hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia...

12
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia Mengikuti Senam di Club PROLANIS Diamen Barigas BPJS Kesehatan Kota Palangka Raya Akhmad Riva’i Program Studi D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya Email: [email protected] ABSTRAK Riva’i, A. 2019. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia Mengikuti Senam Di Klub PROLANIS Diamen Barigas BPJS Kesehatan Kota Palangka Raya. Skripsi, Program Studi D-IV Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya. Pembimbing: (I) Ns. Fetty Rahmawaty, S.Kep, M.kep. (II) Ns. Missesa, S.Kep, M.Kep., Sp.Kep.J. 61 hlm; 10 tabel; 2 gambar Pendahuluan Lansia banyak menghadapi permasalahan-permasalahan. Salah satu permasalahan yang dialami oleh lansia adalah fisiknya yang sudah mulai berkurang. Permasalahan fisik yang sering dialami oleh lansia yaitu immobility (kurang bergerak), kelelahan sehingga membuat lansia jadi susah untuk melakukan senam. Maka dari itu dukungan keluarga sangat dibutuhkan karena memiliki peran yang penting dalam memberi motivasi, pemahaman manfaat dan pentingnya senam bagi lansia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui data demografi responden berdasarkan usia, jenis kelamin dan status pernikahan, mengetahui dukungan keluarga lanjut usia tentang senam lansia di klub PROLANIS Diamen Barigas BPJS Kesehatan kota Palangka Raya, mengetahui keaktifan lansia mengikuti senam di klub PROLANIS Diamen Barigas BPJS Kesehatan kota Palangka Raya dan mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia mengikuti senam di klub Prolanis Diamen Barigas BPJS kesehatan kota Palangka Raya. Metode responden dinilai menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner keaktifan. Uji Chi Square digunakan untuk menentukan hubungan antara kedua variabel. Hasil Dari hasil penelitian yang berjumlah 55 responden menunjukkan bahwa sebanyak 38 responden yang dukungan keluarganya baik, terdiri dari 21 responden yang aktif mengikuti senam (55,3%) dan 17 responden (44,7%) yang tidak aktif mengikuti senam, sedangkan 17 responden yang dukungan keluarganya kurang baik, terdiri dari 3 responden (17,6%) yang aktif mengikuti senam dan 14 responden atau (82,4%) yang tidak aktif mengikuti senam. Kesimpulan terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan lansia mengikuti senam di Klub PROLANIS Diamen Barigas Kantor BPJS Palangka Raya dengan nilai P= 0,021 yang berarti p value < 0,01. Kata kunci: dukungan keluarga, keaktifan senam lansia

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia ...repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/612/1/MANUSKRIP RIVAI.pdf · Pendahuluan Lansia banyak menghadapi permasalahan-permasalahan

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia Mengikuti Senam

di Club PROLANIS Diamen Barigas BPJS Kesehatan Kota Palangka Raya

Akhmad Riva’i

Program Studi D-IV Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Riva’i, A. 2019. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia Mengikuti Senam

Di Klub PROLANIS Diamen Barigas BPJS Kesehatan Kota Palangka Raya. Skripsi,

Program Studi D-IV Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes

Palangka Raya. Pembimbing: (I) Ns. Fetty Rahmawaty, S.Kep, M.kep. (II) Ns. Missesa,

S.Kep, M.Kep., Sp.Kep.J. 61 hlm; 10 tabel; 2 gambar

Pendahuluan Lansia banyak menghadapi permasalahan-permasalahan. Salah satu

permasalahan yang dialami oleh lansia adalah fisiknya yang sudah mulai berkurang.

Permasalahan fisik yang sering dialami oleh lansia yaitu immobility (kurang bergerak),

kelelahan sehingga membuat lansia jadi susah untuk melakukan senam. Maka dari itu

dukungan keluarga sangat dibutuhkan karena memiliki peran yang penting dalam memberi

motivasi, pemahaman manfaat dan pentingnya senam bagi lansia. Tujuan penelitian ini

adalah mengetahui data demografi responden berdasarkan usia, jenis kelamin dan status

pernikahan, mengetahui dukungan keluarga lanjut usia tentang senam lansia di klub

PROLANIS Diamen Barigas BPJS Kesehatan kota Palangka Raya, mengetahui keaktifan

lansia mengikuti senam di klub PROLANIS Diamen Barigas BPJS Kesehatan kota Palangka

Raya dan mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia mengikuti senam

di klub Prolanis Diamen Barigas BPJS kesehatan kota Palangka Raya. Metode responden

dinilai menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner keaktifan. Uji Chi Square

digunakan untuk menentukan hubungan antara kedua variabel. Hasil Dari hasil penelitian

yang berjumlah 55 responden menunjukkan bahwa sebanyak 38 responden yang dukungan

keluarganya baik, terdiri dari 21 responden yang aktif mengikuti senam (55,3%) dan 17

responden (44,7%) yang tidak aktif mengikuti senam, sedangkan 17 responden yang

dukungan keluarganya kurang baik, terdiri dari 3 responden (17,6%) yang aktif mengikuti

senam dan 14 responden atau (82,4%) yang tidak aktif mengikuti senam. Kesimpulan

terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan lansia mengikuti senam di

Klub PROLANIS Diamen Barigas Kantor BPJS Palangka Raya dengan nilai P= 0,021 yang

berarti p value < 0,01.

