bab i
DESCRIPTION
Bab I Laporan Pulp Proses Industri KimiaTRANSCRIPT
![Page 1: BAB I](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082613/55cf92b0550346f57b98b8ff/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kertas merupakan benda yang sering kita temukan sehari-hari dalam berbagai
kegiatan dalam kehidupan umat manusia. Bahan utama dalam proses pembuatan
kertas adalah bubur kertas atau yang dikenal dengan istilah pulp. Pada umumnya
pulp terbuat dari bahan baku kayu yang mengalami beberapa tahapan proses,
sehingga pada akhirnya berubah menjadi bubur kertas dimana proses tersebut disebut
pulping. Di Indonesia, kebutuhan akan pulp setiap tahunnya semakin tinggi (Zulfikar
dkk., 2012).
Selama kurang lebih dari satu abad, jenis kayu telah menjadi bahan baku utama
untuk memproduksi pulp selulosa, bahkan 90-95% dari semua pulp telah dihasilkan
dari kayu. Produksi pulp dunia pada tahun 2003 sebesar 170 juta ton, sedangkan
produksi pulp non-kayu hanya 18,6 juta ton. Namun, penggunaan serat non-kayu
untuk memproduksi pulp dan kertas meningkat sebesar 1 % selama periode 1999-
2003, sedangkan yang dari serat kayu naik hanya 4%. Peningkatan lebih jelas dalam
penggunaan pulp non-kayu adalah hasil dari kebutuhan untuk memotong biaya dan
menghindari masalah lingkungan dengan menggunakan bahan baku alternatif (Behin
dkk., 2008).
Di Indonesia, terkait dengan kebutuhan kayu yang semakin menipis akibat
digunakan sebagai bahan baku pulp dan kertas, maka kehutanan telah menetapkan
batas waktu penggunaan bahan baku dari hutan alam untuk industri pulp pada tahun
2009. Untuk itu, maka dicarilah sebuah alternatif lain yaitu dengan penggunaan
bahan baku yang berasal dari bahan non kayu, salah satunya adalah sabut kelapa.,
sabut kelapa ini merupakan salah satu bahan baku jenis non kayu yang memiliki
kandungan selulosa yang diperlukan dalam pembuatan pulp.
Sabut kelapa merupakan limbah padat dari industri minyak kelapa, serta limbah
dari makanan yang bersumber dari kelapa yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
di Indonesia. Hampir di seluruh negara penghasil kelapa terbesar telah lama
memanfaatkan kulit buah kelapa ini menjadi salah satu andalan komoditas ekspor
dengan memproses sabut kelapa (coconut fiber) dan memasok kebutuhan dunia
![Page 2: BAB I](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082613/55cf92b0550346f57b98b8ff/html5/thumbnails/2.jpg)
berkisar 75,7 ribu ton. Supaya sabut kelapa mempunyai nilai tambah daripada hanya
sekedar dibuang atau pengganti kayu bakar, maka sabut kelapa dimanfaatkan dalam
pembuatan bubur kertas (pulp) untuk bahan baku pembuatan kertas (Paskawati,
2004).
Percobaan pembuatan pulp dari sabut kelapa menggunakan proses soda. Proses
soda merupakan proses pemasakan secara kimiawi yang paling tua. Pada proses soda
larutan yang dipergunakan ialah natrium hidroksida dan natrium karbonat. Larutan
soda akan menghidrolisa lignin dan zat pengikat serat yang lain sehingga serat yang
terdapat dalam bahan baku akan terlepas. Selulosa hasil ukurannya pendek dan
kurang kuat, berwarna coklat tetapi mudah untuk dilakukan pemutihan (Biermann,
1996).
1.2 Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah utama dalam percobaan Pembuatan Pulp ini
meliputi :
1. Bagaimana pengaruh kadar air serabut kelapa dalam proses pembuatan pulp.
2. Bagaimana pengaruh kadar air, kadar abu, alfa selulosa, beta selulosa, gamma
selulosa dan bilangan kappa pulp.
3. Apakah serabut kelapa layak digunakan sebagai bahan baku pembuatan pulp.
4. Bagaimana proses pembuatan pulp secara kimia yaitu proses soda dan bagaimana
sifat-sifat pulp yang dihasilkan.
1.3 Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukan percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh kadar air serabut kelapa dalam proses pembuatan
pulp.
2. Untuk mengetahui pengaruh kadar air kadar abu, alfa selulosa, beta selulosa,
gamma selulosa dan bilangan kappa pulp.
3. Untuk mengetahui apakah serabut kelapa layak digunakan sebagai bahan baku
pembuatan pulp.
4. Untuk mempelajari proses pembuatan pulp dari serabut kelapa dengan proses
kimia yaitu proses soda dan sifat-sifat pulp yang dihasilkan.
![Page 3: BAB I](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082613/55cf92b0550346f57b98b8ff/html5/thumbnails/3.jpg)
1.4 Manfaat Percobaan
Manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan percobaan adalah:
1. Praktikan mengetahui proses pembuatan pulp dari bahan baku berupa serabut
kelapa dengan proses soda.
