laporan praktek mesin milling

38
LAPORAN KERJA PRAKTEK MESIN MILLING OLEH : FATNAN NUR MAJID JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM DIII TEKNIK MESIN 1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 1

Upload: fatnan-nur-majid

Post on 02-Dec-2015

183 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

menjelaskan proses milling, bagian-bagian mesin miliing, cara manggunakan mesin

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

LAPORAN KERJA PRAKTEK MESIN MILLING

OLEH :FATNAN NUR MAJID

JURUSAN TEKNIK MESINPROGRAM DIII TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2015

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 1

Page 2: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

DAFTAR ISIHalaman judul………………............................................................... (i)Kata Pengantar……………………………………………………………………….... (ii)Daftar Isi……………………………………............................... ………………. (iii)

Bab 1. Pendahuluan

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………........1.3 TUJUAN…………………………………………………………………

Bab 2. Landasan Teori

2.1 PENGERTIAN……………………………………………………………2.2 JENIS MESIN MILLING…………………………………….. ……….2.3 BAGIAN-BAGIAN MESIN MILLING………… …………………2.4 GERAKAN DALAM MESIN MILLING…………………………2.5 TYPE CUTTER……………………………………………………………2.6 PEMEGANG MATA PISAU…………………….....................2.7 METODE MILLING…………………………………………………….2.8 KECEPATAN POTONG DAN PEMAKANAN ..................2.9 KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA ………………...

Bab 3. Praktikum

3.1 JURNAL PRAKTIKUM………………………………………........3.2LANGKAH KERJA………………………………………................

Bab 4. Penutup

4.1 KESIMPULAN..........................................................................

Daftar Pustaka

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 2

Page 3: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah mencurahkan karunia nikmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini tepat pada waktunya.Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan bagi makhluk Allah yang paling mulia, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta orang - orang yang mengikuti jejak beliau sampai hari kiamat.

Laporan ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah permesinan. Laporan ini berisikan tentang materi pedestal grinding dan segala hal yang berkaitan dengannya, seperti penjelasan bagian-bagian dari mesin gerinda, jenis-jenis pahat yang telah kami buat, teknik-teknik penggerindaan, sampai dengan peralatan K3 di bagian pedestal grinding ini.

Kami sadar bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan itu datangnya hanya dari Allah dan bila ada kekurangan itu pastinya datang dari kami. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun demi kemajuan laporan kami.

Meskipun laporan ini jauh dari kesempurnaan namun kami berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami selaku penyusun dan umumnya bagi semua pembaca. Aamiin.

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 3

Page 4: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

BAB I

PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG

Mesin milling merupakan mesin perkakas yang banyak digunakan pada proses produksi. Mesin ini hampir sama penggunaannya seperti mesin bubut, mesin ini dipergunakan untuk membuat alur dan sebagainya. Mesin milling adalah mesin yang mampu melakukan banyak tugas dari berbagai mesin perkakas. Permukaan yang datar maupun berlekuk dapat dimesinkan dengan menyelesaikan ketelitian istimewa. Sesuai dengan praktikum kami untuk membuat ragum yang harus sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan. Jika tidak sesuai maka ragum tidak adan sesuai dengan bagian lainnya. Ketelitian menjadi syarat utama agar hasil benda kerja dapat maksimal, dari ukuran sampai alat yang gunakan semuanya harus sesuai.

1.2 RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang diatas ketelitian haruslah jadi yang utama

diperhatikan, pemilihan cutter harus sesuai dengan benda kerja yang digunakan , karna jika benda kerja lebih keras dari cutter, cutter akan hancur. Oleh karena itu di perlukan keterampilan, ketelitian, kesabaran serta keuletan dan tanggung jawab yang tinggi dalam membuat ragum, terutama yang perlu di perhatikan adalah penggunaan peralatan k3 dan peralatan bantu dengan baik dan benar.

1.3 TUJUAN

Tujuan Umum Pengenalan secara langsung mesin perkakas serta cara pengoprasiannya. Peningkatan pengetahuan serta keterampilan tentang mesin-mesin perkaks.

Tujuan Khusus

Mengetahui serta mampu mengoprasikan bagian-bagian mesin milling. Melatih praktikan melakukan pekerjaan dalam menggunakan mesin milling dan

mengetahui macam-macam pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin milling.

