askep benar
DESCRIPTION
sfgfgffTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat
keperawatan yang mencakup pelayanan bio-psiko-sosiol
dan spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada
individu, keluarga serta masyarakat baik yang sakit
maupun yang sehat. Pelayanan keperawatan dilakukan
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan,
pencegahan penyakit , penyembuhan serta pemeliharaan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan yang yang dimaksud
meliputi kegiatan perbaikan gizi, kesehatan keluarga,
kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit tidak
menular sebagian (Potter & Perry, 2005).
Kanker kulit merupakan bentuk penyakit kanker yang
paling sering ditemukan di Amerika serikat. Karena kulit
mudah diinspeksi, kanker kulit akan tampak serta
terdeteksi dengan mudah dan merupakan tipe kanker yang
pengobatanya paling berhasil. WHO memperkirakan
sebanyak 60.000 orang di dunia setiap tahunnya
meninggal akibat keganasan kulit, sebanyak 48.000 akibat
melanoma, dan 12.000 orang lainya akibat kanker kulit
lainnya (Smeltzer dan Bare, 2002).
Basalioma atau karsinoma sel basal merupakan
kanker kulit yang paling sering ditemui. Berasal dari sel-sel
epidermis sepanjang lapisan basal. Penyebab pasti dari
basalioma belum diketahui. Lebih dari 90% penyebab
basalioma yaitu terpapar sinar matahari atau penyinaran
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 1
ultraviolet lainnya. Tanda dan gejala yang menyertai
penyakit basalioma adalah presileksinya terutama pada
wajah (pipi, dahi, hidung, lipat nasolabial, daerah
periorbital), dan leher (Price & Wilson, 2006).
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan penyakit basalioma?
1.2.2. Bagaimana etiologi dari penyakit basalioma?
1.2.3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit basalioma?
1.2.4. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari penyakit
basalioma?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
penyakit basalioma
1.3.2. Untuk mengetahui bagaimana etiologi dari penyakit
basalioma
1.3.3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari
penyakit
basalioma
1.3.4. Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan
dari penyakit
basalioma
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Basalioma
Basalioma adalah suatu tumor ganas kulit (kanker)
yang berasal dari pertumbuhan neoplastik sel basal
epidermis dan apendiks kulit (Graham, R, 2005) merupakan
tumor ganas yang berasal dari sel lapisan basal epidermis
(lapisan teratas kulit), bersifat invasif (cepat meluas),
destruktif lokal dan sangat jarang bermetastasis/menyebar ke
organ lain lewat aliran darah atau cairan tubuh (Nila, 2005)
Kanker sel basal tumbuh dari lapisan sel basal pada
epidermis atau folikel rambut. Penyakit kanker ini merupakan
tipe kanker kulit yang paling sering ditemui. Umumnya
basalioma timbul didaerah tubuh yang terpajan sinar
matahari dan lebih prevalen pada kawasan tempat populasi
penduduk yang mengalami pajanan sinar matahari yang
berlebihan. (Smeltzer. 2002)
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 3
Menurut Handayani yang dikutip dalam Donna (2009),
Karsinoma Sel Basal adalah neoplasma ganas dari sel
epitelial yang lebih mirip sel germinatif folikel rambut
dibandingkan dengan lapisan sel basal epidermis. Kanker sel
basal merupakan tumor fibroepitelial yang terdiri atas
komponen stroma interdependen (jaringan fibrosa) dan
epitelial. Sel tumornya berasal dari primordial pluropotensial
dilapisan sel basal, dan dapat juga dari selubung akar luar
folikel rambut atau kelenjar sebasea atau adneksa kulit lain.
Jadi, basalioma merupakan tumor ganas yang berasal
dari sel lapisan basal epidermis (lapisan teratas kulit), bersifat
invasif (cepat meluas), destruktif lokal dan sangat jarang
bermetastasis/menyebar ke organ lain lewat aliran darah
atau cairan tubuh. Karsinoma Sel Basal ini lebih sering
dijumpai pada orang kulit putih daripada orang yang kulit
berwarna, dan pengaruh sinar matahari sangat berperan
banyak daripada wanita dan umumnya di atas 40 tahun.
Karsinoma sel basal dapat juga dijumpai pada anak-anak dan
remaja walaupun jarang.