2. Praktikan dapat mengetahui sifat-sifat pulp yang dihasilkan dengan cara
penentuan kadar air serabut kelapa dan penentuan kadar air, kadar abu, kadar
alfa selulosa, beta selulosa, gamma selulosa dan bilangan kappa dalam pulp yang
dihasilkan.
1.5 Ruang Lingkup Percobaan
Praktikum Pembuatan Pulp ini dilakukan di Laboratorium Proses Industri
Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara,
dengan kondisi operasi :
Temperatur digester : 110 oC
Lama pemasakan : 2,5 jam
1. Bahan dan Peralatan
Bahan baku yang digunakan adalah serabut kelapa muda, percobaan dilakukan
dengan proses soda dengan larutan pemasak 12,5 % yaitu 85 % NaOH dan 15 %
Na2CO3. Peralatan yang digunakan adalah digester batch, pemanas, beaker glass,
furnance, desikator, cawan porselin, batang pengaduk, timbangan, gelas ukur, oven,
erlenmeyer, pipet tetes, neraca digital, termometer, penjepit tabung.
2. Tahap percobaan pendahuluan
Tahap percobaan pendahuluan pada pembuatan pulp ini dimulai dengan
memotong kecil-kecil serabut kelapa muda, di timbang sebanyak 500 gram.
Kemudian dilakukan pengeringan dari 3 gram serabut kelapa muda untuk
mengetahui kadar air dalam jerami padi. Setelah kadar air diperoleh, dibuat
perhitungan pembuatan larutan pemasak. Kemudian dibuat larutan pemasak dengan
perbandingan bahan baku dengan larutan pemasak adalah 1 : 4,5 sebanyak 12,5 %
yaitu 85 % NaOH dan 15 % Na2CO3.
3. Tahap percobaan utama
Tahap percobaan utama pada pembuatan pulp ini dimulai dengan memasukkan
serabut kelapa muda dengan larutan pemasak ke dalam digester batch. Campuran
![Page 4: BAB I](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082613/55cf92b0550346f57b98b8ff/html5/thumbnails/4.jpg)
dimasak selama 2,5 jam pada suhu 110 oC. Setelah 2,5 jam, pulp dikeluarkan lalu
dibilas dengan air panas sebanyak 2 kali kemudian di bilas dengan air dingin sampai
air bilasan berwarna putih. Kemudian pulp diperas untuk mengurangi kadar air. Pulp
dikeringkan, diperoleh kadar air pulp dan dilakukan analisa terhadap pulp yang
dihasilkan.
a. Kadar air
Pulp ditimbang sebanyak 3 gram, lalu diletakkan di alluminium foil. Dan
kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 110 oC dan diambil dengan
interval 3 menit sampai massanya konstan. Lalu dihitung kadar air pulp.
b. Kadar abu
Pulp kering ditimbang sebanyak 3 gram, lalu dimasukkan ke cawan porselin
dan dipanaskan di dalam furnace pada suhu 600 oC selama 3 jam, didinginkan
di dalam desikator, lalu dihitung kadar abu.
c. Kadar alfa, beta dan gamma
Pulp kering sebanyak 5 gram dimasukkan dalam beaker glass, lalu
ditambahkan 75 ml NaOH 17,5 %. Dibiarkan 30 menit dalam keadaan ditutup.
Diperoleh 100 ml filtrat. Untuk kadar alfa, 25 ml filtrat ditambahkan 10 ml 0,5 N
kalium dikromat. Lalu ditambahkan H2SO4 pekat sebanyak 50 ml. Kemudian
dibiarkan 15 menit, tambahkan air 50 ml dan didinginkan. Tambahkan indikator
ferroin, titrasi dengan 0,1 N larutan besi ammonium sulfat hingga warna berubah
ungu. Dicatat dan hitung volume yang terpakai. Kemudian lakukan titrasi blanko
dengan 12,5 ml dari 17,5 % NaOH dan 12,5 ml air. Untuk kadar beta dan
gamma, hanya berbeda dilakukan pemanasan dengan suhu 70-90 oC, kemudian
disaring untuk memperoleh larutan murni dan penambahan H2SO4 3 N 90 ml.
d. Kadar Bilangan Kappa
Sebanyak 3 gram pulp kering dimasukkan ke dalam beaker glass,
ditambahkan 500 ml aquadest. Lalu larutan diaduk hingga homogen. Kemudian
ditambahkan aquadest 798 ml, aduk perlahan dengan stirrer. Ditambahkan 10
ml KMnO4 dan 100 ml H2SO4 4 N. Lalu ditambahkan aquadest 5 ml dan biarkan
10 menit. Ditambahkan KI 20 ml 1,0 N. Dilakukan titrasi dengan Na2S2O3 0,2 N,
lalu ditambahkan beberapa tetes indikator amilum 0,2 %. Jika larutan sudah
![Page 5: BAB I](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082613/55cf92b0550346f57b98b8ff/html5/thumbnails/5.jpg)
berubah warna menjadi bening, dicatat volume Na2S2O3 0,2 N yang terpakai.
Lalu lakukan prosedur untuk titrasi blanko. Dan terakhir hitung bilangan Kappa.