analisa faktor-faktor yang mempengaruhi minat...
TRANSCRIPT
1
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT
MASYARAKAT BERINVESTASI SUKUK MELALUI AGEN BANK
SYARI’AH
(Studi pada Sukuk Ritel seri SR 001 yang Dipasarkan Bank Syari’ah
Mandiri Cabang Kudus)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starta Satu (S.1)
Dalam Ilmu Syari’ah Jurusan Ekonomi Islam (EI)
Oleh:
MOCH CHAMBALI
062411018
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
2
3
4
DEKALARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis
menyatakan bahwa karya ini tidak berisi materi skripsi yang
pernah ditulis oleh orang lain. Skripsi ini disusun oleh penulis
berdasarkan informasi dari referensi yang dijadikan rujukan.
Semarang, 14 Nopember 2010 Deklarator
Moch Chambali NIM: 062411018
5
MOTTO
اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا ، و اعمل آلخرتك كأنك } رواه ابن قتيبة{ متوت غدا
Bekerjalah Untuk Duniamu Seakan Engkau Hidup Selamanya, Dan Beramallah Untuk Akhiratmu Seakan Kamu Meninggal Esok
(Hadist riwayat Ibnu Qutaibah)
6
ABSTRAK
Pasar modal Indonesia yang telah merayakan ulang tahunnya ke-30, namun masih sangatlah rendah jumlah investor domestiknya, hanya 600 ribu atau sekitar 0.1% dari jumlah penduduk Indonesia. Disamping itu, perkembangan instrumen investasi tidak banyak perubahannya terlebih obligasi atau sukuk, data statistik BEI mencatat, hingga tahun 2007 jumlah emiten sukuk hanya ada 6 perusahaan saja. Selanjutnya tahun 2008 terjadi krisis global dan BAPEPAM-LK sempat memberlakukan kebijakan suspensi untuk melindungi kepentingan investor.
Untuk membangkitkan gairah investasi di Indonesia, tanggal 30 Januari 2009, Pemerintah Republik Indonesia secara resmi mengeluarkan Sukuk ritel berseri SR 001 dengan target penjualan sebesar Rp. 3,4 triliun. SR 001 merupakan instrumen investasi berbasis syari’ah pertama yang ditujukan untuk pasar ritel domestik. Meskipun ditengah kondisi krisis, SR 001 mampu menarik minat masyarakat untuk menanamkan modalnya, selain itu ada kecenderungan positif terhadap perbankan syari’ah sebagai tempat pembelian IPO. Dimana BSM mampu mencapai sukses sebesar 130% dari terget yang ditetapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisa interrelationship antara faktor risiko dan atribut produk Islami yang mempengaruhi minat masyarakat berinvestasi Sukuk SR001, dan 2) untuk mengetahui daya tarik BSM dalam menjual Sukuk SR001 menurut sudut pandangan investor.
Kuantitatif dipilah sebagai metode yang digunakan untuk mengurai masalah dengan teknik regrasi linier berganda. Subjek penelitian sebanyak 41 responden, menggunakan teknik convenience random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket tertutup untuk menjaring data risiko investasi (X1) dan atribut instrumen Islami (X2), serta angket tertutup untuk menjaring data Minat Berinvestasi (Y).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara X1 dengan Y sebesar 41,2%, sedangkan X2 dengan Y sebesar 87,9%. Adapun hasil regresi simultan menunjukkan nilai f sebesar 18,576 dengan signifikansi 0,000 atau 0%. Koefisien determinasi R2 = 0,468 Hal ini menunjukkan bahwa 46,8% variasi skor minat berinvestasi ditentukan oleh risiko investasi dan atribut instrumen Islami, persamaan regresinya Y = -1,823 + 0,412X1 + 0,879X2.
Alasan utama investor memilih BSM sebagai tempat pembelian sukuk SR 001 dikarenakan BSM memiliki daya tarik dalam hal profesionalisme kerja, terbukti 41,5% responden mengakuinya, kemudian sesuai syari’ah sebesar 29,3%, dan 19,5% adalah kepercayaan dari investro terhadap BSM.
Pemerintah harus mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat seadil mungkin, karena investor yakin SR 001 mampu memberikan kemakmuran dengan adil berdasarkan prinsip syari’ah, begitu juga perbankan syari’ah dimana investor telah melihat mampu bekerja profesional dan memberiakn hasil investasi yang optimal sehingga perlu terus meningkatkan cervice quality terhadap nasabahnya. Kata kunci : risiko investasi, atribut instrumen Islami, minat investasi.
7
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kami persembahkan untuk:
Ayahanda dan ibunda tercinta, H. Muhtadi dan Hj,
Mukaromah (Alm) yang telah berjuang sekuat tenaga dan tak
kenal lelah demi mendididik putra-putrinya dalam
menggapai kesuksesan,
Isteriku tercinta, Enik Normawati, yang keberadaannya
menjadi spirit dalam tanggungjawab. Dengan kekuatan cinta
dan kasih sayang serta kesetiaan sehingga mampu kami
selesaikan skripsi ini,
Saudara-saudaraku yang slalu memberikan motivasi dan
support,
Almameter IAIN Walisongo Semarang
Agama Islam, Nusa dan Bangsa Indonesia.
8
KATA PENGANTAR
Sujud syukur kami rungkukkan kehadirat Allah SWT yang Maha Mengetahui,
Mana Adil, lagi Maha Penyayang berkat melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya.
Sehinga kami dapat meyelesaikan penulisan skripsi guna melengkapi persyaratan
menyelesaikan studi di Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo. Shalawat serta salam kami
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pegangan hidup bagi
setiap makhluq untuk sadar dengan ketidak sempurnannnya, dan berusaha untuk berbuat
baik bagi masyarakat. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafaatnya
di hari akhir.
Bukan tanpa aral rintangan, banyak proses yang harus dilewati, banyak pula pihak
yang turut membantu kelancaran penulisan skripsi ini, kami telah berusaha dengan
segala daya dan upaya guna meyelesaikannya. Namun tanpa bantuan dari berbagai
pihak lain yang dengan keihlasan hati tentunya karya ini tidak mungkin dapat terwujud.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada mereka yang telah banyak
memberi sumbangan kepada penulis dalam rangka menyelesaikan karya ini, mereka
adalah :
1. Bapak Rektor dan Pembantu Rektor Bagian Kemahasiswaan IAIN Walisongo
Semarang.
2. Bapak Dekan, Pembantu Dekan, dan segenap Birokrasi Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang.
3. Bapak Muhammad Saifullah, S. Ag, M. Ag. Selaku Kepala Program Studi
Ekonomi Islam dan pembimbing penulis, yang selalu memberikan motifasi kepada
mahasiswanya serta telah memberikan bimbingan yang sangat berharga bagi
penulis.
9
4. Bapak H. Muchamad Fauzi, SE. MM, selaku pembimbing peneliti, telah banyak
waktu yang di luangkan serta mendampingi saat beridiskusi tentang pendalaman
skripsi, tidak ketinggalan pula terimakasih atas nilai kompre yang telah bapak
berikan.
5. Bapak Rahman El Yunusi, S.E., M.M. yang sabar dan penuh ketulusan dalam
meletakkan dasar pengetahuan statistika dan memberi nasehat yang sangat
bermanfaat pagi peneliti.
6. Bapak Ratno Agriyanto, S.Pd, SE. Terima kasih telah menjadi teman curhat penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini, serta bantuan-bantuan lain yang merepotkan
bapak.
7. Keluarga kami di rumah, terutama bapak, ibu serta saudara-saudara kami dengan
kasih sayang dan kesabaran selalu mendampingi dan merestui sarta teman-teman
mahasiswa dan aktifis kampus yang telah sudi diskusi bareng dengan peneliti. Dan
pihak-pihak yang talah membantu terselesainya laporan.
8. Buat wadyabala Justisia khususnya 2006, kita telah melalui banyak peristiwa yang
menjadikan kita mampu berfikir jernih untuk menyikapi dan merespon fenomena.
Senior-senior justisia (Mas Iman, Mas Teddy, Mas Nas, Bang Kopling, Jojo, dan
semuanya) terima kasih atas pendampingan dan diskusinya kapan-kapan kita
melean lagi.
9. Temen-temen eL_KEI (Wahyu, Asnal, Nuk, Nuridin, Anwar, Rian, Erfan, Edi)
yang telah berjuang bareng dalam menanamkan pengetahuan ke dalam diri kita
mengenai ekonomi Islam dan berusaha mewujudkannnya dalam prilaku. Teruslah
berjuang untuk membumikan ekonomi Islam.
10. Saudara-saudariku INSIDER 2006. Empat tahun lebih kita lalu bersama menjalani
10
kuliah, senang duka, tawa dan marah kita jalani bersama. Pererat hubungan ini dan
kalao ada info pekerjaan jangan lupa mamase yaaa!.
11. Sederek-sedulur beda mpak beda mbok KMKS (Nafis, Hasan, Nila, Farih, dan
semua yang tidak tersebutkan) jagalah kehangatan ikatan keluarga kita, kalau
keluarga tidak harmonis bagaimana dengan kehidupan kita dengan masyarakat
nanti. Jalin terus ikatan keluarga kita.
12. Dan yang terakhir adalah kepada Some One Spesial Cäyängq Enik Normawati yang
telah setia mendampingi, menghibur dan menjadi spirit dengan kekuatan cinta dan
kasih sayang juga kesetiaan atas terselesainya skripsi ini.
Tiada manusia yang sempurna, jauh sebelumnya kami meminta maaf setulus hati
kepada semua pihak atas kesalahan yang penulis pernah lakukan. Serta penulis harapkan
kritik yang arif serta saran yang konstruktif. Tidak lain supaya di waktu yang akan
datang kami dapat menyajikan karya ilmiyah yang lebih baik dari sebelumnya. Akhir
kalam, semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya, pihak-pihak
yang berkepentingan, serta bagi peneliti khususnya.
Semarang 14 Nopember 2010
Penulis
Moch Chambali
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. ...... i NOTA PEMBIMBING…………………………………………………………. ii PENGESAHAN……………………………………............................................ iii DEKLARASI …………………………………………...................…………… iv MOTTO………………………………………………………………………… v ABSTRAK………………………………………………………… ………….. vi PERSEMBAHAN…………………………………….......................…………. vii KATA PENGANTAR …………………………………………….………….. viii DAFTAR ISI…………………………………………………………..………. xi DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. xiii DAFTAR GAMBAR ……………..…………………………………………… xiv DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………… xv PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB INDONESIA..……………………… xvi BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................. 12
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 12 D. Manfaat Penelitian................................................................. 13
E. Sistematika Penulisan Skripsi............................................... 14
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Konseptual............................................................ 16 B. Kerangka Pikir....................................................................... 35
C. Penelitian Terdahulu.............................................................. 35 D. Hipotesis................................................................................ 37
E. Definisi Operasional Variabel................................................ 37
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel.............................................................. 40 B. Metode Pengumpulan Data.................................................... 41
C. Teknik Analisis Data.............................................................. 45
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Bank Syari’ah Mandiri................................................ 56
B. Analisis Data......................................................................... 72
12
1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian.............. 72
2. Analisis Faktor................................................................ 75
a. Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO).................................... 76
b. Measure of Sampling Adequancy (MSA)................. 77
c. Rotasi Faktor equamax.............................................. 77
3. Uji Asumsi Klasik........................................................... 80
a. Pengujian Normalitas................................................ 80
b. Pengujian Autokorelasi............................................. 81
c. Pengujian Heterokedastisitas..................................... 81
d. Pengujian Multikolinieritas........................................ 82
4. Perhitungan Regresi Linier Berganda.............................. 83
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................ 95 B. Saran...................................................................................... 98
C. Penutup.................................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
13
DAFTAR TABEL
Tabel. 1 Nama emiten, nilai emisi, dan waktu penerbitan ................................. 2
Tabel. 2 Pokok-pokok ketentuan dan Persyaratan Sukuk SR 001...................... 33
Tabel. 3 Jumlah Pembeli Sukuk SR 001 Berdasarkan Wilayah.......................... 34
Tabel. 4 Pengelompokan Profesi Investor Sukuk SR 001................................... 34
Tabel. 5 Definisi Operasional Variabel Penelitian.............................................. 38
Tabel. 6 Pengelompokan Investor Berdasarkan Jenis Kelamin........................... 67
Tabel. 7 Pengelompokan Investor Berdasarkan Usia.......................................... 67
Tabel. 8 Pengelompokan Nasabah Berdasarkan Pendidikan Formal.................. 68
Tabel. 9 Klasifikasi Nasabah Berdasarkan Pekerjaan.......................................... 69
Tabel. 10 Pengelompokan Nasabah Berdasarkan Penghasilan/Bulan................. 69
Tabel. 11 Pengelompokan Nasabah Berdasarkan Sumber Informasi.................. 70
Tabel. 12 Informasi Investor Berdasarkan BSM Menjadi Agen......................... 70
Tabel. 13 Besaran Investasi Pada Sukuk SR 001................................................ 71
Tabel. 14 Alasan Investor Memilih BSM............................................................ 71
Tabel. 15 Sikap Terhadap Risiko......................................................................... 72
Tabel. 16 Validitas dan Reliabilitas Variabel X1 (Risiko Investasi)................... 73
Tabel. 17 Validitas dan Reliabilitas Variabel X2 (Atribut Islami)...................... 74 Tabel. 18 Validitas dan Reliabilitas Variabel Y (Minat Investasi)...................... 75
Tabel. 19 KMO and Bartlett's Test...................................................................... 76 Tabel. 20 KMO and Bartlett's Test...................................................................... 76
Tabel. 21 KMO and Bartlett's Test...................................................................... 77
Tabel. 22 Rotated Component Matrix(a) Variabel X1......................................... 78
Tabel. 23 Rotated Component Matrix(a) Variabel X2......................................... 79
Tabel. 24 Rotated Component Matrix(a) Variabel Y........................................... 79
Tabel. 25 Perhitungan dan Pengujian Koefisien Determinan............................... 83
Tabel. 26 ANOVAb.............................................................................................. 86
Tabel. 27 Perhitungan dan Pengujian koefisien regresi parsial............................ 87
Tabel. 28 Rotated Component Matrix(a) Variabel X2......................................... 90
Tabel. 29 Alasan Investor Memilih BSM............................................................. 91
Tabel. 30 Rangkuman Koefisien Regresi Parsial................................................. 93
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model Perilaku Investor Dalam Menentukan Investasi Menurut
Husnan................................................................................................................. 20
Gambar 2 Struktur Perusahaan Bank Syari’ah Mandiri Kudus........................... 64
15
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Pengujian Normalitas ............................................................................ 81
Grafik 2 Pengujian Heterokedastisita................................................................... 82
16
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB INDONESIA
Transliterasi yang dipakai dalam Skripsi ini adalah pedoman Transliterasi Arab-Indonesia berdasarkan Surat Keputusan bersama Meneri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Jauari 1988.
Arab Latin Arab Latin Arab Latin
` Z q
B S K
T Sy L
Ts Sh M
J D N
H T W
Kh Z H
D ‘ ‘
Ż G Y
R F -
Catatan:
1. Konsonan yang bersyaddah ditulis dengan rangkap Misalnya ربـنـا ; ditulis rabbanâ.
2. Vokal panjang (mad) ; Fathah (baris di atas) di tulis â, kasrah (baris di bawah) di tulis î, serta dammah (baris di depan) ditulis dengan û. Misalnya; الـقـارعـة ditulis al-qâri‘ah, المــسـاكـيـن ditulis al-masâkîn,
الـمـفـلحون ditulis al-muflihûn. 3. Kata sandang alif + lam (ال)
Bila diikuti oleh huruf qamariyah ditulis al, misalnya; الـكافـرون ditulis al-kâfirûn. Sedangkan, bila diikuti oleh huruf syamsiyah, huruf lam diganti dengan huruf yang mengikutinya, misalnya ; الـرجـال ditulis ar-rijâl.
4. Ta’ marbûthah ( ة ). Bila terletak diakhir kalimat, ditulis h, misalnya; الـبـقـرة ditulis al-baqarah. Bila ditengah kalimat ditulis t, misalnya; زكاة الـمـال ditulis zakât al-mâl, atau سـورة .`ditulis sûrat al-Nisâ النـسـاء
5. Penulisan kata dalam kalimat dilakukan menurut tulisannya, Misalnya; وهـو خـيـرازقــين ditulis wa huwa khair ar-Râziqîn.
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jumlah investor domestik di pasar modal Indonesia yang telah merayakan
ulang tahunnya ke-30 masih sangatlah rendah. Jumlah investor domestik, tercermin
dari jumlah pemegang rekening Efek dan pemegang unit penyertaan Reksa Dana,
hanyalah sekitar 600 ribu atau hanya 0.1% dari jumlah penduduk Nusantara.
Bandingkan dengan pemegang rekening di perbankan yang mencapai lebih dari 60
juta rekening.
Dibandingkan dengan negara-negara yang lebih maju maupun Negara
sekawasan, jumlah investor domestik di pasar modal Indonesia juga jauh tertinggal.
Australia memiliki 7 juta investor atau sekitar 25% populasinya, Hongkong
memiliki 1.4 juta investor atau sekitar 17.5% populasinya, dan jepang memiliki 4
juta investor atau 8.2% populasinya. Di kawasan asia tenggara, posisi indonesia juga
tertinggal. Sebagai contoh, Singapura memiliki 1.23 juta investor atau 30%
populasinya dan Malaysia memiliki 3 juta investor atau 12.8% populasinya.1
Terlebih perkembangan pasar sukuk atau obligasi syari’ah, dimana
perkembangan pada tahun 2007 jumlah emiten sukuk atau obligasi syari’ah hanya
sebanyak 6 lembaga saja. Sebagaimana dijelaskan dalam tabel 1.
1 Laporan Tim Studi Analisa Program Promosi dan Pengenalan Produk Pasar Modal dan Jasa
Keuangan oleh Pelaku Industri Jasa Keuangan, Studi Analisa Program Promosi dan Pengenalan Produk Pasar Modal dan Jasa Keuangan oleh Pelaku Industri Jasa Keuangan, 2007, hlm. 1-2
18
Tabel 1. Nama emiten, nilai emisi, dan waktu penerbitan
No Nama Emiten Nilai Emisi Waktu Penerbitan 1. PT. Berlian Laju Tanker Tbk Rp 60 Miliar Semester I 2003 2. PT. Bank Bukopin Rp 50 Miliar Semester I 2003 3. PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Rp 200 Miliar Semester I 2003 4. PT. Bank Syariah Mandiri Rp 200 Miliar Semester II 2003 5. PT. Indofood Tbk Rp 1,5 Triliun Semester II 2003 6. PT. Indosat Tbk Rp 175 Miliar Semester II 2006
Sumber: Bursa Efek Indonesia tahun 2007.
Tabel 1 menggambarkan bahwa kontribusi investor domestic dilihat dari
banyaknya emiten yang mengembangkan instrument sukuk sangat minim sekali.
Bahkan pemerintah Indonesia yang menerapkan system ekonomi Islam dan
konvensional belum memanfaatkan instrument ini.
Di samping itu, akhir tahun 2008, terjadi krisis subprime mortgage yang
merambah secara global. Di Indonesia krisis ini menyerang sektor pasar modal,
dimana kondisi pasar modal Indonesia mayoritas investornya berasal dari luar
negeri. BAPEPAM-LK sempat memberlakukan kebijakan suspensi untuk
melindungi kepentingan investor. Meskipun terjadi ketidakpercayaan masyarakat
investor terhadap pasar modal, akan tetapi era globalisasi membawa pengusaha
pencari modal masih mengharapkan memperoleh dana dari produk finansial ini serta
investor yang menanamkan dananya, karena pasar modal merupakan sendi
penggerak perekonomian yang fital, serta pasar modal merupakan lembaga
intermediasi yang menghubungkan investor dengan emiten dalam sistem tertentu.
Posisi perbankan yang menjadi tonggak kestabilan perekonomian sebuah
negara tidak bisa berbuat banyak disebabkan persediaan likuiditas perbankan harus
terjaga akibat adanya krisis. Maka berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dan
berbagai pihak agar investor kembali menginvestasikan dananya di pasar modal.
19
Dalam pasar modal, dibedakan antara spekulan dengan pelaku bisnis (investor)
dari derajat ketidakpastian yang dihadapinya. Untuk itu perlu dilihat dahulu karakter
dari masing-masing investasi dan spekulasi, Pertama, Investor di pasar modal adalah
perorangan atau lembaga yang memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk
berinvestasi (yang berindikasi mengharapkan deviden) di perusahaan-perusahaan go
publik yang diyakininya baik dan menguntungkan, bukan untuk tujuan mencari
capital gain melalui short selling. Mereka mendasari keputusan investasinya pada
informasi yang terpercaya tentang faktor-faktor fundamental ekonomi pada
perusahaan melalui kajian yang seksama.2 Sementara spekulan bertujuan untuk
mendapatkan capital gain yang biasanya dilakukan dengan upaya goreng
menggoreng saham serta memanfaatkan fluktuatif dari pergerakan harga saham atau
indeks.
Sementara MUI melalui Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama
Indonesia no: 40/DSN-MUI/X/2003, tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syari’ah di Bidang Pasar Modal. Mendefinisikan pasar modal
sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan Emiten adalah pihak
yang melakukan penawaran umum. Adapun Efek Syari’ah adalah efek sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang akad,
pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip
Syari’ah.3
2 Hendy M. Fakhruddin, Istilah Pasar Modal A-Z, Jakarta: Elex Medai Komputindo, 2008,
hlm. 98. 3 Tim Penulis DSN MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Jakarta: PT. Intermasa,
ed. 2, cet. 2, 2003, hlm. 263
20
Akar tekstual dalam Islam mengenai ajaran investasi merupakan kegiatan
muamalah yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki
menjadi produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Allah SWT
dalam al-Quran dengan tegas melarang aktivitas penimbunan terhadap harta yang
dimiliki, sebagaimana termaktub dalam surat at-Taubah ayat 34, yaitu:
والذين الله سبيل عن ويصدون بالباطل الناس أموال ليأكلون والرهبان الأحبار من كثريا إن آمنوا الذين أيها ياونكنزي بالفضة الذهلا وا وفقونهنبيل في يالله س مهرشذاب فب٣٤: التوبة { أليم بع{
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orang-
orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.4
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan imam at-Tirmiżi, Nabi Muhammad
SAW bersabda:
بن عمرو عن الصباح بن المثنى عن مسلم بن الوليد حدثنا موسى بن إبراهيم حدثنا إسمعيل بن محمد حدثنا ولا فيه فليتجر مال له يتيما ولي من ألا فقال الناس خطب وسلم عليه الله صلى النبي أن هجد عن أبيه عن شعيب
كهترتى يح قة تأكلهدالص Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isma'il telah
menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah menceritakan kepada kami al-Walîd bin Muslim dari al-Mutsanna ibnu as-Shabbâh dari Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya bahwasanya Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam menyampaikan khutbahnya yang berisi: "Siapa saja yang mengurus anak yatim sedangkan anak tersebut memiliki harta, hendaknya dia gunakan untuk berdagang dan tidak membiarkannya habis untuk membayar zakatnya." (Hadist riwayat Tirmiżi no.580 ).5
Juga Hadis riwayat imam Muslim yang berbunyi:
4 al-Qur'an Surat Qs at-Taubah ayat 34, Yayasan Penyelenggara Penerjemah al-Qur'an, al-
Qur'an dan Terjemahnya dengan transliterasi, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1998, hlm. 367 5 Imam Tirmiżi, Sunan at-Tirmiżi, al-Maktabah as-Syâmilah, Bairut,Juz 3, hadist 580, th, hlm.
