askep jiwa halusinasi-i putu praja santika abadi-d iv kep reg tk ii
DESCRIPTION
saTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PADA KLIEN DW DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORIDI RUANG DRUPADIRUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI
OLEH:NAMA : I PUTU PRAJA SANTIKA ABADINIM
: P07120213018JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES DENPASARPROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN2015
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWADI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN POLTEKKES DENPASARI. IDENTITAS KLIEN
Ruang Rawat: Drupadi Tanggal Rawat : 27 April 2015Inisial
: DW (P)
No.RM : 011600Umur
: 39 tahun
Status
: Cerai HidupPekerjaan
: -
Pendidikan : SMAII. ALASAN MASUK
Data Primer : pasien terlihat kadang suka senyum, tertawa sendiri, saat bercerita pasien senyum dan tertawa. Autoanamnesis : Pasien datang diantar oleh kakak dan iparnya karena mengamuk melempar barang-barang. Pasien mengatakan mengikuti kegiatan kawitan ngiring betara krisna Kepakisan. Pasien mengatakan diikuti seorang laki-laki yang menyukainya dan seorang wanita yang cemburu padanya. Pasien mengaku kepalanya dielus-elus lalu dipukul-pukul. Pasien bilang merasa sakit tapi tidak menunjukkan mimik muka kesakitan. Pasien mengatakan sering diajak bicara oleh lelaki dan perempuan serta betara. Pasien juga bisa sembahyang dan mebanten menurut dia sendiri. Pasien makan 3 kali sehari dan mandi 2 kali sehari dengan sendirinya. Pasien mengatakan punya teman dekat bernama Dodi yang sering curhat kepadanya. Sering berdebat dengan Dodi. Pasien mengatakan sering berkaca karena merasa ada kotoran dimata. Pasien sekarang mengatakan dadanya terasa panas serta nafasnya panas. Pasien masih mengingat anaknya serta tanggal lahirnya. Pasien menuruti apa yang disuruh oleh yang membisikinya. Heteroanamnesis : Pasien datang sadar ke UGD RSJ Bangli diantar kakaknya. Oleh karena, mengamuk tidak jelas. Pasien dikatakan sering berbicara sendiri dirumah tetapisaat ditanya tidak menjawab. Pasien juga dikatakan tidak mau bantu-bantu dirumah seperti di warung. Pasien putus obat lebih dari 2 bulan. Sebelumnya sempat 5 kali dirawat di RSJ Bangli. Terakhir awal Maret 2015 keluar dari RSJ Bangli. Pasien dikatakan pernah menikah dan mempunyai anaktetapi bercerai. Pasien sempat ditelantarkan suaminya. Sekarang suaminya pergi dan menikah lagi. Pasien sebelum sakit adalah orang yang terbuka. Pasien juga dapat membeli makan sendiri di waung. Riwayat penyakit sebelumnya tidak ada. Pasien juga dikatakan tiba-tiba mengamuk tanpa sebab. Pasien sering pergi ke rumah tetangga dan membuat resah ditetangga. Pasien senang diajak jalan-jalan. Pasien dikatakan punya teman.Data Sekunder : Pasien mengatakan bahwa dia dibawa ke RSJ ini karena dirumah pasien sering mengamuk dan melempar barang-barang. Pasien mengatakan pasien mendengar suara seorang laki laki yang yang disukainya membisikannyaFAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ? ya tidak
