laporan kristalografi & mineralogi

49
BAB I KRISTALOGRAFI Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya. Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang membatasinya. Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa disamping mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan, juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti kembaran dari kristal yang terbentuk kemudian. Struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbu- sumbu kristal juga menghitung parameter dan parameter rasio. Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang-bidang kristal: sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin. 1 =PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Upload: hery-lapuimakuni

Post on 07-Feb-2016

46 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

krisin

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kristalografi & Mineralogi

BAB I

KRISTALOGRAFI

Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari

kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur

dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.

Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal

yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang

membatasinya.

Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa disamping

mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan, juga

mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya

yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti kembaran dari

kristal yang terbentuk kemudian.

Struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga

menghitung parameter dan parameter rasio.

Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar

kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang-

bidang kristal: sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin.

Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial

mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002). Jadi,

suatu kristal adalah suatu padatan dengan susunan atom yang berulang secara tiga

dimensional yang dapat mendifraksi sinar X. Kristal secara sederhana dapat

didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau molekul yang

teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-

bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang datar ini

disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal

yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka

kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan

sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan

1=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

1

Page 2: Laporan Kristalografi & Mineralogi

yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut

mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter.

Kimia Kristal

Kristal merupakan susunan kimia antara dua atom akan terbentuk bilamana

terjadi penurunan suatu energi potensial dari sistem ion atau molekul yang akan

dihasilkan dengan penyusunan ulang elektron pada tingkat yang lebih rendah.

Kristalografi dapat diartikan sebagai cabang dari ilmu geologi, kimia, fisika yang

mempelajari bentuk luar kristal serta cara penggambarannya.

Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar,

beberapa sifat-sifat mineral / kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat

mineral/kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada

susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun

kristal / mineral.

Komposisi kimia kerak bumi

a. Kerak

b. Mantel, dan

c. Isi bumi

Ketebalan kerak bumi di bawah kerak benua sekitar 36 km dan di bawah

kerak samudra berkisar antara 10 sampai 13 km. Batas antara kerak dengan

mantel dikenal dengan Mohorovicic discontinuity. Kimia kristal Sejak penemuan

sinar X, penyelidikan kristalografi sinar X telah mengembangkan pengertian kita

tentang hubungan antara kimia dan struktur. Tujuannya adalah:

1).Untuk mengetahui hubungan antara susunan atom dan komposisi kimia dari

suatu jenis kristal.

2).Dalam bidang geokimia tujuan mempelajari kimia kristal adalah untuk

memprediksi struktur kristal dari komposisi kimia dengan diberikan temperatur

dan tekanan

Perubahan energi yang dihasilkan oleh ikatan kimia yang terbentuk oleh dua

macam ikatan yaitu ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen.

a.Isomorfisme

2=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 3: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Isomorfisme adalah suatu substansi yang mempunyai rumus analog serta

keamanan

dari pada kristalografi dalam merefleksikan struktur dari dalamnya.

b.Polimorfisme

Polimorfisme adalah kemampuan unsur atom untuk membentuk lebih satu

macam kristal. perbedaan dari sifat fisik kristal akan membentuk substansi polimerfic

sebagai morfic, trimorficdan seharusnya. Polimorfisme menunjukan bahwa struktur

kristal tidak hanya ditentukan oleh unsur kimia saja akan tetapi dapat disebabkan juga

oleh unsur dari susunan atom yang dibangaun kristal.

1. Enantriotrop yaitu suatu proses timbal balik

2. Monotropisme yaitu merupakan suatu proses yang tidak timbal balik

Contoh : Markasit menjadi pyrite

c. Pseudomorfisme

Mineral dapat mengalami perubahan mineral lain tanpa merubah ikatan

kimianya proses ini dikenal sebagai proses pseudomorfisme.

Pseudomorfisme ini terbagi menjadi dua yaitu :

1.Tidak terjadi perubahan unsur kimianya, akan tetapi terjadi perubahan

sistem dari pada kristalografinya.

2.Unsur lama diganti unsur baru.

Pseudomorfisme disebabkan mineral lama tidak stabil dalam lingkungan yang

baru.

Daya Ikat dalam Kristal

Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin

adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan

dengansifat-sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur,

kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan

secara langsung terhadap daya ikat

Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh

yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia

3=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 4: Laporan Kristalografi & Mineralogi

dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan

van der Waals.

Identifikasi Kristal.

Untuk dapat mengelompokan Kristal kedalam tujuh sistem serta 32 kelas, maka

dipanjang perlu untuk mengrtahui cara-cara penentuan dari sistem dan kelas kristal

adalah :

1.Langkah-langkah dalam penentuan sistem kristal adalah :

a. Ambil sampel kristal yang akan di diskripsikan.

Perkiraan letak sumbu-sumbu simetri utama dengan mengingat bahwa

sumbu vertikal c adalah sumbu yang terpendek atau terpanjang, kecuali

sistem cubic.

Tentukan konstanta Kristalografi, meliputi : besar sudut antara sumbu dan

Axial Rationya.