2.2. Etiologi Basalioma
Penyebab Basalioma ini sendiri belum diketahui pasti,
Lebih dari 90 % penyebab basalioma yaitu terpapar sinar
matahari atau penyinaran ultraviolet lainnya. Paling sering
muncul pada usia diatas 40 tahun. Faktor resiko lainnya
adalah :
a. Faktor genetik (sering terjadi pada kulit terang, mata
biru atau hijau dan rambut pirang atau merah).
b. Pemaparan sinar X dan sinar Ultraviolet yang
berlebihan.
Basalioma merupakan kanker kulit yang paling sering
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 4
ditemukan. Basalioma berasal dari sel epidermis
sepanjang lamina basalis. Kanker sel basal terjadi
pada daerah terbuka yang biasanya terpapar sinar
matahari, seperti wajah, kepala, dan leher.
Untungnya tumor ini jarang sekali bermetastasis.
Pasien dengan kanker sel basal tunggal lebih mudah
mendapat kanker kulit.
Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogen
adalah sinar yang panjang gelombangnya, bekisar
antara 280 samapi 320 mm.
Spektrum inilah yang membakar dan membuat kulit
menjadi cacat. Selain itu, pasien yang memiliki
riwayat kanker sel basal harus menggunakan tabir
surya atau pakaian pelindung untuk menghindari
sinar karsinogen yang terdapat di dalam sinar
matahari.
c. Penyebab lain basalioma adalah riwayat pengobatan,
radiologi, sebelumnya untuk menyembuhkan
penyakit kulit lain. Sinar ultraviolet panjang (UVA)
yang dipancarkan oleh alat untuk membuat kulit
kecoklatan seperti terbakar sinar matahari juga
merusak epidermis dan di anggap sebagai
karsinogen.
Tumor ini ditandai oleh nodul eritromatosa, halus dan
seperti mutiara, bagian tengah mengalami ulserasi
dan perdarahan, meninggi dan memiliki pembuluh
telangiektatik pada permukannya.
Tanda dan gejala yang menyertai penyakit basalioma adalah
presileksinya terutama pada wajah (pipi, dahi, hidung, lipat
nasolabial, daerah periorbital), leher. Meskipun jarang dapat
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 5
pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, tungkai, kaki dan
kulit kepala. Gambaran klinik basalioma bervariasi terbagi
menjadi 5 bentuk :
Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens (lukanya kayak
bekas digerogoti tikus)
Berpigmen
Morfea atau fibrosing atau sklerosine
Superfisial
Fibroepitelioma
Menurut Muttaqin (2012) faktor resiko terjadinya basalioma
adalah:
a. Sinar matahari (280-320nm) masih merupakan faktor
yang paling menonjol sebagai penyebab karsinoma sel
basal. Sprektum ini terutama bertanggung jawab dalam
membakar dan membuat kulit menjadi cokelat. Pada
daerah-daerah terpapar lebih banyak ditemukan kasus
keganansan ini.
b. Ras/herediter. Pada kulit berwarna ditemukan lebih
banyak pada daerah tertutup daripada terbuka. Orang
kulit putih lebih banyak daripada orang kulit berwarna.
c. Arsen inorganik yang terdapat dalam alam (air sumur),
maupun yang dipakai sebagai obat. Keganasan
umumnya timbul di bagian badan.
d. Radiasi (sinar-X atau gamma).
e. Faktor hidrokarbon (tar, minyak mineral,parafin
likuidum dll).
f. Sikatriks, keloid, ulkus kronik, fistula (osteomielitis).
2.3. Manifestasi Klinis Basalioma
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 6
Tanda dan gejala yang menyertai penyakit basalioma
adalah predileksinya terutama pada wajah (pipi, dahi, hidung,
lipat nasolabial, daerah periorbital), leher. Meskipun jarang
dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, tungkai,
kaki dan kulit kepala.
Menurut Donna (2009), gambaran klinik basalioma
berdasarkan histopatologi terbagi menjadi beberapa bentuk :
1. Nodulo eritematosa,
Merupakan jenis yang paling sering di jumpai. Lesi
biasanya tampak sebagai lesi tunggal. Pada awalnya
tampak papul atau nodul kecil, berdiameter ± 2cm,
transparan, halus dan seperti mutiara. Tepi tumor
seringkali meninggi dan memiliki pembukuh
telangiektatik pada permukaannya. Sering terdapat
pada bagian tengah yang mengalami ulserasi dan
perdarahan. Tumor ini seringkali berdarah menginvasi
dermis, dan merusak jaringan normal.