2. Pengobatan sebelumnya ?
berhasil
kurang berhasil
tidak berhasilJelaskan : pasien sempat putus obat lebih dari 2 bulan3. Penolakan dari lingkungan : ya tidak
Jelaskan : saat dirumah, pasien sering membuat resah tetangganya. 4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
ya
tidak5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Pasien bercerai dengan suaminya.Masalah Keperawatan : Regimen terapeutik yang tidak tercapai
III. FISIK
1. Tanda vital :TD : 120/80 mmHg N : 100 x/menit S : 36,5oC P : 20 x/menit2. Ukuran :TB : 160 cm BB : 50 kg Turun Naik
3. Keluhan fisik Ya
Tidak
IV. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :
Keterangan:
: pasien
: menikah
: meninggal
: keturunan
: tinggal serumah
: laki-laki
: perempuan
Jelaskan : Pasien mengatakan bahwa pasien tinggal bersama dengan bapak, ibu, dan kakaknya.Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan2. Konsep Diria. Citra tubuh: Pasien mengatakan pasien menyukai bentuk tubuhnya.b. Identitas diri: Pasien mengatakan/mampu menyebutkan nama panjangnya, nama panggilannya, alamat, umur, serta pendidikannya.c. Peran : Pasien mengatakan bahwa dirumah ia berperan sebagai adik dari 6 bersaudara, sebagai Ibu dari anak laki-lakinya, dan sebagai pedagang. d. Ideal Diri:
Pasien berharap pasien cepat sembuh.e. Harga Diri: Pasien mengatakan bahwa ia agak susah bergaul.Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Pasien mengatakan orang yang berarti adalah ibunya dan anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Pasien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan dalam masyarakat.c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Pasien mengatakan menuruti suara bisikan-bisikan dalam bergaul. Di Rumah Sakit Jiwa pasien biasanya lebih banyak diam di kamar kalau di panggil baru akan keluar kamar.Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial.4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan: Pasien mengatakan bahwa dirinya beragama Hindu. b. Kegiatan ibadah
: Pasien mengatakan bahwa pasien sembahyang 2 kali sehariMasalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatanVI. STATUS MENTAL1. Penampilan
( Tidak Rapi
( Penggunaan pakaian tidak sesuai
( Cara pakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan: Pasien tampak rapi, pasien menggunakan pakaian khusus orang dengan gangguan jiwa RSJ Bangli.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan2. Pembicaraan
( Cepat ( Apatis
( Kasar
( Lambat
( Gagap( Membisu
( Inkoherensi( Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan: Saat diajak bicara, pembicaraan pasien cepat dan mampu menjawab pertanyaan perawat, terjadi koherensi.Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan3. Aktivitas motorik
Lesu Gelisah Tik Tremor
Tegang Agitasi Grimasem Kompulsif
Jelaskan: Pasien tidak mengalami gangguan aktivitas motorik baik saat berbicara dengan perawat atau saat beraktivitas. Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.4. Alam perasaan
Sedih Putus Asa Gembira berlebihan
Ketakutan Kuatir
Jelaskan: Pasien tampak tenang dan sering tersenyum saat pengkajianMasalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan 5. Afek/ emosi
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan: Pasien tampak merespon pertanyaan perawat dengan tersengyum.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan 6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Mudah tersinggung
Defensif
Tidak kooperatif Kontak mata kurang Curiga
Jelaskan : Saat pengkajian, pasien berinteraksi dengan kontak mata yang baik pada perawat dan mengatakan tidak ada suara bisikan-bisikan saat berbicara dengan perawat.Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial.7. Persepsi Pendengaran Pengelihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Jelaskan : Saat pengkajian, pasien mengatakan mendengar suara Tuhan Hindu dan Budha Gautama sedang berinteraksi, dan suara laki-laki yang akan dinikahinya yang selalu memberi nasihat jika pasien berbicara dengan orang lain, suara laki-laki tersebut akan memberi nasihat memperbolehkan atau tidak. Jika suara tersebut tidak memperbolehkan pasien bergaul, maka pasien akan diam saja atau tidur dikamar. Suara tersebut tiba-tiba muncul, dan terkadang seperti suara ingin berhubungan seks dengan pasien. Lama suara tersebut kira-kira 30 menit tetapi sering. Pasien selalu menuruti suara laki-laki tersebut.Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
Isolasi sosial8. Proses pikir
