bab i

Upload: mirza-hanadawa

Post on 18-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bioper

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIlmu Biologi Perikanan merupakan salah satu ilmu yang mendasari ilmu-ilmu perikanan tangkap lainnya seperti. Metode Penangkapan Ikan, serta ilmu lainnya. Oleh karena itu ilmu Biologi Perikanan ini sangat penting. Ibaratnya kita ingin makan, tetapi tidak tahu apa yang akan dimakan. Ilmu Biologi perikanan juga seperti itu, kita ingin menangkap ikan tetapi tidak tau ikan apa yang akan ditangkap. Tujuan dari pada mempelajari Biologi Perikanan ini adalah agar kita mengetahui pembagian daerah perairan berdasarkan kedalaman yaitu antara lain pelagic, mid water dan demersal serta pembagian berdasarkan kriteria yang lain. Selain itu tentang anatomi dan fisiologi ikan juga patut kita pelajari. Dan yang paling penting adalah kita mengetahui jenis ikan ekonomis penting serta penyebarannya di perairan. Hubungan panjang dan berat merupakan aspek biologi perikanan yang perlu di pelajari. Panjang tubuh sangat berhubungan dengan panjang dan berat seperi hukum kubik yaitu bahwa berat sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Namun, hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda. Pengamatan pertumbuhan ikan, baik panjang dan berat merupakan salah satu hal yang penting untuk diamati selama proses budidaya ikan. Hal ini dilakukan agar kenormalan pertumbuhan ikan dapat diketahui sedini mungkin. Hubungan panjang dan berat (Length-weight relationship/LWR) merupakan hal yang penting dalam penelitian ilmiah perikanan, karena hal ini memberikan informasi parameter-parameter populasi. Pertama, sebuah perubahan berat dan panjang memperlihatkan umur dan kelas kelompok tahun ikan; hal ini sangat penting dalam perikanan. Kedua, data panjang berat tersebut dapat digunakan untuk menaksirkan daya dukung stock perikanan tangkap. Selain itu, data panjang dan berat dapat juga menggambarkan petunjuk penting tentang perubahan iklim dan lingkunganDikatakan juga bahwa dalam pengukuran tersebut nantinya akan diperoleh nilai b, yang ikut menentukan seimbang tidaknya antara berat dan panjang ikan. Dimana nilai b yang mungkin muncul adalah b3.Salah satu derivat penting dari pertumbuhan ialah faktor kondisi atau index preponderance dan sering disebut pula sebagai faktor K. Faktor kondisi ini menunjukkan keadaan baik dari ikan dilihat dari segi kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi. Kondisi ini mempunyai arti kualitas dan kuantitas daging ikan yang tersedia untuk dapat dimakan. Jadi kondisi disini mempunyai arti dapat memberi keterangan baik secara biologis atau secara komersial .Pertumbuhan seekor ikan dapat diukur dari tambahan panjang badan dan kenaikan bobotnya, maka untuk mengetahui normal tidaknya pertumbuhan ikan pemeliharaan, sebaiknya kita mengukur panjang dan menimbang bobot badan ikan itu, setiap kali sebelum menebar, dan setiap kali memungut hasil yang diukur ialah panjang standard, yaitu panjang antara ujung moncong dan pangkal sirip ekor tanpa mengikutsertakan sirip ekor. Bila ikan tumbuh normal atau baik, bobotnya akan bertambah sesuai dengan pertambahan panjangnya. Makin panjang ikan itu, makin beratlah badannya seharusnya.Selama dalam pertumbuhan, tiap pertambahan berat material ikan akan bertambah panjang dimana perbandingan liniernya akan tetap. Dalam hal ini dianggap bahwa berat ikan yang ideal sama dengan pangkat tiga dari panjangnya dan berlaku untuk ikan kecil atau besar. Bila terdapat berat tanpa diikuti oleh perubahan panjang atau sebaliknya, akan menyebabkan perubahan nilai perbandingan.

