bab-i
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh berbagai aspek,
diantaranya metode mengajar yang efektif dan efisien.
Metode mengajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan
dan bahan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, selain daripada itu
keberhasilan pembelajaran ditentukan pula oleh metode yang sesuai dengan
tingkat perkembangan dan pengetahuan siswa.
Salah satu metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia
adalah metode inquiri. Metode ini mendorong dan mengarahkan siswa untuk
melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar dengan melakukan
berbagai kegiatan penelitian sederhana. Kegiatan tersebut dapat berupa
mengumpulkan data melalui pengamatan, mencatat, menafsirkan data serta
mengambil kesimpulan.
Empat keterampilan berbahasa yang disajikan dalam pengajaran bahasa
Indonesia di sekolah-sekolah meliputi, keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, dan keterampilan menulis. Salah satu keterapilan berbahasa yang perlu
dikembangkan adalah keterampilan membaca.
Pengertian membaca yang dikemukan oleh W.J.S. Poerwadarminta (1976 :
71) adalah “Melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan tujuan ingin
mengetahui isinya.” Henry Guntur Tarigan (1983 : 2) mengatakan bahwa
1
“Membaca yaitu proses pemerolehan pesan yang disampaikan oleh seorang
penulis melaui tulisan”.
Bagi para siswa membaca merupakan kunci keberhasilan untuk meraih
prestasi. Pepatah mengatakan “Buku adalah gudang ilmu membaca adalah
kuncinya.” Makin banyak membaca buku, makin banyak pula ilmu yang didapat.
Perlu kita sadari bahwa dengan kemajuan teknologi justru minat membaca
pada para pelajar sangat kurang sekali. Anak lebih senang menonton televisi dari
pada membaca buku.
Seperti yang pernah penulis ketahui ketika mengadakan PPL di SMP
Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009, seharusnya siswa kelas VII SMP sudah
memiliki keterampilan dalam membaca kritis, sebab mereka telah mengikuti
program pendidikan pada jenjang sekolah sebelumnya, yaitu Sekolah Dasar yang
juga menyajikan program pendidikan bahasa Indonesia. Untuk mencapai
keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa persiapan
faktor diantaranya adalah kemampuan guru dalam membuat persiapan dan
perencanaan pelajaran, kecermatan memilih dan menggunakan metode dengan
tepat.
Berdasarkan latar belakang itulah penulis mengadakan penelitian dengan
judul “Efektifitas Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran Membaca
Kritis di Kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon Tahun Ajar 2008/2009”.
2
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, identifikasi
masalah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan Dasar Siswa
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar siswa adalah
kemampuan dasar siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung.
Pengetahuan dasar siswa akan membantu mempermudah mempelajari bahan
pelajaran. Hal ini kerena ada kaitannya antara pengetahun dasar siswa dengan
materi yang akan diajarkan. Semakin banyak pengetahuan dasar siswa akan
semakin besar bantuan keberhasilan proses belajar mengajar. Kemampuan dasar
siswa dapat diketahui dari hasil Pretes.
b. Proses Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar sangat menentukan keberhasilan pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh aktifitas Guru dan siswa.
Kemampuan menciptakan kondisi belajar yang membelajarkan siswa sangat
penting. Proses pembelajaran hasilnya dapat diketahui melalui hasil postes.
c. Penggunaan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara melakukan interaksi antara guru
dengan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. Ketepatan penggunaan
metode pembelajaran dengan materi dan tujuan pembelajaran akan membantu
pencapaian hasil belajar dengan mudah. Namun demikian, metode pembelajaran
3
hendaknya disesuaikan dengan tingkat keluasan dan kedalaman materi
pembelajaran.
2. Rumusan Masalah
“Masalah adalah sesuatu hal yang harus dipecahkan.” (Poerwadarminta,
1982 : 64). Berdasarkan pengertian tersebut, masalah adalah sesuatu kesulitan
yang memerlukan pemecahan agar masalah tersebut mudah dipecahkan, maka
semestinya dirumuskan secara jelas terlebih dahulu.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
a. Apakah Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon telah
memiliki keterampilan membaca kritis sebelum uji coba pembelajaran ?
b. Apakah Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon telah
memiliki keterampilan membaca kritis sesudah uji coba pembelajaran dengan
menggunakan metode inquiri ?
c. Efektifkah penggunaan metode inquiri pada pembelajaran
membaca kritis di kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam sebuah penelitian sangatlah penting, agar kita dapat
menyusun langkah-langkah penelitian secara tepat.
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka penulisan menentukan
tujuan penelitian sebagai berikut :
4
1. Mendapatkan data mengenai kemampuan siswa kelas VII
SMP Negeri 9 Cirebon dalam membaca kritis sebelum uji coba pembelajaran.
2. Mendapatkan data mengenai kemampuan siswa kelas VII
SMP Negeri 9 Cirebon dalam membaca kritis setelah pembelajaran dengan
menggunakan metode inquiri.
3. Mendapatkan data mengenai Efektifitas penggunaan metode
inquiri pada pembelajaran membaca kritis siswa kelas VII SMP Negeri 9
Cirebon.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil dari sebuah penelitian diharapkan ada manfaatnya baik yang bersifat
teoritis maupun secara praktis.
1. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan, khususnya
tentang membaca kritis.
2. Secara Praktis
a. Bagi Guru
Bagi para guru khususnya guru Bahasa Indonesia mendapat
gambaran tentang bagaimana cara menerapkan metode inquiri dalam
membaca kritis.
b. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman apabila akan
memeberikan pengajaran dengan metode inquiri kepada guru-guru.
5
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar di tempat tugasnya.
d. Bagi Lembaga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literature
perpustakaan dan sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian yang
lebih lanjut.
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian
1. Anggapan Dasar Penelitian
Winarno surakhmad (1994 : 10) mengatakan bahwa “Anggapan dasar atau
postulat adalah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik
itu.”
Berdasarkan pola pendapat di atas, yang menjadi anggapan dasar dalam
penelitian ini adalah sebagi berikut :
a. Kemampuan membaca kritis merupakan salah satu bahan pembelajaran
Bahasa Indonesia di SMP yang akan mampu meningkatkan pengetahuan
serta keterampilan dalam menentukan tema cerita, membuat kesimpulan
bacaan, membedakan fakta dan opini, membedakan realitas dan fantasi,
menilai kebenaran isi bacaan serta menilai kesesuaian antara judul dan
pengembangannya.
b. Metode inquiri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam
pembelajaran membaca kritis. Metode ini mendorong dan mengarahkan
siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam prosesbelajar mengajar
6
dengan melakukan berbagai kegiatan seperti mencatat, menafsirkan data,
serta mengambil kesimpulan.
2. Hipotesis Penelitian
“Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai
salah satu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan
merupakan dasar serta panduan dalam verifikasi” (Nasir, 1988 : 182).
Hipotesis yang penulis susun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan siswa dalam membaca kritis pada siswa kelas VII
SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 sebelum pembelajaran masih
rendah
b. Kemampuan siswa dalam membaca kritis pada siswa kelas VII
SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 setelah mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan metode inquiri meningkat.
c. Pembelajaran membaca kritis pada siswa kelas VII SMP Negeri 9
Cirebon tahun ajar 2008/2009 dengan menggunakan metode inquiri ternyata
efektif.
F. Definisi Istilah
Istilah-istilah dalam judul penelitian membutuhkan persiapan yang sama
agar tidak menimbulkan kesimpang siuran pemahaman khususnya bagi pembaca
maka definisi istilah diperlukan.
Definisi istilah yang penulis susun, sebagai berikut :
7
Efektifitas adalah ketepatan waktu dalam hai ini ketepatan dalam
menggunakan metode inquiri.
Penggunaan adalah pemakaian (alat, perkakas), pemanfaatan, dalam hal ini
penggunaan metode inquiri.
Metode inquiri adalah metode pembelajaran yang mengkondisikan siswa
agar mampu menemukan sendiri tentang teori yang ada melalui pembuktian yang
telah dilakukannya.
Pembelajaran adalah proses penyampaian materi atau bahan pembelajaran
melalui interaksi antara guru dengan murid untuk mencapai hasil belajar yang
optimal dengan menggunakan metode yang relevan. Pembelajaran dalam
penelitian ini adalah pembelajaran membaca kritis.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA TENTANG EFEKTIFITAS PENGGUNAAN
METODE INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS
A. Membaca
1. Pengertian Membaca
Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dapat
dilakukan oleh hampir setiap orang. Pengertian membaca dikemukakan oleh
Tarigan (1986 : 8) yang mengatakan bahwa, “Membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca melalui media kata-kata dan bahasa
tulis”.
Untuk memperoleh pesanan yang terdapat dalam bacaan dituntut memiliki
keterampilan mengamati makna simbol-simbol tulisan, memahami serta
memikirkan dengan sugguh-sungguh. Hal ini seseai dengan pendapat Burhan
(1990 : 90) yang menyatakan bahwa, “Membaca adalah perbuatan atau yang
dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan mulai dari melihat atau
mengamati, memahami, dan memikirkan”. Kegiatan membaca mulai dari melihat
atau mengamati tulisan, selanjutnya dapat memahami atau mengerti isi bacaan
bahkan mungkin dapat melisankan kembali sesuai dengan apa yang dutulis dalam
bacaan. Poerwadarminta (1987 : 71) menyatakan bahwa, “Membaca adalah
melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang ditulis itu”.
