bab i
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan anugerah yang tak ternilai harganya. Sebanyak apapun harta
yang dimiliki oleh seseorang, namun tidak ada artinya bila orang tersebut tidak mempunyai
tubuh yang sehat, yaitu dengan memeriksakan diri ke sarana-sarana pelayanan kesehatan,
diantaranya adalah puskesmas.
Puskesmas adalah suatu persatuan kesehatan fungsional merupakan pusat
pengembangan kesehatan kesehatan masyarakat disamping juga membina peran serta
masyarakat, memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Oleh karena itu puskesmas mempunyai
wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya.
Puskesmas sebagai pelaksanaan pelayanan publik, melaksanakan pelayanan prima
sesuai dengan Undang-undang republik Indonesia No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik dan untuk mengetahui hasil layanan yang diberikan tersebut berkualitas atau tidak,
dengan indeks kepuasan masyarakat sesuai dengan Keputusan Menpan Nomor 25 Tahun
2005 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat.
Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk
menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas pembantu
serta Puskesmas keliling.
Masalah yang dihadapi secara garis besar oleh suatu Puskesmas terdapat 2 jenis yaitu
masalah internal dan eksternal. Masalah internal dapat berupa kurangnya tenaga kesehatan,
biaya operasional untuk pelayanan masih cukup tinggi sedangkan dana yang dapat disediakan
pemerintah masih kurang, kepuasan pengguna jasa Puskesmas belum optimal, kurangnya
komunikasi, koordinasi antar bagian, bidang dan unit. Masalah eksternal berupa faktor sosial
ekonomi dan pendidikan masyarakat sekitar Puskesmas serta citra dan tingkat pelayanan
yang mungkin kurang begitu baik sehingga mempengaruhi angka kunjungan secara
signifikan.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari usaha kesehatan
wajib, upaya kesehatan pengembangan serta program inovasi. Upaya kesehatan wajib
merupakan usaha kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di Indonesia.Upaya
2
ini memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan,
melalui peningkatan indek pembangunan manusia (IPM), serta merupakan kesempatan global
dan nasional. Yang termasuk dalam upaya kesehatan wajib adalah promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan, kesehatan ibu, anak dan KB, serta perbaikan gizi dan masyarakat, serat
pencegahan, pemberantasan dan penularan penyakit serta pengobatan.
1.2 Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Tetapi bila satu kecamatan mempunyai satu lebih dari satu puskesmas, maka tanggungjawab
wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan). Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografi dan keadaan istruktur
serta lainnya merupakan bahan bertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
1.3 Jenis Pelayanan
Puskesmas merupakan perangkat Pemda Tingkat II sehingga wilayah keja puskesmas
ditetapkan oleh Bupati/ Walikota kepada Daerah Tingkat II dengan saran Tekknis dari Kepala
Dantor Departemen Kesehatan Provinsi. Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas
ialah meliputi : preventif (pencegahan kesehatan), promotif (peningkatan kesehatan), kuratif
(pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Bentuk pelayanan di Puskesmas diarahkan kepada kemampuan pengenalan (diagnosa)
penyakit dan pengobatan sederhana. Pelayanan yang diberikan adalah pengobatan rawat
jalan, dengan pemberian obat-obatan selama 3 hari sedangkan penanganan dan pengobatan
yang membutuhkan tindakan lebih lanjut akan dirujuk ke fasilitas yang memiliki sarana yang
lebih lengkap. Pasien yang berkunjung ke Puskesmas adalah pasien umum, pasien ASKES,
pasien ASKESKIN, dan pasien JKA.
1.4. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah
gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
3
Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni (1)
lingkungan sehat, (2) perilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu serta (4)
derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat, yang harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi nasyarakat serta wilayah Kecamatan setempat.
1.5. Misi Puskesmas
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
1.6 Fungsi Puskesmas
Dalam mewujudkan peranan Puskesmas, maka fungsi Puskesmas adalah:
a. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:
1). Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private
goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan
tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
2). Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods)
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan
masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan
4
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan
situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
c. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,
sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu Puskesmas
aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
1.7. Tujuan Penulisan
Kami sebagai dokter muda yang kelak bertugas di puskesmas maka sangat penting
bagi kami untuk terjun secara langsung dan terlibat dalam kegiatan puskesmas.
Dalam kegiatan kepaniteraan klinik Family Medicine, kami mendapat kesempatan
yang seluas-luasnya untuk menimba ilmu di Puskesmas Meuraxa yang akan sangat berguna
sebagai bekal kelak ketika bertugas di Puskesmas Daerah.
Fakultas Kedokteran dalam sistem pendidikannya berorientasi kepada masyarakat,
dalam hal ini mahasiswa yang menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada laboratorium
Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas, salah satu tugasnya adalah ditempatkan
di puskesmas.
5
Tujuan penulisan laporan ini adalah:
1. Melatih diri untuk mendapat pengalaman bila menjadi dokter yang bertugas sebagai
calon pemimpin di tingkat kecamatan yaitu puskesmas.
2. Merupakan pertanggungjawaban dan melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik Senior
pada Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas.
3. Mengetahui secara aktual dan jelas kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di
puskesmas.
6
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MEURAXA
2.1 Geografi dan Demografi
Gambar 2.1: Puskesmas Meuraxa (foto diambil tanggal 21 Maret 2001)
Secara geografis, puskesmas Meuraxa terletak di Desa Lambung kecamatan Meuraxa
Kota Banda Aceh, yang mempunyai jarak lebih kurang 5 km dari pusat kota dan lebih kurang
500 meter dari Pasar Ulee Lheu.
