emi _ lmn
TRANSCRIPT
Lower Motor Neuron
Neuron – neuron yang menyalurkan impuls motorik pada bagian perjalanan terakhir
ke sel otot skeletal dinamakan “lower motor neuron (LMN)”.
LMN menyusun inti - inti saraf otot motorik dan inti – inti radiks ventralis saraf spinal.
LMN dibedakan menjadi dua jenis :
1. α motoneuron
Berukuran besar dan menjulurkan aksonnya yang tebal ke serabut otot ekstrafusal
2. γ motoneuron
Ukurannya kecil, aksonnya halus dan mensarafi serabut otot intrafusal
Dengan perantaraan kedua macam motorneuron tersebut, impuls motorik dapat
mengemudikan keseimbangan tonus otot yang diperlukan untuk mewujudkan setiap gerakan
tangkas. Tiap motoneuron menjulurkan hanya satu akson. Tetapi pada ujungnya setiap akson
bercabang –cabang. Dan setiap cabang mensarafi seutas serabut otot, sehingga dengan
demikian setiap akson dapat berhubungan dengan sejumlah serabut otot.
Sebuah motoneuron dengan sejumlah serabut otot yang dipersarafinya merupakan satu
kesatuan motorik atau unit motorik. Kesatuan motorik bisa disebut besar atau kecil. Yang
besar adalah sebuah motoneuron yang mensarafi 120 – 150 serabut otot. Dan unit motorik
yang kecil dibentuk oleh sebuah motoneuron yang berhubungan dengan 3 – 8 serabut otot.
Otot – otot yang digunakan untuk berbagai gerakan tangkas khusus terdiri atas banyak unit
motorik yang kecil – kecil . Ini berarti , bahwa untuk melaksanakan gerakan tangkas yang
rumitdiperlukan banyak motoneuron. Sebaliknya,otot – otot yang mempunyai fungsi motorik
yang sederhana terdiri atas kesatuan motorik yang besar-besar, yang berimplikasi bahwa
motoneuron yang diikutseratakan jumlahnya tidak besar.
Tugas motoneuron hanya menggalakkkan sel – sel serabut otot sehingga timbul gerak
otot. Tugas untuk menghambat gerak otot tidak dipercayakan kepada motoneuron, melainkan
kepada interneuron. Sel tersebut menjadi sel penghubung antara motoneuron dengan pusat
eksitasi atau pusat inhibisi, yang berlokasi di formasio retikularis batang otak. Penghambatan
yang dilakukan oleh interneuron dapat juga terjadi atas tibanya impulas dari motoneuron
yang disampaikan kembali kepada motoneuron. Interneuron itu dikenal sebagai sel Renshaw.
Corak gerakan otot tangkas ditentukan oleh kedatangan pola impuls motorik yang
dibawakan oleh lintasan piramidal dan sistem output striatal (susunan ekstrapiramidal). Pola
itu mencakup program untuk menggalakkan dan menghambat sejumlah α dan γ motoneuron
tertentu. Motoneuron – motoneuron hanya bekerja sebagai pelaksana bawahan belaka. Jika
mereka dibebaskan dari pengaruh sistem piramidal dan ekstrapiramidal, maka mereka masih
dapat menggalakkan sel-sel serabut tersebut , tetapi corak gerakan otot yang terjadi tidak
sesuai dengan kehendak dna lagipula sifatnya tidak tangkas. Gerak otot tersebut bersifat
reflektorik dan kasar serta masif.
Bilamana terjadi suatu kerusakan pada motoneuron maka serabut – serabut otot yang
tergabung dalam unit motoriknya tidak dapat berkontraksi, kendatipun impuls motorik masih
dapat disampaikan oleh sistem piramidal dan ekstrapiramidal kepada tujuannya. Motoneuron
dengan aksonnya merupakan satu – satunya saluran bagi impuls motorik yang dapat
menggalakkan serabut – serabut otot. Maka dari itu, motoneuron dengan aksonnya
dinamakan oleh Sherrington “final common path” dari impuls motorik.
Tergantung dari jumlah motoneuron yang rusak, otot lumpuh ringan (paresis) atau lumpuh
mutlak (paralisis). Oleh karena motoneuron dengan sejumlah serabut otot yang dipersarafinya
merupakan satu kesatuan , maka kerusakan pada motoneuron membangkitkan keruntuhan
pada serabut – serabut otot yang termasuk unit motoriknya. Otot yang terkena menjadi kecil
(kurus) atrofik. Dan disamping itu dapat terlihat juga adanya kegiatan abnormal pada serabut
otot sehat yang tersisa. Kegiatan abnormal tersebut dikenal sebagai fasikulasi.
