bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. hasil...

22
58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisis Kategori Koleksi Seni dan Aset Sejarah Sub bab ini akan menjelaskan bagaimana Museum Seni melakukan klasifikasi Koleksi Seni dan Aset Sejarah. Dalam analisis ini, peneliti akan menggunakan tabel untuk menjelaskan tiap kategori yang digunakan oleh museum seni. Tabel terdapat pada lampiran 2. Interpretasi dari tabel adalah sebagai berikut: Kategori Koleksi Jumlah Museum yang menggunakan kategori tersebut Artist : kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan seniman/pembuatnya. Sebagai contoh : Picasso, Da Vinci, Gauguin, dll. 16 Collection : kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan tema dari kumpulan koleksi seni/aset sejarah. Sebagai contoh : Tram di Liverpool, Perang Dunia 1, LGBT, dll. 11 Cultures : kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan kultur koleksi seni/aset sejarah berasal. Sebagai contoh : Hmong, Mongol, Thai, dll. 7 Date range : kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan umur dari suatu koleksi seni/aset sejarah. Sebagai contoh : Tahun 1980, dll. 15 Materials : kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan material suatu koleksi seni/aset sejarah dibuat. Sebagai contoh : Kanvas, Emas, Batu, dll. 13 Object types: kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan tipe objek suatu koleksi seni/aset sejarah. Sebagai contoh: Mangkuk, Lukisan, Patung, dll. 8 Places: kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan lokasi suatu koleksi seni/aset sejarah. Sebagai contoh: Semenanjung Korea, Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik, dll. 13

Upload: doandang

Post on 06-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Analisis Kategori Koleksi Seni dan Aset Sejarah

Sub bab ini akan menjelaskan bagaimana Museum Seni melakukan

klasifikasi Koleksi Seni dan Aset Sejarah. Dalam analisis ini, peneliti akan

menggunakan tabel untuk menjelaskan tiap kategori yang digunakan oleh museum

seni. Tabel terdapat pada lampiran 2. Interpretasi dari tabel adalah sebagai berikut:

Kategori Koleksi Jumlah Museum yang

menggunakan kategori tersebut

Artist : kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan seniman/pembuatnya. Sebagai

contoh : Picasso, Da Vinci, Gauguin, dll. 16

Collection : kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan tema dari kumpulan koleksi seni/aset sejarah. Sebagai contoh : Tram di Liverpool, Perang

Dunia 1, LGBT, dll.

11

Cultures : kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan kultur koleksi seni/aset

sejarah berasal. Sebagai contoh : Hmong, Mongol, Thai, dll. 7

Date range : kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan umur dari suatu

koleksi seni/aset sejarah. Sebagai contoh : Tahun 1980, dll. 15

Materials : kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan material suatu koleksi

seni/aset sejarah dibuat. Sebagai contoh : Kanvas, Emas, Batu, dll.

13

Object types: kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan tipe objek suatu

koleksi seni/aset sejarah. Sebagai contoh: Mangkuk, Lukisan, Patung, dll.

8

Places: kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan lokasi suatu koleksi seni/aset sejarah. Sebagai contoh: Semenanjung Korea, Asia Tenggara,

Kepulauan Pasifik, dll.

13

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

59

Styles: kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan gaya suatu koleksi seni/aset

sejarah. Sebagai contoh: Bauhaus, Impresionis, Klasik, dll. 3

Techniques: kategori ini menjelaskan koleksi seni/aset sejarah yang di kategorikan berdasarkan teknik suatu koleksi

seni/aset sejarah dibuat. Sebagai contoh: 2

Tabel 4.1. Analisis Kategori Museum Seni

Nama Museum Jumlah klasifikasi yang dimiliki oleh museum

British Museum 9 Tate 3

Victoria and Albert Museum 6 National Galleries of Scotland 3

National Portrait Gallery 4 National Museum of Scotland 2

Imperial War Museum 2 Museum of Liverpool 1

Metropolitan Museum of Art 6 National Gallery of Art 4 Museum of Modern Art 2 J. Paul Gerry Museum 4