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of ideas BlockingPengulangan pembicaraan/ preservarasi
Jelaskan : Saat pengkajian, pasien tidak melakukan pengulangan/peservarasi dalam bercerita/menjawab pertanyaan perawat.Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan9. Isi pikir
Obsesi Hipokondria Ide yang terkait
Phobia Depersonalisasi Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan : Pada saat pengkajian, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh perawat dan mengatakan tentang apa yang dia pikirkan. Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan10. Tingkat kesadaran
Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi:
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : Tingkat kesadaran pasien yaitu compos mentis. Pasien dalam keadaan sadar dan tenang.Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan : Pasien tidak mengalami gangguan dalam memorinya. Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Pasien mampu fokus saat berbicara mengenai pengalamannya dan berhitung sesuai instruksi perawat.Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan : Pasien mampu menilai mana hal yang benar atau salah. Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan : Pasien mengatakan sadar akan dirinya yang sedang sakit jiwa, pasien juga mengatakan kepalanya sedang penuh.Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatanVII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi/menyediakan kebutuhan :
a. Makan : Bantuan minimal Bantuan total
b. Keamanan : Bantuan minimal Bantuan total
c. Tempat tinggal : Bantuan minimal Bantuan total
d. Perawatan kesehatan : Bantuan minimal Bantuan total
e. Berpakian / berhias: Bantuan minimal Bantuan total
f. Transportasi : Bantuan minimal Bantuan total
g. Uang : Bantuan minimal Bantuan total2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri : Bantuan minimal Bantuan total
b. Nutrisi :
Apakah anda puas dengan pola makan : ya tidak
Apakah anda memisahkan diri : ya tidak
Frekwensi makan perhari : 3x Frekwensi kudapan perhari : 2 x Nafsu makan : Baik BB : 50 kg Diet khusus : -c. Tidur
apakah ada masalah ?: ya tidak
apakah anda merasa segar setelah bangun tidur ? : ya tidak
apakah ada kebiasaan tidur siang ? : ya tidak
apa ada yang menolong anda untuk tidur ? ya tidak
Waktu tidur malam : ya tidak
3. Kemampuan klien dalam
Mengantisipasi kebutuhan sendiri ? : ya tidak
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : ya tidak
Mengatur penggunaan obat ?: ya tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan (Follow up) : ya tidak4. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : ya tidak
Teman Sejawat : ya tidak
Profesional/terapis : ya tidak
Kelompok social : ya tidak5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan yang menghasilkan atau hobi : ya tidak
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatanVIII. MEKANISME KOPING
Adaptif
Maladaptif
Bicara dengan orang lain
Minum alcohol
Mampu menyelesaikan masalah Relaksaksi lambat berlebih
Teknik relokasi
Berkerja berlebihan
Aktivitas konstruktif
Menghindar
Olahraga
Mencederai diri
Lainnya
Lainnya (Mengamuk dan membanting barang)Alasan: Pasien mengatakan sebelum masuk RSJ saat mengalami mendengar suara laki laki yang membisikkannya untuk melakukan sesuatu dan pasien biasanya mengamuk dan merobek robek baju.Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi sensori.
Koping individu tidak efektifIX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok:
Pasien mengatakan tidak mengalami masalah dari dukungan kelompoknya baik itu keluarga ataupun teman-temannya. Masalah dengan lingkungan:
Pasien mengatakan tidak mengalami masalah dengan lingkungannya. Masalah dengan pendidikan :
Pasien mengatakan pasien tidak pernah sekolah atau tidak menempuh pendidikan. Masalah dengan pekerjaan :
Pasien mengatakan tidak memiliki pekerjaan, tetapi pasien selalu mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci piring. Masalah dengan perumahan :
Pasien mengatakan tidak ada masalah di rumah. Pasien tinggal bersama bapak dan ketiga saudaranya. Masalah dengan ekonomi:
Pasien mengatakan ada masalah ekonomi karena, sering membeli makanan yang habis karena pamannya yang mengambil makanan di rumahnya. Masalah dengan pelayanan kesehatan :
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan dirinya. Pasien memiliki jaminan kesehatan JKBM. Masalah lainnya : tidak ada masalah keperawatanX. PENGETAHUAN KURANG TENTANG :
Penyakit jiwa
Faktor presipitasi
Koping
Lainnya
Sistem pendukung
Penyakit fisik
Obat-obatan