Akson menghubungi sel serabut otot melalui sinaps, sebagaimana neuron berhubungan
dengan neuron lain. Bagian otot yang bersinaps itu dikenal sebagai “ motor end plate”
Kelumpuhan LMN
Kelumpuhan LMN timbul akibat kerusakan pada”final common path”, motor end
plate dan otot. Istilah final common path dari Sherrington itu mencakup lower motoneuron
dan aksonnya.
Dibawah ini kelumpuhan LMN akan diuraikan menurut komponen – komponen LMN
Kelumpuhan LMN akibat lesi di motoneuron
1. Sindrom lesi di kornu anterius
Penyakit yang disebabkan oleh lesi yang khusus merusak motoneuron adalah
poliomielitis anterior akut. Melalui makanan atau kontak langsung virus tersebut
dapat melakukan invasi , sehingga menimbulkan sindrom infeksi umum yang terdiri
atas gejala – gejala : - Demam
- Lesu
- Sakit kepala
- Berkeringat banyak
- Anoreksia
- Sedikit sakit kerongkongan
- Muntah
- Diare
- Nyeri otot
Tahap kelumpuhan bermula pada tahap nyeri muskular. Anggota gerak yang dilanda
LMN adalah ekstremitas, yang pada masa sebelum timbul gejala prodormal, paling
giat bergerak. Korban poliomielitis anterior akut adalah terutama anak – anak.
2. Sindrom lesi yang selektif merusak motoneuron dan jaras kortikospinal
Kerusakan yang sistematis melanda kornu anterius dan jaras kortikobulbar
/kortikospinal menimbulkan kelumpuhan yang disertai tanda tanda LMN dan UMN
secara berbauran. Atrofi dan fasikulasi pada otot – otot tenar, hipotenar dan interosea
berkombinasi dengan hiperfleksi dan adanya reflek patologik. Tetapi pada tahap lanjut
tanda tanda UMN akan lenyap dan hanya tanda tanda LMN saja yang tertinggal.
3. Sindrom lesi yang merusak motoneuron dan funikulus anterolateralis
Sindrom lesi yang merusak motoneuron dan funikulus anterolateralis atau
disebut juga sindrom a. Spinalis anterior disebabkan karena penyumbatan a. Spinalis
anterior.
Penyumbatan arteri tersebut mengakibatkan lesi vaskular (infark) pada satu sampai
beberapa segmen, sehingga menimbulkan :
- Kelumpuhan LMN bilateral pada otot – otot yang disarafi oleh motoneuron –
motoneuron yang terkena lesi
- Hilangnya perasaaan akan nyeri, suhu dan perabaan pada bagian tubuh secara
bilateral dari tingkat lesi kebawah
- Masih utuhnya kemampuan untuk merasakan rangsnag gerak, getar , sikap dan
posisi bagian tubuh.
Gangguan perasaan tersebut diatas dikenal sebagai disosiasi sensibilitas, oleh karena
perasaan protopatik terganggu secara terpisah dari perasaaan proprioseptif (yang sama
sekali tidak terganggu)
4. Sindrom lesi tunggal di pusat substansia grisea
Lesi tunggal yang berupa lubang di pusat substansia grisea sentralis,sekali
sekali dapat dijumpai, itulah yang dinamakan siringomielia.
Kelumpuhan LMN akibat lesi di radiks ventralis
1. Kelumpuhan akibat kerusakan pada seluruh radiks ventralis
Kerusakan pada radiks ventralis (dan dorsalis) yang reversibel dan
menyeluruh dapat terjadi. Kerusakan itu merupakan perwujudan reaksi
imunopatologik.walaupun segenap radiks (ventralis/dorsalis) terkena, namun yang
berada di intumesensia servikalis dan lumbosakralis paling berat mengalami
kerusakan, keadaan patologik ini dikenal sebagai poliradikulopatia atau
polineuritispost infeksiosa.didalam klinik dikenal sebagai sindrom Guillain Barre (-
Strohl).
Manifestastasi klinisnya sebagai berikut :
Sebelum kelumpuhan timbul, terdapat anamnesa yang khas, yaitu infeksi traktus
respiratorius bagian atas. Diantara masa tersebut dan mula timbulnya kelumpuhan,
terdapat masa bebas gejala penyakit, yang berkisar antara beberapa hari sampai
beberapa minggu. Kelumpuhan timbul pada kekempat anggota gerak dan pada
awalnya bermula di bagian distal tungkai dan kemudian melanda otot – otot tungkai
proksimal, kelumpuhan dapat meluas ke bagian tubuh atas, terutama otot otot lengan
bahkan leher dan wajah serta otot – otot penelan dan bulbar lainnya. Pada tahap
permulaan, gangguan miksi dan defekasi dapat juga menjadi ciri penyakit tersebut.
