doku 2

10
Penelitian ini melibatkan asisten dalam pengumpulan data yaitu dua mahasiswa. Untuk menguji tingkat kesepahaman dalam menggunakan ABI dan Skor DNE antara peneliti dengan asisten peneliti diperlukan uji kesepahaman. Uji kesepahaman akan dilakukan di ruang diskusi Puskesmas Sibela dengan 5 responden. Menurut Widhiarso (2012), analisis uji kesepahaman menggunakan uji Kappa – Cohen. Adapun rumus uji Kappa – Cohen adalah sebagai berikut : Keterangan : Nilai Kappa didapatkan melalui transformasi tabel ke persamaan tabel berikut : A B p 1 C D q 1 p 2 q 2 I e = P (A∩B) = P(A) . P(B)

Upload: desy-indah-ratnawati

Post on 22-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

doku 2

TRANSCRIPT

Page 1: doku 2

Penelitian ini melibatkan asisten dalam pengumpulan data yaitu dua mahasiswa. Untuk

menguji tingkat kesepahaman dalam menggunakan ABI dan Skor DNE antara peneliti

dengan asisten peneliti diperlukan uji kesepahaman. Uji kesepahaman akan dilakukan di

ruang diskusi Puskesmas Sibela dengan 5 responden. Menurut Widhiarso (2012), analisis

uji kesepahaman menggunakan uji Kappa – Cohen.

Adapun rumus uji Kappa – Cohen adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Nilai Kappa didapatkan melalui transformasi tabel ke persamaan tabel berikut :

A B p1

C D q1

p2 q2

Ie = P (A∩B) = P(A) . P(B)

Kriteria uji kesepahaman pada peneliti ini adalah jika hasil Kappa <0,40 maka

uji kesepahaman termasuk buruk (bad), jika hasil Kappa 0,40 – 0,60 maka uji

kesepahaman termasuk cukup (fair), jika hasil Kappa 0,61 – 0,75 maka uji

kesepahaman termasuk memuaskan (good), dan jika Kappa > 0,75 maka uji

kesepahaman termasuk istimewa (excellent) (Widhiarso, 2012). Uji kesepahaman

Page 2: doku 2

pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan computer menggunakan program SPSS

18 dengan bantuan kepercayaan 95%. Jika value < 0,05 berarti uji Kappa signifikan.

Penelitian ini menggunakan uji Kappa – Cohen untuk menguji tingkat

kesepahaman antara peneliti dengan asisten peneliti.

Kriteria suatu data dikatakan signifikan atau ada kesepahaman apabila p value

< 0,05. Adapun data observasi ABI dan Skor DNE dalam tabel berikut :

Tabel 3.3 Data Observasi ABI dan Skor DNE

No Pasien Peneliti Numerator 1 Numerator 21 1 2 12 2 2 23 0 0 04 1 2 15 1 1 1

Anallisis uji kesepahaman menggunakan program SPSS 18

Tabel 3.4 Menggunakan Uji Kappa Cohen Dengan Bantuan SPSS 18

Uji KriteriaNilai koefisien

kappaP value Hasil

Kappa Cohen

P < 0,05 signifikan

1,000 0,002 Sepaham

Sumber : data primer (Diolah SPSS for Windows versi 18, 2014)

Hasil uji Kappa Cohen didapatkan nilai koefisien kappa sebesar 1,000 dengan p

value sebesar 0,002 maka dapat dikatakan p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada kesepahaman antara peneliti dengan numerator.

A. Jalannya Penelitian

Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam mendapatkan data penelitian.

Pengumpulan data penelitian ini akan dilakukan dengan tahapan sebagai beikut :

Page 3: doku 2

Pada tahap persiapan penelitian, peneliti mengajukan judul penelitian pada bulan

Desember 2015. Kemudian pada bulan Januari 2015 peneliti melakukan studi

pendahuluan di Puskesmas Sibela. Kemudian bulan Januari 2015 sampai Februari 2015

peneliti mengajukan proposal dan disahkan oleh pembimbing dan penguji. Dan bulan

Februari 2015 peneliti mengajukan perijinan ke Puskesmas Sibela 2015.

Penelitian ini diawali dengan menyamakan persepsi antara teman sejawat. Penelitian

ini akan melibatkan asisten dalam pengumpulan data yaitu 2 mahasiswa. Untuk menguji

tingkat kesepahaman dalam menentukan nilai ankle brachial index dan skor diabetic

neuropathy examination yang dilakukan senam kaki antara peneliti dengan asisten

peneliti diperlukan uji kesepahaman dengan rumus Cohen – Kappa. Hasil uji Kappa

Cohen didapatkan nilai koefisien kappa sebesar 1,000 dengan p value sebesar 0,002

maka dapat dikatakan p < 0,05 sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa ada

kesepahaman antara peneliti dengan numerator.