The Art Institute of Chicago 4 Los Angeles County Museum of Art 4

Whitney Museum 1 Philadelphia Museum of Art 3 National Gallery of Victoria 2

Art Gallery of New South Wales 6 Australian Centre for the Moving

Image 4

Queensland Art Gallery 6 Art Gallery of South Australia 4

Royal Ontario Museum 5 Art Gallery of Ontario 3

Tabel 4.2. Analisis Kategori Museum Seni

Dalam tabel diatas, dapat dilihat bahwa klasifikasi berdasarkan artist

memiliki jumlah museum pengguna terbanyak dengan jumlah sebanyak 16

museum. Sedangkan klasifikasi berdasarkan Techniques memiliki jumlah museum

pengguna paling sedikit dengan jumlah sebanyak 2 museum. Sedangkan dalam

jumlah klasifikasi museum, museum yang menggunakan klasifikasi paling banyak

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

60

adalah British Museum dengan 9 klasifikasi. Sedangkan museum yang

menggunakan klasifikasi paling sedikit adalah Museum of Liverpool dan Whitney

Museum dengan hanya menggunakan 1 klasifikasi saja.

4.1.1 Analisis Kebijakan Akuntansi Mengenai Pengukuran Koleksi Seni dan

Aset Sejarah

Analisis ini digunakan untuk mengetahui kebijakan akuntansi mengenai

pengukuran koleksi seni dan aset sejarah pada museum seni. Dalam analisis ini,

peneliti akan menggunakan tabel untuk menjelaskan pada tiap museum seni : (a)

Koleksi seni/aset sejarah pada laporan posisi keuangan, (b) Metode pengukuran

koleksi seni/aset sejarah, (c) Depresiasi dan revaluasi pada koleksi seni/aset sejarah,

dan (d) Kebijakan museum pada pembelian atau donasi koleksi seni/aset sejarah.

Tabel terdapat pada lampiran 3. Interpretasi dari tabel adalah sebagai berikut :

Pada tabel tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat 14 museum yang

memasukkan koleksi seni/aset sejarah kedalam laporan posisi keuangan.

Sedangkan terdapat 9 museum yang tidak memasukkan koleksi seni/aset sejarah

kedalam laporan posisi keuangan. Terdapat beberapa alasan untuk memasukkan

koleksi seni/aset sejarah antara lain :

Pada negara-negara yang berada di Inggris Raya, untuk mematuhi

Statement of Recommended Practice (SORP) Module 18 mengenai Akuntansi

untuk Aset Sejarah. Sebagai contoh, pada Laporan Keuangan Auditan 2016-2017

British Museum, Catatan Atas Laporan Keuangan Note 1d, Kolom Heritage Assets,

Halaman 43, dijelaskan bahwa :

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

61

“The BM accounts for the objects in its collection as non-operational heritage assets, in accordance with SORP Module 18 Accounting for Heritage Assets. A heritage asset is defined as “a tangible or intangible asset with historical, artistic, scientific, technological, geophysical or environmental qualities that is held and maintained principally for its contribution to knowledge and culture.”

Sedangkan pada negara-negara yang berada di Australia, dijelaskan bahwa

semua aset fisik tetap diukur pertama kali dengan menggunakan metode biaya, dan

kemudian diukur ulang dengan menggunakan nilai wajar dikurangi akumulasi

depresiasi dan penurunan nilai. Sebagai contoh, pada Laporan Keuangan Auditan

2016-2017 Australian Centre for Moving Image, Catatan Atas Laporan Keuangan

Note 1k Kolom Property, Plant & Equipment and Collections, Halaman 78,

dijelaskan bahwa :

“All non-current physical assets are measured initially at cost and subsequently revalued at fair value less accumulated depreciation and impairment.“ “The ACMI collections include the Film, Object, Lending and Exhibition collections. These assets do not have limited useful lives and are therefore not subject to depreciation. The assets are assessed each reporting period to determine whether events and circumstances continue to support an indefinite useful life assessment, in addition to the assessment of impairment.”

Sedangkan pada museum yang tidak memasukkan koleksi seni/aset sejarah,

alasan yang ditemukan antara lain :

Mengikuti kebijakan umum pada museum-museum pada umumnya.

