analisis kelayakan usaha pertanian terpadu … · aspek pasar, teknis, ... usaha di pt wirayasa...

97
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU KAMBING PERANAKAN ETAWA– PADI SEMI ORGANIK (Studi kasus: PT Wirayasa Mandiri, Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat) EUIS INTAN ANOVANI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: nguyenquynh

Post on 02-Mar-2019

333 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

16  

Dra. Yusalina, M.Si

NIP. 19650115 199003 2 001

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU KAMBING PERANAKAN ETAWA– PADI SEMI ORGANIK

(Studi kasus: PT Wirayasa Mandiri, Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat)

 

EUIS INTAN ANOVANI

 

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013 

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

17  

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

18  

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis

Kelayakan Usaha Pertanian Terpadu Kambing Peranakan Etawa–Padi Semi Organik (Studi Kasus: PT Wirayasa Mandiri, Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat)” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2013

Euis Intan Anovani H34090051

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

19  

ABSTRAK

EUIS INTAN ANOVANI. Analisis Kelayakan Usaha Pertanian Terpadu Kambing Peranakan Etawa - Padi Semi Organik (Studi kasus: PT Wirayasa Mandiri, Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat) . Dibimbing oleh YUSALINA.

Kambing merupakan hewan ternak dengan produktivitas kedua tertinggi di Indonesia. Menurut hasil produksinya, kambing terbagi menjadi kambing pedaging dan kambing perah. PT Wirayasa Mandiri adalah salah satu perusahaan yang membudidayakan kambing dwiguna dengan jenis Peranakan Etawa dengan konsep pertanian terpadu. Selain memproduki susu kambing, PT Wirayasa Mandiri juga memanfaatkan limbah kotoran kambing sebagai pupuk dan pestisida organik bagi usaha budidaya padi semi organik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kelayakan usaha melalui analisis aspek finansial dan aspek non finansial pada usaha peternakan kambing perah dan usaha padi semi organik dengan menggunakan tiga skenario. Aspek non finansial yang digunakan meliputi aspek pasar, teknis, hukum dan manajemen, sosialekonomi dan budaya, serta aspek lingkungan. Berdasarkan perhitungan kriteria investasi, usaha pertanian terpadu (skenario III) dengan sistem panen padi semi organik menggunakan mesin adalah usaha dengan nilai kriteria investasi tertinggi, yaitu nilai NPV sebesar (Rp796 376 365), Net B/C (3.06), IRR (47.96 persen), dan Payback Period (3 tahun 4 bulan). Sementara dari hasil analisis nilai pengganti menunjukan bahwa kenaikan harga pakan konsentrat pada skenario III adalah yang paling sensitif dengan batas nilai maksimum kenaikan harga sebesar 4.27 persen.

Kata kunci: Analisis kelayakan, kambing, padi semi organik, pertanian terpadu

ABSTRACT

EUIS INTAN ANOVANI. Feasibility Analysis of Integrated Agriculture Between Etawa Crossbreed Goat – Semi Organic Paddy (Case Study : PT Wirayasa Mandiri, Wanasari Village, Bangodua District, Indramayu Regency, West Java). Supervised by YUSALINA.

Goat is the cattle with second highest productivity in Indonesia. Based on its productivity, goat is divided into beef goat and diary goat. PT Wirayasa Mandiri is the one of company that is breeding and growing double purpose diary goat resulted by excellent species of Etawa Crossbreed goat with integrated agriculture. Instead to produce goat milk, PT Wirayasa Mandiri also utilize waste resulted from the cattle as organic fertilizer and pesticide for semi organic paddy plantation. The aims of this research are understanding the feasibility of business by financial and non financial aspect analysis in husbandary of diary goat and semy organic paddy plantation with three scenarios. Non financial aspect which are used in this research are market aspect, tecnical, law and management, socio-economic and culture, and also environment aspect. Based on value of investment criteria, integrated farming (scenario III) with harvest system by machine get the highest value of investment criteria, which are NPV (Rp796 376 365), Net B/C

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

20  

(3.06), IRR (47.96 percent), and Payback Period (3 years and 4 months). Based on switching value analysis, increasing of feed price on scenario III is most sensitive with maximum limit of increasing value that is 4.27 percent.

Key words : Feasibility analysis, goat, integrated agriculture, semi organic paddy

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

21  

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

22  

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU

KAMBING PERANAKAN ETAWA – PADI SEMI ORGANIK (Studi kasus: PT Wirayasa Mandiri, Desa Wanasari,

Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat)

EUIS INTAN ANOVANI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

23  

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

24  

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Pertanian Terpadu Kambing Peranakan Etawa-Padi Semi Organik (Studi Kasus: PT Wirayasa Mandiri, Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat)

Nama : Euis Intan Anovani NIM : H34090051

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Dra Yusalina, MSi Pembimbing

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

25  

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

26  

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Pertanian Terpadu Kambing Etawa-Padi Semi Organik (Studi Kasus: PT Wirayasa Mandiri, Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat)”. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 sampai April 2013 dan bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non finansial.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dra Yusalina, MSi selaku pembimbing skripsi. Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Ir Burhanuddin, MM selaku penguji sidang utama dan kepada Ibu Ir Narni Farmayanti, MSc selaku penguji sidang dari Komisi Pendidikan atas saran yang telah diberikan. Disamping itu, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Casmita, Bapak Hendra, dan Bapak Darwan yang telah membantu dalam proses penelitian dan pengumpulan data. Selain itu, terima kasih penulis sampaikan kepada ayah, ibu, Adik dan Kakak tercinta Muhammad Baihaqi Aseptian dan Andri Yuhan Cahyana atas doa, motivasi, perjuangan, kasih sayang, dan semangat yang telah diberikan. Kepada para sahabat yang telah banyak memberikan motivasi selama ini, Mila, Rina, Dina, Nudhar, keluarga wisma cantik, seluruh sahabat Agribisnis 46, keluarga FORMASI FEM IBP, serta kepada seluruh inspirator dan orang-orang luar biasa yang saya jumpai di kampus IPB tercinta, terimakasih atas energi positif dan ilmu yang telah diberikan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013

Euis Intan Anovani

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

27  

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN

xiv xiv xiv 1

Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 7 Manfaat Penelitian 7

TINJAUAN PUSTAKA 8

Pengertian dan Konsep Sistem Pertanian Terpadu 8 Manfaat Pertanian Terpadu Tanaman-Ternak 9

Kambing Perah PE 9 Manajemen Budidaya Kambing PE 10

Budidaya Padi 11 Kajian Tentang Studi Kelayakan Bisnis 12

KERANGKA PEMIKIRAN 14

Kerangka Pemikiran Teoritis 14 Studi Kelayakan Proyek 14 Aspek-Aspek Analisis Kelayakan Analisis Aspek Studi Kelayakan

14 15

Analisis Nilai Pengganti (Switching Value Analysis) 17 Kerangka Pemikiran Operasional 17

METODE PENELITIAN 20

Lokasi dan Waktu Penelitian 20 Jenis dan Sumber Data 20 Metode Penentuan Responden 20 Metode Pengolahan Data 20 Analisis Aspek Finansial 22 Analisis Nilai Pengganti (Switching Value Analysis) 24 Asumsi Dasar 24

GAMBARAN UMUM 26

Deskripsi Lokasi Penelitian 26 Keragaan Usaha Peternakan Kambing Perah dan Padi Semi Organik 27

Profil Singkat Perusahaan 27 Struktur Organisasi 29 Kebutuhan Tenaga Kerja 30 Jenis dan Perkembangan Usaha 32 Pengadaan Bahan Baku 32 Lay Out 34 Pemasaran 36

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

28  

ANALISIS ASPEK NON FINANSIAL 38

Aspek Pasar 38 Permintaan 38 Penawaran 39 Analisis Pesaing Pasar 39 Hasil Analisis Aspek Pasar 40

AspekTeknis 40 Lokasi Produksi 40 Proses Produksi 42 Teknologi 44 Keterampilan 45

Aspek Manajemen dan Hukum 46 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya 47 Aspek Lingkungan 47

ANALISIS ASPEK FINANSIAL 48

Penerimaan Usaha PT Wirayasa Mandiri 48 Penerimaan Usaha Peternakan Kambing Perah PE 48 Penerimaan Usaha Budidaya Padi Semi Organik 50

Biaya Usaha PT Wirayasa Mandiri 50 Biaya Usaha Peternakan Kambing Perah PE 50 Biaya Usaha Budidaya Padi Semi Organik 51

Analisis Laba Rugi 52 Analisis Kelayakan Finansial 52 Analisis Nilai Pengganti (Switching Value Analysis) 54

SIMPULAN DAN SARAN 56

Simpulan 56 Saran 57

DAFTAR PUSTAKA 57 LAMPIRAN 60

 

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

29  

DAFTAR TABEL 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Tahun

2009-2011 2. Data Produksi, Ekspor, dan Impor Daging dan Susu Tahun 2010-2012 3. Jumlah Penduduk Desa Wanasari Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2011 4. Rincian Waktu dan Kegiatan Pekerja Kandang 5. Kriteria Kelayakan Investasi Usaha PT Wirayasa Mandiri Skenario I

dan Skenario II 6. Kriteria Kelayakan Investasi Usaha PT Wirayasa Mandiri Skenario III 7. Analisis Switching Value Skenario I dan III PT Wirayasa Mandiri 8. Analisis Switching Value Skenario II PT Wirayasa Mandiri

1 2 27 46 52

53 55 56

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran Operasional Usaha Pertanian Terpadu PT Wirayasa Mandiri

2. Kambing Peranakan Etawa (PE) PT Wirayasa Mandiri Tahun 2013 3. Lahan Padi Semi Organik PT Wirayasa Mandiri Tahun 2013 4. Bagan Struktur Organisasi PT Wirayasa Mandiri Tahun 2013 5. Bibit Kambing Peranakan Etawa PT Wirayasa Mandiri Tahun 2013 6. Pakan Konsentrat dan Lahan Pakan Hijauan Peternakan PT Wirayasa

Mandiri Tahun 2013 7. Lay Out Peternakan PT Wirayasa Mandiri Tahun 2013 8. Kandang Kambing PE PT Wirayasa Mandiri Tahun 2013 9. Tempat Penyimpanan Pupuk Organik Peternakan PT Wirayasa

Mandiri Tahun 2013

19

27 28 29 33 33

34 35 35

DAFTAR LAMPIRAN

1. Cashflow perkembangan usaha peternakan kambing PE PT Wirayasa Mandiri (Skenario I)

2. Cashflow perkembangan usaha budidaya padi semi organik (Skenario II) sistem panen borongan PT Wirayasa Mandiri

3. Cashflow perkembangan usaha budidaya padi semi organik (Skenario II) sistem panen dengan mesin PT Wirayasa Mandiri

4. Cashflow perkembangan usaha peternakan terintegrasi (Skenario III) sistem panen borongan PT Wirayasa Mandiri

5. Cashflow perkembangan usaha peternakan terintegrasi (Skenario III) sistem panen dengan mesin PT Wirayasa Mandiri

6. Estimasi perkembangan jumlah ternak PT Wirayasa Mandiri 7. Estimasi penerimaan usaha peternakanPT Wirayasa Mandiri 8. Biaya investasi dan penyusutan usaha peternakan kambing PE PT

Wirayasa Mandiri 9. Biaya tetap usaha peternakan kambing PE PT Wirayasa Mandiri 10. Biaya variabel usaha peternakan kambing PE PT Wirayasa Mandiri

60

62

63

64

67

70 70 71

72 72

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

30  

11. Penerimaan usaha padi semi organik sistem panen borongan PT Wirayasa Mandiri

12. Penerimaan usaha padi semi organik sistem panen dengan mesin PT Wirayasa Mandiri

13. Biaya tetap usaha padi semi organik PT Wirayasa Mandiri 14. Biaya investasi dan penyusutan usaha padi semi organik PT Wirayasa

Mandiri 15. Biaya variabel usaha padi semi organik sistem panen borongan PT

Wirayasa Mandiri 16. Biaya variabel usaha padi semi organik sistem panen borongan PT

Wirayasa Mandiri 17. Laporan laba rugi usaha peternakan kambing PE PT Wirayasa

Mandiri 18. Laporan laba rugi usaha padi semi organik sistem panen borongan

PT Wirayasa Mandiri 19. Laporan laba rugi usaha padi semi organik sistem panen dengan

mesin PT Wirayasa Mandiri 20. Laporan laba rugi usaha peternakan terintegrasi (Skenario III) sistem

panen borongan PT Wirayasa Mandiri 21. Laporan laba rugi usaha peternakan terintegrasi (Skenario III) sistem

panen dengan mesin PT Wirayasa Mandiri

73

73

73 73

74

74

75

77

78

79

81

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

1  

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi pertanian yang besar, baik dari sektor perkebunan, perikanan, dan peternakan. Berdasarkan data Rancangan Rencana Strategis Kementerian Pertanian (2010) Indonesia memiliki potensi sebagai produsen utama dunia beberapa komoditas pertanian, antara lain produsen nomor satu sawit, urutan ketiga produsen karet dan beras dunia, urutan keempat produsen kakao dan kopi, serta memiliki biodiversity nomor dua terkaya di dunia setelah Brazil. Akan tetapi, potensi pertanian tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat.

Pangan merupakan produk yang dihasilkan dari sektor pertanian. Pangan memiliki peranan penting dalam kehidupan makhluk hidup khususnya manusia, yaitu sebagai sumber pemenuhan gizi contohnya kebutuhan protein dan karbohidrat. Sumber pangan karbohidrat dapat diperoleh dari beras, sementara sumber pangan protein dapat diperoleh dari daging dan susu yang merupakan produk dari hewan ternak. Pemerintah telah melakukan berbagai usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat tersebut, diantaranya adalah melalui program Revolusi Hijau, program Panca Usahatani, dan program yang saat ini sedang diupayakan yaitu Swasembada Daging Sapi tahun 2014. Desakan yang membuat pemerintah melakukan pola pembangunan pertanian secara konvensional melalui pengembangan program-program yang lebih memfokuskan pada ekstensifikasi pertanian adalah akibat jumlah penduduk yang semakin banyak serta keinginan untuk mengatasi masalah kemiskinan (Antara 2006).

Laju pertumbuhan penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1.49 persen setiap tahunnya (BPS 2010). Peningkatan jumlah penduduk Indonesia ini telah mendorong terjadinya peningkatan permintaan terhadap kebutuhan pangan seperti beras, daging, maupun susu. Jumlah kebutuhan pangan berupa beras, daging, dan susu semakin tahun semakin meningkat. Tabel 1 merupakan data perkembangan luas panen, produktivitas, dan produksi padi pada tahun 2009-2011.

Tabel 1 Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Tahun

2009-2011

No Uraian 2009 2010 2011 Perkembangan (%)

1. Luas Panen (ha) 12 883 576 13 253 450 13 201 316 -0.392. Produktivitas (kw/ha) 49.99 50.15 49.80 -0.73. Produksi (ton) 64 398 890 66 469 394 65 740 946 -1.10

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2012

Berdasarkan data luas panen, produktivitas, dan produksi padi pada Tabel 1, Indonesia telah mampu memproduksi padi dengan jumlah yang cukup besar. Akan tetapi, pada tahun 2011 produksi padi Indonesia mengalami penurunan. Salah satu penyebab terjadinya penurunan produksi beras adalah berkurangnya

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

2  

lahan produksi padi di Indonesia. Selain menggunakan hasil produksi padi dalam negeri, Indonesia juga masih melakukan impor beras dari negara lain. Impor beras dilakukan untuk menjamin ketahanan pangan dalam negeri. Ketahanan pangan dicirikan oleh ketersediaan pangan yang cukup untuk seluruh penduduk, yang dapat diperoleh dari produksi dalam negeri atau daerah, ditambah dengan cadangan dan impor bila diperlukan (Nainggolan 2009).

Sementara jumlah produksi sumber protein berupa daging dan susu di Indonesia relatif mengalami fluktuasi, sedangkan impor daging dan susu terus meningkat setiap tahunnya. Tabel 2 menunjukkan data produksi dan impor daging dan susu di Indonesia dari tahun 2009 hingga 2012.

Tabel 2 Data Produksi, Ekspor, dan Impor Daging dan Susu Tahun 2010-2012 No Uraian 2010 2011 2012 1. Produksi daging (ton) 2 366 200 2 554 200 2 690 900 2. Produksi susu (ton) 909 500 974 700 1 017 900 3. Ekspor daging (kg) 735 745 537 374 324 434 4. Ekspor susu (kg) 21 808 912 15 731 309 25 074 666 5. Impor daging (kg) 141 875 751 104 828 343 26 348 186 6. Impor susu(kg) 182 083 534 201 898 782 178 834 879

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2012

Saat ini daging dan susu menjadi salah satu sumber pangan yang mengandung protein dan dibutuhkan bagi pemenuhan gizi manusia. Produksi daging dan susu dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, sehingga pemerintah masih harus mengimpor daging dan susu dari negara lain. Menurut data Direktorat Jenderal PKH (2012) produksi daging dan susu relatif mengalami peningkatan setiap tahun. Akan tetapi Indonesia masih harus mengimpor daging dan susu dari negara lain, walaupun pemerintah sudah berupaya mengurangi impor terhadap kedua produk peternakan tersebut.

Ada beberapa kendala yang menyebabkan produksi pertanian Indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan pangan nasional sehingga masih tergantung terhadap impor, diantaranya adalah lahan pertanian yang semakin berkurang. Menurut data BPS (2010), secara keseluruhan lahan petanian di Indonesia berkurang 27 000 hektar setiap tahunnya. Permasalahan pada lahan diantaranya disebabkan oleh banyaknya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian, serta masalah degradasi dan kesuburan lahan yang semakin menurun. Hal ini berdampak pada menurunnya produktivitas hasil pertanian, termasuk pangan. Antara (2006) menyatakan bahwa dampak negatif yang dihasilkan dari pola pengembangan pertanian secara konvensional adalah terjadinya degradasi lingkungan dan semakin menipisnya sumberdaya alam.

Kondisi jumlah kebutuhan pangan masyarakat semakin tinggi, sementara produksi pangan belum mencukupi permintaan untuk konsumsi, sesuai dengan teori Robert Malthus1 yang menyatakan bahwa pertambahan populasi penduduk akan lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan produksi bahan pangan. Oleh karena itu, untuk memenuhi kurangnya jumlah produksi pangan dalam negeri, pemerintah melakukan kebijakan impor pada beberapa komoditas bahan pangan.

1 http://perpustakaan.bappenas.go.id/.Teori Robert Malthus. [17-08-2013]

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

3  

Usaha mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan pangan telah dilakukan oleh pemerintah melalui pengembangan bahan pangan lokal dan sumber pangan substitusinya. Namun, upaya tersebut belum dilakukan secara optimal, seperti pengembangan bahan pangan pengganti beras, yaitu palawija dan umbi-umbian, serta substitusi daging selain sapi, seperti kambing, domba, kerbau, dan lain-lain. Berdasarkan data BPS (2012) sapi masih menjadi ternak unggulan yang mendapat perhatian dari pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari adanya program swasembada daging sapi, tingginya impor daging sapi, serta pemenuhan kebutuhan susu yang masih bergantung pada produksi susu sapi perah.

Berdasarkan data BPS (2012) mengenai jumlah populasi beberapa ternak yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2010 populasi sapi menempati urutan ketiga dengan jumlah 14 070 000 ekor, sementara kambing menempati urutan kedua dengan populasi sebesar 16 620 000 ekor, dan populasi tertinggi adalah ternak ayam. Tingginya produksi kambing di Indonesia yang ditunjukan dengan tingginya jumlah populasi kambing, dapat dijadikan sebagai bahan pangan alternatif sumber protein selain ternak sapi. Sementara tingkat ketergantungan masyarakat yang tinggi terhadap beras belum mampu digantikan oleh bahan pangan lokal alternatif lainnya.

Oleh karena itu, produksi padi dan hewan ternak (sebagai penghasil daging dan atau susu) harus tetap ditingkatkan seiring dengan peningkatan sumber pangan alternatif lainnya. Upaya pengembangan bahan pangan tersebut dapat dilakukan secara bersamaan yaitu melalui sistem pertanian terpadu (integrated farming system).

Konsep pertanian terpadu merupakan praktik usaha pertanian budidaya secara penuh melalui penerapan “zero waste concept”, yaitu proses daur ulang sehingga semua sisa atau limbah terpakai dan tidak ada yang terbuang sia-sia. Konsep pertanian terpadu sedapat mungkin mengoptimalkan seluruh sumberdaya alami yang dimiliki untuk menghasilkan output yang berkualitas serta memperhatikan keberlangsungan atau kondisi lingkungan pertanian. Konsep pertanian terpadu ini dianggap sebagai salah satu cara bertani yang lebih baik dibandingkan dengan sistem pertanian konvensional. Pertanian konvensional menekankan pada pencapaian tingkat produksi yang tinggi dengan mengandalkan sistem yang padat modal, penanaman satu jenis tanaman secara terus-menerus (monokultur) serta pemakaian input kimia sintetis (buatan pabrik) dan kredit secara besar-besaran (Mangoting 1998).

Konsep asas keberlanjutan pertanian telah tercantum dalam pasal 2 UU No.12/1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa “sistem budidaya tanaman sebagai bagian pertanian berasaskan manfaat, lestari, dan berkelanjutan”. Penerapan konsep pertanian terpadu, tentunya melibatkan peranan penuh petani dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Oleh karena itu, kelembagaan petani harus diperkuat dengan memberikan akses, fasilitas, insentif, dan jaminan yang disediakan bagi petani untuk memperkuat posisi mereka, karena sistem pertanian terpadu ini tidak hanya memberikan keuntungan ekonomis saja, akan tetapi juga memberikan keuntungan secara sosiologis maupun ekologis (Mangoting 1998).

Sistem pertanian terpadu ini dapat dikatakan sebagai sistem pertanian organik. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem secara

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

4  

alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan (Departemen Pertanian 2007)

Berbagai konsep pertanian terpadu untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional telah dicoba, baik melalui program pemerintah maupun oleh petani dan perusahaan. Pada tahun 2005, Presiden RI mengesahkan program Revitalisasi Pertanian Peternakan dan Kehutanan (RPPK) dengan konsep integrasi antara perkebunan sawit dan peternakan sapi (Kawal APBN 2012). Gagasan tersebut dapat menjadi salah satu solusi mengatasi masalah kelangkaan lahan yang menjadi penghambat pencapaian program swasembada daging sapi. Menurut Jusuf2 (2012) kontribusi integrasi sawit-sapi sejauh ini masih dapat ditingkatkan mengingat luas kebun sawit Indonesia sekitar 10 juta hektar yang tersebar di 12 provinsi.

Sistem pertanian terpadu dapat dijadikan model untuk usaha konversi lahan marginal menjadi lahan produktif sekaligus mengembangkan usaha perlindungan lingkungan, sehingga sistem ini pun dapat mengatasi masalah keterbatasan lahan serta degradasi yang terjadi pada lahan pertanian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widaningsih (2012), usaha peternakan dan perkebunan secara terpadu dapat mengatasi permasalahan degradasi lahan bekas galian pasir.

Penelitian tentang usahatani terintegrasi sayuran dan ternak pernah dilakukan oleh Maudi (2010), yang bertujuan untuk membuat suatu model usaha tani terpadu yang cocok bagi Gapoktan Pandan Wangi yang ada di desa Karehkel. Komoditas yang dibudidayakan dan diusahakan secara terpadu oleh gapoktan Pandan Wangi adalah sayur-sayuran seperti selada, caisin, kangkung, bayam hijau, dan bayam merah yang diintegrasikan dengan usaha ternak kelinci.

Berdasarkan program-program yang ada saat ini, pemerintah lebih mendorong program integrasi usahatani antara ternak sapi dan tanaman. Padahal masih ada jenis ternak lain seperti kambing perah yang relatif lebih cepat untuk dikembangkan dan mampu menghasilkan kebutuhan pangan bagi masyarakat seperti halnya sapi, yaitu berupa daging dan susu.

Kolaborasi atau integrasi antara ternak kambing perah dan padi sedang dilakukan oleh salah satu perusahaan di Jawa Barat, yaitu PT Wirayasa Mandiri. Perusahaan ini melihat potensi besar dari usaha peternakan kambing Peranakan Etawa (PE) sebagai ternak unggul dwifungsi yang dapat menghasilkan susu serta daging yang kemudian diintegrasikan dengan usaha budidaya padi secara organik. Perusahaan menginginkan budidaya pertanian yang “kembali pada alam” dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan limbah organik yang tersedia tanpa menggunakan pupuk buatan pabrik sehingga usaha pertanian yang dilakukan menjadi lebih ramah lingkungan.

2 http://setkab.go.id/artikel-6434. Pertanian Terintegrasi. [14-02-2013]

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

5  

Rumusan Masalah

PT Wirayasa Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang menjalankan usaha pertanian secara terpadu antara kambing Peranakan Etawa (PE) dengan padi semi organik. Usaha awal yang dilakukan oleh perusahaan ini adalah usaha peternakan kambing PE Ras Kaligesing dan Ras Senduro. Kedua Ras kambing PE tersebut merupakan kambing perah unggul penghasil susu dan daging. Jumlah awal ternak yang dimiliki oleh PT Wirayasa Mandiri berjumlah 33 ekor kambing berusia produktif. Ternak yang telah ada kemudian dibesarkan dan dikembangbiakan agar jumlahnya semakin banyak dan dapat memproduksi produk utama yaitu susu kambing lebih banyak lagi.

PT Wirayasa Mandiri telah mendapatkan penghasilan dari penjualan susu kambing, akan tetapi hasil yang diperoleh belum optimal. Peternakan juga telah mendapatkan produk turunan (by product) berupa limbah padat (berasal dari feses ternak dan sisa pakan) dan juga limbah cair (berasal dari urin kambing). Peternakan telah menjual pestisida organik yang terbuat dari urin kambing kepada petani di sekitar desa, akan tetapi belum melakukan penjualan pupuk organik karena belum ada pengembangan pertanian organik di Desa Wanasari.

Usaha yang berkembang di sekitar lokasi peternakan PT Wirayasa Mandiri adalah usaha budidaya padi secara konvensional. Budidaya padi biasanya dilakukan pada saat musim penghujan, sedangkan pada musim kering atau kemarau petani beralih ke tanaman lain, seperti jagung, semangka, dan ketimun. Kebanyakan petani di desa tersebut masih menggunakan pupuk kimia anorganik dalam proses budidaya, sehingga menyebabkan pupuk organik limbah kotoran yang dihasilkan oleh peternakan kambing PE PT Wirayasa Mandiri tidak dijual dan hanya menumpuk di tempat penyimpanan limbah karena tidak termanfaatkan.

Semakin banyaknya limbah yang tidak termanfaatkan, membuat PT Wirayasa Mandiri berinisiatif untuk menggunakan limbah padat dan cair dari peternakan kambing PE untuk usaha budidaya pertanian di lahan sekitar peternakan. Lahan yang digunakan untuk usaha peternakan kambing PE seluas 2 450 m2, yaitu 1 050 m2 merupakan lahan untuk kandang dan 1 400 m2 adalah lahan untuk menanam pakan hijauan kambing. Bagian sekitar dari lahan peternakan juga ditanami dengan pohon mangga, kemudian digarap sehingga di bagian antara pohon-pohon mangga dimanfaatkan menjadi usaha budidaya padi dan dibagian lainnya dimanfaatkan untuk usaha budidaya sayur-sayuran seperti terung, cabai, dan pohon pepaya Calina (IPB 9) yang ditanam secara tumpang sari, serta untuk penanaman rumput gajah dan tanaman gandum sebagai bahan pakan bagi kambing PE. Semua lahan yang digunakan untuk usaha budidaya tanaman padi, sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman untuk pakan hijauan ternak menggunakan pupuk organik dari limbah padat dan cair yang dihasilkan oleh ternak.

Limbah kambing baik padat maupun cair harus diproses terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan untuk usaha budidaya pertanian. Penggunaan limbah ternak ini dapat mengurangi biaya input pupuk yang dibutuhkan perusahaan dalam usaha budidaya padi. Biaya pupuk merupakan biaya yang relatif besar dalam usaha budidaya padi. Sementara pada usaha peternakan, biaya terbesar adalah biaya untuk pakan ternak.

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

6  

Ketersediaan pakan bagi kambing PE merupakan salah satu permasalahan penting yang dihadapi oleh PT Wirayasa Mandiri, terutama ketika musim kemarau panjang yang sering kali terjadi di Kabupaten Indramayu. Pada awalnya sebagian besar pakan yang digunakan adalah pakan hijauan yang berasal dari wilayah sekitar desa bahkan terkadang berasal dari luar desa. Penggunaan pupuk kompos untuk budidaya pakan hijauan ternak, ternyata menguntungkan perusahaan karena dapat lebih mudah mendapatkan sumber pakan bagi kambing PE, walaupun terkadang belum dapat mencukupi seluruh kebutuhan pakan hijauan setiap hari karena luas lahan yang ditanami tanaman pakan hijauan masih terbatas.