9
2. Tujuan Membaca
Tujuan utama kegiatan membaca bagi seorang pembaca adalahmencari
serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami bacaan atau memperoleh
rasa kebahagiaan dari bacaan. Dengan kata lain kegiatan membaca mempunyai
bebarapa tujuan utama, yaitu : (a) untuk mengetahui maksud yang disampaikan
oleh orang lain dalam bentuk bahasa tertulis dan (b) untuk memperdalam ilmu
pengetahuan. Tarigan (1986 : 9) menyatakan bahwa, “Fungsi utama membaca
adalah untuk memperoleh infomasi”. Begitu pun dengan Roojiakkaers dalam
Tarigan (1986 : 176) menyatakan bahwa:
Kegiatan membaca adalah merupakan sesuatu yang cukup penting artinya bagi kita. Dengan membaca secara teratur dapat menyerap gagasan, teori analisa atau penemuan orang lain. Dan lewat kegiatan mambaca pula orang dapat mengembangkan diri untuk bidangnya, serta dapat mengikuti setiap perkembangan baru yang terjadi.
3. Jenis Membaca
Ada beberapa jenis membaca yang dapat dilakukan seseorang, antara lain
membaca nyaring dan membaca dalam hati.
Jenis-jenis kegiatan membaca dibagi dua, yaitu ekstensif dan membaca
instensif. Kedua jenis kegiatan membaca ini memiliki bagian-bagian tersendiri
sebagaimana penulis uraikan di bawah ini.
a. Membaca ekstensif, terdiri atas : 1) membaca survey, 2) membaca sekilas,
3) membaca dangkal.
b. Membaca insentif, terdiri atas :
10
1) Membaca telaah isi, memiiki jenis-jenis :
a) membaca telilti
b) membaca pemahaman
c) membaca kritis
d) membaca ide-ide
2) Membaca telaah bahasa, memiliki jenis-jenis :
a) membaca bahasa dan
b) membaca sastra
Membaca nyaring diartikan oleh Tarigan (1986 : 22) yang menyatakan
bahwa “…suatu aktifitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid
ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk
menangkap atau memahami informasi, pikiran atau perasaan seorang pengarang”.
Berdasarkan pengertian tersebut, dalam membaca nyaring seorang pembaca
dapat mengetahui makna serta perasaan yang terkandung dalam bacaan,
sedangkan pendengar diharapkan dapat memberikan tanggapan terhadap bahan
bacaan yang didengarnya agar terjadi timbal balik yang searah. Membaca nyaring
biasanya digunakan untuk membaca puisi atau membaca cerita pendek untuk
orang lain. Dengan membaca nyaring, orang lain dapat mendengar secara
langsung dan diharapkan dapat memahami informasi atau pemikiran yang
terkandung dalam bacaan tersebut.
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami
keseluruha isi bacaan secara mendalam isi bacaan itu dengan mengikut sertakan
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerakan
11
ataupun suara. Pada saat membaca dalam hati seseorang dituntut untuk
menggunakan mata dan ingatan untuk dapat menangkap dan memahami informasi
yang tersurat dan tersirat dalam bacaan. Membaca dalam hati terbagi dalam dua
kelompok, yaitu membaca ekstensif dam membaca intensif.
Membaca ekstensif dikelompokkan lagi menjadi membaca survey,
membaca sekilas dan membaca dangkal. Membaca intensif meliputi membaca
telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi terbagi atas membaca
teliti membaca memahami, membaca kritis dan membaca ide-ide, sedangkan
membaca telaah bahasa terdiri dari membaca bahasa dan membaca sastra.
Dengan demikian membaca dalam hati dapat diartikan sebagai salah satu
keterampilan berbahasa yang dilakukan tanpa gerak lisan maupun suara untuk
mendalami isi bacaan baik yang tersurat maupun yang tersirat sehingga hasilnya
dapat diungkapkan baik dengan bahasa tulis maupun bahasa lisan. Membaca
dalam hati dapat dilaksanakan dengan berbagai terknik yakni dengan membaca
ekstensif maupun intensif.
Uraian membaca kritis termasuk membaca dalam hati dengan cara
membaca intensif yang lebih menekankan pada membaca telaah isi. Dengan
demikia membaca kritis merupakan salah satu keterampilan berbahasa, yang
bertujuan untuk menemukan gagasan isi bacaan secara kritis yang tersurat
maupun yang tersirat dalam bacaan yang disajikan oleh penulis. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Tarigan (1986 : 64) bahwa, “Membaca kritisatau
reading for understanding yang dimaksud di sini adalah sejenis membaca yang
12
bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma kesastraan, resensi kritis,
drama tulis, dan pola-pola fiksi”.
Melalui membaca pemahaman, untuk memahami gagasan yang tersirat
maupun yang tersurat dalam bacaan diperlukan pengalaman, pengetahuan yang
luas yang terlibat secara kritis dari pembaca. Oleh sebab itu keberhasilan
kemampuan membaca kritispada siswa sangat tergantung pada pengalaman,
pengetahuan serta teknik membaca. Pembaca dalam membaca kritisbukan berarti
dituntut untuk menghafal kalilmat demi kalimat dalam bacaan tersebut,dituntut
untuk mengetahui dan mengingat hal-hal pokok serta perincian penting yang ada
hubungannya dengan bacaan. Dengan demikian, membaca kritismenuntut ingatan
agar memahami isi bacaan terdebut secara mendasar yang akhirnya mengerti,
kemudian dapat menerapkan dan menggunakan dengan baik.
Kemampuan membaca kritis merupakan seperangkat keterampilan dalam
memperoleh pengetahuan sebagai akibat memberikan kesempatan pada orang
lailn untuik memperoleh informasi dari bahasa tulis. Ada tujuh macam perangkat
keterampilan dalam membaca pemahaman.
Adapun ketujuh macam perangkat keterampilan dalam membaca
pemahaman, adalah sebagai berikut.
(1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for detail of facts).
(2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main idears).(3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisai cerita
(reading for sequence of organisaion).(4) Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for
inference).(5) Membaca untuk mengelompokan atau membaca untuk
mengklasifikasikan (reading for classification).(6) Membaca untuk menilai atau mengevaluasi (reading for evaluation).
13
(7) Membaca untuk memperbandingkan (reading to compare or contars). (Anderson dalam Tarigan, 1986 : 9-10).
4. Aspek-Aspek Membaca
Keterampilan membaca merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Agar
dalam membaca kritisberhasil secara efektif perlu diperhatikan aspek-aspek
keterampilan sebagai penunjang dalam kegiatan membaca. Aspek—aspek
membaca digolongkan menjadi lima bagian, yang tiap-tiap bagian tersebut dapat
dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Aspek-aspek membaca tersebut yaitu :
a. Keterampilan mengenali kata,
b. Keterampilan mengenali tanda baca,
c. Keterampilan memahami makna tersurat ada enam jenis, yaitu :
1) Keterampilan memahami makna kata,
2) Keterampilan memahami makna frase,
3) Keterampilan memahami makna kalimat,
4) Keterampilan memahami makna paragraf,
5) Keterampilan memahami makna sebab,
6) Keterampilan memahami makna bab,
d. Kemampuan mambaca kreatif dibagi lima jenis, yaitu :
1) Kemampuan membuat ringkasan,
2) Kemampuan membuat out line,
3) Kemampuan menyusun resensi,
4) Kemampuan menerapkan isi bacaan dalam konteks sehari-hari, dan
14
5) Kemampuan membuat esai balikan.
Aspek-aspek membaca sebagai penunjang keberhasilan membaca kritisini
dikelompokkan mulai dari keterampilan yang dianggap berada pada urutan yang
paling rendah, seperti pengenalan bentuk, pengenalan unsur-unsur linguistik,
pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan pola bunyi, kecepatan
membaca bertaraf lambat, sampai pada keterampilan yang dianggap berada pada
urutan yang tinggi, seperti memahami pengertian sederhana, memahami
signifikan atau makna evaluasi atau penelitian, dan kecepatan membaca yang
fleksibel, yang sudah sesuai dengan keadaan.
B. Langkah-Langkah Kegiatan Membaca Kritis
1. Pengertian membaca kritis
Membaca kritis ialah suatu keterampilan berbahasa, yang bertujuan untuk
menemukan gagasan isi bacaan secara kritis yang tersurat maupun yang tersirat
dalam bacaan yang disajikan penulis.
2. keterampilan membaca kritis
Dalam memahami suatu bacaan yang disajaikan dalam tisan dibutuhkan
keterampilan dan pengalaman yang akan sangat mendukung pembaca dalam
mencapai tujuan dari kegiatan membacanya. Keterampilan dalam kegiatan
membaca kritis penulis uraikan sebagai berikut :
Keterampilan membaca kritis ada 11 jenis, yaitu :
a Kemampuan menemukan tema cerita,
b Kemampuan membuat kesimpulan bacaan,
15
c Kemempuan menganalisa fakta-fakta penunjang,
d Kemampuan mengorganisasikan fakta-fakta,
e Kemampuan membedakan fakta dan opini,
f Kemampuan membedakan realitas dan fantasi,
g Kemampuan menemukan unsur-unsur propaganda,
h Kemampuan menemukan latar belakang tujuan pengarang,
i Kemampuan meramalkan dampak,
j Kemampuan menilai kebenaran isi bacaan,
k Kemampuan menilai kesesuaian antara judul dan pengembangannya.
3. Langkah-Langkah Kegiatan Membaca Kritis
Setiap guru bahasa Indonesia haruslah dapat membantu serta membimbing
para siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan –keterampilan
yang mereka butuhkan dalam membaca pemahaman, yaitu sebagai berikut.
a. Peranan guru membantu siswa memperkaya kosa kata, sebagai berikut.
1) Memperkenalkan sinonim, antnonim, frasem dan kata-kata
berdasar sama
2) Memperkenalkan imbuhan, yang mencakup awalan, sisipan dan
akhiran.
3) Memperkirakan makna kata yang abstrak dengan bahasa daerah.
