
mengalami kerugian dalam berjualan untuk membeli bahan-bahan
pokoknya pak?
Informan : Ya saya tidak bisa menaikan harga jualan saya bisa-bisa tidak akan
laku. Paling saya kasih cara dengan mengurangi banyak makanan
yang saya jual.
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 30
Peneliti : Harapan bapak apakah sebaiknya BBM diturunkan atau bagaimana
pak ?
Informan : Ya saya berharapnya sih lebih baik diturunkan sajalah harga BBM
karena dengan kebihakan tersebut malah akan memberatkan
masyarakat kecil saja.
3.2 Tabel Pertanyaan Analisis Kenaikan
Nama Usia Pekerjaan Setuju Tidak Alasan
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 31
setuju
1. Bapak Seri
2. Bapak Kaiman
50
45
Tukang Ojeg
Tukang Ojeg
1. Menyengsarakan rakyat kecil,
terutama dengan pekerjaan
saya sebagai tukang ojeg ini.
2. Mau bagimana lagi orang
sudah naik, kita hanya sebagai
tukang ojeg tidak punya hak
dalam bersuara.
3. Bapak
Burhanudin
40 Supir Angkot Dengan naiknya BBM otomatis
setoran naik, tarif angkot pun
naik, banyak penumpang
mengeluh saya juga bingung
apabila tidak menaikkan tarif
angkot yang ada saya rugi dan
nombok.
4. Bapak Daniel 45 Dosen swasta
dan Guru
SMP
Bagaimana ya disatu sisi devisa
negara yang defisit membuat
pemerintah harus menaikan harga
BBM, dengan menaiknya BBM
juga bisa membantu masyarakat
kecil dalam bidang pendidikan
dan kesehatan sesuai dengan
programnya bapak jokowi dengan
2000 kita bisa membantu saudara-
saudara kita yang kurang
pendidikan dan mensejahterakan
mereka dalam kesehatan.
5. Sdri.
Robiyanti
20 Mahasiswi
UNTIRTA
Kurang efektif karena dari dulu
BBM naik, namun tidak ada
perubahan kearah yang lebih baik,
dengan kebijakan menaikan harga
BBM apakah tidak ada kebijakan
lainnya dan apakah semua itu
sudah diperhitungkan dengan baik
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 32
selagi masih ada solusi yang lain
kenapa tidak yang lain.
6. Sdri. Yayan 19 Mahasiswi
UNTIRTA
Tidak adanya transparansi dana
sehingga membuat rakyat
bertanya-tanya tentang naiknya
harga BBM sekarang ini, apakah
pemasukan kas negara hanya dari
BBM lantas kemana kah uang
pajak, seharusnya kita bisa
menggunakan uang pajak tersebut
dan meminimalisir pengeluaran-
pengeluaran yang tidak penting,
sehingga kenaikan BBM tidak
perlu terjadi.
7. Bapak Cecep 40 Dengan naiknya harga BBM,
semua bahan pokok naik, saya
bingung sebagai pedagang kecil
apabila saya menaikkan harga
dagangan saya yang ada saya
kehilangan pelanggan saya, saya
hanya bisa mengurangi porsinya
menjadi yang lebih sedikit untuk
menutupi kerugian.
BAB IV
PENUTUP
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 33
4.1 Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Pengidentifikasian Masalah Sosial
adalah suatu proses kegiatan mencari, menemukan, mengumpulkan, dan mencatat data
yang terkait dengan ketidaksesuaian atau kesenjangan antara perilaku dan keadaan yang
terjadi dalam komuniti masyarakat tertentu, yang dirasakan oleh semua lapisan
masyarakat dan memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu permasalahan. Dalam
makalah ini kami mengidentifikasi pandangan masyarakat tentang kenaikan BBM.Kami
mewawancara beberapa informan dari kalangan bawah maupun kalangan atas.
Dalam pengidentifikasian tersebut diperlukan adanya metode. Metode Pengumpulan
Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Ada tiga
teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.
Dampak kenaikan harga BBM bagi masyarakat memiliki 2 hal yang berbeda antar
masyarakat menengah keatas dan masyarakat menengah kebawah, berikut sedikit
pemaparan mengenai dua pendapat tersebut.
Kalangan menengah keatas, dalam menanggapi kenaikan harga BBM :
“Mensetujui dengan kebijakan pemerintah dalam menaikan harga BBM karena menerut
kalangan ini sangatlah baik dalam menunjang pembangunan baik dalam segi pendidikan,
infrastruktur dan kesehatan. Terjadi subsidi silang antara orang yang kurang mampu
dengan orang yang berkecukupan, selama ini prakteknya subsidi BBM hanya dinikmati
oleh kalangan berada dan tidak sesuai dengan TUPOKSI dana subsidi.”
Kalangan menengah kebawah, dalam menanggapi kenaikan harga BBM :
“ Tidak mensetujui, dengan kebijakan pemerintah dalam menaikan harga BBM, karena
menerut kalangan ini. Tidak efektif dalam membantu masyarakat, apalagi subsidi yang
diberikan pemerintah hanya Rp.400,000 / bulan itu tidak mencukupi dalam memenuhi
kebutuhan, karena kenaikan harga BBM mempengaruhi segala aspek yang menambah
mereka semakin tercekik dengan harga yang semakin melonjak.
DAFTAR PUSTAKA
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 34
http://destidesya.blogspot.com/2012/10/pengertian-masalah-sosial-dan.html
http://rachmatul4212.wordpress.com/2013/01/28/teknik-pengumpulan-data-dalam-penelitian-
kuantitatif-dan-kualitatif/
http://minniedepu.blogspot.com/2013/08/kekurangan-kelelebihan-dari-observasi.html
http://harumikartini.weebly.com/smart/kelebihan-dan-kekurangan-berbagai-macam-teknik-
pengunpulan-data
http://educationesia.blogspot.com/2012/05/langkah-langkah-pengumpulan-data-dalam.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28557/3/Chapter%20II.pdf
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Alat dalam menjaring data:Berupa angket, berikut adalah contoh angket yang diberikan untuk informan:
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 35
Potret Informan
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pekerjaan :
Status Sosial :
Catatan Harian
Rencana apa yang akan dilakukan :
Janji Untuk Bertemu Siapa:
Tujuan:
Catatan Lapangan:
Kejadian-kejadian tingkah laku informan
Waktu :
Tanggal :
Jam :
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 36
FOTO
INFORMAN
Keadaan Sekitar:
Tempat :
Kondisi :
Rekontruksi Dialog
ANALISIS KEBUTUHAN MASALAH SOSIAL Page 37
top related