Kelompok kristal tersebut kedalam sistemnya berdasarkan konstanta

Kristalografinya.

b. Langkah dalam penentuan kelas kristal adalah :

Ambil sampel kristal yang akan di diskripsikan

Tentukan sistem kristalnya.

Tentukan unsur-unsur simetrinya, meliputi : sumbu-sumbu simetri berikut

nilai sumbunya dan bidang simetrinya serta pusat simetrinya.Tentukan kelas

kristalnya berdasarkan pada ciri-ciri pemilikan simetri di atas, dengan cara

menyusun.

Bidang simetri Kristal

Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal

menjadi dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan

dari yang lain. Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang

simetri aksial dan bidang simetri menengah. Bidang simetri aksial bila bidang

tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama (sumbu kristal). Bidang

simetri aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri vertikal, yang

melalui sumbu vertikal dan bidang simetri horisontal, yang berada tegak lurus

terhadap sumbu c. Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya

4=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 5: Laporan Kristalografi & Mineralogi

melalui satu sumbu kristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai

bidang siemetri diagonal.

Sumbu simetri Kristal

Ada beberapa jenis sumbu kristal, yaitu :

1. Sumbu utama, yaitu sumbu yang mempengaruhi dalam penentuan

sistemkristal terdiri dari sumbu a, b, dan sumbu c.

2. Sumbu miring adalah sumbu yang mempengaruhi dari penentuan sistem

kristal yang terdiri dari dua macam :

Sumbu diagonal yaitu sumbu yang menghubungkan/menyatukan sudut-

sudut kristal yang biasanya terletak antara sumbu a, sumbu b dan sumbu c.

Sumbu oblique yaitu sumbu selain dari sumbu diagonal.

3. Sudut antara sumbu utama hal ini merupakan hal yang sangat penting dalam

penentuan sistem dari kristal dimana sudut tersebut antara lain :

α sudut antara sumbu b dan sumbu c

β sudut antara sumbu a dan sumbu c

γ sudut antara sumbu a dan sumbu b

4. Sumbu rotasi merupakan sumbu simetri apabila diputar akan menyatakan

kenampakan yang sama dan sisi depan kristal, tetap tidak didapatkan

kenampakan kombinasi interversi pembalikannya pada belakang sisi kristal

tersebut.

5. Sumbu rotasi inversi merupakan sumbu simetri dan dapat menunjukan

kenampakan kombinasi antara kenampakan ulang pada sisi depan kristal

dengan kenampakan inversi/pembalikanya pada sisi yang lain. Jumlah

kenampakan antara kenampakan ulang dengan kenampakan inversinya adalah

nilai dari sumbu tersebut.

6. Sumbu Sekrup merupakan sumbu simetri sebagai dan bentuk kombinasi

antara pemutaran dengan suatu pergeseran dimana selama pemutaran selain

akan menunjukan kenampakan ulang disertai juga dengan pergeseran/translasi

5=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 6: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Pusat simetri Kristal

Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat

garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan

akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak

yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata

lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut

mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang berpasangan tersebut

berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi

melalui pusat kristal dari bidang pasangannya.

Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh

yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia

dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan

van der Waals.

Sistem Kristalografi dibagi menjadi 7 sistem, dibawah ini akan diterangkan lebih

lanjut tentang 4 sistem kristal yaitu sistem reguler, sistem tetragonal, sistem

triklin, dan monoklin.

I.1. Sistem Reguler

Cubic = Isometric = Tesseral = Tessular)

Ketentuan :

Sumbu a = b = c

Sudut α = β = γ = 90°

Karena Sb a = Sb b = Sb c

Disebut juga Sb a

Cara Menggambar :

a= ^ b- = 30°

a : b : c = 1 : 3 : 6

6=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 7: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Penentuan Klas Simetri Sistem Reguler Menurut Herman Mauguin

Bagian pertama : Menerangkan nilai sb a (SB a, b, c), mingkin

bernilai 4 atau 2 dan ada tidaknya bidang simetri yang

tegak lurus sumbu a tersebut.

Bagian ini dinotasikan dengan : 4m , 4 , 4 ,

2m , 2

Angka menunjukkan nilai sumbu dan huruf ‘,’ menunjukan adanya bidang simetri

yang tegak lurus sumbu a tersebut.

Bagian kedua : Menerangkan sumbu simetri bernilai 3. Apakah sumbu

simetri yang bernilai itu, juga bernilai 6 atau hanya bernilai

3 saja.

Maka bagian kedua selalu ditulis : 3 atau 3

Bagian ketiga : Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermedite /

diagonal bernilai 2 dan tidaknya bidang simetri diagonal

yang tegak lurus terhadap sumbu diagonal tersebut.

Bagaian etiga dinotasikan dengan 2m , 2, m atau tidak ada.

