bab ii

44
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1 Kosmetika a. Pengertian Kosmetika Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Namun, sekarang kosmetika tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan. Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau

Upload: phoethree-lautner

Post on 24-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 2

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1 Kosmetika

a. Pengertian Kosmetika

Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias.

Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu

diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Namun,

sekarang kosmetika tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan

buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan.

Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk

digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku,

bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama

untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau

memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada

kondisi baik (Anonim, 2007).

b. Persyaratan Kosmetika

Kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1. Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu

serta persyaratan lain yang ditetapkan.

5

Page 2: BAB II

6

2. Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang

baik.

3. Terdaftar dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan

Makanan (Anonim, 2007).

c. Penggolongan Kosmetika

Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta untuk penilaian,

kosmetik dibagi menjadi dua golongan. yaitu:

1. Kosmetika golongan I, adalah:

a) Kosmetika yang digunakan untuk bayi.

b) Kosmetika yang digunakan disekitar mata, rongga mulut dan

mukosa lainnya.

c) Kosmetika yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar

dan penandaan.

d) Kosmetika yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim

serta belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya.

2. Kosmetika golongan II, yaitu kosmetika yang tidak termasuk

golongan I (Anonim, 2003).

Berdasarkan fungsi kosmetika terbagi menjadi 13 kategori, yaitu:

1. Sediaan bayi

2. Sediaan mandi

3. Sediaan kebersihaan badan

4. Sediaan cukur

5. Sediaan wangi-wangian

Page 3: BAB II

7

6. Sediaan rambut

7. Sediaan pewarna rambut

8. Sediaan rias mata

9. Sediaan rias wajah

10. Sediaan perawatan kulit

11. Sediaan mandi surya dan tabir surya

12. Sediaan kuku

13. Sediaan hygiene mulut (Anonim, 2003).

d. Cara Produksi Kosmetika yang Baik

Cara produksi kosmetika yang baik merupakan cara produksi

kosmetika dengan pengawasan menyeluruh dan bertujuan untuk

menghasilkan kosmetika yang senantiasa memenuhi persyaratan yang

berlaku.

Cara produksi kosmetika yang baik meliputi seluruh aspek yang

menyangkut produksi dan pengendalian mutu untuk menjamin produk

jadi kosmetika yang diproduksi senantiasa memenuhi persyaratan mutu

yang ditetapkan, aman dan bermanfaat bagi pemakainya.

Kebutuhan akan kosmetika oleh masyarakat semakin meningkat dan

merupakan kebutuhan sehari-hari baik untuk merawat badan, mengubah

penampilan atau sebagai tata rias. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

dilakukan langkah-langkah agar kosmetika yang diproduksi senantiasa

aman, bermutu dan bermanfaat.

Page 4: BAB II

8

Keamanan dan mutu kosmetika tergantung pada bahan baku, bahan

pengemas, sarana, prasarana, proses produksi, pengawasan mutu, dan

peralatan yang digunakan serta tenaga kerja yang terlibat dalam produksi

kosmetika (Anonim, 2007)

e. Pendaftaran Kosmetika

Kosmetika sebelum diedarkan harus didaftarkan untuk mendapatkan

izin edar dari Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Yang

berhak mendaftarkan sediaan kosmetika adalah:

1. Produsen kosmetika yang mendapatkan izin usaha industri.

2. Perusahaan yang bertanggung jawab atas pemasaran.

3. Badan hukum yang ditunjuk atau diberi kuasa oleh peusahaan dari

negara asal.

Kosmetika yang telah terdaftar dan memenuhi syarat maka kosmetika

tersebut akan menerima izin edar, dan akan dapat dilakukan penilaian

kembali oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Penilaian

kembali dilaksanakan apabila ada data atau informasi baru berkenaan

dengan pengaruh terhadap mutu, keamanan dan kemanfaatan yang

berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.

f. Kosmetika Terdaftar

Kosmetika terdaftar adalah sediaan kosmetika yang telah didaftarkan

secara resmi, dan mendapat izin edar oleh Kepala Badan Pengawas Obat

dan Makanan RI. Kosmetika yang telah terdaftar dan mendapat izin edar

berarti kosmetika tersebut telah memenuhi persyaratan yang telah

Page 5: BAB II

9

ditetapkan. Ciri-ciri kosmetika terdaftar dapat dilihat secara fisik, seperti

wadah dan penandaan.

1. Wadah

a) Wadah kosmetika harus melindungi isi terhadap pengaruh dari luar,

menjamin mutu, keutuhan dan keaslian isinya.

b) Wadah kosmetika dibuat dari bahan yang tidak mengeluarkan atau

menghasilkan bahan berbahaya atau suatu bahan yang dapat

mengganggu kesehatan dan tidak mempengaruhi mutu. Tutup

wadah kosmetika juga harus memenuhi persyaratan.

c) Wadah kosmetik dapat diberi pembungkus yang harus terbuat dari

bahan yang dapat melindungi wadah selama peredaran.

d) Wadah dan pembungkus harus diberikan penandaan yang berisi

informasi yang lengkap, objektif dan tidak menyesatkan (Anonim,

2003).