Efisiensi sedapat mungkin dilakukan oleh perusahaan agar dapat menghemat biaya yang dikeluarkan dengan tidak mengabaikan kualitas dan produktivitas. Konsep sistem pertanian terpadu merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya input produksi. Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan dan manajemen perusahaan yang baik dalam usaha pertanian terpadu peternakan kambing PE dan padi semi organik, sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang layak untuk perusahaan dan para pekerja. Manajemen yang baik sangat diperlukan dalam usaha ternak kambing perah PE, baik manajemen dari segi finansial maupun manajemen produksi.

Kendala dari segi manajemen produksi yang dihadapi oleh PT Wirayasa Mandiri diantaranya adalah ternak yang mengalami sakit bahkan mati, terutama ketika masa-masa awal budidaya. Selain itu, perbandingan jumlah kambing jantan dan betina yang belum ideal. Hasil dari pengembangbiakan yang telah dilakukan oleh PT Wirayasa Mandiri banyak menghasilkan ternak jantan, padahal untuk memaksimalkan usaha produksi susu dibutuhkan kambing betina yang lebih banyak.

Saat ini, perusahaan telah menjual susu yang dihasilkan oleh kambing PE, walaupun produksinya belum optimal. Sementara dari hasil bertani padi secara semi-organik yang telah dilakukan, PT Wirayasa Mandiri telah mendapatkan hasil produksi beras semi organik dengan sistem panen borongan yang relatif banyak yaitu 1 105 ton dari lahan seluas 3 500 m2.

Berdasarkan uraian berbagai macam kendala dan juga pemanfaatan sumberdaya dengan penerapan zero waste concept yang telah dilakukan, maka akan dilakukan penelitian dengan menggunakan tiga skenario. Skenario I yaitu usaha peternakan kambing perah jenis PE saja. Skenario II merupakan usaha budidaya padi semi organik. Analisis perhitungan finansial pada skenario II adalah usaha budidaya padi semi organik yang terbagi menjadi dua macam sistem panen, yaitu sistem panen menggunakan tenaga kerja borongan dan menggunakan mesin pemanen padi. Alasan penggunaan analisis skenario II dengan menggunakan dua sistem panen adalah, karena saat ini perusahaan masih melakukan sistem pemanenan dengan menggunakan tenaga kerja borongan. Sementara itu, di desa sudah mulai berkembang sistem panen dengan menggunakan mesin, sehingga akan dianalisis kelayakan pada kedua sistem panen tersebut. Skenario III yaitu usaha peternakan kambing perah PE yang terintegrasi dengan usaha budidaya padi semi organik baik dengan sistem panen menggunakan tenaga kerja borongan dan menggunakan mesin pemanen padi. Berdasarkan uraian tersebut dirumuskan beberapa permasalahan yang dikaji dari penelitian ini, yaitu :

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

7  

1. Bagaimana kelayakan usaha PT Wirayasa Mandiri dengan menggunakan skenario I, skenario II, dan skenario III apabila dikaji berdasarkan aspek non finansial?

2. Bagaimana kelayakan usaha PT Wirayasa Mandiri dengan menggunakan skenario I, skenario II, dan skenario III apabila dikaji berdasarkan aspek finansial?

3. Seberapa besar batas maksimum perubahan nilai apabila terjadi kenaikan harga beli pakan konsentrat dan penurunan harga jual susu kambing pada skenario I dan III, serta batas maksimum perubahan nilai apabila terjadi penurunan produksi dan harga jual beras semi organik pada skenario II?

Tujuan Penelitian

Setelah pemaparan latar belakang yang menjadi dasar perumusan masalah pada penelitian ini, maka penelitian ini bertujuan : 1. Menganalisis kelayakan usaha PT Wirayasa Mandiri dengan menggunakan

skenario I, skenario II, dan skenario III apabila dikaji berdasarkan aspek non finansial.

2. Menganalisis kelayakan usaha PT Wirayasa Mandiri dengan menggunakan skenario I, skenario II, dan skenario III apabila dikaji berdasarkan aspek finansial.

3. Menghitung besarnya batas maksimum perubahan nilai apabila terjadi kenaikan harga beli pakan konsentrat dan penurunan harga jual susu kambing pada skenario I dan III, serta batas maksimum perubahan nilai apabila terjadi penurunan produksi dan harga jual beras semi organik pada skenario II.

Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan, penulis berharap penelitian ini dapat : 1. Memberikan informasi kepada PT Wirayasa Mandiri untuk melihat kelayakan

usaha sistem pertanian terpadu antara kambing perah PE dan padi semi organik yang sedang dijalankan, serta menjadi acuan pengembangan usaha bagi perusahaan pada masa yang akan datang.

2. Menjadi salah satu sumber referensi dan informasi tambahan bagi pembaca yang akan atau sedang mengaplikasikan kegiatan usaha peternakan dan untuk para peneliti lain yang akan melakukan penelitian pada masa mendatang.

3. Memberikan pengetahuan bagi penulis melalui penelitian serta pengalaman secara langsung.

4. Memberikan informasi kepada pemerintah daerah agar mendukung dan berupaya mengembangkan potensi kegiatan pertanian di daerahnya.

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

8  

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian dan Konsep Sistem Pertanian Terpadu

Menurut Food and Agriculture Organization3 (1989) pertanian berkelanjutan merupakan manajemen dan konservasi basis sumberdaya alam, dan orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan guna menjamin tercapainya dan terpuaskannya kebutuhan manusia generasi saat ini maupun mendatang. Thrupp4 (1996) menjelaskan pertanian berkelanjutan sebagai praktek-praktek pertanian yang secara ekologi layak, secara ekonomi menguntungkan, dan secara sosial dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Safuan et al. (2008) sitem pertanian terpadu atau berkelanjutan bukanlah sistem usahatani tradisional yang stagnan tanpa masukan input dari luar, melainkan dengan menggunakan input luar secara arif mendasarkan pada produktivitas tinggi jangka panjang dengan pertimbangan sosio-ekonomi, budaya, dan pemeliharaan sumber daya alam serta lingkungan. Oleh karena itu, konsep sistem pertanian terpadu tidak hanya memberikan manfaat kepada petani melalui produktivitas yang tinggi, penggunaan biaya input yang lebih rendah, terjaganya lahan pertania, serta adanya nilai tambah bagi produk yang dihasilkan karena menggunakan input ramah lingkungan (produk organik).

Produk organik merupakan produk yang bebas dari bahan kimia, lebih banyak mengandung nutrisi (tanaman organik kaya akan vitamin, mineral, mikronutrien, dan enzim), rasa yang lebih nikmat, serta menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi polusi (Parlyna dan Munawaroh 2011). Sistem pertanian terpadu ini juga memberikan manfaat kepada pemerintah karena produksi nasional yang juga ikut meningkat serta dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

Menurut Mason (2003) pertanian terpadu adalah pokok dan perhatian terhadap segala sesuatu yang berdampak pada keberlangsungan pertanian, dimana pertanian secara pasti tidak dapat terjaga apabila terjadi degradasi pada sumberdaya-sumberdaya yang ada, seperti sumberdaya lingkungan, keuangan, peralatan, permesinan, atau sumberdaya lainnya. Pada jangka pendek sampai jangka menengah, permasalahan dari pertanian terpadu adalah overwhelmingly keuangan, sedangkan dalam jangka panjang adanya keberlangsungan dan kelestrian lingkungan dari sistem pertanian terpadu akan berdampak pada keseluruhan industri.

Berkembangnya sistem pertanian terpadu berkaitan dengan konsep penggunaan input produksi yang rendah. Konsep ini disebut dengan konsep LISA (Low Input Sustainable Agriculture). Menurut Mangoting (1998), LISA adalah suatu sistem pertanian terpadu yang merupakan kombinasi dari berbagai teknologi atau metode bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani yang utuh agar dapat memenuhi kepentingan produksi dan konservasi bagi petani.

3 http://blog.umy.ac.id/shidiqsamdani/pertanian/teknologi.  Pengertian Sistem Pertanian Terpadu [17-08-2013]

4 http://blog.umy.ac.id/shidiqsamdani/pertanian/teknologi.  Pengertian Sistem Pertanian Terpadu [17-08-2013]

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

9  

Komite Pemerintahan Australia dalam Mason (2010) mengidentifikasi empat faktor kunci yang harus diperhatikan sebagai indikator untuk pertanian terpadu, yaitu (1) Pendapatan pertanian bersih jangka panjang, (2) Kualitas tanah dan air, (3) Kemampuan manajerial, dan (4) Efek terhadap lingkungan.

Manfaat Pertanian Terpadu Tanaman-Ternak

Penerapan sistem pertanian terpadu memberikan manfaat atau dampak positif, baik bagi petani, lingkungan, dan masyarakat secara luas. Manfaat yang dapat dirasakan oleh petani adalah meningkatnya kesuburan lahan pertanian. Pemanfaatan lahan pertanian secara terus-menerus dan penggunaan pupuk anorganik secara tidak seimbang dapat menyebabkan berkurangnya unsur-unsur hara alami yang terkandung dalam tanah atau bahkan tanah menjadi kurang subur lagi untuk budidaya pertanian. Menurut Salendu (2011) salah satu alternatif untuk menyelamatkan keberlanjutan penggunaan lahan adalah dengan mengurangi input yang berasal dari bahan kimia anorganik dan beralih kepada pemakaian pupuk organik yang berasal dari sisa atau limbah tanaman atau limbah peternakan. Konsep pertanian terpadu juga sangat cocok untuk diterapkan di lahan-lahan marginal, dengan memanfaatkan sisa limbah ternak untuk membuat pupuk organik agar dapat meningkatkan kesuburan tanah (Pudjiono et al. 2003).

Konsep pertanian terpadu juga merupakan salah satu bentuk optimalisasi pemanfaatan limbah dan pemanfaatan lahan pertanian sehingga dapat menjawab masalah keterbatasan lahan yang sering dihadapi oleh petani kecil. Salendu (2011) menjelaskan bahwa dengan sistem pertanian terpadu antara sapi dan tanaman kelapa yang dilakukan oleh petani di Kabupaten Minahasa Selatan, petani menjadi lebih mudah mendapatkan pakan hijauan untuk ternak karena lahan yang berada diantara tanaman kelapa dimanfaatkan untuk budidaya leguminosa untuk pakan ternak yang pupuknya berasal dari kotoran sapi.

Pada integrasi tanaman pangan dan ternak di Semarang, Jawa Tengah, limbah tanaman pangan (jerami) dapat digunakan sebagai pakan sapi, dan produksi tanaman utamanya dimanfaatkan sebagai pangan, sedangkan kotoran ternak serta sisa-sisa pakan digunakan sebagai pupuk kandang untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman (Lukiwati 2010). Hoesein5 (2011) menjelaskan manfaat sistem pertanian terpadu adalah sebagai penyedia pangan yang paling efektif dan efisien melalui peningkatan produksi dan penurunan biaya produksi. Oleh karena itu, pola pertanian terpadu ini bermanfaat untuk diaplikasikan untuk pengembangan produksi pangan di Indonesia.

Kambing Perah PE

Prabowo (2010) menggolongkan ternak kambing menjadi dua tipe, yaitu kambing potong (penghasil daging) dan kambing dwiguna (penghasil daging dan susu). Salah satu kambing yang termasuk tipe kambing dwiguna yaitu kambing PE. Kambing PE merupakan hasil dari perkawinan silang antara kambing kacang asal Indonesia dan kambing perah Etawa yang merupakan kambing asal India.

5 http://lm3ponpesasysyifa.blogspot.com. Manfaat Pertanian Terpadu. [14-

02-2013]

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

10  

Ciri fisik kambing PE diantaranya adalah berbadan besar dengan bobot tubuh kambing jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan betina hanya mencapai 63 kg, telinga terkulai ke bawah dan panjang, dahi dan hidung cembung, bertanduk pendek baik pada kambing jantan dan betina (BPS 2010). Keunggulan kambing PE adalah dapat menghasilkan susu dengan kandungan dan khasiat yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi. Produksi susu yang dihasilkan oleh kambing perah lebih tinggi jika dibandingkan dengan produksi susu pada kambing kacang (Sutama dan Budiarsana 1995). Widaningsih (2012) meneliti kambing PE yang hanya diberi pakan hijauan dapat menghasilkan susu sekitar 336.1 ml per hari, sedangkan kambing yang diberikan pakan hijauan dan pakan tambahan berupa konsentrat dapat menghasilkan susu 368.6 ml per hari.

Menurut Atabany et al. (2010) produksi susu kambing PE mencapai 0.99 kg per hari dengan rataan lama laktasi 170.7 hari dan rataan lama hari kering kandang kambing PE adalah 104.61 hari. Masa laktasi yang terjadi pada kambing perah berlangsung antara 8-10 bulan dengan produksi antara 0.45-2.20 liter per hari (Sutama 2011). Perbedaan produksi susu yang dihasilkan kambing dipengaruhi oleh faktor bangsa, ketinggian tempat dan tata laksana pemeliharaan kandang, pakan, pemerahan, penanganan reproduksi, dan penyakit (Widaningsih 2012).

Para peternak kambing perah di Indonesia belum sepenuhnya berfokus pada produksi susu, seperti yang dilakukan oleh usaha peternakan di negara-negara Eropa. Padahal susu kambing ini memiliki kandungan sebaik susu ibu dan lebih baik dari susu sapi (Jensen 1994). Menurut hasil penelitian United Department of Australian Agriculture dikatakan bahwa susu kambing PE sangat baik untuk menjaga kesehatan maupun kesembuhan penyakit, bahkan negara Australia menjadikan susu kambing sebagai satu-satunya alternatif pengganti ASI yang baik (Jensen 1994). Salah satu keunggulan susu kambing dibandingkan dengan susu sapi adalah tingginya porsi butir-butir lemak ukuran kecil (rantai pendek dan sedang) sehingga susu kambing lebih homogen, mudah dicerna dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan bagi mereka yang alergi bila mengkonsumsi susu sapi (Sutama 2011).

Selain sebagai penghasil susu dan daging, kambing PE juga sangat populer untuk dijadikan sebagai kambing kontes. Kambing jenis ini memiliki nilai seni pada ciri fisiknya, seperti panjang lipatan telinga, gelambir muka, corak warna, dan lain-lain, sehingga harga kambing PE bisa semakin mahal dan berlipat ganda apabila berhasil menjadi juara pada suatu kontes kambing PE.

Manajemen Budidaya Kambing PE

Beternak kambing PE hampir sama seperti beternak kambing pada umumnya, akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peternak sebab kambing PE tidak hanya menghasilkan daging, akan tetapi juga menghasilan susu. Menurut Prabowo (2007) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan budidaya kambing PE adalah anak kambing yang baru lahir, masa laktasi, kebutuhan pakan, air, mineral, kandang, dan kondisi kesehatan ternak.

Pemilihan bibit merupakan hal yang harus diperhatikan oleh peternak karena bibit atau bakalan nantinya akan dijadikan sebagai indukan pejantan dan betina. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2008) bibit kambing PE

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

11  

diklasifikasikan atas: bibit dasar (hasil dari seleksi galur yang mempunyai nilai pemuliaan diatas rata-rata), bibit induk (diperoleh dari proses pengembangan bibit dasar), dan bibit sebar (diperoleh dari pengembangan bibit induk). Terdapat spesifikasi khusus dalam pemilihan bibit kambing PE, yaitu sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang dinyatakan oleh pejabat berwenang, tidak cacat secara fisik, bebas dari cacat alat reproduksi, serta tidak memiliki silsilah keturunan yang cacat secara genetik (BSN 2008).

Penelitian Atabany et al. (2010) di peternakan kambing PE yang berlokasi di lereng kaki gunung Pangrango, umur kawin pertama kambing PE adalah 13.44 bulan, umur beranak pertama 21.44 bulan, dan dapat kawin kembali setelah beranak 2.14 bulan. Lamanya masa kebuntingan kambing berkisar selama lima bulan. Setelah anak kambing lahir, induk kambing masih harus menyusui anaknya, yang kemudian semakin lama proporsi susu yang diberikan akan dikurangi dan anak kambing diberikan susu tambahan yang berasal dari sapi serta diberikan pakan hijauan. Pakan yang diberikan kepada kambing dapat berupa pakan hijauan segar maupun kering. Selain hijauan, kambing juga membutuhkan pakan konsentrat untuk meningkatkan kebutuhan protein, terutama bagi induk laktasi.

Selain pakan, kondisi dan kebersihan kandang juga harus diperhatikan, karena apabila kebersihan dan sirkulasi udara di dalam kandang tidak terjaga dapat menimbulkan penyakit. Kandang kambing yang biasa digunakan adalah kandang panggung yang terbuat dari kayu atau bambu. Kandang jenis ini lebih memudahkan peternak dalam membersihkan kotoran kambing.

Budidaya Padi

Padi yang termasuk genus Oryza sativa L terdiri dari sekitar 25 spesies yang tersebar di daerah tropis dan sub tropis seperti Asia, Afrika, Amerika, dan Australia. Menurut Dinas Pertanian dan Perhutanan, di Indonesia pada mulanya padi ditanam di daerah tanah kering dengan sistem ladang, akhirnya masyarakat berusaha untuk meningkatkan hasil usahanya dengan cara mengairi daerah yang memiliki curah hujan rendah. Teknik bercocok tanam yang baik dapat mempengaruhi produksi padi atau gabah yang dihasilkan. Pertanian organik dapat dilakukan dengan cara tidak menggunakan benih atau bibit hasil rekayasa genetika, menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis, menghindari zat pengatur tumbuh dan pupuk kimia sintetis (Departemen Pertanian 2007).

Produksi padi organik sampai saat ini masih belum mampu memenuhi permintaan pasar disebabkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, sementara pertumbuhan produksi padi organik yang masih lebih lambat dibandingkan pertanian anorganik, sehingga banyak permintaan terhadap beras organik, namun persediaannya masih sedikit di pasaran. (Widodo 2008). Pada penelitian mengenai padi organik di Desa Purwasari, Bogor, setelah beberapa tahun menerapkan pertanian organik dengan pembuatan pupuk organik secara mandiri oleh petani menghasilkan lahan yang subur kembali, tetapi hasil produksi padi organik setempat masih lebih rendah dibandingkan hasil produksi padi anorganik (Poetryani 2011).

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

12  

Tahapan budidaya pertanian organik sebagian besar hampir sama dengan budidaya pertanian anorganik, yaitu mulai dari persemaian, persiapan dan pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Hal yang membedakan pertanian organik dan anorganik adalah input yang digunakan, seperti pupuk dan pestisida. Pertanian organik menggunakan input pupuk organik yang terdiri atas campuran pupuk kandang dengan kotoran ayam, sedangkan untuk membasmi hama dapat menggunakan biopestisida yang berasal dari campuran ekstrak 1 kg daun mimba dengan ekstrak 1 kg daun nangka belanda yang dilarutkan dalam 10 liter air (Priadi et al. 2007).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Priadi et al. (2007), jumlah biji yang dihasilkan padi non organik lebih banyak dibandingkan padi organik, akan tetapi pada umur masak fisiologis, padi organik masih mengandung biji berwarna kuning kehijauan lebih banyak yaitu 17.6 persen, sedangkan pada biji padi non organik sebanyak 15.2 persen, sehingga masih dimungkinkan tambahan hasil panen padi organik.

Kajian Tentang Studi Kelayakan Bisnis

Penelitian mengenai usaha peternakan kambing perah PE telah dilakukan

oleh Siagian (2011), pada penelitiannya mengenai studi kelayakan bisnis usaha peternakan rakyat kambing perah PE di Kabupaten Bogor. Siagian (2011) meneliti tentang studi kelayakan bisnis usaha ternak kambing perah PE dilihat dari skala kepemilikan jumlah ternak yang dibagi menjadi tiga skala usaha yaitu skala I (memiliki 1-25 ekor ternak), skala II (memiliki 26-125 ekor ternak), dan skala III (memiliki 126-300 ekor ternak). Metode yang digunakan adalah analisis finansial (mencakup tiga kriteria investasi: NPV, IRR, Net B/C, Payback Period, dan analisis nilai pengganti (switching value analysis), serta analisis non finansial yang meliputi aspek pasar, aspek teknik dan teknologi, aspek manajemen dan hukum, aspek ekonomi, sosial dan budaya, serta aspek lingkungan.

Berdasarkan analisis non finansial, usaha peternakan rakyat kambing perah PE di Kabupaten Bogor ini layak untuk dijalankan. Sementara dilihat dari aspek finansial, ketiga skala usaha tersebut layak untuk dijalankan. Skala usaha yang memberikan keuntungan terbesar adalah skala usaha III dengan nilai NPV sebesar Rp576 877 480, nilai IRR sebesar 69 persen lebih besar dari interest rate yaitu 6 persen, Net B/C sebesar 2.64 dan dengan waktu pengembalian modal usaha selama kurang lebih 3 tahun 2 bulan.

Analisis kelayakan usaha produksi susu sterilisasi “Fresh time” oleh Natalia (2010) di KPSBU Jawa Barat. Terdapat permasalahan dalam hal posisi tawar produk susu yang dihasilkan oleh Koperasi Peternak Susu Bandung Utara dibandingkan dengan Industri Pengolahan Susu (IPS). Jumlah sapi perah pada tahun 2009 mencapai 17 000 ekor sapi dengan produksi susu sebanyak 135 000 liter per hari dan jumlah anggota koperasi sebanyak 6 351 orang. Sebelum memproduksi susu sterilisasi, KPSBU memproduksi produk olahan susu berupa yoghurt. Akan tetapi, karena distribusi yang kurang optimal dan kurang pemantauan, maka produksi yoghurt dihentikan dan beralih ke susu sterilisasi.

Penelitian dilakukan dengan tiga skenario dan dari ketiga skenario yang ditentukan, skenario pertama merupakan skenario yang layak menurut aspek

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

13  

finansial dan non finansial, yaitu KPSBU melakukan sub kontrak produksi dengan PT Industri Susu Alam Murni (PT ISAM) dan KPSBU hanya mengeluarkan biaya untuk sewa produksi, transportasi, dan menambah SDM untuk transportasi ke PT ISAM. Metode analisis finansial, analisis non finansial, dan analisis switching value merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Kriteria investasi untuk menentukan layak atau tidaknya usaha yang dilakukan oleh KPSBU, sama seperti kriteria investasi yang digunakan oleh Siagian (2011), yaitu NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Period.

Octavia (2011) melakukan analisis kelayakan finansial dan strategi pemasaran susu kambing dengan studi kasus CV Ettawa Dairy Farm di Kecamatan Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Penelitian tersebut menganalisis kelayakan finansial usaha susu kambing, faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi peternakan CV Ettawa Dairy Farm, dan analisis strategi pemasaran produk susu kambing yang dapat dilakukan perusahaan. Berdasarkan analisis finansial dengan menggunakan empat kriteria investasi yang sama dengan penelitian Siagian (2011) dan Natalia (2011), usaha susu kambing CV Ettawa Dairy Farm ini dikatakan layak. Menurut analisis switching value, batas maksimum kenaikan biaya pakan untuk ternak dan batas maksimum penurunan harga jual susu di CV Ettawa Dairy Farm masing-masing sebesar 9.7 persen dan 4.9 persen dari biaya dan harga awal.

Sementara itu, berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal dengan matriks IFE dan EFE diperoleh empat kekuatan, lima kelemahan, enam peluang, dan tujuh ancaman. Kekuatan utama adalah sistem produksi yang higienis, kelemahan utama adalah saluran distribusi tidak efektif, peluang utama adalah hubungan baik dengan masyarakat, dan ancaman utama adalah kurang nya pengetahuan masyarakat akan manfaat susu kambing. Pada analisis yang dilakukan dengan matriks SWOT diperoleh tujuh strategi.

Dewi (2010) melakukan analisis kelayakan pengembangan usaha ternak kambing perah di peternakan Prima Fit, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Peternakan Prima Fit berencana untuk melakukan pengembangan usaha melalui penambahan populasi kambing perah yang ada di kecamatan Ciampea sebanyak 50 ekor kambing perah laktasi I. Metode analisis yang digunakan adalah dengan analisis finansial dan non finansial. Berdasarkan analisis non finansial, pengembangan usaha ini layak untuk dijalankan karena masih terdapat peluang pasar, seluruh aspek tenis mulai dari pemilihan lokasi usaha hingga pasca panen berjalan dengan baik, tidak adanya permasalahan pada aspek manajemen dan hukum walaupun usaha ini masih sederhana, mampu meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat sekitar, serta mampu mengurangi pencemaran lingkungan melalui pengaturan pembuangan limbah ternak yang lebih tertata.

Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang telah dijabarkan diatas diantaranya adalah persamaan metode analisis yang digunakan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siagian (2011), Natalia (2010), Octavia (2011), dan Dewi (2010) yaitu analisis aspek non finansial dan aspek finansial yang meliputi kriteria investasi NPV, IRR, Net B/C, Payback Period. Penelitian ini juga menggunakan analsis nilai pengganti seperti yang digunakan oleh Siagian (2011) dan Octavia (2011). Octavia (2011) juga melakukan analisis mengenai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan dengan

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

14  

menggunakan matriks IFE, EFE, dan SWOT, sedangkan pada penelitian ini tidak dilakukan analisis terhadap faktor internal dan eksternal perusahaan. Pada penelitian ini terdiri dari dari dua cakupan objek penelitian yaitu usaha peternakan dan pertanian, sementara penelitian yang dilakukan oleh Siagian (2011), Octavia (2011), Dewi (2010), dan Natalia (2010) melakukan penelitian pada satu objek penelitian. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Studi Kelayakan Proyek Menurut Gittinger (1986) proyek adalah suatu kegiatan investasi yang

mengubah sumber-sumber modal untuk menciptakan aset yang diharapkan dapat memberikan keuntungan setelah beberapa periode. Proyek merupakan kegiatan yang sangat kompleks karena merupakan kumpulan dari kegiatan-kegiatan yang memanfaatkan modal baik berupa finansial maupun sumberdaya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat.

Secara umum, dalam suatu proyek, nilai investasi pada saat awal mempunyai nilai cukup besar, sehingga kadang-kadang diperlukan pentahapan dalam pengeluaran atau pelaksanaan. Sementara sumberdaya yang digunakan dalam suatu proyek memiliki nilai yang terbatas, sehingga perlu diperhatikan dalam melakukan analisis agar keterbatasan sumberdaya yang dimiliki tersebut dapat digunakan secara optimal (Pramudya dan Dewi 1992).

Analisis studi kelayaka proyek memberikan suatu Gambaran mengenai biaya yang harus dikeluarkan tiap-tiap tahun sehingga pihak yang bertanggung jawab dalam penyediaan sumber-sumber daya yang dibutuhkan dapat melakukan perencanaan. Usulan investasi dalam studi kelayakan proyek memungkinkan untuk pemecahan berbagai masalah organisasi dan administrasi yang mungkin dihadapi (Gittinger 1989).

Aspek-Aspek Analisis Kelayakan

Menurut Gittinger (1986) untuk dapat merencanakan dan menganalisis proyek yang efektif, mereka yang bertanggung jawab terhadap proyek harus mempertimbangkan banyak aspek yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Seluruh aspek ini saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, dan suatu putusan mengenai satu aspek akan mempengaruhi putusan-putusan terhadap aspek-aspek lainnya.

Subagyo (2007) menjelaskan bahwa pembagian dan pengkajian aspek-aspek dalam studi kelayakan terbagi menjadi dua yaitu aspek primer dan aspek sekunder. Aspek primer atau aspek utama dalam penyusunan studi kelayakan mencakup aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum, serta aspek ekonomi dan keuangan. Aspek sekunder atau aspek pelengkap mencakup aspek mengenai dampak lingkungan dan sosial. Menurut Nurmalina et al. (2010) secara umum aspek-aspek

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

15  

yang perlu dipertimbangkan dalam studi kelayakan bisnis adalah aspek pasar; aspek teknis; aspek manajemen dan hukum; aspek sosial, ekonomi, dan budaya; aspek lingkungan; serta aspek finansial (keuangan).

Analisis Aspek Studi Kelayakan Proyek 1. Aspek Pasar

Analisis terhadap aspek pasar termasuk kedalam aspek primer dalam studi kelayakan bisnis. Analisis aspek pasar dari suatu proyek atau bisnis terdiri dari rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek (Gittinger 1986). Hal yang perlu diperhatikan dalam sudut pandang output diantaranya adalah lokasi tujuan pemasaran, permintaan dan penawaran pasar, market share, dan lain sebagainya. Sementara dari sudut pandang input, harus dibuat rencana-recana yang menjamin tersedianya input produksi.