2. Tipe Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan yang tipe nodulo –
ulseratif. Bedanya, pada jenis ini berwarna coklat atau
hitam berbintik bintik atau homogen yang secara klinis
dapat menyerupai melanoma.
3. Tipe morphea-like atau fibrosing
Merupakan jenis yang agak jarang ditemukan. Lesinya
berbentuk plakat yang berwarna kekuningan dengan
tepi yang tidak jelas, kadang-kadang tepinya meninggi.
Pada permukaannya tampak beberapa folikel rambut
yang mencekung sehingga memberikan gambaran
seperti sikatriks. Kadang-kadang tertutup krusta yang
melekat erat. Jarang mangalami ulserasi. Tepi ini
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 7
cenderung invasif kearah dalam. Tepi ini menyerupai
penyakit morphea atau skleroderma
4. Superficial
Lesi biasanya multipel, mengenai badan. Secara klinis
tampak sebagai plak transparan, eritematosa sampai
berpigmen terang berbentuk oval sampai ireguler
dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti
benang kawat.
5. Fibroepitelioma
Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara
klinis lesi berupa papul kecil yang tidak bertangkai atau
bertangkai pendek dengan permukaan halus atau
noduler dengan warna yang bervariasi.
Disamping itu, menurut Manuaba (2010) terdapat pula 3
sindroma klinis, dimana epitelioma sel basal berperan
penting, yaitu :
1. Sindroma epitelioma sel basal nevoid dikenal pula
sebagai sindrom Gorlin Goltz. Merupakan kelainan
autosomal dominan dengan penetrasi yang
bervariasi, ditandai oleh 5 gejala mayor yaitu:
a. Basalioma multiple yang terjadi pada usia
muda.
b. Cekungan-cekungan pada telapak kaki.
c. Kelainan pada tulang, terutama pada tulang
rusuk.
d. Kista pada tulang rahang.
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 8
e. Kalsifikasi ektopik dari falks serebri dan
struktur lainnya.
2. Nevus sel basal unilateral linier merupakan jenis
yang sangat jarang di jumpai. Lesi berupa nodul dan
komedo, dengan daerah atrofi bentuk striae,
distribusi zosteriformis atau linier, unilateral. Lesi
biasanya di jumpai sejak lahir dan lesi ini tidak
meluas dengan meningkatnya usia.
3. Sindroma bazex pertama kali digambarkan oleh
Bazex, diturunkan secara dominan dengan ciri khas
sebagai berikut:
a. Atrofoderma folikuler, yang ditandai oleh
folikuler yang terbuka lebar, seperti ice-pick
marks, terutama pada ekstremitas
b. Epitelioma sel basal kecil, multiple pada wajah,
biasanya timbul pertama kali pada saat remaja
atau dewasa awal.
2.4. Patofisiologi Basalioma
Basalioma merupakan kanker kulit yang paling sering
ditemukan. Karsinoma sel basal dari epidermis dan adneksa
struktur (folikel rambut, kelenjar ekstrin). Terjadinya
didahului dengan regenerasi dari kolagen yang sering
dijumpai pada orang yang sedikit pigmentnya dan sering
mendapat paparan sinar matahari, sehingga nutrisi pada
epidermis terganggu dan merupakan prediksi terjadinya
suatu kelainan kulit. Melanin berfungsi sebagai energi yang
dapat menyerap energi yang berbeda jenisnya dan
menghilang dalam bentuk panas. Jika energi masih terlalu
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 9
besar dapat merusak sel dan mematikan sel atau mengalami
mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker. (Putra.2008)
Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogen adalah
sinar yang panjang gelombangnya, bekisar antara 280
samapi 320 mm. Spektrum inilah yang membakar dan
membuat kulit menjadi cacat. Selain itu, pasien yang
memiliki riwayat kanker sel basal harus menggunakan tabir
surya atau pakaian pelindung untuk menghindari sinar
karsinogen yang terdapat di dalam sinar matahari. (Price &
Willson. 2006)
Aspek terpenting dari basalioma adalah bahwa kanker kulit
ini terdiri dari sel tumor epithelial berasal dari sel primitive
selubung akar rambut sementara komponen stroma
menyerupai lapisan papilaris dermis dan terdiri dari kolagen,
fibroblast dan subtansia dasar yang sebagian besar berupa
berbagai jenis glukosa aminoglikans (GAGs). Kedua
komponen ini saling ketergantungan sehingga tidak bisa
berkembang tanpa komponen yang lainnya. Hubungan
ketergantungan ini sifatnya sangat unik, hal inilah yang dapat
menjelaskan mengapa basalioma sangat jarang
bermetastase dan mengapa pertumbuhan basalioma pada
kultur sel dan jaringan sangat sulit terjadi. Hal ini dikarenakan
bolus metastase yang besar dengan komponen sel dan
stroma didalamnya memasuki system limfatik ataupun
system vascular (Manuaba, 2010 ).