4) Kalau perlu menjelaskan arti kata yang abstrak dengan bahasa
daerah.
b. Guru dapat membantu para siswa untuk memahami makna struktur kata,
kalimat dan sebagainya disertai latihan seperlunya.
16
c. Kalau perlu guru dapat memberikan serta menjelaskan wawasan
pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah, peribahasa, dan lain-lain
dalam bahasa daerah atau bahasa para ibu siswa.
d. Guru dapat menjamin serta memastikan pemahaman para siswa dengan
berbagai cara sebagai berikut.
1) Mengemukakan berbagai jenis pertanyaan terhadap kalimat yang
sama;
2) Mengemukakan pertanyaan, yang jawabannya dapat ditemukan
oleh para siswa secara verbetain (kata demi kata) dalam bahan bacaan.
3) Menyuruh siswa membuat rangkuman atau ikhtisar suatu paragraf.
Rangkuman tersebut haruslah mencakup ide-ide penting dalam urutan
yang wajar.
4) Menanyakan ide-ide pokok suatu paragraf
5) Menyuruh para siswa untuk menemukan kata-kata yang
melukiskan seseorang atau proses yang menyatakan bahwa orang
beraktivitas : seperti bergegas, marah, dan sebagainya.
6) Menunjukkan kalimat-kalimat yang kurang baik letaknya, dan
menyuruh para siswa untuk menempatkan pada tempat sesuai susunannya.
e. Guru dapat meningkatkan kecepatan membaca para siswa, dengan cara
sebagai berikut :
1) Membaca dalam hati hendaknya diukur sesuai waktu membaca
tersebut;
17
2) Diusahakan agar waktu semakin bertambah singkat, efesien secara
teratur.
3) Harus dihindari gerakan-gerakan bibir pada saat membaca dalam
hati, hal ini tidak baik dan tidak perlu dilakukan oleh para siswa.
Agar usaha meningkatkan efektivitas pembelajaran membaca kritisitu
tercapai sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan adanya langkah-langkah
pembelajaran yang tepat. Langkah-langkah dalam pembelajaran membaca kritis
dapat dilaksanakan sebagai berikut.
a) Memeriksa bahan bacaan yang akan dibaca siswa secara menyeluruh
pemeriksaan menyangkut kata-kata yang memungkinkan siswa belum
mengerti. Apabila dibiarkan maka siswa mengalami kesuliltan pemahaman
kalimat atau bacaan kalimat.
b) Meneliti bahan bacaan dengan teliti dengan cara melihat bagian-bagian
penting antara lain : judul, subjudul, daftar isi, dan kata pengantar.
c) Membaca isi bacaan itu secara sepintas atau sekilas.
d) Mempersiapkan diri untuk membaca secara mendalam atau secara intensif
dengan cara memusatkan pikiran atau konsentrasi.
e) Membaca isi bacaan secara mendalam dengan jalan memahami isi bacaan,
kalimat dalam satu paragraf demi paragraf dalam satu bacaan serta
keseluruhan bacaan.
f) Berfikirlah secara kritis, lebih mengutamakan pemahaman isi bacaan daripada
hafalan.
18
C. Metode Pembelajaran
1. pengertian Metode Pembelajaran
pengertian metode atau metoda berasal dari metha yang berarti melalui
atau melewati dan hodos yang yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan
atau cara yang harus dilalui untukmencapai tujuan tertentu. Hal ini sesuai dengan
pendapat ahli yang menyatakan, “Metode adalah cara yang teratur dan berfikir
baik-baik untuk mencapai suatu maksud” (Poerwadarminta, 1989 : 649).
Metode pembelajaran merupakan tingkat penerapan teori-teori yang
didasaekan kepada satu jenis pendekatan, sehingga merupakan rancanan yang
menyeluruh dari jenis keterampilan yangakan dikuasai siswa, materi yang harus
digunakan, serta penyusunan urutan materi penyajian.
Berdasarkan uraian di atas, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan suatu pekerjaan atau kegiatan guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan atau ditetapkan.
2. Fungsi Penggunaan Metode Mengajar
a. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan.
b. Gambaran aktivitas yang ditempuh siswa dan guru dalam pembelajaran.
c. Sebagai bahan pertimbangan untuk mengdakan bimbingan.
3. Jenis-Jenis Metode
Ada beberapa jenis metode yang dapat digunakan dalam mengajarkan
bahasa Indonesia. Metode-metode tersebut diantaranya sebagai berikut : metode
ceramah, metode inquiri, metode demonstrasi, metode tanya jawab, metode
19
diskoveri, metode eksperimen, metode inquiri, dan masih banyak jenis-jenis
metode pembelajaran lainnya.
Dari sekian banyak metode yang ada maka pembelajaran kalimat majemuk
bertingkat dalam penelitian ini diarahkan menggunakan metode inquiri. Hal ini
karena metode ini efektif digunakan untuk mencapai hasil belajar.
4. Metode Inquiri
a. Pengertian Metode Inquiri
Metode inquiri adalah metode pembelajaran yang mengkondisikan
siswa agar mampu menemukan sendiri tentang teori yang ada melalui
pembuktian yang telah dilakukannya. Metode inquri dalam penellitian ini
digunakan untuk mengpembelajarankan pembelajaran membaca kritis kalimat
majemuk bertingkat untuk mengetahui kemampuan siswa dengan cara siswa
menemukan sendiri jawabannya.
b. Prisip-Prinsip Metode Inquiri
1) Selalu ingin menguji kebenaran tentang sesuatu (skeptis).
2) Membangkitkan rasa ingin tahu terhadap materi pelajaran
(curiosity).
3) Memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif.
4) Memungkinkan siswa belajar memecahkan masalah(problem
solving)
5) Memungkinkan siswa melakukan penemuan tentang suatu topik
(inquiri)
6) Memungkinkan siswa mampu menyimak.
20
7) Memungkinkan untuk belajar mnadiri (independent study)
8) Meungkinkan untuk belajar bersama (cooperative learning).
9) Memungkinkan siswa lebih termotivasi dalam belajar.
c. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Inquiri
Langkah-langkah penggunaan metode inquiri banyak ditentukan oleh
aktifitas siswa dan kreatifitas guru. Hal ini dikarenakan metode inwuiri
memungkinkan untuk dilaksanakan dengan langkah-langkah yang bervariasi,
prinsipnya siswa beraktifitas untuk menemukan kesimpulan teori berdasarkan
hasil percobaan, inquiri, tutor sebaya, dan metode lain yang mendukung.
D Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pelajaran
Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia
1. Perubahan Kurikulum
Seperti dijelaskan dalam perubahan kurikulum dari Kurikulum KBK tahun
2004 ke Kurikulum Tingkat Satuan Satuan Pendidikan (KTSP) yang
diberlakukan mulai tahun 2006 yang berbunyi “Di dalam bidang pendidikan perlu
dilakukan inovasi sistem pendidikan, termasuk si dalamnya inovasi kurikulum”.
Dasar lainnya adalah melalui KTSP, para lulusan sekolah sudah dapat
diprediksikan kemampuan minimal dalam penguasaan ilmu, keterampilan serta
keahlian.
Untuk bidang Bahasa dan Sastra Indonesia, siswa lulusan SLTP harus
memiliki kompetensi minimal menulis karya ilmiah dan artikel untuk media masa,
21
membaca berbagai macam buku, dan berbicara di hadapan publik. Untuk
mencapai kompetensi ini diperlukan kecakapan hidup melalui pembelajaran
kontekstual, kriteria inilah yang kemudian menjadi dasar bagi pengukuran
kompetensi yang dimiliki siswa, baik dalam ranah kognitif, psikomotorik maupun
afektif.
2. Standar Kompetensi
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra
Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk
memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.
Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini
diharapkan:
1. peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap
hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;
2. guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa
peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan
sumberbelajar;
22
3. guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta
didiknya;
4. orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program
kebahasaan daan kesastraan di sekolah;
5. sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang
tersedia;
6. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan
sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan
kepentingan nasional.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan pokok-pokok materi yang harus dipelajari siswa
sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar. Materi yang dikembangkan harus
diperhatikan dari segi cakupan, jenis serta kedalamannya yang didasarkan atas
situasi dan keadaan sekolah atau lokasi sekolah. Dalam hal jenis, dilihat dari
ranahnya materi harus mengarah pada penguasaan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap, sedangkan dilihat dari isinya dapat berupa fakta, konsep, prinsip serta
prosedur (Suryaman, 1992).
Dalam hal kedalaman yang harus diperhatika adalah tahapan dari yang
mudah ke yang sukar, dari sederhana ke rumit, dari konkret ke abstrak. Susunan
materi didasarkan atas struktur keilmuan serta variasi dan perpaduan dalam hal
ilustrasi (diperhatikan dari segi kemenarikan, kejelasan serta kebenarannya dan
23
segi keilmuan), ragam media (TTS, ilustrasi, survey lapangan, ke pasar), serta
perpaduan antar materi (ketika berupa apresiasi sastra tercakup di dalamnya
keterampilan membaca, kosa kata, menulis dan sebagainya).
4. Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar berhubungan dengan bagaimana, dimana, dan sumber
belajar yanga bagaimana siswa belajar. Sifat pengalaman belajar komprehensif
tetapi juga khusus atau khas, artinya kegiatan belajar siswa bukan sekedar
mendengarkan ceramah, akan tetapi mampu menghayati dan mengamati sendiri
sehingga bermakna.