Menurut Nurmalina et al. (2010) dalam aspek pasar dan pemasaran perlu diperkirakan besar permintaan produk serta kecenderungan perkembangan permintaan selama masa kehidupan bisnis yang akan datang dengan cermat. Apabila tidak dilakukan perkiraan jumlah permintaan dan penawaran sehingga dapat terjadi kekurangan maupun kelebihan permintaan maupun penawaran yang menyebabkan kegiatan operasional bisnis tidak efisien. 2. Aspek Teknis

Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) yang dibutuhkan dan output (produksi) berupa barang atau jasa (Gittinger 1986). Keberlangsungan aspek-aspek lain dalam suatu proyek bergantung pada aspek teknis, jadi suatu proyek dapat berjalan apabila aspek teknis dapat dilakukan. Aspek teknis juga memberikan pengaruh besar terhadap biaya dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

Indikasi suatu proyek dikatakan layak untuk dijalankan dapat dilihat dari adanya perkembangan produksi yang dihasilkan, lokasi usaha yang strategis, dalam artian mudah dijangkau keberadaannya, infrastruktur yang mendukung seperti fasilitas jalan, listrik, transportasi, pengadaan bahan baku serta sarana produksi mudah diperoleh, dan bentuk layout usaha tertata secara sistematis guna memudahkan dalam proses produksi (Rosid 2009). Aspek teknis lain yang perlu diperhatikan adalah karakteristik produk yang dihasilkan yang mencakup standar kualitas produk, packaging, lisensi, trade mark, paten, warna dan dimensi produk, serta pengadaan komponen produk. 3. Aspek Manajemen dan Hukum

Analisis aspek manajemen menjelaskan tentang manajemen suatu bisnis ketika akan dibangun dan manajemen operasional ketika bisnis telah berjalan. Pembahasan dalam aspek manajemen ini mencakup bentuk organisasi usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Aspek hukum berhubungan dengan bentuk badan usaha, surat-surat perizinan, bentuk jaminan yang diberikan ketika menggunakan dana pinjaman, serta berbagai akta dan sertifikat. 4. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Analisis aspek sosial perlu dilakukan oleh pemilik usaha guna mempertimbangkan pola dan kebiasaan-kebiasaan sosial dari pihak yang akan dilayani sehingga diharapkan dapat meneliti secara cermat mengenai implikasi

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

16  

sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan agar dapat menentukan apakah suatu proyek tanggap (responsive) terhadap keadaan sosial tersebut (Gittinger 1986).

Adanya perhatian terhadap aspek sosial dan ekonomi dapat menimbulkan dampak positif terhadap pembangunan diantaranya adalah dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, meningkatkan pendapatan penduduk sekitar secara langsung maupun tidak langsung, peningkatan sektor ekonomi di sekitar lokasi usaha, memberi Gambaran iklim investasi yang nyaman, dan meningkatkan fasilitas infrastruktur umum seperti jaringan sistem komunikasi dan transportasi yang semakin lancar dan ramai. Sementara dari segi aspek budaya, adanya proyek tersebut dapat diterima oleh budaya masyarakat setempat dan tidak mengakibatkan pergeseran perilaku dan adat masyarakat. 5. Aspek Lingkungan

Analisis aspek ini menjelaskan pengaruh yang ditimbulkan oleh bisnis tersebut terhadap lingkungan apakah berdampak negatif atau berdampak positif. Para perancang dan analis proyek harus mempertimbangkan timbulnya dampak lingkungan yang merugikan. Menurut Gittinger (1986) pemilihan daerah proyek harus dipilih melalui peninjauan secara langsung agar dapat menjaga kelestarian daya tarik alam yang indah atau menjaga kelestarian binatang atau hewan liar yang langka melalui rancangan proyek dibandingkan setelah mengeluarkan biaya untuk penggunaan teknologi yang kurang tepat atau biaya penggantian tanah tetapi proyek tidak memberikan pengaruh baik terhadap lingkungan. 6. Aspek Finansial

Analisis proyek pertanian adalah untuk membandingkan biaya-biaya dengan manfaatnya dan menentukan proyek-proyek yang mempunyai keuntungan yang layak (Gittinger 1986). Enam tujuan utama analisis finansial untuk proyek-proyek pertanian menurut Gittinger, yaitu: a. Penilaian pengaruh finansial proyek terhadap para petani, perusahaan swasta

dan umum, badan-badan pelaksana pemerintahan, dan pihak lain yang turut serta dalam proyek tersebut.

b. Penilaian penggunaan sumberdaya terbatas. Efisiensi penggunaan sumberdaya dapat ditinjau berdasarkan jumlah pengembalian (hasil) proyek dan pembayaran pinjaman-pinjaman yang meningkat pada perusahaan.

c. Penilaian insentif (penarik), misal adanya tambahan pendapatan yang cukup besar bagi petani atas balas jasa atas kerja dan penanggungan risiko oleh mereka.

d. Ketetapan suatu rencana pembelanjaan. Rencana finansial merupakan dasar untuk menentukan jumlah dan waktu pelaksanaan investasi oleh petani dan memungkinkan untuk menambah kredit untuk mendukung investasi yang telah ada.

e. Koordinasi kontribusi finansial dari para pemilik investasi atau sumberdaya. f. Penilaian kecakapan mengelola keuangan mencakup penilaian tentang

kerumitan proyek dan kemampuan pimpinan dalam mengelola proyek. Biaya investasi merupakan salah satu bagian dari analisis kelayakan

finansial. Beberapa kriteria investasi kelayakan bisnis yang dapat digunakan dalam mempertimbangkan layak atau tidaknya suatu bisnis untuk dijalankan adalah sebagai berikut:

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

17  

1. Net Present Value (NPV) NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang (present value) dari

manfaat dan biaya atau selisih nilai sekarang pada arus kas dengan akhir proyek (Pramudya dan Dewi 1992). Menurut Nurmalina et al. (2002), Net Present Value atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara total present value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Satuan dari nilai NPV merupakan mata uang (Rp). 2. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif (Nurmalina et al. 2002). Nilai Net B/C memiliki arti besarnya tambahan manfaat setiap penambahan biaya sebesar satu satuan (Rp). 3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) merupakan suatu tingkat pengembalian modal yang digunakan dalam sutu proyek, yang nilainya dinyatakan dalam persen per tahun. Menurut Nurmalina et al. (2002), IRR merupakan besarnya tingkat pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Perhitungan tingkat IRR umumnya dengan menggunakan metode interpolasi diantara tingkat discount rate yang rendah dengan discount rate yang tinggi. 4. Payback Periode (PP)

Payback Periode (PP) merupakan metoda yang digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi dapat kembali. Bisnis dengan nilai payback periode paling kecil atau bisnis yang memiliki waktu pengembalian lebih cepat relatif lebih besar dipilih oleh para pelaku usaha. Analisis Nilai Pengganti (Switching Value Analysis)

Analisis switching value merupakan perhitungan untuk mengukur “perubahan maksimum” dari perubahan suatu komponen outflow (misal: penurunan harga output dan penurunan produksi) atau perubahan koponen inflow (misal: peningkatan harga input atau biaya produksi) yang masih dapat ditolerir agar bisnis masih tetap layak (Nurmalina et al. 2002). Hal tersebut menunjukan bahwa perubahan outflow dan inflow tidak boleh melebihi nilai pengganti tersebut. Nilai pengganti dapat diperoleh melalui perhitungan trial and error pada komponen input atau output yang mengalami perubahan.

Kerangka Pemikiran Operasional

Permintaan terhadap susu di Indonesia untuk konsumsi nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data Ditjen Peternakan (2009), pada tahun 2007 produksi susu Indonesia sebanyak 53 000 ton, sementara tingkat konsumsi mencapai 1 021 802 ton. Hal ini menyebabkan Indonesia masih harus mengimpor susu untuk memenuhi konsumsi susu nasional, serta mengindikasikan perlu ditingkatkannya produksi hewan ternak perah dalam negeri.

Salah satu ternak yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah kambing perah. Peternakan kambing perah dapat dijadikan sebagai alternatif usaha yang dapat memproduksi susu seperti halnya sapi perah. Harga susu dari kambing perah relatif lebih mahal dibandingkan dengan harga susu sapi. Kambing

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

18  

perah juga termasuk hewan ternak dwiguna karena selain menghasilkan susu, kambing perah juga menghasilkan daging serta produk turunan berupa kotoran atau limbah ternak.

Keunggulan beternak kambing perah dibandingkan dengan beternak sapi perah diantaranya kambing perah lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan tidak harus dibudidayakan di tempat yang sejuk seperti sapi perah. Tempat-tempat sejuk yang relatif terbatas di negara dengan iklim tropis seperti Indonesia seharusnya tidak menjadi masalah untuk usaha peternakan kambing perah, karena di tempat yang tidak sejuk bahkan relatif panas, kambing perah dapat dibudidayakan dan beradaptasi dengan baik, seperti usaha kambing perah PT Wirayasa Mandiri yang berlokasi di wilayah Indramayu dengan kondisi iklim yang relatif panas.

PT Wirayasa Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang telah hampir dua tahun mengusahakan budidaya peternakan kambing perah jenis Peranakan Etawa (PE) dengan jumlah ternak saat ini sebanyak 65 ekor. Usaha yang dilakukan oleh PT Wirayasa Mandiri tidak hanya peternakan kambing PE saja, tetapi ada juga usaha padi semi organik yang input pupuk untuk budidayanya berasal dari kotoran kambing baik kotoran padat maupun cair. Kotoran padat yang berasal dari feses dan sisa pakan kambing dikumpulkan di tempat pengumpulan kotoran terlebih dahulu sebelum digunakan, sedangkan kotoran atau limbah cair yang berasal dari urin kambing dikumpulkan dalam drum yang kemudian diolah sendiri dan difermentasi hingga menjadi pupuk cair atau pupuk hayati siap pakai.

Konsep usaha peternakan yang terintegrasi dengan usaha budidaya padi ini memang menjadi salah satu konsep yang diinginkan oleh pemilik usaha. Pemanfaatan limbah atau kotoran kambing untuk menjadi input bagi budidaya padi serta rumput dan gandum sebagai pakan ternak kambing diharapkan mampu mengurangi biaya produksi dalam budidaya padisemi organik, selain itu dampak positif yang bermanfaat bagi lingkungan adalah lahan pertanian semakin subur karena diberikan pupuk organik serta produksi yang relatif lebih besar dibandingkan dengan budidaya padi secara konvensional dengan menggunakan pupuk kimia buatan.

Selain usaha peternakan dan budidaya padi semi organik, lahan di sekitar kandang dan sawah padi ini juga dimanfaatkan untuk usaha-usaha pertanian dalam skala kecil. Lahan disekitar dimanfaatkan untuk usaha budidaya ikan, sayur-sayuran, tanaman mangga, rumput, dan gandum untuk pakan kambing, pembibitan pohon albasia, ternak bebek dan lainnya.

Selama proses mengembangkan dan menjalankan usaha pertanian terpadu antara peternakan kambing PE dengan padi semi organik, pemilik usaha telah mengeluarkan biaya investasi dan biaya-biaya lain yang tidak sedikit. Tentunya terdapat risiko dari usaha yang dijalankan PT Wirayasa Mandiri, sehingga perlu dilakukan analisis terhadap kelayakan bisnis baik dalam perencanaan maupun pengembangannya. Analisis ini meliputi analisis terhadap aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi dan budaya, aspek finansial dan switching value. Alur kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

19  

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Operasional Usaha Pertanian Terpadu PT Wirayasa Mandiri

Produksi susu di Indonesia belum mencukupi kebutuhan konsumsi susu masyarakat sehingga Indonesia masih harus banyak mengimpor susu

Potensi pengembangan usaha ternak perah alternatif selain sapi

PT Wirayasa Mandiri

Usaha peternakan terpadu

Budidaya Padi Semi Organik: - Harga, jumlah produksi, dan

kualitas yang dihasilkan padi organik, lebih baik dan lebih banyak jika dibandingkan dengan padi yang ditanam secara konvensional.

Budidaya Kambing PE: - Pemanfaatan susu dan daging

kambing PE. - Potensi harga jual susu yang

tinggi. - Pemanfaatan limbah atau

kotoran kambing untuk pupuk dan pestisida organik.

1. Analisis kelayakan usaha kambing PE 2. Analisis kelayakan usaha terpadu kambing PE yang terintegrasi

dengan usaha budidaya padi semi organik.

Analisis Aspek Non Finansial: Aspek pasar Aspek teknis Aspek manajemen dan

hukum Aspek sosial Aspek lingkungan

1. Analisis Aspek Finansial Manfaat bersih tambahan

Tingkat pengembalian modal pinjaman

Manfaat bersih yang menguntungkan

Waktu pengembalian investasi

2. Analisis Nilai Pengganti Batas maksimum terhadap perubahan pemasukan dan biaya

Rekomendasi

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

20  

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah PE dan lahan padi semi organik milik PT Wirayasa Mandiri yang terletak di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan alasan produk yang dihasilkan Desa Wanasari ini rata-rata adalah padi, sementara budidaya peternakan kambing PE dan penerapan sistem terpadunya dengan padi semi organik menjadi hal baru di desa tersebut. Dengan demikian, sangat menarik untuk diketahui potensi pengembangan usaha peternakan kambing perah PE dengan sitem terpadu bersama pertanian padi semi organik. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer yang diperoleh meliputi: 1. Data yang berhubungan dengan aspek non finansial usaha pertanian terpadu PT

Wirayasa Mandiri yang meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi dan budaya, serta aspek lingkungan.

2. Data keuangan perusahaan yang mencakup biaya investasi yang telah dikeluarkan, biaya-biaya operasional, dan data penerimaan perusahaan.

Data primer diperoleh melalui metode wawancara langsung kepada pemilik usaha, manajer, karyawan, dan masyarakat sekitar menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan, serta melalui metode survei lapang. Sementara data sekunder diperoleh melalui studi literatur dan sumber data-data lainnya dari buku serta penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat digunakan sebagai rujukan dan berhubungan dengan topik penelitian.

Metode Penentuan Responden

Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu responden telah ditentukan sebelum wawancara. Responden atau narasumber adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam usaha yang diteliti (pemilik usaha, manajer, dan karyawan) serta masyarakat sekitar.

Metode Pengolahan Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk menjelaskan dan Menggambarkan

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

21  

aspek-aspek budidaya kambing perah PE pada PT Wirayasa Mandiri yang meliputi analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi dan budaya, serta aspek lingkungan.

Analisis kualitatif meliputi analisis kelayakan finansial usaha pertanian terpadu antara peternakan kambing perah PE dan padi semi organik PT Wirayasan Mandiri. Analisis finansial ini, menggunakan perhitungan kriteria-kriteria investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP), dan analisis switching value. Berdasarkan kegiatan turun lapang dan wawancara yang dilakukan diperoleh data yang diolah secara manual dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel. 1. Analisis Aspek Pasar

Analisis aspek pasar dilihat dari sisi output dan input. Berdasarkan sudut pandang input mengkaji tentang pemasok input pada produksi secara teknis, harga input, hubungan antara perusahaan dengan pemasok input, informasi yang diperoleh perusahaan tentang input yang digunakan. Aspek output mengkaji jumlah permintaan pasar, penawaran atau perkiraan penjualan, penetapan harga produk, market share yang mampu diserap oleh perusahaan, kualitas produk yang dihasilkan, persaingan yang dihadapi, product life cycle, strategi pemasaran yang dilakukan, dan kendala dalam pemasaran. 2. Analisis Aspek Teknis

Analisis terhadap aspek teknis dilakukan untuk dapat Menggambarkan lokasi bisnis budidaya kambing perah Peranakan Etawa PT Wirayasa Mandiri, besar skala operasi/luas produksi, mesin dan perlengkapan yang digunakan, ketersediaan input produksi, proses produksi dan layout pabrik, fasilitas yang tersedia, teknologi tepat guna, ketersediaan pasokan tenaga kerja, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam aspek teknis. 3. Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek manajemen membahas tentang pelaksanaan bisnis tersebut diantaranya adalah jadwal pelaksanaan bisnis, SDM yang menjalankan usaha, peraturan atau SOP yang dibuat untuk manajemen perusahaan, badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan banyaknya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Aspek hukum mempelajari badan usaha yang dipilih oleh perusahaan, tentang perizinan (seperti: izin mendirikan bangunan, perizinan dan pemberitahuan kepada masyarakat setempat, dan perizinan lainnya). 4. Analisis Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Aspek sosial memberikan Gambaran dari dampak adanya perusahaan tersebut terhadap masyarakat sekitar, penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, kondisi lingkungan sosial sekitar, perkembangan transportasi, listrik, dan jaringan telepon, serta pengorbanan sosial yang dialami masyarakat sekitar. Aspek ekonomi dalam analisis ini menjelaskan dampak dari adanya perusahaan tersebut terhadap peluang peningkatan pendapatan masyarakat sekitar, terbukanya peluang-peluang bisnis lain atau sejenis di lingkungan perusahaan, sehingga mendorong pada peningkatan pendapatan daerah. Sementara dari aspek budaya Menggambarkan adaptasi atau penyesuaian dari budaya perusahaan terhadap budaya masyarakat sekitar.

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

22  

5. Analisis Aspek Lingkungan Analisis aspek lingkungan menjelaskan dampak lingkungan dari adanya

kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Kebanyakan perusahaan yang melakukan kegiatan produksi menghasilkan limbah usaha baik yang aman terhadap lingkungan atau berbahaya bagi lingkungan. Oleh karena itu, perlu dianalisis proses penanganan limbah yang dihasilkan oleh perusahaan. Kajian yang lebih mendetail mengenai lingkungan dapat dilakukan dengan UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan) ketika awal kegiatan bisnis dalam penentuan lokasi dan ketika kegiatan usaha telah dijalankan, serta dengan melakukan uji mengenai dampak bisnis terhadap lingkungan (AMDAL).

Analisis Aspek Finansial

Tahapan awal dari analisis ekonomi dan finansial suatu proyek atau bisnis pada umumnya adalah beberapa analisis investasi mengenai pola atau model usaha yang didasarkan pada anggaran biaya yang dikeluarkan. Terdapat beberapa kriteria dalam analisis investasi yang dapat digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha, yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP). Untuk melakukan analisis investasi, seluruh manfaat dan biaya setiap tahun didiskontokan terlebih dahulu dengan discount factor. Melalui perhitungan kriteria investasi ini, dihitung perbandingan antara perkiraan benefit (cash inflows) dan perkiraan biaya (cash outflows) yang Menggambarkan posisi keuangan di masa yang akan datang. Berikut merupakan kriteria-kriteria dalam analisis kelayakan investasi :

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value dapat diartikan sebagai nilai kini dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis (Nurmalina et al. 2002). NPV dapat dihitung dengan mendiskontokan arus pendapatan (net benefit) atau selisih antara total Present Value Benefit yang diperoleh dengan Present Value Cost yang dikeluarkan. Perhitungan NPV dapat dirumuskan sebagai berikut :

NPV Bt Ct1

Keterangan : Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t i = Tingkat DR (%) t = tahun

Berdasarkan hasil perhitungan NPV yang diperoleh dapat diambil keputusan sebagai berikut : • NPV > 0, maka proyek layak untuk dilaksanakan, karena manfaat yang

diperoleh lebih besar dari biaya.

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

23  

• NPV < 0, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan, karena manfaat yang diperoleh tidak dapat menutupi biaya yang dikeluarkan. Investor disarankan untuk mencari alternatif proyek lain yang lebih menguntungkan.

• NPV = 0, berarti usaha tersebut berada dalam keadaan impas (break even point) atau manfaat sama dengan biaya yang dikeluarkan atau manfaat yang diterima hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.

Pada proyek yang direncanakan, maka untuk dapat menghitung NPV diperlukan data perkiraan biaya dan perkiraan dari proyek tersebut. Pada suatu proyek atau bisnis yang pengembalian modalnya cukup lama, pada tahun-tahun awal kegiatan belum ada manfaat atau benefit yang masuk kedalam arus kas dan baru akan masuk pada tahun-tahun berikutnya, maka perhitungan tahun pertama suatu proyek dimulai dengan tahun ke 0 (nol).

2. Internal Rate of Return (IRR)

IRR menunjukkan tingkat kemampuan suatu proyek dalam mengembalikan modal pinjaman. Nilai IRR merupakan nilai tingkat bunga (discount rate) pada saat nilai NPV sama dengan nol. Cara mencari tingkat discount factor untuk menghasilkan nilai NPV = 0 dapat dilakukan dengan trial and error atau dengan cara interpolasi, dimana juga harus dicari nilai discount rate dari Present Value Benefit yang bernilai negatif.

Proyek yang layak untuk dijalankan, maka nilai IRR yang diperoleh lebih besar dari discount rate atau tingkat diskonto yang berlaku. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari nilai discount rate yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Berikut merupakan cara perhitungan nilai IRR :

IRRNPV

NPV NPV

Keterangan : NPV1 = NPV bernilai positif mendekati 0 (nol) NPV2 = NPV bernilai negatif mendekati 0 (nol) i1 = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1 i2 = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2 3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C ratio merupakan perbandingan antara total net benefit positif dengan total net benefit negatif yang telah dikalikan dengan discount factor. Pada perhitungan nilai Net B/C ratio maka dalam arus kas perlu diketahui net benefit yang bernilai negatif selama umur proyek tersebut berjalan. Suatu proyek dikatakan layak apabila nilai Net B/C lebih > 1 dan dikatakan tidak layak apabila nila Net B/C < 1, sementara bilai nilai Net B/C = 1 berarti arus kas berada pada titik impas dimana total biaya sama dengan total manfaat. Rumus yang digunakan dalam menghitung Net B/C adalah sebagai berikut :

00

Keterangan :

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

24  

Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t i = Tingkat DR (%) t = tahun 4. Payback Period (PP)

Payback Period merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk membayar kembali seluruh biaya yang telah dikeluarkan untuk investasi suatu proyek atau dengan kata lain jangka waktu pengembalian investasi suatu proyek. Proyek yang memiliki waktu pengembalian modal investasi yang cepat, relatif lebih besar kemungkinannya untuk dipilih oleh investor.

PPI

Ab

Keterangan : I = besarnya biaya investasi yang diperlukan Ab = manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya

Pada metode yang digunakan untuk menentukan Payback Period terdapat permasalahan utama yaitu sulit menentukan periode maksimum yang digunakan untuk pembanding, selain itu tidak memperhitungkan nilai uang terhadap waktu (present value) dan tidak memperhitungkan arus kas setelah Payback Period.

Analisis Nilai Pengganti (Switching Value Analysis)

Analisis switching value digunakan untuk mencari seberapa besar perubahan maksimum yang dapat ditolerir agar proyek masih bisa dilaksanakan dan asih memberikan keuntungan normal, dimana nilai NPV sama dengan nol. Analisis switching value yang digunakan dalam penelitian ini adalah asumsi apabila terjadi perubahan pada komponen harga jual susu dan harga pakan konsentrat bagi ternak.

Asumsi Dasar

1. Lahan yang digunakan adalah lahan milik sendiri, luas lahan keseluruhan 2450 m2. Lahan yang digunakan untuk kandang kambing saat ini seluas 1 050 m2 dan sisanya untuk lahan pakan hijauan.

2. Lahan yang digunakan untuk usaha budidaya padi semi organik seluas 3 500 m2 dengan asumsi investasi lahan selama 5 tahun di awal usaha.

3. Budidaya padi semi organik dilakukan sebanyak 2 kali masa tanam dalam setahun dengan produksi rata-rata sebanyak 1 754 kg beras semi organik untuk satu kali masa tanam.

4. Harga jual beras semi organik yaitu Rp15 000 per kg. 5. Umur proyek peternakan adalah lima tahun berdasarkan pada umur produktif

kambing selama 5 tahun. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

25  

kambing merupakan aset penting dalam usaha dan merupakan biaya investasi terbesar.

6. Jumlah kambing awal sebanyak 33 ekor, yang terdiri dari 28 ekor betina dan 5 ekor jantan pada usia produktif.

7. Modal yang digunakan adalah modal milik pribadi. 8. Setiap masa produksi susu kambing (laktasi) diasumsikan susu yang

dihasilkan habis terjual. 9. Kegiatan pemerahan susu dilakukan satu kali dalam sehari. Masa laktasi

(masa waktu diperah) selama 120 hari. Setiap kambing laktasi menghasilkan 1 liter susu per hari.

10. Harga jual anak kambing jantan adalah Rp500 000 per ekor, betina Rp600 000 per ekor dan nilai ternak afkir rata-rata Rp4 000 000 per ekor (sesuai dengan kualitas dan bobot tubuh kambing).

11. Harga jual susu kambing yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rp55 000 per liter berdasarkan harga yang belaku pada saat penelitian.

12. Harga input dan output yang digunakan mengikuti jumlah pertambahan ternak.

13. Nilai sisa dihitung berdasarkan perhitungan metode garis lurus dimana harga beli dibagi umur ekonomis. Harga tanah diasumsikan sama antara harga beli dengan harga jual pada ahkir umur proyek.

14. Rata-rata kelahiran anak kambing sebanyak dua ekor, dari total anak yang dilahirkan tingkat kematian sebesar lima persen (Sutama 2007). Perbandingan anakan jantan dan betina yaitu 47 persen anakan betina dan 53 persen anakan jantan.

15. Tingkat sukubunga yang digunakan untuk modal sendiri adalah tingkat sukubunga deposito BI bulan Juni 2013 sebesar 6 persen.

16. Nilai sisa pada akhir umur proyek diasumsikan bernilai nol, kecuali barang-barang yang masih memiliki umur ekonomis lebih dari 5 tahun pada usaha ternak kambing.

17. Besarnya pajak yang digunakan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Tentang Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 26 atas Penghasilan dari Penjualan atau pengalihan saham sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 Ayat (3c) Undang-Undang Pajak Penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak luar negeri. 1) Pasal 1 ayat 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 258/ PMK.03/2008,

yaitu: Besarnya perkiraan penghasilan neto sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah 25 persen dari harga jual.

2) Pasal 1 ayat 5 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 258/ PMK.03/2008, yaitu: Pajak penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah bersifat final.

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

26  

GAMBARAN UMUM

Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi usaha peternakan kambing perah dan budidaya padi semi organik PT Wirayasa Mandiri terdapat di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Peternakan berada di tempat yang strategis dan mudah dijangkau oleh sarana transportasi. Lokasi peternakan kambing PE ini berada di dekat kantor Desa Wanasari, sementara lokasi lahan pertanian padi semi organik berada sekitar 500 m dari peternakan kambing. Desa Wanasari secara geografis mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tegalgirang dan Desa Malangsari. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lajer dan Desa Mekarsari. c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Karang Getas. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mulayasari dan Desa Rancasari.

Desa Wanasari merupakan salah satu desa yang strategis dan berada sekitar 5 menit dari jalan utama pantura apabila ditempuh dengan kendaraan bermotor. Sarana dan prasarana yang yang terdapat di desa antara lain jalan aspal untuk jalan utama, sekolah, puskesmas, dan masjid. Sementara sarana transportasi umum yang mendukung aktivitas penduduk setiap hari adalah angkutan umum dan ojek.

Wilayah Desa Wanasari memiliki luas 583 500 hektar. Sebagian besar wilayah desa merupakan lahan pertanian padi yang ditanam secara konvensional dengan luas lahan 489 000 hektar, yang didukung dengan saluran untuk pengairan seluas 7 000 hektar dan sisa wilayah lainnya dengan luas 86 500 hektar yang dimanfaatkan untuk perumahan dan pekarangan warga. Masa tanam padi yang dilakukan oleh para petani sebanyak dua kali dalam setahun. Akan tetapi, pada masa-masa bulan kering yaitu antara musim tanam satu dan dua, biasanya ada beberapa petani yang memanfaatkan lahan padinya untuk ditanami dengan tanaman sayur-sayuran atau tanaman buah seperti semangka yang cocok ditanam ketika musim kemarau.

Kabupaten Indramayu berada di wilayah jalur pantai utara Pulau Jawa sehingga cuaca dan iklim di wilayah tersebut cukup panas. Iklim terpanas di Desa Wanasari yaitu 330 C sedangkan iklim terdingin yaitu 260 C. Menurut Ensminger (2002), suhu lingkungan yang ideal untuk kambing perah di daerah sub tropis adalah 12.70 C sampai dengan 21.110 C sedangkan di daerah tropis antara 180 C sampai dengan 300 C. Musim panas yang cukup panjang di wilayah Indramayu yaitu sekitar 7 bulan menjadikan wilayah Indramayu sangat cocok untuk usaha pertanian padi. Sementara usaha peternakan belum banyak dikembangkan dan masih banyak warga yang hanya menjadikan usaha peternakan sebagai usaha sampingan.

Penduduk yang berada di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua berjumlah 4 413 jiwa dengan 2 154 laki-laki dan 2 259 perempuan. Hampir sebagian besar penduduk desa bekerja sebagai buruh tani, seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

27  

Tabel 3 Jumlah Penduduk Desa Wanasari Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2011 No. Pekerjaan Jumlah Penduduk (jiwa) Persentase (%) 1. PNS 23 0.52 2. TNI/ POLRI 9 0.20 3. Pensiun 8 0.18 4. Wiraswasta 618 14.01 5. Industri Kecil 6 0.13 6. Pedagang 120 2.72 7. Petani 433 9.81 8. Buruh 2 189 49.61 9. Pelajar 758 17.18

10. Mahasiswa 12 0.27 11. Lain-lain 237 5.37 12. Jumlah 4 413 100

Sumber : Data Monografi Desa Wanasari, 2011

Keragaan Usaha Peternakan Kambing Perah dan Padi Semi organik PT Wirayasa Mandiri

Profil Singkat Perusahaan

PT Wirayasa Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang finansial dan agribisnis. Bidang finansial yang dijalankan oleh PT Wirayasa Mandiri adalah usaha Bank Garansi. Sementara dalam bidang agribisnis perusahaan sedang mengembangkan usaha peternakan kambing perah jenis PE ras Kaligesing dan Senduro sejak bulan Februari tahun 2012. Berikut merupakan salah satu Gambar kambing PE yang dimiliki PT Wiarayasa Mandiri.

