laporan dasek 2

36
ACARA 2 KOMPETISI INTER DAN INTRA SPESIFIK SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS BIOTIK I. TUJUAN 1. Mengetahui pengaruh faktor biotik terhadap pertumbuhan tanaman. 2. Mengetahui tanggapan tanaman terhadap tekanan kompetisi inter dan intra spesifik. II. TINJAUAN PUSTAKA Kehadiran dan keberhasilan suatu organisme tergantung kepada komplek keadaan. Keadaan manapun yang mendekati atau melampaui batas toleransi dinamakan sebagai faktor pembatas. Dengan adanya faktor pembatas semakin jelas kemungkinannya apakah suatu organisme akan mampu bertahan dan hidup pada suatu kondisi wilayah tertentu. Dengan adanya faktor pembatas, dapat dianggap faktor ini bertindak sebagai penyeleksi suatu organisme yang bertahan dan hidup pada suatu wilayah. Sehingga sering dijumpai suatu organisme tertentu mendiami suatu wilayah tertentu pula (Sofa, 2008). Penyebab utama kompetisi adalah diantara tanaman dari spesies yang sama. Akibat dari kompetisi ini terlihat pada perbedaan tinggi batang, jumlah daun, dan diameter lateral akar. Akibat

Upload: fahmi-ekaputra

Post on 02-Aug-2015

330 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan dasek 2

ACARA 2

KOMPETISI INTER DAN INTRA SPESIFIK SEBAGAI FAKTOR

PEMBATAS BIOTIK

I. TUJUAN

1. Mengetahui pengaruh faktor biotik terhadap pertumbuhan tanaman.

2. Mengetahui tanggapan tanaman terhadap tekanan kompetisi inter dan intra spesifik.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kehadiran dan keberhasilan suatu organisme tergantung kepada komplek keadaan.

Keadaan manapun yang mendekati atau melampaui batas toleransi dinamakan sebagai faktor

pembatas. Dengan adanya faktor pembatas semakin jelas kemungkinannya apakah suatu

organisme akan mampu bertahan dan hidup pada suatu kondisi wilayah tertentu. Dengan adanya

faktor pembatas, dapat dianggap faktor ini bertindak sebagai penyeleksi suatu organisme yang

bertahan dan hidup pada suatu wilayah. Sehingga sering dijumpai suatu organisme tertentu

mendiami suatu wilayah tertentu pula (Sofa, 2008).

Penyebab utama kompetisi adalah diantara tanaman dari spesies yang sama. Akibat dari

kompetisi ini terlihat pada perbedaan tinggi batang, jumlah daun, dan diameter lateral akar.

Akibat dari kompetisi ini akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter maupun dalam

kemampuan untuk memproduksi buah. Tidak seperti tanaman yang berbeda spesies, tanaman

yang sama spesiesnya memiliki kebutuhan yang sama antara yang satu dengan yang lain. Mereka

tidak dapat dengan mudah mengatur kebutuhan mereka sendiri dari kebutuhan tanaman yang lain

sesama spesies (Weafer & Cements, 1938).

Di dalam siklus hidup tanaman terdapat suatu periode yang rentan yakni tanaman

mengalami campurtangan tetangganya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, menurunkan

hasil, dan bahka menyebabkan kematian. Menurut Moenandir (1988), periode rentan tanaman

karena adanya persaingan dengan gulma merupakan periode dimana diluar pertumbuhan tersebut

gulma relatif tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan maupun hasil tanaman budidaya. Oleh

karena itu untuk mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan penyiangan perlu mengetahui

Page 2: Laporan dasek 2

periode rentan (kritis) akibat kompetisi dengan gulma. Diduga dalam persaingan yang terjadi

dalam mendapatkan air, unsur hara, CO2, cahaya, dan ruang tumbuh selama periode kritis

tersebut menyebabkan hasil fotosintesis tersedia dalam jumlah relatif sedikit (Nugrahaning,

2003).

Dalam suatu ekosistem, terdapat unsur penyusun ekosistem yang berupa unsur biotik dan

unsur abiotik. Unsur abiotik masih terbagi lagi menjadi dua macam, yaitu organisme autotrof dan

heterotrof. Sedangkan unsur biotik diantaranya tumbuhan, manusia dan hewan. Lingkungan

biotik disusun organisme sejenis disebut populasi (Wagnet et. al., 1983).

Ada tiga tipe interaksi tanaman, yaitu pertama, hasil yang terjadi pada tanaman tumpang

sari lebih rendah dari yang diharapkan. Hal ini terjadi karena tanaman satu dengan tanaman yang

lain saling menghambat. Kedua, hasil yang didapat lebih berhasil dari yang diharapkan. Ketiga,

hasil yang diperoleh lebih rendah dari tanaman yang diharapkan menghasilkan hasil yang tingi

dan begitu sebaliknya (Willey, 1979).

Pada intinya, persaingan inter dan intraspesifik berpengaruh lebih penting karena

pertumbuhan beberapa spesies dianggap lebih kuat atau lebih tahan daripada spesies lainnya.

Nutrisi sering memberikan manfaat kompetitif bagi suatu spesies atau lainnya (Whalley and

mcKell, 1976).

Page 3: Laporan dasek 2

III. METODOLOGI

Praktikum Dasar-Dasr Ekologi acara II yaitu Kompetisi Inter dan Intraspesifik Sebagai

Faktor Pembatas Biotik ini dilaksanakan pada hari Senin, 25 April 2011 di Laboratorium Ekologi

Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta. Bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah 3 macam benih tanaman

yaitu kacang tanah (Arachis hypogaea), kacang tunggak (Vigna unguiculata), jagung (Zea mays),

polybag, pupuk kandang, kantong kertas, dan kertas label. Sedangkan alat-alat yang digunakan

adalah timbangan analitik, penggaris, peralatan tanam, dan oven.

Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : polybag yang diisi tanah

dipersiapkan sebanyak kurang lebih 3kg. Bila ada kerikil, sisa-sisa akar tanaman lain, dan

kotoran harus dihilangakan supaya pertumbuhan tanaman tidak terganggu, kemudian dipilih biji

yang sehat dari jenis tanaman yang diperlakukan, selanjutnya ditanam sejumlah biji ke dalam

masing-masing polybag sesuai perlakuan yaitu monokultur kacang tanah sejumlah 2,4,6

tanaman; polikultur kacang tanah-jagung sejumlah (1+1, 2+2, 3+3) tanaman; polikutur kacang

tanah-kacang tunggak (1+1, 2+2, 3+3) tanaman. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Tiap

polybag diberi label sesuai perlakuan dan ulangannya. Label harus mudah dibaca agar tidak

tertukar dengan perlakuan lain saat pengamatan. Penyiraman dilakukan setiap hari sampai 21

hari dan selanjutnya dipanen. Setelah diamati tanaman dikering-anginkan, dimasukkan ke

kantong kertas dan dioven dengan suhu 80℃ selama 2 hari sampai berat konstan. Pengamatan

dilakukan setiap hari sampai 21 hari yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun setiap 2 hari

sekali, berat segar tiap tanaman pada masing-masing polybag setelah dioven. Selanjutnya dibuat

grafik tinggi tanaman dan jumlah daun masing-masing perlakuan vs hari pengamatan dan dibuat

histogram berat segar dan berat kering tanaman masing-masing perlakuan vs hari pengamatan.

Page 4: Laporan dasek 2

IV. HASIL PENGAMATAN

1. Tinggi Tanaman

A. Monokultur Kacang Tanahperlakua

nhari pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 82 5.16 8.4 11.5 13.3 16.1 18 21.6 25.94 6.92 10.6 13 14.7 18.3 20.9 23.1 26.76 4.8 8.75 12.1 14.4 17.6 20 22.6 25.8

Tabel 2.1. Tinggi tanaman monokultur kacang tanah

B. Polikultur Kacang Tanah-jagung

a. Tanaman Kacang Tanah

perlakuanhari pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 8

1+1 3.33 7.27 9.2 10.8 14.6 16.8 17.8 22.8

2+2 4.08 8.28 10.7 12.7 16.2 17.9 20.2 23.83+3 5.18 9.65 12.9 14.8 18.6 21.5 24.1 27.1

Tabel 2.2. Tinggi tanaman kacang tanah pada polikultur kacang tanah dan jagung

b. Tanaman Jagung

perlakuanhari pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 81+1 11.1 19.7 25.8 30.3 34.4 38.3 39.2 42.92+2 12.7 20.6 26.8 29.9 33.9 36.3 39.5 42.73+3 12.5 19.9 25.9 29 33.2 36 38.1 40.1

Tabel 2.3. Tinggi tanaman jagung pada polikultur kacang tanah dan jagung

C. Polikultur Kacang Tanah-Kacang Tunggak

a. Tanaman Kacang Tanah

perlakuanhari pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 81+1 3.48 6.62 9.87 12.8 16.9 19.2 21.2 24.52+2 3.78 7.93 10.8 12.9 15.5 17.5 19.6 22.43+3 5.92 8.76 12.6 14.8 18.7 21.3 23.7 27.1

Tabel 2.4. Tinggi tanaman kacang tanah pada polikultur kacang tanah dan kacang

tunggak

Page 5: Laporan dasek 2

b. Tanaman Kacang Tunggak

perlakuanhari pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 81+1 8.8 12.5 15.4 17.7 17.9 19.8 20.8 24.82+2 10.2 14.1 17.9 20.1 22.6 26.2 29.7 32.33+3 10 13.3 17.6 18.9 21.8 26.1 27.1 29.9

Tabel 2.5. Tinggi tanaman kacang tunggak pada polikultur kacang tanah dan

kacang tunggak

2. Jumlah Daun

A. Monokultur Kacang Tanah

perlakuanhari pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 82 2 3.58 4.54 4.88 5.49 5.83 6.67 6.834 2.29 3.54 4.06 4.44 5.15 5.63 6.79 76 1.84 2.86 4.14 4.47 4.95 5.28 6.11 6.25

Tabel 2.6. Jumlah daun kacang tanah monokultur

B. Polikultur Kacang Tanah-jagung

a. Tanaman Kacang Tanah

perlakuanhari pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 81+1 1.3 2.33 3.33 3.83 4.17 4.5 5 52+2 1.58 2.5 3.25 3.83 4.58 5 5.58 5.583+3 1.96 3.17 3.61 4.11 4.61 4.78 5.89 6.17

Tabel 2.7. Jumlah daun kacang tanah pada polikultur kacang tanah dan jagung

b. Tanaman Jagung

perlakuanhari pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 81+1 2 3.17 3.33 3.83 4.17 5 5.33 5.332+2 1.83 2.42 3.2 3.53 3.67 3.88 4.58 4.583+3 1.67 2.72 3.06 3.33 3.82 3.93 4.61 4.67

Tabel 2.8. Jumlah daun jagung pada polikultur kacang tanah dan jagung

Page 6: Laporan dasek 2

C. Polikultur Kacang Tanah-Kacang Tunggak

a. Tanaman Kacang Tanah

perlakuanhari pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 81+1 1.5 2.33 3.64 4.06 5.06 5.82 6.72 7.172+2 1.42 2.17 2.75 3.25 3.75 3.9 4.4 4.673+3 2.06 3 3.85 4.44 5.37 5.84 6.33 6.72