BAB II

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 4

Page 5: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

LANDASAN TEORI2.1 PENGERTIAN

Mesin milling sendiri merupakan jenis mesin pemotong yang melakukan pemotongan logam dengan cutting tool bergigi banyak (multiple tooth cutting tool) yang disebut milling cutter/pisau frais. Ada banyak jenis dari mesin milling diantaranya milling horinzontal, vertikal, universal, dll dengan bentuk konstruksi dan fungsi yang berbeda. Milling cutter dipasang pada arbor dan diputar oleh mekanisme gerak mesin dengan menggunakan motor listrik. Mesin milling adalah mesin paling mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas lain, karena memiliki cutter sebagai alat pahat yang berputar pada sumbu mesin.

Mesin milling termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak utama berputar, cutter dipasang pada arbor yang didukung dengan alat pendukung arbor, jika arbor mesin berputar melalui suatu putaran motor listrik maka cutter akan berputar. Mesin millin memiliki kelebihan karena selain mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki. Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadigerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akanditeruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putarpada spindel mesin milling.

Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin millingyangbertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran ataugerakan pemotongan.Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yangtelah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkanpemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena materialpenyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.

2.2 JENIS MESIN MILLING

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 5

Page 6: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

Berdasarkan posisi spindle utama dibagi menjadi 3 jenis yaitu,

1. Mesin Milling VertikalMesin milling dengan poros utama sebagai pemutar dengan pemegang alat

potong dengan posisi tegak. Poros utama mesin milling tegak di pasang pada kepala tegak (vertical head spindle). Posisi kepala ini dapat dimiringkan kearah kiri atau kanan. Biasanya mesin ini dapat mengerjakan permukaan bersudut, datar, beralur, melobang dan dapat mengerjakan permukaan melingkar atau bulat.

2. Milling HorizontalMesin milling yang poros utamanya sebagai pemutar dan pemegang alat potong

pada posisi mendatar. Mesin ini termasuk type knee, namun bentuknya sama dengan mesin milling universal. Niasanya digunakan untuk mengerjakan permukan datar dan alur. Type lain dari mesin ini adalah mesin milling type bed. Type ini lebih kuat karena meja mesin ditahan sepenuhnya oleh sadel yang terpasang pada lantai.

3. Mesin Milling UniversalMesin milling universal adalah mesin yang pada dasarnya gabungan dari mesin

milling horizontal dan milling vertikal. Mesin ini dapat mengerjakan pengemillingan muka, datar, spiral, roda gigi, pengeboranm dan reamer serta pembuatan alur luar dan alur dalam. Untuk melaksakan pekerjaannya mesin milling dilengkapi dengan peralatan yang ludsh digeser, diganti, dipindahkan. Peralatan tambahan tersebut berupa meja siku (fixed angular table), meja miring (inclinable universal table), meja putar (rotary table) dan kepala spindle tegak (vertical head spindle).

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 6

Page 7: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

Coolen

2.3 BAGIAN-BAGIAN MESIN MILLING1. Spindle utamaMerupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

a. Vertical spindleb. Horizontal spindlec. Universal spindle

2. Meja / tableMerupakan bagian mesin milling, tempat untuk clamping device atau benda kerja. Di bagi menjadi 3 jenis :

a. Fixed tableb. Swivel tablec. Compound table

3. Motor driveMerupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagian mesin yang lain seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin ( cooling ). Pada mesin milling sedikitnya terdapat 3 buah motor :

a. Motor spindle utamab. Motor gerakan pemakanan ( feeding )c. Motor pendingin ( cooling )

4. KneeMerupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada bagian ini terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).

5. Column / tiangMerupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagian mesin yang lain.

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 7

Page 8: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

6. TranmisiMerupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang digerakkan. Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

a. Transmisi spindle utamab. Transmisi feedingDibagi menjadi 2 bagian :1. Sederhana2. Komplek ( CNC )

Berdasarkan sistem tranmisinya dibedakan menjadi 2 macam yaitu :a. Transmisi gear box

b. Transmisi v – blet

7. Base / dasarMerupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang badan / tiang. Tempat cairan pendingin.

8. ControlMerupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak. Ada 2 sistem kontrol yaitu :

a. Mekanikb. Electric

9. AxisMerupakan penggerak bagian mesin milling. X Axis handwheel Y Axis handwheel Z Axis handwheel

10. CoolenMerupakan cairan pendingin yang digunakan untuk menghilangkan panas yang dihasilkan oleh gesekan pada cutter dan benda kerja.

