laporan dasek 2
TRANSCRIPT
ACARA 2
KOMPETISI INTER DAN INTRA SPESIFIK SEBAGAI FAKTOR
PEMBATAS BIOTIK
I. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh faktor biotik terhadap pertumbuhan tanaman.
2. Mengetahui tanggapan tanaman terhadap tekanan kompetisi inter dan intra spesifik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kehadiran dan keberhasilan suatu organisme tergantung kepada komplek keadaan.
Keadaan manapun yang mendekati atau melampaui batas toleransi dinamakan sebagai faktor
pembatas. Dengan adanya faktor pembatas semakin jelas kemungkinannya apakah suatu
organisme akan mampu bertahan dan hidup pada suatu kondisi wilayah tertentu. Dengan adanya
faktor pembatas, dapat dianggap faktor ini bertindak sebagai penyeleksi suatu organisme yang
bertahan dan hidup pada suatu wilayah. Sehingga sering dijumpai suatu organisme tertentu
mendiami suatu wilayah tertentu pula (Sofa, 2008).
Penyebab utama kompetisi adalah diantara tanaman dari spesies yang sama. Akibat dari
kompetisi ini terlihat pada perbedaan tinggi batang, jumlah daun, dan diameter lateral akar.
Akibat dari kompetisi ini akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter maupun dalam
kemampuan untuk memproduksi buah. Tidak seperti tanaman yang berbeda spesies, tanaman
yang sama spesiesnya memiliki kebutuhan yang sama antara yang satu dengan yang lain. Mereka
tidak dapat dengan mudah mengatur kebutuhan mereka sendiri dari kebutuhan tanaman yang lain
sesama spesies (Weafer & Cements, 1938).
Di dalam siklus hidup tanaman terdapat suatu periode yang rentan yakni tanaman
mengalami campurtangan tetangganya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, menurunkan
hasil, dan bahka menyebabkan kematian. Menurut Moenandir (1988), periode rentan tanaman
karena adanya persaingan dengan gulma merupakan periode dimana diluar pertumbuhan tersebut
gulma relatif tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan maupun hasil tanaman budidaya. Oleh
karena itu untuk mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan penyiangan perlu mengetahui
periode rentan (kritis) akibat kompetisi dengan gulma. Diduga dalam persaingan yang terjadi
dalam mendapatkan air, unsur hara, CO2, cahaya, dan ruang tumbuh selama periode kritis
tersebut menyebabkan hasil fotosintesis tersedia dalam jumlah relatif sedikit (Nugrahaning,
2003).
Dalam suatu ekosistem, terdapat unsur penyusun ekosistem yang berupa unsur biotik dan
unsur abiotik. Unsur abiotik masih terbagi lagi menjadi dua macam, yaitu organisme autotrof dan
heterotrof. Sedangkan unsur biotik diantaranya tumbuhan, manusia dan hewan. Lingkungan
biotik disusun organisme sejenis disebut populasi (Wagnet et. al., 1983).
Ada tiga tipe interaksi tanaman, yaitu pertama, hasil yang terjadi pada tanaman tumpang
sari lebih rendah dari yang diharapkan. Hal ini terjadi karena tanaman satu dengan tanaman yang
lain saling menghambat. Kedua, hasil yang didapat lebih berhasil dari yang diharapkan. Ketiga,
hasil yang diperoleh lebih rendah dari tanaman yang diharapkan menghasilkan hasil yang tingi
dan begitu sebaliknya (Willey, 1979).
Pada intinya, persaingan inter dan intraspesifik berpengaruh lebih penting karena
pertumbuhan beberapa spesies dianggap lebih kuat atau lebih tahan daripada spesies lainnya.
Nutrisi sering memberikan manfaat kompetitif bagi suatu spesies atau lainnya (Whalley and
mcKell, 1976).
III. METODOLOGI
Praktikum Dasar-Dasr Ekologi acara II yaitu Kompetisi Inter dan Intraspesifik Sebagai
Faktor Pembatas Biotik ini dilaksanakan pada hari Senin, 25 April 2011 di Laboratorium Ekologi
Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah 3 macam benih tanaman
yaitu kacang tanah (Arachis hypogaea), kacang tunggak (Vigna unguiculata), jagung (Zea mays),
polybag, pupuk kandang, kantong kertas, dan kertas label. Sedangkan alat-alat yang digunakan
adalah timbangan analitik, penggaris, peralatan tanam, dan oven.
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : polybag yang diisi tanah
dipersiapkan sebanyak kurang lebih 3kg. Bila ada kerikil, sisa-sisa akar tanaman lain, dan
kotoran harus dihilangakan supaya pertumbuhan tanaman tidak terganggu, kemudian dipilih biji
yang sehat dari jenis tanaman yang diperlakukan, selanjutnya ditanam sejumlah biji ke dalam
masing-masing polybag sesuai perlakuan yaitu monokultur kacang tanah sejumlah 2,4,6
tanaman; polikultur kacang tanah-jagung sejumlah (1+1, 2+2, 3+3) tanaman; polikutur kacang
tanah-kacang tunggak (1+1, 2+2, 3+3) tanaman. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Tiap
polybag diberi label sesuai perlakuan dan ulangannya. Label harus mudah dibaca agar tidak
tertukar dengan perlakuan lain saat pengamatan. Penyiraman dilakukan setiap hari sampai 21
hari dan selanjutnya dipanen. Setelah diamati tanaman dikering-anginkan, dimasukkan ke
kantong kertas dan dioven dengan suhu 80℃ selama 2 hari sampai berat konstan. Pengamatan
dilakukan setiap hari sampai 21 hari yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun setiap 2 hari
sekali, berat segar tiap tanaman pada masing-masing polybag setelah dioven. Selanjutnya dibuat
grafik tinggi tanaman dan jumlah daun masing-masing perlakuan vs hari pengamatan dan dibuat
histogram berat segar dan berat kering tanaman masing-masing perlakuan vs hari pengamatan.
