efisiensi serapan s dan hasil padi dengan ...gugus s. sistin, sistein dan metionin merupakan asam...

10
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 8(1)2011 61 EFISIENSI SERAPAN S DAN HASIL PADI DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG PUYUH DAN PUPUK ANORGANIK DI LAHAN SAWAH (MUSIM TANAM II) (Efficiency of S Up Take and Rice Yield with Quail Manure and Inorganic Fertilizer in Paddy Soil (Season II)) Hery Widijanto*, Noviana Anditasari**, dan Suntoro* *Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 57126 **Alumni Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta ABSTRACT The aim of this research was to know the effect of inorganic fertilizer quail manure to efficiency of Sulphur up take and to know treatment combination that give highest rice yield. This research had been done at Palur, Mojolaban, Sukoharjo, started from January until August 2008. This research used factorial experiment that arranged in Randomized Complete Block Design (RCBD) with two factors. The first factor was 3 levels of inorganic fertilizer dosage i.e.: without inorganic fertilizer, 50% recommendation dosage and 100% recommendation dosage (urea, ZA, SP36 and KCl were 300, 100, 150 and 100 kg. ha1). And second factor was 3 levels of quail manure dosage i.e.:0, 3 and 6 ton.ha 1 . Statistical analysis used F test, Duncan’s Multiple Range (DMR) test at 5% in level and Correlation test. The Result of this research showed that, interaction between inorganic and quail manure increased significantly efficiency of S uptake. Dosage quail manure increased significantly total weight of dry hust. The highest efficiency of S uptake was on 100% recommendation dosage inorganic fertilizer and quail manure dosage 3 ton.ha 1 (44.12%). The highest total weight of dry hust on 50% recommendation dosage inorganic fertilizer and quail manure dosage 6 ton.ha 1 . Key words: quail manure, efficiency of S uptake and paddy soil PENDAHULUAN Berbagai upaya telah dilakukan untuk memacu peningkatan produksi padi seiring dengan semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan bahan pangan. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi padi adalah dengan pemupukan. Untuk mendapatkan hasil padi yang tinggi diperlukan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman, perlu pemberian pupuk tetapi penggunaan pupuk anorganik yang intensif akan menyebabkan terjadinya degradasi lahan yang akan membuat lahan menjadi tidak lestari. Sehingga perlu dilakukan sistem pertanian yang ramah lingkungan melalui sistem pertanian organik. Pupuk organik sangat penting dalam memperbaiki sifatsifat fisika, kimia, dan biologi tanah (Buckman dan Brady, 1990; dan Sanchez, 1992). Ditambahkan oleh Sutedjo (2002) bahwa selain mampu memperbaiki sifat fisika dan biologi tanah, bahan organik juga berperan sebagai penyumbang unsur hara seperti N, P, K dan S serta meningkatkan efisiensi pemupukan dan serapan hara oleh tanaman. Salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai sumber pupuk organik yang potensial adalah kotoran puyuh. Karena kotoran puyuh merupakan limbah yang mudah diperoleh dan memiliki kandungan unsur hara yang tinggi karena antara kotoran padat dan cair dapat menyatu. Sehingga dengan penggunaan pupuk kandang puyuh dapat menekan penggunaan pupuk anorganik yang dapat merusak lingkungan. Didalam pupuk organik, terutama pupuk kandang mengandung protein yang tersusun atas asamasam amino yang mengandung CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk Provided by Sains Tanah - Journal of Soil Science and Agroclimatology

Upload: others

Post on 06-Jul-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFISIENSI SERAPAN S DAN HASIL PADI DENGAN ...gugus S. Sistin, sistein dan metionin merupakan asam amino yang mengandung sulfur (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Protein dalam kotoran puyuh

Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 8(1)2011  61

EFISIENSI SERAPAN S DAN HASIL PADI DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG PUYUH DAN PUPUK ANORGANIK DI LAHAN SAWAH  (MUSIM TANAM II) 

(Efficiency of S Up Take and Rice Yield with Quail Manure and Inorganic Fertilizer in Paddy Soil (Season II)) 

 Hery Widijanto*, Noviana Anditasari**, dan Suntoro* 

*Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 57126 **Alumni Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 

  

ABSTRACT The  aim  of  this  research was  to  know  the  effect  of  inorganic  fertilizer  quail manure  to 

efficiency of Sulphur up take and to know treatment combination that give highest rice yield. This research had been done at Palur, Mojolaban, Sukoharjo, started from January until August 2008. This  research  used  factorial  experiment  that  arranged  in  Randomized  Complete  Block Design (RCBD) with two factors. The first factor was 3  levels of  inorganic fertilizer dosage  i.e.: without inorganic fertilizer, 50% recommendation dosage and 100% recommendation dosage (urea, ZA, SP‐36 and KCl were 300, 100, 150 and 100 kg. ha‐1). And  second  factor was 3  levels of quail manure dosage i.e.:0, 3 and 6 ton.ha‐1. Statistical analysis used F test, Duncan’s Multiple Range (DMR) test at 5% in level and Correlation test. 