Tabel 2.9. Jumlah daun kacang tanah pada polikultur kacang tanah dan kacang

tunggak

b. Tanaman Kacang Tunggak

Perlakuan

hari pengamatan1 2 3 4 5 6 7 8

1+1 2 2.67 2.83 3 3 3.5 5.33 5.52+2 1.5 1.92 3.15 3.33 3.33 3.58 5.58 6.173+3 1.44 2.06 3.37 3.47 3.72 4.11 5.39 5.67

Tabel 2.10. Jumlah daun kacang tunggak pada polikultur kacang tanah dan

kacang tunggak

3. Berat Segar dan Berat Kering

A. Monokultur Kacang Tanah

Perlakuan BB (gr)

BK (gr)

2 6.3 0.784 9.36 0.886 9.1 0.97

Tabel 2.11. Berat segar dan kering tanaman kacang tanah monokultur

B. Polikultur Kacang Tanah-Jagung

a. Kacang Tanah

Perlakuan BB (gr)

BK (gr)

1+1 3.83 0.452+2 4.4 0.393+3 6.31 0.87

Tabel 2.12. Berat segar dan kering tanaman kacang tanah polikultur dengan

jagung

Page 7: Laporan dasek 2

b. Jagung

Perlakuan BB (gr)

BK (gr)

1+1 3.5 0.672+2 3.83 0.373+3 5.24 0.5Tabel 2.13. Berat segar dan kering tanaman jagung polikultur dengan kacang

tanah

C. Polikultur Kacang Tanah-Kacang Tunggak

a. Kacang Tanah

Perlakuan BB (gr) BK (gr)

1+1 3.63 0.52+2 3.78 0.443+3 4.93 0.7

Tabel 2.14. Berat segar dan kering tanaman kacang tanah polikultur dengan

kacang tunggak

b. Kacang Tunggak

Perlakuan BB (gr)

BK (gr)

1+1 3.32 0.482+2 5.06 0.723+3 5.62 0.6

Tabel 2.15. Berat segar dan kering tanaman kacang tanah monokultur

Page 8: Laporan dasek 2

V. PEMBAHASAN

Ada beberapa interaksi pada organisme yang terjadi pada suatu ekosistem. Salah satu

interaksi yang terjadi adalah persaingan. Persaingan atau kompetisi terjadi jika ada 2 atau lebih

organisme yang memiliki kebutuhan yang sama. Oleh karena itu mereka biasanya akan memiliki

adaptasi masing-masing untuk memenangkan kompetisi tersebut. Bagi organisme yang tidak

dapat beradaptasi maka dia akan kalah dalam kompetisi dan akhirnya lama kelamaan akan mati.

Pada praktikum ini dibuat percobaan untuk mengetahui pengaruh kompetisi intra spesifik

yaitu kompetisi antar sesama jenis organisme kacang tanah dalam satu polybag (monokultur).

Yang kedua adalah percobaan untuk mengetahui pengaruh kompetisi inter spesifik yaitu

kompetisi antara organisme yang berbeda jenis yaitu kacang tanah dengan jagung dan kacang

tanah dengan kacang tunggak (polikultur). Kompetisi antar tanaman lebih sering disebabkan

karena perebutan bahan-bahan untuk melangsungkan proses fotosintesis yaitu perolehan sinar

matahari, perebutan unsur hara, air, dan kebutuhan akan udara.

Berdasarkan teori, pertumbuhan polikultur lebih bagus dibandingkan dengan monokultur,

contohnya jika ditinjau dari pengambilan unsur hara maka tidak terjadi persaingan antar tanaman

pada polikultur. Hal ini karena adanya perbedaan panjang akar. Pada monokultur terjadi

persaingan karena panjang akar yang tidak sama, sehingga terjadi kompetisi pada pengambilan

unsur hara atau unsur lain dalam tanah. Komposisi dalam pertumbuhan tanaman sangat

mempengaruhi hasil produksi dan pertumbuhan. Dalam acara ini, kompetisi yang terjadi adalah

persaingan memperoleh nutrisi, air, dan ruang lingkup. Dalam pembahasan tentang masalah

kompetisi ini akan dijelaskan dalam bentuk grafik dan histogram, serta bagaimana dampak yang

terjadi antar tanaman satu dengan yang lainnya.

Page 9: Laporan dasek 2

Grafik Tinggi Tanaman

1. Monokultur Kacang Tanah

Grafik 2.1. Grafik tinggi tanaman kacang tanah monokultur

Pada percobaan monokultur kacang tanah yang dilakukan, kami membuat 3 perlakuan

yaitiu perbedaan jumlah tanaman dalam satu polybag. Yang pertama adalah polybag berisikan 2

tanaman kacang tanah, kedua adalah polybag berisikan 4 kacang tanah, dan ketiga adalah

polybag berisikan 6 kacang tanah. Dari tiap perlakuan itu didapatkan data tinggi pada hari akhir

percobaan yaitu pada perlakuan pertama setinggi 25.9 cm yang kedua adalah 26,7 cm dan yang

ketiga adalah 25,8 cm. Jika ditinjau dari teori bahwa jika tanaman yang sama hidup pada satu

daerah yang berdekatan akan memicu kompetisi lebih besar karena kebutuhan zat hara yang

sama dan di alam zat tersebut terbatas. Sehingga seharusnya pada monokultur 6 tanaman

memiliki tinggi terendah dan pada 2 tanaman memiliki tinggi tanaman tertinggi karena tingkat

kompetisi lebih rendah, hanya terbatas pada kompetisi 2 organisme sedangkan pada perlakuan 6

tanaman terjadi kompetisi antara 6 tanaman.

