refrat hepatitis print
Post on 14-Apr-2018
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 1/29
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 2/29
Pada semua kasus hepatitis pada manusia adalah kasus hepatitis dengan inti
RNA,kecuali untuk hepatitis B,dimana merupakan jenis virus yang memilki DNA.Walaupun
agent virus ini dapat dibedakan berdasarkan molecular atau antigennya,semua tipe dari
hepatitis virus ini menghasilkan gejala yang mirip,dari hal yang bersifat asimptomatik dan
tanpa gejala sampai yang bersifat fulminan dan infeksi akut yang fatal yang bersifat umum
disemua tipe.Hal yang perlu diperhatikan kembali adalah mengidentifikasikan kelompok
yang merupakan factor resiko Sebagai contohnya,pada wanita hamil ,kita harus
mengecualikan adanya HEV.Dan hal ini sama dengan kejadaian dari hepatitis akut pada
orang dewasa dengan umur lebih dari 40 tahun dan memiliki riwayat penyakit hepar yang
kronis ,hal ini lebih berbahay daripada penyakit hepatitis pada anak.Pada semua kasus,factor
resiko pada kasus hepatitis yang berat haruslah terindentifikasi .Kejadaian hepatitis akut
dapat terjadi di semua umur. (2)
Hepatitis A terjadi di seluruh dunia dengan masa inkubasi sekitar 3-5 minggu atau
rata-rata 28 hari .Hepatitis A tersebar secara fecal oral,terbanyak dari orang ke orang.Infeksi
ini mudah terjadi dilingkungan dengan sanitasi yang buruk.Hepatitis B merupakan penyakit
hati kronik,termasuk hepatitis aktif kronik,sirosis hepatis,dan karsinoma primer
hati.Penularan hepatitis B selain melalui parenteral dapat juga melalui hubungna seks.Pada
ibu dengan hepatitis dapat menularkan kepada bayinya sekitar 40%(2)
Oleh karena itu,agar lebih mengetahui mengenai penyakit hepatitis A dan B ,maka
kami akan membahas di makalah ini
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini bertujuan agar
1. Sebagai sumber informasi mengenai hepatitis virus terutama pada anak
2. Agar mengetahui bagaimana mendiagnosa hepatitis A dan B terutama pada anak
3. Sebagai informasi dalam melakukan penatalaksanaan hepatitis A dan B
4. Sebagai saran informasi dalam penanggulangan hepatitis A dan B
2
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 3/29
BAB II
INFEKSI HEPATITIS VIRUS A
2.1.Epidemiologi Hepatitis A
Hepatitis A merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di dunia. Hepatitis
A terjadi secara sporadis di seluruh dunia, dengan kecenderungan pengulangan siklus
epidemi. Di dunia prevalensi infeksi virus hepatitis A sekitar 1.4 juta jiwa setiap tahun
(WHO) dengan prevalensi tertinggi pada negara berkembang. Epidemi yang terkait dengan
makanan atau air yang terkontaminasi dapat meletus eksplosif, seperti epidemi di Shanghai
pada tahun 1988 yang mempengaruhi sekitar 300 000 orang.(4)
Penyakit hepatitis A ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian
setiap tahunnya. Secara global, virus hepatitis merupakan penyebab utama viremia yang
persisten. Di Indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih
merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar 39,8-68,3% (Sanitoso, 2007). Pada tahun 2002-2003 terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) hepatitis
dengan 80% penderita berasal dari kalangan mahasiswa. Dari data penderita hepatitis pada
mahasiswa menunjukkan 56% mahasiswa tersebut terbiasa makan di warung atau pedagang
kuliner kaki lima dengan hygiene sanitasi yang tidak baik (Laporan Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember, 2003).(4)
Pada tahun 2010, prevalensi penyakit infeksi virus hepatitis A mencapai angka 9.3% dari
total penduduk 237.6 juta jiwa. Di sumsel tahun 2007 dengan jumlah penduduk 7.019.964
jiwa, prevalensi hepatitis A adalah 0.2-1.9%.
3
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 4/29
Gambar 1. Distribusi hepatitis A,diuduh dari www.who.int/emc(2)
2.2 Karakteristik Virus Hepatitis Virus Akut
Ciri-ciri khas virus hepatitis A :
HAV merupakan anggota famili pikornaviradae. HAV merupakan partikel membulat
berukuran 27 hingga 32-nm dan mempunyai simetri kubik, tidak mempunyai selubung
serta tahan terhadap panas dan asam. Partikel ini mempunyai genom RNA beruntai
tunggal dan linear dengan ukuran 7,8 kb, sehingga cukup jelas virus ini menjadi genus pikornavirusyang
baru, Heparnavirus. Hepatitis A mempunyai pravelansi yang tinggi
Siklus hidup virus hepatitis A :
HAV mula-mula diidentifikasi dari tinja dan sediaan hati. Penambahan antiserum hepatitis A
spesifik dari penderita yang hampir sembuh (konvalesen) pada tinja penderita diawal masa
inkubasi penyakitnya, sebelum timbul ikterus, memungkinkan pemekatan dan terlihatnya
partikel virus melalui pembentukan agregat antigenantibodi. Asai serologic yang lebih peka,
seperti asai mikrotiter imunoradiometri fase-padat dan pelekatan imun, telah memungkinkan
deteksi HAV didalam tinja, homogenate hati, dan empedu, serta pengukuran antibody
spesifik di dalam serum.
Sifat-sifat umum virus hepatitis A
Virus ini dapat dirusak dengan di otoklaf (121°C selama 20 menit), dengan dididihkan dalam
air selama 5 menit, dengan penyinaran ultra ungu (1 menit pada 1,1 watt), dengan panas
4
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 5/29
kering (180°C selama 1 jam), selama 3 hari pada 37°C atau dengan khlorin (10-15 ppm
selama 30 menit). Resistensi
relative hepatitis virus A terhadap cara-cara disinfeksi menunjukkan perlunya diambil
tindakan-tindakan
pencegahan istimewa dalam menangani penderita hepatitis beserta produk-produk tubuhnya.
Klasifikasi
Kingdom : Virus Ordo : Pikornavridales
Filum : Pikarnavrides Genus : Heparnavirus
Kelas : Pikarnavrides Spesies :
Famili : Pikornavridae
2.3.Patofisiologi Hepatitis A
Virus Hepatitis A biasanya menyebabkan suatu penyakit pembatasan diri sendiri dengan
tingkat kefatalan kasus yang rendah. Penyakit itu adalah suatu infeksi virus sistemik sampai
(tetapi tidak melebihi) 6 bulan di dalam jangka waktu, menghasilkan nekrosis inflammatory
dari hati. Secara alami proses infeksi pada hepatitis A dibagi menjadi 3 tahap berdasarkan
penanda serologi hati yaitu tahap inkubasi, hepatitis akut dan convalescence (pemulihan).
Tahap inkubasi dimulai tidak lama setelah virus masuk ke dalam tubuh baik secara parenteral
maupun secara oral. Setelah virus mencapai sistem sirkulasi, virion yang infektif berakumulasi dalam sinusoid hepatic dan bersatu dengan hepatosit. Replikasi HAV terjadi
secara eksklusif pada hepatosit dan sel epitel gastrointestinal. Antigen viral ditemukan pada
sitoplasma hepatosit selama inkubasi. Sesudah itu mereka dilepaskan kedalam empedu dan
feses. Virus mengalami kemunduran-kemunduran ketika gejala-gejala klinis muncul. Selama
tahap inkubasi, tuan rumah tidak menampakkan gejala. Hepatitis akut dimulai dengan fase
preikterik yang mana setara dengan inisiasi respon imun hostdan terjadi sebelum sel liver
mengalami kerusakan yang signifikan. Fase preikterik ini secara teratur berasosiasi seperti
gejala influenza non spesifik yang terdiri atas anoreksia, mual, peningdan meriang-meriang.