Sebagai contoh, pada Laporan Keuangan Auditan 2016-2017 Metropolitan

Museum of Art, Catatan Atas Laporan Keuangan Note A Kolom Collections,

Halaman 87, dijelaskan bahwa :

“In conformity with accounting policies generally followed by art museums, the value of the Museum’s collections has been excluded from the Statement of Financial Position, and gifts of art objects are excluded from revenue in the Statement of Activities. Purchases of art objects by the Museum are

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

62

recorded as decreases in net assets in the Statement of Activities. Pursuant to state law and Museum policy, proceeds from the sale of art and related insurance settlements are recorded as temporarily restricted net assets for the acquisition of art.”

Koleksi dikelola dan disimpan untuk riset, edukasi, pameran publik, dan

pemajuan layanan publik, dibandingkan untuk keuntungan secara finansial. Sebagai

contoh, pada Laporan Keuangan Auditan 2016-2017 Whitney Museum, Catatan

Atas Laporan Keuangan Note 1 Kolom Art Collections, Halaman 8, dijelaskan

bahwa :

“The collection is maintained under the care of the Registration Department staff and is held for research, education and public exhibition in furtherance of public service, rather than for financial gain. As a matter of policy, proceeds from the sale of collection items are used to acquire other items for the collection. The Museum does not include either the cost or the value of its collection in the statement of financial position, nor does it recognize gifts of collection items as revenues in the statement of activities. Since items acquired for the collection by purchase are not capitalized, the cost of those acquisitions is reported as decreases in net assets in the statement of activities.”

Sementara pada metode pengukuran, terdapat 8 museum yang

menggunakan metode biaya dan nilai wajar, 1 museum yang menggunakan metode

biaya, dan 5 museum yang menggunakan metode nilai wajar. Dan pada kebijakan

mengenai depresiasi dan revaluasi, terdapat 6 museum yang tidak

mendepresiasikan dan tidak merevaluasikan koleksi seni/aset sejarahnya, 5

museum yang tidak mendepresiasikan dan merevaluasikan koleksi seni/aset

sejarahnya, dan 3 museum yang mendepresiasikan koleksi seni/aset sejarahnya.

Salah satu alasan mengapa museum menggunakan metode nilai wajar

adalah untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Sebagai contoh, pada Laporan

Keuangan Auditan Queensland Art Gallery, Catatan Atas Laporan Keuangan C5-

5, Halaman 17, dijelaskan bahwa :

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

63

“The Gallery’s Art Collection and the Gallery’s Library Heritage Collection are measured at fair value in accordance with AASB 116 Property, Plant and Equipment, AASB 13 Fair Value Measurement and Queensland Treasury’s Non-Current Asset Policies for the Queensland Public Sector” Sedangkan pada museum yang menggunakan baik nilai wajar maupun

biaya, adalah menggunakan yang mana yang paling mungkin untuk digunakan.

Sebagai contoh, pada Laporan Keuangan Auditan Tate Gallery, Catatan Atas

Laporan Keuangan 1 Kolom The Collection, Halaman 47, dijelaskan bahwa :

“Where works of art are included at valuation, external valuations are used where available; more usually assets are valued internally by Tate staff. 14.1% of the Collection (10,396 works, excluding library and archive items) is recognised at a value on the balance sheet. For the remaining 85.9%, the appropriate and relevant valuation information is not available; the Trustees do not consider that the cost of valuing the remainder of the Collection is commensurate with the benefits to the users of the financial statements.“

4.1.2. Analisis Statistik Deskriptif

Sub bab ini akan menjelaskan bagaimana pengujian pada variabel terikat

yaitu efisiensi museum seni dan variabel bebas yaitu metode pengukuran koleksi

seni dan aset sejarah. Untuk mengetahui gambaran data dari setiap variabel yang

diteliti, maka dilakukan analisis deskriptif. Dalam penelitian ini, analaisis statistik

deskriptif akan dipaparkan menggunakan nilai rata-rata, nilai maksimum, minimum

dan simpangan baku. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel dan uraian berikut:

Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation (Y) Efisiensi Museum (EM)

69 0,009 0,32 0,0460 0,04269

(X) Pengukuran Koleksi (PK)