2.4 GERAKAN DALAM MESIN MILLINGDengan mesin milling harus selalu mempunyai 3 gerakan kerja.

1. Gerakan PemotonganSisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan berputar dengan pusat sumbu utama.

2. Gerakan PemakananBenda kerja digerakkan sepanjang ukuran yang akan dipotong dan digerakkan mendatar searah gerakan yang dipunyai oleh alas.

3. Gerakan PenyetelanGerakan untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan, dan pengembalian, untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi potong cutter, gerakan ini dapat juga disebut gerakan pengikatan

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 8

Page 9: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

2.5 TYPE CUTTERCutter pada mesin milling mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan

dilengkapi dengan gigi melingkar yang seragam. Keuntungan cutter dibanding dengan pahat bubut dan pahat ketam adalah setiap sisi potong dari pisau frais mengenai benda kerja hanya dalam waktu yang pendek pada proses pemotongan selama 1 putaran pisau frais dan pendinginannya pada waktu sisi potong mengenai benda kerja, maka hasilnya cutter milling akan lebih tahan lama.

Cutter biasanya terbuat dari HSS maupun Carbide Tripped. Gigi cutterada yang lurus maupun ada yang mempunyai sudut, untuk yang bersudut (helix angle) dapat mengarah ke kanan dan ke kiri.

Rincian bentuk standart pisau milling dalam industry saat ini:

Flute/Alur /Jumlah gigi: Flute adalah alur heliks sepanjang pisau frais, sedangkan bagian tajam sepanjang

tepi pisau dikenal sebagai gigi. Gigi memotong bahan, dan gram dari bahan ini tertarik ke alur oleh rotasi dari pisau. Hampir selalu ada satu gigi per flute, tetapi beberapa pemotong memiliki dua gigi per flute. Pisau milling mungkin memiliki satu sampai banyak gigi, dengan 2, 3 dan 4 yang paling umum. Biasanya, lebih banyak jumlah giginya lebih cepat proses pemotongan bahannya. Jadi, pemotong 4-gigi dapat meakan materi di dua kali tingkat pisau 2-gigi.

Helix angel/Sudut Helix: Alur dari pisau pemotong frais hampir selalu heliks. Jika alurnya adalah lurus,

seluruh gigi akan berdampak pemakanan material sekaligus/serentak, menyebabkan getaran dan mengurangi akurasi dan kualitas permukaan. Biasanya, pemotong finishing memiliki sudut rake yang lebih tinggi (heliks ketat) untuk memberikan hasil akhir yang lebih baik.

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 9

Page 10: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

Pusat pemotongan: Beberapa pisau milling dapat mememakan lurus ke bawah (tembus) melalui

material, sementara yang lain tidak bisa. Hal ini karena beberapa gigi pemotong tidak memiliki kemiringan ke pusat senternya. Pisau dapat memotong ke bawah pada sudut 45 derajat atau lebih.

Roughing/Pemakanan Kasar atau Finishing: Berbagai jenis pemotong ada yang tersedia untuk pemakanan besar/kasar,

meninggalkan permukaan akhir yang buruk, atau untuk pemakanan sedikit, tapi meninggalkan permukaan akhir yang baik (finishing)

Coating/Pelapis: Lapisan alat yang tepat dapat memiliki pengaruh yang besar pada proses

pemotongan dengan meningkatkan kecepatan potong dan kehidupan/umur alat, dan meningkatkan kehalusan permukaan akhir. Polycrystalline Diamond (PCD) adalah lapisan sangat keras digunakan pada pemotong yang harus tahan aus abrasif tinggi. Sebuah alat dilapisi PCD bisa berlangsung hingga 100 kali lebih lama dari alat uncoated. Namun lapisan tidak dapat digunakan pada suhu di atas 600 derajat C, atau pada logam besi. Alat untuk aluminium mesin kadang-kadang diberi lapisan dari TiAlN. Aluminium merupakan logam yang relatif lengket, dan dapat lengket sendiri ke gigi alat, menyebabkan mereka tumpul. Namun ia cenderung untuk tidak menempel TiAlN, yang memungkinkan alat ini untuk digunakan lebih lama dalam aluminium.