Gambar 2 Kambing Peranakan Etawa (PE) PT Wirayasa Mandiri Tahun 2013 Sumber: PT Wirayasa Mandiri, 2013

Selain usaha peternakan kambing perah, perusahaan juga menambah unit

usahanya dengan melakukan budidaya padi semi organik dengan sistem pengelolaan secara terintegrasi dengan peternakan kambing perah yang telah dimiliki. PT Wirayasa Mandiri dikelola oleh Bapak Hendra selaku pemilik perusahaan dan dibantu oleh seorang manajer bernama Bapak Casmita yang merupakan ayah dari Bapak Hendra.

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

28  

Alasan yang membuat pemilik PT Wirayasa Mandiri memilih usaha peternakan kambing perah adalah karena di sekitar desa banyak terdapat pohon-pohon yang dapat dimanfaatkan untuk pakan hijauan ternak, lokasi peternakan tidak telalu berdekatan dengan rumah penduduk, dan belum ada pengembangan peternakan kambing perah di desa tersebut sehingga perusahaan berkeinginan menjadi pelopor pengembangan ternak kambing perah di Desa Wanasari, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Pemilik lebih memilih kambing perah PE karena jenis kambing tersebut lebih mudah untuk beradaptasi di lingkungan baru, menghasilkan susu yang banyak, dan postur tubuh kambing yang indah serta kuat juga semakin membuat pemilik tertarik untuk mengusahakannya.

Selain faktor lokasi, faktor harga jual juga menjadi daya tarik bagi perusahaan. Harga jual susu kambing dipasaran antara Rp20 000 hingga Rp100 000 per liter. Harga jual produk susu kambing yang relatif lebih tinggi dibandingkan harga susu sapi membuat perusahaan berminat untuk mengembangkan peternakan kambing perah PE. Selain itu, modal usaha peternakan kambing perah lebih murah jika dibandingkan untuk membangun usaha peternakan sapi, serta faktor iklim dan cuaca yang lebih memungkinkan untuk pengembangan usaha kambing perah dari pada usaha sapi perah. Permintaan terhadap susu kambing juga semakin meningkat, karena masyarakat sudah mulai mengetahui manfaat dari susu kambing terhadap kesehatan.

Setelah menjalankan usaha peternakan kambing perah PE, perusahaan kembali mencoba mengembangkan unit bisnisnya dengan melakukan usaha budidaya padi semi organik. Perusahaan memanfaatkan pupuk yang berasal dari kotoran kambing untuk tanaman padi sehingga usahatani padi yang dilakukannya menghasilkan padi semi organik. Usaha budidaya padi yang dilakukan PT Wirayasa Mandiri masih semi organik karena lokasi bertanam padi berada di sawah yang juga menanam padi secara konvensional, sehingga sangat mungkin pestisida akan terbawa oleh angin ke sawah padi milik PT Wirayasa Mandiri apabila ada penyemprotan pestisida di lahan sawah padi sekitar. Gambar 3 berikut merupakan Gambar lahan padi semi organik milik PT Wirayasa Mandiri.

Gambar 3 Lahan Padi Semi Organik PT Wirayasa Mandiri Tahun 2013 Sumber: PT Wirayasa Mandiri, 2013

Alasan perusahaan lebih memilih padi semi organik karena harga jualnya

yang relatif lebih tinggi yaitu Rp15 000 per kg. Selain itu, perusahaan juga lebih efisien dalam menggunakan biaya input terutama untuk membeli pupuk dan pestisida. Pupuk didapat dari hasil limbah kotoran ternak kambing sementara

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

29  

pestisida diganti dengan urin kambing yang telah difermentasi atau dicampur dengan Bio 10. Urin kambing yang telah difermentasi memiliki kegunaan seperti halnya pestisida, namun lebih ramah lingkungan karena bukan terbuat dari bahan kimia berbahaya.

Saat ini, peternakan sedang dalam tahap pengembangbiakan atau pertambahan jumlah ternak kambing PE. Pemilik perusahaan berharap dapat semakin memberdayakan masyarakat sekitar dalam usaha budidaya kambing perahnya, apabila jumlah kambing PE yang dimiliki sudah cukup banyak dengan target mencapai 350 ekor kambing pada tahun 2015. Pemilik perusahaan berharap Desa Wanasari dapat menjadi salah satu sentra pengembangan kambing perah, sehingga dapat menyediakan peluang usaha yang mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Struktur Organisasi

Pada unit usaha peternakan PT Wirayasa Mandiri telah memiliki struktur organisasi secara sederhana. Struktur organisasi yang telah ada membuat perusahaan berjalan dengan baik karena perusahaan telah memiliki pembagian kerja yang jelas, walaupun dengan sistem manajemen yang masih sederhana. Gambar 4 merupakan bagan struktur organisasi perusahaan PT Wirayasa Mandiri yang melaksanakan usaha dalam bidang peternakan dan pertanian.

Gambar 4 Bagan Struktur Organisasi PT Wirayasa Mandiri Tahun 2013

Tenaga kerja yang bekerja pada peternakan kambing perah terdiri dari satu orang tenaga kerja keluarga dan satu orang tenaga kerja luar keluarga. Perusahaan berencana untuk menambah jumlah pekerjanya karena jumlah kambing perah juga semakin banyak. Sementara pada usaha budidaya padi semi organik mempekerjakan tenaga kerja luar keluarga. Perusahaan telah mengatur tugas serta wewenang direktur, manajer, dan pekerja sehingga dapat mempermudah dan memperlancar jalannya usaha. Berikut merupakan tugas dan wewenang bagi tenaga kerja, manajer, dan direktur: 1. Direktur, memiliki tugas dan wewenang untuk menyediakan modal usaha,

melakukan kontrol terhadap kinerja manajer dan tenaga kerja, serta melakukan evaluasi usaha.

Direktur

Manajer

Pekerja Peternakan

Penanggung jawab lahan

Pekerja Borongan

Pekerja Harian

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

30  

2. Manajer, memiliki tugas dan wewenang dalam melakukan perencanaan usaha, mengatur keuangan perusahaan, mengendalikan, mengorganisir, serta melakukan kontrol terhadap kinerja para tenaga kerja.

3. Pekerja (pemelihara ternak), bertugas memelihara ternak, mencari dan memberi pakan, mengontrol kesehatan ternak, membersihkan kandang, melakukan proses persalinan ternak, dan melakukan pengolahan pupuk organik.

4. Pekerja (penanggung jawab lahan padi semi organik), bertugas melakukan kontrol terhadap lahan padi semi organik, melakukan penyemprotan dengan pestisida organik, menyiapkan tenaga kerja harian yang dibutuhkan untuk proses penanaman sampai pemanenan.

5. Pekerja harian dan pekerja borongan, yaitu bekerja apabila perusahaan membutuhkan tenaga kerja untuk penggarapan lahan pertanian, seperti untuk mengendalikan traktor, menanam bibit padi, membersihkan rumput, hingga pemanenan.

Para pekerja memiliki hak untuk menyampaikan pendapat maupun masukan secara langsung kepada manajer maupun pemilik perusahaan, karena sistem kerja dalam peternakan kambing perah dan usaha budidaya padi semi organik ini masih secara kekeluargaan. Apabila saran yang diberikan oleh para pekerja dapat memberikan manfaat dan dapat mengembangkan perusahaan, maka pihak manajer dan pemilik perusahaan pun dapat menerima saran tersebut. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan yang diterapkan manajer dan direktur PT Wirayasa Mandiri adalah gaya kepemimpinan yang demokratis. Kebutuhan Tenaga Kerja

Pada awal peternakan kambing perah ini berdiri, jumlah pekerja hanya satu orang dan saat ini telah bertambah menjadi dua orang. Para pekerja merupakan penduduk di daerah sekitar dengan riwayat pendidikan SMP. Tenaga kerja yang mengelola peternakan PT Wirayasa Mandiri tidak ada yang memiliki latar belakang sebagai peternak dan belum pernah mengetahui cara memelihara ternak sebelumnya, para pekerja tersebut ada yang pernah menjadi pedagang buah musiman dan juga ada yang pernah menjadi petani. Oleh karena tidak ada pekerja yang memiliki kemampuan dasar dan pengalaman dalam hal beternak kambing perah, maka para tenaga kerja peternakan PT Wirayasa Mandiri belajar dari seorang peternak kambing dari desa sekitar bernama Bapak Nana yang telah memiliki pengalaman dalam beternak kambing dan domba. Proses belajar ini dilakukan selama kurang lebih lima bulan, sampai pekerja mengerti tentang cara beternak kambing perah.

Selain belajar dari orang yang telah berpengalaman, pemilik peternakan juga memberikan pengetahuan tentang cara beternak kambing dari buku-buku budidaya kambing maupun info dari media internet, dan berbagi pengalaman dari para peternak kambing lainnya. Selain memperoleh ilmu tentang cara beternak kambing perah, salah seorang pekerja yang telah mengurus kambing-kambing perah PE ini sejak awal juga mendapat fasilitas tempat tinggal yang berada di sekitar kandang dengan tujuan agar mudah dalam pengawasan ternak dan menjaga keamanan ternak dari tindak pencurian.

Saat ini jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan perusahaan untuk usaha peternakan kambing perah adalah dua orang pekerja laki-laki. Tenaga kerja

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

31  

tersebut bertugas memelihara ternak mulai dari mencari pakan, memberi pakan; minum; dan vitamin tambahan, memandikan kambing, merawat dan membersihkan kandang, memantau kesehatan ternak, mengobati ternak yang sakit, melakukan penyemprotan kandang setiap empat bulan sekali, memerah susu, membantu proses melahirkan induk kambing betina, dan mengolah pupuk organik yang terbuat dari kotoran kambing.

Gaji yang diterima oleh kedua karyawan berbeda. Hal ini disebabkan oleh lamanya pengalaman kerja dan waktu kerja yang berbeda. Jam kerja dimulai pada pukul 09.00 pagi sampai 18.00 dengan dipotong waktu istirahat dari pukul 12.00 sampai 14.00. Tenaga kerja luar keluarga yang bekerja mulai pukul 09.00 sampai 18.00 memperoleh gaji sebesar Rp1 000 000 per bulan. Sementara tenaga kerja keluarga yang telah bekerja mulai dari awal didirikannya peternakan memperoleh gaji sebesar Rp1 350 000. Gaji yang lebih besar yang diterima oleh Bapak Darwan juga disebabkan jam kerja yang lebih banyak, dimana ia juga bertugas menjaga kambing-kambing dan lokasi peternakan setiap hari. Bapak Darwan diberikan tempat untuk tinggal menjaga kambing-kambing, sehingga apabila ada kambing yang melahirkan atau sakit dapat segera mendapat pertolongan serta menjaga kambing dari tindak pencurian.

Apabila jumlah ternak semakin banyak, maka peternakan akan menambah jumlah tenaga kerjanya menjadi delapan orang tenaga kerja luar keluarga. Perusahaan juga harus membagi tugas dan pekerjaan secara merata kepada para pekerja kandang.

Selain mempekerjakan tenaga kerja di bagian peternakan kambing perah, perusahaan juga memberikan tanggung jawab kepada seorang pekerja bernama Bapak Kusen untuk mengontrol usaha padi semi organik. Tidak semua pekerjaan dalam budidaya padi semi organik dilakukan oleh Bapak Kusen. Tugas Bapak Kusen biasanya adalah melakukan penyemprotan padi dengan pestisida organik serta melakukan kontrol mulai dari proses penanaman hingga waktu panen. Pak Kusen mendapatkan upah Rp40 000 dari tugasnya menyemprot tanaman padi semi organik setiap satu HOK.

Proses budidaya lainnya mulai dari proses awal membajak sawah menggunakan traktor sewaan dengan ongkos sewa perhari yaitu Rp500 000 sudah termasuk dengan tenaga kerja, kemudian setelah lahan dibajak dilakukan perbaikan dan pembersihan pematang dari rumput-rumput dengan cara dicabut. Tenaga kerja yang digunakan biasanya merupakan tenaga kerja harian wanita. Waktu kerja untuk satu HOK yaitu selama delapan jam yang dimulai dari pukul 06.00 hingga 12.00 kemudian dilanjutkan lagi dari jam 13.00 hingga 15.00. Sementara itu, untuk proses pemupukan menggunakan tenaga kerja laki-laki sebanyak tiga orang. Proses pemupukan berlangsung selama dua hari. Pemupukan pada usaha pertanian padi semi organik hanya dilakukan satu kali, yaitu pada waktu awal pemupukan dasar sebelum pembenihan dan penanaman.

Proses penanaman menggunakan tenaga kerja secara borongan yang biasanya untuk ukuran lahan seluas 3 500 m2 menggunakan 7-8 orang pekerja. Selama pemeliharaan padi semi organik dilakukan satu atau dua kali pembersihan rumput-rumput yang mengganggu tumbuhnya padi atau rumput yang tumbuh di pinggir pematang. Setelah padi mulai menguning, maka padi dapat dipanen dengan sistem borongan. Perusahaan juga berencana untuk menggunakan sistem panen menggunakan mesin yang saat ini sudah mulai digunakan para petani padi.

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

32  

Apabila panen dilakukan dengan menggunakan mesin, maka tenaga kerja yang dibutuhkan untuk panen lebih sedikit dibandingkan dengan sistem borongan. Jenis dan Perkembangan Usaha

Awalnya peternakan mengusahakan 33 ekor kambing PE yang sudah siap untuk dikawinkan. Kambing tersebut terdiri dari 28 ekor kambing betina dan 5 ekor kambing jantan. Seluruh kambing yang berada di peternakan PT Wirayasa Mandiri diperoleh dari wilayah sentra kambing PE di Jawa Tengah, yaitu Kaligesing. Peternakan kambing perah PT Wirayasa Mandiri mulai berdiri pada bulan Februari 2012. Oleh karena itu, peternakan ini masih dalam tahap awal untuk memperbanyak jumlah kambing perah. Saat ini, jumlah kambing telah bertambah menjadi 65 ekor. Akan tetapi, peternakan belum melakukan proses pemerahan secara optimal karena terkendala dengan sedikitnya jumlah tenaga kerja yang ada saat ini.

Mulai dari usaha peternakan kambing perah PE, perusahaan kemudian mengembangkan usahanya ke bidang pertanian budidaya padi semi organik. Usaha pertanian padi semi organik ini dimulai ketika pemilik peternakan merasa jumlah kotoran kambing yang dihasilkan sudah sangat banyak, sehingga pemilik usaha menginginkan agar kotoran yang dihasilkan oleh kambing dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bagi budidaya padi milik peternak.

Pemilik usaha pada awalnya pernah melakukan usaha budidaya padi secara konvensional dengan menggunakan pupuk anorganik. Namun, setelah menjalankan usaha peternakan kambing, pemilik usaha tertarik untuk mengembangkan budidaya padi semi organik, karena pemilik perusahaan juga telah mengetahui besarnya keuntungan dan manfaat yang didapatkan dari pengusahaan pertanian secara terpadu, antara lain dapat memanfaatkan limbah kotoran kambing menjadi pupuk organik untuk input usaha padi semi organik, sehingga lebih efiisien dalam mengeluarkan biaya input usaha padi semi organik. Selain itu, lahan persawahan pun lebih subur apabila menggunakan pupuk organik. Pengadaan Bahan Baku Bahan baku yang harus dipenuhi untuk usaha peternakan kambing perah diantaranya adalah pengadaan bibit kambing PE, pakan, obat-obatan, serta perlengkapan dan peralatan untuk peternakan. Bibit kambing PE diperoleh dari sentra budidaya kambing PE yang berada di Jawa Tengah, yaitu daerah Kaligesing. Bibit awal yang dibeli berumur delapan bulan sampai satu tahun untuk kambing betina dan untuk kambing jantan rata-rata telah berusia dua tahun. Harga kambing betina rata-rata Rp2 000 000 sampai Rp4 000 000 per ekor dan kambing jantan antara Rp5 000 000 sampai Rp8 000 000 per ekor. Rata-rata kambing yang dibeli sudah dalam masa produktif. Gambar 5 berikut merupakan Gambar bibit kambing PE milik PT Wirayasa Mandiri.

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

33  

Gambar 5 Bibit Kambing Peranakan Etawa PT Wirayasa Mandiri Tahun 2013 Sumber: PT Wirayasa Mandiri, 2013

Kebutuhan penting lainnya dalam usaha peternakan adalah penyediaan pakan ternak. Pakan kambing terbagi menjadi dua jenis yaitu pakan hijauan dan pakan konsentrat. Pakan hijauan berupa daun-daunan biasanya didapat dari pohon-pohon yang berada di sekitar desa atau dari tanaman rumput yang ditanam disekitar peternakan ataupun dari sisa-sisa panen jagung masyarakat sekitar. Pakan hijauan ini didapat secara gratis. Setiap hari dibutuhkan sekitar 3 kuintal pakan hijauan untuk ternak, sehingga untuk mengangkutnya menggunakan motor besar. Sementara untuk pakan tambahan adalah polar yang terbuat dari gandum putih. Polar ini didapatkan dari wilayah Banjarnegara dengan harga Rp3 700 per kg.

Gambar 6 Pakan Konsentrat dan Lahan Pakan Hijauan Peternakan PT Wirayasa Mandiri Tahun 2013 Sumber: PT Wirayasa Mandiri, 2013

Kebutuhan tambahan yang digunakan untuk ternak adalah obat-obatan dan suplemen. Obat-obatan yang biasa digunakan adalah obat mata, obat gatal untuk ternak yang terkena penyakit gatal, dan obat cair desinfektan untuk kandang. Suplemen yang biasanya dikonsumsi adalah minyak ikan. Obat-obatan dan suplemen biasanya dibeli di toko yang menjual kebutuhan ternak dan pertanian di pasar Jatibarang yang letaknya tidak terlalu jauh dari peternakan. Kebutuhan perlengkapan peternakan seperti sapu, ember, selang, tempat pakan juga dibeli di pasar Jatibarang dan ada beberapa peralatan lain seperti sebuah mesin penggiling untuk menggiling kotoran kambing yang dibeli dari daerah Jawa Tengah dengan harga Rp6 000 000 dan sebuah alat perah manual yang dibeli secara online dengan harga Rp3 500 000.

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

34  

Selain kebutuhan untuk bahan baku peternakan, perusahaan juga harus menyiapkan bahan baku untuk budidaya padi semi organik, diantaranya benih padi, pupuk organik, pestisida organik, dan peralatan pertanian seperti cangkul, arit, dan sprayer. Benih padi yang digunakan adalah jenis padi si denok. Benih ini dibeli di koperasi milik Balai Tenaga Atom dan Nuklir (Batan) yang ada di wilayah Tangerang Selatan dengan harga Rp20 000 per kg. Sementara untuk kebutuhan pupuk dan pestisida semi organik didapat dari hasil peternakan kambing perah milik perusahaan, sedangkan untuk keperluan mesin traktor menggunakan traktor sewa dengan harga Rp500 000 per hektar. Sementara peralatan-peralatan lainnya dibeli dari toko pertanian yang ada di pasar Jatibarang, Indramayu.

Lay Out

Salah satu bagian dalam aspek teknis yang perlu diperhatikan adalah lay out. Lay out merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan layout diantaranya adalah efisiensi penggunaan alat secara efisien, penggunaan ruangan secara optimal, alur produk dalam proses produksi lancar, serta keamanan tenaga kerja dan produk. Lay out mencakup lay out site (layout lahan lokasi bisnis), lay out pabrik, layout bangunan bukan pabrik, dan fasilitas-fasilitasnya. Gambar 7 menunjukkan lay out peternakan PT Wirayasa Mandiri.

Gambar 7 Lay Out Peternakan PT Wirayasa Mandiri Tahun 2013

Sumber : PT Wirayasa Mandiri, 2013 Lay out dalam peternakan kambing perah PT Wirayasa Mandiri terdiri dari

lay out bangunan kandang. Kandang yang digunakan adalah jenis kandang panggung yang terbuat dari kayu dan bambu. Kandang kambing terbagi dua, yaitu kandang lama dan kandang baru. Kandang lama memiliki luas 750 m2 yang terbagi menjadi 34 ruangan. Setiap ruangan berukuran 1.5 m x 2 m dan mampu memuat 2-3 ekor kambing berukuran sedang. Pada sisi depan setiap ruangan kandang terdapat tempat untuk menaruh pakan kambing yang terbuat dari kayu, sedangkan di sisi belakang terdapat pintu untuk keluar masuknya ternak. Tahun

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

35  

kedua, perusahan akan menambah jumlah kandang kambingnya, karena jumlah kambing juga semakin bertambah. Kandang baru berada di dekat kandang lama dengan luas kandang 300 m2.

Gambar 8 Kandang Kambing PE PT Wirayasa Mandiri Tahun 2013 Sumber: PT Wirayasa Mandiri, 2013

Lantai kandang terbuat dari bambu yang disusun berjajar dan tidak terlalu

rapat, hal ini dimaksudkan agar kotoran kambing dapat jatuh ke bagian dasar kandang, akan tetapi jangan sampai membuat kaki kambing mudah terjepit. Bagian dasar kandang disemen dengan tujuan agar mempermudah karyawan kandang dalam membersihkan kotoran kambing. Sumber air merupakan salah satu kebutuhan penting dalam usaha peternakan, sehingga di dekat kandang juga disediakan keran air yang biasa digunakan untuk membersihkan lantai dasar kandang dan sumber air minum kambing.

Pada bagian belakang kandang lama terdapat tempat terbuka dengan beratap seng yang digunakan untuk mengumpulkan kotoran kambing dan juga digunakan sebagai tempat pengolahan pupuk organik. Pupuk yang telah digiling, selanjutnya akan disimpan dalam tempat penyimpanan pupuk hasil penggilingan. Semakin banyak pupuk yang terkumpul, maka pupuk tersebut siap dimasukkan ke dalam karung.

Gambar 9 Tempat Penyimpanan Pupuk Organik Peternakan PT Wirayasa Mandiri Tahun 2013 Sumber: PT Wirayasa Mandiri, 2013

Kondisi lahan di sekitar kandang kambing PT Wirayasa Mandiri semuanya

termanfaatkan dengan baik. Selain ternak kambing PE, lahan sekitarnya juga

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

36  

dimanfaatkan untuk kolam ikan, sawah percobaan padi semi organik, kebun tanaman sayur, kandang ayam pelung dan bebek petelur, serta lahan untuk menanam pakan hijauan bagi kambing. Di tengah kebun sayuran terdapat tempat penyimpanan jerami padi yang terbuat dari terpal plastik. Jerami padi digunakan untuk mengasapi kandang kambing agar tidak terdapat banyak nyamuk di dalam kandang.

Selain tempat penyimpanan jerami, peternakan PT Wirayasa Mandiri juga memiliki tempat penyimpanan pakan hijauan dan konsentrat yang letaknya 10 m dari lokasi kandang. Tempat penyimpanan konsentrat merupakan bangunan semi permanen yang sebagian dindingnya terbuat dari kawat-kawat. Tempat penyimpanan pakan ini berada di dekat mess pegawai peternakan. Pemasaran

PT Wirayasa Mandiri belum melakukan pemasaran produknya secara luas. Produk susu kambing masih dipasarkan kepada penduduk desa sekitar, serta kerabat dan rekan-rekan pemilik perusahaan. Saat ini produksi susu kambing belum optimal, karena terkendala dengan tenaga kerja yang melakukan pemerahan. Sementara untuk pemasaran padi semi organik, pemilik perusahaan memasarkannya kepada rekan-rekan kerja dan untuk kedepannya pihak pemilik perusahaan berencana untuk melakukan pemasaran dengan menjualnya di ruko bank garansi yang berada di daerah Jakarta Selatan dan Depok.

1. Harga (Price) Penentuan harga produk susu peternakan PT Wirayasa Mandiri ditetapkan

oleh perusahaanberdasarkan kualitas susu kambing yang dihasilkan dan juga mempertimbangkan harga susu yang beredar dipasaran. Haga susu kambing yang ditetapkan oleh peternakan PT Wirayasa Mandiri adalah Rp55 000 per liter, sedangkan harga susu kambing di pasaran wilayah Indramayu bervariasi antara Rp20 000 hingga Rp70 000 per liter.

Perusahaan tidak menetapkan harga seperti harga terendah yang ada di pasaran karena perusahaan meyakini bahwa kualitas susu kambing yang dihasilkan oleh peternakan PT Wirayasa Mandiri merupakan produk susu kambing asli tanpa campuran, sementara ada beberapa produk susu kambing dengan harga murah yang beredar di Indramayu biasanya telah dicampur dengan air. Perusahaan juga tidak menetapkan harga tertinggi seperti di pasaran karena packaging produk susu kambing yang dihasilkan belum sebaik produk susu lainnya.

Sementara untuk produk beras semi organik, PT Wirayasa Mandiri menetapkan harga sebesar Rp15 000 per kilogram. Harga ini sesuai dengan harga yang ada di pasaran.

2. Produk (Product) Produk susu kambing yang dihasilkan merupakan produk susu kambing asli

dengan kualitas yang baik dan tanpa campuran. Susu yang telah diperah langsung disaring dan dikemas dengan plastik yang kemudian direkatkan dengan sealer agar tetap terjaga dari bakteri dan kotoran. Setiap kemasan susu memiliki beragam ukuran, yaitu setengah dan seperempat liter. Susu kambing kemudian dimasukkan ke dalam freezer hingga siap diantarkan kepada konsumen yang telah memesan.

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

37  

Selain melalui pemesanan, ada juga konsumen yang datang langsung ke peternakan dan menikmati susu kambing yang baru diperah.

Kemasan produk susu yang dihasilkan oleh peternakan PT Wirayasa Mandiri masih berupa kemasan plastik biasa, belum diberikan merek, batas waktu konsumsi, dan logo perusahaan. Masa simpan susu kambing PE yang dihasilkan dapat bertahan hingga tiga bulan apabila susu dibekukan di dalam freezer sedangkan apabila disimpan dalam suhu ruang, susu hanya dapat bertahan selama enam sampai sepuluh jam. Saat ini susu kambing yang mampu dihasilkan sekitar 20-30 liter perminggu.

Sementara produk beras semi organik yang dihasilkan PT Wirayasa Mandiri merupakan produk beras semi organik tanpa pemberian bahan-bahan kimia anorganik secara sengaja, baik ketika masa budidaya maupun setelah masa pemanenan. Pengemasan produk beras semi organik dikemas dengan menggunakan karung kecil dengan masing-masing karung berisi 20 kg beras. Karung untuk mengemas tersebut belum memiliki logo atau nama perusahaan, sehingga perusahaan berencana untuk membuat kemasan yang lebih baik dengan disertai nama produk dan perusahaan yang menghasilkan. Produk beras dan susu kambing PT Wirayasa Mandiri belum mendapatkan sertifikat uji dari Dinas Kesehatan maupun sertifikat sebagai produk organik bagi produk beras.

3. Tempat (Place) Produk-produk yang dihasilkan oleh PT Wirayasa Mandiri belum

dipasarkan di toko atau gerai khusus. Pada tahun pertama, perusahaan belum memiliki toko khusus atau juga belum pernah menitipkan produknya di toko-toko untuk dipasarkan. Susu kambing dapat diperoleh konsumen melalui layanan pesan antar atau dengan datang langsung ke peternakan kambing perah PT Wirayasa Mandiri.

Perusahaan berencana untuk memasarkan produk beras semi organik ke masyarakat secara luas dengan memasarkannya di kantor bank garansi milik PT Wirayasa Mandiri yang sekaligus akan menjadi toko tempat menjual produk susu kambing. Kantor tersebut berada di wilayah Jakarta Selatan dan Depok, sehingga mudah dijangkau oleh target pasar produk-produk tersebut.

4. Promosi (Promotion) Produk susu kambing sebagai produk baru yang dapat dijadikan sebagai

substitusi susu sapi masih berada dalam tahap pengenalan produk. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan promosi untuk memperkenalkan produk tersebut kepada masyarakat serta dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai manfaat susu kambing. Promosi yang telah dilakukan pada produk susu kambing dan padi semi organik PT Wirayasa Mandiri adalah dengan cara menginformasikan melalui komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) baik oleh pemilik perusahaan maupun para pekerja di peternakan. Perusahaan masih mencoba memperkenalkan produk susu kambing dengan berbagai manfaatnya kepada masyarakat melalui penjelasan yang dilakukan oleh para tenaga kerja peternakan.

