bab ii

14
2. Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu: a) Osteomielitis akut Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya terjadi pada anak-anak dari pada orang dewasa dan biasanya terjadi sebagai komplikasi dari infeksi di dalam darah. (osteomielitis hematogen). Osteomielitis akut terbagi menjadi 2, yaitu: 1) Osteomielitis hematogen Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah. Osteomielitis hematogen akut biasanya disebabkan oleh penyebaran bakteri darah dari daerah yang jauh. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak. Lokasi yang sering terinfeksi biasa merupakan daerah yang tumbuh dengan cepat dan metafisis menyebabkan thrombosis dan nekrosis local serta pertumbuhan bakteri pada tulang itu sendiri. Osteomielitis hematogen akut mempunyai perkembangan klinis dan onset yang lambat. 2) Osteomielitis direk Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat trauma atau pembedahan. Osteomielitis direk adalah infeksi tulang sekunder akibat inokulasi bakteri yang menyebabkan oleh trauma, yang menyebar dari focus infeksi atau sepsis setelah prosedur pembedahan. Manifestasi klinis dari osteomielitis direk lebih terlokasasi dan melibatkan banyak jenis organisme. b) Osteomielitis sub-akut Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. c) Osteomielitis kronis Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut dan kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka 4

Upload: riny-rinod-rinud

Post on 05-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

osteomielitis pada umumnya

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

2. Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:a) Osteomielitis akut

Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya terjadi pada anak-anak dari pada orang dewasa dan biasanya terjadi sebagai komplikasi dari infeksi di dalam darah. (osteomielitis hematogen). Osteomielitis akut terbagi menjadi 2, yaitu:1) Osteomielitis hematogen

Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah. Osteomielitis hematogen akut biasanya disebabkan oleh penyebaran bakteri darah dari daerah yang jauh. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak. Lokasi yang sering terinfeksi biasa merupakan daerah yang tumbuh dengan cepat dan metafisis menyebabkan thrombosis dan nekrosis local serta pertumbuhan bakteri pada tulang itu sendiri. Osteomielitis hematogen akut mempunyai perkembangan klinis dan onset yang lambat.

2) Osteomielitis direkDisebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat trauma atau pembedahan. Osteomielitis direk adalah infeksi tulang sekunder akibat inokulasi bakteri yang menyebabkan oleh trauma, yang menyebar dari focus infeksi atau sepsis setelah prosedur pembedahan. Manifestasi klinis dari osteomielitis direk lebih terlokasasi dan melibatkan banyak jenis organisme.

b) Osteomielitis sub-akutYaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.

c) Osteomielitis kronisYaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut dan kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka atau trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya osteomielitis yang terjadi pada tulang yang fraktur.

3. Menurut penyebabnya adalah osteomyelitis biogenik yang paling sering :a) Staphylococcus (orang dewasa)b) Streplococcus (anak-anak)c) Pneumococcus dan Gonococcus

4

Page 2: BAB II

C. EtiologiAdapun penyebab – penyebab osteomielitis ini adalah:

1. BakteriMenurut Joyce & Hawks (2005), penyebab osteomyelitis adalah Staphylococcus aureus (70% -80%), selain itu juga bisa disebabkan oleh Escherichia coli, Pseudomonas, Klebsiella, Salmonella, dan Proteus.

2. Virus3. Jamur4. Mikroorganisme lain (Smeltzer, Suzanne C,  2002).

Osteomielitis juga bisa terjadi melalui 3 cara (Wikipedia, the free encyclopedia, 2000) yaitu:1) Aliran darah

Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus infeksi di tempat lain (misalnya tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi). Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang.Pada anak-anak, infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan. Sedangkan pada orang dewasa biasanya terjadi pada tulang belakang dan panggul. Osteomyelitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi ditempat di mana terdapat trauma.

2) Penyebaran langsungOrganisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui fraktur terbuka, cedera traumatik seperti luka tembak, selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang menembus tulang.