1.2 Tujuan PratikumTujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui hubungan panjang, berat atau bobot dan faktor kondisi ikan Dencis.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAIkan memiliki bentuk dan ukuran tertentu dan berbeda antara ikan yang satu dengan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa ada spesifikasi tertentu pada karakteristik, bentuk dan ukuran tubuh ikan di alam. Analisa morfometri merupakan suatu analisis atau pengamatan terhadap morfologi ikan tersebut sedangkan morfologi adalah ciri-ciri luar tubuh ikan yang terlihat dan harus diamati yang meliputi: bentuk tubuh, warna, bentuk operculum, mengukur antar bagian tubuh ikan, (Effendi 2004).Pertumbuhan merupakan proses biologi yang komplek, dapat terjadi apabila ada kelebihan energi dan materi yang berasal dari pakan yang dikonsumsi. Pertumbuhan terjadi pada beberapa timgakat materi biologi seperti sel, jaringan, organ, organisme, populasi dan komunitas. Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai perubahan pada ukuran atau jumlah materi tubuh, baik temporal atau jangka panjang. Kuantifikasi untuk pertumbuhan dapat berupa panjang, bobot (basah dan kering) atau kandungan nutrien tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat , dan kandungan energi (Cholik,2005).Pengukuran berat dari berbagai penimbangan ikan yang paling tepat adalah dengan menggunakan timbangan duduk dan timbangan gantung, adapan keuntungan yang dimiliki dari kedua timbangan ini adalah bekerjanya lebih teliti, pengaruh dari luar seperti angin dapat dikurangi, serta pendugaan pertama terhadap berat ikan yang ditimbang tidak perlu dilakukan, karena secara langsung dapat menunjukkan beratnya, (Abdul 1985).sistem ukuran yang dipakai pada perhitungan faktor kondisi ada tiga macam yaitu sistem metrik, sistem inggris dan sistem campuran. Sistem yang biasa dipakai di Indonesia adalah sistem metrik. Nilai faktor kondisi akan terlihat kegunaannya apabila dibandingkan dengan kelompok yang lain. Pertumbuhan dalam individu ialah pertumbuhan panjang jaringan akibat dari pembelahan secara mitosis. Pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi sifat keturunan, umur, jenis kelamin, kematangan gonad, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan pemanfaatan makanan. Faktor luar antara lain suhu, kimia perairan dan makanan yang tersedia, (Effendie 2002).Panjang tubuh sangat berhubungan dengan berat tubuh. Hubungan panjang dan berat seperti hukum kubik yaitu bahwa berat sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Namun, hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda, (Murphy,1990).Panjang total adalah ukuran panjang maksimal ikan dari ujung anterior pada keadaan mulut dan sirip ekor terkatup. Pada ikan-ikan laut, ukuran panjang yang biasa digunakan adalah panjang porok (Fork length) yaitu ukuran panjang dari ujung anterior pada kondisi mulut terkatup hingga ujung ekor pada bagian cekung sirip ekor terendah. Pada kondisi tertentu seringkali sirip ekor mengalami kerusakan sehingga bentuk tidak sempurna lagi. Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk mengatasi hal tersebut, maka digunakan ukuran standar. Adapun yang dimaksud dengan ukuran standar adalah ukuran panjang dari ujung anterior pada keadaan mulut terkatup hingga pangkal sirip ekor. Ukuran tubuh ikan ini bervariasi dari beberapa millimeter hingga meter, (frosee 2005).Dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan kondisi ikan, analisa hubungan panjang berat dimaksudkan untuk mengukur variasi berat-panjang tertentu dari ikan secara individual atau kelompokkelompok individu sebagai suatu petunjuk tentang kegemukan, kesehatan, perkembangan gonad dan sebagainya. Hubungan panjang berat yaitu dapat mengestimasi faktor kondisi atau sering disebut dengan index of plumpness, yang merupakan salah satu derivat penting dari pertumbuhan untuk membandingkan kondisi (fitness, well-being) atau keadaan kesehatan relatif populasi ikan atau individu tertentu (Merta, 1993 ).

BAB IIIMETODELOGI PRATIKUM3.1 Waktu dan TempatPratikum biologi perikanan dilakukan pada hari kamis tanggal 20 Maret 2012, pukul 12 sampai dengan selesai. Bertempat di Laboratorium Ilmu Kelautan Koordinatorat Kelautan Dan Perikanan Universitas Syiah Kuala.