Contoh :

- Klas Hexotahedral ......................................... 4m 3

2m ---

4m 3

2m

- KlasPentagonal Icositetrahedral .................... 4 3 2 --- 4 3 2

- Klas Hextetrahedral ....................................... 4 3 m --- 4 3 m

- Klas Dyakisdodecahedral .............................. 2m 3 ---

2m 3 -

- Klas Tetratohedris .......................................... 2 3 --- 2 3 -

7=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 8: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Contoh Bentuk-Bentuk Kristal Sistem Reguler

System (1)

Class Name (2)

AXES

Plan

es

Cen

ter Herman-

Maugin Symbols (3)

2-Fold

3-Fold

4-Fold

6-Fold

Isom

etric

Tetartoidal 3 4 - - - - 23Diploidal 3 4 - - 3 yes 2/m 3Hextetrahedral

3 4 - - 6 - 4 3m

Gyroidal 6 4 3 - - - 432Hexocahedra

l6 4 3 - 9 Yes 4/m 3 2/m

I.2. Sistem Tetragonal

(Quadratic)

Ketentuan :

Sb a = b ≠ c

Sudut α = β = γ = 90°

Karena Sb a = Sb b disebut juga Sb a

Sb c bisa lebih panjang atau lebih pendek dari atau b.

Sb c lebih panjang dari Sb a dan Sb b disebut bnetuk

Columnar (Panjang), sumbu c lebih pendek dari sumbu

a b disebut bnetuk stout (gemuk

Cara Menggambar :

a= ^ b- = 30°

a : b : c = 1 : 3 : 6

8=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 9: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Penentuan Klas Simetri Sistem Tetragonal Menurut Herman Mauguin

Bagian Pertama : Menerangkan nilai sumbu c, munkin bernilai 4 atau tidak

bernilai dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus

sumbu c.

Bagian ini dinotasikan dengan : 4m , 4 , 4

Bagian kedua : Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu lateral dan ada

tidaknya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu

lateral tersebut.

Bagian ini dinotasikan dengan : 2m , 2 , m atau tidak ada

Bagian Ketiga : Menerangkan ada tidaknya sumbu simtri imtermediet dan

ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus terhadap

sumbu intermediet tersebut.

Bagian ini dinotasikan dengan : 2, 2, m atau tidak ada

Contoh :

1. Klas Ditetragonal bipyramidal........4m ,

2m ,

2m

4m ,

2m ,

2m

2. Klas Tetragonal trapexohedral .......4 2 2 4 4 2

3. Klas Ditetragonal pryramidal..........4 m m 4 m m

4. Klas Tetragonal sclenohedral.......... 4 2 m 4 2 m

5. Klas Tetragonal bipyramidal........... 4 4 - -

6. Klas Tetragonal pramdal................. 4 4 - -

9=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 10: Laporan Kristalografi & Mineralogi

7. Klas Tetragonal bisphenoidal.......... 4 4 - -

Contoh Bentuk-Bentuk Kristal Sistem Tetragonal

System (1)

Class Name (2)

AXES

Plan

es

Cen

ter Herman-

Maugin Symbols (3)

2-Fold

3-Fold

4-Fold

6-Fold

Tetra

gona

l

Dispheoidal 1 - - - - - 4Pyramidal - - 1 - - - 4Dipyramidal - - 1 - 1 yes 4/mScalenohedral

3 - - - 2 - 4 2m

Ditetragonalpyramidal - - - - 4 - 4mm

Trapezohedral

4 - 1 - - - 422

Ditetragonal-Dipyramidal 4 - 1 - 5 yes 4/m 2/m 2/m

I.3. Sistem Triklin

Ketentuan :

Sumbu a ≠ b ≠ c

Sudut α = γ = 90° β = 90°

Semua Sb a, b, c saling berpotongan dan membuat

sudut miring tidak sama besar.

Sb a disebut Sb Brachy

Sb b disebut Sb Macro

Sb c disebut Sb Basal/Vertikal

Cara Menggambar :

a+ ^ b- = 45°

b+ ^ c- = 80°

10=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 11: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Penentuan Klas Simetri Sistem Triklin Menurut Herman Mauguin

Sistem ini hanya mempunyai dua klas simetri, yaitu :

1. Memunyai titik simetri.............................. Klas pinacoidal 1

2. Tidak Meempunyai unsur simetri............. Klas asymmetric 1

Contoh Bentuk-Bentuk Kristal Sistem Triklin

System (1)

Class Name (2)

AXES

Plan

es

Cen

ter Herman-

Maugin Symbols (3)

2-Fold

3-Fold

4-Fold

6-Fold

Triclinic Pedial - - - - - - 1Pinacoidal - - - - - yes 1

I.4. Sistem Monoklin

(Oblique = Monosymetric = Clonorhombic = Hemiprismatik Monoclonihedral)

Ketentuan :

Sumbu a ≠ b ≠ c

Sudut α = γ = 90° β ≠ 90°

Sb a diebut Sb Clino

Sb b disebut Sb Ortho

Sb c disebut Sb Basal/Vertikal

Cara Menggambar :

a+ ^ b- = 45°

a : b : c sembarang

Sb c adalah sumbu terpanjang

11=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 12: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Sb a adalah sumbu terpendek

Penentuan Klas Simetri Sistem Monoklin Menurut Herman Mauguin

Hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan nilai sumbu b dan ada tidaknya bidang

simetri yang tegak lurus sumbu b tersebut.