Kata kunci: dukungan keluarga, keaktifan senam lansia

Page 2: Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia ...repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/612/1/MANUSKRIP RIVAI.pdf · Pendahuluan Lansia banyak menghadapi permasalahan-permasalahan

ABSTRACT

Riva'i, A. 2019. Relationship between Family Support and Activity of Elderly People

Following Exercise at PROLANIS Club Diamen Barigas BPJS of Palangka Raya. Skripsi, D-

IV Nursing Program, Nursing Department, Health Polytechnic of Palangka Raya. Advisor: (I)

Ns. Fetty Rahmawaty, S.Kep, M.kep. (II) Ns. Missesa, S.Kep, M.Kep., Sp.J. 61 pages; 10

tables; 2 pictures.

Introduction Elderly people face many problems. One of the problems experienced by the

elderly is that their physical condition has begun to decrease. Physical problems that are often

experienced by the elderly are immobility (fatigue), fatigue which makes the elderly become

difficult to exercise.Therefore family support is needed because it has an important role in

giving motivation, understanding the benefits and importance of exercise for the elderly. The

purpose of this study was to find out the demographic data of respondents based on age, sex

and marital status, knowing elderly family support about elderly exercise pattern at the

prolanis club Diamen Barigas BPJS of Palangka Raya, knowing the pattern of the elderly in

exercise at the prolanis Diamen club Barigas BPJS Palangka City Raya and knowing the

relationship between family support and the pattern of the elderly following exercise at the

Prolanis Diamen Barigas BPJS club of Palangka Raya. Methods respondents were assessed

using family support questionnaires and activity questionnaires. Chi Square test is used to

determine the relationship between the two variables. Results The results of the study

showed that 38 respondents who had good family support consisted of 21 respondents who

actively participated in exercise (55,3%) and 17 respondents (44,7%) who were not actively

participating in exercise, while 17 respondents who lacked family support, consisting of 3

respondents (17,6%) who actively participated in exercise and 14 respondents (82,4%) who

were not actively participating in exercise. Conclusions there is a relationship between

family support and the pattern of the elderly following exercise in PROLANIS Club Diamen

Barigas Office of BPJS Palangka Raya 0.021 which means p value <0.01.

Keyword : family support, elderly exercise

PENDAHULUAN

Lanjut usia (lansia) merupakan kelompok

usia yang cukup unik karena jumlahnya

dari tahun ke tahun semakin bertambah.

Data Departemen Kesehatan (Depkes)

tahun 2013 menyatakan bahwa demografi

di dunia pada saat ini mengalami

perubahan seiring dengan perkembangan

pembangunan di bidang medis. Hal

tersebut menyebabkan terjadinya

peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH)

yang akan berdampak pada perkembangan

proporsi lansia (Indradulmawan, 2016).

World Health Organization (WHO)

menyatakan bahwa lansia adalah seseorang

yang memasuki umur 60 tahun keatas.

Masa tua atau usia lanjut merupakan suatu

periode akhir dalam rentang kehidupan,

yaitu suatu masa saat seseorang sudah

beralih jauh dari masa sebelumnya yang

lebih menyenangkan atau beranjak dari

masa yang memiliki banyak manfaat

(Hurlock, 1999 dalam Sulandari,

Martyastanti & Mutaqwarohmah, 2009).

Page 3: Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia ...repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/612/1/MANUSKRIP RIVAI.pdf · Pendahuluan Lansia banyak menghadapi permasalahan-permasalahan

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada

tahun 2010 menunjukan bahwa jumlah

penduduk lansia di Indonesia berjumlah

18,04 juta jiwa atau 7,59% dari

keseluruhan penduduk. Jumlah penduduk

lansia wanita yaitu 9,75 juta jiwa, lebih

banyak dari jumlah penduduk laki-laki

yaitu 8,29 juta jiwa. Lansia lebih banyak

berada di daerah pedesaan yaitu 10,36 juta

jiwa, dibandingkan dengan di daerah

perkotaan yaitu 7,69 juta jiwa. Dilihat

berdasarkan kelompok usia, jumlah

penduduk lansia terbagi menjadi lansia

muda 60-69 tahun berjumlah 10, 75 juta

jiwa, lansia menengah 70-79 tahun

berjumlah 5,43 juta jiwa, dan lansia tua 80

tahun keatas berjumlah 1,86 juta jiwa

(BPS, 2013 dalam Xavier, Prastiwi &

Andinawati, 2017).

Hasil proyeksi penduduk Provinsi

Kalimantan Tengah tahun 2010-2020

mencatat bahwa jumlah penduduk lanjut

usia (Lansia) di Provinsi Kalimantan

Tengah terus mengalami kenaikan baik

secara absolut maupun persentase. Pada

tahun 2010-2020, persentase penduduk

lansia berada pada kisaran 5%. (Badan

Pusat Statistik Provinsi Kalimantan

Tengah, 2016).

