Download - TUMBUH KEMBANG
TUMBUH KEMBANG
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan
pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi
adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan ( growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh)
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek
fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu.
Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Sedangkan untuk tercapai tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi
biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang, merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan
perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberikan ciri
tersendiri pada setiap anak.
1. Tahapan Tumbuh Kembang
Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan
berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa
Walaupun terdapat beberapa variasi akan tetapi setiap anak akan melewati suatu pola
tertentu yang merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut :
Tabel 1.1 Tahap-tahap tumbuh kembang anak dan remaja
1. Masa prenatal
a. Masa embrio : konsepsi – 8 minggu
b. Masa janin/fetus : 9 minggu – lahir
2. Masa bayi : 0-1 tahun
a. Masa neonatal : usia 0-28 hari
b. Masa pasca neonatal : 29hari – 1 tahun
3. Masa pra-sekolah : usia 1-6 tahun
4. Masa sekolah : usia 6-18/20 tahun
a. Masa pra-remaja : usia 6-10 tahun
b. Masa remaja :
1. Masa remaja dini
2. Masa remaja lanjut
2. Ciri-ciri Pertumbuhan
Secara garis besar terdapat 4 kategori perubahan sebagai ciri pertumbuhan yaitu :
1. Perubahan ukuran
Perubahan ini terlihat secara jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan
bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan,
lingkaran kepala dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung, paru-paru atau
usus akan bertambah besar dengan peningkatan kebutuhan tubuh.
2. Perubahan proporsi
Anak bukanlah dewasa kecil, tubuh anak memperlihatkan perbedaan proporsi
bila dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Proporsi tubuh seorang bayi
baru lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa.
Pada bayi baru lahir, kepala relative mempunyai proporsi yang lebih besar
dibanding dengan umur-umur lainnya. Titik pusat tubuh bayi baru lahir kurang
lebih setinggi umbilicus, sedangkan pada orang dewasa titil pusat tubuh
terdapat kurang lebih setinggi simphisis pubis.
3. Hilangnya ciri-ciri lama
Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan-lahan,
seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dan menghilangnya
refleks-refleks primitive.
4. Timbulnya ciri-ciri baru
Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah sebagai akibat pematangan fungsi-fungsi
organ. Perubahan fisik yang penting selama proses pertumbuhan adalah
munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi sus yang telah lepas dan
munculnya tanda-tanda seks sekunder seperti tumbuhnya rambut pubis dan
aksila, tumbuhnya buah dada pada wanita dan lain-lain.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak tidak selamanya berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang
mempengaruhinya baik faktor yang dapat dirubah /dimodifikasi yaitu faktor
keturunan, maupun faktor yang tidak dapat dirubah atau dimodifikasi yaitu
faktor lingkungan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak adalah sebagai berikut :
1. Faktor Genetik
a. Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang
terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan
kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan
yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau
bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat
berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh
hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di Negara maju
yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain
diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang
kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal,
bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak
sebelum mencapai balita
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor prenatal
i. Gizi ibu pada waktu hamil
ii. Mekanis
iii. Toksin/ zat kimia
iv. Endokrin
v. Radiasi
vi. Infeksi
vii. Stress
viii. Imunitas
ix. Anoksia embrio
b. Faktor postnatal
i. Lingkungan biologis
1. Ras/suku bangsa
2. Jenis kelamin
3. Umur
4. Gizi
5. Perawatan kesehatan
6. Kepekaan terhadap penyakit
7. Penyakit kronis
8. Fungsi metabolisme
9. Hormon : hormon somatropin (growth hormon),
hormon tiroid,hormon glukotiroid, hormon-hormon
seks.
ii. Faktor fisik
1. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah
2. Sanitasi
3. Keadaan rumah
4. Radiasi
iii. Faktor psikososial
1. Stimulasi
2. Motivasi belajar
3. Ganjaran atau hukum yang wajar
4. Kelompok sebaya
5. Stress
6. Sekolah
7. Cinta dan kasih sayang
8. Kualitas interaksi anak-orang tua
iv. Faktor keluarga dan adat istiadat
1. Pekerjaan/pendapatan keluarga
2. Pendidikan ayah/ibu
3. Jumlah saudara
4. Jenis kelamin dalam keluarga
5. Stabilitas rumah tangga
6. Kepribadian ayah/ibu
7. Adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu
8. Agama
9. Urbanisasi
10. Kehidupan politik dalam masyarakat yang
mempengaruhi prioritas kepentingan anak,
anggaran.
4. Kebutuhan Dasar Seorang Anak
- ASUH (Kebutuhan biomedis)
o Menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan sesudahnya,
kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman, perawatan
kesehatan dini berupa imunisasi dan deteksi dan intervensi dini akan
timbulnya gejala penyakit.