Kebanyakan pasien dengan hepatitis viral akut menunjukkan hanya sedikit gejala ringan dan
kerusakan hepatosit yang minimal. Penyakit ringan ini dikenal dengan hepatitis akut
anikterik.Hepatitis ikterik secara umum disertai dengan demam, rasa sakit pada abdominal
kuadran kananatas, mual, muntah, urin berwarna gelap, tinja berwarna gelap, dan
memburuknya gejalasistemik. Gejala klinik disertai dengan meningkatnya serum bilirubin,-
globulin dan transaminase hepatic dari 4-10 kali diatas normal. Kebanyakan pasien dengan
anikterik akut atauhepatitis akut juga akan mengalami fase penyembuhan untuk
5
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 6/29
menyelesaikan proses recoverytanpa menimbulkan komplikasi atau menjadi
kronik.Kerusakan hati dimediasi oleh sitolitik T-sel yang memiliki peran utama dalam
destruksi sel.Kematian hepatosit merupakan manifestasi dari eliminasi virus dan pemecahan
akhir dari pengobatan. Viremia dimulai segera setelah infeksi dan terus berlanjut hingga
jumlah enzim hatimeningkat. Respon antibody host awal munculnya HAV sebagai partikel
virus dimulai denganmenghilangkan keberadaannya dalam feses. Seperti kebanyakan respon
antibody, antibody darikelas IgM muncul pertama kali dan menunjukkan adanya infeksi. IgM
anti HAV biasanyadideteksi 5-10 hari sebelum gejala terlihat. Setelah 2-6 bulan, IgM
antibody ditempati olehantibody IgG yang mana biasanya berlangsung seumur hidup dan
memberikan imunitas terhadapHAV. Pasien yang menerima immunoglobulin akan memiliki
titer anti HAV yang rendah untuk beberapa minggu setelah inokulasi. Pasien yang menerima
vaksin hepatitis A akan memiliki antiHAV juga. Sebagian besar pasien yang terkena hepatitis
A akan sembuh.(2)
2.4 Manifestasi Klinik Hepatitis A
Hepatitis A ditularkan secara feca-oral .Penyebaran ini terjadi dikrenakan sanitasi
yang buruk disertai personal hygien yang buruk.Periode inkubasi virus ini adalah 12-45
hari.Sebagian besar manifestasi klinik pada hepatitis akut bersifat sistemik dan memiliki
variable yang cukup luas.Didalam melakukan anamnesa kita harus menguraikan keluhan
yang muncul dengan tingkat keparahan penyakitnya dan apa terdapat gejala sisa akibat
pernah terinfeksi peyakit ini.Pada riwayat penyakit sebaiknya dicari penyebab terinfeksi virus
ini,apakah dari perjalanan,atau lingkungan yang higienitas yang kurang.Masa inkubasi adalah
2-6 minggu.Periode inkubasi yang pendek menunjukkan terjadinya inokulum virus dalam
jumlah yang banyak.Pada anamnesa awal dititik beratkan pada pengecualian factor
potensial,untuk memudahkan investigasi selanjutnya.Tidak semua pasien dengan
panas,hepatomegally,dan jaundice terserang hepatitis A.Beberapa diagnosis banding perlu
dipertimbangkan untuk perawatan selanjutnya
Pada gejala prodromal,pasien mempunyai gejala seperti flu seperti anorexia,mual dan
muntah,mudah lelah,demam sumer(biasanya<39,5°C),mialgia,dan sakit kepala yang
ringan.Pada fase ikterik,urine yang berwarna gelap muncul pertama (bilirubinuria). Diikiti
dengan feses yang berwarna pucat.walaupun hal ini tidak terjadi pada semua orang.Jaundice
muncul pada (70-80%)dewasa dengan infeksi HAV akut.Pada anak –anak gejala ini jarang
muncul.level daripada ikterus akan meningkat sesuai dengan umur.Nyeri perut muncul pada
6
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 7/29
sekitar40% dari pasien.Gatal(pruritus),walaupun jarang,biasnya diikitu dengan
jaundice.tedpat arthralgia dan kemerahan pada kulit,wlaupun gejala ini jarang
muncul.Kemerahan bisanya muncul pada anggota gerak bawah yang diikitu pemunculan
vasculitis.Pada pemeriksaan fisik dititik beratkan pada gambaran yang mendukung diagnosis
hepatitis A,dan termasuk pada penilaian dari munculnya chronic liver disease,yang memiliki
kesamaan pada penilain untuk bukti munculnya dekompensasi.Hepatomegali merupakan
gejala yang biasanya muncul,diikuti dengan jaundice atau skelrik ikterus,Adapun fase –fase
daripada hepatitis A,terdiri dari(2):
I. Fase inkubasi atau fase preklinik,mulai dari hari ke 10 sampai 50 hari.Pada fase ini
belum terlihat gejala sama sekali,walaupun sudah terjadi replikasi secara aktif,pada
fase ini bersifat transmisability,atau mudah terjadi penularan
II. Fase prodromal atau fase preikterik dimulai beberapa hari sampai beberapa
minggu,ditandai dengan munculnya gejala anoreksia,kelelahan,nyeri perut,mual dan
muntah,demem,diare,urin yang gelap dan feses berwarna pucat,
III. Fase ikterus,selama jaundis semakin berkembang dikarenakan peningkatan bilirubin
total yang sebanyak 20-40mg/l.Pada fase ini pasien biasanya mencari pertolongan
medis.Fase ikterus umumnya dalam 10 hari dengan gejala awal .Demam biasnyamuncul pada hari pertama timbulnya jaundis.Hepatitis diakhiri dengan timbulnya
viremia,walaupun feses masih bisa menularkan ke orang lain selama 2
minggu.manifestasi ekstrahepatik dari hepatitis biasanya muncul .Pada pemeriksaan
fisik padapasien,dengan perkusi bisa didapatakan ukuran dari hepardan kemungkinan
terdapatnya nekrosis.Angka mortalitas pada penyakit ini rendah,dan penyakit ini
biasnya terobati.Biasanya nekrosis pada hepar biasnya muncul pada 6-8 minggu dari
munculnya sakit.Peningkatan demam adanya penanda nyeri perut,muntah,jaundis dan
ddisertai dengan peningkatan hepatic enchelophaty yang dihubungkan dengan koma
dan kejang adalah tanda dari hepatitis fulminan,yang bisanya menjurus ke
kematian.Pada kasus ini angka kematian bisanyanya dihubungkan dengan
peningkatan umur,kesembuhan biasnya jarang pada umur 50 tahun ke atas .Pada
pasien dengan kronis hepatitis b dan c atau dengan masalah pokok padsa hepar,yang
terinfeksi HAV,biasanya angka kematian meningkat
IV. Fase konvalesens,adalah fase penyembuhan dari penyakit ini sangatlah lambat.Akan
tetapi tidak banyak peristiwa pasien sembuh da komplet.Kekambuhan muncul pada 3-
7
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 8/29
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 9/29
B. Anti-hepatitis A virus immunoglobulin G
Anti HAV immunoglobulin G(IgG)muncul setelah munculnya IgM dan biasanya menetap
selama beberapa tahun .Kemunculan dari anti HAV IgG dan ketiadaan dari IgM mengin
dikasikan dulunya pernah terinfeksi atau pernah mendapat imunisasi.IgG merupakan tanda
proteksi imin pada tubuh
Bila test serulogis tidak dimungkinkna ,adanya bukti epodemiologis dapat dijadikan sumber
untuk pembentukan diagnosa
2.6 Diagnosis banding(3)
Penyakit yang disebabkan infeksi virus seperti mononucleosis,dan yang berkaitan dengan
cytomegalovirus,herpes simplex,dan coxsachie virus dan toxoplasmosis,mungkin
memberikan gejala yang sama dengan hepatitis virus dan bisa menyebabkan peningkatan dari
serum aminotransferase dan sedikit berbeda pada level bilirubin.Dengan menggunankan test
serulogis dan heterophile dapat membantu penegakan diagnose bila HbsAg ,IgM anti
HAV,menunjukkna hasil yang negative.Peningkatan aminotransferase bisa muncul pada
setiap penyakit yang disebabkan virus.Penyakit jarang lainnya yang menyerang liver dan
membingungkan diagnose viral hepatitis adalah
leptospiroso,candida,brucella,myochareria,pnemocytis.Data tentang penggunaan obat –
obatan snagtlah penting ,beberapa obat dan beberapa jenis anestesi bisa memberikan
gambaran mirip dengan hepatitis.Dan hal yang sama adalah pentingnya data tentang penyakit
terdahulu ,untuk mengetahui terjadinya hepatitis kambuhan,hal ini harus dioerhatikan karena
kemungkinan terkena kronik hepatitis.Alkhohol hepatitis juga harus
dipertimbangkan,biasanya hal ini juga menunjukkan peningkatan serum aminotransferasedikarenakan pada akut hepatitis terdpat nyeri abdomen quadran atas,muntah dan demam ,hal
ini sering dibingungkan dengan cholestitis,adanya batu pada saluran empedu,atau
kolengitis.Pasien lansia dengan hepatitis virus biasanya terjadi misdiagnose dikarenakan
terjadinya obstruktif jaundis yang dihasilkan dari carcinoma pancreas .Dikarenakan hepatitis
akut pada orang lansia memilki ankgka mortalitas yang tinggi ,untuk itu diperlukan
pemeriksaan biokemikal,,pemeriksaan radiography,atau bahkan biosi hepar untuk
mengecualikan adanya penyakit liver parenchymal.
