analisis konsentrasi larutan h2so4 terhadap massa …

25
ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 TERHADAP MASSA KATALIS ASAM HETEROGEN DARI AIR LIMBAH CUCIAN BERAS Bidang Kegiatan: Sains Sidang Kenaikan Gelar APMM Kelompok Peneliti Muda Diusulkan Oleh: Devi Indrawati Syafei (012 16 16 01 06/2016) KELOMPOK PENELITI MUDA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2017

Upload: others

Post on 26-Mar-2022

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4

TERHADAP MASSA KATALIS ASAM HETEROGEN

DARI AIR LIMBAH CUCIAN BERAS

Bidang Kegiatan:

Sains

Sidang Kenaikan Gelar APMM Kelompok Peneliti Muda

Diusulkan Oleh:

Devi Indrawati Syafei (012 16 16 01 06/2016)

KELOMPOK PENELITI MUDA

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2017

Page 2: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

i

LEMBAR PERSETUJUAN

“Analisis Konsentrasi Larutan H2SO4 Terhadap Massa Katalis Asam

Heterogen dari Air Limbah Cucian Beras”

Nama : Devi Indrawati Syafei

NTA : 012 16 16 01 06

Jakarta, 11 November 2017

Ketua Umum KPM UNJ Peneliti

(Husni Falah, APMU) (Devi Indrawati Syafei,APMP)

NTA.011 14 14 01 01 NTA. 012 16 16 01 06

Dosen Pembimbing KPM UNJ

(Dr. Muhammad Yusro, M.T)

NIP. 19760921 2001121 1 002

Page 3: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Penelitian ini adalah hasil karya saya sendiri, dan sumber baik yang dikutip

maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.

Nama : Devi Indrawati Syafei

NIM : 3325160590

NTA : 012 16 16 01 06

Tanggal : 11 November 2017

Jakarta, 11 November 2017

Penulis,

Devi Indrawati Syafei

Page 4: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya tulis ini dengan baik.

Penulisan ini ditujukan untuk Sidang Kenaikan Gelar (SKG) APMM

Kelompok Peneliti Muda dengan judul “Analisis Konsentrasi Larutan H2SO4

Terhadap Massa Katalis Asam Heterogen dari Air Limbah Cucian Beras”.

Penulis menyadari karya tulis ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Orangtua yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk

menyelesaikan karya tulis ini.

2. Sofyan Ajie dan Denawati Junia selaku mentor yang telah membimbing

dalam melakukan penyusunan karya tulis ini.

3. Purnadewan dan alumni dari unit kemahasiswaan Kelompok Peneliti

Muda (KPM) UNJ yang telah membantu proses terselesaikannya karya

tulis ini.

Penulis menyadari karya tulis ini tidak luput dari berbagai kekurangan,

untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang demi kesempurnaan dan

perbaikan karya tulis ilmiah ini.

Jakarta, 11 November 2017

Penulis

Page 5: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

iv

Analisis Konsentrasi Larutan H2SO4 Terhadap Massa Katalis Asam

Heterogen dari Air Limbah Cucian Beras

Devi Indrawati Syafei

Program Studi Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Email: [email protected]

ABSTRAK

Biodesel merupakan salah satu sumber energi alternatif yang harganya

terjangkau, tersedia melimpah, dapat diperbaharui, dan juga berdampak baik

terhadap lingkungan. Biodiesel dibuat melalui suatu proses kimia yang disebut

esterifikasi dan transesterifikasi. Proses ini diperlukan katalis asam atau basa

untuk mempercepat reaksi. Namun, katalis asam heterogen yang ada masih relatif

mahal, maka diperlukan alternatif katalis lain yang lebih ekonomis, salah satunya

adalah berasal dari air limbah cucian beras.

Telah dilakukan pembuatan dan pengujian awal katalis asam heterogen

dari air cucian beras. Air cucian beras merupakan limbah yang berasal dari proses

pembersihan beras yang akan dimasak dan memiliki kandungan senyawa organik.

Kandungan pada air cucian beras memiliki potensi sebagai katalis asam heterogen

yang lebih murah dalam pembuatan biodiesel. Untuk mendapatkan katalis

dilakukan proses pemanasan terhadap endapan air cucian beras dalam furnace

pada temperatur 400oC sehingga menghasilkan padatan seperti arang hitam pekat.