Masalah Keperawatan : koping.XI. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : 1. Skizofrenia Paranoid Diagnosis multiaxial :
Aksis I
: Skizofrenia Paranoid + ketidakpatuhan minum obatAksis II: gangguan kepribadian paranoidAksis III: Tidak ada diagnosis
Aksis IV: masalah dengan perceraianAksis V: 70-61XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATANDataMasalah Keperawatan
Subyektif :
Pasien mengatakan saat dirumah sering melempar barang-barangObyektif :
Pasien terkadang hanya diam sajaRisiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
Subyektif :
Pasien mengatakan rutin minum obatObyektif :
Pasien sempat putus obat selama 2 bulan Pasien kembali masuk RSJ tanggal 27 April 2015.Regimen terapeutik yang tidak tercapai
Subyektif :Pasien mengatakan menuruti suara bisikan-bisikan yang didengarnya, pasien tidak akan berinteraksi dan akan diam saja dikamar jika suara tersebut tidak memperbolehkan.Obyektif :
Pasien terkadang hanya diam dikamar Isolasi Sosial
Subyektif :
Pasien mengatakan mendengar suara Tuhan Hindu dan Budha Gautama sedang berinteraksi, dan suara laki-laki yang akan dinikahinya. Suara tersebut tiba-tiba muncul. Lama suara tersebut sekitar 30 menit tetapi sering. Pasien selalu menuruti suara tersebut.Obyektif :
Pasien tampak tersenyum sendiri atau tertawa tiba-tiba. Dan terkadang hanya diam saja.Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
Subyektif :
Pasien mengatakan menuruti suara bisikan-bisikan yang didengarnya, apakah diperbolehkan bergaul atau tidak.Obyektif :
Pasien tampak mau bergaul dan terkadang hanya diam saja dikamarKoping individu tidak efektif
POHON MASALAH
XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran2. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, lingkungan
3. Isolasi sosial4. Regimen terapiutik yang tidak terpenuhi
5. Koping individu tidak efektif
Bangli, 18 Mei 2015 Mahasiswa
(I Putu Praja Santika Abadi)
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALIHari/Tgl/ JamDiagnosa KeperawatanPerencanaanRasional
TujuanKriteria hasilIntervensi
Selasa, 19 Mei 2015
Pukul 11.00 WITAGangguan persepsi sensori : Halusinasi
TUM :
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya. TUK 1 :
Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 15 menit dengan 1 kali pertemuan pasien diharapkan:
Kriteria Evaluasi :
1. Ekspresi wajah bersahabat
2. Menunjukan rasa senang
3. Ada kontak mata
4. Mau berjabat tangan, mau menyebut nama, mau menjawab salam
5. Mau duduk berdampingan dengan perawat
6. Mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
1. Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7. Berikan perhatian kepada klienHubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya
TUK 2 :
Klien mengenal halusinasinya
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 15 menit dengan 1 kali pertemuan pasien diharapkan:
Kriteria Evaluasi :
1. Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi2. Klien dapat mengungkapkan peran terhadap halusinasi. 1. Adakah kontak sering dan singkat secara bertahap2. Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya; bicara dan tertawa terhadap stimulus, memandang ke kiri atau ke kanan atau ke dean seolah-olah ada teman bicara3. Bantu klien mengenal halusinasinya.4. Diskusikan dengan klien situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi , waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi
5. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi, beri kesempatan mengungkapkan perasaannya
a Kontak sering tapi singkat selain membina hubungan saling percaya, juga dapat memutuskan halusinasi
b Mengenal perilaku pada saat halusinasi timbul memudahkan perawat dalam melakukan intervensic Mengenal halusinasi memungkinkan klien untuk menghindarkan factor pencetus timbulnya halusinasid Dengan mengetahui waktu, isi, dan frekuensi munculnya halusinasi mempermudah tindakan keperawatan klien yang akan dilakukan perawat.e Untuk mengidentifikasi pengaruh halusinasi klien
TUK 3 : Klien dapat mengontrol halusinasinyaSetelah diberikan asuhan keperawatan selama 15 menit dengan 1 kali pertemuan pasien diharapkan : Kriteria Hasil :
1. Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasa dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya.2. Klien dapat menyebutkan cara baru 3. Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasi seperti yang telah didiskusikan dengan klien.1. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi2. Diskusikan manfaat cara yang akan dilakukan klien, jika bermanfaat beri pujian.