The Result of this research showed that,  interaction between  inorganic and quail manure increased significantly efficiency of S uptake. Dosage quail manure  increased significantly  total weight  of  dry  hust.  The  highest  efficiency  of  S  uptake was  on  100%  recommendation  dosage inorganic fertilizer and quail manure dosage 3 ton.ha‐1 (44.12%). The highest total weight of dry hust on 50% recommendation dosage inorganic fertilizer and quail manure dosage 6 ton.ha‐1. 

 Key words: quail manure, efficiency of S uptake and paddy soil  PENDAHULUAN 

Berbagai  upaya  telah  dilakukan  untuk memacu  peningkatan  produksi  padi  seiring dengan  semakin  tingginya  kebutuhan masyarakat  akan  bahan  pangan.  Salah  satu usaha  untuk  meningkatkan  produksi  padi adalah  dengan  pemupukan.  Untuk mendapatkan  hasil  padi  yang  tinggi diperlukan  unsur  hara  dalam  jumlah  yang cukup  dan  seimbang.  Untuk  mencukupi kebutuhan  hara  tanaman,  perlu  pemberian pupuk  tetapi  penggunaan  pupuk  anorganik yang  intensif  akan  menyebabkan  terjadinya degradasi  lahan  yang  akan  membuat  lahan menjadi  tidak  lestari.  Sehingga  perlu dilakukan  sistem  pertanian  yang  ramah lingkungan melalui sistem pertanian organik. 

Pupuk  organik  sangat  penting  dalam memperbaiki  sifat‐sifat  fisika,  kimia,  dan biologi tanah (Buckman dan Brady, 1990; dan 

Sanchez,  1992).  Ditambahkan  oleh  Sutedjo (2002)  bahwa  selain  mampu  memperbaiki sifat  fisika   dan biologi  tanah, bahan organik juga  berperan  sebagai  penyumbang    unsur hara seperti N, P, K dan S serta meningkatkan efisiensi  pemupukan  dan  serapan  hara  oleh tanaman.  

Salah  satu  alternatif  yang  dapat digunakan  sebagai  sumber  pupuk  organik yang potensial adalah kotoran puyuh. Karena kotoran  puyuh  merupakan  limbah  yang mudah  diperoleh  dan  memiliki  kandungan unsur hara yang tinggi karena antara kotoran padat  dan  cair  dapat  menyatu.  Sehingga dengan  penggunaan  pupuk  kandang  puyuh dapat menekan penggunaan pupuk anorganik yang dapat merusak lingkungan.  

Didalam pupuk organik, terutama pupuk kandang mengandung protein yang  tersusun atas  asam‐asam  amino  yang  mengandung 

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

Provided by Sains Tanah - Journal of Soil Science and Agroclimatology

Page 2: EFISIENSI SERAPAN S DAN HASIL PADI DENGAN ...gugus S. Sistin, sistein dan metionin merupakan asam amino yang mengandung sulfur (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Protein dalam kotoran puyuh

Efisiensi Serapan S dan Hasil....Widijanto et al.

62    Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 8(1)2011

gugus  S.  Sistin,  sistein  dan  metionin merupakan  asam  amino  yang  mengandung sulfur  (Rosmarkam  dan  Yuwono,  2002). Protein  dalam  kotoran  puyuh  akan terdekomposisi  (terurai)  menjadi  S  organik yang  selanjutnya  mengalami  mineralisasi  S menghasilkan  S  anorganik  yang  dapat digunakan oleh tanaman. 

Kadar  S  dalam  tanah  pada  umumnya sekitar  0,06%  yang  terdapat  dalam  bentuk sulfat  (SO4

2‐),  sulfide  (S2‐)  dan  senyawa organik.  Unsur  S  diserap  tanaman  dalam bentuk SO4

2‐. Unsur  ini sangat mobil didalam tanah  dan  tidak  mobil  didalam  tanaman sehingga tidak segera dapat dialih tempatkan dari  daun  yang  tua  ke  bagian  titik  tumbuh. Dengan  demikian  gejala  kekahatan  pada tanaman  padi muncul  pertama  pada  bagian pangkal  daun  muda.  Unsur  S  dapat  hilang karena  adanya  volatisasi.  (Dierolf  et  al., 2001).  

Berdasarkan  analisis  tanah  akhir musim tanam  I  pada  perlakuan  A1O1(kontrol) menunjukkan bahwa S tersedia tanah sebesar 18,26  ppm  atau  setara  dengan  36,52  kg/ha. Sedangkan  tanaman  padi  menyerap  sekitar 3,2 kg S dalam biji dan akan menyerap 4 kg S dalam  tanaman  untuk  menghasilkan  panen padi (gabah) sebanyak 4 ton/ha (Dierolf et al., 2001).  Dari  uraian  tersebut  menunjukkan bahwa  tanah  masih  dapat  mencukupi kebutuhan  tanaman padi  akan unsur  S pada musim tanam II. 