Kemungkinan anomali yang terjadi adalah perbedaan kandungan hara yang terkandung

pada tanah di tiap polybag. Ini terjadi karena tanah yang kami pakai adalah tanah bekas dari

percobaan praktikum lainnya yang memiliki perlakuannya masing-masing. Ini menyebabkan

pertumbuhan yang berbeda dan akhirnya melenceng dari teori.

1 2 3 4 5 6 7 805

1015202530

Grafik Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada Monokultur Tanaman Kacang Tanah

1+1

2+2

3+3

Hari Pengamatan

Tin

ggi T

ana

man

(cm

)

Page 10: Laporan dasek 2

2. Polikultur Kacang Tanah-Jagung

Grafik 2.2. Grafik tinggi tanaman kacang tanah terhadap jagung

Pada ujicoba antara kacang tanah dan jagung ini, disajikan tinggi tanaman kacang tanah

terhadap jagung. Dari dagrafik dapat dilihat bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan

terhadap tinggi tanaman kacang tanah. Apalagi terdapat kemelencengan hasil terhadap teori yang

menyatakan bahwa semakin banyak kompetitor pada suatu daerah maka tanaman tersebut

pertumbuhannya akan semakin baik. Ini terjadi kemungkinan karena adannya perbedaan

intensitas cahaya yang didapatkan pada tanaman perlakuan 6 tumbuhan tersebut yang ternyata

menguntungkan pada tanaman berisikan 6 tanaman. Lalu adanya perbedaan kandungan zat hara

pada tiap tanah membuat adanya perbedaan pertumbuhan yang kemungkinan melenceng dari

teori.

3. Polikultur Jagung-Kacang Tanah

Grafik 2.3. Grafik tinggi tanaman jagung pada polikultur dengan kacang tanah

1 2 3 4 5 6 7 80

10

20

30

Grafik Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada Po-likultur Tanaman Kacang Tanah-Jagung

1+12+23+3

Hari Pengamatan

Tin

ng

i ta

na

am

an

(cm

)

1 2 3 4 5 6 7 80

1020304050

Grafik Tinggi Tanaman Jagung pada Polikultur Tanaman Kacang Tanah-Jagung

1+1

2+2

3+3

Hari Pengmatan

Tin

ggi T

anam

an (c

m)

Page 11: Laporan dasek 2

Pada percobaan polikultur ini diuji cobakan kompetisi polikultur antara tanaman kacang

tanah dengan jagung dengan perlakuan berbeda yaitu jumlah tanaman pada tiap polybag. Pada

grafik terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tiap polybag yang jumlah

tanamannya berbeda. Ini menunjukan bahwa jumlah dari kompetitor tidak mempengaruhi proses

kompetisi tanaman jagung terhadap tanaman kacang tanah. Ini dimungkinkan karena kebutuhan

zat hara yang berbeda pada tanaman tersebut sehingga kompetisi tidak terjadi secara sengit.

Kemungkinan adalah kompetisi air dan cahaya matahari saja.

4. Polikultur Kacang Tanah-Kacang Tunggak

Grafik 2.4. Tinggi

tanaman kacang terhadap kacang tunggak.

Pada grafik tinggi kacang tanah terhadap kacang tunggak ini didapatkan grafik bahwa

tinggi tanaman pada polybag berisikan 6 tanaman lebih tinggi daripada tanaman berisikan 2

tanaman. Ini melenceng dari teori, seharusnya semakin banyak competitor akan semakin tinggi

tingkat kompetisinya dan menyebabkan perebutan zat hara yang semakin tinggi. Oleh karena itu

pertumbuhan seharusnya semakin rendah.

Melencengnya hasil percobaan dari teori kemungkinan karena adanya faktor dari luar yang

ikut mempengaruhi pertumbuhan. Seperti adanya kanopi pada tanaman yang menutupi cahaya

matahari sehingga pertumbuhan terhambat. Lalu kemungkinan adanya perbedaan kandungan zat

hara pada tiap polybag. Lalu adanya faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan

tanaman di polybag percobaan.

1 2 3 4 5 6 7 80

10

20

30

Grafik Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada Po-likultur Tanaman Kacang Tanah-Kacang Tung-

gak

1+1

2+2

3+3

Hari Pengamatan

Tin

gg

i T

an

am

an

(cm

)

Page 12: Laporan dasek 2

5. Polikultur Kacang Tunggak-Kacang Tanah

Grafik 2.5. Tinggi tanaman kacang tunggak pada polikultur dengan kacang tanah

Dilihat dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa polybag dengan jumlah kompetitor

terbanyak memiliki daya tumbuh yang lebih besar dari polybag dengan tanaman yang jumlah

kompetitornya lebih sedikit. Namun itu melenceng dari teori yang ada, seharusnya semakin

banyak kompetitornya maka akan semakin sulit suatu tanaman untuk tumbuh dengan maksimal.

Kemungkinan yang terjadi adalah adanya faktor dari luar yang menyebabkan pertumbuhan pada

kompetitor kecil terhambat yaitu adanya kanopi yang menutupi cahaya matahari sehingga

pertumbuhan tanaman menjadi tidak maksimal. Selain itu kemungkinan adanya perbedaan

kandungan zat hara pada tiap polybag juga bisa menyebabkan pertumbuhan berbeda dan

melenceng dari teori. Mengingat bahwa tanah yang kami pakai adalah sisa tanah dari percobaan-

percobaan sebelumnya yang menggunakan perlakuan yang berbeda-beda sehingga kandungan

zat haranya pun semakin bervariasi. Seharusnya dilakukan pencampuran setiap tanah dengan

cara mengaduknya kembali agar kandungan zat hara tanah tersebut kembali seimbang.

