kapasitas antioksidan bawang dayak (eleutherine palmifolia ... · alia mustika nur lahir di...

96
KAPASITAS ANTIOKSIDAN BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia) DALAM BENTUK SEGAR, SIMPLISIA DAN KERIPIK, PADA PELARUT NONPOLAR, SEMIPOLAR DAN POLAR SKRIPSI ALIA MUSTIKA NUR F24070071 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Upload: others

Post on 27-Dec-2019

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

KAPASITAS ANTIOKSIDAN BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia)

DALAM BENTUK SEGAR, SIMPLISIA DAN KERIPIK, PADA PELARUT

NONPOLAR, SEMIPOLAR DAN POLAR

SKRIPSI

ALIA MUSTIKA NUR

F24070071

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

ANTIOXIDANT CAPACITY OF BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia) IN FRESH,

SIMPLISIA AND CHIPS FORM ON NONPOLAR, SEMIPOLAR AND POLAR SOLVENTS

Alia Mustika Nur and Made Astawan

Department of Food Science and Technology, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural

University, IPB Darmaga Campus, PO BOX 220, Bogor, West Java, Indonesia

Phone: +62856731969, E-mail: [email protected]

ABSTRACT

Bawang dayak (Eleutherine palmifolia) is a red bulb plant from Central Kalimantan, which

has bioactive compounds such as phenols, flavonoids, alkaloids, glycosides and tannins. The existence

of bioactive compounds become parameter of antioxidant activity of this red bulb. The study showed

antioxidant capacity of bawang dayak in fresh form, simplisia (dried) form and chips form, which were extracted by the solvent hexane, ethyl acetate, methanol, ethanol and water. Antioxidant

capacity was measured by DPPH method and rancimat method. Phytochemical screening was

conducted to determine the bioactive compounds of bawang dayak in each form for every solvent.

Based on DPPH method, bawang dayak in fresh form was extracted with ethyl acetate had the highest

antioxidant capacity value that is 227.0% equal to 1.02 mg AEAC/mg extract. Simplisia form which

was extracted with ethanol had antioxidant capacity value 51.8% equal to 0.21 mg AEAC/mg extract.

Chips form was extracted with ethylacetate and ethanol had the highest antioxidant capacity values

57.5% and 46.5% which were equal to 0.24 mg AEAC/ mg extract and 0.18 mg AEAC/ mg extract.

The induction time of ethylacetate fresh extract, ethanol simplisia extract and ethylacetate chip extract

based on measurement with rancimat method, were 3.7 hours, 2.8 hours and 2.6 hours. All of extract

had higher induction time than tocoferol. Besides, the measurement of phenolic content resulted that methanol fresh extract, ethanol simplisia extract and methanol chip extract had 4.29 mg GAE/100 mg

extract, 3.52 mg GAE/ 100 mg extract and 3.38 mg GAE/100 mg extract. Vitamin C (ascorbic acid) on

fresh bawang dayak was quite high, reaching 61.5mg/100gram, whereas vitamin C on simplicia and

chip were decreased, respectively 41.0 mg/100 gram and 22.0 mg/100gram due to the heating

process. The Ethylacetate fresh extract contains of alkaloid , phenolic, flavonoids, triterpenoids,

steroids and glycosides compounds, while the ethanol simplscia extract and ethylacetate chip extract

contains of alkaloids, saponins, tannins, phenolics, flavonoids, triterpenoids, steroids and glycosides

compounds.

Keywords: bawang dayak, antioxidant, phytochemical

Page 3: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

Alia Mustika Nur. F24070071. Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)

dalam Bentuk Segar, Simplisia dan Keripik, pada Pelarut Nonpolar, Semipolar dan Polar. Di

bawah bimbingan Made Astawan. 2011

RINGKASAN

Banyak sekali jenis tanaman Indonesia yang diduga memiliki khasiat bagi kesehatan, tetapi

belum termanfaatkan secara optimal. Hal ini disebabkan secara ilmiah masih sedikit sekali informasi

tentang kandungan senyawa bioaktif yang terdapat pada tanaman tersebut. Bawang Dayak

(Eleutherine palmifolia) adalah salah satu jenis tanaman yang berkhasiat bagi kesehatan dan banyak

ditemukan di daerah kalimantan. Secara empiris diketahui tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit

kanker usus, kanker payudara, diabetes melitus, hipertensi, menurunkan kolesterol, obat bisul, stroke

dan sakit perut sesudah melahirkan. Khasiat dari tanaman bawang dayak di antaranya sebagai

antikanker payudara, mencegah penyakit jantung, immunostimulant, antinflamasi, antitumor serta anti

bleeding agent (Saptowalyono 2007).

Komponen antioksidan memiliki peranan penting bagi perlindungan kesehatan tubuh

Penggunaan antioksidan alami saat ini dianggap lebih aman karena diperoleh dari ekstrak tanaman.

Antioksidan alami yang terdapat pada tanaman antara lain kelompok flavonoid berupa senyawa

polifenol. Pada penelitian ini dilakukan pengujian kapasitas antioksidan dari bawang dayak dalam

bentuk umbi bawang dayak segar, simplisia dan keripik dengan menggunakan lima jenis pelarut yang

berbeda yaitu heksan, etilasetat, etanol, metanol dan air. Metode pengujian yang dilakukan

menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) dan metode rancimat untuk mengukur

stabilitas oksidatif pada tiga ekstrak sampel terbaik. Selanjutnya dilakukan uji pendukung seperti

pengukuran jumlah total fenol, kadar vitamin C dan uji kualitatif fitokimia untuk ekstrak umbi

bawang dayak segar, simplisia dan keripik.

Berdasarkan hasil pengujian dengan metode DPPH, diketahui bahwa ekstrak etilasetat umbi

bawang dayak segar memiliki nilai kapasitas antioksidan paling tinggi dan berbeda sangat nyata

(p<0.01) dibandingkan dengan pelarut heksan, metanol, etanol dan air. Ekstrak etanol simplisia

memiliki kapasitas antioksidan paling tinggi dan sangat berbeda nyata (p<0.01) dengan pelarut

heksan, etilasetat, metanol dan air. Keripik yang diekstrak dengan pelarut etanol dan etilasetat

menghasilkan nilai kapasitas antioksidan paling tinggi tetapi tidak berbeda nyata (p>0.01).

Nilai kapasitas antioksidan dapat dibandingkan dengan aktivitas asam askorbat, dimana nilai

aktivitas antioksidan di dalam ekstrak etilasetat umbi bawang dayak segar setara dengan

1.02 mg AEAC/mg ekstrak, ekstrak etanol simplisia setara dengan 0.21 mg AEAC/ mg ekstrak dan

ekstrak etilasetat keripik dan ekstrak etanol keripik setara dengan 0.24 mg AEAC/ mg ekstrak dan

0.18 mg AEAC/ mg ekstrak. Setelah dilakukan pengujian terhadap kestabilan oksidatif dengan metode

rancimat, maka diperoleh waktu induksi untuk ekstrak etilasetat umbi bawang dayak segar, ekstrak

etanol simplisia dan ekstrak etilasetat keripik. Waktu induksi ekstrak etilasetat umbi bawang dayak

segar sebesar 3.7 jam, ekstrak etanol simplsia sebesar 2.8 jam dan ekstrak etilasetat keripik sebesar 2.6

jam.

Pengukuran jumlah total fenol dilakukan dengan mereaksikan setiap ekstrak sampel dengan

pereaksi Folin-ciocalteau. Hasil dari pengukuran ini diperoleh bahwa ekstrak metanol umbi bawang

dayak segar, ekstrak etanol simplisia dan ekstrak metanol keripik memiliki total fenol paling tinggi.

Nilai total fenol ekstrak metanol umbi bawang dayak segar, ekstrak etanol simplisia dan ekstrak

metanol keripik masing-masing adalah 4.29 mg GAE/100 mg ekstrak, 3.52 mg GAE/ 100 mg ekstrak

dan 3.38 mg GAE/100 mg ekstrak.

Terdapat korelasi negatif antara jumlah kapasitas antioksidan ekstrak umbi bawang dayak

segar dan keripik terhadap jumlah nilai total fenolnya. Hal ini berarti senyawa antioksidan pada

Page 4: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

ekstrak etilasetat umbi bawang dayak segar dan ekstrak etilasetat keripik tidak hanya didukung oleh

adanya senyawa fenol, akan tetapi ada senyawa antioksidan lain yang terekstrak pada pelarut etilasetat

untuk umbi bawang dayak segar dan keripik. Senyawa antioksidan tersebut adalah betakaroten,

triterpenoid dan tokoferol, dimana senyawa-senyawa tersebut cenderung larut dalam pelarut nonpolar.

Pengukuran kadar vitamin C dilakukan dengan menggunakan metode Idiometri. Nilai kadar

vitamin C ekstrak umbi bawang dayak segar 61.5 mg/100 gram, ekstrak simplisia 41.0 mg/100 gram

dan ekstrak keripik 22.0 mg/100gram. Penurunan nilai kadar vitamin C untuk ektrak simplisia dan

ekstrak keripik disebabkan adanya perlakuan suhu selama pengolahan. Terjadi interaksi antara suhu

pengolahan dengan jumlah kapasitas antioksidan umbi bawang dayak segar, simplisia dan keripik. Hal

ini terbukti dengan menurunnya jumlah kapasitas antioksidan, kestabilan oksidatif , total fenol dan

kadar vitamin C umbi bawang dayak segar setelah dilakukan pengolahan menjadi simplisia dan

keripik. Penurunan jumlah ini menunjukan bahwa senyawa antioksidan yang terdapat dalam umbi

bawang dayak tidak tahan terhadap suhu tinggi. Selain itu, penggunaan jenis pelarut yang berbeda

menghasilkan jumlah kapasitas antioksidan dan total fenol yang berbeda-beda. Setiap jenis pelarut

memiliki sensitivitas terhadap suatu senyawa tertentu di dalam suatu bahan.

Analisis uji kualitatif fitokimia pada penelitian ini meliputi senyawa alkaloid, saponin, tanin,

fenol, triterpenoid, flavonoid dan glikosida. Pengujian fitokimia dilakukan pada umbi bawang dayak

segar, simplisia dan keripik, menggunakan lima jenis pelarut air, heksan, etilasetat, etanol dan

metanol. Berdasarkan hasil uji kualitatif fitokimia, tingginya nilai kapasitas antioksidan ekstrak

etilasetat umbi bawang dayak segar, ekstrak etanol simplisia, ekstrak etanol keripik dan ekstrak

etilasetat keripik didukung oleh keberadaan senyawa aktif seperti fenolik, triterpenoid dan glikosida

yang sangat kuat.

Page 5: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

KAPASITAS ANTIOKSIDAN BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia) DALAM BENTUK

SEGAR, SIMPLISIA DAN KERIPIK, PADA PELARUT NONPOLAR, SEMIPOLAR DAN

POLAR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ALIA MUSTIKA NUR

F24070071

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 6: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

Judul Skripsi : Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) dalam Bentuk

Segar,Simplisia dan Keripik, pada Pelarut Nonpolar, Semipolar dan Polar

Nama : Alia Mustika Nur

NIM : F24070071

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS)

NIP. 19620202.198703.1.004

Mengetahui:

Plt. Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

(Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, M.Si)

NIP 19610802 198703 2 002

Tanggal Ujian Akhir : 18 Agustus 2011

Page 7: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Kapasitas

Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) dalam Bentuk Segar, Simplisia dan

Keripik, pada Pelarut Nonpolar, Semipolar dan Polar adalah hasil karya saya sendiri dengan

arahan Dosen Pembimbing Akademik, dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan

tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar

Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, 18 Agustus 2011

Yang membuat pernyataan

Alia Mustika Nur

F24070071

Page 8: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

BIODATA PENULIS

Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari

pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke empat

dari empat bersaudara. Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh dari

tahun 1995-2001 di SDN Purwaraja 02 Pandeglang, kemudian

melanjutkan Sekolah Menegah Pertama di MTS MA Pusat Menes

sampai tahun 2004. Pada tahun 2007 penulis menamatkan Sekolah

Menengah Ke atas dari SMAN 1 Pandeglang. Penulis diterima

sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dengan

mayor Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian.

Selama menjalani perkuliahan di IPB, Penulis aktif dalam beberapa organisasi kemahasiswaan, yaitu

staff Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) BEM TPB IPB, anggota Himpunan

Mahasiswa Banten (KMB), anggota Himpunanan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan

(HIMITEPA), panitia seminar PLASMA (2009). Penulis juga mendapatkan dana hibah dari Dikti

melalui program PKM di bidang kewirausahaan dan di bidang penelitian pada tahun 2009-2010.

Sebagai tugas akhir, penulis melakukan penelitian dengan judul “Kapasitas Antioksidan Bawang

Dayak (Eleutherine palmifolia) dalam Bentuk Segar, Simplisia dan Keripik, pada Pelarut Nonpolar,

Semipolar dan Polar” di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS.

Page 9: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan ridho dan

pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulisan skripsi ini

disusun berdasarkan hasil penelitian untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tema yang dipilih dalam peneilitan ini adalah

kapasitas antiokisdan dengan judul “ Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)

dalam Bentuk Segar, Simplisia dan Keripik, pada Pelarut Nonpolar, Semipolar dan Polar. Ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi

ini, yaitu:

1. Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberi

bimbingan dan saran selama penyusunan skripsi ini.

2. Keluarga tercinta : Mamah dan Bapak, Kakak- kakakku Neng, Ana, Aan dan Arya . Terima kasih

atas doa dan motivasi yang selalu diberikan selama penulis menyelesaikan penelitian dan skripsi

ini.

3. Ibu Andi Erly. Terima kasih atas bantuan dana, waktu, perhatian, dukungan dan doa yang telah

diberikan selama penelitian berlangsung.

4. Dosen penguji Dr. Ir. Hanifah Nuryani Lioe, M.Si dan Dr. Ir. Yadi Haryadi, MSc. Terima kasih

atas kesediaan waktu serta saran yang telah diberikan.

5. Rina Ristyawati (alm). Terima kasih atas segala kebaikan yang selalu diberikan.

6. Sahabat-sahabat seperjuangan, Suriah Anggraeni, Renny Permatasari, Dhina Novitri, Annisa S

Larasati, Lia Septiani, Meilly Kusuma Dewi, Michael Devega, Yohana Maria Leoni, Irwan

Permadi, Chyntia DNS, Yolanda silvia dan Sarah tsaqqofa. Terimakasih atas kebersamaan,

dukungan dan saran yang selalu diberikan kepada penulis selama penelitian dan penyusunan

skripsi ini.

7. Keluarga besar ITP 44 yang selalu kompak. Terima kasih atas dukungan, bantuan dan

kerjasamanya selama masa perkuliahan di ITP.

8. Seluruh teknisi laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan, Pak Wahid, Pak Taufik, Pak Yahya,

Pak Sobirin, Mba Yane. Terima kasih atas bantuan selama penulis menyelesaikan penelitian.

9. Seluruh karyawan UPT ITP yang telah membantu dan memberikan informasi kepada penulis

selama kuliah di ITP.

10. Keluarga besar Pondok Nuansa Sakinah, Fauzia Trianastiti, PNS angkatan 43, Salis, Anis, Lena

dan Nadia.

11. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi yang tidak bisa penulis

sebutkan satu-persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan di bidang teknologi pangan. Terima kasih.

Bogor, 18 Agustus 2011

Alia Mustika Nur

Page 10: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 2

C. Manfaat Penelitian.................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3

A. Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) ................................................... 3

B. Antioksidan dan Pengukurannya ............................................................... 5

C. Vitamin C ............................................................................................... 7

D. Fitokimia ................................................................................................. 7

III. METODE PENELITIAN ................................................................................ 10

A. Bahan dan Alat ......................................................................................... 10

1. Bahan.................................................................................................. 10

2. Alat ..................................................................................................... 10

B. Metode Penelitian ..................................................................................... 10

1. Persiapan Sampel ............................................................................... 10

2. Ekstraksi Sampel ................................................................................. 10

3. Analisis Proksimat .............................................................................. 11

a. Kadar air ........................................................................................ 11

b. Kadar Abu ..................................................................................... 11

c. Kadar Lemak ................................................................................ 11

d. Kadar Protein ................................................................................. 12

e. Kadar Karbohidrat .......................................................................... 12

4. Analisis Kimia .................................................................................... 13

a. Kapasitas Antioksidan Metode DPPH ............................................. 13

b. Kapasitas Antioksidan Metode Rancimat ........................................ 13

c. Uji Total Fenol ............................................................................... 13

d. Uji Kadar Vitamin C ...................................................................... 14

5. Uji Kualitatif Fitokimia ...................................................................... 14

6. Rancangan Percobaan .......................................................................... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 17

A. Persiapan Sampel dan Ekstraksi ................................................................ 17

B. Rendemen Ekstrak.................................................................................... 18

C. Analisis Proksimat.................................................................................... 20

D. Karakteristik Fisik Hasil Ekstraksi ............................................................ 20

E. Kapasitas Antioksidan Metode DPPH ....................................................... 22

F. Aktivitas Antioksidan Metode Rancimat ................................................... 27

G. Total Fenol ............................................................................................... 29

H. Kadar Vitamin C ...................................................................................... 32

I. Analisis Fitokimia .................................................................................... 33

Page 11: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

J. Hubungan Kapasitas Antioksidan, Total Fenol dan Kadar Vitamin C

Sebagai Radikal Scavenger Pada Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia

Dan Keripik ............................................................................................. 35

V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 37

A. Simpulan .................................................................................................. 37

B. Saran ........................................................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 39

LAMPIRAN ................................................................................................. 42

Page 12: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Fitokimia Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) ................... 4

Tabel 2. Rendemen Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan Keripik 19

Tabel 3. Proksimat Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan Keripik ........... 20

Tabel 4. Karakteristik Fisik Warna Ekstraksi Umbi Bawang Dayak Segar,

Simplisia dan Keripik ........................................................................ 21

Tabel 5. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar .................... 34

Tabel 6. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Simplisia Bawang Dayak ........................ 34

Tabel 7. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Keripik Bawang Dayak........................... 35

Page 13: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) ................................................ 4

Gambar 2. Umbi Bawang Dayak ............................................................................ 18

Gambar 3. Simplisia Bawang Dayak ...................................................................... 18

Gambar 4. Keripik Bawang Dayak ......................................................................... 18

Gambar 5. Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar ...................................................... 21

Gambar 6. Ekstrak Simplisia Bawang Dayak .......................................................... 22

Gambar 7. Ekstrak Keripik Bawang Dayak............................................................. 22

Gambar 8. Kapasitas Antioksidan Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar ................... 23

Gambar 9. Kapasitas Antioksidan Ekstrak Simplisia ............................................... 24

Gambar 10. Kapasitas Antioksidan Ekstrak Keripik .................................................. 24

Gambar 11. Nilai AEAC Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar .................................. 26

Gambar 12 Nilai AEAC Ekstrak Simplisia Bawang Dayak ...................................... 27

Gambar 13. Nilai AEAC Ekstrak Keripik Bawang Dayak ......................................... 27

Gambar 14. Waktu Induksi Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan

Keripik ................................................................................................ 28

Gambar 15. Total Fenol Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar ................................... 30

Gambar 16 Total Fenol Ekstrak Simplisia Bawang Dayak ....................................... 30

Gambar 17. Total Fenol Ekstrak Keripik Bawang Dayak ......................................... 31

Gambar 18. Kadar Vitamin C Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan Keripik .... 33

Page 14: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Proksimat Umbi Bawang Dayak Segar....................................... 43

Lampiran 2. Data Proksimat Simplisia. .................................................................. 45

Lampiran 3. Data Proksimat Keripik ..................................................................... 47

Lampiran 4. Data Kapasitas Antioksidan Umbi Bawang Dayak Segar .................... 49

Lampiran 5. Data Kapasitas Antioksidan Simplisia Bawang Dayak ........................ 50

Lampiran 6. Data Kapasitas Antioksidan Keripik Bawang Dayak .......................... 51

Lampiran 7. Data Kurva Asam Askorbat ............................................................... 52

Lampiran 8. Data AEAC Umbi Bawang Dayak Segar ............................................ 53

Lampiran 9. Data AEAC Simplisia Bawang Dayak ............................................... 54

Lampiran 10. Data AEAC Keripik Bawang Dayak .................................................. 55

Lampiran 11a.Uji ANOVA Kapasitas Antioksidan Metode DPPH Terhadap Ekstrak

Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan Keripik .......................... 56

Lampiran 11b.Uji Lanjut Beda Duncan Kapasitas Antioksidan Ekstrak Umbi

Bawang Dayak Segar, Simplisia dan Keripik .................................... 57

Lampiran 12a.Uji ANOVA AEAC Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia

dan Keripik` ..................................................................................... 59

Lampiran 12b. Uji Lanjut Beda Duncan AEAC Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

Simplisia dan Keripik ...................................................................... 60

Lampiran 13. Data Waktu Induksi Ekstrak Etilasetat Umbi Bawang Dayak Segar

Metode Rancimat .............................................................................. 62

Lampiran 14. Data Waktu Induksi Ekstrak Simplisia Metode Rancimat ................... 64

Lampiran 15. Data Waktu Induksi Ekstrak Keripik Metode Rancimat ...................... 66

Lampiran 16. Data Waktu Induksi Kontrol Minyak Kedelai Murni Metode Rancimat 68

Lampiran 17. Data Waktu Induksi Tokoferol Metode Rancimat ............................... 69

Lampiran 18. Waktu Induksi Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia

Dan Keripik ..................................................................................... 71

Lampiran 19. Uji ANOVA dan Uji Lanjut Beda Duncan Aktivitas Antioskidan

Metode Rancimat ............................................................................. 72

Lampiran 20. Data Kurva Standar Asam Galat ........................................................ 73

Lampiran 21. Data Total Fenol Umbi Bawang Dayak Segar .................................... 74

Lampiran 22. Data Total Fenol Simplisia Bawang Dayak ........................................ 75

Lampiran 23. Data Total Fenol keripikBawang Daya ............................................... 76

Lampiran 24. Uji ANOVA Total Fenol Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar,

Simplisia dan Keripik ........................................................................ 77

Lampiran 25. Uji Lanjut Beda Duncan Total Fenol Ekstrak Umbi Bawang Dayak

Segar, Simplisia dan Keripik ............................................................ 78

Lampiran 26. Data Kadar Vitamin C Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan

Keripik ............................................................................................ 80

Lampiran 27. Uji ANOVA dan Uji Lanjut Beda Duncan Kadar Vitamin C

Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan Keripik ........................... 81

Page 15: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

1

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Wilayah Indonesia memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity) yang melimpah untuk

jenis tanaman yang diduga memiliki khasiat sebagai obat. Pemanfaatan bahan yang bersifat alami

telah menjadi isu back to nature dan cenderung menjadi pilihan bagi masyarakat Indonesia.