Upaya lain yang dilakukan adalah dengan mengikuti perlombaan kambing PE. Kambing PE yang dimiliki PT Wirayasa Mandiri pernah mengikuti perwakilan dari wilayah Indramayu untuk mengikuti kontes kambing PE se-Jawa Barat. Walaupun belum meraih juara, akan tetapi hal tersebut menjadi salah satu

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

38  

bentuk promosi bagi peternakan kambing perah PT Wirayasa Mandiri. Pemilik PT Wirayasa Mandiri juga berencana untuk mempromosikan usaha terpadu peternakan kambing perah PE dengan pertanian padi semi organik lewat media sosial dan media siaran. Sementara bentuk promosi lain yang akan segera dilakukan oleh perusahaan adalah dengan promosi lewat kemasan produk yang menarik.

ANALISIS ASPEK NON FINANSIAL

Analisis terhadap aspek non finansial merupakan salah satu hal penting untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian terhadap aspek-aspek non finansial suatu uaha bertujuan agar dapat memberikan Gambaran usaha yang telah, sedang, maupun akan dijalankan. Aspek finansial yang biasa diteliti terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, serta aspek sosial, ekonomi dan budaya.

Aspek Pasar

Permintaan Saat ini jumlah permintaan susu kambing semakin banyak mengingat

semakin berkembangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat susu kambing bagi kesehatan. Data nasional maupun regional belum ada yang secara spesifik menjelaskan besarnya permintaan susu kambing bagi konsumsi masyarakat. Banyaknya masyarakat yang tertarik dengan cara pengobatan alami membuat susu kambing dicari oleh banyak orang karena memiliki berbagai macam khasiat bagi kesehatan.

Namun, di Desa Wanasari masih ada masyarakat yang belum mengetahui manfaat susu kambing, bahkan ada beberapa yang beranggapan bahwa susu kambing dapat menyebabkan penyakit kolesterol tinggi apabila dikonsumsi secara berlebihan seperti halnya daging kambing. Oleh karena itu, permintaan susu kambing di peternakan PT Wirayasa Mandiri lebih banyak dari masyarakat yang berada di sekitar desa Wanasari, seperti dari Kecamatan Jatibarang, Tukdana, dan dari desa lain di Kecamatan Bangodua. Pemesanan atau pembelian yang dilakukan umumnya untuk dikonsumsi sendiri. Saat ini jumlah permintaan setiap minggu untuk daerah pemasaran di sekitar lokasi peternakan PT Wirayasa Mandiri kurang lebih 20-30 liter susu kambing.

Sementara permintaan padi semi organik juga bertambah setelah semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi produk alami dan sehat. Cara hidup dengan mengkonsumsi sumber-sumber makanan yang sehat dan “back to nature” kini mulai dijadikan sebagai gaya hidup bagi sebagian besar masyarakat kalangan menengah keatas. Permintaan padi semi organik lebih banyak berasal dari Jakarta, sehingga perusahaan pun lebih memilih untuk memasarkan produk padi semi organiknya di Jakarta karena sebagian besar masyarakat di daerah Indramayu bukan merupakan segmentasi pasar padi semi organik. Masyarakat yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan buruh tani, lebih memilih untuk membeli padi anorganik yang harganya lebih murah

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

39  

dibandingkan padi semi organik yang harganya lebih mahal, yaitu Rp15 000 per kilogram.

Penawaran

Peternakan kambing perah sudah mulai banyak dikembangkan di Indonesia. Pengembangan peternakan kambing perah ini membuat produk susu kambing juga sudah semakin banyak dipasarkan. Peternakan kambing perah pada awalnya belum terlalu diminati oleh masyarakat sehingga penawaran susu kambing pun terbatas. Akan tetapi, saat ini peternakan kambing perah sudah semakin berkembang dan banyak dikembangkan seiring dengan besarnya permintaan masyarakat terhadap susu kambing yang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan.

Sampai saat ini, penawaran yang telah dilakukan oleh peternakan PT Wirayasa Mandiri masih dalam skala yang terbatas. Peternakan baru dapat menawarkan sekitar 20 liter susu setiap minggu. Pemasaran susu kambing masih ditawarkan lewat promosi langsung dari mulut ke mulut. Jika ternak kambing perah PT Wirayasa Mandiri sudah semakin banyak dan produksi susu atau pemerahan bisa dilakukan secara optimal, maka diharapkan produksi susu kambing perah PE PT Wirayasa Mandiri akan semakin meningkat untuk kedepannya. Saat ini, penawaran produk susu masih di sekitar wilayah peternakan saja, karena jumlah produksi susu juga belum banyak. Apabila jumlah produk susu kambing sudah banyak, pemilik perusahaan telah berencana untuk memasarkannya di Jakarta, yaitu di kantor Bank Garansi milik PT Wirayasa Mandiri yang berada di Cilandak dan juga akan menitipkan produknya ditempat penjualan obat yang berada di kota Depok, Jawa Barat.

Peluang usaha peternakan kambing perah adalah salah satu usaha yang menguntungkan, karena kambing perah termasuk ternak dwiguna yang dapat menghasilkan daging dan susu. Akan tetapi, produksi di dalam negeri ternyata belum mampu mencukupi permintaan masyarakat akan susu kambing. Hal ini terbukti dari semakin beredar luasnya produk susu kambing bubuk asal Malaysia di daerah Jawa Timur. Padahal bibit kambing yang diternakan oleh para peternak di Malaysia sebagian besar berasal dari Indonesia. Oleh karena itu, agar produk susu kambing dalam negeri dapat bersaing dengan produk susu kambing asal Malaysia dan negara lainnya, maka harus ada manajemen produksi yang baik.

Sementara untuk produk padi semi organik juga sudah mulai diminati oleh masyarakat dan penawarannya di pasaran juga sudah semakin meningkat. Semakin berkembangnya sistem pertanian secara terpadu antara ternak dan tanaman juga dapat mendorong semakin meningkatnya penawaran padi semi organik. PT Wirayasa Mandiri juga masih menawarkan produk padi semi organik dari hasil panen sawah padi semi organik yang dimiliki oleh pemilik PT Wirayasa Mandiri. Analisis Pesaing Pasar

Jumlah peternak maupun perusahaan yang mengusahakan ternak kambing perah di Kabupaten Indramayu tidak banyak, bahkan peternakan kambing PE serta usaha padi semi organik PT Wirayasa Mandiri merupakan salah satu peternakan kambing perah dan budidaya padi semi organik yang pertama berdiri

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

40  

di Desa Wanasari. Hal ini menyebabkan persaingan usaha belum terlalu dirasakan oleh pemilik PT Wirayasa Mandiri.

Pada awal mendirikan peternakan kambing perah, tenaga kerja PT Wirayasa Mandiri mendapat bantuan pembelajaran secara teknis mengenai tata kelola peternakan dari pegusaha ternak kambing yang ada di daerah sekitar. Sementara dalam usaha padi semi organik, sudah ada seorang petani padi semi organik dari wilayah sekitar. Petani padi semi organik dari wilayah sekitar Desa Wanasari tersebut justru tidak dianggap sebagai pesaing oleh perusahaan PT Wirayasa Mandiri. PT Wirayasa Mandiri pernah menjalin kerjasama dengan membeli padi semi organik dari petani lain tersebut untuk kemudian dipasarkan. PT Wirayasa Mandiri lebih memilih memasarkan produk beras semi organik ke Jakarta, karena konsumen beras semi organik di Jakarta lebih besar dibandingkan dengan di desa serta harga beras semi organik yang relatif lebih mahal tersebut masih dapat terjangkau oleh target pasar di kota dibandingkan dengan masyarakat desa. Hasil Analisis Aspek Pasar

Berdasarkan hasil analisis aspek pasar pada usaha yang dilakukan oleh PT Wirayasa Mandiri, baik dari permintaan, penawaran, dan analisis terhadap pesaing, usaha pertanian terpadu tersebut dikatakan layak, karena permintaan yang tinggi dari masyarakat ditambah dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengetahui manfaat susu kambing dan padi semi organik yang mulai banyak diminati oleh masyarakat menengah keatas. Sementara dari sisi penawaran juga akan semakin ditingkatkan dengan melakukan pemasaran ke Jakarta dan Depok, seiring dengan akan diperluasnya usaha peternakan kambing perah PT Wirayasa Mandiri dengan target pengembangan jumlah kambing mencapai 350 ekor pada tahun 2015. Estimasi perkembangan jumlah ternak dapat dilihat pada Lampiran 6. Selain itu, kondisi persaingan yang baik antara satu peternak dengan peternak lain dan juga antar pengusaha padi semi organik di wilayah tersebut saling mendukung.

Aspek Teknis

Lokasi Produksi Lokasi usaha peternakan dan lahan sawah padi semi organik PT Wirayasa

Mandiri berada di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua. Lahan peternakan dan lahan sawah padi semi organik tidak berada di satu lokasi lahan yang sama, namun masih berada di desa yang sama. Jarak antara lokasi peternakan kambing perah dan sawah padi semi organik yaitu sekitar 350 m, sehingga tidak terlalu sulit dalam transportasi pengangkutan input pupuk kotoran kambing yang akan digunakan untuk pertanian padi semi organik.

Pemilihan lokasi peternakan kambing PE berada ditempat yang sangat strategis dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria utama dalam pemilihan lokasi, diantaranya adalah: 1. Ketersediaan bahan baku pakan hijauan kambing

Salah satu hal utama yang menjadi pertimbangan pemilik usaha mendirikan peternakan kambing perah PE di Desa Wanasari, Kabupaten Indramayu adalah karena di daerah tersebut terdapat banyak sumber-sumber bahan baku terutama

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

41  

pakan hijauan untuk ternak. Sumber pakan hijauan ini biasanya didapat dari pohon-pohon yang berada di sepanjang jalan desa. Daun-daunan yang biasa digunakan berasal dari tanaman mahoni, kaliandra, joar putih, albasia, santaria, dan dedaunan lainnya.

Selain pakan hijauan yang didapat dari pohon yang ada di sepanjang jalan desa dan sekitarnya, pemilik peternakan juga memiliki lahan yang ditanami dengan rumput gajah dan gandum. Lahan pakan hijauan ini berada di sekitar lahan peternakan. Menurut pemilik perusahaan, peternakan kambing perah PE ini sangat cocok untuk dikembangkan di Kabupaten Indramayu karena sumber pakan hijauan mudah didapat serta untuk kebutuhan peternakan lainnya seperti vitamin untuk kambing, peralatan kandang seperti mesin-mesin dan alat pertanian juga mudah diperoleh karena lokasi peternakan dekat dengan salah satu pasar terbesar di Kabupaten Indramayu, yaitu pasar Jatibarang. 2. Listrik dan air

Lokasi peternakan kambing perah PT Wirayasa Mandiri berada di tempat yang sudah terjangkau dengan aliran listrik sehingga sudah ada penerangan untuk kandang pada malam hari. Peternakan sudah memasang mesin air, sehingga untuk kebutuhan air minum kambing, membersihkan kandang, dan memandikan kambing menggunakan air yang berasal dari sumur. Kebutuhan air untuk pertanian biasanya didapatkan dari air tadah hujan ketika musim hujan, sedangkan pada musim kemarau biasanya menggunakan aliran air irigasi. 3. Fasilitas transportasi

Transportasi yang dimiliki perusahaan sudah sangat menunjang usaha peternakan kambing perah dan padi semi organik PT Wirayasa Mandiri. Alat transportasi yang dimiliki oleh perusahaan diantaranya adalah motor besar untuk mengangkut kambing, mengangkut pakan hijauan, mengangkut pupuk untuk budidaya padi semi organik, dan mengangkut hasil panen padi. Selain fasilitas motor besar, angkutan umum juga sangat mudah ditemui, karena lokasi peternakan sangat dekat dengan jalan utama desa yang kondisinya sudah sangat baik. Jalan utama Desa Widasari dilalui oleh angkutan umum desa yang beroperasi dari sekitar pukul 05.00 hingga sekitar pukul 20.00. Oleh karena itu, fasilitas transportasi bagi peternakan PT Wirayasa Mandiri sudah sangat baik dan menunjang pekerjaan di peternakan. 4. Rencana perluasan usaha

Bahan baku pada usaha peternakan kambing adalah bibit, pakan, obat-obatan, serta bahan bangunan untuk pembuatan kandang. Sementara bahan baku untuk pertanian padi semi organik adalah benih padi, pupuk, obat-obatan, serta pengairan ketika masa-masa awal penanaman padi.

Usaha peternakan kambing perah, PT Wirayasa Mandiri memperoleh bibit awal kambing PE dari daerah Kaligesing, Jawa Tengah. Selain dari Kaligesing, ada juga 10 bibit yang dipesan dari peternakan di wilayah sekitar Indramayu, dan dari bibit yang telah ada peternakan mengembangbiakkan dan memperbanyak anakan kambing PE sendiri sehingga bibit kambing dapat dipenuhi dari peternakan PT Wirayasa Mandiri. Pertambahan jumlah kambing sudah mampu menghasilkan 32 ekor anakan kambing (cempe), dengan jumlah 17 ekor anakan jantan dan 15 ekor anakan betina. Saat ini, kapasitas kandang yang sudah ada sudah tidak mampu menampung seluruh kambing perah yang ada sehingga

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

42  

perusahaan sedang melakukan penambahan kandang agar seluruh kambing dapat menempati kandang-kandang. Proses Produksi a. Pemeliharaan Kambing Perah PE

1. Tahap Awal (Penyedian Bibit Kambing dan Pembangunan Kandang) Proses produksi dan pemeliharaan kambing perah dimulai dari penyediaan

bibit kambing. Bibit awal kambing perah PE yang dibeli oleh PT Wirayasa Mandiri dari 5 ekor kambing jantan dengan rata-rata usia dua tahun dan 28 ekor kambing betina dengan usia antara 8 bulan sampai 1.5 tahun yang seluruhnya berasal dari Kaligesing, Jawa Tengah. Kambing yang dipilih adalah kambing yang sehat dan yang berasal dari indukan unggul agar dapat menghasilkan keturunan yang baik.

Persiapan awal yang juga sangat penting adalah pembangunan kandang kambing. Kandang yang digunakan di peternakan kambing perah PT Wirayasa Mandiri adalah kandang panggung yang terbuat dari bambu dan kayu. Pada pembangunan kandang yang terbuat dari bambu harus diperhatikan bulu-bulu yang terdapat di bambu. Apabila tidak diperhatikan, maka dapat menyebabkan gatal-gatal pada kambing. Kandang terbagi menjadi ruang-ruang dengan ukuran 1,5 m x 2 m yang dapat memuat 2-3 ekor kambing yang berusia 8 bulan sampai 1 tahun. Setelah kandang siap, bibit kambing dapat dimasukan ke dalam kandang yang selanjutnya dilakukan proses-proses pemeliharaan secara rutin.

2. Tahap Pemeliharaan dan Perkembangbiakan Pemeliharaan kambing perah mencakup pembersihan kandang, pemberian

pakan, obat-obatan, dan vitamin, dan proses memandikan kambing. Pembersihan kandang dilakukan setiap hari oleh para pekerja peternakan. Pembersihan kandang biasanya dilakukan selama 2-3 jam sehari. Kotoran kambing yang jatuh ke lantai dasar kandang disapu oleh pekerja dan kemudian disiram dengan air. Kotoran-kotoran dan sisa pakan yang telah disapu, kemudian disimpan di tempat pengumpulan kotoran untuk dikeringkan dan digiling menjadi pupuk. Kebersihan kandang merupakan hal yang sangat penting untuk dijaga, karena apabila kandang kotor dapat menyebabkan kambing mudah terserang penyakit. Selain dengan membersihkan kandang, setiap malam hari kandang diasapi dengan pembakaran sisa jerami padi untuk mematikan nyamuk-nyamuk yang ada di kandang. Selain menjaga kebersihan kandang, kebersihan kambing juga harus diperhatikan. Kambing-kambing indukan biasanya dimandikan 2-3 kali setiap minggu agar bersih dan tetap menjaga kesehatan dan kesegaran badan kambing.

Kebutuhan utama yang dibutuhkan oleh kambing adalah pakan. Pemberian pakan dilakukan setiap hari. Pakan terdiri dari pakan hijauan dan pakan konsentrat berupa polar. Menurut Heriyadi (2001) kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap pakan hijauan, seperti: rumput-rumputan, rambanan, daun-daunan, bahkan semak belukar yang biasanya tidak dapat dikonsumsi ternak ruminansia seperti sapi perah, sapi potong, kerbau, dan domba. Pakan hijauan diberikan setiap pagi, siang, dan malam hari, sedangkan pakan konsentrat dan vitamin minyak ikan diberikan setiap sore hari. Pakan konsentrat yang diberikan rata-rata sebanyak 0.5 kg berat pakan konsentrat kering per ekor per hari. Sementara pemberian minyak ikan dicampurkan ke dalam pakan konsentrat. Kambing pejantan diberikan dua butir vitamin minyak ikan, sedangkan untuk kambing betina diberikan satu butir vitamin minyak ikan setiap hari. Bagi kambing yang baru lahir diberikan susu

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

43  

bubuk instan atau terkadang juga diberikan susu induknya. Seiring dengan pertumbuhannya, kambing cempe (anak kambing) dapat diberikan pakan konsentrat dan hijauan.

Perawatan-perawatan lain terhadap kambing perah yang harus diperhatikan adalah penyemprotan kandang dengan desinfektan setiap tiga bulan sekali. Penyemprotan ini bertujuan untuk mematikan virus dan sumber penyakit yang terdapat di kandang. Selain kandang, kesehatan kambing juga sangat diperhatikan oleh peternak. Setiap bulan peternakan mendatangkan seorang dokter hewan untuk memeriksa kesehatan kambing-kambing perah milik peternakan PT Wirayasa Mandiri. Pada awalnya, dokter hewan juga selalu membantu induk betina dalam proses melahirkan. Namun saat ini, pekerja peternakan telah mampu melakukan proses persalinan kambing betina tanpa bantuan dokter hewan.

Masa kehamilan kambing betina kurang lebih selama 5 bulan. Jumlah anak dalam satu kali masa kehamilan bervariasi antara 1-4 ekor kambing. Namun, di peternakan PT Wirayasa Mandiri jumlah anak yang lahir rata-rata sebanyak 2 ekor pada setiap kelahiran. Kambing yang telah melahirkan dapat diperah susunya. Menurut Atabany et al. (2010), masa laktasi kambing PE dapat mencapai 180 hari dengan rata-rata per ekor kambing dapat menghasilkan 0.99 kg susu. Sementara di peternakan milik PT Wirayasa Mandiri, pemerahan dilakukan kurang lebih selama 120 hari dengan produksi rata-rata sebanyak satu liter per hari. Hal ini disebabkan cempe (anak kambing) terkadang masih menginginkan susu ibunya. Peternak juga telah memberikan tambahan susu formula untuk cempe.

b. Proses Budidaya Padi Semi Organik

Proses awal budidaya padi semi organik di lahan milik PT Wirayasa Mandiri adalah membajak tanah dengan menggunakan traktor tangan. Traktor yang digunakan adalah traktor sewa. Harga sewa traktor tersebut adalah Rp350 000 untuk lahan seluas 3 500 m2. Biaya tersebut sudah termasuk tenaga kerja yang membajak sawah. Pekerjaan membajak tanah dapat selesai dalam waktu setengah hari untuk lahan padi semi organik milik PT Wirayasa Mandiri. Setelah dibajak dengan traktor, kemudian lahan diratakan dengan cangkul agar tanah semakin gembur dan mudah untuk proses penyemaian benih. Tenaga kerja yang digunakan berjumlah empat orang dengan waktu kerja selama dua hari.

Proses selanjutnya adalah pemberian pupuk dasar, yaitu berupa pupuk yang berasal dari kotoran kambing yang telah diolah. Pengangkutan pupuk dari tempat penggilingan di kandang kambing hingga ke sawah padi semi organik dengan menggunakan motor besar. Pupuk yang digunakan sebanyak 40 karung, dimana setiap karungnya berisi 50 kg pupuk kotoran kambing. Proses pemupukan dilakukan oleh dua orang pekerja dalam waktu dua hari. Apabila lahan telah siap, maka benih siap untuk ditebar. Benih padi semi organik yang digunakan yaitu sebanyak 5 kg.

Setelah 15 hari pasca penyemaian, bibit padi siap untuk ditanam atau ditandur dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm. Berbeda dengan cara penanaman padi secara konvensional dimana biasanya dalam satu lubang tanam terdapat 2-3 bibit padi, untuk cara penanaman padi semi organik yang diterapkan PT Wirayasa Mandiri adalah dengan menanam satu bibit padi pada satu lubang tanam. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan tanaman padi lebih optimal. Menurut pemilik PT Wirayasa Mandiri, terdapat perbedaan jumlah tangkai yang berisi bulir-bulir padi

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

44  

pada tanaman padi yang ditanam secara semi organik dengan sistem satu lubang satu bibit tanaman padi yang ditanam secara konvensional dan dengan satu lubang berisi 2-3 bibit. Padi yang ditanam satu lubang satu bibit biasanya menghasilkan 22-25 tangkai padi, sementara padi yang ditanam 2-3 bibit pada satu lubang biasanya menghasilkan 20 tangkai padi.

Padi yang telah berumur satu minggu setelah tanam akan disemprot dengan menggunakan pestisida organik. Penyemprotan ini dilakukan setiap satu minggu sekali oleh dua orang pekerja. Proses penyemprotan dilakukan kurang lebih sebanyak 12 kali sampai padi menjelang panen. Setiap kali penyemprotan, dibutuhkan dua liter urin kambing yang dicampur dengan 18 liter air. Sementara sampai menunggu padi menguning dan siap dipanen, pekerjaan lain yang dilakukan adalah membersihkan rumput yang tumbuh. Pembersihan rumput dilakukan satu kali selama masa tanam oleh 5 orang tenaga kerja.

Padi varietas si denok siap untuk dipanen rata-rata 105 hari setelah masa tanam. Proses pemanenan padi dilakukan secara borongan. Setelah panen, gabah yang masih basah dibawa ke tempat penjemuran dekat lokasi peternakan kambing perah PE milik perusahaan. Setelah kering, gabah dimasukan ke dalam karung untuk selanjutnya digiling ke tempat penggilingan padi terdekat. Selain menggunakan tenaga kerja melalui sistem borongan, saat ini di Desa Wanasari juga telah berkembang sistem panen dengan menggunakan mesin pemanen padi. Harga sewa mesin tersebut Rp700 000 per bahu, luas satu bahu adalah 7 000 m2. Harga tersebut sudah termasuk tenaga kerja yang mengoperasikan mesin. Lahan padi yang dipanen menggunakan mesin, biasanya menghasilkan gabah basah yang lebih banyak, yaitu mencapai 4 ton - 5.5 ton per bahu (7 000 m2).

Teknologi

Teknologi yang digunakan dalam usaha peternakan kambing perah PE di PT Wirayasa Mandiri adalah teknologi yang masih sederhana. Pada proses pemerahan susu kambing, peternakan masih menggunakan cara manual dengan menggunakan tangan atau dengan alat perah manual untuk memompa ambing yang siap diperah. Pekerja kandang lebih memilih melakukan pemerahan secara manual dengan tangan dibandingkan dengan menggunakan alat pompa, karena menurutnya melakukan pemerahan dengan tangan lebih mudah. Perusahaan belum memiliki alat perah susu otomatis karena jumlah kambing yang sudah menghasilkan susu belum dalam jumlah besar, sehingga dikhawatirkan alat belum dapat dipakai secara optimal. Harga alat perah otomatis juga relatif mahal yaitu sekitar Rp30 000 000.

Peralatan lain yang digunakan dalam peternakan adalah mesin steam atau penyemprot desinfektan kandang agar kandang terhindar dari penyakit dan virus yang dapat menjangkit ke ternak. Selain mesin vakum kandang, peternakan juga memiliki mesin penggiling untuk mengolah kotoran kambing yang telah kering menjadi ukuran yang lebih kecil. Mesin ini sangat berguna dalam “proses antara” untuk mengolah kotoran kambing dari peternakan agar dapat dijadikan pupuk bagi budidaya padi semi organik.

Sementara pada usaha budidaya padi semi organik, perusahaan masih menggunakan peralatan sederhana, seperti cangkul, sabit, sprayer tangan, ani-ani, dan alat untuk merontokan gabah, sedangkan untuk mesin yang digunakan adalah mesin traktor untuk membajak sawah. Perusahaan belum memiliki mesin

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

45  

pembajak sawah sendiri karena luas lahan yang dimiliki masih relatif kecil, sehingga jika ingin membajak sawah, perusahaan harus menyewa mesin traktor tangan dari pengusaha padi yang biasa menyewakan traktor pembajak sawah. Teknologi lain yang dibutuhkan perusahaan untuk usaha budidaya padi semi organik adalah mesin pemanen padi yang dibutuhkan apabila perusahaan menerapkan sistem pemanenan dengan mesin. Mesin untuk pemanenan dapat diperoleh dengan cara menyewa. Keterampilan

Pada usaha peternakan kambing perah PT Wirayasa Mandiri, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan saat ini belum mencukupi untuk proses perawatan dan pemeliharaan ternak. Saat ini, jumlah tenaga kerja tetap untuk mengurus ternak sebanyak dua orang dan dibantu oleh seorang anak pekerja, terutama untuk pemberian pakan konsentrat pada sore hari ketika kedua orang pekerja tetap harus mencari pakan hijauan untuk kambing. Tenaga kerja peternakan kambing perah ini diperoleh dari tenaga kerja keluarga dan satu orang lainnya merupakan teman dari pekerja yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan pemilik peternakan.

Pada awalnya, kedua orang pekerja peternakan tersebut belum memiliki pengalaman dalam bidang usaha peternakan. Akan tetapi, pemilik perusahaan memberikan pengarahan dan mendatangkan seorang pengusaha yang sudah lama menjalankan usaha di bidang peternakan dan terkadang para pekerja tersebut juga mengunjungi peternakan kambing milik pengusaha tersebut, sehingga saat ini pekerja sudah memahami sistem pengelolaan peternakan serta sudah dapat membantu proses melahirkan kambing tanpa bantuan dokter hewan. Pemilik perusahaan juga mencarikan referensi-referensi pengetahuan untuk para pekerja mengenai cara perawatan dan jenis-jenis pakan yang baik untuk kambing perah sehingga para pekerja peternakan tersebut semakin mengetahui dan mengerti manajemen peternakan dengan baik.

Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah ternak dan semakin berkembangnya usaha peternakan, perusahaan akan membutuhkan tenaga kerja tambahan untuk pengelolaan peternakan. Pihak pemilik perusahaan dapat mencari tenaga kerja dari lingkungan sekitar karena kebanyakan masyarakat di Desa Wanasari bekerja sebagai buruh pertanian, sehingga dengan memberikan pelatihan dan penjelasan tentang cara pengelolaan ternak dan kandang maka masyarakat sekitar dapat terberdayakan dan tenaga kerja untuk peternakan pun dapat diperoleh. Mempekerjakan masyarakat sekitar agar dapat bekerja di peternakan adalah salah satu cara pelatihan kepada masyarakat tentang cara beternak kambing, sehingga pemilik perusahaan berharap agar masyarakat sekitar juga dapat mengembangkan usaha budidaya kambing perah, walaupun dalam skala kecil atau skala rumah tangga sehingga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi rumah tangga.

Pada usaha budidaya padi semi organik, buruh tani yang dipekerjakan merupakan buruh tani yang sudah memiliki keterampilan menanam padi. Walaupun penerapan sistem pertanian padi semi organik masih sedikit diterapkan oleh petani di Desa Wanasari, akan tetapi sistem budidaya ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan oleh para buruh tani karena pada dasarnya tahap budidaya pertanian semi organik ini hampir sama dengan budidaya padi secara konvesional.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

46  

Aspek Manajemen dan Hukum

Peternakanan PT Wirayasa Mandiri telah memiliki struktur organisasi

perusahaan dan juga telah melakukan pembagian tugas serta wewenang dalam menjalankan pekerjaan di peternakan. Berikut merupakan struktur organisasi peternakan PT Wirayasa Mandiri. Tabel 4 berikut merupakan Tabel rincian pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja beserta waktu pelaksanaannya.

Tabel 4 Rincian Waktu dan Kegiatan Pekerja Kandang PT Wirayasa Mandiri Tahun 2013

Waktu Kegiatan 07.00 – 07.10 Pemberian pakan hijauan 08.00 – 09.00 Pemerahan susu 09.00 – 12.00 Membersihkan kandang dan memandikan kambing 12.00 – 14.00 Istirahat, sholat, dan makan siang 14.00 – 17.00 Mengarit rumput 16.00 – 17.00 Pemberian pakan konsentrat 17.00 – 18.00 Pemberian pakan hijauan 21.00 - 21.30 Pemberian pakan hijauan

Sumber : PT Wirayasa Mandiri 2013

Dilihat dari aspek manajemen, peternakan PT Wirayasa Mandiri dapat dikatakan layak karena sudah memiliki pembagian kerja yang jelas. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah manajemen waktu dalam melakukan proses pemerahan. Pemerahan kambing dapat dilakukan sebanyak dua kali dalam satu hari, menurut penelitian yang dilakukan Atabany (2010) kambing yang diperah sebanyak dua kali dalam satu hari ternyata menghasilkan susu yang lebih banyak dibandingkan jika hanya diperah satu kali sehari. Pemerahan yang dilakukan oleh PT Wirayasa Mandiri masih satu kali dalam sehari. Manajemen waktu pemerahan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemilik perusahaan, karena pada tahun pertama budidaya, terkadang pekerja peternakan melewatkan waktu pemerahan akibat pekerjaan yang cukup banyak.

