cardios edisi 8

32
AKREDITASI ‘A’ ? Really ? A A A A A A A A A A A A A A A Akreditasi ‘A’ 'apakah hanya pemanis di ujung ijazah?' CARDIOS magazine issue: ISMKI CIMSA vs New : CME FK UII MEDICAL FACULTY/ UII / ED 8/ APRIL/ 2015 A

Upload: cardios-magazine

Post on 21-Jul-2016

253 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Cardios magazine edisi 8 bulan April mengupas mengenai arti dari akreditasi 'A', issue mengenai ISMKI dan CIMSA, dan berita- berita terkini dari FK UII serta internasional Welcome to critical and creative world !

TRANSCRIPT

Page 1: Cardios EDISI 8

AKREDITASI

‘A’ ?

Really ?AAAA

AAA

AA

A

A

A

AA

A

Akreditasi ‘A’ 'apakah hanya pemanis di ujung ijazah?'

CARDIOSmagazine

issue:

ISMKI CIMSAvs

New :

CMEFK UII

MEDICAL FACULTY/ UII / ED 8/ APRIL/ 2015

A

Page 2: Cardios EDISI 8

Pelindung dr. Linda Rosita, M.Kes., Sp.PK. DPM FK UII

PenanggungJawab Harry Kurniawan '12A.M Farid Santoso’ 12 Endah Kusumawardani '12

PimpinanRedaksi Abdillah Kristriyoga '12 Sekretaris & Bendahara Amiroh Dewi Kar�ka '13 Divisi Redaktor Kepala Divisi R. Zhafira Arrum Prabapa��s '12Anggota Anggit Mora Cita Harahap '14 Yoviena Kusuma Terich�a T'14Agung Fadlilah Ti�s Sadewa '14 Fina Idamatussilmi '14 Divisi EditorKepada Divisi Dwi Rizki Ananda '12Anggota Athaya Hanin Nabilah Fahsa '13 Dian Yuliarmi '13 Devimma Shary '13 Rahmadani Sasongko '14 Anindya Mandy '14 Shafarina Maulia Prasudia'14

Divisi Dana Usaha Prasetyo Raharjo '12

Divisi Desain GrafisKepala Divisi Mafiga Norrais N '12Anggota Si� Srimulya� '12 De�a Anandari Ilman '13 Hidayaning N. Syahbania '13 Muthia Tsabita R '14 Nas�� Putri Arimami '14

Lembaga Eksekutif MahasiswaFakultas Kedokteran

Universitas Islam Indonesia©2015

CARDIOSedisi 8

-April-

Akreditasi ‘A’..........1Nasib RSP.............4Subjektivitas dosen......6CME.........7 Catur dharma.......8ISMKI vs CIMSA......10Mahasiswa UII Gondol Emas....12Prodi DLP......13Lebih dekat dengan sosok sekitar...15Nepotisme kepanitiaan....16Kompre Keislaman...17Orang- orang (terpilih).....18Tips & trick.......19International issue....21Opini tentang FK....22Magang LEM.....23Kopy corner.....25Keislaman..........26Event : MEDEX......27Komik kedokteran......28

Assalamualaikum wr wb

Apa kabar kawan-kawanku? Semoga Allah selalu bersama kita dalam se�ap langkah. Cardios Magazine adalah persembahan dari Lembaga ekseku�f mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Edisi ini cardios akan membahas mengenai akreditasi yang ada di fakultas kita tercinta. Banyak yang bertanya-tanya mengenai aspek apa saja yang harus dipenuhi untuk mendapatkan nilai A, disini �m redaksi akan mencoba menjabarkannya. Dan �dak lupa akan mengulas aspek yang sudah ada dan yang masih dalam proses melengkapi. Beberapa isu terbaru mengenai CME dan OSCE keislaman akan dibahas di edisi ini. Tim redaksi akan menyajikan mengenai ISMKI dan CIMSA, juga bagaimana keduanya di Fakultas Kedokteran Universitas islam Indonesia.Terima kasih kepada �m redaksi Cardios yang telah mensukseskan dari menghimpun berita sampai dengan pendistribusian dari cardios edisi delapan ini. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penyusunan, konten, atau hal-hal lain yang kurang berkenan. Semoga majalah ini bisa menjadi salah satu pusat informasi andalan di fakultas kedokteran Universitas Islam Indonesia ini.

Wassalamualauikum wr wb

Sambutan Pimred

Desain : MNN

Page 3: Cardios EDISI 8

'apakah hanya pemanis di ujung ijazah?'

Akreditasi

Se�ap standar dan elemen dalam instrumen akreditasi dinilai menggunakan quality grade descriptor sebagai berikut: Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang, dan Sangat Kurang. Untuk menetapkan peringkat akreditasi, hasil penilaian kualita�f tersebut pada umumnya dikuan�fikasikan sebagai berikut.

Evaluasi dan penilaian akreditasi program studi kedokteran dilakukan oleh pakar sejawat (peer reviewer) berdasarkan pada kriteria akreditasi program studi kedokteran. Instrumen akreditasi program studi kedokteran terdiri atas: (1) Evaluasi-Diri Program Studi (2) Borang Program Studi, dan (3) Borang Unit Pengelola Program Studi (Fakultas).

AAAA

AAA

A

Ÿ Skor 4 (Sangat Baik), jika semua kinerja mutu se�ap standar atau elemen yang diukur sangat baik.

Ÿ Skor 3 (Baik), jika semua kinerja mutu se�ap standar atau elemen yang diukur baik dan �dak ada kekurangan yang berar�.

Ÿ Skor 2 (Cukup), jika semua kinerja mutu se�ap standar atau elemen yang diukur cukup, namun �dak ada yang menonjol;

Ÿ Skor 1 (Kurang), jika semua kinerja mutu se�ap standar atau elemen yang diukur kurang.

Ÿ Skor 0 (Sangat Kurang), jika semua kinerja mutu se�ap standar atau elemen yang diukur sangat kurang atau �dak ada.

akultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Fprogram studi kedokteran tengah menjalani konsistensinya dalam menjaga amanah dengan

penilaian akreditasi A. Perjuangan selama bertahun-tahun telah dilalui para sivitas akademika dari masa pembentukan Fakultas Kedokteran hingga sekarang. Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT) yang didirikan pada tahun 1994 berlandaskan UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sebagai satu satunya badan akreditasi yang diakui oleh pemerintah pada waktu itu, BAN-PT memiliki wewenang untuk melaksanakan sistem akreditasi pada semua ins�tusi pendidikan �nggi melipu� Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Perguruan Tinggi Agama (PTA) dan Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK), program pendidikan jarak jauh, serta program-program kerjasama dengan ins�tusi pendidikan �nggi di dalam negeri yang ditawarkan oleh ins�tusi pendidikan �nggi dari luar.

1/cardiosmagz/ed8

HEADLINE

Page 4: Cardios EDISI 8

- Yang terakreditasi diberi peringkat: Ÿ A (Sangat Baik) dengan nilai

akreditasi 361 - 400Ÿ B (Baik) dengan nilai akreditasi 301

- 360Ÿ C (Cukup) dengan nilai akreditasi

200 – 300- Tidak Terakreditasi dengan nilai

akreditasi kurang dari 200

Seluruh rangkaian pembangunan d i p e r k i ra ka n s e l e s a i ta h u n 2 0 1 7 , “pembangunanya memerlukan waktu 2 tahun dan semoga selesai tahun 2017”, tutup dr. Linda

Rumah sakit adalah elemen vital. Sebagai salah satu universitas yang memiliki Fakultas Kedokteran akreditasi A seharusnya fasil itas semacam rumah sakit untuk pela�han dokter muda atau yang lebih dikenal dengan koas sudah tersedia tapi hingga 13 tahun fakultas kedokteran uii (�uii) berdir i belum memil ik i rumah sakit pendidikan utama milik sendiri.

Penentuan skor akhir merupakan jumlah dari hasil penilaian (1) Evaluasi-diri program studi (10%), (2) Borang program studi (75%), dan (3) Borang unit pengelola program studi (15%). Adapun masa berlaku akreditasi Program Studi Kedokteran untuk semua peringkat akreditasi adalah selama lima tahun.

Hasil akreditasi ins�tusi perguruan �nggi dinyatakan sebagai terakreditasi dan tidak terakreditasi.

Beberapa poin yang menyumbang nilai besar dalam borang penilaian yaitu rata-rata masa studi lulusan dan IPK rata-rata (3.37) serta upaya pengembangan dan peningkatan mutu lulusan: jenis program yang dilakukan dan efek�vitas pelaksanaannya (3.37).