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Tinggi Tanaman
A. Monokultur Kacang Tanahperlakua
nhari pengamatan
1 2 3 4 5 6 7 82 5.16 8.4 11.5 13.3 16.1 18 21.6 25.94 6.92 10.6 13 14.7 18.3 20.9 23.1 26.76 4.8 8.75 12.1 14.4 17.6 20 22.6 25.8
Tabel 2.1. Tinggi tanaman monokultur kacang tanah
B. Polikultur Kacang Tanah-jagung
a. Tanaman Kacang Tanah
perlakuanhari pengamatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1+1 3.33 7.27 9.2 10.8 14.6 16.8 17.8 22.8
2+2 4.08 8.28 10.7 12.7 16.2 17.9 20.2 23.83+3 5.18 9.65 12.9 14.8 18.6 21.5 24.1 27.1
Tabel 2.2. Tinggi tanaman kacang tanah pada polikultur kacang tanah dan jagung
b. Tanaman Jagung
perlakuanhari pengamatan
1 2 3 4 5 6 7 81+1 11.1 19.7 25.8 30.3 34.4 38.3 39.2 42.92+2 12.7 20.6 26.8 29.9 33.9 36.3 39.5 42.73+3 12.5 19.9 25.9 29 33.2 36 38.1 40.1
Tabel 2.3. Tinggi tanaman jagung pada polikultur kacang tanah dan jagung
C. Polikultur Kacang Tanah-Kacang Tunggak
a. Tanaman Kacang Tanah
perlakuanhari pengamatan
1 2 3 4 5 6 7 81+1 3.48 6.62 9.87 12.8 16.9 19.2 21.2 24.52+2 3.78 7.93 10.8 12.9 15.5 17.5 19.6 22.43+3 5.92 8.76 12.6 14.8 18.7 21.3 23.7 27.1
Tabel 2.4. Tinggi tanaman kacang tanah pada polikultur kacang tanah dan kacang
tunggak
b. Tanaman Kacang Tunggak
perlakuanhari pengamatan
1 2 3 4 5 6 7 81+1 8.8 12.5 15.4 17.7 17.9 19.8 20.8 24.82+2 10.2 14.1 17.9 20.1 22.6 26.2 29.7 32.33+3 10 13.3 17.6 18.9 21.8 26.1 27.1 29.9
Tabel 2.5. Tinggi tanaman kacang tunggak pada polikultur kacang tanah dan
kacang tunggak
2. Jumlah Daun
A. Monokultur Kacang Tanah
perlakuanhari pengamatan
1 2 3 4 5 6 7 82 2 3.58 4.54 4.88 5.49 5.83 6.67 6.834 2.29 3.54 4.06 4.44 5.15 5.63 6.79 76 1.84 2.86 4.14 4.47 4.95 5.28 6.11 6.25
Tabel 2.6. Jumlah daun kacang tanah monokultur
B. Polikultur Kacang Tanah-jagung
a. Tanaman Kacang Tanah
perlakuanhari pengamatan
1 2 3 4 5 6 7 81+1 1.3 2.33 3.33 3.83 4.17 4.5 5 52+2 1.58 2.5 3.25 3.83 4.58 5 5.58 5.583+3 1.96 3.17 3.61 4.11 4.61 4.78 5.89 6.17
Tabel 2.7. Jumlah daun kacang tanah pada polikultur kacang tanah dan jagung
b. Tanaman Jagung
perlakuanhari pengamatan
1 2 3 4 5 6 7 81+1 2 3.17 3.33 3.83 4.17 5 5.33 5.332+2 1.83 2.42 3.2 3.53 3.67 3.88 4.58 4.583+3 1.67 2.72 3.06 3.33 3.82 3.93 4.61 4.67
Tabel 2.8. Jumlah daun jagung pada polikultur kacang tanah dan jagung
C. Polikultur Kacang Tanah-Kacang Tunggak
a. Tanaman Kacang Tanah
perlakuanhari pengamatan
1 2 3 4 5 6 7 81+1 1.5 2.33 3.64 4.06 5.06 5.82 6.72 7.172+2 1.42 2.17 2.75 3.25 3.75 3.9 4.4 4.673+3 2.06 3 3.85 4.44 5.37 5.84 6.33 6.72
Tabel 2.9. Jumlah daun kacang tanah pada polikultur kacang tanah dan kacang
tunggak
b. Tanaman Kacang Tunggak
Perlakuan
hari pengamatan1 2 3 4 5 6 7 8
1+1 2 2.67 2.83 3 3 3.5 5.33 5.52+2 1.5 1.92 3.15 3.33 3.33 3.58 5.58 6.173+3 1.44 2.06 3.37 3.47 3.72 4.11 5.39 5.67
Tabel 2.10. Jumlah daun kacang tunggak pada polikultur kacang tanah dan
kacang tunggak
3. Berat Segar dan Berat Kering
A. Monokultur Kacang Tanah
Perlakuan BB (gr)
BK (gr)
2 6.3 0.784 9.36 0.886 9.1 0.97
Tabel 2.11. Berat segar dan kering tanaman kacang tanah monokultur
B. Polikultur Kacang Tanah-Jagung
a. Kacang Tanah
Perlakuan BB (gr)
BK (gr)
1+1 3.83 0.452+2 4.4 0.393+3 6.31 0.87
Tabel 2.12. Berat segar dan kering tanaman kacang tanah polikultur dengan
jagung
b. Jagung
Perlakuan BB (gr)
BK (gr)
1+1 3.5 0.672+2 3.83 0.373+3 5.24 0.5Tabel 2.13. Berat segar dan kering tanaman jagung polikultur dengan kacang
tanah
C. Polikultur Kacang Tanah-Kacang Tunggak
a. Kacang Tanah
Perlakuan BB (gr) BK (gr)