Shank: Shank adalah bagian silinder yang tidak beralur dari alat yang digunakan untuk

memegang ke catok. Kadang Diameternya mungkin berbeda dari diameter bagian pemotongan alat ini, sehingga bisa dipegang oleh pemegang alat standar

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 10

Page 11: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

Ada beberapa jenis cutter seperti misalnya :a. Plain Mill Cutter

Digunakan untuk pengefraisan horizontal dari permukaan datar.

b. Shell End Mill CutterPemotongan dengan menggunakan sisi muka, digunakan untuk pengefraisan dua

permukaan yang tegak lurus. Pada cutter ini panjangnya lebih besar dari diameternya dan hal yang harus diingat adalah tidak boleh memasang cutter ini terbalik.

c. Face Mill CutterDigunakan untuk pengefraisan ringan (pemakanan kecil). Pisau ini pendek dan

mempunyai sisi potong pada bagian yang melingkar dan bagian sisi mukanya, seperti shell mill cutter. Dalam jenis ini ada yang disebut Carbide Tipped.Face mill cutter, keistimewaan pisau ini adalah tentang kemudahan penggantian sisi potongnya.

d. End Mill Cutter Adalah cutter yang memotong bahan di satu sisi, serta di ujungnya. Mata bor frais

umumnya digunakan untuk merujuk kepada pemotong dasar rata .Mereka biasanya terbuat dari baja kecepatan tinggi (HSS) atau karbida, dan memiliki satu atau lebih alur/flute. Mereka adalah alat yang paling umum digunakan di milling vertikal.

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 11

Page 12: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

2.6 PEMEGANG MATA PISAU1.Adaptor

Digunakan untuk memegang pisau frais muka. Adaptor dibagi dua macam, yaitu adaptor dengan pasak memanjang, digunakan untuk memegang pisau frais muka ukuran besar yang mempunyai alur pasak pengikat dan adaptor dengan pasak melintang digunakan untuk memegang pisau frais muka berukuran kecil.

2.ColletsDigunakan untuk memegang pisau frais jari atau pisau frais alur yang bertangkai silendris. Ada dua jenis koled, yaitu koled bikonikal, digunakan untuk memegang pisau frais silendris tanpa ulir dan koled W digunakan untuk memegang pisau frais silendris berulir.

3.Pengurung (Arbor)Digunakan untuk memegang pisau frais jari atau alur berukuran besar yang bertangkai konis/tirus. Sarung arbor digunakan untuk mengunci pisau frais dan mur pengunci gunanya untuk mengunci pisau frais dan sarung arbor.pemakaiannya perlu diketahui dua unsur utama dari arbor, yaitu ukuran arbor dan jenis ulirnya. Ada dua jenis ukuran arbor yaitu arbor type A, adalah arbor yang berukuran pendek, tidak perlu didukung dan tidak melentur pada saat pemakaiannya. Arbor type B, adalah arbor yang berukuran panjang, perlu didukung dibagian ujungnya dikarenakan ukurannya panjang dan mudah melentur pada saat pemakaiannya. Sedangkan jenis ulir arbor adalah ulir kiri dan ulir kanan.

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 12

Page 13: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

2.7 METODE MILLING

a. Climb Mill

Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan benda

kerja. Gaya potong menarik benda kerja ke dalamcutter sehingga faktor kerusakan pahat

akan lebih besar. Hanya mesin yang mempunyai alat pengukur keregangan diperbolehkan

memakai metode pemotongan ini.

b. Conventional Milling

Merupakan pengefraisan dimana putaran cutter berlawanan arah dengan gerakan

benda kerja, pemotongan ini dimulai dengan beram yang tipis dan metode ini digunakan

untuk semua jenis mesin frais.

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 13

Page 14: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

2.8 KECEPATAN POTONG DAN PEMAKANANKeberhasilan pemotongan dengan mesin frais dipengaruhi oleh kemampuan

pemotongan alat potong dan mesin. Kemampuan pemotongan tersebutmenyangkut kecepatan potong dan pemakanan.Kecepatan potong pada mesin frais dapat didefenisikan sebagai panjangnyabram yang terpotong oleh satu mata potong pisau frais dalam satu menit.Kecepatan potong untuk tiap-tiap bahan tidak sama. Umumnya makin kerasbahan, makin kecil harga kecepatan potongnya dan juga sebaliknya. Kecepatanpotong dalam pengefraisan ditentukan berdasarkan harga kecepatan potong menurut bahan dan diameter pisau frais.