Selain nilai yang besar, dalam borang penilaian juga terdapat banyak poin mengenai rumah sakit pendidikan, seper�: fasilitas penunjang proses belajar mengajar di rumah sakit pendidikan dan sarana pelayanan kesehatan lain. (Kamar KoAss jaga; perpustakaan, internet, ruang diskusi, laboratorium) (0.64), Keberadaan prasarana lain yang menunjang (misalnya tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik) (0.64), ketersediaan Rumah Sakit Pendidikan yang memenuhi persyaratan kualifikasi, jumlah dan variasi pasien rawat inap dan rawat jalan, jumlah SDM sebagai sarana pendidikan klinik yang menjamin tercapainya Kompetensi Dokter Indonesia (1.27). Rumah sakit pendidikan yang kini masih dalam imajinasi para mahasiswa belum mendapat ��k terang. Harapan memiliki rumah sakit pendidikan merupakan salah satu upaya dalam m e m p e r ta h a n ka n a k re d i ta s i A d a n mempermudah para mahasiswa dalam menjalankan pendidikan klinik.

Seper� peribahasa “bak gayung bersambut” pihak universitas islam indonesia akhirnya membuat rencana membangun sebuah rumah sakit yang diperuntukan untuk pela�han bagi mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Rencana ini sebenarnya sudah lama didengungkan tapi baru sekarang muncul kembali dan menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan.

Pembangunan rumah sakit akan dimualai tahun 2015, “Pembangunan rumah sakit insya Allah akan dimulai tahun ini, doakan saja”, papar dr. Linda dekan Fakultas Kedokteran UII. Rumah Sakit akan dibangun di daerah Bantul Yogjakarta yaitu kecamatan Pandak kabupaten Bantul”, tambah dr. Linda hingga saat ini proyek pembangunan sudah mencapai tahap pelepasan tanah.

Poin-poin tersebut diatas hanyalah sebagian keci l peni la ian terhadap Program Studi Kedokteran. Bukan hanya pihak fakultas yang berperan dalam mempertahankan akdreditasi A, namun pihak mahasiswa dan seluruh civitas a k a d e m i k a F a k u l t a s K e d o k t e r a n Universitas Islam Indonesia.

2/cardiosmagz/ed8

AKREDITASI

A ?

Rumah sakit pendidikan

merupakan salah satu elemen vital

kok bisa

? “A”?

(Sumber: Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, 2014)Penulis : RZAPEditor : DRADesain : MNN

Page 5: Cardios EDISI 8

Opini

Predikat Akreditasi A yang dimiliki Fakultas Kedokteran UII sejak tahun 2012 iniSeberapa Pen�ng Predikat Akreditasi A Bagi Mahasiswa? (Opini) ternyata disambut s e n a n g o l e h p a ra m a h a s i s wa d a n mahasiswinya. Predikat inipun menjadi salah satu alasan mengapa memilih Fakultas Kedokteran UII sebagai tempat menuntut ilmu.“ Kebetulan pas saya menda�ar FK UII, akreditasi nya masih B dan ke�ka ospek ada info bahwa FK UII dapat akreditasi A jadinnya ya makin bangga, sebelumnya saya memilih FK UII k a r e n a b e r n a f a k a n i s l a m i ”, u c a p Habiburrahman selaku ketua angkatan FK UII 2012 ke�ka ditanyai apa alasan memilih FK UII.

Seberapa Penting Predikat Akreditasi ‘A’ Bagi Mahasiswa?

Predikat yang baru di dapat 2

tahun belakangan ini tentu saja telah

membuat perubahan – perubahan

contohnya saja pada sistem kurikulumnya,

ke�ka masih menyandang akreditasi B FK

U I I m e m a ka i K B K 2 0 0 5 d a n s e j a k

menyandang akreditasi A telah memakai

KBK 2011. “Perubahan kurikulum dan

pengajaran udah diperbaiki dan bagus

banget dibandingkan KBK 2005.” tutur Tirta

yang sempat merasakan beberapa bulan FK

UII yang masih berakreditasi B kala itu. Bagi

seorang mahasiswa predikat akreditasi A

adalah hal yang sangat berar� karena

terkait dengan almamaternya. Seper� yang

di alami angkatan 2010yang memiliki ijazah

yang berakreditasi A. “Walaupun kakak –

kakak angkatan 2010 mempunyai ijazah

berakreditasi A tetapi �dak sempat

merasakan KBK 2011 karena sistem yang

telah berjalan �dak bisa diubah begitu

saja”. ucap Tirta selaku menjabat sebagai

komisi 1 DPM periode 2014 – 2015 ini.

M e n u r u t H a b i b b u r a h m a n , Fakultas Kedokteran UII berdiri pada tahun 2001 dan mampu meraih akreditasi A dalam kurun waktu 11 tahun bukanlah hal yang terbilang biasa. Akreditasi A merupakan hal yang cukup pen�ng, karena menjadi harapan yang besar bagi mahasiswa dan mahasiswinya agar memacu adanya perubahan – perubahan yang semakin baik terhadap sarana prasana perkuliahan baik secara sistem maupun fasilitas. “Selain itu juga meningkatkan kualitas mahasiswa dan berhubungan dengan almamater, misalnya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih �nggi.” sambung Habiburrahman kala itu.

Akreditasi�ʻAʼ�memberi�semangat�

baru�

Banyak opini dan pertanyaan yang muncul tentang sebuah fakultas dan akreditasi yang baik, apakah hanya sekedar predikat atau memang untuk memacu peningkatan fakultas itu sendiri. Fakultas yang menyandang akreditasi A tentu saja harus lulus beberapa tes maupun syarat – syarat yang berlaku dan mengalami perubahan sistem setelah menyandang akred i tas i A untuk mempertanggungjawabkan predikat tersebut. Untuk menyandang predikat ini tentu saja ada syaratnya, seper� ada jumlah minimal dosen yang berjenjang S1, S2, S3 dan doktor, . Menurut Habiburrahman, kualitas dosen FK UII sudah baik dan seimbang antara dosen senior dan pengajar muda, tetapi yang masih menjadi perbincangan di antara mahasiswa dan mahasiswi adalah masalah subjek�vitas dalam menilai yang masih berbeda – beda. Selain itu juga produk�vitas karya ilmiah, dan perandari fakultas mulai dari pengaturan pengajar sampai staff karyawan dan sistem pendidikannya sendiri juga merupakan syarat – syarat untuk meraih

Akreditasi A yang disandang ole FK UII bukanlah hal yang bersifat selamanya melainkan predikat ini mempunyai masa ak�f selama 5 tahun, maka dari itu masa ak�f akreditasi A untuk FK UII hanya berlaku sampai tahun 2017. Lalu untuk dapat mempertahankan predikat ini, tentu saja harus selalu memenuhi syarat – syarat yang berlaku dan hal ini tentu saja melibatkan para mahasiswa dan mahasiswinya untuk selalu bertanggung jawab atas tugas-tugasnya.

Tirta Yudha Sulaiman

Habiburrahman E

3/cardiosmagz/ed8

Penulis : AMCHEditor : DRADesain : MNN

Page 6: Cardios EDISI 8

umah Sakit Pendidikan (RSP), frasa yang

cukup bersahabat di setiap telinga

mahasiswa kedokteran, tetapi jika diusik

keberadaannya dan kebermanfaatannya terkadang

membuat bunga yang mekar menjadi layu. RSP

adalah Rumah Sakit yang berfungsi tidak hanya

pelayanan, tetapi memiliki poin ganda yaitu pada

pendidikan dan penelitian. Selain itu perbedaan RSP

dengan RS pada umumnya adalah pandangan

masyarakatnya. RSP memiliki 3 tipe, yakni RSP

Utama, RSP Afiliasi, dan RSP Satelit. RSP utama

adalah RS Jejaring Institusi Pendidikan kedokteran

yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik

peserta didik untuk memenuhi seluruh atau

sebagian besar modul pendidikan sementara

perbedaan RSP afiliasi dan satelit hanyalah pada

besar modul pendidikannya. Setalah dapat

membedakan ragam RSP yang mungkin belum

lengkap keberadaannya pada setiap institusi

pendidikan dokter di Indonesia, tetapi seyogyanya

mahasiswa kedokteran mengetahui terlebih dahulu

tentang RSP itu sendiri.