Selain itu, krisis ekonomi yang berkepanjangan serta biaya pengobatan yang relatif mahal

membuat masyarakat Indonesia beralih ke pengobatan secara tradisional. Banyak sekali jenis

tanaman Indonesia yang diduga memiliki khasiat bagi kesehatan, tetapi belum termanfaatkan

secara optimal. Hal ini disebabkan secara ilmiah masih sedikit sekali informasi tentang

kandungan senyawa bioaktif yang terdapat pada tanaman tersebut.

Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) adalah salah satu jenis tanaman yang berkhasiat bagi

kesehatan. Tanaman ini banyak ditemukan di daerah Kalimantan. Penduduk lokal di daerah

tersebut sudah menggunakan tanaman ini sebagai obat tradisional. Bagian yang dapat

dimanfaatkan pada tanaman ini adalah umbinya. Khasiat dari tanaman bawang dayak di antaranya

sebagai antikanker payudara, mencegah penyakit jantung, immunostimulant, antinflamasi,

antitumor serta anti bleeding agent (Saptowalyono 2007).

Secara empiris diketahui tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit kanker usus, kanker

payudara, diabetes melitus, hipertensi, menurunkan kolesterol, obat bisul, stroke dan sakit perut

sesudah melahirkan. Kenyataan yang ada di masyarakat lokal merupakan bukti bahwa tanaman

ini merupakan tanaman obat multifungsi yang sangat bermanfaat sehingga penelitian dan

pengembangan lebih lanjut sangat diperlukan untuk kepentingan masyarakat (Galingging 2007).

Bawang dayak mengandung senyawa naphtoquinonens dan turunannya seperti elecanacine,

eleutherine, eleutherol, eleuthernone (Hara et al. 1997). Naphtoquinones dikenal sebagai

antimikroba, antifungal, antivirial dan antiparasitik. Selain itu, naphtoquinones memiliki

bioaktivitas sebagai antikanker dan antioksidan yang biasanya terdapat di dalam sel vakuola

dalam bentuk glikosida (Babula et al. 2005). Pemanfaatan bawang dayak sebagai salah satu

sumber antioksidan masih belum banyak diteliti.

Komponen antioksidan memiliki peranan penting bagi perlindungan kesehatan tubuh. Para

ahli berpendapat bahwa antioksidan mampu mereduksi risiko penyakit kronis seperti kanker dan

penyakit jantung. Penggunaan antioksidan alami saat ini dianggap lebih aman karena antioksidan

alami diperoleh dari ekstrak tanaman. Antioksidan alami yang terdapat pada tanaman antara lain

kelompok flavonoid berupa senyawa polifenol. Oleh karena itu, penelitian tentang antioksidan

alami yang meliputi pencarian sumber, cara ekstraksi, isolasi dan pengujian aktivitas senyawa

bioaktifnya telah banyak dilakukan.

Pada penelitian ini, pengujian tentang kapasitas antioksidan dilakukan pada umbi bawang

dayak segar, simplisia dan keripik, dimana setiap bahan diekstrak dengan menggunakan lima

jenis pelarut yang berbeda berdasarkan tingkat kepolarannya, yaitu heksan, metanol, etanol,

etilasetat dan air. Penggunaan ke lima jenis pelarut ini untuk mengukur nilai kapasitas antioksidan

tertinggi pada setiap ekstrak sampel.

Page 16: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

2

B. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengukur kapasitas antioksidan ekstrak umbi

bawang dayak segar, ekstrak simplisia dan ekstrak keripik dalam pelarut heksan, metanol, etanol,

etilasetat dan air, sedangkan tujuan khususnya antara lain:

1. Mengidentifikasi jenis pelarut yang menghasilkan jumlah kapasitas antioksidan tertinggi

2. Mengevaluasi pengaruh pengolahan umbi bawang dayak segar menjadi simplisa dan keripik

terhadap kapasitas antioksidannya.

C. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk:

1. Memberikan informasi ilmiah tentang nilai kapasitas antioksidan umbi bawang dayak segar,

simplisia dan keripik sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas

2. Memberikan informasi mengenai jenis dan kandungan senyawa bioaktif pada umbi bawang

dayak segar, simplisia dan keripik sehingga dapat diketahui pemanfaatannya bagi kesehatan

tubuh.

3. Memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai referensi bagi peneliti lain yang melakukan

penelitian serupa.

Page 17: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. BAWANG DAYAK

Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) adalah salah satu jenis tanaman yang

berkhasiat bagi kesehatan. Tanaman ini banyak ditemukan di daerah Kalimantan. Penduduk

lokal di daerah tersebut sudah menggunakan tanaman ini sebagai obat tradisional. Bagian

yang dapat dimanfaatkan pada tanaman ini adalah umbinya. Nama lain dari bawang dayak

antara lain Eleutherine americana, E. bulbosa, E. subaphyla, E. citriodora, E. guatemalensis,

E. latifolia, E. longifolia, E. plicata dan E. anomala (Anonim 2009). Di Indonesia, tanaman

ini juga dikenal dengan nama bawang mekah, bawang hantu, bawang sabrang dan bawang

arab.

Taksonomi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobinota

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Liliidae

Ordo : Liliales

Famili : Iridaceae

Genus : Eleutherine

Spesies : Eleutherine americana Merr

Tanaman ini banyak terdapat di daerah pegunungan antara 600 sampai 1500 m di

atas permukaan laut. Penanamannya mudah dibudidayakan, tidak tergantung musim dan

dalam waktu 2 hingga 3 bulan setelah tanam sudah dapat dipanen (Saptowalyono 2007).

Ciri spesifik dari tanaman ini adalah umbinya yang berwarna merah menyala dengan

permukaan yang sangat licin, letak daun berpasangan dengan komposisi daun bersirip ganda

dan bunganya berwarna putih. Tipe pertulangan daunnya sejajar dengan tepi daun licin dan

bentuknya seperti pita bergaris. Selain digunakan sebagai tanaman obat, tanaman ini juga

bisa digunakan sebagai tanaman hias karena memiliki bunga yang berwarna putih

(Galingging 2007). Bentuk dan warna bawang dayak dapat dilihat pada Gambar 1.

Khasiat dari tanaman bawang dayak di antaranya sebagai antikanker payudara,

mencegah penyakit jantung, immunostimulant, antinflamasi, antitumor serta anti bleeding

agent (Saptowalyono 2007). Hasil penelitian menunjukan bahwa umbi bawang dayak

mengandung senyawa naphtoquinonens dan turunannya seperti elecanacine, eleutherine,

eleutherol, eleuthernone (Hara et al 1997). Naphtoquinones dikenal sebagai antimikroba,

antifungal, antivirial dan antiparasitik. Selain itu, naphtoquinones memiliki bioaktivitas

sebagai antikanker dan antioksidan yang biasanya terdapat di dalam sel vakuola dalam

bentuk glikosida (Babula et al. 2005).

Page 18: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

4

Gambar 1. Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)

Umbi bawang dayak mengandung senyawa-senyawa turunan anthrakinon yang

mempunyai daya pencahar, yaitu senyawa-senyawa eleutheurin, isoeleutherin dan senyawa-

senyawa sejenisnya, senyawa-senyawa lakton yang disebut eleutherol dan senyawa turunan

pyron yang disebut eleutherinol (Komura et al. 1983). Adapun senyawa bioaktif yang

terdapat dalam umbi bawang dayak terdiri dari senyawa alkaloid, steroid, glikosida,

flavonoid, fenolik, saponin, triterpenoid, tanin (Galingging 2007) dan kuinon

(Nawawi et al. 2007). Tabel 1 menunjukan kandungan fitokimia tanaman umbi bawang

dayak.

Tabel 1. Fitokimia Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)

Jenis fitokimia Hasil uji

Alkaloid ++++

Saponin -

Glikosida ++

Flavonoid ++

Fenolik ++

Steroid ++++

Tanin ++

Sumber: Galingging 2007

Keterangan: - = negatif; + = positif lemah; ++ = positif; +++ = positif kuat;

++++ = positif kuat sekali.

Umbi bawang dayak dapat dipergunakan dalam bentuk segar, simplisia, manisan dan

bubuk (powder). Simplisia adalah bahan tanaman yang diolah dengan cara pengeringan yang

dipergunakan sebagai obat. Selama proses pengeringan simplisia, kadar air dan reaksi-reaksi

zat aktif dalam bahan akan berkurang. Pembuatan simplisia dengan cara pengeringan harus

dilakukan dengan cepat, tetapi pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Penggunaan suhu yang

terlalu tinggi akan mengakibatkan perubahan kimia pada kandungan senyawa aktifnya. Pada

umumnya, suhu pengeringan adalah antara 40 - 600C dan hasil yang baik dari proses

pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air 10% (Sembiring 2007). Bahan

simplisia yang akan dikeringkan harus diatur ketebalan pemotongan bahannya, sehingga

diperoleh tebal irisan yang seragam dan selama pengeringannya tidak mengalami kerusakan.

Page 19: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

5

Hasil penelitian Nawawi et al. (2007) menunjukan bahwa karakteristik simplisia

bawang dayak memiliki kadar abu total 1.4%, abu larut air 4.2%, abu tidak larut asam 1.7%,

sari larut etanol 2.7% dan sari larut air 2%. Selain itu, diperoleh hasil kadar air simplisia

6%, nilai tersebut memenuhi standar persyaratan kadar air simplisia secara umum yaitu

kurang dari 10%. Hasil uji fitokimia simplisia bawang dayak menunjukkan hasil positif

untuk alkaloid (endapan merah), kuinon (endapan merah kecoklatan), tanin (warna merah),

flavonoid (endapan kuning), steroid atau triterpenoid (warna merah), dan hasil negatif pada

saponin (tidak berbentuk busa) (Nawawi et al. 2007).

B. ANTIOKSIDAN DAN PENGUKURANNYA

Radikal bebas (free radical) adalah molekul atau gugus atom yang tidak memiliki

pasangan elektron pada orbit terluarnya. Akibatnya radikal bebas biasanya bersifat tidak

stabil dan sangat reaktif karena berusaha untuk berpasangan dengan molekul atau atom lain.

Senyawa radikal bebas dapat terbentuk akibat proses kimia yang terjadi dalam tubuh, seperti

proses oksidasi, olahraga berlebihan dan peradangan. Selain itu, senyawa radikal bebas juga

bisa terbentuk ketika komponen makanan diubah menjadi energi melalui proses metabolisme

yang mana sering terjadi kebocoran elektron. Kondisi seperti ini sangat mudah menyebabkan

terjadinya pembentukan radikal bebas seperti anion superoksida dan hidroksil. Pembentukan

senyawa radikal bebas tidak hanya terjadi dari proses kimia, akan tetapi bisa terbentuk dari

senyawa lain yang sebenarnya bukan bersifat radikal bebas dan mudah berubah menjadi

radikal bebas. Kelompok senyawa tersebut sering diistilahkan sebagai Reactive Oxygen

Species (ROS) (Winarsi 2007).

ROS merupakan senyawa turunan oksigen yang lebih reaktif. Senyawa ini akan

mencapai kestabilan dengan menerima elektron dari molekul lain atau mentransfer elektron

yang tidak berpasangan ke molekul lain. Senyawa ROS yang tidak memiliki pasangan

elektron meliputi anion superoksida (O2·−), radikal hidroksil (OH·), radikal peroksil (ROO·)

dan radikal hidroperoksil (HOO·), sedangkan senyawa ROS yang memiliki pasangan

elektron adalah hidrogen peroksida (H2O2), asam hipoklorous (HOCl) dan anion peroksinitrit

(ONOO-). Apabila jumlah ROS melebihi jumlah antioksidan dalam tubuh, maka

kelebihannya akan menyerang komponen lipid, protein, maupun DNA sehingga

mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut stress oksidatif. Secara alami, ROS

terbentuk dari hasil proses metabolisme dan sel tubuh telah memiliki beberapa mekanisme

perlindungan untuk mencegah terbentuknya ROS atau detoksifikasi ROS. Mekanisme ini

menggunakan molekul yang disebut dengan antioksidan (Wu dan Arthur 2003).

Antioksidan adalah suatu substansi yang pada konsentrasi rendah dapat mencegah atau

memperlambat proses oksidasi dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat

reaktif sehingga kerusakan sel akan dihambat. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil

tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah

terbentuknya radikal. Antioksidan pada umumnya terdapat secara alami pada tanaman dan

memiliki peranan penting bagi perlindungan kesehatan tubuh. Senyawa ini dapat mencegah

kerusakan oksidatif dan mengurangi risiko penyakit (Dimitrios 2006). Tubuh manusia

memiliki sistem antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas yang secara kontinu

dibentuk oleh diri sendiri, contohnya superoxide dismutase (SOD), catalase (CAT) dan

glutathion peroxidase (GPx).

Berdasarkan pertahanan dalam tubuh, antioksidan dapat diklasifikasikan dalam tiga

jenis, yaitu (1) pertahanan antioksidan di baris pertama (antioksidan primer), (2) pertahanan

Page 20: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

6

antioksidan di baris kedua (antioksidan sekunder) dan (3) pertahanan antioksidan di baris

ketiga (antioksidan tersier). Enzim SOD , CAT, GPx, dan beberapa mineral (Se, Mn, Cu, Zn)

menjadi senyawa antioksidan di pertahanan pertama. Antioksidan ini bekerja mencegah

pembentukan radikal bebas baru dengan cara mengubah radikal bebas yang ada menjadi

molekul yang kurang mempunyai dampak negatif.

Pertahanan antioksidan di barisan kedua bekerja dengan cara mengkelat logam yang

bertindak sebagai prooksidan, menangkap radikal dan mencegah terjadinya reaksi berantai,

senyawanya antara lain Glutathione (GSH), vitamin C, asam urat, albumin, bilirubin,

vitamin E (α-tokoferol), karotenoid dan flavonoid. Pertahanan antioksidan di baris ketiga

adalah golongan enzim untuk memperbaiki kerusakan DNA, protein, oksidasi lemak dan

peroksida serta menghentikan rantai propagasi pada peroksil lipid. Enzim-enzim ini adalah

lipase, protease, enzim yang memperbaiki DNA, transferase dan methionine sulphoxide

reductase (Gupta dan Sharma 2006)

Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu

antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesis reaksi kimia) dan

antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami). Beberapa contoh antioksidan

sintetik antara lain butylated hydroxyanisole (BHA), butylated hydroxytoluene (BHT), propyl

gallate (PG), tert-butylhydroquinone (TBHQ), sedangkan yang termasuk antioksidan alami

antara lain fenol, polifenol, flavonoid, α-tokoferol, karotenoid dan antosianin. Komponen

fenolik seperti flavonoid, asam fenolik atau ditermen fenolik adalah senyawa-senyawa

dominan yang berpotensi sebagai antioksidan (Kiselova et al. 2006), berperan dalam

menangkal dan menetralkan radikal bebas, meredam terbentuknya singlet oksigen dan triplet

oksigen atau secara langsung mendekomposisi peroksida (Javanmardi et al. 2003)

Berbagai macam metode untuk pengukuran aktivitas antioksidan telah banyak

digunakan untuk melihat dan membandingkan aktivitas antioksidan pada berbagai macam

sumber antioksidan. Beberapa metode pengukuran aktivitas antioksidan yang dapat

digunakan antara lain metode beta karoten, metode linoleat, metode terkonjugasi, metode

tiosianat, metode rancimat dan metode DPPH. Pengujian antioksidan dengan DPPH

merupakan salah satu metode yang sederhana dengan menggunakan radikal

1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil sebagai senyawa pendeteksi. DPPH merupakan senyawa

radikal bebas yang bersifat stabil sehingga dapat bereaksi dengan atom hidrogen yang berasal

dari suatu antioksidan membentuk DPPH tereduksi (Molyneux 2004). Pengukuran aktivitas

antioksidan dengan DPPH menggunakan alat spektrofotometer pada panjang gelombang

517nm.

Prinsip dari metode DPPH ini, atom hidrogen dari sutau senyawa antioksidan akan

membuat larutan DPPH menjadi tidak berwarna yang dapat diukur menggunakan

spektrofotometer akibat terbentuknya DPPH tereduksi (DPPH-H) (Sharma dan Bhat 2009).

Apabila larutan DPPH direaksikan dengan senyawa antioksidan, maka akan terjadi

perubahan warna dari ungu menjadi kuning (Molyneux 2004). Semakin tinggi kemampuan

suatu senyawa antioksidan dalam meredam radikal DPPH, maka warna yang dihasilkan akan

semakin kuning dan mendekati jernih. Hal ini ditandai dengan semakin kecilnya nilai

absorbansi yang terukur pada spektrofotometer.

Selain menggunakan metode DPPH, salah satu pengukuran aktivitas antioksidan dapat

dilakukan dengan metode rancimat. Prinsip kerja dari alat rancimat adalah penghembusan

oksigen secara terus-menerus ke dalam sampel yang dipansakan, sehingga menghasilkan ion-

Page 21: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

7

ion hasil oksidasi. Ion-ion ini akan menghasilkan nilai konduktivitas tertentu yang diukur di

dalam air bebas ion.

Aktivitas antioksidan dengan metode rancimat ditentukan dengan menghitung waktu

induksinya. Semakin lama waktu induksi, maka sampel yang diuji memiliki aktivitas

antioksidan yang baik. Reaksi antioksidan minyak akan menghasilkan senyawa ionik yang

volatil. Senyawa ionik ini dialirkan pada air bebas ion dan senyawa tersebut akan mengubah

konduktivitas listrik dari air bebas ion (Tensiska et al. 2003). Waktu saat terjadinya

peningkatan konduktivitas listrik secara cepat ditentukan sebagai waktu induksi.