3.2 Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat dan BahanNoAlat dan BahanBanyaknya

1Ikan biji nangka30 Ekor

2Nampan5 Buah

3Timbangan2 Unit

4Mistar6 Buah

5Laptop4 Unit

6TissueSeperlunya

3.3 Cara Kerja3.3.1 Cara kerja pengukuran panjang berat Disediakan sampel ikan biji nangka sebanyak 30 ekor. Diletakkan di atas nampan untuk di amati. Diukur panjang total (TL) ikan satu per satu menggunakan mistar dan di catat hasilnya. Diukur berat ikan (W) ikan satu per satu menggunakan timbangan dan di catat hasilnya. Dikonversikan data dari cm ke mm untuk memudahkan perhitungan. Dianalisa data pengukuran yang di peroleh menggunakan aplikasi Exel.

3.3.2 Cara kerja analisa data perhitungan panjang berat (LWS) Di Ln kan data TL dan data W yang diperoleh. Di blok data yg telah di Ln kan, kemudian insert scatter, klik kanan sembarang di titik data, kemudian dipilih add trendline equation on chat display R square value on chat Dihitung nilai a dan b untuk menghitung Ws (berat prediksi), b = y, a = EXP dari y angka yang ke dua Dihitung nilai residual dari Ln Ws di kurang Ln W. Dihitung nilai varian residual. Dihitung nilai bias correction. Dihitung nilai faktor kondisi Fulton (K) sesuai dengan persamaan Okgerman (2005). Dihitung nilai faktor kondisi berat relatif (Wr) sesuai dengan persamaan Rypel dan Richter (2008). Di insert scatter utuk melihat perbandingan hasil pengukuran dan prediksi.

3.4 Analisa DataBerikut ini adalah beberapa persamaan yang digunakan untuk melakukan perhitungan hubungan panjang berat dan faktor kondisi.a. Nilai TL d Ln kan.=ln (data TL)b. Nilai W di Ln kan.=ln (data W)c. Hubungan panjang berat ikan menurut De-Robetis dan William (2008).Ws = a x Lbd. Menghitung nilai residual.R =ln (Ws) ln (W)e. Menghitung nilai varrian residual.Varian residual =Residual 1: Residual nf. Menghitung nilai bias correction.Bias corr =EXP (0.5 x var res) x Wsg. Menghitung nilai faktor kondisi Fulton menurut Okgerman (2005).K =ln W x ln TL-3 x 100h. Menghitung nilai faktor kondisi berat relatif menurut Rypel dan Ricchter (2008).Wr =W/Ws x 100

BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil PengamatanTabel Pengukuran terlampir dibelakang

