analisis perbandingan kinerja keuangan perusahaan asuransi...

34
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS EKONOMI Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah dan Konvensional Berdasarkan Metode RBC DISUSUN OLEH : NAMA : Lia Utami Nawangsih NPM : 21204229 JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : DR. Imam Subaweh, SE., AK., MM Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) JAKARTA 2008 1

Upload: dinhtuong

Post on 02-Mar-2019

262 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS EKONOMI

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan

Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah dan Konvensional Berdasarkan Metode RBC

DISUSUN OLEH :

NAMA : Lia Utami Nawangsih

NPM : 21204229

JURUSAN : AKUNTANSI

PEMBIMBING : DR. Imam Subaweh, SE., AK., MM

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat

Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

JAKARTA

2008

1

Page 2: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

ABSTRAKSI

Lia Utami Nawangsih

Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2008

“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah dan

Konvensional Berdasarkan Metode RBC ”.

( xvi + 95 + Lampiran )

Asuransi konvensional merupakan satu-satunya metode asuransi yang memberikan perlindungan terhadap diri serta kerugian yang dihindari. Namun seiring perkembangan global, munculnya asuransi syariah yang sesuai dengan prinsip syariat islam merupakan alternatif baru dalam dunia asuransi. Didukung citra yang baik (brand image) menarik masyarakat untuk lebih percaya. Hal tersebut mendesak asuransi konvensional untuk lebih meningkatkan kinerja atau posisi keuangan perusahaan yang sehat (solven) agar mampu bersaing dan mendapatkan kembali kepercayaan dari masyarakat sebagai potensi market. Tidak hanya itu sebuah perusahaan asuransi perlu memenuhi ketentuan minimum tingkat solvabilitas sebesar 120 persen dari batas tingkat solvabilitas minimum (BTSM) yang ditetapkan pemerintah. Karena apabila nilai tersebut tidak terpenuhi maka kondisi keuangan perusahaan akan mengalami defisit karena tidak dapat mengembalikan modal awal yang telah dikeluarkan perusahaan sehingga sangat merugikan nasabah. Untuk itu diperlukan pengukuran guna melindungi masyarakat dari kondisi insolvent atau perlakuan tidak adil dari perusahaan asuransi dengan menggunakan metode RBC (Risk Based Capital) dan rasio selain BTSM.

Berdasarkan hasil dari perbandingan kinerja keuangan tersebut diketahui bahwa tingkat solvabilitas kedua perusahaan ini melebihi dari yang ditetapkan pemerintah (Departemen Keuangan) yaitu diatas 120 %. Dan dalam segi pemenuhan kewajiban jangka pendek (likuiditas), polis, pengelolaan risiko yang diambil serta bantalan untuk berjaga-jaga dalam permodalan PT Asuransi Takaful Keluarga lebih baik dibandingkan dengan PT Asuransi Allianz Life Indonesia. Walaupun portofolio investasi perusahaan syariah terbatas namun pengelolaan manajemen yang efisien mampu menarik masyarakat dalam memilih produknya. Kata Kunci : Perbandingan Kinerja Keuangan Metode RBC

Daftar Pustaka : (1992 – 2008)

Dosen Pembimbing : DR. Imam Subaweh, SE., AK., MM

Page 3: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi, perusahaan yang mampu bersaing dan memiliki prospek

yang cerah adalah perusahaan yang memiliki citra baik (brand image) dan rasa

kepercayaan dari masyarakat sebagai potensi market. Salah satu aspek terpenting

dalam pembentukan brand image yang baik adalah kinerja atau posisi keuangan

perusahaan yang solven atau sehat, terutama bagi sebuah lembaga yang berfungsi

sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi. Terlebih kini perusahaan

asuransi semakin beragam dengan adanya sistem baru yang berbeda dari asuransi

konvensional yaitu asuransi dengan prinsip syariat islam.

Industri jasa asuransi yang merupakan salah satu pilar keuangan. Ia dapat juga

diartikan sebagai bagian dari penggerak utama roda ekonomi Negara baik asuransi

konvensional maupun syariah. Buktinya disetiap sisi dunia usaha, baik dibidang

perdagangan barang maupun jasa, semuanya membutuhkan asuransi. Asuransi sendiri

merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam

menghadapi risiko yang mendasar seperti risiko kematian, atau dalam menghadapi

risiko atas harta benda yang dimiliki.

Pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan dalam asuransi sangat perlu

dilakukan. Karena menurut Robert I Mehr, 1996: 96, perlunya pengawasan

Page 4: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

(peraturan) dalam bidang asuransi adalah karena industri asuransi membutuhkan

keyakinan masyarakat, dihubungkan dengan kondisi lembaga keuangan di Indonesia.

Karena masalah keuangan (financial) merupakan masalah terpenting dalam

pengawasan kinerja keuangan industri asuransi maka perlu adanya ketentuan Risk

Based Capital (RBC) atau tingkat solvensi tentang ketahanan perusahan asuransi

guna mengatasi masalah tersebut.

Batas tingkat solvabilitas (Solvency Margin) merupakan tolak ukur kesehatan

keuangan Perusahaan asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Batas tingkat Solvabilitas

ini merupakan selisih antara kekayaan terhadap kewajiban yang perhitungannya

didasari pada cara perhitungan tertentu sesuai dengan sifat usaha asuransi.

Berdasarkan SK (Surat Keputusan Menteri Keuangan) No.424/KMK.06/2003

tentang perhitungan tingkat Solvabilitas dengan metode Risk Based Capital (RBC).