2. Penandaan

a) Penandaan harus berisi informasi yang sesuai dengan data

pendaftaran yang telah disetujui.

b) Penandaan kosmetik tidak boleh berisi informasi seolah-olah

sebagai obat.

c) Penulisan pernyataan atau keterangan dalam penandaan harus jelas

dan mudah dibaca. Penandaan yang ditulis dalam bahasa asing

harus disertai dengan keterangan mengenai kegunaan, cara

penggunaan dan keterangan lain dalam bahasa Indonesia.

Page 6: BAB II

10

d) Pada etiket wadah atau pembungkus harus mencantumkan

informasi atau keterangan mengenai nama produk, nama dan

alamat produsen atau importer, ukuran, isi atau berat bersih,

komposisi dengan nama bahan sesuai dengan kodeks kosmetika

Indonesia atau nomenklatur yang berlaku lainnya, nomor izin edar,

nomor batch atau nomor produksi, kegunaan dan cara penggunaan,

bulan dan tahun kadaluarsa, dan penandaan lain yang berkaitan

dengan keamanan dan mutu kosmetika (Anonim, 2003).

g. Kosmetika Tidak Terdaftar

Kosmetika tidak terdaftar adalah sediaan kosmetika yang tidak

didaftarkan secara resmi, dan tentunya tidak mendapat izin edar oleh

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Kosmetika tidak

terdaftar juga dapat dilihat secara fisik, seperti wadah dan penandaan.

Kosmetika tidak terdaftar tidak memiliki ciri-ciri seperti pada kosmetika

terdaftar.

h. Tips Memilih Kosmetika

1. Lihat kemasan kosmetika. Kenali kemasan kosmetika dengan baik.

Jangan membeli kosmetika yang kemasan atau sediaannya rusak atau

jelek. Produk yang masih baik mempunyai bentuk dan warna yang

merata, stabil serta tidak ada bercak kotoran

2. Label. Pastikan pada kosmetika yang dipilih mempunyai label yang

tercantum lengkap dan jelas. Setiap kosmetika wajib mencantumkan

penandaan atau label yang benar. Seperti nama produk, nomor izin

Page 7: BAB II

11

edar, nomor batch atau kode produksi, nama dan alamat produsen atau

importer atau distributor, netto dan komposisi, batas kadalarsa,

kegunaan dan cara penggunaan dalam bahasa Indonesia, kecuali untuk

produk yang sudah jelas cara penggunaannya.

3. Izin edar. Setiap kosmetika yang akan diedarkan wajib memiliki

Nomor Izin Edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

4. Kegunaan dan cara penggunaan. Pilihlah kosmetika yang sesuai

demgam kebutuhan, bukan karena iklan. Baca terlebih dahulu

kegunaan dan cara penggunaan yang tercantum pada label (untuk

produk yang belum jelas cara penggunaannya).

5. Kadaluarsa.lihat batas kadaluarsa kosmetika, jangan sampai melewati

batas kadaluarsanya. Telitilah waktu kadaluarsa atau tanggal produksi

sebelum membeli sediaan kosmetika (Anonim, 2009).

i. Efek Samping Menggunakan Kosmetika

Efek samping yang sering timbul akibat penggunaan kosmetika antara

lain timbulnya iritasi kulit, alergi kulit, penipisaan kulit, sensitisasi,

kemerahan pada kulit dan tampak pelebaran pembuluh darah kapiler pada

kulit (Anonim, 2009).

2.1.2. Krim

a. Pengertian Krim

Krim merupakan istilah yang digunakan dalam dunia farmasi,

kedokteran dan kosmetika. Beberapa pengertian krim, antara lain:

Page 8: BAB II

12

1. Krim (Farmakope Indonesia edisi III) adalah sediaan setengan padat,

berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan

dimaksudkan untuk pemakaian luar.

2. Krim (Farmakope Indonesia edisi IV) adalah bentuk sediaan setengah

padat mengandung satu atau lebih bahan terlarut atau terdispersi

dalam bahan dasar yang sesuai.

3. Krim (The Pharmaceutical Codex, 1994) adalah sediaan semi solid

kental, umumnya berupa emulsi M/A (krim berair) atau emulsi A/M

(krim berminyak).