40
21
نابر عا: قال جكن لى نخابرد عهل عسور صلى ا وسلم وآله ا, بصيفن رىال منقص, منكذا و, و أمحد رواه. (فليدعها واآل ,اخاه ليحرثها او ,فليزرعها أرض له كان من ,وسلم وآله ا صلى النبى فقال
)القصارة ولقصرى. مسلمArtinya: Dari Jâbir, dia berkata: Dimasa Rasulullah SAW, kami melakukan sistem
Mukhâbarah, kami memperoleh biji yang masih tinggal dalam gabah sesudah digirik, Nabi SAW, bersabda: Barang siapa yang mempunyai tanah, maka hendaklah ditanaminya atau diberikan kepada saudaranya untuk diolah, dan jika dia tidak menghendakinya, hendaklah tanah itu dibiarkan saja. (H.R. Ahmad, Muslim, al-Muntaqah: 381).6
Untuk membangkitkan gairah investasi, pada tanggal 30 Januari 2009,
Pemerintah Republik Indonesia secara resmi mengeluarkan Sukuk ritel berseri SR
001 dengan target penjualan sebesar Rp. 3,4 triliun, SR 001 merupakan instrumen
investasi berbasis syari’ah yang ditujukan untuk pasar ritel. Padahal melihat kondisi
perekonomian dunia saat itu masih belum stabil karena krisis. Ketua Umum Ikatan
Ahli Ekonomi Islam Mustafa Edwin Nasution berpendapat potensi permintaan
instrumen keuangan syari’ah di Indonesia sangat besar. Pertimbangannya
berdasarkan jumlah penduduk Muslim mayoritas, pihak emiten yang menawarkan
efek syari’ah masih sedikit, dan proporsi produk syari’ah dibandingkan produk
konvensional relatif sangat sedikit. Hasil survei pasar (market intelligence) yang
dilakukan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Negara Departemen Keuangan
memperkirakan pasar Sukuk di Indonesia bisa mencapai Rp 15 triliun. Depkeu juga
telah menyiapkan aset jaminan (underlying) atas Sukuk tersebut senilai Rp. 18,8
triliun.7
6 Teuku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-hadis Hukum, Juz 7, Ed. 2, Cet. 3,
Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2001, hlm. 194. lihat juga dalam kitab Gâyatul Marâm, hadis ke 361, juz.1, hlm. 210.
7 http://www.tempointeraktif.com/hg/topik/masalah/143, data diunduh tanggal 02 April 2009.
22
Terbukti penjualan Sukuk menuai titik cerah, terlebih Bank Mandiri sebagai
salah satu agennya telah berhasil menjual SR 001 hingga hari Jum’at, 13 Februari
kepada 3.008 investor senilai Rp. 605,6 miliar, ini berarti telah melampaui target
penjualan yang telah ditetapkan, yaitu sebesar Rp. 95 miliar atau sekitar 637 persen
dari target penjualan. "Bagi Bank Mandiri, pencapaian sementara di dua minggu
awal tersebut telah melampaui target. Kami tidak mensia-siakan kepercayaan
Depkeu yang telah menunjuk kami sebagai agen penjual. Keseriusan ini karena
dukungan 10 Kantor Wilayah yang membawahi 1.004 cabang tersebar di seluruh
Nusantara dan jaringan pemasaran yang luas serta staf professional yang semakin
mendorong pencapaian tersebut". Inkawan D Jusi, Senior Vice President Wealth
Management Bank Mandiri.8
Sebanyak 13 agen penjual Sukuk SR 001 yang telah resmi ditunjuk
Departemen Keuangan, mereka adalah Bank Mandiri baik syari’ah maupun
konvensional, Danareksa Sekuritas, BNI Sekuritas, CIMB-GK Securities, Citibank
NA, HSBC, Relliance Sekuritas, Trimegah Sekuritas, Andalan Artha Advisindo,
Anugerah Securindo Indah, Bahana Securities, dan BII.9 Dari sekian agen, PT Bank
Mandiri Tbk menjadi agen penjual Sukuk Ritel terbanyak, dengan realisasi terbesar
Rp 1,3 triliun. Awalnya hanya ditargetkan di bawah Rp. 200 miliar. Sedangkan
untuk kelompok sekuritas, realisasi penjualan terbesar dicapai oleh PT Trimegah
Securities Tbk. (TRIM) senilai Rp. 761 miliar dari target awal kurang dari Rp 200
miliar.10
8 http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/ 2009/ 02/ 15/ 265/ 195334/bank-
mandiri-lampaui-target-penjualan-Sukuk-ritel-seri-SR001.htm. Data diambil tanggal 02 April 2009. 9 Lihat Memorandum Informasi Sukuk Negara Ritel Seri SR 001, Departemen Keuangan
Republik Indonesia 2009, hlm. 18 10 http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/02/23/277/195431/bank-mandiri-
agen-Sukuk-paling-laris/bank-mandiri-agen-Sukuk-paling-laris. Data diambil tanggal 02 April 2009.
23
Patut kita cermati bahwa Bank Syari’ah Mandiri (BSM) dengan notabenenya
tergolong masih baru dan trek recodnya masih kalah jauh dengan yang lain, mampu
melampaui target penjualan SR 001 senilai Rp. 130 miliar atau 130 persen dari
target Rp 100 miliar yang ditetapkan. Untuk mengatasi kelebihan permintaan, BSM
telah mengambil langkah dengan mengajukan permohonan upsize ke Departemen
Keuangan. Dari data investor Sukuk ritel yang masuk melalui BSM, terlihat bahwa
sebagian besar pembeli Sukuk ritel di BSM adalah dalam kategori ritel (individu).
Jumlah investor yang masuk mencapai 1.472 orang atau berarti yang membeli SR
001 ini benar-benar dari ritel (perorangan).11
Berawal dari deregulasi 2 Juni 1983 kebijaksanaan moneter berefek terhadap
perkembangan dunia perbankan, aktifitas perbankan makin semarak dan terpacu
untuk memenangkan persaingan yang semakin kompetitif. Kondisi ini mendorong
lembaga-lembaga perbankan berusaha meningkatkan ketrampilan sumber daya
manusia, meningkatkan sistem manajemen sarana prasarana, meningkatkan
efisiensi, mengembangkan jasa perbankan sesuai dengan kebutuhan serta berusaha
mempertahankan eksistensi dan pengembangan diri sesuai dengan tujuan. Semua
usaha-usaha tersebut diharapkan mampu menarik perhatian nasabah,
mengembangkan jaringan usaha dan memperluas jaringan operasional agar sektor
perbankan mampu memainkan peranan yang lebih luas dalam pengembangan
perekonomian Indonesia.12
Kegiatan perbankan syari’ah saat ini semakin luas, terlebih setelah di
sahkannya UU perbankan syari’ah no 21 tahun 2008, dimana salah satu pasalnya
11 http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/ 2009/ 02/ 23/ 277/ 195334/ penjualan
Sukuk bank syari’ah mandiri tembus 130. Data diambil tanggal 02,04,2009. 12 Radius Prawiro, Pergulatan Indonesia Membangun Ekonomi Pragmatisme dalam Aksi,
Jakarta: PT. Primamedia Pustaka, ed. Revisi, 2004, hlm. 335
24
menjelaskan perbankan syari’ah diperbolehkan melakukan kegiatan dalam pasar
modal sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal. Yang dimaksud dengan sesuai
ketentuan pasar modal adalah melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung
di pasar modal, sehingga menjadi agen penjualan sukuk milik pemerintah tidak
bertentangan dengan ketentuan.13
Aktivitas perdagangan obligasi oleh perbankan semakin gencar setelah
diluncurkannya konsep IDM (Intern Dealer Market), dimana para Dealer bank yang
ingin mentransaksikan obligasi (sukuk) pemerintah mengambil posisi sebagai
market maker dan berbondong-bondong meramaikan aktivitas perdagangan obligasi
(sukuk) pemerintah.14
Kesuksesan Bank Syari’ah Mandiri dalam penjualan Sukuk SR 001 tidak
terlepas dari strategi pemasaran yang profesional, dan tidak kalah penting adalah
faktor-faktor yang kuat sehingga mempengaruhi minat masyarakat untuk
berinvestasi Sukuk SR 001. Menurut Syahyuti, hasil penelitian yang dilakukan
Universitas Diponegaoro tahun 2000, menyimpulkan bahwa 48, 3 % dari 1.182
responden menjalin kemitraan antara nasabah dengan bank syari’ah dikarenakan
anggapan faktor keharaman bunga sebagai bentuk lain dari riba, produk-produk
yang terhindar dari unsur bunga hanya dimiliki perbankan syari’ah, sehingga
responden memilihnya.15
13 Undang-undang no. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah. pasal 20, ayat 1, poin e.
pasal 24, ayat 1, poin b. 14 Sapto Raharjo, Panduan Investasi Obligasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, cet.4, 2004,
hlm. 211. 15 Syahyuti, Review dari Sepuluh Penelitian Tentang Berbankan Syari’ah, 2005, hlm. 6, data
dapat diperoleh pada web. www.undip.co.id
25
Adapun suatu alasan mengapa para nasabah umumnya akan memilih bank
syari’ah dari pada bank-bank lainnya terletak pada kunci keuntungan kompetitif.16
Juga dilihat dari sistem yang dijalankan bank syari’ah sesuai dengan ajaran Islam,
pelayanan dan perlakuan yang diberikan oleh bank syari’ah menjadi alasan nasabah
masih berkeinginan untuk meneruskan kemitraannya dengan bank, hal ini
disebabkan dunia perbankan syari’ah telah mengalami tingkat kompetisi yang
tinggi.17
Pemilihan masyarakat terhadap bank syari’ah disebabkan adanya
keistimewaan-keistimewaan yang membedakan dengan bank konvensional yaitu:18
a. Adanya persamaan ikatan emosional yang kuat antara pemegang
saham, pengelola bank, dan nasabahnya.
b. Diterapkannya sistem bagi-hasil sebagai pengganti bunga akan
menimbulkan akibat-akibat yang positif.
c. Terdapat fasilitas kredit kebaikan (Qard al-Hasan) yang bersifat sosial.
d. Melekatnya konsep (build in concept) dengan berorientasi pada
kebersamaan mendorong investasi, memerangi kemiskinan, membina
golongan ekonomi lemah, dan lain-lain.
e. Tidak adanya beban biaya di luar kemampuan nasabah.
f. Alternatif sistem ekonomi yang berkeadilan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nasabah pengguna bank syari’ah
dikategorikan kedalam dua bagian yaitu pengguna yang berlandaskan pada ikatan
16 Ibrahim Warde, Islamic Fiance In the Global Econimy, terjem, Andriyadi Ramli, Islamic
Finance Keuangan Islam Dalam Perekonomian Global, cet. 1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 324
17 Ibid, hlm. 340 18 Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BAMUI,
Takaful, dan Pasar Modal Syari’ah) di Indonesia, ed. revisi, cet. 4, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, hlm. 22-25
26
emosional atau solidaritas dan pengguna yang berasaskan keuntungan atau
komersial.
Prospektus sukuk (obligasi) menurut Wijaya dapat dilihat dari faktor-faktor
yang mempengaruhi laku atau tidaknya obligasi (sukuk) pemerintah, meliputi latar
belakang penerbitan obligasi pemerintah serta persepsi investor atas risk premium
yang terdiri atas tipe penerbit obligasi, issuer’s credit worthiness, jangka waktu
jatuh tempo, tingkat besarnya kupon yang diberikan, ada tidaknya opsi yang melekat
pada ekuitas, besarnya pajak yang dibebankan, dan terakhir likuiditas dari obligasi.
Selain itu, dilihat dari sisi eksternal, kondisi makro ekonomi negara penerbit
obligasi juga mempengaruhi keberhasilan penjualan obligasi pemerintah.19
Disamping itu atribut-atribut produk yang melakat, dimana atribut ini muncul
kerkenaan dengan timbulnya suatu produk. Atribut produk akan mempengaruhi
tingakat pengetahuan konsumen sehinga timbullah prilaku pembelian setelah
seorang konsumen mengetahui atribut produk yang akan dibeli. Produk yang sesuai
dengan prinsip syari’ah memiliki lima atribut yang melekat yaitu tidak ada transaksi
keuangan berbasis bunga (riba), pengenalan pajak religius atau pemebrian sedekah
(zakat), pelarangan produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan sistem nilai
Islam, penghindaran aktifitas yang melibatkan maysir (judi) dan garar
(ketidakpastian), dan terakhir penyediaan takaful (asuransi Islam).20
Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk menganalisis permasalahan yang
berkaitan dengan “ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MINAT MASYARAKAT BERINVESTASI SUKUK MELALUI AGEN BANK
19 Krisna Wijaya dan Djoko Retnadi, Konsolidasi Perbankan Nasional: Dari Rekapitalisasi
Menuju Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Jakarta: Masyarakat Profesional Madani, cet. 1, 2005, hlm. 14
20 Mervin K. Lewis dan Latifa M. Algaoud, Perbankan Syari’ah Prinsip, Praktik, dan Prospek, terjem, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, cet. 2, 2005, hlm. 48
27
SYARI’AH” (Studi pada Sukuk Ritel seri SR 001 yang Dipasarkan Bank
Syari’ah Mandiri Cabang Kudus).
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dan sekaligus menjadi batasan masalah dalam penelitian
tersebut penulis rumuskan sabagai berikuti.
1. Apakah faktor risiko dan atribut produk Islami mempengaruhi minat
investor berinvestasi Sukuk SR001?
2. Apa daya tarik BSM sehingga investor lebih memilihnya dari pada agen
lain dalam membeli sukuk SR001?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah:
1. Untuk menganalisa interrelationship antara faktor risiko dan atribut
produk Islami yang mempengaruhi minat masyarakat berinvestasi Sukuk
SR001.
2. Untuk mengetahui daya tarik BSM dalam menjual Sukuk SR001 menurut
sudut pandangan investor.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini memberikan deskripsi
pengembangan kepada dua wilayah yang berbeda, yaitu:
1. Manfaat untuk kebutuhan akademik
a) Dapat dijadikan bukti empiris bahwa tidak selamanya teori perilaku
pasar menjauhi sektor finansial (pasar modal) yang sedang terkena
imbas krisis finansial.
28
b) Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
dan teknologi khususnya dalam teori ekonomi Islam, penelitian ini
diharapkan dapat menambah atau melengkapi khasanah teori yang
telah ada dalam rangka meningkatkan pengembangan layanan
perbankan ke depan.
c) Bagi peneliti baru, diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan
referensi untuk kemungkinan penelitian topik-topik yang berkaitan
baik yang bersifat melengkapi ataupun lanjutan.
2. Manfaat untuk kebutuhan praktisi
a) Memberikan gambaran deskriptif mengenai realitas lapangan bahwa
sektor perbankan sangat potensial sebagai agen penjual instrumen
pasar modal.
b) Memberikan informasi yang bisa dihandalkan dalam mengambil
keputusan pengembangan produk layanan yang dimiliki perbankan saat
ini sebagai jawaban atas tantangan era globalisasi.
E. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi yang penulis susun ini terdiri dari 5 (lima) bab, dimana masing-masing
bab dibagi menjadi beberapa sub bab. Adapun garis besar sistematika skripsi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Pada bagian ini meliputi: halaman judul, nota persetujuan, pengesahan,
motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan
daftar gambar.
2. Bagian Isi
29
Pada bagian ini terdiri dari beberapa bab, yaitu:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini meliputi: perilaku investor, minat mayarakat, surat
berharga syari’ah negara, kerangka pikir, penelitian terdahulu,
hipotesis, dan operasional variabel.
Bab III: Metodologi Penelitian
Bab ini meliputi: pendekatan penelitian, jenis dan sumber data,
teknik pengambilan data, populasi dan sampel penelitian, uji
validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.
Bab IV: Hasil Riset dan Pembahasan
Bab ini meliputi: gambaran umum Bank Syari’ah Mandiri
Cabang Kudus, dan analisis data.
Bab V : Penutup
Bab ini meliputi: kesimpulan, saran, dan penutup.
3. Bagian Akhir
Pada bagian ini meliputi,: daftar pustaka, lampiran, daftar riwayat
hidup penulis.
30
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Konseptual
1. Perilaku Investor
a) Pengertian Investor
Pada prinsipnya, dalam setiap kegiatan usaha akan melibatkan dua
instrumen yang saling mendukung, mereka adalah pengelola usaha atau
perusahaan dan penyedia dana untuk kebutuhan perusahaan. Penyedia dana
sering disebut sebagai investor, mereka merupakan pihak yang
menempatkan kelebihan dananya (surplus of fund) untuk kegiatan investasi
di sektor usaha yang halal dan produktif. Investasi syari’ah adalah
menanamkan atau menempatkan modal pada kegiatan usaha yang sesuai
dengan ketentuan syara’ dan diharapkan dapat mendatangkan keuntungan
yang halal di masa mendatang.21
Lebih spesifik lagi bahwa investor merupakan perorangan atau lembaga
yang menanamkan dananya pada instrumen keuangan seperti saham,
obligasi, dan lain sebagainya.22
Adapun yang dimaksud dengan investor pada sukuk ritel seri SR 001,
sebagaimana termaktub dalam Peraturan Pemerintah No.57 tahun 2008,
adalah perorangan (individu) Warga Negara Indonesia (WNI) saat
peluncuran di pasar perdana dengan ketentuan minimum pemesanan Rp
21 Burhanuddin S., Loc. Cit. hlm. 41 22 Hendy M. Fakhruddin, Loc. Cit. hlm. 98
31
5.000.000,00 dan kelipatannya, serta individual atau korporasi yang membeli
pada pasar sekunder.23
Jadi, dapat ditarik benang merah bahwasanya investor obligasi syari’ah
(sukuk) adalah perorangan berstatus sebagai Warga Negara Indonesia, telah
membeli sukuk SR 001 dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, sesuai
dengan prinsip syari’ah serta mengharapkan pendapatan yield di masa
mendatang.
b) Perilaku Investor
Perilaku dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam semua aktivitas manusia. Kaitannya dalam perilaku
investor dapat dijelaskan bahwa perilaku investor merupakan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh investor yang secara langsung terlibat dalam
proses berinvestasinya.
Gambaran macam-macam perilaku investor di pasar modal yang telah
dirumuskan Bailard, Biehl & Kaiser sebagaimana dikutip Hartono,
klasifikasi investor yang telah dilakukan lembaga investasi di California
mengategorikan 5 macam perilaku investor di pasar modal, kemudian orang
mengenal dengan sebutan the Five-Way Model yaitu:24
1) Petualang (Adventurers). Investor yang tergolong pada poin ini
umumnya tidak memperdulikan risiko, bahkan cenderung untuk
menyukai risiko (Risk Takers). Mereka cenderung untuk tidak
23 Lihat Peraturan Pemerintah No.57 tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia,
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia. 24 Hartono, Pertimbangan Return Dan Risiko Dalam Keputusan Investasi, Surakarta, 2009,
makalah disampaikan saat pengukuhan Prof. Dr. H. Hartono, M.S sebagai Guru Besar Universitas Sebelas Maret Surakarta 5 Maret 2009. makalah dapat di unduh pada web. http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news&option=detail&nid=127.
32
memperdulikan nasihat para financial advisors karena berbeda
pandangan tentang risiko.
2) Celebrities, perilaku Kelompok ini selalu ingin tampil, menonjol, dan
menjadi pusat perhatian. Mereka seringkali tidak terlalu peduli pada
perhitungan untung-rugi investasi, asalkan keputusan mereka untuk
membeli atau menjual surat berharga dilihat dan didengar oleh orang
banyak. Dan mereka tergolong dalam kecenderungan Risk Takers.
3) Perilaku individualists. Perilaku ini terdiri dari orang-orang yang
cenderung untuk bekerja sendiri dan tidak peduli pada keputusan
investasi orang lain (jadi merupakan kebalikan dari perilaku yang
cenderung untuk mengikuti arus). Mereka cenderung menghindari
risiko yang tinggi dan tidak keberatan untuk menghadapi risiko yang
moderat.
4) Guardians. Pola perilaku investor yang beranggotakan investor
“matang”, mereka lebih berpengalaman serta berpengetahuan relatif
luas. Cenderung mereka sangat berhati-hati dalam mengambil
keputusan investasi. Ketika mereka didampingi oleh financial
advisor, maka pendampingnya itu akan dijadikan teman berdiskusi.
Jika ternyata terjadi ”kesalahan” keputusan investasi, kelompok ini
cenderung tidak mengkambinghitamkan orang lain, karena merasa
telah terlibat langsung dalam proses pemilihan investasi. Mereka
yang ada di dalam perilaku kelompok ini pada umumnya lebih
bersifat Risk Averse.
33
5) Terakhir adalah perilaku kelompok yang tidak dapat secara tegas
dimasukkan ke salah satu dari empat kelompok di muka. The Five-
Way Model menyebut mereka sebagai kelompok Straight Arrows,
yaitu mereka yang tergabung dalam kelompok ini kadang-kadang
bersifat sangat Risk Averse, dan terkadang sebaliknya. Suatu ketika
mereka mengambil keputusan atas dasar kepercayaan pada
kemampuan diri sendiri seperti halnya kelompok individualists,
tetapi pada waktu lain lebih menampakkan Sifat Follow The Crowd.
c) Model Perilaku Investor
Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal (investor) seharusnya
melakukan investasi sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih,
seberapa besar dana yang ditanamkan untuk investasi, dan kapan investasi di
lakukan. Maka untuk menganalisis kejelasan investasi maka diperlukan
pemodelan terhadap perilaku investor dalam berinvestasi, menurut Husnan
modelnya sebagaimana digambarkan pada gambar 1.25
Gambar 1.
Model Perilaku Investor Dalam Menentukan Investasi Menurut Husnan
25 Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: AMP YKPN,
ed. 3, cet. 3, 2003, hlm. 44-45
Tujuan Investasi
Banyaknya InvestasiDilakukan
1. Perolehan Keuntungan2. Potensi Risiko
1. Perioritas Saham2. Perioritas Obligasi3. Perioritas yang lain
Misprice (Harga Salah)
Harga Sekuritas Wajar
1. Analisis Teknikal2. Analisis Fundamental
1. Preferensi Risiko2. Pola Kebutuhan Kas
Identifikasi Sekuritas
Pemilihan BanyaknyaSekuritas1. Preferensi Risiko2. Pola Kebutuhan Kas3. Status Pajak4. Dll.
Porsi Dana InvestasiMerupakan Review DariTiga Prosesi Sebelumnya
Penilaian PerformancePortofolio
1.
2.
Tingkat Keuntungan yang Diterima
Porsi Risiko yang Ditanggung
34
d) Faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi
Beberapa komponen yang mempengaruhi keuntungan yang diharapkan
dari investasi dapat digolongkan menjadi dua faktor, pertama faktor obyektif
dan kedua faktor subyektif. Faktor obyektif meliputi teknologi, harga relatif
faktor produksi, dan permintaan akan barang-barang pada masa akan datang,
sedangkan faktor subyektif adalah pengalaman yang dialami investor baik
positif maupun negatif karena bersikap paradoksial.
Ketidakpastian dunia telah menciptakan rel tentang aturan yang disebut
Rule Of Thumb (aturan main yang berdasarkan pengalaman dan intuisi)26
sering kali berguna sebagai pedoman, karena masa depan dapat diperoyeksi
sama dengan hari kemarin. Maka dari itu, investor tidak bisa selamanya
menggunakan aturan ini untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan
datang, sehingga penentuan objektifitas dan subjektifitas tidak dapat
dinafikan.
Faktor penting dalam menentukan pilihan investasi pada instrumen
obligasi dilihat dari sisi risiko menurut Rahman adalah:27
1) Default Risk (Risiko gagal bayar). Kesulitan penerbit untuk
membayar kupon obligasi, sederhanyanya, penerbitan obligasi
digunakan untuk menghasilkan arus kas yang lebih baik bagi
penerbit. Namun, jika terjadi situasi yang berlawanan, pembayaran
kupon pemodal akhirnya terkena dampaknya. Selain tidak
mendapatkan kupon, nilai obligasi dimana penerbitnya gagal
26 Iswardono, Uang dan Bank, Yogyakarta: BPFE, ed. 4, cet. 4, 1996, hlm. 234 27 Arif Rahman, Pilihan Investasi Paling Mak Nyuss, Yogyakarta: Media Pressindo, cet.1, 2009,
hlm. 63-65
35
memenuhi kewajibannya akan berdampak langsung pada harga
obligasi yang menurun tajam di pasar sekunder.
2) Tingkat Suku Bunga. Adanya sifat korelasi antara obligasi dengan
tingkat suku bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi akan
turun, demikian sebaliknya. Oleh karena itu, tingkat suku bunga
selalu berlawanan dengan harga obligasi.
3) Risiko Pembelian Kembali (Call Risk). Risiko obligasi ini
ditimbulkan karena fitur obligasi yang berjenis feature call,
kebiasaan penerbit melakukannya ketika suku bunga turun sehingga
lebih rendah dari tingkat pembayaran kupon. Kemudian penerbit
akan menggantikan obligasi tersebut dengan kupon yang lebih rendah
dari obligasi sebelumnya.