69 0,00 1,00 0,5652 0,49936

(K1) Pengunjung Museum (PM)

69 737120 7433881 2337702 1920020

(K2) Jumlah Koleksi Museum (KM)

69 17000 12500000 1648316 3490286

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

64

Valid N (listwise)

69

Tabel 4.3. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Sumber: Hasil olah data menggunakan prorgram SPSS 22.0

Interpretasi untuk hasil statistik deskriptif di atas adalah sebagai berikut:

a. Efisiensi Museum

Efisiensi Museum pada variabel ini dihitung dengan menggunakan

ukuran Biaya Operasi per tahun / Total Pengunjung per tahun. Rata-rata

nilai EM pada 100 museum seni utama di dunia selama periode 2015-2017

adalah sebesar 0,0460 dengan simpangan baku 0,0426 dan nilai tertingginya

mencapai 0,32 yang dimiliki oleh Art Gallery of Ontario tahun 2015,

sedangkan nilai EM paling rendah yaitu sebesar 0,01 yang dimiliki oleh

National Portrait Gallery tahun 2015.

b. Metode Pengukuran Koleksi Seni dan Aset Sejarah

Dalam penelitian ini metode pengukuran koleksi seni dan aset

sejarah diukur menggunakan variabel dummy. Apabila menggunakan Fair

Value Method maka akan diberikan poin 1 dan jika menggunakan Non-Fair

Value Method maka diberikan poin 0. Dari tabel di atas, diperoleh informasi

bahwa rata-rata PK pada 100 museum seni utama di dunia selama periode

2015-2017 adalah sebesar 0,565 yang menunjukan bahwa mayoritas dari

museum seni menggunakan Fair Value Method dalam melakukan

pengukuran koleksi seni dan aset sejarah. Adapun untuk melengkapi hasil

di atas, maka dilakukan pemetaan data kedalam bentuk tabel distribusi

frekuensi yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Frequency Percent

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

65

Pengukuran Koleksi

Non Fair Value 30 43,5

Fair Value 39 56,5 Total 69 100,0

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas

museum seni top dunia sebanyak 56,5% (39 data) menggunakan Fair Value

Method dalam melakukan pengukuran koleksi seni dan aset sejarah,

sedangkan 30 data atau 43,5% sisanya menggunakan Non-Fair Value

Method.

c. Jumlah Pengunjung Museum

Data jumlah pengunjung museum dilihat dari data yang dikeluarkan

oleh Art Newspaper dan Association of Leading Visitor. Rata-rata jumlah

pengunjung museum (PM) pada 100 museum seni utama di dunia pada

periode 2015-2017 adalah sebanyak 2.337.702 orang dengan jumlah

kunjungan terbanyak mencapai 7.433.881 orang yang dimiliki oleh Tate

Modern – Art Gallery yang terjadi pada tahun 2017, sedangkan jumlah

kunjungan paling rendah mencapai 737.120 yang dimiliki oleh Museum of

Liverpool pada tahun 2017.

d. Jumlah Koleksi Museum

Jumlah koleksi museum dilihat dari penjelasan pada website

museum. Rata-rata jumlah koleksi museum (KM) pada Top 100 museum

seni utama di dunia pada periode 2015-2017 adalah sebanyak 1.648.316

barang koleksi dimana jumlah koleksi paling banyak mencapai 12.500.000

barang koleksi yang dimiliki oleh Royal Ontario Museum, sedangkan

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

66

jumlah kolesi paling sedikit dimiliki oleh Queensland Art Gallery dengan

jumlah barang koleksi sebanyak 17.000.

4.1.3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Pada sub bab ini, hipotesis konseptual yang diajukan sebelumnya akan diuji

dan dibuktikan menggunakan pengujian statistik. Hipotesis yang diajukan adalah

diduga adanya pengaruh dari pengukuran koleksi seni dan aset sejarah berpengaruh

signifikan terhadap performa museum seni pada Top 100 Art Museum Attendance.

Adapun metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda dikarenakan

dalam penelitian ini melibatkan dua variabel kontrol yakni jumlah pengunjung dan

jumlah koleksi museum.

