biblioterapi islami guna meningkatkan...
TRANSCRIPT
i
BIBLIOTERAPI ISLAMI GUNA MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI ANAK TUNA DAKSA
(Studi Eksperimen di SMP Negeri 2 Sewon)
Oleh:
SUPRIHATIN
NIM. 1420410224
TESIS
Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister Dalam Ilmu Pendidikan Islam
Program Studi Pendidikan Islam
Konsentrasi Bimbingan Konseling Islam
YOGYAKARTA
2016
PERNYATAA.N KEASLIAh{
l'ang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
NIM
Jenjang
Program studi
Konsentrasi
Suprihatin, S.Pd.
1420414224
Iv{agister (52J
Pendidikan Islarn (.PI)
Bimbingan dan Konseling lslam (BKI)
hilenvataliatr bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalah lrasrl
penelitianikxl_ya sa--va sendiri" kecuali pada bagian-bagian vang dirujuk sumbemya"
Suprihatin, S.Pd.NiM.1420410224
Yogvakarta,3l Mei 2016
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
NIM
Jenjang
Program studi
Konsentrasi
Suprihatin, S.Pd.
1420410224
Magister (S2)
Pendidikan Islam (PI)
Bimbingan dan Konseling Islam (BKI)
Menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan benar-benar bebas dari
plagiasi. Jika dikemudian hari terbukti melakukan plagiasi, maka saya siap
ditindak sesuai ketentuan yang berlaku.
Yogyakarta,3l Mei 2016
Suprihatin, S.Pd.NrM.1420140224
lll
Wuip
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
PASCASARJANA
Tesis berjudul
Nama
NIM
Jenjang
PE]\GESAIIAN
BIBLIOTERAPI ISLAMI GTINA MENINGKATKAN I(EPERCAYAAN
DIRI ANAK TUNA DAKSA (Studi Eksperirnen di sMP N 2 Sewon)
Suprihatin, S. Pd.
1420410224
Magister (S2)
Perrdidikan Is[amProgram Studi :
Konsentrasi : Bimbingan l(onseling Islam
Tanggal Ujiarr : 29 Juni2016
Telah dapat diterirna sebagai salah satu syarat rnemperoleh gelar Magister Pendidikan Islam
(M.Pd.l.)
2016
., M.Phil., Ph.D.199s03 1 002
oIoKEMENTERIAN AGAMAPASCASARJAIIAUNTYORSITAS ISLAM NEGERI STINAI{ KALIJAGAYOGYAKARTA
PERSETUJUAN TIM PENGUJI UJIAN TESIS
: BIBLIOTERAPI GLTNA MENINGKATKANKEPERCAYAAN DIRI ANAK TIINA DAKSA
(Studi Eksperimen di Sl\4P Negeri 2 Sewon)
Tesis Berjudul
Nama
NIM
Program studi
Konsentrasi
Pukul
HasilA{ilai
IPK
Predikat
,4
Suprihatin,S.Pd.
1420410224
Pendidikan Islam
Bimbingan dan Konseling Islam
Telah disetujui tim penguji ujian munaqasah
: Ro'fah, S.Ag.. BSW., MA., Ph.D.
Pembimbing/penguji : Dr. Hj. Nurjannah, M.Si.
Penguji : Dr. Nurus Sa'adah, M,Si
Diuji di Yogyai..arta pada hari : Rabu, 29 Juni2016
13.30 WrB.
95/A+
3.63
Sangat Memuaskan
NOTA DINAS PEMBIMBING
Kepada Yth.,
Direktur Program Pascasarj ana
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
A s salamu' alaikum wr. wb.
Setelah melakukan bimbingan. arahan, dan koreksi terhadap penulisan tesis yang
berjudul:
BIITLIOTERAPI ISLAMI GUNA MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI ANAK TUNA DAKSA
(Studi Eksperimendi SMP Negeri 2 Sewon)
Yang ditulis oleh :
Nama
NIM
Jeniang
Program studi
Konsentrasi
Suprihatin,S.Pd.
14204t0224
Magister (S2)
Pendidikan Islam (PI)
Bimbingan dan Konseling Islam (BKI)
Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Program
Pascasarjana tllN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar
Magister Pendidikan Islam.
Wass alamu' ala i kum v,r. wb.
Yogyakarta,......Mei 20 1 6
vii
ABSTRAK
Suprihatin, S.Pd.: Biblioterapi Islami Guna Meningkatkan
Kepercayaan Diri Anak Tuna Daksa (Studi Eksperimen pada siswa SMP
Negeri 2 Sewon). Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2016.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya peluang mengenai penggunaan
pustaka atau bacaan yang bersifat Islam yang dijadikan sebagai materi dalam
salah satu layanan konseling yang disebut dengan biblioterapi Islami.
Dilaksanakan di SMP negeri 2 Sewon, diperuntukan anak tuna daksa dalam
meningkatkan kepercayaan diri mereka. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini ialah biblioterapi Islami dapat meningkatkan kepercayaan diri anak tuna daksa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah eksperimen, yang
bertujuan untuk menguji efektivitas biblioterapi Islami dalam meningkatkan
kepercayaan diri anak tuna daksa. Eksperimen menggunakan one group pre and
posttest design, melibatkan 4 (empat) anak tuna daksa di SMP Negeri 2 Sewon.
Penentuan subjek dipilih dengan kriteria tertentu sesuai tujuan penelitian (non-
probability sampling). Data dikumpulkan dengan menggunakan skala
kepercayaan diri (ri=0,331-0,609 =0,884), angket, observasi dan wawancara.
Teknik analisis data yang digunakan ialah menggunakan uji wilcoxon signed
ranks test.
Hasil uji wilcoxon signed ranks test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
tingkat kepercayaan diri anak tuna daksa (subjek penelitian) antara sebelum
dengan sesudah pemberian layanan biblioterap islami (manipulasi), dengan Z = -
1,997 dan p-value = 0,046 (p-value < 0,050). Nuansa praktis layanan biblioterapi
Islami memudahkan subjek penelitian dalam memahami dan mempraktekkan
ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Diantara ajaran yang dimaksud ialah
keyakinan terhadap kemampuan diri yaitu yakin dapat menyelesaikan setia
menemui permasalahan hidup, dan tidak merasa rendah diri, optimis yaitu selalu
bersemangat dalam hidup dan tidak mudah putus asa, obyektif yaitu sanggup
menerima kegagalan maupun kesuksesan, tanggung jawab yaitu berani menerima
resiko dari apa yang telah diperbuat dan rasional realistis dapat mencari penyebab
permasalahan yang dihadapi dan tidak khawatir dalam menghadapi masa depan.
Hal inilah yang mampu meningkatkan kepercayaan diri masing-masing subjek.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah biblioterapi islami dapat
meningkatkan kepercayaan diri anak tuna daksa. Oleh karena itu, temuan hasil
penelitian tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan metode
konseling islami untuk meningkatkan kepercayaan diri anak tuna daksa.
Kata Kunci: Biblioterapi Islami, K epercayaan Diri, Anak Tuna Daksa.
viii
MOTTO
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”
(Q.S Yusuf: 87)
ix
PERSEMBAHAN
TESIS INI PENULIS PERSEMBAHKAN UNTUK ALMAMATER
TERCINTA UIN SUNAN KALIJAGA TOGYAKARTA
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Mentri Agama RI dan Mentri
Pendidikan dan Kebudayan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22
Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا
ba’ B be ب
ta’ T te ت
ṡa’ ṡ es (dengan titik diatas) ث
Jim J je ج
ḥa ḥ ha (dengan titik ح
dibawah)
Kha kh ka dan ha خ
Dal D de د
Żal Ż zet (dengan titik ذ
diatas)
ra’ R er ر
Zai Z zet ز
Sin S es س
Syin Sy es dan ye ش
ṣad ṣ es (dengan titik ص
dibawah)
ḍad ḍ de (dengan titik ض
dibawah)
ṭa’ ṭ te (dengan titik ط
dibawah)
ẓa’ ẓ zet (dengan titik ظ
xi
dibawah)
ain ‘ koma terbalik diatas‘ ع
Ghain G ge غ
fa’ F ef ف
Qaf Q qi ق
Kaf K ka ك
Lam L el ل
Mim M em م
Nun N en ن
Wawu W we و
ha’ H ha ه
Hamzah ‘ apostrof ء
ya’ Y ye ي
B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda Syaddah, ditulis rangkap.
متعقد ين
عدة
ditulis
ditulis
muta’aqqidin
‘iddah
C. Ta’ Marbutah di Akhir Kata
1. Bila dimatikan ditulis h.
هبة
جزية
ditulis
ditulis
hibbah
jizyah
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah
terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti sholat, zakat, dan sebagainya,
kecuali bila dikehendaki lafal aslinya )
xii
Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,
maka ditulis dengan h.
’ditulis karamah al-auliya كرامه األولياء
2. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harخkat, fathah, kasrah, dan
dammah ditulis t.
ditulis zakatul fitri زكاة الفطر
D. Vokal Pendek
________
________
________
kasrah
fathah
dammah
ditulis
ditulis
ditulis
i
a
u
E. Vokal Panjang
fathah + alif
جاهلية
fathah + ya’mati
يسعى
kasrah + ya’ mati
كريم
dammah + wawu mati
فروض
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
a
jahiliyyah
a
yas’a
i
karim
u
furud
F. Vokal Rangkap
fathah + ya’ mati
بينكم
fathah + wawu mati
قول
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ai
bainakum
au
qaulum
xiii
G. Vokal-vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan
dengan Apostrof (‘)
أأنتم
أعدت
لئن ثكرتم
ditulis
ditulis
ditulis
a’antum
u’idat
la’in syakartum
H. Kata Sandang Alif + Lam
a. Bila diikuti Huruf Qamariyah
القرأن
القياس
ditulis
ditulis
al-Qur’an
al-Qiyas
b. Bila diikuti Huruf Syamsiyah ditulis menggandakan huruf
syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)-nya.
السماء
الشمس
ditulis
ditulis
As-Sama’
Asy-Syams
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
ذوي الفروض
أهل السنة
Ditulis
Ditulis
zawi al-furuḍ
ahl as-sunnah
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN KEASLIAN ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI v
NOTA DINAS PEMBIMBING vi
ABSTRAK vii
MOTTO viii
PERSEMBAHAN ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN x
KATA PENGANTAR xiv
DAFTAR ISI xvi
DAFTAR LAMPIRAN xix
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 8
D. Kajian Pustaka 9
E. Sistematika Pembahasan 13
BAB II LANDASAN TEORI 15
A. Kepercayan Diri Anak Tuna Daksa 15
1. Definisi Kepercayaan Diri 15
2. Definisi anak Tuna Daksa 17
3. Kepercayaan Diri Anak Tuna Daksa 21
4. Aspek-aspek Kepercayaan Diri Anak Tuna Daksa 23
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi kepercayaan diri 24
B. Biblioterapi sebagai Metode Bimbingan Konseling 26
1. Pengertian Biblioterapi 26
xvii
2. Tipe-tipe Biblioterapi 29
3. Tujuan Biblioterapi 32
4. Fungsi Biblioterapi 33
5. Prosedur biblioterapi 34
C. Efektifitas Biblioterapi Islami guna Meningkatkan Kepercayaan
diri Anak Tuna Daksa 35
D. Hipotesis 41
BAB III METODE PENELITIAN 42
A. Penelitian Eksplorasi 42
1. Sumber Data 43
2. Teknik Analisis Data 43
B. Penelitian Eksperimen 44
1. Desain Eksperimen 44
2. Variabel 45
3. Definisi Operasional 46
4. Subjek Penelitian 47
5. Tehnik Pengumulan data 47
6. Pengukuran 49
7. Validitas dan Reliabilitas 52
8. Prosedur Penelitian 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56
A. Hasil Penelitian Eksplorasi 56
1. Pustaka yang berjudul Percaya Diri dan Tidak Putus
Asa menurut Islam 56
2. Buku yang berjudul : The Best not “be asa” 61
3. Buku yang berjudul : Panduan Menjadi Remaja
Percaya Diri 78
4. Buku Siapa Takut Tampil Percaya Diri? 105
B. Hasil Penelitian Eksperimen 109
xviii
1. Persiapan Penelitian 109
2. Pelaksanaan Penelitian 110
a. Pelaksanaan Uji Coba Manipulasi 111
b. Pelaksanaan Uji Coba Skala 112
c. Pelaksanaan Seleksi Subjek Penelitian 113
d. Pelaksanaan biblioterapi Islami 113
3. Deskripsi Subjek Penelitian 115
4. Analisis Data Kuantitatif 118
5. Analisis Data Kualitatif 119
C. Pembahasan 126
D. Keterbatasan Penelitian 134
BAB V PENUTUP 135
A. Kesimpulan 135
B. Saran-saran 136
DAFTAR PUSTAKA 138
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Panduan Pelaksanaan biblioterapi Islami
Lampiran 2 Bacaan cerita tentang motivasi
Lampiran 3 Skala Kepercayaan Diri
Lampiran 4 Angket Data Pribadi
Lampiran 5 Angket Pemahaman Diri “Siapa Saya?”
Lampiran 6 Angket Pemahaman Diri Kekurangan dan Kelebihan
Lampiran 7 Pedoman Observasi
Lampiran 8 Pedoman Wawancara (Evaluasi)
Lampiran 9 Data Perolehan Nilai PRE TEST DAN POST TEST
Lampiran 10 Hasil Uji Beda Hipotesis Pretes Dan Postest
Lampiran 11 Hasil Nilai Rata-rata (Mean) Pretest dan Postest Descriptif Statistics
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian dari Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Lampiran 13 Surat Keterangan telah melakukan Penelitian dari SMP Negeri 2
Sewon
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia, maka setiap
warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Seperti yang
tertuang dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 5 ayat 1 bahwa setiap warga Negara mempunyai hak yang
sama untuk memperoleh pendidikan, sedangkan pada ayat 2 bahwa warga
Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual atau
sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Sedangkan pada pasal 15 dan
pasal 32 menyebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan
untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki
kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan
pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
Istilah tunadaksa berasal dari kata tuna yang artinya kurang dan daksa
yang artinya tubuh sehingga dapat dikatakan bahwa Anak tunadaksa dapat
didefinisikan sebagai penyandang bentuk kelainan atau disabilitas pada
1
2
sistem otot, tulang dan persendian yang dapat mengakibatkan gangguan
koordinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi dan gangguan perkembangan
keutuhan pribadi. Salah satu definisi mengenai anak tunadaksa menyatakan
bahwa anak tunadaksa adalah anak penyandang disabilitas jasmani yang
terlihat pada kelainan bentuk tulang, otot, sendi maupun saraf-sarafnya.
Tingkat gangguan pada tunadaksa sendiri dapat dikategorikan menjadi tiga,
yaitu ringan, sedang, dan berat. Kategori ringan adalah seseorang yang
memiliki keterbatasan, namun dapat ditingkatkan melalui terapi. Kategori
sedang yaitu seseorang yang memiliki keterbatasan secara motorik dan
mengalami gangguan koordinasi sensorik, sedangkan kategori berat adalah
mereka yang memiliki keterbatasan penuh dalam melakukan aktivitas fisik.
Kondisi terganggunya fungsi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
bawaan lahir atau sakit/kecelakaan.