1+1 3.63 0.52+2 3.78 0.443+3 4.93 0.7
Tabel 2.14. Berat segar dan kering tanaman kacang tanah polikultur dengan
kacang tunggak
b. Kacang Tunggak
Perlakuan BB (gr)
BK (gr)
1+1 3.32 0.482+2 5.06 0.723+3 5.62 0.6
Tabel 2.15. Berat segar dan kering tanaman kacang tanah monokultur
V. PEMBAHASAN
Ada beberapa interaksi pada organisme yang terjadi pada suatu ekosistem. Salah satu
interaksi yang terjadi adalah persaingan. Persaingan atau kompetisi terjadi jika ada 2 atau lebih
organisme yang memiliki kebutuhan yang sama. Oleh karena itu mereka biasanya akan memiliki
adaptasi masing-masing untuk memenangkan kompetisi tersebut. Bagi organisme yang tidak
dapat beradaptasi maka dia akan kalah dalam kompetisi dan akhirnya lama kelamaan akan mati.
Pada praktikum ini dibuat percobaan untuk mengetahui pengaruh kompetisi intra spesifik
yaitu kompetisi antar sesama jenis organisme kacang tanah dalam satu polybag (monokultur).
Yang kedua adalah percobaan untuk mengetahui pengaruh kompetisi inter spesifik yaitu
kompetisi antara organisme yang berbeda jenis yaitu kacang tanah dengan jagung dan kacang
tanah dengan kacang tunggak (polikultur). Kompetisi antar tanaman lebih sering disebabkan
karena perebutan bahan-bahan untuk melangsungkan proses fotosintesis yaitu perolehan sinar
matahari, perebutan unsur hara, air, dan kebutuhan akan udara.
Berdasarkan teori, pertumbuhan polikultur lebih bagus dibandingkan dengan monokultur,
contohnya jika ditinjau dari pengambilan unsur hara maka tidak terjadi persaingan antar tanaman
pada polikultur. Hal ini karena adanya perbedaan panjang akar. Pada monokultur terjadi
persaingan karena panjang akar yang tidak sama, sehingga terjadi kompetisi pada pengambilan
unsur hara atau unsur lain dalam tanah. Komposisi dalam pertumbuhan tanaman sangat
mempengaruhi hasil produksi dan pertumbuhan. Dalam acara ini, kompetisi yang terjadi adalah
persaingan memperoleh nutrisi, air, dan ruang lingkup. Dalam pembahasan tentang masalah
kompetisi ini akan dijelaskan dalam bentuk grafik dan histogram, serta bagaimana dampak yang
terjadi antar tanaman satu dengan yang lainnya.
Grafik Tinggi Tanaman
1. Monokultur Kacang Tanah
Grafik 2.1. Grafik tinggi tanaman kacang tanah monokultur
Pada percobaan monokultur kacang tanah yang dilakukan, kami membuat 3 perlakuan
yaitiu perbedaan jumlah tanaman dalam satu polybag. Yang pertama adalah polybag berisikan 2
tanaman kacang tanah, kedua adalah polybag berisikan 4 kacang tanah, dan ketiga adalah
polybag berisikan 6 kacang tanah. Dari tiap perlakuan itu didapatkan data tinggi pada hari akhir
percobaan yaitu pada perlakuan pertama setinggi 25.9 cm yang kedua adalah 26,7 cm dan yang
ketiga adalah 25,8 cm. Jika ditinjau dari teori bahwa jika tanaman yang sama hidup pada satu
daerah yang berdekatan akan memicu kompetisi lebih besar karena kebutuhan zat hara yang
sama dan di alam zat tersebut terbatas. Sehingga seharusnya pada monokultur 6 tanaman
memiliki tinggi terendah dan pada 2 tanaman memiliki tinggi tanaman tertinggi karena tingkat
kompetisi lebih rendah, hanya terbatas pada kompetisi 2 organisme sedangkan pada perlakuan 6
tanaman terjadi kompetisi antara 6 tanaman.
Kemungkinan anomali yang terjadi adalah perbedaan kandungan hara yang terkandung
pada tanah di tiap polybag. Ini terjadi karena tanah yang kami pakai adalah tanah bekas dari
percobaan praktikum lainnya yang memiliki perlakuannya masing-masing. Ini menyebabkan
pertumbuhan yang berbeda dan akhirnya melenceng dari teori.