Menurut  Suriadikarta  (2001),  belerang (S) pada  tanaman padi berfungsi  sebagai: 1) unsur  pokok  dari  asam  amino  (sistein,  sistin dan metionin)  serta hormon  tanaman  biotin dan  tiamin,  2)  faktor  penting  dalam memfungsikan  enzim‐enzim  tanaman,  enzim aktivator  dan  reaksi  oksidasi‐reduksi. Mengingat pentingnya unsur S bagi  tanaman padi maka pada sistem budidaya padi musim tanam  II  ini  masih  perlu  ditambahkan pemupukan  S  disamping  pupuk  anorganik 

lainnya  untuk  menjaga  kontiyuitas ketersediaan unsur hara S di dalam tanah. 

Hasil  penelitian  yang  dilakukan  di  Desa Palur,  Sukoharjo  pada  musim  tanam  I diketahui  bahwa  berat  gabah  kering  giling tertinggi diperoleh dengan pemberian pupuk urea  300  kg/ha,  ZA  100  kg/ha,  SP‐36  150 kg/ha dan KCl 100 kg/ha serta 6 ton/ha pupuk kandang  puyuh  yaitu  sebesar  19,733  kg gabah kering giling per petak,  setara dengan 7,59  ton/ha.  Pada  penelitian  ini  akan  dikaji lebih  lanjut  mengenai  efisiensi  serapan  S pada  tanaman  padi  (Oryza  sativa  L.)  dan peningkatan  hasil  produksi  yang  diperoleh pada musim tanam II. 

 METODE PENELITIAN 

Penelitian  ini  dilakukan  di  Desa  Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo mulai bulan Januari sampai Agustus 2008 

Penelitian  ini  merupakan  percobaan faktorial yang menggunakan rancangan dasar Rancangan  Acak  Kelompok  Lengkap  (RAKL) yang  terdiri  dari  dua  faktor.  Faktor  pertama adalah  dosis  pupuk  anorganik  yang  terdiri dari  3  taraf,  yaitu  tanpa  pupuk  anorganik, 50%  dosis  rekomendasi  dan  100%  dosis rekomendasi  (urea,  ZA,  SP‐36,  dan  KCl masing‐masing 300, 100, 150, dan 100 kg.ha‐1). Faktor kedua adalah dosis pupuk organik yang  terdiri  dari  3  taraf,  yaitu  0,  3,  dan 6ton.ha‐1. Analisis statistika menggunakan uji F, uji DMR taraf 5%, dan uji korelasi.  

Variabel  bebas  yaitu  dosis  pupuk kandang  puyuh  dan  dosis  pupuk  anorganik. Variabel  utamanya  yaitu  S  tersedia  tanah, serapan  S,  bobot  gabah  kering  giling,  bobot gabah  1000  biji.  Sedangkan  variabel pendukung yaitu pH H2O, KPK, bahan organik C/N  rasio,  N  total,  P  tersedia,  P  total,  K tersedia,  K  total,  S  tersedia.  Untuk menghitung efisiensi S dengan menggunakan rumus: 

Page 3: EFISIENSI SERAPAN S DAN HASIL PADI DENGAN ...gugus S. Sistin, sistein dan metionin merupakan asam amino yang mengandung sulfur (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Protein dalam kotoran puyuh

Efisiensi Serapan S dan Hasil....Widijanto et al.

Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 8(1)2011  63

Eh =  HpSkSp −

x 100 % Keterangan: 

Eh :  efisiensi serapan hara S Sp :  serapan  hara  pada  tanaman  yang 

dipupuk Sk :  serapan  hara  pada  tanaman  yang 

tidak dipupuk Hp : kadar  hara  dalam  pupuk  yang 

diberikan (Yuwono, 2004).  

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Tanah Awal 

Pada  Tabel  1  diketahui  bahwa  Secara keseluruhan kandungan unsur hara N,P,K,dan S  meningkat  dari  pada  kontrol.  Untuk  S tersedia  pada  A1O1  (kontrol)  menunjukkan bahwa  S  tersedia  tanah  sebesar  18,26  ppm atau  setara  dengan  36,52  kg/ha.  Sedangkan untuk  menghasilkan  panen  padi  (gabah) 

sebanyak 4 ton/ha akan menyerap sekitar 3,2 kg  S  dalam  biji  dan  akan menyerap  4  kg  S dalam  tanaman  (Dierolf  et  al.,  2001). Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa dengan ketersediaan unsur S  sebesar 36,52  kg/ha  sudah  cukup  untuk  memenuhi kebutuhan  tanaman padi akan unsur hara S. Tetapi  penambahan  pupuk  masih  perlu dilakukan  untuk  menjaga  kontiyuitas ketersediaan S di dalam tanah. 

Pada  Tabel  2  diketahui  bahwa  pupuk kandang  puyuh  memiliki  kandungan  N sebesar  1.56%,  P  sebesar  0,2%,  K  sebesar 1,55%, dan  S  sebesar 1,24%. C/N  ratio pada pupuk  kandang  puyuh  sebesar  11,58  jadi pupuk  kandang  puyuh  ini  sudah  matang, sehingga  dapat  langsung  diaplikasikan  ke tanah. 