Pada tahun 2016 jumlah penduduk lansia

Provinsi Kalimantan Tengah mencapai

137.055 jiwa atau 5,37 persen dari jumlah

penduduk. Hal ini berarti pada tahun 2016

dari setiap 1.000 penduduk Provinsi

Kalimantan Tengah, sekitar 53 orang

adalah lansia. Jika dibandingkan tahun-

tahun sebelumnya, jumlah penduduk lansia

di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun

2016 merupakan yang tertinggi. (Badan

Pusat Statistik Provinsi Kalimantan

Tengah, 2016).

Menjadi lanjut usia merupakan salah satu

fase hidup yang akan dialami oleh setiap

manusia, meskipun usia bertambah dengan

diiringi penurunan fungsi organ tubuh

tetapi lansia tetap dapat menjalani hidup

sehat. Salah satu hal yang paling penting

adalah merubah kebiasaan. Tidak hanya

meninggalkan kebiasaan buruk yang dapat

mengganggu kesehatan, tetapi beberapa

pola hidup sehat seperti olah raga dan

menjaga pola makan memang harus

dilaksanakan (PKPU, 2011). masalah

kesehatan yang sering terjadi pada lansia

berbeda dari orang dewasa, yang menurut

Kane & Ouslander sering disebut dengan

istilah 14 I, yaitu Immobility (kurang

bergerak), Instability (berdiri dan berjalan

tidak stabil atau mudah jatuh),

Incontinence (beser buang air kecil dan

atau buang air besar), Intellectual

impairment (gangguan intelektual/

dementia), Infection (infeksi), Impairment

of vision and hearing, taste, smell,

communication, convalescence, skin

integrity (gangguan pancaindera,

komunikasi, penyembuhan, dan kulit),

Impaction (sulit buang air besar), Isolation

(depresi), Inanition (kurang gizi),

Impecunity (tidak punya uang),

Iatrogenesis (menderita penyakit akibat

obat-obatan), Insomnia (gangguan tidur),

Immune deficiency (daya tahan tubuh yang

menurun), dan Impotence (impotensi).

Olahraga pada usia lanjut dapat dilakukan

dengan memperhatikan tingkat kekuatan,

seperti jalan cepat, bersepeda santai dan

senam dapat dilakukan secara rutin.

Bahkan aktivitas sehari-hari seperti

membersihkan rumah, berkebun dan

mencuci pakaian dengan intensitas selama

30 menit juga baik bagi kesehatan. Penting

bagi lansia untuk mengikuti senam karena

akan membantu tubuh lansia agar tetap

Page 4: Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia ...repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/612/1/MANUSKRIP RIVAI.pdf · Pendahuluan Lansia banyak menghadapi permasalahan-permasalahan

bugar dan tetap segar, karena senam lansia

mampu melatih tulang tetap kuat,

mendorong jantung bekerja secara optimal

dan membantu menghilangkan radikal

bebas yang terdapat didalam tubuh. Semua

jenis senam dan aktivitas olahraga ringan

sangat bermanfaat untuk menghambat

proses degeneratif atau proses penuaan

(Widianti, 2010).

Jika lansia kurang aktif dalam bergerak

atau olahraga akan menyebabkan

gangguan pada sistem muskuloskeletal

yaitu terjadinya atrofi otot, osteoporosis,

serta timbulnya kekakuan pada sendi yang

peka (terutama kaki). Semua perubahan

tersebut mengakibatkan kelambanan

bergerak, langkah yang pendek, kaki tidak

menapak dengan kuat. Lanjut usia harus

mencegah kelebihan berat badan

berlebihan karena dapat mempengaruhi

gangguan fungsi pada sendi sehingga

lansia pelu mengikuti senam (Hanafiah,

2008).

Menurut Azizah (2011) salah satu faktor

pendukung keberhasilan senam adalah

dukungan keluarga karena keluarga

merupakan salah satu unsur penting dalam

membangun kesadaran lansia akan

pentingnya senam lansia. Sehingga dalam

hal ini dukungan keluarga sangat

dibutuhkan karena memiliki peran yang

penting dalam memberi motivasi,

pemahaman manfaat dan pentingnya

senam lansia bagi lansia. Penelitian Vivin

(2012) menunjukkan ada hubungan

dukungan keluarga dengan tingkat

keaktifan dalam mengikuti senam lansia di

Posyandu “Peduli Insani” dengan nilai ×2

hitung = 46,854, dan nilai p-value = 0,000

(<0,05).

Penelitian Sulistyowati (2016)

menunjukkan ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan kualitas hidup

lansia dengan DM dari 78 lansia dan

keluarga. Semua elemen dukungan

keluarga memiliki hubungan terutama

dukungan emosional. Lansia yang

mendapatkan dukungan emosional yang

baik akan memiliki kesempatan 12 kali

untuk memiliki kualitas hidup yang tinggi

dibandingkan dengan lansia yang tidak

mendapatkan dukungan emosional.

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh

peneliti pada tanggal 22 Februari 2019 di

kantor BPJS Palangka Raya, diperoleh

data jumlah peserta lansia di Club Diamen

Barigas Kantor BPJS Palangka Raya

sebanyak 58 orang, dan yang aktif hanya

40 orang. Pada tanggal 22 Februari 2019

peneliti mewawancarai pengurus Club

Senam bahwa senam dilakukan dua kali

seminggu setiap hari selasa dan jumaat

pukul 05.30-06.30 WIB. Melihat dari

kehadirannya saat kegiatan senam

berlangsung, hanya 26 anggota yang

menghadiri kegiatan senam.