1 2 3 4 5 6 7 805
1015202530
Grafik Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada Monokultur Tanaman Kacang Tanah
1+1
2+2
3+3
Hari Pengamatan
Tin
ggi T
ana
man
(cm
)
2. Polikultur Kacang Tanah-Jagung
Grafik 2.2. Grafik tinggi tanaman kacang tanah terhadap jagung
Pada ujicoba antara kacang tanah dan jagung ini, disajikan tinggi tanaman kacang tanah
terhadap jagung. Dari dagrafik dapat dilihat bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap tinggi tanaman kacang tanah. Apalagi terdapat kemelencengan hasil terhadap teori yang
menyatakan bahwa semakin banyak kompetitor pada suatu daerah maka tanaman tersebut
pertumbuhannya akan semakin baik. Ini terjadi kemungkinan karena adannya perbedaan
intensitas cahaya yang didapatkan pada tanaman perlakuan 6 tumbuhan tersebut yang ternyata
menguntungkan pada tanaman berisikan 6 tanaman. Lalu adanya perbedaan kandungan zat hara
pada tiap tanah membuat adanya perbedaan pertumbuhan yang kemungkinan melenceng dari
teori.
3. Polikultur Jagung-Kacang Tanah
Grafik 2.3. Grafik tinggi tanaman jagung pada polikultur dengan kacang tanah
1 2 3 4 5 6 7 80
10
20
30
Grafik Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada Po-likultur Tanaman Kacang Tanah-Jagung
1+12+23+3
Hari Pengamatan
Tin
ng
i ta
na
am
an
(cm
)
1 2 3 4 5 6 7 80
1020304050
Grafik Tinggi Tanaman Jagung pada Polikultur Tanaman Kacang Tanah-Jagung
1+1
2+2
3+3
Hari Pengmatan
Tin
ggi T
anam
an (c
m)
Pada percobaan polikultur ini diuji cobakan kompetisi polikultur antara tanaman kacang
tanah dengan jagung dengan perlakuan berbeda yaitu jumlah tanaman pada tiap polybag. Pada
grafik terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tiap polybag yang jumlah
tanamannya berbeda. Ini menunjukan bahwa jumlah dari kompetitor tidak mempengaruhi proses
kompetisi tanaman jagung terhadap tanaman kacang tanah. Ini dimungkinkan karena kebutuhan
zat hara yang berbeda pada tanaman tersebut sehingga kompetisi tidak terjadi secara sengit.
Kemungkinan adalah kompetisi air dan cahaya matahari saja.
4. Polikultur Kacang Tanah-Kacang Tunggak
Grafik 2.4. Tinggi
tanaman kacang terhadap kacang tunggak.
Pada grafik tinggi kacang tanah terhadap kacang tunggak ini didapatkan grafik bahwa
tinggi tanaman pada polybag berisikan 6 tanaman lebih tinggi daripada tanaman berisikan 2
tanaman. Ini melenceng dari teori, seharusnya semakin banyak competitor akan semakin tinggi
tingkat kompetisinya dan menyebabkan perebutan zat hara yang semakin tinggi. Oleh karena itu
pertumbuhan seharusnya semakin rendah.
Melencengnya hasil percobaan dari teori kemungkinan karena adanya faktor dari luar yang
ikut mempengaruhi pertumbuhan. Seperti adanya kanopi pada tanaman yang menutupi cahaya
matahari sehingga pertumbuhan terhambat. Lalu kemungkinan adanya perbedaan kandungan zat
hara pada tiap polybag. Lalu adanya faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman di polybag percobaan.
1 2 3 4 5 6 7 80
10
20
30
Grafik Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada Po-likultur Tanaman Kacang Tanah-Kacang Tung-
gak
1+1
2+2
3+3
Hari Pengamatan
Tin
gg
i T
an
am
an
(cm
)
5. Polikultur Kacang Tunggak-Kacang Tanah
Grafik 2.5. Tinggi tanaman kacang tunggak pada polikultur dengan kacang tanah
Dilihat dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa polybag dengan jumlah kompetitor
terbanyak memiliki daya tumbuh yang lebih besar dari polybag dengan tanaman yang jumlah
kompetitornya lebih sedikit. Namun itu melenceng dari teori yang ada, seharusnya semakin
banyak kompetitornya maka akan semakin sulit suatu tanaman untuk tumbuh dengan maksimal.
Kemungkinan yang terjadi adalah adanya faktor dari luar yang menyebabkan pertumbuhan pada
kompetitor kecil terhambat yaitu adanya kanopi yang menutupi cahaya matahari sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi tidak maksimal. Selain itu kemungkinan adanya perbedaan
kandungan zat hara pada tiap polybag juga bisa menyebabkan pertumbuhan berbeda dan
melenceng dari teori. Mengingat bahwa tanah yang kami pakai adalah sisa tanah dari percobaan-
percobaan sebelumnya yang menggunakan perlakuan yang berbeda-beda sehingga kandungan
zat haranya pun semakin bervariasi. Seharusnya dilakukan pencampuran setiap tanah dengan
cara mengaduknya kembali agar kandungan zat hara tanah tersebut kembali seimbang.
6. Grafik Kumulatif Tinggi Tanaman
1 2 3 4 5 6 7 805
101520253035
Grafik Tinggi Tanaman Kacang Tunggak pada Po-likultur Tanaman Kacang Tanah-Kacang Tunggak
1+1
2+2
3+3
Hari Pengamatan
Tin
ggi T
anam
an (c
m)
Grafik 2.6. Kumulatif tinggi tanaman kacang tanah
Pada grafik di atas terlihat bahwa kacang tanah kalah dalam berkompetisi dengan kacang
tunggak karena mereka merupakan 1 familia kacang-kacangan sehingga membuat mereka
bersaing secara ketat dalam memperebutkan unsur hara di dalam tanah dan dalam memperoleh
asupan sinar matahari. Secara morfologi, daun kacang tunggak lebih lebar sehingga membuat
mereka lebih mampu melakukan fotosintesis daripada kacang tanah.