4. Krim (BP, 1988) adalah sediaan homogen, semi solid yang biasanya

mengandung larutan atau suspensi satu atau lebih zat aktif dalam basis

yang cukup. Krim diformulasikan menggunakan hidrofilik atau

hidrofobik basa untuk mendapatkan krim yang tersatukan dengan

secret kulit. Krim biasanya digunakan pada kulit atau membrane

mukosa untuk perlindungan, pengobatan, atau pencegahan.

b. Komposisi Pembuatan Sediaan Krim

1. Zat aktif

2. Basis krim

3. Bahan tambahan. Berupa pengawet, pendapar, pembasah, antioksidan,

pengompleks, dan emulgator

c. Keuntungan Sediaan Krim

1. Mudah dicuci dan dihilangkan dari kulit dan pakaian.

2. Tidak berminyak.

Page 9: BAB II

13

3. Basis krim mengandung air dalam jumlah banyak sedangkan sel hidup

biasanya lembab. Hal ini akan mempercepat pelepasan obat. Selain

itu, tegangan permukaan kulit akan diturunkan oleh emulgator dan

bahan pembantu lain yang terdapat dalam basis krim sehingga

absorbsi lebih cepat. Basis krim yang berair juga dapat memelihara

kelembaban sel kulit yang rusak.

4. Krim mudah dipakai, memberikan disperse obat yang baik pada

permukaan kulit dan mudah dicuci dengan air.

5. Absorbsi obat yang optimal adalah pada obat yang larut air dan larut

minyak, maka bentuk pembawa yang cocok untuk memperoleh

absorbsi yang optimal adalah krim atau basis salep emulsi.

d. Kekurangan Sediaan Krim

1. Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam

keadaan panas.

2. Gampang pecah karena dalam pembuatan formula tidak pas.

3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu

sistem campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan

perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara

berlebihan.

Page 10: BAB II

14

2.1.3. Krim Wajah

Krim wajah merupakan salah satu sediaan kosmetika yang digunakan

untuk merawat kulit wajah.

a. Jenis Krim Wajah

Berdasarkan Keputusan Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional,

Kosmetik Dan Produk Komplemen No : PO.01.04.42.4082, jenis krim

wajah antara lain:

1. Nutritive cream

2. Day cream

3. Night cream

4. Cold cream

5. Massage cream

b. Ciri-Ciri Krim Wajah yang Baik

Krim wajah yang baik harus sesuai dengan persyaratan kesehatan dan

aturan-aturan tentang kosmetik. Diantaranya bebas dari bahan berbahaya,

terdaftar, mempunyai izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan

RI, memiliki wadah dan penandaan yang jelas.

Page 11: BAB II

15

2.1.4.Krim Wajah Terdaftar

a. Pengertian Krim Wajah Terdaftar

Merupakan sediaan krim wajah yang telah terdaftar secara resmi dan

mendapatkan izin edar dari Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

RI.

b. Ciri-Ciri Krim Wajah Terdaftar

Krim wajah terdaftar mempunyai ciri-ciri yang sama dengan ciri-ciri

kosmetika terdaftar, yang dapat dilihat secara fisik. Yaitu wadah dan

penandaan.

2.1.5.Krim Wajah Tidak Terdaftar

a. Pengertian Krim Wajah Tidak Terdaftar

Merupakan sediaan krim wajah yang tidak terdaftar secara resmi dan

tentunya tidak mendapatkan izin edar dari Kepala Badan Pengawas Obat

dan Makanan RI.

b. Ciri-Ciri Krim Wajah Tidak Terdaftar

Krim wajah terdaftar tidak mempunyai ciri-ciri seperti pada kosmetika

terdaftar.

2.1.6.Kulit Wajah

a. Pengertian Kulit

Kulit adalah suatu shell yang fleksibel, mudah melentur, protektif,

mengatur diri sendiri yang melindungi sistem hidup kita. Shell

Page 12: BAB II

16

mengandung sistem sirkulasi dan sistem evaporasi untuk menstabilkan

temperature dan tekanan badan. Kulit menutupi dan melindungi

permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi

rongga-rongga dan lubang-lubang masuk. Kulit tersusun oleh banyak

macam jaringan, termasuk pembuluh darah, kelenjar lemak, kelenjar

keringat, organ pembuluh perasa dan urat syaraf, jaringan pengikat, otot

polos dan lemak (Anief, Moh., 2007).

b. Fungsi Kulit

1. Fungsi mekanik, yaitu mencegah geraknya dan membatasi jaringan di

bawahnya, tergantung pada dermis dan epidermis. Kulit bersifat

elastis dapat meregang dan bersifat reversibel. Serabut kolagen tetap

dan tidak berperan dalam menjaga tekanan (Anief, Moh., 2007).