Dalam ketentuan tersebut, penyesuaian pemenuhan kebutuhan RBC dilakukan

dengan target angka dan toleransi waktu yang sangat longgar dan protektif. Yakni

ketentuan minimum tingkat solvabilitas sebesar 120% dari batas tingkat solvabilitas

minimum (BTSM) yang telah ditetapkan BAPEPAM dari tahun 2004 sampai dengan

tahun 2007, namun pada perusahaan yang memiliki tingkat solvabilitas sekurang-

kurangnya 100% dari BTSM, Bapepam tidak langsung mengenakan sanksi

administratif tetapi diberi kesempatan untuk memperbaiki kondisi keuangan sesuai

dengan jangka waktu yang dimuat dalam rencana penyehatan.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pengukuran kinerja suatu perusahaan

asuransi sangatlah penting untuk melindungi kepentingan masyarakat luas terutama

Page 5: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

untuk menjaga apakah perusahaan asuransi setiap saat dapat memenuhi kewajibannya

kepada tertanggung baik itu pada asuransi syariah ataupun konvensional. Karena

pengawasan kinerja keuangan industi asuransi bertujuan untuk mempertahankan lalu

mengembangkan industri asuransi.

Pengukuran dilakukan dengan membandingkan risiko kerugian perusahaan jika

dihitung dengan ketentuan konvensional dan dengan ketentuan syariah. Selain itu,

dengan penelitian ini dapat diketahui minimum rasio RBC perusahaan.

Adapun dua perusahaan asuransi yang akan diperbandingkan adalah PT.

Asuransi Takaful Keluarga yang merupakan salah satu perusahaan asuransi

terkemuka yang berbasiskan syariah yang bergerak dalam asuransi jiwa di indonesia

dan merupakan perintis bagi asuransi syariah lainnya. Keberadaaanya memberikan

kesempatan bagi para pengguna jasa asuransi untuk dapat menikmati sistem yang

sesuai dengan tuntutan agama dan bersih dari gharar (ketidakpastian), maisir (judi)

dan riba dimana hal tersebut dimiliki oleh asuransi konvensional. Kelebihan dalam

mekanisme maupun tehnik yang dimiliki oleh asuransi takaful membuatnya tetap

eksis dan mampu bersaing dalam persaingan asuransi jiwa di Indonesia. Sedangkan

asuransi konvensional yang dipilih sebagai perbandingan kinerja keuangan adalah

PT. Asuransi Allianz Life Indonesia merupakan perusahaan joint venture dari Allianz

Asia Pacific dan PT. Kresna Karya yang kini termasuk 10 perusahaan asuransi jiwa

terbesar dan terkemuka di Indonesia. Allianz Indonesia memenuhi semua kebutuhan

asuransi jiwa, kesehatan, pensiun dan asuransi umum dalam satu atap dan menjadi

satu-satunya perusahaan asuransi dengan layanan terlengkap di Indonesia.

Page 6: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

Melihat kondisi ke depan yang semakin ketat tingkat kompetisi atau persaingan

dengan timbul beragamnya alternatif pembiayaan asuransi (baik konvensional

maupun syariah) membuat PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Allianz

Life Indonesia harus terus memperbaiki kinerja manajerial serta finansialnya agar

terus dapat eksis dan survive dalam memasuki era globalisasi. Fungsi asuransi sendiri

sebagai lembaga keuangan yang berperan dalam kegiatan perlindungan risiko,baik

asuransi syariah ataupun asuransi konvensional adalah sama. Perbedaannya pun

hanya terletak dari sistem masing-masing usaha yang digunakan. Selain itu semua

aktifitas keduanya sama, sehingga penilaian kinerja terhadap perusahaan asuransi

dapat dilakukan dengan melihat laporan keuangan, yaitu neraca dan laporan laba rugi

masing-masing perusahaan asuransi.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk memilih Analisis

Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah dan

Konvensional Berdasarkan Metode RBC.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam skripsi ini adalah perlunya perusahaan

asuransi memenuhi ketentuan minimum tingkat solvabilitas sebesar 120 persen dari

batas tingkat solvabilitas minimum (BTSM) yang ditetapkan pemerintah baik

perusahaan asuransi konvensional maupun asuransi syariah. Hal ini penting, apabila

nilai tersebut tidak terpenuhi maka kondisi keuangan perusahaan akan mengalami

defisit karena tidak dapat mengembalikan modal awal yang telah dikeluarkan

Page 7: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

perusahaan sehingga sangat merugikan nasabah, sesuai UU Asuransi dan PP No. 73

Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana diubah

dengan PP No. 63 Tahun 1999.

Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan pokok masalah dalam penelitian

adalah :

1. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan perusahaan asuransi jiwa syariah dan

perusahaan asuransi jiwa konvensional dengan Metode RBC?

2. Apa yang menjadi perbedaan dalam pengukuran kinerja keuangan antara

perusahaan asuransi jiwa syariah dan perusahaan asuransi jiwa konvensional?

3. Manakah yang lebih baik antara pembagian risiko (risk sharing) pada perusahaan

asuransi syariah dengan pengalihan risiko (risk transfering) pada asuransi

konvensional dilihat dari kondisi pasar Indonesia?

1.3 Batasan Masalah

Batasan dalam penelitian ini adalah penulis hanya membahas mengenai

elemen-elemen yang terkait dengan laporan keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga

dan PT. Asuransi Allianz Life Indonesia dalam kurun waktu 4 tahun terakhir (2004-

2007) yang digunakan untuk memperoleh gambaran perbandingan kinerja keuangan

antara asuransi syariah dan asuransi konvensional diukur dengan menggunakan

pendekatan Risk Based Capital (RBC) atau Batas Tingkat Solvabilitas dari Keputusan

Menteri Keuangan No.424/KMK.06/2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan

asuransi dan Keputusan Direktorat Jendral Lembaga Keuangan (DJLK) No.

Page 8: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

Kep.3607/LK/2004 tentang pedoman perhitungan batas tingkat solvabilitas yang

dapat mengukur suatu perusahaan solven (sehat) atau tidak. Serta perhitungan kinerja

keuangan dengan menggunakan rasio-rasio selain Batas Tingkat Solvabilitas.

1.4 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitiannya bagi penulis adalah:

1. Untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan perusahaan asuransi jiwa

syariah dan perusahaan asuransi jiwa konvensional dengan Metode RBC.

2. Untuk mengetahui perbedaan dalam pengukuran kinerja keuangan antara

perusahaan asuransi jiwa syariah dan perusahaan asuransi jiwa konvensional.