9
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 10/29
2.7 Komplikasi dan Gejala Sisa(3)
Sejumlah pasien hepatitis biasnya mengalami kejadian kambuhan beberapa minggu atau
bulan setelah terjadinya proses penyembuhan.Gejala kekambuhan biasanya memilki ciri-ciri
peningkatan amiotransferase ,terdapatnya jaundis dan adanya Hav pada feses.Variasi biasa
lain dari hepatitis A adalah cholestatic hepatitis,yang memilki gejala adanya cholestatic
jaundis dan pruritus,kadang test fungsi hati masih menunjukkna hasil tidak normal pada
beberapa bulan bahkan sampai beberapa tahun.Walaupun komplikasi ini muncul ,hepatitis A
merupakan penyakit dengan self limiting disease dan tidak berkembang menjadi pemyakit
hepar yang kronik.Selama proses prodromal,hepatitis b ,terjadi serum sicknes like syndrome
yang memilki cirri khas adanya artralgia atau arthritis,kemerahan dan angioedem,dan kadang
terdapat hematuria yang biasanya terjadi pada 10-15% pasien.Sindrome ini muncul sebelum
fase clinical jaundisdan pasien biasanya didiagnose sebagai penyakit rhematology.Diagnose
bisa didapatkan dengan menlakukan test aminotransferase yang biasanya meningkat dengan
HbSAg.Komplikasi yang paling ditakutkan terjadi pada penyakit hepatitis virus adalah
fulminan hepatitis ,akan tetapi hal ini jarang terjadi .Fulminan hepatitis biasnaya terjadi pada
hepatitis B,D dan E akan tetapi hal ini jarang terjadi pada hepatitis a dan biasnay muncul
pada orang dewasa dan lansia .
2.8 Pengobatan hepatitis Virus A
Tidak ada pengobatan khusus untuk virus hepatitis A (HAV) ada. Pengobatan diberikan
secara suportif bukan langsung kuratif. Medikasi yang mungkin dapat diberikan meliputi
analgesik, antiemetik, vaksin, dan imunoglobulin. Pencegahan baik sebelum atau setelah
terpapar HAV menjadi lebih penting.
• Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk Hepatitis A, sebab infeksinya sendiri
biasanya akan sembuh sendiri. Pemberian farmakoterapi adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mencegah komplikasi. Farmakoterapi atau obat-obatan yang biasa
digunakan adalah antipiretik analgesik atau penghilang demam dan rasa sakit,
antiemetik atau anti muntah, vaksin, dan imunoglobulin.
10
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 11/29
• Tidak ada terapi spesifik yang tersedia. Para antienteroviral diteliti obat pleconaril
(Disoxaril; ViroPharma) tidak memiliki aktivitas terhadap virus hepatitis A (HAV).
• Rawat Inap diindikasikan untuk pasien dengan dehidrasi yang signifikan karena
muntah atau mereka dengan hepatitis fulminan. Tetapi pada keadaan lain yang berat
dimana terjadi komplikasi kekuarangan cairan akibat muntah yang berlebihan dan
terus menerus sehingga terjadi komplikasi kekuarangan cairan dan elektrolit
disarankan untuk dilakukan perawatan di rumah Sakit.
• Konsultasi dengan subspecialis umumnya tidak diperlukan.
• Pada penderita Fulminant hepatitis mungkinperlu dikonsultasikan pada ahli
pencernaan anak atau ahli perawatan intensif.
• Meskipun obat demam golongan asetaminofen dapat dengan aman digunakan untuk
mengobati beberapa gejala yang berhubungan dengan hepatitis A virus (HAV)
infeksi, sebaiknya dosis harus tidak lebih dari 4 gram sehari atau 8 tablet sehari. Pada
anak usia 12 tahun jangan lebih 2 gram atau 4 tablet sehari.
• Untuk mengurangi dampak kerusakan pada hati sekaligus mempercepat proses
penyembuhan dilakukan istirahat yang cukup sehingga memberi kekuatan bagisistem kekebalan tubuh dalam memerangi infeksi. Pemberian obat anti mual dapat
diberikan untuk mencegah rasa mual dan muntah yang berlebihan. Gangguan rasa
mual dan muntah itu dapat mengurangi nafsu makan. Hal ini harus diatasi karena
asupan nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan.
• Pada penyakit hepatitis A organ tubuh yang paling terganggu adalah hati atau lever.
Fungsi hati adalah memetabolisme obat-obat yang sudah dipakai di dalam tubuh.
Karena hati sedang mengalami sakit radang, maka obat-obatan yang tidak perlu serta
alkohol dan sejenisnya harus dihindari selama sakit.
• Beberapa peneliti percaya bahwa penggunaan kortikosteroid dapat mempengaruhi
pasien untuk mengembangkan kambuh hepatitis A.Meskipun sangat jarang tetapi
dapat terjadi komplikasi yang sering menyertai infeksi hepatitis A seperti Gagal ginjal
akut, nefritis interstisial, pankreatitis, aplasia sel darah merah, agranulositosis, aplasia
sumsum tulang, blok jantung sementara, sindrom Guillain-Barré, arthritis akut,
penyakit Still, sindrom lupuslike, Hepatitis autoimun dan sindrom Sjögren.