Contoh :

1. Klas prismatic......................................................... 2m

2. Klas Sphenoidal ..................................................... 2

3. Klas domatik .......................................................... m

Contoh Bentuk-Bnetuk Kristal Sistem Monoklin

System (1) Class Name (2)

AXESPl

anes

Cen

ter

Herman-Maugin Symbols (3)2-

Fold3-Fold

4-Fold

6-Fold

Mon

oclin

ic

Domatic - - - - 1 - m

Sphenoidal 1 - - - - - 2Prismatic 1 - - - 1 yes 2/m

12=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 13: Laporan Kristalografi & Mineralogi

BAB II

MINERALOGI FISIK

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari

mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan,

antara lain mempelajari sifat-sifat fisik dan kimia, cara terdapatnya, cara

terjadinya dan kegunaannya.

Mineralogi terdiri dan kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral

mempunyai pengertian berlainan dan bahkan di kacaukan di kalangan awam. Wing

diartikan sebagai bahan bukan ormanik (anorganik).

Maka pengertian yang jelas dan batas mineral oleh beberapa ahli geologi

perlu diketahui walaupun dan kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum

untuk definisinya.

Definisi mineral menurut beberapa ahli :

L. G. Berry dan B. Mason, 1959

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat didalam

terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas

tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.

D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972

Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen

mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang

anorganik.

A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977

Mineral adalah suatu zat atau bahan yang homogen mempunyai komposisi

kimia tertentu dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap,

dibentuk dialam dan bukan hasil dari suatu kehidupan.

13=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 14: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Batasan-batasan definisi mineral :

1. Suatu bahan alam

Harus terjadi secara alamiah. Maka bahan atau zat yang dibuat oleh tenaga

manusia atau di laboratorium tidak dapat disebut sebagai mineral. Walaupun

kadang-kadang pembuatan suatu zat atau bahan di laboratorium akan mempunyai

suatu bentuk kristal yang sangat sesuai bahkan sangat sulit dibedakan dengan

kristal di alam, tetapi pembuatan zat tersebut tidak dapat disebut sebagai mineral.

NaCI dibuat dialam disebut mineral Halite Dibuat di laboratorium disebut

Natrium Chlorida.

2. Mempunyai sifat fisis dan kimia yang tetap :

- Mineral mempunyai sifat fisis yaitu warna, kekerasan, kilap, perawakan

kristal, gores, belahan dll.

- Mineral mempunyai sifat kimiawi yang tetap diantaranya reaksi terhadap api

oksidasi, api reduksi, pelentingan, pengarangan, dll.

3. Berupa unsur tunggal atau persenyawaan yang tetap :

- Mineral merupakan unsur tunggal, misalnya Diamond (C), Graphyte (C)

Native Silver (Ag), dll.

- Mineral berupa senyawa kimia sederhana, misalnya Zircon (ZrSiO4),

Cassiterite (SnO2).

- Mineral dapat berupa senyawa kimia yang komplek.

4. Pada umumnya anorganik : batasan ini mengandung pengertian arti mineral

yang lebih luas :

- Mineral umum bukan sebagai suatu kehidupan tetapi ada beberapa mineral

yang merupakan hasil kehidupan atau disebut juga mineral organik.

Contoh : Amber, Coal, Asphalt, Mallite.

14=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

13

Page 15: Laporan Kristalografi & Mineralogi

5. Homogen : mengandung batasan bahwa suatu mineral tidak dapat diuraikan

menjadi senyawa lain yang Jebih sederhana oleh proses fisika.

6. Dapat berupa padat, cair dan gas.

- Berupa zat padat : Quartz (SiO2), Barite (BaSO4)

- Berupa zat cair : Air raksa (HgS), Air (H2O)

Sifat-sifat fisik dari mineral :

Warna (Colour)

Perawakan kristal (Crystal habit)

Kilap (Luster)

Kekerasan (Hardness)

Gores (Streak)

Belahan (Cleavage)

Pecahan (Fracture)

Daya tahan terhadap pukulan (Tenacity)

Berat jenis (Specific gravity)

Rasa dan bau (Tasteand odour)

Kemagnetan

Derajat ketransparanan

Nama mineral dan rumus kimia

II.1. Warna (colour)

15=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 16: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Bila suatu permukaan mineral dikenal suatu cahaya, maka cahaya yang

mengenai permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (arbsorpsi) dan

sebagian dipantulkan (refleksi).

Warna penting untuk membedakan antara warna mineral akibat

pengotoran dan warna asli yang berasal dari elemen-elemen pada mineral tersebut.

Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen-elemen utama pada

mineral disebut dengan nama idochromatic.

Misal : Sulfur warna kuning.