Kepercayaan diri atau sesering disebut dengan Self Confidence adalah
salah satu aspek kepribadian yang sangat penting pada diri individu. Tanpa
adanya kepercayaan diri maka banyak masalah pada diri individu tersebut.
Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri individu
dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. Dikarenakan dengan
kepercayaan diri, seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi
dirinya sehingga dapat mendukung dalam kehidupan karir dimasa depan.
Kepercayaan diri diperlukan baik oleh seorang anak maupun orang tua, secara
individual maupun kelompok.1 Keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam
kehidupannya, baik dibidang bisnis maupun kemasyarakatan banyak sekali
1 Nur Ghufron & Rini Risnawita S. Teori-teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 33
2 Peter Lauster, tes kepribadian (terj. D.H. Gulo), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005) Cet.5, h.1
3
dipengaruhi oleh sikap dan sifat-sifat kepribadiannya.2
Secara umum, perkembangan manusia dapat dibedakan dalam aspek
psikologis dan fisik. Aspek fisik merupakan potensi yang berkembang dan
harus dikembangkan oleh individu.3 Tidak dapat dipungkiri bahwa fungsi
motorik dalam kehidupan manusia sangat penting, terutama jika seseorang
ingin mengadakan kontak dengan lingkungannya, baik lingkungan sosial
maupun lingkungan alam sekitarnya. Maka peranan motorik sebagai sarana
yang dapat mengantarkan seseorang untuk melakukan aktifitas mempunyai
posisi sangat strategis, disamping kesertaan indra yang lain. Oleh karena itu,
dengan terganggunya fungsi motorik sebagai akibat dari penyakit, kecelakaan
atau bawaan sejak lahir, akan berpengaruh terhadap keharmonisan indra yang
lain dan pada gilirannya akan berpengaruh pada fungsi bawaannya. Karena
fungsi motorik juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan gerak fisik
manusia. Gangguan fisik mempunyai pengertian yang luas dimana secara
umum dikatakan ketidakmampuan tubuh secara fisik untuk menjalankan
fungsi tubuh seperti dalam keadaan normal. Dalam hal ini yang termasuk
gangguan fisik adalah anak-anak yang lahir dengan anggota tubuh yang tidak
lengkap, anak yang kehilangan anggota badan karena amputasi, anak dengan
gangguan neuromuscular seperti cerebral palsy, anak dengan gangguan
sensomotorik(alat pengindraan) dan anak-anak yang menderita penyakit
kronis.4
3 T. Sutjihati Somantri., Psikologi Anak Luar Biasa,(Bandung: PT.Refika Aditama, 2006), h.126
4 Frieda Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus jilid kedua, (Jakarta: Lembaga
4
Keterbatasan kemampuan anak tuna daksa seringkali menyebabkan
mereka menarik diri dari pergaulan masyarakat yang mempunyai prestasi
jauh di luar jangkauannya.5
Dengan demikian peran orang disekitarnya sangat penting untuk
memberikan motivasi serta bantuan untuk memecahkan permasalahan-
permasalahan yang dialami anak tersebut. Mulai dari kedua orang tua, peran
orang tua sangat penting ketika mempunyai anak yang memiliki kekurangan-
kekurangan seperti penyandang tuna daksa, karena segala aspek tentang
hubungan orang tua dan anak mempengaruhi kemudahan anak dalam
beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya. Kemudian
peran orang yang ada di lingkungan sekolah seperti teman dan guru, serta
pihak dari sekolahan yang lainnya.6
SMP negeri 2 Sewon adalah sekolah umum yang merupakan
penyelenggara sekolah inklusi yang memiliki peserta didik Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) sejumlah 19, terdiri dari lima (5) siswa slow
leaner, dua (2) siswa low vision, tuju (7) tuna rungu, satu (1) siswa tuna
netra, empat (4) siswa tuna daksa. Beragamnya jenis kebutuhan khusus yang
ada di sekolah mengharuskan pemberian pelayanan yang beragam pula.
Menurut Feist & Feist (2006), kekurangan yang terdapat pada diri tuna
daksa dapat mempengaruhi individu tersebut secara keseluruhan.
Penyandang tunadaksa bila dibandingkan dengan ketunaan yang lain lebih
pengembangan sarana pengukuran dan pendidikan psikologi (LPSP3) UI, 2011), h.24
5 Frieda Mangunsong,Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, . . h.132 6. Irina V. Sokolova, dkk. , Kepribadian Anak, (Jogjakarta: Katahati, 2008), h.15
5
mudah dikenali karena ketunaannya tampak secara jelas dan penyandang tuna
daksapun menyadari hal tersebut (Tentama, 2010). Oleh karena - itu,
penyandang tuna daksa yang jelas terlihat ini bisa mempengaruhi kondisi
psikologis dari penyandangnya.
Mereka bisa merasa dirinya bukan manusia yang utuh dan berpengaruh
besar bagi kepercayaan diri penyandang tunadaksa. Hal ini bisa menyebabkan
mereka tidak dapat mengembangkan potensi dan ke-mampuannya (Tentama,
2010). Tak terhindarkan juga bahwa kurangnya perhatian dari orang-orang di
sekitarnya yang dapat menyebabkan mereka lebih memilih untuk menarik diri
dari pergaulannya. Kondisi-kondisi tersebut yang membuat penyandang tuna
daksa sulit untuk menerima kondisi dirinya yang akhirnya kurang dapat
mengembangkan kepercayaan dirinya.
Biblioterapi Islami berasal dari kata biblion dan therapeia dan Islami
Biblion berarti buku atau bahan bacaan, sementara therapeia artinya
penyembuhaan, sedangkan Islami dimaksudkan buku bacaan tersebut bersifat
Islamiah. Jadi biblioterapi Islami dapat dimaknai sebagai upaya
penyembuhan lewat buku yang bersifat Islami. Hanya Islam, satu-satunya
agama di dunia ini, yang perintah pertamanya adalah membaca. Dalam
bahasa Arab, kata iqra mengandung arti: menghimpun (informasi, data,
pengetahuan, wawasan), meneliti, memahami, menganalisis, membaca, dan
memaknai. Karena itu, perintah tersebut tidak harus dimaknai hanya sekadar
membaca (melafalkan simbol-simbol bunyi dalam bentuk tulisan), melainkan
harus dipahami dalam makna generiknya yang luas tersebut. Dengan
6
demikian, perintah iqra’ berarti juga perintah meneliti, mengembangkan sains
dan teknologi, serta mengkaji dan memahami persoalan secara akademik-
ilmiah. Membaca adalah sendi tegaknya kehidupan dan peradaban manusia.
Membaca tidak hanya bermanfaat bagi siapapun yang haus informasi, tetapi
kini juga dapat difungsikan sebagai terapi (pengobatan). Iqra’ bukan hanya
menjadi terapi kebodohan, tetapi juga terapi berbagai penyakit, terutama
psikosomatik. Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Mesir,
kini sedang dikembangkan terapi dengan membaca (al-‘ilaj bil qira’ah) atau
biblioterapi.
Bahan bacaan berfungsi untuk mengalihkan orientasi dan memberikan
pandangan-pandangan yang positif sehingga menggugah kesadaran penderita
untuk bangkit menata hidupnya. Bibliotherapy membuat seseorang dapat
mempelajari fakta-fakta baru, cara berbeda dalam memandang atau
mendekati masalah, dan pilihan cara memikirkan masalah, maka dengan
itulah individu semakin percaya diri. Hal ini sesuai dengan pendapat Griffin
bahwa : Pengetahuan atau pengalaman pribadi sebagian besar klien tentang
masalah yang mereka hadapi terbatas, bibliotherapy dapat memberikan
insight yang bermanfaat bagi klien untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut. Biblioterapi telah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Di atas gedung
Perpustakaan Thebes terdapat patung yang melukiskan orang yang tengah
bosan dan dibawahnya ada manuskrip berbunyi tempat penyembuhan jiwa
(the healing place of the soul). Ide pemanfaatan bahan bacaan sebagai media
terapi pada zaman itu tak dapat dilepaskan dari Plato, sedangkan biblioterpi
7
Islami sebenarnya sudah dimulai pada abad ketiga belas di rumah sakit al-
Manshur di Kairo. Selain diberi obat yang sesuai dengan jenis penyakitnya,
para pasien saat itu juga diberi terapi berupa bacaan ayat-ayat Alquran.
Hasilnya sangat positif; selain memberi sugesti positif, mereka merasakan
kedamaian hati, sehingga memperoleh kesembuhan yang lebih cepa. Lewat
membaca seseorang bisa mengenali dirinya. Informasi dan pengetahuan yang
diperoleh dari kegiatan membaca menjadi masukan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi seseorang. Saat membaca, pembaca menginterpretasi
jalan pikiran penulis, menerjemahkan simbol dan huruf ke dalam kata dan
kalimat yang memiliki makna tertentu, seperti rasa haru dan simpati. Perasaan
ini dapat “membersihkan diri” dan mendorong sesorang untuk berperilaku
lebih positif.
Dari uraian diatas maka peneliti akan menerapkan tehnik konseling
biblioterapi Islami dalam meningkatkan kepercayaan diri anak tuna daksa
(ATD).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah dengan
pertanyaan sebagai berikut :
Apakah biblioterapi Islami mampu meningkatkan kepercayaan diri anak tuna
daksa (ATD)?
8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berikut adalah tujuan dan kegunaan dari penelitian yang membahas
tentang penerapan biblioterapi Islami untuk meningkatkan rasa percaya diri
anak berkebutuhan khusus tuna daksa.
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini ialah untuk menguji
efektivitas tindakan biblioterapi dalam meningkatkan kepercayaan diri
anak berkebutuhan khusus tuna daksa (ATD). Tujuan ini ditetapkan
berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas.
2. Kegunaan Penelitian
a. Berkenaan dengan aspek teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
mengembangkan teori kepercayaan diri anak tuana daksa (ATD)
melalui biblioterapi Islami. Dengan kata lain pengembangan teori
tentang biblioterapi Islami dapat merupakan alternatif tindakan dalam
layanan bimbingan dan konseling di sekolah kepada anak berkebutuhan
khusus tuna daksa guna meningkatkan rasa percaya dirinya.
b. Berkenaan dengan aspek praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi landasan berpijak bagi guru bimbingan dan konseling atau
konselor untuk melakukan tindakan melalui penerapan biblioterapi
dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling berbasis
islam di sekolah.
9
D. Kajian Pustaka
Berikut adalah kajian pustaka yang telah dilakukan. Pertama,
penelitianyang berjudul “Pengaruh Biblioterapi Terhadap Kecemasan Anak
usia Sekolah yang Menjalani hospitalisasi di Rumah Sakit Islam Jakarta” oleh
Anita Apriliawati. Penelitan ini menjelaskan tentang pengaruh biblioterapi
terhadap tingkat kecemasan anak sekolah yang mengalami hospitalisasi.
Karateristik responden meliputi tingkat usia, jenis kelamin, pengalaman
dirawat, lama dirawat dan frekwensi membaca. Hasil penelitian
menggabarkan bahwa terdapat pengaruh biblioterapi terhadap tinkat
penurunan kecemasan anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi.7
Penelitian ini memiliki kesamaan biblioterapi sebagai materi intervensi,
namun berbeda vareabel yang dipengaruhi yakni tingkat kecemasan
sedangkan vareabel yang dipengaruhi pada penelitian penulis adalah tingkat
kepercayaan diri.
Kedua, penelitian dengan judul : Pengaruh bibliotherapy terhadap
psychological well-being perempuan lajang oleh : Purwanto, Psikologi
Klinis/Psikolog Profesi, Program Magister, Fakultas Psikologi, Universitas
Surabaya. Penelitian ini menjelaskan pengaruh binlioterapi terhadap
peningkatan kondisi psikologi well being perempuan lajang.
7Anita Apriliawati, Pengaruh Biblioterapi Terhadap Kecemasan Anak usia Sekolah yang Menjalani hospitalisasi di
Rumah Sakit Islam Jakarta, Tesis Program magister Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
10
Hasil penelitin adalah sebagai berikut :
a. Kondisi psychological well-being pada perempuan lajang pada penelitian
ini tergolong kurang optimal, dengan demikian dapat dikatakan bahwa
ketiga partisipan belum berfungsi secara maksimal sebagai individu baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan sekitarnya.
b. Peningkatan skor psychological well-being terjadi di beberapa dimensi
saja yaitu self acceptance, purpose in lifedan positive relationship with
others walaupun peningkatan skor tersebut dapat dikatakan kurang
signifikan karena tidak ada peningkatan pada kategori.
c. Pada penelitian ini biblioterapi disimpulkan kurang berpengaruh dalam
peningkatan psychological well-being perempuan lajang partisipan
penelitian. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu, motivasi dari
partisipan dalam berproses ketika biblioterapi sedang dilakukan.
Biblioterapi akan efektif apabila peserta memilki dorongan dari dalam
dirinya secara sukarela untuk berproses. Faktor minat membaca juga
memengaruhi proses biblioterapi, semakin besar minat baca partisipan
maka proses biblioterapi dapat semakin efektif. Hal lain yang
memengaruhi efektifitas biblioterapi adalah faktor kepribadian, dimana
ketiga partisipan memiliki kebutuhan afeksi yang besar, sehingga materi –
materi yang diberikan kurang dapat mengena dalam diri partisipan.
11
Individu yang reflektif dan rasional dapat lebih efektif dalam proses
biblioterapi.8
Ketiga penelitian dengan judul :Affective Bibliotheraphy Untuk
Meningkatkan Self Esteem Pada Anak Slow Learner Di SD Inklusi. Oleh :
Diah Ekowati Program Pascasarjana Magister Psikologi Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta 2014. Penelitian ini menjelaskan peranan
afektif biblioterapi dalam meningkatkan rasa penerimaan diri anak lambat
belajar. Hasil penelitian sebagai berikut : Hasil uji statistik menunjukkan
ada peningkatan skor self esteem pada anak slow learner yang bersekolah
di SD inklusi setelah intervens dengan affective bibliotherapy, yaitu pada
saat pre test ke post test. Hasil uji statistik juga menunjukan bahwa ada
perbedaan self esteem antara kelompok yang diberi perlakuan berupa
affective bibliotherapy (kelompok eksperimen) dengan kelompok yang
tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol), yaitu pada saat pre test ke post
test. Kelompok eksperimen mengalami peningkatan self esteem yang
cukup significant setelah intervensi dengan affective bibliotherapy
sedangkan kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan. Hal tersebut
menunjukan bahwa affective bibliotherapy memang efektif untuk
meningkatkan self esteem anak slow learner. Menurut Rubin (dalam
Kamalie, 2002) bibliotherapy memang merupakan alat yang potensial
untuk membantu anak-anak yang bermasalah dan terutama adalah anak-
8 Purwanto: Pengaruh bibliotherapy terhadap psychological well-being perempuan lajang. Tesis,
Psikologi Klinis Fakulta Psikologi Universitas Surabaya.