7
Gambar 2.2 Peta Wilayah Meuraxa Kota Banda Aceh
Adapun batas-batas wilayahnya adalah :
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jaya Baro Kota Banda Aceh
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh
4. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.
Puskesmas Meuraxa merupoakan bantuan dari Bulan Sabit Merah Saudi Arabia
Makkah Al-Mukaramah yang terdiri dari:
1. Bantuan induk 1 unit
2. Perumahan dokter 1 unit
3. Perumahan paramedis 1 unit
Wilayah kerja Puskesmas Meuraxa seluas 726 hektar, meliputi 1 kelurahan, 16 desa,
dan 63 dusun, dengan jumlah penduduk 16.320 jiwa, terdiri dari laki – laki 8.826 jiwa,
perempuan 7.494 jiwa, dan jumlah KK 5.072 jiwa.
8
Kecamatan Meuraxa terdiri dari beberapa desa. Adapun desa-desa tersebut adalah:
No Nama Desa Luas Desa (Ha)Jarak-dari
Puskesmas (Km)
Fasilitas Kesehatan
Yang Ada
1. Ulee Lheu 76,5 1 1 posyandu
2 Punge Jurong 42,2 3 3 Posyandu
3 Deah Glumpang 53,3 1,5 1 Posyandu
4 Aso Nangroe 16,8 1 1 Posyandu
5 Gampong Pie 32,1 1 1 Posyandu
6 Lambung 31 0 1 Posyandu
7 Alu Deah Tengoh 39,8 2,5 2 Posyandu
8 Deah Baro 44,8 2 1 Posyandu
9 Cot Lamkuweah 34,8 300 m 1 Posyandu
10 Blang Oi 85 500 m 1 Posyandu
11 Gampong Blang 42,2 2 1 Posyandu
12 Lamjabat 67,5 3 1 Posyandu
13 Punge Ujong 53,3 1 1 Posyandu
14 Surien 16,8 3,5 1 Posyandu
15 Gampong Baro 32,1 2,5 1 Posyandu
16 Lampaseh Aceh 59 4 1 Posyandu
Tabel 2.1 Kecamatan di sekitar Puskesmas Meuraxa
2.2 Struktur Organisasi
Stuktur organisasi puskesmas meuraxa terdiri dari :
1. Unsur pimpinan (Kepala Puskesmas), adalah penanggung jawab pembangunan
kesehatan ditingkat kecamatan.
9
2. Unsur pembantu pimpinan (Urusan Tata Usaha), terdiri dari :
Keuangan
Kepegawaian
SP2TP
Urusan Umum
3. Unsur pelaksana, yang dilaksanakan oleh tujuh unit kegiatan pokok puskesmas, yaitu:
Unit I. Pencegahan Penyakit Menular
ISPA
Diare
Imunisasi
Kusta/TBC
Unit II. Peningkatan dan Kesehatan keluarga
Kesehatan Kerja
KB
KIA
Gizi
Unit III. Pemulihan kesehatan dan rujukan
Pengobatan
Pelayanan darurat/P3K
Gigi dan mulut
Usia lanjut
Unit IV. Kesehatan lingkungan dan penyuluhan
Kesehatan lingkungan
UKS
Olah raga
PKM (Penyuluhan Kesehatan Masyarakat)
PHN (Public Health Nursing)
Unit V. Keperawatan
Unit VI. Penunjang
Laboratorium
Pengelolaan obat
Unit VII. Pelaksana khusus
Jiwa
THT
10
Mata
Jumlah tenaga di Puskesmas Meuraxa pada tahun 2011 sebanyak 40 orang.
No Pendidikan Puskesmas induk Pustu Jumlah
PNS PTT Bakti PNS PTT
I Medis
1 Dokter Umum 2 0 0 0 0 2
2 Dokter Gigi 1 0 0 0 0 1
II Paramedis
1 Akper 1 0 0 0 1 2
2 Bidan 7 8/0 0 2 5 22
3 Perawat kesehatan 1 0 0 0 0 1
4 Perawat gigi 3 0 0 0 0 3
5 Penjenjang kesehatan 0 0 0 0 0 0
6 AKG 1 0 0 0 0 1
III Paramedis non perawat
1 AKZI 2 0 0 0 0 2
2 AKL 0 0 0 0 0 0
3 SAA/SMF 1 0 0 0 0 1
4 Analis/SMAK 2 0 0 0 0 2
5 SPAG 0 0 0 0 0 0
6 SPPH 0 0 0 0 0 0
7 Pekarya Kesehatan 1 0 0 0 0 1
IV Sarjana SKM 1 0 0 0 0 1
V Cleaning Service 0 0/1 0 0 0 1
Jumlah 23 8/1 0 2 6 40
Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Medis di Puskesmas Meuraxa
Sesuai dengan keadaan geografis, luas wilayah sarana perhubungan dan pendapatan
penduduk dalam wilayah puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah
mendapatkan pelayanan dari puskesmas. Agar jangkauan pelayanan Puskesmas Meuraxa
tersebut lebih merata dan luas, Puskesmas Meuraxa memiliki fasilitas penunjang sebagai
berikut :
11
1. Lima buah Pustu , yaitu:
Pustu Blang Oi
Pustu Lamjabat
Pustu Deah Baro
Pustu Lampaseh Aceh
Pustu Surien
2. Tiga belas bides yang terletak di desa:
Gampong pie
Punge jurong
Punge Ujong
Gampong baro
Cot Lamkuweh
Lampaseh Aceh
Alue Deah Tengoh
Deah Baro
Blang Oi
Lambung
Ulhee lheu
Surien
Lamjabat
3. Enam polindes
4. Desa siaga sehat jiwa (16 desa).
5. 2 buah Pusling (Puskesmas keliling) dengan kendaraan bermotor roda empat.