11
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 12/29
• Kekambuhan infeksi Hepatiotis A terjadi pada sekitar 3-20% penderita. Setelah
melewati fase infeksi akut, terjadi fase remisi berlangsung 3-6 minggu. Kekambuhan
terjadi setelah periode singkat biasanya lebih 3 minggu dan gejalanya seperti hejala
awal meskipun gejalanya lebih ringan ringan.Terdapat laporan kasus seorang pasien
dilakukan transplantasi hari karena terjadiak kekambuhan dan disertai penyakit
lainnya yang tidak membaik dengan pengobatan.
2.8 Pencegahan Hepatitis A(2,7)
Pencegahan Hepatitis A dilakukan dengan cara seperti misalnya dengan menyajikan makanan
dan minuman yang higienis, memastikan setiap makanan sudah dimasak dengan betul, pola
hidup sehat, mencuci tangan sebelum makan. Menjaga kebersihan perorangan seperti
mencuci tangan dengan baik dan benar. Cuci tangan yanng baik dan benar dengan memakai
sabun adalah cara sehat dan pencegahan yang paling sederhana dan paling penting. Tetapi
sayangnya perilaku hidup sehat yang baik itu belum membudaya di sebagian kelompok
masyarakat. Padahal bila dilakukan dengan baik dapat mencegah berbagai penyakit menular
seperti penyakit Hepatitis A. Perilaku dan kebiasaan cuci tangan bila dilakukan dengan
kegiatan lain misalnya tidak buang air sembarangan, buang sampah pada tempatnya dan
pengelolaan air minum yang benar maka dapat lebih meminimalkan tertularnya virus
Hepatitis A.
Kontak dengan penderita atau orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan
terapi imunoglobulin. Bagi mereka yang terkena HAV, globulin imun (IG) harus diberikan
sesegera mungkin dan selambat-lambatnya 2 minggu setelah paparan awal.
Saat ini sudah tersedia vaksin hepatitis A untuk pencegahan terkena penularan penyakit
tersebut. Vaksin dibuat dari virus yang dimatikan dan dapat diberikan pada usia mulai dari 2
tahun. Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang
dilakukan 6-12 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial
terinfeksi seperti pengguna menyuntik narkoba ilegal, pramusaji, terutama mereka yang
memiliki makanan yang kurang hygienitas, orang yang tinggal di asrama atau kontak dekat
dengan orang lain, anak-anak yang tinggal di masyarakat yang memiliki tingkat tinggi
hepatitis, anak-anak dan pekerja di pusat-pusat penitipan, orang yang melakukan anal oral
12
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 13/29
seks, orang dengan penyakit hati kronis dan mereka yang sering jajan di luar rumah. Orang
yang bepergian ke negara-negara berkembang dimana kondisi sanitasi yang buruk harus
divaksinasi dua bulan sebelum keberangkatan. Berbagai jenis vaksin hepatitis A di
anataranya adalah Avaxim Sanofi Pasteur, Epaxal HAVpur® and VIROHEP-A produksi
Crucell. Havrix produksi GlaxoSmithKline dan Vaqta buatan Merck. Imunisasi hepatitis A
bisa dilakukan dalam bentuk sendiri atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B dengan
2.9 Prognosa
Hepatitis virus A mempuyai prognosis baik, pada umumnya sempurna. Setelah sembuh
sebagian besar pasien akan mendapatkan antibodi protektif yang menetap
2.10 Kesimpulan
Hepatitis A terjadi di seluruh dunia dengan masa inkubasi sekitar 3-5 minggu atau
rata-rata 28 hari .Hepatitis A tersebar secara fecal oral,terbanyak dari orang ke orang.Infeksi
ini mudah terjadi dilingkungan dengan sanitasi yang buruk.Hepatitis B merupakan penyakit
hati kronik,termasuk hepatitis aktif kronik,sirosis hepatis,dan karsinoma primer
hati.Penularan hepatitis B selain melalui parenteral dapat juga melalui hubungna seks.Pada
ibu dengan hepatitis dapat menularkan kepada bayinya sekitar 40%
Patofisiologi
Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada hepatocytes
oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel perenchyn hati
(Gillespie et all, 2009). Respon peradangan menyebabkanpembekakan dalam memblokir
sistem drainage hati, sehingga terjadi destruksi pada selhati. Keadaan ini menjadi statis
empedu (biliary) dan empedu tidak dapat diekresikankedalam kantong empedu bahkan kedalam
usus, sehingga meningkat dalam darahsebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai
urobilinogen dan kulit hapatoceluler jaundice.
Hepatitis A
Adapun fase –fase daripada hepatitis A,terdiri dari(2):
13
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 14/29
V. Fase inkubasi atau fase preklinik,mulai dari hari ke 10 sampai 50 hari.Pada fase ini
belum terlihat gejala sama sekali,walaupun sudah terjadi replikasi secara aktif,pada
fase ini bersifat transmisability,atau mudah terjadi penularan
VI. Fase prodromal atau fase preikterik dimulai beberapa hari sampai beberapa
minggu,ditandai dengan munculnya gejala anoreksia,kelelahan,nyeri perut,mual dan
muntah,demem,diare,urin yang gelap dan feses berwarna pucat,
VII. Fase ikterus,selama jaundis semakin berkembang dikarenakan peningkatan bilirubin
total yang sebanyak 20-40mg/l.Pada fase ini pasien biasanya mencari pertolongan
medis.Fase ikterus umumnya dalam 10 hari dengan gejala awal .Demam biasnya
muncul pada hari pertama timbulnya jaundis.Hepatitis diakhiri dengan timbulnya
viremia,walaupun feses masih bisa menularkan ke orang lain selama 2
minggu.manifestasi ekstrahepatik dari hepatitis biasanya muncul .Pada pemeriksaan
fisik padapasien,dengan perkusi bisa didapatakan ukuran dari hepardan kemungkinan
terdapatnya nekrosis.Angka mortalitas pada penyakit ini rendah,dan penyakit ini
biasnya terobati.Biasanya nekrosis pada hepar biasnya muncul pada 6-8 minggu dari
munculnya sakit.Peningkatan demam adanya penanda nyeri perut,muntah,jaundis dan
ddisertai dengan peningkatan hepatic enchelophaty yang dihubungkan dengan koma
dan kejang adalah tanda dari hepatitis fulminan,yang bisanya menjurus ke
kematian.Pada kasus ini angka kematian bisanyanya dihubungkan dengan
peningkatan umur,kesembuhan biasnya jarang pada umur 50 tahun ke atas .Pada
pasien dengan kronis hepatitis b dan c atau dengan masalah pokok padsa hepar,yang
terinfeksi HAV,biasanya angka kematian meningkat
VIII. Fase konvalesens,adalah fase penyembuhan dari penyakit ini sangatlah lambat.Akan
tetapi tidak banyak peristiwa pasien sembuh da komplet.Kekambuhan muncul pada 3-
20% pasien 4 dari15 minggu stelah gejala awal telah terselesaikan.Cholestatic
hepatitis dengan bilirubin yang tinggi bertahan selama sebualn,dan biasnya harus
diobservasi.Gejala lanjutan yang kronis pada hepatitis A persisten lebih dari 12 bulan
tidak diobservasi
Diagnosis Hepatitis A
Untuk mendiagnosis hepatitis A diperlukan pemeriksaan biokimia dari fumgsi
hati(pemeriksaan lab;berupa pemeriksaan bilirubin urin,urobilinogen,bilirubin total dan
14
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 15/29
direk,ALT/AST,alkaline fosfatase ,laju protrombin,potein total,serum
albumin,IgG,IgA,IgM,dan darah lengkap).Pemeriksaan rutin yang dulakukan pada akut
hepatitis A adalah dengan menemukan anti-HAV IgM pada serum penderita.