6. Grafik Kumulatif Tinggi Tanaman

1 2 3 4 5 6 7 805

101520253035

Grafik Tinggi Tanaman Kacang Tunggak pada Po-likultur Tanaman Kacang Tanah-Kacang Tunggak

1+1

2+2

3+3

Hari Pengamatan

Tin

ggi T

anam

an (c

m)

Page 13: Laporan dasek 2

Grafik 2.6. Kumulatif tinggi tanaman kacang tanah

Pada grafik di atas terlihat bahwa kacang tanah kalah dalam berkompetisi dengan kacang

tunggak karena mereka merupakan 1 familia kacang-kacangan sehingga membuat mereka

bersaing secara ketat dalam memperebutkan unsur hara di dalam tanah dan dalam memperoleh

asupan sinar matahari. Secara morfologi, daun kacang tunggak lebih lebar sehingga membuat

mereka lebih mampu melakukan fotosintesis daripada kacang tanah.

Dalam kompetisi, secara teori semakin sedikit jumlah tanaman maka pertumbuhan tanaman

akan semakin tinggi pula. Hal ini terjadi karena dengan jumlah tanaman yang lebih sedikit, maka

tingkat kompetisi lebih rendah. Oleh karena itu, jumlah tanaman yang lebih sedikit akan

mengalami pertumbuhan yang lebih normal tanpa terjadi kompetisi yang kuat. Selain itu, faktor

monokultur dan polikultur juga dapat berpengaruh. Kompetisi yang terjadi dalam tanaman

polikultur tidak seberat kompetisi yang terjadi pada tanaman monokultur. Hal ini disebabkan

karena dalam polikultur kedua tanaman memiliki sifat yang relatif berbeda, sehingga mereka

juga akan memiliki kebutuhan akan sumber yang berbeda. Sementara pada tanaman monokultur

cenderung memiliki sifat yang hampir sama. Pada tanaman polikultur, ketatnya kompetisi

dipengaruhi oleh sifat yang berbeda. Semakin banyak perbedaan yang mereka miliki, maka

kompetisi yang dialami akan semakin ringan. Sebaliknya, apabila semakin sedikit perbedaan

yang dimiliki, maka kompetisi yang dialami akan makin berat.

Dari grafik di atas terlihat bahwa grafik tetinggi ada pada perlakuan polikultur kacang tanah-

jagung 3+3, dan terendah ada pada polikultur kacang tanah-jagung 1+1. Hal ini tidak sesuai

1 2 3 4 5 6 7 80

5

10

15

20

25

30

Grafik Kumulatif Tinggi Tanaman Kacang Tanah

Mono 2

Mono 4

Mono 6

Poli KT-JG 1+1

Pili KT-JG 2+2

Poli KT-JG 3+3

Poli KT-KG 1+1

Poli KT-KG 2+2

Poli KT-KG 3+3

Hari Pengamatan

Tin

ggi T

anam

an (c

m)

Page 14: Laporan dasek 2

dengan teori yang menyebutkan bahwa tanaman kacang tanah tumbuh optimal jika ditanam

bersama dengan jagung karena kacang tanah karena daun kacang tanah berbentuk menjari

sedangkan daun jagung berbentuk menyirip, sehingga untuk memperoleh cahaya mataharinya

pun berbeda. Kacang tanah termasuk tanaman C3 yang kebutuhan sinar mataharinya lebih

sedikit daripada jagung (C4) yang membutuhkan sinar matahari yang penuh. Sebaliknya, jika

digabungkan dengan kacang tanah yang mempunyai morfologi sama dengan kacang tunggak, hal

itu dapat menghambat pertumbuhan kacang tanah karena berkompetisi melalui jalan yang sama

dalam memperoleh air, hara dalam tanah dan cahaya matahari. Kejanggalan yang diperoleh dari

hasil pengamatan yang dilakukan dapat disebabkan faktor-faktor pendukung tanaman seperti

asupan air, asupan cahaya, dan kondisi iklim mikro, serta faktor-faktor teknis lain berupa

ketidaktelitian dalam mengukur ataupun menghitung.

Grafik Jumlah Daun

1. Monokultur Kacang Tanah

Grafik 2.7. Jumlah daun tanaman kacang tanah monokultur

Dapat dilihat dari hasil grafik bahwa tanaman monokultur 2 tanaman mempunyai jumlah

daun yang lebih banyak dibandingkan dengan 4 dan 6 tanaman walaupun perbedaan antara 4 dan

2 tidak terlalu banyak. Ini sesuai dengan teori bahwa semakin banyak kompetitor di suatu lahan

maka pertumbuhan tanamannya akan semakin kecil. Apalagi jika tanaman kompetitor memiliki

kebutuhan yang sama sehingga kompetisi yang terjadi lebih tinggi. Oleh karena itu dapat

1 2 3 4 5 6 7 80

2

4

6

8

Grafik jumlah DaunTanaman Kacang Tanah pada Monkultur Tanaman Kacang

Mono 2

Mono 4

Mono 6

Hari Pengamatan

Jum

lah

Dau

n

Page 15: Laporan dasek 2

disimpulkan bahwa pada monokultur tanaman kacang kompetisi terjadi dan banyaknya

kompetitor semakin menurunkan pertumbuhan tanaman tersebut.

