Download - BAB 2 FIX
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hemoroid
Secara sederhana, kita bisa menganggap hemoroid sebagai pelebaran
pembuluh darah, walaupun sebenarnya juga melibatkan jaringan lunak di sana.
Hemoroid hampir mirip dengan varises. Hanya saja, pada varises pembuluh darah
yang melebar adalah pembuluh darah kaki, sedangkan pada hemoroid pembuluh
darah yang bermasalah adalah vena hemoroidalis di daerah anorektal
(Keperawatan delken kuswanto, 1999).
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid
sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe
hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui
mengawali atau memperberat adanya hemoroid (Brunner & Suddarth, 2002).
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid
internal yaitu hemoroid yang terjadi diatas spingter anal sedangkan yang muncul
di spingter anal disebut hemoroid eksternal ( Suzanne C. Smeltzer, 2006 ).
Hemoroid bisa mengalami peradangan, menyebabkan terbentuknya bekuan darah
(trombus), perdarahan atau akan membesar dan menonjol keluar. Wasir yang
tetap berada di anus disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang
keluar dari anus disebut hemoroid eksterna (wasir luar).
B. Etiologi atau Penyebab
Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :
1. Bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organic kelainan organik yang
menyebabkan gangguan adalah :
a. Hepar sirosis hepatis, fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan
resistensi aliran vena ke hepar sehingga terjadi hipertensi portal.
Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke esopagus dan pleksus
hemoroidalis.
b. Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis.
c. Tumor intra abdomen, terutama didaerah pelvis, yang menekan vena
sehingga aliranya terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur
ovarium, tumor rektal dan lain lain.
2. Idiopatik, tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor
penyebab timbulnya hemoroid. Faktor faktor yang mungkin berperan :
a. Keturunan atau heriditer
Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh
darah, dan bukan hemoroidnya.
b. Anatomi
Vena di daerah masentrorium tidak mempunyai katup. Sehingga
darah mudah kembali menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus
hemoroidalis.
c. Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat
antara lain :
1) Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk dimana gaya
gravitasi akanmempengaruhi timbulnya hemoroid.
2) Gangguan defekasi dan miksi.
3) Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat.
4) Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.
d. Faktor predisposisi yaitu : Herediter, Anatomi, Makanan, Pekerjaan,
Psikis dan Senilis, konstipasi dan kehamilan.
e. Faktor presipitasi adalah faktor mekanisme (kelainan sirkulasi parsial
dan peningkatan tekanan intraabdominal), fisiologis dan radang.
Umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi salling
berkaitan.
C. Patofisiologi
Ada permulaan terjadi varises hemoroidalis, belum timbul keluhan keluhan.
Akan timbul bila ada penyulit seperti perdarahan, trombus dan infeksi Hemoroid
timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena
hemoroidalis. Kantung-kantung vena yang melebar menonjol ke dalam saluran
anus dan rektum terjadi trombosis, ulserasi, perdarahan dan nyeri. Perdarahan
umumnya terjadi akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar
berwarna merah segar meskipun berasal dari vena karena kaya akan asam. Nyeri
yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.
Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Trombosis ini akan
mengakibatkan iskemi pada daerah tersebut dan nekrosis.
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1. Hemoroid Interna
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit
karena tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Hemoriud interna
terbagi menjadi 4 derajat :
a. Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi atau tonjolan mokosa tidak melalui
anus dan hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.
b. Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat
depikasi, tapi setelah defekasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk
dengan sendirinya.
c. Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan
sendirinya tetapi harus di dorong.
d. Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat
defekasi tidak dapat di masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul
thrombus yang di ikuti infeksi dan kadang kadang timbul perlingkaran
anus, sering di sebut dengan Hemoral Inkaresata karena seakan - akan ada
yang menyempit hemoriod yang keluar itu, pada hal pendapat ini salah
karena muskulus spingter ani eksternus mempunyai tonus yang tidak
berbeda banyak pada saat membuka dan menutup. Tapi bila benar terjadi,
inkaserata maka setelah beberapa saat akan timbul nekrosis tapi tidak
demikiaan halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan perolaps hemoroid.
2. Hemoroid Eksterna.
Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid
interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna
akut. Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
1) Sering rasa sakit dan nyeri.
2) Rasa gatal pada daerah hemorid.
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung - ujung saraf
pada kulit merupakan reseptor rasa sakit.
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau
lebih dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit
pembuluh darah.
D. Manifestasi Klinik
Gejala utama berupa :
1. Perdarahan melalui anus yang berupa darah segar tanpa rasa nyeri.
2. Prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya.
Gejala lain yang mengikuti :
1. Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau trombus.
2. Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.
3. Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi.
E. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum.
2) Kesadaran.