Fenomena di atas menunjukkan bahwa

pentingnya lansia dalam menjalankan

aktivitas fisik secara rutin, maka perlu

diketahui tentang tingkat keaktifan lansia

dalam melakukan olahraga. Sehubungan

dengan hal tersebut maka peneliti tertarik

untuk mengadakan penelitian tentang

“Hubungan Dukungan Keluarga Tentang

Senam Lansia Dengan Keaktifan

Mengikuti Senam Di Club PROLANIS

Sanang Barigas Kantor BPJS Palangka

Raya”.

TUJUAN PENELITIAN

Mengidentifikasi data demografi

responden berdasarkan usia, jenis kelamin

dan status pernikahan, Mengidentifikasi

dukungan keluarga lanjut usia tentang

Page 5: Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia ...repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/612/1/MANUSKRIP RIVAI.pdf · Pendahuluan Lansia banyak menghadapi permasalahan-permasalahan

senam lansia di klub prolanis Diamen

Barigas BPJS kesehatan kota Palangka

Raya, Mengidentifikasi keaktifan lansia

mengikuti senam di klub prolanis Diamen

Barigas BPJS kesehatan kota Palangka

Raya, Menentukan hubungan dukungan

keluarga dengan keaktifan lansia

mengikuti senam di klub Prolanis Diamen

Barigas BPJS kesehatan kota Palangka

Raya..

HIPOTESIS

Ha: ada hubungan dukungan keluarga

dengan keaktifan lansia dalam mengikuti

senam

Ho: tidak ada hubungan dukungan

keluarga dengan keaktifan lansia dalam

mengikuti senam

METODE PENELITIAN

Penelitian menggunakan rancangan

penelitian cross sectional. Penelitian ini

dilakukan di Club PROLANIS Diamen

Barigas BPJS Palangka Raya pada bulan

Mei 2019. Sampel diambil menggunakan

teknik purposive sampling. Jumlah sampel

penelitian berjumlah 55 responden.

Kriterian inklusi merupakan dimana

subyek penelitian mewakili sampel

penelitian yang memenuhi syarat sebagai

sampel. Kriteria inklusi penelitian ini

adalah: lansia yang berusia 60-90 tahun ke

atas, lansia yang terdaftar pada Club

PROLANIS Diamen Barigas BPJS

Palangka Raya, lansia yang tinggal

bersama keluarga, responden kooperatif,

bisa berbicara dan mendengar, responden

dapat membaca serta menulis. Kriteria

eksklusi merupakan di mana subyek

penelitian tidak dapat mewakili sampel

karena tidak memenuhi syarat sebagai

sampel. Kriteria eksklusi penelitian ini

adalah: lansia mengalami kelemahan fisik,

lansia yang mengalami gangguan jiwa,

lansia pada saat senam di jemput oleh

keluarga

INSTRUMEN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan kuesioner

dukungan keluarga dan keaktifan.

Kuesioner dukungan keluarga digunakan

untuk mengetahui tingkat dukungan

keluarga yang diberikan anggota keluarga

kepada salah satu anggota keluarganya

yaitu pada lansia dalam aktif tidaknya

dalam mengikuti senam. Kuesioner

dukungan keluarga ini menggunakan

kuesioner dukungan keluarga dari

penelitian sebelumnya yaitu Hubungan

Dukungan Keluarga Tentang Senam

Lansia Dengan Keaktifan Mengikuti

Senam di Posyandu “Peduli Insani” Di

Mendungan Desa Pabelan Kartasura.

Kuesioner dukungan keluarga ini

mencakup dimensi emosional terdiri dari 3

item pertanyaan nomor (5, 7, 6), dimensi

penghargaan 4 item pertanyaan nomor (8,

9, 11, 10), dimensi instrumental 4 item

pertanyaan nomor (1, 2, 3, 4), dan dimensi

informasi 4 item pertanyaan nomor (12,

15, 13, 14). Item pertanyaan pada

kuesioner ini berjumlah 15, yang terdiri

dari 10 pertanyaan positif pada nomor 1, 2,

3, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 15 dan 5 pertanyaan

negatif pada nomor 4, 6, 10, 13, 14.

Penilaian pertanyaan positif yaitu Benar di

beri nilai = 1, Salah di beri nilai = 0 dan

penilaian pertanyaan negatif yaitu Benar di

beri nilai = 0, Salah di beri nilai = 1. Uji

validitas kuesioner dukungan keluarga

hasil nilai realibelnya (Alpha Cronbach

0,847). Penilaian pada kuesioner ini yaitu:

Dukungan keluarga Baik :≥76-100%,

Dukungan keluarga Kurang baik : < 76%.