2. Polikultur Kacang Tanah-Jagung

Grafik 2.8. Jumlah daun tanaman kacang tanah pada polikultur dengan jagung

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah daun pada polybag berisikan 6 tanaman

memiliki jumlah daun yang lebih banyak dibandingkan polybag berisikan 2 tanaman. Ini jelas

melenceng dari teori yang menyatakan bahwa semakin banyak kompetitor maka akan semakin

kecil juga daya pertumbuhannya karena kompetisi yang terjadi semakin sengit dan menyebabkan

perebutan zat hara yang semakin besar. Hasil yang melenceng dari teori ini kemungkinan terjadi

karena adanya faktor luar yang mempengaruhi percobaan ini. Salah satunya adalah kanopi yang

menutupi cahaya dan mempengaruhi perkecambahan. Oleh karena itu saya sendiri

menyimpulkan bahwa sebenarnya hasil praktikum yang didapatkan ini tidak valid karena

banyaknya gangguan dari faktor luar yang berpengaruh langsung terhadap percobaan.

3. Polikultur Jagung-Kacang Tanah

1 2 3 4 5 6 7 801234567

Grafik Jumlah DaunTanaman Kacang Tanah pada Polikultur Tanaman Kacang-Jagung

1+1

2+2

3+3

Hari Pengamatan

jum

lah

Dau

n

Page 16: Laporan dasek 2

Grafik 2.9. Jumlah daun tanaman jagung pada polikultur dengan kacang tanah.

Berdasarkan grafik jumlah daun polikultur jagung dan kacang tanah, hal ini menunjukan

kompetisi inter-spesifik, yaitu persaingan yang terjadi antara dua individu atau lebih dalam

spesies yang berbeda. Pada hari pertama pengamatan jumlah daun ketiga polikultur

menunjukkan jumlah yang sama. Pada hari terakhir pengamatan, urutan jumlah daun terbanyak

yaitu polikultur jagung dan kacang tanah adalah tanaman polikultur 1+1, tanaman polikultur

2+2, dan tanaman polikultur 3+3 meskipun pada polikultur 2+2 dan polikultur 3+3 jumlahnya

hampir sama. Perbedaan jumlah daun tersebut diakibatkan oleh perbedaan jumlah tanaman

dalam tanah. Tanah yang ditanami tanaman paling sedikit, memiliki jumlah daun yang paling

banyak, karena persaingan dalam mendapatkan air dan hara dalam tanah.

4. Polikultur Kacang Tunggak-Kacang Tanah

1 2 3 4 5 6 7 80

1

2

3

4

5

6

Grafik Jumlah DaunTanaman Jagung pada Po-likultur Tanaman Kacang-Jagung

1+1

2+2

3+3

Hari Pengamatan

Jum

lah

Dau

n

Page 17: Laporan dasek 2

Grafik 2.10. Jumlah daun tanaman kacang tanah pada polikultur kacang tunggak

Berdasarkan data yang didapatkan dari praktikum ini saya buat grafik 2.10. Didapatkan hasil

bahwa pada polybag berisikan 4 tanaman memiliki jumlah daun terendah dan polybag berisikan

2 tanaman memiliki jumlah daun terbanyak. Jika menurut subjektif saya, hasil dari percobaan ini

cukup valid karena dapat membuktikan teori bahwa pada polybag berisikan tanaman yang paling

sedikit memiliki jumlah daun lebih banyak dari polybag yang berisikan tanaman terbanyak.

Namun ada kemelencengan teori pada percobaan polybag 4 tanaman karena jumlah daunnya

sangat sedikit. Kemungkinan besar adanya faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan

tanaman ini sangat kuat sehingga jumlah daun pada polybag tersebut sangat jauh dari garis

lainnya. Kemungkinan faktor luar itu adalah cahaya matahari, ini terjadi karena adanya kanopi

yang menutupi cahaya matahari sehingga cahaya yang didapatkan di polybag berisikan 4

tanaman sangat sedikit dan pertumbuhannya sangat kecil.

5. Polikultur Kacang Tunggak-Kacang Tanah

1 2 3 4 5 6 7 80

2

4

6

8

Grafik Jumlah DaunTanaman Kacang Tanah pada Polikultur Tanaman Kacang-Kacang Tunggak

1+1

2+2

3+3

Hari Pengamatan

Jum

lah

Dau

n

Page 18: Laporan dasek 2

Grafik 2.11. Jumlah daun tanaman kacang tunggak pada polikultur tanaman kacang panjang

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa tanaman yang memiliki daun paling banyak

adalah pada polikultur 2+2 dan yang paling sedikit adalah pada polikultur 1+1. Menurut teori,

seharusnya urutan tanaman dari yang memiliki urutan daun paling sedikit adalah polikultur 3+3,

polikultur 2+2, dan polikultur 1+1. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal, semisal tumbuhnya

gulma yang menghambat pertumbuhan, adanya perlakuan yang tidak sama praktikum, dan dapat

juga dikarenakan kompetisi dengan hama (dalam hal ini serangga). Hasil percobaan kali ini

ternyata hasilnya sedikit menyimpang dari teori. Hal itu dapat disebabkan karena pada saat

pengamatan ada gulma yang tumbuh sehingga mengambil nutrisi dan menambah tingkat

kompetisi pada polikultur 1+1 sehingga mengakibatkan polikultur 1+1 memiliki jumlah daun

yang paling sedikit dibandingkan perlakuan yang lain. Perbedaan jumlah daun tersebut juga

dapat diakibatkan oleh persaingan dalam mendapatkan air dan hara dalam tanah.