Magnetite Hitam

Pyrite warna kuning loyang

Warna akibat adanya campuran atau pengotor dengan unsur-unsur lain,

sehingga memberikan warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya,

disebut dengan nama allochromatic.

Misal : Halite, warna dapat berubah-ubah

Abu-abu

Kuning

Coklat gelap

Merah muda

Biru bervariasi

Kwarsa tak berwarna, tetapi karena ada campuran/ pengotoran, warna

berubah-ubah menjadi :

Merah muda

Coklat – hitam

Violet

Kehadiran kelompok ion asing yang dapat memberikan warna tertentu

pada mineral disebut dengan nama chromophroses.

Misal : ion Cu yang terkena proses hidrasi merupakan chromophroses

dalam mineral Cu sekunder, maka akan memberikan warna hijau dan biru.

Faktor yang dapat mempengaruhi warna :

16=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 17: Laporan Kristalografi & Mineralogi

a. Komposisi kimia

Chlorite - Hijau..............Cholor (greak)

Albite - Putih...............Albus (latin)

Melanite - Hitam.............Melas (greek)

Erythrite - Merah ...............Erythrite

(greek) (sel darah merah)

Rhodonite - Merah Jambu...Erythrite(greek)

b. Struktur kristal dan ikatan atom

Intan – tak berwarna – hexagonal

Graphite – hitam – hexagonal

c. Pengotoran dari mineral

Mineral : Silica tak berwarna

Jasper – merah

Chalsedon – coklat hitam

Agate – asap/putih

II.2. Perawakan kristal (crystal habit)

Apabila dalam pertumbuhannya tidak mengalami gangguan apapun, maka

mineral akan mempunyai bentuk kristal yang sempurna. Mineral yang dijumpai

sering bentuknya tidak berkembang sebagaimana mestinya, sehingga sulit untuk

mengelompokkan mineral kedalam sistem kristalografi.

Istilah perawakan kristal adalah bentuk khas mineral ditentukan oleh

bidang yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang

tersebut. Perawakan kristal dipakai untuk penentuan jenis mineral walaupun

perawakan bukan merupakan ciri tetap mineral.

Contoh : mika selalu menunjukkan perawakan kristal yang mendaun (foilated).

Perawakan kristal; dibedakan menjadi 3 golongan (Richard Peral, 1975) yaitu :

A. Elongated habits (meniang/berserabut)

17=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 18: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Meniang (Columnar)

Bentuk kristal prismatic yang menyerupai bentuk tiang.

Contoh : - Tourmaline

- Pyrolusite

- Wollastonite

Menyerat (fibrous)

Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil.

Contoh : - Asbestos

- Gypsum

- Silimanite

- Tremolite

- Pyrophyllite

Menjarum (acicular) :

Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil.

Contoh : - Natrolite

- Glaucophane

Menjaring (Reticulate) :

Bentuk kristal yang kecil panjang yang tersusun menyerupai jaring

Contoh : - Rutile

- Cerussite

Membenang (filliform) :

Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai benang.

Contoh : - Silver

Merabut (capillary)

18=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 19: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai rambut.

Contoh : - Cuprite

- Bysolite (variasi dari Actionalite)

Mondok (stout, stubby, equant) :

Bentuk kristal pendek, gemuk sering terdapat pada kristal-kristal dengan

sumbu c lebih pendek dad sumbu yang lainnya.

Contoh : - Zircon

Membintang (stellated):

Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang

Contoh: - Pirofilit

Menjari (radiated) :

Bentuk-bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari-jari.

Contoh : - Markasit

- NatroHt

B. Flattened habits (lembaran tipis)

Membilah (bladed) :

Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah kayu, dengan

perbandingan antara lebar dengan tebal sangat jauh

Contah : - Kyanite

- Glaucophane

- Kalaverit

Memapan (tabular)

Bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar dengan tebal

tidak terlalu jauh.

Contoh: - Barite

- Hematite

19=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 20: Laporan Kristalografi & Mineralogi

- Hypersthene

Membata (blocky) :

Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata, dengan perbandingan antara

tebal dan lebar hampir sarna.

Contoh: - Microline

Mendaun (foliated) :

Bentuk kristal pipih dengan melapis (lamellar) perlapisan yang mudah

dikupas / dipisahkan.

Contoh : - Mica

- Talc

- Chorite

Memencar (divergent)

Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk kipas terbuka.

Contoh : - Gypsum

- Millerite

Membulu (plumose) :

Bentuk kristal yang tersu5un membentuk tumpukan bulu.

Contoh : - Mica

C. Rounded habits (membutir)

Mendada (mamilary)

Bentuk kristal bulat-bulat menyerupai buh dada (breast like)

Contoh : - Malachite

- Opal

- Hemimorphite

Membulat (colloform):

20=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 21: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Bentuk kristal yang menunjukkan permukaan yang bulat-bulat.

Contoh: - Glauconite

- Cobaltite

- Bismuth

- Geothite

- Franklinite

- Smallite

Membulat jari (colloform radial)

Membentuk kristal membulat dengan struktur dalam menyerupai bentuk

jari.