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 10
Pathway
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 11
Sinar Ultra Violet
Pada imun yang lemah akan menimbulkan kulit meradang
Terapi imuno supresi
Lesi, kemerahan timbul nodul
Lesi di kulit
Lama kelamaan timbul plak dan nodul
Kemudian berpoliferasi
Nodul ulserasi
Nodul ulserasi yang menimbulkan ulkus
Tipe papilen yang menonjol di atas kulit seperti kembang kol
Mengalir melalui aliran limfatik dan aliran darah
Pertumbuhan sel-sel yang lebih agresif
Karsinoma sel basal
Seperti nodul kecil dengan tepi yang tergulung, translusen dan mngilap
Ulserasi
Lesi yang diabaikan dapat menyebabkan hilangnya hidung, telinga dan bibir
Perubahan citra tubuh
Pasien cemas dengan keadaannya
Ansietas
Lesi pada kulit
Inflamasi
Nyeri
2.5. Penatalaksanaan Basalioma
Tujuan terapi adalah untuk menghilangkan atau
menghancurkan secara total semua jaringan tumor. Metode
terapinya bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi dan
kedalaman), keinginan kosmetika pasien, riwayat terapi
sebelumnya, apakah tumor tersebut bersifat invasif ataukah
tidak, dan ada tidaknya kelenjar limfe yang mengalami
metastase (nodus metastatik). (Smeltzer.2002).
Menurut Smeltzer (2002), berbagai jenis penatalaksanaan
untuk karsinoma sel basal itu antara lain :
1. Eksisi bedah
Tujuan utamanya adalah untuk mengangkat
keseluruhan tumor. Cara yang terbaik untuk
mempertahankan penampilan kosmetika adalah
dengan menempatkan garis insisi di sepanjang garis
tegangan kulit yang normal dan garis anatomis tubuh
yang alami. Dengan cara ini, jaringan parut yang
terbentuk tidak akan mudah terlihat. Ukuran insisi
tergantung pada ukuran dan lokasi tumor, kendati
biasanya meliputi rasio panjang terhadap lebar 3:1.
Memadainya eksisi dengan pembedahan dipastikan
melalui evaluasi mikroskopik terhadap potongan-
potongan spesimen. Kalau tumornya berukuran besar,
pembedahan rekonstruksi dengan menggunakan skin
flap atau graft kulit mungkin diperlukan. Luka insisi
ditutup lapis demi lapis untuk memperbesar efek
kosmetika. Verban tekan dipasang pada luka untuk
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 12
menyangga. Infeksi jarang dijumpai sesudah tindakan
eksisi yang sederhana jika tindakan aseptik bedah yang
benar tetap dipertahankan selama dan sesudah
operasi.
2. Pembedahan Mikrografik Moh
Pembedahan mikrografik merupakan metode
pembedahan untuk mengangkat lesi kulit yang
malignan, metode ini paling akurat dan paling
menyelamatkan jaringan normal. Ketika teknik bedah
ini dikenalkan untuk pertama kalinya, tindakan eksisi
dilakukan sesudah jaringan tumbor diolesi dengan
pasta seng klorida (bedah kimia atau chemosurgery).
Sekarang ini, pembedahan mikrografik dilaksanakan
bedah kimia. Prosedur pembedahan tersebut
mengharuskan pengangkatan tumor lapis demi lapis.
Lapisan pertama yang dieksisi mencakup semua
jaringan tumor yang terlihat jelas dan sedikit bagian
tepi jaringan yang tampak normal. Spesimen ini
kemudian dibekudinginkan dan dianalisis dengan
sayatan untuk menentukan apakah semua jaringan
tumor sudah diangkat. Jika belum, lapisan jaringan
berikutnya diangkat dan diperiksa sampai semua
bagian tepi kulit yang normal tidak mengandung tumor.