6. Grafik Kumulatif Jumlah Daun

1 2 3 4 5 6 7 80

2

4

6

8

Grafik Jumlah DaunTanaman Kacang Tunggak pada Polikultur Tanaman Kacang-Kacang

Tunggak

1+1

2+2

3+3

Hari Pengamatan

Jum

lah

Dau

n

Page 19: Laporan dasek 2

Grafik 2.12. Grafik kumulatif jumlah daun tanaman kacang tanah

Didapatkan grafik seperti diatas, jumlah daun tertinggi adalah pada monokultur 2 tanaman

dan jumlah daun terendah pada polikultur dengan kacang tunggak 2+2. Dapat disimpulkan

bahwa tanaman kacang tanah dan kacang tunggak memiliki kebutuhan zat hara yang mirip

sehingga pertumbuhan pada tanaman kacang tanah terhambat. Selain kemiripan zat hara pada

tanaman tersebut, jumlah kompetitor juga mempengaruhi proses kompetisi yang terjadi di dalam

polybag tersebut. Oleh karena itu tanaman kacang tunggak berpengaruh buruk jika ditanam

bersandingan dengan tanaman kacang tanah dibandingkan dengan pengaruh tanaman jagung.

Oleh karena itu kompetisi yang terjadi lebih sengit terjadi pada polikultur kacang tanah dengan

kacang tunggak dibandingkan dengan kacang tanah dengan jagung.

Walaupun didapatkan bahwa kacang tanah lebih baik ditanam berdampingan dengan

jagung, beberapa percobaan dikatakan hampir tidak valid karena adanya faktor luar yang ikut

mengganggu percobaan ini. Salah satunya adalah gulma, dapat ditemukan gulma di hampir

setiap polybag yang diujicobakan. Selain itu perbedaan intensitas penyinaran dan kandungan zat

hara yang berbeda pada tanah yang dipakai juga termasuk faktor lain yang mempengaruhi

percobaan ini. Namun dalam garis besarnya disimpulkan bahwa kacang tanah dapat hidup lebih

baik jika bersama dengan jagung daripada dengan kacang tunggak

1 2 3 4 5 6 7 80

1

2

3

4

5

6

7

8

Grafik Kumulatif Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah

Mono 2

Mono 4

Mono 6

Poli KT+JG 1+1

Poli KT-JG 2+2

Poli KT-JG 3+3

Poli KT-KG 1+1

Poli KT-KG 2+2

Poli KT-KG 3+3

Hari Pengamatan

Jum

lah

Dau

n

Page 20: Laporan dasek 2

Histogram Berat Basah dan Berat Kering

1. Monokultur Kacang Tanah

Histogram 2.1. Berat segar dan Berat kering tanaman kacang tanah monokultur

Didapatkan histogram berat segar dan berat kering tanaman kacang tanah monokultur 4

tanaman lebih tinggi daripada tanaman monokultur 2 dan 6 tanaman. Dalam teorinya tanaman

monokultur akan mendapatkan persaingan zat hara yang lebih sengit karena memiliki kebutuhan

yang sama, apalagi jika kompetitornya lebih banyak akan membuat persaingan terjadi lebih

keras. Namun ini tidak terlihat pada grafik diatas, monokultur dengan jumlah tanaman paling

sedikit malah lebih rendah histogram berat basah dan keringnya dibandingkan dengan polybag

yang berisikan tanaman lebih banyak.

Kemungkinan ini terjadi karena adanya faktor luar seperti gulma dan intensitas cahaya

matahari. Saat pemanenan, kelompok kami menemukan pada hampir tiap polybag terdapat

beberapa tanaman gulma. Tanaman gulma dapat mengganggu pertumbuhan tanaman primer

karena dia akan ikut berkompetisi dalam mendapatkan unsur hara. Selain adanya tanaman gulma

kemungkinan perbedaan penyinaran sinar matahari juga berpengaruh karena adanya tanaman

lain yang lebih tinggi menutupi beberapa tanaman di polybag kami.

Mono 2 Mono 4 Mono 602468

10

Histogram Berat Segar dan Berat Kering Tanaman Kacang Tanah pada Monokultur

Tanman Kacang Tanah

Berat Segar

Berat Kering

Hari Pengamatan

Ber

at (g

r)

Page 21: Laporan dasek 2

2. Polikultur Kacang Tanah-Jagung

Histogram 2.2. Berat Segar dan Berat Kering tanaman kacang tanah polikultur dengan jagung

Berdasarkan histogram yang dibuat dari data berat kering dan basah tanaman kacang tanah

polikultur jagung disimpulkan bahwa semakin banyak tanaman yang ditanam dalam suatu

wilayah maka tanaman tersebut akan memiliki berat kering dan basah yang semakin tinggi pula.

Namun kesimpulan itu salah, karena itu bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa

semakin banyak kompetitor maka pertumbuhannya akan semakin rendah. Kemungkinan ini

terjadi karena adanya gulma pada polybag. Karena polybag 2 dan 4 memiliki daerah yang

kosong lebih banyak maka gulma tumbuh lebih banyak dibandingkan dengan gulma di polybag 6

tanaman. Akibatnya tanaman pada polybag yang masih renggang akan lebih terganggu

pertumbuhannya karena gulma dibandingkan karena kompetisi.

Selain gulma, banyaknya tanaman yang ditanam di rumah kaca mengakibatkan jarak antara

polybag satu dengan yang lainnya sangat dekat. Akhirnya tanaman yang masih kecil akan

tertutupi oleh tanaman yang lebih besar. Sehingga intensitas cahaya yang didapatkan tidak

merata dan optimal, akhirnya pertumbuhan tanaman itu terhambat karena kekurangan cahaya.

Seharusnya diberikan jarak yang cukup pada tiap polybag agar semua tanaman dapat terkena

cahaya dengan merata dan bisa tumbuh secara efektif.