4) Biaya Investasi. Inilah sebagian alasan investasi obligasi tidak
menjadi pilihan utama. Hal ini didasarkan harga investasi obligasi
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan investasi sekuritas yang lain.
Disatu sisi satuan jual beli instrumen ini cukup besar.
5) Pengaruh Deposito. Deposito dan obligasi memiliki banyak
kemiripan. Itulah sebabnya instrumen ini memiliki sifat kompetitif.
Dimana bisa dilihat ketika bunga obligasi lebih tinggi dari bunga
deposito, maka pemodal melepas deposito dan memindahnya ke
obligasi. Begitu juga sebaliknya.
6) Risiko Likuiditas. Obligasi tidak semuanya menarik investor untuk
membelinya, karena ketika obligasi itu ada masalah atau pasar masih
belum paham dengan keberadaan obligasi, maka pemodal mengalami
36
kesulitan untuk melikuidnya menjadi dana. Sehingga bisa timbul aksi
jual yang sengaja menekan harga di bawah par.
7) Inflasi. Bunga dan nilai par obligasi yang sifatnya tetap dalam jangka
waktu lama, bagi investor obligasi keadaan ini harus disikapi dengan
pandai untuk mengonversinya dengan tingkat inflasi. Karena
perubahan inflasi yang cenderung naik, mengakibatkan kupon yang
diterima investor tidak memberikan hasil di masa yang akan datang.
e) Atribut Instrumen Islami.
Pasar modal sebagai salah satu kegiatan ekonomi modern dapat
dikonversikan ke dalam lembaga keuangan syari’ah, dimana hal itu
merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam. Prinsip utama lembaga
keuangan syari’ah adalah bebas bunga yang tercermin dalam produk-produk
yang dihasilkannya. Dalam kaitan pasar modal, produk yang dihasilkan
disebut instrumen, yaitu semua surat berharga yang diperdagangkan di bursa
dan bentuknya beraneka ragam.28 Instrumen yang telah dinilai DSN MUI
memenuhi prinsip syari’ah adalah saham dan obligasi.
Model sikap multi atribut dari Fishbein menggambarkan ancangan yang
berharga untuk mengetahui hubungan diantara pengetahuan produk yang
dimiliki konsumen dan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau
atribut produk.29 Menurut Kotler, produk meliputi obyek fisik, pelayanan,
orang, tempat organisasi dan gagasan.30 Sedangkan atribut produk adalah
faktor yang melekat pada suatu produk. Keputusan mengenai atribut produk
28 Burhanuddin S., Loc. Cit. hlm. 47 29 F. James Engel, Roger D. Blackwell, dan Paul W. Miniard, Perilaku Konsumen, Jakarta:
Binarupa Aksara, 1994, hlm: 60 30 Phillip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Pearson Education Asia
Pte. Ltd. Dan PT Prenhlmlindo, 2000, hlm: 448
37
merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan
dijadikan dasar dalam keputusan pembelian. Mowen dalam Rahman
menyatakan bahwa tingkat performance produk dapat diukur atau dilihat
pada tingkat kepentingannya berdasarkan atribut-atribut kunci yang sudah
diidentifikasi oleh konsumen. Oleh karena itu, atribut produk merupakan
titik tolak penilaian bagi konsumen tentang terpenuhi atau tidaknya
kebutuhan dan keinginan konsumen yang diharapkan dari suatu produk yang
sebenarnya, maka dapat diidentifilasikan atribut-atribut yang menyertai suatu
produk.31
Atribut-atribut produk yang mencerminkan Islami dari lembaga
keuangan syari’ah untuk dijadikan ukuran adalah: produk yang mencirikan
menghindari unsur riba, hasil investasi dibagi menurut bagi hasil atau fee
(akad persekutuan dan pertukaran), menghindari unsur ketidakpastian
(garar), menghindari unsur gambling atau judi (maisir), melakukan investasi
yang halal, dan melakukan aktivitas sesuai dengan syari’ah sebagaimana
yang disebutkan Iqbal dalam Muhamad.32
f) Persepsi Investor
Menurut Kotler, persepsi adalah proses memilih, menata, menafsir
stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu.33 Stimuli
31 Lihat Rahman El Yunusi, Pengaruh Atribut Produk Islam, Komitmen Agama, Kualitas Jasa Dan
Kepercayaan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Bank Syari’ah (Pada Bank Muamalat Kota Semarang), paper dipublikasikan pada acara The 9th Annual Conference on Islamic Studies (ACIS), Surakarta, 2-5 November 2009, hlm. 2
32 Muhamad, Dasar-dasar Keuangan Islami, Yogyakarta: Ekonisia, ed. 1, cet. 1, 2004, hlm. 52 33 Ibid, hlm. 198
38
adalah rangsangan fisik, visual dan komunikasi verbal dan non-verbal yang
dapat mempengaruhi respon seseorang, Sodik yang dikutip Suwito.34
Persepsi tidak hanya tergantung pada sifat-sifat rangsangan fisik, tetapi
juga pada pengalaman dan sikap sekarang dari individu. Pengalaman dapat
diperoleh dari semua perbuatannya di masa lampau atau dapat pula
dipelajari, sebab dengan belajar seseorang akan dapat memperoleh
pengalaman. Hasil dari pengalaman yang berbeda-beda, akan membentuk
suatu pandangan yang berbeda sehingga menciptakan proses pengamatan
dalam perilaku pembelian yang berbeda pula. Makin sedikit pengalaman
dalam perilaku pembelian, makin terbatas pula luasan interpretasinya. Dan
juga persepsi ini ada hubungannya antara rangsangan dengan medan yang
mengelilingi dan kondisi dalam diri seseorang.
Di dalam otak manusia, terjadi proses psikologis yang menyebabkan
seseorang sadar tentang apa yang dialaminya. Sehingga menurut Walgito,
suatu proses psikologis merupakan suatu persepsi jika terdapat karakteristik
berikut, yaitu adanya obyek yang dipersepsikan, alat indra (reseptor) dan
perhatian.35 Obyek persepsi dapat berada di dalam maupun di luar individu.
Jika obyek persepsi berada di dalam individu yang mempersepsi, berarti
individu tersebut mempersepsi dirinya sendiri, sehingga ia dapat mengerti
dan mengevaluasi keadaan dirinya sendiri. Namun jika persepsi berada di
luar individu yang mempersepsi, maka obyek persepsi dapat berupa benda-
34 Arfian Suwito, Pengaruh Sikap Terhadap Merek dan Sikap Terhadap Iklan Pada Minat Beli
Konsumen, Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah, Fakultas Ekonomi, 2007, hlm. 11 35 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, ed. 4, Yogyakarta: Andi Offset, 2004, hlm. 89
39
benda, situasi atau manusia sebagaimana di jelaskan Heider dalam
Walgito.36
Manusia sebagai makhluk yang diberikan amanah kekhalifahan dengan
berbagai macam keistemewaan yang salah satunya adalah proses dan fungsi
persepsi yang lebih rumit dan lebih kompleks dibandingkan dengan makhluk
Allah lainnya. Dalam bahasa Al Qur'an beberapa proses penciptaan manusia
dilengkapi dengan penciptaan fungsi-fungsi pendengaran dan penglihatan.
Beberapa ayat yang mengungkapkan hal persepsi antara lain persepsi
penginderaan fisik atau non fisik yaitu :37
جلودكم وال أبصاركم وال سمعكم عليكم يشهد أن تستترون كنتم ومالكنو تمنظن أن ال الله لمعا كثريا يمم لونم٢٢: الفصلت { تع{
Artinya : “Dan kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian
pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu. Bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan". (Qs. al-Fussilat : 22).38
Selama proses memersepsi suatu obyek, individu dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
ada dalam diri individu, seperti pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir,
kerangka acuan, dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal berupa
rangsangan itu sendiri dan faktor lingkungan di mana persepsi itu
berlangsung. Beberapa definisi persepsi menurut para ahli seperti Krech,
36 Ibid, hlm. 93 37 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbid Abdul Wahab, Psikologi suatu Pengantar dalam Perpektif
Islam, Jakarta: Kencana, 2004, hlm. 126 38Al Qur'an Surat Qs Fhusilat ayat 22, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur'an, Al-Qur'an
dan Terjemahnya dengan transliterasi, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1998, hlm. 958
40
Hufman, Siegel dan Marconi, serta Hiam dan Schewe yang dikutip Firman
Sulistyowati berpendapat sebagai berikut:39
1) Menurut Krech, persepsi merupakan integrasi dari individu dan rangsangan yang diterimanya. Sehingga apa yang dipersepsikan individu dalam suatu saat tertentu tidak hanya dipengaruhi oleh rangsangan yang diterima, namun dipengaruhi juga oleh apa yang ada dalam diri individu tersebut, misalnya pengalaman, perasaan, prasangka, keinginan, sikap dan tujuan.
2) Menurut Hufman, persepsi merupakan proses penyeleksian, pengorganisasian, dan penyampaian data informasi ke dalam sebuah gambaran yang dapat dipahami oleh mental.
3) Menurut Siegel dan Marconi, persepsi merupakan suatu proses dari seseorang dalam menyeleksi, mengorganisir dan menginterpretasikan rangsangan ke dalam sesuatu yang berarti dan koheren dengan dunia. Sehingga orang yang berbeda bisa jadi akan melihat sesuatu yang sama secara berbeda.
4) Menurut Hiam dan Schewe (1994), persepsi adalah proses pemberian arti oleh seseorang atas berbagai rangsangan atau stimulus yang diterimanya, dan dari proses tersebut seseorang mempunyai opini tertentu mengenai apa yang diamatinya.
Informasi yang diperoleh dan diproses investor akan membentuk
preferensi (pilihan) terhadap suatu obyek. Preferensi akan membentuk sikap
investor terhadap suatu obyek, yang pada gilirannya sikap ini seringkali
secara langsung akan mempengaruhi apakah investor akan membeli suatu
instrumen investasi atau tidak.
2. Minat Masyarakat
a) Pengertian Minat
Minat dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah, keinginan.40 Minat
39 Lihat Firman Sulistiyowati, Pengaruh Kepuasan Gaji dan Kultur Organisasi Terhadap Persepsi
Aparatur Pemerintah Daerah Tentang Tindak Korupsi, Jurnal JAAI, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, Vol. 11, No. 1, 2007, hlm. 50
40 Anton M. Moeliono dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, hlm. 225
41
adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan suatu kegiatan
tertentu diantara sejumlah kegiatan lain yang berbeda.41
Minat merupakan kecenderungan afektif seseorang untuk membuat
pilihan aktivitas, kondisi-kondisi individual dapat merubah minat seseorang.
Sehingga dapat dikatakan minat itu tidak stabil sifatnya.42 Sedangkan
menurut Whiteringten minat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih
dan melakukan suatu kegiatan tertentu diantara sejumlah kegiatan lain yang
tersedia.43
Sesuai dengan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat
adalah fungsi kejiwaan atau sambutan yang sadar untuk tertarik terhadap
suatu obyek baik berupa benda atau yang lain. Selain itu minat dapat timbul
karena ada gaya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat
yang besar terhadap suatu hal merupakan modal yang besar untuk mencapai
tujuan yang diminati dalam hal ini berinvestasi terutama di sektor pasar
modal.
b) Ciri-ciri Minat
Menurut pendapat dari Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono disadur
Harnanto, ada beberapa ciri-ciri minat yang dapat didefinisikan, antara lain:
(1) cara mengikuti aktivitas pada dunia yang diminati; (2) serius tidaknya
dalam mengikuti aktifitas.44 Seseorang yang berminat melakukan aktifitas
investasi seperti pembelian saham, obligasi, reksadana, atau berinvestasi
41 Saparinah dkk, Psikologi Olahraga Buku Tuntunan, Jakarta: Depdikbud, 1982, hlm.10 42 Muhaimin, Korelasi Minat Belajar Pendidikan Jasmani terhadap hasil Belajar Pendidikan
Jasmani, Semarang: IKIP, 1994, hlm. 4 43 H. C. Whiteringten, Psikologi Pendidikan, terjem, M. Buchari, Jakarta: Aksara Baru, 1982, hlm.
122 44 Harnanto, Survai Minat Siswa SLTP Negeri dan Swasta Kecamatan Bantarkawung Kabupaten
BrebesTerhadap Akstra Kulikuler Bola Voli Tahun Ajaran 2004/2005, Skripsi, Semarang: Unversitas Negeri Semarang, Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2006, hlm. 8
42
melalui pasar uang seperti deposito atau giro tidak akan mengenal putus asa
dan tetap menikmati kegiatan tersebut, bahkan dengan sendirinya ia akan
mencari informasi seluas mungkin tanpa mengandalkan orang lain.
Dorongan yang ada pada diri individu, menggambarkan perlunya
perlakuan yang luas, sehingga ciri-ciri terlihat lebih terinci dan jelas sesuai
dengan faktor kebutuhan. Oleh karena itu ciri-ciri dan minat seseorang akan
menjadi pedoman penyelenggara program aktifitas dalam berinvestasi dan
arahnya akan lebih dikategorikan kepada hasil investasi berupa: tingkat
pengembalian yang besar, aman, terpercaya, dan domain yang lain. Dengan
adanya penggunaan pedoman maka pandangan dan pengembangan program
akan sesuai dengan ketepatan masa berinvestasi dalam melakukan aktifitas
investasi. Kemudian diharapkan akan muncul dalam pikiran, bahwa pada
umumnya seseorang memiliki ragam tentang pengertian berinvestasi sehat
dan aman yang perlu diperhatikan.
c) Penentuan minat
Dalam pelaksanaannya, penentuan minat terdapat beberapa macam
ekspresi, yaitu:45
1) Minat yang diekspresikan seseorang dapat mengungkapkan minat
atau pilihannya dengan kata-kata tertentu.
2) Minat yang diwujudkan seseorang dapat mengungkapkan minat
bukan melalui kata-kata, tetapi melalui tindakan atau perbuatan ikut
berperan aktif dalam suatu aktifitas.
45 Muhaimin, Loc. Cit, hlm. 10
43
3) Minat yang diinvestasikan seseorang dalam penilaian minat dapat
diukur dengan jawaban terhadap berbagai pertanyaan tertentu atau
secara berurutan. Pilihan untuk kelompok aktifitas tertentu, susunan
pertanyaan ini disebut investasi minat.
d) Minat Masyarakat
Minat masyarakat dapat diartikan sebagai kecenderungan terhadap
sesuatu yang muncul dari dalam individu dan telah menjadi kebiasaan umum
dalam lingkungan masyarakat. Yang bisa diukur dengan faktor yang
menentukan minat individu.
Untuk melihat indikator dari seseorang berminat atau tidak maka
dibutuhkan deskripsi yang jelas mengenai keberminatan seseorang, hal ini
bisa kita lihat dari keaktifan seseorang dalam mencari informasi,
mengidentifikasi semua persoalan yang di minati, menganalisis, dan
membuat daftar tabel tentang sesuatu yang di minati hingga penetapan
bidang yang diminati.
3. Surat Berharga Syari’ah Negara
Surat Berharga Syari’ah Negara selanjutnya disingkat SBSN, atau dapat
disebut Sukuk Negara, adalah surat berharga negara yang diterbitkan
berdasarkan prinsip syari’ah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset
SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Proses pembeliannya
berdasarkan akad yaitu perjanjian tertulis yang tidak bertentangan dengan
prinsip syari’ah dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Terdiri atas
akad Ijarah adalah Akad yang satu pihak bertindak sendiri atau melalui
44
wakilnya menyewakan hak atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga
sewa dan periode sewa yang disepakati.
Akad Mudarabah adalah Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih, yaitu
satu pihak sebagai penyedia modal dan pihak lain sebagai penyedia tenaga dan
keahlian, keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan nisbah
yang telah disetujui sebelumnya, sedangkan kerugian yang terjadi akan
ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, kecuali kerugian disebabkan
oleh kelalaian penyedia tenaga dan keahlian.
Akad Musyârakah adalah Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
menggabungkan modal, baik dalam bentuk uang maupun bentuk lainnya,
dengan tujuan memperoleh keuntungan, yang akan dibagikan sesuai dengan
nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian yang timbul akan
ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing
pihak.
Terakhir Istishna' adalah Akad jual beli aset berupa obyek pembiayaan
antara para pihak di mana spesifikasi, cara dan jangka waktu penyerahan, serta
harga aset tersebut ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak.46
Tanggal 30 Januari 2009, pemerintah berdasarkan ketentuan dari departemen
keuangan negara mengeluarkan Surat Berharga Syari’ah Negara berseri SR 001
dengan target penjualan sebesar 15 triliun dengan jaminan asset (underlying)
negara sebesar 18,8 triliun.
Sukuk Negara adalah Surat Berharga Syari’ah Negara (Sukuk) yang
diterbitkan pemerintah Republik Indonesia dengan tujuan tertentu, memperluas
46 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syari’ah
Negara, pasal 1, ayat 1, 6, 7, 8, dan 9.
45
basis sumber pembiayaan anggaran negara, mendorong pengembangan pasar
keuangan syari’ah, menciptakan benchmark di pasar keuangan syari’ah,
diversifikasi basis investor, mengembangkan alternatif instrumen investasi,
mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara, dan memanfaatkan dana-
dana masyarakat yang belum terjaring oleh sistem perbankan konvensional
Keunggulan Sukuk Negara sebagai instrumen investasi diantaranya pertama,
aman, artinya mengingat pembayaran pokok dan imbalan sampai dengan jatuh
tempo dijamin oleh Negara, kedua, menguntungkan, yaitu pada saat diterbitkan,
imbalan atau kupon yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan rata-rata tingkat
bunga deposito bank BUMN, tingkat imbalan atau kupon tetap sampai dengan
saat jatuh tempo, kupon dibayarkan setiap bulan, ketiga, likuid, dimana sukuk
ini dapat diperdagangkan serta berpotensi memperoleh Capital Gain bila Sukuk
dijual pada harga yang lebih tinggi daripada harga beli, Sukuk juga dapat
dijadikan sebagai agunan atau digadaikan kepada pihak lain (di Bank Mandiri,
hingga saat ini penggunaan Sukuk sebagai agunan kredit masih dalam tahap
pengembangan), dan terakhir penerbitannya sesuai dengan prinsip syari’ah dan
telah mendapatkan fatwa serta opini syari’ah dari Dewan Syari’ah Nasional
Majelis Ulama Indonesia
Sukuk Ritel Seri SR 001 adalah Sukuk Negara yang ditujukan bagi investor
ritel perorangan (individu) Warga Negara Indonesia saat peluncuran di pasar
perdana, kemudian dapat diperdagangkan bagi Investor Individual maupun
Institusi di Pasar Sekunder.
46
Karakteristik umum bersekala nasional mengenai sukuk RS 00147
sebagaimana diterangkan tebel dibawah ini.
Tabel. 2
Pokok-pokok ketentuan dan Persyaratan Sukuk SR 001
Nama Sukuk Sukuk Negara Ritel Seri SR 001 Kode Sukuk SR 001 Nominal Penerbitan Rp 5.556.290.000.000,00 Kode ISIN IDJ000003009 Pembayaran Imbalan/Kupon Pertama Tanggal 25 Maret 2009 Pembayaran Imbalan/Kupon Tanggal 25 setiap bulan Jenis Imbalan/Kupon Tetap Frekwensi Pembayaran Imbalan/Kupon Bulanan Imbalan/Kupon 12 % per tahun Tanggal Jatuh Tempo 12 Februari 2012 Sumber: Departemen Keuangan RI 2009
Adapun jumlah pembeli SR 001 mencapai 14.295 orang, dengan sebaran
pemesanan berdasarkan wilayah adalah sebagai berikut:
Tabel. 3
Jumlah Pembeli Sukuk SR 001 Berdasarkan Wilayah
Pemesanan Investor No Wilayah
Miliar Rp Persen Orang Persen
a. DKI Jakarta 2.975,085 53,54 5.937 41,53
b. Indonesia Bagian Barat
Kecuali DKI Jakarta 2.378,700 42,81 7.384 51,65
c. Indonesia Bagian Tengah 141,010 2,54 630 4,41
d. Indonesia Bagian Timur 41,495 1,11 344 2,41
Total 5.556,290 100,00 14.295 100,00
Sumber: Departemen Keuangan RI 2009
Sedangkan sebaran investor Sukuk Negara Ritel seri SR 001 berdasarkan
kelompok profesi akan dijelaskan tabel dibawah ini:
47 Surat Pengumuman Hasil Penerbitan Sukuk Negara Ritel Seri SR 001 No. Peng-
00162/BEI.PSU/02-2009, Departemen Keuangan Republik Inonesia.
47
Tabel. 4
Pengelompokan Profesi Investor Sukuk SR 001
Pemesanan Investor No Profesi
Miliar Rp Persentase Orang Persentase
a. Ibu Rumah Tangga 606,210 10,91 2.432 17,01 b. Wiraswasta 940,530 16,93 1.984 13,88 c. TNI/Polri 15,420 0,28 60 0,42 d. PNS 629,705 11,33 3.518 24,61 e. Pegawai Swasta 2.168,260 39,02 3.079 21,54 f. Lainnya 1.196,165 21,53 3.222 22,54 Total 5.556,290 100,00 14.295 100,00
Sumber: Departemen Keuangan RI 2009
48
B. Kerangka Pikir
Deaful Risk
Suku Bunga
Call Risk
Biaya Investasi
Deposito
Likuiditas
Inflasi
Menghindari Riba
Hasil Investasi Sewa
Menghindari Ketidakpastian
Investasi Berkeadilan
Transaksi Ridho sama Ridho
Tidak Zalim dan Menzalimi
Aktivitas Sesuai Syari’ah
Minat Investasi
C. Penelitian Terdahulu
Acuan dasar penelitian ini mendasarkan atas penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti sebelumnya, hal ini dimaksudkan untuk kesesuaian model yang
dibangun dalam penelitian. Sehingga model yang didapat dapat digunakan untuk
menerangkan variabel penelitian.
Penelitian Wahyudi Widodo pada skripsinya yang berjudul Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Permintaan Obligasi Korporasi Di Indonesia menyatakan
bahwa variabel Tingkan Suku Bunga dan Deposito secara berasama-sama
49
mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan obligasi korporasi di Indonesia.48
Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Eni Setyowati dan Siti
Fatimah NH yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi
Dalam Negeri Di Jawa Tengah Tahun 1980-2002 menunjukkan hasil berdasarkan
estimasi jangka panjang bahwa variabel yang berpengaruh dan signifikan secara
statistik adalah variabel suku bunga mempunyai pengaruh yang negatif terhadap
investasi dalam negeri.49
Nur Fauziah dan Adistien Fatma Setyarini dalam penelitiannya yang berjudul
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Yield Obligasi Perusahaan (Studi
Kasus Pada Industri Perbankan Dan Industri Finansial) menjelaskan bahwa
likuiditas perpengaruh positif terhadap yield obligasi, sedangkan call risk (buyback)
dan inflasi berpengaruh negatif terhadap yield obligasi.50
Selain faktor risiko yang mempengaruhi minat masyarakat untuk berinvestasi
memaliu sukuk, faktor atribut produk yang bernuansakan Islami juga tidak bisa
dinafikan. Sebagaimana penelitian Rahman El Yunusi yang berjudul Pengaruh
Atribut Produk Islam, Komitmen Agama, Kualitas Jasa Dan Kepercayaan Terhadap
Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Bank Syari’ah (Pada Bank Muamalat Kota
Semarang) menyimpulkan melalui analisis konfirmatori hasil investasi menurut bagi
hasil, menghindari judi dan investasi yang halal merupakan atribut produk
menjadikan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh nasabah dan dijadikan
48 Wahyudi Widodo, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Obligasi Korporasi Di
Indonesia, Skripsi, Bandar Lampung :Universitas Lampung, 2009 49 Eni Setyowati dan Siti Fatimah NH, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi
Dalam Negeri Di Jawa Tengah Tahun 1980-2002, Surakarta: Jurnal Ekonomi Pembangunan, No. 1, Vol. 8, 2007
50 Nur Fauziah & Adistien Fatma Setyarini, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Yield Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri Perbankan Dan Industri Finansial), Jakarta: Jurnal Siasat Bisnis, No. 9, Vol. 2, 2004
50
dasar dalam keputusan untuk mengadakan hubungandengan Bank Muamalat
Cabang Semarang.51
D. Hipotesis
1. Semakin tinggi derajat persepsi investor terhadap keamanan atas risiko pada
produk sukuk SR 001, semakin tinggi minat berinvestasi sukuk SR 001.