Page 6: Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia ...repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/612/1/MANUSKRIP RIVAI.pdf · Pendahuluan Lansia banyak menghadapi permasalahan-permasalahan

Kuesioner keaktifan ini menggunakan

format dari penelitian sebelumnya oleh

Agnes Febriyanti yang meneliti tentang

Hubungan Antara Keaktifan Mengikuti

Senam Lansia Dengan Keseimbangan

Tubuh Lansia tahun 2013. Penilaian

dilakukan dengan melihat absensi

kehadiran senam kemudian dimasukkan

dalam 24 kolom pelaksanaan senam yang

ada pada bagian kategori keaktifan dalam

mengikuti senam,dengan kriteria penilaian

yaitu: Aktif jika kedatangan ≥75%, Tidak

aktif jika kedatangan <75%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Univariat

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Usia Di Klub PROLANIS

Diamen Barigas BPJS Kesehatan Kota

Palangka Raya tahun 2019 (n=55)

No Usia Lansia

(Tahun)

Jumlah (n) %

1 60-74 47 85

2 75-90 8 15

3 >90 0 0

Total 55 100

Hasil distribusi responden menurut umur

tertinggi adalah berumur 60-74 tahun

(elderly) yaitu sebanyak 47 responden

(85%) hal ini selaras dengan peelitian

Pratikwo (2006), lansia pada kelompok

usia 60-74 tahun secara umum

mobilitasnya cukup baik dibandingkan

dengan kelompok usianya yang lebih tua,

sehingga pada kelompok usia 75-90 tahun

cenderung berperilaku kurang sehat. Selain

itu semakin tua seorang lansia,

kemampuan ingatan dan motivasi

berperilaku sehat juga menurun.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin

Lansia Di Klub PROLANIS Diamen

Barigas BPJS Kesehatan Kota Palangka

Raya tahun 2019 (n=55)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

jenis kelamin yang paling dominan adalah

responden yang berjenis kelamin

perempuan yaitu sebanyak 35 lansia 64%.

Berdasarkan observasi yang telah

dilakukan pada lansia perempuan

menyatakan suami lebih suka dirumah,

suami sudah meninggal dan lansia laki-laki

lebih suka menjaga cucu dirumah daripada

mengikuti kegiatan senam. Menurut

komnas lansia (2009) usia harapan hidup

perempuan di Indonesia lebih tinggi

dibanding laki-laki, karena banyaknya

aktifitas yang dilakukan wanita

dibandingkan laki-laki. Para wanita

biasanya menerima apa yang dialami dan

mereka sadar apa yang dialami merupakan

suatu takdir dari Tuhan. Salah satu contoh

perempuan disamping mencari nafkah,

memasak atau menyediakan makanan,

setiap hari juga harus menyediakan sesaji,

serta kegiatan rumah tangga lain yang

tidak dikerjakan oleh laki-laki (Hikmawati,

2008).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Status menikah Lansia Di

Klub PROLANIS Diamen Barigas BPJS

Kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2019

No. Jenis kelamin Jumlah (n) %

1. Laki-laki 20 36

2. Perempuan 35 64

Total 55 100

No. Status menikah Jumlah

(n)

%

1. Menikah 44 80

2. Bercerai 0 0

3. Janda/duda 11 20

4. Tidak pernah

menikah

0 0

Total 55 100

Page 7: Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia ...repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/612/1/MANUSKRIP RIVAI.pdf · Pendahuluan Lansia banyak menghadapi permasalahan-permasalahan

Hasil distribusi responden menurut status

pernikahan yang didapat menunjukkan

bahwa responden yang menikah sebanyak

44 orang (80%) dan yang janda/duda

(mati) sebanyak 11 orang (20%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Dukungan Keluarga Di Klub

PROLANIS Diamen Barigas BPJS

Kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2019

(n=55)

No. Dukungan

keluarga

Jumlah (n) %

1. Baik 38 69

2. Kurang baik 17 31

Total 55 100

Hasil penelitian tertinggi responden

dengan dukungan keluarga baik sebanyak

38 lansia (69%). Tingkat dukungan

keluarga dalam penelitian ini menunjukkan

hasil bahwa sebagian besar lansia atau

responden memiliki dukungan keluarga

yang baik sebanyak 69%. Dibandingkan

dengan temuan penelitian sebelumnya oleh

Vivin (2012) menunjukkan bahwa

distribusi tertinggi adalah dukungan

keluarga kategori buruk yaitu sebanyak 38

lansia (69%).

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Keaktifan Lansia Di Klub

PROLANIS Diamen Barigas BPJS

Kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2019

(n=55)

No. Keaktifan Jumlah (n) %

1. Aktif 24 44

2. Tidak aktif 31 56

Total 55 100

Hasil penelitian tertinggi responden yang

tidak aktif sebanyak 31 lansia (56%). Hal

ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

faktor pengetahuan, sosial ekonomi,

ketersediaan sarana dan fasilitas, letak

geografis, dukungan keluarga dan sikap

petugas kesehatan. Dari hasil observasi

dilapangan melalui daftar hadir selama 24

kali pertemuan terdapat kehadiran lansia

yang terendah sebanyak 19 lansia dengan

kehadiran 2 sampai 6 pertemuan, ini

disebabkan karena keluarga tidak memberi

tahu jadwal senam, jarak rumah lansia

dengan tempat senam terlalu jauh, lansia

tidak datang mengikuti kegiatan senam

lansia karena idak tau manfaat senam.