C. VITAMIN C

Vitamin C atau asam askorbat adalah vitamin yang larut dalam air, mempunyai sifat

yang asam dan sifat pereduksi yang kuat. Struktur kimianya terdiri dari rantai 6 atom C dan

kedudukannya tidak stabil (C6H8O6), karena mudah bereaksi dengan O2 di udara menjadi

asam dehidroaskorbat. Vitamin C merupakan fresh food vitamin karena sumber utamanya

adalah buah-buahan dan sayuran segar. Asam askorbat pada tumbuhan merupakan metabolit

sekunder, karena terbentuk dari glukosa melalui jalur asam D-glukoronat dan L-gulonat

(Safaryani et al. 2007).

Sifat asam askorbat adalah mudah berubah akibat oksidasi namun stabil jika merupakan

kristal murni. Selain itu, asam askorbat mudah rusak oleh pH, cahaya dan temperatur.

Penggunaan suhu yang tinggi dengan waktu yang lama akan menurunkan jumlah asam

askorbatnya. Bentuk asam askorbat yang ada di alam adalah L-asam askorbat. Asam

L-askorbat dengan adanya enzim asam askorbat oksidase akan teroksidasi menjadi asam

L-dehidroaskorbat. Asam ini secara kimia juga sangat labil dan mengalami perubahan lebih

lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak lagi memiliki keaktifan sebagai asam

askorbat. Suasana basa menyebabkan asam L-diketogulonat teroksidasi menjadi asam oksalat

dan asam L-treonat( Safaryani et al. 2007).

Manfaat asam askorbat bagi kesehatan yaitu sebagai antioksidan, antiatherogenik,

antikarsinogenik dan immunomodulator. Asam askorbat merupakan sumber antioksidan

yang sangat baik dalam tubuh yang secara alami melindungi tubuh dari serangan oksidatif

akibat radikal bebas. Selain itu, asam askorbat juga berfungsi untuk mengurangi risiko

kanker lambung dan mencegah kanker kolektral. Asam askorbat bekerja secara sinergis

dengan vitamin E untuk menangkal radikal bebas. Sebagai senyawa peredam radikal bebas,

asam askorbat dapat langsung bereaksi dengan anion superoksida, radikal hidroksil, oksigen

singlet dan lipid peroksida. Selain itu, asam askorbat akan mendonorkan satu elektron

membentuk semidehidroaskorbat yang tidak bersifat reaktif dan selanjutnya mengalami

reaksi disproporsionasi membentuk dehidroaskorbat yang bersifat tidak stabil.

Dehidroaskorbat akan terdegradasi membentuk asam oksalat dan asam treonat. Oleh karena

kemampuanya sebagai penghambat radikal bebas, maka peranannya sangat penting dalam

menjaga integritas membran sel (Suhartono et al. 2007).

D. FITOKIMIA

Fitokimia adalah senyawa bioaktif yang terdapat dalam tumbuhan dan dapat

memberikan efek kesehatan pada manusia. Pada tumbuhan terdapat senyawa kimia

bermolekul kecil yang penyebarannya terbatas dan sering disebut sebagai metabolit sekunder

(Sitrait 2007). Jumlah metabolit sekunder pada tanaman lebih sedikit dibandingkan dengan

metabolit primernya (karbohidrat, lemak, protein). Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui

Page 22: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

8

metabolit sekunder dari tumbuhan. Metabolit sekunder pada tanaman antara lain saponin,

flavonoid, fenol, alkaloid, steroid, terpenoid dan tanin.

Analisis fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan

pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tetapi memiliki efek yang

menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Hal

inilah yang menjelaskan mengapa orang-orang lebih tertarik mengisolasi metabolit sekunder

daripada metabolit primernya. Senyawa aktif ini dapat bermanfaat sebagai antioksidan dan

mencegah kanker serta penyakit jantung.

Beberapa studi pada manusia dan hewan membuktikan bahwa zat-zat kombinasi

fitokimia di dalam tubuh memiliki fungsi tertentu yang berguna bagi kesehatan.

Kombinasinya antara lain menghasilkan enzim-enzim sebagai penangkal racun, merangsang

sistem pertahanan tubuh, menimbulkan efek antibakteri, antivirus dan antioksidan serta dapat

menimbulkan efek antikanker. Sampai saat ini sudah banyak jenis fitokimia yang ditemukan

dan jumlahnya begitu banyak. Agar memudahkan dalam mempelajarinya, maka dilakukan

penggolongan senyawa fitokimia. Adapun golongan senyawa fitokimia dapat dibagi sebagai

berikut: alkaloid, saponin, flavonoid, tannin, fenol, triterpenoid dan steroid.

1. Alkaloid

Alkaloid adalah senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom

nitrogen, biasanya dalam bentuk gabungan sebagai bagian dari sistem siklik

(Harborne 1987). Alkaloid pada tumbuhan dipercaya sebagai hasil metabolisme dan

merupakan sumber nitrogen. Kebanyakan alkaloid berbentuk kristal dan hanya sedikit

yang berupa cairan pada suhu kamar. Kebasaan nitrogen menyebabkan senyawa tersebut

mudah mengalami dekomposisi terutama oleh sinar dengan adanya oksigen

(Lenny 2006).

2. Saponin

Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada

tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan membentuk

busa jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan asam (Harborne 1996). Saponin

memiliki rasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir.

3. Tanin

Tanin merupakan senyawa yang memiliki jumlah gugus hidroksi fenolik yang

banyak pada tumbuh-tumbuhan. Tanin dapat berfungsi sebagai antioksidan karena

kemampuannya dalam menstabilkan fraksi lipid dan keaktifannya dalam penghambatan

lipoksigenase (Zeuthen dan Sorensen 2003).

4. Fenolik

Senyawa fenolik telah diketahui memiliki berbagai efek biologis seperti aktivitas

antioksidan melalui mekanisme sebagai pereduksi, penangkap radikal bebas, pengkelat

logam, peredam terbentuknya singlet oksigen serta pendonor elektron (Karadeniz et al.

2005). Komponen fenolik merupakan kelompok molekul yang besar dan beragam, yang

terdiri dari golongan aromatik pada metabolit sekunder tumbuh-tumbuhan. Fenolik dapat

diklasifikasikan ke dalam komponen yang tidak larut seperti lignin dan komponen yang

larut seperti asam fenolik, phenylpropanoids, flavonoid dan kuinon (Harborne dan

Page 23: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

9

Williams 2000). Setiap tumbuh-tumbuhan memiliki struktur komponen fenolik yang

berbeda. Ada komponen fenolik yang memliki gugus –OH banyak dan ada pula

komponen fenolik yang memiliki gugus –OH yang sedikit. Gugus –OH berperan

dalam proses transfer elektron untuk menstabilkan dan meredam radikal bebas.

5. Flavonoid

Flavonoid merupakan salah satu dari kelompok senyawa fenolik yang dapat

ditemukan di buah dan sayur. Flavonoid telah diteliti memiliki berbagai aktivitas

biologis seperti antikanker, antiviral, antiinflamasi, mengurangi risiko penyakit

kardiovaskuler dan penangkap radikal bebas. Kekuatan aktivitas antioksidan dari

flavonoid bergantung pada jumlah dan posisi dari gugus -OH yang terdapat pada

molekul. Semakin banyak gugus -OH pada flavonoid, maka aktivitas antiradikalnya

semakin tinggi. Adanya gugus orto-katekol (3„4„-OH) pada cincin B flavonoid

merupakan faktor penentu kapasitas antioksidan yang tinggi (Amic et al. 2003).

6. Triterpenoid/ Steroid

Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan

isopropana dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu

skualena. Senyawa ini berstruktur siklik, kebanyakan berupa alkohol, aldehida atau asam

karboksilat. Triterpenoid merupakan senyawa berbentuk kristal dan bertitik leleh tinggi.

Uji yang banyak digunakan adalah reaksi Licberman-Burchard (anhidrat asetat- H2SO4)

yang dengan kebanyakan triterpena dan sterol memberikan warna hijau-biru

(Harborne 1987).

7. Glikosida

Glikosida merupakan salah satu senyawa aktif tanaman yang termasuk dalam

kelompok metabolit sekunder. Senyawa ini mengandung komponen gula dan bukan

gula. Komponen gula dikenal dengan nama glikon dan komponen bukan gula dikenal

sebagai aglikon. Bila gula yang terbentuk adalah glukosa maka golongan senyawa itu

disebut glukosida, sedangkan bila terbentuk gula lainnya disebut glikosida.

Page 24: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

10

III. METODE PENELITIAN

A. BAHAN DAN ALAT

1. Bahan

Umbi bawang dayak segar, simplisia, keripik, metanol, etanol, etilasetat, heksan, air

destilata, toluen, H2SO4 pekat, H2BO3 3%, NaOH-5%, Na2S2O3.5H2O, NaOH, indikator

MRB, indikator PP, pereaksi DPPH 0,5 mM, asam askorbat standar, pereaksi Folin-

Ciocalteau 50%, asam galat, Na2C2O3 2%, pereaksi Meyer, pereaksi Dragendorff,

pereaksi Bouchardat, pereaksi Molish dan gas nitrogen (N2).

2. Alat

Labu didih, tabung Bidwell-Sterling, cawan porselin, tanur, oven, alat Soxhlet,

kertas saring, alat destilasi protein, hot plate, shaker, labu Erlenmeyer, gelas ukur, gelas

piala, tabung reaksi bertutup, rotary evaporator, spektrofotometer, vacuum evaporator,

alat rancimat, timbangan analitik.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dibagi menjadi enam tahap, yaitu: (1) persiapan sampel, (2) ekstraksi

sampel, (3) analisis proksimat, (4) analisis aktivitas antioksidan, (5) uji kualitatif fitokimia

dan (6) rancangan percobaan

1. Persiapan Sampel

Umbi bawang dayak yang telah dipanen, langsung dicuci bersih dan disimpan dalam

refrigerator untuk memperlambat proses pembusukan. Pembuatan simplisia bawang

dayak dilakukan dengan merajang bawang sehingga diperoleh ketebalan 1-2 mm,

dikeringkan dengan oven pada suhu 50oC selama 6 jam lalu didinginkan dan dikemas

dalam kantung plastik. Pembuatan simplisia dengan cara pengeringan harus dilakukan

dengan cepat, tetapi pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Pengeringan yang dilakukan

pada suhu terlalu tinggi akan mengakibatkan perubahan kimia pada kandungan senyawa

aktifnya. Keripik bawang dayak dibuat dengan merendam lembaran umbi bawang dayak

dalam larutan garam 12% selama 12 jam, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 70oC

selama 4 jam. Setelah itu didinginkan dan dikemas dalam kantung plastik. Perendaman

lembaran bawang dayak bertujuan untuk mengurangi rasa sepat.

2. Ekstraksi Sampel

Metode ekstraksi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode ekstraksi

maserasi. Proses ekstraksi dilakukan terhadap tiga sampel, yaitu umbi bawang dayak

segar, simplisia dan keripik, dimana masing-masing sampel dihaluskan dengan blender .

Setiap sampel ditimbang sebanyak 100 g, lalu dimasukkan ke dalam 5 labu Erlenmeyer

dan ditambahkan pelarut yang berbeda yaitu air, metanol, etanol, etil asetat dan heksana,

sebanyak 300 ml sehingga sampel terendam sempurna lalu ditutup dengan aluminium

foil dan disimpan di dalam shaker selama 24 jam pada suhu 370C kemudian disaring.

Ampas masing-masing sampel dimaserasi kembali selama 24 jam di dalam shaker pada

suhu 370C dan diulangi hingga hampir tidak berwarna. Hasil filtrat masing-masing

Page 25: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

11

sampel dikumpulkan dan diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40°C untuk

mendapatkan ekstraknya.

3. Analisis Proksimat (AOAC 1995)

Pengukuran nilai proksimat meliputi kadar air dengan metode distilasi, kadar abu

dengan metode pengabuan kering, kadar lemak dengan metode ekstraksi Soxhlet , kadar

protein dengan metode mikro Kjeldhal dan kadar karbohidrat by difference.

a. Pengukuran Kadar Air Metode Distilasi

Labu didih dan tabung Bidwell-Sterling dikeringkan dalam oven bersuhu

1050C, lalu didinginkan dalam desikator. Sampel sebanyak 3 gram ditimbang dan

dimasukan ke dalam labu didih yang telah didinginkan dan ditambahkan 60-80 ml

toluen. Selanjutnya, sampel direfluks dengan suhu rendah selama 45 menit. Setelah

selesai, volume air yang terdestilasi dibaca. Untuk mengetahui faktor destilasi, maka

dilakukan prosedur analisis seperti di atas dengan menggunakan sampel air. Kadar

air sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kadar air =Vs

Ws x FD x 100%

dimana: Ws = berat contoh (g)

Vs = volume air yang didestilasi dari contoh (ml)

FD = faktor destilasi (g/ml)

Faktor destilasi (FD) dihitung dengan rumus berikut:

FD =W

𝑉

dimana: W = berat air yang akan didestilasi (g)

V = volume air yang terdestilasi (ml)

b. Pengukuran Kadar Abu Metode Pengabuan Kering

Cawan aluminium kosong dimasukan ke dalam oven selama 3 jam,

kemudian dimasukan ke dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang. Sampel

yang telah dihaluskan dengan blender ditimbang sebanyak 5 gram dan dimasukan

ke dalam cawan pengabuan yang telah diketahui berat konstannya. Sampel

dimasukan ke dalam tanur dengan suhu 5000C selama 6 jam. Sampel didinginkan

ke dalam desikator selam 15 menit, lalu ditimbang. Kadar abu sampel dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kadar abu ( g/100 g bahan basah) =W 1−W 2

W X 100, atau

Kadar abu (g/100 g bahan kering)=kadar abu (bb )

(100−kadar air bb ) X 100

Dimana: W = bobot contoh sebelum diabukan (g)

W1 = bobot contoh + cawan sesudah diabukan (g)

W2 = bobot cawan kosong (g)

c. Pengukuran Kadar Lemak Metode Ekstraksi Soxhlet

Labu lemak yang telah dikeringkan dalam oven, didinginkan dalam

desikator dan ditimbang. Sampel yang yang telah dihaluskan, dimasukan ke dalam

Page 26: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

12

kertas saring bebas lemak sebanyak 5 gram. Sampel dan kertas saring diletakkan

pada alat ekstraksi Soxhlet, kemudian alat kondensor dipasang di atasnya dan labu

lemak di bawahnya. Refluks dilakukan minimal 5 jam dengan pelarut heksan

sehingga pelarut yang turun kembali ke labu lemak berwarna jernih. Pelarut yang

ada di dalam labu lemak didestilasi dan pelarutnya ditampung. Labu lemak yang

berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 1050C, kemudian

didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kadar lemak sampel dapat diketahui

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kadar lemak ( g/100 g bahan basah) =W 1−W 2

W 0X 100

Kadar lemak ( g/100 g bahan kering) =kadar lemak (bb )

100−kadar air bb 𝑋 100

Dimana: W0 = bobot contoh (g)

W1 = bobot labu lemak+ lemak hasil ekstraksi (g)

W2 = bobot labu lemak kosong (g)

d. Pengukuran Kadar Protein Metode Mikro Kjeldhal

Sampel yang telah dihaluskan dengan blender ditimbang sebanyak 5 gram

dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldhal, kemudian sampel dalam labu

ditambahkan 1.9± 0.1 gram K2SO4, 40± 10 mg HgO, 6.7 ± 0.1 ml H2SO4. Sampel

didihkan selama 1-1,5 jam sampai cairan menjadi jernih, kemudian didinginkan dan

ditambahkan sejumlah kecil air perlahan-lahan. Isi labu dipindahkan ke dalam alat

destilasi, kemudian labu dicuci dan dibilas 5-6 kali dengan 1-2 ml air. Air cucian

dipindahkan kedalam alat destilasi. Labu Erlenmeyer 125 ml yang berisi 5 ml

H2BO3 dan 2-4 tetes indikator MRB (metilen red blue) diletakkan di bawah

kondensor (ujung tabung harus terendam dalam larutan H2BO3). Sampel

ditambahkan 8-10 ml NaOH-Na2S2O3, kemudian dilakukan destilasi sampai

tertampung kira-kira 15 ml destilat yang berwarna hijau dalam labu Erlenmeyer.

Tabung kondensor dibilas dengan air dan ditampung bilasannya dalam labu

Erlenmeyer yang sama. Isi Erlenmeyer diencerkan kira-kira 50 ml kemudian

dititrasi dengan HCl 0.02 N sampai terjadi perubahan warna dari hijau menjadi

ungu. Persentase kadar nitrogen dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

% N= ml HCL contoh −ml HCL blanko x N HCl x 14,007

mg contoh 𝑋 100

Kadar Protein (g/100g bahan basah) = %N X Faktor konversi

Kadar Protein (g/100g bahan kering) =kadar protein (bb )

(100−kadar air bb )𝑋 100

e. Pengukuran Kadar Karbohidrat Secara “ by Difference”

Kadar karbohidrat dihitung secara by difference yang nilainya merupakan

pengurangan 100% kandungan gizi sampel dengan kadar air, protein, abu dan

lemak. Nilainya dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

% 𝐾𝑎𝑟𝑏𝑜ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡 = 100% − % (𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 + 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 + 𝑎𝑖𝑟 + 𝑎𝑏𝑢)

Page 27: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

13

4. ANALISIS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

Pengujiannya meliputi uji kapasitas antioksidan menggunakan metode DPPH

(Sharma dan Bhat 2009) dan metode Rancimat (Beirao dan Bernardo-Gill 2005),

pengukuran jumlah total fenol (Strycharz dan Shetty 2002) dan kadar vitamin C

(Sudarmadji et al. 1981)

a. Kapasitas Antioksidan Metode DPPH (Sharma dan Bhat 2009)

Sebanyak 1 ml larutan sampel atau standar dimasukan ke dalam tabung

reaksi, lalu ditambahkan 7 ml metanol (sebagai blanko adalah 8 ml metanol).

Suspensi tersebut kemudian ditambahkan 2 ml larutan DPPH 0.5 mM dan

dihomogenkan dengan menggunakan vortex. Seluruh reaksi dilakukan pada ruang

gelap. Campuran tersebut diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang, kemudian

diukur absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm. Kapasitas antioksidan

dinyatakan dalam bentuk presentase penghambatan terhadap radikal DPPH dengan

perhitungan sebagai berikut:

𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑛𝑡𝑖𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑛(%) =( 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 −𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 )

𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 𝑋 100%

Aktivitas antioksidan dinyatakan dalam bentuk AEAC (Ascorbic Acid

Equivalent Antioxidant Capacity), yaitu dengan menggunakan asam askorbat

sebagai standar antioksidan.

b. Aktivitas Antioksidan Metode Rancimat (Modifikasi Metode Beirao dan

Bernardo-Gill 2005)

Sebanyak 10 mg ekstrak umbi bawang dayak segar, ekstrak simplisia dan

ekstrak keripik masing- masing dimasukkan ke dalam gelas piala berisi 10 ml

minyak yang mempunyai ikatan rangkap banyak seperti minyak kedelai

(konsentrasi akhirnya 1000 ppm). Minyak yang dipakai harus berada dalam keadaan

murni. Larutan tersebut diaduk sampai homogen. Masing-masing dari larutan

diambil sebanyak 3 gram dan dimasukan ke dalam alat rancimat dengan suhu

1200C. Kontrol yang digunakan adalah minyak kedelai. Selain itu, antioksidan

tokoferol sebanyak 1000 ppm juga ditambahkan ke dalam minyak dengan prosedur

yang sama sebagai faktor pembanding. Aktivitas antioksidan dinyatakan dalam

waktu induksi.

c. Pengukuran Jumlah Total Fenol ( Strycharz dan Shetty 2002)

Pembuatan kurva standar dilakukan dengan melakukan seri pengenceran

asam galat dari stok asam galat. Masing-masing seri pengenceran ditambahkan

0.5 ml etanol 95%, 2.5 ml aquades dan 2.5 ml perekasi Folin-Ciocalteau. Sebanyak

0.5 ml Na2CO3 2% ditambahkan dan divortex hingga rata. Seri pengenceran

disimpan dalam ruang gelap selama 1 jam serta dibaca absorbansinya dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang 725 nm untuk dibuat kurva standar asam

galat.