Dengan cara ini, hanya tumor dan bagian tepi
jaringan normal yang diangkat, dengan demikian,
pembedahan mikrografik Moh merupakan prosedur
yang direkomendasikan untuk menyelamatkan jaringan
normal. Angka kesembuhan bagi karsinoma sel basal
maupun sel skuamosa dengan pembedahan Moh
mendekati 99%, karena itu, metode ini merupakan
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 13
terapi yang terpilih. Teknik pembedahan ini juga paling
efektif untuk tumor yang terjadi disekitar mata, hidung,
bibir bagian bawah dan daerah aurikuler serta
periaurikuler.
3. Bedah elektro
Bedah elektro merupakan teknik penghancuran atau
penghilangan jaringan dengan menggunakan energi
listrik. Arus listrik dikonversikan menjadi panas yang
kemudian dihantarkan ke jaringan dari elekroda dingin.
Bedah elektro dapat didahului oleh kuretase yang
dilaksanakan lewat eksisi tumor dengan mengerok
permukaannya memakai alat kuret. Kemudian
dilakukan elektrodesikasi untuk mencapai hemostasis
dan mengancuurkan setiap sel malignan yang viabel
pada dasar luka atau di sepanjang bagian tepinya.
Eletrodesikasi sangat berguna untuk lesi yang kecil
(lebarnya kurang 1-2 cm [0,4-0,8 inci]).
Metode ini memanfaatkan keuntungan bahwa tumor
yang kecil lebih lunak dibandingkan jaringan kulit di
sekitarnya dengan demikian luasnya dapat ditentukan
secara garis besar dengan alat kuret yang dapat
”merasakan” luas jaringan tumor. Tumor diangkat dan
bagian dasarnya dikauter. Proses ini diulang sampai
tiga kali. Biasanya kesembuhan terjadi dalam waktu
satu bulan.
4. Bedah beku
Bedah beku menghancurkan tumor dengan cara
deep freezing. Alat jarum termokopel ditusukkan ke
dalam kulit, dan kemudian nitrogen cair diarahkan ke
pusat tumor sampai suhu -400 C hingga -600 C pada
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 14
dasar tumor. Notrogen cair memiliki keuntungan yaitu
titik didihnya paling rendah dari semua kriogen yang
dicoba, harganya tidak mahal dan juga harganya
mudah diperoleh.
Jaringan tumor dibekudinginkan, dibiarkan melunak
dan kemudian dibekudinginkan kembali. Lokasi yang
menjalani bedah beku ini akan melunak secara alami
serta kemudian mengalami gelatinisasi dan sembuh
spontan. Pembengkakan dan edema terjadi setelah
pembekuan. Penampakan lesi bervariasi. Kesembuhan
normal yang dapat memakan waktu 4 hingga 6 minggu
terjadi lebih cepat di daerah-daerah dengan suplai
darah yang baik.
5. Terapi radiasi
Terapi radiasi sering dilakukan untuk kanker kelopak
mata, ujung hidung dan daerah pada atau di dekat
struktur yang vital (misalnya, nervus fasialis). Terapi ini
hanya dikerjakan pada pasien yang berusia lanjut
karena perubahan akibat sinar-x dapat terlihat sesudah
5 hingga 10 tahun kemudian dan perunahan malignan
pada sikatriks dapat ditimbulkan oleh sinar-x setelah 15
hingga 30 tahun kemudian.
Kepada pasien harus diinformasikan bahwa kulit
dapat menjadi merah dan melepuh. Salep kulit yang
netral (yang diresepkan oleh dokter) dapat dioleskan
untuk mengurangi gangguan rasa nyaman. Kepada
pasien juga harus diingatkan agar kulitnya tidak
terkena sinar matahari.
2.6. Komplikasi Basalioma
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 15
Menurut Donna (2009) komplikasi yang dapat di timbulkan
dari penyakit kanker kulit ini yaitu:
1. Akibat pembedahan dan terapi radiasi:
a. Jaringan yang di buat tergores/ terluka.
b. Perubahan warna kulit.
c. Timbulnya perubahan pada kulit dari alat-alat
kosmetik.
d. Luka kulit yang kronis.
e. Keterbatasan anggota badan jika pengobatan luas.
2. Umum
a. Timbulnya perubahan pada kulit dari alat-alat
kosmetik dan citra tubuh.
b. Kehilangan fungsi pada ekstremitas.
c. Perlukaan dan perubahan warna kulit.
d. Proses hasil metastase penyakit pada paengobatan
invasif dan potensial kematian terakhir.