Terkait dengan standar kompetensi dan pengalaman yang dapat diciptakan
adalah siswa diberi tugas berbicara di depan kelas tentang strategi
mengembangkan usaha dagang dikaitkan dengan peluang yang muncul di
masyakrakat. Oleh karena itu, kecakapan hidup (life skill) dan pembelajaran
kontekstual (contekstual teaching and leraning)
5. Sumber Bahan
Sumber bahan bukan hanya buku pelajaran, tetapi juga yang terkait
dengan pembelajaran, seperti sarana, prasarana, bentuk maupun tempat (seperti
pasar, wisata dan museum). Terkait dengan standar kompetensi sumber belajar
yang dapat digunakan adalah siswa mengamati dan mewawancarai pedagang di
pasar sebagai bahan dalam mengembangkan usaha dagang dikaitkan dengan
peluang uang muncul di masyarakat.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Teknik Penelitian
1. Metode Penelitian
Setiap penelitian memerlukan metode atau cara yang digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah yang diteliti. Metode penelitian digunakan dengan
tujuan untuk mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis data. Metode yang
tepat akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Surakhmad (1994:131) yang menyatakan bahwa, “Metode merupakan
cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan”.
Berdasarkan uraian di atas, maka metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang ditujukan
untuk menyelidiki suatu masalah dengan menggambarkan keadaan objek yang
diteliti secara rinci yang terjadi saat ini. Melalui metode tersebut, peneliti akan
mendekskripsikan masalah dengan cara mencatat, menganalisa dan memaparkan
25
permasalahan tentang kemampuan siswa dalam membaca kritis pada
pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan Metode inquiri terhadap siswa
kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon Tahun Ajar 2008/2009 Pembelajaran dimaksud
untuk mengetahui kemampuan siswa antara sebelum dengan sesudah
pembelajaran dalam membaca kritis dengan menggunakan Metode inquiri.
Selanjutnya Metode inquiri dapat diketahui tingkat efektifnya dalam pembelajaran
tersebut.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian biasanya menggunakan teknik-teknik yang sesuai dengan
masalah yang akan diteliti.
“Teknik adalah daya, upaya, usaha atau cara-cara yang digunakan dalam mencapai tujuan langsung dari pelaksanaan penelitian pada waktu itu. Jadi teknik tiada lain hanyalah kelanjutan dari metode sedangkan arahnya harus sesuai dengan approach”. (Kosadi, 1990:60)
Dari pernyataan di atas, dapat dikemukakan bahwa antara metode dan
teknik harus saling menunjang dan memiliki keterkaitan, sehingga yang
diharapkan dari penelitian ini dapat tercapai dengan baik. Untuk memperoleh data
yang akurat maka diperlukan teknik yang tepat dan sesuai dengan sasaran.
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Teknik Tes
Teknik tes yang penulis gunakan ada dua, yaitu :
1) Tes Awal (Pretes)
26
Yaitu tes yang dilakukan dengan menyuruh siswa membaca sebuah
wacana yang telah dipersiapkan, kemudian siswa mengisi beberapa pertanyaan
dari wacana tersebut.
Data yang ingin diperoleh dari tes awal atau pretes berupa data
penguasaan siswa terhadap pemahaman isi wacana sebelum proses pembelajaran
dengan menggunakan metode inquiri.
2) Tes Akhir (Postes)
Yaitu tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran dengan
menggunakan metode inquiri dilaksanakan, dengan pertanyaan yang sama dengan
pretes dari wacana yang sama pula.
Data yang ingin diperoleh dari tes akhir atau postes berupa data
penguasaan siswa terhadap pemahaman isi wacana setelah proses pembelajaran
dengan menggunakan metode inquiri.
b. Teknik kepustakaan
Tenik kepustakaan ialah teknik yang digunakan penulis dengan cara
membaca-baca buku sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
Data yang diharapkan peroleh adalah wawasan pengetahuan serta landasan teori
yang ada manfaatnya dalam pemecahan masalah penelitian.
27
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Penelitian memerlukan sumber data berupa populasi penelitian. “Populasi
penelitian adalah sekelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai tes, benda-benda
atau peristiwa” (Surakhmad, 1994:93). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon Tahun Ajar 2008/2009 berjumlah
474 orang terdiri dari 10 kelas seperti pada tebel berikut :
Tabel 2
KEADAAN JUMLAH SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 9 CIREBON
TAHUN AJAR 2008/2009
No Kelas VII Laki-laki Perempuan Jumlah keterangan
1. A 20 28 48 -
2. B 19 29 48 -
3. C 18 30 48 -
4. D 22 26 48 -
5. E 21 27 48 -
6. F 20 27 47 -
7. G 19 28 47 -
8. H 22 26 48 -
9. I 21 24 45 -
10. J 20 27 47 -
Jumlah 202 285 474 -
28
2. Sampel Penelitian
Penulis hanya akan meneliti sebagian dari populasi yaitu sampel. Sampel
merupakan bagian dari populasi yang diteliti yang mewakili sifat populasi. Hal ini
mengingat populasinya terlalu banyak, sesuai dengan pendapat Sudjana (1995:71)
yang menyatakan bahwa :
Populasi tidak terbatas luasnya, bahkan ada yang tidak dapat dihitung jumlah dan besarnya sehingga tidak mungkin diteliti. Kalaupun akan diteliti memerlukan biaya, tenaga, waktu yang lebih lama dan tidak praktis. Oleh karena itu perlu sebagian saja asal memiliki sifat-sifat yang sama dengan populasi.
Berdasarkan uraian di atas penulis menggunakan random sampel dengan cara
undian, terpilih salah satu kelas yaitu kelas VII E sebanyak 48 orang. Cara
penentuan sampel ini memungkinkan sebab populasi ini bersifat homogen yaitu
tingkatan kelas sama, yakni kelas VII dan di sekolah yang sama yakni SMP
Negeri 9 Cirebon sehingga setiap kelas secara representatif dapat mewakili
poulasi.
Adapun uraian sampel, penulis paparkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3
SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 9 CIREBON
TAHUN AJAR 2008/2009
NO. N I S N A M A L P KETERANGAN
1. Agung Rizkya A. P2. Amiludin Bukhori L3 Anggi Prayoga L4. Anisah P5. Asep Alex Triono L6. Ati Rohari P
29
7. Ayu Phahesti P8. Bayu Permana Putra L9. Budi Pujiyanto L10. Dadang Darsono L11. Dede Hasanudin L12. Desi Nurfamala P13. Dini Adriani R. P14. Doni Hardiansyah L15. Endah Wahyuning T P16. Evihdesi Hartikasari P17. Fahmi Mahardika L18. Finiska Fachrunnisa P19. Haerun Seriaman A.I. P20. Hasbi Hassadiqy L21. Juhana L22. Kiki Sulilstiana Dewi P23. Lus Safitri P24. M. Anggi Maulana L25. Marissyahara Nuray P26. Meita Petrean P27. Muchammadharis L28. Muhammad Norfachmi L29. Muhammad Sopyan L30. Muhammad Saefudin L31. Nia Trinamawati P32. Nindia Firda A P33. Nur Yanah P34. Nuraisyah P35. Plitri Laela Sari P36 Putri Amellia P37. Trni Riani P38. Tidwan L39. Riska Liana P40. Rizki Oktafiyanto L41 Rohman Firmansah L42. Rumiyati P43 Siti Arniyah P44. Siti Zuhroh P45. Sutardi L46. Wina Febi Siska P47. Wulan P48. Yogi Setiawan L
Jumlah 21 27 TOTAL : 48
30
C. Teknik Pengolahan Data
Penulis akan menggunakan dan mengolah data setelah data penelitian
terkumpul. Data penelitian yang digunakan dan dikelola tesebut adalah hasil
pretes dan postes siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon Tahun Ajar
2008/2009.
Penulis akan mengolah data dengan menggunakan rumus prosentase
dan korelasi product moment sebagaimana cara-cara di bawah ini.
1. Teknik Prosentase
Prosentase yang akan digunakan dalam tingkatan kemampuan, penulis paparkan
pada tabel di bawah ini :
Table 4
PROSENTASE TINGKATAN KEMAMPUAN
No. Prosentase Tingkat Kemampuan Ket.
1 0% Tidak ada
2 1% - 25% Hampir tidak ada
3 26% - 49% Hampir separuhnya
4 50% Separuhnya
5 51% - 75% Lebih dari separuhnya
6 76% - 99% Hampir seluruhnya
7 100% Seluruhnya
2. Korelasi Product Moment
31
(Arikunto, 1998:292)
Keterangan :
r = nilai korelasi (korelasi antara variabel X dan Y),
n = jumlah siswa yang diteliti,
x = nilai pretes,
y = nilai postes,
X = jumlah nilai pretes,
Y = jumlah nilai postes,
XY = jumlah hasil kali skor pretes dengan postes,
X2 = jumlah kuadrat nilai pretes,
Y2 = jumlah kuadrat nilai postes.
Adapun skala nilai r yakni korelasi antara variabel x dan y penulis
paparkan table di bawah ini.
Table 5
SKALA NILAI “r” KORELASI PRODUK MOMENT
No. Nilai r Interprotensi Ket.
1 0 - 0,200 Tidak ada
2 0,201 - 0,400 Rendah tetapi masih ada korelasinya
3 0,401 - 0,700 Sedang
4 0,701 - 0,900 Tinggi
32
5 0,901 - …… Tinggi sekali
33
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Pengumpulan Data
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang persiapan pengumpulan
data, yakni kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan penyediaan sarana dan
prasarana untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini.
Pada penelitian ini, alat yang digunakan untuk menuntut kemampuan
penulis dalam mengajarkan membaca kritisadalah kelas VII E. Dan metode
pembelajaran yang digunakan adalah metode inquiri.
Pembelajaran membaca kritis ditunjang dengan pembuatan rencana
pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan pedoman, acuan bagi guru
dalam proses pembelajaran sehingga dapat berjalan efektif, efesien dan terarah.