BAB III
HEPATITIS B
HEPATITIS B
3.1. Epidemiologi Hepatitis B
Hepatitis adalah peradangan hati yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, parasit
dan lain-lain.Peradangan ini dapat berdiri sendiri atau merupakan ikutan dari infeksi sistemis.
Hepatitis virus hepatotropik adalah keradangan hati yang disebabkan oleh virus yang target
utamanya adalah hati. Contoh dari virus hepatotropik adalah virus hepatitis A, B, C, D, dan
E, yang kemudian penyakitnya disebut sesuai virus penyebabnya. Contohnya hepatitis yang
disebabkan oleh virus hepatitis B dikenal sebagai hepatitis B. Diantara hepatitis virus tersebut
yang dapat dicegah dengan imunisasi saat ini adalah hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis A
sampai saat ini tidak pernah dilaporkan menyebabkan penyakit hati kronis (kronisitas),namun sebaliknya hepatitis B merupakann penyebab utama kronisitas, yang kemudian dapat
menjadi sirosis dan kanker hati. Hal inilah yang kemudian menjadikan hepatitis B menjadi
masalah di dunia termasuk di Indonesia. Kejadian hepatitis B ini sangat berbeda di berbagai
tempat di dunia termasuk daerah dengan endemisitas sedang sampai tinggi .(4)
3.2.Ciri Virus Hepatitis B
Vi ru s H ep a t i t i s B (VHB) u tu h a d a la h s u a t u v i r us DNA y an g
b er l a p i s ganda (double shelled ) dengan diameter 42 nm. Bagian luar vi rus ini
15
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 16/29
t erdi ri da riHBsAg sed an g b ag ian d a lam ad a lah n u k leo k ap s id y an g t e rd i r i
da ri HB cA g. Dalam nukleokapsid didapatkan kode genetik VHB yang terdiri
dari DNA unta i ganda (double stranded ) dengan panjang 3200 nukleotida
P e t a n d a S e r o l o g i k I n f e k s i V H B Berikut ini adalah berbagai macam petanda
serologik serta maknanyaa .
H B s A g ( Hepatitis B Surface Antigen)Suatu protein yang merupakan
selubung luar partikel VHB. HBsAg yang positif menunjukkan bahwa pada saat itu
yang bersangkutan mengidap infeksi VHB
b . A n t i - H B s Antibodi terhadap HBsAg. Antibodi ini baru muncul setelah HbsAg
hilang. Anti-HBs yang positif menunjukkan bahwa individu yang bersangkutan
telah kebalterhadap infeksi VHB baik yang terjadi setelah suatu infeksi VHB
alami atausetelah dilakukan imunisasi Hepatitis B
c . H B c A g Antigen inti Hepatitis B. Tidak ada tes yang dapat dipakai secara rutin
d . A n t i - H B c Antibodi terhadap protein core. Antibodi ini muncul pada
semua kasus denganinfeksi VHB pada saat ini(current infection) atau infeksi
pada mas a yan g lalu Anti-HBc dapat muncul dalam bentuk IgM anti-HBc yang
seringmuncul pada Hepatitis B akut
.e . H B e A g Suatu protein nonstruktural dari VHB (bukan merupakan bagian dari
VHB) yangdisekresikan ke dalam adarah dan merupakn produk gen precore dan
gen core.D i d a p a t k a n p a d a f a s e a w a l H e p a t i t i s A k u t d a n K r o n i k .
16
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 17/29
P o s i t i f n y a H B e A g merupakan petunjuk adanya aktivi tas replikasi VHB yang
tinggi dari seorangindividu HBsAg positif.
f . A n t i - H b e Antibodi yang timbul terhadap HBeAg pada infeksi VHB
tip e lia r. Pos it ifnyaanti-HBe menunjukkan bahwa VHB ada dalam fase nonreplikasi.
Berbeda dengananti-HBc atau anti-HBs yang bertahan lama, anti-HBe biasanya
hilang se telah beberapa bulan atau tahun.
g . D N A V H B Positifnya DNA VHB dalam serum menunjukkan adanya partikel
VHB yang utuh(partikel Dane) dalam tubuh penderita. DNA VHB adalah petanda
jumlah virus (vi ra l load ) y an g p a l in g p ek a . Be l ak an g an in i p en g u ku r an
DNA VHB secarak u an t i t a t i f memeg an g p eran y an g san g a t p en t in g u n tu k
men en t uk a n t in g ka t replikasi VHB, menentukan indikasi terapi antiviral dan menilai
hasil terapi. (8)
3.3. Hepatitis Virus B
Hepatitis virus B ditularkan secara parenteral yaitu secara vertical (transplasenta) atau
horizontal (kontak atau individu yang sangat erat dan lama), iatrogenic (misal penggunaan
jarum suntik bersama). Hal ini dimungkinkan karena virus hepatitis B dapat ditemukan pada
hamper semua cairan tubuh pasien yaitu saliva, air mata, cairan cerebrospinal, acites, air susu
ibu (ASI), cairan synovial, getah lambung, dan cairan pleura. Walaupun virus hepatitis B
ditemukan dalam ASI, konsentrasi virus hepatitis B sangat rendah dan tidak berhubungan
dengan resiko transmisi yang bermakna sehingga tidak untuk melarang pemberian ASI.
Cara penularan virus ini dapat melalui pasien yang sedang terinfeksi secara akut maupun
melalui seorang karier.
Beberapa kelompok tertentu yang memiliki resiko tinggi, terkena infeksi hepatitis virus B,
diantaranya :
• Penderita yang pernah mengalami transfusi darah
• Adanya kontak serumah dengan penderita atau pembawa virus hepatitis B
• Bayi yang baru lahir dari ibu yang terinfeksi. (1)
3.4.Manifestasi klinik hepatitis B(1)
17
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 18/29
Sebelum timbulnya ikterus biasanya didahului oleh suatu masa prodormal seperti
malaise, anoreksia, dan sering gejala gastrointestinalis, disertai nyeri perut atas. Pemeriksaan
laboratorium menunjukan hiperbilirubinemia, kenaikan kadar transaminase serum. Pada tes
serologis didapatkan HBsAg (+), Ig M Anti HBc (+).Berdasarkan gejala klinis dan petunjuk
serologis, manifestasi klinis hepatitis B dibagi 2 yaitu :
1. Hepatitis B akut yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu yang sistem
imunologinya matur sehingga berakhir dengan hilangnya virus hepatitis B dari tubuh
kropes.
Hepatitis B akut terdiri atas 3 yaitu :
a. Hepatitis B akut yang khas
b. Hepatitis Fulminan
c. Hepatitis Subklinik
2. Hepatitis B kronis yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu dengan
sistem imunologi kurang sempurna sehingga mekanisme, untuk menghilangkan VHB
tidak efektif dan terjadi koeksistensi dengan VHB.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemui dan didukung oleh
pemeriksaan laboratorium. Riwayat ikterus pada para kontak keluarga, kawan-kawan
sekolah, pusat perawatan bayi, teman-teman atau perjalanan ke daerah endemi dapat
memberikan petunjuk tentang diagnosis. Hepatitis B kronis merupakan penyakit
nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B persisten. Hepatitis
B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV
DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif
diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan hepatitis B
kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten
ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN).
3.5.Diagnose hepatitis B
Diagnosis infeksi hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda
virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi pemeriksaan yangdianjurkan untuk
diagnosis dan evaluasi infeksi hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV
DNA.
Adanya HBsAg dalam serum merupakan petanda serologis infeksi hepatitis B. Titer
HBsAg yang masih positif lebih dari 6 bulan menunjukkan infeksi hepatitis kronis.