4.1.1.1 Pengujian Asumsi Klasik

a. Pengujian Normalitas

Pengujian asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual

(ei) dalam model regresi berdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang

baik seharusnya memiliki residual yang terdistribusi secara normal. Salah satu cara

untuk mendeteksi masalah normalitas ini dapat dilihat dari sebaran data residu pada

grafik p-p plot. Hasil pengujian dapat dilihat pada grafik berikut:

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

67

Gambar 4.1 Grafik P-P Plot Normalitas

Pada gambar grafik di atas, dapat dilihat jika nilai residual (titik) menyebar

disekitar garis dan mengikuti arah garis diagonal, hasil ini menunjukan

bahwasanya residu dalam model regresi memiliki distribusi yang tersebar secara

normal. Untuk memperkuat hasil pengujian di atas, dapat digunakan metode

statistik kolmogorov smirnov. Apabila nilai signifikansi yang dihasilkan lebih

besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual dalam model regresi yang

akan dibentuk terdistribusi secara normal. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel

berikut:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

68

Unstandardized

Residual N 69 Normal Parametersa,b Mean 0,0000000

Std. Deviation 0,49915904

Most Extreme Differences

Absolute 0,114 Positive 0,114 Negative -0,055

Kolmogorov-Smirnov Z 0,948 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,330 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Tabel 4.5. Hasil Pengujian Asumsi Normalitas Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 22.0

Mengacu pada kriteria pengambilan keputusan dari uji normalitas, diketahui

bahwa residual dalam model regresi sudah terdistribusi secara normal dikarenakan

nilai signifikansi yang dihasilkan yaitu sebesar 0,330 jauh lebih besar dari 0,05 (α).

Dengan demikian salah satu syarat pengujian regresi telah terpenuhi.

b. Pengujian Multikolineritas

Multikolinearitas merupakan suatu kondisi adanya hubungan yang sangat

kuat di antara beberapa atau semua variabel bebas yang dilibatkan kedalam model

regresi. Masalah multikolinearitas ini dapat dideteksi dari nilai tolerance serta VIF

(variance inflation factor). Jika nilai tolerance yang diperoleh lebih besar dari 0,10

serta nilai VIF kurang dari 10, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang akan

dibentuk telah bebas dari masalah multikolinearitas. Hasil pengujian menggunakan

program SPSS 22.0 disajikan pada tabel berikut:

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 (X) PK 0,944 1,059

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

69

(K1) PM 0,998 1,002 (K2) KM 0,942 1,061

a. Dependent Variable: (Y) EM Tabel 4.6. Hasil Pengujian Asumsi Multikolineritas

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 22.0

Dari hasil yang tersaji pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

model regresi yang dibentuk tidak ditemukan adanya masalah multikolinearitas,

dikarenakan seluruh variabel bebas yang dilibatkan dalam model regresi memiliki

nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10 serta nilai VIF kurang dari 10, sehingga

asumsi untuk terbebas dari masalah multikolineritas telah terpenuhi.

c. Pengujian Autokorelasi

Autokorelasi ini didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur

berdasarkan deret waktu (time series) dalam model regresi atau dengan kata lain

error dari observasi tahun berjalan (t) dipengaruhi oleh error dari observasi tahun

sebelumnya (t-1). Masalah autokorelasi dapat di deteksi dari nilai Durbin Watson.

Jika nilai Durbin Watson yang diperoleh berada diantara nilai dU dan 4-dU, dapat

disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari masalah autokorelasi. Rangkuman

hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Asumsi Autokorelasi Data

Observasi (n)

k dU Durbin-Watson 4-dU Kesimpulan

69 3 1,546 1,561 2,454 Tidak Terjadi Autokorelasi Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 22.0

Nilai dU yang digunakan sebagai nilai kritis dalam pengujian ini diperoleh

dari tabel Durbin Watson dengan jumlah data observasi sebanyak 69 dan variabel

bebas 3. Dari hasil pengujian yang tersaji pada tabel 4. di atas, diketahui jika nilai