Dalam kompetisi, secara teori semakin sedikit jumlah tanaman maka pertumbuhan tanaman
akan semakin tinggi pula. Hal ini terjadi karena dengan jumlah tanaman yang lebih sedikit, maka
tingkat kompetisi lebih rendah. Oleh karena itu, jumlah tanaman yang lebih sedikit akan
mengalami pertumbuhan yang lebih normal tanpa terjadi kompetisi yang kuat. Selain itu, faktor
monokultur dan polikultur juga dapat berpengaruh. Kompetisi yang terjadi dalam tanaman
polikultur tidak seberat kompetisi yang terjadi pada tanaman monokultur. Hal ini disebabkan
karena dalam polikultur kedua tanaman memiliki sifat yang relatif berbeda, sehingga mereka
juga akan memiliki kebutuhan akan sumber yang berbeda. Sementara pada tanaman monokultur
cenderung memiliki sifat yang hampir sama. Pada tanaman polikultur, ketatnya kompetisi
dipengaruhi oleh sifat yang berbeda. Semakin banyak perbedaan yang mereka miliki, maka
kompetisi yang dialami akan semakin ringan. Sebaliknya, apabila semakin sedikit perbedaan
yang dimiliki, maka kompetisi yang dialami akan makin berat.
Dari grafik di atas terlihat bahwa grafik tetinggi ada pada perlakuan polikultur kacang tanah-
jagung 3+3, dan terendah ada pada polikultur kacang tanah-jagung 1+1. Hal ini tidak sesuai
1 2 3 4 5 6 7 80
5
10
15
20
25
30
Grafik Kumulatif Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Mono 2
Mono 4
Mono 6
Poli KT-JG 1+1
Pili KT-JG 2+2
Poli KT-JG 3+3
Poli KT-KG 1+1
Poli KT-KG 2+2
Poli KT-KG 3+3
Hari Pengamatan
Tin
ggi T
anam
an (c
m)
dengan teori yang menyebutkan bahwa tanaman kacang tanah tumbuh optimal jika ditanam
bersama dengan jagung karena kacang tanah karena daun kacang tanah berbentuk menjari
sedangkan daun jagung berbentuk menyirip, sehingga untuk memperoleh cahaya mataharinya
pun berbeda. Kacang tanah termasuk tanaman C3 yang kebutuhan sinar mataharinya lebih
sedikit daripada jagung (C4) yang membutuhkan sinar matahari yang penuh. Sebaliknya, jika
digabungkan dengan kacang tanah yang mempunyai morfologi sama dengan kacang tunggak, hal
itu dapat menghambat pertumbuhan kacang tanah karena berkompetisi melalui jalan yang sama
dalam memperoleh air, hara dalam tanah dan cahaya matahari. Kejanggalan yang diperoleh dari
hasil pengamatan yang dilakukan dapat disebabkan faktor-faktor pendukung tanaman seperti
asupan air, asupan cahaya, dan kondisi iklim mikro, serta faktor-faktor teknis lain berupa
ketidaktelitian dalam mengukur ataupun menghitung.
Grafik Jumlah Daun
1. Monokultur Kacang Tanah
Grafik 2.7. Jumlah daun tanaman kacang tanah monokultur
Dapat dilihat dari hasil grafik bahwa tanaman monokultur 2 tanaman mempunyai jumlah
daun yang lebih banyak dibandingkan dengan 4 dan 6 tanaman walaupun perbedaan antara 4 dan
2 tidak terlalu banyak. Ini sesuai dengan teori bahwa semakin banyak kompetitor di suatu lahan
maka pertumbuhan tanamannya akan semakin kecil. Apalagi jika tanaman kompetitor memiliki
kebutuhan yang sama sehingga kompetisi yang terjadi lebih tinggi. Oleh karena itu dapat
1 2 3 4 5 6 7 80
2
4
6
8
Grafik jumlah DaunTanaman Kacang Tanah pada Monkultur Tanaman Kacang
Mono 2
Mono 4
Mono 6
Hari Pengamatan
Jum
lah
Dau
n
disimpulkan bahwa pada monokultur tanaman kacang kompetisi terjadi dan banyaknya
kompetitor semakin menurunkan pertumbuhan tanaman tersebut.
2. Polikultur Kacang Tanah-Jagung
Grafik 2.8. Jumlah daun tanaman kacang tanah pada polikultur dengan jagung
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah daun pada polybag berisikan 6 tanaman
memiliki jumlah daun yang lebih banyak dibandingkan polybag berisikan 2 tanaman. Ini jelas
melenceng dari teori yang menyatakan bahwa semakin banyak kompetitor maka akan semakin
kecil juga daya pertumbuhannya karena kompetisi yang terjadi semakin sengit dan menyebabkan
perebutan zat hara yang semakin besar. Hasil yang melenceng dari teori ini kemungkinan terjadi
karena adanya faktor luar yang mempengaruhi percobaan ini. Salah satunya adalah kanopi yang
menutupi cahaya dan mempengaruhi perkecambahan. Oleh karena itu saya sendiri
menyimpulkan bahwa sebenarnya hasil praktikum yang didapatkan ini tidak valid karena
banyaknya gangguan dari faktor luar yang berpengaruh langsung terhadap percobaan.