1+1 2+2 3+30

2

4

6

8

Histogram Berat Segar dan Berat Kering Tanaman Kacang Tanah pada Polikultur

Tanaman Kacang Tanah-Jagung

Berat Segar

Berat Kering

Perlakuan

Ber

at (g

r)

Page 22: Laporan dasek 2

Histogram 2.3. Berat Segar dan Berat Kering tanaman jagung polikultur dengan kacang tanah

Berdasarkan histogram yang didapatkan dari percobaan polikultur jagung dengan kacang

tanah dapat dilihat berat kering dan berat basah tanaman jagung. Seperti pada histogram 2.3.

dapat terlihat bahwa data yang didapat melenceng dari teori. Seharusnya semakin banyak

kompetitor akan semakin rendah juga daya pertumbuhannya. Namun pada percobaan ini terlihat

bahwa semakin banyak kompetitornya berat basah semakin tinggi. Walaupun begitu berat kering

pada tanaman jagung ini hampir sesuai dengan teori, karena berat kering tanaman polybag 2

tanaman paling tinggi dibandingkan dengan polybag lainnya.

3. Polikultur Kacang Tanah-Kacang Tunggak

Histogram 2.4. Berat Segar dan Kering tanaman kacang tunggak polikultur dengan kacang tanah

1+1 2+2 3+30123456

Histogram Berat Segar dan Berat Kering Tanaman Tunggak pada Polikultur Tanaman

Kacang Tanah-Kacang Tunggak

Perlakuan

Ber

at (g

r)

1+1 2+2 3+30

1

2

3

4

5

6

Histogram Berat Segar dan Berat Kering Tanaman Jagung pada Polikultur Tanaman

Kacang Tanah-Jagung

Berat Segar

Berat Kering

Perlakuan

Ber

at (g

r)

Page 23: Laporan dasek 2

Dapat dilihat bahwa pada histogram 2.4. kembali melenceng dari teori baik yang berat

kering maupun berat basah. Ini kemungkinan karena adanya gulma yang mengganggu

pertumbuhan tanaman yang diujicobakan. Lalu menurut hipotesis yang saya buat, semakin

sedikit tanaman yang ditanam pada suatu polybag maka akan semakin luas juga daerah kosong

yang tidak tertanamkan pada suatu polybag. Ini yang menyebabkan tanaman gulma lebih mudah

tumbuh dan kemungkinan akan lebih banyak dibandingkan dengan polybag yang berisikan

banyak tanaman karena ruang tumbuhnya yang lebih sempit.

Histogram 2.5. Berat Segar dan

Kering tanaman kacang tunggak polikultur kacang tanah

Didapatkan histogram berat segar dan kering tanaman kacang tunggak polikultur dengan

kacang tanah. Dapat dilihat bahwa histogram ini melenceng dari teori seperti beberapa histogram

sebelumnya. Ini kemungkinan besar karena adanya gulma yang terdapat di polybag yang

berisikan tanaman lebih sedikit. Karena isi tanaman yang sedikit maka ruang tumbuh untuk

gulma akan semakin luas pula. Seharusnya jika sesuai teori maka berat basah dan kering

tanaman polikultur 2 tanaman akan lebih besar dibandingkan dengan tanaman polikultur 6

tanaman. Selain kemungkinan pertumbuhan terganggu oleh gulma, kemungkinan tanaman

terganggu pertumbuhannya oleh kurangnya cahaya matahari yang didapat karena adanya kanopi

dari tanaman lain yang lebih tinggi menutupi tanaman percobaan.

1+1 2+2 3+30123456

Histogram Berat Segar dan Berat Kering Tanaman Kacang Tunggak pada Polikultur Tanaman Kacang Tanah-Kacang Tunggak

Perlakuan

Ber

at (g

r)

Page 24: Laporan dasek 2

VI. KESIMPULAN

1. Kompetisi merupakan faktor biotik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Kompetisi dibedakan menjadi 2 macam :

a. Intraspesifik, yaitu persaingan yang terjadi antara 2 individu atau lebih dalam spesies

yang sama.

b. Interspesifik, yaitu kompetisi yang terjadi pada 2 individu atau lebih dalam spesies yang

tidak sama.

2. Individu melakukan kompetisi dalam memperoleh :

a. Ruang tumbuh

b. Cahaya matahari

c. CO2

d. Zat hara untuk pertumbuhan

e. H2O

3. Kompetitor yang semakin banyak akan membuat kompetisi semakin keras, dan gulma

termasuk dalam kompetitor.

4. Pengaruh dari kompetisi dapat terlihat dari berat kering, berat basah, jumlah daun, dan

beberapa parameter lainnya seperti tebal batang dll.

5. Koefisien penggunaan cahaya matahari, air, maupun unsur hara yang terkandung dalam

tanah berpengaruh terhadap produktifitas tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea), jagung

(Zea mays), kacang tunggak (Vigna ungui cullata). Pertumbuhan tanaman polikultur lebih

baik dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman monokultur. Pertumbuhan tanaman pada

suatu lahan dengan sedikit tanaman lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman

pada suatu lahan dengan banyak tanaman.

Page 25: Laporan dasek 2

DAFTAR PUSTAKA

Sofa. 2008. Sejarah dan Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem. <http://massofa.wordpress.com/sejarah-dan-ruang-lingkup-ekologi-dan-ekosistem/> . Diakses 18 Maret 2009

Weafer, J.E and Frederic E. Clements. 1938. Plant Ecology. 2nd Editio. New York . Mc.Grow-hill Book Company, Inc.

Nugrahaning, Nasrullah, A.T Soedjono. 2003. Periode kritis tanaman jagung manis terhadap persaingan dengan gulma. Agrosains 16 : 31-40.

Wagnet, R. J, R. R. Rodrigiez, W. F. Cambel and D.L. Turner. 1983. Fertilizer

Effect on garden plants. Agronomi journal 75: 160-164.

Willey. 1979. Plant Ecology. Hillbook Company, New York.

Whalley, R.D. and C.M. McKell. 1976. Seedling vigor of some important range species as

affected by nitrogen and phosporus. Agronomy Journal 88 : 565.