18
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 19/29
Munculnya antibodi terhadap HBsAg (anti HBs) menunjukkan imunitas dan atau
penyembuhan proses infeksi. Adanya HBeAg dalam serum mengindikasikan adanya replikasi
aktif virus di dalam hepatosit. Titer HBeAg berkorelasi dengan kadar HBV DNA. Namun
tidak adanya HBeAg (negatif) bukan berarti tidak adanya replikasi virus, keadaan ini dapat
dijumpai pada penderita terinfeksi HBV yang mengalami mutasi ( precore atau core mutant ).
Penelitian menunjukkan bahwa pada seseorang HBeAg negatif ternyata memiliki HBV DNA
>105 copies/ml. Pasien hepatitis kronis B dengan HBeAg negatif yang banyak terjadi di Asia
dan Mediteranea umumnya mempunyai kadar HBV DNA lebih rendah (berkisar 104-
108copies/ml) dibandingkan dengan tipeHBeAg positif. Pada jenis ini meskipun HBeAg
negatif, remisi dan prognosis relatif jelek, sehingga perlu diterapi.
3.6.Pemeriksaan penunjang
Secara serologi infeksi hepatitis persisten dibagi menjadi hepatitis B kronis dan keadaan
carrier HBsAg inaktif. Yang membedakan keduanya adalah titer HBV DNA, derajat
nekroinflamasi dan adanya serokonversi HBeAg. Sedangkan hepatitis kronis B sendiri
dibedakan berdasarkan HBeAg, yaitu hepatitis B kronis dengan HBeAg positif dan hepatitis
B kronis dengan HBeAg negatif. Pemeriksaan virologi untuk mengukur jumlah HBV DNA
serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus. Ada beberapa
persoalan berkaitan dengan pemeriksaan kadar HBV DNA. Pertama, metode yang digunakan
untuk mengukur kadar HBV DNA. Saat ini ada beberapa jenis pemeriksaan HBV DNA, yaitu
: branched DNA, hybrid capture, liquid hybridization dan PCR. Dalam penelitian, umumnya
titer HBV DNA diukur menggunakan amplifikasi, seperti misalnya PCR, karena dapat
mengukur sampai 100-1000 copies/ml. Ke dua, beberapa pasien dengan hepatitis B kronis
memiliki kadar HBV DNA fluktuatif. Ke tiga, penentuan ambang batas kadar HBV DNA
yang mencerminkan tingkat progresifitas penyakit hati. Salah satu kepentingan lain
penentuan kadar HBV DNA adalah untuk membedakan antara carrier hepatitis inaktif
dengan hepatitis B kronis dengan HBeAg negatif : kadar<105copies/ml lebih menunjukkan
carrier hepatitis inaktif. Saat ini telah disepakati bahwa kadar HBV DNA>105copies/ml
merupakan batas penentuan untuk hepatitis B kronis.
Salah satu pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapiadalah
kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktifitas nekroinflamasi. Oleh
karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien
dengan kadar ALT yang meningkat menunjukkan proses nekroinflamasi lebih berat
dibandingkan pada ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon
19
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 20/29
serologi yang kurangbaik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT
normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan histologi
menunjukkan proses nekroinflamasi aktif.
Tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan
diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral. Ukuran
spesimen biopsi yang representatif adalah 1-3 cm (ukuran panjang) dan 1,2-2 mm (ukuran
diameter) baik menggunakan jarum Menghini atau Tru-cut. Salah satu metode penilaian
biopsi yang sering digunakan adalah dengan Histologic Activity Index score.
Pada setiap pasien dengan infeksi HBV perlu dilakukan evaluasi awal. Pada pasien dengan
HBeAg positif dan HBV DNA > 105copies/ml dan kadar ALT normal yang belum
mendapatkan terapi antiviral perlu dilakukan pemeriksaan ALT berkala dan skrining terhadap
risiko KHS, jika perlu dilakukan biopsi hati. Sedangkan bagi pasien dengan keadaan carrier
HBsAg inaktif perludilakukan pemantauan kadar ALT dan HBV DNA
Tabel 1. Definisi dan Kriteria Diagnostik Pasien dengan Infeksi Hepatitis B
Keadaan Definisi criteria Diagnostic
Hepatitis b kronis Proses nekro-inflamasi
kronis hati disebabkan oleh
infeksi persisten virus
hepatitis B.
Dapat dibagi menjadi
hepatitis B kronis dengan
HBeAg + dan HBeAg
1.HBsAg + > 6 bulan
2.HBV DNA serum >
105copies/ml
3.Peningkatan kadar
ALT/AST secara
berkala/persisten
4.Biopsi hati menunjukkan
hepatitis kronis (skor
nekroinflamasi>4
Carrier HBsAg inaktif Infeksi virus hepatitis B
persisten tanpa disertai
proses nekro-inflamasi yang
signifikan
1.HBsAg + > 6 bulan
2.HBeAg - , anti HBe +
3.HBV DNA serum < 105
copies/ml
4.Kadar ALT/AST normal
5.Biopsi hati menunjukkan
tidak adanya hepatitis yang
signifikan (skor nekro
inflamasi < 4)
20
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 21/29
3.7.Hepatitis Virus B (1)
Prinsipnya adalah terapi suportif dan pemantauan gejala penyakit. Pada awal periode
simptomatik dianjurkan tirah baring. Pasien dirawat bila ada dehidrasi berat dengan kesulitan
masukan peroral, kadar SGOT/SGPT > 10 kali nilai normalatau bila ada kecurigaan hepatitis
fulminan. Pemantauan dilakukan 6 bulan kemudian dengan memeriksa fungsi hati dan
serologi HBV. Bila ada HbsAg saat itu positif dinyatakan sebagai pengidap kronis HBV.
3.8. Pencegahan Hepatitis B
• Pencegahan infeksi virus Hepatitis B dapat dilakukan melalui non imunisasi dan
imunisasi. Pencegahan non imunisasi dapat dilakukan dengan cara, menghindari
kontak dengan darah maupun cairan tubuh pasien yang terinfeksi virus Hepatitis B,
tidak menggunakan jarum suntik dan alat kedokteran yang tidak steril, menghindari
hubungan seksual yang tidak aman, dan cara-cara pencegahan umum lainnya.
• Imunisasi Hepatitis B terdiri dari dua bentuk, imunisasi pasif dan imunisasi aktif.
Imunisasi Pasif
Imunitas pasif yang didapat melalui anti-HBs dapat melindungi individu dari infeksiHepatitis B akut dan kronik bila diberikan segera setelah paparan, dengan menggunakan
imunoglobulin yang mengandung titer anti-HBs yang tinggi. Profilaksis pasca paparan
diberikan kepada bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita Hepatitis B, paparan membran
mukosa atau kulit terhadap darah yang terinfeksi virus Hepatitis B, dan kontak seksual pada
pasien yang HBsAg positif. Imunoglobulin Hepatitis B (HBIG) juga digunakan untuk
melindungi pasien dari infeksi Hepatitis B rekuren setelah transplantasi hati. Efektivitas
imunoglobulin Hepatitis B adalah 75% untuk mencegah Hepatitis B yang bermanifestasi
klinis atau keadaan karier bila digunakan segera setelah paparan. Proteksi yang dihasilkan
oleh HBIG hanya bertahan selama beberapa bulan.
Salah satu penggunaan utama HBIG adalah sebagai ajuvan vaksin Hepatitis B dalam
mencegah transmisi Hepatitis B perinatal. Data penelitian menyebutkan bahwa terapi
kombinasi HBIG dan vaksin Hepatitis B dapat meningkatkan efektivitas pencegahan infeksi
perinatal sebesar 85-95% dan memberikan efek proteksi jangka panjang.