3. Untuk menganalisi alternatif yang paling baik antara pembagian risiko (risk

sharing) pada perusahaan asuransi syariah dengan pengalihan risiko (risk

transfering) pada asuransi konvensional dilihat dari kondisi pasar Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian

Data dan informasi serta hasil yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat

kepada berbagai pihak yaitu :

1. Bagi perusahaan

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan suatu dasar dalam pengambilan keputusan mengenai sehat

(solven) atau tidaknya kondisi keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga dan

PT. Asuransi Allianz Life Indonesia dengan menggunakan metode RBC (Risk

Page 9: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

Based Capital)/Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM) serta rasio-rasio

lainnya.

2. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman bagi penulis dengan

masalah yang diuraikan dan sebagai latihan dalam mengembangkan ilmu-ilmu

yang dipelajari.

3. Bagi pihak ketiga

Penelitian ini berguna untuk memberikan pandangan yang luas dan

menambah wawasan mengenai bidang usaha perasuransian serta dapat

menjadi tolak ukur (milestone) pilihan asuransi yang aman dan sesuai dengan

pilihan kita serta menumbuhkan rasa kepercayaan (brand image) kepada

masyarakat terhadap produk atau lembaga keuangan asuransi.

Page 10: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang penulis gunakan adalah dua perusahaan group asuransi

yang terkemuka di Indonesia dengan sistem berbeda yaitu :

a. Asurasi Syariah

Nama : PT. Asuransi Takaful Keluarga

Alamat : Graha Takaful

di Jalan Mampang Prapatan Raya No.100. Jakarta, 12970.

Telp / Fax : (021) 799 1234 / (021) 790 1435.

b. Asuransi Konvensional

Nama : PT. Asuransi Allianz Life Indonesia

Alamat : Gedung Summitmas II, Lt 19

di Jalan Jendral Sudirman Kav.61-62. Jakarta,12190.

Telp / Fax : (021) 5299 8888 / (021) 3000 3400.

Kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan-perusahaan asuransi besar di

Indonesia. PT Asuransi Takaful Keluarga dalam bidang asuransi syariah dan PT

Asuransi Allianz Life Indonesia dibidang asuransi konvensional. Sehingga kedua

perusahaan tersebut dapat dijadikan sebagai satu sampel dari keseluruhan perusahaan

asuransi yang ada di Indonesia.

Page 11: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

3.2 Data Penelitian

Data yang digunakan untuk memperbandingkan kinerja keuangan perusahaan

asuransi syariah dan konvensional adalah :

1. Data Primer

Penulis melakukan riset penelitian dengan cara kunjungan langsung dan

wawancara dengan dua manajer keuangan mengenai perhitungan pengukuran

kesehatan kinerja keuangan pada masing-masing perusahaan grup asuransi tersebut

yaitu PT. Asuransi Takaful Keluarga (Prinsip Syariah) dan PT. Asuransi Allianz Life

Indonesia (Konvensional), hasil wawancara sangat membantu dalam membandingkan

kinerja keuangan kedua perusahaan tersebut.

2. Data Sekunder

Penulis memperoleh data sekunder berupa laporan keuangan (Neraca, Laporan

Rugi Laba, Struktur Organisasi) dua perusahaan grup asuransi terkemuka yaitu PT.

Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Allianz Life Indonesia selama 4 tahun

terakhir yaitu periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, yang kemudian akan

dibandingkan melalui metode RBC (Risk Based Capital) / Batas Tingkat Solvabilitas

Minimum (BTSM) serta rasio-rasio lainnya.

Data yang digunakan adalah :

a. Data Internal, data yang didapat dari dalam perusahaan, dimana penulis

memperolehnya melalui kunjungan langsung

Page 12: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

b. Data Time Series, data yang diperoleh penulis berupa Laporan Keuangan

seperti: Laporan Neraca periode (Tahun 2004 - Tahun 2007), Laporan Laba

Rugi Perusahaan (Tahun 2004 - Tahun 2007), Laporan Keuangan

Pendukung Lainnya, dan Struktur Organisasi Perusahaan.

c. Data dari website milik PT. Asuransi Takaful Keluarga yang berasal dari

situs www.takaful.com, juga PT. Asuransi Allianz Life Indonesia dari situs

www.allianz.co.id sebagai bahan pelengkap data dalam penelitian.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan melalui :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian dilakukan ditempat obyek penelitian yaitu PT. Asuransi Takaful Keluarga

di Jalan Mampang Prapatan Raya No.100. Jakarta Selatan. Proses penelitian

perusahaan berhubungan dengan Bapak Santo (Bagian Keuangan) dan Bapak Jhon

Faisal (Bagian Riset dan Pengembangan). Sedangkan pada PT. Asuransi Allianz Life

Indonesia di Jalan Jendral Sudirman Kav.61-62. Jakarta Pusat, berhubungan dengan

Bapak Richo Anthony (Manajer Keuangan) dan Bapak Nugi, dimana penulis lakukan

meliputi hal sebagai berikut :

a) Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan cara melakukan observasi langsung pada

obyek penelitian.

b) Wawancara

Page 13: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

Melakukan wawancara pada salah satu karyawan di tempat obyek penelitian.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data dari literatur-literatur untuk mengolah sumber data digunakan

buku-buku diktat, seperti pengantar asuransi karangan Hasymi Ali, memahami

asuransi di Indonesia karangan Radiks Purba, manajemen asuransi karangan Herman

Darmawi dan asuransi syariah di Indonesia karangan Abdul Ghofur Anshori

Serta memanfaatkan penggunaan internet dan buku catatan yang berhubungan

dengan permasalan diatas.

3.4 Alat analisis yang digunakan

1. Risk Based Capital (RBC)

Risk Based Capital (RBC) atau Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM)

adalah suatu jumlah minimum tingkat solvabilitas yang ditetapkan, yaitu sebesar

jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul

sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban.

Rasio kesehatan RBC suatu perusahaan asuransi pada dasarnya adalah rasio

dari nilai kekayaan bersih atau (net worth) perusahaan bersangkutan, yang dihitung

berdasarkan peraturan akuntasi standar, dibagi dengan nilai kekayaan bersih, yang

dihitung kembali dengan mengikutsertakan resiko-resiko pemburukan yang mungkin

terjadi.