3) Infeksi dari jaringan lunak di dekatnyaOsteomielitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah (misalnya ulkus dekubitus yang terinfeksi).Osteomielitis dapat timbul akut atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat. Osteomielitis kronik adalah akibat dari osteomielitis akut yang tidak ditangani dengan baik. Osteomielitis kronis akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas. Luka tusuk pada jaringan lunak atau tulang akibat gigitan hewan, manusia atau penyuntikan intramuskular dapat menyebabkan osteomielitis eksogen. Osteomielitis akut biasanya disebabkan oleh bakteri, maupun virus, jamur, dan mikroorganisme lain.Pasien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis adalah mereka yang nutrisinya buruk, lansia, kegemukan, atau penderita diabetes mellitus. Selain itu, pasien yang menderita artritis rheumatoid, telah di rawat lama di rumah sakit, menjalani  pembedahan ortopedi, mengalami infeksi luka mengeluarkan pus, juga beresiko mengalami osteomielitis.

5

Page 3: BAB II

D. Patofisiologi Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis meliputi : Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobik.Awitan Osteomielitis stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan pertama (akut fulminan – stadium 1) dan sering berhubungan dengan  penumpukan hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat  (stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan.Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan penigkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan membentuk abses tulang.Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah mencari dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak. Terjadi pertumbuhan tulang baru (involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup pasien. Dinamakan osteomielitis tipe kronis. (Smeltzer,Suzanne C,2002)

E. Manifestasi Klinis Gambaran klinis osteomielitis tergantung dari stadium patogenesis dari penyakit, dapat berkembang secara progresif atau cepat.a) Fase akut

Fase sejak infeksi sampai 10-15 hari. Panas makin tinggi, terasa nyeri tulang dekat sendi, terkadang tidak dapat menggerakan anggota tubuh.

b) Fase kronikRasa sakit tidak begitu berat, anggota yang terkena merah dan bengkak dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, dan pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah dapat terjadi pada jaringan parut akibat kurangnya asupan darah.

Berikut juga ada beberapa tanda dan gejala dari osteomielitis berdasarkan cara penyebarannya :1) Infeksi dibawa oleh darah

Biasanya awitannya mendadak. Sering terjadi dengan manifestasi klinis septikemia (mis. Menggigil, demam tinggi,

denyut nadi cepat dan malaise umum).

6

Page 4: BAB II

2) Infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang Bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan.

3) Infeksi terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau kontaminasi langsung Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.

4) Osteomielitis kronik Ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode

berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan dan pengeluaran pus.

F. Pemeriksaan Penunjang1) Rontgen

Menunjukkan pembengkakan jaringan lunak sampai dua minggu kemudian tampak bintik-bintik dekalsifikasi pada batang tulang, yang kemudian dapat meluas dan diikuti oleh tanda-tanda pembentukan involukrom (Overdoff, 2002:572).

2) Pemeriksaan darahSel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endap darah.

3) Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcusPemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti dengan uji  

sensitivitas.

4) Pemeriksaan fesesPemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh bakteri

salmonella.

5) Pemeriksaan biopsi tulangMerupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan untuk    serangkaian tes.

6) Pemeriksaan ultra soundYaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi.

7) Pemeriksaan radiologisPemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan radiologik.

Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat difus dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang baru.Pemeriksaan tambahan :

1) Bone scan: Dapat dilakukan pada minggu pertama.2) MRI : Jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada T2, maka

kemungkinan besar adalah osteomielitis.

7

Page 5: BAB II

G. PenatalaksanaanSasaran awal adalah untuk mengontrol dan memusnahkan proses infeksi (Boughman, 2000:389).

1) Imobilisasi area yang sakit : lakukan rendam salin noral hangat selama 20 menit beberapa kali sehari.

2) Kultur darah : lakukan smear cairan abses untuk mengindentifikasi organisme dan memilih antibiotik.

3) Terapi antibiotik intravena sepanjang waktu.4) Berikan antibiotik peroral jika infeksi tampak dapat terkontrol : teruskan selama 3

bulan.5) Bedah debridement tulang jika tidak berespon terhadap antibiotik pertahankan terapi

antibiotik tambahan.

H. PencegahanBeberapa tindakan pencegahan dan upaya yang dapat mencegah terjadinya osteomielitis antara lain :

1) Penanganan infeksi local dapat menurunkan angka penyebaran hematogen.2) Penanganan infeksi jaringan lunak dapat mengontrol erosi tulang.3) Pemeriksaan klien secara teliti, perhatikan lingkungan pembedahan, dan teknik

pembedahan menurunkan insiden osteomielitis pascaoperasi.4) Penggunaan antibiotic profilaksis, untuk mencapai kadar jaringan yang memadai saat

pembedahan dan selama 24 – 48 jam setelah operasi akan sangat membantu.5) Teknik perawatan luka pascaoperasi aseptic akan menurunkan insiden infeksi

superficial dan potensial terjadinya osteomielitis. (Smeltzer, Suzanne C, 2002)