21
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 22/29
Imunoglobulin Hepatitis B juga diindikasikan untuk profilaksis pasca paparan jarum suntik
atau luka kulit lainnya, yang terpapar dengan cairan tubuh pasien dengan ininfeksi virus
Hepatitis B. Profilaksis vaksin Hepatitis B sebelum paparan mengurangi kebutuhan terhadap
HBIG. Sebuah studi menyatakan bahwa bila tidak diterapi, 30% individu yang tertusuk jarum
yang terinfeksi virus Hepatitis B akan mengalami infeksi klinis dan penggunaan HBIG
mempunyai efektivitas 75% dalam mencegah penyakit yang bermanifestasi klinis. Efikasi
HBIG dalam pencegahan Hepatitis B klinis dan Hepatitis B kronik adalah 75% bula
diberikan dalam waktu 7 hari setelah paparan.
Imunisasi Aktif
Vaksin Hepatitis B yang aman, imunogenik, dan efektif telah dipasarkan sejak tahun 1982.Vaksin Hepatitis B mengandung HBsAg ayng dimurnikan. Vaksin dapat diperoleh dari hasil
kultur HBsAg dari plasma pasien infeksi Hepatitis B kronik ( plasma-derived vaccine) atau
dengan memasukkan plasmid yang mengandung gen S virus dan pada beberapa kasus pre-S1
dan atau pre S2 ke dalam ragi atau sel mamalia. Insersi ini akan menginduksi sel
mengekspresikan HBsAg, yang berkumpul menjadi partikel imunogenik (vaksin DNA
rekombinan). Vaksin tersebut mengalami inaktivasi, dimurnikan, dan ditambah aluminium
fosfat atau alminium hidroksida, dan diawetkan dengan thimerosal.
Contoh produk vaksin Hepatitis B yang beredar di pasaran adalah Recombivax HB (Merck)
dan Engerix-B (Glaxo Smith Kline). Kedua vaksin tersebut mempunyai efektivitas yang
serupa. Vaksin tersebut termasuk vaksin DNA rekombinan, dimana vaksin menginduksi sel T
yang spesifik terhadap HBsAg dan sel B yang dependen terhadap sel T untuk menghasilkan
antibodi anti-HBs secepatnya 2 minggu setelah vaksin dosis pertama.
Sebagian pabrik vaksin memproduksi vaksin kombinasi yang mengandung komponenHepatitis B. Vaksin kombinasi yang sudah ada diantaranya adalah: difteri, tetanus, pertusis –
Hepatitis B (DTP-Hep B); difteri, tetanus, difteri aseluler – Hepatitis B (DTaP-Hep B);
difteri, tetanus, difteri aseluler – Hepatitis B – Haemophilus influenza tipe b (DTaP-Hep B-
Hib); dan difteri, tetanus, difteri aseluler – Hepatitis B – Haemophilus influenza tipe b – polio
inaktif (DTaP-Hep B-Hib-IPV). Selain itu juga terdapan kombinasi vaksin Hepatitis B
dengan Hepatitis A. Tidak ada peningkatan efek samping maupun interverensi antara
pemberian vaksin Hepatitis B dengan vaksin lain.
22
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 23/29
Vaksin Hepatitis B harus disimpan pada suhu 2-8oC. Vaksin yang mengalami pembekuan
akan mengurangi efektivitas vaksin. Vaksin Hepatitis B tersmasuk vaksin yang termostabil.
Pemanasan pada suhu 45oC selama 1 minggu atau 37oC selama 1 bulan tidak mengubah
imunogenisitas dan reaktivitas vaksin.
Pemberian Imunisasi dan Dosis
Vaksin Hepatitis B harus diberikan secara intramuskular di otot deltoid pada orang dewasa.
Pada orang dewasa, imunogenisitas vaksin akan berkurang bila vaksin disuntikkan pada
gluteus. Panjang jarum yang digunakan sebaikya 1-1,5 inci untuk memastikan vaksin masuk
ke jaringan otot.
Penyuntikan vaksin secara intradermal tidak dianjurkan karena imunogenisitas pada usia
muda lebih rendah, respons antibodi yang tidak konsisten pada orang tua, kurangnya
pengalaman tenaga kesehatan dalam melakukan suntikan intradermal, dan kurangnya data
tentang efektivitas jangka panjang.
Vaksin Hepatitis B diberikan dalam 3 dosis pada bulan ke-0, 1, dan 6. Dua dosis pertama
merupakan dosis yang penting untuk membentuk antibodi. Dosis ketiga diberikan untuk
mencapai kadar antibodi anti-HBs yang tinggi.
Rekomendasi Dosis Vaksin Hepatitis B
Keadaan Recombivax HB
(10 µg/ml)
Engerix B
(20 µg/ml)
Bayi* dan anak < 11 tahun 2,5 µg/ml 10 µg/ml
Anak / remaja (11-19 tahun) 5 µg/ml 20 µg/ml
Dewasa (> 20 tahun) 10 µg/ml 20 µg/ml
• Jadwal yang dianjurkan bulan ke-0, 1, 6
• *Bayi yang lahir dengan ibu yang HBsAg (-)
•# Formulasi khusus
•## 2 dosis 1 ml disuntikkan di satu sisi dalam 4 dosis (bulan ke-0, 1, 2, 6)
23
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 24/29
Rekomendasi jadwal imunisasi hepatitis B
• Imunisasi Hepatitis B diberikan pada semua anak usia 0 – 18 tahun.
• Imunisasi Hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali (dosis) pemberian. Dosis pertama
diberikan pada bayi baru lahir (newborns) menggunakan vaksin monovalen (vaksin
antigen tunggal) sebelum pulang dari rumah sakit. Dosis kedua diberikan saat bayi
berusia 1 – 2 bulan. Dan dosis ketiga diberikan pada usia 6 – 18 bulan (pemberian
dosis terakhir/dosis final tidak boleh kurang dari usia 24 minggu). Setelah pemberian
dosis pertama pada bayi baru lahir, dosis hepatitis B dapat dilengkapi dengan vaksin
antigen tunggal hingga 3 dosis pemberian. Apabila menggunakan vaksin Comvax
atau Pediarix, dapat diberikan hingga 4 dosis pemberian.
• Imunisasi Hepatitis B sampai 4 kali pemberian dimungkinkan apabila pada saat lahir
diberikan vaksin kombinasi yang mengandung Hepatitis B.
• Bayi yang tidak mendapat imunisasi Hepatitis B saat lahir, sebaiknya mendapatkan
imunisasi Hepatitis B pada usia 0, 1 dan 6 bulan (3 kali pemberian).
• Jika Ibu HBsAg-Positif : Bayi diberikan HBIG (Imunoglobulin Hepatitis B) dan
Imunisasi Hepatitis B dosis pertama sebelum usia bai 12 jam. Selanjutnya Imunisasi
Hepatitis B dilengkapi hingga 3 kali pemberian.
• Jika status HBsAg Ibu tidak diketahui : Bayi diberikan imunisasi Hepatitis B
sebelum berusia 12 jam. Jika bayi lahir dengan berat badan rendah (berat badan
kurang dari 2000 gram) juga diberikan HBIG sebelum usia 12 jam. Jika dikemudian
hari ibu diketahui HBsAg-Positif, diberikan HBIG sesegera mungkin dan dalam usia
7 hari, dan ikuti jadwal imunisasi Hepatitis B bayi yang lahir dari ibu HBsAg-positif.
Jadwal catch-up imunisasi hepatitis B
Jika bayi atau anak tidak melengkapi imunisasi sesuai jadwal yang dianjurkan :
• Imunisasi tidak perlu diulang dari dosis awal, tidak masalah seberapa lama dosis
terakhir diberikan.