Page 14: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

Istilah Risk Based Capital (singkatnya RBC) telah menjadi penting, khususnya

berkaitan dengan pengukuran keamanan finansial atau kesehatan perusahaan-

perusahaan asuransi.

Karena secara umum, rasio kesehatan RBC adalah suatu ukuran yang

menginformasikan tingkat keamanan finansial atau kesehatan suatu perusahaan

asuransi. Semakin besar rasio kesehatan RBC sebuah perusahaan asuransi, semakin

sehat kondisi finansial perusahaan tersebut.

BTSM terdiri dari komponen-komponen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan

Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.05/2005, yaitu :

2. Komponen-Komponen Rasio Solvabilitas

Deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban sebagaimana yang dimaksud

dalam solvabilitas / RBC terdiri dari :

a. Kegagalan Pengelolaan Kekayaan (Asset Default Risk)

Yang dimaksud dengan kegagalan pengelolaan kekayaan adalah risiko yang

timbul dari kemungkinan :

- Kehilangan penurunan nilai kekayaan/kehilangan/penurunan pendapatan jumlah

dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko kegagalan pengelolaan

kekayaan ditentukan dengan mengalikan suatu faktor risiko terhadap nilai

kekayaan.

Page 15: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

b. Ketidak-Seimbangan Antara Proyeksi Arus Kekayaan dan Kewajiban

(Cash-flow Mismatch Risk)

Yang dimaksud dengan keseimbangan disini adalah risiko ketidakseimbangan

antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban ditentukan dengan membandingkan

nilai sekarang dari proyeksi arus kekayaan dan nilai sekarang dari proyeksi arus

kewajiban.

Jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutupi ketidakseimbangan antara cash

flow kekayaan dan cash flow kewajiban suatu perusahaan asuransi ditentukan dengan

membandingkan nilai diskonto dari cash flow asset dan nilai diskonto dari cash flow

kewajiban dalam berbagai skenario investasi.

Proyeksi atas kewajiban hanya didukung untuk semua produk cadangan premi.

Jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup ketidakseimbangan tersebut adalah

nilai absolut dengan formula.

c. Ketidak-Seimbangan Antara Nilai Kekayaan dan Kewajiban Dallam Setiap

Jenis Mata Uang (Currency Mismatch Risk)

Yang dimaksud KTSIM di atas adalah risiko ketidakseimbangan antara nilai

kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata uang ditentukan dengan

membandingkan kekayaan dengan kewajiaban yang dimiliki. Jumlah dana yang

dibutuhkan untuk menutup ketidakseimbangan antara aset dan kewajiban adalah dana

penutup ketidakseimbangan.

Page 16: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

d. Perbedaan Antara Beban Klaim Yang Terjadi Dan Beban Klaim Yang

Diperkirakan (Claim Experience Worse Than Expected Risk)

Yang dimaksud dengan perbedaan di atas adalah risiko perbedaan antara beban

klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan timbul dari kemungkinan

pengalaman klaim yang terjadi lebih buruk dari klaim yang diperkirakan. Jumlah

dana yang diperlukan untuk menutup risiko perbedaan antara beban klaim yang

terjadi dan beban klaim yang diperkirakan ditentukan dengan menetapkan faktor

risiko terhadap masing-masing komponen tersebut.

e. Ketidak-Cukupan Premi Akibat Perbedaan Hasil Investasi yang

Diasumsikan dalam Penetapan Premi dengan Hasil Investasi yang Diperoleh

(Insufficient Premium Risk)

Komponen ketidakcukupan premi dikaitkan dengan risiko bahwa premi yang

diterima tidak cukup karena hasil investasi yang diperoleh lebih rendah dari hasil

investasi yang diperkirakan.

Jumlah dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko ketidakcukupan premi

adalah faktor risiko dikalikan dengan cadangan teknis.

f. Ketidak-Mampuan Pihak Reasuradur untuk memenuhi kewajiban

membayar klaim (Reinsurance Risk)

Page 17: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

Komponen risiko asuransi dikaitkan dengan ketidakmampuan penanggung ulang

untuk memenuhi kewajibannya. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi

risiko reasuransi ditentukan dengan cadangan teknik beban penanggung ulang. Faktor

risiko yang digunakan adalah :

2. Rasio Selain Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM)

Adapun rasio-rasio yang digunakan selain metode RBC (Risk Based Capital)

/ Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM) adalah sebagai berikut :

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam memnuhi kewajiban-

kewajiban lancarnya (jangka pendek). Departemen Keuangan sangat memperhatikan

kepentingan publik (pemegang polis) agar tidak dirugikan.

Page 18: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

Rumusannya sebagai berikut :

Kekayaan Lancar

RL =

Kewajiban Lancar

Perlu dicatat bahwa yang dimaksud dengan kekayaan dan kewajiban lancar

adalah kewajiban di bawah per tahun.

b. Rasio Perimbang Investasi dengan Kewajiban

Rasio ini dipergunakan untuk mengukur perimbangan investasi terhadap

kewajiban kepada pemegang polis. Rasio ini menurut KMK tersebut sekurang-

kurangnya (minimal) harus 100 %.

Rumusannya sebagai berikut :

Investasi

RPIDK =

Cadangan Teknis + Hutang Klaim

Perlu dicatat bahwa investasi yang disini adalah nilai investasi yang

diperkenankan (admitted investment), dan dilakukan perusahaan cad teknis adalah

semua kewajiban yang berhubungan dengan kepentingan nasaban/bisa disebut

sebagai nilai sekarang (present value) dari kewajiban yang akan datang (future

liability). Hutang klaim adalah kewajiban kepada pemegang polis yang masih

terutang.

Page 19: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

c. Rasio Perimbang Premi Sendiri dengan Modal Sendiri

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan permodalan perusahaan

yang berfungsi sebagai bantalan terhadap premi yang diretensi (ditanggung) sendiri.

Nilai rasio yang diijinkan untuk DK adalah sekurang-kurang (minimal 300 %).