RSP memang tidak melulu pada

pembangunan rumah sakit sendiri yang dilakukan

institusi tersebut, tatapi lebih menjelaskan bahwa

RSP adalah rumah sakit yang seminimalnya sudah

berjalan sebagai rumah sakit sebagaimana mestinya

selama 3 tahun, setelah 3 tahun beroperasi barulah

dapat difungsikan sebagai RSP. Namun

kenyataannya masih terdapat beberapa institusi

yang dapat membangun RSP sendiri tanpa

menjadikannya rumah sakit terlebih dahulu yang

pada akhirnyapun dirasakan kegagalannya pada

pembangunan RSP itu sendiri. Esensi dari RSP tidak

lain adalah pada 3 poin utama yaitu pelayanan,

pendidikan, dan penelitian. Tetapi yang menjadi

kendala utama pada RSP yang ada yaitu pada poin

pelayanan, yang seharusnya ketiga poin tersebut

bersinergi, tetapi ketika pelayanan memburuk maka

sudah dapat dipastikan pandangan buruk

masyarakat akan tercipta. Masalah yang mendasar

disini adalah tingkat kepercayaan masyarakat sendiri

pada RSP yang rendah, masyarakat pada umumnya

tidak bersedia untuk ditangani oleh dokter muda

yang masih dalam masa pendidikan.

R

4/cardiosmagz/ed8

Tulisan Pembaca

Page 7: Cardios EDISI 8

Ditambah terkadang pelayanan dari RSP itu sendiri

yang kurang dan terkadang perilaku dari dokter

muda yang tidak sesuai norma. Kalau sudah seperti

ini, maka dapat dipastikan nama dari RSP akan

tercoreng dan lama-kelamaan RSP akan sepi dari

pengunjung. Terkadang RSP didirikan bukan atas

unsur kebermanfaatan dan 3 poin utama RSP yang

sudah dijelaskan, tetapi atas dasar prestisius untuk

menarik para calon mahasiswa dan calon investor.

Pendirian RSP sendiri tidak semudah

mengisi soal responsi. Banyak pihak terkait dalam

pendirian RSP, seperti dekanat, rektorat, pemerintah

daerah, pemerintah tingkat 1, kementerian

pendidikan, kementerian kesehatan, dan juga peran

dari investor atau penyokong dana jika PTS. Dari

berbagai pihak tersebut dibutuhkan sinergisitas

asupan dana yang cukup. Satu hal yang sederhana

tetapi cukup krusial yaitu MoU untuk perjanjian

setelah RS beroperasi selama 3 tahun dan

pengalihan fungsi menjadi RSP.

Banyak sekali permasalahan pada hal sepele

tersebut, biasanya dipengaruhi oleh faktor

pemegang dana tertinggi yang sudah terlanjur

nyaman dalam status komersil rumah sakit yang

dibangunnya padahal niat awalnya akan dijadikan

RSP ketika sudah beroperasi minimal 3 tahun dan

mendapat antusias dari masyarakat.

Masalah lain juga dari sinergisitas beberapa

pihak yang terlibat dalam pembangunan RSP, tidak

sedikit institusi yang mengalami hal serupa. Ketika

pemegang dana dan rektorat sudah sepakat untuk

pendirian RS yang nantinya dijadikan RSP, terkadang

hambatan datang dari dekanat yang kurang

sependapat dengan rektorat maupun pemegang

dana, alasan paling sering muncul kepermukaan

adalah kebermanfaatan, efektifitas, dan sebagainya.

Dan alhasil ketika sinergisitas tidak terwujudmaka

tidak akan terwujud suatu RSP yang sebagaimana UU

dan PERMENKES niscayakan.

5/cardiosmagz/ed8

Penulis : DMP Editor : DRA

Desain : NPA

Penulis : Dany Martha Pradipta Editor : DRADesain : NPA

Page 8: Cardios EDISI 8

Subjek�f merupakan sebuah kata yang �dak terdengar �dak a-sing di telinga kita. Apa ar� subjek�f? Subjek�f adalah panda-ngan seseorang terhadap sesuatu dan hal ini merupakan sesuatu yang sangat wajar dan dapat terjadi kapanpun dan dimanapun.

Subjek�vitas yang dilakukan dosen dalam memberikan nilai me-rupakan topik yang sering dibicarakan oleh mahasiswa FK UII, terutama mengenai penilaian ke�ka OSCE dan kegiatan tutorial. Sebagai contoh, mahasiswa biasanya akan memperha�kan sia-pa dosen yang akan mengujinya saat OSCE. Mahasiswa biasanya akan lebih tenang dalam menghadapi OSCE saat pengujinya me-rupakan dosen yang ia kenal baik meskipun merasa kurang persiapan. Sebaliknya, ia akan merasa begitu cemas saat diuji o-leh dosen yang �dak begitu ia kenal. Ditambah lagi dengan kabar yang beredar bahwa dosen tersebut terkenal ‘pelit’ dalam mem-beri nilai. Biasanya bila berada di keadaan seper� itu, persiapan yang sudah matang pun dapat meluap seke�ka akibat rasa cemas yang berlebih.

Tak jarang mahasiswa mengeluhkan kerugian dari subjek�fitas dosen dalam penilaian akademik.

“Kok OSCE ku gak lulus ya? Padahal udah dilakuin semua loh”, atau

“Kenapa nilai keak�fan kita cuma segini? Padahal kalau tutorial ngga pernah sepi”

Ya, itulah dua dari banyak kalimat sejenis yang seringkali dilontarkan mahasiswa FK UII. Dengan adanya keluhan semacam itu, maka mahasiswa akan mulai memberi tanda ‘dosen A pelit’, ‘dosen B baik’, dan lain sebagainya. Hal tersebut justru berdampak nega�f, karena kedepannya mahasiswa akan berharap untuk �dak bertemu dosen yang ‘pelit’ tadi, baik saat OSCE maupun pada kegiatan tutorial yang selanjutnya.

Pihak fakultas sebenarnya sudah mencoba untuk meminimalisir subjek�vitas dosen melalui penyedia rubrik penilaian yang diser-tai dengan indikatornya, selain itu juga diberikan pela�han mengenai penilaian keak�fan tutorial untuk para tutor. Meski-pun begitu, kenyataannya hal-hal tersebut masih belum cukup untuk menghilangkan subjek�vitas dosen tersebut.

Seorang pendidik, dalam hal ini adalah dosen, seharusnya �dak mengis�mewakan seorang mahasiswa hingga �dak memberi kesempatan pada mahasiswa lain. Mampu menilai mahasiswa secara objek�f merupakan salah satu acuan profesionalismenya. Dengan minimnya subjek�vitas dalam penilaian, maka semakin �dak profesional dosen tersebut sebagai seorang pendidik

Penulis : DSEditor : NFDesain : DAI

6/cardiozmagz/ed8

Page 9: Cardios EDISI 8

Tahukah kalian dengan CME? Kali ini �m CARDIOS berkesempatan untuk mewawancarai dr. Abdul Basith selaku ketua CME FK UII. Ialah Con�nuing Medical Educa�on yang merupakan kepanjangan dari CME, salah satu program Pengembangan Pendidikan Kepro-fesian Berkelanjutan bagi insan kedokteran di FK UII

Dipionir oleh beberapa tokoh, CME berdiri pada tahun 2007, dengan penggagas Prof. Dr. dr. Rusdi Lamsudin, M.Med. Sc, Sp. S (K) selaku dekan waktu itu. Kegiatan CME pertama FK UII diselenggarakan oleh mahasiswa angkatan 2001 periode sumpah pertama. Saat itu, kegiatan ini menjadi salah satu syarat bagi calon dokter yang akan lulus

Program CME sendiri ditujukan terutama untuk segenap civitas kedokteran yang ingin menambah atau memperbaharui pengeta-huannya tentang ilmu-ilmu kedokteran. CME ini bisa diiku� oleh mahasiswa kedokteran, koass, dokter umum, dokter spesialis bahkan terkadang juga diiku� oleh masyarakat umum. Tujuan CME ini adalah untuk mewadahi dan menyelenggarakan kegiatan pengembangan pendidikan kedokteran berkelanjutan. Seiring dengan perkembangan zaman, terlebih ilmu kedokteran yang begitu pesat baik itu ilmu terbaru tentang suatu penyakit, tentu dengan begitu para dokter juga dituntut untuk selalu memperbaharui ilmunya agar selalu bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pasiennya.