12
anak yang memiliki masalah self esteem.9
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Wawan Gunawan,
dengan judul “Penerapan Biblioterapi di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo” penelitian ini bertujuan apakah ada kesesuaian antara
biblioterapi yang diberikan oleh Yayasan Kangker Indonesia terhadap teori
Marci A. Olsen yang meliputi pemberian motivasi, pemilihan bacaan yang
tepat, penerapan inkubasi, proses diskusi dan evaluasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam tahapan biblioterapi dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Pemberian motivasi kepada pasien yang sedang semangat belajar
maupun yang tiadak semangat belajar, bentuk motivasi ada dua
macam yang pertama berupa motivasi langsung yaitu motivasi
diberikan secara tatap muka ketika awal kegiatan biblioterapi. Dan
kedua motivasi tidak langsung yaitu bisa berupa pemberia tuga sampai
kepada pemberian reward.
b. Tahap kedua adalah tahap membaca, dalam tahapan ini dibutuhkan
pendampingan dari tutor terutama bagi pasien usia anak anak untuk
lebih dapat memahamkan makna bacaan.
c. Tahap ketiga pemberian inkubasi yaitu tahap pemberian kesempatan
kepada ppasien untuk mengambil intisari bacaan.
9 Diah Ekowati: Affective Bibliotheraphy Untuk Meningkatkan Self Esteem Pada Anak Slow
Learner Di SD Inklusi. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Ahmad Dahkan Yogyakarta
2014.
13
d. Tahap keempat adalah tahap diskusi, adalah tahapan untuk
mengetahui sejauh mana makna bacaan bisa diserap oleh pasien, dan
juga pembetulan apabila ada yang salah dalam memaknai bacaan.
e. Tahapan kelima adalah tahap evaluasi baik mandiri maupun evaluasi
lembaga. Evaluasi mandiri dimaksudkan mempersiapkan pasien agar
siap untuk mengikuti kegiatan yang berikutnya, sedangkan evaluasi
lembaga adalah evaluasi yang dilakukan oleh tutor beserta kepala
sekolah untuk mengetahui bagian proses yang mana yang belum
baik.10
Dari beberapa penelitian di atas, diketahui bahwa belum ada
penelitian eksperimen tentang biblioterapi dalm meningkatkan rasa
percaya diri anak berkebutuhan khusus tuna daksa. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini akan dibahas tentang permasalahan tersebut dengan
memperhatikan beberapa evaluasi dan pengembangan dari penelitian
tersebut di atas.
E. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah kajian dalam penelitian ini, berikut disusun
sistematika pembahasan yang dapat menggambarkan secara keseluruhan isi
dan maksud dari penelitian ini. Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab,
yaitu pendahuluan, landasan teori yang mendukung penelitian, metode
10 Rahmad Darmawan Penerapan Biblioterapi di Rumah Sakit Cipto Manunkusumo Fakultas Ilmu Komukikasi
Universitas Pajajaran.http://jaurnalsunpad.ac.id, diakses tgl 18 April 2016.
14
penelitian yang digunakan, pembahasan atau analisis data yang telah
diperoleh, dan penutup. Dalam bab pertama, yakni pendahuluan, berisi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian
pustaka, dan sistematika pembahasan. Bab kedua menjelaskan kajian teori
tentang kepercayaan diri, anak berkebutuhan khusus tuna daksa (ATD), serta
bagaimana pengaruh biblioterapi Islami terhadap anak tuna daksa. Pada bab
ketiga dipaparkan tentang bagaimana metode penelitian yang digunakan
dalam menerapkan tindakan biblioterapig Islami yang telah dimodifikasi. Bab
keempat berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan atau analisis dari data-
data yang telah diperoleh. Pada bab kelima, dijelaskan mengenai bagaimana
simpulan yang didapatkan dari serangkaian penelitian yang telah
dilaksanakan, serta apa saja saran-saran yang dapat diterima oleh pihak-pihak
yang bersangkutan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
135
BAB V
PENUTUP
A. Kesi mpulan
Tujuan dari penelitian ini ialah menguji efektivitas biblioterapi islami
menggunakan bacaan-bacan yang bersifat islami untuk meningkatkan
kepercayaan diri anak tuna daksa (ATD). Pengujian ini dilaksanakan di SMP
negeri 2 Sewon Bantul Yogyakarta, dengan mengambil 4 (empat) siswa yang
mengalami tuna daksa. Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan penelitian
eksplorasi mengenai pustaka tentang kepercayaan diri yang bersifat islami. Hal
ini dimaksudkan untuk menyusun manipulasi dalam pelaksanaan penelitian
eksperimen. Berdasarkan hasil olah data statistik menyimpulkan bahwa
hipotesis diterima. Dengan kata lain, biblioterapi islami dapat meningkatkan
kepercayaan diri anak tuna daksa. Temuan ini dapat dipahami dari skor uji
wilcoxon signed ranks test sebesar -1,998 dengan p-value 0,047 (<0,05). Selain
itu, peningkatan skor kepercayaan diri anak tuna daksa juga dapat diketahui
dari meningkatnya nilai rata-rata (mean) antara pretest dan posttest, yakni dari
0,78 menjadi 0,83.Nuansa praktis terapi pustaka tentang kepercayaan diri
islami, memudahkan subjekpenelitian dalam memahami dan mempraktekkan
ajaran tersebut dalam kehidupansehari-hari. Diantara ajaran yang dimaksud
ialah tentang memelihara dan memupuk kepercayaan diri yaitu dengan selalu
bersyukur, evaluasi dirisecara obyektif, beri penghargaan dan semangat pada
136
diri sendiri, evaluasi teman dan lingkungan, terus berekspresi dan jangan takut
dengan pandangan orang lain, serta menulis buku kegiatan harian.1
B. Saran
Berdasarkan pelaksanaan dan temuan hasil penelitian di atas, perlu
adanya beberapa saran yang ditujukan kepada beberapa pihak mengenai
biblioterapi Islami dalm meningkatkan kepercayaan diri anak tuna daksa
(ATD). Berikut adalah beberapa saran yang disusun berdasarkan temuan hasil
penelitian di atas.
1. Pengkajian mengenai biblioterapi islami merupakan salah satu kajian yang
terdapat dalam ilmu keislaman, masih banyak ajaran-ajaran lain yang dapat
dikaji dan digunakan sebagai materi dalam pemberian layanan konseling
kepada siswa pada khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya. Oleh
karena itu, untuk peneliti selanjutnya, diperlukan pengkajian yang lebih luas
mengenai ilmu keislaman, sehingga materimateri yang diberikan dalam
layanan konseling lebih berkembang, terutama kajian-kajian keislaman yang
lebih modern dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini.
2. Salah satu keterbatasan dalam penelitian ini ialah tidak adanya kelompok
kontrol, sebagai pembanding dari kelompok eksperimen. Oleh karena itu,
peningkatan yang dialami oleh subjek penelitian belum bisa dipastikan
seratus persen bersumber dari manipulasi yang diberikan yaitu bacaan
1Lina dan Klara, Panduan menjadi Remaja Percaya Diri, Jakarta, Nobel Edumedia, hal. 69-70
137
pustaka, sehingga perlu adanya kelompok kontrol untuk menguji
keefektivan biblioterapi islami dalam meningkatkan kepercayaan diri anak
tuna daksa (ATD) pada penelitian selanjutnya yang memiliki tema sama.
3. Subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini hanyalah beberapa siswa
yang mengalami ketunaan daksa di tingkat SMP. Oleh karena itu, perlu
adanya penelitian lebih lanjut yang mengikutsertakan subjek penelitian yang
lebih luas, seperti siswa sekolah menengah atas, mahasiswa, atau
masyarakat umum, baik yang berkebutuhan khusus tuna daksa maupun tuna
yang lainnya. Dengan demikian, layanan biblioterapiislami yang diterapkan
untuk meningkatkan kepercayaan diri benar-benar teruji keefektivitasnya.
4. Hasil temuan yang menunjukkan bahwa biblioterapi islami berhasil
meningkatkan kepercayaan diri anak tuna daksa, dapat digunakan sebagai
acuan bagi para konselor atau guru BK di sekolah inklusi atau sekolah luar
biasa (SLB) untuk mengembangkan layananbiblioterapi yang lebih
bernuansa islami. Perlu diperhatikan juga, bahwa dalam pengembangannya,
seorang konselor atau guru BK mampu mengembangkan progam layanan
biblioterpisesuai dengan latar belakang dan keadaan siswa yang akan
diberikanlayanan.
5. Apabila dalam penelitian dilengkapi dengan alat deteksi untuk mengetahui
seberapa besar perubahan dalam diri manusia setelah melakukan
biblioterapi, maka penelitian akan lebih profesional dan lebih bagus.
138
DAFTAR PUSTAKA Anastasia, Adelina , Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak, Saraswati center,
Semarang, 2013.
Anita Apriliawati, Pengaruh Biblioterapi Terhadap Kecemasan Anak usiaSekolah
yang Menjalani hospitalisasi di Rumah Sakit Islam Jakarta, Tesis Program magister
Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tata
langkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data, Trjmh. Muhuammad Shodiq dan
Imam Muttaqien, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2003).
Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2009
Departemeen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an danTerjemah, CV.
ALWAAH, Semarang, 1993 Diah Ekowati: Affective Bibliotheraphy Untuk Meningkatkan Self Esteem Pada
Anak Slow Learner Di SD Inklusi. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas
Ahmad Dahkan Yogyakarta 2014.
Eva Imania Eliasa Bibliotherapy As A Method Of Meaningful Treatment, ISSN
114 434-438
Fiest, Jess dan Gregory j. Fiest, Theories of persoality (teorikepribadian),
Salemba Humanika , Jakarta, Cet.II, 2011 Fred N. Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavioral, Edisi Ketiga Terj Landung R
Simatupang (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006). Frieda Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus jilid
kedua, (Jakarta: Lembaga pengembangan sarana pengukuran dan pendidikan
psikologi (LPSP3) UI, 2011).
Anthony, Robert, Rahasia Membangun Kepercayaan Diri.(terjemahan Rita
Wiryadi), Binarupa Aksara, Jakarta, 1992
Delphie, Bandi, Psikologi Perkembangan (Anak BerkebutuhanKhusus), PT. Intan
Sejati, Sleman, 2009
Dokumen Jadwal KEGIATAN SEKOLAH INKLUSI (Anak Berkebutuhan
Khusus/ABK) SMP Negeri 2 Sewon tahun 2015-2016
Dokumen Sarana dan Prasarana Sekolah Inklusi (Anak Berkebutuhan
Khusus/ABK) SMP Negeri 2 Sewon tahun 2015-2016
139
Drajat, Zakiyah, Remaja, Harapan dan Tantangan, CV. Ruhama, Jakarta, 1994.
Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi (terj), Refika
Aditama, Bandung, 2013.
Ghufron, Nur & Rini Risnawita S. Teori-teori Psikologi, Ar-Ruzz Media,
Yogjakarta, 2011
Hadi, Sutrisno P, Metodologi Research II, Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM,
Yogyakarta, 1993. Hamzah B. Uno, Teori Moyivasi dan Pengukuran Analisis di Bidang Pendidikan,
Bumi Aksara, Jakarta 2014
Hakim, Thursan, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, Purwa Suara, jakarta, 2002
Hastuti, skripsi dengan judul Studi Kasus Penerapan ModelKonseling
Behavioristik Untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Siswa Tuna Daksa Kelas III SDLB Cendono Dawe Kudus, Universitas Muria Kudus, 2012.
https://sulistyanibkusd11.wordpress.com/2014/03/10/bibliote rapi,diakses tgl 1,
april 2016
http://shifa-idha-salsabila.blogspot.com.28 Februari 2016
Ibnu hajar, Dasar-Dasar Metidilogi Penelitiankuantitatif dalam Pendidikan,
jakarta PT.Raja Grafido Persada.
Idrus, Muhammad, Metodologi Penelitian Ilmu Sosial (PendekatanKualitatif dan
Kuantitatif), Erlangga, Jakarta, 2009.
id.wikipedia.org/wiki/Thebes,-mesir (diunduh 23 Februari 2016)
Karebet Widjajakusuma, Be The Best “not beasa” Prestasi, Jakarta, 2008
Komsiyah, Indah, Belajar dan Pembelajaran, Teras, Yogyakarta, 2012
Jamal Elzaky, Terapi Baca Al-qur’an. Jakarta : Zaman 2014. Lauster, Peter, tes kepribadian, (terj), D.H. Gulo, PT Bumi Aksara, Jakarta, cet V,
2005 Lina dan Klara, Panduan menjadi Remaja Percaya Diri, Jakarta, Nobel Edumedia
Mangunsong, Frieda, Psikologi dan Pendidikan AnakBerkebutuhan Khusus jilid
kedua, Lembaga pengembangansarana pengukuran dan pendidikan
140
psikologi (LPSP3) UI, Jakarta, 2011.
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosda Karya,
Bandung, 1989. Muhammad, Hasyim, Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002.
Musfir bin Said Az-Zahrani, Konseling Terapi, Gema Insani, Jakarta, 2005
Nabila Chairani, jurnal Potensi Biblioterapi dalam mengurangi kecemasan akibat
hospitallisasi pada anak usia sekolah. ISSN 2338-4700)
Neni Noviza, Metode Bibliotherapy Pada Kisah Nabi Yusuf AS Sebagai Media
Konseling Rasional Emotif jurnal.
Nur Ghufron & Rini Risnawita S. Teori-teori Psikologi,Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011
Pongky setiawan, Siapa Takut Tampil Percaya Diri, Parasmu, Yogyakarta. 2014
Purwanto: Pengaruh bibliotherapy terhadap psychological well-being perempuan
lajang. Tesis, Psikologi Klinis Fakulta Psikologi Universitas Surabaya.
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, Cet. IV (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004).
Saam, Zulfan , Psikologi Konseling, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013
Sokolova, Irina V, dkk. , Kepribadian Anak, Katahati, Yogyakarta, 2008.
Somantri, Sutjihati, Psikologi Anak Luar Biasa, departemen pendidikan dan
kebudayaan. Jakarta, 1996
Streauss Juliet Corbin, Anselm, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 2003. Stephen Palmer, Introduction to Counseling and Spychotherapy (terj),
Yogyakarta. Pustaka Pelajar, 2011. Subagyo, Joko, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik,Rineka Cipta,
Jakarta, Cet.6, 2011.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ; Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan
R & D, Alfa Beta, Bandung, 2010.
141
Surya, Sutan & M. Hariwijaya, Tes Bakat dan Kepribadian, PT. Citra Aji Prama,
yogyakarta, 2012
Sutjihati, Somantri, T, Psikologi Anak Luar Biasa, PT. Refika Aditama, Bandung,
2006.
Syukur, Amin, Sufi Healing (terapi dengan metode tasawuf), Erlangga, Jakarta,
2012
Wiranegara, Chibita, Dahsyatnya Percaya Diri, PT. Buku Kita, Yogyakarta, 2010
Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Jakarta :
Purwa Suara, 2002).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1.
Panduan Pelaksanaan Biblioterapi Islami
Guna Meningkatkan Kepercayaan Diri
Anak Tuna Daksa
A. Deskripsi Umum
Modul ini disusun untuk mendeskripsikan secara detail mengenai apa
danbagaimana penerapan biblioterapi Islami untuk meningkatakan kepercayaan
diri.Dengan demikian, dalam modul ini dijelaskan tahap demi tahap yang
dilakukan untuk menguji efektivitas biblioterapi Islami, yang meliputi tahap awal,
pelaksanaan, dan tahap akhir. Secara keseluruhan, modul ini dilaksanakann
sebanyak 3 (tiga) kali sesi pertemuan dengan durasi waktu antara 80 sampai 120
menit.