- ASIH ( Kebutuhan emosional)
o Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak fisik dan
psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan anak akan kasih sayang,
diperhatikan dan dihargai, pengalaman baru, pujian, tanggung jawab untuk
kemandirian sangatlah penting untuk diberikan. Tidak mengutamakan
hukuman dengan kemarahan, tetapi lebih banyak memberikan contoh-contoh
penuh kasih sayang adalah salah satunya.
- ASAH (Kebutuhan akan stimulasi mental dini)
o Cikal bakal proses pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan yang diberikan
sedini dan sesuai mungkin. Terutama pada usia 4-5 tahun pertama (golden
year) sehingga akan terwujud etika, kepribadian yang mantap, arif, dengan
kecerdasan, kemandirian, ketrampilan dan produktivitas yang baik.
Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Penilaian Status Gizi Anak
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya
adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam
pemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang
dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :
a. Umur.
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan
menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun
tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur
yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih
angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak
perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah
30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari
tidak diperhitungkan .
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan,
termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik
karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini
dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan
penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang
dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak
digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan
umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu
ke waktu.
c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus
kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu
terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada
masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut
umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan
karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali.
Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak
baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun.
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status
kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks
BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan
fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh.
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam
menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan
dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 %
menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan
berhubungan langsung dengan angka kesakitan.
Untuk menentukan status gizi, kita bias gunakan dua cara yaitu Z score dan CDC :
1. Tabel Interpretasi Skor Z
Z score Indicator pertumbuhan
TB/U BB/U BB/TB BMI /U
> + 3 SD - - Obese Obese
> + 2 SD Normal - Gizi lebih Gizi lebih
> +1 SD Normal - Resiko gizi lebih Resiko gizi lebih
0 Median Normal Normal Normal Normal
< -1 SD Normal Normal Normal Normal
< - 2SD Pendek Gizi kurang Kurus Kurus
< -3 SD Sangat pendek Gizi buruk Sangat kurus Sangat kurus
2. Tabel interpretasi CDC
Contoh Kasus untuk menentukan status gizi :
An Ahmad, Jenis Kelamin : Laki – laki , Usia 4 tahun
BB : 18 kg
TB : 98 cm
Menurut Z-score :
Menurut dari Tabel BB/ U : Nilai yang didapat kan adalah 0 (median), merujuk ke table
interprestasi skor Z, anak ini termasuk dalam berat badan yang normal.
Menurut CDC :
Status Gizi :
Contoh : BB/U x 100%
18kg/ 16 kg ( BB yang ideal untuk usia 4 tahun) x 100%
= 112% ( menurut table termasuk gizi baik yaitu diantara 80-120%)
Perkembangan anak
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa
ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,
kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk
pada masa ini. Bahkan ada sarjana mengatakan “The child is the father of man”. Sehingga
setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila terdeteksi apalagi tidak ditangani
dengan baik, akan mengurangai kualitas sumber daya manusia kelak hari.
Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan
rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat
perhatian. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara
anak dengan orang tuanya/orang dewasa lainnya. Perkembangan anak akan optimal bila
interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap
perkembangannya, bahkan sejak bayi masih di dalam kandungan. Sedangkan lingkungan
yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak.
Penilaian perkembangan anak pada fase awal umumnya dibagi menjadi 4
kemampuan fungsional, yaitu motorik kasar, motorik halus, dan penglihatan, berbicara,
bahasa dan pendengaran serta sosial emosi dan perilaku. Salah satu alat untuk skrining yang
dipakai secara internasional yaitu DDST (Denver Development Screening Test) disebut
sebagai Denver II dengan menggunakan pass-fail ratings pada 4 ranah perkembangan, yaitu
personal sosial, fine motor adaptive, language, dan gross motor untuk anak sejak lahir sampai
usia 6 tahun.
Frakenburg , dkk (1981) melalui DSST (Denver Developmental Screening Test)
mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak
balita yaitu:
1. Personal social (kepribadian/tingkah laku social).
a. Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus).
a. Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
Misalnya kemampuan untuk menggambar, memegang sesuatu benda, dll
3. Language (bahasa).
a. Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan
4. Gross motor ( perkembangan motorik kasar).
a. Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
Milestone perkembangan anak
Fine Motor/Adaptive Mean Normal Range
Unfisted 3 months 0 to 4 months
Bats at objects 3 months 2 to 5 months
Objects to midline 4 months 3 to 6 months
Transfers objects 5 months 4 to 7 months
Raking grasp 7 months 5 to 10 months
Finger feeds 7 months 5 to 10 months
Primitive pincer 8 months 6 to 10 months
Neat pincer 9 months 7 to 10 months
Voluntary release 12 months 10 to 15 months
Helps with dressing 12 months 10 to 16 months
Spoon feeds 15 months 12 to 18 months
Uses cup open/sippy 15 months 10 to 18 months
Imitates housework 18 months 14 to 24 months
Handedness 24 months 18 to 30 months
Helps with undressing 24 months 22 to 30 months
Undresses self 36 months 30 to 40 months
Toilet training 24 to 36 months
Language Mean Normal Range
Cooing 3 months 1 to 4 months
Laugh 4 months 3 to 6 months
Turns to voice 4 months 3 to 6 months
Razzing 5 months 4 to 8 months
Babbling 6 months 5 to 9 months
Dada/mama non-specifically 8 months 6 to 10 months
Gesture games 9 months 7 to 12 months
Understands no, 10 months 9 to 18 months
Mama/dada specifically 10 months 9 to 14 month
One step command with a gesture 12 months 10 to 16 months
Immature jargoning 13 months 10 to 18 months
One step command w/out a gesture 15 months 12 to 20 months
Points to body parts 18 months 12 to 24 months
Mature jargoning 18 months 16 to 24 months
Puts two words together 24 months 20 to 30 months
Pronouns inappropriately 24 months 22 to 30 months
Two step command 24 months 22 to 30 months
States first name 34 months 30 to 40 months
Pronouns appropriately 36 months 30 to 42 months
Social/Emotional Mean Normal Range
Social smile 5-6 weeks 1 to 3 months
Object permanence 9 months 6 to 12 months
Stranger anxiety 9 months 6 to 12 months
Affective sharing 10 months 9 to 18 months
Uses mother as secure base 12 months 9 to 18 months
Separation distress 12 months 9 to 24 months
Independence 18 months 12 to 36 months
Parallel play 24 months 12 to 30 months
Associative play 30 months 24 to 48 months
Cooperative play 36 months
INSTRUMEN TES PERKEMBANGAN
Ahli penyakit anak sekarang mempunyai banyak instrumen perkembangan yang dapat
dipilih. Instrumen yang paling baik adalah yang mempunyai data psikometrik yang baik,
termasuk sensitifitas, spesifitas, validitas, dan realibilitas yang baik, dan telah distandarisasi
pada populasi luas.
Instrumen yang dipakai oleh orang tua anak, seperti Parents’ Evaluation of Developmental
Status, Ages and Stages Questionnaires, dan Child Development Inventories Mempunyai data
psikometrik yang baik dan mempunyai keunggulan dimana untuk melakukannya
membutuhkan waktu yang singkat bila dibandingkan dengan instrument yang membutuhkan
pemeriksaan langsung oleh ahli penyakit anak.
Instrument seperti Denver-II screening test, Bayley Infant Neurodevelopmental Screener,
Battelle Developmental Inventory, Early Language Milestone Scale, dan Brigance Screens
melibatkan pemeriksaan langsung terhadap kemampuan anak. The CAT-CLAMS merupakan
tes yang didesain khusus untuk dapat digunakan oleh ahli penyakit anak untuk menilai
kemampuan kognitif dan bahasa dari anak.
Setiap tes skrining mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing masing. Contohnya the
Denver-II screening test yang telah digunakan secara luas, namun mempunyai sensitifitas dan
spesifitas yang rendah tergantung dari interpretasi hasilnya. Setiap tes juga harus dilakukan
sesuai instruksi yang ada, jika tidak maka hasilnya akan tidak valid.
Skrining untuk psikososial dan tingkah laku pada anak terdapat beberapa tantangan, anak
dengan perkembangan yang terhambat mempunyai resiko yang tinggi untuk memiliki
masalah tingkah laku. Kebanyakan instrument skrining perkembangan tidak dapat menilai
pada area ini secara adekuat. Instrument tes seperti the Temperament and Atypical Behavior
Scale, Child Behavioral Checklist, The Carey Temperament Scales, Eyberg Child Behavior
Inventory, Pediatric Symptom Checklist, and Family Psychosocial Screening, dapat
membantu dalam mendeteksi masalah tingkah laku. Akhir akhir ini terdapat peningkatan
ketertarikan dalam skrining anak untuk autistic spectrum disorders karena terdapatnya
peningkatan pada prevalensi dan kemampuan untuk diagnosis dan intervensi dini. Instrument
skrining spesifik seperti the Checklist for Autism in Toddlers (CHAT), dapat membantu ahli
penyakit anak untuk diagnostik, tetapi dapat terjadi kesalahan karena mempunyai sensitifitas
yang rendah dan spesifitas yang tinggi.