  

Tabel 1. Karakteristik Tanah Awal Variabel  A1O1  A1O2  A1O3  A2O1  A2O2  A2O3  A3O1  A3O2  A3O3 

pH H2O*  5.65  5.56  5.78 5.77 5.92 6.16 5.96  5.49  5.94Agak masam 

Masam Agak masam

Agak masam 

Agak masam 

Agak masam 

Agak masam 

Masam  Agak masam 

C‐Organik (%)*  1.64  2.19  2.44 1.64 2.16 2.39 1.65  2.18  2.7Rendah  Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah  Sedang  Sedang

Bahan Organik  (%)* 

2.81  3.76  4.19 2.82 3.72 4.11 2.84  3.75  4.65Sedang  Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang  Sedang  Sedang

KPK (cmol/kg)*  13.41  13.71  15.04 16.36 17.4 17.37 14.89  20.62  24.33Rendah  Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah  Sedang  Sedang

N total tanah  (%)* 

0.18  0.28  0.32 0.37 0.38 0.42 0.4  0.4  0.44Rendah  Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang  Sedang  Sedang

P total tanah (ppm)* 31.46  42.77  42.01 39.47 42.84 45.06 42.87  45.69  46.89Sedang  Tinggi  Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi  Tinggi  Tinggi

P tersedia tanah  (ppm)* 

18.76  19.99  20.53 20.4 20.74 20.77 19.62  20.85  20.81Sedang  Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang  Sedang  Sedang

K total tanah (cmol/kg)* 

8.6  8.62  9.09 9.38 9.4 9.66 9.88  10.19  10.44Sangat Rendah 

Sangat Rendah

Sangat Rendah

Sangat Rendah 

Sangat Rendah 

Sangat Rendah 

Sangat Rendah 

Rendah  Rendah

K tersedia tanah (cmol/kg)* 

0.13  0.18  0.19 0.14 0.15 0.16 0.16  0.16  0.17Rendah  Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah  Rendah  Rendah

S tersedia tanah  (ppm)** 

18.26  18.83  18.32 21.8 25.73 23.64 22.61  25.57  26.38Sedang  Sedang  Sedang  Sedang  Sedang  Sedang  Sedang   Sedang   Sedang 

Sumber:  Hasil Analisis Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS 2008 *  : Pengharkatan menurut PPT 2005 **  : Pengharkatan menurut Bangladesh Agricultural Research Council (BARC), 1997 

Page 4: EFISIENSI SERAPAN S DAN HASIL PADI DENGAN ...gugus S. Sistin, sistein dan metionin merupakan asam amino yang mengandung sulfur (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Protein dalam kotoran puyuh

Efisiensi Serapan S dan Hasil....Widijanto et al.

64    Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 8(1)2011

Tabel 2. Hasil analisis pupuk kandang puyuh 

Variabel  Satuan  Hasil 

C‐organik  %  18,07Bhan Organik   %  31,08N  %  1,56P  %  0,20K  %  1,55S  %  1,24C/N  ‐  11,58Sumber:  Hasil  Analisis  Laboratorium  Ilmu 

Tanah Fakultas Pertanian UNS 2008  Pengaruh Perlakuan terhadap Variabel Tanah Tabel 3. Kandungan S tersedia tanah awal 

Perlakuan  ppm S  kg/petak S  kg/ha S 

A1O1  18,26  0,095  36,52 A1O2  18,83  0,098  37,66 A1O3  18,32  0,095  36,64 A2O1  21,8  0,113  43,6 A2O2  25,73  0,134  51,46 A2O3  23,64  0,123  47,28 A3O1  22,61  0,118  45,22 A3O2  25,57  0,133  51,14 A3O3  26,38  0,137  52,76 

Sumber:  Hasil  Analisis  Laboratorium  Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS 2008 

 Tabel 4.  Kandungan S tersedia tanah setelah 

perlakuan Perlakuan  ppm S  kg/petak S  kg/ha SA1O1  18,99  0,099  37,98A1O2  29,56  0,154  59,12A1O3  22,59  0,117  45,18A2O1  26,07  0,136  52,14A2O2  29,74  0,155  59,48A2O3  35,2  0,183  70,4A3O1  35,64  0,185  71,28A3O2  34,74  0,181  69,48A3O3  40,11  0,209  80,22Sumber:  Hasil  Analisis  Laboratorium  Ilmu 

Tanah Fakultas Pertanian UNS 2008  

Berdasarkan  Tabel  3  dan  Tabel  4 diketahui  bahwa  perbedaan  setelah perlakuan  ketersediaan  S  meningkat. 

Ketersediaan  S  setelah  perlakuan  berkisar antara 18,99  sampai 40,11 ppm atau  sekitar 37,98 sampai 80,22 kg/ha. Kandungan S yang tinggi  pada  tanah  sudah  dapat  memenuhi kebutuhan  tanaman  padi  akan  unsur  S. Menurut  Dierolf  et  al.  (2001)  tanaman  padi menyerap  S  sekitar  7,2  kg/ha.  Hal  tersebut menunjukkan  bahwa  tanah  sudah  kelebihan unsur  S  yang  dapat  bersifat  racun  bagi tanaman. Tetapi pada  tanah  tergenang  yang dapat mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ keracunan tanaman dapat dihindari.  