6. 12 kendaraan roda dua.
Puskesmas Meuraxa melaksanakan 18 kegiatan pokok puskesmas, yang
pelaksanaannya dilakukan didalam dan di luar gedung Puskesmas, yaitu:
1.Upaya kesehatan wajib : - promosi kesehatan
- kesehatan lingkungan
- KIA dan KIB
- Usaha peningkatan gizi
- pemberantasan penyakit menular
- Upaya pengobatan
2. Upaya kesehatan pengembangan: - Upaya kesehatan sekolah
12
- Perawatan kesehatan masyarakat
- Upaya kesehatan kerja
- Upaya kesehatan gigi dan mulut
- Kesehatan jiwa
- Kesehatan mata
- Kesehatan usia lanjut’
- Pembinaan pengobatan tradisional
- Peran serta masyarakat
3.Upaya pelayanan penunjang: - Laboratorium sederhana
- Pencegahan infeksi
- SP2TP
BAB III
13
UPAYA PELAKSANAAN KESEHATAN
PUSKESMAS MEURAXA
Puskesmas Meuraxa melakukan kegiatan pokok sesuai dengan tenaga dan fasilitas
yang ada, dilaksanakan oleh Puskesmas Meuraxa selama tahun 2010 adalah :
3.1 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
3.1.1 Promosi Kesehatan Masyarakat
Berjangkitnya suatu penyakit bukan hanya disebabkan karena kuman, tetapi juga
karena kebiasaan masyarakat menggunakan air sungai untuk buang air besar, gosok gigi,
cuci, makan, dll. Oleh karena itu program penanggulangan masalah kesehatan harus aspek
edukatif yang menangani perilakunya dan aspek yang melakukan penanggulangan
epidemiologi. Setiap petugas puskesmas harus memilki pengetahuan dan ketrampilan
dibidang medis, teknis serta dibidang penyuluhan. Penyuluhan kesehatan dapat dilakukan
secara langsung yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada pasien-pasien di kamar periksa
dokter dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di posyandu, kelompok PKK, dan
pertemuan LKMD, atau secara tidak langsung dengan memberikan contoh yang positif dari
pimpinan dan petugas kesehatan di puskesmas, tersedianya media penyuluhan seperti poster
diruang tunggu, membagikan brosur-brosur atau selebaran tentang kesehatan kepada
masyarakat di wilayah kerja.
Gambar 3.1 Salah satu poster yang ada diruang tunggu Puskesmas Meuraxa
Penyuluhan kesehatan masyrakat meliputi :
14
Makanan ibu hamil / menyusui
Keluarga berencana
Gizi pada anak balita
Kebersihan lingkungan dan personal higiene.
Dalam pelaksannannya, Puskesmas Meuraxa melakukan kegiatan program
penyuluhan kesehatan dibagi dalam 2 (dua) tempat :
1. Di dalam gedung (Puskesmas)
2. Di luar gedung (posyandu, sekolah, meunasah, balai desa, dll).
3.1.2 Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan fisik dan biologis penduduk Indonesia boleh dikatakan belum
membaik dan memadai, hanya sebagian kecil penduduk menikmati air bersih dan fasilitas
kesehatan lingkungan. Hal ini berakibat masih tingginya angka kesakitan dan kematian
berbagai penyakit.
Tujuan dari program kesehatan lingkungan adalah untuk meningkatkan kesehatan
lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar.
Kegiatan upaya penyehatan lingkungan ini bertujuan untuk merubah, menanggulangi
dan menghilangkan unsur fisik yang dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan
masyarakat, dengan harapan angka kesakitan terutama penyakit menular dapat diminimalkan
atau dihilangkan.
Kegiatan yang di lakukan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain :
Penyehatan sarana air bersih.
Penyehatan pembuangan kotoran.
pengawasan pengelolaan sampah.
Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum dan tempat pembuatan penjualan
makanan dan minuman (TTU dan TPM).
Demam Berdarah merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi Arbovirus
yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
15
Kasus Kejadian luar biasa Demam Berdarah (DBD) yang dilayani Puskesmas
Meuraxa Tahun 2010.
N
O
Nama Desa Bulan Terjadi KLB Jlh
penderita
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Ulee Lheue 1 2
2 Deah Glumpang 2 1 1 4
3 Deah Baru 2 1 3
4 Alue Deah Tengoh 3 3
5 Lampaseh Aceh 1 4 5
6 Lambung 2 1 1 4
7 Blang Oi 1 1 3 3 4 2 1 3 3 21
8 Punge Ujong 1 1 1 1 1 2 1 8
9 Punge Jurong 2 2 3 2 3 2 2 3 19
10 Gampong Baru 1 1
11 Surien 1 1 4 6
12 Lamjabat 2 1 3
13 Cot Lamkuweh 1 1 2
14 Gp.Blang
15 Gp.Pie 2 2
16 Aso Nanggroe 1 1 2
Jumlah 9 7 5 7 7 4 3 2 6 8 10 17 85
Tabel 3.1 Kasus Kejadian luar biasa Demam Berdarah (DBD) yang dilayani Puskesmas Meuraxa Tahun 2010
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa Puskesmas meuraxa angka kasus kejadian luar
biasa (KLB) sebesar 85 kasus (100 %). Di Puskesmas Meuraxa untuk menindak lanjuti angka
KLB demam berdarah telah melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan usaha
promosi dan preventif. Kegiatan-kegiatan yang tnelah dilakukan yaitu penyuluhan yang
berhubungan dengan DBD untuk merubah tingkah laku masyarakat, pelacakan kasus demam
berdarah (PE Surveilens), pemberian bubuk abate dan pemeriksaan jentik pada tempat-tempat
penampungan air yang mungkin menjadi tempat bersarangnya nyamuk dewasa dan jentik-
jentik nyamuk Aedes Agypty dan lain-lain.
