tugas pak steven palilingan
Post on 07-Jul-2016
220 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Nama : Esra Yandri Sinaga
Semester : IV (Empat)
NIM :
Mata Kuliah : Dogmatika 3 (Doktrin Kristologi dan Pneumatologi)
Dosen Pengampu : Dr. Steven Palilingan
1. PANDANGAN TENTANG MENGHUJAT ROH KUDUSMenurut Surip Stanislaus, OFMCap, ketika Ahli-ahli Taurat menuduh Yesus mengusir
setan dengan kuasa Beelzebul itu. Semua karya Yesus dinilainya sebagai manipulasi
kekuatan setan. Maka Yesus menjawab: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?" Yesus
mengalahkan setan bukan dengan kuasa Pemimpin Setan, tetapi dengan kuasa Roh Allah. Itu
berarti bahwa Kerajaan Allah sudah datang. Maka, menilai karya Yesus yang dilakukan-Nya
dalam kuasa Roh Kudus itu sebagai tindakan yang memakai kuasa Iblis sama artinya dengan
menghujat Roh Kudus.
Kata Yunani blasphemia artinya "hujat yang langsung bersangkutan dengan Allah".
Hujat artinya kata-kata jahat dan tanpa hormat. Dengan demikian orang menghujat Allah bila
dengan sikap permusuhan menghina Allah dan menolak kuasa-Nya.
Dosa menghujat Roh Kudus itulah yang tidak akan mendapat ampun. Sebab orang yang
menghujat Roh Kudus secara sadar dan sengaja telah menolak karya Roh Allah yang melalui
Yesus membawa pengampunan dan penyelamatan. Dengan menghujat Roh Kudus, orang itu
sendiri telah menutup jalan untuk memperoleh pengampunan yang disalurkan lewat Yesus.
Maka, orang yang secara terang-terangan mengatakan bahwa kuasa Yesus itu berasal dari
Iblis, dengan sendirinya ia menghujat Roh Kudus. Penghujatan terhadap Roh Kudus adalah
sikap anti total akan karya penyelamatan Allah dalam diri' Yesus. Hujat seperti itu akan
selalu melekat pada diri seseorang, sehingga ia berbuat dosa kekal.
Sedangkan berkaitan dengan perlawanan akan Yesus, mungkin orang tidak tahu pasti
bahwa Ia memiliki Roh Allah selagi hidup dan tampil di dunia ini. Bila orang seperti itu
meragukannya, ia masih mungkin mendapat ampun. Sebab "setiap orang yang mengatakan
sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh
Kudus, ia tidak akan diampuni" (Luk 12:10).1
1 Surip Stanislaus OFMCap. Kata-Kata Susah Bertuah. (Yogyakarta: Kanisius, 2008), 74
2. PANDANGAN TENTANG DIPENUHI ROH KUDUS
Menurut Daniel Lukas Lukito dipenuhi oleh Roh” berarti dikuasai dan didominasi oleh
hadirnya Pribadi dan kuasa Roh dalam diri orang percaya. Bila diperbandingkan dengan
konteks Efesus 5:18, dipenuhi Roh dapat berarti “berada di bawah pengaruh atau kendali”
Roh dalam pengertian yang kontinu dan (bisa) berulang kali (perhatikan bentuk present
imperative passive). Dalam satu kalimat dapat dikatakan bahwa pemenuhan Roh merupakan
suatu tuntutan yang seharusnya ada di dalam diri seorang Kristen secara terus-menerus dan
nyata terlihat dari luar oleh orang lain.
Karena itu, dipenuhi Roh berlainan dengan baptisan Roh, sebab baptisan Roh
berlangsung atau terjadi hanya satu kali, yaitu ketika seseorang menerima Kristus sebagai
Juruselamat. Ia diyakinkan oleh Roh tentang keselamatan, dilahirbarukan, dimeteraikan, dan
dibaptis oleh Roh (bdk. IKor. 12:13). Baru setelah itu orang tersebut bisa atau tidaknya
dipenuhi Roh tergantung pada kadar imannya serta penyerahannya di hadapan Tuhan.
Seorang Kristen yang tidak dipenuhi Roh adalah seorang Kristen yang “kering.” Hal ini
akan terlihat dalam seringnya ia gagal dalam menghadapi pencobaan, tidak nampak buah Roh
(kasih, sukacita, damai sejahtera, . . . penguasaan diri), tidak mampu dan tidak mau bersaksi,
tidak ada kemajuan dalam pelayanan, tidak ada kuasa, dan sebagainya.