3. Diskusikan cara baru untuk memutus atau mengontrol halusinansi :
a. Katakan Saya tidak mau dengar kamu ( pada saat halusinasi terjadi )
b. Menemui orang lain untuk bercakap cakap atau mengatakan halusinasi yang terdengar
c. Membuat jadwal kegiatan sehari hari agar halusinasi tidak muncul
d. Minta keluarga/teman/perawat jika nampak bicara sendiri.
e. Bantu klien memilih dan melatih cara memutuskan halusinasi secara bertahap.1. Upaya untuk memutuskan halusinasi sehingga tidak berlanjut.2. Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien.
3. Memberikan alternative pilihan bagi klien mengontrol halusinasi
4. Memotivasi dapat meningkatkan kegiatan klien untuk mencoba memilih salah satu cara mengendalikan halusinasi dan dapat meningkatkan harga diri klien.
TUK 4 : Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasiSetelah diberikan asuhan keperawatan selama 15 menit dengan 1 kali pertemuan pasien diharapkan :
Kriterian Hasil :
Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan kegiatan untuk mengendalikan halusinasi1. Diskusikan dengan keluarga :
a. Gejala halusinasi yang dialami klien
b. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
c. Cara merawat anggota keluarga untuk memutus halusinasi di rumah, beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, berpergian bersama.
d. Beri informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan halusinasi terkontrol dan risiko mencederai orang lain.Untuk mengetahui pengetahuan keluarga dan meningkatkan kemampuan pengetahuan tentang halusinasi
TUK 5:
Klien dapat memanfaatkan obat dengan benarSetelah diberikan asuhan keperawatan selama 15 menit dengan 1 kali pertemuan pasien diharapkan:
Kriteria Evaluasi :
1. Klien dapat menyebutkan manfaat, dosis, dan efek samping obat
1. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat secara benar
2. Klien dapat informasi tentang efek samping obat
3. Klien dapat memahami akibat berhenti minum obat
Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat1. Diskusikan dengan klien dan keluaraga tentang dosis, frekuensi, manfaat obat
2. Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
3. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang dirasakan
4. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip benara Dengan menyebutkan dosis, frekuensi dan manfaat obat.
b Diharapkan klien melaksanakan program pengobatan.
c Menilai kemampuan klien dalam pengobatannya sendiri.
d Dengan mengetahui efek samping obat klien akan tahu apa yang harus dilakukan setelah minum obat
e Program pengobatan dapat berjalan sesuai rencana
Dengan mengetahui prinsip penggunaan obat, maka kemandirian klien untuk pengobatan dapat ditingkatkan secara bertahap.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI
Evaluasi Proses :
Hari/tgl/jamNo dxImplementasiRespon klienParaf
Selasa, 19 Mei 2015
Pk. 11.30 WITA
Rabu, 20 Mei 2015
Pk. 09.00 WITA
Rabu, 20 Mei 2015
Pk. 09.20 WITA
Kamis, 21 Mei 2015
Pk. 16.00 WITA
11
1TUK1
1. Menyapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2. Memperkenalkan diri dengan sopan
3. Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4. Menjelaskan tujuan pertemuan
5. Menunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
6. Memberi perhatian pada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien.7. Tidak membantah dan mendukung waham klien
8. Mengobservasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-hari dan perawatan diriTUK 2
1. Adakah kontak sering dan singkat secara bertahap2. Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya; bicara dan tertawa terhadap stimulus, memandang ke kiri atau ke kanan atau ke depan seolah-olah ada teman bicara3. Bantu klien mengenal halusinasinya.4. Diskusikan dengan klien situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi , waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi
5. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi, beri kesempatan mengungkapkan perasaannyaTUK 31. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
2. Diskusikan manfaat cara yang akan dilakukan klien, jika bermanfaat beri pujian.
3. Diskusikan cara baru untuk memutus atau mengontrol halusinansi :
a. Katakan Saya tidak mau dengar kamu ( pada saat halusinasi terjadi )
b. Menemui orang lain untuk bercakap cakap atau mengatakan halusinasi yang terdengar
c. Membuat jadwal kegiatan sehari hari agar halusinasi tidak muncul d. Minta keluarga/teman/perawat jika nampak bicara sendiri.e. Bantu klien memilih dan melatih cara memutuskan halusinasi secara bertahap.