3. Polikultur Jagung-Kacang Tanah
1 2 3 4 5 6 7 801234567
Grafik Jumlah DaunTanaman Kacang Tanah pada Polikultur Tanaman Kacang-Jagung
1+1
2+2
3+3
Hari Pengamatan
jum
lah
Dau
n
Grafik 2.9. Jumlah daun tanaman jagung pada polikultur dengan kacang tanah.
Berdasarkan grafik jumlah daun polikultur jagung dan kacang tanah, hal ini menunjukan
kompetisi inter-spesifik, yaitu persaingan yang terjadi antara dua individu atau lebih dalam
spesies yang berbeda. Pada hari pertama pengamatan jumlah daun ketiga polikultur
menunjukkan jumlah yang sama. Pada hari terakhir pengamatan, urutan jumlah daun terbanyak
yaitu polikultur jagung dan kacang tanah adalah tanaman polikultur 1+1, tanaman polikultur
2+2, dan tanaman polikultur 3+3 meskipun pada polikultur 2+2 dan polikultur 3+3 jumlahnya
hampir sama. Perbedaan jumlah daun tersebut diakibatkan oleh perbedaan jumlah tanaman
dalam tanah. Tanah yang ditanami tanaman paling sedikit, memiliki jumlah daun yang paling
banyak, karena persaingan dalam mendapatkan air dan hara dalam tanah.
4. Polikultur Kacang Tunggak-Kacang Tanah
1 2 3 4 5 6 7 80
1
2
3
4
5
6
Grafik Jumlah DaunTanaman Jagung pada Po-likultur Tanaman Kacang-Jagung
1+1
2+2
3+3
Hari Pengamatan
Jum
lah
Dau
n
Grafik 2.10. Jumlah daun tanaman kacang tanah pada polikultur kacang tunggak
Berdasarkan data yang didapatkan dari praktikum ini saya buat grafik 2.10. Didapatkan hasil
bahwa pada polybag berisikan 4 tanaman memiliki jumlah daun terendah dan polybag berisikan
2 tanaman memiliki jumlah daun terbanyak. Jika menurut subjektif saya, hasil dari percobaan ini
cukup valid karena dapat membuktikan teori bahwa pada polybag berisikan tanaman yang paling
sedikit memiliki jumlah daun lebih banyak dari polybag yang berisikan tanaman terbanyak.
Namun ada kemelencengan teori pada percobaan polybag 4 tanaman karena jumlah daunnya
sangat sedikit. Kemungkinan besar adanya faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman ini sangat kuat sehingga jumlah daun pada polybag tersebut sangat jauh dari garis
lainnya. Kemungkinan faktor luar itu adalah cahaya matahari, ini terjadi karena adanya kanopi
yang menutupi cahaya matahari sehingga cahaya yang didapatkan di polybag berisikan 4
tanaman sangat sedikit dan pertumbuhannya sangat kecil.
5. Polikultur Kacang Tunggak-Kacang Tanah
1 2 3 4 5 6 7 80
2
4
6
8
Grafik Jumlah DaunTanaman Kacang Tanah pada Polikultur Tanaman Kacang-Kacang Tunggak
1+1
2+2
3+3
Hari Pengamatan
Jum
lah
Dau
n
Grafik 2.11. Jumlah daun tanaman kacang tunggak pada polikultur tanaman kacang panjang
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa tanaman yang memiliki daun paling banyak
adalah pada polikultur 2+2 dan yang paling sedikit adalah pada polikultur 1+1. Menurut teori,
seharusnya urutan tanaman dari yang memiliki urutan daun paling sedikit adalah polikultur 3+3,
polikultur 2+2, dan polikultur 1+1. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal, semisal tumbuhnya
gulma yang menghambat pertumbuhan, adanya perlakuan yang tidak sama praktikum, dan dapat
juga dikarenakan kompetisi dengan hama (dalam hal ini serangga). Hasil percobaan kali ini
ternyata hasilnya sedikit menyimpang dari teori. Hal itu dapat disebabkan karena pada saat
pengamatan ada gulma yang tumbuh sehingga mengambil nutrisi dan menambah tingkat
kompetisi pada polikultur 1+1 sehingga mengakibatkan polikultur 1+1 memiliki jumlah daun
yang paling sedikit dibandingkan perlakuan yang lain. Perbedaan jumlah daun tersebut juga
dapat diakibatkan oleh persaingan dalam mendapatkan air dan hara dalam tanah.
6. Grafik Kumulatif Jumlah Daun
1 2 3 4 5 6 7 80
2
4
6
8
Grafik Jumlah DaunTanaman Kacang Tunggak pada Polikultur Tanaman Kacang-Kacang
Tunggak
1+1
2+2
3+3
Hari Pengamatan
Jum
lah
Dau
n
Grafik 2.12. Grafik kumulatif jumlah daun tanaman kacang tanah
Didapatkan grafik seperti diatas, jumlah daun tertinggi adalah pada monokultur 2 tanaman
dan jumlah daun terendah pada polikultur dengan kacang tunggak 2+2. Dapat disimpulkan
bahwa tanaman kacang tanah dan kacang tunggak memiliki kebutuhan zat hara yang mirip
sehingga pertumbuhan pada tanaman kacang tanah terhambat. Selain kemiripan zat hara pada
tanaman tersebut, jumlah kompetitor juga mempengaruhi proses kompetisi yang terjadi di dalam
polybag tersebut. Oleh karena itu tanaman kacang tunggak berpengaruh buruk jika ditanam
bersandingan dengan tanaman kacang tanah dibandingkan dengan pengaruh tanaman jagung.