Jika pisau frais mempunyai diameter 100mm maka satu putaran penuh menempuh jarak p x d = 3.14 x 100 = 314 mm. Jarak ini disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata pisau frais. Bila pisau frais berputar n putaran dalam satu menit, maka jarak yang ditempuh oleh matapotong pisau frais menjadi p x d x n. jarak yang ditempuh mata pisau dalam satumenit disebut juga dengan kecepatan potong (V).Pemakanan juga menentukan hasil pengefraisan. Pemakanan maksudnyaadalah besarnya pergeseran benda kerja dalam satu putaran pisau frais.Pemakanan mempengaruhi gerakan bram terlepas dari benda. Faktor dalamnyapemotongan dan tebalnya bram juga menentukan proses pemotongan. Besarnyapemakanan di hitung dengan rumus :Dimana :f = Besarnya pemakanan per menitF = Besarnya pemakanan per mata pisauT = Jumlah mata potong pisaun = Jumlah putaran pisau per menit

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 14

Page 15: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 15

Page 16: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

2.9 KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan bagian penting yang harus dipahami

dan diterapkan dalam dunia kerja, utamanya didunia industri modern. Di dalam industri modern

terdapat berbagai mesin,peralatan, dan proses produksi yang menuntut prosedur tertentu

supaya terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Secanggih apapun mesin yang

digunakan atau sebesar apapun produksi yang dihasilkan,semua itu tidak ada artinya apabila

merugikan manusia atau pekerja. Hal ini didasari pertimbangan bahwa apabila terjadi

kecelakaan kerja,terdapat dua kerugian, yaitu kerugian materi dan non materi. Kerugian yang

bersifat materi dapat dicari gantinya serta dapat dinilai dengan uang, tetapi kerugian non materi,

misalnya cacat, sakit, atau bahkan meninggal dunia, tidak dapat dinilai dengan uang.Dengan

menyadari arti penting keselamatan dan kesehatan kerja tersebut, maka sebelum terjun

langsung di dunia kerja, seorang pekerja harus mengetahui rambu-rambu, peraturan-

perundangan (regulasi),prosedur penerapan K3, serta teknis penerapan K3 di lapangan.Pada

prinsipnya, tujuan utama penerapan K3 adalah agar kita dapat bekerja dengan aman, nyaman,

terhindar dari kecelakaan, termasuk ledakan,kebakaran, penyakit akibat kerja, serta

pencemaran lingkungan kerja.

Dengan menyadari arti penting keselamatan dan kesehatan kerja tersebut, maka sebelum

terjun langsung di dunia kerja, seorang pekerja harus mengetahui rambu-rambu, peraturan-

perundangan (regulasi),prosedur penerapan K3, serta teknis penerapan K3 di lapangan. Pada

prinsipnya, tujuan utama penerapan K3 adalah agar kita dapat bekerja dengan aman, nyaman,

terhindar dari kecelakaan, termasuk ledakan,kebakaran, penyakit akibat kerja, serta

pencemaran lingkungan kerja

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 16

Page 17: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

Mengidentifikasi bahaya dan resiko pada mesin frais beserta cara mengatasinya.

Mesin frais adalah mesin perkakas dengan gerak utama berputar (pisau berputar) pada sumbu yang tetap, dan benda kerja bergerak melintasi cutter. Bahaya-bahaya yang sering terjadi antara lain :

a. Mata terkena chip (tatal).

Untuk menghindari mata kemasukan chip maka setiap melakukan pekerjaan harus memakai kaca mata. Apalagi kerja dengan mesin frais, dimana pisau berputar pada poros yang tetap sedangkan benda kerja hanya bergerak melintasi pisau.

b. Tangan terkena cutter pisau frais.

Untuk menghindari tangan anda terkena pisau frais, maka jika ingin mengambil bagian, melihat, dan membersihkan tatal yang dekat dengan pisau maka lebih baik putaran poros dimatikan.

c. Tangan terkena chip.

Biasanya bahaya seperti ini terjadi pada waktu kita membersihkan tatal seusai kerja pada mesin frais. Karena kita tau bahwa mesin frais cutternya lebih dari 1 mata potong, maka serpihan chipnya pasti bentuknya pendek-pendek dan tajam. Untuk mengatasi resiko ini maka gunakanlah kuas untuk membersihkan.