2.7. Pencegahan Basalioma
Menurut Smeltzer (2002), untuk mencegah kekambuhan,
hindari hal-hal yang dapat menimbulkan penyakit basalioma,
antara lain :
1. Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit menjadi
cokelat kekuningan.
2. Hindari pajanan sinar matahari dengan menggunakan
topi, kemeja lengan panjang, celana panjang atau rok
panjang.
3. Gunakan tabir surya berkualitas tinggi, minimal dengan
SPF ( Solar Protection Factor)15, yang menghambat sinar
UV( Ultra Violet) A dan UV ( Ultra Violet) B.
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 16
4. Oleskan tabir surya minimal setengah jam sebelum
bepergian dan oleskan sesering mungkin.
5. Periksalah kulit secara teratur untuk mengetahui adanya
berbagai perubahan yang mengarah kepada keganasan
(pertumbuhan baru di kulit yang membentuk tukak,
mudah berdarah, sukar sembuh, berubah warna, ukuran,
struktur, terasa nyeri, meradang atau gatal).
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
1.Anamnesis
Nama Klien : Tn. U
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Nelayan
Alamat : Jln. Pangeran silalahi No. 33
telanai Palembang
2. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama: ada keluhan berupa lesi pada kulit.
Riwayat Penyakit Sekarang : Kontak lama dengan
sinar ultraviolet matahri, kontak dengan agen
arsenik.
Riwayat kesehatan keluarga : Terdapat anggota
keluarga yang menderita penyakit basalioma atau
kanker (Engram, 1998).
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 18
Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam, dan
tidak ada lesi atau benjolan. Klien tidak mengeluh
pusing.
b. Mata / penglihatan
Ketajaman penglihatan normal, bentuk mata
simetris, pupil bentuk bulat, reflek terhadap cahaya
miosis, reflek pupil sama basar, fisura palpera
tampak melebar, konjungtiva anemis, kornea dan iris
tidak ada abrasi, kejernihan jernih, reflex kornea
normal, peradangan tidak ada, TIO (Tekanan Intra
Okuler) 17mmHg (normal=15-20mHg).
c. Hidung / penciuman
Bentuk hidung normal dan simetris, tidak ada lesi
dan pendarahan. Tidak ada gangguan penciuman.
d. Telinga / pendengaran
Warna telinga sesuai dengan warna kulit, tidak ada
lesi, ada serumen. Fungsi pendengaran baik dan
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
e. Mulut/pengecapan
Mukosa bibir tampak kering dan pucat, gigi klien
lengkap, f ungsi mengecap mengunyah dan menelan
baik.
f. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening,
tidaka danya peningkatan tekanan Vena Jugularis.
g. Dada/Thorax
I : Pengembangan dada simetris kiri dan kanan,
tidak ada jejas
P : Taktil fremitus sama besar kiri dan kanan, tidak
ada benjolan
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 19
P : Suara napas sonor
A: Kualitas napas vesikular dalam frekuensi
22x/menit, whezzing
(-), ronchi (-)
h. Kardiovaskuler
I : Tidak terlihat iktus cordis
P : Tidak ada lesi/benjolan
P : Redup
A : S1 lup, S2 dup, dan tidak ada bunyi tambahan,
tidak ada gallop
dan mur-mur
i. Abdomen/pencernaan
I : Bentuk simetris dan tidak ada lesi/benjolan
A : Bising usus 8x/I ( normal 6-12 x/I )
P : Ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
P : Tidak ada keluhan nyeri tekan, ascites (-)
j. Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot ekstermitas atas : 5
(baik)
Kekuatan otot ekstermitas bawah : 5 (baik)
Tonus otot : 5 (baik)
Kaku sendi : tidak ada
Atropi : tidak ada
ROM : baik
Refleks : normal
Kecacatan/deformitas : tidak ada
k. Integument / kulit
Tampak pada kulit wajah klien ada benjolan, benjolan
sudah memecah dan adanya luka/ulkus yang
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 20
terdapat pada pipi sebelah kanan, daerah luka
tampak kemerahan, luka tampak sesekali
mengeluarkan darah dan cairan bening, luka kira-kira
berdiameter 5 cm dengan ketebalan luka 2,30 mm
dan masuk ke dalam stadium III (dermis
papiler/retikuler).