Penyusunan rencana pembelajaran adalah untuk mengaktualisasikan indikator
dalam uji coba pembelajaran yang dalam hal ini harus mengacu standar
kompetensi dan kompetensi dasar seperti tercantum dalam kurikulum.
Ada lima langkah dalam menyusun pembelajaran setelah memperhatikan
standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran.
1. Merangkai indikator yang terukur
2. Merencanakan Alat Evaluasi
3. Merumuskan Kegiatan Pembelajaran
4. Melaksanakan Program Pembelajaran
34
Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan langkah-langkah tersebut,
sebagai berikut :
1. Merumuskan indikator
pencapaian
Indikator pencapaian dalam pembelajaran, yaitu tujuan yang hendak
dicapai oleh siswa setelah selesai proses pembelajaran. Ada beberapa kriteria
dalam penyusunannya, antara lain :
a. Harus mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
b. Harus observable, yakni perubahan perilaku yang dicapai
dapat diamati.
c. Harus measurable, yakni tujuan yang dicapai dapat
diukur.
d. Tidak mengandung rumusan yang bersifat ganda.
e. Rumusan harus lengkap, mencakup:
A : Audience = siswa yang belajar
B : Behavior = perilaku yang diharapkan tercapai
C : Condition = kondisi yang diciptakan guru dan siswa untuk
mencapai perilaku yang diharapkan
D : Degree = tingkat keberhasilan yang ingin dicapai
2. Merumuskan Alat Evaluasi
Aspek-aspek dalam merencanakan alat evaluasi adalah sebagai berikut :
35
a. Prosedur evaluasi, mencakup tes awal, tes dalam proses,
dan tes akhir.
b. Jenis tes, mencakup tes tulis, tes lisan, dan tes
perbuatan.
c. Alat tes, berupa soal-soal tes dengan kriteria :
1) Sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus
2) Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
3) Sesuai dengan bahan ajar
4) Bahasanya singkat, jelas diungkapkan dengan
bahasa yang baik dan benar
3. Merumuskan Kegiatan
Pembelajaran
Aspek-aspek yang dikemukakan dan dikembangkan dalam
merumuskan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan materi pembelajaran, dengan
memperhatikan :
1) Sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus
2) Meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor
3) Memperhatikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
a. Merencanakan metode pembelajaran
dengan kriteria :
36
1) Sesuai dengan tujuan
pembelajaran khusus
2) Memungkinkan siswa dan guru
aktif
3) Menggunakan lebih dari satu
metode pembelajaran
b. Merencanakan langkah-langkah
pembelajaran dengan kriteria :
1) Sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus
2) Jelas memperhatikan kegiatan guru dan siswa
3) Memperhatikan alokasi waktu
4) Ada pengaturan kelas
c. Merencanakan alat dan sumber
pembelajaran, dengan kriteria :
1) Sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus
2) Menggunakan lebih dari satu alat dan sumber
pembelajaran
d. Menyusun program/ rencana
pembelajaran
Berdasarkan tiga langkah di atas selanjutnya disusun program/ rencana
pembelajaran.
RENCANA PEMBELAJARAN
37
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 9 Cirebon
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VII/ 2
Materi Pokok : Membaca Kritis
Pertemuan : Ke- 13
Hari/ Tanggal : Senin, 16 Oktober 2008
Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 X 45 Menit)
A. Standar kompetensi : Siswa mampu memahami dan menanggapi
berbagai ragam wacana
B. Kompetensi Dasar : Memahami cara membaca kritis
C. Pengalaman Belajar dan Materi Pokok
1. Pengalaman Belajar : - Mendengarkan penjelasan
- Mengadakan pembahasan
2. Materi Pokok :
Membaca kritis ialah suatu keterampilan berbahasa, yang bertujuan untuk
menemukan gagasan isa bacaan secara kritis yang tersurat maupun yang tersirat
dalam bacaan yang disajikan penulis.
D. Indikator : Mampu menentukan tema dongeng yang
diperdengarkan
Mampu menunjukkan relevansi tema dengan
situasi sekarang
E. Strategi Pembelajaran :
38
kegiatan Waktu
1. Pendahuluan
a. Mengorganisasi kelas
b. Mengadakan apersepsi :
Tanya jawab jenis-jenis membaca
c. Menyampaikan kompetensi dasar
2. Kegiatan Inti
a. Siswa memperhatikan dan mendengarkan dongeng
b. Siswa menentukan tema, relevansi tema dongeng dengan
situasi sekarang
c. Siswa menyimpulkan pesan yang terkandung dalam dongeng
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa menyimpulkan materi
b. Tindak Lanjut : penugasan
10 Menit
70 Menit
10 Menit
F. Media/ Sumber Pelajaran
1. Media Pembelajaran
a. Contoh-contoh wacana berupa dongeng
2. Sumber pembelajaran
a. Buku paket
b. Buku pelengkap
G. Penilaian
1. Prosedur : - Pretes
39
- postes
2. Jenis Tes : - Tertulis
3. Bentuk Instrumen : - Essai
4. Instrumen : - Soal (digunakan untuk pretes dan proses)
a. Simaklah dongeng berjudul ‘Air Mata Emas” di bawah ini !
Air Mata Emas
konon ada sebuah sumur ajaib. Letaknya di tengah hutan. Bila kita
meninginginkan sesuat, kita tinggal melempar sekeping uang emas ke dalamnya
sambil mengucapkan keinginan kita. Niscaya permintaan kita akan terkabul.
Tidak semua orang percaya hal tersebut. Namun, bagi Anisa hal itu mungkin saja
terjadi. Ia percaya keajaiban bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
Anisa adalah anak seorang tukang kayu. Telah lama ia berangan-angan
jika suatu saat nanti ia mempunyai uang emas, ia akan meminta rumah yang
bagus. Bagi Anisa memperoleh uang emas tidaklah mudah. Ia buka anak orang
kaya. Tapi ia bukan seorang anak yang pemalas. Ia yakin bahwa suatu saat ia akan
memperoleh uang emas jika ia mau bekerja keras.
Anisa lalu bekerja sebagai pelayan di rumah seorang bangsawan. Setiap
hari ia selalu memberinya sekeping uang emas. Walaupun majikannya hanya
memberinya sekeping uang emas, Anisa sangat gembira. Dengan bersemangat ia
kemudian pergi ke sumur ajaib.
Sepanjang perjalanan Anisa dengan sangat hati-hati menggenggam uang
emas itu. Uang itu digenggamnya erat-erat di tangan kanannya. Ia takut uangnya
jatuh. Jika uang itu jatuh pupuslah harapannya.
Di tengah perjalanan Anisa bertemu seorang pedagang keliling. “ hendak pergi ke
mana Anak Manis?” sapa si pedagang.
“Saya mau pergi ke sumur ajaib,” jawab Anisa agak gugup.
40
“Apakah kamu punya uang emas?” tanya pedagang itu.
“Ya, tapi hanya sekeping,” jawab Anisa jujur.
“Mengapa kau menyia-nyiakan uangmu? Di sana uangmu takkan menjadi
apa-apa. Lebih baik uangmu kau belikan sisir ini saja,”bujuk pedagang itu yang
ternyata menjual sisir. Sembari berkata demikian si pedagang menunjukkan
sebuah sisir yanga sangat indah pada Anisa.
Anisa tampak takjub. Belum pernah ia mellihat sisr seindah itu. Hampir
saja ia tergoda hendak membeli sisir itu. Namun, ia segera ingat bahwa ia harus
menyimpan uangnya untuk sumur ajaib.
Anisa lalu melanjutkan perjalanannya. Lalu ia betemu dengan seorang laki-laki
yang sedang membuat pipa.
“Kau mau ke mana, Anak Manis?” tanya orang itu.
“Saya akan pergi ke sumur ajaib untuk melempar sekeping uang emas,
Pak,”jawab Anisa lugu.
Orang itu segera menawarkan pipa buatannya yang berukir indah kepada Anisa.
“Pipa ini sangat cocok untuk ayahku,” gumam Anisa. Tetapi lagi-lagi
Anisa menggelengkan kepalanya dan kembali meneruskan perjalanannya.
Tak lama kemudian Anisa bertemu dengan seorang wanita miskin dengan
tiga anak yang kurus-kurus.
“Oh, Anak Manis, aku tak lagi mempunyai uang untuk membeli makanan.
Padahal anak-anaku sedang kelaparan, keluh wanita itu mengiba.
Kali ini tanpa berpikir panjang, Anisa memberikan sekeping uang easnya
kepada wanita miskin itu. Wanita itu sangat berterima kasih pada Anisa. Setelah
menerima uang dari Anisa bersama tiga anaknya wanita itu bergegas pergi untuk
membeli makanan.
“Ya, sudahlah. Uangku sekarang sudah habis. Tak apalah. Tapi aku sudah
terlanjur ke sini. Setidak-tidaknya aku dapat melihat sumur itu, pikir Anisa
seperginya wanita malang dan tiga anaknya.
Tiba si sumur ajaib, Anisa menatap ke dalam sumur. Tidak terlihat apa-
apa hanya gelap. Saat itu ia teringat semua keinginannya. Tanpa disadarinya ia
meneteskan air mata. Dan tanpa ia ketahui, air matanya berubah berkilau sebening
41
emas. Jadilah air mata itu emas saat jatuh ke dalam sumur itu. Tanpa sadar Amisa
membisikkan keinginannya untuk mendapat rumah yang indah dan uang untuk
bekal hidupnya. Setelah itu ia bergegas pulang.
Sesampai di rumah, alangkah terkejutnya Anisa. Rumahnya yang semula
sangat sederhana kini telah berubah menjadi sebuah rumahbesar dan indah
lengkap dengan hiasan taman di sekelilingnya. Di depan rumah, keluarga Anisa
telah menanti kedatangannya. Mereka pun berpelukan dengan sangat bahagia.