2. Fungsi pelindung

a) Sawar mikrobiologi

Lapisan tanduk merupakan pertahanan terhadap mikro-

organisme dan fungsi pelindung. Sekresi sebasea dan ekrin

meninggalkan asam mantel pada permukaan kulit dengan pH 4,2-

5,6 dan merupakan sawar terhadap bakteri. Kelenjar kulit

mensekresi juga asam lemak seperti asam propinoat, butirat,

kaporat, yang bersifat bakteriostatik dan fungisid (Anief, Moh.,

2007)

Page 13: BAB II

17

b) Bekerja dalam dua arah

(1) Kehilangan air badan, elektrolit dan zat badan

(2) Sawar terhadap masuknya zat molekul kimia yang merugikan

badan. Stratum korneum membantu dalam tahap pembatasan

kecepatan absorbsi perkutan, walaupun dapat merintangi

penetrasi obat yang hidrofobik (Anief, Moh., 2007).

c) Sawar radiasi. Sinar ultra violet dengan panjang gelombang 290-

400 nm sangat potensial merusak jaringan biologis. Reaksi kulit

normal terhadap sinar matahari seperti rasa terbakar oleh sinar

matahari, eritema terlambat, waktu pendek dan aging waktu lama.

Kulit mencegah atau mengurangi kerusakan lebih besar terutama

dengan pigmentasi (Anief, Moh., 2007).

d) Sawar panas dan pengatur suhu

Kulit merupakan organ yang menjaga panas badan tetap pada

sistem isotherm pada 37°C. bila suhu badan turun, kulit akan

memucat karena sirkulasi darah ke perifer tertutup untuk

mengurangi kehilangan panas badan.

Bila tempat lingkungan badan panas, untuk melepas panas

badan pembuluh darah akan melebar untuk mengeluarkan difusi

panas mencapai maksimum dan kulit jadi kemerahan (Anief, Moh.,

2007).

Page 14: BAB II

18

e) Sawar listrik. Konduksi listrik melalui kulit tergantung pada

perpindahan ion endogen melalui stratum korneum. Dalam kulit

kering kekebalan terhadap arus searah dan tahanan terhadap arus

bolak-balik adalah lebih tinggi dibanding dengan jaringan badan

lainnya. Bila tekanan diturunkan maka permeabilitas kulit terhadap

zat kimia naik. Tetapi bila tahanan dalam kulit tinggi akan terjadi

kebakaran listrik dan dapat kritis (Anief, Moh., 2007).

c. Lapisan Kulit

Kulit terdiri dari tiga (3) lapis, yaitu:

1. Epidermis

Epidermis sebagai sawar dasar dari kulit terhadap kehilangan air,

elektrolit, dan nutrisi dari badan dan sawar dasar terhadap penetrasi air

dan substansi asing dari luar badan. Epidermis juga mencegah atau

menghambat kehilangan air dari badan, hingga semua jaringan yang

lain menjaga keseimbangan dinamis dengan lingkungan dalam.

Epidermis merupakan lapisan kulit luar, dengan tebal 0,16 mm pada

pelupuk mata sampai 0,8 mm pada telapak tangan dan telapak kaki

(Anief, Moh., 2007).

Epidermis dapat dibagi menjadi lima (5) lapisan, yaitu:

a). Lapisan tanduk (stratum corneum). Selnya tipis, datar, seperti sisik

dan terus-menerus dilepaskan.

b). Daerah sawar (stratum lucidum). Selnya mempunyai batas tegas

tetapi tidak ada intinya.

Page 15: BAB II

19

c). Lapisan seperti butir (stratum granulosum). Selapis sel yang

tampak jelas berisi inti dan granulosum.

d). Lapisan sel duri (stratum spinosum). Yaitu sel dengan fibril halus

yang menyambung sel yang satu dengan yang lainnya di dalam

lapisan ini. Sehingga setiap sel seakan-akan berduri.

e). Lapisan sel basal (stratum germinativum). Sel ini terus-menerus

memproduksi sel epidermis baru. Sel ini disusun dengan teratur,

berderet dengan rapat membentuk lapisan pertama atau lapisan dua

sel pertama dari sel basal yang duduk diatas papila dermis (Pearce,

Evelyn, 2010).

Fungsi epidermis adalah sebagai sawar pelindung terhadap bakteri,

iritasi kimia, alergi dan lain-lain. Lapisan tanduk paling tebal pada

telapak kaki dan paling tipis pada pelupuk mata, pipi dan dahi.

Meliputi lapisan tanduk ada lapisan permukaan film pelindung dengan

pH antara 4,5-6,5 yang disebut mantel asam yang terdiri dari asam

laktat dan asam amino dikarboksilat dalam sekresi keringat tercampur

dengan substansi lipoid dan sebasea. Lapisan tanduk diduga

merupakan sawar kulit pokok terhadap kehilangan air. Beberapa lapis

dari sel mati berkeratin sangat hidrofil dan banyak mengembang bila

tercelup dalam air, hal ini menjaga permukaan kulit tetap halus dan

lentur.

Bila terjadi dehidrasi lapisan tanduk sampai kira-kira 10% air akan

menimbulkan celah, dan membuka jalan bagi substansi iritan dan

Page 16: BAB II

20

mikroorgnisme masuk ke dalam kulit. Hilangnya lapisan tanduk

member jalan penguapan atau evaporasi, kekurangan komponen sel

dan terjadinya penetrasi substansi asing tanpa ada halangan.