Contoh : - Pyrolorphyte

Membutir (granular)

Contoh : - Olivine - Niveolite

- Anhydrite - Cryollite

- Chromite - Cordirite

- Sodalite - Cinabar

- Alunite - Rhodochrosite

Memisolit (pisolitic)

Kelompok kristal lonjong sebesar kerikil, seperti kacang tanah.

Contoh: - Opal (variasi Hyalite)

- Gibbsite

- Pisolitic Limestone

Stalaktif (stalactitic)

Bentuk kristal yang membulat dengan itologi gamping

21=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 22: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Contoh : - Geothite

Mengginjal (reniform) :

Bentuk kristal menyerupai bentuk ginjal.

Contoh : - Hematite

II.3. Kilap (luster)

Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah

mineral, yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan pembiasan

(refraksi). Intensitas kilap tergantung dari indeks bias dari mineral, yang apabila

makin besar indeks bias mineral, makin besar pula jumlah cahaya yang

dipantulkan. Nilai ekonomik mineral juga dapat ditentukan dari kilapnya

contohnya batubara.

Macam-macam kilap :

a. Kilap logam (metallic luster) ialah mineral opag yang mempunyai indeks bias

sama dengan 3 buah atau lebih. Contoh : galena, native metal.

b. Kilap sub-metalik (sub metallic luster) ialah mineral yang mempunyai indeks

bias antara 2, 6 sampai 3. contoh : cuprite (n = 2.85)

c. Kilap bukan logam (non metallic luster) ialah mineral yang mempunyai

warna terang dan dapat membiaskan, dengan indeks bias kurang dari gores dari

mineral ini biasanya tak berwarna atau berwarna muda.

22=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 23: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Macam-Macam Kilap bukan logam :

1. Kilap Kaca (Vitreous luster)

Kilap yang ditimbulkan oteh permukaan kaca atau gelas.

Contoh : - Quartz - Carbonates - Sulphates

- Spinel - Silicates - Fluorite

- Garnet - Leucite - Corondum

- Halite yang segar

2. Kilap intan (adamantile luster)

Kilap yang sangat cemerlang yang ditimbulkan oleh intan atau

permata.

Contoh : Diamond, Cassiterite, Sulfur, Sphalerite, zircon, Rutile

3. a. Kilap Lemak (greasy luster)

Contoh : - Nepheline yang sudah teralterasi.

- Halite yang sudah terkena udara.

b. Kilap Lilin (waxy luster)

Merupakan kilap seperti lilin yang khas

Contoh : - Serpentine

- Cerargyrenite

Kilap dengan permukaan yang licin seperti berminyak atau kena lemak,

akibat proses oksidasi.

4. Kilap Sutera (silky luster)

Kilap seperti yang terdapat pada mineral-mineral yang parallel atau

berserabut (parallel fibrous structure)

23=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 24: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Contoh: - Asbestos

- Selenite (Variasi gypsum)

- Serpentine

- Hematite

5. Kilap Mutiara (pearly luster)

Kilap yang ditimbulkan oleh mineral transporant yang berbentuk

lembaran dan menyerupai mutiara.

Contoh : - Talc

- Mica

- Gypsum

6. Kilap Tanah (earthy luster) Kilap buram (dull luster)

Kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan sinar yang

masuk tidak dippntulkan kembali.

Contoh : - Kaoline

- Diatoea

- Montmorilonite

- Pyrolusite

- Chalk

- variasi ochres

Tidak sulit untuk rnembedakan antara kilap logam dengan kilap bukan

logam, ` perbedaannya jelas sekali. Tetapi dalam membedakdn jenis-jenis

kilap bukan logam akan sulit sekali. Padahal perbedaan inilah yang sangat

penting dalam diskripsi mineral, karena dapat untuk menentukan jenis suatu

mineral tertentu.

24=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 25: Laporan Kristalografi & Mineralogi

II.4. Kekerasan (hardness)

Kekerasan mineral umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral

terhadap goresan (straching). Penentuan kekerasan relatif mineral ialah dengan

jalan menggoreskan permukaan mineral yang rata pada mineral standart dari skala

mohs yang sudah diketahui kekerasannya.

Skala kekerasan relatif mineral dari mohs :

talc Mg3Si4O10(OH)2

gypsum CaSO2 2H2O

calcite CaCO3

fluorite CaF2

apatite Ca5(PO4)3F

orthoclase K(AlSi3O8)

quartz SiO2

topaz Al2SiO4(FOH)2

corundum Al2O3

diamond C

Misal suatu mineral digores dengan calsite (H = 3) ternyata mineral itu

tidak tergores, tetapi dapat tergores dengan fluorite (H = 4), maka mineral tersebut

mempunyai kekerasan antara 3 dan 4.

25=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 26: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Dapat pula penentuan kekerasan relatif mineral dengan mempergunakan

alat sederhana yang terdapat disekitar kita.