Katalis yang dihasilkan di karakterisasi menggunakan Energy Dispersive

Spectroscopy (EDS). Hal ini mengindikasikan kehadiran unsur S dan O berpotensi

dalam membentuk gugus HSO3. Semakin banyak gugus –HSO3

yang dapat

menempel pada permukaan katalis menyebabkan aktivitas katalis semakin tinggi.

Peristiwa penambahan gugus –HSO3 pada katalis dari air limbah cucian beras

belum dibuktikan oleh penelitian manapun, maka pada eksperimen ini akan

dibuktikan apakah proses sulfonasi dapat menyebabkan penambahan massa

katalis dari air limbah cucian beras.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan

H2SO4 terhadap penambahan massa katalis dari air limbah cucian beras yang

dihasilkan. Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka

peluang untuk eksplorasi dan pemanfaatan limbah air cucian beras menjadi katalis

asam heterogen. Dan juga dapat dijadikan referensi untuk pengembangan biodesel

yang lebih ramah lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

eksperimen dengan memvariasikan konsentrasi larutan H2SO4 yaitu 0,25 M; 0,5

M; dan 1 M dalam proses sulfonasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terbukti

terjadi penambahan massa katalis disebabkan karena adanya penambahan gugus –

HSO3. Hal tersebut dibuktikan oleh eksperimen dan pengujian dengan EDS yang

memperlihatkan adanya peningkatan unsur S dan O yang merupakan bagian dari

gugus –HSO3.

Kata kunci: Air cucian beras, Biodisel, Katalis, Pirolisis, Sulfonasi

Page 6: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

v

Analysis of H2SO4 Concentration on Heterogeneous Acid Catalyst from

Wastewater of Rice Washing

Devi Indrawati Syafei Study Program of Chemistry

Faculty of Mathematics and Natural Sciences

Email: [email protected]

ABSTRACT

Biodesel is one of alternative energy source that is affordable, available

abundant, renewable, and also have good impact to environment. Biodiesel is

made through a chemical process called esterification and transesterification. This

process required acid or base catalysts to speed up the reaction. However, the

existing heterogeneous acid catalysts are still relatively expensive, hence another

catalyst alternative is more economical, one of which is derived from the rice

laundry waste water. The preparation and initial testing of heterogeneous catalysts

of rice washing water have been made. Rice washing water is a waste that comes

from the process of cleaning the rice to be cooked and has the content of organic

compounds. The content of rice washing water has the potential as a cheaper

heterogeneous acid catalyst in the manufacture of biodiesel. To get the catalyst,

the heating process of rice water washing in the furnace at 400oC to produce

solids like dark black charcoal. The catalyst generated in the characterization

using Energy Dispersive Spectroscopy (EDS). This indicates that the presence of

S and O elements has the potential to form an HSO3 group. The more clusters -

HSO3 that can stick to the surface of the catalyst cause higher catalyst activity.

The inclusion of the -HSO3 group on the catalyst from the rice wash waste water

has not been proven by any research, so in this experiment will be proved whether

the sulphonation process can lead to the addition of catalyst mass from the rice

wash waste water.

This study aims to determine the effect of H2SO4 solution concentration on

the addition of catalyst mass from the resulting rice wash waste water. The

benefits of the results of this study are expected to open opportunities for the

exploration and utilization of rice water wash waste into heterogeneous acid

catalyst. And also can be used as a reference for the development of biodesel is

more environmentally friendly. The method used in this research is experiment

with varying concentration of H2SO4 solution that is 0,25 M; 0.5 M; and 1 M in

the sulfonation process. The results showed that the catalyst mass increase was

due to the addition of the -HSO3 group. This is evidenced by experiments and

tests with EDS showing an increase in S and O elements that are part of the -

HSO3 group.

Keywords: rice wash water, Biodisel, Catalyst, Pyrolysis, Sulfonation

Page 7: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................i LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 2 1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................. 2 1.4 Perumusan Masalah ................................................................................ 2 1.5Tujuan ....................................................................................................... 2 1.6 Manfaat ................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3 2.1 Deskripsi Teoritis ................................................................................... 3 2.2 Penelitian yang Relevan ........................................................................ 6 2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 8 3.1Tujuan Operasional .................................................................................. 8 3.2Waktu dan Tempat Pelaksanaan .............................................................. 8 3.3 Metode Penelitian ................................................................................... 8 3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................... 8 3.5 Tahap Penelitian ...................................................................................... 9 3.6 Desain Penelitian ................................................................................... 10 3.7 Alat dan Bahan ...................................................................................... 10 3.8 Prosedur Penelitian ............................................................................... 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 13 4.1 Deskripsi Data ........................................................................................ 13 4.2 Analisis Data .......................................................................................... 12

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 16 5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 16 5.2 Keterbatasan dan Saran ........................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16

Page 8: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu dari enam point essensial dari Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan atau SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu melindungi

ekosistem untuk kepentingan semua dan generasi mendatang (Pramono dan

Yuwono, 2015) atau dalam konsep besarnya adalah lingkungan. Hal tersebut

tercantum pada target ke 7 dari 17 target lainnya yaitu affordable and clean

energy yang artinya adalah energi yang terjangkau dan ramah lingkungan.