Rumusannya sebagai berikut :

Premi Sendiri

RPPSDMS =

Modal Sendiri

d. Rasio Pendapatan Investasi Netto

Rasio pendapatan investasi neto atau investament eld ratio ini memberikan

indikasi kemampuan manaj investasi dari perusahaan yang bersangkutan serta

besarnya pendapatan yang didapat dari hasil investasi dibandingkan rata-rata kas dan

investasi dalam tahun berjalan.

Rumusannya sebagai berikut :

Pendapatan Bersih Investasi

RPIN =

Rata-rata Kas dan Investasi

Pendapatan bersih adalah hasil dari invesatasi perusahaan.

Rata-rata kas dan investasi adalah rata-rata investasi ditambah kas tahun lalu dan

sekarang.

Page 20: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

e. Rasio Beban Klaim, Beban Usaha dan Komisi

Rasio ini mengukur beban perusahaan yang terdiri dari beban klaim, beban usaha,

dan beban komisi terhadap pendapatan preminya. Rasio ini menggambarkan tingkat

efisiensi perusahaan.

a. Rasio Beban Klaim Netto

Rasio ini menceriminkan pengalaman klaim (loss ratio) yang terjadi serta kualitas

usaha penutupnya.

Rumusannya sebagai berikut :

Beban Klaim Netto

RBK =

Pendapatan Premi Netto

Beban Klaim Netto adalah besarnya klaim dan manfaat dibayar dikurangi klaim

asuransi.

Pendapatan Premi Netto adalah pendapatan bersih premi dari premi bruto

dikurangi premi asuransi dikurangi premi yang belum merupakan pendapatan.

b. Rasio Beban Usaha

Rasio ini mengukur bidang umum/manajemen yang terjadi dalam kegiatan usaha

serta memberikan indikasi tentang tingkat efisiensi operasi perusahaan.

Rumusannya sebagai berikut :

Beban Usaha

RBU =

Pendapatan Premi Netto

Page 21: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

BU adalah semua beban operasi yang terjadi diri dari biaya akuisisi bi pemasaran,

bidang umum dan adm di bidang lainnya.

c. Rasio Komisi Netto

Rasio ini mengukur diperoleh (ocquisition rast) atas bisnis yang didapat.

Disamping itu rasio ini dapat juga digunakan untuk melakukan perbandingan

besarnya tarik komisi keperantaraan antara perusahaan yang satu dengan

perusahaan lain dan dengan rata-rata tarif dalam industri.

Rumusannya sebagai berikut :

Beban Komisi Netto

RKN =

Pendapatan Premi Netto

KN adalah jumlah total komisi yang dikeluarkan perushaan terutama kepada

agen-agen penjual.

f. Rasio Perubahan Modal Sendiri

Rasio perubahan modal sendiri memberikan indikasi atas perkembangan atau

penurunan kondisi keuangan perusahaan dalam tahun berjalan.

Rumusannya sebagai berikut :

Kenaikan/Penurunan Modal Sendiri

RPMS =

Modal Sendiri Tahun Lalu

3.5 Analisis Perbandingan Rasio Solvabilitas / Risk Based Capital

1. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan

Page 22: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

Analisis perbandingan kinerja keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga dan

PT Asuransi Allianz Life Indonesia dilakukan dengan menggunakan metode RBC

yaitu pengukuran rasio pencapaian solvabilitas atau batas tingkat solvabilitas

minimum (BTSM) yang didasarkan atas keputusan Menteri Keuangan

No.424/KMK.06/2003 mengenai pelaporan perusahaan asuransi dan keputusan

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK) No. Kep.3607/LK/2004 tentang

pedoman perhitungan batas tingkat solvabilitas yang dapat mengukur suatu

perusahaan solven (sehat) atau tidak.dengan rumusan sebagai berikut:

Kekayaan yang Diperkenankan – Kewajiban

x 100 %

BTSM

Berdasarkan data di laporan keuangan keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga

dan PT Asuransi Allianz Life Indonesia tentang batas tingkat solvabilitas minimum

(BTSM) yang merupakan hasil perhitungan rasio pencapaian sovabilitas adalah :

Tabel 1

Rasio Perbandingan Solvabilitas / Risk Based Capital

Tahun BTSM

DepKeu

PT. Asuransi

Takaful Keluarga

PT. Asuransi

Allianz Life Indonesia

2004 > 120 % 379.35 % 216.40 %

2005 > 120 % 325.27 % 142.03 %

2006 > 120 % 309.25 % 195.85 %

2007 > 120 % 267.46 % 255.03 % Sumber : www.bapepam.co.id, www.takaful.com dan www.allianz.co.id

Page 23: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

Hasil perbandingan ini menunjukkan bahwa, kebijakan investasi yang dilakukan

oleh perusahaan masih memenuhi persyaratan. Namun, perusahaan harus terus

meningkatkan tingkat solvabilitas, agar dapat mempertahankan tingkat solvabilitas

diatas ketetapan pemerintah dan terus beroperasi dalam indusri asuransi jiwa di

Indonesia yang semakin .

2. Perhitungan Komponen Rasio Solvabilitas (BTSM)

Berikut perhitungan dari faktor-faktor atau komponen batasan tingkat

solvabilitas minimum:

Tabel 2

BTSM PT Asuransi Takaful Keluarga

Sumber : www.allianz.co.id

A Tingkat Solvabilitas Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Kekayaan yang Diperkenankan Rp. 226.854 Rp. 254.468 Rp. 290.819 Rp. 402.110

Kewajiban (kec. Pinj. Subordinasi) Rp. 168.630 Rp. 201.464 Rp. 238.474 Rp. 357.219

Jumlah Tingkat Solvabilitas Rp. 58.224 Rp. 53.004 Rp. 52.345 Rp. 44.891

B Batas Tingkat Solvabilitas M (BTSM)

Kegagalan Pengelolaan kekayaan (Schedule A) Rp. 8.588 Rp. 10.127 Rp. 10.751 Rp. 10.994

Proyeksi Arus Kekayaan / Kewajiban (Schedule B) 0.00 0.00 Rp. 1.004 Rp. 1.531

Kekayaan dan Kewajiban Dalam Setiap Jenis

Mata Uang (Schedule C)