Kelumpuhan akibat kerusakan pada pleksus brakialis
Kelumpuhan akibat lesi di plexus brachialis dapat disebabkan oleh lesi yang merusak
secara menyeluruh atau setempat. Proses degeneratif herediter, toksik, neoplasmatik atau
infeksi dapat merusak secara menyeluruh. Lesi yang menduduki sebagian dari plexus
brachialis biasanya berupa trauma, penekanan dan penarikan setempat.
Pada sindroma plexus brachialis akibat proses difus di seluruh plexus brachialis
terdapat kelumpuhan LMN dengan fibrilasi dan nyeri spontan, yang dapat bergandengan
dengan hipalgia atau dengan parestesia. Walaupun terdapat manifestasi yang menyeluruh
pada lengan dan bahu, pada umumnya gejala-gejala abnormal yang berat terdapat di kawasan
motorik dan sensorik C5 dan C6 saja.
Dikenal 2 sindrom kelumpuhan akibat lesi setempat di plexus brachialis:
- Sindroma kelumpuhan Erb-Duchene, yaitu kelumpuhan yang terjadi akibat lesi di
bagian atas plexus brachialis
- Sindroma kelumpuhan Klumpke, yaitu kelumpuhan akibat lesi di bagian bawah
plexus brachialis
1. Kelumpuhan Erb-Duchene
Kelumpuhan Erb-Duchenne atau lesi plexus brachialis bagian atas adalah cedera
yang disebabkan gerakan berlebihan dari kepala ke sisi yang berlawanan dan
penekanan bahu pada sisi yang sama. Ini disebabkan traksi berlebihan atau robekan
rami C5 atau C6 dari plexus.Bisa dijumpai pada bayi, anak-anak dan dewasa.Pada
bayi bisa disebabkan karena penarikan kepala bayi waktu dilahirkan, dimana salah
satu bahu tidak dapat dikeluarkan.Pada penderita dewasa atau anak-anak, biasanya
akibat pukulan atau jatuh pada bahu dengan kepala terlampau menekuk ke samping,
sehingga plexus brachialis mengalami penarikan yang hebat, terutama bagian atasnya.
Kelumpuhan melanda m. supraspinatus, m. infraspinatus, m. subscapularis, m.
teres mayor, m. biceps brachialis, m. brachialis dan m. brachioradialis.Akibatnya
lengan bergantung lemas pada sisi tubuh dalam sikap endorotasi pada sendi bahu
karena bagian sternocostal m. pectoralis mayor yang tidak dapat dilawan.Siku lurus
dan lengan bawah dalam sikap pronasi karena m. biceps tidak berfungsi..Pada
umumnya gerakan tangan di sendi pergelangan tangan masih utuh dan gerakan jari-
jari tangan tidak terganggu.
2. Kelumpuhan Klumpke
Kelumpuhan klumpke atau lesi plexus brachialis bagian bawah juga dapat
dijumpai pada neonatus atau anak-anak dan orang dewasa.Pada bayi, penyebabnya adalah
trauma lahir.Karena kepala bayi sukar dikeluarkan, maka penarikan pada bahu
dilakukan.Akibatnya serabut-serabut radiks C8 dan T1 mengalami kerusakan.Pada anak-
anak atau dewasa biasa karena jatuh dari tempat tinggi, dimana untuk menyelamatkan
diri penderita berusaha memegang suatu objek, sehingga bahunya tertarik secara
berlebihan.Karena itu semua ekstensor dari jari-jari tangan lumpuh dan tangan juga tidak
dapat ditekukkan di sendi pergelangan tangan.
Defisit sensorik dapat ditemukan pada daerah sempit pada kulit yang memanjang
di samping ulnar ( medial ) dari pergelangan tangan sampai pertengahan lengan bawah.
Kelumpuhan akibat lesi di fasikulus
Lesi di fasciculus lateralis dapat terjadi akibat dislokasi tulang humerus ke lateral
dan menimbulkan kelumpuhan LMN pada otot-otot biseps brachii, korakobrachialis dan
otot-otot lain yang disarafi oleh n.medianus, kecuali otot-otot intrinsik tangan.
Lesi di fasciculus posterior jarang terjadi.Jika karena sebab yang tidak dapat
dipastikan, maka kelumpuhan LMN dan defisit sensorik dapat dijumpai pada daerah
n.radialis.
Lesi pada fasciculus medial disebabkan oleh dislokasi humerus ke arah subcoracoid,
sehingga menimbulkan kelumpuhan LMN dan defisit sensorik di kawasan motorik dan
sensorik n.ulnaris.