Tes yang paling sering digunakan adalah Denver Developmental Screening Test-II (Denver
II). Bagaimanapun juga, dibalik kepopularannya, DDST II tidak berfungsi baik sebagai tes
skrining, karena mempunyai sensitifitas yang terbatas dan validitas yang rendah. Tetapi tes
ini tetap bernilai karena kemudahannya untuk digunakan. Skrining yang mempunyai
sensitifitas dan spesifitas yang baik dengan menggunakan 10 set dari pertanyaan yang
terstruktur yang dapat diperhatikan oleh orang tua di berbagai area perkembangan,
pendekatan ini telah diformalkan sebagai Parents’ Evaluation of Developmental Status
(PEDS) questionnaire. Cara ini merupakan cara yang akurat karena secara umum orang tua
merupakan pengamat yang akurat dari tingkah laku dan perkembangan anak.
Lebih jauh lagi efisiensi dari skrining dapat ditingkatkan dengan menggunakan skrining level
kedua untuk anak yang dicurigai bermasalah dengan menggunakan The Ages and Stages
Questionnaires (ASQ). Tes ini terdiri dari seri 11 pertanyaan yang didesain untuk dapat
dilakukan di rumah dari usia 4 sampai 48 bulan, dan mempunyai validitas dan realibilitas
yang baik sebesar 76-91%, meskipun ASQ mungkin gagal untuk mengidentifikasikan hampir
13% anak dengan keterlambatan perkembangan. Penilaian dan interpretasi dapat dilakukan
dengan cepat, dimana sangat cocok untuk seseorang yang sibuk.
Skrining untuk keterlambatan bahasa sangat penting, dikarenakan terdapat hubungan yang
kuat antara bahasa dan perkembangan kognitif dan kemampuan pendidikan. Early Language
Milestone (ELM) membutuhkan waktu pengerjaan 2-3 menit, sensitifitas untuk bahasa dan
kognitif sangat tinggi bila dibandingkan dengan tes diagnostik standar baku. Masalah
psikiatri dan tingkah laku sangat sering terjadi dan sering bersamaan dengan keterlambatan
perkembangan. Skrining untuk masalah tingkah laku dapat dengan menggunakan Pediatric
Symptom Checklist, yang sederhana dan validitas yang baik.
Deteksi perkembangan anak untuk tes psikomotorik dengan menggunakan Denver
Developmental Screening test II (DDST II), yaitu salah satu tes metode skrening yang sering
digunakan untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun.
Perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan personal sosial, motorik halus, motorik
kasar, dan bahasa pada anak. DDST II merupakan salah satu tes psikomotorik yang sering
digunakan di klinik atau rumah sakit bagi tumbuh kembang anak.
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening
Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah
satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik
atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.
a. Aspek Perkembangan yang dinilai
Terdiri dari 125 tugas perkembangan.Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya
berkisar 25-30 tugas
Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:
1)Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya.
2)Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-
otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
3)Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan
4)Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
b. Alat yang digunakan
Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok
gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna
merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat
diperiksa).
Lembar formulir DDST II
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara
penilaiannya.
c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:
3-6 bulan
9-12 bulan
3-24 bln
3 tahun
4 tahun
5 tahun
2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan
pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
d. Penilaian
Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan
melakukan tugas (No Opportunity = NO).
CARA PEMERIKSAAN DDST II
Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan
patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau
lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.
Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan
tidak dapat dites.
1) Abnormal
a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor
atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia .
2) Meragukan
a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal
usia.
3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.
4) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun.
Contoh perhitungan anak dengan prematur: An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32
minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II
pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. Lula?
Jawab:
2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu
2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu
_________ – Maka 37 – 32 = 5 minggu
1 – 7 -26
Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau
1 tahun 8 bulan atau 20 bulan
Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari,
sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:
1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari
Atau
1 tahun 7 bulan atau 19 bulan
Interpretasi dari nilai Denver II
Advanced
Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada
kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)
OK
Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara
persentil ke-25 dan ke-75
Caution
Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas
atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
Delay
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis;
penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan
untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu
Interpretasi tes
Normal
Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan
Suspect
Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan
Untestable
Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada
lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%
Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:
Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer.
Masalah perkembangan anak
Ada 7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui. Perkembangan dan tumbuh
kembang anak perlu kita pantau secara terus menerus. Dengan memperhatikan tumbuh
kembangnya kita berharap dapat mengetahuinya secara dini kelainan pada anak kita sehingga
langkah-langkah antisipasi lebih cepat yang bias kita ambil. Anak yang cerdas adalah harapan
setiap orang tua. Orang tua selalu berharap agar anaknya dapat tumbuh sehat. Berikut 7
gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui :
1. Gangguan bicara dan bahasa. Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh
perkembangan anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan berbicara
dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2. Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak
progresif, yang disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat
yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3. Sindrom Down. Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari
fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang menjadi akibat adanya jumlah
kromosom 21 yang lebih. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia
yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan
perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4. Perawakan pendek. Penyababnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi, kelainan
kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5. Gangguan autisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang
gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek
perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi
anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme
mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
6. Retardasi mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah
(IQ<70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi
terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH). Merupakan gangguan
dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai
dengan hiperaktivitas.