Sebanyak 0.5 ml filtrat sampel ditambahkan 0.5 ml etanol 95%,

2.5 ml aquades dan 2.5 ml perekasi Folin-Ciocalteau. Campuran larutan tersebut

didiamkan selama 5 menit kemudian ditambahkan 0.5 ml Na2CO3 2%. Selanjutnya

campuran tersebut diaduk secara homogen dan disimpan dalam ruang gelap selama

1 jam. Absorbansi masing-masing sampel dihitung menggunakan spektrofotometer

Page 28: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

14

pada panjang gelombang 725 nm. Hasil absorbansi diplotkan dengan kurva standar

asam galat untuk diperoleh konsentrasinya. Nilai total fenol dihitung dalam satuan

mg GAE/ 100ml.

d. Pengukuran Kadar Vitamin C Metode Titrasi Iodin (Sudarmadji et al. 1981)

Sebanyak 10 gram umbi bawang dayak segar yang telah dihancurkan dan

5 g bubuk simplisia dan keripik, masing- masing dimasukkan ke dalam labu takar

100 ml dan ditambahkan dengan aquades sampai 100 ml dan dipisahkan filtratnya

dengan kertas saring. Sebanyak 5 ml filtrat tersebut dimasukkan ke dalam labu

Erlenmeyer dan ditambahkan 1 ml larutan amilum 1%. Campuran dititrasi dengan

0.01 N standar iodin sampai larutan berwarna biru. Kadar vitamin C sampel dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Kadar Vitamin C (mg/100 gram)=𝑚𝑙 𝑖𝑜𝑑 𝑥 0.88 𝑥 𝑃 𝑥 100

𝑊 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Dimana : P = faktor pengenceran

W = berat awal sampel (gram)

ml iod = jumlah iod yang dipakai (ml)

5. UJI KUALITATIF FITOKIMIA

a. Pengujian Steroid (Harbone 1987)

Sebanyak 1 g serbuk simplisia dimaserasi dengan 20 ml n-heksan selama

2 jam. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisi ditambahkan 2 tetes asam

asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat. Timbul warna ungu atau merah

kemudian berubah menjadi biru hijau menunjukkan positif (+) adanya

steroida/triterpenoida. Apabila tidak timbul warna merah dan biru hijau, maka

sampel menunjukkan hasil negatif (-) untuk steroid/ triterpenoid.

b. Pengujian Saponin (Materia Medika Indonesia 1995)

Sebanyak 0,5g serbuk simplisia dimasukkan ke dalam tabung reaksid an

ditambahkan 10 ml air suling panas, didinginkan kemudian dikocok kuat-kuat

selama 10 detik, timbul busa yang mantap tidak kurang dari 10 menit setinggi

1-10cm. Setelah itu, ditambahkan 1 tetes larutan asam klorida 2N. Apabila buih

tidak hilang, menunjukkan positif (+) adanya saponin, akan tetapi apabila buihnya

hilang berarati menunjukkan hasil negatif (-) untuk saponin.

c. Pengujian Alkaloid (Materia Medika Indonesia 1995)

Sebanyak 0,5g serbuk simplisia ditimbang kemudian ditambahkan 1 ml

asam klorida 2N dan 9ml air suling, dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit,

didinginkan lalu disaring. Filtrat dipakai untuk percobaan berikut:

a. Diambil 3 tetes filtrat lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Meyer

b. Diambil 3 tetes filtrat lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat

c. Diambil 3 tetes filtrat lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff.

Apabila terjadi endapan paling sedikit dua dari tiga percobaan di atas, maka positif

(+) mengandung senyawa alkaloid, akan tetapi apabila endapan tersebut tidak

muncul, maka sampel menunjukkan hasil negatif (-) untuk senyawa alkaloid.

Page 29: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

15

d. Pengujian Tanin (Materia Medika Indonesia 1995)

Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia disari dengan 10 ml air suling, disaring

lalu filtratnya diencerkan dengan air suling sampai tidak berwarna. Diambil 2 ml

larutan lalu ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi (III) klorida. Apabila timbul warna

biru atau kehitaman berarti menunjukkan positif (+) adanya tanin. Akan tetapi,

apabila warna biru atau kehitaman tidak muncul, maka sampel menunjukkan hasil

negatif (-) untuk senyawa tanin.

e. Pengujian Fenol (Materia Medika Indonesia 1995)

Sampel sebanyak 0,5 gram ditambahkan dengan 2 ml metanol. Larutan

kemudian didinginkan dan disaring. Filtrat yang dihasilkan, dicampur dengan

NaOH 10% dan dipanaskan. Apabila timbul warna merah pada sampel, maka positif

(+) menghasilkan senyawa fenol dan apabila tidak timbul warna merah berarti

menunjukkan hasil negatif (-) untuk senyawa fenol.

f. Pengujian Golongan Flavonoid (Materia Medika Indonesia 1995)

Larutan Percobaan: sebanyak 0,5 g serbuk simplisia disari dengan 10 ml

metanol lalu direfluks selama 10 menit, disaring panas panas melalui kertas saring,

filtrat diencerkan dengan 10 ml air suling. Setelah dingin ditambah 5 ml n-heksan,

dikocok hati-hati, didiamkan. Lapisan metanol diambil, diuapkan pada temperatur

40°C, sisa dilarutkan dalam etil asetat, disaring.

Cara Percobaan:

a. Sebanyak 1 ml larutan percobaan diuapkan hingga kering, sisanya dilarutkan

dalam 1-2 ml etanol 96%, ditambahkan 0,5 g serbuk seng dan 2 ml asam

klorida 2 N, didiamkan selama satu menit. Ditambahkan 10 ml asam klorida

pekat, jika dalam waktu 2-5 menit terjadi warna merah yang intensif maka

positif (-) menunjukkan adanya flavonoida dan apabila tidak terbentuk warna

merah, maka menunjukkan hasil negatif (-) untuk senyawa flavonoid.

b. Sebanyak 1 ml larutan percobaaan diuapkan hingga kering, sisanya dilarutkan

dalam 1 ml etanol 96%, ditambahkan 0,1 g magnesium dan 10 tetes asam

klorida pekat, terjadi warna merah jingga sampai merah ungu intensif maka

positif (+) menunjukkan adanya flavonoida dan apabila tidak terbentuk warna

merah jingga sampai merah ungu, maka menunjukkan hasil negatif (-) untuk

senyawa flavonoid.

g. Pengujian glikosida (Materia Medika Indonesia 1995)

Sebanyak 3g serbuk simplisia disari dengan 30 ml campuran etanol

96% - air suling (7:3) lalu ditambahkan 10 ml HCl 2N direfluks selama 10 menit,

didingkinkan dan disaring. Diambil 20 ml filtrat ditambahkan 25 ml air suling dan

25 ml timbal (II) asetat 0,4M, dikocok, didiamkan selama 5 menit lalu disaring.

Filtrat disari sebanyak 3 kali, tiap kali dengan 20 ml campuran kloroform –

isopropanol (3:2). Pada kumpulan sari ditambahkan natrium sulfat anhidrat

secukupnya, disaring dan diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 50°C,

dilarutkan sisanya dengan 2 ml metanol, kemudian diambil 0,1 ml larutan percobaan

dimasukkan ke dalam tabung reaksi, diuapkan di atas penangas air. Pada sisa

ditambahkan 2 ml air dan 2 tetes pereaksi Molish, ditambahkan hati-hati 2 ml asam

sulfat pekat. Jika terbentuk cincin warna ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

Page 30: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

16

positif (+) adanya senyawa glikosida. Akan tetapi, apabila tidak terbentuk cincin

warna ungu maka sampel menunjukkan hasil negatif (-) untuk senyawa glikosida.

6. RANCANGAN PERCOBAAN

Rancangan percobaan penelitian untuk mengetahui kapasitas antioksidan adalah

rancangan acak lengakap faktorial dengan 2 faktor. Faktor yang diterapkan adalah

(1) jenis bahan, yaitu umbi bawang dayak segar, simplisia dan keripik , (2) pelarut, yaitu

air, heksan, etilasetat, etanol dan metanol. Model rancangan penelitian adalah sebagai

berikut:

Yij = µ + Ai + Bj + (AB)ij +ε ij

Keterangan :

Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i kelompok ke-j

µ = pengaruh rata-rata umum

Ai = pengaruh jenis sampel taraf ke-i

Bi = pengaruh jenis pelarut taraf ke-j

(AB)ij = pengaruh kombinasi jenis sampel dan jenis pelarut

ε ij = pengaruh galat percobaan pada perlakuan ke –i kelompok ke-j

Apabila perlakuan memberikan pengaruh yang nyata, maka untuk mengetahui perbedaan

antar perlakuan dilakukan uji lanjut beda Duncan.

Page 31: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PERSIAPAN SAMPEL DAN EKSTRAKSI

Penelitian tentang umbi bawang dayak ini dilakukan tidak hanya dalam bentuk umbi

segarnya (Gambar 2) yang mengandung berbagai macam komponen bioaktif, akan tetapi

juga dilakukan pada bentuk olahannya berupa simplisia (Gambar 3) dan keripik (Gambar 4).

Simplisia adalah bahan alami dari tanaman yang telah dikeringkan. Keripik dijadikan sebagai

salah satu pengolahan bawang dayak untuk mendapatkan pangan fungsional yang memiliki

kandungan senyawa antioksidan yang baik. Pengolahan simplisia dan keripik dikeringkan

menggunakan oven dengan perbedaan suhu dan waktu, dimana simplisia membutuhkan

waktu selama 6 jam pada suhu 500C sedangkan keripik membutuhkan waktu 4 jam pada suhu

700C. Ekstraksi merupakan proses penarikan komponen atau zat aktif dari suatu campuran

padatan atau cairan dengan menggunakan pelarut tertentu. Kontak antara pelarut dan bahan

secara intensif, menyebabkan komponen aktif pada campuran akan berpindah ke dalam

pelarut (Gamse 2002). Proses ekstraksi pada penelitian ini menggunakan teknik maserasi,

yaitu merendam sampel yang akan diekstrak dengan pelarutnya. Lama waktu ekstraksi

adalah 24 jam pada suhu 370C yang disimpan dalam shaker. Maserasi merupakan metode

yang cukup sederhana karena tidak memerlukan pemanasan sehingga dapat mencegah

rusaknya kandungan senyawa metabolit sekunder yang tidak tahan terhadap suhu tinggi.

Pemilihan pelarut merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan

kesempurnaan proses ekstraksi. Pelarut yang digunakan pada proses ekstraksi harus dapat

menarik komponen aktif dari campuran dalam sampel. Faktor-faktor yang harus diperhatikan

dalam memilih pelarut di antarnya selektivitas, kemampuan pelarut untuk mengekstraksi,

tidak bersifat racun, mudah diuapkan dan relatif murah (Gamse 2002). Pelarut yang

digunakan dalam proses ekstraksi dapat menembus pori-pori bahan padat sehingga bahan

yang ingin diekstrak dapat dengan mudah tertarik.

Pada penelitian ini digunakan lima jenis pelarut yang berbeda berdasarakan tingkat

kepolarannya, yaitu heksan (nonpolar), etilasetat (semipolar), metanol (polar), etanol (polar)

serta air (polar). Pemilihan ke lima jenis pelarut ini bertujuan untuk mengetahui polaritas

senyawa bioaktif dari bawang dayak. Prinsip dari proses ekstraksi adalah like dissolves like,

artinya suatu pelarut akan mengisolasi komponen yang memiliki sifat yang sama dengan

pelarutnya. Oleh karena itu, pelarut nonpolar akan mengekstrak komponen yang bersifat

nonpolar , dan bahan yang bersifat polar akan diekstrak oleh pelarut yang bersifat polar.

Proses ekstraksi dilakukan selama tiga kali untuk masing-masing bahan. Hal ini

dilakukan untuk mendapatkan senyawa bioaktif yang lebih maksimal. Penghilangan pelarut

dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 400C, kemudian dipekatkan

dengan gas nitrogen (N2). Hasil dari pemekatan ini ditimbang kemudian dihitung

perbandingan berat ekstrak dengan berat awal sampel yang diekstrak, sehingga diperoleh

nilai rendemen ekstraknya.

Proses pemekatan hasil ekstraksi untuk sampel yang diekstrak dengan pelarut air

dilakukan dengan cara yang berbeda dengan pelarut-pelarut lainnya. Proses pemekatannya

tidak menggunakan rotary evaporator dan gas N2, akan tetapi proses pemekatannya

menggunakan vacuum evaporator pada suhu 600C selama 15 menit. Walaupun terjadi

perebdaan proses pemekatan, diharapkan dengan penggunaan suhu yang relatif lebih tinggi

Page 32: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

18

namun dengan waktu yang lebih singkat tidak mengurangi keaktifan dari senyawa bioaktif

yang terkandung di dalam ekstrak air umbi bawang dayak segar, ekstrak air simplisia dan

ekstrak air keripik.

Gambar 2. Umbi Bawang Dayak Segar

Gambar 3. Simplisia Bawang Dayak

Gambar 4. Keripik Bawang Dayak

B. RENDEMEN EKSTRAK UMBI BAWANG DAYAK SEGAR,

SIMPLISIA DAN KERIPIK

Nilai rendemen ekstrak umbi bawang dayak segar, ekstrak simplisia dan ekstrak

keripik terhadap pelarut heksan, etilasetat, metanol, etanol dan air dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 33: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

19

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rendemen terendah untuk ekstrak umbi bawang

dayak segar, ekstrak simplisia dan ekstrak keripik berasal dari ekstrak hasil maserasi dengan

pelarut heksan, sedangkan rendemen tertinggi terdapat pada sampel yang diekstrak oleh

pelarut air. Perbedaan nilai rendemen ini disebabkan oleh perbedaan jenis pelarut yang

digunakan. Pelarut yang berbeda akan melarutkan senyawa-senyawa yang berbeda

tergantung tingkat kepolarannya. Senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut yang

bersifat polar, sedangkan senyawa yang bersifat nonpolar akan larut dalam pelarut yang

bersifat nonpolar. Hal ini sesuai dengan konsep like dissolve like dimana zat akan terlarut dan

terekstrak dengan baik apabila pelarut yang digunakan memiliki tingkat kepolaran yang

sama. Oleh sebab itu, jumlah ekstrak yang dihasilkan dari suatu bahan, tergantung jenis

pelarut yang digunakan.

Tabel 2. Rendemen Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan Keripik

Jenis Pelarut Rendemen Ekstrak (g/100gram)

Bawang dayak segar Simplisia keripik

Heksan 0.78 1.58 1.29

Etilasetat 1.81 4.50 2.98

Etanol 9.08 3.73 4.00

Metanol 5.89 6.58 6.58

Air 30.29 16.26 26.24

.

Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan rendemennya, komponen polar yang

terdapat pada umbi bawang dayak segar, simplisia dan keripik jumlahnya cukup tinggi,

sedangkan komponen nonpolarnya sangat rendah. Tingginya nilai rendemen bawang dayak

segar dengan pelarut etanol dibandingkan dengan rendemen simplisia dan keripik yang

sama-sama diekstrak dengan pelarut etanol dikarenakan adanya makromolekul lain seperti

gula sederhana (monosakarida) dan oligosakarida yang dapat terekstrak oleh pelarut etanol

pada umbi bawang dayak segar. Kandungan karbohidrat monosakarida dan oligosakarida

yang terdapat pada umbi bawang dayak segar jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan

simplisia dan keripik.

Pelarut air pada umbi bawang dayak segar, simplisia dan keripik menghasilkan nilai

rendemen paling tinggi dibandingkan dengan pelarut heksan, etilasetat, etanol dan metanol.

Apabila dihitung dari berat solid yang diekstrak, maka simplisia dan keripik memiliki nilai

berat solid yang lebih besar dibandingkan dengan berat solid umbi bawang dayak segar.

Akan tetapi, nilai rendemen umbi bawang dayak segar dengan pelarut air jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan simplisia dan keripik yang diekstrak dengan pelarut air. Hal ini

disebabkan karena pada saat penyaringan dengan menggunakan kertas saring, filtrat ekstrak

simplisia dan keripik. tidak turun secara sempurna pada kertas saring dan cenderung tertahan

oleh serbuk-serbuk simplisia dan keripik. Pada saat proses ekstraksi, umbi bawang dayak

segar diekstrak dalam bentuk hancuran kecil dan bukan dalam bentuk serbuk seperti pada

simplisia dan keripik.

Nilai rendemen yang dihasilkan tidak mewakili jumlah antioksidannya. Hal ini

berarti bahwa walaupun nilai rendemennya besar, belum tentu menghasilkan nilai

antiokisdan yang tinggi. Komponen polar yang terekstrak pada umbi bawang dayak segar,

simplisia dan keripik belum tentu menghasilkan senyawa antioksidan dalam jumlah yang

Page 34: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

20

banyak. Oleh karena itu, pengujian tentang kapasitas antioksidan, total fenol , kadar vitamin

C dan senyawa bioaktif yang bersifat antioksidan akan dievaluasi dengan melakukan uji

fitokimia secara kualitatif.

C. ANALISIS PROKSIMAT UMBI BAWANG DAYAK SEGAR,

SIMPLISIA DAN KERIPIK

Pengujian kadar air, abu, lemak, protein dan karbohidrat dilakukan terhadap umbi

bawang dayak segar, simplisia dan keripik. Tabel 3 menunjukan hasil analisis proksimat

umbi bawang dayak segar, simplisia dan keripik.

Tabel 3. Proksimat Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan Keripik

Komposisi Kandungan (g/100 gram)

Bawang dayak segar Simplisia Keripik

Kadar air 70.65 5.32 4.25

Kadar abu (bk) 4.79 2.69 2.97

Kadar Protein (bk) 3.70 3.94 3.14

Kadar Lemak (bk) 4.67 0.76 1.21

Karbohidrat by difference (bk) 86.20 92.62 92.70

Nilai kadar air dari umbi bawang dayak segar lebih tinggi daripada simplisia dan

keripik. Pengeringan umbi bawang dayak segar menjadi keripik dan simplisia akan

menurunkan nilai dari kadar airnya. Hal ini dikarenakan sebagian air akan menguap saat

pengeringan menggunakan oven. Nilai kadar air simplisia dengan keripik memberikan hasil

yang tidak terlalu berbeda walaupun penggunaan suhu pengolahannya berbeda. Waktu

pengeringan pada keripik lebih cepat yaitu selama 4 jam pada suhu 700C dibandingkan

dengan simplisia yaitu 6 jam pada suhu 500C.

Karbohidrat dan protein pada tanaman sangatlah penting karena memberikan nilai

gizi. Nilai kadar protein untuk masing-masing sampel hampir sama walaupun terdapat

perbedaan pengolahan. Hal ini berarti bahwa protein yang terdapat dalam umbi bawang

dayak tidak rusak oleh adanya pemanasan. Tingginya nilai karbohidrat untuk semua sampel

dikarenakan tanaman bawang dayak menyimpan glukosa sebagai sumber energi.

Nilai kadar abu umbi bawang dayak segar lebih tinggi dibandingkan dengan

simplisia dan keripik. Rendahnya nilai kadar abu pada bawang dayak setelah pengeringan

dikarenakan beberapa mineral hilang selama proses pengeringan dengan oven. Selain kadar

abu yang menurun selama proses pengeringan, nilai kadar lemak untuk simplisia dan keripik

juga mengalami penurunan. Data dan hasil perhitungan analisis proksimat umbi bawang

dayak segar, simplsia dan keripik tercantum pada Lampiran 1-3.

D. KARAKTERISTIK FISIK HASIL EKSTRAKSI UMBI BAWANG

DAYAK SEGAR, SIMPLISIA DAN KERIPIK

Hasil ekstraksi pada umbi bawang dayak segar (Gambar 5), simplisia (Gambar 6)

dan keripik (Gambar 7) memberikan warna ekstrak yang berbeda secara visual untuk

masing-masing pelarut, sesuai yang terdapat pada Tabel 4. Warna kuning dan orange yang

dihasilkan oleh pelarut heksan (nonpolar) dan pelarut etilasetat (semipolar) diduga

disebabkan oleh senyawa-senyawa nonpolar seperti lemak dan karotenoid pada sampel.