Berdasarkan target tersebut, maka para ilmuwan sedang mengembangkan sumber-

sumber energi alternatif yang harganya terjangkau, tersedia melimpah, dapat

diperbaharui, dan juga berdampak baik terhadap lingkungan. Salah satu sumber

energi yang memenuhi kriteria tersebut adalah biodiesel (Roschat, 2016).

Biodiesel terbuat dari minyak tumbuhan atau lemak hewan, tidak

mengandung sulfur juga tidak beraroma. Biodiesel dibuat melalui suatu proses

kimia yang disebut esterifikasi dan transesterifikasi. Untuk mempercepat reaksi

ini, diperlukan bantuan katalisator berupa asam atau basa. Asam mengkatalis

reaksi dengan memberikan proton yang dimilikinya kedalam grup alkoholis

sehingga lebih reaktif. Salah satu jenis katalis yang digunakan adalah katalis asam

heterogen yang bersifat kurang korosif, mudah dipisahkan, serta dapat

mengurangi dampak pencemaran lingkungan (Balitbangtan, 2012). Namun,

katalis asam heterogen tersebut masih relatif mahal. Diperlukan alternatif katalis

lain yang lebih ekonomis, salah satunya adalah berasal dari limbah cucian beras.

Komponen yang masih terkandung dalam air cucian beras salah satunya

adalah karbohidrat (41,3%) (Setyawardhani, 2010). Molekul karbohidrat tersusun

atas molekul gula. Terdapat penelitian yang menyatakan bahwa gula dapat dibuat

menjadi katalis asam heterogen karena mengandung pati atau karbohidrat yang

dapat menghasilkan gugus –HSO3 melalui tahap pirolisis dan sulfonasi (Restu

Adinda Putri, 2013). Semakin banyak gugus -HSO3 yang dapat menempel pada

permukaan katalis menyebabkan aktivitas katalis semakin tinggi (Cheng & Fang,

Page 9: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

2

2011). Peristiwa penambahan gugus –HSO3 pada katalis dari air limbah cucian

beras belum dibuktikan oleh penelitian manapun, maka pada eksperimen ini akan

dibuktikan apakah proses sulfonasi dapat menyebabkan penambahan massa

katalis dari air cucian beras.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah limbah air cucian beras dapat dimanfaatkan sebagai katalis asam

heterogen untuk pembuatan biodiesel?

2. Bagaimana metode pembuatan katalis asam heterogen dari air limbah cucian

beras?

3. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan H2SO4 terhadap massa katalis asam

heterogen dari air limbah cucian beras?

4. Bagaimana pengaruh banyaknya gugus sulfonat terhadap kinerja katalis air

limbah cucian beras?

1.3 Pembatasan Masalah

Eksperimen dibatasi pada pengaruh konsentrasi larutan H2SO4 terhadap

penambahan massa katalis air limbah cucian beras yang dihasilkan.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka perumusan masalahnya adalah bagaimana

pengaruh konsentrasi larutan H2SO4 terhadap penambahan massa katalis dari air

limbah cucian beras yang dihasilkan?

1.5 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi

larutan H2SO4 terhadap penambahan massa katalis dari air limbah cucian beras

yang dihasilkan.

1.6 Manfaat

1. Hasil penelitian yang diperoleh dapat membuka peluang untuk eksplorasi dan

pemanfaatan limbah air cucian beras menjadi katalis asam heterogen.

2. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

untuk pengembangan proses biodiesel yang lebih ramah lingkungan.

Page 10: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teoritis

1) Karakteristik Air Cucian Beras

Beras merupakan hasil pengolahan padi, bagian terbesar beras

didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung

protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air. Pati

beras tersusun dari dua polimer karbohidrat :

a. amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang

b. amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung

bersifat lengket

Dalam kehidupan sehari-hari, proses pencucian beras akan

menghasilkan suatu limbah rumah tangga yang dikenal dengan air

cucian beras. Selama ini limbah air cucian beras tersebut belum pernah

dimanfaatkan oleh masyarakat. Pada umumnya saat memasak beras,

air cuciannya sering sekali dibuang begitu saja oleh masyarakat.