Oleh karena itu kompetisi yang terjadi lebih sengit terjadi pada polikultur kacang tanah dengan
kacang tunggak dibandingkan dengan kacang tanah dengan jagung.
Walaupun didapatkan bahwa kacang tanah lebih baik ditanam berdampingan dengan
jagung, beberapa percobaan dikatakan hampir tidak valid karena adanya faktor luar yang ikut
mengganggu percobaan ini. Salah satunya adalah gulma, dapat ditemukan gulma di hampir
setiap polybag yang diujicobakan. Selain itu perbedaan intensitas penyinaran dan kandungan zat
hara yang berbeda pada tanah yang dipakai juga termasuk faktor lain yang mempengaruhi
percobaan ini. Namun dalam garis besarnya disimpulkan bahwa kacang tanah dapat hidup lebih
baik jika bersama dengan jagung daripada dengan kacang tunggak
1 2 3 4 5 6 7 80
1
2
3
4
5
6
7
8
Grafik Kumulatif Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah
Mono 2
Mono 4
Mono 6
Poli KT+JG 1+1
Poli KT-JG 2+2
Poli KT-JG 3+3
Poli KT-KG 1+1
Poli KT-KG 2+2
Poli KT-KG 3+3
Hari Pengamatan
Jum
lah
Dau
n
Histogram Berat Basah dan Berat Kering
1. Monokultur Kacang Tanah
Histogram 2.1. Berat segar dan Berat kering tanaman kacang tanah monokultur
Didapatkan histogram berat segar dan berat kering tanaman kacang tanah monokultur 4
tanaman lebih tinggi daripada tanaman monokultur 2 dan 6 tanaman. Dalam teorinya tanaman
monokultur akan mendapatkan persaingan zat hara yang lebih sengit karena memiliki kebutuhan
yang sama, apalagi jika kompetitornya lebih banyak akan membuat persaingan terjadi lebih
keras. Namun ini tidak terlihat pada grafik diatas, monokultur dengan jumlah tanaman paling
sedikit malah lebih rendah histogram berat basah dan keringnya dibandingkan dengan polybag
yang berisikan tanaman lebih banyak.
Kemungkinan ini terjadi karena adanya faktor luar seperti gulma dan intensitas cahaya
matahari. Saat pemanenan, kelompok kami menemukan pada hampir tiap polybag terdapat
beberapa tanaman gulma. Tanaman gulma dapat mengganggu pertumbuhan tanaman primer
karena dia akan ikut berkompetisi dalam mendapatkan unsur hara. Selain adanya tanaman gulma
kemungkinan perbedaan penyinaran sinar matahari juga berpengaruh karena adanya tanaman
lain yang lebih tinggi menutupi beberapa tanaman di polybag kami.
Mono 2 Mono 4 Mono 602468
10
Histogram Berat Segar dan Berat Kering Tanaman Kacang Tanah pada Monokultur
Tanman Kacang Tanah
Berat Segar
Berat Kering
Hari Pengamatan
Ber
at (g
r)
2. Polikultur Kacang Tanah-Jagung
Histogram 2.2. Berat Segar dan Berat Kering tanaman kacang tanah polikultur dengan jagung
Berdasarkan histogram yang dibuat dari data berat kering dan basah tanaman kacang tanah
polikultur jagung disimpulkan bahwa semakin banyak tanaman yang ditanam dalam suatu
wilayah maka tanaman tersebut akan memiliki berat kering dan basah yang semakin tinggi pula.
Namun kesimpulan itu salah, karena itu bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa
semakin banyak kompetitor maka pertumbuhannya akan semakin rendah. Kemungkinan ini
terjadi karena adanya gulma pada polybag. Karena polybag 2 dan 4 memiliki daerah yang
kosong lebih banyak maka gulma tumbuh lebih banyak dibandingkan dengan gulma di polybag 6
tanaman. Akibatnya tanaman pada polybag yang masih renggang akan lebih terganggu
pertumbuhannya karena gulma dibandingkan karena kompetisi.
Selain gulma, banyaknya tanaman yang ditanam di rumah kaca mengakibatkan jarak antara
polybag satu dengan yang lainnya sangat dekat. Akhirnya tanaman yang masih kecil akan
tertutupi oleh tanaman yang lebih besar. Sehingga intensitas cahaya yang didapatkan tidak
merata dan optimal, akhirnya pertumbuhan tanaman itu terhambat karena kekurangan cahaya.
Seharusnya diberikan jarak yang cukup pada tiap polybag agar semua tanaman dapat terkena
cahaya dengan merata dan bisa tumbuh secara efektif.