Hal  ini sesuai dengan Hardjowigeno dan Rayes  (2005)  yang menyatakan  bahwa  pada tanah  teroksidasi,  sulfat  (SO4

2‐)  merupakan bentuk  yang  stabil  dan  tersedia  bagi tanaman.  Tetapi pada  tanah  tereduksi maka sulfat  yang  tersedia  menjadi  bentuk  sulfida (H2S). Reduksi  Fe3+ menjadi  Fe2+ mendahului SO4

2‐ maka Fe2+ akan selalu ditemukan dalam larutan  tanah  pada  waktu  H2S  terbentuk. Sehingga  H2S  akan  diubah  menjadi  bentuk FeS  yang  larut.  Reaksi  tersebut  dapat melindungi  mikroorganisme  dan  tanaman dari keracunan H2S. 

Pemberian  pupuk  anorganik  50%  dosis rekomendasi  (A2)  mampu  meningkatkan  S tersedia  tanah  sebesar  29,73%  dan  berbeda nyata  dengan  tanpa  pupuk  anorganik  (A1). Sedangkan  dengan  pemberian  pupuk anorganik  100%  dosis  rekomendasi  (A3) mampu  meningkatkan  S  tersedia  tanah sebesar 52,27%.  

Pupuk  ZA  merupakan  pupuk  anorganik sebagai  sumber  sulfur.  ZA  dapat menyumbang  sulfur  dalam  jumlah  yang banyak  yaitu  sebesar  24%.  Selain  itu  pupuk ZA  memiliki  sifat  yang  larut  air  sehingga mudah terserap tanaman. 

Sedangkan  pada  pemberian  pupuk anorganik  dan  pupuk  kandang  puyuh  secara bersama belum  tentu memberikan pengaruh terhadap S  tersedia  tanah. Dari hasil analisis sidik  ragam  dapat  diketahui  bahwa  interaksi pupuk  anorganik  dan  pupuk  organik 

Page 5: EFISIENSI SERAPAN S DAN HASIL PADI DENGAN ...gugus S. Sistin, sistein dan metionin merupakan asam amino yang mengandung sulfur (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Protein dalam kotoran puyuh

Efisiensi Serapan S dan Hasil....Widijanto et al.

Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 8(1)2011  65

memberikan  pengaruh  yang  tidak  nyata (P=0,090).  Hal  ini  disebabkan  karena  kedua pupuk  yang  diberikan  memiliki  fungsi  yang berbeda  dalam menyuplai  S  tersedia  tanah, dengan pemberian pupuk ZA  langsung dapat tersedia bagi tanaman, sedangkan pemberian pupuk  kandang  puyuh  pengaruhnya  akan terlihat dalam waktu yang lama. 

Pada pH netral aktifitas mikroorganisme meningkat  dalam  proses  dekomposisi  bahan organik.  Dari  proses  dekomposisi  bahan organik  akan  dihasilkan  senyawa  organik diantaranya adalah S organik, S organik inilah yang  kemudian  termineralisasi  menjadi bentuk  anorganik  (SO4

2‐)  yang  tersedia  bagi tanaman.  Pengaruh  Perlakuan  Terhadap  Variabel Tanaman Serapan S 

Besarnya  unsur  hara  yang  diserap tanaman ditentukan oleh  jumlah hara dalam larutan  tanah.  Unsur  S  dalam  tanah  dapat diserap  tanaman  karena  SO4

2‐  dapat  larut dalam  larutan  tanah  sehingga  akar  tanaman mampu menyerap unsur S tersebut.  Tabel 5.  Rata‐rata  serapan  S  tanaman  pada 

berbagai perlakuan (mg/tanaman) Perlakuan  A1  A2  A3 O1  9.67a  11.33a  15.00b O2  11.67a  15.67bc  18.00c O3  14.33b  21.67d  22.33d 

 Tabel  5  menunjukkan  bahwa  rata‐rata 

serapan  S  oleh  tanaman  yang  tertinggi dicapai  pada  perlakuan  pupuk  anorganik 100%  dosis  rekomendasi  +  pupuk  kandang puyuh  6  ton/ha  (A3O3)  yaitu  sebesar  22,33 mg/tanaman  atau  setara  5,10  kg/ha. Sedangkan rata‐rata serapan S terendah pada perlakuan  tanpa  pemberian  pupuk  (kontrol) adalah  9,67  mg/tanaman  atau  setara  2,17 kg/ha.  Perlakuan  dengan  pemberian  pupuk anorganik  100%  dosis  rekomendasi  +  pupuk 

kandang  puyuh  6  ton/ha  (A3O3)  mampu meningkatkan  serapan  S  tanaman  sebesar 130% dari kontrol. 

Interaksi  antara  pupuk  anorganik  dan pupuk kandang puyuh berpengaruh terhadap serapan  S  tanaman.  Pupuk  ZA memiliki  sifat cepat  tersedia  sehingga  dapat  langsung digunakan  oleh  tanaman.  Sedangkan  pupuk kandang puyuh memiliki sifat lambat tersedia sehingga  unsur  hara  yang  dapat  diserap tanaman dapat secara bertahap. 

Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa pada seluruh perlakuan terjadi peningkatan S tersedia  tanah.  Pada  perlakuan  A3O3 kandungan  S  tersedia  tanah  sebelum perlakuan  adalah  26,38  ppm  atau  52,76 kg/ha,  dan  setelah  perlakuan  kandungan  S tersedia  tanahnya  adalah  40,11  ppm  atau 80,22  kg/ha.  Sedangkan  besarnya  S  yang diserap  tanaman  adalah  22,33 mg/tanaman atau  setara  5,10  kg/ha.  Menurut  Dierolf (2001)  tanaman padi menyerap S  sekitar 7,2 kg  S/ha.  Dari  uraian  tersebut  menunjukkan bahwa  S  tersedia  tanah  sudah  mencukupi kebutuhan  akan  serapan  tanaman  padi, walaupun  sudah  terserap  tanaman  tetapi ketersedian  S  didalam  tanah masih  tersedia dalam jumlah yang tinggi. 

Menurut  Hakim  et  al.  (1986)  kadar belerang dalam  tanah akan  terus bertambah akibat  pemakaian  pupuk  kandang,  air  hujan dan  beberapa  pupuk  buatan  seperti ammonium Sulfat (ZA). Pupuk kandang puyuh yang  digunakan  dalam  penelitian  ini mengandung    S  sebesar  1,24%  yang  akan termineralisasi  sehingga  penambahannya  ke dalam  tanah  mampu  meningkatkan kandungan  S  tersedia  tanah  sehingga  dapat meningkatkan  serapan  S  pada  tanaman. Semakin  besar  serapan  S  tanaman  maka pertumbuhannya  semakin  optimal  yang menjadikan  berat  berangkasan  kering  juga semakin  tinggi.  Bahan  organik  tanah berkorelasi  positif  yang  erat  terhadap serapan  S  (r=0,646),  Semakin  banyak 

Page 6: EFISIENSI SERAPAN S DAN HASIL PADI DENGAN ...gugus S. Sistin, sistein dan metionin merupakan asam amino yang mengandung sulfur (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Protein dalam kotoran puyuh

66 

kandungserapan

 Efisiensi

Efispersentaatau  tejumlah tanah. 

 Tabel 6. 

Perlaku

O1 O2 O3 

 Ber

bahwa pefisiensipemberrekomenpuyuh sedanga0%.  Peanorgankandangmeningksebesar 

Gam

gan  bahan  S juga akan 

i serapan S tsiensi  serase  unsur  hermanfaatkapupuk  S  y

Rata‐rata berbagai p

uan  A1 

0 a 40.26e43.57e

rdasarkan  Tperlakuan yai  serapan ian  pupuk ndasi  +  6 (A2O3)  y

akan yang teerlakuan  denik  50%  dosg  puyuh  6 katkan  efisie44,12% dari

mbar 2.  Hist

Efisie

organik meningkat. 

tanaman padrapan  S hara  S  yang n  oleh  tanang  diberik

efisiensi  serperlakuan (%

A2 

13.26b e  26.40cd e  44.12e 

Tabel  6  dapang memiliki S  terbesar anorganik ton/ha  pu

yaitu  seberendah padangan  pembsis  rekomenton/ha  (A2

ensi  serapa kontrol. 

togram peng

ensi Serapan S

  Sains

tanah  mak 

di merupaka

terserap  danaman  dibaan  ke  dala

rapan  S  pad) 

A3 

15.96c 22.25bcd28.92d 

pat  diketahrata‐rata nilyaitu  pad50%  dos

puk  kandansar  44,12%a kontrol yaitberian  pupudasi  +  pupu2O3)  mampn  S  tanama

garuh pupuk 

S dan Hasil....W

s Tanah – Jurn

ka 

an an agi m 

da 

 

ui lai da sis ng %, tu uk uk pu an 

SS  yasehinsemadihasakan  Bobo

Bsatu Bobogenersemasema

Pbobopembrekomdari dengadosis gabahsesuamenuanorgterha

Pbobopembpemb

anorganik te

Widijanto et a

nal Ilmu Tanah

Semakin besng  diserap gga  pertumkin  banyakilkan  sehingmeningkat.

ot gabah 100Bobot gabahpenentu dalt  gabah  100ratif dan dipkin  besar kin berat puPada  Gambt gabah 1000berian  pupumendasi  (A3kontrol.  San  pemberrekomenda

h  1000  biji ai dengan haunjukkan  bganik  memdap bobot gPada  Gambt gabah 100berian  pupberian  pupu

erhadap bob

al.