2. Semakin tinggi derajat kekhasan atribut Islam pada produk sukuk SR 001,
semakin tinggi minat berinvestasi sukuk SR 001.
E. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini kami akan jelaskan dalam
tabel 4 di bawah. Agar tidak terputus maka kami jadikan dalam satu halaman.
Tabel. 5
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator Skala
Pengukuran
Risiko Investasi
Default risk pada sukuk SR 001 Tingkat suku bunga BI Risiko pembelian kembali sukuk SR 001 Biaya investasi sukuk SR 001 Deposito bank umum Risiko likuiditas sukuk SR 001 Tingkat inflasi
Ordinal
1 s/d 5
Atribut Instrumen Islami
Menghindari riba Hasil investasi berupa sewa (halal) Menghindari unsur ketidakpastian Investasi yang adil dalam
mendistribusikan kemakmuran Transaksi dilakukan atas dasar sama-sama
ridho. Aktivitas sesuai Syari’ah Investasi yang tidak menzalimi dan
Ordinal
1 s/d 5
51 Rahman El Yunusi, Pengaruh Atribut Produk Islam, Komitmen Agama, Kualitas Jasa Dan
Kepercayaan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Bank Syari’ah (Pada Bank Muamalat Kota Semarang), paper dipublikasikan pada acara The 9th Annual Conference on Islamic Studies (ACIS), Surakarta: 2009
51
dizalimi
Minat Masyarakat
Keaktifan Mencari Informasi Mengidentifikasi persoalan Menganalisis Masalah Membuat tabel investasi Mendiskusikan instrumen investasi Kelengkapan referensi Keinginan untuk berinvestasi lagi
Ordinal
1 s/d 5
Sumber: Data Penelitian diolah
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian merupakan pembahasan konsep teoritik berbagai metoda,
kelebihan dan kekurangannya serta dilanjutkan dengan pemilihan motoda yang akan
dipilih untuk membedah masalah.52 di dalamnya terdapat dua pendekatan untuk
membedah suatu penelitian. Kita mengenalnya dengan istilah kualitatif dan kuantitatif.
Secara tradisional terdapat jurang antara kualitatif dengan kuantitatif, dimana masing-
masing memiliki paradigma yang berbeda. Menurut layder dalam Julia Brannen,
perbedaan itu terletak pada tingkat pembentukan pengetahuan dan proses penelitian.53
Dalam penelitian ini, pendekatan peneliti menggunakan metodologi kuantitatif,
kelebihan dari kuantitatif adalah sebagai alat ukur untuk menguji dugaan atau hepotesis
dari kualitatif, serta memberikan justifikasi signifikan terhadap temuan penelitian
berdasarkan uji statistik.54 Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survey,
yaitu suatu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada responden individu.55 Pertanyaan tersebut bersifat tertutup dan
terbuka.
2. Populasi dan Sampel
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari obyek atau unit analisis
yang karakteristiknya akan diteliti.56 Target populasi dari penelitian ini adalah
52 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitain Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, ed. 4, cet. 2,
2002, hlm. 3 53 Julia Brannen, Memadu Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, alih bahasa oleh
Huktan Arfawie Kurde dkk, Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan IAIN Antasari, cet. 3, 2002, hlm. 9 54 Ibid, hlm. 38-39 55 Jogiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan Pengalaman-Pengalaman,
Yogyakarta: BPFE, cet.1, 2004, hlm. 115 56 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, ed.
Revisi, 1989, hlm. 152.
53
seluruh masyarakat yang telah menginvestikan dananya ke dalam instrumen pasar
modal berbentuk Sukuk SR 001 yang telah dikeluarkan pemerintah Republik
Indonesia awal tahun 2009. Jumlah populasi dari investor sebanyak 1.472 orang
yang masuk melalui outlet- outlet Bank Syari’ah Mandiri yang tersebar di penjuru
Nusantara.
Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang yang dipilih dengan
menggunakan prosedur tertentu, sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya.57
Sehingga sampel memiliki karakteristik yang dianggap mewakili populasi. Untuk
menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan, jika ukuran populasi
diketahui, maka dapat digunakan rumus Slovin , yaitu:58
= N1 + N e2
Dimana:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Kelonggaran Ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
dapat ditolerir.
Hasil wawancara dengan Adhi Setiyo Nugroho selaku kepala SDI&U (Sumber
Daya Insani dan Umum) Bank Syari’ah Mandiri cabang Kudus, peneliti
memperoleh jumlah investor yang masuk melalui kantor cabang Kudus sebanyak 46
investor sukuk SR 001.59 (Data investor lengkap terlampir)
Jari jumlah populasi yang telah diketahui dengan jelas, maka penghitungan
pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
57 Sugiharto dkk, Teknik Sampling, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 2 58 Husein Umar, Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002, hlm. 141-142 59 Data investor sukuk SR 001 pada BSM cabang Kudus diperoleh pada tanggal 23 Juli 2010 saat
peneliti melakukan observasi lapangan.
54
= N1 + N e2
46
1 + 46 (5%)2
n = 41, 256 dibulatkan menjadi 41
N = 46
e = 5%2 setara dengan 0,0025
3. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data yang pengambilannya dilakukan secara langsung dari sumber
pertama atau responden oleh seorang peneliti.60 Kelebihan dari data primer yaitu
data yang dikumpulkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan peneliti. Adapun
kelemahannya terletak pada cara mendapatkan data primer, umumnya relatif
sulit dan memerlukan biaya lebih mahal.
Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan
metode angket, metode ini mendasarkan pada laporan tentang diri atau self
report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. 61
Pelaksanaan metode angket dalam penelitian ini dilaksanakan dengan cara
menyebarkan kuesioner pada responden secara langsung, responden diminta
memberikan pendapat atau jawaban berupa kuesioner tertutup. Kuesioner adalah
teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sifatnya
tertutup, yaitu jawabannya telah tersedia sehingga responden tinggal memilih
jawaban yang diinginkan. Pengukuran kuesioner digunakan skala Likert’s yaitu
60 Suliyanto, Metode Riset Bisnis, Yogyakarta: CV. Andi Offset, Ed. 1, 2006, hlm. 131 61 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta, Andi, Offset, ed. 1, cet. 8, jilid 2, 2001, hlm.
157
55
pengukuran kuesioner berdasarkan tanggapan atau respon seseorang tantang
obyek sosial di mana tiap instrumen jawaban mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif.62 (Koesioner terlampir)
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sedangkan teknik yang peneliti gunakan untuk mengambil data dari
responden menggunakan teknik convenience random sampling. Artinya adalah
teknik pengambilan sampel dengan pendekatan responden yang mudah ditemui
dan mau menjadi narasumber, data itulah yang menjadi rujukan peneliti. Hal ini
dikarenakan jumlah responden sangat banyak dan tersebar di berbagai penjuru
wilayah. Pemilihan metode convenience random sampling dikarenakan metode
ini cocok untuk menguji atau mencari ide-ide baru yang bersifat ekploratif.63
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Koesioner
Keabsahan atau kesahihan suatu hasil penelitian sosial sangat ditentukan
oleh alat ukur yang digunakan, apabila alat ukur yang dipakai tidak valid dan
tidak dapat dipercaya, hasil penelitian yang diperoleh tidak akan
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Untuk mengatasi hal tersebut
diperlukan dua macam pengujian yaitu test of validity (uji kesahihan) dan test of
reliability (uji kehandalan), guna menguji kesungguhan jawaban responden.
a) Uji Kesahihan (Test of Validity)
Analisis uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan korelasi Pearson. Teknik untuk menguji validitas instrumen
tiap-tiap variabel dilakukan dengan cara mengkorelasikan tiap skor item
instrumen dengan total skor dari jumlah item instrumen tersebut.
62 Suliyanto, Loc. Cit, hlm. 82-83 63 Ibid, hlm. 124
56
Indikatornya adalah apabila nilai p (probabilitas) korelasi tersebut signifikan,
maka instrumen tersebut valid, sebaliknya apabila tidak signifikan maka item
instrumen tersebut tidak valid dan harus di drop.
Signifikansi tiap sektor item ditetapkan dengan korelasi product moment
melebihi 0,3 atau korelasi product moment lebih besar dari r-tabel (; n-2)
dimana n adalah jumlah sampel, dan terakhir nilai signifikan lebih kecil dari
.64
Hal ini bertujuan untuk memberikan dukungan bahwa butir-butir
pengukuran yang dijadikan indikator konstruk terbukti memiliki validitas isi
(content validity) yaitu butir-butir pengukuran tersebut merupakan alat ukur
yang mencukup dan representative yang telah sesuai dengan konsep
teoritis.65
b) Uji Kehandalan (Test of Reliability)
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
analisis Cronbach Alpha sesuai dengan saran yang diberikan oleh Sekaran.66
Menurut Nunnaly, untuk mengetahui apakah item-item pertanyaan dalam
suatu variabel reliabel (andal), maka indikatornya adalah apabila nilai
0,60. Dengan hasil output komputer langsung menunjukkan handal tidaknya
variabel yang dipakai dalam penelitian.
64 Ibid, hlm. 149 65 Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, ed. 3, cet. 2,
2000, hlm. 133 66 Uma Sekaran, Research Methods For Business, 4th Ed, terjem, Kwan Men Yon, Metodologi
Penelitian Untuk bisnis, Ed. 4, Buku. 2, Jakarta: Salemba Empat, 2006, hlm. 42
57
Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran67 yang membagi
tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r
hitung:
1) 0,8-1,0 = Reliabilitas baik
2) 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima
3) Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik
Setelah data yang didapat dianggap cukup memadai dari segi validitas
dan reliabilitasnya, langkah selanjutnya adalah mengolah data. Seluruh data
yang sudah terkumpul ditabulasikan dengan masing-masing variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, kemudian baru dianalisis.
Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner, kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Kuesioner yang
telah dikembalikan oleh responden diseleksi terlebih dahulu mengenai
kelengkapan pengisian kuesioner. Setelah dilakukan proses seleksi (editing),
apabila ada kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap ada dua cara alternatif
yaitu: (1) jika butir yang tidak terjawab bersifat acak, artinya tidak terpusat
pada suatu nomor tertentu, maka untuk mengisi butir yang tidak terisi
dengan memberi nilai rata-rata dari semua butir pernyataan yang telah diisi
oleh responden; dan (2) jika secara umum responden mengabaikan suatu
nomor tertentu, mungkin butir pernyataan tersebut tidak benar, sehingga
yang baik adalah membuang butir pernyataan tersebut.68
67 Ibid, hlm. 41 68 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
ed. 3, cet. 13, 1994, hlm. 194
58
4. Teknik Analisis Data
Setiap penelitian kuantitatif pasti menggunakan statistik untuk menganalisis
data. Statistik itu sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu statistik deskriptif dan
statistik inferensial, sementara statistik inferensial mempunyai dua bagian yaitu
parametrik dan nonparametrik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
statistik inferensial nonparametrik yaitu teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel berbentuk data ordinal atau nominal dan hasilnya
diberlakukan atau dibuat justifikasi untuk populasi.69
1. Analisis Faktor
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Analisis
Faktor. Analisis faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau
variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai
korelasi yang tinggi. Item-item yang memiliki korelasi yang tinggi akan
membentuk satu kerumunan faktor.
Kebanyakan analisis faktor digunakan untuk mengidentifikasi sejumlah
faktor yang relatif kecil yang dapat digunakan untuk menjelaskan sejumlah besar
variabel yang saling berhubungan. Sehingga variabel-variabel dalam satu faktor
mempunyai korelasi yang tinggi, sedangkan korelasi dengan variabel-variabel
pada faktor lain relatif rendah. Untuk memudahkan penelitian, maka digunakan
software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 11,5 untuk
menganalisanya.
Untuk keperluan penelitian ini akan digunakan suatu model instrumen
penelitian yang mengukur besaran dari faktor yang sangat berpengaruh di dalam
69 Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
Bandung: Alfabeta, Cet.11, 2008, hlm. 206-209
59
mengkonstruksi sebuah faktor penilaian. Dalam hal ini, analisis faktor dapat
dipandang sebagai teknik untuk mengidentifikasi kelompok atau cluster suatu
variabel dimana korelasi variabel dalam setiap cluster lebih tinggi dari pada
korelasi variabel cluster lainnya.70
Spesifikasi instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah suatu bentuk instrumen yang benar-benar valid untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Instrumen tersebut dirancang untuk mengukur maksud dari penilaian
yang telah dijelaskan pada definisi variabel sebelumnya.
Hasil jawaban kuesioner pada setiap indikator yang menguji korelasi antar
variabel atau faktor, akan dijumlahkan dan dibagi sesuai banyaknya indikator
antara 2 hingga 4 untuk mengetahui rata-rata dari jumlah jawaban per-
responden. Hal ini diasumsikan bahwa antara satu indikator dengan indikator
lain dalam satu variabel tidak memiliki hubungan antara satu dengan lainnya dan
berdiri sendiri (independen), namun nilai bobot antar indikator di dalamnya
memiliki nilai yang sama.
Dalam melakukan analisis terdapat langkah-langkah proses dasar dari
analisis faktor yaitu sebagai berikut:
a) Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.
b) Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan.
c) Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni faktoring.
d) Melakukan proses Faktor Rotation terhadap faktor yang telah terbentuk.
70 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2005, hlm. 10
60
e) Interprestasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama
atas faktor yang terbentuk tersebut.
f) Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk
telah valid.
Selanjutnya Pengujian terhadap variable-variabel yang telah ditentukan atau
pengujian seluruh matrik korelasi antar variabel tersebut diukur dengan
menggunakan metode test71 yaitu ada dua pendekatan:
a) Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO).
Acuan untuk melakukan pengujian dengan test ini adalah korelasi
yang cukup kuat antar independen variabel, yaitu harus lebih besar dari
0.5. KMO merupakan indeks yang membandingkan besarnya koefisien
korelasi amatan dengan koefisien parsial.
Koefisien korelasi merupakan indikator untuk menunjukkan kekuatan
hubungan antar variabel. Adapun koefisien parsial adalah estimasi
korelasi antar faktor unik dan seharusnya mendekati nol agar asumsi
analisis faktor terpenuhi, yaitu data berasal dari populasi yang
berdistribusi normal multivariat. Rumus dari KMO adalah:
Keterangan
rij: Koefisien korelasi sederhana antara variabel i dan variabel j
aij: Koefisien korelasi parsial antara variabel i dan variabel j
71 Singgih Santoso, Statistik Multivariant, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2003, hlm. 100
61
Jika jumlah kuadrat koefisien parsial antara pasangan variabel adalah
kecil dibandingkan dengan jumlah kuadrat koefisien korelasi, maka
ukuran KMO mendekati 1 (satu).
Nilai KMO yang kecil mengindikasikan bahwa penggunaan analisa
faktor perlu dipertimbangkan.
Kaiser mencirikan KMO sebagai berikut:
a. Marvelous (0,90)
b. Meritorius (0,80)
c. Middling (0,70)
d. Mediocre (0,60)
e. Miserable (0,50)
f. Unacceptable (< 0,50)
b) Measure of Sampling Adequancy (MSA).
Yaitu ukuran kecukupan sampel yang dihitung pada tiap variabel
individual. Angka MSA berkisar antara 0 sampai 1. Rumus untuk
mengetahui MSA adalah sebagai berikut:
Sedangkan kriteria sesuai dengan berikut ini:
Jika Nilai MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi
tanpakesalahan oleh variabel lain.
Nilai MSA > 0.5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis
lebih lanjut.
Sedangkan MSA < 0.5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa
dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
62
c) Rotasi Faktor
Setelah data diuji kelayakannya, maka langkah selanjutnya
menganalisa dengan menggunakan rotasi equamax. Metode equamax
berusaha menseleksi jumlah indikator dengan cara memilih indikator
yang mempunyai nilai loading besar dengan faktor penilaian. Karena
jumlah empat belas faktor telah diketahui, maka yang diseleksi adalah
seluruh indikator yang mempunyai nilai loading besar terhadap faktor.
Kelebihan dari rotasi equamax adalah merupakan kombinasi dari
metode varimax dalam penyederhanaan faktor dan metode quartimax
dalam penyederhanaan interpretasi variabel.
2. Analisis Regresi Linier Beganda
Indikator yang mempunyai nilai loading besar kemudian dilanjutkan dengan
analisis regresi berganda untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut ini.
Y = a + b1X1 + b2 X2+e
Dimana
Y = Minat Masyarakat
a = konstansta
X1 = Risiko Investasi
X2 = Atribut Produk Islami
B1,2 = Koefisien Regresi
e = Error
a) Uji Asusmsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
63
normal. Dalam regresi linear disturbance error atau variabel
gangguan (ei) berdistribusi secara normal atau acak untuk setiap nilai
Xi, mengikuti distribusi normal disekitar rata-rata. Pengujian dapat
dilakukan melalui dua pendekatan yaitu menggunakan pendekatan
statistic dan grafik. Dalam hal ini data diuji dengan pendekatan
grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari diagonal dan
tidak mengikuti arah garis diagonal atau garis histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.72
2) Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara data urut waktu (time
series) atau antara space untuk data cross section. Keberadaan
autokorelasi yang signifikan mengakibatkan parameter regresi
menjadi tidak konsisten, meskipun tidak biasa. Oleh karena itu, hasil
regresi tidak boleh mengandung gejala autokorelasi yang signifikan.
Pengujian terhadap adanya fenomena autokorelasi dalam data
yang dianalisis dapat dilakukan dengan menggunakan Durbin-
Watson Test. Jika nilai statistik Durbin-Watson (DW) mendekati 2,
maka dapat disimpulkan tidak terjadi autkorelasi yang signifikan.73
72 Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: UNDIP, 2001, hlm. 110-112
73 Damodar Gujarati, Ekonometrika Dasar, Jakarta: Erlangga, 1995, hlm. 422
64
3) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah fenomena di mana pada nilai variabel
independen tertentu, masing-masing kesalahan (ei) mempunyai nilai
varian (σ2) yang tidak sama. Heteroskedastisitas ini mengakibatkan
nilai-nilai estimator (koefisien regresi) dari model tersebut tidak
efisien meskipun estimator tersebut tidak bias dan konsisten.
Pengujian terhadap adanya fenomena heteroskedastisitas dilakukan
dengan menggunakan Spearman's Rank Correlation Test.
4) Uji Multikoleniaritas
Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang
sempurna antara satu variabel bebas dengan variabel bebas yang lain.
Konsekuensi praktis yang timbul sebagai akibat adanya
multikolinearitas ini adalah kesalahan standar parameter menjadi
semakin besar. Hal ini boleh terjadi pada hasil analisis regresi.
Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan
menggunakan metode VIF (Variance Inflation Factor). Adapun
kriteria yang digunakan dalam pengujian metode VIF ini adalah
sebagai berikut:
Jika VIFj>10 terjadi multikolinearitas tinggi antara regresor
(variabel bebas) j dengan regresor (variabel bebas) yang lain.74
b) Uji T (Regresi Parsial)
Uji ini sering disebut dengan ketepatan parameter penduga
(estimate), Uji t digunakan untuk menguji apakah pertanyaan hipotesis
74 Ibid, hlm. 425
65
benar.75 Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh suatu variabel penjelas (independen) secara individual dalam
menerangkan variabel terikat. Adapun prosedurnya sebagai berikut:
1) Menentukan H0 dan H1 (Hipotesis Nihil dan Hipotesis
alternatif);
2) Dengan melihat hasil print out komputer melalui program SPSS
for Windows, diketahui nilai thitung dengan nilai signifikansi nilai
t;
3) Jika signifikansi nilai t < 0,05 maka ada pengaruh signifikan
antara variabel bebas dengan variabel terikat;
Jika signifikansi nilai t > 0,05 maka tidak ada pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat, artinya H0
diterima dan menolak H1, pada tingkat signifikansiα= 5%. Namun bila
nilai sig. t > 0,05 dan sig.t < 0,10 maka ada pengaruh yang signifikan
pada signifikansi α= 10%.
c) Uji F ( Regresi Simultan)
Uji F yaitu untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas
(independen) terhadap variabel tak bebas (dependen) secara bersama-
sama. Menurut Kuncoro76 uji statistik F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Prosedurnya uji
F sebagai berikut:
75 Bambang Setiaji, Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif, Surakarta: Program Pasca
Sarjana UMS, 2004, hlm. 13 76 Mudrajat Kuncoro, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi,
Yogyakarta: AMP YKPN, cet. 1, 2001, hlm. 98
66
1) Menentukan H0 dan H1 (Hipotesis Nihil dan Hipotesis
alternatif);
2) Menentukan level of signifikans (α= 5 % );
3) Kriteria uji F, dengan melihat hasil print out komputer, jika nilai
signifikansi < 1%, maka model dalam analisis sudah tepat (fit),
berarti signifikans pada α= 1%.
d) Uji Determinasi (R Square)
Koefisien Determinasi Menurut Setiaji77 koefisien determinasi (R2)
pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen adalah:
Besarnya R2 dihitung dengan membagi jumlah Yestimasi dikurangi
rata-rata kwadrat (sum square) dengan jumlah Y terobsesi dikurangi Y
rata-rata kwadarat. Nilai R2 adalah antara 0 sampai dengan 1, bila R2
mendekati 1 maka model yang dipilih mendekati kebenaran.
77 Bambang Setiaji, loc. cit, hlm. 20
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum (Profil) Bank Syari’ah Mandiri
1. Sejarah Bank Syari’ah Mandiri
Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis
politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional.
Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi
oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah.
Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil
tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di
Indonesia.
Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas
Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November
1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank
syari’ah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank
beroperasi sepenuhnya secara syari’ah atau dengan membuka cabang khusus
syari’ah.78
PT. Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan
Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi berupaya
keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-
langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank
syari’ah dengan suntikan modal dari pemilik. 79
78 Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang perbankan 1998 (Undang-undang nomor 10 tahun
1998), cet. 6, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2007. 79 Bank Syari’ah Mandiri, Laporan Tahunan BSM, Jakarta, 2008, hlm. 5.
68
Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank
Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT. Bank Mandiri (Persero)
pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi
bank syari’ah (dengan nama Bank Syari’ah Sakinah Mandiri) diambil alih
oleh PT. Bank Mandiri (Persero).80
PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya
dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank
syari’ah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri (Persero) untuk
membentuk unit syari’ah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar
tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syari’ah Sakinah
Mandiri berdasarkan Akta Notaris : Ny. Machrani Moertolo Soenarto. SH,
No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8
September 1999 Notaris : Sutjipto, SH nama PT. Bank Syari’ah Sakinah
Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syari’ah Mandiri.
Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan
Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin
perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syari’ah kepada PT. Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999
tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama
PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syari’ah Mandiri.81
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999
merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syari’ah Mandiri. Kelahiran
80 Ibid, hlm. 6. 81 Ibid, hlm. 5.
69
Bank Syari’ah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank
syari’ah di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang
memandang pentingnya kehadiran bank syari’ah dilingkungan PT. Bank
Mandiri (Persero).
PT. Bank Syari’ah Mandiri berkantor pusat di Gedung Bank Syari’ah
Mandiri yang terletak di Jl. MH. Thamrin No.5 Jakarta 10340; Telp. (021)
2300509; Homepage:www.syari’ahmandiri.co.id. Bank Syari’ah Mandiri
didirikan pada tanggal 25 Oktober 1999 dengan dukungan sekitar 959
karyawan. Pada saat itu terkumpul modal dasar sebesar Rp
1.000.000.000.000,00 serta modal yang disetor Rp 358.372.565.000,00.82
Bank Syari’ah Mandiri kini beroperasi dengan 313 buah kantor
pelayanan, sembilan kantor cabang diantaranya berada di Jakarta serta 50
kantor cabang tersebar di dua puluh empat provinsi, sisanya adalah kantor
cabang pembantu. Selain itu, terdapat pula kantor kas dan 37521 jaringan
ATM yang bias diakses di seluruh Indonesia, sebagai hasil kerjasama Bank
Syari’ah Mandiri dengan Bank Mandiri (Persero) juga menyediakan jaringan
ATM dengan jumlah 118 uni ATM BSM dan 3746 unit ATM Bank Mandiri
(Persero).