Page 35: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

21

Senyawa karotenoid adalah kelompok pigmen dan antioksidan alami yang dapat meredam

radikal bebas, yang menyebabkan warna kuning orange dan merah pada tanaman

(Panjaitan et al. 2003). Karotenoid seperti betakaroten merupakan prekursor vitamin A dan

berfungsi sebagai antioksidan alami.

Tabel 4. Karakteristik Fisik Warna Ekstraksi Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia

dan Keripik

Sampel Pelarut Warna Ekstrak

Umbi Bawang Dayak Segar

Heksan Kuning

Etilasetat Kuning pekat

Metanol Merah pekat

Etanol Merah pekat

Air Merah

Simplisia

Heksan Orange

Etilasetat Orange pekat

Metanol Merah pekat

Etanol Merah pekat

Air Merah

Keripik

Heksan Orange

Etilasetat Orange pekat

Metanol Merah pekat

Etanol Merah pekat

Air Merah

Warna merah yang dihasilkan oleh pelarut polar (metanol, etanol dan air) diduga

disebabkan adanya senyawa antosianin pada umbi bawang dayak segar, simplisia dan

keripik. Warna merah yang dihasilkan dari proses ekstraksi menggunakan pelarut polar dapat

mengindikasikan adanya aktivitas antioksidan yang tinggi karena mengandung senyawa

antosianin (Einbond et al. 2004). Antosianin adalah pigmen alami yang tersebar secara luas

di alam. Senyawa antosianin merupakan subkelas dari flavonoid dan memberikan warna

merah, ungu dan biru pada banyak bunga, buah-buahan dan sayuran. Stabilitas warna dari

antosianin sangat dipengaruhi oleh pH, jenis pelarut, temperatur, oksigen, cahaya dan enzim

(Rein 2005).

Pigmen antosianin lebih stabil pada pH 5.0 dan 6.0 daripada pH 4.0. Selanjutnya,

kehilangan pigmen antosianin yang sangat jelas disebabkan penggunaan suhu tinggi.

Kestabilan antosianin dan tingkat degradasi terutama dipengaruhi oleh temperatur.

Keberadaan oksigen dan interaksinya dengan komponen lain seperti gula dan asam askorbat

juga dapat mempengaruhi stabilitas antosianin. Penyebab utama hilangnya pigmen berkaitan

dengan hidrolisis antosianin karena perbandingan antara kecepatan kehilanagn warna merah

dari antosianin dan kecepatan pembentukan gula bebas (Ozela et al. 2007).

Page 36: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

22

Gambar 5. Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

Gambar 6. Ekstrak Simplisia Umbi Bawang Dayak

Gambar 7. Ekstrak Keripik Umbi Bawang Dayak

E. KAPASITAS ANTIOKSIDAN UMBI BAWANG DAYAK SEGAR,

SIMPLISIA DAN KERIPIK METODE DPPH

Pengujian kapasitas antioksidan umbi bawang dayak segar, simplisia dan keripik

dilakukan terhadap hasil ekstrak dari ke lima jenis pelarut yaitu heksan, etilasetat, etanol,

metanol dan air. Masing-masing ekstrak diuji aktivitas antioksidannya berdasarkan

kemampuannya meredam radikal bebas DPPH. Pada prinsipnya, atom hidrogen dari suatu

senyawa antioksidan akan membuat larutan DPPH menjadi tidak berwarna yang dapat diukur

menggunakan spektrofotometer akibat terbentuknya DPPH tereduksi (DPPH-H) (Sharma dan

Bhat 2009).

Metode DPPH mengukur kemampuan suatu senyawa antioksidan dalam menangkap

radikal bebas. Kemampuan penangkapan radikal berhubungan dengan kemampuan

Heksan

Etilasetat

Metanol

Etanol Air

Heksan

Heksan

Etilasetat

Etilasetat

Air

Air Metanol

Metanol

Etanol

Etanol

Page 37: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

23

komponen senyawa antioksidan dalam menyumbangkan elektron atau hidrogen. Setiap

molekul yang dapat menyumbangkan elektron atau hidrogen akan bereaksi dan akan

memudarkan warna DPPH. Intensitas warna DPPH akan berubah dari ungu menjadi kuning

oleh elektron yang berasal dari senyawa antioksidan. Perubahan warna tersebut disebabkan

oleh reaksi antara radikal bebas DPPH dengan satu atom hidrogen yang dilepaskan senyawa

yang terkandung dalam bahan uji untuk membentuk senyawa 1,1-diphenil-2-pikrilhidrazin

(DPPH-H) yang berwarna kuning. Pada metode ini, absorbansi yang diukur adalah

absorbansi larutan DPPH sisa yang tidak bereaksi dengan senyawa antioksidan.

Hasil analisis kapasitas antioksidan menunjukkan banyaknya komponen antioksidan

yang aktif untuk meredam radikal bebas DPPH. Analisis statistik ekstrak umbi bawang

dayak segar, ekstrak simplisia dan ekstrak keripik menunjukkan bahwa perbedaan pelarut

memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0.01) terhadap nilai kapasitas antioksidannya,

seperti terangkum pada Lampiran 11a. Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan

menggunakan uji lanjut beda Duncan (Lampiran 11b). Hasil uji lanjut Duncan untuk

kapasitas antioksidan ekstrak umbi bawang dayak segar dapat dilihat pada Gambar 8.

Kapasitas antioksidan ekstrak umbi bawang dayak segar dengan pelarut air, etanol dan

metanol tidak berbeda nyata (p>0.01). Kapasitas antioksidan ekstrak umbi bawang dayak

segar dengan pelarut heksan dan etanol sangat berbeda nyata (p<0.01), dan ekstrak umbi

bawang dayak segar dengan pelarut etilasetat memiliki kapasitas antioksidan paling tinggi

dan berbeda sangat nyata (p<0.01) dibandingkan dengan pelarut heksan, etanol, metanol dan

air.

Gambar 8. Kapasitas Antioksidan Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata

(p<0.01) dengan menggunakan uji lanjut Duncan.

Hasil uji lanjut Duncan untuk kapasitas antioksidan ekstrak simplisia menunjukkan

bahwa ekstrak simplisia dengan pelarut air paling rendah dan sangat berbeda nyata (p<0.01)

dengan pelarut etilasetat, heksan, etanol dan metanol, sedangkan ekstrak simplisia dengan

pelarut metanol, etilasetat dan heksan tidak berbeda nyata (p>0.01). Ekstrak etanol simplisia

memiliki kapasitas antioksidan paling tinggi dan sangat berbeda nyata (p<0.01) dengan pelarut

0

50

100

150

200

250

Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

81.9a 74.7a 91.5a

227.0c

131.5b

Ka

pa

sita

s A

nti

ok

isd

an

(%

)

air metanol etanol etilaseat heksan

Page 38: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

24

air, heksan, etilasetat dan metanol. Hasil uji lanjut Duncan untuk kapasitas antioksidan ekstrak

simplisia dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Kapasitas Antioksidan Ekstrak Simplisia Bawang Dayak

Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata

(p<0.01) dengan menggunakan uji lanjut Duncan.

Kapasitas antioksidan ekstrak keripik dengan pelarut air paling rendah dan sangat

berbeda nyata (p<0.01) dengan pelarut heksan, etilasetat, etanol dan metanol, sedangkan

ekstrak keripik dengan pelarut heksan, metanol dan etanol tidak berbeda nyata (p>0.01).

Ekstrak keripik dengan pelarut etanol dan etilasetat menghasilkan kapasitas antioksidan paling

tinggi dan tidak berbeda nyata (p>0.01). Hasil kapasitas antioksidan menggunkaan uji lanjut

Duncan untuk ekstrak keripik dapat dilihat pada Gambar 10. Perhitungan kapasitas

antioksidan ekstrak umbi bawang dayak segar, simplisia dan keripik dapat dilihat pada

Lampiran 4-6.

Gambar 10. Kapasitas Antioksidan Ekstrak Keripik Bawang Dayak

Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata

(p<0.01) dengan menggunakan uji lanjut Duncan.

0

10

20

30

40

50

60

Ekstrak simplisia Bawang Dayak

16.7a

36.9b

51.8c

37.0b34.3b

Kap

asit

as A

nti

oks

idan

(%)

air metanol etanol etilasetat heksan

0

10

20

30

40

50

60

Ekstrak Keripik Bawang Dayak

15.0a

42.9b 46.5bc

57.5c

40.1b

Kap

asi

tas

An

tiok

sid

an

(%)

air metanol etanol etilasetat heksan

Page 39: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

25

Aktivitas ekstrak antioksidan sangat dipengaruhi oleh jenis pelarut yang digunakan

saat ekstraksi (Jang et al. 2007). Berdasarkan hasil uji terhadap aktivitas peredaman radikal

bebas DPPH, ekstrak etilasetat umbi bawang dayak segar memberikan nilai peredaman yang

paling tinggi dibandingkan dengan heksan, etanol, metanol dan air. Hal ini dikarenakan

adanya perbedaan komponen antioksidan yang terdapat pada masing-masing ekstrak sehingga

memberikan perbedaan aktivitas antioksidan (Anokwuru et al. 2011). Komponen antioksidan

pada ekstrak umbi bawang dayak segar lebih banyak terekstrak di pelarut yang bersifat

semipolar dan nonpolar. Oleh karena itu, pelarut etilasetat (semipolar) dan pelarut heksan

(nonpolar) memiliki kemampuan meredam radikal bebas DPPH yang lebih besar.

Selain itu, perbedaan jumlah kapasitas antioksidan pada ekstrak umbi bawang dayak

disebabkan komponen antioksidan yang terekstrak pada pelarut etanol, metanol dan air

memililiki jumlah gugus –OH yang sedikit untuk mendonorkan atom hidrogen dibandingkan

dengan komponen antioksidan yang terekstrak dengan menggunakan pelarut etilasetat dan

heksan yang memiliki jumlah gugus –OH yang lebih banyak. Senyawa antioksidan akan

mendonorkan atom hidrogennya untuk meredam dan menstabilkan radikal bebas.

Salah satu sumber antioksidan alami dari tanaman adalah golongan fenol. Senyawa

fenol memiliki spektrum luas dengan sifat kelarutan pada suatu pelarut yang berbeda-beda.

Oleh karena itu, proses ekstraksi menggunakan berbagai pelarut akan menghasilkan

komponen polifenol yang berbeda pula. Setiap tumbuh-tumbuhan memiliki struktur

komponen fenolik yang berbeda. Ada komponen fenolik yang memliki gugus –OH banyak

dan ada pula komponen fenolik yang memiliki gugus –OH yang sedikit. Perbedaan jumlah

dan posisi gugus hidroksil pada suatu senyawa antioksidan seperti fenol dan flavonoid, dapat

mempengaruhi aktivitas antioksidannya. Gugus –OH berperan dalam proses transfer elektron

untuk menstabilkan dan meredam radikal bebas. Semakin banyak gugus –OH pada suatu

senyawa fenol, maka kemampuan untuk meredam radikal bebas semakin tinggi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya proses pengeringan umbi bawang

dayak segar menjadi simplisia dan keripik, telah menurunkan kemampuan komponen

antioksidan dalam meredam radikal bebas DPPH. Hal ini ditunjukkan dengan semakin

kecilnya nilai kapasitas antioksidan pada ekstrak simplisia dan ekstrak keripik. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa senyawa antioksidan dalam umbi bawang dayak segar tidak tahan panas

dan mudah terdegradasi oleh panas. Hal ini sesuai dengan pernyataan para peneliti

sebelumnya yang menyebutkan bahwa senyawa antioksidan merupakan senyawa yang mudah

teroksidasi dengan adanya panas, cahaya, katalisator logam maupun enzim polifenoloksidase

yang dapat mempercepat reaksi oksidasi senyawa tersebut.

Komponen antioksidan yang merupakan senyawa bioaktif adalah komponen yang

sangat sensitif terhadap cahaya, temperatur dan pH. Baik komponen antioksidan yang bersifat

polar seperti golongan fenol dan komponen antioksidan yang bersifat nonpolar seperti

karotenoid, sangat sensitif terhadap penggunaan temperatur yang cukup tinggi. Akan tetapi,

golongan fenol lebih tahan terhadap panas dibandingkan karotenoid, artinya walaupun

golongan fenol terdegdarasi oleh panas, aktivitas antiokidannya masih lebih baik

dibandingkan dengan karotenoid. Hal ini dapat terlihat dari hasil pengukuran ekstrak simplisia

dengan pelarutnya. Terlihat bahwa ekstrak simplsia dan keripik dengan pelarut heksan dan

etilasetat memiliki jumlah kapasitas antioksidan yang lebih rendah dibandingkan dengan

ekstrak heksan dan etilasetat umbi bawang dayak segar.

Menurut Patras et al. (2010), degradasi senyawa antioksidan dapat disebabkan oleh

rekasi oksidasi , pemutusan ikatan kovalen maupun peningkatan laju reaksi oksidasi oleh

Page 40: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

26

panas. Senyawa antioksidan yang sudah teroksidasi akan menjadi rusak dan mengurangi

kemampuannya dalam meredam dan menangkal radikal bebas. Vitamin C dan betakaroten

adalah senyawa antioksidan yang sangat sensitif terhadap panas, sedangkan senyawa fenol

memiliki tingkat sensitifitas yang lebih baik dibandingkan dengan vitamin C dan betakaroten.

Nilai kapasitas antioksidan ekstrak umbi bawang dayak segar, simplisia dan keripik

dibandingkan hasilnya dengan asam askorbat dalam bentuk AEAC (Ascorbic Acid Equivalent

Antioxidant Capacity). Nilai AEAC dapat diperoleh dari kurva standar asam askorbat,

sehingga dapat membandingkan nilai kapasitas antioksidan yang diperoleh dengan asam

askorbat. Persamaan garis yang diperoleh dari kurva standar asam askorbat yaitu

y=0.0034x+0.1292. Kurva standar asam askorbat beserta data dan hasil perhitungannya

tercantum pada Lampiran 7-10.

Analisis statistik ekstrak umbi bawang dayak segar, ekstrak simplisia dan ekstrak

keripik menunjukan bahwa perbedaan pelarut memberikan pengaruh yang sangat nyata

(p<0.01) terhadap nilai AEAC , seperti terangkum pada Lampiran 12a. Pengujian selanjutnya

dilanjutkan dengan menggunakan uji lanjut Duncan (Lampiran12b). Ekstrak bawang dayak

segar dengan menggunakan pelarut etilasetat menghasilkan nilai AEAC paling tinggi dan

berbeda sangat nyata (p<0.01) dengan pelarut heksan, metanol, air dan etanol. Hasil uji lanjut

Duncan untuk AEAC ekstrak umbi bawang dayak segar dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. AEAC Umbi Bawang Dayak Segar

Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata

(p<0.01) dengan menggunakan uji lanjut Duncan.

Ekstrak simplisia dan keripik memiliki nilai AEAC yang lebih kecil dibandingkan

dengan ektrak bawang dayak segar, karena pada simplisia dan keripik telah terjadi proses

pengolahan dengan pengeringan menggunakan oven. Nilai AEAC tertinggi untuk ekstrak

simpilia terdapat pada ekstrak dengan pelarut etanol dan berbeda sangat nyata (p<0.01)

dengan pelarut heksan, etilasetat, metanol dan air. Hasil uji lanjut Duncan untuk nilai AEAC

ekstrak simplisia dapat dilihat pada Gambar 12.

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

0.20a0.16a0.26a

1.02c

0.48b

Kap

asit

as A

nti

oks

idan

(m

g A

EAC

/mg

ekst

rak)

Air

Metanol

Etanol

Etilasetat

Heksan

Page 41: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

27

Gambar 12. AEAC Simplisia Bawang Dayak

Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata

(p<0.01) dengan menggunakan uji lanjut Duncan.

Nilai AEAC ekstrak keripik pada pelarut etilasetat dan heksan menghasilkan nilai

AEAC paling tinggi dan tidak berbeda nyata (p>0.01). Hasil uji lanjut Duncan untuk nilai

AEAC ekstrak keripik dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. AEAC Keripik Bawang Dayak

Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata

(p<0.01) dengan menggunakan uji lanjut Duncan.

F. AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK UMBI BAWANG DAYAK

SEGAR, SIMPLISIA DAN KERIPIK METODE RANCIMAT

Setelah melakukan pengujian kapasitas antioksidan menggunakan metode DPPH

terhadap semua ekstrak sampel dengan masing-masing pelarutnya, maka diperoleh ekstrak

terbaik untuk masing-masing sampel. Ekstrak etilasetat umbi bawang dayak segar, ekstrak

etanol simplisia dan ekstrak etilasetat keripik, selanjutnya diukur kestabilan oksidatifnya

dengan memasukan sejumlah ekstrak sampel ke dalam tabung rancimat yang berisi minyak

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

Ekstrak Keripik Bawang Dayak

0.01a

0.16b

0.18bc

0.24c

0.15b

Kap

aist

as A

nti

oks

idan

(mg

AEA

C/m

g Ek

stra

k)

Air

Metanol

Etanol

Etilasetat

Heksan

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

Ekstrak Simplisia Bawang Dayak

0.02a

0.13b

0.21c

0.13b

0.12b

Kap

asit

as A

nti

oks

idan

(mg

AEA

C/

mg

Ekst

rak)

Air

Metanol

Etanol

Etilasetat

Heksan

Page 42: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

28

kedelai dan menghembuskan aliran udara melewati sampel pada suhu 1200C. Pemilihan

minyak kedelai didasarkan pada banyaknya jumlah kandungan ikatan rangkap yang terdapat

pada minyak kedelai. Semakin banyak jumlah ikatan rangkapnya, maka kerusakan oksidatif

oleh zat kimia, enzim, suhu, oksigen, cahaya semakin cepat. Kontrol negatif yang

digunakan adalah tabung rancimat yang berisi minyak kedelai murni tanpa sampel dan

kontrol positif yang digunakan adalah α-tokoferol dalam minyak kedelai murni.

Parameter yang diukur adalah waktu induksi dari masing-masing ekstrak sampel.

Nilai dari waktu induksi memberikan informasi mengenai stabilitas oksidatif sampel. Waktu

induksi diukur sebagai waktu yang diperlukan untuk mencapai titik akhir oksidasi yang

berhubungan dengan tingkat ketengikan yang dapat dideteksi. Semakin lama waktu induksi,

maka sampel yang diuji memiliki aktivitas antioksidan yang baik. Waktu induksi

masing-masing ekstrak sampel beserta kontrol dan pembandingnya (α-tokoferol)

berdasarkan hasil metode rancimat dapat dilihat pada Lampiran 13-18.

Aktivitas antioksidan dalam metode rancimat dinyatakan dalam waktu induksi.

Berdasarkan analisis statistik (Lampiran 19), ekstrak etilasetat umbi bawang dayak segar,

ekstrak etanol simplisia dan ekstrak etilasetat keripik menunjukan bahwa perlakuan

pemanasan terhadap sampel menghasilkan pengaruh yang sangat nyata (p<0.01) terhadap

waktu induksinya. Pengujian dilanjutkan dengan menggunakan uji lanjut beda Duncan

(Lampiran 19). Hasil uji lanjut beda Duncan untuk waktu induksi terlihat pada Gambar 14.

Ekstrak etilasetat keripik, tokoferol dan minyak kedelai murni menunjukkan tidak berbeda

nyata (p>0.01) terhadap waktu induksinya. Waktu induksi ekstrak etilasetat keripik,

tokoferol dan ekstrak etanol simplisia juga tidak berbeda nyata (p>0.01), sedangkan waktu

induksi ekstrak umbi bawang dayak segar memberikan waktu induksi paling lama dan

memiliki perbedaan yang sangat nyata (p<0.01) dengan ekstrak etanol simplisia, ekstrak

etilasetat keripik, tokoferol dan minyak kedelai murni.