Sedangkan seperti yang kita ketahui, pada air cucian beras

mengandung karbohidrat. Zat-zat yang terkandung dalam air cucian

beras maka akan menimbulkan aroma yang kurang sedap (Rahman. A,

1992). Tabel 1 berikut ini menunjukkan komposisi kimia yang

terkandung dalam air cucian beras. Dapat dilihat bahwa kandungan

terbesar adalah karbohidrat (41,3%).

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Air Cucian Beras

Unsur Kandungan Berat (g)

Karbohidrat 41,3

Protein 26,6

Lemak 18,3

Fosfor 0,029

Kalsium 0,019

Page 11: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

4

Besi 0,004

Vitamin 0,0002

(Sumber: Fibria, 2007)

2) Katalis

Katalis merupakan zat yang ditambahkan dalam sistem reaksi

untuk mempercepat reaksi. Katalis dapat menyediakan situs aktif yang

befungsi untuk mempertemukan reaktan dan menyumbangkan energi

dalam bentuk panas sehingga molekul pereaktan mampu melewati

energi aktivasi secara lebih mudah. Karena fungsinya yang sangat

penting, maka penggunaan katalis menjadi kebutuhan yang sangat

penting dalam berbagai industri. Kebutuhan akan katalis dalam

berbagai proses industri cenderung mengalami peningkatan. Hal ini

terjadi karena proses kimia yang menggunakan katalis cenderung lebih

ekonomis (Lestari, 2012).

Kemampuan suatu katalis dalam mempercepat laju reaksi

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi

performa katalis antara lain adalah sifat fisika dan kimia katalis;

kondisi operasi seperti temperatur, tekanan, laju alir, waktu kontak;

jenis umpan yang digunakan; jenis padatan pendukung yang

digunakan. Katalis yang dipreparasi dengan cara yang berbeda akan

menghasilkan aktivitas dan selektivitas yang berbeda (Rieke dkk,

1997). Kemampuan suatu katalis dalam suatu proses biasanya diukur

dari aktivitas dan selektivitasnya. Aktivitas biasanya dinyatakan dalam

persentase konversi atau jumlah produk yang dihasilkan dari jumlah

reaktan yang digunakan dalam waktu reaksi tertentu. Sedangkan

selektivitas adalah ukuran katalis dalam mempercepat reaksi pada

pembentukan suatu produk tertentu.

Page 12: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

5

3) Katalis Berbahan Dasar Gula

Katalis berbahan dasar gula adalah material karbon tersulfonasi

sehingga merupakan jenis katalis asam heterogen yang kuat. Material

ini bisa didapatkan dari hasil karbonasi dan sulfonasi senyawa

hidrokarbon polisiklik. Katalis dari material karbon tersulfonasi ini

menunjukkan aktivitas yang sangat baik dalam beberapa macam reaksi

berkatalis asam seperti pada reaksi pembuatan biodiesel (Herry, 2013).

Dalam pengujian untuk pembuatan biodiesel, katalis ini

menunjukkan keaktifan setengah kali dibandingkan dengan katalis

asam sulfat dan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan katalis asam

heterogen konvensional lainnya (Herry, 2011). Katalis padat yang

dapat didaur ulang seperi Nafion, merupakan katalis asam heterogen

yang sangat baik, namun harganya sangat mahal. Karbon naftalen

tersulfonasi merupakan katalis asam heterogen yang telah berhasil

digunakan sebagai katalis dalam pembentukkan etil asetat, namun

katalis ini merupakan bahan yang lunak dan molekul aromatiknya

dapat terpisahkan pada kondisi temperatur di atas 100°C sehingga

aktivitas katalistisnya akan hilang. Masalah ini dapat diatasi dengan

menggunakan katalis dengan bahan dasar gula (Toda et al., 2005).

Material karbon dalam pembuatan katalis asam heterogen ini

dapat diproduksi dari gula, pati atau selulosa terkarbonisasi.