Misal :

kuku jari manusia H = 2,5

kawat tembaga H = 3

pecahan kaca H = 5,5

pisau baja H = 6

kikir baja H = 6,5

lempeng baja H = 7

Bilamana suatu mineral tidak tergores oleh kuku jari manusia tetapi oleh

kawat tembaga, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.

II.5. Gores (streak)

Gores adalah merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut

ditumbuk sampai halus. Gores ini dapat lebih dipertanggungjawabkan stabil dan

penting untuk membedakan dua mineral yang warnanya sama tetapi goresnya

berbeda.

Gores ini diperoleh dengan cara menggoreskan mineral pada permukaan

keeping porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan dari 6, maka dapat

dicari dengan cara menumbuk sampai halus menjadi tepung.

Mineral yang warnanya terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.

26=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 27: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Contoh : Quartz - putih/ tak berwarna

Mineral bukan logam dan berwarna gelap akan memberikan gores yang

lebih terang dari pada warna mineralnya sendiri.

Contoh : Luecite - warna abu-abu dan gores putih

Mineral yang mempunyai kilap metalik kadang-kadang mempunyai warna

gores yang lebih gelap daripada warna mineralnya sendiri.

Contoh : Pyrite - warna kuning dan gores hitam

Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang

sama.

Contoh : Cinnabar - warna dan gores merah

II.6. Belahan (cleavage)

Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui batas elastis

dan plastisitasnya, maka pada akhirnya mineral akan pecah. Belahan mineral akan

selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal yang rata, karena belahan

merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal.

Belahan tersebut akan menghasikan kristal menjadi bagian-bagian kecil,

yang setiap bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata. Berdasarkan dari

kualitas permukaan bidang belahannya, belahan dapat dibagi menjadi :

Sempurna (perfect) ialah apabila mineral mudah terbelah melalui arah

belahannya yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain

bidang belahannya.

Contoh : calcite

27=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 28: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Baik (good) ialah apabila mineral mudah terbelah melalui bidang

belahannya yang rata, tetapi dapat juga terbelah memotong atau tidak

melalui bidang belahannya.

Contoh : feldspar

Jelas (distinct) ialah apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas,

tetapi mineral tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan

tidak rata.

Contoh : staurolite

Tidak jelas (indistinct) ialah apabila arah belahan mineral masih terlihat,

tetapi kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar.

Contoh : beryl

Tidak sempurna (imperfect) ialah apabila mineral sudah tidak terlihat

arah belahannya, dan mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak

rata.

Contoh : apatite

II.7. Pecahan (fracture)

Apabila suatu mineralmendapatkan tekanan yang melampaui batas

plastisitas dan elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah.

Choncoidal ialah pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau

kulit bawang.

Contoh : quartz

28=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 29: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Hacly ialah pecahan mineral seperti pecahan runcing-runcing tajam, serta

kasar tak beraturan atau seperti bergerigi.

Contoh : copper

Even ialah pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil

dengan ujung pecahan masih mendekati bidang dasar.

Contoh : muscovite

Uneven ialah pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang

pecahannya kasar dan tidak teratur.

Contoh : calcite

Splintery ialah pecahan mineral yang hancur seperti tanah.

Contoh : kaoline

I.8. Daya tahan terhadap pukulan (tenacity)

Tenacity adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan,

pembengkakan, penghancuran dan pemotongan.

Macam-macam tenacity :

brittle ialah apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus.

Contoh : calcite

sectile ialah apabila mineral mudah terpotong pisau dengan tidak

berkurang menjadi tepung.

Contoh : gypsum

malleable ialah apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih.

Contoh : gold

ductile ialah apabila mineral ditarik dapat bertambah panjang dan apabila

dilepaskan maka mineral akan kembali seperti semula.

Contoh : silver

flexible ialah apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan

mudah.

29=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 30: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Contoh : olivine

I.9. Berat jenis (Specific gravity)

Berat jenis merupakan berat dari suatu zat yang terkandung didalam suatu

mineral tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara uji sample di laboraturium

terhadap mineral tertentu dengan cara mengukur kadar zat yang terkandung di

dalam mineral tersebut.

I.10. Kemagnetan

Kemagnetan ini merupakan salah satu sifat yang dapat kita temui dalam

beberapa,jenis mineral. Sifat kemagnetan ini terdiri dari tiga jenis, yaitu :

1. Paragmagnetik

Apabila didalam tubuh mineral terkandung sebagian sifat kemagnetan

(tidak menyeluruh).

Contoh : Limonit (FeO2).

2. Diagmagnetik

Apabila didalam tubuh suatu mineral sama sekali tidak terkandung sifat

kemagnetan.

Contoh : Batubara (C).

3. Magnetik

Apabila seluruh bagian dari tubuh mineral mengandung sifat kemagnetan.

Contoh : Hematite (Fe2O3).

I.11. Derajat ketransparanan

Merupakan salah satu parameter atau acuan untuk menentukan apakah

mineral-mineral yang diamati memiliki unsur kristal didalamnya.