“Manfaatnya lumayan banyak, contohnya mahasiswa bisa menge-tahui perkembangan terbaru dari dunia kedokteran, tentang penatalaksanaan terbaru tentang suatu penyakit, dan tentunya pas� akan bisa menambah wawasan mahasiswa itu sendiri. Disam-ping itu, mahasiswa juga diharapkan akan bertambah mo�vasinya untuk selalu memperbaharui ilmu yang didapatnya, serta termo�-vasi oleh pembicara yang didatangkan, karena yang memberi materi pas� merupakan dokter yang ahli dibidangnya,” jawab dr. Basith

Seminar-seminar besar yang ru�n diadakan oleh CME memang terkenal menguras banyak biaya, terutama bagi mahasiswa. Na-mun menurut penjelasan dr. Basith mengenai manfaatnya terha-dap mahasiswa kedokteran, dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya dan waktu yang direlakan untuk mengiku� seminar akan terbalas dengan seubrak manfaatnya kepada kita sebagai calon dokter yang lebih baik dengan wawasan yang lebih luas kede-pannya

Se�ap informasi terbaru tentang seminar-seminar CME dapat dilihat melalui akun media sosial CME FK UII, salah satunya melalui akun Instagram : CMEFKUII2015

Penulis : FIEditor : YKTTDesain : DAI

7/cardiozmagz/ed8

Page 10: Cardios EDISI 8

Program Studi Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Indonesia merupakan salah satu

FK yang memiliki akreditasi A, akreditasi ini

berhasil diraih pada tahun 2012 lalu ketika FK UII

berusia sebelas tahun. Tahukah kalian bahwa FK

UII merupakan salah satu Fakultas Kedokteran

yang menghasilan “5 Stars Doctor” dengan biaya

termurah? Akhir-akhir ini dikabarkan adanya

kenaikan biaya catur dharma untuk angkatan

2015, yang tadinya minimal dengan biaya 100 juta

rupiah kini menjadi 175 juta rupiah.

Kecenderungan naiknya catur dharma setiap

tahun sering dipandang sebelah mata. Selain itu

kenaikan catur dharma menyebabkan orang

mengernyitkan wajah dan bertanya-tanya. Masuk

akal kah naiknya catur dharma yang sedemikian

tingginya? Nah, untuk mengetahui maksud dibalik

naiknya biaya Catur Dharma tim Cardios

melakukan wawancara dengan dr Syaefuddin Ali

Akhmad.

Dr. Udin, sapaan akrab untuk beliau,

mengatakan jika FK UII sedang melakukan sebuah

repositioning, tujuannya untuk mempertahankan

kualitas bagus yang sudah digenggam selama ini.

Selain itu Fakultas Kedokteran UII juga ingin

memberikan kesan jika dirinya mampu bersaing di

level nasional maupun internasional. Dalam rangka

untuk terus mewujudkan diri sebagai Fakultas

Kedokteran yang unggul dan menghasilkan dokter

yang bermanfaat bagi masyarakat, mampu

menerapkan nilai-nilai Islami serta berdaya saing

tinggi, memiliki keunggulan dalam keislaman,

keilmuan, kepemimpinan, keahlian, kemandirian,

dan profesionalisme sesuai misinya Program Studi

Pendidikan Dokter FK UII harus terus melakukan

pengembangan. Namun di samping adanya

kekuatan dari tenaga pendidik yang handal dan

profesional, FK UII masih memiliki “PR” dan

tantangan agar mampu bersaing dalam

memperebutkan mutu terbaik sesuai kompetensi

negara-negara maju. Salah satu langkah nyata

pengembangan yang dilakukan adalah mendorong

para dosen untuk melakukan publikasi di forum

internasional. Untuk dapat berlari cepat mengejar

agar mendapatkan kualitas yang setingkat dengan

Fakultas Kedokteran di negara maju

konsekuensinya adalah pemasukan dari rektorat

untuk pengembangan di dalam FK memang harus

naik. Pemasukan paling besar datang dari catur

dharma mahasiswa karena rumah sakit pun belum

berdiri. Pada tahun 2010 Fakultas Kedokteran UII

sempat mendapatkan hibah dari Direktorat

Jenderal Perguruan Tinggi, Health Professional

Education Quality (HPEQ) sebanyak 13,1 milyar

rupiah.

Beberapa dari teman-teman pasti

menanyakan “Kenapa sih lift di laboratorium

dimatikan?”. Hal tersebut merupakan salah satu

bentuk penghematan. Dilihat dari efisiensinya

menggunakan lift memang tidak begitu

dibutuhkan, selain itu menggunakan tangga juga

lebih memiliki banyak manfaat. Sekali “naik” lift

diperlukan biaya sebesar Rp 20.000,00.

Terbayangkan berapa banyak uang yang harus

dihabiskan hanya untuk naik lift dalam sehari saja?

Uang tersebut dimanfaatkan atau dialihkan untuk

hal yang lebih berguna. Misalnya aliran dana

tersebut digunakan untuk perbaikan dan

penambahan fasilitas baru di lingkungan FK yaitu

kamar mandi, tempat parkir, dan taman. Selain itu

untuk menunjang kebutuhan mahasiswa untuk

mencari journal FK UII sudah berlangganan Clinical

Key yang dapat diakses di area FK. Kemudian di

tahun 2015 ini juga sudah direncakan peletakan

batu pertama untuk Rumah Sakit milik UII yang

akan di bangun di Bantul, karena terletak jauh dari

lokasi dimana kegiatan perkuliahan diadakan maka

FK UII juga harus menyiapkan kendaraan (Shuttle

Bus) untuk menuju RS dan dormitory sebagai

tempat tinggal sementara. Sebagai penutup dr.

Udin menambahkan bahwa Fakultas Kedokteran

rencananya akan memiliki gedung sendiri yang

letaknya tidak jauh dari laboratorium pribadi FK.

Jadi, sekarang masih mau memandang sebelah

mata kenaikan catur dharma?

Ĩ ÑŌÞÕÒŒ : SMP ĜŇÒPŎǾ : RHM

Desain : NPA

8/cardiosmagz/ed8

Penulis : SMPEditor : RHMDesain : NPA

Page 11: Cardios EDISI 8

9/cardiosmagz/ed8

Page 12: Cardios EDISI 8

CIMSAvs

e b e r a p a m a h a s i s w a Bmungkin sudah tak asing

lagi dengan dua is�lah

tersebut terutama para ak�vis kampus.

Sebelum lebih jauh mengenal dua organisasi

t e r s e b u t , b e r i k u t s e j a r a h s i n g k a t

terbentuknya ISMKI (Ikatan Senat Mahasiswa

Kedokteran Indonesia) yang dipelopori oleh

tokoh nasional yaitu dokter Wahidin

Sudirohusodo seorang penggagas berdirinya

Budi Utomo, beliau menggagas organisasi

berbangsa melalui pendidikan dalam rangka

meninggikan kehormatan bangsa. Gagasan

ini selanjutnya diimplementasikan oleh

mahasiswa kedokteran yaitu dr. Sutomo dan

teman-teman. Sejak tanggal 20 Mei 1908

organisasi Boedi Utomo lahir dan diperinga�

sebagai hari kebangkitan nasional, sebuah

hari awal pergerakan nasional menuju

kemerdekaan bangsa.

P a d a t a h u n 1 9 6 6 , s e l u r u h

m a h a s i s wa d i t u nt u t a ga r m e m i l i k i

profesionalisme yang �nggi. Desakan

tersebut yang akhirnya mendorong

mahasiswa kedokteran untuk membentuk

suatu wadah yang dapat menyatukan

asp i ras i da lam rangka peningkatan

profesionalisme mahasiswa kedokteran.

Organisasi tersebut adalah IMKI (Ikatan

Mahasiswa Kedokteran Indonesia) yang

m e r u p a k a n o r g a n i s a s i m a h a s i s w a

kedokteran berskala nasional pertama.

Akhirnya setelah dilakukan konsolidasi antar

fakultas-fakultas kedokteran, terbentuklah

organisasi IMKI melalui deklarasi Cimacan

pada tahun 1969, dengan ketua terpilih Biran

Affandi. Pada awal pembentukannya,

keanggotaan IMKI adalah keanggotaan

personal dan bukan keanggotaan senat

mahasiswa. Setelah pembentukan IMKI,

banyak kegiatan yang diselenggarakan salah

satunya adalah mengirim delegasi untuk

menghadiri World University of Medical

Students di India pada tahun 1972 yaitu

pertemuan mahasiswa kedokteran seluruh

dunia yang dihadiri delegasi dari berbagai

negara.