Berikut ini adalah grafik hasil pengukuran panjang berat ikan biji nangka

Grafik 4.1.1 Pertumbuhan ikan

Grafik 4.1.2 Faktor kondisi ikan

4.2 PembahasanBerdasarkan praktikum yang dilaksanakan, ikan biji nangka yang diukur panjang dan berat tubuhnya, memiliki ukuran yang berbeda-beda antara ikan yang satu dengan ikan yang lainnya. Adapun ukuran ikan yang terpanjang adalah 172 mm, dengan beratnya adalah 60 gram, sedangkan ukuran yang terpendek adalah 135 mm, dengan beratnya adalah 20 gram.Perbedaan ukuran berat dan panjang antara tiap ikan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti yang telah dikemukakan oleh Fujaya (1999), dimana ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam ini sulit untuk dilakukan pengontrolan, sedangkan faktor luar mudah untuk pengontrolannya.Adapun yang termasuk faktor dalam tersebut adalah faktor keturunan, dimana faktor ini mungkin dapat dikontrol dalam suatu kultur, salah satunya dengan mengadakan seleksi yang baik bagi pertumbuhannya sebagai induk. Kemudian faktor jenis kelamin, kemungkinan tercapainya keatangan gonad untk pertama kali cenderung mempengaruhi pertumbuhan, yang menjadi lambat karena sebagian makanan tertuju pada perkembangan gonad tersebut.Untuk faktor umur, pertumbuhan cepat terjadi pada ikan yang masih muda, sedangkan ikan yang sudah tua umumnya kekurangan makanan apalagi untuk pertumbuhannya, karena sebagian besar digunakan untuk pemeliharaan tubuh dan pergerakan. Terakhir faktor parasit dan penyakit dapat mempengaruhi pertumbuhan jika alat pencernaan atau organ vital lainnya terserang, sehingga efisiensi makanan yang berguna bagi pertmbuhan berkurang. Sedangkan yang termasuk faktor luar adalah makanan, dalam hal ini makanan adalah faktor yang paling penting karena dengan adanya makanan berlebih dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lebih pesat. Faktor luar lainnya yang mempengaruhi yaitu kualitas air, misalnya suhu, oksigen terlarut dan karbondioksida.Dalam suatu pengukuran pertambahan panjang dan berat ikan, terdapat adanya nilai b yang ikut menentukan dalam pengukuran tersebut.. Nilai tersebut dapat dikategorikan lebih kecil dari 3. Hal demikian sesuai dengan pernyataan dari Effendie (1979), yang menyatakan ada kemungkinan 3 nilai yang muncul dalam pengukuran panjang dan berat ikan, yaitu b3. Adapun untuk b3 menunjukkan bahwa pertambahan panjang tidak secepat pertambahan berat. Dari hasil perhitungan panjang dan berat tubuh ikan dengan menggunakan rumus diatas maka didapatkan hasil b = 3.9344, artinya pola pertumbuhan ikan dencis bersifat allometrik positif dimana terlihat ikan dencis terlihat gemuk. Nilai b diatas 3 artinya pertumbuhan ikan allometrik positif yaitu pertambahan panjang lebih cepat berbanding pertambahan bobot.Banyaknya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan diantaranya adalah rasio pemberian pakan dan berat ikan. Pakan yang diberikan tidak dapat menunjang untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh maka pertumbuhan akan terhambat bahkan berhenti sama sekali. Hendaknya pakan sesuai dan tidak berlebihan. Seringkali untuk mendapatkan pertumbuhan yang bagus harus mengeluarkan biaya yang lebih untuk makanan tetapi pemanfaatannya oleh ikan sangat rendah sehingga tidak ekonomis.faktor kondisi atau indeks ponderal dapat disebut pula sebagai faktor K, merupakan salah satu derivat penting dari pertumbuhan. Faktor kondisi ini berguna untuk menunjukkan keadaan baik dari ikan. Keadaan ikan tersebut dilihat dari segi kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi. Penggunaan faktor kondisi bila dipandang dari segi komersial maka mempunyai arti kualitas dan kuantitas daging ikan yang tersedia untuk dapat dimakan sehingga faktor kondisi di sini mempunyai arti dapat memberikan keterangan baik secara biologis maupun komersial.Pada pengukuran faktor kondisi fulton atau K diperoleh angka 2.743082. nilai K pada ikan dencis yang diamati masuk dalam kiraran antara 1-3, Dari hasil tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa faktor kondisi ikan berfluktuasi dengan ukuran ikan. Faktor kondisi ini berguna untuk menunjukkan keadaan baik dari ikan. Keadaan ikan tersebut dilihat dari segi kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi. Penggunaan faktor kondisi bila dipandang dari segi komersial maka mempunyai arti kualitas dan kuantitas daging ikan yang tersedia untuk dapat dimakan sehingga faktor kondisi di sini mempunyai arti dapat memberikan keterangan baik secara biologis maupun komersial.Nilai rata-rata berat relatif (Wr) ikan tongkol yang diperoleh adalah 100.40613. Nilai Wr dalam kisaran 100 menunjukkan bahwa keadaan perairan masih dalam keadaan seimbang. Hal ini menunjukkan bahwa perairan menyediakan cukup makanan atau kepadatan predator sangat rendah disini, ini sesuai dengan pernyataan Effendi (2002) bahwa perairan memiliki gradien salinitas yang bervariasi.Variasi ini menciptakan kondisi yang menekan bagi sebagian besar organisme, tetapi bagi organisme yang dapat menyesuaikan diri akan dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik dan kondisi ini juga dapat menangkal predator yang ada. Variasi ketersedian pakan yang terjadi antar musim dapat mengubah faktor kondisi musiman (Offem et al., 2007). Hal ini sesuai dengan pernyataan (Anderson & Neumann, 1996) nilai berat relatif (Wr) berada dibawah 100 bagi suatu individu ataupun populasi menunjukkan adanya masalah seperti rendahnya ketersediaan mangsa atau tingginya kepadatan suatu predator. Sedangkan apabila nilai berat relatif (Wr) berada di atas 100 hal ini menunjukkan kelebihan ketersediaan suatu mangsa atau rendahnya kepadatan suatu predator. Selain ketersediaan juga dapat mempengaruhi berbagai faktor kondisi (Murphy et al., 1991; Blackwell et al., 2000). Faktor kondisi dihitung untuk menilai kesehatan ikan secara umum, produktivitas dan kondisi fisiologi dari populasi ikan (Richter,2007; Blackwell et al., 2000). Faktor kondisi ini mencerminkan karakteristik morfologi tubuh, kandungan lipid dan tingkat pertumbuhan suatu ikan (Bister et al., 2000; Rypel & Richter, 2008; Froese, 2006; Stevenson & Woods, 2006). Ikan dengan faktor kondisi yang lebih tinggi diharapkan akan memiliki fekunditas lebih tinggi dari pada ikan dengan faktor kondisi lebih rendah (Baltz & Moyle, 1982). Dan semakin tinggi kondisi fulton,maka dapat kita simpulkan bahwa kondisi suatu perairan tersebut dapat dikatagorikan perairan yang bagus. Menurut Effendie (2002), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kondisi ikan adalah sebagai berikut:a. MakananMakanan sangat berpengaruh terhadap faktor kondisi, seperti perubahan makanan ikan yang berasal dari ikan pemakan plankton berubah menjadi ikan pemakan ikan atau sebagai karnivor. Hal demikian juga dapat terjadi apabila ada perubahan kebiasaan dari perairan estuarine ke perairan laut.Ub. UmurUmur berperan dalam pertumbuhan, pertumbuhan cepat terjadi pada ikan ketika dalam stadia larva dan benih, karena sebagian sumber energi di gunakan untuk pertumbuhan badan dalam hal ini ukuran somatik. Sedangkan ikan yang sudah dewasa pada umumnya sebagian besar sumber energi digunakan untuk perkembangan gonadnya.c. Jenis kelaminJenis kelamin menentukan tingkat faktor kondisi pada ikan, untuk ikan betina yang sudah matang gonad biasanya bentuk tubuhnya lebih besar dan membuncit pada bagian perutnya, sedangkan pada ikan jantan bentuk tubuhnya lebih ramping.e. Kematangan gonadKematangan gonad ikan terjadi saat ikan akan memijah. Pada saat tersebut, gonad akan mengalami pertambahan berat hingga mencapai maksimum dan kemudian akan mengalami penurunan berat setelah terjadi pemijahan. Selama proses reproduksi berlangsung, energi yang dihasilkan tubuh sebagian besar digunakan untuk perkembangan gonadnya.f. Ukuran ikanFaktor kondisi berfluktuasi dengan ukuran ikan. Ikan yang berukuran kecil mempunyai kondisi relatif yang tinggi, kemudian menurun ketikan ikan bertambah besar