Rp. 1.576 Rp. 1.639 Rp. 1.025 0.00

Beban Klaim Yang Tejadi & Beban Klaim

Yang Diperkirakan (Schedule D)

Rp. 5.189 Rp. 4.529 Rp. 2.860 Rp. 2.420

Ketidakcukupan Premi Akibat Perbedaan

Hasil Investasi yang Diperoleh (Schedule E)

0.00 0.00 Rp. 1.286 Rp. 1.839

Risiko Reasuradur (Schedule F) 0.00 0.00 0.00 0.00

Jumlah BTSM Rp. 15.353 Rp. 16.295 Rp. 16.926 Rp. 16.784

C Kelebihan / kekurangan BTS Rp. 42.870 Rp. 36.709 Rp. 35.419 Rp. 28.107

D Rasio Pencapaian Solvabilitas (dalam%) 379.35 % 325.27 % 309.25 % 267.46 %

Page 24: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

Tabel 4.4

BTSM PT Asuransi Allianz Life Indonesia

Sumber : www.allianz.co.id

A Tingkat Solvabilitas Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Kekayaan yang Diperkenankan Rp. 742.247 Rp. 928.285 Rp. 1.225.673 Rp. 1.559.965

Kewajiban (kec. Pinj. Subordinasi) Rp. 655.877 Rp. 851.037 Rp. 1.092.633 Rp. 1.345.582

Jumlah Tingkat Solvabilitas Rp. 86.370 Rp. 77.248 Rp. 133.040 Rp. 214.383

B Batas Tingkat Solvabilitas M (BTSM)

Kegagalan Pengelolaan kekayaan (Schedule A) Rp. 6.288.57 Rp. 8.973.34 Rp. 12.525.51 Rp. 17.252.90

Proyeksi Arus Kekayaan / Kewajiban (Schedule B) Rp. 21.441.56 Rp. 27.823.70 Rp. 32.851.00 Rp. 29.115.58

Kekayaan dan Kewajiban Dalam Setiap Jenis

Mata Uang (Schedule C)

- - 0.00 -

Beban Klaim Yang Tejadi & Beban Klaim

Yang Diperkirakan (Schedule D)

Rp. 9.646.13 Rp. 14.336.65 Rp. 18.970.50 Rp. 23.454.39

Ketidakcukupan Premi Akibat Perbedaan

Hasil Investasi yang Diperoleh (Schedule E)

Rp. 2.357.82 Rp. 2.969.68 Rp. 3.347.35 Rp. 3.869.13

Risiko Reasuradur (Schedule F) Rp. 178.07 Rp. 276.77 Rp. 233.58 Rp. 371.03

Jumlah BTSM Rp. 39.912 Rp. 54.380 Rp. 67.928 Rp. 84.063

C Kelebihan / kekurangan BTS Rp. 46.458 Rp. 22.868 Rp. 65.112 Rp. 130.390

D Rasio Pencapaian Solvabilitas (dalam%) 216.40 % 142.03 % 195.85 % 255.03 %

Berdasarkan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum diatas dapat dilihat kinerja

keuangan dari tahun ke tahun perbandingan yang dihasilkan antara PT. Asuransi

Takaful Keluarga dan PT Asuransi Allianz Life Indonesia sangatlah berbeda. PT.

Asuransi Takaful Keluarga yang didasari dengan prinsip syariah memang lebih

menjanjikan karena memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat yang

mayoritas penduduknya muslim, sehingga kondisi keuangan rasio solvabilitas PT.

Asuransi Takaful Keluarga mengalami pertumbuhan yang sehat dengan tingkat rasio

Page 25: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

yang sangat tinggi melebihi PT Asuransi Allianz Life Indonesia namun untuk saat ini

masyarakat lebih banyak menggunakan produk konvensionalnya walaupun dari tahun

2004 selalu mengalami penurunan hingga tahun 2007 karena investasi yang diperoleh

perusahaan sangat rendah sedangkan rasio solvabilitas pada PT Asuransi Allianz Life

Indonesia meskipun mengalami fluktuasi (kenaikan dan penurunan) dapat menjaga

stabilitas rasio. Dan yang terpenting adalah batas dari rasio perusahaan selalu diatas

batasan yang ditetapkan oleh pemerintah (Departemen Keuangan), sehingga

perusahan asuransi tersebut dapat terus beroperasi dan tidak dilikuidasi.

3. Perhitungan Rasio Selain BTSM

Dibawah ini perhitungan dari rasio selain batas tingkat solvabilitas minimum :

Tabel 3

Rasio Selain BTSM

PT Asuransi Takaful Keluarga & PT Asuransi Allianz Life Indonesia No Keterangan 2007 2006 2005 2004

1 Rasio Likuiditas 459% 239% 642% 261% 115% 261% 757% 228%

2 Rasio Investasi Terhadap

Cadangan Teknis dan

Utang Klaim

104% 124% 107% 110% 102% 110% 111% 115%

3 Rasio Pendapatan Investasi

Neto Terhadap Rata-rata

Investasi

13% 8% 11% 8% 7% 8% 5% 11%

4 Rasio Beban (Klaim,

Usaha dan Komisi)

Terhadap Pendapatan

Premi Neto

74% 110% 80% 110% 93% 110% 85% 119%

Page 26: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

4. Sistem Pencatatan Akuntansi

Akuntansi memiliki 2 macam metode dalam sistem pencatatan akuntansinya

yaitu Accrual Basis dan Cash Basis sebagai berikut :

Tabel 4

Sistem Pencatatan Akuntansi Perusahaan Sistem Pencatatan Akuntasi Contoh Penerapan

Asuransi Syariah

Menggunakan

Cash Basis

Seluruh pengeluaran dan biaya-

biaya diakui sebagai pengeluaran

dan biaya-biaya pada periode

tersebut berdasarkan realitas

pembayaran tunai. Sehingga segala

pengeluaran dan biaya-biaya serta

penerimaan yang sudah diterima

tunainya sajalah yang akan

dimasukkan dalam perhitungan

Cash Basis.