Penjelasan ini bertujuan menyamakan persepsi observer dalam pengisian lembar

observasi sehingga diperoleh data yang valid dan sesuai dengan kondisi klinis pasien

saat itu. Sebelum peneliti dan asisten melakukan observasi, peneliti dan asisten

menjelaskan kepada pasien tentang penelitian yang akan dilakukan, kemudian peneliti

dan asisten memberikan lembar persetujuan menjadi responden kepada responden.

Peneliti memberikan informed consent untuk mendapatkan persetujuan dari pasien.

Dalam pengambilan data tidak ada responden yang menolak untuk dilakukan penelitian,

sehingga dalam pengambilan data tidak ada kesulitan.

Page 4: doku 2

Pengambilan data di mulai setelah pasien sebelum dan sesudah melakukan senam

kaki, setelah itu pasien dilakukan pemeriksaan ABI dan skor DNE. Penelitian ini

dilakukan selama kurun waktu satu bulan.

Setelah penelitian dimulai, data penelitian terkumpul dan langkah selanjutnya

pengolahan data dan analisa data. Data dianalisa menggunakan uji Chi Square atau X 2.

Uji Chi Square atau X2 dapat digunakan untuk mengestimasi atau mengevaluasi

frekuensi yang diselidiki atau menganalisis hasil observasi untuk mengetahui, apakah

terdapat pengaruh yang signifikan pada penelitian. Pada uji Chi Square jika X2 hitung ≥

X2 tabel maka Ho ditolak artinya signifikan. jika X2 hitung ≤ X2 tabel maka Ho diterima

artinya tidak signifikan.

Analisa data dilakukan dengan uji statistik yaitu dengan uji univariat dan uji bivariat.

a. Uji Univariat

Uji univariat adalah mendefinisikan setiap variabel secara terpisah dengan

cara membuat tabel frekuensi dari masing – masing frekuensi. Pengolahan data

dengan statistik deskriptif. Dalam penelitian ini uji univariat terdiri dari usia,

jenis kelamin dan diagnosa medis.

b. Uji Bivariat

Analisa bivariat untuk melihat hubungan antara dua variabel yang dalam hal

ini adalah penurunan resiko neuropathy perifer dengan latihan senam kaki pada

pasien diabetes melitus tipe 2. Untuk memperjelas dan memperkuat pembahasan

serta mengetahui keeratan hubungan antara variabel dependent dan variabel

independent dilakukan uji Chi Square atau X2. Uji Chi Square atau X2 dapat

Page 5: doku 2

digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal

lainnya (C = Coefisien of contingency). Cara penggunaan uji ini menurut Hidayat

(2010) sebagai berikut :

1) Mencari frekuensi harapan (fe) pada tiap sel dengan rumus :

Keterangan :

fe = frekuensi yang diharapkan

∑fk = jumlah frekuensi pada kolom

∑fb = jumlah frekuensi pada baris

∑T = jumlah keseluruhan baris dan kolom

2) Mencari nilai Chi Kuadrat hitung dengan rumus :

1) Mencari nilai X2 tabel dengan rumus :

dk = (k – 1) (b – 1 )

keterangan :

k = banyaknya kolom

b = banyaknya baris

2) Membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel

Jika X2 hitung ≥ X2 tabel maka Ho ditolak artinya signifikan. Jika X2 hitung ≤

X2 tabel maka Ho diterima artinya tidak signifikan.

Page 6: doku 2

Pada SOP penilaian ABI sebagai berikut :

a. Tahap Prainteraksi

1) Baca catatan perawatan

2) Mencuci tangan

b. Tahap Orientasi

1) Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien

3) Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum diperiksa

c. Tahap Kerja

1) Pasang manset spygnomanometer pada pergelangan kaki dengan tepat

2) Cek arteri dorsalis pedis/ arteri tibialis posterior menggunkan 3 jari, lakukan iklusi

pada jari paling distal pemeriksa kemudian rasakan kekuatan denyut nadi pasien

3) Auskultasi menggunakan stetoskop

4) Pompa spygnomanometer sampai suara menghilang

5) Tambahkan tekanan 20 mmHg

6) Turunkan pelan pelan tekanan spygnomanometer sambil dengarkan bunyi denyutan

sebagai tekanan sistolik ankle

7) Lakukan pemeriksaan arteri brachialis

8) Hitung ABI

9) Rapikan alat

d. Tahap Terminasi

Page 7: doku 2

1) Mengevaluasi hasil tindakan

2) Berpamitan dengan pasien

3) Mencuci tangan

4) Mencatat dalam lembar observasi

Pengukuran ABI diatas sudah dikalibrasi oleh team Balai Pengamanan Fasilitas

Kesehatan (BPFK) Surabaya tahun 2010 dengan sejumlah 50 pasien. Pemeriksaan ABI

untuk mengukur tekanan darah menggunakan spygnomanometer, kemudian auskultasi

tekanan dari arteri akan dideteksi menggunakan stetoskop. Perbandingan penggunaan

stetoskop selisih 5 mmHg dari penggunaan doppler vaskuler.