Bentuk badan usaha peternakan yang mengusahakan pertanian terpadu antara kambing perah PE dengan pertanian padi semi organik ini adalah PT (Perusahaan Terbuka). Peternakan PT Wirayasa Mandiri merupakan cabang usaha PT Wirayasa Mandiri yang awalnya bergerak dalam bidang finansial yaitu usaha Bank Garansi. Pemilik perusahaan berinisiatif untuk mengembangkan usaha dalam bidang agribisnis, yaitu peternakan kambing perah yang kemudian diintegrasikan dengan budidaya padi semi organik.

PT Wirayasa Mandiri belum melengkapi usaha peternakan dan budidaya padi semi organiknya dengan surat-surat perizinan usaha secara resmi, seperti SIUP. Hal ini disebabkan pemilik menganggap bahwa usaha peternakannya masih baru berjalan. Perizinan yang telah didapat adalah perizinan dari masyarakat sekitar.

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

47  

Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Adanya usaha pertanian terpadu kambing perah PE dan budidaya padi semi organik PT Wirayasa Mandiri memberikan dampak sosial ekonomi terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Pada usaha budidaya kambing perah, aspek sosial ekonomi bagi masyarakat adalah membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, sehingga para pekerja di peternakan yang awalnya bekerja sebagai buruh tani dan pedagang buah musiman dengan penghasilan tidak tetap, kini dapat bekerja dan memiliki penghasilan tetap bagi keluarganya.

Lapangan pekerjaan yang disediakan oleh peternakan kambing perah ini tidak hanya untuk pekerja tetap yang bertugas memelihara kambing, akan tetapi peternakan ini juga memberikan peluang kerja lain seperti pekerjaan membangun kandang kambing, merawat kebun sayur dan lahan padi milik PT Wirayasa Mandiri. Aspek sosial lainnya adalah memberikan pengetahuan dan hiburan kepada masyarakat dengan adanya peternakan kambing perah ini karena di daerah Indramayu masih sedikit perusahaan ataupun pengusaha yang melakukan budidaya kambing perah jenis PE. Kambing PE ini sangat menarik bagi masyarakat sekitar karena ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan bobot tubuh domba dan kambing lokal.

Penduduk desa Wanasari yang awalnya kurang mengenal kambing perah kini dapat melihat langsung dan menanyakan tentang cara budidaya kambing perah ini. Pihak pemilik peternakan berencana untuk mengembangkan usahanya dengan cara melibatkan masyarakat dalam usaha budidaya kambing perah ini. Rencana pemilik apabila jumlah ternak yang dimiliki sudah banyak adalah mengajak masyarakat untuk mengembangkan usaha budidaya kambing perah PE.

Pada usaha budidaya padi semi organik, perusahaan juga memberikan lowongan pekerjaan bagi para buruh tani di desa. Buruh tani yang digunakan dalam usaha budidaya padi semi organik ini cukup banyak, mulai dari tenaga kerja untuk penyemaian hingga pemanenan secara borongan. Berbeda apabila perusahaan menggunakan sistem panen dengan menggunakan mesin, maka tenaga kerja yang digunakan untuk pemanenan juga akan berkurang. Sistem panen secara borongan biasanya menggunakan sekitar tujuh tenaga kerja, sementara pada sistem panen menggunakan mesin hanya menggunakan satu atau dua orang tenaga kerja untuk lahan padi semi organik milik PT Wirayasa Mandiri.

Keberadaan usaha pertanian terpadu PT Wirayasa Mandiri tidak mendapat pertentangan dari masyarakat desa sebab masyarakat sekitar yang sebagian besar merupakan petani dan buruh tani. Beberapa petani juga ada yang memelihara ternak dalam skala kecil sebagai tambahan penghasilan.

Aspek Lingkungan

Sementara aspek lingkungan dari adanya usaha peternakan PT Wirayasa Mandiri ini adalah dampak lingkungan yang semakin baik karena dengan adanya peternakan kambing PE yang terintegrasi dengan usaha budidaya padi semi organik yang memanfaatkan limbah kotoran kambing untuk pupuk dan pestisida dalam bidang pertanian membuat para petani sekitar juga ingin mencoba menggunakan limbah kambing untuk pertanian yang mereka usahakan.

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

48  

Perusahaan telah melakukan langkah yang baik dengan mengolah limbah yang dihasilkan oleh peternakan sehingga tidak mencemari lingkungan yaitu dengan mengolah limbah padat ternak untuk pupuk organik dan urin kambing untuk pestisidaa organik. Selain itu, kandang kambing juga dibersihkan setiap hari sehingga tidak menimbulkan bau kotoran yang terlalu menyengat.

Saat ini sudah ada sekitar 10 petani yang beralih menggunakan pestisida organik dari air seni kambing dan mulai meninggalkan pestisida anorganik. Penggunaan pestisida organik ini dirasakan sangat baik bagi komoditi tanaman yang ditanam, kondisi tanah dan kualitas hasil tanaman menjadi lebih baik, pohon pun tumbuh lebih subur.

ANALISIS ASPEK FINANSIAL

Usaha peternakan kambing perah PE yang diusahakan secara terpadu dengan budidaya padi pada PT Wirayasa Mandiri menggunakan modal usaha sendiri dalam menjalankan usahanya. Usaha yang baru dilakukan tersebut perlu dikaji perhitungan keuangannya secara terperinnci sehingga dapat diketahui kelayakan dari usaha tersebut dengan menggunakan kriteria perhitungan yang telah dijelaskan, meliputi NPV, Net B/C, IRR, dan Payback Period.

Melalui perhitungan aspek finansial ini juga akan dibandingkan biaya dan keuntungan yang diperoleh perusahaan ketika sebelum melakukan budidaya padi semisemi organik secara terpadu dan setelah melakukan budidaya padi secara terpadu. Berdasarkan informasi yang didapat dari pemilik dan pekerja peternakan bahwa umur usaha budidaya kambing perah yaitu selama lima tahun. Hal ini berdasarkan atas usia produktif kambing betina dapat diperah.

Penerimaan Usaha PT Wirayasa Mandiri

Penerimaan atau inflow merupakan komponen cashflow yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah usaha. Arus kas masuk usaha peternakan kambing perah PE yaitu penerimaan dari penjualan yang meliputi penjualan susu, kambing afkir, kambing dewasa, anakan kambing, dan pestisida organik dari urin kambing yang telah difermentasi, serta penerimaan dari nilai sisa. Penerimaan Usaha Peternakan Kambing Perah PE a. Penjualan Susu Kambing PE

Produk utama yang dihasilkan oleh kambing perah adalah susu kambing. Nilai pendapatan dari penjualan susu kambing diperoleh dari jumlah banyaknya susu yang dijual dikalikan dengan harga jual. Harga jual susu kambing di PT Wirayasa Mandiri yaitu harga yang berlaku pada saat penelitian yaitu sebesar Rp55 000 per liter.

Produksi susu kambing dilakukan saat terdapat kambing yang sedang mengalami masa laktasi. Masa laktasi optimal kambing perah menurut penelitian Atabany et al. (2010) adalah selama 170.7 hari. Sementara di peternakan kambing perah PT Wirayasa Mandiri karena cempe yang baru lahir masih diberikan susu induknya, sehingga masa aktif produksi pemerahan susu kambing untuk dijual

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

49  

selama 120 hari per induk kambing laktasi. Kambing yang sedang mengalami masa laktasi dapat diperah setiap hari dengan rata-rata jumlah produksi susu adalah 1 liter per induk kambing laktasi. Pada tahun pertama produksi susu belum optimal karena terkendala dengan proses pengelolaan kandang yang masih dalam tahap awal sehingga sehingga produksi susu kambing pada tahun pertama sebanyak 500 liter dengan jumlah kambing yang mengalami masa laktasi yaitu 15 ekor.

Penerimaan selama tahun pertama merupakan jumlah produksi susu kambing pada tahun pertama sebanyak 500 liter dikalikan dengan harga susu kambing per liter yaitu Rp55 000 sehingga total penerimaan tahun pertama sebanyak Rp27 500 000. Pada tahun kedua hingga tahun kelima jumlah penerimaan diproyeksikan akan semakin bertambah seiring dengan semakin banyaknya jumlah kambing yang berkembang biak dan menghasilkan susu yang semakin banyak.

b. Penjualan Kambing Afkir

Penjualan kambing afkir ini dilakukan oleh pemilik apabila peternakan telah memiliki sekitar 350 kambing yaitu pada tahun kelima. Ternak afkir merupakan ternak yang sudah tidak produktif dan tidak optimal dalam memproduksi susu, serta telah berumur lima tahun atau lebih. Rata-rata bobot kambing afkir PE berkisar antara 50 hingga 80 kg yang dijual dengan harga yang bervariasi sesuai dengan bobot kambing tersebut. Harga kambing afkir berkisar antara Rp3 000 000 sampai Rp6 000 000 per ekor tergantung bobot badan kambing. Penerimaan ternak afkir dihitung dari total jumlah kambing afkir yang dijual dikalikan harga harga rata-rata kambing afkir per ekornya yaitu Rp4 000 000 sehingga total penerimaan yang bersumber dari ternak afkir adalah sebesar Rp140 000 000. Besarnya penerimaan yang bersumber dari ternak afkir adalah jumlah ternak yang diinvestasikan selama umur proyek.

c. Penjualan Anak Kambing

Anak kambing dapat menjadi sumber penerimaan bagi perusahaan. Anak kambing yang dijual adalah anak kambing yang berusia minimal empat bulan yaitu ketika anak kambing sudah mulai tidak menyusui dan sudah dapat memakan rerumputan. Harga per ekor anak kambing betina sebesar Rp600 000, sedangkan harga anak kambing jantan sebesar Rp500 000. Tujuan peternakan kambing perah PT Wirayasa Mandiri menjual anak kambingnya terutama kambing jantan adalah sebagai sumber penerimaan tambahan karena produk utama dari peternakan ini adalah susu kambing, maka jumlah populasi ternak yang lebih banyak dipelihara adalah kambing betina. Penjualan anak kambing dilakukan setelah kapasitas kandang telah terpenuhi sebanyak 350 ekor.

Penerimaan yang bersumber dari penjualan anak kambing tiap tahunnya berbeda-beda, karena jumlah kambing yang melahirkan tiap tahunnya berbeda-beda. Besarnya penerimaan dari penjualan kambing perah dihitung dari jumlah anak kambing jantan yang dijual dikalikan dengan harga jual anak kambing jantan per ekor ditambah jumlah anak kambing betina yang dijual lalu dikalikan dengan harga jual anak kambing betina. Estimasi penerimaan usaha peternakan kambing perah selama lima tahun dapat dilihat pada Lampiran 7.

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

50  

d. Penjualan Pestisida Cair Organik Produk sampingan lain yang dihasilkan oleh peternakan PT Wirayasa

Mandiri adalah pestisida organik yang berasal dari urin kambing yang telah difermentasi. Pestisida cair organik ini mulai banyak diminati oleh para petani disekitar peternakan untuk digunakan pada usaha budidaya tanamannya yang rata-rata untuk budidaya tanaman padi. Pestisida cair organik lebih diminati karena harganya yang relatif murah yaitu Rp1 500 per liter. Jumlah penerimaan dari penjualan produk pestisida organik ini adalah dari banyaknya pestisida organik yang dijual dikalikan dengan harga jual pestisida organik per liter. Penerimaan Usaha Budidaya Padi Semi Organik

Pendapatan yang diterima oleh perusahaan dari usaha budidya padi semi organik didapatkan dari hasil penjualan beras semi organik. Beras semi organik yang dihasilkan dari lahan yang dimiliki oleh PT Wirayasa Mandiri rata-rata sebesar 1 105 kg per musim tanam. Perusahaan melakukan budidaya padi semi organik sebanyak 2 kali masa tanam setiap tahun. Harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan adalah Rp15 000 per kilogram sehingga inflow yang diterima perusahaan sebesar Rp33 150 000 per tahun. Sementara itu, apabila perusahaan menggunakan sistem pemanenan dengan menggunakan mesin, maka hasil panen beras semi organik dapat mengalami peningkatan menjadi sekitar 1 260 kg per musim tanam sehingga penerimaan perusahaan menjadi Rp37 800 000 per tahun. Peningkatan hasil panen dapat terjadi karena penggunaan mesin untuk panen mampu mengurangi banyaknya bulai-bulai padi yang terbuang. Perhitungan penerimaan padi semi organik dengan dua macam sistem panen dapat dilihat pada Lampiran 11 dan 12.

Biaya Usaha PT Wirayasa Mandiri

Biaya Usaha Peternakan Kambing Perah PE a. Biaya Investasi

Biaya peternakan PT Wirayasa Mandiri dikelompokkan menjadi biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi yang dikeluarkan pada tahun pertama digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti lahan, kandang, mess, kulkas, serta perlengkapan dan mesin-mesin produksi. Biaya investasi dan penyusutan usaha peternakan kambing PE dapat dilihat pada Lampiran 8.

Biaya investasi usaha peternakan kambing perah di PT Wirayasa Mandiri tidak hanya pada tahun pertama. Biaya investasi yang dilakukan perusahaan dikeluarkan kembali pada tahun tertentu atau disebut dengan biaya re-investasi. Biaya reinvestasi dikeluarkan pada beberapa kebutuhan yang memiliki nilai ekonomis kurang dari umur ekonomis perhitungan cashflow yang dilihat dari umur ekonomis produktifitas kambing perah. Selain itu, biaya re-investasi juga dikeluarkan pada tahun kedua dan ketiga untuk penambahan kandang kambing perah, serta untuk biaya membeli peralatan lainnya.

b. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi dalam satu periode kegiatan produksi. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

51  

dan biaya variabel yang dikeluarkan secara berkala selama usaha tersebut masih berjalan.

Biaya tetap yang dikeluarkan oleh peternakan PT Wirayasa Mandiri adalah biaya untuk membayar gaji tenaga kerja dalam keluarga. Biaya untuk tenaga kerja dalam keluarga yang berjumlah satu orang setiap bulannya sebesar Rp1 350 000 sehingga perusahaan mengeluarkan biaya Rp16 200 000 per tahun untuk tenaga kerja dalam keluarga. Biaya tetap lainnya adalah biaya komunikasi yaitu Rp600 000 per tahun, biaya perawatan motor besar sebesar Rp200 000 per tahun, biaya dokter hewan sebesar Rp1 800 000 per tahun, serta untuk biaya peralatan produksi lainnya seperti spons, kain lap, sapu lidi, dan saringan. Rincian biaya tetap usaha peternakan PT Wirayasa Mandiri dapat dilihat pada Lampiran 9.

Sementara biaya variabel yang dikeluarkan diantaranya adalah untuk pembelian pakan konsentrat, susu sapi, obat-obatan, suplemen, bahan bakar, biaya listrik dan air, kemasan susu, dan shampo. Pemberian susu sapi untuk seekor anak kambing apabila dirata-ratakan adalah sebanyak satu liter per hari selama tiga bulan. Susu yang digunakan adalah susu bubuk dalam kemasan dengan harga Rp9 000 per liter.

Sementara untuk kebutuhan pakan konsentrat, PT Wirayasa Mandiri menggunakan polar yang terbuat dari dedak gandum putih. Pakan konsentrat rata-rata kambing per hari adalah 0.5 kg. Harga pakan konsentrat sebesar Rp3 700 per kg sehingga kebutuhan biaya pakan konsentrat per ekor per hari sebesar Rp1 850. Kebutuhan atas komponen biaya variabel selama lima tahun pada peternakan PT Wirayasa Mandiri selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10. Biaya Usaha Budidaya Padi Semi Organik a. Biaya Investasi

Biaya investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk usaha budidaya padi semi organik PT Wirayasa Mandiri adalah biaya sewa lahan selama 5 tahun. Harga sewa lahan setiap musim tanam adalah Rp15 000 000. Selama satu tahun, sawah digunakan untuk dua kali musim tanam, sehingga dalam satu tahun biaya investasi sewa lahan sebesar Rp30 000 000. Biaya investasi serta biaya penyusutan untuk membeli alat-alat pertanian lainnya seperti cangkul, arit, dan sprayer dapat dilihat pada Lampiran 14. Umur ekonomis peralatan adalah 5 tahun.

b. Biaya Operasional Biaya operasional terbagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel.

Komponen biaya tetap pada usaha budidaya padi semi organik PT Wirayasa Mandiri adalah biaya transportasi dan biaya komunikasi. Sementara biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan diantaranya digunakan untuk sewa traktor, benih padi, tenaga kerja, pengairan, karung, dan penggilingan. Pada usaha budidaya padi semi organik yang dipanen menggunakan mesin, perusahaan mengganti biaya tenaga kerja untuk pemanenan secara borongan dengan biaya sewa mesin pemanen padi. Harga sewa mesin pemanen padi tersebut sebesar Rp700 000 untuk lahan seluas 3 500 m2, sudah termasuk tenaga kerja yang mengoperasikan mesin. Besarnya biaya tetap usaha padi semi organik dapat dilihat pada Lampiran 13. Sementara biaya variabel usaha padi semi organik dengan sistem panen borongan dan sistem panen menggunakan mesin dapat dilihat pada Lampiran 15 dan 16.

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

52  

Analisis Laba Rugi

Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya dalam kurun waktu tertentu. Laporan laba rugi terdiri dari beberapa komponen yaitu penerimaan, biaya operasional, penyusutan, dan biaya lain diluar usaha dan pajak penghasilan, yang secara otomatis mempengaruhi hasil perhitungan cashflow.

Perhitungan laba rugi dimulai dengan cara mengurangi total penerimaan dengan total biaya tetap dan variable setiap tahun, yang kemudian didapatkan nilai laba kotor. Laba kotor kemudian dikurangi dengan biaya bunga sehingga didapatkan laba bersih sebelum pajak (EBT). Laba bersih sebelum pajak lalu dikurangi dengan pajak sebesar 25 persen yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Pajak Penghasilan tahun 2010. Hasil perhitungan laba rugi selama 5 tahun pada skenario I, skenario II (panen sistem borongan), skenario II (panen dengan mesin), skenario III (panen sistem borongan), dan skenario III (panen dengan mesin) dapat dilihat pada Lampiran 17-21.

Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial dihitung dengan cara mendiskontokan nilai manfaat bersih yang didapat dengan tingkat discount factor sebesar 6 persen. Tingkat discount factor yang digunakan merupakan tingkat suku bunga deposito Bank Indonesia sebagai acuannya. Penggunaan nilai suku bunga deposito bank disebabkan perusahaan menggunakan modal sendiri dalam mengelola usahanya.

Berdasarkan nilai net benefit yang telah dikurangi dengan pajak dan telah didiskontokan dengan nilai discount factor diperoleh criteria investasi seperti: Net Present Value (NPV), Net Benefit/Cost (Net B/C), Internal Rate Return (IRR), dan Payback Period (PP). Hasil analisis kelayakan finansial dari usaha peternakan kambing perah PE (skenario I) serta usaha budidaya padi semi organik (skenario II) baik yang melakukan pemanenan dengan sistem borongan dan dengan menggunakan mesin dapat dilihat pada Tabel 5. Sementara perhitungan cashflow dapat dilihat pada Lampiran 1-3.

Tabel 5 Kriteria Kelayakan Investasi Usaha PT Wirayasa Mandiri Skenario I dan Skenario II

Kriteria Skenario I Skenario II (panen sistem borongan)

Skenario II (panen dengan mesin)

NPV (Rp) 731 497 530 12 899 269 37 819 614 Net B/C 3.00 1.15 1.41 IRR (%) 45.60 11.00 21.00 PP 3 tahun 4 bulan 4 tahun 3 bulan 3 tahun 6 bulan

Sementara pada kriteria investasi skenario III yaitu usaha pertanian terpadu

antara peternakan kambing perah PE dan budidaya padi semi organik dapat dilihat pada Tabel 6 berikut, dimana skenario III terbagi atas usaha pertanian terpadu antara kambing perah PE dan budidaya padi semi organik dengan sistem panen

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

53  

secara borongan dan dengan sistem panen menggunakan mesin. Perhitungan cashflow skenario III dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5.

Tabel 6 Kriteria Kelayakan Investasi Usaha PT Wirayasa Mandiri Skenario III Kriteria Skenario III

(panen sistem borongan) Skenario III

(panen dengan mesin) NPV (Rp) 767 344 712 796 376 365Net B/C 2.95 3.06IRR (%) 45.99 47.96PP 3 tahun 5 bulan 3 tahun 4 bulan

a. Net Present Value (NPV)

Berdasarkan hasil perhitungan kriteria investasi pada Tabel 5, nilai NPV mulai dari yang terbesar hingga terkecil berturutturut adalah skenario I, skenario II (panen dengan mesin) , dan skenario II (panen sistem borongan). NPV skenario I dan II PT Wirayasa Mandiri memiliki nilai lebih besar dari nol. Hal tersebut menunjukan bahwa usaha layak untuk dijalankan. Budidaya peternakan kambing perah PE menghasilkan nilai NPV lebih besar dibandingkan dengan usaha budidaya padi semi organik milik PT Wirayasa Mandiri. Nilai NPV usaha peternakan kambing perah sebesar Rp731 497 530, sedangkan usaha budidaya padi semi organik (skenario II) dengan sistem panen menggunakan mesin menghasilkan nilai NPV sebesar Rp37 819 614. Sementara usaha budidaya padi semi organik (skenario II) dengan sistem panen borongan menghasilkan nilai NPV sebesar Rp12 899 269.

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 6 diperoleh nilai NPV pada skenario III, yaitu usaha pertanian terpadu kambing perah PE dan padi semi organik dengan sistem panen borongan yang menghasilkan nilai sebesar Rp767 344 712, serta sistem pertanian terpadu dengan sistem panen menggunakan mesin pada usaha budidaya padi semi organik yang dilakukannya menghasilkan nilai NPV sebesar Rp796 376 365. Hasil tersebut menunjukan bahwa skenario III dengan sistem panen padi semi organik menggunakan mesin memiliki nilai NPV yang lebih besar dibandingkan skenario lainnya. Skenario III dikatakan layak berdasarkan kriteria NPV karena nilai yang diperoleh lebih besar dari nol.

b. Net B/C Hasil kriteria investasi Net B/C pada Tabel 5 dan Tabel 6 yang diperoleh,

semua skenario memiliki nilai Net B/C lebih besar dari nol. Hal ini menunjukan bahwa usaha layak untuk dijalankan. Berdasakan hasil perhitungan nilai Net B/C pada Tabel 5 usaha peternakan kambing (skenario I) memperoleh nilai Net B/C sebesar 3.00 yang merupakan nilai Net B/C yang lebih besar dibandingkan dengan nilai Net B/C pada skenario II.

Pada Tabel 6 nilai Net B/C terbesar diperoleh skenario III dengan sistem panen menggunakan mesin pada budidaya padi semi organik yang dilakukannya yaitu sebesar 3.06. Angka 3.06 tersebut menunjukan bahwa setiap biaya sebesar Rp1 akan menghasilkan manfaat sebesar Rp3.06.

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

54  

c. IRR Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis kriteria investasi pada usaha PT

Wirayasa Mandiri, diperoleh nilai IRR yang lebih besar dari nilai discount factor sebesar 6 persen. Nilai IRR pada usaha kambing perah lebih besar dibandingkan nilai IRR pada usaha peternakan kambing yang telah diintegrasikan dengan usaha budidaya padi semi organik. Berdasarkan Tabel 5 diperoleh nilai IRR terbesar adalah pada usaha kambing perah yaitu 45.60 persen yang menunjukan bahwa penggunaan investasi pada usaha ini dapat memberikan keuntungan internal sebesar 45.60 persen per tahun. Sementara nilai IRR pada usaha budidaya padi semi organik (skenario II) adalah 1.15 persen untuk pemanenan menggunakan sistem borongan dan IRR sebesar 1.41 persen untuk usaha skenario II dengan sistem panen menggunakan mesin.

Nilai IRR terbesar pada skenario III yang terdapat pada Tabel 6 adalah skenario III dengan sistem pemanenan menggunakan mesin pada usaha padi semi organik yang dibudidayakan yaitu dengan nilai 47.96 persen, yang menunjukan bahwa perusahaan akan memperoleh keuntungan internal sebesar 47.96 per tahun dari investasi yang dilakukan. Sementara nilai IRR skenario III dengan sistem panen borongan sebesar 45.99 persen.

d. Payback Period Analisis berikutnya merupakan analisis Payback Period untuk mengetahui

jangka waktu pengembalian investasi atas usaha yang dilakukan PT Wirayasa Mandiri. Berdasarkan waktu pengembalian investasi, usaha peternakan kambing perah akan mencapai titik pengembalian investasi pada saat kegiatan telah berjalan selama 3 tahun 4 bulan, sementara usaha budidaya padi semi organik dengan sistem panen menggunakan mesin akan mencapai titik pengembalian modal investasi yang lebih cepat yaitu selama 3 tahun 6 bulan, dibandingkan dengan budidaya padi semi organik dengan sistem panen borongan yaitu dengan jangka waktu pengembalian investasi selama 4 tahun 3 bulan.

Pada Tabel 6 usaha pertanian terpadu dengan sistem pemanenan menggunakan mesin pada usaha budidaya padi semi organiknya menghasilkan nilai pengembalian investasi yang lebih cepat satu bulan yaitu selama 3 tahun 4 bulan, jika dibandingkan usaha terpadu dengan sistem pemanenan borongan pada budidaya padi organiknya. Hasil Payback Period pada Tabel 5 dan Tabel 6 menunjukan bahwa waktu pengembalian investasi pada usaha PT Wirayasa Mandiri kurang dari umur usaha, sehingga dapat dikatakan layak.

Berdasarkan analisis dari keempat kriteria investasi yang digunakan yaitu NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Period dapat disimpulkan bahwa secara finansial usaha peternakan dan usaha peternakan yang terintegrasi dengan budidaya padi semi organik PT Wirayasa Mandiri layak untuk dijalankan. Usaha yang menjadi rekomendasi bagi perusahaan untuk dijalankan adalah usaha terpadu skenario III dengan sistem pemanenan menggunakan mesin pada usaha budidaya padi semi organiknya. Hal ini disebabkan, nilai kriteria investasi NPV, IRR, dan Net B/C pada usaha tersebut lebih besar dibandingkan skenario lainnya. Selain itu jangka waktu pengembalian modal terhadap investasi usaha juga lebih cepat dibandingkan skenario lain.

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

55  

Analisis Nilai Pengganti (Switching Value Analysis)

Analisis nilai pengganti (switching value) digunakan untuk menganalisis batas perubahan maksimum dari komponen inflow atau outflow agar suatu bisnis tetap dikatakan layak. Analisis switching value yang akan diuji pada penelitian ini adalah seberapa besar batas penurunan harga jual susu kambing dan kenaikan harga pakan konsentrat kambing terhadap kriteria kelayakan investasi pada usaha peternakan kambing perah milik PT Wirayasa Mandiri. Analisis dilakukan pada usaha peternakan kambing perah PE tanpa konsep terintegrasi (skenario I), usaha budidaya padi semi organik dengan sistem panen borongan dan dengan menggunakan mesin (skenario II), dan usaha peternakan kambing perah PE dengan sistem terintegrasi (skenario III).

Pakan merupakan salah satu kebutuhan utama kambing dan merupakan komponen biaya dengan nilai yang cukup besar, sementara susu kambing merupakan komponen penerimaan yang apabila terjadi perubahan pada harga jualnya dapat mempengaruhi aliran kas masuk perusahaan. Berdasarkan Tabel 7. diperoleh batas maksimum penurunan harga jual susu kambing dan kenaikan harga pakan konsentrat kambing pada usaha skenario I dan III.

Tabel 7 Analisis Switching Value Skenario I dan III PT Wirayasa Mandiri

Uraian (%) Skenario I Skenario III

(panen padi sistem borongan)

Skenario III (panen padi dengan

mesin) Penurunan harga susu 37.986 37.184 36.626Kenaikan harga konsentrat 26.974 17.213 4.275

Berdasarkan perhitungan switching value diperoleh nilai batas maksimum penurunan harga susu pada skenario I, skenario III (panen padi semi organik sistem borongan), dan skenario III (panen padi semi organik dengan mesin) berturut-turut sebesar 37.986 persen, 37.184 persen, dan 36.626 persen. Sementara batas maksimum kenaikan harga pakan konsentrat pada skenario I, skenario III (panen padi semi organik sistem borongan), dan skenario III (panen padi semi organik dengan mesin) berturut-turut sebesar 26.974 persen, 17.213 persen, dan 4.275 persen. Berdasarkan data hasil analisis switching value pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa kenaikan harga pakan konsentrat merupakan harga yang paling sensitif karena memiliki nilai batas maksimum yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai batas penurunan harga susu pada skenario I dan III. Nilai batas maksimum tersebut Menggambarkan bahwa penurunan harga susu dan kenaikan harga pakan konsentrat tidak boleh berubah melebihi batas maksimum yang telah diperoleh.