Dalam penggunaan Cash Basis

tidak akan pernah dijumpai

adanya piutang dan hutang.

Begitu juga dengan biaya dan

pendapatan. Biaya baru akan

diakui dan dicatat setelah

terjadi pengeluaran kas atas

beban. Pendapatan juga baru

diakui dan dicatat sebagai

pendapatan saat penerimaan

kas.

Asuransi Konvensional

Menggunakan

Accrual Basis Basis

Pengeluaran dan biaya-biaya yang

diakui dan dibukukan pada periode

tersebut berdasarkan pembayaran

tunai serta pengeluaran/

penerimaan tidak tunai yang jatuh

tempo pada periode tersebut.

Komponen biaya pada Accrual

Basis misalnya biaya

penyusutan, biaya sewa, biaya

dibayar di muka, biaya yang

sudah jatuh tempo tapi

pembayarannya belum diterima

5. Hasil Analisa Kinerja Keuangan

Berdasarkan keputusan Menteri keuangan No.424/KMK.06/2003 mengenai

pelaporan perusahaan asuransi dan keputusan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

(DJLK) No. Kep.3607/LK/2004, batas tingkat solvabilitas dengan berdasarkan

metode RBC pada perusahaan asuransi jiwa syariah dan konvensional melampaui

Page 27: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

ketentuan minimum tingkat solvabilitas sebesar 120 % dari batas tingkat solvabilitas

minimum (BTSM) yang telah ditetapkan BAPEPAM dari tahun 2004 sampai dengan

tahun 2007.

Kinerja keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Allianz

Life Indonesia berdasarkan perhitungan BTS dengan metode RBC, sudah cukup baik

karena melampaui batasan tingkat solvabilitas yang ditetapkan pemerintah

(Departemen Keuangan) yaitu diatas 120 %. Hal ini membuktikan kebijakan investasi

yang dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut memenuhi persyaratan. Meskipun PT

Asuransi Takaful Keluarga memilki tingkat rasio yang signifikan namun tetap terus

meningkatkan kembali tingkat rasio pencapaian solvabilitas (RBC) agar tidak

mengalami penurunan rasio lagi ditahun berikutnya.

Hal ini membuktikan kebijakan investasi dilakukan memenuhi persyaratan.

Namun PT Asuransi Allianz Life Indonesia harus terus meningkatkan tingkat rasio

pencapaian solvabilitas akhir tahun 2010 agar dapat terus beroperasi dalam industri

asuransi jiwa dan mencapai tujuan perusahaan yakni menjadi grup asuransi No. 1 di

Indonesia.

Kinerja keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam hal pemenuhan

kewajiban jangka pendek (likuiditas), pemenuhan kewajiban kepada polis, dan dalam

pengelolaan antara risiko yang diambil serta bantalan untuk berjaga-jaga dalam

permodalan sangat cukup baik dibandingkan dengan PT Asuransi Allianz Life

Indonesia yang statis (tetap) dari tahun ke tahun.

Page 28: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

Kinerja keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Allianz Life

Indonesia sudah cukup efisien dan baik dalam proses dan fungsi underwritting serta

penutupan risiko (beban klaim), begitupun dalam hal pengelolaan bisnis atas komisi,

namun dalam hal pengelolaan operasional manajemen (beban usaha) PT. Asuransi

Takaful Keluarga belum efisien pada tahun-tahun terakhir. Begitupun pendapatan

investasi yang belum optimal, disebabkan oleh portofolio investasi syariah yang

terbatas.

Kinerja keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Allianz Life

Indonesia dalam hal operasional perusahaan masih dalam batas normal dan kewajaran

serta berkinerja baik. Sedangkan PT. Asuransi Takaful Keluarga pada tahun 2007

mengalami penurunan ekuitas yang disebabkan oleh kerugian operasi yang cukup

signifikan, sehingga diperlukan langkah-langkah yaitu analisis komponen modal

disetor, cadangan khusus dan laba ditahan.

Page 29: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

Adapun hasil analisa akhir dari kesimpulan diatas dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini :

Tabel 5

Akumulasi Hasil Analisa Perbandingan RBC Tahun 2004 - 2007

Keterangan PT. Asuransi Takaful

Keluarga

PT. Asuransi Allianz

Life Indonesia

Kekayaan yang Diperkenankan Rp 293,562.75 Rp 1,114,042.50

Kewajiban (kec. Pinj. Subordinasi) Rp 265,755.75 Rp 986,282.25

Jumlah Tingkat Solvabilitas Rp 52,116.00 Rp 78,393.00

Kelebihan / kekurangan BTS Rp 10,115.00 Rp 438,269.36

Rasio Pencapaian Solvabilitas (dalam%) 320.33 % 202.33 %

Rasio Likuiditas 753 % 247 %

Rasio Investasi Terhadap Cadangan Teknis

dan Utang Klaim 106 % 115 %

Rasio Pendapatan Investasi Neto Terhadap

Rata-rata Investasi 9 % 9 %

Rasio Beban (Klaim, Usaha dan Komisi)

Terhadap Pendapatan Premi Neto 83 % 112 %

Page 30: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab terdahulu, maka

penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil dari perbandingan kinerja keuangan perusahaan asuransi jiwa syariah dan

perusahaan asuransi jiwa konvensional dengan Metode RBC menghasilkan :

− Kinerja keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Allianz

Life Indonesia berdasarkan perhitungan BTS dengan metode RBC sudah

cukup baik karena melampaui batasan tingkat solvabilitas yang ditetapkan

pemerintah (Departemen Keuangan) yaitu diatas 120 %. Hal ini membuktikan

kebijakan investasi yang dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut memenuhi

persyaratan. Meskipun PT Asuransi Takaful Keluarga memilki tingkat rasio

yang signifikan namun tetap terus meningkatkan kembali tingkat rasio

pencapaian solvabilitas (RBC) agar tidak mengalami penurunan rasio lagi

ditahun berikutnya.