Bank Syari’ah Mandiri berdiri dan mulai beroperasi pada saat kondisi
perekonomian dan perbankan kurang kondusif. Meskipun demikian,
perusahaan tetap mampu bertahan dan melaksanakan kegiatan operasionalnya
termasuk menyalurkan modal bagi para pengusaha dengan baik. Selain itu,
kegiatan-kegiatan social pun kerap dilakukannya dalam bentuk kegiatan donor
82 Fenty Rismayanti, “Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah padaPT Bank Syariah Mandiri Tbk Cabang Bandung”, Skripsi, FE UNPAD, 2005, hlm. 66
70
darah, pemberian sumbangan, sponsorship kegiatan ilmiah dan
lainnya.Walaupun usianya masih tergolong muda, Bank Syari’ah Mandiri
telah mencapai prestasi dan kinerja yang cukup membagakan. Peningkatan ini
tercermin dari keberhasilan perusahaan menjadi peringkat ke-49 dari 150
bank terbaik di Indonesia berdasarkan rating majalah Infobank 2001.83
PT. Bank Syari’ah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan
idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya.
Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi
salah satu keunggulan PT. Bank Syari’ah Mandiri sebagai alternatif jasa
perbankan di Indonesia.
2. Visi, Misi, Prinsip, dan Budaya Perusahaan.
a. Visi.84
Menjadi bank syari’ah terpercaya pilihan mitra usaha.
b. Misi
1). Menciptakan suasana pasar perbankan syari’ah agar dapat
berkembang dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang
terkoordinasi dengan baik.
2). Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan
melalui sinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syari’ah
terkemuka di Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para
pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat
luas.
83 Ibid, hlm. 66 84 Ibid, hlm. 67
71
3). Mempekerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya mengerti
operasional perbankan syari’ah.
4). Menunjukkan komitmen terhadap standar kinerja operasional
perbankan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir, serta memegang
teguh prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian.
5). Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari golongan masyarakat
menengah dan ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk skala
menengah dan kecil, senta mendorong tenwujudnya manajemen
zakat, infaq dan sadaqah yang lebih efektif sebagai cerminan
kepedulian sosial.
6). Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan
lain, segenap lapisan masyarakat dan investor asing.
c. Prinsip Operasi Bank Syari’ah.85
Bank Syari’ah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
1). Prinsip Keadila. Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas
dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati
bersama antara Bank dan Investor.
2). Prinsip Kemitraan. Bank Syari’ah menempatkan investor
penyimpanan dana, investor pengguna dana, maupun Bank pada
kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha. Hal ini
tercermin dalam hak, kewajiban, risiko dan keuntungan yang
berimbang di antara investor penyimpan dana, investor pengguna
dana maupun Bank. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai
85 Laporan Bank Syari’ah Mandiri, Loc. Cit, hlm. 9.
72
intermediary institution lewat skim-skim pembiayaan yang
dimilikinya.
3). Prinsip Keterbukaan. Melalui laporan keuangan bank yang terbuka
secara berkesinambungan, investor dapat mengetahui tingkat
keamanan dana dan kualitas manajemen bank.
4). Univeralitas. Bank dalam mendukung operasionalnya tidak
membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan agama dalam
masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil'âlamîn.
d. Budaya Perusahaan
Bank Syari’ah Mandiri sebagai bank yang beroperasi atas dasar
prinsip syari’ah Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu
kepada sikap akhlaq al-karîmah (budi pekerti mulia), yang terangkum
dalam lima pilar yang disingkat SIFAT, yaitu :86
1). Siddiq (Integritas). Menjaga martabat dengan integritas. Awal dengan
niat dan hati tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap terpuji dan
perilaku teladan.
2). Istiqâmah (Konsistensi). Konsisten adalah kunci menuju sukses.
Pegang teguh komitmen, sikap optimis, pantang menyerah, kesabaran
dan percaya diri.
3). Fatânah (Profesionalisme). Profesional adalah gaya kerja kami.
Semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan adil.
86 Ibid, hlm. 8
73
4). Amânah (Tanggung Jawab). Terpercaya karena penuh tanggung
jawab. Menjadi terpercaya, cepat tanggap, obyektif, akurat dan
disiplin.
5). Tablig (Kepemimpinan). Kepemimpinan berlandaskan kasih-sayang.
Selalu transparan, membimbing, visioner, komunikatif dan
memberdayakan.
3. Tujuan dan Strategi Perusahaan.87
Sesuai misinya menjadi Bank Syari’ah Mandiri terpercaya pilihan mitra
usaha, BSM bertekad untuk memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas
dan turut serta meningkatkan kesejahteraan di atas landasan ekonomi syari’ah.
Tekad tersebut ditegakkan di atas empat prinsip utama (keadilan, kemitraan,
keterbukaan, dan universalitas).
Adapun maksud universalitas adalah tekad pelayanan pada seluruh
golongan masyarakat di Indonesia, tanpa membedakan latar belakang suku,
agama, dan ras. Hal itu, lanjutnya, selaras dengan keyakinan bahwa ajaran
Islam adalah pembawa rahmat kepada seluruh alam.
Strategi yang digunakan Bank Syari’ah Mandiri adalah Aggressive
Maintenance Strategy. Dalam peningkatan volume bisnis, hingga saat ini, PT
Bank Syari’ah Mandiri terus melakukan perburuan investor baru melalui
penyediaan beragam produk dan pelayanan, sosialisasi proaktif, promosi
terarah, kegiatan pemasaran serta pelayanan yang lebih prima.
87 Ibid, hlm. 33
74
4. Struktur Organisasi Bank Syari’ah Mandiri.88
Struktur organisasi Bank Syari’ah Mandiri (BSM) senantiasa
menyesuaikan diri dengan perkembangan bisnis dan sekaligus mengantisipasi
dinamika lingkungan bisnis. Untuk tujuan itulah maka manajemen BSM
melakukan restrukturisasi organisasi. Tujuannya untuk menjadikan organisasi
BSM lebih fokus dan efisien.
Hal ini dilakukan dengan menyatukan beberapa unit kerja yang memiliki
karakteristik yang sama dalam satu direktorat. Adapun struktur organisasi
BSM Kudus adalah sebagai berikut:
Gambar 2.
Struktur Perusahaan Bank Syari’ah Mandiri Kudus
Sumber : Bank Syari’ah Mandiri Cabang Kudus
5. Nilai-Nilai Perusahaan.89
a. Excellence
88 Hasil Observasi peneliti dengan Bapak Adhi Setiyo Nugroho (MSI&U BSM Kudus) tanggal
5 Agustus 2010. 89 Laporan Bank Syari’ah Mandiri, Op. Cit, hlm. 4
KEPALA CABANG
MANAJER MARKETI
NG
MANAJER OPERASIO
NAL
Teller
Custumer Service
Admin
D & Cliring
SDI & Umum
Funding Officer
Account Officer
PMS
75
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan
berkesinambungan.
b. Teamwork
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
c. Hummanity
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
d. Integrity
Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
e. Customer Focus
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank
Syari’ah Mandiri sebagai mitra terpercaya dan menguntungkan.
6. Produk Layanan Jasa Bank Syari’ah Mandiri terkait Sebagai Agen.
a. Pembiayaan Mudarabah Muqayyadah off Balance Sheet90
Adalah penyaluran dana Mudarabah Muqayyadah dimana Bank
bertindak sebagai agen (channelling agent), sehingga Bank tidak
menanggung risiko.
b. Reksadana Mandiri Investa Syari’ah Berimbang91
Adalah reksadana campuran (Mix Fund/Balanced Fund) berbasis
instrumen pasar uang, pasar obligasi dan pasar saham dengan ketentuan
investasi sesuai Syari’ah. Dikelola, diadministrasikan, disimpan dan
didistribusikan (dijual) oleh sinergi 3 (tiga) kekuatan besar, yaitu: PT
Mandiri Manajemen Investasi (sebagai manajer investasi dengan dana
kelolaan terbesar di Indonesia), Deutsche Bank (sebagai bank kustodi
90 Ibid, hlm. 80 91 Ibid, hlm. 83
76
reksadana terbesar di Indonesia yang sudah berperan aktif sebagai kustodi
reksa dana konvensional maupun Syari’ah) dan BSM (sebagai agen
penjual).
c. Reksadana Mandiri Investa Atraktif Syari’ah (MITRA Syari’ah)
Adalah reksadana syari’ah yang dikeluarkan oleh PT Mandiri
Manajemen Investasi (MMI). Merupakan jenis reksadana saham (equity
fund), yaitu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal (investor) untuk selanjutnya diinvestasikan oleh
manajer investasi minimal 80% dalam portofolio Efek Saham Syari’ah.
d. Agen Surat Berharga Syari’ah Negara92
Adalah layanan BSM yang menjadi agen penjual surat berharga
syari’ah milik Negara, dana perolahan seutuhnya disetorkan kepada kas
Negara sehingga BSM tidak memanajemen dana tersebut.
7. Karakteristik investor SR 001 yang masuk melalui BSM Kudus.
Dalam penelitian ini telah diperoleh bahwa jumlah investor yang
membeli sukuk SR 001 melalui BSM cabang Kudus sebanyak 46 orang.
Sebagaimana disebutkan dalam bab 3, bahwa pengambilan sampel
menggunakan rumus Slovin, maka di dapat minimal pengembilan sampel
sebanyak 41 orang. Maka dilaksanakan penyebaran kuesioner kepada 41
orang investor di Bank Syari’ah Mandiri cabang Kudus.. Prosentasi sampel
adalah 89,13 % dari populasi. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan
92 Browsur BSM tentang sukuk SR 001 tahun 2008
77
mendatangi investor secara langsung di kediamannya. Waktu penyebaran
kuesioner berlangsung pada bulan Juli hingga Agustus 2010.
Hasil penelitian diketahui karakteristik investor sukuk SR 001 pada Bank
Syari’ah Mandiri Cabang Kudus, menjelaskan kaum perempuan mendominasi
pembelian SR 001. Sebesar 58,5% lebih banyak dari kaum laki-laki yang
hanya sebesar 41,5%. Sebagaimana dijelaskan dalam tabel 6.
Tabel. 6
Pengelompokan Investor Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Pria 17 41,5
Wanita 24 58,5 Total 41 100%
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Tabel 6 memperlihatkan sebagian besar investor yang diteliti berjenis
kelamin wanita dimana perbedaan diantara keduanya terpaut 7 %. Hal ini
dapat mengindikasikan bahwa baik pria maupun wanita memiliki kebutuhan
yang relativ sama terhadap lembaga keuangan. Adapun mayoritas persentase
wanita dikarenakan pengambilan sampel dilakukan dengan convenience
random sampling. Jadi kebanyakan yang mau mengisi dan menjadi responden
adalah kaum wanita.
Tabel. 7
Pengelompokan Investor Berdasarkan Usia
Frequency Percent Cumulative Percent
Valid 17-25 Tahun 4 9,8 9,8 26-35 Tahun 20 48,8 58,5 36-45 Tahun 17 41,5 100,0 Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
78
Tabel. 7 menunjukkan bahwa mayoritas responden SR 001 tergolong
usia produktif. Sebanyak 20 orang yang setara dengan 48,8% berusia 26-35
tahun, memasuki usia tersebut, seseorang dituntut untuk memikirkan masa
depan dan tujuan hidup dengan lebih terfokus sehingga mereka akan lebih
cermat dalam mengatur alokasi keuangan. Posisi di bawahnya adalah usia 36-
45 sebesar 41,5% atau 17 orang. Sisanya sebanyak 4 orang berusia 17-25
tahun.
Tabel. 8
Pengelompokan Investor Berdasarkan Pendidikan Formal
Frequency Percent Cumulative Percent
Valid SD/Sederajat 1 2,4 2,4 SMP/Sederajat 1 2,4 4,9 SMA/Sederajat 5 12,2 17,1 Diploma/Sarjana 31 75,6 92,7 Megister/Doktor 3 7,3 100,0 Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Sebanyak 31 orang atau 75,6% investor yang diteliti berlatar belakang
pendidikan diploma atau Sarjana, hal ini menunjukkan lebih dari setengah
sampel yang diperoleh berpendidikan formal akhir Diploma/Sarjana. Kondisi
pendidikan ini berpengaruh terhadap pola pikir dan perilaku serta
pengetahuan investor. Pendidikan yang tinggi membuka peluang bagi
responden untuk menjadi investor berdasarkan motivasi kesadaran akan
urgensi perbankan syari’ah bagi kepentingan duniawi dan akhirat mereka.
Tabel. 9
Klasifikasi Investor Berdasarkan Pekerjaan
79
Frequency Percent Cumulative Percent
Valid Ibu Rumah Tangga 5 12,2 12,2 Wiraswasta 9 22,0 34,1 PNS 25 61,0 95,1 Lain-lain 2 4,9 100,0 Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Sebesar 61,0 % investor berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Dimana seorang PNS sudah berpenghasilan tetap dan mayoritas sudah
berkeluarga sehingga mendorong mereka untuk merencanakan keuangan
masa depan keluarganya. Hal ini sesuai dengan siaran pers Departemen
Keuangan RI mengenai Hasil Penerbitan Sukuk Negara Riter Seri SR 001
Nomor: 25/HMS/2009, yang menyatakan bahwa profesi tertinggi investor
yaitu 24,61% adalah PNS. Dilanjutkan dengan Wirasuasta sebesar 22,0% atau
9 orang. Tabel 10 menjelaskan rata-rata penghasilan responden tiap bulan.
Tabel. 10
Pengelompokan Investor Berdasarkan Penghasilan/Bulan
Frequency Percent Cumulative Percent
Valid < Rp 1 Jt 2 4,9 4,9 Rp 1.001.000-Rp 3 Jt 10 24,4 29,3
Rp 3.001.000-Rp 5 Jt 11 26,8 56,1
Rp 5.001.000-Rp 7 Jt 7 17,1 73,2
Rp 7.001.000-Rp 10 Jt 5 12,2 85,4
> Rp 10 Jt 6 14,6 100,0 Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Rata-rata pendapatan perbulan responden berkisar Rp 3.001.000,00 – Rp
5.000.000,00 sebanyak 11 orang atau 26,8%, dan Rp 1.001.000,00 – Rp
3.000.000 sebesar 24,4% atau 10 orang. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa
80
kesadaran akan perencanaan keuangan responden telah matang. Di mana
investor SR 001 tergolong masyarakat menengah ke atas.
Tabel. 11
Pengelompokan Investor Berdasarkan Sumber Informasi Mengenai Sukuk
Frequency Percent Cumulative Percent
Valid Keluarga/teman 22 53,7 53,7 Media elektronik 7 17,1 70,7 Browsur/pamflet/buku 7 17,1 87,8 Lainnya 5 12,2 100,0 Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Keluarga atau teman merupakan media komunikasi dasar, hal ini terbukti
sebesar 53,7% atau 22 orang responden mengenal Sukuk SR 001 dari
keluraga dan teman. Sisasnya sebesar 46,3% diperolah dari luar keluarga,
diantaranya media elektronik 17,1%, browsur/pamflet/buku sebesar 17,1%,
lain-lain sebesar 12,2%.
Tabel. 12
Informasi Investor Berdasarkan BSM Menjadi Agen
Frequency Percent Cumulative Percent
Valid Keluarga/teman 16 39,0 39,0 Media elektronik 13 31,7 70,7 Browsur/pamflet/buku 11 26,8 97,6 Lainnya 1 2,4 100,0 Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Tabel di atas menunjukkan 39,0% atau 16 orang responden memberikan
informasi bahwa BSM menjadi Agen SR 001. Sedangkan investor yang
mengetahui BSM menjadi Agen melalui Media Elektronik sebanyak 13 orang
atau 31,7%. Lainnya 26,8% melalui Browsur, Pamflet maupun buku, sisanya
2,4% dari media lain.
81
Tabel. 13
Besaran Investasi Pada Sukuk SR 001
Frequency Percent Cumulative Percent
Valid Rp 5.000.000 7 17,1 17,1
Rp 10.000.000-Rp 15 Jt 29 70,7 87,8
Rp 20.000.000-Rp 35 Jt 5 12,2 100,0
Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa 70,7% responden menginvestasikan
dananya melalui BSM sebesar 10-15 Juta atau 2 hingga 3 lot. Selanjutnya
sebanyak 7 orang atau 17,1% berinvestasi sebesar 5 Juta, dan sisanya 12,2%
berinvestasi antara 20 hingga 35 Juta.
Tabel. 14
Alasan Investor Memilih BSM
Frequency Percent Cumulative Percent
Valid Profesional 17 41,5 41,5 Kepercayaan 8 19,5 61,0 Islami/Syari'ah 12 29,3 90,2 Keluarga 1 2,4 92,7 Lainnya 3 7,3 100,0 Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Tabel 14 menunjukkan bahwa 41,5% responden memilih BSM
dikarenakan oleh faktor atau alasan Profesional. Posisi di bawahnya sebesar
29,3% karena faktor BSM bank Islami atau sesuai Syari’ah, dan faktor
kepercayaan menjadi alasan investor sebesar 19,5% atau 8 orang responden.
Tabel. 15
Sikap Terhadap Risiko
Frequency Percent Cumulative Percent Valid Berani mengambil risiko 5 12,2 12,2
82
Berani dan diperhatikan 4 9,8 22,0 Percaya diri dan hati-hati 13 31,7 53,7 Hati-hati dan percaya pakar 14 34,1 87,8 Sikon dan mendengarkan pakar 5 12,2 100,0 Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Tabel 15 memperlihatkan 34,1% investor menyikapi risiko dengan lebih
hati-hati dan cenderung percaya terhadap manajer investasi mereka.
Kemudian posisi dibawahnya sebanyak 13 investir atau 31,7% menikapinya
dengan lebih percaya diri dan masih berhati-hati dalam mengambil langkah
investasinya.
B. Analisis Data
1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian akan
dijelaskan pada tabel 16.
Tabel. 16
Validitas dan Reliabilitas Variabel X1 (Risiko Investasi)
Item Koefisien Korelasi Validitas
Risiko Investasi (X1) 1 0,474 Valid 2 0,528 Valid 3 0,629 Valid 4 0,538 Valid 5 0,500 Valid 6 0,520 Valid 7 0,497 Valid
Variabel Koefisien Reliabilitas Reliabilitas
83
Risiko Investasi 0,797 Reliabel Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan tentang variabel X1
atau Risiko Investasi dinyatakan valid. Hal ini terbukti pada angka yang tertera
pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Validitas instrument penelitian
dikatakan valid apabila nilai korelasi lebih besar dari pada nilai r dalam tabel
product-moment. Tabel kritis nilai r product-moment untuk n = 41 atau
banyaknya responden 41 orang adalah 0,308. Sementara nilai hasil korelasi item
yang paling rendah adalah 0,474.
Untuk reliabiliti variabel Risiko Investasi sebesar 0,797 menunjukkan
kehandalan instrument diterima. Hal ini senada dengan uma sekaran yang
menjelaskan jika alpha atau r hitung = 0,8-1,0 dinyatakan reliabilitas baik; 0,6-
0,799 dikategorikan reliabilitas diterima; atau kurang dari 0,6 maka reliabilitas
kurang baik.
Tabel. 17
Validitas dan Reliabilitas Variabel X2 (Atribut Islami)
Item Koefisien Korelasi Validitas
Atribut Islami (X2) 1 0,514 Valid 2 0,684 Valid 3 0,626 Valid 4 0,637 Valid 5 0,368 Valid 6 0,428 Valid 7 0,752 Valid
Variabel Koefisien Reliabilitas Reliabilitas
Atribut Islami 0,823 Reliabel Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
84
Hitungan korelasi product-moment dengan nilai tebel r kritis sebesar
0,308 dengan tingkat signifikan 5% memperlihatkan uji validistas variabel
Atribut Islami dinyatakan valid dengan hasil hitungan terendah adalah 0,368 dan
tertinggi 0,753.
Reliabiliti variabel Atribut Islami dengan nilai alpha atau r hitung =
0,823 dinyatakan baik. Sehingga ketika diujikan lagi pada renponden hasilnya
juga reliabel.
Tabel. 18
Validitas dan Reliabilitas Variabel Y (Minat Investasi)
Item Koefisien Korelasi Validitas
Minat Investasi (Y) 1 0,706 Valid 2 0,456 Valid 3 0,517 Valid 4 0,391 Valid 5 0,510 Valid 6 0,559 Valid 7 0,421 Valid
Variabel Koefisien Reliabilitas Reliabilitas
Minat Investasi 0,783 Reliabel Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
85
Pengujian validitas instrumen penelitian dengan menggunakan
pendekatan analisis butir menyatakan pertanyaan Y1, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6,
dan Y7 valid dengan nilai terendah 0,391. Angka ini telah melewati batas
minimum sebesar 0,308 dari korelasi product-moment.
Sedangkan reliabilitinya variabel Y atau Minat Investasi memperlihatkan
hasilnya sebesar 0,783 ini menjelaskan reliabelnya bisa diterima. Dari hasil
ketiga variabel yang di teliti. Menunjukkan kesemua pertanyaan dinyatakan
valid dan reliabel, meskipun ada yang reliabelnya dinyatakan diterima.
2. Analisis Faktor
Sebelum dilakukan Analisis Faktor terlebih dahulu dilaksanakan
pengujian terhadap variable-variabel yang telah ditentukan atau pengujian
seluruh matrik korelasi antar variabel tersebut dengan diukur menggunakan
metode test yaitu ada dua pendekatan:
a. Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai KMO untuk variabel Risiko
Investasi akan di jelaskan tabel 19.
Tabel. 19
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,773
Approx. Chi-Square 75,253 Df 21
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. ,000
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Kaiser-Meyer-Olkin untuk variabel Risiko Investasi menunjukkan hasil
sebesar 0,773. hasil dapat dinyatakan analisis faktor layak untuk
86
dilanjutkan karena hasilnya labih besar dari ambang batas yaitu 0,50.
adapun KMO untuk variabel Atribut Islami akan dijelaskan pada tabel 20.
Tabel. 20
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,754
Approx. Chi-Square 112,977 Df 21
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. ,000
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
KMO variabel Atribut Islami menghasilkan nilai 0,754 dan dinyatakan
dapat dilanjutkan analisis faktornya dengan nilai signifikan sebesar 0,000.
Tabel. 21
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,638
Approx. Chi-Square 100,395 Df 21
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. ,000
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Meskipun nilai KMO lebih kecil dibandingkan sebelumnya, namun
untuk variabel Minat Investasi masih bisa dinyatakan bahwa analisis faktor
layak diteruskan dengan besaran nilainya 0,638 dan signifikansinya 0,000.
Jadi dari ketiga variabel yang diteliti dinyatakan layak untuk dianalisis
faktor.
b. Measure of Sampling Adequancy (MSA).
Batas minimum MSA dalam analisis faktor menyatakan nilai MSA >
0,5 maka variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.
Untuk mengetahui nilai MSA dapat dilihat juga pada nilai KMO, maka
hasilnya untuk variabel X1 adalah 0,773, variabel X2 sebesar 0,754 dan
87
variabel Y dengan nilai 0,638. masing-masing memiliki tingkat signifikan
0,000. sehingga variabel bisa diprediksi.
c. Rotasi Faktor equamax.
Hasil rotasi equamax untuk pemfaktoran variabel Risiko Investasi akan
ditelaskan tabel 22.
Tabel. 22
Rotated Component Matrix(a) Variabel X1
Component Indikator Variabel X1 1 2
Tidak Ada Risiko Gagal Bayar ,630
Harga Stabil Meskipun Bunga Naik ,812
Tidak Dibeli Dg Sukuk Baru Meski Turun ,798
Biaya Investasi Lebih Murah ,575
Tidak Akan Turun Meski Deposito Naik ,806 Likuid Ketika Dijual ,850 Hasil Lebih Besar Dari Inflasi ,744
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Rotasi menghasilkan pengelompokan Variabel Risiko Investasi
menjadi 2 bagian, dan dapat menjelaskan 61,42% terhadap model dalam
varabel yang dibentuk, bagian pertama dengan dimensi Harga Stabil Meski
Bunga Naik (0,812), Tidak Dibeli Dengan Sukuk Baru Meski Harga Turun
(0,798), dan Hasil Lebih Besar Dibanding Inflasi (0,744), disebut dengan
indikator Kesetabilan Sukuk SR 001. Adapun bagian kedua, dimensinya
adalah Tidak Terdapat Risiko Gagal Bayar (0,630), Tidak Akan Turun
88
Meski Deposito Naik (0,806), dan Likuid Ketika Dijual (0,850) atau
indikator Keamanan Sukuk SR 001.