3) Tanda-tanda vital.
a. TD : 130/80
b. S : 36 ℃
c. N : 88 x/menit
d. RR : 24 x/menit
4) Pemeriksaan head to toe.
a) Wajah dan kulit kepala : kulit kepala bersih, rambut beruban, wajah
tampak pucat.
b) Mata : fungsi dan bentuk normal, tanpa menggunakan alat bantu
penglihatan, sclera anikterik, konjungtiva anemis.
c) Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada polip dan secret.
d) Telinga : fungsi dan bentuk normal, tidak ada serumen.
e) Mulut : gigi, gusi, dan lidah bersih.
f) Leher : tidak ada pembesaran tyroid maupun vena jugularis.
g) Thorax dan paru-paru : bentuk dada simetris, paru bergerak cepat, dan
bunyi paru ronchi, irama an regular, frekuensi 18x/menit.
h) Jantung : normal, tidak ada keluhan.
i) Abdomen : bentuk simetris, tidak ada keluhan.
j) Ginjal : normal, tidak ada keluhan.
k) Genetalia : klien mengatakan tidak ada keluhan.
l) Musculoskeletal : ekstermitas atas normal, pada tangan kiri terpasang
infuse RL 20 TPM, ekstermitas bawah normal, tidak ada nyeri tekan.
m) Integument : turgor kulit baik, tidak ada nyeri tekan, warna sawo
matang.
n) Anus : anus kemerahan.
F. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak
dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan
biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar.
Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal.
Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang
lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan
karsinoma rektum.
b. Anoskopy.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol
keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran.
Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan
dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh
bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler
yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan
sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau
prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,
letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan
tumor ganas harus diperhatikan.
c. Pemeriksaan Proktosigmoidoskopy.
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi,
karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang
menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
d. Rontgen (colon inloop) atau Kolonoskopy.
e. Laboratorium :
1) Eritrosit.
2) Leukosit.
3) Hb.
G. Komplikasi
1. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah kelur menetes dan memancar. Perdarahan akut
pada umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh
darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada
hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami
perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi
yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia
karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah
yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak
menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena
adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat
masuk lagi (inkarserata / terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat
menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.
2. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehingga lama - lama darah akan membeku dan
terjadi trombosis.
3. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan
meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman – kumannya
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Nama Perawat :
Tanggal Pengkajian :
Ruang Perawatan :
Jam Pengkajian ` :
Tanggal Masuk :
a. Biodata
1) Klien
Nama :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status Pernikahan :
Alamat :
Diagnosa Medis :
2) Penanggung Jawab
Nama :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status Pernikahan :
Alamat :
Hubungan dengan klien :
b. Keluhan Utama :Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus
menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus atau nyeri pada saat
defikasi.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mulai keluar benjolan di
anusnya beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan
beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
2) Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah menderita penyakit
hemoroid sebelumnya, sembuh atau terulang kembali. Dan pada
pasien waktu pengobatan terdahulu tidak dilakukan pembedahan
sehingga akan kembali RPD.
d. Pola fungsional.
1) Pola Nutrisi.
Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu
melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk
mengetahui status nutrisi pasien, selain juga perlu ditanyakan
kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS.
2) Pola Istirahat dan Tidur.
Adanya nyeri otot dan dan peningkatan suhu tubuh akan
berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan tidur dan istitahat,
selain itu akibat perubahan kondisi lingkungan dari lingkungan
rumah yang tenang ke lingkungan rumah sakit yang banyak orang
mondar-mandir.
3) Pola Aktivitas.
Akibat nyeri otot pasien akan cepat mengalami kelelahan pada
aktivitas minimal. Disamping itu pasien juga akan mengurangi
aktivitasnya. Dan untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya
sebagian kebutuhan pasien dibantu oleh perawat dan keluarganya.
4) Pola Eleminasi.
Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai
kebiasaan ilusi dan defekasi sebelum dan sesudah MRS. Karena
keadaan umum pasien yang lemah, pasien akan lebih banyak bed
rest sehingga akan menimbulkan konstipasi, selain akibat
pencernaan pada struktur abdomen menyebabkan penurunan
peristaltik otot-otot tractus degestivus.
e. Pemeriksaan fisik.
1) Keadaan umum.
2) Kesadaran.
3) Tanda-tanda vital.
a) TD : 130/80
b) S : 36 ℃
c) N : 88 x/menit
d) RR : 24 x/menit
4) Pemeriksaan head to toe.
a) Wajah dan kulit kepala : kulit kepala bersih, rambut beruban,
wajah tampak pucat.
b) Mata : fungsi dan bentuk normal, tanpa menggunakan alat
bantu penglihatan, sclera anikterik, konjungtiva anemis.
c) Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada polip dan secret.
d) Telinga : fungsi dan bentuk normal, tidak ada serumen.
e) Mulut : gigi, gusi, dan lidah bersih.
f) Leher : tidak ada pembesaran tyroid maupun vena jugularis.
f. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Satuan
Hematologi
Paket darah
lengkap
Leukosit 11,0 10ˆ3/UL 1.5 – 11.0
Eritrosit 4,4 10ˆ3/UL 3.80 – 5.20
Hemoglobin 12,0 g/dl 13.2 – 17.3
Hematokrit 39 % 40 – 52
MCV 88 FL 80 – 100
MCH 30 Pg 26 – 34
MCHC 34 g/dl 32 – 36
Trombosit 225 10ˆ3/UL 150 – 400
Eosinofil 0,09 % 1.00 – 4.00
Basofil 0,2 % 0 – 1
Limfosit 93,90 % 25 – 40
Monosit 3,70 % 2 – 8
g. Data focus
1) Ds :
a) Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus.
b) Klien mengeluh nyeri pada saat duduk dan berbaring
terutama saat tidur malam hari.
c) Klien mengeluh BAB seminggu yang lalu terasa sangat
nyeri dan keluar darah srgar bersama dengan feses,bahkan
darah menetes saat BAB.
d) Klien mengeluh BAB terakhir saat keras,sehingga harus
mengedan karena hemoroid klien kambuh lagi.
e) Klien mengeluh pola BAB memang tidak normal dari
dulu,klien BAB 1-2 kali /minggu, walupun sering makan
sayur dan buah-buahan.
f) Klien mengatakan saat ini hampir seminggu belum BAB
karena takut meresakan nyeri dan perdarahan seperti
sebelumnya.
g) Klien mengatakan hemoroid semakin parah setelah klien
melahirkan anak kembarnya secara normal kurang lebih 1,5
tahun yang lalu.
h) Klien mengatakan hemoroid sering kambuh dan sembuh
dengan pengobatan.
i) Klien mengaku cemas untuk operasi, klien memilih
pengobatan seperti biasa.
2) Do :
a) TTV : TD = 90/60 mmHg, N = 96 X /menit, S = 36,7 oC, P
= 18 X /menit.
b) Klien tampak lemah.
c) Konjungtiva pucat.
d) Distensi abdomen (+).
e) Teraba massa pada regio bawah abdomen.
f) Pemeriksaan anus adanya benjolan dibawah kulit kanalis
analis yang nyeri, tegang, berwarna kebiru – biruan,
berukuran 1 cm, benjolan harus didorong dengan tangan
agar masuk kedalam anus.
g) Hasil Lab : Hb = 8,9 gr/dl.
h) Dokter mengatakan klien menderita hemoroid derajat III
dan disarankan untuk melakukan hemoroidektomi.
2. Analisa data
No. Ds & Do Masalah keperawatan
Etiolgi
1. Ds : 1. Klien mengeluh BAB seminggu yang lalu terasa sangat nyeri dan keluar darah segar bersama dengan feses,bahkan darah menetes saat BAB. 2. Klien mengeluh BAB terakhir saat keras,sehingga harus mengedan karena hemoroid klien kambuh lagi. 3. Klien mengeluh pola BAB memang tidak normal dari dulu,klien BAB 1-2 kali /minggu, walupun sering makan sayur dan buah-buahan. 4. Klien mengatakan saat ini hampir seminggu belum BAB karena takut meresakan nyeri dan perdarahan seperti sebelumnya. Do : 1. Distensi abdomen (+) 2. Teraba massa pada regio bawah abdomen. 3. Pemeriksaan anus adanya benjolan dibawah kulit kanalis analis yang nyeri, tegang, berwarna kebiru–biruan, berukuran 1 cm, benjolan harus didorong dengan tangan agar masuk kedalam anus. Data tambahan : 1. Pola BAB tidak teratur. 2. Karakteristik feses (warna,konsistensi).
Konstipasi Ketakutan nyeri saat defekasi
2. Ds : 1. Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus. 2. Klien mengeluh nyeri pada saat duduk dan berbaring terutama saat tidur malam hari. 3. Klien mengeluh BAB seminggu yang lalu terasa sangat nyeri dan keluar darah srgar bersama dengan feses,bahkan darah menetes saat BAB. Do : 1.TTV : TD = 90/60 mmHg 2. Distensi abdomen (+) 3. Pemeriksaan anus adanya benjolan dibawah kulit kanalis analis yang nyeri, tegang, berwarna kebiru–biruan, berukuran 1 cm, benjolan harus didorong dengan tangan agar masuk kedalam anus. Data tambahan : 1. skala nyeri 7 2. klien tampak meringis 3. klien tampak
Nyeri Adanya hemoroid pada daerah anus
memegangi daerah nyeri. 4. klien tidak dapat tidur.
3. Ds : klien mengeluh BAB seminggu yang lalu karena keluar darah segar bersama feses bahkan darah menetes saat BAB DO : 1. TTV : TD = 90/60 mmHg 2. klien tampak lemah 3. Konjungtiva pucat 4. hasil lab : Hb= 8,9 gr/dl Data Tambahan : 1. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas mandiri. 2. Klien cepat lelah setelah beraktivitas.3. Banyaknya aktifitas klien yang dibantu oleh orang lain
Kelemahan Perdarahan vena hemorrhoidalis
3. Diagnosa keperawatan :
a. Konstipasi berhubungan dengan ketakutan nyeri saat defekasi.
b. Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anus.
c. Kelemahan berhubungan dengan perdarahan vena hemorrhoidalis.