BAB VPENUTUP5.1 Kesimpulana. 30 ekor ikan biji nangka yang diukur memiliki ukuran berat dan panjang yang berbeda-beda.b. Nilai b yang didapatkan adalah 3.9344 Ikan termasuk kedalam allometrik positif.c. Factor kondisi berat relatif pada ikan dencis adalah 100.40613 dimana hal ini menandakan bahwa kondisi lingkungan baik dan menyediakan cukup makanand. Jika nilai yang didapatkan berada dibawah 100 menunjukkan suatu populasi ikan dalam kondisi yang tidak stabil atau seimbang.e. Nilai K adalah 2.743082 dimana semakin tinggi nilai tersebut semakin baikf. Pola pertumbuhan yang diprediksi dengan pola pertumbuhan yang sesungguhnya (diukur) menunjukkan sedikit perbedaan,sebahagian ikan menunjukkan ikan sehat (gemuk) yang berada diatas bagian grafik dan yang satu bahgian lagi menunjukkan nilai ikan yang terdapat pada bagian bwah grafik tidak terlalu sehat(kurus).5.2 SaranSaran saya untuk laboratorium semoga kedepannya laboratorium dapat melengkapi semua alat pratikum,alat-alat dan bahan praktikum untuk kedepannya dapat di tanggung oleh laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R.O., R.M. Newmann. 1996. Length weight and associated structural indices. In: Fisheries techniques, 2nd edition. B.R.Murphy and D.W. Willis eds. American Fisheries Society, Bethesda, Maryland. pp 447-481.