Adapun hasil rotasi equamax untuk pemfaktoran variabel Atribut
Islami akan ditelaskan tabel 23.
Tabel. 23
Rotated Component Matrix(a) Variabel X2
Component Indikator Variabel X2 1 2
Tidak Ada Riba ,839 Hasil Investasi Sewa ,703 Tidak Gharar ,811 Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran ,795 Ridho Sama Ridho ,699 Operasional Sesuai Syari'ah ,774 Tidak Zalim Dan Menzalimi ,804
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Hasil rotasi untuk variabel X2 juga mebaginya menjadi 2 indikator dan
dapat menjelaskan modal yang diteliti sebesar 66,79%, dimana indikator
pertama komponennya adalah Tidak Ada Riba (0,839), Hasil Investasi
Sewa (0,703), Tidak Gharar (0,811), dan Berkeadilan Dalam Distribusi
Kemakmuran (0,795), kemudian disebut dengan Investasi Halal dan
Memberikan Kesejahteraan. Sedangkan indikator kedua komponennya
adalah Ridho sama ridho (0,699), Opersional Sesuai Syari’ah (0,774), dan
Tidak Saling Menzalimi (0,804) yang disebut dengan Ridho Sama ridho.
Tabel. 24
Rotated Component Matrix(a) Variabel Y
89
Component Indikator Variabel Y 1 2 Aktif Mencari Informasi ,834 Identifikasi Masalah ,662 Analisis Masalah ,752 Membuat Tabel Investasi ,754 Diskusi ,711 Menyediakan Referensi ,913 Membeli Kembali ,815
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dalam rotasi variabel y juga terbagi menjadi 2 indikator dan mampu
menjelaskan model sebesar 64,43%. Indikator pertama disebut dengan
Merangkum Data Investasi dengan dimensi Aktif Mencari Investasi
(0,834), Identifikasi Masalah (0,662), Analisis Masalah (0,752), dan
Membuat Tabel investasi (0,754). Sedangkan indikator kedua dengan
nama Pendalaman Investasi memiliki dimensi Diskusi (0,711),
Menyediakan Referensi (0,913), dan Membeli Kembali (0,815).
Seterlah selesai pemfaktoran maka dilakukan analisis regresi berganda,
namun sebelumnya diuji terlebih dahulu dengan asumsi klasik.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Pengujian Normalitas
Dalam regresi linear disturbance error atau variabel gangguan (ei)
berdistribusi secara normal atau acak untuk setiap nilai Xi, mengikuti
distribusi normal disekitar rata-rata. Grafik 1 tersebut menunjukkan bahwa
data (titik-titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi memenuhi
asumsi normalitas. Lihat grafik dibawah ini.
90
Grafik 1.
Regression Standardized Residual
3,002,50
2,001,50
1,00,50
0,00-,50
-1,00-1,50
-2,00-2,50
Histogram
Dependent Variable: YYY
Freq
uenc
y
14
12
10
8
6
4
2
0
Std. Dev = ,97 Mean = 0,00
N = 41,00
b. Pengujian Autokorelasi
Hasil perhitungan dengan pendekatan statistik Durbin-Watson Test
sebesar 2,304. Jadi bisa dikatakan data tidak terjadi autokorelasi, karena
nilainya lebih besar dari dl (Batas Bawah) yaitu 1,39, tidak berada pada
posisi diantara dl=1,39 dan du=1,60 dan lebih besar dari du. sebagaimana
pendapat dari Kuncoro (2001) yang menyatakan bila nilai DW lebih besar
dari batas atas (du) maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Tabel
dapat dilihat pada tabel koefisien determinasi.
c. Pengujian Heterokedastisitas
Dengan menggunakan program SPSS versi 11.5 untuk mendeteksi
adanya heterokedastisitas digunakan grafik scatterplot variabel dependen,
grafik tersebut dapat dilihat di bawah ini. Berdasarkan keterangan grafik
telihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola
91
tertentu, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada
sumbu Y hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Grafik. 2
Scatterplot
Dependent Variable: YYY
Regression Standardized Predicted Value
3210-1-2-3
Regression Studentized Residual
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
d. Pengujian Multikolinieritas
Cara untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas salah
satunya dengan melihat besarnya nilai toleransi value atau VIF. Apabila
nilai VIF lebih kecil dari 0,10 atau lebih besar dari 10 maka terjadi
multikolinieritas, sebaliknya dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas
antarvariabel independen apabila nilai VIF berada pada kisaran 0,10
sampai 10. Hasil perhitungan menunjukkan angka VIF dari kedua variabel
X bernilai 1,000 untuk variabel Risiko Investasi dan 1,000 untuk Atribut
Islami yang berarti tidak terdapat multikolinieritas. Angka VIF dapat
dilihat pada grafik uji Ketepatan Parameter Penduga (uji t).
Setelah asumsi klasik terpenuhi selanjutnya dapat dilakukan
perhitungan dan pengujian regresi untuk mengukur pengaruh antara
variabel independen dengan dependent.
4. Perhitungan Regresi Linier Berganda
Berdasarkan jawaban yang diperoleh dari 41 responden yang merupakan
investor SR 001 yang melakukan pembelian pada Bank Syari’ah Mandiri
92
cabang Kudus, dilakukan analisis dengan menggunakan metode regresi linier
berganda antara Risiko Investasi dan Atribut Islami dengan Minat Berinvestasi
oleh Investor. Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS for windows
versi 11.5. data yang digunakan dianalisis dan disajikan dalam bentuk
interpretasi sebagai berikut :
Tabel 25
Perhitungan dan Pengujian Koefisien Determinan
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .703(a) .494 .468 .521 2.304
a Predictors: (Constant), Variabel X1, variabel X2
b Dependent Variabel: Variabel Y
Sesuai dengan uraian hipotesis pada bab II, maka Risiko Investasi dan
Atribut Produk Islami serta pengaruhnya terhadap Minat menjadi investor
dapat diketahui dengan menghitung nilai koefisien regresi. Perhitungan ini
menghasilkan koefisien korelasi antara kedua variabel tersebut sebesar 0,703
atau 70,3 %. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa antara variabel Risiko
Investasi dan variabel Atribut Produk Islami serta pengaruhnya terhadap Minat
menjadi investor terdapat hubungan yang erat dan sifatnya positif atau searah
dengan keeratan hubungan 70,3%. Peningkatan atas keamanan terhadap risiko
investasi dan meningkatnya kekhasan atribut produk Islami secara keseluruhan
akan meningkatkan pula keputusan investor untuk membeli kembali Sukuk.
a. Uji R Square (Koefisien Determinasi)
Berdasarkan hasil analisis regresi linear (linear regression) yang
terdapat dalam lampiran, koefisien determinasi (R2) merupakan koefisien
93
yang dipergunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel
independen terhadap perubahan variabel dependen.
Dengan menggunakan rumus Adjusted R Square didapatkan koefisien
determinasi yang telah disesuaikan antara kedua variabel tersebut sebesar
0,494 atau 49,4%. Artinya variabel minat investasi dapat dijelaskan oleh
variabel risiko investasi dan atribut produk Islami sebesar 49,4%
sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak masuk dalam
model penelitian. Dengan kata lain, kontribusi atau pengaruh variabel
independen (Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami) terhadap variabel
dependent (Minat Berinvestasi) adalah sebesar 49,4 % sedangkan 50,6 %
dipengaruhi oleh variabel lain.
Hasil temuan dilapangan diketahui bahwa selain model yang diteliti,
ternyata faktor pengetahuan investor terhadap instrumen investasi sangat
mempengaruhi terhadap minat investasi, hal ini disebabkan masih
minimnya pemahaman investor terhadap instrumen investasi di pasar
modal, bahkan pemahaman mereka terhadap sukuk SR 001 masih sangat
dangkal.
Faktor lain yang juga dipandang penting peneliti adalah pengenalan
investor terhadap lembaga investasi pasar modal (perusahaan scuritas) hal
ini menjadi landasan bagi investor membeli sukuk SR 001 melalui Bank
Syari’ah Mandiri dikarenakan ketidakkenalan investor terhadap
perusahaan scuritas.
Dan terakhir adalah faktor promosi dan iklan dalam dunia investasi di
pasar modal. Sebagaimana peran perbankan dalam mengedukasi pasar
94
melalui program promosi dan iklan, sehingga total pemilik rekening di
seluruh Indonesia mencapai 60 juta rekening bank. Sedangkan pemegang
rekening Efek dan pemegang unit penyertaan Reksa Dana, hanyalah
sekitar 600 ribu atau hanya 0.1% dari jumlah penduduk Nusantara.
1). Uji F (Pengujian Secara Simultan Antara Variabel X Dengan Y)
Nilai F digunakan untuk pengujian signifikansi koefisien regresi
secara keseluruhan. Dengan signifikansi nilai F yang mendekati nol
tersebut maka dapat dikatakan bahwa variabel independen yang terkait
dengan koefisien regresi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen pengambilan keputusan menjadi investor (Y) yang
diteliti. Tabel Analysis of Variance tersebut diolah dengan software
SPSS adalah sebagai berikut:
Tabel 26
ANOVAb
10,086 2 5,043 18,576 ,000a
10,316 38 ,27120,402 40
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), XXX_2, XXX_1a.
Dependent Variable: YYYb.
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X
(Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami) terhadap variabel Y
(Minat Berinvestasi).
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X (Risiko
Investasi dan Atribut Produk Islami) terhadap variabel Y (Minat
Berinvestasi).
Atau dalam bahasa sederhana hipotesis Statistik uji simultan :
95
Ho : Tidak terdapat pengaruh X1,X2 terhadap Y
(Semua βi = 0)
H1 : Terdapat pengaruh X1,X2 terhadap Y
(Sekurang-kurangnya ada sebuah βi ≠ 0)
Berdasarkan tabel Analysis of Variance (ANOVA) diketahui
bahwa model yang terbentuk mempunyai nilai F = 18,576 dengan
signifikansi 0,000. Pengujian dengan membandingkan Ftabel = 3,24
dengan = 5 % (0,05) Dengan demikian diketahui bahwa Fhitung > Ftabel
(18,576 > 3,240), serta nilai signifikansi 0,000 < dari 0,05 (5%) Oleh
karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak. Jadi dapat ditarik
kesimpulan dari uji ini bahwa secara bersama-sama (simultan) terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Risiko Investasi
dan Atribut Produk Islami dengan Minat Berinvestasi investor.
2). Menentukan Variabel X (Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami)
yang Paling Menentukan Variabel Y (Minat Berinvestasi Investor Pada
Sukuk SR 001).
Koefisien regresi parsial atau uji T digunakan untuk menjawab
rumusan masalah yang pertama yaitu untuk menguji pengaruh Risiko
Investasi terhadap Minat Berinvestasi dan untuk mengkaji pengaruh
Atribut Produk Islami terhadap Minat Berinvestasi. Perhitungan
koefisien regresi parsial untuk mengetahui keberartian pengaruh dari
setiap variabel dengan α 5 % dilakukan melalui aplikasi SPSS for
windows versi 11.5
Tabel 27
Perhitungan dan Pengujian koefisien regresi parsial
96
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1,823 ,919 -1,984 ,055 XXX_1 ,412 ,147 ,323 2,804 ,008 1,000 1,000 XXX_2 ,879 ,163 ,623 5,401 ,000 1,000 1,000
a Dependent Variable: YYY
Ho : Tidak terdapat pengaruh X1 terhadapY; X2 terhadap Y (βi = 0)
H1 : Terdapat pengaruh X1 terhadapY; X2 terhadap Y (βi ≠ 0)
Dari hasil uji t terhadap koefisien parsial di atas dapat disimpulkan
bahwa variabel X2 yaitu Atribut Produk Islami lebih dominan
pengaruhnya serta positif terhadap Minat Berinvestasi Sukuk SR 001
dari pada variabel Risiko Investasi. Tingkat signifikansinya sebesar
0,000.
Pengujian variabel X1 dengan membandingkan Ttabel = 1,690
dengan = 5 % (0,05) Dengan demikian diketahui bahwa Thitung >
Ttabel yaitu 2,804 > 1,690, serta nilai signifikansi 0,008 < 0,05 (5%).
Oleh karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak. Dan dikatakan
bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara Risiko Investasi
dengan Minat Berinvestasi SR 001, tingkat pengaruhnya sebesar
41,2%.
Adapun pengujian variabel X2 dengan membandingkan Ttabel =
1,690 dengan = 5 % (0,05) Dengan demikian diketahui bahwa Thitung
> Ttabel yaitu 5,401 > 1,690, serta nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (5%).
Oleh karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak dan menerima H1.
Maka dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
97
variabel Atribut Produk Islami dengan Minat Berinvestasi SR 001.
Dengan tingkat pengaruhnya sebesar 87,9%.
Alasan mengapa variabel Risiko Investasi memiliki pengaruh yang
signifikan karena responden beranggapan bahwa Sukuk SR 001 milik
pemerintah Indonesia dianggap aman, dimana investor telah
mengetahuinya berdasarkan browsur yang di dapat dari BSM. Risiko
yang melekat pada SR 001 diklasifikasikan menjadi 2 yaitu pertama
risiko pasar (Market Risk) suatu potensi kerugian dimana investor
ketika menjualnya di pasar sekunder ketika terjadi kenaikan tingkat
suku bunga.
Risiko ini tidak akan terjadi karena sampai saat ini tingkat bunga
bank yang di patok BI rate cenderung turun. Bahkan tingkat besaran
bunga deposito semakin turun seiring dengan menurunnya BI rate,
serta pendapatan bagi hasil dan profit margin dari deposito pada bank
syari’ah tidak sebesar profit margin atau yield yang dahasilkan sukuk
SR 001. Sehingga investor masih memburu investasi yang hasilnya
lebih besar dari bunga bank. Terbukti bahwa sesaat setelah pencatatan
di Bursa Efek Jakarta harga SR 001 naik sebesar 30 basis Poin atau
harganya menjadi 100,30% par dengan volume 55 miliar.93
Kedua adalah risiko likuiditas, dimana ketika investor
membutuhkan dan tunai sehingga menjual SR 001 dengan harga ajar
dan dibawah par. Dari sumber berita yang dikutip di atas, terlihat
investor tidak mengalami kerugian karena sukuk SR 001 tidak
93 Dwi Tupani, Harga Sukuk ritel Naik Saat Dicatatkan, Jakarta, Media Indonesia, Kamis 26
Februari 2009. berita diperoleh melalui web http://www.mediaindonesia.com/.
98
digolongkan dalam instrumen yang kurang likuid. Karena harga jual di
pasar sekunder lebih tinggi dibanding harga parnya serta hasil investasi
yang lebih besar dibandingkan bunga deposito bank yang hanya
berkisar 6% pertahun serta tingkat bagi hasil dan profit margin dari
deposito pada bank syari’ah masih dibawah kupon sukuk SR 001.
Adapun alasan variabel Artibut Produk Islami memiliki pengaruh
terhadap Minat Berinvestasi SR 001 karena responden beralasan bahwa
investasi SR 001 mampu memberikan kemakmuran terhadap
masyarakat umum dan hasil investasi yang halal, sebagaimana akan
dijelaskan tabel. 28.
Tabel. 28
Rotated Component Matrix(a) Variabel X2
Component Indikator Variabel X2 1 2
Tidak Ada Riba ,839 ,016 Hasil Investasi Sewa ,703 ,400 Tidak Gharar ,811 ,194 Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran ,795 ,228 Ridho Sama Ridho ,086 ,699 Operasional Sesuai Syari'ah ,114 ,774 Tidak Zalim Dan Menzalimi ,429 ,804
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Indikator hasil investasi yang halal serta memberikan distribusi
kemakmuran dari variabel Atribut Produk Islami telah dianggap benar
oleh investor, sihingga mereka berminat berinvestasi pada SR 001.
Selain itu indikator saling ridho dalam bertransaksi juga melatar
belakangi investor dalam menimbulkan minatnya.
Patut kita cermati bahwa jumlah emiten sukuk di Indonesia
dibandingkan dengan jumlah obligasi konvensional proporsinya tidak
99
seimbang, serta potensi dana yang dapat dijaring melalui instrumen
sukuk masih sangat besar, sehingga langkah pemerintah mengeluarkan
sukuk SR 001 sangat tepat timingnya untuk menjaring dana dari
investor individu dan sukuk SR 001 merupakan SBSN pertama yang
menggunakan prinsip syari’ah.
b. Daya tarik BSM menurut investor sukuk SR 001
Adapun alasan investor memilih BSM dibandingkan agen yang lain
karena kelebihan atau daya tarik yang dimiliki BSM menurut investor
adalah profesionalisme serta operasionalnya sesuai syari’ah. Sebagaimana
dijelaskan tabel 29.
Tabel 29.
Alasan Investor Memilih BSM
Frequency Percent Cumulative Percent Valid Profesional 17 41,5 41,5 Kepercayaan 8 19,5 61,0 Islami/Syari'ah 12 29,3 90,2 Keluarga 1 2,4 92,7 Lainnya 3 7,3 100,0 Total 41 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Tabel 29 menunjukkan bahwa 41,5% responden memilih BSM
dikarenakan oleh faktor atau alasan Profesional. Posisi di bawahnya
sebesar 29,3% karena faktor BSM bank Islami atau sesuai Syari’ah, dan
faktor kepercayaan menjadi alasan investor sebesar 19,5% atau 8 orang
responden.
Profesionalisme BSM dalam melayani investor berupa kemudahan
dalam menjalani prosedur pembelian sukuk SR 001, dimana prosedur
pemesanan pembelian sukuk SR 001 adalah sebagai berikut :
100
1) Menghubungi BSM untuk melayani pemesanan pembelian Sukuk
Negara Ritel;
2) Membuka rekening di BSM (jika belum mempunyai rekening)
dan rekening surat berharga (jika diperlukan) pada bank
kustodian anggota Subregistry atau Partisipan/Nasabah
Subregistry (untuk sukuk SR 001 bank kustodiannya adalah bank
bukopin).
3) Menyetor dana sesuai jumlah pembelian, minimal
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) dengan kelipatan
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke rekening “Sukuk Ritel”
pada bank yang ditunjuk oleh BSM.
4) Mengisi dan menandatangani Formulir Pemesanan (FP-01) serta
melampirkan fotocopy KTP serta fotocopy bukti transfer dana;
5) Menerima tanda terima bukti pemesanan pembelian dari BSM.
6) Menunggu hasil keputusan penjatahan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk mengetahui jumlah Sukuk Ritel yang berhasil
dimenangkan;
7) Menerima konfirmasi kepemilikan Sukuk Ritel seri SR-001
sesuai dengan jumlah pemesanan pembelian yang berhasil
dimenangkan dari BSM.
Kemudahan yang diberikan BSM berupa pelaksanaan prosedur tersebut
di atas dapat dilakukan di kantor BSM yang tersebar di seluruh Nusantara,
jadi investor tidak merasa kerepotan dalam proses pembelian sukuk.94
94 Hasil wawancara dengan ibu Eka Rahmawati Bagian Costumer Cervice BSM Kudus
tanggal 01 Agustus 2010.
101
Disamping itu adanya ikatan emosional antar sesama muslim melalui
pelaksanaan operasional BSM sesuai syari’ah menjadi backup dalam
menumbuhkan keinginan investor untuk membeli sukuk SR 001 melalui
BSM. Meskipun tidak dimasukkan dalam model koesioner, namun terlihat
bahwa keseharian responden serta mayoritas agama yang dipeluk adalah
Islam.
Maka dari hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat dirumuskan
persamaan regresinya sebagai berikut.
Tabel 30.
Rangkuman Koefisien Regresi Parsial
Variabel
Bebas
Koefisien T Sig. Interpretasi
Pengaruh
(Constant) -1.823 -1.984 0.055
X1 0.412 2.804 0.008 Signifikan
X2 0.879 5.401 0.000 Signifikan
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Komponen persamaan akhir hasil analisis multi regresi yang
menyatakan hubungan antara variabel Risiko Investasi dan Atribut Produk
Islami terhadap variabel Minat Berinvestasi SR 001 dinyatakan sebagai
berikut:
Y= -1,823 + 0,412X1 + 0,879X2
Untuk itu dari hasil perhitungan tersebut maka dapat diinterpretasikan
sebagai berikut: berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa paramater
koefisien regresinya untuk variabel independen adalah positif, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara Risiko Investasi dan
Atribut Produk Islami terhadap Minat Berinvestasi SR 001, sehingga setiap
102
terjadi peningkatan X akan diikuti pula oleh peningkatan Y. Dengan kata
lain semakin investor beranggapan Sukuk aman dari segala risiko investasi
maka akan semakin mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi, hal
ini jumlah investor SR 001 akan mengalami peningkatan seiring niminya
risiko investasi. Begitu juga dengan kekhasan atribut produk Islami pada
SR 001, dimana semakin tinggi derajat kekhasan atribut produk Islami,
maka semakin bertambah pula peningkatan jumlah investor SR 001.
Rumusan matematisnya adalah apabila nilai risiko investasi meningkat
1 skor, maka minat berinvestasi sukuk meningkat 0,412 skor, dan apabila
atribut instrumen Islami meningkat 1 skor maka minat berinvestasi sukuk
meningkat 0,879 skor. Nilai konstanta sebesar -1,823 menunjukkan nilai
rata-rata Y apabila X1 dan X2 nol.
103
BAB IV
PENUTUP
C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulan dari penelitian analisa faktor-faktor yang mempengaruhi minat
masyarakat berinvestasi sukuk melalui agen perbankan syari’ah, sebagai berikut :
8. Terdapat pengaruh positif dan signifikat antara risiko investasi dan atribut
produk Islami terhadap minat masyarakat untuk berinvestasi, hal ini terbukti
dari hasil uji statistiknya, yaitu:
a. Hasil analisa mendapatkan nilai koefisien regresi, nilai ini
menggambarkan bahwa antara variabel X dan Y yaitu (risiko investasi
dan atribut produk Islami dengan minat berinvestasi) dengan besar 0,703
atau 70,3 %. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa antara variabel risiko
investasi dan variabel atribut produk Islami dengan variabel minat
berinvestasi terdapat hubungan yang erat dan sifatnya positif atau searah
dengan keeratan hubungan 70,3%.
b. Nilai Adjusted R Square didapatkan koefisien determinasi yang telah
disesuaikan antara kedua variabel tersebut sebesar 0,468 atau 46,8%.
Artinya variabel minat berinvestasi dapat dijelaskan oleh variabel risiko
investasi dan atribut produk Islami sebesar 46,8% sedangkan sisanya
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dengan kata lain,
kontribusi atau pengaruh variabel independen (risiko investasi dan taribut
produk Islami) terhadap variabel dependen (minat berinvestasi) adalah
104
sebesar 46,8% sedangkan 53,2 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar
model yang diteliti.
c. Hasil perhitungan Analysis of Variance (ANOVA) diketahui bahwa
model yang terbentuk mempunyai nilai F = 18,576 dengan signifikansi
0,000. Pengujian dengan membandingkan Ftabel = 3,240 dan = 5 %
(0,05) dengan demikian diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (18,576 > 3,240),
serta nilai signifikansi 0,000 < dari 0,05 (5%). Oleh karena itu bisa
dinyatakan bahwa Ho ditolak. Jadi dapat ditarik kesimpulan dari uji ini
bahwa secara bersama-sama (simultan) terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara variabel Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami
dengan Minat Berinvestasi investor.
d. Pengujian variabel X1 dengan membandingkan Ttabel = 1,690 dengan =
5 % (0,05) dengan diketahui bahwa Thitung > Ttabel yaitu 2,804 > 1,690,
serta nilai signifikansi 0,008 < 0,05 (5%). Oleh karena itu bisa
dinyatakan bahwa Ho ditolak. Dan dikatakan bahwa ada pengaruh positif
dan signifikan antara Risiko Investasi dengan Minat Berinvestasi SR
001, tingkat pengaruhnya sebesar 41,2%.