16
Uleu lh
eu
Deah Glumpan
g
Deah Baru
Alue Dea
h tengo
h
Lampase
h Aceh
Lambung
Blang O
i
Punge Ujong
Punge Ju
rong
Gampong B
aro
surie
n
Lamjab
at
Cot langk
uweh
Gampong B
lang
Gampong P
ie
Aso Nan
ggro
e
Jumlah
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
123456789101112Column1
Grafik 3.1 Kasus Kejadian luar biasa DBD yang dilayani Puskesmas Meuraxa Tahun 2010
3.1.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah kemandirian
keluarga dalam memelihara kesehatan Ibu dan Anak. Ibu dan anak merupakan kelompok
yang paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan seperti kesakitan dan gangguan gizi
yang seringkali berakhir dengan kecacatan atau kematian.
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui, bayi, anak balita, serta
anak pra sekolah. Upaya kesehatan ibu dan anak merupakan upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi, anak
balita dan pra sekolah.
Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian dan
kesakitan diantara ibu, bayi dan anak sekolah adalah memberikan pemeliharaan yang cukup
baik pada waktu hamil yang dimulai sedini mungkin. Penurunan angka kematian
17
ibu maternal dan anak balita serta penurunan angka kelahiran merupakan
sasaran prioritas dalam pembangunan di bidang kesehatan.
Dalam pengertian ini cukup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat,
pemuka masyarakat serta menambah ketrampilan para dukun bayi serta pembinaan
kesehatan anak di taman kanak-kanak. Tujuan dari program ini adalah untuk
menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu, bayi dan anak, sehingga tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Kegiatan ini selain di
Puskesmas juga dilaksanakan di luar Puskesmas yaitu di Posyandu dalam ruang lingkup
Puskesmas Meuraxa. Angka Kematian ibu dan anak pada tahun 2010 adalah 0%.
Kegiatan di Puskesmas Meuraxa meliputi :
a. Pemeriksaan dan pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, anak balita dan anak
prasekolah. Kegiatan ini dilaksanakan rutin setiap kunjungan pasien ke Puskesmas dan
kunjungan ke posyandu.
b. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil.
c. Pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI).
d. Pemberian tablet besi (Fe) pada ibu hamil.
e. Pemberian Vitamin A dilaksanakan pada bulan promosi vitamin A di puskesmas dan
posyandu.
f. Pengamatan perkembangan anak prasekolah. Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan
dengan imunisasi anak ke puskesmas dan kunjungan ke posyandu melalui pemantauan
kartu KMS dan pemantauan berat badan anak.
h. Penyuluhan gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak dilakukan untuk meningkatkan
status gizi ibu, bayi dan anak serta mencegah timbulnya penyakit akibat defisiensi gizi.
i. Meningkatkan pengetahuan dan peran serta kader posyandu dalam menunjang program
kesehatan ibu dan anak.
j. Memonitor kinerja peran bidan desa.
k. Memantau ibu hamil yang beresiko tinggi, ibu bersalin dan ibu nifas di wilayah kerja.
l. Menaikkan Kohort bulanan bayi dan ibu.
m. Membuat laporan AMP (Audit maternal Perinatal).
n. Mengirim kasus KIA yang tidak bisa ditangani di puskesmas.
o. Pencatatan dan pelaporan.
18
Kegiatan ini selain dilaksanakan di Puskesmas juga dilaksanakan di luar puskesmas,
yaitu di Posyandu dalam ruang lingkup Puskesmas Meuraxa.
Gambar 3.1 Seorang Pasien sedang berkonsultasi dengan bidan ( foto diambil 21 Maret 2011)
Di luar Puskesmas, kegiatan yang dilakukan adalah Posyandu, kegiatan yang
dillakukan adalah :
- Pemeriksaan ibu hamil, ibu menyusui
- Pemberian PMT pada ibu hamil
- Pemberian imunisasi TT pada ibu hami
- Pemeriksaan ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita
- Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil, nifas dan menyusui
- Pemberian tablet Besi (Fe)
- Meningkatkan pengetahuan ibu dan peran serta kader posyandu dalam menunjang
Program kesehatan ibu dan anak
- Memberikan Konseling pada ibu hamil
19
Gambar 3.2 Seorang bayi sedang diimunisasi di posyandu Deah Glumpang (foto diambil 18
Maret 2011)
Puskesmas Meuraxa juga mengadakan kegiatan Posyandu Lansia, kegiatan yang
dilakukan :
- Pemantauan gizi Lansia melalui KMS Lansia
- Pemeriksaan dan pemberian therapy
- Pemantauan gizi Lansia melalui KMS Lansia
- Penyuluhan kesehatan pada Lansia
20
Gambar 3. 3 Seorang pasien sedang berobat di Posyandu Lansia (foto diambil 21 Maret 2011 di
Posyandu Desa Alue Tengoh)
KB
Keberhasilan pembangunan, baik pembangunan fisik maupun ekonomi pada
hakikatnya tergantung pada unsure manusiana. Pertambahan penduduk yang tinggi dapat
menghambat hasil pembangunan, termasuk pembangunan kesehatan. Oleh karena itu
pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk melalui program KB merupakan hal yang
sangat penting.