Gambar 14. Waktu Induksi Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan Keripik

Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata

(p<0.01) dengan menggunakan uji lanjut Duncan.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Jenis Ekstrak/Antioksidan

2.5ab

2.1a

3.7c

2.8b

2.6ab

Wak

tu I

nd

uk

si (

jam

)

Tokoferol

Minyak Kedelai Murni

Ekstrak etilasetat umbi bawang dayak segar

Ekstrak etanol simplisia

Ekstrak etilasetat keripik

Page 43: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

29

Diketahui bahwa ekstrak umbi bawang dayak segar dengan pelarut etilasetat

memiliki nilai waktu induksi yang paling tinggi dibandingkan dengan sampel lainnya, artinya

aktivitas antioksidan ekstrak etilasetat umbi bawang dayak segar sangat tinggi dalam sistem

minyak dan mampu menjaga kestabilan oksidatif minyak kedelai dengan baik. Tingginya

aktivitas antioksidan ekstrak etilasetat umbi bawang dayak segar dibandingkan dengan

tokoferol disebabakan karena kelarutan ekstrak dalam minyak sangat baik.

Adanya pengolahan umbi bawang dayak segar menjadi simplisia dan keripik

menyebabkan penurunan waktu induksinya. Hal ini sesuai dengan hasil dari pengujian

sebelumnya dengan metode DPPH bahwa adanya proses pemanasan telah menurunkan nilai

kapasitas antioksidan pada ekstrak simplisia dan ekstrak keripik. Akan tetapi, apabila

dibandingkan dengan tokoferol, maka ekstrak etanol simplisia dan ekstrak etilasetat keripik

memiliki aktivitas antioksidan yang sama, artinya kekuatan aktivitas antioksidan ekstrak

etanol simplsia dan ekstrak etilasetat keripik tergolong baik walaupun telah dikeringkan dari

bentuk segarnya.

G. TOTAL FENOL EKSTRAK UMBI BAWANG DAYAK SEGAR,

SIMPLISIA DAN KERIPIK

Komponen polifenol pada tanaman diketahui memiliki sifat multifungsi seperti

pereduksi, menyumbangkan atom hidrogen sebagai antioksidan dan peredam terbentuknya

singlet oksigen. Flavonoid dan turunannya merupakan golongan polifenol yang banyak dan

sangat penting pada tanaman. Sifat yang penting dari golongan polifenol adalah

kemampuannya bertindak sebagai antioksidan. Penentuan kandungan total fenol pada

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteau. Metode ini

berdasarkan kekuatan mereduksi dari gugus hidroksi fenolik. Semua senyawa fenolik dapat

bereaksi dengan pereaksi Folin Ciocalteau. Adanya inti aromatis pada senyawa fenol (gugus

hidroksi fenolik) dapat mereduksi fosfomolibdat fosfotungstat menjadi molibdenum yang

berwarna biru (Pratimasari 2009).

Menurut Bettuzi (2009), senyawa dari golongan polifenol memiliki aktivitas

antioksidan yang sangat kuat. Aktivitas antioksidan komponen polifenol ditandai dengan

aktivitas yang relatif tinggi sebagai donor hidrogen atau elektron dan kemampuan dari

turunan radikal polifenol untuk menstabilkan dan memindahkan elektron yang tidak

berpasangan, serta mengkelat transisi logam (Sanrasari 2008).

Kurva standar asam galat beserta data dan hasil perhitungan analisis total fenol

ekstrak umbi bawang dayak segar, ekstrak simplsia dan ekstrak keripik tercantum pada

Lampiran 20-23. Analisis statistik ekstrak umbi bawang dayak segar, ekstrak simplisia dan

ekstrak keripik menunjukkan bahwa perbedaan pelarut memberikan pengaruh yang sangat

nyata (p<0.01) terhadap jumlah total fenolnya, seperti terangkum pada lampiran 24.

Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan menggunakan uji lanjut Duncan (Lampiran 25).

Hasil uji lanjut Duncan untuk jumlah total fenol ekstrak umbi bawang dayak segar dapat

dilihat pada Gambar 15.

Page 44: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

30

Gambar 15. Total Fenol Ekstrak Umbi Bawang Daya Segar

Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata

(p<0.01) dengan menggunakan uji lanjut Duncan.

Total fenol ekstrak umbi bawang dayak segar dengan pelarut air dan heksan berbeda

sangat nyata (p<0.01), sedangkan ekstrak umbi bawang dayak segar dengan pelarut etilasetat

dan etanol tidak berbeda nyata (p<0.01) terhadap jumlah total fenolnya. Ekstrak umbi

bawang dayak segar dengan pelarut metanol memiliki jumlah total fenol paling tinggi dan

berbeda sangat nyata (p<0.01) dibandingkan dengan pelarut etilasetat, heksan, etanol dan air.

Hasil uji lanjut Duncan terhadap total fenol ekstrak simplisia terlihat pada

Gambar 16. Berdasarkan hasil yang diperoleh, jumlah total fenol di dalam ekstrak simplisia

yang menggunakan pelarut heksan, etilasetat dan air tidak berbeda nyata (p>0.01),

sedangkan ekstrak simplisia dengan pelarut etanol menghasilkan jumlah total fenol paling

tinggi dan berbeda sangat nyata (p<0.01) dibandingkan dengan pelarut metanol, etilasetat,

heksan dan air.

Gambar 16. Total Fenol Ekstrak Simplisia Bawang Dayak

Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata

(p<0.01) dengan menggunakan uji lanjut Duncan.

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

2.43b

3.33c3.17c

4.29d

2.02a

Tota

l F

enol

(mg G

AE

/ 100 m

g E

kst

rak)

Heksan

Etilasetat

Etanol

Metanol

Air

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

Ekstrak Simplisia Bawang Dayak

0.85a

0.49a

3.52c

3.00b

0.65a

Tota

l F

enol

( m

g G

AE

/ 100 m

g E

kst

rak

)

Heksan

Etilasetat

Etanol

Metanol

Air

Page 45: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

31

Selanjutnya uji lanjut Duncan terhadap total fenol ekstrak keripik diperoleh bahwa

ekstrak keripik dengan pelarut air dan etilasetat tidak berbeda nyata (p>0.01), sedangkan

jumlah total fenol ekstrak keripik dengan pelarut metanol memiliki jumlah total fenol paling

tinggi dan sangat berbeda nyata (p<0.01) dibandingkan pelarut etanol, heksan, air dan

etilasetat. Senyawa fenol pada ekstrak simplisia dan ekstrak keripik mengalami degradasi

karena panas sehingga semakin lama pemanasan maka senyawa fenol semakin rusak.

Penurunan jumlah total fenol ekstrak keripik dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Total Fenol Ekstrak Keripik Bawang Dayak

Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata

(p<0.01) dengan menggunakan uji lanjut Duncan.

Total fenol pada ekstrak umbi bawang dayak segar dengan pelarut heksan, etilasetat,

etanol, metanol dan air memiliki jumlah yang berbeda. Komponen polifenol memiliki

spektrum luas dengan sifat kelarutan pada suatu pelarut yang berbeda-beda. Hal ini

disebabkan oleh gugus hidroksil pada senyawa tersebut memiliki jumlah dan posisi yang

berbeda. Dengan demikian, ekstraksi menggunakan berbagai pelarut akan menghasilkan

komponen polifenol yang berbeda pula.

Berdasarkan hasil pengukuran jumlah total fenol, ekstrak metanol umbi bawang

dayak segar, ekstrak etanol simplisia dan ekstrak metanol keripik mampu mengekstrak

senyawa fenol paling tinggi dibandingkan dengan pelarut lainnya. Pelarut polar seperti

metanol dan etanol mampu mengekstrak senyawa fenol lebih tinggi dibandingkan dengan

pelarut etilasetat, heksan dan air. Pelarut metanol dan etanol memiliki gugus hidroksil yang

dapat membentuk ikatan dengan gugus fenol yang ada dan meningkatkan kelarutannya

(Silla et al. 2001). Menurut Jakopic et al. (2009), sampel yang diekstrak dengan pelarut

metanol secara signifikan memiliki jumlah fenol yang lebih banyak dibandingkan dengan

pelarut etanol. Akan tetapi, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kofii et al. (2010),

pelarut etanol adalah pelarut yang terbaik untuk mengesktark senyawa fenol dalam tanaman

Ivorian.

Ekstrak umbi bawang dayak segar dengan pelarut etilasetat menunjukan jumlah

total fenol yang tinggi setelah metanol. Pelarut etilasetat memiliki kepolaran yang lebih

rendah dibandingkan dengan pelarut air. Akan tetapi, dalam penelitian ini ekstrak umbi

bawang dayak segar dengan pelarut etilasetat memiliki jumlah total fenol yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pelarut air. Tingginya jumlah total fenol pada ekstrak umbi bawang

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

Ekstrak Keripik Bawang Dayak

1.15b

0.65a

3.01c3.38d

0.60aTota

l F

enol

( m

g G

AE

/100 m

g E

kst

rak)

Heksan

Etilasetat

Etanol

Metanol

Air

Page 46: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

32

dayak segar dengan pelarut etilasetat diduga adanya golongan polifenol yang memiliki berat

molekul yang sama dengan pelarut etilasetat seperti tanin dan flavanol. Berdasarkan

peneltian yang dilakukan oleh Uma dan Wan (2010), pelarut aseton yang memiliki kepolaran

yang rendah menghasilkan jumlah total fenol yang paling tinggi pada ekstrak daun henna.

Pelarut aseton lebih efektif mengekstrak komponen tanin yang memiliki berat molekul yang

tinggi (Alasalvar et al 2006). Hal ini sesuai dengan konsep like dissolve like atau pelarut vs

pelarut, dimana pelarut aseton dan tannin memiliki berat molekul yang tinggi.

Pengujian total fenol menggunakan Folin-Ciocalteau tidak selalu menunjukkan

jumlah polifenol secara spesifik, akan tetapi substansi lain juga dapat dioksidasi

menggunakan reagen Folin-Ciocalteau. Oleh karena itu, kandungan total fenol pada ekstrak

umbi bawang dayak segar dalam penelitian ini tidak selalu seluruhnya adalah karena

keberadaan fenol dalam ekstrak tersebut. Komponen polifenol bergantung terhadap jumlah

gugus fenol yang dimilikinya bereaksi dengan pereaksi Folin-Ciocalteau. Kelarutan senyawa

fenol dipengaruhi oleh kepolaran pelarut yang digunakan. Hal inilah yang menyebabkan

sulitnya prosedur ekstraksi yang cocok untuk mengekstrak fenolik pada tanaman (Naczk dan

Shahidi 2004). Komponen fenolik yang terekstrak biasanya berhubungan dengan biomolekul

yang lain (protein, polisakarida, terpen, klorofil, lemak dan komponen anorgank lainnya) dan

harus digunakan pelarut yang cocok untuk mengekstrak komponen-komponen tersebut

(Koffi et al. 2010).

Apabila dibandingkan dengan ekstrak umbi bawang dayak segar, jumlah total fenol

pada ekstark simplisia dan ekstrak keripik lebih rendah dan cenderung menurun. Adanya

pengaruh pengolahan umbi bawang dayak menjadi simplisia dan keripik menggunakan

panas, telah menurunkan jumlah total fenol pada ekstrak simplisia dengan pelarut heksan,

etilasetat dan air. Hal ini dikarenakan golongan fenol yang terekstrak pada pelarut tersebut

lebih mudah rusak akibat adanya penggunaan temperatur.

H. KADAR VITAMIN C UMBI BAWANG DAYAK SEGAR, SIMPLISIA

DAN KERIPIK

Berdasarkan analisis statistik seperti terlampir pada Lampiran 27, umbi bawang

dayak segar, simplisia dan keripik menunjukan bahwa perbedaan pengolahan sampel

memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0.01) terhadap jumlah kadar vitamin C nya.

Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan menggunakan uji lanjut Duncan seperti terlihat

pada Gambar 18. Kadar vitamin C umbi bawang dayak segar, simplisia dan keripik berbeda

sangat nyata (p<0.01).

Kandungan vitamin C (asam askorbat) pada umbi bawang dayak segar tergolong

cukup tinggi yaitu 61.5 mg/ 100 gram, artinya umbi bawang dayak dapat dijadikan salah

satu sumber vitamin C yang baik bagi tubuh. Tingginya kandungan vitamin C pada umbi

bawang dayak segar berarti kemampuannya untuk mereduksi radikal bebas di dalam tubuh

juga semakin tinggi dan reaksi oksidatif dapat dicegah. Kebutuhan asupan vitamin C untuk

tubuh berkisar 60-100 mg/hari dan kebutuhan yang paling besar hanya pada ibu menyusui

yaitu berkisar 125 mg/ hari. Oleh karena itu, umbi bawang dayak segar dapat digunakan

untuk mencukupi kebutuhan vitamin C tubuh per harinya.

Adanya proses pengeringan umbi bawang dayak menjadi simplisia dan keripik,

mengakibatkan penurunan jumlah vitamin C yang terdapat pada simplisia dan keripik.

Vitamin C adalah molekul yang sangat labil dan selama pengolahan bisa menurun

jumlahnya. Perbedaan jumlah vitamin C yang hilang pada simplisia dan keripik disebabakan

Page 47: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

33

penggunaan suhu dan lama pengeringan yang berbeda. Berdasarkan hasil tersebut terlihat

bahwa terjadi interaksi antara suhu dan lama pemanasan terhadap penurunan jumlah

kandungan vitamin C umbi bawang dayak segar.

Gambar 18. Kadar Vitamin C Umbi Bawang Dayak Segar,

Simplisia dan Keripik

Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukan berbeda sangat

nyata (p<0.01) dengan menggunakan uji lanjut Duncan.

Pengaruh pengolahan terhadap suatu bahan yang mengandung nutrisi tertentu,

dipengaruhi oleh sensitifitas nutrisinya terhadap berbagai kondisi pengolahan seperti adanya

panas, oksigen, pH dan cahaya (Morris et al 2004). Penurunan jumlah kandungan vitamin C

selama pemanasan disebabkan terjadi oksidasi oksigen yang tinggi pada vitamin C yang

terdapat dalam umbi bawang dayak segar. Apabila dibandingkan dengan umbi bawang dayak

segar yang diproses tanpa adanya pemanasan, maka jumlah oksidasi oksigen pada vitamin C

lebih sedikit. Semakin tinggi suhu, maka kecepatan reaksi oksidasi vitamin C semakin tinggi

yang ditandai dengan penurunan jumlah vitamin C. Perhitungan kadar vitamin C umbi

bawang dayak segar, simplisia dan keripik, dapat dilihat pada Lampiran 26.

I. UJI KUALITATIF FITOKIMIA

Analisis fitokimia dilakukan untuk mengetahui keberadaan senyawa-senyawa kimia

yang bersifat spesifik seperti alkaloid, fenol, steroid, saponin, glikosida, triterpenoid, tannin

dan flavonoid. Senyawa-senyawa ini merupakan hasil metabolit sekunder pada tumbuhan

yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk bahan obat. Senyawa metabolit sekunder

memiliki jumlah dan jenis yang bervariasi untuk setiap tumbuh-tumbuhan. Beberapa dari

senyawa-senyawa tersebut telah diisolasi dan sebagian di antaranya memberikan efek

fisiologis dan farmakologis yang lebih dikenal sebagai senyawa kimia aktif

(Copriyadi 2005).

Pengujian fitokimia dilakukan pada umbi bawang dayak segar, simplisia dan keripik

dengan menggunakan pelarut heksan, etilasetat, etanol, metanol dan air. Pengujian ini

sebagai langkah awal untuk mengetahui jenis komponen bioaktif yang terkandung pada

masing-masing ekstrak sehingga dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Hasil pengujian dinyatakan

secara kualitatif untuk membuktikan keberadaan senyawa kimia aktif tertentu yang dapat

dideteksi dalam ekstrak sampel. Jenis uji fitokimia untuk umbi bawang dayak segar,

simplisia dan keripik adalah uji kandungan alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid,

triterpenoid, steroid dan glikosida.

0

20

40

60

80

Jenis Sampel

61.5c

41.0b

22.0a

Kad

ar V

itam

in C

(m

g/1

00

gra

m)

Umbi Bawang Dayak Segar Simplisia Keripik

Page 48: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

34

Berdasarkan hasil uji fitokimia, ekstrak umbi bawang dayak segar dengan pelarut

metanol, etanol, etilasetat, heksan dan air, megandung senyawa metabolit sekunder berupa

alkaloid, fenolik, triterpenoid, steroid dan glikosida. Ekstrak umbi bawang dayak segar

dengan pelarut air dan pelarut heksan menghasilkan uji negatif untuk senyawa flavonoid.

Pelarut etilasetat dan pelarut heksan pada ekstrak umbi bawang dayak segar tidak memiliki

kandungan senyawa saponin dan tanin. Hasil uji fitokimia untuk ekstrak umbi bawang dayak

segar dapat dilihat pada Tabel 5. Senyawa aktif yang mendukung ekstrak umbi bawang

dayak segar dengan pelarut etilasteat sebagai antioksidan terbaik adalah adanya kandungan

senyawa fenolik, triterpenoid dan glikosida yang sangat kuat.

Tabel 5. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

Jenis Pengujian Hasil Pengujian

Air Metanol Etanol 96% Etilasetat Heksan

Alkaloid ++ + + ++ +

Saponin + +++ + - -

Tanin + ++ ++ - -

Fenolik ++ +++ +++ ++++ +++

Flavonoid - ++ +++ + -

Triterpenoid ++++ +++ ++++ +++ +

Steroid + + + + +

Glikosida ++ ++ +++ ++++ +++

Keterangan: - = negatif; + = positif lemah; ++ = positif; +++ = positif kuat;

++++ = positif kuat sekali

Ekstrak simplisia pada pelarut air, metanol, etanol dan etilasetat mengandung

senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid, tannin, saponin, fenolik, flavonoid, triterpenoid,

steroid dan glikosida, kecuali untuk ekstrak simplisia dengan pelarut etilasetat menghasilkan

uji negatif untuk senyawa tanin. Pengujian fitokimia pada ekstrak simplisia dengan pelarut

heksan, menghasilkan uji positif untuk senyawa alkaloid, fenolik, flavonoid, triterpenoid,

steroid dan glikosida, sedangkan untuk senyawa saponin dan tanin menghasilkan uji negatif.

Hasil uji fitokimia untuk ekstrak simplisia dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan hasil uji

kapasitas antioksidan dengan radikal DPPH, ekstrak simplisia dengan pelarut etanol memiliki

jumlah kapasitas antioksidan yang paling tinggi. Senyawa bioaktif yang mendukung hasil ini

adalah adanya kandungan senyawa fenolik, triterpenoid dan glikosida yang tinggi untuk

ekstrak simplisia dengan pelarut etanol.

Tabel 6. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Simplisia

Jenis Pengujian

Hasil Pengujian

Air Metanol Etanol 96% Etilasetat Heksan

Alkaloid +++ ++ ++ ++ ++

Saponin +++ + ++ + -

Tanin ++ +++ + - -

Fenolik +++ +++ ++++ ++++ +++

Flavonoid +++ ++ + + +

Triterpenoid ++++ +++ ++++ ++++ +

Steroid + + + + +

Glikosida +++ ++ ++++ ++ ++++

Keterangan: - = negatif; + = positif lemah; ++ = positif; +++ = positif kuat;

++++ = positif kuat sekali

Page 49: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

35

Uji fitokimia untuk ekstrak keripik dengan pelarut air, metanol, etanol, etilasetat

menghasilkan metabolit sekunder berupa alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid,

triterpenoid , steroid dan glikosida. Akan tetapi untuk ekstrak keripik dengan pelarut heksan

menghasilkan uji negatif untuk senyawa saponin. Hasil uji fitokimia untuk ekstrak keripik

dapat dilihat pada Tabel 7. Ekstrak keripik dengan pelarut etanol dan etilasetat memiliki

kandungan senyawa fenolik, triterpenoid dan glikosida yang tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil

uji kapasitas antioksidan yang menyatakan bahwa ekstrak keripik dengan pelarut etanol dan

etilasetat menghasilkan jumlah kapasitas antioksidan yang paling tinggi.