1+1 2+2 3+30
2
4
6
8
Histogram Berat Segar dan Berat Kering Tanaman Kacang Tanah pada Polikultur
Tanaman Kacang Tanah-Jagung
Berat Segar
Berat Kering
Perlakuan
Ber
at (g
r)
Histogram 2.3. Berat Segar dan Berat Kering tanaman jagung polikultur dengan kacang tanah
Berdasarkan histogram yang didapatkan dari percobaan polikultur jagung dengan kacang
tanah dapat dilihat berat kering dan berat basah tanaman jagung. Seperti pada histogram 2.3.
dapat terlihat bahwa data yang didapat melenceng dari teori. Seharusnya semakin banyak
kompetitor akan semakin rendah juga daya pertumbuhannya. Namun pada percobaan ini terlihat
bahwa semakin banyak kompetitornya berat basah semakin tinggi. Walaupun begitu berat kering
pada tanaman jagung ini hampir sesuai dengan teori, karena berat kering tanaman polybag 2
tanaman paling tinggi dibandingkan dengan polybag lainnya.
3. Polikultur Kacang Tanah-Kacang Tunggak
Histogram 2.4. Berat Segar dan Kering tanaman kacang tunggak polikultur dengan kacang tanah
1+1 2+2 3+30123456
Histogram Berat Segar dan Berat Kering Tanaman Tunggak pada Polikultur Tanaman
Kacang Tanah-Kacang Tunggak
Perlakuan
Ber
at (g
r)
1+1 2+2 3+30
1
2
3
4
5
6
Histogram Berat Segar dan Berat Kering Tanaman Jagung pada Polikultur Tanaman
Kacang Tanah-Jagung
Berat Segar
Berat Kering
Perlakuan
Ber
at (g
r)
Dapat dilihat bahwa pada histogram 2.4. kembali melenceng dari teori baik yang berat
kering maupun berat basah. Ini kemungkinan karena adanya gulma yang mengganggu
pertumbuhan tanaman yang diujicobakan. Lalu menurut hipotesis yang saya buat, semakin
sedikit tanaman yang ditanam pada suatu polybag maka akan semakin luas juga daerah kosong
yang tidak tertanamkan pada suatu polybag. Ini yang menyebabkan tanaman gulma lebih mudah
tumbuh dan kemungkinan akan lebih banyak dibandingkan dengan polybag yang berisikan
banyak tanaman karena ruang tumbuhnya yang lebih sempit.
Histogram 2.5. Berat Segar dan
Kering tanaman kacang tunggak polikultur kacang tanah
Didapatkan histogram berat segar dan kering tanaman kacang tunggak polikultur dengan
kacang tanah. Dapat dilihat bahwa histogram ini melenceng dari teori seperti beberapa histogram
sebelumnya. Ini kemungkinan besar karena adanya gulma yang terdapat di polybag yang
berisikan tanaman lebih sedikit. Karena isi tanaman yang sedikit maka ruang tumbuh untuk
gulma akan semakin luas pula. Seharusnya jika sesuai teori maka berat basah dan kering
tanaman polikultur 2 tanaman akan lebih besar dibandingkan dengan tanaman polikultur 6
tanaman. Selain kemungkinan pertumbuhan terganggu oleh gulma, kemungkinan tanaman
terganggu pertumbuhannya oleh kurangnya cahaya matahari yang didapat karena adanya kanopi
dari tanaman lain yang lebih tinggi menutupi tanaman percobaan.
1+1 2+2 3+30123456
Histogram Berat Segar dan Berat Kering Tanaman Kacang Tunggak pada Polikultur Tanaman Kacang Tanah-Kacang Tunggak
Perlakuan
Ber
at (g
r)
VI. KESIMPULAN
1. Kompetisi merupakan faktor biotik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Kompetisi dibedakan menjadi 2 macam :
a. Intraspesifik, yaitu persaingan yang terjadi antara 2 individu atau lebih dalam spesies
yang sama.
b. Interspesifik, yaitu kompetisi yang terjadi pada 2 individu atau lebih dalam spesies yang
tidak sama.
2. Individu melakukan kompetisi dalam memperoleh :
a. Ruang tumbuh
b. Cahaya matahari
c. CO2
d. Zat hara untuk pertumbuhan
e. H2O
3. Kompetitor yang semakin banyak akan membuat kompetisi semakin keras, dan gulma
termasuk dalam kompetitor.
4. Pengaruh dari kompetisi dapat terlihat dari berat kering, berat basah, jumlah daun, dan
beberapa parameter lainnya seperti tebal batang dll.
5. Koefisien penggunaan cahaya matahari, air, maupun unsur hara yang terkandung dalam
tanah berpengaruh terhadap produktifitas tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea), jagung
(Zea mays), kacang tunggak (Vigna ungui cullata). Pertumbuhan tanaman polikultur lebih
baik dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman monokultur. Pertumbuhan tanaman pada
suatu lahan dengan sedikit tanaman lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman
pada suatu lahan dengan banyak tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Sofa. 2008. Sejarah dan Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem. <http://massofa.wordpress.com/sejarah-dan-ruang-lingkup-ekologi-dan-ekosistem/> . Diakses 18 Maret 2009
Weafer, J.E and Frederic E. Clements. 1938. Plant Ecology. 2nd Editio. New York . Mc.Grow-hill Book Company, Inc.
Nugrahaning, Nasrullah, A.T Soedjono. 2003. Periode kritis tanaman jagung manis terhadap persaingan dengan gulma. Agrosains 16 : 31-40.
Wagnet, R. J, R. R. Rodrigiez, W. F. Cambel and D.L. Turner. 1983. Fertilizer
Effect on garden plants. Agronomi journal 75: 160-164.
Willey. 1979. Plant Ecology. Hillbook Company, New York.
Whalley, R.D. and C.M. McKell. 1976. Seedling vigor of some important range species as
affected by nitrogen and phosporus. Agronomy Journal 88 : 565.