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif
untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau
pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta
kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan
yang tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat
pencegah kehamilan, dan setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar
cara penggunaannya.
21
Program Keluarga Berencana di Puskesmas Meuraxa meliputi kegiatan dalam dan
luar gedung, yaitu :
1. Komunikasi, informasi dan edukasi (konseling akseptor)
2. Pelayanan kontrasepsi kepada akseptor dengan metode yang diinginkan melalui
puskesmas, posyandu dan pos KB desa
3. Pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi peserta KB
4. Pembinaan konseling pada akseptor KB
5. Pencatatan dan pelaporan
Gambar 3.3 Seorang pasien sedang berkonsultasi masalah KB dengan Bidan (foto diambil 21
Maret 2011)
3.1.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Program perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk menurunkan angka penyakit gizi
kurang yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah (baik di
desa maupun di kota) terutama pada anak balita dan ibu.
Puskesmas meuraxa melaksanakan kegiatan usaha peningkatan gizi melalui :
1. Kegiatan di dalam gedung (puskesmas), meliputi :
a. Melaksanakan penimbangan bayi dan balita
22
b. Penyuluhan dan konseling gizi bagi ibu yang memiliki bayi dan balita
c. Pemantauan status gizi bayi dan balita
d. Membuat balok SKDN
e. Pemberian vitamin A dosis tinggi untuk bayi / balita setiap bulan Februari dan
Agustus serta vitamin A dosis tinggi untuk ibu bersalin
f. Pemberian tablet Fe untuk ibu hamil.
g. Pencatatan dan pelaporan
h. Evaluasi terhadap pelaksanaan program.
2. Kegiatan di luar gedung, meliputi :
a. Melakukan penimbangan bayi dan balita di posyandu
b. Penyuluhan bagi ibu yang memiliki bayi/balita dan juga ibu hamil, baik secara
perorangan maupun kelompok
c. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi setiap 6 (enam) bulan sekali (Februari-
Agustus) untuk bayi dan balita serta pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi untuk
ibu bersalin
d. Pemberian tablet Fe dan Kapsul yodium untuk ibu hamil
e. Melaksanakan PMT Pemulihan bagi bayi / balita dan PMT bagi bumil
f. Pemantauan Status Gizi bayi dan balita
g. Penyegaran kader posyandu
h. Monitoring terhadap keberhasilan program
i .Pemantauan pemakaian garam beryodium pada keluarga
Gambar 3.4 Seorang bayi sedang diukur tinggi badan di posyandu Deah Glumpang (foto diambil 18
Maret 2011
23
Untuk mewujudkan tujuan tersebut diatas, melalui program gizi ini dilakukan
beberapa usaha yang antara lain melalui perbaikan pada konsumsi pangan yang makin
beraneka ragam, seimbang dan bermutu tinggi.
Sasaran pelaksanaan program gizi, yaitu :
1. Penurunan prevalensi KKP ( Kurang Kalori Protein ) dan KEP (Kurang Energi Protein)
pada bayi dan balita serta KEK (Kurang Energi Kronis) pada ibu hamil.
2. Penurunan prevalensi KVA ( Kurang Vitamin A) di daerah rawan
3. Penurunan prevalensi anemia gizi pada ibu hamil melalui usaha perbaikan gizi pada ibu
hamil melalui usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK)
4. Pencegahan dan penurunan prevalensi GAKY(Gangguan Kekurangan Yodium) pada ibu
hamil.
3.1.5 Pemberantasan Penyakit Menular
Kegiatan dititikberatkan pada penyakit terutama yang banyak terdapat di daerah
dengan sanitasi yang jelek. Memberantas penyakit menular berarti menghilangkan taua
mengubah cara perpindahan penyakit menular dan atau infeksi, penularan itu dapat terjadi
secara langsung atau tidak langsung. Adapun pemberantasan penyakit menular atau infeksi,
cara – cara tersebut melalui :
1. Penularan langsung dari manusia ke manusia
Contoh : Tuberculosis, penyakit kelamin
1. Penularan tidak langsung
2. Dengan perantaraan benda yang kotor
Contoh : Kolera, Disentri
3. Dengan perantaraan serangga atau gigitan binatang
Contoh : Malaria, Demam Berdarah Dengue, Rabies, Filariasis
Untuk mengantisipasi masalah diatas upaya pencegahan yang dilakukan meliputi:
1.Memberikan penyuluhan tentang bahaya penyakit menular dan akibat-akibatnya
2.Memberikan pelayanan pengobatan bagi penderita penyakit menular
3.Memberikan imunisasi terhadap bayi, anak, ibu hamil, dan calon pengantin
3.1.6. Upaya Pelayanan dan Pengobatan Penyakit
Upaya pengobatan di Puskesmas adalah segala bentuk kegiatan pengobatan yang
diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit/ gejala-gejala, yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan, meliputi :
24
- Pengobatan dan perawatan
- Pemeriksaan laboratorium
Program ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap hari kerja. Bentuk
pelayanan di Puskesmas Meuraxa diarahkan kepada kemampuan pengenalan (diagnosa)
penyakit dan pengobatan sederhana. Pelayanan yang diberikan pengobatan rawat jalan,
dengan pemberian obat-obatan selama tiga hari sedangkan penanganan dan pengobatan yang
membutuhkan spesialisasi dan tindakan lebih lanjut, akan dikirim atau dirujuk ke fasilitas
kesehatan yang memiliki sarana kesehatan yang lebih lengkap. Puskesmas Meuraxa melayani
pasien umum, pasien ASKES, JAMKESMAS, JKA dan semuanya mendapatkan pengobatan
secara gratis
Di bagian tindakan telah dilakukan pertolongan pertama pada kasus trauma,
sementara untuk trauma yang serius pasien dirujuk ke RSU Meuraxa Banda Aceh.