TUK 5: 1. Diskusikan dengan klien dan keluaraga tentang dosis, frekuensi, manfaat obat 2. Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
3. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang dirasakan
4. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
5. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip benarTUK1
DS :
1. Pasien menjawab sapaan perawat Selamat siang juga dik
2. Pasien memperkenalkan dirinyadengan berkata berkata Nama saya KDW, panggil saja saya Bu D.
3. Pasien mengatakan dapat beraktivitas biasa untuk melakukan kegiatan sehari-hariDO:
1. Pasien tampak ramah dan tersenyum saat ditanya perawat.2. Kontak mata ada3. Pasien tampak kooperatif saat diajak berkenalan oleh perawat.
4. Pasien tampak kooperatif mendengarkan dan mau menjawaab pertanyaan perawatTUK 2
DS:
1. Pasien mengatakan mendengar suara Tuhan Hindu dan Budha Gautama sedang berinteraksi mengenai pernikahan dengan WHO, dan suara laki-laki yang akan dinikahinya yang selalu memberi nasihat saat pasien bersosialisasi dengan orang lain. 2. Pasien mengatakan bahwa itu terjadi suara itu muncul secara tiba-tiba.
3. Pasien mengatakan suara tersebut lamanya sekitar 30 menit tetapi sering.DO:
1. Pasien terkadang tersenyum dan tertawa sendiri.2. Pasien tampak serius mengungkapkan halusinasinya3. Pasien tampak aktif menoleh kanan dan kiri saat berbicara dengan perawat.4. Kontak mata ada.TUK3
DS :
1. Pasien mengatakan pasien ingin menghilangkan suara laki laki tersebut, karena terkadang mengganggunya karena terdengar seperti ingin berhubungan seks.
2. Pasien biasanya diam dikamar, karena pasien mengatakan jika dia dikamar maka suara-suara tersebut akan jarang terdengar.DO :
1. Pasien tampak antusias mendengarkan cara memutus atau mengontrol halusinasi .2. Pasien mau mengatakan Saya tidak mau dengar kamu
3. Pasien mau membuat jadwal kegiatan sehari-hari seperti senam pagi hari, mencuci baju, mencuci piring, menyapu, dan bersosialisasi dengan orang lain.4. Pasien tampak senang setelah diberi pengetahuan mengenai cara mengontrol halusinasiTUK 5DS:
1. Pasien mengatakan sudah mengetahui tentang dosis, waktu pemberian obat, warna, dan manfaat obat2. Pasien mengatakan tidak pernah putus obat selama di RSJDO:
1. Pasien tampak kooperatif dan antusias mendengarkan penjelasan perawat
Evaluasi Hasil :Hari/tanggal/jamDiagnosa KeperawatanEvaluasi
Kamis, 21 Mei 2015
Pk. 16.25 WITAGangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaranS :
1. Pasien mengatakan merasa senang dapat bercerita dengan perawat mengenai halusinasinya atau permasalahannya.2. Pasien mengatakan mampu melakukan aktivitas seperti senam, mencuci baju, mencuci piring, menyapu, dan bersosialisasi dengan orang lain3. Pasien mengatakan masih mendengar suara-suara bisikan tersebut tetapi sudah jarang.
4. Pasien menyebutkan warna, waktu, dan manfaat obat yang diminum.O:
1. Pasien tampak kooperatif dan tenang saat bercerita dengan perawat.
2. Kontak mata ada.3. Pasien tampak mengikuti senam di pagi hari.
4. Pasien tampak kooperatif saat mendengarkan atau menjawab pertanyaan perawat.5. Pasien tampak kooperatif menyebutkan tentang obat yang diminum.
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
Core Problem
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, lingkungan
Effect
m
m
m
m
m
Isolasi sosial
Causa
m
Regimen terapiutik yang tidak terpenuhi.
Koping individu tidak efektif.
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m