B. Tujuan
Tujuan dari biblioterapi Islami ini ialah untuk membantu individu dalam
mewujudkan dirinya sebagai manusia yang memiliki kemampuan memahami
dirinya karena Allah, menerima dirinya karena Allah, dan selalu berfikir positif
terhadap dirinya, terhadap permasalahan yang dihadapinya, serta mampu
mengaktualisasikan potensi dirinya karena Allah, optimis terhadap masa depan
sehingga terciptalah manusia-manusia yang berkepercayaan diri tinggi dalam
mengarungi kehidupan.
C. Pelaksana
Pelaksana dalam modul ini ialah peneliti sendiri sebagai konselor yang
memimpin konseling dari awal sampai akhir, dengan dibantu oleh guru
pembimbing khusus (GBK) sebagai pendamping, dan seorang guror BK sebagai
observer selama biblioterapi dilaksanakan dari pertemuan pertama sampai ketiga.
Adapun pelaksanaan modul ini ialah di SMP Negeri 2 Sewon Bantul Yogyakarta.
D. Metode Biblioterapi Islami
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan modul ini ialah dengan
menggunakan biblioterapi kelompok. Jumlah anggota yang disertakan sebanyak 4
(empat) anak tuna daksa (ATD) yang sedang menjalani sekolah di SMP negeri 2
Sewon Bantul Yogyakarta. Dalam pelaksanaannya, peneliti atau konselor
berperan sebagai pemimpin kelompok yang memiliki tanggung jawab untuk
mengambil peran aktif dan direktif dalam memfasilitasi kelompok untuk
mencapai tujuan pelaksanaan biblioterapi. Sedangkan anggota kelompok atau
konseli berperan sebagai subyek dituntut untuk terlibat aktif dalam seluruh proses
biblioterapi dan mengambil tanggung jawab untuk membuat perubahan dalam
dirinya sendiri maupun perubahan dalam diri anggota kelompok lain. Oleh karena
itu, agar posisi tempat duduk lebih mendukung pelaksanaan konseling ini, seluruh
anggota kelompok diformasikan dalam bentuk setengah lingkaran untuk
memungkinkan setiap anggota dapat berhadapan secara langsung. Berikut adalah
gambaran mengenai formasi tersebut
Pertemuan 1.
Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari senin 25 April 2016. Target dalam
pertemuan 1 ini adalah konseli dapat memahami dan menerima keadaan dirinya,
serta dapat mengetahui beberapa masalah atau kebutuhan untuk meningkatkan
kepercayaan diri mereka. Sesuai teori yang disampaikan oleh Oslan bahwa
biblioterapi terdapat 5 (lima) tahapan.
Tahap pertama, adalah tahapan motivasi, aplikasinya tahapan ini meliputi,
kegiatan identifikasi masalah terhadap subyek, utamanya yang berkaitan dengan
kepercayaan diri, kegiatan pendahuluan, dan kegiatan memotivasi kepada subyek
agar lebih terlibat aktif mengikuti proses bilioterapi. Tahapan ini juga konselor
mempersiapkan konseli untuk tahapan berikutnya yaitu membaca pustaka.
Tahap kedua adalah tahapan inti, yaitu konselor mengajak konseli untuk
membaca, bahan bacaan yang telah disiapkan oleh konselor, dalam pertemun
KONSELI KONSELI
GPK
OBSERVER
KONSELI KONSELI
KONSELOR
pertama ini tema bacaan adalah “Pemahaman dan Penerimaan Diri”. Dengan
diberi waktu yang cukup konseli membaca materi. (bacaan materi 1, terlampir
pada modul ini)
Tahapan ketiga, adalah tahapan inkubasi, yaitu memberikan waktu untuk
merenungkan kurang lebih 10 menit, tentang materi yang telah dibaca.
Tahap keempat, adalah tahapan tindak lanjut, yaitu mendiskusikan hasil
bacaan konseli sampai mendapatkan gagasan baru, hasil diskusi disimpulkan
secara tertulis oleh konseli dan kumpulkan kepada konselor. Konselor juga
membantu agar konseli dapat merumuskan gagasan baru terkait dengan isi bacaan
yang nantinya dapat direalisasikan gagasan baru itu dalam kehidupan sehari-hari.
Tahap kelima adalah tahapan evaluasi, yaitu konseli menyimpulkan dan
mengevaluasi terhadap apa yang telah dilaksanakan selama proses biblioterapi,
sebagai catatan pertemuan berikutnya agar lebih baik.
Pertemuan 2.
Pertemuan kedua berlangsung pada hari Rabu, tanggal 27 April 2016
dengan tahapan sebagai berikut :
Tahap pertama adalah motivasi, tahapan motivasi pada pertemuan kedua
diawali dengan cerita tentang kisah panglima Thariq bin Ziyad, yang
memmbangun motivasi kepada pasukannya dengan sesuatu yang tidak layim,
yaitu justru membakar kapal ketika berhadapan dengan musuh yang begitu besar,
sedangkan di belakangnya adalah lautan luas, dengan dibakarnya kapal-kapal
yang dimiliki justru tinggal menyisihkan dua pilihan, yaitu perang dan menang
atau perang dan mati sahid. Dua pilihan yang sama-sama mulia, yang berakhir
dengan kemenangan tentara panglima Thariq bin Ziyad. Cerita kedua adalah kisah
seorang pemahad patung dari Yunani bernama Pigmalion, yang selalu berfikir
positif dan optimis, karena kepositifannya dalm berfikir sampai-sampai pahatan
patung gadis cantiknya bisa memiliki ruh dan menjadi istrinya yang abadi.
Kemudian konselor menanyakan kesan-kesan pelaksanaan biblioterapi pada
pertemuan pertama, dan hikmah apa yang bisa diambil dari membaca pustaka
pada pertemuan itu.
Tahap kedua adalah memberikan kesempatan membaca pada konseli, tema
bacaan pada pertemuan ini adalah “Kiat-kiat meningkatkan kepercayaan diri”
Sebelum dimulai membaca konselor telah memberikan apersepsi yang bertujuan
menghubungkan makna bacaan pada pertemuan pertama dengan isi bacaan
pustaka kedua. Tahapan ini konseli betul-betul menunjukkan keaktifannya,
walaupun ada salah satu siswa yang kelihatan masih kurang aktif yaitu KV, hal ini
memnjadi catatan ba gi peneliti atau konselor untuk ditambah layanan individual
pada lain waktu. Keaktifan anggota ditunjukkan dengan adanya beberapa konseli
yang berani bertanya terhadap arti kata-kata yang sulit maupun makna kalimat
yang belum dimengerti.
Tahap ketiga adalah tahapan inkubasi yaitu memberikan waktu jeda
kurang lebih 10 menit untuk merenungkan isi bacaan. Kesempatan ini
memberikan kebebasan kepada konseli dalam beraktifitas, dan sengaja konselor
memposisikan agak jauh dari tempat biblioterapi. Dan ternyata mereka ada yang
mencatat point-point bacaan, juga ada yang saling menbicarakan materi yang
telah dibaca.
Tahapan keempat adalah tindak lanjut, tahapan ini adalah konselor
mengajak mendiskusikan isi bacaan bersama konseli, dengan diskusi maka berarti
memberikan ruang kepada konseli untuk saling bertukar pandangan sehingga
konseli dapat memunculkan gagasan baru. Ternyata banyak gagasan yang dapat
dimunculkan oleh para konseli, kaitannya dengan kiat kiat untuk meningkatkan
kepercayaan diri mereka. Walaupun dengan keterbatasan fisiknya ternyata para
konseli ketika bersama menjadi tidak merasa beda. Bahkan gagasan-gagasan yang
dimunculkan tidak kalah dengan anak yang tidak berkebutuhan khusus. Dalam hal
ini peran konselor adalah membantu konseli untuk dapat merealisasikan gagasan-
gagasan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Tahap kelima adalah evaluasi, yaitu konseli mengevaluasi jalannya
biblioterapi pada pertemuan kedua, sekaligus menyimpulkan tentang gagasan-
gagasan baru yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pertemuan 3
Pertemuan ketiga berlangsung pada hari Kamis 28 April 2016 dengan
tahapan sebagai berikut:
Tahap pertama adalah motivasi, tahapan motivasi pada pertemuan kedua
diawali dengan cerita tentang konggres anggota tubuh, yang menceritakan setiap
yang diciptakan oleh Allah tentu mempunyai kemanfaatan dan kelebihan masing-
masing. Demikian juga penciptaan manusia, tidak ada yang diciptakan oleh Allah
tanpa kemanfaatan dan kelebihan, maka setiap manusia wajib mencari kemanfatan
dan kelebihan yang dimiliki kemudian dikembangkan dan diaktualisasikan dalam
kehidupan. Kemudian konselor menanyakan kesan-kesan pelaksanaan biblioterapi
pada pertemuan kedua, dan hikmah apa yang bisa diambil dari membaca pustaka
pada pertemuan itu.
Tahap kedua adalah memberikan kesempatan membaca pada konseli, tema
bacaan pada pertemuan ketiga adalah “Kisah-Kisah Sukses dari Remaja
Berprestasi” yaitu kisah dari remaja yang memiliki keterbatasan namun mampu
menggali potensinya sehinggan dapat sukses. Sebelum dimulai membaca konselor
telah memberikan apersepsi yang bertujuan menghubungkan makna bacaan pada
pertemuan pertama dengan isi bacaan pustaka kedua.
Tahapan ini konseli betul-betul sangat antusias dalam membacanya,. Keantusiasan
anggota ditunjukkan dengan adanya beberapa konseli yang menanyakan kisah-
kisah lain untuk dibacanya. Tahap ketiga adalah tahapan inkubasi yaitu
memberikan waktu jeda kurang lebih 10 menit untuk merenungkan isi bacaan.
Kesempatan ini konselor memberikan kesempatan untuk menuliskan tokoh
idolanya, desertai alasan mengapa memilihnya.
Tahapan keempat adalah tindak lanjut, tahapan ini adalah konselor
mengajak mendiskusikan isi bacaan bersama konseli, dengan meminta konseli
membacakan tokoh idola beserta alasannya, kemudian dibahas bersama-sama.
Dari tindak lanjut membaca kisah sukses ini anggota banyak yang terinspirasi
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, seperti ED ingin mengembangkan
potensi membatik dan pengin jadi pengusaha batik, FA yang ingin
mengembangkan potensi IT nya dan ingin menjadi bisnisman online. KB yang
ingin mengembangkan bakat gurunya dan ingin menjadi guru TK. Dan KV yang
ingin mengembangkan bakat ketrampilan dan ingin melanjutkan usaha ibunga
yaitu bisnis kerajinan. Walaupun dengan keterbatasan fisiknya ternyata para
konseli bisa paham akan potensi dirinya dan berkeininan sekali untuk
mengembangkan supaya dapat hidup mandiri. Dalam hal ini peran konselor
adalah memberi motivasi kepada konseli agar tetap semangat tinggi dalam
mengembangkan potensi untuk meraih cita-citanya.
Tahap kelima adalah evaluasi, yaitu konseli mengevaluasi jalannya
biblioterapi pada pertemuan tiga. Akhir dari pertemuan ketiga konseli masih
diminta untuk mengerjakan postest yang telah disiapkan oleh konselor.
Bacaan 1.
PEMAHAMAN DIRI
Ada tiga pertanyaan mendasar untuk kita bisa memahami diri, pertanyaan
itu adalah : Darimana aku berasal? Untuk apa aku hidup? Akan kemana aku
setelah mati? Perenungan yang dalam akan mengantarkan kita untuk mendapatkan
jawaban yang sesuai dengan fitrah penciptaan manusia dan karenanya akan
memuaskan akal sekaligus menenteramkan jiwa.
a. Jawaban Atas Pertanyaan Pertama, “Darimana Aku Berasal?”
Apakah kita ini ada dengan sendirinya ataukah ada yang
mengadakannya? Pencermatan yang sungguh-sungguh akan mengantarkan
kita pada fakta bahwa muasal manusia karena diciptakan oleh Allah. Bukan
ada dengan sendirinya seperti dinyatakan teori generatio spontanea. Juga
bukan tercipta semata-mata karena proses-proses alam seperti dijelaskan teori
seleksi alam. Atau bukan juga tercipta melalui evolusi dari organism lain
yang lebih sederhana mengikuti maunya Darwin.
Allahlah yang telah menciptakan manusia dan membuatnya hidup di dunia
sampai batas waktu tertentu untuk kemudian nanti dikembalikan lagi kepada-
Nya. Firman Allah didalam surat Al baqarah : 21
“Wahai manusia Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan
orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (Al Baqarah:21).
b. Jawaban atas pertanyaan Kedua, “Untuk Apa Aku Hidup?”
Faktanya kita telah dilahirkan dan eksis dalam kehidupan dunia ini,
maka wajar jika muncul pertanyaan ini. Dengan kata lain, pertanyaan ini
berhubungan dengan makna keberadaan kita dalam kehidupan.Terhadap
pertanyaan, “Untuk apa aku hidup?” Islam menjawabnya untuk beribadah.
Ya, beribadah kepada Allah. Seperti firman Allah dalam surat adz-
Dzaariyaat: 56
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku.” (adz-Dzaariyaat:56).
Makna ibadah secara lughah (bahasa) disebutkan Imam al-Fairuz
Abadi dalam kamus al-muhith sebagai taat, dalam arti menjalankan segala
perintah dan menjauhi segala larangan. Sedangkan menurut istilah ada dua
pengertian, yakni khusus (khaas) dan umum (‘aam). Muhammad Husein
Abdullah dalam kitab Dirasaat Fil Fikril Islami memberikan pengertian
khusus ibadah sebagai “menaati perintah dan larangan Allah yang mengatur
hubungan antara Allah SWT dengan hamba-Nya”, misalnya shalat, shaum,
doa dan lain-lain. Dalam pengertian umum, ibadah bermakna mengikatkan
diri dengan seluruh hukum Allah SWT.
c. Jawaban atas Pertanyaan Ketiga, “Akan Kemana Aku Setelah Mati?”
Islam menjawab bahwa setelah kematian aka nada hari kiamat. Islam
menegaskan bahwa kehidupan tidaklah hanya ada di dunia saja, tapi juga di
akhirat.Kita adalah makhluk Allah. Berasal dari Allah dan akan kembali
kepada Allah.Pada hari Kiamat, manusia akan dibangkitkan lagi dari
kuburnya untuk dihisab amal perbuatannya oleh Allah SWT, lalu ditentukan
tempat selanjutnya: di surge atau neraka.
“Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati. Kemudian, sungguh kamu
akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat.” (Al Mu’minun:15-16).
Pemahaman diri juga berarti mengerti segala kelebihan atau potensi
yang dimiliki dan juga kekurangan atau kelemahan yang ada pada dirinya.
Kelebihan itulah yang kemudian dikembangkan sebagai modal dalam
menapaki kehidupan yaitu mengemban tugas untuk beribadah. Setelah
memahami bacaan ini silahkan kalian menuliskan atau mengisi format
tentang kelebihan dan kekurangan yang kalian miliki kemudian dikumpulkan.
Bacaan 2.