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

70

Durbin Watson yang diperoleh berada diantara nilai dU dan 4-dU (1,546 < 1,561 <

2,454). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi telah terbebas

dari masalah autokorelasi sehingga model sudah memenuhi salah satu asumsi untuk

dilakukan pengujian regresi.

d. Pengujian Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini digunakan untuk menguji homogenitas varians

residu dalam model regresi, dimana model regresi yang baik mensyaratkan terbebas

dari masalah heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi masalah heteros

kedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot. Jika titik tersebar secara acak dan

tidak membentuk sebuah pola, dapat disimpulkan model regresi telah terbebas dari

masalah heteroskedastisitas. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

71

Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas

Pada gambar grafik di atas, dapat dilihat bahwa titik menyebar secara acak

dan tidak membentuk sebuah pola, hasil ini menunjukan bahwa model regresi yang

akan dibentuk telah terbebas dari masalah heteroskedastisitas

4.1.1.2 Regresi Linier Berganda

Persamaan regresi yang akan dibentuk adalah sebagai berikut:

EM = a + β1 PK + β2 PM + β3 KM

Dimana:

EM = Efisiensi Museum

a = Nilai Intercept (Konstanta)

βi = Koefisien Regresi

PK = Pengukuran Koleksi

PM = Pengunjung Museum

KM = Jumlah Koleksi Museum

Hasil perhitungan regresi linier berganda menggunakan program SPSS 22.0

disajikan pada tabel berikut:

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Correlations

B Std. Error Beta Zero-order

1 (Constant) -2,504 0,129 -19,377 0,000

(X) PK -0,988 0,128 -0,690 -7,743 0,000 -0,624

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

72

(K1) PM -0,081 0,032 -0,217 -2,500 0,015 -0,216

(K2) KM -0,061 0,018 -0,295 -3,314 0,002 -0,123

a. Dependent Variable: (Y) EM

Tabel 4.8. Hasil Regresi Linier Berganda Pengaruh Metode Pengukuran Koleksi Seni dan Aset Sejarah Serta Jumlah Pengunjung dan Jumlah Koleksi Terhadap

Performa Museum Seni pada Top 100 Art Museum Attendance Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 22.0

Persamaan regresi yang menjelaskan pengaruh PK, PM dan KM terhadap

EM adalah sebagai berikut:

EM = -2,504 – 0,988 PK – 0,081 PM – 0,061 KM

Nilai-nilai dalam persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar -2,504 menunjukan nilai prediksi rata-rata untuk efisiensi

museum (EM) jika PK, PM dan KM secara simultan bernilai 0 (nol).

b. Koefisien regresi untuk PK adalah sebesar -0,988 dengan koefisien bertanda

negatif yang menunjukan bahwa setiap terjadinya peningkatan nilai PK dan

variabel bebas lainnya diasumsikan dalam kondisi konstan, diprediksikan

akan menurunkan nilai EM sebesar 0,988 dengan kata lain penggunaan Fair

Value Method dalam melakukan pengukuran koleksi seni dan aset sejarah

diprediksikan akan menurunkan nilai efisiensi museum.

c. Koefisien regresi untuk PM adalah sebesar -0,081 dengan koefisien yang

bertanda negatif yang menunjukan bahwa setiap terjadinya peningkatan

nilai PM dan variabel bebas lainnya diasumsikan dalam kondisi konstan,

diprediksikan akan menurunkan nilai EM sebesar 0,081.

d. Koefisien regresi untuk KM adalah sebesar -0,061 dengan koefisien yang

bertanda negatif yang menunjukan bahwa setiap terjadinya peningkatan

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

73

nilai KM dan variabel bebas lainnya diasumsikan dalam kondisi konstan,

diprediksikan akan menurunkan nilai EM sebesar 0,061.

4.1.1.3 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)

Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis simultan ini adalah uji

F. Nilai Ftabel yang digunakan sebagai nilai kritis dalam uji hipotesis simultan ini

adalah sebesar 2,746 yang diperoleh dari lampiran tabel distribusi F dengan α = 5%,

df1 (k) 3 dan df2 (n - (k+1)) 65. Rumusan hipotesis simultan yang akan diuji adalah

sebagai berikut

Ho : βi = 0 Secara simultan metode pengukuran koleksi seni dan aset

sejarah serta jumlah pengunjung dan jumlah koleksi tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap performa

museum seni pada Top 100 Art Museum Attendance.