I. KomplikasiKomplikasi yang sering terjadi adalah berlangsungnya infeksi dengan eksaserbasi akut.

Infeksi yang terus menerus akan menyebabkan amioloidiosis, anemia, penurunan berat badan,kelemahan. Selain itu juga dapat terjadi abses tulang, meregangnya implant prosthetic, selolitis pada jaringan lunak sekitar, abses otak pada osteomilitis di daerah cranium, dan kematian.

a. Komplikasi tahap Dini :1) Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang terjadi)2) Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai tulang yang mendasarinya

sembuh3) Atritis septic

b. Komplikasi tahap Lanjut :1) Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat rekalsitran, dan penurunan fungsi tubuh

yang terkena2) Fraktur patologis

8

Page 6: BAB II

3) Kontraktur sendi4) Gangguan pertumbuhan

J. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Osteomielitis

a) Pengkajian Keperawatan1. Identitas Identitas terdiri dari nama, jenis kelamin. Umur, agama, suku bangsa, pendidkan, pendapatan, pekerjaan,nomor akses, alamat dan lain- lain.

II. Riwayat Kesehatana.  Riwayat Kesehatan Sekarang Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan awitan gejala akut (misalnya : nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam) atau kambuhan keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam sedang.b. Riwayat Kesehatan Dahulu     Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka, atau infeksi lainnya (bakteri pneumonia, sinusitis, kulit atau infeksi gigi dan infeksi saluran kemih) pada masa lalu. Tanyakan mengenai riwayat pembedahan tulang.Klien biasanya perrnah mengalami penyakit yang hampir sama dengan sekarang, atau penyakit lain yang berhubungan tulang, seperti trauma tulang, infeksi tulang, fraktur terbuka, atau pembedahan tulang, dll.c. Riwayat Kesehatan Keluarga    Apakah ada salah seorang anggota keluarganya yang mengalami penyakit yang sama, tapi tidak pernah ditanggulangi dengan tim medis. Kaji apakah keluarga klien memiliki penyakit keturunan, namun biasanya tidak ada penyakit osteomielitis yang diturunkan.

III. Pemeriksaan Fisik1) Keadaan umum

- Tingkat kesadaran (apatis, sopor, koma, gelisah, kompos mentis yang bergantung pada keadaan klien). Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis.

- Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang, dan paa kasus osteomielitis biasanya akut)

- Tanda-tanda vital tidak norma

-2)   Sistem PernafasanPada inspeksi, didapatkan bahwa klien osteomielitis tidak mengalami kelainan pernafasan. Pada palpasi toraks, ditemukan taktil fremitus seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapatkan suara nafas tambahan.

3)   Sistem Kardiovaskuler

9

Page 7: BAB II

Pada inspeksi, tidak tampak iktus jantung. Palpasi menunjukkan nadi meningkat, iktus tidak teraba. Pada auskultasi, didapatkan suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada murmur.4)   Sistem MuskuloskeletalAdanya osteomielitis kronis dengan proses supurasi di tulang dan osteomielitis yang menginfeksi sendi akan mengganggu fungsi motorik klien. Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena adanya luka disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening berbau khas.

6)   Sistem perkemihanPengkajian keadaan urine meliputi warna, jumlah, karakteristik, dan berat jenis. Biasanya klien osteomielitis tidak mengalami kelainan pada sistem ini.

IV. Pemeriksaan DiagnostikHasil laboratorium menunjukkan adanya leukositosis dan laju endap darah meningkat, 50% pasien yang mengalami infeksi hematogen secara dini adanya osteomielitis maka dilakukan scanning tulang. Selain itu dapat pula dengan biopsy tulang dan MRI.