Komponen pokok dari lapisan epidermis ini adalah keratin. Dengan

kadar air 10-25% dan tidak ada pembuluh darah pada lapisan kulit

epidermis (Anief, Moh., 2007).

2. Dermis

Dermis atau korium tebalnya 3-5 mm, merupakan anyaman serabut

kolagen dan elastin, yang bertanggung jawab untuk sifat-sifat penting

dari kulit. Dermis mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe,

gelembung rambut, kelenjar lemak (sebasea), kelenjar keringat, otot

dan serabut syaraf serta korpus pacini. Daerah atas dari dermis

terdapat papillae membentuk lapisan papil yang berhubungan ke

dalam epidermis. Lapisan mengandunng akhir syaraf yang

dipengaruhi oleh perubahan suhu dan aplikasi anetetika local dan

iritasi.

Dermis terutama terdiri dari jaingan nonseluler yang dihubungkan

secara kolagen yang berasal dari fibrinosit. Mereka merupakan sistem

penunjang untuk jaringan anyaman kompleks dari saluran darah,

saluran limfe dan syarat serta sistem retikuloendotel, yang berperan

dalam inflamasi dan penyakit. Dermis juga mengandung komplemen

tambahan seperti kelenjar keringat, kandung rambut dan kelenjar

sebasea (Anief, Moh., 2007).

Page 17: BAB II

21

3. Lapisan (jaringan) subkutan berlemak

Lapisan ini bekerja sebagai bantalan dan isolator panas. Kulit

yang utuh merupakan rintangan efektif terhadap penetrasi. Komponen

utama dari lapisan subkutan berlemak adalah lemak. Pada lapisan ini

terdapat beberapa pembuluh darah (Anief, Moh., 2007).

d. Pengertian Wajah

Wajah atau muka adalah bagian depan dari kepala pada manusia

meliputi wilayah dari dahi hingga dagu, termasuk rambut, alis, mata,

hidung, pipi, mulut, bibir, gigi, kulit. Wajah terutama digunakan untuk

ekspresi wajah, penampilan serta identitas. Tidak ada satu wajahpun yang

serupa mutlak, bahkan pada manusia kembar identik sekalipun.

e. Ciri-Ciri Kulit Wajah yang Sehat

1. Memiliki kelembaban cukup.

2. Tidak kering dan tidak berminyak.

3. Senantiasa kenyal dan kencang.

4. Menampilkan kecerahan warna kulit yang sesungguhnya.

5. Bersih dari noda, jerawat, penyakit kulit, atau jamur (Anchroni,

Keen, 2012).

f. Jenis-jenis Kulit Wajah

Kulit membutuhkan perawatan yang tepat dan teratur agar selalu sehat

dan memikat. Hanya saja kebutuhan akan perawatan kulit bagi setiap

orang tidaklah sama. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, perawatan

Page 18: BAB II

22

kulit wajah dan penggunaan kosmetika harus dilakukan sesuai dengan

jenis kulit. Jenis-jenis kulit wajah, antara lain:

1. Kulit normal

Kulit normal merupakan jenis kulit yang dapat dikatakan sebagai

kulit ideal atau kulit dambaan. Hal ini karena kulit normal umumnya

tidak memiliki masalah yang serius dan perawatannyapun relative

lebih mudah dibandingkan dengan jenis kulit lainnya (Anchroni,

Keen, 2012).

Ciri-ciri kulit normal :

a) Bertekstur halus atau lembut

b) Terlihat cerah

c) Pori-porinya kecil

d) Elastis

e) Memiliki kelembapan yang bagus

f) Warna yang rata

g) Tidak berminyak dan tidak kering

2. Kulit kering

Ada beberapa faktor penyebab kulit menjadi kering, antara lain

cuaca, penggunaan sabun yang tidak cocok, terlalu sering mandi, efek

samping penggunaan obat-obatan tertentu, faktor genetik, usia,

kekurangan nutrisi, dan terlalu sering berada di ruangan berpendingin

udara (Anchroni, Keen, 2012).

Page 19: BAB II

23

Ciri-ciri kulit kering antara lain :

a) Kering

b) Kusam

c) Mudah timbul keriput

d) Pecah-pecah

e) Terasa kaku

f) Bersisik

3. Kulit berminyak

Kulit berminyak cenderung lebih bermasalah dibandingkan

dengan jenis kulit lainnya. Masalah-masalah yang biasanya terjadi

pada kulit berminyak yaitu mudah timbul jerawat dan rasa gatal di

wajah saat berkeringat.