Namun, Anisa tak pernah tahu air mata emasnyalah yang membuat semua
impiannya terwujud.
(Sumber : Yunior, edisi 274 Tahun ke- 6 Minggu, 20 Juli 2006)
b. Kerjakan soal di bawah ini !
1. Tentukanlah tema dari dongeng “Air Mata Emas”!
Jawab:_________________________________________________________
_______________________________________________________________
2. Bagaimana relevansi tema tersebut dengan situasi sekarang ?
42
jawab :_________________________________________________________
_______________________________________________________________
3. Kemukakan hal-hal yang menarik dalam dongeng “Air Mata Emas”!
jelaskan secara logis!
Jawab :_________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
4. Simpulkan pesan dalam dongeng di atas dengan ungkapan dan
pendapatmu !
Jawab :_________________________________________________________
_______________________________________________________________
____________________________________________________________
5. Kemukakan hal yang bersifat fantasi dalam isi dongeng “Air Mata Emas”!
Jawab:_________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
c. Kriteria Penilaian
Tiap jawaban yang benar nilainya = 4
Skor nilai ideal 5 X 4 = 20
Penentuan nilai akhir adalah = Skor yang diperoleh X 10 Skor ideal
43
d. aspek penilaian
Jumlah skor Kriteria skor keterangan
4
Pemahaman siswa terhadap naskah sangat baik dan
penggunaan kaidah bahasa dalam penulisan sangat
baik
3Pemahaman siswa terhadap naskah baik, namun
penggunaan kaidah bahasa dinilai kurang
2Pemahaman siswa terhadap naskah kurang dan
penggunaan kaidah bahasa kurang
1Kemempuan membaca kritis dan penggunaan
kaidah bahasa buruk
4. Melaksanakan Program
Melakasanakan program yakni mengaktualisasikan program pembelajaran
di depan kelas yang dijadikan sumber data. Pelaksanaan program ini untuk
mendapatkan data mengenai kemampuan siswa, serta efektifitas penggunaan
metode pembelajaran.
B. Pengumpulan Data
Seperti telah dikemukakan terdahulu, bahwa pelaksanaan pembelajaran
bertujuan untuk mengadakan penelitian sehingga diperoleh data yang diperlukan,
yakni data mengenai kemampuan siswa membaca kritisbaik sebelum maupun
44
sesudah pembelajaran dan memperoleh data mengenai efektifitas penggunaan
metode pembelajaran.
Adapun data yang diperoleh dari penilaian hasil tes membaca kritis dengan
kriteria penilaian sebagai berikut :
1) Data Pretes
Pretes dilaksanakan sebelum uji coba pembelajaran. Data ini
diperlukan untuk mengetahui sejauh mana anak telah mengenal atau
menguasai materi pembelajaran yang akan diberikan.
Tabel 2
DATA PRETES
MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 9 CIREBON
TAHUN AJAR 2008/2009
NO. N A M A SOAL JUM
LAHNILAI
1 2 3 4 51. Agung Rizkya A. 2 2 2 2 2 10 52. Amiludin Bukhori 3 2 3 2 2 12 63 Anggi Prayoga 2 2 2 2 2 10 54. Anisah 2 2 2 2 2 10 55. Asep Alex Triono 2 2 2 2 2 10 56. Ati Rohari 2 2 2 2 2 10 57. Ayu Phahesti 3 2 3 2 2 12 68. Bayu Permana
Putra3 3 3 2 2 14 7
9. Budi Pujiyanto 2 2 2 2 2 10 510. Dadang Darsono 3 2 3 2 2 12 611. Dede Hasanudin 3 2 3 2 2 12 612. Desi Nurfamala 3 2 3 2 2 12 613. Dini Adriani R. 2 2 2 2 2 10 514. Doni Hardiansyah 3 3 3 2 2 14 715. Endah Wahyuning
T2 2 2 2 2 10 5
16. Evihdesi Hartikasari
2 2 2 2 2 10 5
17. Fahmi Mahardika 2 2 2 2 2 10 5
45
18. Finiska Fachrunnisa
2 2 2 2 2 10 5
19. Haerun Seriaman A.I.
2 2 2 2 2 10 5
20. Hasbi Hassadiqy 2 2 2 2 2 10 521. Juhana 3 3 3 2 2 14 722. Kiki Sulilstiana
Dewi2 2 2 2 2 10 5
23. Lus Safitri 3 3 3 2 2 14 724. M. Anggi Maulana 3 3 3 2 2 14 725. Marissyahara
Nuray3 2 3 2 2 12 6
26. Meita Petrean 2 2 2 2 2 10 527. Muchammadharis 3 3 3 2 2 14 728. Muhammad
Norfachmi3 3 3 2 2 14 7
29. Muhammad Sopyan
2 2 2 2 2 10 5
30. Muhammad Saefudin
2 2 2 2 2 10 5
31. Nia Trinamawati 2 2 2 2 2 10 532. Nindia Firda A 2 2 2 2 2 10 533. Nur Yanah 2 2 2 2 2 10 534. Nuraisyah 2 2 2 2 2 10 535. Plitri Laela Sari 2 2 2 2 2 10 536 Putri Amellia 2 2 2 2 2 10 537. Trni Riani 2 2 2 2 2 10 538. Tidwan 2 2 2 2 2 10 539. Riska Liana 2 2 2 2 2 10 540. Rizki Oktafiyanto 3 3 3 2 2 14 741 Rohman
Firmansah3 3 3 2 2 14 7
42. Rumiyati 3 2 3 2 2 12 643 Siti Arniyah 3 2 3 2 2 12 644. Siti Zuhroh 3 2 3 2 2 12 645. Sutardi 2 2 2 2 2 10 546. Wina Febi Siska 3 2 3 2 2 12 647. Wulan 2 2 2 2 2 10 548. Yogi Setiawan 3 2 3 2 2 12 6
JUMLAH 117
107
119
100
101
538 269
RATA-RATA 2,4 2,2 2,4 2,0 2,0 11,2 5,62) Data Postes
46
Postes dilaksanakan setelah uji coba pembelajaran dengan tujuan untuk
menemukan data kemampuan siswa dalam membaca kritis setelah uji coba
pembelajaran dilaksanakan. Data hasil postes sebagai berikut.
Tabel 3
DATA POSTES
MEMBACA KRITISSISWA KELAS VII E
SMP NEGERI 9 CIREBON
TAHUN AJAR 2008/2009
NO. N A M A SOAL JUM
LAHNILAI
1 2 3 4 51. Agung Rizkya A. 4 4 4 4 3 19 9,52. Amiludin Bukhori 4 4 4 3 3 18 93 Anggi Prayoga 3 3 3 3 3 15 7,54. Anisah 3 3 3 3 3 15 7,55. Asep Alex Triono 3 3 3 3 3 15 7,56. Ati Rohari 3 4 3 3 3 16 87. Ayu Phahesti 4 4 4 3 3 18 98. Bayu Permana Putra 4 4 4 3 3 18 99. Budi Pujiyanto 3 3 3 3 3 15 7,510. Dadang Darsono 4 4 4 4 3 19 9,511. Dede Hasanudin 3 3 3 3 3 15 7,512. Desi Nurfamala 4 4 4 3 3 18 913. Dini Adriani R. 3 3 3 3 3 15 7,514. Doni Hardiansyah 4 4 4 4 3 19 9,515. Endah Wahyuning
T 3 3 3 3 3 15 7,5
16. Evihdesi Hartikasari 3 3 3 3 3 15 7,517. Fahmi Mahardika 3 4 3 3 3 16 818. Finiska Fachrunnisa 3 3 3 3 3 15 7,519. Haerun Seriaman
A.I. 3 3 3 3 3 15 7,5
20. Hasbi Hassadiqy 3 3 3 3 3 15 7,521. Juhana 4 4 4 3 3 18 922. Kiki Sulilstiana
Dewi 3 3 3 3 3 15 7,5
23. Lus Safitri 4 4 4 3 3 18 924. M. Anggi Maulana 4 4 4 4 3 19 9,5
47
25. Marissyahara Nuray 3 4 3 3 3 16 826. Meita Petrean 3 3 3 3 3 15 7,527. Muchammadharis 3 4 3 3 3 16 828. Muhammad
Norfachmi 3 4 3 3 3 16 8
29. Muhammad Sopyan 3 3 3 3 3 15 7,530. Muhammad
Saefudin 3 3 3 3 3 15 7,5
31. Nia Trinamawati 3 3 3 3 3 15 7,532. Nindia Firda A 3 3 3 3 3 15 7,533. Nur Yanah 3 3 3 3 3 15 7,534. Nuraisyah 3 3 3 3 3 15 7,535. Plitri Laela Sari 3 3 3 3 3 15 7,536 Putri Amellia 3 3 3 3 3 15 7,537. Trni Riani 3 3 3 3 3 15 7,538. Tidwan 3 3 3 3 3 15 7,539. Riska Liana 3 3 3 3 3 15 7,540. Rizki Oktafiyanto 4 4 4 4 3 19 9,541 Rohman Firmansah 3 4 3 3 3 16 842. Rumiyati 3 4 3 3 3 16 843 Siti Arniyah 3 4 3 3 3 16 844. Siti Zuhroh 3 4 3 3 3 16 845. Sutardi 3 3 3 3 3 15 7,546. Wina Febi Siska 3 3 3 3 3 15 7,547. Wulan 3 3 3 3 3 15 7,548. Yogi Setiawan 3 4 3 3 3 16 8
JUMLAH 156
167
158
153
149 768 384
RATA-RATA 3,2 3,4 3,2 3,1 3,1 16 8
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini dilaksanakan dengan cara memahami data
yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Pembahasan masalah dilakukan setelah
peneliti melakukan tindakan pembelajaran serta mengevaluasi hasil dari tindakan
pembelajaran tersebut. Dengan selesainya tindakan dan evaluasi yang maka
peneliti dapat melakukan langkah selanjutnya yaitu membahas data-data yang
telah didapatkan. Dalam pembahasan ini data-data yang diperoleh haruslah akurat.