Ha : βi ≠ 0 Secara simultan metode pengukuran koleksi seni dan aset

sejarah serta jumlah pengunjung dan jumlah koleksi

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap performa

museum seni pada Top 100 Art Museum Attendance.

Taraf signifikansi (α) yang digunakan sebesar 5% atau 0,05.

Kriteria pengambilan keputusan uji simultan (Uji F):

1) Tolak Ho dan Terima Ha jika nilai Fhitung > Ftabel

2) Terima Ho dan Tolak Ha jika nilai Fhitung < Ftabel

Hasil pengujian hipotesis simultan (Uji F) dengan menggunakan program

SPSS 22.0 disajikan pada tabel berikut:

ANOVAa

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

74

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 17,860 3 5,953 22,840 0,000b Residual 16,943 65 0,261 Total 34,803 68

a. Dependent Variable: (Y) EM b. Predictors: (Constant), (K2) KM, (K1) PM, (X) PK Tabel 4.9. Uji F (Simultan) Pengaruh Metode Pengukuran Koleksi Seni dan Aset

Sejarah Serta Jumlah Pengunjung dan Jumlah Koleksi Terhadap Performa Museum Seni pada Top 100 Art Museum Attendance

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 22.0 Jika dipetakan kedalam gambar kurva pengujian hipotesis simultan, maka

nilai Fhitung dan Ftabel akan tampak sebagai berikut:

Gambar 4.3 Kurva Pengujian Hipotesis Simultan Pengaruh Metode Pengukuran Koleksi Seni dan Aset Sejarah Serta Jumlah Pengunjung dan Jumlah Koleksi

Terhadap Performa Museum Seni pada Top 100 Art Museum Attendance

Pada gambar kurva hipotesis simultan di atas, dapat dilihat nilai Fhitung yang

diperoleh adalah sebesar 22,840 dan nilai tersebut jauh lebih besar dari nilai Ftabel

2,746 sehingga jatuh dalam wilayah penolakan Ho, maka dengan taraf kepercayaan

Daerah Penolakan H0

Daerah Penerimaan H0

0 2,746

(Ftabel) 22,840 (Fhitung)

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

75

sebesar 95% dapat diputuskan untuk menolak Ho dan menerima Ha yang berarti

bahwa metode pengukuran koleksi seni dan aset sejarah serta jumlah pengunjung

dan jumlah koleksi secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

performa museum seni pada Top 100 Art Museum Attendance.

4.1.1.4 Pengujian Hipotesis (Uji t)

Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis parsial ini adalah

uji t. Nilai ttabel yang digunakan sebagai nilai kritis dalam uji hipotesis parsial ini

adalah sebesar 1,997 yang diperoleh dari tabel distribusi t dengan α sebesar 5% dan

df (n - (k+1)) 65 untuk uji 2 pihak (two tailed). Rumusan hipotesis parsial yang akan

diuji adalah sebagai berikut:

Hipotesis

Ho : β = 0 Metode pengukuran koleksi seni dan aset sejarah tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap performa

museum seni pada Top 100 Art Museum Attendance.

Ha : β ≠ 0 Metode pengukuran koleksi seni dan aset sejarah memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap performa museum seni

pada Top 100 Art Museum Attendance.

Taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah sebesar 5% atau 0,05.

Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis dua arah (two tailed):

1) Tolak Ho dan terima Ha jika nilai thitung > ttabel / -thitung < -ttabel

2) Terima Ho dan tolak Ha jika nilai thitung < ttabel / -thitung > -ttabel

Hasil pengujian hipotesis parsial dirangkum pada tabel berikut:

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

76

Tabel 4.9. Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t) Pengaruh Metode Pengukuran

Koleksi Seni dan Aset Sejarah Terhadap Performa Museum Seni pada Top

100 Art Museum Attendance

Model thitung ttabel Sig. t α Keputusan Kesimpulan X → Y -7,743 -1,997 0,000 0,05 Ho ditolak Signifikan