Tabel 7. Hasil Fitokimia Ekstrak Keripik

Jenis Pengujian

Hasil Pengujian

Air Metanol Etanol 96% Etilasetat Heksan

Alkaloid ++ ++ +++ + ++

Saponin ++ +++ +++ + -

Tanin + ++++ +++ + +

Fenolik + ++++ +++ ++++ ++

Flavonoid + ++++ + +++ +

Triterpenoid +++ ++ ++ ++++ ++++

Steroid + + + + +

Glikosida +++ ++++ ++++ ++++ +++

Keterangan: - = negatif; + = positif lemah; ++ = positif; +++ = positif kuat; ++++ = positif kuat sekali

J. HUBUNGAN KAPASITAS ANTIOKSIDAN, TOTAL FENOL DAN

KADAR VITAMIN C SEBAGAI RADIKAL SCAVENGER PADA

UMBI BAWANG DAYAK SEGAR, SIMPLISIA DAN KERIPIK

Pengujian kapasitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH bekerja secara

kompleks terhadap semua senyawa antioksidan yang terdapat pada umbi bawang dayak

segar, simplisia dan keripik, sedangkan pengujian total fenol hanya mengukur jumlah total

fenolnya saja. Senyawa antioksidan tidak hanya terbatas pada golongan fenol saja, akan

tetapi masih banyak senyawa-senyawa lain yang dapat menjadi sumber antioksidan, seperti

triterpenoid, betakaroten, tokoferol dan vitamin C.

Berdasarkan uji kapasitas antioksidan menggunakan metode DPPH, diperoleh

bahwa ekstrak etilasetat umbi bawang dayak segar, ekstrak etanol simplisia, ekstrak etanol

keripik dan ekstrak etilasetat keripik memiliki nilai kapasitas antioksidan paling tinggi. Hal

ini berarti komponen antioksidan yang terdapat pada ekstrak etilasetat umbi bawang dayak

segar, ekstrak etanol simplisia, ekstrak etanol keripik dan ekstrak etilasetat keripik memiliki

nilai peredaman yang tinggi terhadap radikal DPPH serta memiliki kemampuan

mendonorkan atom hidrogen yang tinggi. Selain itu, diperoleh juga nilai total fenol untuk

ekstrak umbi bawang dayak segar, simplisia dan keripik,untuk pelarut heksan, etilasetat,

etanol, metanol dan air. Berdasarkan nilai total fenolnya, ekstrak metanol umbi bawang

dayak segar, ekstrak etanol simplisia dan ekstrak metanol keripik memiliki nilai total fenol

paling tinggi.

Terdapat korelasi negatif antara jumlah kapasitas antioksidan ekstrak umbi bawang

dayak segar dan keripik terhadap jumlah nilai total fenolnya. Hal ini berarti senyawa

Page 50: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

36

antioksidan pada ekstrak etilasetat umbi bawang dayak segar dan ekstrak etilasetat keripik

tidak hanya didukung oleh adanya senyawa fenol, akan tetapi ada senyawa antioksidan lain

yang terekstrak pada pelarut etilasetat untuk umbi bawang dayak segar dan keripik. Senyawa

antioksidan tersebut adalah betakaroten, triterpenoid dan tokoferol, dimana senyawa-senyawa

tersebut cenderung larut dalam pelarut nonpolar.

Menurut Javanmardi et al. (2003), aktivitas antioksidan dari suatu bahan tidak

hanya terbatas pada senyawa fenol saja. Aktivitas antioksidan juga dapat berasal dari

metabolit-metabolit sekunder antioksidan lain, seperti karotenoid dan vitamin. Senyawa lain

yang bersifat antioksidan pada umbi bawang dayak segar, simplisia dan keripik, adalah

vitamin C. Berdasarkan hasil pengukuran kadar vitamin C, umbi bawang dayak segar

memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, sehingga mampu membantu proses peredaman

radikal bebas DPPH. Penurunan jumlah vitamin C pada simplisia dan keripik telah

menurunkan kemampuanya untuk meredam radikal bebas sehingga nilai kapasitas

antioksidannya juga ikut menurun. Berdasarkan hasil uji kualitatif fitokimia, tingginya nilai

kapasitas antioksidan ekstrak etilasetat umbi bawang dayak segar, ekstrak etanol simplisia,

ekstrak etanol keripik dan ekstrak etilasetat keripik didukung oleh keberadaan senyawa aktif

seperti fenolik, triterpenoid dan glikosida yang sangat kuat.

Page 51: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

37

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian dengan metode DPPH, diketahui bahwa ekstrak

etilasetat umbi bawang dayak segar memiliki nilai kapasitas antioksidan paling tinggi dan

berbeda sangat nyata (p<0.01) dibandingkan dengan pelarut heksan, metanol, etanol dan air.

Ekstrak etanol simplisia memiliki kapasitas antioksidan paling tinggi dan sangat berbeda

nyata (p<0.01) dengan pelarut heksan, etilasetat, metanol dan air. Keripik yang diekstrak

dengan pelarut etanol dan etilasetat menghasilkan nilai kapasitas antioksidan paling tinggi

tetapi tidak berbeda nyata (p>0.01). Nilai kapasitas antioksidan dapat dibandingkan dengan

aktivitas asam askorbat, dimana nilai aktivitas antioksidan di dalam ekstrak etilasetat umbi

bawang dayak segar setara dengan 1.02 mg AEAC/mg ekstrak, ekstrak etanol simplisia

setara dengan 0.21 mg AEAC/ mg ekstrak dan ekstrak etilasetat keripik dan ekstrak etanol

keripik setara dengan 0.24 mg AEAC/ mg ekstrak dan 0.18 mg AEAC/ mg ekstrak

Tingginya nilai kapasitas antioksidan untuk masing-masing ekstrak terpilih diduga

karena komponen fenolik yang terekstrak oleh pelarutnya memiliki gugus –OH yang lebih

banyak dibandingkan dengan pelarut lainnya, sehingga kemampuan untuk mendonorkan

atom hidrogennya lebih banyak dan kemampuan meredam radikal DPPH lebih tinggi.

Adanya proses pengeringan umbi bawang dayak segar menjadi simplisia dan keripik,

menurunkan kemampuan komponen antioksidan dalam meredam radikal bebas DPPH.

Artinya komponen atau senyawa antioksidan yang terdapat pada umbi bawang dayak segar

mudah rusak oleh panas.

Hasil uji kapasitas antioksidan dengan menggunakan metode rancimat terhadap

ekstrak terbaik yang didapatkan dari metode DPPH, diperoleh ekstrak etilasetat keripik,

tokoferol dan minyak kedelai murni menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0.01) terhadap

waktu induksinya. Waktu induksi ekstrak etilasetat keripik, tokoferol dan ekstrak etanol

simplisia juga tidak berbeda nyata (p>0.01), sedangkan waktu induksi ekstrak etilasetat

umbi bawang dayak segar memberikan waktu induksi paling lama dan memiliki perbedaan

yang sangat nyata (p<0.01) dengan ekstrak etilasetat keripik, ekstrak etanol simplisia,

tokoferol dan minyak kedelai murni..Waktu induksi ekstrak etilasetat umbi bawang dayak

segar, ekstrak etanol simplisia dan ekstrak etilasetat keripik masing-masing adalah 3.7 jam,

2.8 jam dan 2.6 jam.

Hasil dari pengujian terhadap nilai kadar total fenol, diperoleh bahwa ekstrak

metanol umbi bawang dayak segar, ekstrak etanol simplisia dan ekstrak metanol keripik

memiliki kadar total fenol paling tinggi di antara ekstrak lainnya. Nilai kadar total fenol

ekstrak metanol umbi bawang dayak segar, ekstrak etanol simplisia dan ekstrak metanol

keripik masing-masing adalah 4.29 mg GAE/100 mg ekstrak, 3.52 mg GAE/ 100 mg ekstrak

dan 3.38 mg GAE/100 mg ekstrak. Terdapat korelasi negatif antara jumlah kapasitas

antioksidan ekstrak umbi bawang dayak segar dan keripik terhadap jumlah nilai total

fenolnya. Hal ini berarti senyawa antioksidan pada ekstrak etilasetat umbi bawang dayak

segar dan ekstrak etilasetat keripik tidak hanya didukung oleh adanya senyawa fenol, akan

tetapi ada senyawa antioksidan lain yang terekstrak pada pelarut etilasetat untuk umbi

bawang dayak segar dan keripik. Senyawa antioksidan tersebut adalah betakaroten,

triterpenoid dan tokoferol, dimana senyawa-senyawa tersebut cenderung larut dalam pelarut

nonpolar.

Page 52: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

38

Kandungan vitamin C (asam askorbat) pada umbi bawang dayak segar tergolong

cukup tinggi yaitu 61.5 mg/ 100 gram, akan tetapi dengan adanya pemanasan kandungan

vitamin C pada simplisia dan keripik menurun, masing-masing sebesar 41.0 mg/100 gram

dan 22.0 mg/ 100mg. Terjadi interaksi antara suhu dan lama pemansan terhadap penurunan

jumlah kandungan vitamin C simplisa dan keripik. Berdasarkan hasil uji kualitatif fitokimia,

tingginya nilai kapasitas antioksidan ekstrak etilasetat umbi bawang dayak segar, ekstrak

etanol simplisia, ekstrak etanol keripik dan ekstrak etilasetat keripik didukung oleh

keberadaan senyawa aktif seperti fenolik, triterpenoid dan glikosida yang sangat kuat.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, perlu dilakukan pengujian secara in vivo untuk

mengetahui aktivitas antioksidan dalam tubuh. Hal ini dikarenakan aktivitas antioksidan

dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu bagaimana bentuk bahan tersebut saat

dikonsumsi, proses metabolisme dari setiap antioksidan serta mekanisme kerja antioksidan

tersebut dalam tubuh. Selain itu, dibuat suatu pangan fungsional lain dari umbi bawang

dayak segar seperti pikel, minuman atau manisan sehingga diperoleh nilai kapasitas

antioksidan yang lebih baik dibandingkan dengan keripik.

Page 53: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

39

DAFTAR PUSTAKA

Alasalvar C, Karamac M, Amarowicz R. dan Shahidi, F. 2006. Antioxidant and antiradical activities

in extracts of Hazelnut kernel (Corylus avellana L.) and Hazelnut Green Leafy Cover. J Agric

Food Chem 54: 4826-4832.

Amic D, Beslo D dan Trinasjstic N.2003. Structure-radical scavenging activity relationship of

flavonoids. Croatia Chem Acta 76: 55-61.

Anokwuru CP, Esiaba I, Ajibaye O dan Ayobami O.2011. Ployphenolic content and antioxidant

activity of Hibiscus sabdariffa Clyx. Research J Medicin Plant 5: 557-566.

Anonim. 2007. Members of the genus Eleutherine. http:// zipcodezoo.com /Plants/E/

Eleutherine_palmifolia/ [ 7 februari 2011]

AOAC.1995. Official MethodS of Analysis of AOAC Internasional. Inc.Washington DC.

Babula P , Mikelova R, Patesil D, Adam V, Kizek R, Havel L dan Sladky Z.2005. Simultaneous

determination of 1,4 naphtoquinone, lawsone, juglone and plumbgin by liquid

chromathography with UV detection. Biomed Paper 149:25.

Beirao RB dan Bernardo-Gil MG.2005. Antioxidant from lavandula luisieri.

http:www.enpromer2005.eq.ufrj.br [ 2 Maret 2011].

Bettuzzi S. 2009. Inhibition of human prostate cancer progression by administration of green tea

cathecins: from the bench to the clinical trial. Di dalam: The 3rd world congress on tea and

health nutraceutical & pharmacuetical ppplicatiions. ISANH. Dubai.

Copriyadi J, Yasmi E dan Hidayati. 2005. Isolasi dan karakterisasi senyawa kumarin dari kulit buah

jeruk purut (Citrus hystrix DC). J Biogenesis 2:13-25

Dimitrios B. 2006. Source of natural phenolic antioxidants. Laboratory of Food Chemistry and

Technology, School of Chemistry, Aristotle University of Thessaloniki, 54124 Thessaloniki. J

Food Sci 17:505–512.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Departemen Kesehatan RI.

Jakarta. Hal 53

Einbond LS, Reynerston KA, Luo XD, Basile MJ dan Kennelly EJ. 2004. Anthocyanin antioxidants

from edible fruits. Elsevier Food Chemistry 84 :23–28.

Galingging RY. 2007. Potensi plasma nutfah tanaman obat sebagai sumber biofarmaka di Kalimantan

Tengah. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 10, 1: 76-83.

Gamse T. 2002. Liquid-liquid extraction and solid-liquid extraction. Institute of Thermal Process and

Environmental Engineering. Graz University of Technology.

Gupta VK dan Sharma SK. 2006. Plants as natural antioxidant. Di dalam: Natural product radiance

vol 5 (4) :326-334.

Hara H, Maruyama N, Yamashita S, Hayashi Y, Lee KH, Bastow KF, Chairul, Marumoto R dan

Imakura Y.1997. Elecanacin, a novel new napthoquinon from the bulb of Eleutherine

Americana . Chem Pharm Bull 45: 1714-1716.

Page 54: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

40

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Institut Teknologi Bandung, Bandung

Harborne JB dan CA Williams. 2000. Advances in flavonoid research since 1992. Phytochemsitry 55:

481-504

Jakopic J, Veberic R dan Stampar F. 2009. Extraction of phenolic compounds from Green Walnuts

Fruits in different solvents. Acta Agriculturae Slovenica 93: 11-15

Jang HD, Chang KS, Huang CL, Lee SH dan Su MS. 2007. Principal phenolic phytochemicals and

antioxidant activities of three chinese medicinal plants. Food Chem 103: 749-756

Javanmardi J, Stshnoff C, Locke E dan Vivanco JM. 2003. Antioxidant activity and total phenolic

content of Iranian Ocimum accessions. Food Chem 83: 547-550.

Karadeniz F et al. 2005. Antioxidant activity of selected fruits and vegetables grown in Turkey.

Turkish Journal of Agricultural and Forest 89: 297–303

Kiselova Y, Ivanova D, Chervenkov T, Gerova D, Galunska B dan Yankova T.2006. Correlation

between the in vitro antioxidant capacity and polyphenol content of aqueous extracts from

Bulgarian herbs. Phytother Res 20: 961-965.

Koffi E, Sea T, Dodehe Y dan Singh B. 2010. Effect of solvent type on extraction of polyphenols

from twenty three Ivorian Plants. J Anim. Plant Sci 5:550-558.

Komura H, Mizukawa K, Minakat H, Huang H, Qin G dan Xu R. 1983. New anthraquinones from

Eleutherine Americana. Chem Pharm Bull 31:4206-4208

Lenny S. 2006. Senyawa flavonoida, fenilpropanoida dan alkaloida [makalah]. Departemen Kimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

Molyneux P. 2004. The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating

antioxidant activity. Songklanakarin J. Sci. Technol 26(2) : 211-219

Morris A, Audia B dan Olive JB. 2004. Effect of Processing on Nutrient Content of Foods 37:3.

Naczk M dan Shahidi F. 2004. Extraction and analysis of phenolics in food. Journal of

Chromatography A 1054: 95-111

Nawawi i, Winasih R dan Anggi A. 2007. Isolasi dan identifikasi senyawa kuinon dari simplisia umbi

bawang sabrang (Eleutherine Americana Merr.). Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. Bandung.

Ozela EF, Stringheta PC dan Chauca MC.2007. Stability of anthocyanin in spinach vine (Basella

rubra) fruits. Cien Inv Agr 34(2): 115-120

Panjaitan TD , Budhi P dan Leenawaty L.2007. Peranan karotenoid alami dalam menangkal radikal

bebas di dalam tubuh. Universitas Sumatera Utara.

Patras A, Brunton N, Pieve SD, Butler F dan Downey Gerard.2008. Effect of high pressure processing

on antioxidant activity and instrumental colour of tomato and carrot purees. Innovative Food

Sci. Emerging Technology 10: 16-22.

Pratimasari D.2009. Uji Aktivitas Penangkap Radikal Buah Carica Papaya L. Dengan Metode Dpph

Dan Penetapan Kadar Fenolik Serta Flavonoid Totalnya. Thesis. Univerversitas

Muhammadiyah

Page 55: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

41

Rein MJ. 2005. Copigmentation Reactions and Color Stability of Berry Anthocyanins. Dissertation.

EKT series 1331. University of Helsinki, Department of Applied Chemistry and

Microbiology.

Safaryani N, Haryanti S dan Hastuti ED.2007. Pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap

enurunan kadar vitamin C Brokoli (Brassica oleracea L). Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol.

XV, No.2. Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA

UNDIP.

Sandrasari DA. 2008. Kapasitas Antioksidan dan Hubungannya dengan Nilai Total Fenol Ekstrak

Sayuran Indgeonus. Sekolah Pascasarjan IPB. Bogor

Saptowalyono CA. 2007. Bawang Dayak, Tanaman Obat Kanker yang Belum Tergarap.

www.kompas.com [15 juni 2007].

Sembiring B. 2007. Teknologi penyiapan simplisia terstandar tanaman obat. Warta Puslitbangbun Vol

13 No 12 Agutus 2007. Balitro.litbang.depta.go.id [ 7Februari 2011]

Sharma OP dan Bhat TK. 2009. DPPH antioxidant assay revisited. Food Chemistry 113: 1202-1205

Silla E, Arnau A dan Tunon I. 2001. Solvent effects on chemical systems. Di dalam : Handbook of

solvents. Wypych G (ed.). ChemTec Publishing, Toronto, Ontario. Hal. 15-16.

Sitrait. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Bandung:ITB

Strycharz S dan Shetty K. 2002. Effect of Agrobacterium rhizogenes on phenolic content of Mentha

pulegium elite clonal line phytoremediation applications. Process Biochemistry 38: 287-293.

Sudarmadji S, Suhardi dan Haryono B. l98l. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian.

Liberti.Yogyakarta

Tensiska, Wijaya CH dan Andarwulan N.2003. Aktivitas antioksidan ekstrak buah andaliman

(Zanthoxylum acanthopodium DC) dalam beberapa sistem pangan dan kestabilan aktiviasnya

terhadap kondisi suhu dan pH. Teknologi dan Industri Pangan Vol XIV no 1.

Uma CW dan Wan A. 2010. Optimization of extraction parameters of total phenolic compounds from

Henna (Lawsonia inermis) Leaves. Sains Malysiana 39(1): 119-128

Winarsi H.2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius, Yogyakarta.

Wu D dan Arthur IC. 2003. Alcohol, oxidative stress and free radical damage. Alcohol Research and

Helat 27 (24) :277-284.

Zeuthen P dan Sorensen LB. 2003. Food Preservation Techniques. CRC Press Cambridge. England.