Kelumpuhan akibat lesi di saraf perifer
1. Kelumpuhan akibat lesi di saraf perifer yang berinduk pada pleksus brakialis
Enam saraf penting yang keluar dari plexus brachialis yaitu: n.thorakalis
longus, n.axillaris, n.radialis, n.musculocutaneus, n.medianus dan n.ulnaris.
a. N.Torakalis longus (saunders examination)
N.torakalis longus berasal dari C5,6 dan 7 dan mempersarafi m.serratus
anterior, dapat cedera oleh pukulan atau tekanan pada trigonum posterior atau
selama tindakan pembedahan pada mastektomi radikal. Paralisis m.serratus
anterior menyebabkan ketidakmampuan scapula untuk berotasi selama gerakan
abduksi lengan di atas angulus dekstra.Pasien sulit untuk mengangkat lengan di
atas kepala. Kerusakan pada n.torakalis longus, menimbulkan gejala winging
( margo vertebralis dari scapula tersingkap ). Ini disebabkan oleh kelumpuhan
m.serratus anterior yang mengikat scapula pada dinding belakang thoraks ( origo
pada scapula dan insersio pada dinding belakang thoraks ), apabila lengan
melakukan gerakan mendorong melawan suatu tahanan.
Gambar. “Winging” dari skapula
b. N. Aksilaris
N.axillaris menghubungkan sensorik mayor ke kulit melalui bahu
bagian atas.Lesi pada n.axillaris jarang dijumpai, kecuali jika terpotong alat tajam,
yang sekaligus merusak otot-otot deltoid dan teres mayor.Atau oleh cedera oleh
tekanan tongkat/ kruk yang menekan ke atas ke lipatan axilla. N.axillaris berjalan
ke belakang dari axilla
melalui spatium quadrilateral, memungkinkan dislokasi ke bawah caput humeri
pada dislokasi bahu atau fraktur collum chirurgicum humeri yang menyebabkan
paralisis m.deltoideus dan m.teres minor. Penderita mengeluh tentang kelemahan
otot deltoid yang cepat menjadi atropik.Kontur bahu mendatar dan lengan tidak
dapat diabduksikan dan dieksorotasikan.
Untuk memeriksa otot deltoid, berdirilah di belakang pasien dan pegang
akromionnya.Dorong pegangan agak ke lateral, saat memegang bahu sekalian
dapat meraba bagian tengah dari deltoid.Minta pasien untuk mengabduksi
lengannya dengan fleksi siku 900.Saat pasien melakukan gerakan abduksi,
tingkatkan perlawanan terhadap gerakannya secara berangsur-angsur sampai ke
tahanan maksimum yang bisa dia lawan.
c. N. Radialis
Lesi yang sering merusak bagian atas n.radialis adalah fraktur tulang
humerus, terutama bagian n.radialis yang melilit dari bagian dorsomedial ke
bagian ventrolateral humerus.Bagian ini juga sering terkena penekanan dan
kehilangan fungsi sementara. Hal ini terjadi jika tidur sambil duduk di kursi
dengan menempatkan ketiak pada sandaran kursi, dimana setelah terjadi
kelumpuhan pada lengan dengan tangan menjulai ( drop hand ) dan jari-jari tidak
dapat dikembangkan ( drop finger ). Kelumpuhan ini dikenal dengan nama
“Saturday Night Paralysis” karena sering didapatkan pada orang-orang yang
berkunjung ke bar-bar pada malam minggu. Semua otot yang mengiringi
kelumpuhan itu hanya melanda kulit dorsum manus selebar metacarpal I dan II.
d. N. Muskulokutaneus
Fungsi utama n.musculocutaneus adalah menggerakkan bahu dan menekuk
siku, sekalipun tekukannya lemah. Nervus ini jarang cedera karena letaknya
terlindung di bawah m.biceps brachii. Jika nervus ini terluka pada bagian atas
lengan atas maka m.biceps dan m.coracobrachialis akan paralisis dan
m.brachialis akan paresis. Kelumpuhan akibat lesi pada n.musculocutaneus sering
terjadi bersamaan dengan Saturday night palsy, biasa karena tertindih beban
berat. Oleh karena sebagian dari m.biceps lumpuh, namun m.brachioradialis tidak
terkena kelumpuhan, maka lengan masih dapat ditekukkan di persendian siku,
meskipun tidak sekuat sebagaimana mestinya.
e. N. Medianus
N.medianus sering terjepit atau tertekan dalam perjalanannya melalui
m.pronator teres, siku dan retinakulum pergelangan tangan.Pada luka di
pergelangan tangan, n.medianus dapat terpotong bersama n.ulnaris. Kelumpuhan
mengenai ketiga jari sisi radial, sehingga ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah
tidak dapat difleksikan, baik di sendi metacarpophalangeal, maupun di sendi
interphalangeal. Ibu jari tidak dapat melakukan oposisi dan abduksi. Atropi otot-
otot tenar akan cepat menyusul kelumpuhan tersebut.
f. N. Ulnaris
Kelumpuhan otot-otot yang disarafi n. ulnaris memperlihatkan sikap khas,
yang dinamakan “claw hand”. Dimana jari kelingking dan jari manis tidak dapat
melakukan gerakan fleksi.