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 22.0

Gambar 4.4 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t) Pengaruh Metode

Pengukuran Koleksi Seni dan Aset Sejarah Terhadap Performa Museum Seni

pada Top 100 Art Museum Attendance

Pada gambar kurva pengujian hipotesis parsial di atas, dapat dilihat bahwa

nilai thitung sebesar -7,743 dan berada pada wilayah penolakan Ho dikarenakan nilai

lebih kecil dari -1,997 (ttabel), maka dengan taraf kepercayaan sebesar 95% dapat

diputuskan untuk menolak Ho dan menerima Ha yang berarti metode pengukuran

koleksi seni dan aset sejarah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap performa

museum seni pada Top 100 Art Museum Attendance, dimana penggunaan Fair

Daerah penolakan H0

Daerah Penerimaan H0

0

Daerah penolakan H0

-1,997 (ttabel)

1,997 (ttabel)

-7,743 (thitung)

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

77

Value Method dalam melakukan pengukuran koleksi seni dan aset sejarah dapat

berakibat pada perubahan nilai efisiensi museum.

4.1.1.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan angka yang menunjukan besar kontribusi

pengaruh yang diberikan oleh variabel independen yakni pengukuran koleksi seni

terhadap variabel dependen yaitu performa museum seni. Hasil pengujian dengan

menggunakan program SPSS 22.0 disajikan pada tabel berikut:

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 0,716a 0,513 0,491 0,51055

a. Predictors: (Constant), (K2) KM, (K1) PM, (X) PK

b. Dependent Variable: (Y) EM

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 22.0

Pada tabel 4. di atas, dapat dilihat nilai R Square (R2) yang diperoleh adalah

sebesar 0,512. Hasil tersebut menunjukan bahwa pengukuran koleksi seni dengan

jumlah pengunjung dan jumlah koleksi yang difungsikan sebagai variabel kontrol

secara simultan memberikan kontribusi pengaruh sebesar 51,3% terhadap performa

museum seni, sedangkan (1-R2) 48,7% sisanya merupakan kontribusi pengaruh

yang diberikan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

78

Untuk mengetahui kontribusi pengaruh secara parsial, dapat diketahui dari

hasil perkalian antara nilai beta yang merupakan koefisien regresi terstandarkan

(standardized coefficients) dengan zero-order (ryx) yang merupakan nilai korelasi

parsial. Hasil perhitungan koefisien determinasi parsial disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Koefisien Determinasi Parsial

Model Standardized Coefficients Correlations Partial Coefficient of

Determination Beta Zero-order (X) PK -0,690 -0,624 0,430 (K1) PM -0,217 -0,216 0,047 (K2) KM -0,295 -0,123 0,036

Total Effect 0,513 Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 22.0 dan Ms. Excel 2013

Tabel di atas memberikan informasi mengenai besar kontribusi pengaruh

secara parsial. Dari tabel 4. di atas, diperoleh informasi bahwa pengukuran koleksi

seni (PK) secara parsial memberikan kontribusi sebesar 43,0% terhadap performa

museum seni, sedangkan PM memberikan kontribusi sebesar 4,7% dan KM 3,6%

sehingga total kontribusi pengaruh yang diberikan adalah sebesar 51,3%.

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1. Pengaruh Pengukuran Koleksi Barang Seni Terhadap Efisiensi Museum

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian

yang dilakukan oleh Carnegie dan Wolnizer (1995) dimana mereka berargumen

bahwa pengukuran koleksi secara finansial tidak memiliki kegunaan secara

langsung untuk meningkatkan efisiensi institusi seni, yang dalam penelitian ini

adalah museum seni. Ini karena koleksi seni dianggap tidak memiliki potensi

ekonomi masa depan. Selain itu koleksi seni juga tidak menghasilkan pemasukan

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ...media.unpad.ac.id/thesis/120110/2013/120110130130_4_4992.pdf · 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

79

uang lewat aktivitas regular disaat mereka disimpan, atau ditukar secara komersil.

Justru koleksi seni malah membutuhkan biaya yang cukup besar untuk menjaga,

memajang, dan mendaftarkan koleksi seni tersebut.