Page 56: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

2

LAMPIRAN

Page 57: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

43

Lampiran 1. Data Proksimat Umbi Bawang Dayak Segar

1. Kadar Abu

Ulangan W (g) W1 (g) W2 (g) Kadar Abu (g/100 g) X±SD (g/100 g) RSDa (%) RSDh(%)

BB BK BB BK BB BK BB BK

1 2.6265 16.8411 16.8043 1.4011 4.7732 1,4050 ±

0.0056

4.7867 ±

0.0190 0.3986 0.3969 1.9002 1.58006

2 2.626 26.9579 26.9209 1.409 4.8001

2. Kadar Air

Ulangan Ws Vs FD

Kadar

Air

(g/100 g)

X±SD (g/100 g) RSDa

(%)

RSDh

(%)

1 3.0307 1.35 1.608 70.5659 70.6464±0,1138 0.1611 1.0537

2 3.0238 1.33 1.608 70.7269

3. Kadar Protein

Ulangan Sampel

(g)

HCl (ml) N HCl % N

Kadar Protein (g/100

g) X±SD (g/100 g) RSDa (%) RSDh (%)

Sampel Blanko BB BK BB BK BB BK BB BK

1 0.2462 1.6 0 0.0188 0.1711 1.0694 3.6432 1.0838 ±

0.0203

3.6921 ±

0.0691 1.87 1.8716 1.98 1.8046

2 0.2397 1.6 0 0.0188 0.1757 1.0981 3.7409

Page 58: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

44

4. Kadar Lemak

Ulangan W0 W1 W2

Kadar Lemak X±SD (g/100 g) RSDa (%) RSDh (%)

(g/100 g)

BB BK BB BK BB BK BB BK

1 1.9084 107.1445 107.1181 1.3833 4.7125 1.3694 ±

0.0196

4.6652 ±

0.0669 1.4313 1.434 1.9077 1.5862

2 1.9328 105.7665 105.7403 1.3555 4.6178

5. Kadar Karbohidrat “ by difference”

Kadar karbohidrat = 100- (1.4050+70.6464+1.0838+1.3694)

= 25.2954 (basis basah)

= 86.20 (basis kering)

Page 59: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

45

Lampiran 2. Data Proksimat Simplisia Bawang Dayak

1. Kadar Abu

Ulangan W (g) W1 (g) W2 (g) Kadar Abu (g/100 g) X±SD (g/100 g) RSDa (%) RSDh(%)

BB BK BB BK BB BK BB BK

1 2.5729 19.246 19.1799 2.5691 2.7134 2.5474 ±

0.0307

2.6905 ±

0.0324 1.2052 1.2042 1.7374 1.7232

2 2.5696 23.6201 23.5552 2.5257 2.6676

2. Kadar Air

Ulangan Ws Vs FD

Kadar

Air

(g/100 g)

X±SD (g/100

g)

RSDa

(%)

RSDh

(%)

1 3.0047 0.1 1.608 5.3516 5.3197±0.0450 0.8459 1.5551

2 3.0409 0.1 1.608 5.2879

3. Kadar Protein

Ulangan Sampel

(g)

HCl (ml) N HCl % N

Kadar Protein (g/100

g) X±SD (g/100 g) RSDa (%) RSDh (%)

Sampel Blanko BB BK BB BK BB BK BB BK

1 0.1014 1.75 0 0.024835 0.6 3.75 3.9607 3.7275 ±

0.0318

3.9369 ±

0.0336 0.8531 0.8536 1.6407 1.6273

2 0.1349 2.3 0 0.024835 0.5928 3.705 3.9132

Page 60: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

46

4. Kadar Lemak

Ulangan

W0 W1 W2 Kadar Lemak X±SD (g/100 g) RSDa (%) RSDh (%)

(g) (g) (g) (g/100 g)

BB BK BB BK BB BK BB BK

1 1.9042 96.5858 96.5723 0.7065 0.7462 0.714 ±

0206

0.7573 ±

0.0157 1.4846 2.0731 2.104 2.08551

2 1.6219 92.837 92.8252 0.7275 0.7684

5. Kadar Karbohidrat “by difference”

Kadar karbohidrat = 100- (2.5474+5.3197+3.7275+0.714)

= 87.6914 (basis basah)

= 92.62 (basis kering)

Page 61: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

47

Lampiran 3. Data Proksimat Keripik

1. Kadar Abu

Ulangan W (g) W1 (g) W2 (g) Kadar Abu (g/100 g)

X±SD RSDa(%) RSDh(%)

(g/100 g)

BB BK BB BK BB BK BB BK

1 2.5463 20.0896 19.1799 2.8433 2.9693 2.8414 ±

0.0027 2.9673±0.0016 0.0947 0.0549 1.709 1.6979

2 2.5673 23.9319 16.8028 2.8395 2.9653

2. Kadar Air

Ulangan Ws Vs FD

Kadar

Air

(g/100 g)

X±SD

(g/100 g)

RSDa

(%)

RSDh

(%)

1 3.0305 0.08 1.608 4.2448 4.2448±0 0 1.6089

2 3.0231 0.08 1.608 4.2448

3. Kadar Protein

Ulangan Sampel

(g)

HCl (ml) N HCl % N

Kadar Protein (g/100 g)

X±SD (g/100 g)

RSDa (%)

RSDh (%)

Sampel Blanko BB BK BB BK BB BK BB BK

1 0.23 4.2 0 0.0188 0.4808 3.005 3.1382 3.005 ±

0

3.1382 ±

0 0 0 1.6947 1.6837

2 0.23 4.2 0 0.0188 0.4808 3.005 3.1382

Page 62: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

48

4. Kadar Lemak

Ulangan W0 W1 W2

Kadar Lemak X±SD (g/ 100 g) RSDa (%) RSDh (%)

(g/100 g)

BB BK BB BK BB BK BB BK

1 1.921 102.717 102.688 1.1556 1.2068 1.143 ±

0.0177

1.1937 ±

0.0185 1.5485 1.5498 1.9602 1.9474

2 1.9106 107.0902 107.0686 1.1305 1.1806

5. Kadar Karbohidrat “by difference”

Kadar karbohidrat = 100- (2.8414+4.2448+3.005+1.1430)

= 88.7658 (basis basah)

=92.70 (basis kering)

Page 63: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

43

Lampiran 4. Data Kapasitas Antioksidan Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

Sampel Pelarut Absorbansi

Blanko Pengenceran

Absorbansi sampel A blanko-A sampel

Kapasitas

Antioksidan

(%)

Ulangan

1

Ulangan

2

Ulangan

1

Ulangan

2

Basis

basah

Basis

kering

Bawang

dayak

segar

Air 0.955 20X 0.711 0.74 0.244 0.215 24 81.9

Bawang

dayak

segar

Metanol 0.955 20X 0.74 0.747 0.21 0.208 21.9 74.7

Bawang

dayak

segar

Etanol 0.955 20X 0.713 0.684 0.242 0.271 26.9 91.5

Bawang

dayak segar

Etilasetat 0.955 20X 0.313 0.323 0.642 0.632 66.7 227.3

Bawang

dayak

segar

Heksan 0.955 20X 0.585 0.588 0.37 0.367 38.6 131.5

Page 64: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

44

Lampiran 5. Data Kapasitas Antioksidan Ekstrak Simplisia

Sampel Pelarut Absorbansi

Blanko Pengenceran

Absorbansi sampel A blanko - A

sampel

Kapasitas Antioksidan

(%)

Ulangan

1

Ulangan

2

Ulangan

1

Ulangan

2 Basis basah

Basis

Kering

Simplisia Air 0.955 20X 0.81 0.791 0.145 0.164 16.2 17.1

Simplisia Metanol 0.955 20X 0.637 0.589 0.318 0.365 35.8 37.8

Simplisia Etanol 0.955 20X 0.498 0.474 0.457 0.481 49.1 51.9

Simplisia Etilasetat 0.955 20X 0.635 0.588 0.319 0.367 35.9 38

Simplisia Heksan 0.955 20X 0.65 0.624 0.305 0.331 33.3 35.2

Page 65: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

45

Lampiran6. Data Kapasitas Antioksidan Ekstrak Keripik

Sampel Pelarut Absorbansi

Blanko Pengenceran

Absorbansi sampel A blanko - A

sampel

Kapasitas Antioksidan

(%)

Ulangan

1

Ulangan

2

Ulangan

1

Ulangan

2

Basis

basah

Basis

kering

Keripik Air 0.955 20X 0.816 0.819 0.139 0.136 14.4 15

Keripik Metanol 0.955 20X 0.542 0.583 0.413 0.372 41.1 42.9

Keripik Etanol 0.955 20X 0.561 0.499 0.394 0.456 44.5 46.6

Keripik Etilasetat 0.955 20X 0.429 0.432 0.526 0.523 55.1 57.5

Keripik Heksan 0.955 20X 0.564 0.613 0.391 0.342 38.4 40.1

Page 66: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

46

Lampiran 7. Data Kurva Standar Asam Askorbat

Konsentrasi (mg/L) A

blanko

A

sampel A blanko-A sampel

10 0.955 0.921 0.034

50 0.955 0.573 0.382

100 0.955 0.401 0.554

150 0.955 0.28 0.675

200 0.955 0.132 0.823

250 0.955 0.023 0.928

Page 67: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

47

Page 68: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

48

Lampiran 8. Data AEAC Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

Sampel Pelarut Absorbansi

Blanko Pengenceran

Absorbansi sampel A blanko-A sampel AEAC

(mg AEAC/

mg ekstrak)

Ulangan

1

Ulangan

2

Ulangan

1

Ulangan

2

Bawang

dayak segar Air 0.955 20X 0.711 0.74 0.244 0.215 0.2

Bawang

dayak segar Metanol 0.955 20X 0.7445 0.747 0.2105 0.208 0.16

Bawang

dayak segar Etanol 0.955 20X 0.713 0.684 0.242 0.271 0.26

Bawang

dayak segar Etilasetat 0.955 20X 0.313 0.323 0.642 0.632 1.02

Bawang

dayak segar Heksan 0.955 20X 0.585 0.588 0.37 0.367 0.48

Page 69: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

49

Lampiran 9. Data AEAC Ekstrak Simplisia

Sampel Pelarut Absorbansi

Blanko Pengenceran

Absorbansi sampel A blanko - A sampel AEAC

(mg AEAC/

mg ekstrak)

Ulangan

1

Ulangan

2

Ulangan

1 Ulangan 2

Simplisia Air 0.955 20X 0.81 0.791 0.145 0.164 0.02

Simplisia Metanol 0.955 20X 0.637 0.5895 0.318 0.3655 0.13

Simplisia Etanol 0.955 20X 0.498 0.474 0.457 0.481 0.21

Simplisia Etilasetat 0.955 20X 0.6355 0.588 0.3195 0.367 0.13

Simplisia Heksan 0.955 20X 0.65 0.624 0.305 0.331 0.12

Page 70: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

50

Lampiran 10. Data AEAC Ekstrak Keripik

Sampel Pelarut Absorbansi

Blanko Pengenceran

Absorbansi sampel A blanko - A

sampel AEAC

(mg AEAC/mg ekstrak) Ulangan

1

Ulangan

2

Ulangan

1

Ulangan

2

Keripik Air 0.955 20X 0.816 0.819 0.139 0.136 0.01

Keripik Metanol 0.955 20X 0.542 0.583 0.413 0.372 0.16

Keripik Etanol 0.955 20X 0.561 0.4995 0.394 0.4555 0.18

Keripik Etilasetat 0.955 20X 0.429 0.432 0.526 0.523 0.24

Keripik Heksan 0.955 20X 0.564 0.613 0.391 0.342 0.15

Page 71: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

51

Lampiran 11a. Uji ANOVA Kapasitas Antioksidan Metode DPPH Terhadap Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan Keripik.

1. Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

ANOVA

Kapasitas Antioksidan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 31890.070 4 7972.517 345.744 .000

Within Groups 115.295 5 23.059

Total 32005.365 9

2. Ekstrak Simplisia Bawang Dayak

ANOVA

Kapasitas Antioksidan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1236.164 4 309.041 41.074 .001

Within Groups 37.620 5 7.524

Total 1273.784 9

3. Ekstrak Keripik Bawang Dayak

Page 72: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

52

ANOVA

Kapasitas Antioksidan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1946.236 4 486.559 51.499 .000

Within Groups 47.240 5 9.448

Total 1993.476 9

Page 73: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

53

Lampiran 11b. Uji Lanjut Duncan Kapasitas Antioksidan Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar, Ekstrak Simplisia dan Ekstrak Keripik.

1. Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

Kapasitas Antioksidan

Duncan

Jenis

Pelarut N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3

Metanol 2 74.650

Air 2 81.900

Etanol 2 91.500

Heksan 2 131.450

Etilasetat 2 227.250

Sig. .019 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 74: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

54

2. Ekstrak Simplisia Bawang Dayak

Kapasitas Antioksidan

Duncan

Jenis

Pelarut N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3

Air 2 17.050

Heksan 2 35.150

Metanol 2 37.800

Etilasetat 2 37.950

Etanol 2 51.850

Sig. 1.000 .365 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

3. Ekstrak Keripik Bawang Dayak

Kapasitas Antioksidan

Page 75: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

55

Duncan

Jenis

Pelarut N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3

air 2 15.050

heksan 2 40.100

metanol 2 42.950

etanol 2 46.450 46.450

etilasetat 2 57.350

Sig. 1.000 .101 .016

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 76: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

56

Lampiran 12a. Uji ANOVA Nilai AEAC Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan Keripik.

1. Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

ANOVA

AEAC

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.010 4 .253 348.666 .000

Within Groups .004 5 .001

Total 1.014 9

2. Ekstrak Simplisia Bawang Dayak

ANOVA

AEAC

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .039 4 .010 40.945 .001

Within Groups .001 5 .000

Total .040 9

Page 77: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

57

3. Ekstrak Keripik Bawang Dayak

ANOVA

AEAC

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .062 4 .015 51.562 .000

Within Groups .001 5 .000

Total .063 9

Page 78: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

58

Lampiran 12b. Uji Lanjut Duncan Nilai AEAC Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan Keripik.

1. Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

AEAC

Duncan

Pelarut N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3

Metanol 2 .1607

Air 2 .2013

Etanol 2 .2555

Heksan 2 .4804

Etilasetat 2 1.0195

Sig. .019 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 79: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

59

2. Ekstrak Simplisia Bawang Dayak

AEAC

Duncan

Pelarut N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3

Air 2 .0157

Heksan 2 .1173

Metanol 2 .1320

Etilasetat 2 .1330

Etanol 2 .2111

Sig. 1.000 .366 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 80: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

60

3. Ekstrak Keripik Bawang Dayak

AEAC

Duncan

Pelarut N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3

Air 2 .0051

Heksan 2 .1459

Metanol 2 .1618

Etanol 2 .1817 .1817

Etilasetat 2 .2429

Sig. 1.000 .100 .016

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 81: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

61

Lampiran 18. Waktu Induksi Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan Keripik

Sampel Ulangan Waktu Induksi Sampel

(jam)

Rata-Rata

Waktu

Induksi

(jam)

α-tokoferol 1 2.56

2.48 2 2.4

Minyak Kedelai Murni 1 2

2.1 2 2.1

Ekstrak etilasetat umbi bawang dayak

segar

1 3.63 3.66

2 3.69

Ekstrak etanol simplisia 1 2.98

2.77 2 2.57

Ekstrak etilasetat keripik 1 2.7

2.56 2 2.42

Page 82: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

62

Lampiran 19. Uji Anova dan Uji Beda Duncan Aktivitas Antioksidan Metode Rancimat

1. Uji ANOVA

ANOVA

Waktu Induksi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.835 4 .709 24.809 .002

Within Groups .143 5 .029

Total 2.978 9

Page 83: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

63

2. Uji Lanjut Duncan

Waktu Induksi

Duncan

Jenis Ekstrak/Antioksidan N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3

Minyak Kedelai Murni 2 2.050

Tokoferol 2 2.480 2.480

Ekstrak etilasetat keripik 2 2.560 2.560

Ekstrak etanol simplisia 2 2.775

Ekstrak etilasetat umbi

bawang dayak segar 2

3.660

Sig. .033 .150 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 84: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

64

Lampiran 20. Data Kurva Standar Asam Galat

Standar Asam Galat (ppm) Absorbansi

50 0.144

100 0.335

150 0.496

200 0.768

250 1.018

Page 85: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

65

y = 0.004x - 0.102R² = 0.99

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 100 200 300

kurva standar total fenol

Absorbansi

Linear (Absorbansi)

Page 86: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

66

Lampiran 21. Data Total Fenol Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

Sampel Pelarut Pengenceran

Absoransi

Total Fenol

Rata-Rata Total Fenol

(mg GAE/100 mg ekstrak)

(mg GAE/100

gram ekstrak)

1 2 1 2

Umbi Bawang Dayak

Segar Heksan 1 0.542 0.506 2.50 2.36 2.43

Umbi Bawang Dayak

Segar Etilaetat 1 0.752 0.762 3.31 3.35 3.33

Umbi Bawang Dayak

Segar Etanol 1 0.743 0.688 3.28 3.06 3.17

Umbi Bawang Dayak

Segar Metanol 1 1.016 0.991 4.34 4.24 4.29

Umbi Bawang Dayak

Segar Air 1 0.423 0.417 2.04 2.01 2.02

Page 87: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

67

Lampiran 22. Data Total Fenol Ekstrak Simplisia

Sampel Pelarut Pengenceran Absoransi

Total Fenol

Rata-Rata Total Fenol

(mg GAE/100 mg ekstrak)

(mg GAE/ 100 mg

ekstrak)

1 2 1 2

Simplisia Heksan 1 0.642 0.568 0.89 0.80 0.85

Simplisia Etilaetat 1 0.304 0.311 0.49 0.50 0.49

Simplisia Etanol 10 0.198 0.185 3.60 3.45 3.52

Simplisia Metanol 10 0.156 0.139 3.10 2.89 3.00

Simplisia Air 1 0.467 0.417 0.68 0.62 0.65

Page 88: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

68

Lampiran 23. Data Total Fenol Ekstrak Keripik

Sampel Pelarut Pengenceran Absoransi

Total Fenol

Rata-Rata Total Fenol

(mg GAE/100 mg ekstrak)

(mg GAE/100 mg

esktrak)

1 2 1 2

Keripik Heksan 1 0.83 0.908 1.11 1.20 1.15

Keripik Etilaetat 1 0.467 0.423 0.68 0.62 0.65

Keripik Etanol 10 0.154 0.149 3.04 2.98 3.01

Keripik Metanol 10 0.176 0.19 3.30 3.47 3.38

Keripik Air 1 0.394 0.407 0.59 0.60 0.60

Page 89: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

69

Lampiran 24. Uji ANOVA Total Fenol Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar, Ekstrak Simplisia dan Ekstrak Keripik

1. Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

ANOVA

Total Fenol

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 6.131 4 1.533 190.399 .000

Within Groups .040 5 .008

Total 6.171 9

2. Ekstrak Simplisia Bawang Dayak

ANOVA

Total Fenol

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 16.586 4 4.147 528.902 .000

Within Groups .039 5 .008

Total 16.626 9

Page 90: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

70

3. Ekstrak Keripik Bawang Dayak

ANOVA

Total Fenol

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 14.317 4 3.579 807.954 .000

Within Groups .022 5 .004

Total 14.339 9

Page 91: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

71

Lampiran 25. Uji Lanjut Duncan Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar, Ekstrak Simplisia dan Ekstrak Keripik.

1. Ekstrak Umbi Bawang Dayak Segar

Total Fenol

Duncan

Jenis

Pelarut N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3 4

Air 2 2.0250

Heksan 2 2.4300

Etanol 2 3.1700

Etilasetat 2 3.3300

Metanol 2 4.2900

Sig. 1.000 1.000 .135 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 92: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

72

2. Ekstrak Simplisia Bawang Dayak

Total Fenol

Duncan

Jenis

Pelarut N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3

Etilasetat 2 .4950

Air 2 .6500

Heksan 2 .8450

Metanol 2 2.9950

Etanol 2 3.5250

Sig. .012 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 93: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

73

3. Ekstrak Keripik Bawang Dayak

Total Fenol

Duncan

Jenis

Pelarut N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3 4

Air 2 .5950

Etilasetat 2 .6500

Heksan 2 1.1550

Etanol 2 3.0100

Metanol 2 3.3850

Sig. .446 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 94: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

74

Lampiran 26. Data Kadar Vitamin C Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan Keripik

No. Sampel Ulangan

Volume Iod (ml) Kadar Vitamin C (mg/100 gram)

awal akhir terpakai berat basah

(bb)

berat kering

(bk)

Rata-rata Kadar

Vitamin C (bb)

Rata-rata Kadar

Vitamin C (bk)

1 Umbi bawang

dayak segar

1 0.1 2.2 2.1 18.48 62.96

18.04 61.48

2 2.2 4.2 2 17.6 60

2 Simplisia

1 2.79 5 2.21 38.9 41.08

38.81 40.99

2 5.4 7.6 2.2 38.72 40.89

3 Keripik

1 6.62 7.8 1.18 20.77 21.68

21.3 22.24

2 5.38 6.62 1.24 21.82 22.79

Page 95: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

75

Lampiran 27. Uji ANOVA dan Uji Lanjut Duncan Kadar Vitamin C Umbi Bawang Dayak Segar, Simplisia dan Keripik

1. Uji ANOVA

ANOVA

Kadar Vitamin C

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1541.185 2 770.593 460.982 .000

Within Groups 5.015 3 1.672

Total 1546.200 5

2. Uji Lanjut Duncan

Kadar Vitamin C

Duncan

Jenis Sampel N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3

Keripik 2 22.235

Simplisia 2 40.985

Umbi Bawang Dayak Segar 2 61.480

Sig. 1.000 1.000 1.000

Page 96: Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia ... · Alia Mustika Nur lahir di Pandeglang, 08 Oktober 1989 dari pasangan Syarifudin dan Aas Tafriasih sebagai anak ke

76

Kadar Vitamin C

Duncan

Jenis Sampel N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3

Keripik 2 22.235

Simplisia 2 40.985

Umbi Bawang Dayak Segar 2 61.480

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.