Menurut Wulan (2012) dengan banyaknya

lansia yang aktif mengikuti senam

diharapkan lansia mendapatkan manfaat

dari mengikuti senam lansia sehingga

lansia tetap bugar dan memiliki harapan

hidup yang tinggi.

Hasil Penelitian Bivariat

Tabel 4.6 Analisis Hubungan Dukungan

Keluarga dengan Keaktifan Lansia

Mengikuti Senam Di Klub PROLANIS

Diamen Barigas BPJS Kesehatan Kota

Palangka Raya tahun 2019 (n=55)

Penelitian ini menunjukkan ada hubungan

yang signifikan antara dukungan keluarga

dengan keaktifan Lansia Mengikuti Senam

di Klub PROLANIS Diamen Barigas

Kantor BPJS Palangka Raya. Hal ini dapat

dibuktikan dari hasil penelitian bahwa dari

38 responden yang termasuk kategori

dukungan keluarga baik terdiri dari 21

Dukung

an

keluarga

Keaktifan P

valu

e Aktif Tidak

aktif

Tot

al

(n)

%

N % N %

Baik 2

1

55,

3

1

7

44,

7

38 10

0

0,02

1

Kurang

baik

3 17,

6

1

4

82,

4

17 10

0

Total 24

43,6

31

56,4

55 100

Page 8: Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia ...repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/612/1/MANUSKRIP RIVAI.pdf · Pendahuluan Lansia banyak menghadapi permasalahan-permasalahan

orang dengan kategori keaktifan aktif, dan

17 orang dengan kategori keaktifan tidak

aktif dalam mengikuti senam. Kemudian

untuk 17 orang responden yang termasuk

kategori dukungan keluarga kurang baik

terdiri dari 3 orang dengan kategori

keaktifan aktif dan 14 orang dengan

kategori tidak aktif dalam mengikuti

senam. Melihat dari hasil tersebut

responden yang memiliki kategori

dukungan keluarga kurang baik sebagian

besar memiliki kategori keaktifan tidak

aktif dalam mengikuti senam, hal ini

disebabkan karena keluarga kurang

memberikan dukungan kepada lansia,

sibuk karena pekerjaan, dan sikap lansia

yang masih kurang mematuhi jadwal

senam yang sudah ditentukan.

Hasil penelitian ini menunjukkan hasil

yang sama dengan penelitian sebelumnya

yaitu dari Vivin (2012) yang menunjukkan

pula adanya hubungan dukungan keluarga

dengan tingkat keaktifan dalam mengikuti

senam lansia di Posyandu “Peduli Insani”.

Hal ini semakin menunjukkan pentingnya

dukungan keluarga terhadap keaktifan

lansia dimana teori sebelumnya

menyatakan keluarga memiliki fungsi

sebagai sistem pendukung bagi

anggotanya.

Anggota keluarga memandang bahwa

orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan (Friedman 1998). Dukungan

dari orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan (suami/istri), kelahiran (anak),

dan adopsi akan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum

dilakukan pasien, meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional

dan sosial. Dukungan tersebut dapat

dilakukan dengan cara: 1). Dukungan

informasi: mencakup pemberian saran,

sugesti dan iformasi: 2). Dukungan

penilaian: mencakup bimbingan umpan

balik, membimbing dan menengahi

pemecahan masalah, sebagai sumber dan

validator identitas anggota keluarga

diantaranya memberikan support,

penghargaan, perhatian: 3). Dukungan

instrumental: mencakup sebuah sumber

pertolongan praktis dan konkrit,

diantaranya kesehatan penderita dalam hal

kebutuhan makan dan minum, istirahat,

terhindarnya penderita dari kelelahan: 4).

Dukungan emosional: mencakup

dukungan yang diwujudkan dalam bentuk

afeksi, adanya kepercayaan, perhatian,

mendengarkan dan didengarkan (Friedman

2008).

Keluarga merupakan support system utama

dalam mempertahankan kesehatannya.

Peranan keluarga dalam perawatan antara

lain menjaga atau merawat,

mempertahankan dan meningkatkan status

mental, dukungan dan perubahan sosial

ekonomi, serta memberikan motivasi,

dukungan dan memfasilitasi kebutuhan

spritual. Bila dukungan keluarga tinggi

maka akan dapat menurunkan angka

kesakitan dan angka kematian yang

akhirnya akan meningkatkan kualitas

hidup dari Lansia. Selain itu adanya

dukungan keluarga bagi lansia dapat

meningkatkan kesehatan fisik, manajemen,

reaksi stres, produktivitas, dan

kesejahteraan psikologis dan kemampuan

penyesuaian diri lansia (Sumardi, 2016).

Dukungan keluarga yang baik akan

memberikan dukungan serta motivasi bagi

lansia untuk melakukan serta

mempertahankan kondisi lansia agar tetap

stabil, salah satunya yakni dengan

berolahraga (senam). Menurut

(Darmojo:2009 dalam Satriana 2013)

Page 9: Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia ...repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/612/1/MANUSKRIP RIVAI.pdf · Pendahuluan Lansia banyak menghadapi permasalahan-permasalahan

latihan atau olahraga seperti senam dapat

mengeliminasi berbagai resiko penyakit

seperti hipertensi, diabetes melitus, dan

penyakit arteri koroner.