Kiat-kiat Meningkatkan Kepercayaan Diri
A. Apakah Percaya Diri Itu?
percaya diri (pede) adalah sikap positif yang dimiliki seseorang untuk dapat
melakukan suatu hal tanpa beban perasaan yang mengganggu.
B. Ciri- cirri Percaya Diri
Berikut ini beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai
rasapercayadiri yang proporsional.
1. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, sehingga tidak membutuhkan
pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain.
Remaja pede memahami kemampuan diri yang dimilikinya tanpa harus
menunggu orang lain untuk memuji dan mengakui kemampuannya.
2. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap menyesuaikan diri demi diterima
oleh orang lain atau kelompok.
Remaja pede tidak akan menunjukkan sikap penyesuaian diri supaya diterima
oleh sebuah kelompok. Jika seorang remaja sudah memiliki kepercayaan diri,
dia tidak memiliki keinginan untuk mengubah sesuatu dalam dirinya supaya
dapat diterima di salah satu “kelompok cheerleader paling terkenal” di
sekolahnya.
3. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, serta berani menjadi
diri sendiri
Apakah kamu tergolong remaja yang berani menerima penolakan dari
temanmu? Jika jawabanmu YA, berarti kamu tergolong remaja pede. Jika
jawabanmu TIDAK, berarti kamu tergolong remaja kurang pede.
4. Punya pengendalian diri yang baik tidak moody dan emosinya stabil
Kamu tentu sudah pernah dengar temanmu berkata, “Aku sedang ga moody
nih.” Remaja yang mengungkapkan kalimat itu tidak punya pengendalian diri
yang baik, sehingga mereka termasuk remaja yang kurang pede. Remaja yang
pede dapat mengendalikan dirinya dengan baik, artinya meski dalam situasi
emosi yang tidak baik, dia tetap bisa mengendalikan emosinya untuk tetap
tersenyum.
5. Memiliki internal locus of control yaitu memandang keberhasilan atau
kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada
nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain.
6. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan
situasi di luar dirinya.
Berpikir negatif (negative thinking) lebih mudah terjadi ketimbang berpikir
positif (positif thinking). Tahukah kamu bahwa memunculkan pikiran negatif
terus-menerus akan berdampak pada sikap pribadimu dalam memutuskan
masalah. Pikiran negatif yang menguasaimu akan membuatmu memilih
keputusan yang salah.
Pikiran negatif juga mengikis sedikit demi sedikit rasa percaya dirimu.
Mengapa? Karena pikiran negatif membuat kamu terlalu memikirkan
prasangka-prasangka yang belum tentu kebenarannya.
7. Memiliki harapan yang realistis terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan
itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang
terjadi.
C. Sembilan Bahan Membangun Rasa Pede
Untuk membangun rumah diperlukan berbagai bahan bangunan. Apakah bahan-
bahan untuk membangun rasa pede? Catatlah 9 bahan berikut :
1. Kenalilah Dirimu!
Mengenang diri berarti menyadari dan menerima dirinya dengan segala
kelebihan/potensi serta kekuragan/kelemahan. Pami betul tentang diri anda
yang sebenarnya, jangan berpura-pura! Pernahkah kamu bertanya“Who am
I?” pada dirimu?
2. Ekspresikan Dirimu!
Kamu telah memiliki bahan 1. Jadi kamu telah mengenal siapa dan
bagaimana dirimu sebenarnya. Setelah mampu mengenal dan menerima diri,
selanjutnya adalah memberanikan diri untuk mengekspresikan diri. Artinya,
kamu berani menunjukkan siapa dirimu dengan kelebihan dan
kekuranganmu. Berani tampil sebagai dirimu sendiri artinya tampil sebagai
pribadi, bukan di atas kehebatan orang lain.
3. Berikan Energi Positif pada Dirimu
Arti luas dari memberi energi positif dalam diri kita adalah berpikir,
berkata-kata, dan bertindak positif. Memberi energi positif juga berarti
menolak hal-hal negatif yang datang dari luar.
Pikiran Positif mendukung terbangunnya rasa percaya diri. Jika kamu
berpikir “AKU BISA!”, maka kamu pasti akan bisa. Andai kamu tidak pede
saat hendak bicara di depan umum, berpikirlah bahwa kamu bisa. Pikirkan
itu dan katakana dalam hati terus-menerus, maka kamu akan menjadi pede
dan berani untuk berbicara.
4. Bergaul dan Bersosialisasi
Sesungguhnya penerimaan lingkungan sosial mengindikasikan “nilai”
apakah kamu seorang yang pede atau tidak. Seorang yang berdiam diri saja
seperti katak dalam tempurung, tentu tak akan dikenal, bukan? Terjun dan
bergaul dalam lingkunganmu! Jika tidak, bagaimana kamu tahu bahwa
kamu sudah memiliki rasa pede? Pergaulan dalam lingkungan sosial akan
membantumu membangun rasa pede.
5. Tetapkan Tujuan/Target
Tujuan adalah maksud atau arah yang dituju, sedangkan target adalah batas
yang ditetapkan (capaian waktu, jumlah, dll). Dalam hidup ini ada 2
tujuan/target, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan/target pendek
melibatkan berbagai hal yang berlangsung atau akan berlangsung dalam
waktu dekat. Misalnya, belajar dengan tujuan mengikuti ulangan dengan
target nilai 10. Tujuan dan target jangka panjang terkait dengan kehidupan
jangka panjang. Misalnya tujuan berlatih olahraga adalah menjadi atlet
profesional dengan target dalam usia 16 tahun sudah mendapat medali emas
di tingkat dunia.
6. Berani Menerima Tanggung Jawab
Pertama-tama kamu harus berani menerima tanggung jawab terhadap diri
sendiri. Kemampuan melaksanakan tanggung jawab pribadi membantu
tumbuhnya rasa pede. Tanggung jawab pribadi, misalnya:
a. melaksanakan pendidikan: sekolah, belajar, ikut kursus dan berbagai
kegiatan sekolah, dll.
b. Mengatur disiplin diri: berangkat tidur dan bangun tepat waktu, belajar,
bermain, dll.
c. Menjaga tubuh sebagai anugrah Tuhan: menjaga penampilan diri secara
fisik maupun nonfisik: bersih dan rapi, berkata-kata baik, dll.
Bila tanggung jawab pribadi telah sanggup kamu emban dengan baik,
beranikah diri menerima tanggung jawab yang lebih besar, terlebih di
luar dirimu.
7. Berani Mengambil Resiko
Berani mengambil risiko berarti untuk menerima hasil yang sesuai ataupun
yang tidak sesuai dengan harapan kita. Termasuk di dalamnya berani gagal.
Kegagalan sering kali menjadi batu sandungan, terlebih bagi orang yang
sedang berusaha membangun rasa percaya dirinya. Camkan dalam
benakmu: jangan takut gagal! Tanamkan pada dirimu bahwa setiap
keberhasilan sering kali memang harus melalui jalan-jalan kegagalan.
Jadikan kegagalanmu sebagai pengalaman untuk melangkah dengan lebih
baik. beranilah mengambil resiko!
8. Miliki Teladan
Seorang idola memberikan pengaruh besar bagi diri seseorang. Terlebih saat
dia tangah berusaha membangun rasa percaya diri. Seorang anak mula-mula
hanya mengidolakan orang terdekat, misalnya ayah ibunya. Baginya orang
yang tiap hari bersamanya adalah sosok hebat yang serba bisa. Mereka
adalah teladan/contoh bagi dirinya. Jadi janganlah heran jika apa yang
dilakukan anak adalah cermin dari lingkungannya.
9. Selalu Yakinkan Diri
Rasa percaya diri adalah efek dari 3M, yaitu bagaimana kita merasa,
mengerti, meyakini. Seseorang akan memiliki rasa percaya diri tinggi,
apabila memiliki perasaan positif pada dirinya, memiliki keyakinan kuat
terhadap kemampuannya dan mempunyai pengetahuan yang akurat akan
kapasitasnya.
D. Manfaat percaya diri
Percaya diri memberikan manfaat yang sangat besar pada remaja. Percaya diri
itu menumbuhkan semangat yang berguna untuk kehidupannya, di antaranya
berpikir positif, mandiri, berprestasi, optimis, kreatif, dan mudah bergaul.
1. Berpikir Positif :
Pentingnya percaya diri pada remaja, salah satunya adalah menjadi remaja
senantiasa berpikir positif dalam menghadapi berbagai permasalahan. Remaja
percaya diri sangat percaya pada kemampuan dirinya sendiri sehingga dia
tidak peduli pada gunjingan orang, pujian orang, dan informasi apapun
tentangnya. Percaya kemampuannya sendiri dan berpikir positif
menjadikannya remaja lebi pede.
2. Mandiri :
Remaja yang percaya diri cenderung mandiri, tidak bergantung pada orang
lain. Seperti telah diuraikan di atas, salah satu diri percaya diri adalah internal
locus of control, sehingga remaja percaya diri menjadi mandiri. Apakah kamu
termasuk remaja mandiri? Namun perlu kamu ingat, manusia adalah makhluk
sosial yang membutuhkan interaksi. Interaksi ini juga dapat berwujud
bantuan, pertolongan, pemberian, dan sebagainya. Oleh karena itu,
ketergantungan manusia kepada manusia lain tidak bisa dihindari. Bagi
seseorang remaja percaya diri, ketergantungan dengan orang lain tidak akan
mengganggu kesehariannya jika tempatnya menggantung hancur atau tidak
ada.
3. Berprestasi :
Di sekolah tempatmu belajar pasti ada salah seorang temanmu yang
berprestasi, bahkan mungkin temanmu itu meraih juara Olimpiade Fisika
Tingkat Nasional. wow, sungguh membanggakan bukan memiliki teman
seorang juara olimpiade? Tahukah kamu bahwa percaya diri juga dapat
membuat seseorang berprestasi? Misalnya, kamu memiliki bakat menyanyi
sejak kecil. Suara dan penampilan kamu sangat menarik. Jika kamu
mengikuti lomba menyanyi dipastikan kamu dapat menyabet salah satu juara.
4. Optimis :
Menjadi remaja yang percaya diri membuat remaja optimis dalam
memandang hidup. Mengapa? Karena remaja yang optimis berarti remaja
yang percaya pada kemampuannya sendiri sehingga bisa membuat target
keberhasilannya. Misalnya, kamu menjadi salah satu peserta ujian nasional.
sebelum ujian berlangsung kamu telah belajar dengan sungguh-sungguh.
Kamu yakin dan percaya terhadap kemampuanmu. Keyakinanmu itu akan
menjadikanmu optimis lulus ujian nasional. Dengan penuh rasa percaya diri
kamu mengerjakan soal ujian nasional. Lalu bagaimana jika rasa optimism
tidak menunjukkan hasil yang baik? Orang optimis siap dan berani untuk
mengatasi masalah atau kesulitan yang merintanginya. Bahkan di saat
mengalami kegagalan sekalipun tidak akan membuatnya patah semangat.
5. Kreativitas :
Setelah berpikir positif, mandir, berprestasi, dan optimis, manfaat percaya diri
selanjutnya adalah menumbuhkan mental kreatif. Mengapa? Remaja kreatif
adalah remaja yang mampu mencipta atau berkreasi. Hasil yang diciptakan
remaja itu dipublikasikan di lingkungannya, misalnya lingkungan sekolah.
6. Mudah Bergaul :
Remaja percaya diri lebih mudah bergaul daripada remaja yang kurang
percaya diri. Tapi ingat yang kita bicarakan dalam buku ini pergaulan yang
posifit, lho. Rasa percaya diri yang dimiliki membuat remaja tidak sulit
menyesuaikan dengan lingkungan, baik lingkungan sekolah, lingkungan
keluarga, maupun lingkungan masyarakat tempat remaja itu tinggal.
E. Kiat-Kiat Meningkatkan Rasa Pede
Manusia seringkali merasa kurang dengan yang dimilikinya. Hal ini bisa berarti
positif maupun negatif. Rasa percaya diri adalah kunci dari sukses seseorang.
Sudah sewajarnya bila rasa percaya diri harus terus meningkat seiring
bertambahnya usia seseorang. Seperti halnya saat membangun rasa percaya diri,
modal utama yang kamu perlukan hanyalah kemauan dan ketekunan. Ingatlah,
hanya Kemauan, Usaha dan ketekunan. Kemauan harus diserukan terus-
menerus. Tegaskan pada dirimu bahwa kamu ingin memiliki rasa percaya diri
yang lebih baik. Apabila kamu telah yakin, mulailah menerapkan kiat-kiat
meningkatkan rasa percaya diri berikut ini!
1. Motivasi Dirimu
Motivasi adalah corongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
ataupun tidak, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Motivasi bisa datang dari diri sendiri maupun dari luar diri (orang lain,
lingkungan, dll). Motivasi dari diri sendiri, misalnya berupa kebanggaan
yang akan didapat bila berhasil akan sesuatu. Dari orang lain, misalnya
berupa janji hadiah, medali kemenangan, dll. Misalnya, orang tuamu
berjanji membelikan motor, jika kamu lulus ujian dengan nilai bagus.
1. Perbaiki/Ubah Penampilan
Penampilan memiliki korelasi sangat dekat dengan rasa percaya diri.
Dalam konteks tertentu, penampilan bahkan berpengaruh besar dalam
meningkatkan rasa pede. Rasa kurang nyaman dengan pakaian/riasan yang
dikenakan ataupun penampilan lain, dapat membuat seseorang tidak pede
tampil di depan umum. Penampilan bukan hanya pakaian/riasan, tetapi
juga meliputi semua bahasa tubuh (body language). Ingatlah kembali,
bahwa gerakan-gerakan tubuh tertentu menunjukkan rasa percaya diri
seseorang.
2. Terus berlatih tingkatkan kemampuan.
Kamu sudah tahu berbagai potensi yang kamu miliki, bukan? Nah,
tingkatkan terus kemampuan/potensimu tersebut. Semakin meningkatnya
kemampuan seseorang dapat meningkatkan rasa percaya dirinya.
3. Perluas Pengetahuan dan Minatmu
Jangan berhenti belajar, belajarlah sampai memutih rambutmu, Kejarlah
ilmu sampai ke Negeri Cina, dan banyak pepatah senada yang sangat baik
untuk diikuti. Untuk membangun percaya diri manusi tidak boleh berhenti
berupaya, terutama berupaya mengisi dirinya. Mengisi diri berarti banyak
hal: menambah pengetahuan dan informasi, menambah keterampilan, dan
banyak lagi. Caranya adalah dengan terus belajar dan belajar. Perluas
minat, perbanyak keterampilan. Semakin penuh dirimu tentu kamu akan
semakin percaya diri.
4. Terima Tantangan/Tawaran Baru
Setiap hari selalu ada yang baru. Hal-hal baru itu bisa meliputi situasi dan
kondisi dalam diri kita ataupun lingkungan hidup kita. Mungkin bukan hal
baru bagi sebagian orang, namun baru bagi kita. Beberapa hal itu mungkin
belum pernah kamu dengar, lihat, ataupun lakukan. Bagaimana jika kamu
disodori tantangan atau tawaran yang sama sekali baru untukmu? Apa
yang akan kamu lakukan?