Pemerintah melalui dr. Abdul Gafur

mengadakan pendekatan kepada Senat

Mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk

m e m b e nt u k I kata n S e n at M h a s i swa

Kedokteran Indonesia. Respon awal berasal

dari Senat Mahasiswa UNHAS, hingga

akhirnya dilakukan pra MUNAS ISMKI I di

M a k a s a r y a n g d i w a r n a i b e r b a g a i

pertentangan pendapat antar peserta yang

hadir. Pada awalnya sebagian besar peserta

menolak pembentukan ISMKI dan bersikeras

mempertahankan IMKI. Akhirnya setelah

dilakukan lobi-lobi dan pendekatan disepaka�

akan dilaksanakan Munas ISMKI I di Makasar

p a d a b u l a n S e pte m b e r 1 9 8 1 . I S M K I

dideklarasikan di Makasar pada tanggal 20

September 1981.

dr. Sutomo

i�ue

10/cardiosmagz/ed8

Page 13: Cardios EDISI 8

Pro kontra masih terjadi diinternal Fakultas

Kedokteran UII mengenai CIMSA yang dikabarkan

akan memasuki civitas akademika Fakultas

Kedokteran UII, berikut tanggapan mahasiswa

kelahiran Bima, 04 November 1995, “Dalam

pembicaraan informal memang ada diskusi

mengenai isu kehadiran CIMSA di Fakultas

Kedokteran UII. Berbagai pro dan kontra muncul

sehubungan dengan adanya isu ini. Kami sebagai

p impinan lembaga sangat mengapres ias i

antusiasme dari mahasiswa Fakultas Kedokteran UII

untuk mau mendiskusikan masalah ini. Tentu saja

perlu kajian yang mendalam dari kami mengenai isu

ini. Perlu di lakukan kajian dari berbagai macam sisi

seper� dari sisi kebermanfaatan dan juga

ketersediaan SDM dari kita. Kami sangat terbuka

apabila ada rekan-rekan dari cimsa maupun

organisasi kesehatan lain yang ingin berdiskusi

dengan kami.”

“Terlepas dari bagaimana proses CIMSA terbentuk, menurut saya �dak

menjadi masalah apabila suatu organisasi didirikan dengan alasan untuk

kepen�ngan masyarakat luas. Permasalahannya adalah ke�ka sebuah organisasi

didirikan atas dasar kekecewaan beberapa pihak terhadap pihak tertentu dalam

ar�an ingin menandingi atau menyaingi. Karena pada dasarnya hal tersebut akan

memicu terjadinya konflik yang lebih panjang antara pihak-pihak terkait. Ini

berlaku untuk seluruh organisasi, baik organisasi kemahasiswaan maupun

organisasi pemerintahan. Fakultas Kedokteran UII sampai saat ini hanya ada satu

organisasi afiliasi dalam hal ini bidang kesehatan/kedokteran yaitu ISMKI. Untuk

alasan spesifiknya saya kurang tahu sejarahnya dahulu seper� apa. Tapi yang jelas

jika dilihat dari sudut pandang alur kerjasamanya maka ISMKI memungkinkan

untuk

Harapan saya terhadap ISMKI dan

“CIMSA kedepannya: Tentu saja

harapan yang paling ideal adalah

kembali menyatunya ISMKI dan CIMSA. Namun

melihat realita yang ada, saya berharap kedepannya

ISMKI dan CIMSA bisa berjalan beriiringan saling

melengkapi sa l ing bahu membahu untuk

membantu mensejahterakan kehidupan bangsa.

Konflik serta pro dan kontra itu akan selalu ada.

Tinggal bagaimana cara kita menyikapinya. Terlepas

dari pro dan kontra mengenai isu cimsa yang akan

masuk ke � uii, satu point pen�ng yang ingin saya

sampaikan disini adalah bagaimana kita sebagai

pelaku organisasi �dak menjadikan rasa kecewa

atau ke�dakpuasaan terhadap pihak lain sebagai

momentum. Tapi cobalah ambil momentum ke�ka

keberadaannya memang dibutuhkan, ke�ka

memang manfaatnya sangat menguntungkan.”

Imbuh pria yang memiliki mo�o hidup 'mustahil

berlabuh bila dayung tak terkayuh', di akhir

wawancara.

diterapkan karena memang saling berkaitan dengan

BEM/LEM tanpa mengganggu dinamika pergerakan

BEM/LEM ins�tusi. Sementara jika di lihat dari sudut

pandang ketersediaan SDM Fakultas Kedokteran UII

maka termasuk dalam kategori minim SDM. ISMKI

menyesuaikan ha l tersebut dengan �dak

menjadikan SDM masing-masing ins�tusi sebagai

fokus utama pengembangan organisasi tersebut.”

Ungkap Farid yang menjabat sebagai Kepala Unit

Internal Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FK

UII.

enurut AM Farid Santoso yang saat ini menjabat sebagai Mwakil ketua LEM menyebutkan bahwa, “ISMKI adalah

organisasi afiliasi yang merupakan representasi dari

BEM/LEM FK seluruh indonesia. Keanggotaannya adalah otoma�s untuk seluruh

mahasiswa kedokteran, sedangkan CIMSA adalah organisasi mahasiswa

kedokteran yang berbasis individu. Dahulu sebelum adanya CIMSA, nama

organisasi yang mewadahi pergerakan mahasiswa kedokteran adalah ISMKI.

Dalam ISMKI terjadi gejolak internal yang menyebabkan beberapa orang anggota

ISMKI memutuskan memisahkan diri dari ISMKI dengan membentuk organisasi

baru yaitu CIMSA. Semua berawal dari munas ke IX di Surabaya, saat itu terpilih

Ardiansjah Dara Syahrudin (USAKTI) sebagai sekjen ISMKI yang mengalahkan

saingannya Nur Azid Mahardinata (UGM). Kekalahan tersebut menimbulkan

kekecewaan dari beberapa pihak yang mendukung Nur Azid Mahardinata. Hal ini

terus berlanjut selama periode 1999-2001, sampai pada akhirnya dari diskusi-

diskusi informal, muncul kesepakatan untuk meminta sekjen ISMKI mundur.

Permintaan tersebut disebabkan sekjen ISMKI �dak mampu melanjutkan

networking internasional seper� yang mereka harapkan. Sementara sekjen

terpilih saat itu menginginkan adanya perbaikan internal. Kesepakatan tersebut

akhirnya dilontarkan secara resmi pada rapat koordinasi Pengurus Harian Nasional

menjelang Pramunas Bali pada waktu itu di USAKTI Jakarta untuk meminta sekjen

ISMKI mundur atau mereka yang akan mundur dari jabatan mereka. Namun

permintaan tersebut ditolak mentah-mentah oleh sekjen ISMKI dan didukung

oleh beberapa Pengurus Harian Nasional karena mereka menganggap sekjen

terpilih secara kons�tusional dan �dak ada pelanggaran organisasi yang dilakukan.

Keadaan semakin memanas sampai ke munas Bali tahun 2000 yang �dak berhasil

menyelesaikan ketegangan kedua belah pihak. Pihak yang kecewa dengan �dak

jadi mundurnya sekjen ISMKI saat itu akhirnya benar-benar melaksanakan

ancaman mereka untuk mundur dari jabatan mereka di ISMKI. Pembicaraan

intensif terus dilakukan oleh pihak-pihak yang kecewa ini. Akhirnya muncul

wacana untuk membentuk sebuah organisasi baru yang sekarang dikenal dengan

sebutan CIMSA.”

...cobalah ambil momentum ketika

keberadaannya memang dibutuhkan, ketika memang

manfaatnya sangat menguntungkan

11/cardiosmagz/ed8

- A.M Farid Santososumber : www.ismki.orgPenulis : RZAPEditor : DSDesain : MNN

Page 14: Cardios EDISI 8

alah satu mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil

meraih Medali Emas di event ‘Scientific Fair’ yang diadakan di

Universitas Udayana, Bali. Scientific Fair adalah ajang karya

ilmiah nasional yang khusus diikuti oleh mahasiswa kedokteran

maupun sekolah kesehatan se-Indonesia. Acara ini meliputi lomba

KTI, essai, video ilmiah, poster ilmiah dan poster publik. Serangkaian

acara dimulai tanggal 12-15 febuari 2015.

Helmi Zunan (19) mahasiswa semester II Fakultas Kedokteran,

mendapatkan medali emas diajang berskala nasional ini. Dia

mendapatkan emas di kategori poster ilmiah, “Lombanya tuh banyak,

tapi aku masuk yang kategori poster ilmiah” jelas Helmi. Helmi

mengangkat judul mengenai terapi alternatif atsma, “Jadi aku buat

penelitian mengenai lilin herbal berbahan daun sirih yang nantinya

berguna bagi anak-anak penderita atsma.” Lanjut Helmi.

Persiapan lomba butuh kerja ekstra karena bersamaan dengan

pelaksanaan ujian osce (ujian skill bagi mahasiswa kedokteran)

,”persiapanya emang agak susah karena bertepatan sama osce , ya

tapi alhamdulillah hasilnya , seneng .” tambah pria yg terkenal ramah

ini.