Karbonisasi tidak sempurna dari produk alami seperti gula, pati, atau

selulosa dapat menghasilkan material karbon yang kuat yang terdiri

dari karbon polisiklik kecil dalam struktur tiga dimensi dengan ikatan

sp3. Sulfonasi dari material ini akan menghasilkan padatan yang stabil

dengan massa jenis sisi aktif yang besar. Dengan demikian, proses

karbonisasi dan sulfonasi yang baik dari senyawa sakarida akan

menghasilkan struktur karbon yang stabil dengan densitas gugus –

HSO3

yang besar (Liu et al., 2010). Semakin banyak gugus HSO3 yang

dapat menempel pada permukaan katalis menyebabkan aktivitas katalis

semakin tinggi (Cheng & Fang, 2011). Hasilnya adalah katalis

berperforma tinggi yang bisa didapatkan dari molekul alami yang

Page 13: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

6

murah dan melimpah, terdiri dari karbon amorphous tersulfonasi, dan

dapat didaur ulang (Toda et al., 2005).

4) Proses Pirolisis

Pirolisis adalah proses pemanasan suatu zat tanpa adanya

okigen sehingga terjadi penguraian komponen-komponen penyusun

kayu keras. Istilah lain dari pirolisis adalah penguraian yang tidak

teratur dari bahan-bahan organik yang disebabkan oleh adanya

pemanasan tanpa berhubungan dengan udara luar (Slamet, 2015).

5) Proses Sulfonasi

Sulfonasi adalah proses yang menyebabkan gugus –HSO3

menjadi terikat pada atom karbon dalam senyawa karbon. Ataupun ion,

termasuk reaksi-reaksi yang melibatkan gugus-gugus sulfonil halide

ataupun garam-garam yang berasal dari gugus asam sulfonat (-HSO3).

Dimana suatu atom hidrogen pada hidrokarbon aromatik digantikan

oleh suatu gugus fungsi asam sulfonat (SO3H) dalam suatu substitusi

elektrofilik aromatik. (Jerry March, 1985).

Gambar 2.1 Reaksi Sulfonasi

2.2 Penelitian yang Relevan

1) Hasil Penelitian Herry Santoso dkk (2011) yang berjudul

“Kinerja Katalis Gula dalam Pembuatan Biodiesel dari Minyak Goreng

Bekas” menyatakan Katalis berbahan dasar gula dapat dipakai dalam

pembuatan biodiesel dari minyak goreng bekas. Walaupun demikian,

tingginya nilai densitas dan viskositas produk biodiesel

mengindikasikan bahwa kualitas produk biodiesel yang diperoleh masih

belum cukup baik karena mengandung sisa minyak goreng bekas yang

belum bereaksi dan pengotor lainnya dalam jumlah yang cukup

banyak.

Page 14: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

7

2) Hasil Penelitian Restu Adinda Putri dkk (2013) yang

berjudul “Aktivitas “Katalis Gula (Sugar Catalyst)”, Katalis Gula-

H2SO4, dan Katalis Asam Sulfat dalam Reaksi Trans-Esterifikasi

Minyak Sawit (Elaeis guineensis) dan Etanol sebagai Upaya Pembuatan

Biodiesel” menyatakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa, “katalis

gula” tidak menunjukkan aktivitas katalitik pada reaksi trans-

esterifikasi minyak sawit dan etanol, sedangkan katalis gula-H2SO4 dan

katalis asam sulfat menunjukkan aktivitas katalis pada reaksi trans-

esterifikasi minyak sawit dan etanol, katalis gula-H2SO4 menghasilkan

etil ester dengan karakter yaitu massa jenis 0,8650 g/mL, viskositas

15,8 cSt, dan indeks bias 1,4587, sedangkan katalis asam sulfat

menghasilkan etil ester dengan karakter yaitu massa jenis 0,8756 g/mL,

viskositas 19,9 cSt dan indeks bias 1,4595, dan (3) katalis gula-H2SO4

menghasilkan etil miristat, etil palmitat, etil linoleat, dan etil stearat,

sedangkan katalis asam sulfat menghasilkan etil palmitat, etil linoleat,

etil oleat, dan etil stearat.

2.3 Kerangka Berpikir

Biodisel

Esterifikasi Transesterifikas

i

Katalis

Mahal Ekonomis

Air limbah

cucian beras

Pirolisis

Sulfonasi

Larutan H2SO4

(0,25 M; 0,5 M; 1 M)

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Page 15: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

8

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tujuan Operasional

Tujuan Operasional dari eksperimen ini adalah untuk menimbang

massa katalis air limbah cucian beras setelah ditambahkan larutan H2SO4

dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0,25 M ; 0,5 M; dan ; 1 M.