5. Ciptakan Peluang-Peluang Baru
Tawaran dan kesempatan tidak selalu muncul di depan mata. Tidak sedikit
pula yang menunggu jawaban atas usaha mereka. Beberapa yang lain,
mengharapkan peluang-peluang dari lingkungan keluarga, tetangga, dan
sebagainya. Sebagai remaja yang masih bersekolah, kamu pun sering kali
mengharapkan munculnya kesempatan atau tawaran. Misalnya: diminta
tampil sebagai pemimpin kelompok, diminta menjadi wakil sekolah untuk
suatu lomba, diminta mengikuti perlombaan dalam olahraga, dan
sebagainya.
7. Jangan ragu meminta bantuan orang lain
Bantuan orang lain adakalanya diperlukan jika kita mengalami kesulitan
atau mandeg karena tidak mendapatkan solusi atas suatu masalah. Orang
yang percaya diri tidak se gan meminta bantuan orang lain. Di sisi lain dia
juga tidak sakit hati atau frustasi jika permintaannya ditolak.
8. Belajarlah dari keberhasilan orang lain
Setiap orang pasti memiliki kiat-kiat untuk berhasil mencapai targetnya.
Untuk dapat menghafalkan materi pelajaran yang seabrek, setiap siswa
punya cara/tips/kiat sendiri-sendiri. Ada yang menulis ringkasan materi,
ada yang membaca berulang-ulang dengan keras, ada yang merekamnya
dalam kaset lalu mendengarkannya kembali, ada yang memilih
menggabungkan beberapa cara, dan lain-lain. Semestinya tidak ada yang
tiba-tiba hafal tanpa suatu kiat khusus, bukan? Bila temanmu memiliki
rasa pede lebih tinggi, tentu dia memiliki cara-cara lebih baik untuk
memelihara dan meningkatkannya. Tidak ada salahnya kamu belajar dari
mereka.
Uraian semuanya tadi harus berlandaskan kepada keinginan kita
beribadah kepada Allah, seperti bacaan pertama bahwa hakekatnya kita
hidup adalah untuk beribadah, sehingga usaha kita meningkatkan
kepercayaan diri juga dalam rangka ibadah kepada Allah. Ingatlah ayat-
ayat Allah yang mebuat kita tetap semangat dan tidak berputus asa.
diantaranya adalah :
Al-Qur’an Surat Yusuf: 87
Artinya : Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang
Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir”
Al-Qur’an surat Al-Hijr 56
Artinya : Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari
rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat”.
Bacaan 3.
Beberapa Kisah Sukses dan Cerita Motivasi
a. Kisah Panglima Thariq Bin Ziyad
Langkah pertama untuk bangkit adalah menghancurkan sindrom
diri yang telah lama membelenggu. Caranya? Mari kita dapatkan dari
kisah inspiratif pengalaman Panglima Islam, Thariq bin Ziyad.
Ombak besar bergulung seirama dengan embusan angin laut
menyergap secara bergantian semenanjung pantai tenggara Spanyol.
Deburnya terdengar begitu keras saat menghantam karang-karang terjal
dan menciptakan buih ke udara. Tak terdengar suara lain, kecuali suara
alam pantai dengan berbagai berbagai harmoninya. Kesunyian seolah
menelan pantai itu selama bertahun-tahun. Tapi, tidak di suatu hari pada
tahun 711 M. Kesunyian itu pecah oleh berderaknya serombongan
armada tempur yang telah melintasi 13 mil laut untuk menyeberangi selat
Andalusia. Armada berkekuatan 7.000 prajurit itu merapat. Sebuah
komando menyulut, semangatpun keluar dari sang Panglima. “Wahai
saudara-saudaraku, lautan ada di belakang kalian, musuh ada di depan
kalian, ke manakah kalian akan lari? Demi Allah, yang kalin miliki
hanyalah kejujuran dan kesabaran. Ketahuilah bahwa di pulai ini kalian
lebih terlantar daripada anak yatim yang ada di lingkungan orang-orang
hina. Musuh kalian telah menyambut dengan pasukan dan senjata
mereka. Kekuatan mereka sangat besar, sementara kalian tanpa
perlindungan selain pedang-pedang kalian, tanpa kekuatan selain dari
barang-barang yang kalian rampas dari tangan musuh kalian. Seandainya
pada hari-hari ini kalian masih tetap sengsara seperti ini, tanpa adanya
perubahan yang berarti, niscaya nama baik kalian akan hilang, rasa
gentar yang ada pada hati musuh akan berganti menjadi berani kepada
kalian. Oleh karena itu, pertahankanlah jiwa kalian!”
Tanpa keraguan sedikitpun, panglima itu memerintahkan
pasukannya untuk membakar kapal-kapal yang telah membawa mereka.
Banyak orang mungkin bertanya, bukanlah kapal-kapal itu adalah aset?
Bukankah aset perang justru seharusnya dijaga? Tidak! Itulah prinsip
sang Panglima. Secara zahir, memang kapal-kapal itu habis terbakar,
namun pada hakikatnya perintah itu juga telah membakar habis pilihan
untuk menjadi pecundang dan pengecut serta menyisakan dua pilihan,
yang keduanya mulia. Menangkan pertempuran atau mati syahid. Di
sinilah terbentuk kesamaan visi dan misi antara pemimpin dan bawahan
dalam membangun tim yang kompak dan padu. Langkah ini telah
membuahkan kemenangan. Sebuah kemenangan yang mengantarkan
umat Islam memasuki babak baru, dakwah di bumi Andalusia.
Panglima itu adalah Thariq bin Ziyad, seorang pahlawan muslim
pembebas Andalusia yang namanya diabadikan untuk menyebut bukit
karang setinggi 450 meter di semenanjung pantai tenggara Spanyol. Jabal
Thariq, begitulah orang Arab menamai bukit itu. Lidah Eropa
menyebutnya Gibraltar.
Kemenangan yang diraihnya termasuk historical moment. Betapa
tidak 7.000 prajurit muslim harus berhadapan dengan jumlah personel
musuh yang jauh lebih besar, 25.000 prajurit Visigoth di bawah perintah
Raja Roderick. Sebuah kekuatan perang yang sangat tak berimbang,
mengingatkan kita pada fenomena Perang Badar di mana pasukan
berjumlah lebih dari tiga kali lipat pasukan muslim.
Pasukan muslim dihadapkan dua pilihan mulia dalam jihad, yang
keduanya berbalas pahala besar, yakni menang atau mati syahid.
Ketidakberimbangan kekuatan pasukan saat itu berpotensi untuk membua
kecut nyali sebagian pasukan yang dapat meracuni kekuatan tim. Ciutnya
nyali dan lemahnya semangat dapat membuat mereka berpikir untuk
kembali ke pantai, mengayuh kapal meninggalkan lahan ibadah. Ini harus
dicegah! Hangusnya kapal menjadi puing-puing yang teronggok
membuat kemungkinan ini ikut hangur musnah. Seperti yang
dikatakannya, “Lautan ada di belakang kalian, musuh ada di depan
kalian, ke manakah kalian akan lari?” Maju menerobos musuh, berisiko
terbunuh. Mundur ke pantai, menerobos ombakl laut berisiko sama.
Namun, pilihan pertama tentu lebih kesatria dan mendatangkan pahala.
Ada surga disana. Jika sama resikonya, tak ada alas an sedikitpun untuk
memilih yang kedua. Api ruh jihad serta cepat merembet dan
mengobarkan semangat 7.000 prajurit muslim. Dalam gemuruh takbir
mereka maju menegakkan kalimat tahlil di bumi Andalusia. Sejarah
mencatat, mereka berhasil menundukkan Spanyol dan terus bergerak
maju sampai ke perbatasan Perancis di Tours. Inilah jalur masuk Islam ke
Eropa Barat.
b. Kisah Habibie Afsyah, “Kelemahanku adalah kekuatanku”
Kamu mungkin masih ingat, sosok pemuda yang duduk dikursi
roda tampil di tayangan Kick Andy beberapa waktu lalu. Pemuda ini
bernama Habibie Afsyah. Dia memiliki keterbatasan dibandingkan
pemuda-pemuda seusianya, tetapi dia mempunyai semangat dan
keinginan berkarya. Habibie menekuni profesi internet marketer, salah
satu bidang yang digelutinya adalah afiliasi amazon. Walaupun hanya
duduk dikursi roda dan sedikit berkemampuan berbahasa inggris, Habibie
Afsyah mampu berpenghasilan ribuan dollar dari internet. Habibie yang
mempunyai banyak keterbatasan saja bisa, bagaimana dengan kamu?
Kamu masih diberi kebebasan untuk bergerak kesana kemari. Kamu
seharusnya bisa menjadi orang yang lebih percaya diri daripada Habibie.
Kisah Habibie memang menyentuh hati manusia yang mendengarnya.
Namun, dalam keterbatasan itu ternyata habibie tidak ingin dikasihani,
dia justru mampu menjadi motivator bagi orang-orang yang kehilangan
motivasi hidup.
Berikut kisah Habibie dan profilnya.
Dengan keterbatasan fisiknya habibie tidak pernah kecil hati apalagi
menyerah. Motivasi sang ibunda, Endang Setyowati menjadi salah satu
kekuatannya, sikap pantang menyerah diturunkan Endang kepada
Habibie. Dengan menganut moto “kelemahanku adalah kekuatanku”
Habibie berhasil menjalankan bisnis onlinenya diatas kursi roda, dia
mampu menuai penghasilan kotor Rp. 5 juta perbulandari bisnis itu
belum lagi honor-honor lain yang diterimanya sebagai pembicaradi
forum motivasi atau instruktur pelatihan bisnis online.sebuah prestasi
yang layaknya yang layaknya mendapat acungan jempol bago seorang
remaaja yang usianya baru 20 tahun.
Habibie lahir dengan neuron motorik disease, penyakit itu menyerang
otak kecil yang mengakibtkan penderitanya lumpuh bertahap. Ibungya
tidak pernah menyerah dengan keadaan Habibie, dia selalu mendampingi
Habibie agar selalu berkaraya seperti orang normal. Setelah melihat
kondisi sekarang Endang boleh berbangga hati. Bisnis Habibie bermula
dari kegemarannya berselancar di dunia maya, lewat internet, Habibie
berperan sebagai perantara pembeli barang-barang yang ditawarkan
amazon com. Jika ada orang yang membeli produk amazon.com lewat
website-nya, Habibie akan mendapat komisi dari transaksi itu, atau yang
disebut referral fees. Semakin banyak pembeli yang bertransaksi lewat
situsnya, semakin banyak pula keuntungan keuntungan yang akan
diterimanya. Melalui bisnis online yan g sudah sijalaninya setauhun ini,
Habibie talah mengumpulkan keuntungan bersih sebesar US$5.986 atau
sekitar Rp 65 juta. Tahun ini amazon.com menobatkannya sebagai raja
amazon dari Indonesia karena menjadi penjual terbanyak untuk wilayah
Indonesia. Sulit dibayangkan, prestasi itu berhasil dilakukan seorang
cacat fisik yang terduduk lemah di kursi rodanya.
Kesuksesan Habibie di bisnis ini membuat banyak diundang menjadi
pembicara diberbagai seminar pemasaran lewat internet. Ia juga sering
diminta menjadi motivator. Tak salah jika Tung Desem Waringin,
trainer, motivator, sekaligus penulis buku Financial Revolution,
menyebutkan semangat dan kemauan kuat untuk maju dalam jiwa,
pikiran, dan hati Habibie tidak bisa dihentikan kondisi fisik dan umur.
Seiring dengan kesuksesannya, mimpi Habibie lainnya pun ikut
terwujud. Sebah yayasan diperuntukkan memberdayakan anak-anak cacat
menjadi kenyataan. Pada 12 November 2008, departemen kehakiman
mengesahkan pendirian Yayasan Habibie Afsyah menjadi badan hokum
“Yayasan ini untuk membantu teman-teman yang memiliki keterbatasan
fisik agar bisa berkarya seperti mereka yang normal. Saya yakin, kita bisa
hidup setara” ujarnya.
c. Kisah Dara Puspita Phonna, “Berprestasi Karena Percaya Diri”
Remaja ini bernama Dara Puspita Phonna, berasal dari Aceh. Dara
pernah menjadi duta anak Aceh di Jakarta dan Duta wisata ke
Yogyakarta. Dara juga punya segudang prestasi lainnya. Dara
berkeyakinan bahwa ia berprestasi karena percaya diri. Nah, sekarang
bacalah kisah Dara berikut ini dan mungkin kisah ini bisa menjadi
inspirasi buat kamu untuk semakin percaya diri.
Dara Puspita Phonna pernah menjadi Duta Anak Aceh di Jakarta pada
tahun 2005 dan menjadi Duta Wisata ke Yogyakarta pada 2008. Selain
itu, ia pandai berorganisasi dan punya segudang prestasi lain.
Dara dilahirkan oleh Ainal Maedhiah di Sigli pada 16 Maret 1991. Ia
diberi nama Dara Puspita Phonna. Ayahnya Azhar Yahya, meninggal
dunia pada tahun 2005 karena sakit. Saat berduka dalam hidupnya itu,
Dara duduk di bangku kelas 2 MTsN 1. Anak ke 1 dari dua bersaudara
ini sekolah Kanak di TK Purwanida, lalu melanjutkan ke MIN 1, MTsN
1, dan kini ia kelas 3 MAN Model, semua di Banda Aceh. Di sekolahnya
kini, gadis yang punya tokoh idola, Teuku Umar dan Lakseumana
Malahayati ini, paling suka pelajaran biologi, karena menurutnya biologi
menjelaskan tentang alam nyata yang berhubungan langsung dengan
kehidupan kita.
Prestasi :
Saat kelas 3 MTs ia dan temannya menjadi juara 1 dalam Lomba Cerdas
Cermat Agama Tingkat Remaja.Tahun 2005 itu pula ia menjadi juara
pertaman dalam Lomba Menulis dan Membaca Puisi yang diadakan oleh
ISKADA. Setahun setelahnya, 2006, lagi-lagi ia menjadi juara lomba
Baca dan Tulis Puisi, namun kali ini diadakan oleh Kanwil Depag Aceh.
Lomba itu diikuti oleh seluruh sekolah SMP-SMA sederajat se-Kota
Banda Aceh dan Aceh Besar.
Dalam menulis, ia menjuarai Lomba Menulis Surat Cinta untuk
Rasulullah se-Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Selain berprestasi
dalam urusan kata, ia juga pandai bergaul, sehingga terpilih sebagai Duta
Anak Aceh ke Jakarta pada tahun 2007. Tahun 2007 juga, ia menjadi
Duta Wisata ke Takengon. Dara memang ahli komunikasi dan pandai
bergaul, sehingga ia pun menjadi Duta Wisata Aceh ke Yogyakarta pada
tahun 2008.
Lampiran 2.
BACAAN CERITA-CERITA MOTIVASI
a. Cerita tentang berfikir positsf, Mengenal istilah PYGMALION
Bagai kita yg belum pernah mendengar atau membaca atau tahu dengan istilah
pygmalion, ada baiknya kita membaca kisah singkat dibawah ini. Pygmalion
adalah seorang pemuda yang berbakat memahat, bahkan ia sungguh piawai
dalam memhat patung dan menjadikannya menjadi bentuk apa saja yang ia
inginkan. Karya ukiran tangannya sungguh bagus. Tetapi anehnya, bukan
ketrampilannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi teman dan
tetangganya.