48
Adapaun tujuan dari pembahasan hasil penelitian ini adalah untuk
menjawab pertanyaan penelitian dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam
rumusan masalah serta untuk mengukur pencapaian tujuan penelitian. Selain
daripada itu hasil dari perubahan data ini akan digunakan untuk membuktikan
kebenaran hipotesis penelitian.
Pembahasan data hasil penelitian dilaksanakan sebagai berikut :
1. Kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 9
Cirebon dalam membaca kritis sebelum uji coba pembelajaran.
Kemampuan siswa secara keseluruhan aspek dalam membaca kritis
rata-rata 5,6 artinya tingkat kemampuan siswa baru mencapai 56 %, maka
tingkat kemampuannya pada kategori masih separuh materi pembelajaran
dikuasai siswa.
2. Kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 9
Cirebon dalam membaca kritis setelah uji coba pembelajaran dengan
menggunakan metode inquiri
Kemampuan siswa secara keseluruhan aspek dalam membaca
kritisrata-rata 8,0 artinya tingkat kemampuan siswa mencapai 80 %, maka
tingkat kemampuannya pada kategori baik sekali, dan telah terjadi
perkembangan yang signifikan.
3. Efektifitas pengunaan metode inquiri dalam
pemebelajaran membaca kritis di kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon.
49
a. Perbandingan Nilai Pretes Dengan Postes
Berdasarkan data nilai hasi pretes dan postes ternyata ada
peningkatan yang cukup besar dari rata-rata nilai pretes sebesar 5,6
menjadi rata-rata nilai postes sebesar 8,0. peningkatannya sebesar 1,6.
Dengan demikian metode inquiri efektif dijadikan sebagai media
pembelajaran membaca kritis pada siswa kelas VII E SMP Negeri 9
Cirebon karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca
pemahaman.
b. Rekapitulasi Nilai Pretes dengan Postes
rekapitulasi data perbandingan nilai hasil pretes dan nilai hasil postes
dalam pemebelajaran membaca kritis dengan menggunakan metode inquiri
pada siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2006/ 2007, penulis
uraikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4
DATA PERBANDINGAN NILAI PRETES DAN POSTES
KEMAMPUAN SISWA KELAS VIIE SMP NEGERI 9 CIREBON DALAM
MEMBACA KRITIS
NO. N A M A
HASIL
PRETES POSTES1. Agung Rizkya A. 5 9,52. Amiludin Bukhori 6 93 Anggi Prayoga 5 7,54. Anisah 5 7,55. Asep Alex Triono 5 7,56. Ati Rohari 5 87. Ayu Phahesti 6 9
50
8. Bayu Permana Putra 7 99. Budi Pujiyanto 5 7,510. Dadang Darsono 6 9,511. Dede Hasanudin 6 7,512. Desi Nurfamala 6 913. Dini Adriani R. 5 7,514. Doni Hardiansyah 7 9,515. Endah Wahyuning T 5 7,516. Evihdesi Hartikasari 5 7,517. Fahmi Mahardika 5 818. Finiska Fachrunnisa 5 7,519. Haerun Seriaman A.I. 5 7,520. Hasbi Hassadiqy 5 7,521. Juhana 7 922. Kiki Sulilstiana Dewi 5 7,523. Lus Safitri 7 924. M. Anggi Maulana 7 9,525. Marissyahara Nuray 6 826. Meita Petrean 5 7,527. Muchammadharis 7 828. Muhammad Norfachmi 7 829. Muhammad Sopyan 5 7,530. Muhammad Saefudin 5 7,531. Nia Trinamawati 5 7,532. Nindia Firda A 5 7,533. Nur Yanah 5 7,534. Nuraisyah 5 7,535. Plitri Laela Sari 5 7,536 Putri Amellia 5 7,537. Trni Riani 5 7,538. Tidwan 5 7,539. Riska Liana 5 7,540. Rizki Oktafiyanto 7 9,541 Rohman Firmansah 7 842. Rumiyati 6 843 Siti Arniyah 6 844. Siti Zuhroh 6 845. Sutardi 5 7,546. Wina Febi Siska 6 7,547. Wulan 5 7,548. Yogi Setiawan 6 8
JUMLAH 269 384RATA-RATA 5,6 8
51
Hasil analisis perbandingan nilai pretes dan postes di atas, sesuai dengan
pengolahan dengan cara membandingkan hasil pretes atau variabel x dengan hasil
postes atau variabel y dengan menggunakan rumus r (korelasi) product moment.
Perbandingan tersebut yaitu, membandingkan tingkat kemampuan siswa antara
sebelum uji coba pembelajaran yang tercantum dalam data nilai hasil pretes
dengan tingkat kemampuan siswa setelah uji coba pembelajaran membaca kritis
dengan menggunakan metode inquiri dalam data postes.
Adapun data perbandingan tingkat kemampuan siswa antara sebelum uji
coba pembelajaran yang tercantum dalam data nilai hasil pretes dengan tingkat
kemampuan siswa setelah uji coba pembelajaran pembelajaran membaca kritis
dengan menggunakan metode inquiri yang tercantum dalam data nilai postes,
penulis uraikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 5
PENGOLAHAN DATA HASIL AKHIR PRETES DAN POSTES
KEMAMPUAN SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1
KARANGSEMBUNG DALAM MEMBACA KRITIS
NO. N A M A x y x2 y2 xy
1. Agung Rizkya A. 5 9,5 25 90,25 47,5
2. Amiludin Bukhori 6 9 36 81 54
3 Anggi Prayoga 5 7,5 25 56,25 37,5
4. Anisah 5 7,5 25 56,25 37,5
5. Asep Alex Triono 5 7,5 25 56,25 37,5
6. Ati Rohari 5 8 25 64 40
7. Ayu Phahesti 6 9 36 81 54
52
8. Bayu Permana Putra 7 9 49 81 63
9. Budi Pujiyanto 5 7,5 25 56,25 37,5
10. Dadang Darsono 6 9,5 36 90,25 57
11. Dede Hasanudin 6 7,5 36 56,25 45
12. Desi Nurfamala 6 9 36 81 54
13. Dini Adriani R. 5 7,5 25 56,25 37,5
14. Doni Hardiansyah 7 9,5 49 90,25 66,5
15. Endah Wahyuning T 5 7,5 25 56,25 37,5
16. Evihdesi Hartikasari 5 7,5 25 56,25 37,5
17. Fahmi Mahardika 5 8 25 64 40
18. Finiska Fachrunnisa 5 7,5 25 56,25 37,5
19. Haerun Seriaman A.I. 5 7,5 25 56,25 37,5
20. Hasbi Hassadiqy 5 7,5 25 56,25 37,5
21. Juhana 7 9 49 81 63
22. Kiki Sulilstiana Dewi 5 7,5 25 56,25 37,5
23. Lus Safitri 7 9 49 81 63
24. M. Anggi Maulana 7 9,5 49 90,25 66,5
25. Marissyahara Nuray 6 8 36 64 48
26. Meita Petrean 5 7,5 25 56,25 37,5
27. Muchammadharis 7 8 49 64 56
28. Muhammad Norfachmi 7 8 49 64 56
29. Muhammad Sopyan 5 7,5 25 56,25 37,5
30. Muhammad Saefudin 5 7,5 25 56,25 37,5
31. Nia Trinamawati 5 7,5 25 56,25 37,5
32. Nindia Firda A 5 7,5 25 56,25 37,5
33. Nur Yanah 5 7,5 25 56,25 37,5
34. Nuraisyah 5 7,5 25 56,25 37,5
35. Plitri Laela Sari 5 7,5 25 56,25 37,5
36 Putri Amellia 5 7,5 25 56,25 37,5
37. Trni Riani 5 7,5 25 56,25 37,5
53
38. Tidwan 5 7,5 25 56,25 37,5
39. Riska Liana 5 7,5 25 56,25 37,5
40. Rizki Oktafiyanto 7 9,5 49 90,25 66,5
41 Rohman Firmansah 7 8 49 64 56
42. Rumiyati 6 8 36 64 48
43 Siti Arniyah 6 8 36 64 48
44. Siti Zuhroh 6 8 36 64 48
45. Sutardi 5 7,5 25 56,25 37,5
46. Wina Febi Siska 6 7,5 25 56,25 37,5
47. Wulan 5 7,5 25 56,25 37,5
48. Yogi Setiawan 6 8 36 64 48
JUMLAH 269 384 1526 3096 2163
RATA-RATA 5,6 8 31,7 64,5 45
Sesuai dengan uraian pengolahan data hasil pretes dan postes, selanjutnya
dihitung dengan menggunakan rumus “r” korelasi product moment dan
memprosentasekannya. Adapun uraian penghitunganya adalah sebagai berikut.
r =
r =
r =
r =
54
r =
r = 0,522
Nilai r (korelasi) sebesar 0,522 atau 5,2 %. Artinya, metode inquiri efektif
digunakan dalam pembelajaran membaca kritis karena memiliki korelasi yang
hampir tidak ada namun masih ada peningkatan. Begitupun dengan nilai rata-rata
postes sebesar 8,0 atau 80 % sedangkan nilai rata-rata pretes sebesar 5,6 atau 56
%. Hal ini ada kenaikan sebesar 2,4 atau 24 %. Dengan demikian, dapat
dikemukakan bahwa setelah menggunakan metode inquiri dalam pembelajaran
membaca kritis ada peningkatan kemampuan siswa.