“Selain mendapatkan pengalaman, banyak juga yang didapatkan

ketika mengikuti lomba . Ya, selain ikut lomba disana kita juga bisa

dapet kenalan baru, bisa jalan- jalan juga. hehehe.” Tutup helmi

sambil tersenyum lebar.

S

12/cardiosmagz/ed8

P enulis : AFTS

Ed itor : DRA

Desain : NPA

Page 15: Cardios EDISI 8

Pendirian prodi DLP sebenarnya memilki lima dasar, yaitu:a.Internasionalisasi. Pendirian prodi DLP ini ditujukan untuk kesetaraan sehingga diharapkan mampu meningkatkan taraf kesehatan masyarakatb.Regulasi. Prodi DLP terdapat dalam UU Pendidikan Kedokteran, sebagai syarat pendiriannya, fakultas ke d o k te ra n te rs e b u t h a r u s merupakan FK dengan akreditasi A atau B.c.Komprehensif. Prodi DLP ini ditujukan agar dokter dapat memberikan pelayanan yang komprehensif dan holistic.d.Kompetensi. Prodi DLP diharapkan dapat mencetak DLP dengan kompetensi dan pelayanan yang lebih baik dibandingan dengan dokter umum.e.Efisiensi. Hal ini terkait dengan JKN yang sistem rujukannya belum berjalan karena pasien masih banyak yang lansung mendatangi dokter spesialis.

FK dengan akreditasi A dan akreditasi B terpilih dapat mendirikan prodi DLP, dengan minimal harus memiliki 10 SDM. Disamping itu, FK yang bersangkutan harus m e m i l i k i n a s k a h akademik yang berisikan kemampuan, sarana prasarana, dan SDM yang mereka miliki.

Indikator akreditasi mencakup sarana prasarana, SOP, dan s t a n d a r m u t u . U n t u k reakreditasi 2017 mendatang ada indikator tambahan berupa jumlah mahasiswa lulus UKDI, RSP, penelitian dosen, dan keterlibatan mahasiswa di jurnal. Angka keseluruhan indikator itu tidak bisa dibohongi. Oleh karena itu, pemantauan terhadap indikator itu terus kami lakukan dengan harapan akreditasi A kita dapat dipertahankan.

13/cardiosmagz/ed

Page 16: Cardios EDISI 8

7Penulis : AMEditor : NFDesain : SS

Pada dasarnya, untuk ilmu DLP ini dibutuhkan tambahan kompetensi dokter seperti peningkatan kompetensi klinis, family medicine, dan public health. Tetapi tidak semuanya harus memilki hal tersebut karena sistem pengajarannya akan disesuaikan dengan bidang-bidang yang dikuasai para dokter.

Apakah dokter-dokter di FK UII sudah siap untuk memberikan pembelajaran pada prodi DLP?

FK UII sebenarnya sudah memiliki sejumlah dokter yang berkompeten, ada dr. H. Taufiq Nugroho, SP.B di bidang bedah, dr. Yasmini Fitriyati Sp.OG di bidang obsgyn, dr. H. Agus Taufiqurrohman, M.Kes, Sp.S di b i d a n g s a r a f, d r. M T S . Darmawan, Sp.A di bidang anak, serta dokter-dokter lainnya. Meskipun begitu, FK UII belum memiliki dokter dengan latar belakang family medicine.

14/cardiosmagz/ed8

Tujuan utama didirikannya prodi DLP ini mengacu pada UU Pendidikan Kedokteran Nomor 20 Ta h u n 2 0 1 3 , y a i t u u n t u k m e n i n g k a t k a n k e s e h a t a n masyarakat melalui peningkatan ko m p ete n s i te n a ga m e d i s . Meskipun begitu, apakah Prodi DLP yang akan didirikan FK UII ini memang semata-mata demi k e p e n t i n g a n k e s e h a t a n masyarakat Indonesia, atau terdapat unsur lain dalam tujuan pendiriannya? Kita lihat saja nanti.

DLPPROFIL

Page 17: Cardios EDISI 8

Staff yang akrab dipanggil Pak Wahyu ini ternyata sudah ak�f dalam melancarkan kegiatan perku- liahan anak FK di UII. “Saya sendiri sejak awal mengampu absen angkatan 2013 pada bagian jadwal MKU, selebihnya diampu oleh pak Tion,” ujarnya saat ditemui oleh �m CARDIOS. Biasanya jika pintu belakang ruang kuliah dibuka, mahasiswa sering menggunakannya untuk keluar masuk ruangan dengan santai. Jadi, kalau terlambarnya �dak kelihatan. “Biasanya kalau sesuatu itu kita senang, maka proses belajar dan per-kuliahan juga enak.”, ujarnya saat menyampaikan pesan untuk angkatan 2013

Bagi angkatan 2013, staff yang satu ini sudah �dak asing lagi, namanya Pak Tion. Gayanya yang senang bergurau, ramah, lucu merupakan faktor yang membuat beliau terkesan �dak galak. Sehingga selama ini mahasiswa merasa nyaman saat beliau menjadi penjaga absen di depan ruang perkuliahan. Menurut beliau angkatan 2013 yang perempuan itu ramah-ramah, tetapi ada bebera-pa putra yang kurang ramah, misalnya ke�ka bertemu di jalan �dak mau menyapa, padahal saling kenal. Untuk kedatangan perkuliahan, menurut Pak Tion angkatan 2013 rajin, hanya minoritas yang datang ter-l ambat, dan biasanya orang itu-itu saja. Pesan Pak Tion untuk semua mahasiswa FK terutama angkatan 2013. “Kalau berangkat kuliah usahakan jangan ter- lambat, ya!”, tutupnya sambil tersenyum

Berawal dari pe- gawai di Fakultas Teknik Industri UII, bapak yang akrab di- sapa Pak Triman ini me- nerima amanah untuk menjadi staff penang- gung jawab absensi ma-hasiswa FK angkatan 2009. Menurut beliau angka-tan 2012 ini rela�f kompak, namun terka-dang ada yang menggunakan keakraban dengan temannya untuk hal yang kurang baik. “Buat angkatan 2012, sa-ya rasa ma-hasiswanya baik-baik, dan sudah tahu tujuan mereka berangkat kuliah, yang jelas hal-hal seper� ��p absen jangan sampai terjadi, ya!”, pesan beliau kepada angkatan 2012

Siapa yang �dak kenal dengan Pak Yanto, staff pa-ling akrab dengan angkatan 2014. Pak Yanto ter-kenal selalu se�a menemani mahasiswa angkatan2014 dari perkuliahan pagi sampai MKU sore.” Se-jauh ini, angkatan 2014 �dak ada yang sak penake dhewe atau berperi-laku kurang baik, semuanya ter�b, sampai dosen sendiri bilang senang mengajar angkatan 2014, karena mahasiswanya kri�s dan semangat mengiku� kuliah,”tuturnya pada �m CARDIOS. Terlebih lagi, religius. Pesan Pak Yanto untuk angkatan 2014, jangan sampai ada yang ��p ab-sen dengan temannya, apalagi terlambat begitu saja tanpa permisi dan lewat begitu saja di depan dosen. Pada prinsipnya, Pak Yanto lebih senang mahasiswa itu santai namun jujur, apabila terpaksanya terlam-bat, lebih baik bilang kepada Pak Yanto, menceritakan alasan mengapa terlambat. Kalau memang sudah terlambat saran beliau lebih baik �dak usah masuk, agar lebih menghargai dosen yang sudah stay di ruang kuliah lebih dulu dari mahasiswa. Waduh, usahakan siap-siap lebih pagi lagi ya, guys!

”Mulai dari minum untuk dosen kuliah pa-kar sampai para staff gedung rektorat dan GKU, saya pakai feeling saja ke�ka mengan-tarkanminum. Dari semua yang saya buat-kan minum tadi, yang membuat saya terkesan ke�ka jam perkuliahan mahasiswa FK dengan dokter Darmawan. Saya terkesan dengan beliau ka-ena beliau mengajak para mahasiswa FK untuk mendoakan saya.”, ujar Pak Karsyo yang kerap mondar-mandir membawa nam-pan minuman dari satu ruang ke ruang perkuliahan lain di GKU Sardjito. Beliau telah mengabdi di UII selama hampir 34 tahun Pak Karsyo merasa senang dengan karakter mahasiswa FK. Menurut beliau, mahasiswa itu memang ramah-ramah, sopan, tetapi juga ada yang masih kekanak-kanakan, untuk itu beliau maklum. Kepada mahasiswa, Pak Karsyo berpesan “Belajarlah dengan serius! Jadilah dokter yang memang berjiwa sosial �nggi, karena kelak dokter akan menjadi orang yang diberi amanah dan jangan pandang bulu dalam mengoba� pasien.” amin.