Adapun pengujian variabel X2 dengan membandingkan Ttabel =
1,690 dengan = 5 % (0,05) dan diketahui bahwa Thitung > Ttabel yaitu
5,401 < 1,690, serta nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (5%). Oleh karena itu
bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak dan menerima H1. Maka dinyatakan
bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel Atribut
Produk Islami dengan Minat Berinvestasi SR 001. Dengan tingkat
pengaruhnya sebesar 87,9%.
105
e. Diketahui alasan mengapa variabel Risiko Investasi memiliki pengaruh
yang besar serta signifikan karena responden beranggapan bahwa Sukuk
SR 001 milik pemerintah Indonesia dianggap aman oleh investor,
dimana klasifikasi risikonya hanya dua yaitu pertama risiko pasar
(Market Risk) suatu potensi kerugian dimana investor ketika menjualnya
di pasar sekunder ketika terjadi kenaikan tingkat suku bunga. Risiko ini
tidak akan terjadi karena sampai saat ini tingkat bunga bank yang di
patok BI rate cenderung turun. Sehingga investor masih memburu
investasi yang hasilnya lebih besar dari bunga bank.
Kedua adalah risiko likuiditas, dimana ketika investor
membutuhkan dan tunai sehingga menjual SR 001 dengan harga ajar dan
dibawah par. Dari sumber berita yang dikutip di atas, terlihat investor
tidak mengalami kerugian yang seperti ini. Karena harga jual di pasar
sekunder lebih tinggi disbanding harga parnya serta hasil investasi yang
lebih besar dibandingkan bunga bank yang hanya berkisar 6% pertahun.
f. Adapun alasan variabel Artibut Produk Islami memiliki pengaruh
terhadap Minat Berinvestasi SR 001 karena responden beralasan bahwa
investasi SR 001 mampu memberikan kemakmuran terhadap masyarakat
umum dan hasil investasi yang halal.
9. Diketahui bahwa daya tarik yang dimiliki BSM menurut investor adalah
alasan investor memilih BSM dibandingkan agen yang lain karena kinerja
pegawai BSM yang profesional serta pelaksanaan operasionalnya sesuai
syari’ah. 41,5% responden memilih BSM dikarenakan oleh faktor atau
alasan Profesional. Posisi di bawahnya sebesar 29,3% karena faktor BSM
106
bank Islami atau sesuai Syari’ah, dan faktor kepercayaan menjadi alasan
investor sebesar 19,5% atau 8 orang responden.
D. Saran
Mengacu pada hasil pengolahan data dan pembahasan, saran-saran yang
dapat penulis berikan :
5. Untuk saat ini memang benar bahwa risiko investasi sukuk milik pemerintah
tergolong kecil bahkan tidak ada. Hal ini tidak terlepas dari meningkatnya
perekanomian Negara yang bergerak positif dan cenderung naik. Indonesia
merupakan salah satu dari tiga Negara di kawasan Asia yang sanggup
mempertahankan perekonomiannya dikala terjadi krisis keuangan global akhir
2008 lalu. Maka dari itu pemerintah terlebih menteri perekonomian senantiasa
mempertahankan dan selalu meningkatkan perekonomia Negara, agar investor
pribumi khususnya investor sukuk SR 001 dapat merasakan manfaat
investasinya.
6. Keyakinan investor akan penggunaan dana sukuk SR 001 mampu memberikan
kesejahteraan bagi rakyat indonesia mengidentifikasikan bahwa instumen
Islami terlebih konsep perekonomian Islam mampu menjawab permasalahan
mengenai distribusi kemakmuran bangsa. Sebuah pertanggung jawaban yang
tidak hanya tertera pada selembar kertas belaka, melainkan ada hubungan
vertikat (pemerintah dengan Tuhan) maupun horisontal (pemerintah dengan
investor). Maka dari itu implementasi dari konsep perekonomian berbasis
syari’ah harus selalu ditingkatkan dan dikembangkan guna terwujudnya
masyarakat yang sejahtera.
107
7. Bank Syari’ah Mandiri diharapkan meningkatkan profesionalismenya dengan
berlandaskan ketentuan syari’ah. Karena dua hal inilah yang melatar belakangi
investor lebih memilih BSM dibandingkan dengan agen yang lain. Disamping
itu BSM merupakan satu-satunya agen SBSN yang landasan operasinya sesuai
dengan syari’ah, sehingga kedepan mampu mengawal bank-bank syari’ah lain
untuk menjadi agen SBSN.
8. Diharapkan BSM lebih meningkatkan cervice quality terhadap kepuasan
nasabahnya, hal ini didasarkan atas penyebaran informasi yang positif akan
dilakukan oleh nasabah loyal, dan loyalitas nasabah di peroleh dari cervice
quality yang baik dari pihak BSM.
9. Diharapkan agar dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan risiko
investasi berbasis syari’ah serta pengenalan ragam atribut produk investasi
Islami baik berupa produk-produk yang tergoleng dalam pasar uang (money
market) maupun pasar modal (capital market), karena banyak hal yang dapat
digali seputar variabel yang diteliti sehingga akan memberikan masukan
sekaligus manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan demi perkembangan
sektor investasi berbasis syari’ah.
E. Penutup
Dengan mengucap al-hamdu lillahi rabbi al-‘âlamîn, akhirnya penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini, sehingga penulis bisa menyelesaikan
kewajiban sebagai mahasiswa untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S.1). Dengan bentuk, isi, maupun
sistematika yang masih belum sempurna, penyusun mengharapkan saran yang
108
arif dan kritik yang konstruktif guna penyempurnaan penulisan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi yang telah dibuat akan
membawa manfaat yang nyata untuk kita semua dalam rangka membangun
perekonomian berbasis syari’ah terutama instrument investasi dan
pengembangan layanan perbankan syari’ah sebagai pilar perekonomian
bangsa. Amin.
109
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an Al-Karim. Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur'an. Al-Qur'an dan Terjemahnya dengan transliterasi. Semarang: PT. Karya Toha Putra. 1998.
Azwar, Saifuddin. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. ed. 3. cet. 2. 2000.
Bank Syari’ah Mandiri. Laporan Tahunan BSM. Jakarta. 2008.
Brannen, Julia. Memadu Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. alih bahasa oleh Huktan Arfawie Kurde dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan IAIN Antasari. cet. 3. 2002.
Browsur BSM tentang sukuk SR 001 tahun 2008
El Yunusi, Rahman. Pengaruh Atribut Produk Islam. Komitmen Agama. Kualitas Jasa Dan Kepercayaan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Bank Syari’ah (Pada Bank Muamalat Kota Semarang). paper dipublikasikan pada acara The 9th Annual Conference on Islamic Studies (ACIS). Surakarta: 2-5 November 2009.
Engel, F. James, Roger D. Blackwell, dan Paul W. Miniard. Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara. 1994.
Fakhruddin, Hendy M.. Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta: Elex Medai Komputindo. 2008.
Fauziah, Nur dan Adistien Fatma Setyarini. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Yield Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri Perbankan Dan Industri Finansial). Jakarta: Jurnal Siasat Bisnis. No. 9. Vol. 2. 2004.
Ghoyatul Marom. hadis 361. juz.1.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2005.
____________. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP. 2001.
Gujarati, Damodar. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. 1995.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta. Andi. Offset. ed. 1. cet. 8. jilid 2. 2001.
Harnanto. Survai Minat Siswa SLTP Negeri dan Swasta Kecamatan Bantarkawung Kabupaten BrebesTerhadap Akstra Kulikuler Bola Voli Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi. Semarang: Unversitas Negeri Semarang. Fakultas Ilmu Keolahragaan. 2006.
110
Hartono. Pertimbangan Return Dan Risiko Dalam Keputusan Investasi. Surakarta. 2009. makalah disampaikan saat pengukuhan Prof. Dr. H. Hartono. M.S sebagai Guru Besar Universitas Sebelas Maret Surakarta 5 Maret 2009. makalah dapat di unduh pada web. http://pustaka.uns.ac.id/.
Hasbi, Teuku Muhammad Ash-Shiddieqy. Koleksi Hadis-hadis Hukum. Juz 7. Ed. 2. Cet. 3. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra. 2001.
http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/ 2009/ 02/ 15/ 265/ 195334/bank-mandiri-lampaui-target-penjualan-Sukuk-ritel-seri-SR001.htm. Data diambil tanggal 02 April 2009.
http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/ 2009/ 02/ 23/ 277/ 195334/ penjualan Sukuk bank syari’ah mandiri tembus 130. Data diambil tanggal 02.04.2009.
http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/02/23/277/195431/bank-mandiri-agen-Sukuk-paling-laris/bank-mandiri-agen-Sukuk-paling-laris. Data diambil tanggal 02 April 2009.
http://www.tempointeraktif.com/hg/topik/masalah/143. data diunduh tanggal 02 April 2009.
Husnan, Suad. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: AMP YKPN. ed. 3. cet. 3. 2003.
Iswardono. Uang dan Bank. Yogyakarta: BPFE. ed. 4. cet. 4. 1996.
Jogiyanto. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE. cet.1. 2004.
Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. ed. 3. cet. 13. 1994.
Kotler, Phillip. Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Pearson Education Asia Pte. Ltd. Dan PT Prenhlmlindo. 2000.
Kuncoro, Mudrajat. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: AMP YKPN. cet. 1. 2001.
Laporan Tim Studi Analisa Program Promosi dan Pengenalan Produk Pasar Modal dan Jasa Keuangan oleh Pelaku Industri Jasa Keuangan. Studi Analisa Program Promosi dan Pengenalan Produk Pasar Modal dan Jasa Keuangan oleh Pelaku Industri Jasa Keuangan. 2007
Lewis, Mervin K. dan Latifa M. Algaoud. Perbankan Syari’ah Prinsip. Praktik. dan Prospek. terjem. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. cet. 2. 2005.
Memorandum Informasi Sukuk Negara Ritel Seri SR 001 . Departemen Keuangan Republik Indonesia 2009.
Moeliono, Anton M. dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1999.
111
Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitain Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. ed. 4. cet. 2. 2002.
Muhaimin. Korelasi Minat Belajar Pendidikan Jasmani terhadap hasil Belajar Pendidikan Jasmani. Semarang: IKIP. 1994.
Muhamad. Dasar-dasar Keuangan Islami. Yogyakarta: Ekonisia. ed. 1. cet. 1. 2004.
Peraturan Pemerintah No.57 tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Prawiro, Radius. Pergulatan Indonesia Membangun Ekonomi Pragmatisme dalam Aksi. Jakarta: PT. Primamedia Pustaka. ed. Revisi. 2004.
Raharjo, Sapto. Panduan Investasi Obligasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. cet.4. 2004.
Rahman, Arif. Pilihan Investasi Paling Mak Nyuss. Yogyakarta: Media Pressindo. cet.1. 2009.
Redaksi Sinar Grafika. Undang-undang perbankan 1998 (Undang-undang nomor 10 tahun 1998). cet. 6. Jakarta: Sinar Grafika Offset. 2007.
Rismayanti, Fenty. “Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah padaPT Bank Syariah Mandiri Tbk Cabang Bandung”. Skripsi. FE UNPAD. 2005.
Santoso, Singgih. Statistik Multivariant. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2003.
Saparinah dkk. Psikologi Olahraga Buku Tuntunan. Jakarta: Depdikbud. 1982.
Sekaran, Uma. Research Methods For Business. 4th Ed. terjem. Kwan Men Yon. Metodologi Penelitian Untuk bisnis. Ed. 4. Buku. 2. Jakarta: Salemba Empat. 2006.
Setiaji. Bambang. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta: Program Pasca Sarjana UMS. 2004.
Setyowati, Eni dan Siti Fatimah NH. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Dalam Negeri Di Jawa Tengah Tahun 1980-2002. Surakarta: Jurnal Ekonomi Pembangunan. No. 1. Vol. 8. 2007
Shaleh, Abdul Rahman dan Muhbid Abdul Wahab. Psikologi suatu Pengantar dalam Perpektif Islam. Jakarta: Kencana. 2004.
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. Metodologi Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. ed. Revisi. 1989.
Sugiharto dkk. Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2003.
Sugiyono. Metodologi Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif. dan R&D). Bandung: Alfabeta. Cet.11. 2008.
112
Sulistiyowati, Firman. Pengaruh Kepuasan Gaji dan Kultur Organisasi Terhadap Persepsi Aparatur Pemerintah Daerah Tentang Tindak Korupsi. Jurnal JAAI. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Vol. 11. No. 1. 2007.
Suliyanto. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Ed. 1. 2006.
Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BAMUI. Takaful. dan Pasar Modal Syari’ah) di Indonesia. ed. revisi. cet. 4. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004.
Surat Pengumuman Hasil Penerbitan Sukuk Negara Ritel Seri SR 001 No. Peng-00162/BEI.PSU/02-2009. Departemen Keuangan Republik Inonesia.
Suwito, Arfian. Pengaruh Sikap Terhadap Merek dan Sikap Terhadap Iklan Pada Minat Beli Konsumen. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah. Fakultas Ekonomi. 2007.
Syahyuti. Review dari Sepuluh Penelitian Tentang Berbankan Syari’ah. 2005.. data dapat diperoleh pada web. www.undip.co.id
Tim Penulis DSN MUI. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Jakarta: PT. Intermasa. ed. 2. cet. 2. 2003.
Tirmidzi, Imam. Sunan At Tirmidzi. Maktabah Syamilah. Bairut.Juz 3. hadist 580. th.
Tupani, Dwi. Harga Sukuk ritel Naik Saat Dicatatkan. Jakarta: Media Indonesia. Kamis 26 Februari 2009. berita diperoleh melalui web http://www.mediaindonesia.com/.
Umar, Husein. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2002.
Undang-undang no. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah. pasal 20. ayat 1. poin e. pasal 24. ayat 1. poin b.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syari’ah Negara. pasal 1. ayat 1. 6. 7. 8. dan 9.
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. ed. 4. Yogyakarta: Andi Offset. 2004.
Warde, Ibrahim. Islamic Fiance In the Global Econimy. terjem. Andriyadi Ramli. Islamic Finance Keuangan Islam Dalam Perekonomian Global. cet. 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009.
Whiteringten, H. C. Psikologi Pendidikan. terjem. M. Buchari. Jakarta: Aksara Baru. 1982.
Widodo, Wahyudi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Obligasi Korporasi Di Indonesia. Skripsi. Bandar Lampung :Universitas Lampung. 2009.
Wijaya. Krisna dan Djoko Retnadi. Konsolidasi Perbankan Nasional: Dari Rekapitalisasi Menuju Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Jakarta: Masyarakat Profesional Madani. cet. 1. 2005.
113
DAFTAR INVESTOR SUKUK SR 001 BSM CABANG KUDUS 2009
NO KANCA NO PORSI NAMA INVESTOR BIN/BINTI JENIS KELAMIN ALAMAT
1 KCP KUDUS 1100127480 ELICH KUSUMAWATI SAIFUDDIN PR DEMAAN NO 89 RT 03/03
2 KCP KUDUS 1100084253 FAIDLUR ROHMAH H, ASYIQ PR JANGGALAN RT 02/02
3 KCP KUDUS 1100107479 AHMAD TURAIKHAN TASYRIFUDDIN LK TELUK WETAN RT 25/03 WELAHAN JEPARA
4 KCP KUDUS 1100119819 NUUR CHASANAH SUMARNO PR PERUM PURI BARU BLOK V/8
5 KCP KUDUS 1100118444 NUROCHIM SUKIARDI LK GROGOL KARANGTENGAH RT 04/02
6 KCP KUDUS 1100133382 UTAMI WAHYUNINGSIH ADIS MANSYUR PR CEPOGO RT
01/06
7 KCP KUDUS 1100143674 NURUDDIN SAMIN MOCH AMIN LK BANGSRI RT 03/06
8 KCP KUDUS 1100147677 KANDIDA RONJONG PR JOGOLOYO RT 02/03
9 KCP KUDUS 1100149354 MASRU'AH H, NURCHOLIS PR PEGANJARA RT 02/03
10 KCP KUDUS 1100149407 SUNTARI KOSNOSARMAN PR UNDAAN LOR RT 06/02
11 KCP KUDUS 1100150333 SOLEMAN ABDUR ROHMAN LK TANJUNG ANYAR
RT 08/02
12 KCP KUDUS 1100156105 DJUWENI MARDJUKI LK PANCING RT 07/01
13 KCP KUDUS 1100156860 MUNIATI MIRTODIHARJO PR KARANGBENER 04/05
14 KCP KUDUS 1100156453 SITI SUBAE'AH MASBIN PR GEMIRING KIDUL RT 04/01
15 KCP KUDUS 1100157327 NOOR FAIS BADRUN LK WERGU KULON NO 90 RT 04/04
16 KCP KUDUS 1100157346 SUKARJAN YATMO REJO LK GONDOSARI RT 09/07
17 KCP KUDUS 1100157392 MUHYIDIN H, KAMARI LK TERANGMAS RT 01/03
18 KCP KUDUS 1100159694 ABDUL BASIT SOFWAN LK DUSUN TOMPE RT 02/01
19 KCP KUDUS 1100161397 ZULAIKHA NUR HIKMAH H, ZUHDI PR MEJOBO RT 02/03
20 KCP KUDUS 1100161734 HANIK PRIHARTININGSIH MAJURI PR BANGO RT 04/01
21 KCP KUDUS 1100161937 HILAL HAIDAR SUKAIMI LK KALITENGAH RT 03/01
22 KCP KUDUS 1100161947 AHMAD SAID H, ABDUR ROHMAN LK WEDING BARAT
RT 03/08
23 KCP KUDUS 1100161952 NADHIRIN KASMURI LK KALITENGAH RT 04/01
24 KCP KUDUS 1100161954 ENDANG NURYATI MATSIRAT PR JL. NURCAHYA NO 86 RT 06/08
25 KCP KUDUS 1100162394 SUKARSIH H, AMAT SIKA PR HADIPOLO RT 06/01
114
26 KCP KUDUS 1100163349 SURANI MUZAM LK MEJOBO RT 10/03
27 KCP KUDUS 1100162593 SAPON, SPD KAHONO LK NGALURAN RT 01/07
28 KCP KUDUS 1100163851 AHMAD SUMARNO SUYOTO LK SAWALAN RT 09/07
29 KCP KUDUS 1100163904 ALI DZIKRI SYA'DULLAH LK PELEMKEREP RT 02/01
30 KCP KUDUS 1100164046 NASIKUN KASMUIN LK GEMIRING LOR RT 02/01
31 KCP KUDUS 1100164058 SRI MARDIYATI SUMARDI PR DUKUN RT 03/04
32 KCP KUDUS 1100164064 MUSYAYAROH SAMINGUN PR SUMBEREJO RT 01/01
33 KCP KUDUS 1100164336 MUSRINAH MATALI PR BANJARAN RT 03/05
34 KCP KUDUS 1100164610 SUKANDAR H, DACHWAN LK BAE RT 03/03 35 KCP KUDUS 1100164624 AHMAD SARIMUN LK PASIR RT 05/02
36 KCP KUDUS 1100165553 MUNI'AH DRA ABU HASAN PR KP BEGURON RT 03/03
37 KCP KUDUS 1100165562 ALAINA MAWADDAH M. MANSUR PR KP SAMPANGAN 2 RT 04/05
38 KCP KUDUS 1100165592 SRI MURWATI SATIBI PR KARANGBENER 05/07
39 KCP KUDUS 1100166145 SYAFAATUN H, MAHFIDZ PR TANJUNGREJO RT03/10
40 KCP KUDUS 1100166456 NAFI'AH SUMONO PR KAUMAN RT 05/02
41 KCP KUDUS 1100167084 HAMBALI AHMADI SUHUD LK UNDAAN LOR RT 01/04
42 KCP KUDUS 1100167678 HADI DADANG WIDYOHARTO
HERNING WIDODO LK NGEMBALREJO
RT 06/02 43 KCP KUDUS 1100167776 SUKARSIH NOOR ALI PR WATES RT 02/02
44 KCP KUDUS 1100168313 USWATUN CHASANAH H, MASKUB PR DAMARAN RT
02/02
45 KCP KUDUS 1100168340 MARYATI ABDULLAH ZAINI PR SINGOCANDI RT
03/05
46 KCP KUDUS 1100169907 MUHAMMAD YAHYA H, RUSDI SHOLEH LK PANJANG RT
04/01
115
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus III NgaliyanTelp/Fax. (024) 7601291 Semarang 50185
Hal : Permohonan Menjadi Responden
Kepada Yth. Bapak/ Ibu/ Sudara/i Investor Sukuk SR 001 pada Bank Syari’ah Mandiri Cabang Kudus Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan hormat. Kami yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Moch Chambali
Status : Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Sehubungan dengan rencana penyelesaian penelitian kami yang berjudul
“ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT
MASYARAKAT BERINVESTASI SUKUK MELALUI AGEN BANK SYARI’AH”
(Studi pada Sukuk Ritel seri SR 001 yang Dipasarkan Bank Syari’ah Mandiri Cabang
Kudus), kami memohon Bapak/ Ibu/ Sudara/ i berkenan untuk memberikan
tanggapan melalui pengisian kuesioner penelitian yang telah kami siapkan ini.
Agar penelitian ini dapat memberikan hasil yang maksimal serta
bermanfaat, maka dimohon Bapak/ Ibu/ Sudara/ i mengisi kuesioner ini dengan
sejujurnya (apa adanya) dan sampai dengan selesai.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami memberikan jaminan tentang
kerahasiaan responden dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.
Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerja samanya,
kami ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Peneliti
116
Moch Chambali
KUESIONER
PETUNJUK PENGISIAN 1. Pilihlah salah satu jawaban pada masing-masing pertanyaan berikut ini dengan
melingkari atau memberi tanda silang pada setiap jawaban 2. Pilihan tersebut hendaknya seobjektif mungkin sesuai dengan hati nurani anda. 3. Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal bila seluruh pertanyaan terjawab,
karena itu mohon diteliti kembali apakah semua pertanyaan sudah terjawab I. DATA RESPONDEN
1. Nama Responden : ………………………………………… 2. Jenis kelamin :
a. LK b. PR 3. Usia :
a. di bawah 17 tahun d. 36-45 tahun b. 17-25 tahun e. di atas 45 tahun c. 26-35 tahun
4. Pendidikan formal terakhir Anda : a. SD/Sederajat e. Diploma b. SMP/Sederajat f. Sarjana c. SMU/Sederajat g. Magister (S2) d. Doktoral (S3) h. Lain-lain : (sebutkan).....................
5. Pekerjaan Anda saat ini : a. Ibu Rumah Tangga d. Pegawai Negeri Sipil b. Wiraswasta e. Pegawai Swasta c. TNI/Polri f. Lain-lain : (sebutkan)......................
6. Rata-rata penghasilan yang Anda terima setiap bulannya : a. di bawah Rp 1.000.000 d. Rp 5.001.000-Rp 7.000.000 b. Rp 1.001.000-Rp 3.000.000 e. Rp 7.001.000-Rp 10.000.000 c. Rp 3.001.000-Rp 5.000.000 f. di atas Rp 10.000.000
7. Dari mana Anda memperoleh informasi mengenai Sukuk (Obligasi) SR 001: a. Keluarga/teman c. Brosur/pamflet/buku b. Media elektronik d. Lain-lain : (sebutkan)...............
8. Dari manakah Anda mengatahui Bank Syariah Mandiri menjual Sukuk (Obligasi) SR 001: a. Keluarga/teman c. Brosur/pamflet/buku b. Media elektronik d. Lain-lain : (sebutkan)...............
9. Berapa besar dana yang Anda investasikan untuk membeli Sukuk (Obligasi) SR 001 : a. Rp 5.000.000 d. Rp 40.000.000-Rp 75.000.000
117
b. Rp 10.000.000-Rp 15.000.000 e. >Rp 80.000.000 c. Rp 20.000.000-Rp 35.000.000
10. Faktor apa yang mempengaruhi Anda memilih Bank Syariah Mandiri sebagai tempat pembelian Sukuk (Obligasi) SR 001 :................................... ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
11. Bagaimana sikap anda menghadapi dunia investasi yang penuh risiko dan sering berubah-ubah: a. Berani mengambil risiko b. Ingin diperhatikan dan berani mengambil risiko c. Percaya pada diri sendiri dan lebih hati-hati terhadap risiko d. Berhati-hati dalam melangkah dan mendengarkan saran financial advisor e. Melihat situasi yang ada dalam mengambil risiko dan mendengarkan pendapat financial advisor.