3.2. Masalah Keperawatan
1. Masalah Keperawatan Pre Operasi
a. Ansietas
b. Gangguan citra tubuh
c. Kurang pengetahuan
2. Masalah Keperawatan Post Operasi
a. Nyeri akut
b. Kerusakan integritas kulit/jaringan
c. Resiko tinggi infeksi
3.3. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan Pre Operasi
a. Ansietas berhubungan dengan konsekuensi
kanker yang menimbulkan kecacatan dan
kematian jaringan
a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
kecacatan karena penyakit atau penanganan
kanker kulit seperti pembedahan, kemoterapi
topical atau terapi radiasi
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan
penanganan kanker kulit seperti pembedahan
dan kemoterapi topical.
2. Diagnosa keperawatan post-operatif
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 21
a. Nyeri akut berhubungan dengan eksisi
pembedahan.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
inflamasi antara dermal-epidermal sekunder
akibat kanker pada kulit.
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka
post operasi.
3.4. Intervensi Pre Operasi
N
o
Diagnosa
Keperawa
tan
Perencanaan Rasional
Tujuan
(NOC)
Intervensi
(NIC)
1. Ansietas
berhubung
an dengan
konsekuen
si kanker
yang
menimbulk
an
kecacatan
dan
kematian
jaringan
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
2 x 24 jam
klien tidak
merasakan
ansietas
dengan
kriteria
hasil :
Klien
mampu
merencana
kan
strategi
koping
untuk
Kaji dan
dokumenta
sikan
tingkat
kecemasan
pasien.
Kaji
mekanisme
koping
yang
digunakan
pasien
untuk
mengatasi
ansietas
Lakukan
pendekatan
dan berikan
memudahkan
intervensi.
mempertahan
kan
mekanisme
koping adaftif,
meningkatkan
kemampuan
mengontrol
ansietas.
pendekatan
dan motivasi
membantu
pasien untuk
mengeksterna
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 22
situasi-
situasi
yang
membuat
stress.
Klien
mampu
memperta
hankan
penampila
n peran.
Klien
melaporka
n tidak ada
manifestas
i
kecemasa
n secara
fisik.
Tidak ada
manifestas
i perilaku
akibat
kecemasa
n.
motivasi
kepada
pasien
untuk
mengungka
pkan
pikiran dan
perasaan.
Motivasi
pasien
untuk
memfokusk
an diri pada
realita yang
ada saat
ini,
harapan-
harapan
yang positif
terhadap
terapi yang
di jalani.
lisasikan
kecemasan
yang
dirasakan.
mengidentifik
asi
mekanisme
koping yang
dibutuhkan
untuk
mengurangi
kecemasan.
2 Gangguan
citra tubuh
berhubung
an dengan
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
kaji
pengetahu
an pasien
terhadap
memberikan
informasi
untuk
memformula
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 23
kecacatan
karena
penyakit
atau
penangana
n kanker
kulit
seperti
reseksi
pembedah
an, agen
kemoterapi
topical,
atau terapi
radiasi
3 x 24 jam
klien tidak
mengalami
gangguan
citra tubuh
dengan
kriteria hasil,
Mendiskusika
n strategi-
strategi
untuk
mengatasi
perubahan
pada citra
tubuh.
adanya
potensi
kecacatan
yang
berhubung
an dengan
pembedah
an atau
perubahan
kulit
Dorong
pasien
untuk
mendiskusi
kan
perasaan
mengenai
perubahan
penampila
n dari
pembedah
an.
sikan
perencanaan
Memberikan
jalan untuk
mengekspres
ikan
emosinya.
3 Kurang
Pengetahu
an
berhubung
an dengan
penangana
n kanker
kulit
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
3 x 24 jam di
harapkan
klien
memahami
Jelaskan
tujuan dari
penangana
n
Beritahu
kapan
penbedaha
Meningkatkan
pemahaman
terhadap
pengobatan.
Memberikan
informasi
yang
diperlukan.
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 24
seperti
pembedah
an, dan
kemoterapi
topikal
tentang
penanganan
dengan
kemoterapi
untuk kanker
kulit dengan
kriteria hasil:
Menyatakan
bersetuju
melakukan
tindakan
perawatan
diri untuk
menurunkan
insiden dan
bertambah
beratnya
gejala yang
berhubungan
dengan
pengobatan
n/terapi
radiasi
akan
dilakukan.
Ajarkan
untuk
mengguna
kan
kemoterapi
topikal.
Beritahu
adanya
efek
samping
dari terapi
radiasi dan
tindakan
perawatan
diri untuk
mengatasi
nya.
Meningkatkan
perawatan
diri sendiri.