Pola hubungan dukungan keluarga dengan

keaktifan menunjukkan bahwa semakin

tinggi dukungan keluarga, maka semakin

tinggi keaktifan lansia dalam melakukan

senam. Sebaliknya semakin rendah

dukungan keluarga, maka semakin rendah

pula tingkat keaktifan lansia dalam

melakukan senam.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Melalui hasil penelitian yang telah

dilakukan di Klub Senam PROLANIS

Diamen Barigas Kantor BPJS Palangka

Raya maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa: karakteristik umur lansia di Klub

Diamen Barigas Kantor BPJS Palangka

Raya paling banyak pada kelompok usia

60-74 sebesar 85%, jenis kelamin lansia

paling banyak yang berjenis kelamin

perempuan sebanyak 35 orang (64%). dan

status pernikahan yang lebih banyak yang

menikah sebanyak 44 orang (80%), tingkat

dukungan keluarga pada lansia di Klub

PROLANIS Diamen Barigas Kantor BPJS

Palangka Raya rata-rata dukungan

keluarga baik sebesar 69%, tingkat

keaktifan pada lansia di Klub PROLANIS

Diamen Barigas Kantor BPJS Palangka

Raya rata-rata keaktifan tidak aktif sebesar

56%, hasil analisis bivariat menunjukkan

ada hubungan antara dukungan keluarga

dengan keaktifan lansia mengikuti senam

di Klub PROLANIS Diamen Barigas

Kantor BPJS Palangka Raya.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan

kepada Klub PROLANIS Diamen Barigas

BPJS Kesehatan kota Palangka Raya

Untuk meningkatkan kesadaran lansia

tentang pentingnya senam. Pengurus Klub

senam hendaknya memberikan

pengetahuan dan kesadaran kepada lansia

tentang pentingnya mengikuti kegiatan

senam sesuai jadwal untuk menjaga

kondisi kesehatan agar tetap stabil. Untuk

peneliti selanjutnya penelitian ini dapat

menjadi referensi bagi peneliti lain yang

ingin melakukan penelitian dengan obyek

sejenis. Namun diharapkan peneliti yang

akan datang meningkatkan jumlah variabel

penelitian yaitu variabel tingkat

pendidikan karena tingkat pendidikan

mempengaruhi keaktifan lansia dalam

mengikuti senam.

DAFTAR PUSTAKA

Ambardini, RL. 2009. Aktivitas Fisik Pada

Lanjut Usia. 1-10. Universitas

Negeri Yogyakarta

Ardiansah, DY. 2016. Efektifitas Dance

Movement Therapy Untuk

Menurunkan Hipertensi Pada

Lansia Di Panti Jompo Griya Kasih

Siloam Sigura-Gura Di Malang.

Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Malang

Azizah, Lilik Ma’rifatul, 2011.

Keperawatan lanjut usia. Edisi

pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu

Budiharjo, Santosa, dkk 2004, Januari.

Pengaruh Senam Bugar Lansia

terhadap Kekuatan Otot Wanita

Lanjut Usia tidak Terlatih Di

Yogyakarta. UGM.\

Page 10: Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia ...repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/612/1/MANUSKRIP RIVAI.pdf · Pendahuluan Lansia banyak menghadapi permasalahan-permasalahan

BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial), 2014

Dinata, WW. 2015. Menurunkan Tekanan

Darah Pada Lansia Melalui Senam

Yoga. Jurnal Olahraga Prestasi.

11(2): 77-90. Universitas Negeri

Yogyakarta

Efendi & Makhfudli. 2009. Keperawatan

kesehatan komunitas teori dan

praktik dalam keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika

Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut

Usia. Jakarta Timur: CV. Trans

Info Medika

Fitriastuti, P. D. 2016. Badan Pusat

Statistik Provinsi Kalimantan

Tengah. (online),

http://kalteng.bps.go.id

Friedman. 1998. Keperawatan Keluarga.

Jakarta: EGC

Friedman, M. M. 2008. Keperawatan

Keluarga Teori dan Praktik.

Jakarta: EGC.

Friedman, M. 2010. Buku ajar

keperawatan keluarga: Riset, teori,

dan praktik Ed 5. Jakarta: EGC

Giriwijoyo, S., & Sidik, DZ. 2012. Ilmu

Kesehatan Olahraga. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Hanafiah, Hafas 2008. Kelainan System

Muskuloskeletal pada lanjut usia,

medan: Gelanggang Mahasiswa,

Kampus USU.

Harlinawati. 2013. Konsep dan proses

keperawatan keluarga. Sulsel:

Pustaka As Salam

Hensarling, J. 2009. Development and

psychometric testing of henserling’s

diabetes family support scale.

Disertasi, Texa’s Women’s

University

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Riset

Keperawatan dan Teknik Penulisan

Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

Hikmawati.Eny & Akhmad Purnama

(2008). Kondisi Kepuasan Hidup

Lanjut usia. Jurnal PKS Vol.VII.No

26.