Penulis : SMEditor : RSDesain : DAI

../cardiozmagz/ed8

15/cardiozmagz/ed8

Lebih Dekat dengan Sosok

Sekitar

Page 18: Cardios EDISI 8

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pengertian nepotisme adalah perilaku yang cenderung mengutamakan sanak saudara sendiri bahkan teman dekat terutama jabatan, pangkat di lingkungan pemerintah.

Nepotisme dapat juga dilakukan dalam kepanitiaan. Misalnya dalam open recruitmen. Open recruitmen atau dapat disingkat sebagai oprec bertujuan untuk membuka kesempatan bagi seluruh mahasiswa yang ingin ikut andil dalam suatu acara. Tak dapat dipungkiri ada b e b e r a p a o k n u m t e r t e n t u y a n g menyalahgunakan jabatannya guna melancarkan acara tersebut, salah satu cara yang digunakan adalah merekrut teman dekat untuk diajak mengikuti kepanitiaan acara tertentu.

Apa boleh nepotisme kepanitiaan? Baca kesaksian berikut ini:

Kesaksian perekrut teman dekat (oknum)“Hal yang mendasari merekrut teman dekat karena kita sering ketemu jadi lebih mudah memberikan informasi. Biasanya aku memilih dia dengan beberapa alasan seperti dia mempunyai kompetensi besar di divisi tersebut. Jadi meski pun teman sendiri, kualitas tetap diutamakan, karena aku bertanggungjawab terhadap pilihanku.”Tindakan seperti ini sebenarnya sudah diketahui dikalangan mahasiswa yang seolah-olah jadi “rahasia umum”dan telah mengakar di setiap kepanitiaan. “Menurutku sih fine fine aja, kendalanya kalau teman dekat itu ya jadi sungkan mau marahin atau ngritik, tapi berdasar yang pernah ku alami selama ini, biasanya teman dekat kerjanya bagus karena tahu apa yang aku inginkan dan membantu menyukseskan acara.”“Perekrutan teman dekat sebenarnya tidak baik tapi kalau memang dia berkomitmen why not? karena di Fakultas Kedokteran UII sangat terbatas sumber daya manusianya. Alhamdulillah ketika sudah ada yang mau mendaftar jadi panitia, apalagi yang berkompeten dan nyaman. Syarat yang harus ditekankan adalah bisa memilah dan memperhitungkan komitmen dan kompetensi dia.”Kesaksian teman dekat (korban)“Alasan aku daftar kepanitian suatu acara seperti kebanyakan mahasiswa lain yaitu mencari pengalaman. Sebelumnya aku pernah mendaftar kepanitian dengan acara yang sama, tapi akhirnya ditolak mungkin dengan alasan belum ada pengalaman atau kinerjaku belum terlihat selama mengikuti kegiatan lembaga. Akan tapi selang satu tahun kemudian aku ditawari untuk mengikuti kepanitiaan dengan acara yang sama, mungkin karena aku dekat sama pembuat acara. Rasanya ya sakit hati karena sistem penerimannya masih memakai asas subyektifitas. Jadi mahasiswa yang ingin berkomitmen dan sebenarnya berkompetensi malah tidak didaya gunakan.”Penulis : ZA

Editor : DSDesain : SS

16/cardiosmagz/ed8

Page 19: Cardios EDISI 8

Program yang lebih kita kenal dengan OSCE Keislaman ini merupakan salah satu usul dari Dekan Fakultas Kedokteran, dan diketuai oleh dr. Agus Taufiqurrahman, merupakan yang pertama diselenggarakan di Universitas Islam Indonesia. Muncul berbagai spekulasi tentang kemungkinan akan diselenggarakannya di Fakultas lain. Rupanya, program ini baru saja dilaksanakan Bulan Maret lalu, oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan tahun 2011. Dr. Kuswati selaku panitia pelaksana mengatakan bahwa ujian Komprehensif Keislaman dilaksanakan khusus untuk KBK 2011, karena dalam KBK 2011 terdapat Kurikulum Keislaman yang tertata dengan baik, dan seberapa jauh pencapaiannya. dr. Kus, begitu beliau akrab dipanggil, menambahkan bahwa program ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam bidang agama serta akhlak, selanjutnya diberi feedback poin mana saja yang perlu diperbaiki, guna menyokong perilaku mahasiswa-mahasiswa tersebut sebelum berangkat melakukan kewajiban selanjutnya yaitu “co-ass”.

Penulis : AFTS & YKTTEditor : AMDesain : SS

17/cardiosmagz/ed8

Mahasiswa yang mengikuti osce keislaman juga merasa tidak terbebani, ”kalau dibilang mempersulit untuk saat ini jawabannya tidak, karena OSCE keislaman bukan patokan lulus atau syarat untuk mengikuti studi lanjutan.”, lanjut Ferry. Mahasiswa 2011 ini menambahkan sarannya, “mungkin namanya bisa diganti sharing keislaman, kalo OSCE kan jelas ada parameternya.”Beberapa stase yang diujikan dalam OSCE keislaman ini antara lain Baca Tulis Al-Quran serta Ceramah dan Khotbah. Sesuai dengan Misi dan Visi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia yakni menjadi dokter muslim yang Rahmatan lil alamin, dalam artian kita tidak hanya dilatih menjadi dokter yang profesional dalam pekerjaannya tetapi juga dokter muslim yang dapat mendakwahkan kebaikan-kebaikan sesuai ajaran Agama Islam.

Mahasiswa yang mengikuti kegiatan kompre keis laman memberikan komentar terkait dengan kegitan tersebut. Kompre keislaman dinilai memberikan dampak positif. Selain itu kompre keislaman juga dianggap mencerminkan segi islami walaupun pelaksanaannya belum maksimal, “OSCE keislaman sudah lumayan mencerminkan sisi keislaman. Tetapi belum maksimal, mungkin karena baru pertama diadakan di angkatan 2011 dan persiapan yang kurang dari tim keislaman ”, ujar Ferry (22). “Bahkan dalam pelaksanaanya tidak seperti apa yg diharapkan, menurut saya ada beberapa stase seperti di stase akidah dan ahlak yang penerapanya kurang tepat alias subjektif, 80% mahasiswa pasti bohong atau dikarang jawabannya didepan penguji, dan penguji tidak punya parameter tentang jawaban benar atau salah.”, tambah Ferry. Sependapat dengan Ferry , Ridwansyah juga membenarkan anggapan tersebut, “dari teknis pelaksanaan ada beberapa yg masih kurang”, jelas Ridwansyah

Page 20: Cardios EDISI 8

Orang – orang (terpilih) di balik rusunawa putra dan putri

Dibalik gedung – gedung ber�ngkat yang merupakan tempat �nggal beberapa mahasiswa dan

mahasiswi atau biasa dikenal dengan rusunawa putra dan rusunawa putri ini ternyata banyak orang – orang yang

terpilih.

rang – orang terpilih ini

Omenetap di rusunawa atau

rumah susun mahasiswa ini

karena beasiswa. Salah satunya, beasiswa unggul

pondok pesantren. Beasiswa ini, memiliki �pe A

dan �pe B. Beasiswa �pe A adalah pembebeasan

biaya SPP, sumbangan Catur Dharma, beberapa

biaya – biaya lainnya dan juga bebas biasa untuk

�nggal di pondok dan fasilitasnyaa dan Beasiswa

�pe B adalah pembebasan biaya untuk �nggal di

podok dan fasilitasnya. Beasiswa ini dapat

diperoleh oleh mahasiswa dan mahasiswai

berjenjang S1 sedangkan untuk mahasiswa dan

mahasiswi Fakultas Kedokteran UII hanya

mendapat kesempatan untuk beasiswa �pe B saja.

Agar mendapatkan beasiswa ini harus

dengan mengiku� beberapa tes. “Ada tes

bahasa ing gr is percakapan dan tertu l i s ,

bahasa arab percakapan dan tertulis, tentang

agama islam, psikotes, dam tes pesantren”

ujar Ainun mahasiswa FK UII angkatan 2014

yang mendapatkan beasiswa unggul pondok

pesantren �pe B ini.

Perlu kita ketahui pula, �dak sembarang

orang yang dapat mengiku� tes beasiswa ini. Untuk

mengiku� tes ini ada beberapa persyaratan yang

dipenuhi, seper� dapat berbahasa arab, memiliki

nilai toelf minimal 450 dan memiliki nilai UAN

minimal 7.