Meningkatkan
perawatan
diri.
Intervensi Post Operasi
N
o
Diagnosa
Keperawa
tan
Perencanaan Rasional
Tujuan
(NOC)
Intervensi
(NIC)
1 Nyeri akut
berhubung
an dengan
Setelah
dilakukan
tindakan
Observasi
skala
nyeri,
Membantu
dalam
mengidentifi
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 25
eksisi
pembedah
an.
keperawata
n 3 x 24
jam nyeri
berkurang
sampai
hilang
dengan
kriteria hasil
:
Klien akan
melapork
an
penuruna
n rasa
nyeri dan
peningkat
an
aktivitas
setiap
hari.
Luka
eksisi
bedah
sembuh
setelah
post
operasi
tanpa
komplikas
i.
lama
intensitas
nyeri
Berikan
posisi
yang
nyaman
tidak
memperbe
rat nyeri
Kolaborasi
Beri obat
analgesik
(diazepam
,
paracetam
ol) sesuai
terapi
medik
kasi derajat
nyeri
kebutuhan
untuk
analgesik
Mengurangi
tekanan
pada insisi,
meningkatka
n relaksasi
dalam
istirahat
Membantu
mengurangi
nyeri untuk
meningkatka
n kerjasama
dengan
aturan
terapeutik
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 26
2 Kerusakan
integritas
kulit
berhubung
an dengan
inflamasi
antara
dermal-
epidermal
sekunder
akibat
kanker
pada kulit.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n 3 x 24
jam
kerusakan
integritas
kulit dapat
diatasi
dengan
kriteria
hasil:
Individu
menunjuka
n
penyembuh
an jaringan
progresif.
Lindungi
area
permukaan
kulit yang
sehat
Jangan
gosok area
yang
terpajan
kanker.
Hindarkan
dari
paparan
sinar
matahari
yang terlalu
lama.
Untuk
menghindari
perluasan
kanker.
Menghindari
terjadinya
luka dan
penyebaran
infeksi.
Sinar
matahari
mempercepa
t
pertumbuha
n sel kanker.
3 Resiko
tinggi
infeksi
berhubung
an dengan
luka post
operasi.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
3 x 24 jam
dapat
meningkatka
n waktu
penyembuha
n dengan
Perhatikan
kemerahan
disekitar
luka
operasi.
Kemerahan
paling
umum
disebabkan
masuknya
infeksi ke
dalam tubuh
di area insisi
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 27
tepat, bebas
dari infeksi
serta tidak
ada tanda
demam
dengan
kriteria hasil:
pertahankan
lingkungan
aseptik
Ganti
balutan
sesuai
indikasi
Awasi
tanda-
tanda vital
Balutan
basah
bertindak
sebagai
sumbu
untuk media
untuk
pertumbuha
n bakterial
Peningkatan
suhu
menunjukka
n komplikasi
insisi
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 28
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
basalioma merupakan tumor ganas yang berasal dari sel
lapisan basal epidermis (lapisan teratas kulit), bersifat invasif
(cepat meluas), destruktif lokal dan sangat jarang
bermetastasis/menyebar ke organ lain lewat aliran darah
atau cairan tubuh. Karsinoma Sel Basal ini lebih sering
dijumpai pada orang kulit putih daripada orang yang kulit
berwarna, dan pengaruh sinar matahari sangat berperan
banyak daripada wanita dan umumnya di atas 40 tahun.
Karsinoma sel basal dapat juga dijumpai pada anak-anak dan
remaja walaupun jarang.
4.2. Saran
Setelah mempelajari asuhan keperawatan penyakit basalioma ini, kita dapat
mencegah terjadinya penyakit basalioma dan kita dapat lebih memahami
tentang asuhan keperawatan pada peyakit basalioma
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 29
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/215720660/Asuhan-Keperawatan-
Umum-Basalioma
https://www.scribd.com/doc/147567999/Bab-123-Basalioma
http://desays.co.id/2011/05/karsinoma-sel-basal-kanker-kulit.html
https://www.scribd.com/doc/133604378/ASKEP-basalioma-
lengkap
https://www.scribd.com/doc/215720660/Asuhan-Keperawatan-
Umum-Basalioma
http://dokumen.tips/documents/askep-basalioma-lengkap-
55cd89dee0af0.html
http://ml.scribd.com/doc/94956929/Basalioma
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 30
Sistem Integumen| Asuhan Keperawatan Basalioma 31