Pygmalyon dikenal sebagai orang yang suka berfikiran positif, ia
memandang egala sesuatu dari sudut yang baik. Apabila lapangan ditengah
kota becek, orang-orang mengomel, Pygmalyon justru berkata, “ Untunglah,
lapangan yang lain tidak sebecek ini”. Ketika ad seorang konsumennya yang
hendak membeli hasil karya pahatannya dengan sedikit alot dalam menawar
harga, kawan kawan Pygmalion berbisik, “ kikir betul orang itu”, tetapi
Pygmalion berkata, “mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan
yang lain yang lebih penting”. Ketika anak-anak mencuri apel di kebunnya
Pygmalion tidak mengumpat, ia malah merasa iba, “kasihan anak-anak itu
kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup dari orang tua di
rumah.
Itulah pola pandang Pygmalion, ia tidak melihat suatu keadaan dari sisi
buruk, melainkan justru dari sisi yang baik. Ia tidak pernah berpikir buruk
tentang orang lain, sebaliknya ia mencoba membayangkan hal-hal yang baik
dibalik perbuatan buruk orang lain.
Pada suatu hari Pygmalion memahat sebuah patung wanita dari kayu
yang sngat halus. Patung itu berukuran seperti manusia sungguhan. Ketika
sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia sungguhan, wajah patung
itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik. Kawan-kawan
Pygmalion berkata, “sebagus-bagusnya patung, itu Cuma patung, bukan
istrimu”. Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul,
berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya laksana memperlakukan
manusia.
Para dewa yang ada di gunung Olympus memperhatikan dan menghargai
sikap Pygmalion, dengan mengubah patung menjadi manusia beneran,
begitulah pygmalion hidup bebahagia dengan istrinya itu yang konon adalah
wanita tercantik di negeri Yunani.
Pygmalion hingga kini dikenang sebagai manusia yang menggambarkan
dampak berfikir positif. Kalau kita berfikir berfikir positif tentang sesuatu
keadaan atau seseorang, sering kali hasilnya betul-betul menjadi positif.
Misalnya jika kita bersikap ramah terhadap seseorang maka orang itupun akan
ramah terhadap kita.jika kita memperlakukan anak sebagai anak cerdas maka
anak bisa menjadi cerdas. Bila kita yakin bahwa usaha kita akan berhasil maka
itu merupakan separoh dari keberhasilan usaha kita.
Pola pikir Pygmalion adalah berfikir, menduga dan berharap hanya yang
baik tentang suatu keadaan atau seseorang, bayangkan bagaimana besar
dampaknya bila kita berpola pikir positif seperti itu. Hidup akan menjadi baik
kalau kita memandang dari segi yang baik, berpikir baik tentang diri sendiri,
berpikir baik tentang orang lain, berpikir baik tentang keadaan, berpikir baik
tentang Tuhan. Dampak berpikir positif akan kita rasakan keluarga menjadi
hangat, kawan menadi bisa dipercaya, tetangga menjadi akrab, pekerjaan
menjadi menyenangkan, dunia menjadi ramah, hidup menjadi indah. Lalu apa
hubungan selalu berfikir positif dengan tingkat kepercyaan diri seseorang?
Pada dasarnya semakin dalam tingkat berpikir positifnya seseorang, maka
semakin tinggi tingkat kepercayaan diri mereka dalam menghadapi hidup dan
persoalan.
b. Cerita Tentang Konggres Angota Tubuh
Kisah bermula di sebuah Kongres Anggota Tubuh Manusia. Pak Jantung
memimpin sesi sidang “Pemberian Penghargaan pada Anggota Tubuh Manusia
Terpenting Tahun ini”. Dalam pidato pengantarnya, Pak Jantung berkata,
“Saudara-saudaraku sesame anggota tubuh, sebagaimana kita tahu tuan kita
sangat menginginkan kinerja kesehatannya meningkat tahun ini. Peningkatan
ini hanya mungkin kalau kita semua memperbaiki kinerja masing-masing. Nah,
untuk memicu dan memacu peningkatan kinerja itu, tuan kita berkenan
memberikan penghargaan kepada anggota tubuh terpenting. Untuk itu, kita
harus menentukan siapa di antara kita yang layak untuk mendapatkannya.”
Sidang seketika hening. Semua bingung karena sulit untuk
menentukannya. Mas Mata merasa dirinya paling penting karena tanpa
dirinya, tuannya pasti akan kelimpungan ketika berjalan. Jeng Bibir juga
merasakan hal yang sama karena dialah juru bicara andalan tuannya.” Coba
kalau saya mogok kerja, pasti tuan dikira bisu!” Pak Jantung tak mau kalah,
“Kalau saya mogok kerja 1 detik saja, dunia pastin kiamat Bung!” Akhirnya,
ruangan kongres pun gaduh. Gaduh sana dan gaduh sini.
Sesaat kemudian, Pak Jantung mengetuk meja siding, “Diam semua,
setelah saya pikirkan masak-masak, sulit bagi kita untuk mencari siapa yang
paling penting. Bagaimana kalau sebaliknya, kita cari saja siapa yang paling
tidak penting, “Pak Jantung berbicara semangat sekali sambil melirik salah
satu peserta yang pendiam, yakni Bang Lubang Kentut, Upss. Tak dinyana,
semua koor, “Setujuuu!”.
Akhirnya secara aklamasi, pilihan jatuh bulat-bulat pada siapa lagi
kalau bukan Bang Lubang Buang Angin! Serta merta Bang Lubang kentut
protes mengajukan PK. Peninjauan Kembali. Tapi sia-sia saja. Protes Bang
Lubang Kentut tenggelam dalam keriuhan siding. Dan, tak lama kemudian
siding pun usia. Bang Lubang Kentut terdiam, “Apa yang aku lakukan untuk
tuanku, ternyata tak berharga sama sekali,” batinnya. “Baiklah. Akan aku
tunjukkan bahwa apa yang mereka putuskan itu salah besar!”
Maka, mulailah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sang tuan pun
demam. Kadang panas kadang dingin. Satu per satu anggota tubuh unjuk
sakit. Pak Jantung mengeluh, detak jantungnya lain dari biasanya. Yang
biasanya berirama pop, kok mendadak berubah ada cengkok dangdutnya.
Jeng bibir meradang, setiap kali bertugas pasti orang di sekitar tuannya ramai-
ramai menutup mulutnya masing-masing. “Ada bau tak sedap,” kata mereka.
Mas Mata juga begitu. “Aku sering kelilipan dan berkunang-kunang, pada hal
tak ada kunang-kunang yang hinggap pada diriku. Kenapa ya?” Lalu, semua
berkumpul. “Ya…ya..ya… kami juga!” Sungguh tidak seperti biasanya.
Mereka pun menunjuk tim investigasi untuk menuntaskan kasus ini.
Setelah mendapat petunjuk dari sejumlah saksi, tim pun menangkap Bang
Lubang Kentut sebagai satu-satunya tersangka. Akhirnya, dihadapan majelis
hakim. Bang Lubang Kentut pun mengakui bahwa ini semua terjadi karena
dirinya melakukan mogok kerja. Jika tuannya ingin buang angin, ia tak
merespons. Kalau tuannya ingin BAB, ia cuek saja. Pokoknya ibarat keran
air, dirinya mengunci rapat-rapat keran itu. Mbah Kumis, ketua majelis hakim
yang berwibawa pun bertanya, “Jujurlah padaku. Apa sebenarnya yang kamu
inginkan?”
Bang Lubang Kentut terbata-bata berkata, “Saya ingin menyadarkan
semua pihak, meskipun posisi saya di bawah, tak elok dipandang, bukan
berarti saya lantas tidak penting. Semua anggota tubuh sama pentingnya.
Sudah sepantasnya kita saling sinergi sesuai dengan core-nya masing-
masing.”
Pelajaran berharga buat kita adalah betapa pentingnya sebuah sinergi
peran. Sekecil apa pun peran yang dimainkan tetaplah ia punya arti. Ibarat
sekrup kecil dalam sebuah mesin besar. Kecil namun tetap penting.
Maka, setelah mimpi besar usaia dibuat, segeralah cari siapa di antara
saudara kita yang bersedia menjadi mitra sukses pencapaian mimpi besar kita.
Dengannyalah kita akan saling menjadi mitra sukses. Apa tugasnya?
Sederhana saja. Minimal, saling mengingatkan untuk tetap focus pada
pencapaian Mimpi Besar.
Pencapaian Mimpi Besar ini akan makin efektif bila secara tim besar,
misalnya dalam suatu organisasi tertentu, apakah itu Rohis Kampus, Klub
Dakwah, Perusahaan, Instansi, dll. Semua Mimpi Besar individu tadi
disatukan menjadi Mimpi Besar Bersama. Sehingga, pencapaian Mimpi Besar
individu akan dikawal secara konsisten oleh seluruh anggota tim.
Lampiran 3.
Skala Kepercayaan Diri
A. Petunjuk Pengisian
Skala ini dibuat untuk mengetahui tingkat Percaya Diri siswa. Dalam
skala ini tidak ada jawaban yang benar dan salah, maka jawablah pertanyaan
jujur sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Setiap nomor mempunyai
jawaban A, B , C, dan D.
Keterangan :
Jawaban A : berarti jawaban Sangat setuju
Jawaban B : berarti Setuju
Jawaban C : berarti Tidak setuju
JawabanD : berarti Sangat tidak setuju
Cara Pengisian Angket :
Beri tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban a, b, c, atau d yang
sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya.
SELAMAT MENGERJAKAN
1 Saya memberanikan diri untuk bertanya apabila ada materi pelajaran yang
belum jelas
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d.Sanga tidak setuju
2 Saya merasa mampu mengerjakan suatu kegiatan dengan baik.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
3 Saya mudah cemas dalam menghadapi permasalahan hidup.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d.Sangat tidak setuju
4 Saya mudah bergaul dengan teman-teman baik sesama ABK atau teman yang
lain.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak
setuju
5 Saya merasa memiliki potensi yang bisa untuk dikembangkan.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d.Sangat tidak setuju
6 Walau saya anak ABK namun tidak mempengaruhi rasa bahagia saya.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d.Sangat tidak setuju
7 Saya berani maju mengerjakan soal di depan kelas.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d.Sangat tidak setuju
8 Saya yakin kalau belajar dengan giat maka saya akan mendapat nilai yangt
bagus.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
9 Saya kurang biasa bersikap dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
10 Saya menyukai tantangan, dan yakin akan berhasil asal kita berusaha.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sanga tidak setuju
11 Saya termasuk popular diantara teman-teman.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sanga tidak setuju
12 Saya berusaha mengembangkan bakat yang saya miliki.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sanga tidak setuju
13 Saya merasa mempunyai prestasi belajar yang baik di sekolah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sanga tidak setuju
14 Saya lebih suka menyendiri bila ada masalah daripada berbaur dengan teman
yang lain.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sanga tidak setuju
15 Saya berusaha aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sanga tidak setuju
16 Saya mampu menetralkan terhadap ketegangan yang muncul dalam berbagai
situasi yang saya hadapi.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sanga tidak setuju
17 Saya mempunyai kemauan yang kuat bila menginginkan sesuatu supaya
berhasil.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sanga tidak setuju
18 Saya menerima apa adanya terhadap keadaan saya.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sanga tidak setuju
19 Saya cepat menerima bila memang saya bersalah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sanga tidak setuju
20 Saya menganggap bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sanga tidak setuju
21 Saya lebih suka menghindar bila ada masalah daripada bingung
menghadapinya.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sanga tidak setuju
22 Saya sudah merasa selalu berpenampilan rapi kapanpun dan dimanapun.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
23 Saya sulit menerima kegagalan.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
24 Saya tidak mempunyai kelebihan tampil di depan umum.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setu ju d. Sangat tidak setuju
25 Saya merasa mempunyai pendirian yang mudah berubah-ubah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sanga tidak setuju
26 Saya suka bertanya apabila menemui permasalahan atau kesulitan.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
27 Saya merasa yakin dengan takdir yang ada pada diri saya..
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
28 Saya merasa pengalaman buruk masa lalu mempengaruhi dalam meraih masa
depan.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
29 Saya berusaha bertanggung jawab terhadap apa yang saya lakukan.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
30 Saya menyukai kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sanga tidak setuju
31 Saya sulit untuk menghilangkan trauma masa lalu.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
32 Saya berusaha rileks untuk mengurangi ketegangan saat tampil di depan.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
33 Saya merasa optimis dengan apa yang saya kerjakan /pasti berjalan dengan
lancar.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
34 Saya menghindari tugas-tugas yang sulit untuk dikerjakan.
a. San gat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
35 Saya sering bingung kalau menemui masalah
a. Sangat setuju b. Setu ju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
36 Saya suka menutup-nutupi kesalahan yang saya pe rbuat.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
Lampiran 4.
ANGKET DATA PRIBADI SISWA
Pengantar.
Salah satu tujuan anda dalam belajar adalah memperoleh hasil yang baik
agar dapat mencapai cita-cita dan sekolah akan sangat bergembira apabila anda
dapat mencapai cita-cita tersebut. Agar kami dapat memberikan bantuan dan
pelayanan secara baik, maka sekolah membutuhkan data pribadi anda, karena itu
anda diminta untuk mengisi angket berikut ini dengan jujur dan benar.
1. Nama Lengkap : ..............................................................................
2. Nama Panggilan : ..............................................................................
3. Kelas / NISN : ..............................................................................
4. Tempat / Tanggal Lahir : ..............................................................................
5. Agama : ..............................................................................
6. Alamat Rumah Lengkap : ..............................................................................
No.Telp ..................................................................
7. Tempat Tinggal Sekarang : ...............................................................................
No.Telp..................................................................
8. Suku Bangsa : ..............................................................................
9. Asal Sekolah : ...............................................................................
10. Masuk Sekolah : Tanggal ………… Bulan ………… Tahun
……… Di Kelas ………
Sebagai : a. Siswa Baru
b. Pindahan dari ………………………
c. ……………………………………….
11. Data Ayah :
a. Nama : ...............................................................................
b. Umur : ...............................................................................
c. Agama : ...............................................................................
d. Pekerjaan : ...............................................................................
e. Pendidikan akhir : ...............................................................................
f. Alamat pekerjaan : ...............................................................................
g. Alamat tinggal : ..............................................................................
h. Keterangan : hidup/wafat, kandung/tiri
12. Data Ibu :
a. Nama : ...............................................................................
b. Umur : ...............................................................................
c. Agama : ...............................................................................
d. Pekerjaan : ...............................................................................
e. Pendidikan akhir : ...............................................................................
f. Alamat pekerjaan : ...............................................................................
g. Alamat tinggal : ..............................................................................
h. Keterangan : hidup/wafat, kandung/tiri
13. Data Wali :
a. Nama : ...............................................................................
b. Umur : ...............................................................................
c. Agama : ...............................................................................
d. Pekerjaan : ...............................................................................
e. Pendidikan akhir : ...............................................................................
f. Alamat pekerjaan : ...............................................................................
g. Alamat tinggal : ..............................................................................