Sementara pada perhitungan analisis switching value usaha pertanian padi semi organik (skenario II), dihitung dengan menggunakan asumsi apabila terjadi penurunan jumlah produksi padi semi organik dan apabila terjadi penurunan harga padi organik. Pada usaha budidaya padi semi organik di Desa Wanasari, jumlah produksi padi semi organik terkadang masih mengalami penurunan produktivitas yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti hama dan faktor musim yang kadang tidak dapat diprediksi petani. Sementara harga walaupun ditentukan oleh perusahaan, akan tetapi menarik untuk diketahui nilai batas maksimum apabila

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

56  

terjadi perubahan pada harga beras semi organik. Berdasarkan perhitungan analisis switching value diperoleh nilai batas maksimum pada Tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8 Analisis Switching Value Skenario II PT Wirayasa Mandiri

Uraian (%) Skenario II (panen padi sistem borongan)

Skenario II (panen padi dengan mesin)

Penurunan produksi 87.683 68.3302 Penurunan harga beras 87.684 68.3307

Berdasarkan perhitungan switching value diperoleh nilai batas maksimum penurunan produksi dan penurunan harga beras semi organik pada skenario II (panen sistem borongan) berturut-turut sebesar 87.683 persen dan 87.684 persen. Sementara batas maksimum penurunan produksi dan penurunan harga beras semi organik pada skenario II (panen dengan mesin) masing-masing sebesar 68.3302 persen dan 68.3307 persen. Hal ini menunjukan, bahwa penurunan produksi dan harga beras semi organik tidak boleh lebih rendah dari batas nilai hasil analisis, karena apabila melebihi batas maksimum perubahan, maka perusahaan dapat mengalami kerugian sehingga usaha menjadi tidak layak. Hasil analisis yang diperoleh menunjukan bahwa penurunan produksi beras semi organik lebih sensitif dibandingkan dengan penurunan harga beras. Hal tersebut dapat dilihat dari batas nilai maksimum perubahan yang dapat ditolerir pada penurunan produksi beras semi organik lebih kecil dibandingkan dengan batas nilai maksimum yang dapat ditolerir pada penurunan harga beras semi organik.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada usaha peternakan kambing perah Peranakan Etawa dan Senduro yang terintegrasi dengan budidaya padi semi organik PT Wirayasa Mandiri maka didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Berdasarkan analisis aspek non finansial yang meliputi aspek pasar, teknis,

manajemen dan hukum, sosial-ekonomi dan budaya, serta aspek lingkungan pada usaha peternakan kambing perah PE baik yang terintegrasi dengan budidaya padi semi organik maupun tidak terintegrasi layak untuk dijalankan.

2. Berdasarkan aspek finansial, usaha peternakan kambing perah PE baik yang terintegrasi dengan budidaya padi semi organik maupun tidak terintegrasi layak untuk dijalankan karena telah memenuhi kriteria investasi.

3. Berdasarkan Analisis switching value, usaha yang paling sensitif terhadap penurunan harga susu kambing dan kenaikan harga pakan konsentrat, yaitu usaha peternakan tanpa konsep terintegrasi atau hanya usaha peternakan kambing perah saja.

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

57  

Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini adalah : 1. Perusahaan sebaiknya melakukan usaha pertanian secara terpadu karena usaha

tersebut memberikan nilai manfaat yang lebih besar jika dibandingkan tanpa melakukan usaha secara terpadu.

2. Perusahaan sebaiknya memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan, contohnya dengan kemasan produk yang lebih menarik konsumen serta memperluas pemasaran produk susu kambing dan padi semi organik yang dihasilkan.

3. Perusahaan sebaiknya dapat membuat pakan konsentrat sendiri bagi kebutuhan usaha peternakan kambing PE. Pakan konsentrat yang dibuat sendiri, biasanya menghabiskan biaya yang lebih murah sehingga dapat menghemat biaya untuk pakan konsentrat atau polar yang cukup besar.

4. Perusahaan sebaiknya lebih mampu mengatur pembagian tugas kepada para tenaga kerja kandang, apabila peternakan sudah semakin berkembang. Saat ini pekerja melakukan berbagai jenis pekerjaan kandang karena belum adanya spesifikasi kerja. Oleh karena itu, diharapkan perusahaan mampu melakukan pembagian tugas kerja yang lebih spesifik untuk masing-masing pekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Antara M. 2006. Ekonomi dan degradasi lingkungan. J SOCA. 6(2):109-216. Atabany A, Abdulgani IK, Sudono A, Mudikdjo K. 2010. Performa produksi,

reproduksi dan nilai ekonomis kambing peranakan etawa di peternakan barokah. JMP. 24(2):1-7

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2008. Bibit Kambing Peranakan Ettawa (PE). SNI. 7325:1-5

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Laju pertumbuhan penduduk. [Internet]. [diunduh 2013 Apr 12].

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Luas lahan pertanian Indonesia. [Internet]. [diunduh 2013 Apr 12].

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Statistik Indonesia tahun 2012 Departemen Pertanian. 2007. Road map pengembangan pertanian organik 2008-

2015. Dewi TG. 2010. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ternak Kambing

Perah (Studi Kasus: Peternakan Prima Fit, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provisi Jawa Barat) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[DPKH] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 2011. Populasi kambing Indonesia 2011. Jakarta (ID): CV Alinindra Dunia Perkasa.

[DPKH] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 2012. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan Edisi Tahun 2012. Jakarta (ID): CV Alinindra Dunia Perkasa.

Ensminger ME. 2002. Sheep and Goat Science, Sixth Edition. United State (US): Interstate Publishers Inc.

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

58  

Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Ed ke-2. Slamet S, Komet M, Penerjemah. Jakarta (ID): UI Press. Terjemahan dari: Economic Analysis of Agriculture Project. Ed ke-2

Heriyadi D. 2001. Teknik produksi ternak ruminansia. Jakarta (ID): Departemen Pendidikan Nasional Pr.

Jensen B. 1994. Goat milk magic . United State (US): Bernard Jensen Publihser. Kementerian Pertanian. 2010. Rancangan renstra kementerian pertanian, potensi

pertanian indonesia. Jakarta (ID): Lukiwati DR. 2010. Penerapan sistem integrasi tanaman - ternak bebas limbah

berbasis tanaman pangan di Jawa Tengah. Semarang (ID): Universitas Diponegoro (Program Penelitian Hibah Strategis Nasional Dikti).

Mangoting D. 1998. Agenda reformasi kebijakan di sektor pertanian. Mason J. 2003. Sustainable Agriculture 2nd Edition. Australia (AUS): National

Library of Australia. Maudi F. 2010. Model usahatani terpadu sayuran organik-hewan ternak (studi

kasus: Gapoktan Pandan Wangi, Desa Karehkel, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nainggolan K. 2009. Masalah ketahanan pangan global dan dampaknya terhadap ketahanan bangsa. JSOCA. 6(2):21-29

Natalia D. 2010. Analisis kelayakan usaha produksi susu sterilisasi (studi kasus: produk susu sterilisasi “Fresh Time” KPSBU Jawa Barat) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID): Butt Design and Printing.

Octavia I. 2010. Analisis kelayakan finansial dan strategi pemasaran susu kambing (studi kasus: CV. Ettawa Dairy Farm, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Parlyna R, Munawaroh. 2011. Konsumsi pangan organik: meningkatkan kesehatan konsumen. J Econosains. 9(2): 159

Poetryani A. 2011. Analisis perbandingan efisiensi usahatani padi organik dengan anorganik (studi kasus: Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Prabowo A. 2010. Petunjuk teknis budidaya ternak kambing (materi pelatihan agribisnis bagi KMPH) [ulasan].

Pramudya B, Dewi N. 1991. Ekonomi Teknik. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Priadi D, Kuswara T, Soetisna U. 2007. Padi organik versus non organik: studi fisiologi benih padi (Oryza sativa L.) kultivar lokal Rojolele. JIPI. 9(2):133-137

Pudjiono P, Julendra H, Lestari R. 2003. Implementasi sistem pertanian terpadu untuk menanggulangi masalah lahan marginal. (Pusat Penelitian Informatika-LIPI) .

Rachmiyanti I. 2009. Analisis perbandingan usahatani padi organik metode System of Rice Intensification (SRI) dengan padi konvensional. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

59  

Rosid M. 2009. Evaluasi kelayakan usaha ternak kabing perah Peranakan Etawa (PE), di Peternakan Unggul, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Salendu AS. 2011. Pengembangan ternak sapi lokal berwawasan lingkungan di Sulawesi Utara. Medan (ID): Universitas Sam Ratulangi.

Siagian G. 2011. Studi kelayakan bisnis usaha peternakan rakyat kambing perah Peranakan Etawa di Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Subagyo A. 2007. Studi Kelayakan: Teori dan Aplikasi. Jakarta (ID): Elex Media Komputindo.

Sutama IK, Budiarsana IGM. 1995. Kambing Peranakan Etawah penghasil susu sebagai sumber pertumbuhan baru sub sektor peternakan dan veteriner. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sutama IK. 2008. Pemanfaatan sumberdaya ternak lokal sebagai ternak perah mendukung peningkatan produksi susu nasional. J Wartazoa. 18(4): 214

Sutama IK. 2011. Inovasi teknologi reproduksi mendukung pengembangan kambing perah lokal. JPIP. 4(3): 235-236

Widaningsih E. 2012. Performa Kambing Peranakan Etawah muda dan produktivitas induk laktasi dengan sistem pemberian pakan yang berbeda di lahan pasca galian pasir [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

60  

Lampiran 1 Cashflow perkembangan usaha peternakan kambing PE PT Wirayasa Mandiri (Skenario I)

No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5

A PENJUALAN

Susu 27.500.000 294.690.000 544.690.262 1.006.778.245 1.347.991.645

Anakan kambing - - - 30.000.000 190.000.000

Kambing dewasa - - 100.000.000 200.000.000 200.000.000

Kambing afkir - - - 140.000.000 -

Pestisida organik 45.000 360.000 360.000 360.000 360.000

Total Penjualan 27.545.000 295.050.000 645.050.262 1.377.138.245 1.738.351.645

B BIAYA OPERASIONAL VARIABEL 1 Pakan

a. Polar 46.592.250 103.988.500 176.240.250 244.440.500 168.812.500

b. Susu sapi 28.800.000 76.500.000 141.300.000 257.400.000 349.200.000

2 Obat-obatan - - - - -

a. Desinfektan 60.000 90.000 90.000 120.000 120.000

b. Obat cacing 100.000 200.000 250.000 300.000 300.000

c. Obat mata 60.000 90.000 90.000 150.000 180.000

d. Tolak angin 25.000 30.000 50.000 100.000 100.000

3 Suplemen - - - - -

a. Kalsium 25.500 59.500 85.000 170.000 195.000

b. Minyak ikan 1.762.950 3.934.700 6.668.550 9.249.100 6.387.500

c. Wedang jahe 600.000 600.000 900.000 1.200.000 1.200.000

d. Zat pengatur tumbuh organik 110.000 110.000 110.000 220.000 220.000

4 BBM 2.420.000 2.420.000 2.420.000 2.620.000 2.620.000

5 Gaji TKLK 12.000.000 12.000.000 96.000.000 96.000.000 96.000.000

6 Biaya listrik dan air 2.400.000 3.000.000 3.000.000 3.360.000 3.360.000

7 Kemasan susu 500.000 5.358.000 9.903.459 18.305.059 24.508.939

8 Shampo 5.328.000 9.936.000 22.176.000 37.584.000 52.128.000

Total Biaya Variabel 100.783.700 218.316.700 459.283.259 671.218.659 705.331.939

Margin Kotor (73.238.700) 76.733.300 185.767.002 705.919.586 1.033.019.706

C BIAYA OPERASIONAL TETAP 1 Gaji TKDK 16.200.000 16.200.000 16.200.000 16.200.000 16.200.000

2 Gaji TK pengurus lahan 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

3 Biaya komunikasi 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000

4 Biaya pemeliharaan mini car 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

5 Biaya dokter hewan 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

6 Peralatan Produksi: - - - - -

Sapu lidi 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

Kain lap 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

Spons 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000

Saringan 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

61  

Lampiran 1 lanjutan

No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5

5 Biaya Penyusutan 27.354.900 27.354.900 27.354.900 27.354.900 27.354.900

Total Biaya Tetap 51.592.900 51.592.900 51.592.900 51.592.900 51.592.900

Laba Kotor (124.831.600) 25.140.400 134.174.102 654.326.686 981.426.806

Bunga - - - - -

Laba sebelum pajak (124.831.600) 25.140.400 134.174.102 654.326.686 981.426.806

Pajak 25% (31.207.900) 6.285.100 33.543.526 163.581.671 245.356.701

Laba bersih (93.623.700) 18.855.300 100.630.577 490.745.014 736.070.104

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

62  

Lampiran 2 Cashflow perkembangan usaha budidaya padi semi organik (Skenario II) sistem panen borongan PT Wirayasa Mandiri

No. Komponen Biaya Tahun

1 2 3 4 5 1 Penjualan Padi Semi Organik 33.150.000 33.150.000 33.150.000 33.150.000 33.150.000 2 Nilai Sisa 50.000.000

Total Inflow 33.150.000 33.150.000 33.150.000 33.150.000 83.150.000 Outflow

A Biaya Investasi 1 Lahan 30.000.000 2 Cangkul 150.000 - - - - 3 Arit 30.000 - - - - 4 Mobil Pick Up 80.000.000 5 Sprayer 200.000 - - - -

Total Biaya Investasi 110.380.000 - - - - B Biaya Tetap 1 Transportasi 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2 Biaya Komunikasi 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

Total Biaya Tetap 1.100.000 1.100.000 1.100.000 1.100.000 1.100.000 C Biaya Variabel 1 Sewa Traktor 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 2 Benih Padi 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 3 Tenaga Kerja Persemaian 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000 4 Tenaga Kerja Penanaman 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 5 Tenaga Kerja Pemupukan 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000 6 Tenaga Kerja Penyemprotan 960.000 960.000 960.000 960.000 960.000 7 Tenaga Kerja Penyiangan 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 8 Tenaga kerja pemanenan 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 9 Pupuk Organik 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000

10 Pestisida Organik 36.000 36.000 36.000 36.000 36.000 11 Pengairan 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 12 Karung 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 13 Biaya Penggilingan 442.000 442.000 442.000 442.000 442.000

Total Biaya Variabel 9.058.000 9.058.000 9.058.000 9.058.000 9.058.000 PBB 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 Pajak 25% 3.729.000 3.729.000 3.729.000 3.729.000 3.729.000 Total Outflow 124.617.000 14.237.000 14.237.000 14.237.000 14.237.000 net benefit (91.467.000) 18.913.000 18.913.000 18.913.000 68.913.000 DF 6% 0,943 0,890 0,840 0,792 0,747 PV Net Benefit (86.289.623) 16.832.503 15.879.719 14.980.867 51.495.802 PV Benefit u/ Gross B/C 31.273.585 29.503.382 27.833.379 26.257.905 62.134.517 PV Biaya u/ Gross B/C 117.563.208 12.670.879 11.953.660 11.277.037 10.638.715 PV + 99.188.892 PV - (86.289.623) NPV 12.899.269 Gross B/C 1,079 Net B/C 1,149 IRR 11%

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

63  

Lampiran 3 Cashflow perkembangan usaha budidaya padi semi organik (Skenario II) sistem panen dengan mesin PT Wirayasa Mandiri

No. Komponen Biaya Tahun

1 2 3 4 5 INFLOW

1 Penjualan Padi Semi Organik 37.800.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000

2 Nilai Sisa 50.000.000 Total Inflow 37.800.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000 87.800.000 OUTFLOW

A BIAYA INVESTASI 1 Lahan 30.000.000 2 Cangkul 150.000 - - - - 3 Arit 30.000 - - - - 4 Mobil pick up 80.000.000 5 Sprayer 200.000 - - - -

Total Biaya Investasi 110.380.000 - - - - B BIAYA TETAP 1 Transportasi 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2 Biaya Komunikasi 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

Total Biaya Tetap 1.100.000 1.100.000 1.100.000 1.100.000 1.100.000 C BIAYA VARIABEL 1 Sewa Traktor 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 2 Benih padi 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

3 Tenaga Kerja Persemaian 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000

4 Tenaga Kerja Penanaman 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

5 Tenaga Kerja Pemupukan 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000

6 Tenaga Kerja Penyemprotan 960.000 960.000 960.000 960.000 960.000

7 Tenaga Kerja Penyiangan 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

8 Sewa Mesin Panen + TK 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000

9 Pupuk Organik 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000 10 Pestisida Organik 36.000 36.000 36.000 36.000 36.000 11 Pengairan 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 12 Karung 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 13 Biaya Penggilingan 504.000 504.000 504.000 504.000 504.000

Total Biaya Variabel 5.820.000 5.820.000 5.820.000 5.820.000 5.820.000 PBB 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 Pajak 25% 5.701.000 5.701.000 5.701.000 5.701.000 5.701.000 Total Outflow 123.351.000 12.971.000 12.971.000 12.971.000 12.971.000 net benefit (85.551.000) 24.829.000 24.829.000 24.829.000 74.829.000 DF 6% 0,943 0,890 0,840 0,792 0,747 PV Net Benefit (80.708.491) 22.097.722 20.846.907 19.666.894 55.916.582 PV + 118.528.104 PV - (80.708.491) NPV 37.819.614 Net B/C 1,469 IRR 21%

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

64  

Lampiran 4 Cashflow perkembangan usaha peternakan terintegrasi (Skenario III) sistem panen borongan PT Wirayasa Mandiri

No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5

A1 INFLOW USAHA PETERNAKAN 1 Penjualan

Susu 27.500.000 294.690.000 544.690.262 1.006.778.245 1.347.991.645 Anakan kambing - - - 30.000.000 190.000.000 Kambing dewasa - - 100.000.000 200.000.000 200.000.000 Kambing afkir - - - 140.000.000 - Pestisida organik 45.000 360.000 360.000 360.000 360.000

2 Nilai Sisa kambing - - - - 80.000.000 A2 INFLOW USAHA PERTANIAN

1 Penjualan Padi Semi Organik 33.150.000 33.150.000 33.150.000 33.150.000 33.150.000

2. Nilai Sisa 50.000.000 TOTAL INFLOW 60.695.000 328.200.000 678.200.262 1.410.288.245 1.851.501.645

B1 BIAYA INVESTASI USAHA PETERNAKAN 1 Lahan 20.500.000 2 Kandang 40.000.000 45.000.000 60.000.000 3 Pompa air 2.000.000 4 Instalasi listrik 1.000.000 5 Kambing Betina

150.000.000 6 Kambing Jantan 7 Tempat penjaga 2.000.000 8 Kulkas 1.000.000 9 Sealer 275.000 10 Kolam 2.400.000 11 Mesin air 2.250.000 12 Arit 140.000 13 Ember 75.000 14 Selang 37.500 37.500 15 Drum besar 120.000 16 Drum kecil 75.000 17 Timbangan 1.200.000 18 Tempat pakan 315.000 19 Troli 350.000 350.000 20 Pengki 20.000 20.000

21 Corong pestisida organik 12.000

22 Alat perah 3.500.000 23 Sepatu Boot 255.000 - - 765.000 - 24 Motor mini car 18.300.000 25 Panci 50.000 26 Golok 360.000

27 Mesin pemotong rumput 1.750.000

28 Mesin kompos 6.000.000 29 Mesin steam 2.500.000 30 Mesin diesel air 2.250.000 B2 BIAYA INVESTASI USAHA PERTANIAN 1 Lahan 30.000.000 - - - -

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

65  

Lampiran 4 lanjutan

No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5

2 Cangkul 100.000 - - - - 3 Arit 100.000 - - - - 4 Mobil pick up 80.000.000 5 Sprayer 442.000 - - - -

Total Biaya Investasi 369.376.500 45.000.000 60.407.500 765.000 -

C1 BIAYA TETAP USAHA PETERNAKAN 1 Gaji TKDK 16.200.000 16.200.000 16.200.000 16.200.000 16.200.000

2 Gaji TK pengurus lahan 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

3 Biaya komunikasi 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000

4 Biaya pemeliharaan mini car 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

5 Biaya dokter hewan 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 6 Peralatan Produksi: - - - - -

Sapu lidi 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 Kain lap 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 Spons 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 Saringan 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000

C2 BIAYA TETAP USAHA PERTANIAN 1 Transportasi 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2 Biaya Komunikasi 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

Total Biaya Tetap 25.338.000 24.238.000 24.238.000 24.238.000 24.238.000

D1 BIAYA VARIABEL USAHA PETERNAKAN 1 Pakan

a. Polar 46.592.250 103.988.500 176.240.250 244.440.500 168.812.500 b. Susu sapi 28.800.000 76.500.000 141.300.000 257.400.000 349.200.000

2 Obat-obatan - - - - - a. Desinfektan 60.000 90.000 90.000 120.000 120.000 b. Obat cacing 100.000 200.000 250.000 300.000 300.000 c. Obat mata 60.000 90.000 90.000 150.000 180.000 d. Tolak angin 25.000 30.000 50.000 100.000 100.000

3 Suplemen - - - - - a. Kalsium 25.500 59.500 85.000 170.000 195.000 b. Minyak ikan 1.762.950 3.934.700 6.668.550 9.249.100 6.387.500 c. Wedang jahe 600.000 600.000 900.000 1.200.000 1.200.000

d. Zat pengatur tumbuh organik 110.000 110.000 110.000 220.000 220.000

4 BBM 2.420.000 2.420.000 2.420.000 2.620.000 2.620.000 5 Gaji TKLK 12.000.000 12.000.000 96.000.000 96.000.000 96.000.000 6 Biaya listrik dan air 2.400.000 3.000.000 3.000.000 3.360.000 3.360.000 7 Kemasan susu 500.000 5.358.000 9.903.459 18.305.059 24.508.939 8 Shampo 5.328.000 9.936.000 22.176.000 37.584.000 52.128.000

D2 BIAYA VARIABEL USAHA PERTANIAN 1 Sewa Traktor 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 2 Benih padi 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

3 Tenaga Kerja Persemaian 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000

4 Tenaga Kerja Penanaman 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 500.000

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

66  

Lampiran 4 lanjutan

No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5

5 Tenaga Kerja Pemupukan 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000

6 Tenaga Kerja Penyemprotan 960.000 960.000 960.000 960.000 960.000

7 Tenaga Kerja Penyiangan 400.000 400.000 400.000 400.000 200.000

8 Tenaga kerja pemanenan 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000

9 Pupuk Organik 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000 10 Pestisida Organik 36.000 36.000 36.000 36.000 36.000 11 Pengairan 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 12 Karung 100.000 87.000 87.000 87.000 87.000 13 Biaya Penggilingan 442.000 442.000 442.000 442.000 442.000

Total Biaya Variabel 109.841.700 227.361.700 468.328.259 680.263.659 713.676.939

PBB 205.000 205.000 205.000 205.000 205.000 Biaya Pajak 25% (27.178.900) 11.139.100 38.397.526 168.435.671 250.210.701

TOTAL OUTFLOW 477.582.300 307.943.800 591.576.285 873.907.330 988.330.640

Net Benefit (416.887.300) 20.256.200 86.623.977 536.380.914 863.171.004 Discount Factor 6% 0,943 0,890 0,840 0,792 0,747 PV Net Benefit (393.289.906) 18.027.946 72.731.161 424.863.923 645.011.588 PV + 1.160.634.618 PV - (393.289.906) NPV 767.344.712 Net B/C 2,951 IRR 45,99%

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

67  

Lampiran 5 Cashflow perkembangan usaha peternakan terintegrasi (Skenario III) sistem panen dengan mesin PT Wirayasa Mandiri

No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5

A1 INFLOW USAHA PETERNAKAN 1 Penjualan

Susu 27.500.000 294.690.000 544.690.262 1.006.778.245 1.347.991.645 Anakan kambing - - - 30.000.000 190.000.000 Kambing dewasa - - 100.000.000 200.000.000 200.000.000 Kambing afkir - - - 140.000.000 - Pestisida organik 45.000 360.000 360.000 360.000 360.000

2 Nilai Sisa kambing - - - - 80.000.000 A2 INFLOW USAHA PERTANIAN

1 Penjualan Padi Semi Organik 37.800.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000

2. Nilai Sisa 50.000.000 TOTAL INFLOW 65.345.000 332.850.000 682.850.262 1.414.938.245 1.856.151.645

B1 BIAYA INVESTASI USAHA PETERNAKAN 1 Lahan 20.500.000 2 Kandang 40.000.000 45.000.000 60.000.000 3 Pompa air 2.000.000 4 Instalasi listrik 1.000.000 5 Kambing Betina

150.000.000 6 Kambing Jantan 7 Tempat penjaga 2.000.000 8 Kulkas 1.000.000 9 Sealer 275.000 10 Kolam 2.400.000 11 Mesin air 2.250.000 12 Arit 140.000 13 Ember 75.000 14 Selang 37.500 37.500 15 Drum besar 120.000 16 Drum kecil 75.000 17 Timbangan 1.200.000 18 Tempat pakan 315.000 19 Troli 350.000 350.000 20 Pengki 20.000 20.000 21 Corong air kencing 12.000 22 Alat perah 3.500.000 23 Sepatu Boot 255.000 - - 765.000 - 24 Motor mini car 18.300.000 25 Panci 50.000 26 Golok 360.000

27 Mesin pemotong rumput 1.750.000

28 Mesin kompos 6.000.000 29 Mesin steam 2.500.000 30 Mesin diesel air 2.250.000 B2 BIAYA INVESTASI USAHA PERTANIAN 1 Lahan 30.000.000 - - - -

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

68  

Lampiran 5 lanjutan

No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5

2 Cangkul 100.000 - - - - 3 Arit 87.000 - - - - 4 Mobil pick up 80.000.000 5 Sprayer 504.000 - - - -

Total Biaya Investasi 369.425.500 45.000.000 60.407.500 765.000 - C1 BIAYA TETAP USAHA PETERNAKAN 1 Gaji TKDK 16.200.000 16.200.000 16.200.000 16.200.000 16.200.000

2 Gaji TK pengurus lahan 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

3 Biaya komunikasi 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000

4 Biaya pemeliharaan mini car 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

5 Biaya dokter hewan 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 6 Peralatan Produksi: - - - - -

Sapu lidi 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 Kain lap 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 Spons 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 Saringan 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000

C2 BIAYA TETAP USAHA PERTANIAN 1 Transportasi 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2 Biaya Komunikasi 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

Total Biaya Tetap 25.338.000 24.238.000 24.238.000 24.238.000 24.238.000 D1 BIAYA VARIABEL USAHA PETERNAKAN 1 Pakan

a. Polar 46.592.250 103.988.500 176.240.250 244.440.500 168.812.500 b. Susu sapi 28.800.000 76.500.000 141.300.000 257.400.000 349.200.000

2 Obat-obatan - - - - - a. Desinfektan 60.000 90.000 90.000 120.000 120.000 b. Obat cacing 100.000 200.000 250.000 300.000 300.000 c. Obat mata 60.000 90.000 90.000 150.000 180.000 d. Tolak angin 25.000 30.000 50.000 100.000 100.000

3 Suplemen - - - - - a. Kalsium 25.500 59.500 85.000 170.000 195.000 b. Minyak ikan 1.762.950 3.934.700 6.668.550 9.249.100 6.387.500 c. Wedang jahe 600.000 600.000 900.000 1.200.000 1.200.000

d. Zat pengatur tumbuh organik 110.000 110.000 110.000 220.000 220.000

4 BBM 2.420.000 2.420.000 2.420.000 2.620.000 2.620.000 5 Gaji TKLK 12.000.000 12.000.000 96.000.000 96.000.000 96.000.000 6 Biaya listrik dan air 2.400.000 3.000.000 3.000.000 3.360.000 3.360.000 7 Kemasan susu 500.000 5.358.000 9.903.459 18.305.059 24.508.939 8 Shampo 5.328.000 9.936.000 22.176.000 37.584.000 52.128.000

D2 BIAYA VARIABEL USAHA PERTANIAN 1 Sewa Traktor 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 2 Benih padi 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

3 Tenaga Kerja Persemaian 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000

4 Tenaga Kerja Penanaman 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 500.000

5 Tenaga Kerja Pemupukan 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

69  

Lampiran 5 lanjutan

No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5

6 Tenaga Kerja Penyemprotan 960.000 960.000 960.000 960.000 960.000

7 Tenaga Kerja Penyiangan 400.000 400.000 400.000 400.000 200.000

8 Sewa Mesin Panen + TK 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000

9 Pupuk Organik 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000 10 Pestisida Organik 36.000 36.000 36.000 36.000 36.000 11 Pengairan 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 12 Karung 100.000 87.000 87.000 87.000 87.000 13 Biaya Penggilingan 504.000 504.000 504.000 504.000 504.000