Di Puskesmas Meuraxa khusus pada Usila, Bayi dan balita diberikan upaya
pengobatan tersendiri yang pelayanannya dipisahkan dari pengobatan pasien umum lainnya,
hal ini dimaksudkan agar pelayanan pengobatan kepada usila, bayi dan balita dapat lebih
maksimal dan diharapkan tingkat kesehatannya dapat ditingkatkan. Dimana dalam hal ini
Puskesmas Meuraxa menyediakan ruang khusus Poli Lansia dan MTBS.
MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) merupakan tindakan berupa perawatan dan
pengobatan kepada bayi muda sakit umur 1 hari sampai 2 bulan dan anak sakit umur 2 bulan
sampai 5 tahun.
Adapun yang termasuk 20 penyakit terbesar tahun 2010 pada Puskesmas Meuraxa
adalah:
No Nama Penyakit Infeksi Jumlah Kasus Persentase (%)
1 Common cold 3175 23,68 %
2 Infeksi akut lain pernafasan atas 2461 18,36 %
3 Hipertensi 1070 7,98 %
4 Diare 718 5,35 %
5 Tukak lambung 707 5,27 %
6 Penyakit lain pada sistem jaringan otot 689 5,14 %
25
dan jar.pengikat
7 Diabetes mellitus 623 4,64 %
8 Penyakit kulit alergi 598 4,46 %
9 Karies gigi 572 4,26 %
10 Hipotensi 501 3,73 %
11 Penyakit lain pada saluran pernafasan
atas
475 3,54 %
12 Penyakit kelainan pada lambung 409 3,05 %
13 Kecelakaan dan ruda paksa 347 2,58 %
14 Penyakit kulit infeksi 316 2,35 %
15 Vertigo 228 1,70 %
16 Asma 206 1,53 %
17 Penyakit mata lainnya 110 0,82%
18 Penyakit pada pulpa 109 0,81 %
19 Skizofrenia dan gangguan psikotik
kronik lain
48 0,35 %
20 Bronchitis 41 0,30 %
Total 13403 100 %
Tabel 3.2 Dua puluh penyakit terbesar di Puskesmas Meuraxa Tahun 2010
Grafik persentase dan jumlah kasus 20 penyakit terbesar tahun 2010 pada Puskesmas
Meuraxa:
26
commond co
ld
Infeksi a
kut la
in pernafa
san at
as
hiperten
sidiar
a
tukak l
ambung
penya
kit la
in pd sistem
jarin
gan otot d
an pen
gikat
diabete
s mell
itus
penya
kit ku
lit ale
rgi
karie
s gigi
hipotensi
py. Ln
pd slrn prn
psn at
as
py. Ln
pd lambung
Kecelak
aan dan
ruda p
aksa
Penya
kit ku
lit infek
si
verti
goasm
a
penya
kit m
ata la
innya
penya
kit pad
a vulva
skizo
frenia
bronch
itis0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
3175
2461
1070
718707689623598572501475409347316
22820611010948 41
20 penyakit terbesar tahun 2010 pada Puskesmas Meuraxa
Column2
Grafik 3.2 Dua Puluh penyakit terbesar Tahun 2010 di Puskesmas Meuraxa
3.2. Upaya Kesehatan Pengembangan
3.2.1. Upaya Kesehatan Sekolah
Upaya kesehatan sekolah adalah upaya kesehatan masyarakat yang dilakukan dalam
rangka pembinaan anak usia sekolah sebagai sasaran utama untuk meningkatkan derajat
27
kesehatan serta membina dan mengembangkan nilai sikap dan tingkah laku menuju hidup
sehat. Untuk mewujudkan program tersebut dilakukan upaya-upaya yang meliputi :
Meningkatkan kesehatan siswa (promotif)
Mencegah dan memberantas penyakit (preventif)
Mendiagnosa dan pemulihan kesehatan (kuratif)
Rehabilitasi (rehabilitatif)
Dengan demikian setiap anak diberi kesempatan untuk tumbuh kembang dan dapat
belajar dengan sebaik – baiknya.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan kegiatan berikut :
1. Penimbangan berat badan
2. Mengukur tinggi badan
3. Melakukan pemeriksaan umum meliputi mata, telinga, gigi dan mulut serta personal
hygiene secara keseluruhan.
4. Penyuluhan sanitasi lingkungan
5. Pelatihan / Pembinaan dokter kecil bila perlu
6. Kegiatan perbaikan gizi
7. Rujukan
Didalam pelaksanaan UKS Puskesmas Meuraxa juga melaksanakan kegiatan
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), dimana yang menjadi sasaran dari kegiatan ini
adalah siswa / siswi SPM dan SMU diwilayah kerja Puskesmas Meuraxa.