Indradulmawan, ME. 2016. Hubungan

Tingkat Aktivitas Fisik Dan Fungsi

Kognitif Lansia Di Posyandu

Lansia Mekar Sari Kota Surabaya

Tahun 2016. Skripsi. Universitas

Katolik Widya Mandala Surabaya

Johan. 2016. Upaya Peningkatan Keaktifan

Siswa Kelas X Tl 1 Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Negeri

2 Banyumas. (online),

(http://repository.ump.ac.id/940/3/B

AB%20II_JOHAN_PPKn%2716.p

df), diakses 20 Desember 2017

Kurnianto, DP. 2015. Menjaga Kesehatan

Di Usia Lanjut. Jurnal Olahraga

Prestasi. 11(2): 19-30. Universitas

Negeri Yogyakarta

Lulik Agus Suhendro. (2013). Determinan

Keaktifan Melakukan Senam

Diabetes Mellitus Pada Anggota

Komunitas Diabetesi Sehat

Puskesmas Ngrambe Kabupaten

Ngawi. (online),

(http://eprints.ums.ac.id/25709/13/

NASKAH_PUBLIKASI.pdf),

diakses 03 desember 2017

Page 11: Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia ...repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/612/1/MANUSKRIP RIVAI.pdf · Pendahuluan Lansia banyak menghadapi permasalahan-permasalahan

Maryam, RS., Ekasari, MF., Rosidawati.,

Jubaedi, A., & Batubara, I. (2008).

Mengenal Usia Lanjut Dan

Perawatannya. Jakarta; Salemba

Medika

Noorkasiani, ST. 2009. Kesehatan Usia

Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan

Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika

Notoatmodjo, S 2002. Metode Penelitian

Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S 2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Novarina V. 2012. Hubungan Dukungan

Keluarga Tentang Senam Lansia

Dengan Keaktifan Mengikuti

Senam Di Posyandu “Peduli

Insani” Di Mendungan Desa

Pabelan Kartasura. (online),

(http://Eprints.Ums.Ac.Id/20154/9/

Naskah_Publikasi.Pdf), diakses 07

Desember 2017

PKPU.2011. launhing komunitas peduli

lansia.http://pkpusemarang.blogspo

t.com Di akses tanggal: 27 juli 2017

Rohmah, AIN., Purwaningsih, & Bariyah,

K. 2012. Kualitas Hidup Lanjut

Usia. Jurnal Keperawatan. 3(2):

120-132. Universitas

Muhammadiyah Malang

Satriana, N. 2013. “Hubungan Dukungan

Keluarga Dengan Keaktifan Senam

Lansia Di Posyandu Wijaya

Kusuma Bambangliporo Bantul

Yogyakarta”.

(online),(http://repository.unjaya.ac.

id/847/1/Nova%20Satriana_321150

15_nonfull.pdf ), diakses 25 mei

2018

Suhendro L.A. 2013. Determinan

Keaktifan Melakukan Senam

Diabetes Mellitus Pada Anggota

Komunitas Diabetesi Sehat

Puskesmas Ngrambe Kabupaten

Ngawi. (onlie),

(http://eprints.ums.ac.id/25709/13/

NASKAH_PUBLIKASI.pdf),

diakses 03 Desember 2017

Sulandari, S., Martyastanti, D., &

Mutaqwarohmah, R. 2009. Bentuk-

bentuk Produktifitas Orang-orang

Lanjut Usia (Lansia). Jurnal Ilmiah

Berkala Psikologi. 11(1): 58-68.

Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Suarti, Ni Made. 2009. Panduan Praktik

Keperawatan Lansia. Yogyakarta:

Penerbit PT Citra Aji Pratama

Sulistyowati R, 2016. The Relation of

Family Support With The Quality

of Life Elderly With Diabetes

Mellitus. (online),

http://www.poltekkes-

mks.ac.id/index.php, diakses

tanggal 26 Maret 2019

Sumardi. 2016. Gambaran Dukungan

Keluarga Terhadap Ibu Hamil

Dengan Hiperemesis Gravidarum.

(online),

(http://repository.umy.ac.id/bitstrea

m/handle/123456789/2776/BAB%2

0II.pdf?sequence=6&isAllowed=y),

diakses 09 desember 2017

Setiadi. 2008. Konsep dan proses

keperawatan keluarga. Yogyakarta

: Graha Ilmu

Page 12: Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia ...repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/612/1/MANUSKRIP RIVAI.pdf · Pendahuluan Lansia banyak menghadapi permasalahan-permasalahan

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D.

Bandung: Alfabeta

Tamber, S. Dan Noorkasiani. 2009.

Kesehatan Usia Lanjut dengan

Pendekatan Asuhan Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Widianti & Proverawati. 2010. Senam

Kesehatan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Wulan Widiyastuti, Veronica, dkk (2012).

Hubungan Tingkat Pengetahuan

Tentang Senam Lansia dengan

Keaktifan Mengikuti Senam Lansia

di Unit Rehabilitasi Sosial Wening

Wardoyo Ungaran. Jurnal Ilmu

Keperawatan dan Kebidanan

Vol.1/no.1/2012 Juni.Semarang

Xavier, EADC., Prastiwi, S., &

Andinawati, M. 2017. Hubungan

Antara Aktifitas Fisik Dengan

Tekanan Darah Pada Lansia Di

Posyandu Lansia Desa Banjarejo

Kecamatan Ngantang Kabupaten

Malang. Nursing News. 2(3): 343-

351. Malang