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 17

Page 18: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

Mengidentifikasi dan menggunakan alat keselamatan kerja pada mesin frais.

Untuk menjamin keselamatan operator, operator harus

menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti :

1) Pakaian Kerja

Pakaian kerja yang dipakai operator harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :

a) Tidak mengganggu pergerakan tubuh operator

b) Tidak terasa panas waktu dipakai.

2) Sepatu kerja

Sepatu harus benar-benar dapat memberikan perlindungan terhadap kaki kita. Berdasarkan standart yang telah ditentukan, sepatu kerja terbuat dari bahan kulit, sedangkan alas terbuat dari karet yang elastis tetapi tidak mudah rusak karena berinteraksi dengan minyak pelumas (oli). Untuk bagian ujung sepatu masih dilapisi dengan pelat besi yang digunakan untuk melindungi kaki.

3) Kaca Mata

Kaca mata digunakan untuk melindungi mata dari chip-chip yang berterbangan pada saat kerja di mesin frais. Oleh karena itu kaca mata yang dipakai oleh operator harus memenuhi syarat-syarat berikut :

a) Mampu menutup seluruh bagian-bagian mata dari kemungkinan terkena chip.

b) Tidak mengganggu penglihatan operator

Memiliki lubang sebagai sirkulasi udara kemata

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 18

Page 19: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

BAB III

PRAKTIKUM

3.1 JURNAL PRAKTIKUM

LABORATORIUM : PEMESINAN NAMA : FATNAN NUR MAJID

MATA KULIAH : MESIN MILLING NIM : 151211006

HARI/TANGGAL KEGIATAN WAKTUSenin, 14 September

2015Peminjaman alat dan Pengambilan benda kerja

07.00-11.30

Pengenalan mesin frais- Demostrasi pengguan mesin

Praktek- Melakukan proses pemotongan pada benda

kerja 1 sampai mencapai ukuran lebar 48mm

- Melakukan proses pemotongan pada benda kerja 2 sampai mencapai ukuran lebar 25mm

Membersihkan mesin dan Pengembalian alat alat 11.30-12.00

Senin, 21 September2015

Peminjaman alat

07.10-11.30

Pembahasan ulang langkah langkah persiapan dan demonstrasi penggunaan dial indicator

Praktek- Mengatur kelurusan ragum dengan dial

indicator- Melakukan proses pemotongan pada benda

kerja 1 sampai mencapai ukuran panjang 80mm

- Melakukan proses pemotongan pada benda kerja 2 sampai mencapai ukuran panjang 80mm

Membersihkan mesin dan Pengembalian alat 11.30-12.00

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 19

Page 20: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

Senin, 28 September2015

Peminjaman alat

07.10-11.30

Praktek- Mengatur kelurusan ragum dengan dial

indicator- Melakukan proses pemotongan pada benda

kerja 1 sampai mencapai ukuran tebal 13mm

- Melakukan proses pemotongan pada benda kerja 2 sampai mencapai ukuran tebal 11mm

Membersihkan mesin dan Pengembalian alat alat 11.30-12.00

Senin, 5 Oktober2015

Peminjaman alat alat

07.10-11.30

Praktek- Membuat alur selebar 4mm sedalam 3mm

pada ujung benda kerja 1- Membuat alur selebar 13mm sedalam 3mm

agak tengah pada benda kerja 1- Membuat alur selebar 10mm sedalam 2mm

pada ujung benda kerja 2- Membuat bentuk V pada benda kerja 2- Membuat chamfer sebesar 3mm pada

benda kerja 1

Membersihkan mesin dan Pengembalian alat alat 11.30-12.00

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 20

Page 21: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

3.2 LANGKAH KERJA

BENDA YANG AKAN DIBUAT

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 21

Page 22: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

Ragum

Kunci 19

Palu Plastik

KIKIR

Jangka Sorong

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 22

Page 23: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

Paralel Block

Kuas

Dial Indikator

Safety Glass

Endmill

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 23

Page 24: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

LANGKAH KERJA

1. Memotong lebar benda kerja 1 ukuran 48mm- Memasang benda kerja pada ragum- Mengatur kecepatan mesin- Memasang cutter 20mm- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada bagian atas benda kerja- Memulai proses pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm- Menggeser meja ke samping sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata- Membalikan benda kerja- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada benda kerja- Memulai proses pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm- Menggeser meja ke samping sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata- Megulangi pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm dan menggeser meja ke

