bab i

4
BAB I PENDAHULUAN A. La tar Belakan g Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya. Umur harapan hidup manusia yang semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan cenderung bertambah lebih cepat.  WHO tahun 2006 menunj ukk an usia harapan hidup anita di Siss pada tah un 200! mencapai "# tah un, sedangkan prianya $" tahun. %i &merika Ser ik at, pada tahun 200! usia har apan hid up an ita mencapai "0 tahun, dan pria mencapai $' tahun. Wanita (epang mencapai "6 tahun, dan pria $) tahun. Wanita *alaysia dan +ietnam hanya mencapai $! tahun, dan prianya hanya 6) tahun, sedangkan orang ndonesia lebih pendek lagi, yaitu anita hanya mencapai 6" tahun, dan pria hanya 6' tahun -angkahila, 200$/ ndonesia juga termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population)  karena mempunyai  jumlah penduduk dengan usia 60 tahun ke atas sekitar $,"1 -*enkokesra, 200"/. (umlah penduduk lansia pada tahun 2006 sebesar kurang lebih ) juta jia dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. ada tah un 200, diperk ira kan jumlah lan sia seb esar 2#, ) jut a -), $$1/ dengan usia harapan hidup 6$,! tahun. Sedangkan, pada tahun 2020 di pr ediksi juml ah lansia sebesar 2"," juta -, #!1/ dengan usia harapan hidup $, tahun. *eningkatnya usia harapan hidup penduduk ndonesia membaa konsekuensi bertambahnya jumlah lansia dan akan berdampak pada kesejahteraannya. Oleh sebab itu, peningkatan jumlah penduduk lansia perlu diantisipasi mulai saat ini dan dapat dimulai dari sektor kesehatan dengan mempersiapkan layanan keperaatan yang komprehensi bagi lansia. Hal ini memicu perlunya upaya peningkatan dalam memenuhi kesejahter aan lansia khususnya pada pemenuhan kebutu han dasarnya. Salah satu kebutuhan dasar *aslo yang tidak kalah pentingnya

Upload: diahtrisna

Post on 06-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

7/17/2019 BAB I

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568c13892b885 1/4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai

dari umur harapan hidup penduduknya. Umur harapan hidup manusia

yang semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia

lanjut meningkat dan cenderung bertambah lebih cepat.  WHO tahun

2006 menunjukkan usia harapan hidup anita di Siss pada tahun

200! mencapai "# tahun, sedangkan prianya $" tahun. %i &merika

Serikat, pada tahun 200! usia harapan hidup anita mencapai "0

tahun, dan pria mencapai $' tahun. Wanita (epang mencapai "6 tahun,

dan pria $) tahun. Wanita *alaysia dan +ietnam hanya mencapai $!

tahun, dan prianya hanya 6) tahun, sedangkan orang ndonesia lebih

pendek lagi, yaitu anita hanya mencapai 6" tahun, dan pria hanya 6'

tahun -angkahila, 200$/

ndonesia juga termasuk negara yang memasuki era penduduk

berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena mempunyai

 jumlah penduduk dengan usia 60 tahun ke atas sekitar $,"1

-*enkokesra, 200"/. (umlah penduduk lansia pada tahun 2006 sebesar

kurang lebih ) juta jia dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. ada

tahun 200, diperkirakan jumlah lansia sebesar 2#,) juta -),$$1/

dengan usia harapan hidup 6$,! tahun. Sedangkan, pada tahun 2020

diprediksi jumlah lansia sebesar 2"," juta -,#!1/ dengan usia

harapan hidup $, tahun.

*eningkatnya usia harapan hidup penduduk ndonesia membaa

konsekuensi bertambahnya jumlah lansia dan akan berdampak pada

kesejahteraannya. Oleh sebab itu, peningkatan jumlah penduduk lansia

perlu diantisipasi mulai saat ini dan dapat dimulai dari sektor kesehatan

dengan mempersiapkan layanan keperaatan yang komprehensi bagi

lansia. Hal ini memicu perlunya upaya peningkatan dalam memenuhi

kesejahteraan lansia khususnya pada pemenuhan kebutuhan dasarnya.

Salah satu kebutuhan dasar *aslo yang tidak kalah pentingnya

Page 2: BAB I

7/17/2019 BAB I

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568c13892b885 2/4

adalah pola tidur dan istirahat karena tidur berguna untuk menjaga

kelelahan 3sik dan mental apalagi pada indi4idu yang sedang sakit, dan

kurang tidur dapat memperpanjang aktu pemulihan dari sakit -otter

5 erry, 2006/.

angguan tidur juga dikenal sebagai penyebab morbiditas yang

signi3kan. re4alensi gangguan tidur pada lansia cukup tinggi yaitu

sekitar 6$1 (Joewana, 2005). 7etidakadekuatan pemenuhan tidur pada

lansia salah satunya disebabkan oleh insomnia. nsomnia merupakan

salah satu gangguan utama dalam memulai dan mempertahankan tidur

di kalangan lansia. Insomnia didefinisikan sebagai suatu keluhan tentang kurangna

kuantitas dan kualitas tidur. !al ini disebabkan oleh satu dari bebera"a hal berikut# sulit

memasuki tidur, sering terbangun malam kemudian kesulitan untuk kembali tidur, bangun

terlalu "agi, dan tidur ang tidak nenak.