V. Pengkajian dengan Pendekatan 11 fungsional Gordona. Persepsi dan Manajemen Kesehatan

Klien biasanya  tidak mengerti bahwa penyakit yang ia diderita adalah penyakit yang berbahaya. Perawat perlu mengkaji bagaimana klien memandang penyakit yang dideritanya, apakah klien tau apa penyebab penyakitnya sekarang.

b. Nutrisi – MetabolikBiasanya pada pasien mengalami penurunan nafsu makan karena demam yang ia

diderita.

c. EliminasiBiasanya pasien mengalami gangguan dalam eliminasi karena pasien mengalami

penurunan nafsu makan akibat demam.

d. Aktivitas – LatihanBiasaya pada pasien Osteomietis mengalami penurunan aktivitas karena rasa nyeri yang

ia rasakan

e. Istirahat – TidurPasien biasanya diduga akan mengalami susah tidur karena rasa nyeri yang ia rasakan

pada tulangnya.

f. Kognitif – PersepsiBiasanya klien tidak mengalami gangguan dengan kognitif dan persepsinya.

g. Persepsi Diri–Konsep Diri

10

Page 8: BAB II

Biasanya pasien memiliki perilaku menarik diri, mengingkari, depresi, ekspresi takut, perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, kontak mata kurang, gagal menepati janji atau banyak janji.

h. Peran–HubunganBiasanya pasien mengalami depresi dikarenakan penyakit yang dialaminya. Serta adanya

tekanan yang datang dari lingkungannya. Dan klien juga tidak dapat melakukan perannya dengan baik.

i. Seksual – ReproduksiBiasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam masalah seksual.

j. Koping – Toleransi StressBiasanya pasien mengalami stress ysng berat karena kondisinya saat itu.

k. Nilai KepercayaanPola keyakinan perlu dikaji oleh perawat terhadap klien agar kebutuhan spiritual klien

data dipenuhi selama proses perawatan klien di RS. Kaji apakah ada pantangan agama dalam proses pengobatan klien. Klien biasanya mengalami gangguan dalam beribadah karena nyeri yang ia rasakan.

b) Diagnosa Keperawatan1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan.2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan keterbatasan

beban berat badan.3. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi.4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek pembedahan, imobilisasi.5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

penurunan nafsu makan.6. Resiko terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulang,

kerusakan kulit.7. Kurang pengetahuan mengenai program pengobatan.

11

Page 9: BAB II

c) Rencana Asuhan KeperawatanNo Diagnosa NOC NIC Aktivitas

1. Nyeri akut b/d inflamasi dan pembengkakan

Setelah dilakukan tindakan ke-perawatan 2x24 jam klien dapat menunjukkan tingkat nyeri dalam batas normal dengan kriteria hasil :- Skala nyeri berkurang

- Mengenali faktor penyebab nyeri dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi faktor tersebut

- Menggunakan tindakan meredakan nyeri dengan analgesic dan non analgesic secara tepat.

Manajemen nyeri - Kaji TTV

- Berikan informasi tentang nyeri

- Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri

- Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat

2. Gangguan mobilisasi fisik b.d nyeri, alat imobilisasi dan keterbatasan menahan beban berat badan

Setelah  dilakukan  tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien dapat menunjukkan mobilitas dengan kriteria hasil:- Klien dapat bergerak dengan

mudah - Memperlihatkan penggunaan

alat bantu secara benar dengan pengawasan

Bantuan perawatan diri: Berpindah

- Ajarkan pasien tentang dan pantau penggunaan alat bantu mobilitas( misalnya tongkat, walker, kruk, atau kursi roda)

- Ajarkan dan bantu pasien dalam proses berpindah.

- Ajarkan teknik ambulasi dan berpindah yang aman

- Instruksikan pasien untuk menyangga berat badannya.

- Berikan penguatan positif selama aktifitas.

- Dukung latihan ROM aktif atau pasif, jika perlu

- Gunakan ahli terapi fisik dan okupasi sebagai sumber dalam perencanaan aktivitas perawatan pasien.

3.

Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi

Setelah  dilakukan  tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien dapat menunjukkan termoregulasi dengan kriteria hasil:- Suhu tubuh klien dalam

1. Regulasi suhu2. Pemantauan

tanda-tanda vital

- Pantau suhu minimal setiap dua jam, sesuai kebutuhan

- Mengukur tekanan darah, denyut nadi, temperature, dan status pernafasan, jika diperlukan

- Pantau warna kulit dan suhu

12

Page 10: BAB II

rentang normal- Tidak adanya perubahan

warna kulit- Berkeringat ketika panas

- Berikan obat antipiretik, jika perlu

d. Implementasi Implementasi  dilakukan  sesuai  dengan  aktivitas  dari  intervensi  yang  telah direncanakan.

e. Evaluasi1. Tingkat nyeri dalam batas normal atau berkurang.2. Peningkatan mobilitas fisik.3. Suhu tubuh dalam rentang normal (termoregulasi).

13