“Di pondok juga ada kegiatannya, jadi

bukan sekedar tempat �nggal seper� kost gitu, ada

kuliah – kuliah malam, seper� tentang public

speaking, toefl, bahasa inggris dan juga tentang

sejarah islam” tutur Ainun.

18/cardiosmagz/ed8

Penulis : AMCHEditor : RSDesain : MNN

Page 21: Cardios EDISI 8
Page 22: Cardios EDISI 8
Page 23: Cardios EDISI 8
Page 24: Cardios EDISI 8

22/cardiosmagz/ed8

Page 25: Cardios EDISI 8

23/cardiozmagz/ed8

Page 26: Cardios EDISI 8

Penulis : AHNFEditor : AHNFDesain : DAI

24/cardiozmagz/ed8

Page 27: Cardios EDISI 8

@kopyfkuii #kopylens

by : Mahdea Kasyifa

by : Farah Az- Zahra

cornerBeberapa karya yang masuk ke

instagram Club Kopy FK UII. Asah terus kemampuanmu dalam bidang

fotografi dan tag hasil karya kalian ke instagram @kopyfkuiidengan hashtag #kopylens

25/cardiosmagz/ed8Desain : MNN

Page 28: Cardios EDISI 8

embicarakan emansipasi wanita, hal Mpertama yang terlintas dipikiran kita adalah Raden Ajeng Kartini. Perjuangan

RA Kartini menjadi langkah pertama emansipasi wanita di Indonesia. Beliau memperjuangkan hak wanita supaya wanita tidak hanya sekedar 4M (masak, macak, manak, mangan) tapi juga makarya. Karena perjuangannya, wanita saat ini mendapat kesempatan yang sama untuk bekerja dan berkarya sesuai dengan kemampuannya, bahkan bisa dikatakan setara dengan kaum pria.

Tapi, kehidupan tidak berjalan secara

monoton. Seiring berkembangnya zaman,

beberapa pihak meni la i wanita dengan

emansipasinya menimbulkan sisi negatif. Sejatinya

emansipasi wanita bertujuan untuk membebaskan

wanita dari kodratnya yang hanya “dibalik tungku

api” saja. Namun pembebasan ini malah

melunturkan norma dan nilai yang harusnya

dimiliki oleh wanita, yang malah mengurangi nilai

kemuliaan dan kehormatannya. Dalam Islam, emansipasi adalah hak wanita untuk menentukan nasibnya sendiri namun tetap sesuai dengan koridor aturan dalam Al-Qur'an dan Al Hadits. Dalam QS. Al-Azhab : 35 dijelaskan: “…laki-laki dan perempuan yang menjaga kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang senantiasa menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan kepada mereka ampunan dan pahala yang besar.” Berdasarkan ayat ini, Islam menjelaskan bahwa kedudukan wanita dan pria di mata Allah SWT sama, hanya dibedakan oleh iman dan ketakwaannya.

Islam adalah agama yang sangat mengatur

tentang kedudukan wanita. Agama Islam sangat

memposisikan wanita di atas pria. Jauh sebelum

emansipasi wanita diproklamirkan, Islam telah

memuliakan wanita sesuai yang tercantum pada Al

Qur'an surat An Nisa' (wanita).

Suatu hari seorang sahabat bertanya

kepada Nabi Muhammad SAW, “siapakah manusia

yang paling wajib dihormati?” Nabi menjawab,

“Ibumu.”“kemudian siapa wahai Nabi?”“Ibumu.”

j awa b N a b i l a g i . “ ke m u d i a n s i a p a l a g i

Nabi?”“Ibumu.” Jawab Nabi. “kemudian siapa wahai

Nabi ku?”“Ayahmu.” Jawab Nabi Muhammad SAW.

(HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam ayat tersebut disebutkan kata Ibu

sebanyak 3 kali, setelah itu disebutkan Ayah. Hal ini

jelas menunjukkan bahwa wanita derajatnya jauh

diatas pria. Untuk itulah orang pertama yang harus

kita hormati adalah Ibu lalu Ayah kita.

Allah telah memberikan kedudukan yang

sangat mulia bagi wanita. Agama Islam sangat

menjunjung emansipasi wanita, namun wanita

harus tetap taat pada aturan yang ada dalam Al

Qur'an dan Al Habits agar tidak kehilangan

kemuliaan dan kehormatannya sebagai wanita.

Penulis : FIEditor : AMDesain : MTR

26/cardiosmagz/ed8

Emansipasi Wanita dalam Islam

Page 29: Cardios EDISI 8

edical Expo (MEDEX) Madalah sebuah acara

dari Pendpro LEM FK

UII. Teguh Sulis�yono, Ketua acara MEDEX

menyampaikan bahwa konsep yang diusung

adalah “Gain Knowledge, Well Planned, For

a Glorious Future” maksudnya acara ini akan

mengenalkan peserta tentang Fakultas

Kedokteran, peserta mendapatkan ilmu

kemudian dapat membuat rencana untuk

menentukan masa depan yang penuh

kemenangan. Acara ini berbeda dengan

program Pendpro tahun sebelumnya

(Pancreas) yang hanya mengadakan lomba,

tahun ini ada tambahan talkshow dengan

tema B ipolar dan tour de medica .

Pengambilan tema talkshow tentang Bipolar

sendiri dikarenakan gangguan kejiwaan

yang satu ini sedang hangat dibicarakan

sehingga cocok untuk dibahas dari akar

sampai ujungnya. Acara Medical Expo

pertama di FK UII ini berlangsung di

Auditorium Kahar Muzakir Universitas Islam

Indonesia, Jl. Kaliurang Km.14,5 Sleman,

Yogyakarta pada hari Sabtu, 31 Januari 2015

dan dihadiri lebih dari dua ratus peserta.

Kegiatan ini diselenggarakan dengan

tujuan untuk mengenalkan peserta tentang

dunia kedokteran, khususnya dengan adanya

tour de medica. Salah satu peserta terbaik

dalam acara ini (Aditya Rahmat Z) mengatakan

bahwa acara ini sangat bermanfaat. Aditya

juga menambahkan bahwa acara sejenis ini

perlu diadakan lagi tahun depan karena dapat

memberikan ilmu yang bermanfaat baik dari

talkshow maupun tour de medica. Selain itu

peserta juga mendapatkan bayangan tentang

kehidupan di Fakulas Kedokteran.

MEDEX yang dihadiri oleh siswa SMA

dan mahasiswa ini menghadirkan beberapa

narasumber yaitu Ahmad Aulia Ghufron,

vokalis band Javablanca yang menceritakan

p e n ga l a m a n nya s e b a ga i m a h a s i swa

kedokteran sekaligus entertainer, kemudian

ada Libbie Anatagia S.Psi., M, Psi dan Prof. Dr.

dr. H. Soewadi MPH, SP. Kj (K), yang

memberikan pemahaman kepada peserta

MEDEX tentang gangguan mood disorder

(Bipolar), mulai dari tahapan, faktor yang

mempengaruhi, sampai cara mengatasinya.

Selain itu ada R.Y. Kusumaningtyas yang

menceritakan bagaimana caranya bangkit

setelah divonis terkena Bipolar kemudian bisa

menginspirasi banyak orang.

Dua pemateri dari acara ini Libbie

Anatagia S.Psi., M, Psi dan R.Y. Kusumaningtyas

mengaku senang dapat menghadiri acara ini.

Menurut Libbie acara ini sangat posi�f karena

pertama dapat memberikan edukasi tentang

gangguan kejiwaan bipolar dan menjadi

sarana bagus untuk mengenalkan kampus.

Kedua pemateri ini juga menyampaikan bahwa

secara umum acara ini berjalan lancar,

pani�anya baik dan pemilihan tema materi

bagus. Untuk kedepannya akan lebih baik jika

acara semacam ini dilanjutkan dengan

mengusung tema baru yang sedang hangat

diperbincangkan, kemudian memberikan

waktu lebih lama untuk diskusi interak�f agar

terjalin kontak dengan audience sehingga

�dak hanya searah saja.

MEDEX memberi manfaat yang sangat besar baik dari segi

pendidikan dan promosi

EVENT

MEDEX FK UII 2015

27/cardiosmagz/ed8

Penulis : AM, RS Editor : AM, RSDesain : MNN

Page 30: Cardios EDISI 8

penyakitdalam

S. Ked.

1. 2.. 3.

4. 5.

6. 7.

8.

membina

Desain:MTR

buka praktek

jalan dokter

sumpah dokter

Page 31: Cardios EDISI 8

Desain : MNN

Page 32: Cardios EDISI 8