3.2.2. Perawatan Kesehatan Masyarakat
Tujuan program ini antara lain :
a. Masyarakat memahami pengertian dan perbedaan antara sehat dengan sakit
b. Meningkatkan kemampuan individu, masyarakat untuk melaksanakan upaya
perawatan dasar untuk mengatasi masalah kesehatan.
c. Menangani kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan
keperawatan.
d. Melayani kelompok khusus (panti) yang memerlukan pembinaan dan asuhan
keperawatan dasar.
e. Melayani kasus-kasus tertentu yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan
asuhan keperawatan di Puskesmas dan di rumah.
Kegiatan perawatan masyarakat di Puskesmas meliputi :
a. Penyuluhan di dalam dan di luar gedung Puskesmas.
28
b. Pelayanan kesehatan.
c. Rujukan.
d. Pelatihan kader.
e. Pembentukan Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) setempat.
3.2.3. Kesehatan Gigi dan Mulut
Usaha kesehatan gigi dan mulut adalah usaha kesehatan gigi dasar paripurna yang
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Batoh
dengan prioritas masyarakat yang berpenghasilan rendah, khususnya masyarakat yang rawan
terhadap penyakit gigi dan mulut.
Sasaran kegiatan adalah ibu hamil, menyusui, anak-anak dan usia lanjut. Usaha yang
dilaksanakan meliputi :
- Penyuluhan di sekolah dan posyandu.
- Pemeriksaan dan pengobatan gigi anak sekolah (UKGS).
- Pemeriksaan, perawatan dan pengobatan di poliklinik gigi.
- Rujukan.
Berikut ini beberapa penyakit gigi yang sering mendapat perawatan di Puskesmas
Meuraxa :
1. Karies gigi
2. Pulpitis
3. Nekrose pulpa
4. Gangren Pulpa/gangren radiks
5. Gingivitis
6. Periodontitis.
3.2.4 Upaya Kesehatan Kerja
Program upaya kesehatan kerja, terutama ditujukan kepada masyarakat pekerja di
sektor informal yang ada diwilayah kerja Puskesmas Meuraxa, dalam rangka pencegahan dan
pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan
kerja.
Dari program ini diharapkan adanya peningkatan kemampuan tenaga kerja untuk
menolong dirinya sendiri, sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan pada akhirnya
akan meningkatkan produktivitas kerja.
29
Tujuan dari program ini:
1. Meningkatkan kemampuan masarakat pekerja dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan keluarganya yang
belum terjangkau selama ini.
3. Meningkatkan keselamatan kerja dengan mencegah penggunaan bahan – bahan yang
dapat membahayakan lingkungan kerja dan masyarakat.
Sasaran dari program ini diutamakan pada sector informal yang merupakan lebih dari
separuh angkatan kerja.
Penyelenggaraan untuk puskesmas meliputi:
1. Penyuluhan sebagai tindakan promotif dan preventif
2. Pelayanan kesehatan
3. Rujukan
4. Pelatihan kader
5. Pembentukan pos UKK setempat
3.2.5. Usaha Kesehatan Jiwa
Kegiatan usaha Kesehatan Jiwa di Puskesmas Meuraxa meliputi :
1. Pengenalan dini ganguan jiwa.
2. Memberikan upaya pertolongan pertama pada pasien gangguan jiwa.
3. Memberikan rujukan kepada RS Jiwa Banda Aceh bila diperlukan.
4. Pencatatan dan pelaporan.
3.2.6. Usaha Kesehatan Mata
Usaha kesehatan mata dilaksanakan sebagai suatu usaha untuk peningkatan fungsi
puskesmas dalam bidang pelayanan kebutaan dasar dan produktivitas masyarakat. Kegiatan
yang dilakukan di Puskesmas Batoh meliputi :
1. Penyuluhan tentang kesehatan mata.
2. Pengobatan penderita penyakit mata ringan.
3. Pemberian vitamin A dosis tinggi untuk balita setiap bulan Februari dan Agustus.
4. Pemberian vitamin A dosis tinggi untuk ibu bersalin dan ibu nifas.
5. Melayani/memberikan rujukan ke Poli Mata RSUZA Banda Aceh bila perlu.
30
3.2.7. Upaya Kesehatan Usia lanjut
Berdasarkan Undang-undang No.9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan setiap
warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, maka dalam upaya
pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia dilakukan pembinaan bagi
usia lanjut yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut agar selama
mungkin dapat aktif, mandiri dan berguna.
Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan
normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan
kenyataan yang tidak dapat dihindari.
Menurut UU No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan usia lanjut
menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.
Kegiatan yang dilakukan antara lain :
a. Penyuluhan kesehatan/gizi.
b. Deteksi dan diagnosa dini penyakit-penyakit pada usila.
c. Pemeriksaan berkala.
d. Proteksi dan tindakan khusus usila.
e. Konseling.
3.2.8 Peran Serta Masyarakat
Dalam proses penyelenggaraan upaya kesehatan, masyarakat dapat berperan dalam
penelaahan masalah, penentu rencana pelaksaan kegiatan dengan upaya hidup sehat,
penilaian hasil kegiatan kesehatan serta pengembangan upaya kesehatan selanjutnya.
Kegiatan masyarakat tersebut dapat bersifat pengobatan, pencegahan, peningkatan maupun
pemulihan sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang dimilikinya.
Tujuan dari program PSM ini antara lain adalah :
1. Meningkatkan kemampuan pemimpin/tokoh masyarakat dalam merintis dan
menggerakkan upaya kesehatan di masyarakat.
2. Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan.
3. Meningkatkan kemampuan masyakat dan organisasi masyarakat dalam mengenali,
menghimpun dan mengelola dana sarana masyarakat untuk upaya kesehatan.