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Eksperimen ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika Materialr cuc

Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini dilakukan di

minggu ke-3 bulan Juli 2017.

3.3 Metode Penelitian

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode eksperimen

laboratorium. Percobaan ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh

konsentrasi larutan H2SO4 terhadap penambahan massa katalis dari air

limbah cucian beras yang dihasilkan.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini yaitu air limbah cucian beras dari 1 liter beras

Beras ramos setra dengan volume perendaman 600 ml. Sampel dari

penelitian ini yaitu 0,008 g karbon air limbah cucian beras hasil dari

pirolisis.

Page 16: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

9

3.5 Tahap Penelitian

Tahap 1. Pengambilan Sampel Air Cucian Beras

Pemilihan jenis Beras

Mulai

Penyucian dan

perendaman beras

Penyaringan endapan

Evaporasi

Penimbangan endapan

kering dari air cucian

beras

Selesai

Tahap 2. Pembuatan Katalis

Pengambilan sampel

limbah cucian beras

Mulai

Pemanasan dengan

furnace pada suhu

400oC

Sulfonasi dengan

H2SO4 (0,25 M; 0,5

M; 1 M)

Karakterisasi katalis

dengan EDS

Selesai

Gambar 3.1 Bagan Rancangan

Percobaan Tahap 1 (Proses

pengambilan sampel air cucian

beras)

Gambar 3.2 Bagan Rancangan

Percobaan Tahap 2 (Proses

pembuatan Katalis)

Page 17: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

10

3.6 Desain Penelitian

Ket:

X : Konsentrasi larutan H2SO4

YX1 : Massa Larutan 1

YX2 : Massa Larutan 2

YX3 : Massa Larutan 3

Y :Massa Katalis

3.7 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.2 Alat dan Bahan

No. Alat Bahan

1 Botol Plastik 1,5 liter Air Cucian Beras

ramos setra

2 Kertas Saring H2SO4 Pekat 96%

3 Furnace Aquades

4 Botol Vial

5 Pipet tetes

6 Cawan Pengabuan

7 Gelas Kimia

8 Gelas Ukur

9 Magnetic Stirrer

10 Labu Erlenmeyer

11 Corong Pemisah

X Y YX1

YX2

YX3

Page 18: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

11

3.8 Prosedur Penelitian

Berikut ini akan dijelaskan secara berurutan prosedur pembutan

katalis yang terdiri dari:

1) Disiapkan sample air limbah cucian beras dari 1 liter beras ramos

setra yang dicuci dengan 600ml air

2) Sampel air cucian beras dengan lama perendaman 90 detik

kemudian disaring dengan mnggunakan kertas saring

3) Setelah semuanya mengendap. Endapan dikeringkan

4) Endapan yang telah kering selanjutnya dipirolisis menggunakan

furnace selama 6 jam yang dialirkan gas N2 pada temperatur

400oC hingga menjadi karbon

5) Setelah proses pirolisis selesai, tahap selanjutnya adalah

Sulfonasi. Sulfonasi dilakukan selama 5 jam menggunakan

larutan H2SO4 dengan konsentrasi berbeda yaitu 0,25 M; 0,5 M;

dan 1M pada suhu 1500

C

6) Kemudian campuran didinginkan pada suhu kamar

7) Sampel diencerkan dengan menggunakan aquades 500 mL

8) Setelah itu dilakukan pemisahan antara larutan dengan katalis

yang dihasilkan

9) Katalis yang telah dipisahkan kemudian dicuci dengan aquades

800C sampai tidak mengandung sisa larutan asam. Selanjutnya

katalis dikeringan pada suhu 600

C

12 Neraca digital

13 Oven

Page 19: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Berdasarkan eksperimen yang dilakukan, didapatkan data sebagai

berikut:

Tabel 4.1 Deskripsi Data

Waktu

Sulfonasi

Proses

Pirolisis (6 jam) Sulfonasi (dengan Variasi

Konsentrasi Larutan )

15 jam Massa

Sebelum

Massa

Sesudah

Massa

Awal

Massa Akhir

0,25 M 0,5 M 1 M

1,052 g 0,031 g 0,008 g 0,008 g 0,026 g 0,043 g

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Konsentrasi H2SO4 dengan Massa

Katalis

Pada data hasil pengamatan diatas terlihat bahwa telah terjadi

pengurangan massa endapan antara sebelum dan sesudah proses pirolisis.