14. Sekarang tinggal bersama
a. Ayah dan ibu kandung d. Ibu kandung saja g. Wali
b. Ayah kandung dan ibu tiri e. Saudara sekandung h.Asrama
c. Ayah kandung saja f. Famili i. …………
15. Berapa orang penghuni rumah anda ?
Berjumlah ………. Orang, yaitu :
- …………………………….…… …………………………….……
....................................
16. Anda anak nomor berapa ?
(Lingkari untuk identitas anda dan beri tanda silang untuk saudara sekandung
anda)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
17. Apakah anda mempunyai saudara tiri ?
a. Ya b. Tidak
18. Jika punya, berapa orang ?
Seayah ……………. Orang, seibu ..............orang, jumlah ...............orang
19. Keterangan tentang saudara-saudara
Anak
ke. Nama
Tanggal
Lahir (umur ) Hubungan Sekolah di Bekerja
20. Riwayat Pendidikan Siswa
Keterangan TK SD SMP SMA
Tahun Masuk
Tahun Keluar
Lama Belajar
Tempat Sekolah
21. Sakit keras yang pernah diderita : .......................................................................
22. Hoby : ......................................................................
23. Prestasi yang pernah diraih : ......................................................................
24. Tinggi badan : ......... cm
25. Berat badan : .......... Kg
26. Teman akrab sekarang :
NO NAMA SEKOLAH DI KELAS ALAMAT
1
2
3
27. Data jumlah IQ :.............. test tanggal / tahun : ...................
28. Bea siswa yang pernah didapat : ......................................................................
29. Pernahkah anda tidak naik kelas ?
a. Tidak pernah b. Pernah, ……… kali, di kelas ………….
30. Pernahkah anda tidak lulus ujian ?
a. Tidak pernah b. Pernah
31. Bila anda bercita-cita melanjutkan, Sekolah mana yang anda cita-citakan ?
a. ……………… b. ………………… c. ……………………….
32. Pekerjaan apa yang anda cita-citakan ?
a. ………………… b.. ………………… c. ……………………….
33. Bagaimanakah kehidupan mendatang yang anda cita-citakan ?
a. ………………………………………………………………………………
b. ……………………………………………………………………………....
34. Menurut anda, apa yang menjadi kendala dalam mencapai cita-cita tersebut ?
a. ………………………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………………………
35. Pelajaran apa yang paling anda senangi ?
a. ………………………………….Sebab
………………………………………………….
b. ………………………………….Sebab
………………………………………………….
36. Pelajaran apa yang kurang anda senangi ?
a. ………………………………….Sebab
………………………………………………….
b. ………………………………….Sebab
………………………………………………….
37. Menurut anda, bagaimanakah tempat belajar anda ?
a. sangat memadai c. cukup e. tidak memadai
b. memadai d. kurang memadai f.
……………………….
38. Siapa yang biasa membantu anda pada waktu belajar di rumah ?
a. …………………………. b. ………………………….
39. Kapan biasanya anda belajar ?
a. Pagi hari c. Tidak tentu
b. Malam hari d. ……………………….
40. Berapa lama biasanya anda belajar dalam sehari ?
………………………………………………….
41. Apakah anda memiliki jadwal belajar/kegiatan di rumah ?
a. Ya b. Tidak
42. Kegiatan apa yang biasa anda lakukan di luar kegiatan sekolah ?
a. …………………………. b. ………………………….
43. Apakah anda memiliki kegiatan khusus yang sesuai dengan hobi anda ?
a. Tidak b. Ya, yaitu kegiatan ……………………………………..
44. Apakah hobi anda ?
a. Seni c. rekreasi
b. olah raga d. …………………….
45. Berapa rata-rata penghasilan orang tua anda ?
Rp. …………………./ bulan
46. Berapa rata-rata uang saku anda ?
Rp. …………………./ bulan
47. Kondisi ekonomi keluarga anda (beri tanda √ dalam kurung sesuai keadaan
anda) !
A. Status rumah yang ditempati
1. Rumah sendiri ( ………… )
2. Rumah dinas ( ………… )
3. Rumah sewa ( ………… )
4. Lain-lain ( ………… )
B. Kelengkapan yang dimiliki
1. Set meja makan ( ………… )
2. Set meja tamu ( ………… )
3. Meja belajar ( ………… )
4. Mobil ( ………… )
5. Sepeda motor ( ………… )
6. Sepeda ( ………… )
7. Kulkas ( ………… )
8. Televisi ( ………… )
9. Radio ( ………… )
10. Komputer/laptop ( ………… )
11. Lainnya ( ………… )
48. Kesulitan yang sedang dihadapi sekarang :
.............................................................................................................................
Demikian data ini kami buat dengan sebenarnya.
Bantul, _______________
______________________
Lampiran 5.
ANGKET PEMAHAMAN DIRI“SIAPAKAH SAYA?”
1. Tulislah beberapa sifat yang Anda kagumi dari Ayah Anda !
a. ....................................... e. .......................................
b. ....................................... f. .......................................
c. ....................................... g. .......................................
d. ....................................... h. .......................................
2. Tulislah beberapa sifat yang kurang Anda senangi dari Ayah Anda !
a. ....................................... e. .......................................
b. ....................................... f. .......................................
c. ....................................... g. .......................................
d. ...................................... g. .......................................
3. Tulislah beberapa sifat yang Anda kagumi dari Ibu Anda !
a. ....................................... e............................................
b. ....................................... f.............................................
c. ....................................... g............................................
d. ....................................... h............................................
4. Tulislah beberapa sifat yang kurang Anda senangi dari Ibu Anda !
a. ....................................... e..............................................
b. ....................................... f..............................................
c. ....................................... g.............................................
d. ....................................... h.............................................
Tulislah beberapa sifat yang Anda kagumi dari seorang Teman Akrab Anda !
a. ....................................... e.............................................
b. ....................................... f. ............................................
c. ....................................... g. ...........................................
d. ....................................... h. ...........................................
6. Tulislah beberapa sifat yang kurang Anda senangi dari seorang Teman Akrab
Anda !
a. ....................................... e. ...............................................
b. ....................................... f. ................................................
c. ....................................... g. ...............................................
d. ....................................... h. ...............................................
7. Manakah di antara sifat-sifat di atas yang mirip dengan sifat-sifat Anda
sendiri ? Lingkarilah sifat-sifat yang mirip itu, lalu tulis ulang sifat tersebut di
bawah ini !
a. ....................................... e. ................................................
b. ....................................... f. .................................................
c. ....................................... g. ................................................
d. ....................................... h. ................................................
Dan itulah Anda !
Lampiran 6.
ANGKET PEMAHAMAN DIRI
“APA KELEMAHAN DAN KELEBIHAN DIA ?”
Nama : ........................................................
Kelebihan yang saya miliki Kelemahan yang saya miliki
Lampiran 7.
PEDOMAN OBSERVASI
Pertemuan ke : ........................................................
Hari, Tanggal : ........................................................
Nama : ........................................................
1. Nada/Volume Suara
1 Rendah Total :
2 Sedang Total :
3 Tinggi Total :
1. Kecepatan Bicara
1 Gagap Total :
2 Pelan tapi lancar Total :
3 Lancar Total :
4 Sangat lancac Total :
2. Penyampaian ketika bicara
1 Sering mengulang
kata
Total :
2 Membingungkan Total :
3 Melebar dari
pembahasan
Total :
4 Runtut sesuai
pembahasan
Total :
3. Raut Wajah
1 Lesu/muram Total :
2 Bingung Total :
3 Santai Total :
4 Ceria Total :
4. Posisi Wajah saat bicara
1 Menunduk Total
2 Menatap Total
3 Berpaling Total
Lampiran. 8
PEDOMAN WAWANCARA
“EVALUASI KEGIATAN BIBLIOTERAPI ISLAMI”
1. Apa saja kesulitan yang Anda alami selama mengikuti kegiatan biblioterapi
Islami ?
Jawaban:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Bagaimana penilaian Anda terhadap penyampaian materi selama kegiatan
biblioterapi Islami ?
Jawaban:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. Perubahan apa yang Anda rasakan sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan
biblioterapi ?
Jawaban:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
4. Manfaat apa saja yang Anda peroleh setelah mengikuti kegiatan
biblioterapi?
Jawaban:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Lampiran 9
DAFTAR PEROLEHAN NILAI
PRE TEST DAN POST TEST
No Item ED FA KB KV
Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post
1 2 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 2 2 2 3 3 3
3 1 2 2 2 2 3 1 1
4 2 3 2 3 2 3 3 3
5 1 2 2 3 2 2 3 3
6 2 3 1 2 1 2 1 2
7 3 3 2 4 2 2 2 3
8 3 3 2 2 2 3 2 2
9 2 3 3 3 3 3 1 2
10 3 3 2 2 2 3 3 3
11 2 2 1 3 1 2 1 2
12 3 3 2 2 2 3 2 2
13 2 2 3 4 3 3 1 3
14 2 3 1 2 1 2 2 2
15 3 3 2 3 2 3 1 2
16 3 3 2 2 2 3 1 2
17 3 4 3 3 3 3 2 3
18 2 2 2 2 2 2 1 2
19 3 3 3 3 3 3 2 3
20 2 3 2 2 2 2 1 2
21 2 2 2 3 2 3 2 2
22 2 3 2 2 2 2 1 2
23 2 2 3 2 3 3 2 2
24 1 3 2 2 2 2 2 2
25 2 2 1 3 1 2 1 2
26 3 3 2 3 2 3 2 3
27 3 4 3 4 3 3 3 3
28 3 3 2 2 2 2 3 3
29 3 3 3 2 3 4 2 3
30 3 3 2 2 2 2 2 2
31 2 3 2 2 2 3 1 2
32 2 3 2 2 2 3 1 2
33 1 2 3 3 3 3 2 2
34 2 3 2 2 2 3 3 3
35 2 2 3 2 3 3 2 2
36 2 3 2 2 2 2 3 3
Total skor
82 100 72 90 78 96 68 86
Lampiran 10
HASIL UJI BEDA HIPOTESIS PRETES DAN POSTEST
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks
N Mean Rank
Sum of Ranks
Postes – Pretest
Negative Ranks
0(a) ,00 ,00
Positive Ranks
4(b) 2,50 10,00
Ties 0(c)
Total 4
a Postes < Pretest b Postes > Pretest c Postes = Pretest Test Statistics(b)
a Based on negative ranks b Wilcoxon Signed Ranks Test
Postes - Pretest
Z -2,000(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) ,046
Lampiran 11 HASIL NILAI RATA-RATA (MEAN) PRETES DAN POSTEST
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximu
m Mean Std.
Deviation
Pretest 4 68 82 75,00 6,218
Postes 4 86 100 93,00 6,218
Valid N (listwise) 4
;,.' -. I .i :',1,.x..f -i--rfa'*..;..- tl q-l
3,.>ilt'o':."Lnr{-nJ€-a, a
uiffSTATI ISIAMIC UNIVERSITY
SUNAN KALI'AGAYGCYAKARTA
IdEh4EN'IERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAN4 NEGERI SUI{AN IGLIIAGA
PASCASARIANAJi l.4arsda Adisucipto, Yogyakarta, 55281. Telp. Q274) 5197C5, Faks. (0274) 557978
vr'ebsite : http :/t'p ps. u i n -su ka. ac. id, enrail:[email protected]. id.
Nonror : UIN.O2lDPPsi'iU.00919451 2016Lampiran: -
Perihal : Ijin Penelitian
NamaTempat/Tgl. LahirNomor IndLrkProgramProdi./KonsentrasiSemester
Tahun Akademik
Yogvaliarta. 01 N4aret 2016
Kepada Yth.Kepala SMP N 2 Servon Bantuldi
Yogyakarta
As s alamu' al aiktm yvr. v, Lt.
Daiam raigka menyeiesaikan tesis Program l\4agister (52) bagi mahasisrvaPascasarjana UI)'i Sunan Kalijaga Yogyakarta, bersama lni kami -.rrgf,u.up bantuanBapaldlbu/ Saudara untuk memberikan ijin peneiitian kepada mahasisr,va berikut :
SupriiratinBantul03-04-i9651420410224Magister (S2)BKIIV (empat)20t5DAt6
untuk melakukan penelitian tentang :
BIBLIOTERAPI ISLAMI GUNA MENINGKATKAN RASA PERCAYAANAK TUNA DAKSADibawah bimbingan dosen: Dr. Nurjanah, M.Si.
UIIil
Demikian atas bantuan dan kerjasama yang cliberikan. disampaikan terima kasih.
Was s al amu' al aikurn wr. v, b.
idi, M.A., M.Phil., Ph.D1002I 1207199503
I
2A0
PE N1 i-- IT INTA i] I',4 BUFAl-E}i BANIULDINAS PENI]Ii)IKAI.i DASAR
SVTP NEGtrR.X 2 SEWOI{Jalar I'arariglritis Km. 6 S*r'on llzintul- \-ogai:xrta:5188 B (0274) 1b624
i'.-nrail : t.!ryn:!!!rll&j
S U RAT I(ET-ERAI\]{;A}{
Noiitoi- : r121.-1 I
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMI' Negeri 2 Se*'on,
Kabupaten Bantul. Daerah istimer+'a Yogl'akarta, menerangkan bahrva :
Nama
NIM
Program Studi
Konsentrasi
PerguruanTinggi
SUPRII]ATIN, S.Pd.
1420414224
Pendidikan Islam
Bimbingan Konseling lslam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
benar-benar telah melaksanakan penelitian di SMP Negeri 2 Sern'on, Bantul, pada
tanggal 20 April s.d. 19 Mei 2016, untuk memperoleh data guna menyusun tesis
dengan judul: BIBLIOTERAPI ISLAMI Gt NA MENINGKATKAN
KEPERCAYAAI\I DIRI ANAK TUNA DAKSA (Studi Eksperimen di SMP
Negeri 2 Sewon)
Demikianlah, surat keterangan ini dibuat dengan dengan sebenarnya agar
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
21 Mei 2016Sekolah,
NAWI1A29197903t002
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri Nama : Suprihatin, S.Pd. Tempat/Tgl. Lahir : Bantul 03 April 1965 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat : Manding RT. 08, Desa Trirenggo, Kecamantan Bantul, Kabupaten Bantul. Telepon/HP : 085868947970 Email : [email protected]
B. Orang Tua Nama Ayah : Murdiwiyana Pekerjaan : Swasta Nama Ibu : Salami Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Gading daton, RT. 07, Desa Donotirto, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul.
C. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal
a. SD/MI : SD N Gading 1, Tahun Lulus 1977 b. SMP?MTs. : SMP N Panjag Rejo, Tahun Lulus 1982 c. SMA/SPG : SPG Negeri IKI Yogyakarta, Tahun lulus 1985 d. D3 : IKIP Negeri Yogyakarta, Tahun Lulus 1999 e. S1 : STKIP Bima, Tahun Lulus 2004 f. S2 : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun Lulus 2016
2. Pendidikan Non Formal a. Sesorah : Lembaga Kursus Baha Jawa Rumah Budaya Tembi b. Kempo : Bela Diri Kempo Dojo Dompu
D. Riwaya Pekerjaan
1. Mengajar di SMP N 5 Dompu NTB, dari Tahun 1990-2003 2. Dosen Luar Biasa di STKIP Bima, dari Tahun 2004-2006 3. Mengajar di SMP N 2 Sewon Bantul, dari Tahun 2003- sekarang.