h dan Agroklim

sar efisiensi tanaman 

mbuhan  tanak  batang  dgga  berat  b

0 biji h 1000 biji mlam produks00  biji  ditenengaruhi oleukuran  g

la butir padibar  2  menu0 biji pada puk  anorgan3) meningkatedangkan  pian  pupuk asi  (A2)  penhanya  sebesasil analisis sbahwa  pemmberikan  pgabah 1000 bbar  3  menu00 biji pada puk  anorgauk  anorgan

bot gabah 10matologi 8(1)

serapan S, msemakin  baman  juga dan  daun brangkasan 

merupakan  ssi  tanaman ptukan  pada eh ukuran gagabahnya  minya. unjukkan  baerlakuan denik  100%  dt  sebesar  2,pada  perlaanorganik 

ningkatan  bsar  0,9%. Hasidik  ragam mberian  pupengaruh  nbiji (P=0,021)unjukkan  baperlakuan  taanik  (A1) ik  50  %  d

00 biji (gram2011

maka esar, baik, yang juga 

salah padi. fase 

abah, maka 

ahwa ngan dosis ,95% kuan 50% obot al  ini yang upuk nyata ).  ahwa anpa dan 

dosis 

m) 

Page 7: EFISIENSI SERAPAN S DAN HASIL PADI DENGAN ...gugus S. Sistin, sistein dan metionin merupakan asam amino yang mengandung sulfur (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Protein dalam kotoran puyuh

Sains

rekomensedaanomen Bob

utamSemdiar

s Tanah – Jurn

omendasi  (Angalami  penangkan padarganik  100 ngalami peni

bot gabah keBobot  gab

ma dan  indikmakin  berat tikan  bahwa

Gambar

Gambar

E

nal Ilmu Tana

A2)  pada urunan  daria perlakuan %  dosis  rngkatan dar

ring giling bah  merupkator awal dbobot  gabaa  produksi  p

r 3. Histogramperlakua

r 4.  Histogragiling per

Efisiensi Serap

ah dan Agrokli

musim  tanai musim  tanpemberian prekomendasii musim tana

pakan  paradari produksihnya maka padi  juga  se

m perbandinn pada musi

am perlakuanr petak (gram

pan S dan Has

imatologi 8(1)

am  II nam  I, pupuk i  (A3) am I.  

meter i padi. dapat makin 

m

gpdksetay5p

ngan bobot gm tanam I d

n pupuk kandm/26m2) 

sil....Widijanto

)2011

meningkat. Pada Ga

abah  keringpemberian  posis  6  tong/26m2  seedangkan  hanpa pembeang  hanya m,19  ton/ha

puyuh  6  ton/

gabah 1000 ban II 

dang puyuh 

o et al.

ambar  4  dikeg  giling  terpupuk  kand/ha  (O3)  yetara  denghasil  terenderian pupuk mencapai  13.  Pemberia/ha mampu 

biji (gram) pa

terhadap bo

etahui  bahwrtinggi  dicapdang  puyuh yaitu  sebesagan  6,06 ah  pada  pkandang pu3,5  kg/26 man  pupuk  meningkatk

ada berbagai

obot gabah k

67

wa  bobot pai  pada dengan 

ar  15,78 ton/ha, 

erlakuan yuh  (O1) m2  setara kandang kan  hasil 

 i 

ering 

Page 8: EFISIENSI SERAPAN S DAN HASIL PADI DENGAN ...gugus S. Sistin, sistein dan metionin merupakan asam amino yang mengandung sulfur (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Protein dalam kotoran puyuh

68 

gabah kontrol. 

Halragam  ypupuk (P=0,017dan  peberpengterhada

Semtanah mjuga  akdekompsenyawakemudiayang terS  tersedoleh tan

Meberfungerat  hudan  ikmetabolemak dberjalandihasilka

kering  gilin

  ini  sesuai dyang menunj

anorganik7) terhadap emberian garuh  sanp bobot gabmakin tinggi maka ketersekan  meningposisi  bahaa organik dian  teroksidarsedia bagi tadia dalam  tanaman juga aenurut  Tisdasi  sebagai pubungan  deut  serta lik  seperti  mdan protein. n  lancar an  juga bany

Gambar 5. Hp

Efisie

ng  sebesar 

dengan hasijukkan bahw  berpengbobot gabahpupuk  kanngat  nyataah kering gilkandungan bediaan sulfurgkat,  karenn  organik antaranya  Sasi  menjadi anaman, dennah maka seakan tinggi.  ale  et  al. embentuk  kngan  prosedalam  bermetabolismeSehingga bimaka  fotoyak,  fotosint

Histogram peperlakuan pa

ensi Serapan S

  Sains

16,89%  da

l  analisis  sidwa pemberiaaruh  nyah kering gilinndang  puyua  (P=0,00ing. bahan organr dalam  tanana  dari  ha

melepaska organik  yanS  anorgan

ngan tingginyerapan hara

(1990)  Sulfkloroplas  yans  fotosintesrbagai  rekae  karbohidrala  fotosintesosintat  yantat  inilah yan

erbandinganada musim ta

S dan Hasil....W

s Tanah – Jurn

ari 

dik an ta ng, uh 0) 

nik ah sil an ng nik ya  S 

ur ng sis asi at, sis ng ng 

nantitanamkarbohingg

PboboII meHal tanamsedanpenghFahrizpengisanga(intendan produkering

Bbahwsangapanenpanensema KESIM

n bobot gabaanam I dan I

Widijanto et a

nal Ilmu Tanah

nya  akan  teman. Didalamohidrat  akaga menjadi bPada  Gambt gabah keringalami penini  karena m  I  jatuhngkan musimhujan.  Hal  izal  (2004)  bisian biji danat  dipengansitas dan  lakelembabanuksi  padi  ag dari pada sBerdasarkanwa bobot  gabat  erat  denn.  Semakin n maka  bobkin besar.  