Jerawat mudah timbul pada kulit wajah yang berminyak karena

kadar minyak yang berlebih pada kulit yang menyumbat pori-pori

dan menjadi tempat bersarangnya bakteri. Berbagai kotoranpun

mudah melekat pada kulit yang berminyak, sehingga menyebabkan

jerawat mudah timbul pada jenis kulit ini (Anchroni, Keen, 2012).

Ciri-ciri kulit berminyak:

a) Basah

b) Mengilap

c) Memiliki pori-pori yang terbuka

d) Mudah berjerawat

e) Jika disentuh, ada bekas minyak

Page 20: BAB II

24

4. Kulit kombinasi

Kulit kombinasi merupakan jenis kulit paling umum dimiliki oleh

kebanyakan orang. Kulit kombinasi merupakan gabungan dari dua

jenis kulit yang berbeda, yaitu kulit kering dan kulit berminyak.

Ciri kulit wajah kombinasi adalah pada bagian T-Zone (hidung,

dahi, dagu, dan bagian atas mata) berminyak, terlihat mengilat dan

pori-porinya besar. Sementara itu, kulit di daerah lain cenderung

keing atau normal (Anchroni, Keen, 2012).

5. Kulit Sensitif

Kulit sensitif adalah kulit yang memberikan respons secara

berlebih terhadap benda-benda atau kondisi-kondisi tertentu misalnya

perubahan cuaca, suhu, kosmetik, bahkan bahan kimia lainnya yang

menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan kulit (Anchroni, Keen,

2012).

Penyebab kulit sensitif antara lain :

a) Penggunaan kosmetik mengandung bahan aktif yang tidak dapat

diterima oleh kulit atau penggunaan kosmetik berlebihan dalam

jangka waktu lama.

b) Penipisan lapisan kulit akibat penggunaan produk kosmetik yang

mengandung bahan bersifat mengangkat sel kulit dalam jangka

waktu lama

c) Paparan sinar matahari berlebih yang mengakibatkan kulit

mengalami penuaan dini

Page 21: BAB II

25

d) Makanan tertentu yang menyebabkan alergi sehingga kulit

menjadi sensitive (Anchroni, Keen, 2012).

g. Perawatan Wajah

Wajah merupakan cerminan jiwa. Segala yang terlintas di benak,

terasakan di hati, dan berbagai emosi yang menggores di jiwa biasanya

dapat terlihat melalui ekspresi wajah. Wajah juga merupakan bagian

tubuh yang paling banyak diperhatikan. Oleh karena itu, kulit wajah

perlu mendapatkan perhatian dan perawatan ekstra agar senantiasa segar,

cerah, dan sehat.

Langkah-langkah penting dalam perawatan wajah meliputi

membersihkan, menjernihkan, melembabkan, pengelupasan

(pengangkatan sel-sel mati), dan menutrisi (Anchroni, Keen, 2012).

h. Kebiasaan-kebiasaan buruk yang merusak kulit wajah

Fungsi kulit wajah sedemikian penting baik bagi kesehatan tubuh

secara menyeluruh maupun dari sisi estetika. Namun, dengan fungsi

sedemikian luar biasa, kulit faktanya juga sangat mudah mengalami

gangguan kesehatan atau berbagai masalah yang akan mengurangi

keindahannya. Salah satu faktor penyebab banyak orang mengalami

masalah atau gangguan pada kulit adalah kebiasaan-kebiasaan buruk

yang mereka lakukan. Diantaranya :

1. Tidak melindungi kulit dari paparan sinar matahari

Membiarkan kulit terpapar sinar matahari tanpa memakai tabir

surya atau mengenakan pelindung lainnya seperti topi lebar, kacamata

Page 22: BAB II

26

hitam, paying, atau baju dengan lengan panjang merupakan kabiasaan

yang dilakukan oleh banyak orang. Padahal paparan sinar matahari

yang berlebih berdampak sangat merusak kulit, seperti kulit menjadi

terbakar, kemerahan dan perih, kering, kusam, muncul noda hitam,

bahkan sinar matahari merupakan salah satu penyebab terjadinya

kanker kulit.

2. Tidur tanpa membarsihkan sisa riasan wajah

Lelah dan mengantuk setelah beraktifitas sepanjang hari kerap

membuat orang merasa malas membersihkan wajah menjelang tidur

dan membiarkan tidur dengan make up dan kotoran yang masih

menempel di wajah. Kotoran dan sisa make up yang tidak dibersihkan

ini akan masuk ke dalam pori-pori dan menyebabkan terjadinya

penyumbatan yang akhirnya memicu timbulnya jerawat.

3. Kurang tidur

Kurang tidur dapat mempercepat proses penuaan kulit. Kerutan

akan cepat timbul, kulit menjadi kering dan kusam, serta lingkaran

hitam disekitar mata muncul.

4. Menggosok kulit terlalu keras

Menggosok kulit dengan keras, baik pada saat membersihkan

maupun mengeringkan dengan handuk, dapat menyebabkan kulit

kehilangan kelembapan hingga menjadi kering, teriritasi, bahkan luka.