• Imunisasi Hepatitis B sebanyak 3 dosis serial dapat dimulai pada usia kapan saja.
24
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 25/29
• Interval pemberian imunisasi minimum antar dosis : 4 minggu antara dosis pertama
dan kedua, 8 minggu antara dosis ke dua dan ketiga, dan minimal 16 minggu antara
dosis 1 dan ketiga (contoh pemberian : 0, 2, 4 bulan; atau 0, 1, 4 bulan).
3.9.Kontraindikasi
• Reaksi anafilaksis terhadap vaksin hepatitis B atau salah satu komponen vaksin
hepatitis B.
• Hati-hati pemberian pada anak yang sedang sakit sedang-berat.
• Sakit Ringan bukan kontraindikasi imunisasi hepatitis B.
Dosis dan cara pemberian
• Intra Muskular (IM, didalam otot), 0,5 ml.
Rekomendasi Profilaksis Hepatitis B Setelah Paparan Perkutan
Status imun pasien
yang terpapar
Rekomendasi bila
sumber HBsAg (+)
Rekomendasi bila
sumber HBsAg (-)
Rekomendasi bila
status HBsAg
sumber tidak
diketahui
Belum
divaksinasiSebelumnya
sudah vaksinasi
• Individu
responder
• Non responder
• Respon tidak
diketahui
HBIG 0,06 mg/kg +
vaksin Hepatitis
BTerapi (-) atau
pertimbangkan
booster 2 x HBIG
atau1 x HBIG +vaksinasi Hepatitis
BTes anti-HBs
individu yang
terpapar
• Bila
inadekuat : 1 x
HBIG +
booster vaksin
Inisiasi vaksin
Hepatitis BTerapi
(-)Terapi (-)Terapi
(-)Terapi (-)
Inisiasi vaksin
Hepatitis BTerapi
(-)Bila sumber risiko
tinggi: terapi seolah-
olah HBsAg (+)Tes
anti-HBs individuyang terpapar
• Bila inadekuat :
booster vaksin
Hepatitis B
• Bila adekuat:
terapi-
25
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 26/29
Hepatitis B
• Bila adekuat:
terapi -
Efektivitas Vaksin
Pemberian 3 dosis vaksin Hepatitis B secara intramuskluar menginduksi respon antibodi
protektif pada lebih dari 90% dewasa sehat yang berusia kurang dari 40 tahun. Setelah
berusia 40 tahun, imunitas berkurang dibawah 90%, dan saat berusia 60 tahun hanya 65-76%
vaksin yang mempunyai efek proteksi terhadap infeksi virus Hepatitis B. Meskipun faktor
pejamu lainnya seperti merokok, obesitas, infeksi HIV, dan penyakit kronik menyebabkan
imunogenisitas vaksin yang rendah, tetapi usia merupakan factor determinan terpenting.
Efek Samping dan Kontraindikasi
Vaksin Hepatitis B merupakan vaksin yang termasuk aman. Efek yang ditimbulkan berupa
nyeri di tempat injeksi, demam, reaksi anafilaksis, dan Sindrom Guillan-Barre. Reaksi alergi
terhadap komponen vaksin termasuk thimerosal merupakan kontraindikasi pemberian vaksin.
3.10 Prognosa
Infeksi hepatitis B dikatakan mempunyai mortalitas tertinggi. Pada suatu survey dari 1675
kasus dalam satu kelompok Rumah Sakit di Boston ternyata satu dari delapan pasien yang
menderita hepatitis karena transfuse (hepatitis B) meninggal.
3.11 Komplikasi
Berdasarkan penelian membuktikan bahwa fulminan hepatitis terjadi akibat 50% adanya
hepatitis B .Pendataan peningkatan HbsAg stelah gejala kilns teratasi pada hepatitis B
sangatlah penting dilakukan ,hal ini mengingat pada 10 % kasus pasien yang tealh sembuh
dari hepatitis B memili 10% HbsAg positive lebih dari 6 bulan dimulai dari gejala aawal
terjadinya hepatitis Setengah dari penderita ini mengalami hapusan antigen dari sirkulasi
darah mereka stelah & tahun,akan tetapi 5% masih terdapat hbsag positive .pad penelitian
yang terbaru mengatakan bahwa rasio dari kronik hepatitis pada pasien hepatitis sangatlah
rendah sebanyak 1% pada pasien normal. Kronik hepatitis adalah komplikasi yang paling
penting pada hepatitis b pada bebrapa pasien akut hepatitis akan tetapi hal ini sering terlihat
26
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 27/29
pada pasien dengan infeksi kronik yang tidak memiliki pengalaman penyakit akut ,yang
berbarenagn muncul pada infeksi pada masa neonatus,dan pasien dengan imunokompresan
.Beberapa gejala klinis dan laboratorium terlihat adanya peningkatan progressive dari akut
hepatitis menuju kronis hepatitis seperti
1. Tidak munculnya gejala klinis seperti anoreksia,penurunan berat badan ,fatig dan
adanya hepatomegaly
2. Munculnya bridging atau adanya multilobular hepar yang nekrose pada biopsy hepar
3. Gagalnya kembalinya level serum aminitransferase ,bilirubin,dal globulin kedalam
normal selama 6-12 bulan setelah terinfeksi
4. Adanya HbSag yang positive lebih dari 3 bulan atau 6 bulan setelah akut hepatitis
3.12 Kesimpulan Hepatitis B
Berdasarkan gejala klinis dan petunjuk serologis, manifestasi klinis hepatitis B dibagi
2 yaitu :
3. Hepatitis B akut yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu yang sistem
imunologinya matur sehingga berakhir dengan hilangnya virus hepatitis B dari tubuh
kropes.
Hepatitis B akut terdiri atas 3 yaitu :
d. Hepatitis B akut yang khas
e. Hepatitis Fulminan
f. Hepatitis Subklinik
4. Hepatitis B kronis yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu dengan
sistem imunologi kurang sempurna sehingga mekanisme, untuk menghilangkan VHB
tidak efektif dan terjadi koeksistensi dengan VHB.Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemui dan didukung oleh
pemeriksaan laboratorium. Riwayat ikterus pada para kontak keluarga, kawan-kawan
sekolah, pusat perawatan bayi, teman-teman atau perjalanan ke daerah endemi dapat
memberikan petunjuk tentang diagnosis. Hepatitis B kronis merupakan penyakit
nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B persisten. Hepatitis
B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV
DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif
diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan hepatitis B
27
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 28/29
kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten
ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN).
Diagnose hepatitis B
Diagnosis infeksi hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda
virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi pemeriksaan yangdianjurkan untuk
diagnosis dan evaluasi infeksi hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV
DNA.
Pengobatan Hepatitis Virus B
Prinsipnya adalah terapi suportif dan pemantauan gejala penyakit. Pada awal periode
simptomatik dianjurkan tirah baring.
Pencegahan Hepatitis B
• Pencegahan infeksi virus Hepatitis B dapat dilakukan melalui non imunisasi dan
imunisasi. Pencegahan non imunisasi dapat dilakukan dengan cara, menghindari
kontak dengan darah maupun cairan tubuh pasien yang terinfeksi virus Hepatitis B,
tidak menggunakan jarum suntik dan alat kedokteran yang tidak steril, menghindari
hubungan seksual yang tidak aman, dan cara-cara pencegahan umum lainnya.
• Imunisasi Hepatitis B terdiri dari dua bentuk, imunisasi pasif dan imunisasi aktif
28
7/30/2019 Refrat Hepatitis Print
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-hepatitis-print 29/29
top related