MPULAN DA

ah kering gilinI  

al.

h dan Agroklim

erakumulasim biji fotosinan  mengalaeras. bar  5  menung giling padurunan dari perbedaan 

h  pada  mm tanam II jaini  sesuai  debahwa  prosen pematangaruhi  oleh ma penyinan  nisbi  seakan  tinggi selama musi uji korelasi bah  kering  gngan  bobotbesar  bobo

bot  gabah  k

N SARAN 

ng (kg26m2)

matologi 8(1)

  didalam  tuntat yang beami  pamas

unjukkan  bada musim tamusim tanacuaca,  m

musim  kematuh pada mengan  pendes  pembungan biji atau b

radiasi  sran), suhu urta  angin. selama  m

m hujan.  dapat diket

giling berkort  gabah  keot  gabah  keering  giling 

 pada berba

2011

ubuh erupa akan 

ahwa anam am II. usim 

marau usim dapat gaan, buah surya udara Jadi usim 

tahui relasi ering ering juga 

 gai 

Page 9: EFISIENSI SERAPAN S DAN HASIL PADI DENGAN ...gugus S. Sistin, sistein dan metionin merupakan asam amino yang mengandung sulfur (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Protein dalam kotoran puyuh

Efisiensi Serapan S dan Hasil....Widijanto et al.

Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 8(1)2011  69

Kesimpulan Perlakuan  pupuk  anorganik  100%  dosis 

rekomendasi  dengan  pupuk  kandang  puyuh pada  dosis  3  ton/ha  dapat  meningkatkan efisiensi serapan S, yaitu sebesar 44,12 % dari kontrol. 

Bobot  gabah  kering  giling  tertinggi dicapai pada perlakuan pupuk anorganik 50 % dosis rekomendasi dan pupuk kandang puyuh 6 ton/ha yaitu sebesar 16,17 kg/26 m2 setara dengan  6,2  ton/ha  (meningkatkan  sebesar 29,36% dari kontrol). 

 Saran 

Berdasarkan  hasil  penelitian menunjukkan  bahwa  kandungan  S  tersedia tanah  sudah  mencukupi  kebutuhan  S  akan tanaman  padi,  maka  pemberian  pupuk anorganik perlu dikurangi tetapi untuk pupuk organik  tetap  diberikan  dengan  dosis  yang sama. 

Perlu  adanya  penelitian  lebih  lanjut untuk mengetahui pengaruh  pupuk  kandang puyuh terhadap kualitas padi dan kandungan protein dalam beras karena S sangat esensial dalam pembentukan protein. 

 DAFTAR PUSTAKA Buckman,  HO.  dan  NC.  Brady.  1982.  Ilmu 

Tanah.  Gadjah  Mada  University  Press. Yogyakarta. 

Dierolf, T., Fairhurst, T., dan Mutert. E. 2001. A  Tollkit  for  Acid,  Upland  Soil  Fertility Management  In  Southeast  Asia.  Oxford Graphic Printers. 

Hakim,  N.,  MY.  Nyakpa,  AM.  Lubis,  SG. Nugroho, MR. Saul, MA. Diha, GB. Hong, dan  H.  Bailey.  1986.  Dasar‐dasar  Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. 

Hardjowigeno, S. dan ML Rayes. 2005. Tanah Sawah,  Karakteristik,  Kondisi  dan Permasalahan Tanah Sawah di Indonesia. Bayu Media Publishing. Malang. 

Roesmarkam,  A.  dan  NW.  Yuwono.    2002. Ilmu  Kesuburan  Tanah.  Kanisius. Yogyakarta. 

Sanchez,  PA.  1992.  Sifat  dan  Pengelolaan Tanah Tropika. Penerbit ITB. Bandung. 

Suriadikarta,  DA.  dan  A.  Adimiharja.  2001. Penggunaan  Pupuk  Dalam  Rangka Peningkatan Produktivitas Lahan Sawah. Jurnal Litbang Pertanian. 20 (4). . 

Sutedjo,  MM.  2002.  Pupuk  dan  Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta 

Tisdale, SL., WL. Nelson and JD. Beaton. 1990. Soil  Fertility  and  Fertilizers.  4th  Edition. Macmillan Pub. Co., New York.  

Yuwono,  NW.  2004.  Kesuburan  Tanah. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta. 

   

Page 10: EFISIENSI SERAPAN S DAN HASIL PADI DENGAN ...gugus S. Sistin, sistein dan metionin merupakan asam amino yang mengandung sulfur (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Protein dalam kotoran puyuh

Efisiensi Serapan S dan Hasil....Widijanto et al.

70    Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 8(1)2011