Page 23: BAB II

27

5. Tidak memakai pelembab

Banyak faktor penyebab kulit kehilangan kelembaban, antara lain

penggunaan sabun, kontak dengan detergen, paparan sinar matahari,

cuaca, terlalu sering mandi air hangat, dan menggosok kulit terlalu

keras saat membersihkan atau mengeringkan. Kulit yang kehilangan

kelembaban akan kering, kusam, bersisik, gatal dan kehilangan

elastisitas. Pelembab membantu kulit agar tidak kehilangan

kelembaban (Anchroni, Keen, 2012).

6. Pola makan tidak sehat

Tubuh membutuhkan asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang

agar tetap sehat, demikian juga dengan kulit. Kebutuhan akan nutrisi

yang tidak tercukupi dan terlalu banyak mengkonsumsi makanan-

makanan jenis tertentu seperti makanan berminyak, berlemak, manis,

atau makanan olahan selain dapat mengganggu kesehatan tubuh

secara menyeluruh, juga menurunkan kualitas kulit (Anchroni, Keen,

2012).

7. Mengkonsumsi minuman beralkohol

Minuman beralkohol dapat menyebabkan kulit menjadi kering

sehingga kerutan mudah muncul (Anchroni, Keen, 2012).

8. Merokok

Asap rokok mengandung banyak bahan kimia. Asap rokok akan

membuat kulit kekurangan oksigen dan nutrisi sehingga menjadi

pucat atau warnanya tidak merata. Zat-zat kimia yang terkandung

Page 24: BAB II

28

pada asap rokok juga merusak kolagen dan elastin yang member kulit

kekenyalan serta elastisitas. Ketika kekenyalan dan elastisitasnya

berkurang, kulit menjadi kendur dan muncul keriput yang dalam.

Dampak lain dari kebiasaan merokok adalah munculnya flek-flek

hitam di wajah kulit (Anchroni, Keen, 2012).

9. Salah menggunakan kosmetik

2.1.7.Merkuri

Merkuri merupakan salah satu unsur logam transisi golongan II B yang

berwujud cair pada suhu kamar. Pada suhu normal, cairan raksa mempunyai

warna putih perak yang mengilat, mudah menguap, dan dapat larut dalam

asam sulfat pekat kulit (Anonim, 1985).

Ketika didinginkan sampai suhu tertentu, maka merkuri mempunyai sifat

sebagai superkonduktor yang dapat menghantarkan arus listrik dengan

hambatan yang sangat rendah atau dapat diabaikan (Anonim, 1985).

Di alam, merkuri terdapat pada lapisan-lapisan batuan dalam bentuk

unsur murni atau bersatu dengan perak dalam jumlah sedikit, tetapi

seringkali ditemukan dalam biji cinnabar, yaitu mineral yang mengandung

senyawa raksa sulfide (HgS). Untuk memperoleh mekuri atau raksa ini

dapat dilakukan dengan memanaskan biji cinnabar tersebut (Anonim, 1985).

a. Sinonim

Sinonim dari merkuri antara lain raksa, Hydrargyrum (Hg), liquid

silver, quicksilver.

Page 25: BAB II

29

b. Pemerian

Logam cair, berat, mudah bergerak, putih perak, agak mudah

menguap pada suhu kamar. Raksa padat merupakan masa lunak, putih

timah mudah diiris dengan pisau. (Sunardi, 2007).

c. Kegunaan Merkuri

Beberapa kegunaan merkuri (Sunardi, 2007) :

1. Digunakan sebagai cairan pengisi thermometer, karena mempunyai

sifat pemuaian yang teratur.

2. Digunakan pada pompa vakum, barometer, penyearah listrik dan

saklar.

3. Lampu uap raksa digunakan sebagai sumber ultraviolet dan

digunakan untuk sterilisasi air.

4. Digunakan dalam industry farmasi, kedokteran, dan pertanian.

5. Digunakan sebagai campuran pada pembuatan amalgam.

d. Bahaya Merkuri

Bahaya merkuri terhadap kehidupan tinggi, raksa dipanaskan akan

mengeluarkan asap yang beracun. Merkuri sangat berbahaya bagi

sistem susunan syaraf pusat (SSP) dan saluran pencernaan. Gejala

keracunan raksa pada manusia meliputi batuk, nyeri pada dada, sesak

nafas, bronchitis, dan pneumonitis. Keracunan kronis gejalanya

meliputi tremor pada tangan, alis, bibir, dan lidah, kerusakan psikhik,

sukar tidur, iritabilasi, sakit kepala, lelah, anoreksia, kerusakan saluran

Page 26: BAB II

30

pencernaan, dan berat badan turun. Efek kumulatif keracunan raksa

menimbulkan kerusakan otak, hati, dan ginjal (Sunardi, 2007).