II. RISIKO INVESTASI Bagaimana Anda menyikapi risiko yang melekat pada Sukuk (Obligasi) SR 001 sebagai media investasi
Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
NO. PERNYATAAN STS TS KS S SS 1. Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak terdapat
risiko gagal bayar
2. Harga Sukuk (Obligasi) SR 001 di pasar sekunder tetap stabil meskipun Suku bunga Bank Indonesia naik
3. Ketika harga dan kupon turun Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak akan diganti dengan Sukuk (Obligasi) yang baru
4. Biaya yang dikelurkan dalam investasi Sukuk (Obligasi) SR 001 lebih murah dibandingkan dengan yang lain
5. Ketika bunga deposito naik maka harga Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak akan turun
6. Pasar Sukuk (Obligasi) SR 001 likuid (cepat laku) ketika dijual
7. Hasil investasi Sukuk (Obligasi) SR 001 lebih besar dari inflasi yang ada
118
III. ATRIBUT PRODUK SLAMI
Sejauh mana variable atribut produk Islami ini mempengaruhi minat Anda dalam memutuskan untuk berinvestasi Sukuk (Obligasi) SR 001
Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
NO. PERNYATAAN STS TS KS S SS 1. Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak mengandung
unsur riba
2. Hasil investasi Sukuk (Obligasi) SR 001 merupakan imbalan dari sewa (halal)
3. Investasi Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak mengandung unsur ketidak pastian (Gharar)
4. Investasi Sukuk (Obligasi) SR 001 merupakan investasi berkeadilan dalam mendistribusikan kemakmuran bangsa
5. Transaksi investasi pada Sukuk (Obligasi) SR 001 dilakukan atas dasar ridho sama ridho.
6. Sistem operasional dari dana yang terkumpul dari Sukuk (Obligasi) SR 001 dijalankan sesuai dengan syari’ah
7. Investasi Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak menganduk kezaliman dan tidak dizalimi
II. MINAT MASYARAKAT
Seberapa besar minat Anda pada Sukuk (Obligasi) SR 001 sebagai media investasi Keterangan : SS = Sangat Setuju
S = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
NO. PERNYATAAN STS TS KS S SS
119
1. Saya aktif mencari informasi terbaru mengenai Sukuk (Obligasi) SR 001
2. Ketika terjadi masalah seputar Sukuk (Obligasi) SR 001, saya akan mengidentifikasi masalah-masalah tersebut
3. Saya akan melakukan analisis terhadap masalah dari Sukuk (Obligasi) SR 001
4. Saya sering membuat tabel investasi sebelum mengambil keputusan investasi
5. Saya sering berdiskusi mengenai Sukuk (Obligasi) SR 001
6. Saya menyediakan referensi mengenai Sukuk (Obligasi) SR 001
7. Ketika Sukuk (Obligasi) dikeluarkan lagi, saya akan membelinya
Descriptives
120
Descriptive Statistics
41 1 2 1,59 ,49941 2 4 3,32 ,65041 1 5 3,83 ,70441 1 6 3,29 1,30941 1 6 3,51 1,485
41 1 4 1,88 1,100
41 1 4 1,93 ,877
41 1 3 1,95 ,54541 1 5 2,15 1,21641 1 5 3,24 1,179
41 3 5 4,24 ,624
41 3 5 3,95 ,590
41 3 5 4,15 ,727
41 3 5 4,34 ,656
41 3 5 4,17 ,667
41 3 5 4,29 ,642
41 3 5 4,10 ,625
41 3 5 4,27 ,63341 3 5 4,29 ,64241 3 5 4,46 ,596
41 3 5 4,41 ,670
41 3 5 3,78 ,725
41 3 5 3,90 ,700
41 3 5 3,85 ,760
41 1 5 3,66 1,03941 1 5 3,83 ,97241 1 5 3,12 1,05341 2 5 3,90 ,94441 1 5 3,32 1,01141 2 5 3,39 ,97241 2 5 3,46 ,95141
Jenis KelaminUmur RespondenPendidikan RespondenPekerjaan RespondenPenghasilan RespondenPerolehan InformasiSukukSumber BSM MenjadiAgenBesarnya Investasi SukukFaktor memilih BSMSikap Terhadap RisikoTidak Ada Risiko GagalBayarHarga Stabil MeskipunBunga NaikTidak Dibeli Dg SukukBaru Meski TurunBiaya Investasi LebihMurahTidak Akan Turun MeskiDeposito NaikLikuid Ketika DijualHasil Lebih Besar DariInflasiTidak Ada RibaHasil Infestasi SewaTidak GhararBerkeadilan DalamDistribusi KemakmuranRidho Sama RidhoOperasional SesuaiSyari'ahTidak Zalim DanMenzalimiAktif Mencari InformasiIdentifikasi MasalahAnalisis MasalahMembuat Tabel InvestasiDiskusiMenyediakan ReferensiMembeli KembaliValid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
121
Frequency Table
122
Nama Responden
1 2,4 2,4 2,41 2,4 2,4 4,91 2,4 2,4 7,31 2,4 2,4 9,81 2,4 2,4 12,21 2,4 2,4 14,61 2,4 2,4 17,11 2,4 2,4 19,51 2,4 2,4 22,0
1 2,4 2,4 24,4
1 2,4 2,4 26,8
1 2,4 2,4 29,3
1 2,4 2,4 31,71 2,4 2,4 34,11 2,4 2,4 36,61 2,4 2,4 39,01 2,4 2,4 41,51 2,4 2,4 43,91 2,4 2,4 46,31 2,4 2,4 48,81 2,4 2,4 51,21 2,4 2,4 53,71 2,4 2,4 56,11 2,4 2,4 58,51 2,4 2,4 61,01 2,4 2,4 63,41 2,4 2,4 65,91 2,4 2,4 68,31 2,4 2,4 70,71 2,4 2,4 73,21 2,4 2,4 75,61 2,4 2,4 78,01 2,4 2,4 80,52 4,9 4,9 85,41 2,4 2,4 87,81 2,4 2,4 90,21 2,4 2,4 92,71 2,4 2,4 95,11 2,4 2,4 97,61 2,4 2,4 100,0
41 100,0 100,0
ABDUL BASITAHMADAHMAD SUMARNOAHMAD TURAIKHANALAINA MAWADDAHALI DZIKRIELICH KUSUMAWATIENDANG NURYATIFAIDLUR ROHMAHHADI DADANGWIDYOHARTOHAMBALI AHMADIHANIKPRIHARTININGSIHKANDIDAMARYATIMASRU'AHMUHAMMAD YAHYAMUHYIDINMUNI'AH DRAMUNIATIMUSRINAHMUSYAYAROHNAFI'AHNOOR FAISNUROCHIMNURUDDIN SMINNUUR CHASANAHSAPON, SPDSITI SUBAE'AHSOLEMANSRI MARDIYATISRI MURWATISUKANDARSUKARJANSUKARSIHSUNTARISURANISYAFAATUNUSWATUN CHASANAHUTAMI WAHYUNINGSIHZULAIKHA NUR HIKMAHTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
123
Jenis Kelamin
17 41,5 41,5 41,524 58,5 58,5 100,041 100,0 100,0
Laki-lakiPerempuanTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Umur Responden
4 9,8 9,8 9,820 48,8 48,8 58,517 41,5 41,5 100,041 100,0 100,0
17-25 Tahun26-35 Tahun36-45 TahunTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pendidikan Responden
1 2,4 2,4 2,41 2,4 2,4 4,95 12,2 12,2 17,1
31 75,6 75,6 92,73 7,3 7,3 100,0
41 100,0 100,0
SD/SederajatSMP/SederajatSMA/SederajatDiploma/SarjanaMegister/DoktorTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pekerjaan Responden
5 12,2 12,2 12,29 22,0 22,0 34,1
25 61,0 61,0 95,12 4,9 4,9 100,0
41 100,0 100,0
Ibu Rumah TanggaWiraswastaPNSLain-lainTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
124
Penghasilan Responden
2 4,9 4,9 4,9
10 24,4 24,4 29,3
11 26,8 26,8 56,1
7 17,1 17,1 73,2
5 12,2 12,2 85,4
6 14,6 14,6 100,041 100,0 100,0
< Rp 1.000.000Rp 1.001.000-Rp3.000.000Rp 3.001.000-Rp5.000.000Rp 5.001.000-Rp7.000.000Rp 7.001.000-Rp10.000.000> Rp 10.000.000Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Perolehan Informasi Sukuk
22 53,7 53,7 53,77 17,1 17,1 70,77 17,1 17,1 87,85 12,2 12,2 100,0
41 100,0 100,0
Keluarga/temanMedia elektronikBrosur/pamflet/bukulainnyaTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Sumber BSM Menjadi Agen
16 39,0 39,0 39,013 31,7 31,7 70,711 26,8 26,8 97,6
1 2,4 2,4 100,041 100,0 100,0
Keluarga/temanMedia elektronikBrosur/pamflet/bukulainnyaTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Besarnya Investasi Sukuk
7 17,1 17,1 17,1
29 70,7 70,7 87,8
5 12,2 12,2 100,0
41 100,0 100,0
Rp 5.000.000Rp 10.000.000-Rp15.000.000Rp 20.000.000-Rp35.000.000Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
125
Faktor memilih BSM
17 41,5 41,5 41,58 19,5 19,5 61,0
12 29,3 29,3 90,21 2,4 2,4 92,73 7,3 7,3 100,0
41 100,0 100,0
ProfesionalKepercayaanIslami/Syari'ahKeluargaLainnyaTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Sikap Terhadap Risiko
5 12,2 12,2 12,24 9,8 9,8 22,0
13 31,7 31,7 53,7
14 34,1 34,1 87,8
5 12,2 12,2 100,0
41 100,0 100,0
Berani mengambil risikoBerani dan diperhatikanPercaya diri dan hati-hatiHati-hati dan percayapakarSikon danmendengarkan pakarTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Tidak Ada Risiko Gagal Bayar
4 9,8 9,8 9,823 56,1 56,1 65,914 34,1 34,1 100,041 100,0 100,0
Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Harga Stabil Meskipun Bunga Naik
8 19,5 19,5 19,527 65,9 65,9 85,4
6 14,6 14,6 100,041 100,0 100,0
Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Tidak Dibeli Dg Sukuk Baru Meski Turun
8 19,5 19,5 19,519 46,3 46,3 65,914 34,1 34,1 100,041 100,0 100,0
Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
126
Biaya Investasi Lebih Murah
4 9,8 9,8 9,819 46,3 46,3 56,118 43,9 43,9 100,041 100,0 100,0
Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Tidak Akan Turun Meski Deposito Naik
6 14,6 14,6 14,622 53,7 53,7 68,313 31,7 31,7 100,041 100,0 100,0
Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Likuid Ketika Dijual
4 9,8 9,8 9,821 51,2 51,2 61,016 39,0 39,0 100,041 100,0 100,0
Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Hasil Lebih Besar Dari Inflasi
6 14,6 14,6 14,625 61,0 61,0 75,610 24,4 24,4 100,041 100,0 100,0
Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Tidak Ada Riba
4 9,8 9,8 9,822 53,7 53,7 63,415 36,6 36,6 100,041 100,0 100,0
Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
127
Hasil Infestasi Sewa
4 9,8 9,8 9,821 51,2 51,2 61,016 39,0 39,0 100,041 100,0 100,0
Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Tidak Gharar
2 4,9 4,9 4,918 43,9 43,9 48,821 51,2 51,2 100,041 100,0 100,0
Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran
4 9,8 9,8 9,816 39,0 39,0 48,821 51,2 51,2 100,041 100,0 100,0
Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Ridho Sama Ridho
16 39,0 39,0 39,018 43,9 43,9 82,9
7 17,1 17,1 100,041 100,0 100,0
Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Operasional Sesuai Syari'ah
12 29,3 29,3 29,321 51,2 51,2 80,5
8 19,5 19,5 100,041 100,0 100,0
Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
128
Tidak Zalim Dan Menzalimi
15 36,6 36,6 36,617 41,5 41,5 78,0
9 22,0 22,0 100,041 100,0 100,0
Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Aktif Mencari Informasi
1 2,4 2,4 2,45 12,2 12,2 14,6
10 24,4 24,4 39,016 39,0 39,0 78,0
9 22,0 22,0 100,041 100,0 100,0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Identifikasi Masalah
1 2,4 2,4 2,43 7,3 7,3 9,88 19,5 19,5 29,3
19 46,3 46,3 75,610 24,4 24,4 100,041 100,0 100,0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Analisis Masalah
2 4,9 4,9 4,910 24,4 24,4 29,314 34,1 34,1 63,411 26,8 26,8 90,2
4 9,8 9,8 100,041 100,0 100,0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Membuat Tabel Investasi
5 12,2 12,2 12,25 12,2 12,2 24,4
20 48,8 48,8 73,211 26,8 26,8 100,041 100,0 100,0
Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
129
Diskusi
1 2,4 2,4 2,48 19,5 19,5 22,0
14 34,1 34,1 56,113 31,7 31,7 87,8
5 12,2 12,2 100,041 100,0 100,0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Menyediakan Referensi
9 22,0 22,0 22,012 29,3 29,3 51,215 36,6 36,6 87,8
5 12,2 12,2 100,041 100,0 100,0
Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Membeli Kembali
8 19,5 19,5 19,511 26,8 26,8 46,317 41,5 41,5 87,8
5 12,2 12,2 100,041 100,0 100,0
Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
130
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted X1_1 25,0000 7,3000 ,4747 ,7802 X1_2 25,2927 7,2622 ,5285 ,7712 X1_3 25,0976 6,4402 ,6292 ,7501 X1_4 24,9024 6,9902 ,5385 ,7687 X1_5 25,0732 7,0695 ,5001 ,7761 X1_6 24,9512 7,0976 ,5201 ,7722 X1_7 25,1463 7,2280 ,4974 ,7762 Reliability Coefficients N of Cases = 41,0 N of Items = 7 Alpha = ,7971
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted X2_1 24,7073 8,6122 ,5140 ,8085 X2_2 24,6829 8,0220 ,6847 ,7813 X2_3 24,5122 8,4061 ,6263 ,7923 X2_4 24,5610 8,0524 ,6373 ,7884 X2_5 25,1951 8,8110 ,3689 ,8343 X2_6 25,0732 8,6695 ,4280 ,8234 X2_7 25,1220 7,2598 ,7534 ,7648 Reliability Coefficients
131
N of Cases = 41,0 N of Items = 7 Alpha = ,8238
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted Y1 21,0244 14,3744 ,7063 ,7145 Y2 20,8537 16,4780 ,4560 ,7666 Y3 21,5610 15,6024 ,5179 ,7549 Y4 20,7805 17,0756 ,3919 ,7779 Y5 21,3659 15,8878 ,5103 ,7563 Y6 21,2927 15,7622 ,5595 ,7468 Y7 21,2195 16,8256 ,4218 ,7727 Reliability Coefficients N of Cases = 41,0 N of Items = 7 Alpha = ,7839
132
Factor Analysis KMO and Bartlett's Test
,773
75,25321
,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-SquaredfSig.
Bartlett's Test ofSphericity
Communalities
1,000 ,470
1,000 ,669
1,000 ,703
1,000 ,477
1,000 ,672
1,000 ,739
1,000 ,571
Tidak Ada RisikoGagal BayarHarga StabilMeskipun Bunga NaikTidak Dibeli Dg SukukBaru Meski TurunBiaya Investasi LebihMurahTidak Akan TurunMeski Deposito NaikLikuid Ketika DijualHasil Lebih BesarDari Inflasi
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis. Total Variance Explained
3,163 45,181 45,181 3,163 45,181 45,181 2,2931,137 16,247 61,428 1,137 16,247 61,428 2,007
,824 11,765 73,193,637 9,105 82,298,490 7,006 89,304,386 5,515 94,819,363 5,181 100,000
Component1234567
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % TotalInitial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis.
133
Component Matrixa
,617 ,299
,678 -,457
,771 -,329
,685 -,088
,640 ,512
,656 ,555
,647 -,390
Tidak Ada RisikoGagal BayarHarga StabilMeskipun Bunga NaikTidak Dibeli Dg SukukBaru Meski TurunBiaya Investasi LebihMurahTidak Akan TurunMeski Deposito NaikLikuid Ketika DijualHasil Lebih BesarDari Inflasi
1 2Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.2 components extracted.a.
Rotated Component Matrixa
,270 ,630,812 ,099,798 ,257,575 ,382,148 ,806,132 ,850,744 ,130
Tidak Ada Risiko Gagal BayarHarga Stabil Meskipun Bunga NaikTidak Dibeli Dg Sukuk Baru Meski TurunBiaya Investasi Lebih MurahTidak Akan Turun Meski Deposito NaikLikuid Ketika DijualHasil Lebih Besar Dari Inflasi
1 2Component
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization.
Rotation converged in 3 iterations.a.
Component Transformation Matrix
,755 ,655-,655 ,755
Component12
1 2
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization.
KMO and Bartlett's Test
,754
112,97721
,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-SquaredfSig.
Bartlett's Test ofSphericity
134
Communalities
1,000 ,7051,000 ,6531,000 ,6961,000 ,6841,000 ,4961,000 ,6121,000 ,830
Tidak Ada RibaHasil Infestasi SewaTidak GhararBerkeadilan Dalam Distribusi KemakmuranRidho Sama RidhoOperasional Sesuai Syari'ahTidak Zalim Dan Menzalimi
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
3,519 50,270 50,270 3,519 50,270 50,270 2,6931,157 16,522 66,792 1,157 16,522 66,792 1,983
,862 12,319 79,111,618 8,830 87,941,340 4,857 92,798,273 3,893 96,692,232 3,308 100,000
Component1234567
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % TotalInitial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
,686 -,484,803 -,093,769 -,323
,776 -,286
,483 ,513
,550 ,556
,821 ,395
Tidak Ada RibaHasil Infestasi SewaTidak GhararBerkeadilan DalamDistribusi KemakmuranRidho Sama RidhoOperasional SesuaiSyari'ahTidak Zalim DanMenzalimi
1 2Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.2 components extracted.a.
135
Rotated Component Matrixa
,839 ,016,703 ,400,811 ,194,795 ,228,086 ,699,114 ,774,429 ,804
Tidak Ada RibaHasil Infestasi SewaTidak GhararBerkeadilan Dalam Distribusi KemakmuranRidho Sama RidhoOperasional Sesuai Syari'ahTidak Zalim Dan Menzalimi
1 2Component
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization.
Rotation converged in 3 iterations.a.
Component Transformation Matrix
,806 ,591-,591 ,806
Component12
1 2
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization.
KMO and Bartlett's Test
,638
100,39521
,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-SquaredfSig.
Bartlett's Test ofSphericity
Communalities
1,000 ,7831,000 ,4721,000 ,5921,000 ,5701,000 ,5751,000 ,8501,000 ,668
Aktif Mencari InformasiIdentifikasi MasalahAnalisis MasalahMembuat Tabel InvestasiDiskusiMenyediakan ReferensiMembeli Kembali
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
136
Total Variance Explained
3,077 43,954 43,954 3,077 43,954 43,954 2,3561,434 20,485 64,438 1,434 20,485 64,438 2,154
,822 11,740 76,178,727 10,385 86,563,471 6,736 93,299,282 4,036 97,334,187 2,666 100,000
Component1234567
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % TotalInitial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
,821 ,331,618 ,300,673 ,374,537 ,531,667 -,360,703 -,596,583 -,573
Aktif Mencari InformasiIdentifikasi MasalahAnalisis MasalahMembuat Tabel InvestasiDiskusiMenyediakan ReferensiMembeli Kembali
1 2Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.2 components extracted.a.
Rotated Component Matrixa
,834 ,295,662 ,185,752 ,165,754 -,042,262 ,711,132 ,913,058 ,815
Aktif Mencari InformasiIdentifikasi MasalahAnalisis MasalahMembuat Tabel InvestasiDiskusiMenyediakan ReferensiMembeli Kembali
1 2Component
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization.
Rotation converged in 3 iterations.a.
Component Transformation Matrix
,749 ,662,662 -,749
Component12
1 2
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization.
137
138
Regression Variables Entered/Removedb
XXX_2,XXX_1
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: YYYb.
Model Summaryb
,703a ,494 ,468 ,521 ,494 18,576 2 38 ,000 2,304Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change StatisticsDurbin-W
atson
Predictors: (Constant), XXX_2, XXX_1a.
Dependent Variable: YYYb.
ANOVAb
10,086 2 5,043 18,576 ,000a
10,316 38 ,27120,402 40
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), XXX_2, XXX_1a.
Dependent Variable: YYYb.
Coefficientsa
-1,823 ,919 -1,984 ,055,412 ,147 ,323 2,804 ,008 1,000 1,000,879 ,163 ,623 5,401 ,000 1,000 1,000
(Constant)XXX_1XXX_2
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: YYYa.
Collinearity Diagnosticsa
2,979 1,000 ,00 ,00 ,00,016 13,850 ,00 ,56 ,44,005 23,910 1,00 ,43 ,56
Dimension123
Model1
EigenvalueCondition
Index (Constant) XXX_1 XXX_2Variance Proportions
Dependent Variable: YYYa.
139
Casewise Diagnosticsa
3,234 5Case Number31
Std. Residual YYY
Dependent Variable: YYYa.
Residuals Statisticsa
2,46 4,63 3,55 ,502 41-2,162 2,159 ,000 1,000 41
,090 ,213 ,136 ,036 41
2,28 4,57 3,54 ,510 41-1,31 1,69 ,00 ,508 41
-2,523 3,234 ,000 ,975 41-2,665 3,416 ,005 1,024 41
-1,47 1,88 ,01 ,562 41-2,917 4,050 ,018 1,104 41
,219 5,735 1,951 1,547 41,000 ,450 ,036 ,090 41,005 ,143 ,049 ,039 41
Predicted ValueStd. Predicted ValueStandard Error ofPredicted ValueAdjusted Predicted ValueResidualStd. ResidualStud. ResidualDeleted ResidualStud. Deleted ResidualMahal. DistanceCook's DistanceCentered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: YYYa.
Charts
Regression Standardized Residual
3,002,50
2,001,50
1,00,50
0,00-,50
-1,00-1,50
-2,00-2,50
Histogram
Dependent Variable: YYY
Freq
uenc
y
14
12
10
8
6
4
2
0
Std. Dev = ,97 Mean = 0,00
N = 41,00
140
Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual
Dependent Variable: YYY
Observed Cum Prob
1,0,8,5,30,0
Expe
cted
Cum
Pro
b
1,0
,8
,5
,3
0,0
Scatterplot
Dependent Variable: YYY
Regression Standardized Predicted Value
3210-1-2-3
Reg
ress
ion
Stud
entiz
ed R
esid
ual
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
141
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Moch Chambali Nim : 062411018 Jurusan : Ekonomi Islam Fakultas : Syari’ah TTL : Kudus, 15 April 1985 Alamat : Jetis 02/05 Kaliwungu Kudus Pendidikan Formal
1. MI. Miftahul Ma’arif Kudus Lulus Tahun 1997 2. MI. Qudsiyyah Kudus Lulus Tahun 2000 3. MTs. Qudsiyyah Kudus Lulus Tahun 2003 4. MA Qudsiyyah Kudus Lulus Tahun 2006 5. IAIN Walisongo Semarang -sampai sekarang.
Pendidikan Nonformal
1. Ponpes Dar Al Furqon 1997-2003 2. Sekolah Diniyyah Hidayatul Mubtadi’ian 1995
Pengalaman Organisasi
1. Kepala Divisi Advertising dan Distribusi Jurnal Justisia Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo 2007-2009
2. Ketua eL_KEI (Lingkar Kajian Ekonomi Islam) Fakultas Syari’ah 2008-2009
3. Ketua Panitai OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan) BEM IAIN Walisongo 2007-2008.
Prestasi Semasa Kuliah
1. Peneliti Mahasiswa Tingkat Regional yang diselenggarakan PPIM (Program Penelitian Inovatif Mahasiswa) oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah 2008.
2. Peneliti Mahasiswa Tingkat Nasional program PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) oleh DP2M Dikti Departemen Pendidikan RI 2009.
3. Workshop Kewirausahaan Tingkat Regional PPIM (Program Penelitian Inovatif Mahasiswa) oleh Dinas Pendidikan Jawa Tengah 2010.
Semarang, 14 September 2010 Hormat Kami
Moch Chambali NIM: 062411018
142