Tetapi, sebaliknya, ada satu catatan yang menarik yang dapat dilihat di dalam Alkitab
tentang orang yang dipenuhi Roh, yaitu bahwa orang yang dipenuhi Roh tidak pernah
mengatakan bahwa dirinya dipenuhi Roh. Orang lain yang melihat dan menyaksikan bahwa
ia dipenuhi Roh, mereka menyaksikan ada buah Roh dan buah pelayanan di dalam
kehidupannya. Sebab itu, kepenuhan Roh adalah suatu keharusan, sesuatu yang normal bagi
kehidupan setiap orang Kristen. Kepenuhan Roh tidak boleh dianggap sebagai sesuatu
keanehan, kelainan, sesuatu yang luar biasa, dan hanya sedikit orang saja yang dipenuhi.
Mengapa kepenuhan Roh harus ada pada setiap orang Kristen? Dari Kisah Para Rasul
1:8, kita mendapatkan satu ajaran yang sangat penting, yaitu bahwa kepenuhan Roh
mempunyai tujuan menjadikan murid Tuhan sebagai seseorang yang menjalankan misi Tuhan
dengan kuasa untuk memenangkan jiwa. Bukti yang paling dekat ialah ketika Petrus dan
orang Kristen mula-mula itu dipenuhi Roh mereka langsung menjadi saksi Tuhan yang
berkuasa sehingga hasilnya adalah 3000 orang bertobat (Kis. 2:4,11,41).2
2 Daniel Lukas Lukito, Baptisan dan Kepenuhan Roh (Jurnal Veritas 11/1 April 2010), 106-107
3. PANDANGAN TENTANG BAPTISAN ROH KUDUS
Menurut U. Metzner dan Pdt. H.P.V Renner Ayat-ayat Alkitab paling penting yang
berbicara tentang Baptisan dengan Roh Kudus adalah Markus 1:8 dan Yohanes 1:33 serta
Lukas 3:16 dan Matius 3:11, yang menambahkan kata-kata "dan dengan api". Dalam semua
ayat di atas frasa "baptisan dengan Roh Kudus" digunakan hanya dengan rujukan kepada
Tuhan sendiri, yang akan melakukan baptisan itu kepada murid-murid-Nya.
Nubuat ini, yang diucapkan oleh Yohanes Pembaptis, terpenuhi saat Pentakosta, saat
Roh dicurahkan ke atas para murid Yesus (Kisah Para Rasul 2) dan tidak lama kemudian
pada orang- orang bukan Yahudi (Kisah Para Rasul 10 dan 11). Saat Tuhan kita membaptis
para murid- Nya dengan Roh Kudus, dengan mengirim Penolong yang dijanjikan itu pada
mereka, la tidak memerintahkan mereka untuk membaptis dengan Roh Kudus, tetapi
"baptislah dalam nama ... Roh Kudus" (Matius 28:19). Roh Kristus, yang dicurahkan saat
Pentakosta, masih dicurahkan dengan berlimpah-limpah pada hari ini, kapan pun dan di mana
pun para murid Kristus membaptis dengan air dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.3
Baptisan ini menurut mereka Jelas tidak alkitabiah, dan karena itu salah, menerima
baptisan yang disebut baptisan dengan Roh Kudus dan sebagai akibatnya membatalkan
baptisan kita yang pertama. Hanya ada satu baptisan (Efesus 4:5) untuk keselamatan kita
(Markus 16:16). Keseluruhan tindakan baptisan itu mencakup Firman, air, penumpangan
tangan, dan karunia Roh Kudus melalui baptisan semacam itu (Kisah Para Rasul 8:12- 17;
9:17, 18, 19:5-6). Namun, urutan tindakan ini dapat bervariasi.
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan, orang-orang Kristen sebaiknya
memakai istilah "baptisan dengan Roh Kudus" hanya bila mengacu pada pemenuhan nubuat
Yohanes, sang penginjil, melalui Yesus saat Penta- kosta, dan bukan saat bicara tentang
baptisan mereka sendiri atau, untuk masalah ini, tentang pengalaman pertobatan khusus yang
telah mereka alami.4
3 Dr. U. Metzner dan Pdt. H.P.V Renner, Penelaahan Alkitab Tentang Hidup Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 9
4 Ibid. 10
top related