Total Biaya Variabel 106.253.700 223.773.700 464.740.259 676.675.659 710.088.939 PBB 205.000 205.000 205.000 205.000 205.000 Biaya Pajak 25% (25.203.650) 12.289.350 39.547.776 169.585.921 251.360.951 TOTAL OUTFLOW 476.018.550 305.506.050 589.138.535 871.469.580 985.892.890

Net Benefit (410.673.550) 27.343.950 93.711.727 543.468.664 870.258.754

Discount Factor 6% 0,943 0,890 0,840 0,792 0,747

PV Net Benefit (387.427.877) 24.336.018 78.682.173 430.478.085 650.307.967

PV Benefit u/ Gross B/C 61.646.226 296.235.315 573.334.247 1.120.763.618 1.387.024.487

PV Biaya u/ Gross B/C 449.074.104 271.899.297 494.652.074 690.285.532 736.716.520

PV + 1.183.804.243

PV - (387.427.877)

NPV 796.376.365 Net B/C 3,056 IRR 47,96%

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

70  

Lampiran 6 Estimasi perkembangan jumlah ternak kambing PE PT Wirayasa Mandiri

No Keterangan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 1 Jumlah Induk

a. Betina 32 47 87 161 b. Jantan 5 22 67 100 Total 37 69 154 261

2 Jumlah Anakan a. Betina 15 40 74 134 b. Jantan 17 45 83 152 Total 32 85 157 286

3 Jumlah Betina Melahirkan 15 45 83 153 Total Kambing Keseluruhan 69 154 261 362

5 Jumlah Produksi Susu (liter) 500 5 358 9 903 18 305

6 Penjualan Kambing a. Anakan Jantan 0 0 0 0 Betina 0 0 0 50 b. Dewasa Jantan 0 0 50 100 Betina 0 0 0 0 c. Afkir Betina 0 0 0 30 Jantan 0 0 0 5

Lampiran 7 Estimasi penerimaan usaha peternakan PT Wirayasa Mandiri

No Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1 Penjualan

Susu 27 500 000 294 690 000 544 690 262 1 006 778 245 1 347 991 645

Anakan kambing 0 0 0 30 000 000 190 000 000

Kambing dewasa 0 0 100 000 000 200 000 000 200 000 000

Kambing afkir 0 0 0 140 000 000 0

Pestisida organic 45 000 360 000 360 000 360 000 360 000

Total Penjualan 27 545 000 295 050 000 645 050 262 1 377 138 245 1 738 351 645

2 Nilai Sisa 0 0 0 0 80 000 000

Total Inflow 27 545 000 295 050 000 645 050 262 1 377 138 245 1 818 351 645

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

71  

Lampiran 8 Biaya investasi dan penyusutan usaha peternakan kambing PE PT Wirayasa Mandiri

No. Komponen Biaya

Satuan

Jumlah

Harga Satuan (Rp)

Nilai Awal (Rp)

Nilai Sisa (Rp)

Umur Ekonomis

(tahun)

Penyusutan per tahun

(Rp) 1 Lahan m2 150 20.500.000 2 Kandang unit 2 85.000.000 85.000.000 0 10 8.500.000 3 Pompa air unit 1 2.000.000 2.000.000 0 10 200.000

4 Instalasi listrik unit 1 1.000.000 1.000.000 0 20 50.000

5 Kambing Betina ekor 28 2-4 juta

150.000.000 80.000.000 5 14.000.000 6 Kambing

Jantan ekor 5 5-8 juta

7 Tempat penjaga unit 1 2.000.000 2.000.000 0 10 200.000

8 Kulkas unit 1 1.000.000 1.000.000 0 5 200.000 9 Sealer unit 1 275.000 275.000 0 5 55.000 10 Kolam unit 1 2.400.000 2.400.000 0 10 240.000 11 Mesin air unit 1 2.250.000 2.250.000 0 10 225.000 12 Arit unit 2 70.000 140.000 0 7 20.000 13 Ember unit 3 25.000 75.000 0 5 15.000 14 Selang m 25 1.500 37.500 0 5 7.500 15 Drum besar unit 2 60.000 120.000 0 5 24.000 16 Drum kecil unit 3 25.000 75.000 0 5 15.000 17 Timbangan unit 1 1.200.000 1.200.000 0 10 120.000 18 Tempat pakan unit 42 7.500 315.000 0 5 63.000 19 Troli unit 1 350.000 350.000 0 5 70.000 20 Pengki unit 1 20.000 20.000 0 5 4.000

21 Corong air kencing unit 1 12.000 12.000 0 5 2.400

22 Alat perah unit 1 3.500.000 3.500.000 0 5 700.000 23 Sepatu Boot unit 3 85.000 255.000 0 3 85.000

24 Motor mini car unit 1 18.300.000 18.300.000 3.000.000 12 1.275.000

25 Panci unit 1 50.000 50.000 0 5 10.000 26 Golok unit 3 120.000 360.000 0 15 24.000

27 Mesin pemotong rumput

unit 1 1.750.000 1.750.000 0 10 175.000

28 Mesin kompos unit 1 6.000.000 6.000.000 0 10 600.000

29 Mesin steam unit 1 2.500.000 2.500.000 0 10 250.000

30 Mesin diesel air unit 1 2.250.000 2.250.000 0 10 225.000

Total 283.234.500 83.000.000 27.354.900

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

72  

Lampiran 9 Biaya tetap usaha peternakan kambing PE PT Wirayasa Mandiri

No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5

1 Gaji TKDK 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000 16,200,000

2 Gaji TK pengurus lahan 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000

3 Biaya komunikasi 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

4 Biaya pemeliharaan mini car 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000

5 Biaya dokter hewan 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

6 Peralatan Produksi:

> Sapu lidi 60,000 60,000 60,000 60,000 60,000

> Kain lap 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000

> Spons 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000

> Saringan 8,000 8,000 8,000 8,000 8,000

Total Biaya 24,238,000 24,238,000 24,238,000 24,238,000 24,238,000

Lampiran 10 Biaya variabel usaha peternakan kambing PE PT Wirayasa Mandiri

No. Komponen Biaya

Satuan

Biaya per unit (Rp)

Tahun

1 2 3 4 5

1 Pakan

a. Polar kg 3,700 46,592,250 103,988,500 176,240,250 244,440,500 168,812,500

b. Susu sapi liter 9,000 28,800,000 76,500,000 141,300,000 257,400,000 349,200,000

2 Obat-obatan

a. Desinfektan liter 30,000 60,000 90,000 90,000 120,000 120,000

b. Obat cacing ml 100,000 200,000 250,000 300,000 300,000

c. Obat mata unit 2,500 60,000 90,000 90,000 150,000 180,000

d. Tolak angin pcs 1,000 25,000 30,000 50,000 100,000 100,000

3 Suplemen

a. Kalsium 25,500 59,500 85,000 170,000 195,000

b. Minyak ikan

kapsul 70 1,762,950 3,934,700 6,668,550 9,249,100 6,387,500

c. Wedang jahe liter 600,000 600,000 900,000 1,200,000 1,200,000

d. Zat pengatur tumbuh organic

liter 110,000 110,000 110,000 110,000 220,000 220,000

4 Gaji TKLK HOK 1,000,000 12,000,000 12,000,000 96,000,000 96,000,000 96,000,000

5 BBM liter 2,420,000 2,420,000 2,420,000 2,620,000 2,620,000

6 Biaya listrik dan air 2,400,000 3,000,000 3,000,000 3,360,000 3,360,000

7 Kemasan susu pack 500,000 5,358,000 9,903,459 18,305,059 24,508,939

8 Shampo 5,328,000 9,936,000 22,176,000 37,584,000 52,128,000

Total Biaya 100,783,70

0 218,316,700 459,283,259 671,218,659 705,331,939

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

73  

Lampiran 11 Penerimaan usaha padi semi organik sistem panen borongan PT Wirayasa Mandiri

No. Komponen Inflow

Satuan

Harga per satuan Juml

ah

Tahun

(Rp/musim tanam) 1 2 3 4 5

1 Penjualan Padi Organik kg 15.000 1.105 33.150.0

00 33.150.0

00 33.150.0

00 33.150.0

00 33.150.0

00

Total Inflow 33.150.0

00 33.150.0

00 33.150.0

00 33.150.0

00 33.150.0

00

Lampiran 12 Penerimaan usaha padi semi organik sistem panen dengan mesin PT Wirayasa Mandiri

No. Komponen Inflow

Satuan

Harga per satuan Jumlah

Tahun

(Rp/musim tanam) 1 2 3 4 5

1 Penjualan Padi Organik kg 15.000 1.260 37.800.0

00 37.800.0

00 37.800.0

00 37.800.0

00 37.800.0

00

Total Inflow 37.800.0

00 37.800.0

00 37.800.0

00 37.800.0

00 37.800.0

00

Lampiran 13 Biaya tetap usaha padi semi organik PT Wirayasa Mandiri

No. Komponen Biaya

Biaya per unit Jumlah

Tahun (Rp/musim

tanam) 1 2 3 4 5

1 Transportasi 500.000 1 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

2 Biaya Komunikasi 50.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

Total Biaya Tetap 1.100.000 1.100.000 1.100.000 1.100.000 1.100.000

Lampiran 14 Biaya investasi dan penyusutan usaha padi semi organik PT Wirayasa Mandiri

No. Komponen Biaya Nilai Awal Nilai Sisa Umur Penyusutan Ekonomis

1 Lahan 30.000.000 - 5 6.000.000

2 Cangkul 150.000 - 5 30.000

3 Arit 30.000 - 5 6.000

4 Mobil pick up 80.000.000 50.000.000 15 2.000.000

4 Sprayer 200.000 - 5 40.000

Total Biaya Investasi 110.380.000 8.076.000

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

74  

Lampiran 15 Biaya variabel usaha padi semi orgnik sistem panen borongan PT Wirayasa Mandiri

No. Komponen Biaya Satuan

Biaya per unit Jumlah

Tahun (Rp/musim

tanam) 1 2 3 4 5

1 Sewa Traktor bata 350.000 1 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000

2 Benih padi kg 20.000 5 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

3 Tenaga Kerja Persemaian HOK 40.000 2 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000

4 Tenaga Kerja Penanaman HOK 500.000 Boro

ngan 1.000.00

0 1.000.00

0 1.000.00

0 1.000.0

00 1.000.00

0

5 Tenaga Kerja Pemupukan HOK 40.000 6 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000

6 Tenaga Kerja Penyemprotan HOK 40.000 12 960.000 960.000 960.000 960.000 960.000

7 Tenaga Kerja Penyiangan HOK 200.000 Boro

ngan 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

8 Tenaga kerja pemanenan HOK 2.000.000 Boro

ngan 4.000.00

0 4.000.00

0 4.000.00

0 4.000.0

00 4.000.00

0 9 Pupuk Organik Karung 6.000 40 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000

10 Pestisida Organik liter 1.500 12 36.000 36.000 36.000 36.000 36.000

11 Pengairan bata 100.000 1 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

12 Karung unit 1.000 100 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

13 Biaya Penggilingan kg 200 1.10

5 442.000 442.000 442.000 442.000 442.000

Total Biaya Variabel

9.058.000

9.058.000

9.058.000

9.058.000

9.058.000

Lampiran 16 Biaya variabel usaha padi semi orgnik sistem panen dengan mesin PT Wirayasa Mandiri

No. Komponen Biaya Satuan

Biaya per unit Jumlah

Tahun

(Rp/musim tanam) 1 2 3 4 5

1 Sewa Traktor bata 350.000 1 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 2 Benih padi kg 20.000 5 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

3 Tenaga Kerja Persemaian HOK 40.000 2 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000

4 Tenaga Kerja Penanaman HOK 500.000 Borong

an 1.000.00

0 1.000.00

0 1.000.00

0 1.000.00

0 1.000.00

0

5 Tenaga Kerja Pemupukan HOK 40.000 6 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000

6 Tenaga Kerja Penyemprotan HOK 40.000 12 960.000 960.000 960.000 960.000 960.000

7 Tenaga Kerja Penyiangan HOK 200.000 Borong

an 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

8 Sewa Mesin Pemanen +TK m2 350.000 3.500 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000

9 Pupuk Organik Karung 6.000 40 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000

10 Pestisida Organik liter 1.500 12 36.000 36.000 36.000 36.000 36.000

11 Pengairan bata 100.000 1 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 12 Karung unit 1.000 100 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 13 Penggilingan kg 200 1260 504.000 504.000 504.000 504.000 504.000

Total Biaya Variabel 5.820.00

0 5.820.00

0 5.820.00

0 5.820.00

0 5.820.00

0

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

75  

Lampiran 17 Laporan laba rugi usaha peternakan kambing PE PT Wirayasa Mandiri

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5

A PENJUALAN

Susu 27.500.000 294.690.000 544.690.262 1.006.778.245 1.347.991.645

Anakan kambing - - - 30.000.000 190.000.000

Kambing dewasa - - 100.000.000 200.000.000 200.000.000

Kambing afkir - - - 140.000.000 -

Pestisida organik 45.000 360.000 360.000 360.000 360.000

Total Penjualan 27.545.000 295.050.000 645.050.262 1.377.138.245 1.738.351.645

B BIAYA OPERASIONAL VARIABEL

1 Pakan

a. Polar 46.592.250 103.988.500 176.240.250 244.440.500 168.812.500

b. Susu sapi 28.800.000 76.500.000 141.300.000 257.400.000 349.200.000

2 Obat-obatan - - - - -

a. Desinfektan 60.000 90.000 90.000 120.000 120.000

b. Obat cacing 100.000 200.000 250.000 300.000 300.000

c. Obat mata 60.000 90.000 90.000 150.000 180.000

d. Tolak angin 25.000 30.000 50.000 100.000 100.000

3 Suplemen - - - - -

a. Kalsium 25.500 59.500 85.000 170.000 195.000

b. Minyak ikan 1.762.950 3.934.700 6.668.550 9.249.100 6.387.500

c. Wedang jahe 600.000 600.000 900.000 1.200.000 1.200.000

d. Zat pengatur tumbuh organik 110.000 110.000 110.000 220.000 220.000

4 BBM 2.420.000 2.420.000 2.420.000 2.620.000 2.620.000

5 Gaji TKLK 12.000.000 12.000.000 96.000.000 96.000.000 96.000.000

6 Biaya listrik dan air 2.400.000 3.000.000 3.000.000 3.360.000 3.360.000

7 Kemasan susu 500.000 5.358.000 9.903.459 18.305.059 24.508.939

8 Shampo 5.328.000 9.936.000 22.176.000 37.584.000 52.128.000

Total Biaya Variabel 100.783.700 218.316.700 459.283.259 671.218.659 705.331.939

Margin Kotor (73.238.700) 76.733.300 185.767.002 705.919.586 1.033.019.706

C BIAYA OPERASIONAL TETAP

1 Gaji TKDK 16.200.000 16.200.000 16.200.000 16.200.000 16.200.000

2 Gaji TK pengurus lahan 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

3 Biaya komunikasi 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000

4 Biaya pemeliharaan mini car

100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

5 Biaya dokter hewan 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

6 Peralatan Produksi: - - - - -

Sapu lidi 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

Kain lap 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

Spons 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000

Saringan 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

76  

Lampiran 17 lanjutan

No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5

5 Biaya Penyusutan 27.354.900 27.354.900 27.354.900 27.354.900 27.354.900

Total Biaya Tetap 51.592.900 51.592.900 51.592.900 51.592.900 51.592.900

Laba Kotor (124.831.600) 25.140.400 134.174.102 654.326.686 981.426.806

Laba sebelum pajak (124.831.600) 25.140.400 134.174.102 654.326.686 981.426.806

Pajak 25% (31.207.900) 6.285.100 33.543.526 163.581.671 245.356.701

Laba bersih (93.623.700) 18.855.300 100.630.577 490.745.014 736.070.104

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

77  

Lampiran 18 Laporan laba rugi usaha padi semi organik sistem panen borongan PT Wirayasa Mandiri

No. Komponen Biaya Tahun 1 2 3 4 5

A INFLOW

1 Penjualan Padi Organik 33.150.000 33.150.000 33.150.000 33.150.000 33.150.000

Total Inflow 33.150.000 33.150.000 33.150.000 33.150.000 33.150.000

B BIAYA VARIABEL

1 Sewa Traktor 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000

2 Benih padi 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

3 Tenaga Kerja Persemaian 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000

4 Tenaga Kerja Penanaman 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

5 Tenaga Kerja Pemupukan 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000

6 Tenaga Kerja Penyemprotan 960.000 960.000 960.000 960.000 960.000

7 Tenaga Kerja Penyiangan 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

8 Tenaga kerja pemanenan 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000

9 Pupuk Organik 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000

10 Pestisida Organik 36.000 36.000 36.000 36.000 36.000

11 Pengairan 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

12 Karung 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

13 Biaya Penggilingan 442.000 442.000 442.000 442.000 442.000

Total Biaya Variabel 9.058.000 9.058.000 9.058.000 9.058.000 9.058.000

Margin Kotor 24.092.000 24.092.000 24.092.000 24.092.000 24.092.000

C BIAYA TETAP

1 Transportasi 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

2 Biaya Komunikasi 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

3 Biaya Penyusutan 8.076.000 8.076.000 8.076.000 8.076.000 8.076.000

Total Biaya Tetap 9.176.000 9.176.000 9.176.000 9.176.000 9.176.000

Laba Kotor 14.916.000 14.916.000 14.916.000 14.916.000 14.916.000

Bunga 0 0 0 0 0

Laba Sebelum Pajak 14.916.000 14.916.000 14.916.000 14.916.000 14.916.000

Pajak 25% 3.729.000 3.729.000 3.729.000 3.729.000 3.729.000

Laba Bersih 11.187.000 11.187.000 11.187.000 11.187.000 11.187.000

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

78  

Lampiran 19 Laporan laba rugi usaha padi semi organik sistem panen dengan mesin PT Wirayasa Mandiri

No. Komponen Biaya Tahun

1 2 3 4 5

A INFLOW

1 Penjualan Padi Organik 37.800.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000

Total Inflow 37.800.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000

B BIAYA VARIABEL

1 Sewa Traktor 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000

2 Benih padi 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

3 Tenaga Kerja Persemaian 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000

4 Tenaga Kerja Penanaman 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

5 Tenaga Kerja Pemupukan 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000

6 Tenaga Kerja Penyemprotan 960.000 960.000 960.000 960.000 960.000

7 Tenaga Kerja Penyiangan 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

8 Sewa Mesin Pemanen + TK 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000

9 Pupuk Organik 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000

10 Pestisida Organik 36.000 36.000 36.000 36.000 36.000

11 Pengairan 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

12 Karung 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

13 Biaya Penggilingan 504.000 504.000 504.000 504.000 504.000

Total Biaya Variabel 5.820.000 5.820.000 5.820.000 5.820.000 5.820.000

Margin Kotor 31.980.000 31.980.000 31.980.000 31.980.000 31.980.000

C BIAYA TETAP

1 Transportasi 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

2 Biaya Komunikasi 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

3 Biaya Penyusutan 8.076.000 8.076.000 8.076.000 8.076.000 8.076.000

Total Biaya Tetap 9.176.000 9.176.000 9.176.000 9.176.000 9.176.000

Laba Kotor 22.804.000 22.804.000 22.804.000 22.804.000 22.804.000

Bunga 0 0 0 0 0

Laba Sebelum Pajak 22.804.000 22.804.000 22.804.000 22.804.000 22.804.000

Pajak 25% 5.701.000 5.701.000 5.701.000 5.701.000 5.701.000

Laba Bersih 17.103.000 17.103.000 17.103.000 17.103.000 17.103.000

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

79  

Lampiran 20 Laporan laba rugi usaha peternakan terintegrasi (Skenario III) sistem panen borongan PT Wirayasa Mandiri

No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5

A1 PENJUALAN USAHA PETERNAKAN

Susu 27.500.000 294.690.000 544.690.262 1.006.778.245 1.347.991.645

Anakan kambing - - - 30.000.000 190.000.000

Kambing dewasa - - 100.000.000 200.000.000 200.000.000

Kambing afkir - - - 140.000.000 -

Pestisida organik 45.000 360.000 360.000 360.000 360.000

A2 PENJUALAN USAHA PERTANIAN

Padi Semi Organik 33.150.000 33.150.000 33.150.000 33.150.000 33.150.000

Total Penjualan 60.695.000 328.200.000 678.200.262 1.410.288.245 1.771.501.645

B1 BIAYA VARIABEL USAHA PETERNAKAN - - -

1 Pakan - - - - -

a. Polar 109.221.552 243.769.842 413.142.394 573.017.420 395.730.263

b. Susu sapi 28.800.000 76.500.000 141.300.000 257.400.000 349.200.000

2 Obat-obatan - - - - -

a. Desinfektan 60.000 90.000 90.000 120.000 120.000

b. Obat cacing 100.000 200.000 250.000 300.000 300.000

c. Obat mata 60.000 90.000 90.000 150.000 180.000

d. Tolak angin 25.000 30.000 50.000 100.000 100.000

3 Suplemen - - - - -

a. Kalsium 25.500 59.500 85.000 170.000 195.000

b. Minyak ikan 1.762.950 3.934.700 6.668.550 9.249.100 6.387.500

c. Wedang jahe 600.000 600.000 900.000 1.200.000 1.200.000

d. Zat pengatur tumbuh organik 110.000 110.000 110.000 220.000 220.000

4 BBM 2.420.000 2.420.000 2.420.000 2.620.000 2.620.000

5 Gaji TKLK 12.000.000 12.000.000 96.000.000 96.000.000 96.000.000

6 Biaya listrik dan air 2.400.000 3.000.000 3.000.000 3.360.000 3.360.000

7 Kemasan susu 500.000 5.358.000 9.903.459 18.305.059 24.508.939

8 Shampo 5.328.000 9.936.000 22.176.000 37.584.000 52.128.000

B2 BIAYA VARIABEL USAHA PERTANIAN

1 Sewa Traktor 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000

2 Benih padi 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

3 Tenaga Kerja Persemaian 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000

4 Tenaga Kerja Penanaman 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

5 Tenaga Kerja Pemupukan 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000

6 Tenaga Kerja Penyemprotan 960.000 960.000 960.000 960.000 960.000

7 Tenaga Kerja Penyiangan 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

8 Tenaga kerja pemanenan 4.000.000 700.000 700.000 700.000 700.000

9 Pupuk Organik 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000 10 Pestisida Organik 36.000 36.000 36.000 36.000 36.000

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

80  

Lampiran 20 lanjutan

No. Uraian Tahun

1 2 3 4 5

11 Pengairan 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

12 Karung 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

13 Biaya Penggilingan 442.000 442.000 442.000 442.000 442.000

Total Biaya Variabel 172.471.002 363.856.042 701.943.403 1.005.553.579 938.007.701

Margin Kotor (111.776.002) (35.656.042) (23.743.142) 404.734.666 833.493.943

C1 BIAYA TETAP USAHA PETERNAKAN - -

1 Gaji TKDK 16.200.000 16.200.000 16.200.000 16.200.000 16.200.000

2 Gaji TK pengurus lahan 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

2 Biaya komunikasi 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000

3 Biaya pemeliharaan mini car

100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

4 Peralatan Produksi: - - - - -

Sapu lidi 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

Kain lap 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

Spons 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000

Saringan 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000

5 Biaya Penyusutan 27.354.900 27.354.900 27.354.900 27.354.900 27.354.900

C2 BIAYA TETAP USAHA PERTANIAN

Transportasi 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Biaya Komunikasi 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

Biaya Penyusutan 8.076.000 8.076.000 8.076.000 8.076.000 8.076.000

Total Biaya Tetap 59.568.900 59.568.900 59.568.900 59.568.900 59.568.900

Laba Kotor (171.344.902) (95.224.942) (83.312.042) 345.165.766 773.925.043

Bunga - - - - -

Laba sebelum pajak (171.344.902) (95.224.942) (83.312.042) 345.165.766 773.925.043

Pajak 25% (42.836.226) (23.806.235) (20.828.010) 86.291.441 193.481.261

Laba bersih (128.508.677) (71.418.706) (62.484.031) 258.874.324 580.443.783

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

81  

Lampiran 21 Laporan laba rugi usaha peternakan terintegrasi (Skenario III) sistem panen dengan mesin PT Wirayasa Mandiri

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5

A1 PENJUALAN USAHA PETERNAKAN

Susu 27.500.000 294.690.000 544.690.262 1.006.778.245 1.347.991.645

Anakan kambing - - - 30.000.000 190.000.000

Kambing dewasa - - 100.000.000 200.000.000 200.000.000

Kambing afkir - - - 140.000.000 -

Pestisida organik 45.000 360.000 360.000 360.000 360.000

A2 PENJUALAN USAHA PERTANIAN

Padi Semi Organik 37.800.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000

Total Penjualan 65.345.000 332.850.000 682.850.262 1.414.938.245 1.776.151.645

B1 BIAYA VARIABEL USAHA PETERNAKAN - - -

1 Pakan - - - - -

a. Polar 46.592.250 103.988.500 176.240.250 244.440.500 168.812.500

b. Susu sapi 28.800.000 76.500.000 141.300.000 257.400.000 349.200.000

2 Obat-obatan - - - - -

a. Desinfektan 60.000 90.000 90.000 120.000 120.000

b. Obat cacing 100.000 200.000 250.000 300.000 300.000

c. Obat mata 60.000 90.000 90.000 150.000 180.000

d. Tolak angin 25.000 30.000 50.000 100.000 100.000

3 Suplemen - - - - -

a. Kalsium 25.500 59.500 85.000 170.000 195.000

b. Minyak ikan 1.762.950 3.934.700 6.668.550 9.249.100 6.387.500

c. Wedang jahe 600.000 600.000 900.000 1.200.000 1.200.000

d. Zat pengatur tumbuh organik 110.000 110.000 110.000 220.000 220.000

4 BBM 2.420.000 2.420.000 2.420.000 2.620.000 2.620.000

5 Gaji TKLK 12.000.000 12.000.000 96.000.000 96.000.000 96.000.000

6 Biaya listrik dan air 2.400.000 3.000.000 3.000.000 3.360.000 3.360.000

7 Kemasan susu 500.000 5.358.000 9.903.459 18.305.059 24.508.939

8 Shampo 5.328.000 9.936.000 22.176.000 37.584.000 52.128.000

B2 BIAYA VARIABEL USAHA PERTANIAN

1 Sewa Traktor 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000

2 Benih padi 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

3 Tenaga Kerja Persemaian 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000

4 Tenaga Kerja Penanaman 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

5 Tenaga Kerja Pemupukan 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000

6 Tenaga Kerja Penyemprotan 960.000 960.000 960.000 960.000 960.000

7 Tenaga Kerja Penyiangan 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

8 Sewa Mesin Panen + TK 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000

9 Pupuk Organik 480.000 480.000 480.000 480.000 480.000

10 Pestisida Organik 36.000 36.000 36.000 36.000 36.000 11 Pengairan 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERTANIAN TERPADU … · aspek pasar, teknis, ... usaha di PT Wirayasa Mandiri baik dari aspek finansial maupun aspek non ... Laporan laba rugi usaha peternakan

82  

Lampiran 21 lanjutan

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5

12 Karung 87.000 87.000 87.000 87.000 87.000

13 Biaya Penggilingan 504.000 504.000 504.000 504.000 504.000

Total Biaya Variabel 106.590.700 224.123.700 465.090.259 677.025.659 711.138.939

Margin Kotor (41.245.700) 108.726.300 217.760.002 737.912.586 1.065.012.706

C1 BIAYA TETAP USAHA PETERNAKAN - - -

1 Gaji TKDK 16.200.000 16.200.000 16.200.000 16.200.000 16.200.000

2 Gaji TK pengurus lahan 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

2 Biaya komunikasi 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000

3 Biaya pemeliharaan mini car 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

4 Sapu lidi 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

5 Kain lap 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

6 Spons 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000

7 Saringan 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000

8 Biaya Penyusutan 27.354.900 27.354.900 27.354.900 27.354.900 27.354.900

C2 BIAYA TETAP USAHA PERTANIAN

Transportasi 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Biaya Komunikasi 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

Biaya Penyusutan 8.076.000 8.076.000 8.076.000 8.076.000 8.076.000

Total Biaya Tetap 59.568.900 59.568.900 59.568.900 59.568.900 59.568.900

Laba Kotor (100.814.600) 49.157.400 158.191.102 678.343.686 1.005.443.806

Laba sebelum pajak (100.814.600) 49.157.400 158.191.102 678.343.686 1.005.443.806

Pajak 25% (25.203.650) 12.289.350 39.547.776 169.585.921 251.360.951

Laba bersih (75.610.950) 36.868.050 118.643.327 508.757.764 754.082.854