4. Merangsang dan memotivasi masyarakat untuk dapat menggali potensi yang ada pada
desa dan masyarakat setempat.
Sasaran dari program ini:
31
1. Inidividu yang berpengaruh, baik tokoh formal maupun informal
2. Keluarga
3. Kelompok masyarakat (kelompok pendukung asi)
4. Organisasi masyarakat
3.2.9 Pembinaan – Pengobatan Tradisional
Pembinaan upaya pengobatan tradisional terutama ditujukan pada upaya peningkatan
mutu pelayanan pengobatan tradisional. Sasaran program pembinaan upaya pengobatan
tradisional yaitu pembinaan terhadap :
1. Pengobatan tradisional
2. Petugas kesehatan
3. Masyarakat
Juga dilaksanakan upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan, petugas
kesehatan serta para kader dan tokoh masyarakat dalam peningkatan, pemanfaatan dan
penyebaran tanaman obat keluarga (TOGA)/apotik hidup.
3.3. Upaya Pelayanan Penunjang
3.3.1 Laboratorium Sederhana
Pengadaan laboratorium bertujuan untuk memberikan pelayanan laboratorium secara
cepat dan mudah. Semua itu menunjang pemberantasan penyakit menular, penyelidikan,
epidemiologi dan pembinaan kesehatan melalui kegiatan:
1. Mengumpulkan dan memeriksa persediaan dipuskesmas
2. Mengirim persediaan untuk pemerikasan lebih lanjut ditingkat lebih tinggi dalam sistem
pelayanan kesehatan.
3. Melaksanakan kegiatan MFS (Mess Fever Survey) pada semua penderita berkaitan
dengan gejala demam untuk penemuan penderita malaria di desa.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium Puskesmas Meuraxa selama
tahun 2010 adalah :
a. Plano testb. Pemeriksaan golongan darah
c. Pemeriksaan Asam urat, Kolesterol darah
d. Pemeriksaan jemaah haji.
e. Pemeriksaan Hematologi ( Darah Rutin) dan accu chek (KGD).
f. Pemeriksaan sputum BTA
32
3.3.2 Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan salah satu usaha dalam kewaspadaan un tuk mencegah
terjadinya penularan infeksi.
Petugas pelayanan kesehatan yang bekerja difasilitas kesehatan mempunyai resiko
terpapar pada infeksi, banyaknya penyakit-penyakit menular termasuk infeksi menular
seksual (IMS) yang terjadi dilingkungan kerja yang dihadapi sehari-hari secara potensial
dapat membahayakan jiwa.
Di Puskesmas Meuraxa pada awal tahun 2009 telah mengadakan dan melaksanakan
usaha pencegahan infeksi, dimana puskesmas mempunyai ruangan khusus yang dilengkapi
dengan peralatan-peralatan yang digunakan untuk teknik anti septik, anti sepsia,
dekontaminasi, pembersihan, desinfektan tingkat tinggi (DTT) dan sterilisasi, serta
mempunyai petugas khusus yang melaksanakan kegiatan tersebut.
3.3.3 SP2TP (Usaha Pencatatan dan Pelaporan dalam Rangka Sistem Informasi
Kesehatan)
Untuk mengamati dan menilai status puskesmas, dilakukan suatu sistem pencatatan
dan pelaporan terpadu puskesmas, dimana semua kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas
baik yang di dalam maupun luar gedung harus dicatat dan dilaporkan. Pelaporan yang perlu
secara terpadu meliputi data kegiatan yang diperlukan untuk monitoring perencanaan
kegiatan selanjutnya.
Laporan-laporan kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Laporan bulanan
2. Laporan triwulan
3. Laporan tahunan
4. Laporan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Berdasarkan laporan-laporan tersebut maka melalui perhitungan yang ada dapat dilihat
dan digolongkan dalam strata keberhasilan Puskesmas tersebut.
33
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam upaya meningkatkan kesehatan seluruh kegiatan pokok di Puskesmas Meuraxa
berjalan dengan baik secara rutin dan terorganisir. Puskesmas berfungsi sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Untuk menunjang pelaksanaan
fungsi dan penyelenggaraan upayanya.
Puskesmas merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat terdepan
dalam sistem pelayanan kesehatan yang berfungsi sebagai ujung tombak sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia, sehingga Puskesmas selain bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat juga bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pelayanan kedokteran.
Program kerja tahunan Puskesmas Meuraxa secara operasional kegiatannya
dilaksanakan oleh staf puskesmas yang terorganisir dalam struktur organisasi Puskesmas
Meuraxa Kota Banda Aceh.
Peningkatan disiplin, pengertian dan kesadaran akan fungsinya sebagai seorang
pelayan kesehatan masyarakat perlu terus diupayakan agar pengelolaan administrasi dan
kepegawaian dapat berjalan dengan baik.
Terlepas dari keberhasilan dalam pelaksanaan program, namun masih dijumpai
kendala-kendala yang memerlukan perbaikan untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat di masa yang akan datang.
4.2 Saran
Perlunya sarana dan dana yang memadai serta mencukupi untuk menjaga
kelangsungan kegiatan operasional kesehatan di wilayah kerja puskesmas.
Perlu perhatian serta dukungan dari semua pihak baik dari Dinas Kesehatan dan
Pemda Kota Banda Aceh serta masyarakat agar program-program kesehatan di
Puskesmas Meuraxa dapat dilaksanakan dengan baik dan sebagaimana mestinya
sehingga dapat menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja
puskesmas.
34