− Kinerja keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam hal pemenuhan

kewajiban jangka pendek (likuiditas), pemenuhan kewajiban kepada polis,

dan dalam pengelolaan antara risiko yang diambil serta bantalan untuk

Page 31: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

berjaga-jaga dalam permodalan sangat cukup baik dibandingkan dengan PT

Asuransi Allianz Life Indonesia yang statis (tetap) dari tahun ke tahun.

− Kinerja keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Allianz

Life Indonesia sudah cukup efisien dan baik dalam proses dan fungsi

underwritting serta penutupan risiko (beban klaim), begitupun dalam hal

pengelolaan bisnis atas komisi, namun dalam hal pengelolaan operasional

manajemen (beban usaha) PT. Asuransi Takaful Keluarga belum efisien pada

tahun-tahun terakhir. Begitupun pendapatan investasi yang belum optimal,

disebabkan oleh portofolio investasi syariah yang terbatas.

− Kinerja keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Allianz

Life Indonesia dalam hal operasional perusahaan masih dalam batas normal

dan kewajaran serta berkinerja baik. Sedangkan PT. Asuransi Takaful

Keluarga pada tahun 2007 mengalami penurunan ekuitas yang disebabkan

oleh kerugian operasi yang cukup signifikan, sehingga diperlukan langkah-

langkah yaitu analisis komponen modal disetor, cadangan khusus dan laba

ditahan.

2. Tidak ada perbedaan mendasar dalam perhitungan kinerja keuangan antara PT.

Asuransi Takaful Keluarga dengan PT. Asuransi Allianz Life Indonesia bila

dilihat dari perhitungan tingkat solvabilitas karena sama-sama menggunakan

metode RBC dan rasio selain BTSM. Hanya saja untuk asuransi jiwa syariah, PT.

Page 32: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

ATK tidak mengalokasikan dana untuk Reinsurance Risk (ketidakmampuan

membayar klaim) karena akan diambil dari tabarru’.

3. Dilihat dari kondisi pasar Indonesia yang masyarakat umumnya mayoritas

muslim, munculnya sistem syariah merupakan hal menggembirakan dalam dunia

asuransi karena sesuai dengan tuntutan agama, bernilai sosial dan bersih dari

gharar (ketidakpastian), maisir (judi), dan riba. Sehingga masyarakat Indonesia

umumnya lebih memilih sistem pembagian risiko (Risk Sharing) yang ditawarkan

perusahaan asuransi syariah, dimana terjadi proses saling menanggung antara satu

peserta dengan peserta lainnya.

Sedangkan sistem yang ada pada asuransi konvensional yaitu pengalihan risiko

(Risk Transfering) yang lebih berisiko karena terjadi transfer risiko dari

tertanggung kepada penanggung.

5.2 Saran

Untuk memenuhi tingkat solvabilitas yang diharapkan, perusahaan perlu

meningkatkan modal disetor dan meningkatkan kinerja perusahaan sehingga laba

ditahan dapat ditingkatkan untuk memperbesar asset perusahaan dan secara perlahan-

lahan mengurangi non-admitted assets menjadi admitted assets.

Untuk meningkatkan solvabilitas PT. Asuransi Takaful Keluarga perlu

melakukan beberapa tindakan efektif :

Page 33: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

1. Restrukturisasi asset dengan cara melakukan revaluasi terhadap asset-asset yang

termasuk kelompok kekayaan yang diperkenankan untuk menghasilkan revaluasi

tinggi dan penggunaan asset hanya pada asset yang termasuk dalam RBC.

2. Meningkatkan efektifitas manajemen kekayaan dan kewajiban pada konsep asset

liability manajemen.

3. PT. Asuransi Takaful Keluarga sebaiknya melakukan analisis terhadap ringkat

kecukupan cadangan (resserve adequency), serta kestabilan dan likuiditas daei

kekayaan yang diperkenankan agar masalah likuiditas perusahaan tetap dalam

kondisi yang solven / sehat.

4. Untuk mengatasi dan menjaga kerugian dalam operasional maka PT. Asuransi

Takaful Keluarga melakukan analisis terhadap komponen modal disetor,

cadangan khusus dan laba ditahan. Dan apabila perusahaan masih mengalami

kerugian maka ada 4 faktor yang harus diperhatikan antara lain: 1. Stockholder

Devidens, 2. Capital Loses, 3. Increase Reserve, 4. Losses from admitted Assets.

Saran-saran tersebut diharapkan dapat menjadi dasar pengambilan langkah-

langkahperubahan kebijakan untuk memperbaiki keadaan. Karena untuk mampu

bersaing dan memiliki prospek yang cerah, sebuah perusahaan harus memiliki kinerja

keuangan yang baik dengan kredibilitas, kepercayaan arau citra (brand image) yang

tinggi baik dalam segi manajerial maupun financial.

Page 34: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ...publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3491/1/JURNAL... · sebagai pengelola keuangan dalam hal ini bidang asuransi

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hasymi. 2002. Pengantar Asuransi. Cetakan Pertama. Jakarta : Bumi Aksara. Ali, Hasan. 2004. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam. Jakarta : Prenada

Media. Anshori, Abdul Ghofur. 2008. Asuransi Syariah di Indonesia. Cetakan Pertama.

Yogyakarta: UII Press. Darmawi, Herman. 2006. Manajemen Asuransi. Cetakan Keempat. Jakarta : Bumi

Aksara. Harahap, Sofyan Syafri. Dkk. 2006. Akuntansi Perbankan Syariah. Cetakan Kedua.

Jakarta : LPFE – USAKTI. Prakoso, Djoko. 2004. Hukum Asuransi Indonesia. Cetakan Kelima. Jakarta :

Rineka Cipta. Purba, Radiks. 1992. Memahami Asuransi di Indonesia. Cetakan Kedua. Jakarta :

Lembaga PPM. Suparman, Man. 2003. Aspek-aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga. Cetakan

Kedua. Bandung : Alumni. Wibowo, Muhammad Ghafur. 2007. Potret Perbankan Syariah Indonesia Terkini.

Yogyakarta : Biruni Press. www.allianz.co.id www.bapepam.com www.takaful.com