Derajat ketransparanan terdiri dari beberapa macam,diantaranya :

30=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 31: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Opaque

Suatu mineral dikatakan opaque apabila mineral tersebut tidak memiliki

system kristal,sehingga nampak gelap (tidak tembus pandang),

Gelas

Suatu mineral dikatakan gelas apabila mineral tersebut mempunyai system

kristal,

Sehingga bagian belakang dari mineral nampak jelas terlihat apabila

dipandang dari bagian depan mineral (trasparan).

Bentuk mineral dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut mempunyai

bidang kristal yang jelas dan disebut amorf, bila tidak mempunyai batasbatas

kristal yang jelas. Mineral-mineral di alam jarang dijumpai dalam bentuk kristalin

atau amorf yang ideal, karena kondisi pertumbuhannya yang biasanya terganggu

oleh proses-proses yang lain. Srtruktur mineral dapat dibagi menjadi beberapa,

yaitu:

(a) Granular atau butiran: terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai

dimensi sama, isometrik.

(b) Struktur kolom, biasanya terdiri dari prisma yang panjang dan bentuknya

ramping. Bila prisma tersebut memanjang dan halus, dikatakan

mempunyai struktur _brus atau berserat.

(c) Struktur lembaran atau lamelar, mempunyai kenampakan seperti lembaran.

Struktur ini dibedakan menjadi: tabular, konsentris, dan foliasi.

(d) Struktur imitasi, bila mineral menyerupai bentuk benda lain, seperti

asikular,liformis,membilah,dll.

Sifat dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya,

seperti penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau

penghancuran. Sifat dalam dapat dibagi menjadi: rapuh (brittle), dapat diiris

(sectile), dapat dipintal (ductile), dapat ditempa (malleable), kenyal/lentur

(elastic), dan fleksibel.

BAB III

PENUTUP

31=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 32: Laporan Kristalografi & Mineralogi

III. 1. Kesimpulan

Berdasarkan dari apa yang telah penulis kemukakan dalam penulisan sebagai

berikut :

1. Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari

kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar,

struktur dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya. Kristalografi adalah

suatu cabang dari mineralogi yang mempelajari tentang sifat-sifat

geometri dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan

bentuk luar, struktur dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya. Suatu

kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial

mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard, 2002).

a. Sistem Reguler

Cubic = Isometric = Tesseral = Tessular)

Ketentuan :

Sumbu a = b = c

Sudut α = β = γ = 90°

Karena Sb a = Sb b = Sb c

Disebut juga Sb a

Cara Menggambar :

a= ^ b- = 30°

a : b : c = 1 : 3 : 6

b. Sistem Tetragonal

(Quadratic)

32=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

32

Page 33: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Ketentuan :

Sb a = b ≠ c

Sudut α = β = γ = 90°

Karena Sb a = Sb b disebut juga Sb a

Sb c bisa lebih panjang atau lebih pendek dari ata

b.

Sb c lebih panjang dari Sb a dan Sb b disebut

bentuk Columnar (Panjang), sumbu c lebih pendek

dari sumbu a b disebut bnetuk stout (gemuk

Cara Menggambar :

a= ^ b- = 30°

a : b : c = 1 : 3 : 6

c. Sistem Triklin

Ketentuan :

Sumbu a ≠ b ≠ c

Sudut α = γ = 90° β = 90°

Semua Sb a, b, c saling berpotongan dan membuat

sudut miring tidak sama besar.

Sb a disebut Sb Brachy

Sb b disebut Sb Macro

33=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 34: Laporan Kristalografi & Mineralogi

Sb c disebut Sb Basal/Vertikal

Cara Menggambar :

a+ ^ b- = 45°

b+ ^ c- = 80°

d. Sistem Monoklin

(Oblique = Monosymetric = Clonorhombic = Hemiprismatik

Monoclonihedral)

Ketentuan :

Sumbu a ≠ b ≠ c

Sudut α = γ = 90° β ≠ 90°

Sb a diebut Sb Clino

Sb b disebut Sb Ortho

Sb c disebut Sb Basal/Vertikal

Cara Menggambar :

a+ ^ b- = 45°

a : b : c sembarang

Sb c adalah sumbu terpanjang

Sb a adalah sumbu terpendek

2. Mineralogi adalah salah satu cabang imu geologi yang mempelajari

tentang mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk

kesatuan antara lain mempelajari sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara

terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya. Mineralogi terdiri dan kata

34=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)

Page 35: Laporan Kristalografi & Mineralogi

mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian

berlainan dan bahkan di kacaukan di kalangan awam. Wing diartikan sebagai

bahan bukan ormanik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dan batas

mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dan

kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya.

III. 2. Saran

Apabila dalam penyusunan Laporan Akhir Praktikum Kristalografi

Mineralogi ini terdapat suatu kekurangan, maka saya sebagai penulis menerima

dengan besar hati apabila ada kritik, dan saran dari pembaca guna kesempurnaan

dari Laporan Akhir ini .

.

35=PROPERTI=Komunitas Mahasiswa Pertambangan (Uyelindo - Kupang)