8ila seseorang memiliki kualitas dan kuantitas tidur yang kurang,

dapat mengakibatkan masalah bagi diri sendiri ataupun berdampak

pada orang lain. 8ila tidur kurang lelap, maka tubuh akan merasa letih,

lemah, dan lesu pada saat bangun -&mir, 200$/. 8eberapa dampak

serius gangguan tidur pada lansia misalnya mengantuk berlebihan di

siang hari, gangguan memori, mood depresi, sering terjatuh dan

penurunan kualitas hidup.

 9erapi yang sering dilakukan untuk mengurangi insomnia

umumnya dengan mengkonsumsi obat tidur. *engkonsumsi obat tidur

yang berlebihan dapat membaa eek samping kecanduan dan apabila

kelebihan dosis -o4erdosis/ dapat membahayakan pemakainya -:oates,

200/. ;ansia yang menderita insomnia dapat ditangani dengan terapi

non armakologi yang. 8anyak cara<cara praktis dalam terapi relaksasi

yang bermanaat untuk mengembalikan ungsi anggota tubuh ke posisi

normal, yang paling umum adalah dengan pemijatan atau massage.

Massage  atau terapi pijat bisa dikatakan sebagai salah satu

tradisi penyembuhan yang tertua. 8anyak kebudayaan diantaranya

 =unani 7uno, *esir, :hina dan ndia, meyakini baha terapi massage

selalu digunakannya untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.

:ara tersebut dapat memperbaiki masalah di persendian otot,

Page 3: BAB I

7/17/2019 BAB I

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568c13892b885 3/4

memulihkan ketegangan, meredakan nyeri, dan meningkatkan

pemenuhan tidur. Massage berarti pemijatan, pengurutan pada bagian<

bagian badan tertentu dengan tangan atau alat<alat khusus untuk

memberi eek relaksasi, melancarkan peredaran darah, sebagai cara

pengobatan dan untuk menghilangkan rasa lelah. %alam tindakan

keperaatan massage  digunakan dalam memenuhi kebutuhan rasa

nyaman pasien.

*elihat uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh terapi massage dalam mengatasi

keluhan insomnia pada lansia. &tas dasar pertimbangan inilah peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang >engaruh terapi massage

terhadap perubahan tingkat insomnia pada lansia?.

B. $umusan %asalah

8erdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pemberian

terapi massage terhadap tingkat insomnia pada lansia @

&. 'uuan enelitian

*. 'uuan +mum

'uuan umum dari "enelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh

pemberian terapi massage terhadap tingkat insomnia pada lansia.

2. 'uuan hususa. *engidenti3kasi distribusi karakteristik -usia dan jenis kelamin/

lansia dengan insomniab. *engidenti3kasi tingkat insomnia pada lansia sebelum diberi

terapi massage.c. *engidenti3kasi tingkat insomnia pada lansia sesudah diberi

terapi massage.d. *enganalisis pengaruh terapi massage terhadap tingkat insomnia

lansia.

-. %anfaat enelitian

Page 4: BAB I

7/17/2019 BAB I

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568c13892b885 4/4

*. %anfaat seara teoritis

!asil "enelitian da"at digunakan untuk mengembangkan ilmu "engetahuan

dan sebagai sumber informasi bagi "enelitian selanutna di bidang ke"erawatan

gerontik khususna ang berkaitan dengan insomnia "ada lansia.2. %anfaat seara "raktisi

a. Bagi eneliti

enelitian ini da"at menambah wawasan dan memberikan "engalaman bagi

 "eneliti mengenai "engaruh tera"i massage terhada" tingkat insomnia "ada lansia.

 b. Bagi Institusi endidikan

%anfaat ang da"at di"eroleh bagi instansi "endidikan adalah sebagai

tambahan referensi dan "engembangan "enelitian tentang tera"i massage dan

insomnia "ada lansia.

. Bagi Instansi esehatan

-engan mengetahui "engaruh tera"i massage  dengan tingkat insomnia

lansia, tera"i massage  da"at diadikan sebagai suatu alternatif "enanganan

insomnia "ada lansia di komunitas.

d. Bagi rofesi e"erawatan

-engan "enelitian ini dihara"kan da"at memberikan "eningkatan terhada"

kualitas asuhan ke"erawatan khususna "ada ke"erawatan gerontik serta menadi

moti/asi dan auan untuk melakukan "enelitian selanutna.