Diperoleh massa dari endapan air limbah cucian beras sebesar 1,052 gram

dan massa sesudah pirolisis sebesar 0,031 gram. Kehilangan massa terjadi

Page 20: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

13

sebesar 1,021 gram. Dan pada grafik, menunjukan peningkatan massa

katalis seiring meningkatnya konsentrasi larutan H2SO4..

4.2 Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

konsentrasi larutan H2SO4 terhadap penambahan massa katalis air limbah

cucian beras. Metode penelitian ini adalah eksperimen. Metode eksperimen

adalah prosedur yang dilakukan untuk mendukung, menolak, atau

memvalidasi suatu hipotesis (Fred I Cooperstock, 2009). Berdasarkan

penelitian sebelumnya mengenai pembuatan katalis dari gula dalam

pembuatan biodesel, gula D-glukosa dapat dijadikan sebagai bahan baku

katalis asam heterogen dimana material ini bisa didapat dari hasil

karbonisasi dan sulfonasi senyawa hidrokarbon polisiklik. Katalis dari

material karbon tersulfonasi ini menunjukkan aktivitas yang sangat baik

dalam beberapa macam reaksi berkatalis asam seperti pada reaksi

pembuatan biodiesel (Santoso, 2011). Dari hasil penelitian ini, maka

dibuatlah katalis asam heterogen lain dengan menggunakan bahan baku air

limbah cucian beras. Dimana air limbah cucian beras masih mengandung

karbohidrat ±41,3% (Fibria,2007). Dalam pembuatan katalis air limbah

cucian beras, dilakukan proses pirolisis dalam furnace silinder pada

temperatur 400°C selama 6 jam di bawah aliran gas N2. Proses pirolisis

dilakukan dengan tujuan untuk membentuk rantai karbon polisiklik.

Material karbon yang dihasilkan dari proses pirolisis kemudian disulfonasi

selama 15 jam menggunakan larutan H2SO4 dengan konsentrasi 0,25 M ; 0,5

M ; dan 1 M. pada suhu 150°C.

Pada data hasil pengamatan diatas terlihat bahwa telah terjadi

pengurangan massa endapan antara sebelum dan sesudah proses pirolisis.

Diperoleh massa dari endapan air limbah cucian beras sebesar 1,052 gram

dan massa sesudah pirolisis sebesar 0,031 gram. Kehilangan massa terjadi

sebesar 1,021 gram. Pengurangan massa ini disebabkan karena beberapa

butir endapan berubah menjadi butiran karbon yang lebih ringan dan terjadi

Page 21: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

14

proses penguapan air yang keluar dari lubang furnace ke udara. Pada proses

selanjutnya, yaitu sulfonasi, dari endapan yang telah di pirolisis kemudian

dibagi menjadi 3 sampel, masing-masing dengan massa yang sama yaitu

0,008 g. Sulfonasi dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi H2SO4

96% menjadi 0,25 M; 0,5 M; dan 1 M melalui pengenceran. Dapat dilihat

bahwa telah terjadi peningkatan massa setelah proses sulfonasi.

Perbandingan penambahan massa yang terjadi yaitu mendekati 1:3:5. Hal

tersebut terjadi karena adanya penambahan gugus –SO3 ketika proses

sulfonasi berlangsung. Terbukti dari hasil pengujian oleh Energy Dispersive

Spectroscopy (EDS) dibawah ini.

Page 22: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

15

Grafik di atas adalah grafik hasil dari pengujian sampel air cucian

beras sesudah hasil sulfonasi pada konsentrasi 0,25 M dan 1 M. Perlu

diingat bahwa gugus aktif dalam katalis yang dihasilkan seharusnya adalah

gugus –HSO3. Namun pengujian menggunakan EDS tidak dapat mendeteksi

ketiga unsur pertama dalam sistem periodic, yaitu H, He, dan Li, karena

ketiga unsur tersebut tidak memiliki cukup elektron untuk menghasilkan

karakterisasi secara x-ray. Oleh karena itu, hasil pengujian EDS hanya

melaporkan adanya gugus –SO3 yang merupakan bagian dari gugus –HSO3.

Perbedaan persentase massa antara hasil pengujian dan hasil eksperimen

disebabkan karena faktor ketelitian dari alat yang digunakan. Akan tetapi

tetap dapat disimpulkan bahwa terjadi penambahan massa yang disebabkan

oleh adanya penambahan gugus –SO3 yang dibuktikan oleh adanya

kehadiran unsur S.