D. Interpretasi Data
Uraian pengoalahan data pembahasan hasil penelitian, dapat penulis
interpretasikan atau tafsirkan sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
penulis dala uji coba pembelajaran membaca kritis dengan menggunakan metode
inquiri pada siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009.
Adapun interpretasi data tersebut, penulis uraikan di bawah ini.
Kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar
2008/2009 sebelum uji coba pembelajaran tergolong pada interpretasi kurang atau
memiliki kemampuan pada kategori hampir separuh bahan pembelajaran dikuasai
siswa.
Kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar
2008/2009, dalam membaca kritis setelah uji coba pembelajaran dengan
menggunakan metode inquiri hampir seluruh bahan pembelajaran dapat dikuasai
55
siswa, dengan demikian kemampuan seluruh siswa kelas VII E SMP Negeri 9
Cirebon tahun ajar 2008/2009, dalam membaca kritis dengan menggunakan
metode inquiri tergolong pada interpretasi hampir seluruh pemebelajaran
dikuasai siswa atau mengalami peningkatan yang signifikan.
Metode inquiri efektif digunakan dalam pembelajaran membaca kritis
pada siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009, karena
dapat meningkatkan kemampuan sebesar 24 %. Dengan demikian, metode
inquiri dapat pula diterapkan pada seluruh populasi penelitian, yaitu seluruh siswa
kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 dalam pembelajaran
keterampilan membaca khususnya dalam membaca kritis
E. Pengujian Hipotesis
Sesuai rumusan permasalahan dan tujuan penelitian serta pembahasan
hasil penelitian maka penelitian ini perlu diuji keselarasannya dengan hipotesis
penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini, agar penelitian tentang uji
coba pembelajaran membaca kritisdengan menggunakan metode inquiri pada
siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 mendapatkan
hasil yang ojektif.
Pengujian hipotesis dimaksud, penulis uraikan sebagai berikut.
Hipotesis pertama adalah, “Kemampuan siswa dalam membaca kritis
sebelum uji coba pembelajaran, masih kurang”. Hipotesis ini sesuai dengan hasil
penelitian, yaitu rata-rata hasil pretes sebesar 5,6 Artinya sebelum uji coba
pembelajaran kemampuan siswa dalam membaca kritis hanya 56 %. Dengan
demikian, tingkat kemampuannya pada kategori hampir seluruh siswa kurang
56
menguasai dalam membaca kritis Oleh sebab itu, hipotesis pertama dapat
diterima.
Hipotesis kedua adalah, “Kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 9
Cirebon tahun ajar 2008/2009 dalam membaca kritissetelah pembelajaran
menggunakan metode inquiri ternyata ada peningkatan”. Hipotesis ini sesuai
dengan penelitian, yaitu rata-rata nilai hasil postes sebesar 8,0. Artinya, setelah
proses pembelajaran maka kemampuan siswa dalam membaca kritis mencapai 80
%. Dengan demikian, tingkat kemampuannya pada kategori hampir seluruh bahan
pembelajaran inquri siswa atau kemampuan siswa dalam membaca kritis
mengalami peningkatan yang signifikan. Oleh sebab itu, hipotesis kedua dapat
diterima.
Hipotesis ketiga adalah, “Penggunaan metode inquiri dalam pembelajaran
membaca kritis di kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009,
ternyata dapat meningkatkan kemampuan keterampilan membaca”. Hipotesis
demikian sesuai dengan hasil penelitian, yaitu ada peningkatan hasil pembelajaran
membaca kritis dari sebesar 56 % menjadi 80 %. Dengan demikian, dapat penulis
kemukakan bahwa penggunaan metode inquiri dalam pembelajaran membaca
kritis dapat dikatakan berhasil baik atau dapat meningkatkan kemampuan siswa.
Oleh sebab itu hipotesis ketiga dapat diterima.
57
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan mengenai pembahasan hasil penelitian pembelajaran membaca
kritis dengan menggunakan metode inquiri untuk siswa kelas VII SMP Negeri 9
Cirebon tahun ajar 2008/2009, dapat penulis kemukakan sebagai berikut :
Hasil penelitian mengenai kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 9
Cirebon tahun ajar 2008/2009 sebelum mengikuti pembelajaran masih rendah. Hal
ini karena kemampuan siswa sebelum mengikuti uji coba pembelajaran baru
mencapai 55 % dalam menguasai bahan pembelajaran sebagaimana data
penelitian pada rata-rata nila hasil pretes, yakni 5,5.
Hasil penelitian mengenai kemampuan siswa dalam membaca kritis pada
siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 setelah mengikuti
pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan
siswa telah mencapai kategori baik sekali dalam menguasai bahan pembelajaran
sebagaimana data penelitian pada rata-rata nilai hasil potes, yakni 8,68.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, metode inquiri efektif untuk
meningkatkan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar
2008/2009 dalam pembelajaran membaca kritis. Hal ini dibuktikan dengan
kemampuan siswa mengalami peningkatan dari rata-rata nilai pretes ke postes
sebesar 3,18 atau 31,8%.
58
B. Saran
Berdasarkan simpulan pembahasan hasil penelitian mengenai pembelajaran
membaca kritis, maka penulis menyampaikan saran demi kesinambungan inovasi
ilmiah yang penulis dapatkan. Saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat menggunakan hasil
penelitian ini untuk menanggulangi solusi terhadap materi pembelajaran yang
dianggap sulit oleh siswa, yakni pembelajaran membaca kritis. Solusi
dimaksud yaitu dengan menggunakan metode inquri dalam pembalajaran
membaca kritis, agar proses belajar mengajar menjadi lebih variatif dan
menyenangkan.
b. Guru mata pelajaran bahasadan sastra Indonesia dapat meningkatkan
keterampilan membaca pada siswa setelah melaksanakan pembelajaran
membaca kritis dengan menggunakan metode inquiri. Hal ini dapat dijadikan
modal kemampuan dasar siswa dalam proses pembelajaran materi –materi
pembelajaran lainnya. Namun demikian metode inquiri hendaknya didampingi
dengan metode pendukung lainnya. Hal ini karena pembelajaran yang hanya
menggunakan satu metode pembalajaran akan membosankan sehingga siswa
kurang termotivasi dalam memahami bahan pembelajaran.
2. Bagi Kepala Sekolah
a. Kepala Sekolah diharapkan lebih mendahulukan
merencanakan program pendidikan yang mengarah pada pencapaian mutu
59
pembelajaran agar menghasilkan out put yang dapat dibanggakan. Salah satu
diantaranya dengan cara memprogramkan musyawarah antara guru dengan
kepala sekolah secara rutin tentang penentuan metode pembelajaran
berdasarkan klasifikasi keluasan dan kedalaman materi pembelajaran.
b. Kepala Sekolah sebagai pemimpin musyawarah sekolah
dalam menentukan metode pembelajaran sesuai dengan keluasan dan
kedalaman materi-materi pembelajaran hendaknya menindaklanjuti dengan
cara menghimbau guru untuk mengpembelajarankan hasil musyawarah
tersebut. Dengan demikian, mutu pembelajaran akan semakin meningkatdan
hasil belajar akan tercapai dengan mudah sesuai dengan harapan. Pencapaian
belajar yang maksimal pada akhirnya dapat meningkatkan mutu out put yang
bermutu pula.
C. Implikasi
Implikasi dari hasil pembahasan yang penulis dapatkan, yaitu adanya
peningkatan kemampuan siswa dalam membaca kritis setelah pembelajaran
menggunakan metode inquiri. Dengan demikian, hasil penelitian ini
memungkinkan untuk dicermati dan dijadikan masukan bagi peningkatan
pembelajaran. Hasil pembelajaran pembelajaran terhadap suatu pembelajaran
yang penulis lakukan sangat membantu guru untuk mengembangkan proses
pembelajaran selanjutnya.
Efektifitas metode inquiri dalam pembelajaran membaca kritis dengan
fokus kalimat bertingkat telah dibuktikan melalui penelitian yang penulis lakukan.
60
Dengan demikian, kemampuan siswa dalam keterampilan berbahasa, khususnya
membaca dapat pula meningkatkan daya serap dan daya ingat terhadap materi-
materi pembelajaran lainnya. Hal ini karena siswa telah dapat mengaplikasikan
melalui sikap dan kompetensinya.
Tingkat kemampuan siswa yang semakin baik setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan salah satu alternatif menanggulangi kesulitan
pada materi pembelajaran lainnya.sesengguhnya kemampuan siswa dapat pula
dijadikan sebagai kompetensi dasar dalam meningkatkan keterampilan membaca
serta merespon secara positif terhadap setiap materi pembelajaran.
61
Daftar Pustaka
Arikunto. S. (1990). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1994). Kurikulum Sekolah lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta : Balai Pustaka.
Hidayat. K dan Rahmina. I. (1989). Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Bina Cipta.
Poerwadarminta.W.J.S. (1987). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Sadtono. E. (1989). Tantangan Buat Pendekatan Komunikatif Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.
62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Surat Keputusan Bimbingan Skripsi ............................................................ 62
2. Kartu Bimbingan Skripsi ............................................................................. 63
3. Surat Izin Penelitian dari Dekan FKIP UNMA ........................................... 64
4. Surat Pernyataan Melaksanakan Penelitian dari Kepala SMP Negeri 9
Cirebon ....................................................................................................... 65
5. Hasil Tes Siswa Kelas VII A SMP Negeri 1 Talun Kabupaten Cirebon
Tahun Ajar 2007/2008 ............................................................................... 66
63