e. Penyalahgunaan Merkuri

Penggunaan merkuri sering disalahgunakan. Seperti pada kosmetik,

yang digunakan sebagai bahan tambahan pada krim wajah dengan efek

memberikan warna putih pada wajah. Merkuri pada kosmetik ini

digunakan untuk memucatkan flek. Flek jadi putih pucat sehingga flek

kelihatan pudar, padahal flek tersebut tidak dapat hilang bahkan flek

tersebut akan lebih melebar. Otomatis kulit wajah akan cepat menjadi

putih, tapi pucat atau warnanya tidak normal. Jika kosmetik seperti

krim wajah ini tidak dipakai lagi, maka flek akan tampak lagi bahkan

bertambah lebar dan bertambah parah. Kulitpun akan menjadi

bertambah gelap dan kusam atau dengan kata lain disebut

ketergantungan. Bila produk bermerkuri sudah lama dipakai, kulit akan

menipis, bisa menjadi kanker kulit yang fatal. Flek akan menjadi lebih

gelap kebiruan. Selain itu, merkuri dapat menyebabkan alergi dan iritasi

kulit. Unsur merkuri yang ada pada kosmetik yang dioleskan ke

permukaan kulit akan mudah masuk ke dalam pori dan darah lalu

memasuki sistem syaraf dan juga dialirkan ke seluruh tubuh

(Anonim,2008).

Pemakaian merkuri dalam dosis tinggi dapat menyebabkan

kerusakan otak secara permanen, gagal ginjal yang sangat parah yang

berakibat kematian dan gangguan perkembangan janin yang berakibat

Page 27: BAB II

31

keguguran dan mandul. Bahkan pemakaian jangka pendek dalam dosis

tinggi juga dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan

pau-paru serta merupakan zat karsinogenik yang menyebabkan kanker

(Anonim, 2008).

f. Penyimpanan Merkuri

Merkuri disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, di tempat dingin

berventilasi baik, dijauhkan dari panas, nyala api, dan sumber

pembakaran, dipisahkan dari bahan lain terutama zat pengoksidasi,

dilindungi dari kerusakan wadah yang memungkinkan dapat terjadi

kebocoran. Petugas penanganan hendaknya menggunakan sarung

tangan dan masker (Sunardi, 2007).

2.1.8. Sentrifus

Mesin Sentrifus merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan

cairan dari ampasnya (cara kerjanya mirip saringan atau sedimentasi,

pengendapan). Mesin ini digunakan untuk isolasi protein atau zat-zat cair

lainnya dari bakteri, ragi (yeast), hewan atau tanaman. Saat ini tersedia

banyak sekali bentuk dan ukuran mesin sentrifus yang bisa digunakan sesuai

kebutuhan, bahkan beberapa diantaranya dilengkapi dengan pengaturan

suhu dan pengaturan kecepatan (Bintang, Maria, 2010).

Sentrifugasi merupakan suatu metode yang digunakan dalam

pencapaian sedimentasi dimana partikel-partikel yang ada yang ada di

dalam suatu bahan yang dipisahkan dari fluida oleh gaya sentrifugasi yang

Page 28: BAB II

32

digunakan pada partikel. Di dalam hal ini, fluida yang dimaksud adalah

solid, gas, atau liquid. Metode sentrifugasi dimaksudkan agar segala bentuk

proses pemisahan zat dapat dipercepat.

Dalam metode sentrifugasi, prinsip yang digunakan yaitu dimana objek

diputar secara horizontal. Pada saat objek diputar, partikel-partikel yang ada

akan berpisah.

Cara pengoperasian alat sentrifus ini terbilang tidak terlalu sulit. Hal

yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat tersebut yaitu sistem

konsentrasi yang ingin dimasukkan ke dalam alat sentrifugasi dan kecepatan

putar alat. Dalam proses penggunaannya, yang digunakan pertama kali yaitu

pengguna memasukkan RPM ke dalam alat sentrifugasi. Setelah

memasukkan nilai RPM, pengguna memasukkan waktu yang dibutuhkan

untuk proses pemisanan.

Di dalam mesin sentrifugasi, terdapat suatu sensor yang digunakan

untuk mengukur konsentrasi cairan yang dihasilkan dari proses sentrifugasi

yaitu sensor konsentrasi seperti sensor Swagelok CR-288. Sensor ini sangat

berperan penting dalam penentuan konsentrasi endapan yang diinginkan

oleh pengguna. Sensor ini juga memberikan kemudahan kepada si pengguna

dalam menentukan ketepatan waktu yang diperlukan dalam mencapai suatu

titik konsentrasi tertentu di dalam proses sentrifugasi.

Page 29: BAB II

33

2.2. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Identifikasi

Krim Wajah Terdaftar dan

Tidak Terdaftar

Merkuri (Hg)

(+) atau (-)