Gambar 4.2 Hasil Pengujian EDS Spot 001 Spektrum Oksida Katalis dari Air

Cucian Beras

Page 23: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

16

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

terbukti terjadi penambahan massa katalis disebabkan karena adanya

penambahan gugus –HSO3. Hal tersebut dibuktikan oleh eksperimen dan

pengujian dengan EDS yang memperlihatkan adanya peningkatan unsur S

dan O yang merupakan bagian dari gugus –HSO3.

5.2 Keterbatasan dan Saran

Adapun keterbatasan eksperimen ini, yaitu :

1. Kurangnya alat dan bahan yang digunakan

2. Lamanya waktu dalam melakukan

3. Tidak dilakukannya pengulangan eksperimen

Adapun keterbatasan saran ini, yaitu :

1. Sebaiknya dilakukan pengulangan eksperimen dalam penambahan

larutan H2SO4

2. Harus dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji karakteristik

katalis air limbah cucian beras

Page 24: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

17

DAFTAR PUSTAKA

Baidawi, A., Latif, I. and Rachmaniah, O., 2008. Transesterifikasi

dengan Co- Solvent sebagai salah satu alternatif Peningkatan

Yield Metil Ester pada Pembuatan Biodiesel dari Crude Palm

Oil (CPO). Pada Chemical National Seminar (Vol. 26).

Chen, G. & Fang, B., 2011, Preparation of Solid Acid Catalyst From

Glucose– Starch Mixture for Biodiesel Production. Bioresource

Technology, 102(3), 2635-2640.

Lestari, Dewi Yuanita. 2012. Pemilihan Katalis yang Ideal. Prosiding

Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,

Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012.

Liu, X.Y., Huang, M., Ma, H.L., Zhang, Z.Q., Gao, J.M., Zhu, Y.L., ... Guo,

X.Y.,2010, Preparation of a Carbon-Based Solid Acid Catalyst by

Sulfonating Activated Carbon in a Chemical Reduction Process,

Molecules, 15, 7188- 7196.

Moeksin, R., Eni, R. dan Sari, W.. 2016. Pembuatan Bioetanol dari Air

Limbah Cucian Beras Menggunakan Metode Hidrolisis

Enzimatik dan Fermentasi. Jurnal Teknik Kimia, 21(1).

Pawoko, E.. 2009. Pengaruh Tahapan Proses Esterifikasi,

Transesterifikasi dan Netralisasi terhadap Karakteristik

Biodiesel dari Biji Kesambi (Schleichera oleosa L.). Fakultas

Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Putri, R.A., 2013. Uji Komparasi Aktivitas “Katalis Gula (Sugar

Catalyst)”, Katalis Gula-H2SO4 dan Katalis Asam Sulfat dalam

Reaksi Trans- esterifikasi Minyak Sawit (Elaeis guineensis) dan

Etanol sebagai Upaya Pembuatan Biodiesel. Skripsi Jurusan

Kimia-Fakultas MIPA UM.

Risnoyatiningsih, S., 2012. Biodiesel from avocado seeds by

transesterification process. Teknik Kimia, 5(1).

Santoso, Herry, YYunita Yunus, Theresia May Anggraeni. 2011. Kinerja

Katalis Gula Dalam Pembuatan Biodiesel dari Minyak Goreng

Page 25: ANALISIS KONSENTRASI LARUTAN H2SO4 TERHADAP MASSA …

18

Bekas. Lembaga Penelitian dan Pengembangan kepada

Masyarakat Universitas Katolik Prahayangan.

Santoso, Herry, Maria Inggrid, Judy Retti Witono. 2013. Pembuatan

Biodiesel dari Minyak Biji Karet Menggunakan Katalis Berbahan

Dasar Gula. Lembaga Penelitian dan Pengembangan kepada

Masyarakat Universitas Katolik Prahayangan.

Setyawardhani, D.A., Distantina, S., Henfiana, H., & Dewi, A.S., 2010,

Pembuatan Biodiesel Dari Asam Lemak Jenuh Minyak Biji Karet,

Prosiding Seminar Rekayasa Kimia Dan Proses 2010, Teknik

Kimia UNDIP, Semarang.

Surbhi S, Ajay K, Rajendra P, Deepak K. 2010. Biodiesel production

using heterogeneous catalysts. College of Engineering, University

of Petroleum & Energy Studies, Dehradun 248007, India.

Research & Development Centre, Indian Oil Corporation Limited,

Sector-13, Faridabad 121007, India. 2151–2161