Abdul, R. 1985. Ekologi Ikan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya, Malang.

Cholik., Saadah. 2005. Beberapa aspek biologi, Jurnal ikhtiologi Indonesia.

Effendi, I. 2004. Biologi Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Efendie, Ichsan. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan pustaka Nusatama, Bogor

Effendie, I.M., 1979. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan IPB, Bogor.

Fujaya, Y. 1999.Fisiologi ikan. Rineka Cipta; Jakarta.

Froese, R. 2005. Cube law, condition factor and weight length relationship: history, meta analysis and recommendations. Journal of Applied Ichthyology, 22: 241-253.

Merta, I.G.S. 1993. Hubungan panjang berat dan faktor kondisi ikan lemuru, Sardinella lemuru Bleeker, 1853 dari perairan Selat Bali. Jurnal Penelitian Perairan Laut, 73 : 35 44.

Murphy, B.R., M.L. Brown, T.A. Springer. 1990. The relative weight (Wr) index in fisheries management: status and needs. Fisheries, 16(2): 30-38. analysis and recommendations. Journal of Applied Ichthyology, 22: 241-253.

Offem,B.O.,Y.Akegbejo-Samsons, I.T. Omoniyi. 2007.Biologicalassessment of Oreochromis niloticus (Pisces: Cichlidae: Linne:1958) in a tropical floodplain river. African Journal of Biotechnology, 6(16): 1966-1971LAMPIRANNoTL (mm)W (g)Ln TLLn W

1145304.9767343.401197

2172605.1474944.094345

3166505.1119883.912023

4146304.9836073.401197

5144304.9698133.401197

6143304.9628453.401197

7140254.9416423.218876

8136254.9126553.218876

9150355.0106353.555348

10137254.9199813.218876

11140254.9416423.218876

12165455.1059453.806662

13145304.9767343.401197

14145304.9767343.401197

15135204.9052752.995732

16150255.0106353.218876

17134204.897842.995732

18150405.0106353.688879

19140254.9416423.218876

20140254.9416423.218876

Tabel 2. Pengukuran panjang dan berat ikan

NoTL (mm)W (g)Ln TLLn WWsResidualBias CorrectionKWr

1145304.9767343.40119729.2963-0.02373629.4257122.759298102.402009

2172605.1474944.09434557.357423-0.04504257.6107913.001903104.60721

3166505.1119883.91202349.879234-0.00241850.0995682.928411100.242118

4146304.9836073.40119730.0992990.003304530.2322582.74789899.6700943

5144304.9698133.40119728.509388-0.05096428.6353242.770841105.228494

6143304.9628453.40119727.738349-0.07838127.860882.78253108.153515

7140254.9416423.21887625.5183540.020522125.6310772.66741397.9687023

8136254.9126553.21887622.767848-0.09352622.8684222.71491109.803964

9150355.0106353.55534833.476493-0.04450533.6243712.826206104.550974

10137254.9199813.21887623.433648-0.06470323.5371632.7028106.684199

11140254.9416423.21887625.5183540.020522125.6310772.66741397.9687023

12165455.1059453.80666248.7074440.079169448.9226022.8596792.3883421

13145304.9767343.40119729.2963-0.02373629.4257122.759298102.402009

14145304.9767343.40119729.2963-0.02373629.4257122.759298102.402009

15135204.9052752.99573222.116260.100580822.2139552.53812590.4312028

16150255.0106353.21887633.4764930.291967733.6243712.55873874.6792675

17134204.897842.99573221.4786820.071328621.5735612.54970193.1155831

18150405.0106353.68887933.476493-0.17803633.6243712.932352119.486828

19140254.9416423.21887625.5183540.020522125.6310772.66741397.9687023

20140254.9416423.21887625.5183540.020522125.6310772.66741397.9687023

2.743082100.406131

Tabel 3 Faktor Kondisi ikan15 | Biologi Perikanan