samping sampai ukuran 48mm

2. Memotong lebar kerja 2 ukuran 25mm- Memasang benda kerja pada ragum - Mengatur kecepatan mesin- Memasang cutter 20mm- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada bagian atas benda kerja- Memulai proses pemotongan dengan menaikan meja 1mm- Menggeser meja ke samping sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata- Membalikan benda kerja- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada benda kerja- Memulai proses pemotongan dengan menaikan meja 1mm- Menggeser meja ke samping sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 24

Page 25: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

- Mengulangi pemotongan dengan menaikan meja 1mm dan menggeser meja ke samping sampai ukuran 25mm

3. Memotong panjang benda kerja 1 ukuran 80mm- Mengatur kelurusan ragum menggunakan dial indicator- Memasang benda kerja pada ragum - Mengatur kecepatan mesin- Memasang cutter 20mm- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada bagian samping benda kerja- Memulai proses pemotongan dengan menggeser meja 0.5mm- Menggeser cutter ke depan sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata- Membalikan benda kerja- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada bagian samping benda kerja- Memulai proses pemotongan dengan menggeser meja 0.5mm- Menggeser cutter ke depan sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata- Mengulangi pemotongan dengan menggeser meja 0.5mm dan menggeser cutter

kedepan sampai ukuran 80mm

4. Memotong panjang benda kerja 2 ukuran 80mm- Mengatur kelurusan ragum menggunakan dial indicator- Memasang benda kerja pada ragum - Menyalakan mesin dan mengatur kecepatan mesin- Memasang cutter 20mm- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada bagian samping benda kerja- Memulai proses pemotongan dengan menggeser meja 0.5mmmm- Menggeser cutter ke depan sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata- Membalikan benda kerja- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada bagian samping benda kerja- Memulai proses pemotongan dengan menggeser meja 0.5mm- Menggeser cutter ke depan sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 25

Page 26: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

- Mengulangi pemotongan dengan menggeser mej 0.5mm dan menggeser cutter kedepan sampai ukuran 80mm

5. Memotong tebal benda kerja 1 ukuran 13mm- Memasang benda kerja pada ragum- Mengatur kecepatan mesin- Memasang cutter 20mm- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada bagian atas benda kerja- Memulai proses pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm- Menggeser meja ke samping sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata- Membalikan benda kerja- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada benda kerja- Memulai proses pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm- Menggeser meja ke samping sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata- Megulangi pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm dan menggeser meja ke

samping sampai ukuran tebalnya 13mm

6. Memotong tebal benda kerja 2 ukuran 11mm- Memasang benda kerja pada ragum- Menyalakan mesin dan mengatur kecepatan mesin- Memasang cutter 20mm- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada bagian atas benda kerja- Memulai proses pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm- Menggeser meja ke samping sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata- Membalikan benda kerja- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada benda kerja- Memulai proses pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm- Menggeser meja ke samping sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 26

Page 27: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

- Megulangi pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm dan menggeser meja ke samping sampai ukuran tebalnya 11mm

7. Membuat alur pada benda kerja 1 lebar 4mm sedalam 3mm- Mengatur kelurusan ragum menggunakan dial indicator- Memasang benda kerja pada ragum- Menyalakan mesin dan mengatur kecepatan mesin- Memasang cutter 10mm- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada bagian atas dan tepi benda kerja- Memulai proses pemotongan dengan menaikan meja 1mm- Menggeser meja ke samping sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata- Mengulang pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm dan menggeser meja ke

samping sampai ukuran lebar alurnya 4mm sedalam 3mm

8. Membuat alur pada benda kerja 1 lebar 13mm sedalam 3mm- Mengatur kelurusan ragum menggunakan dial indicator- Memasang benda kerja pada ragum- Menyalakan mesin dan mengatur kecepatan mesin- Memasang cutter 10mm- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada bagian atas dan tengah ± 17mm dari tepi benda kerja- Memulai proses pemotongan dengan menaikan meja 1mm- Menggeser meja ke samping sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata- Mengulang pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm dan menggeser meja ke

samping sampai ukuran lebar alurnya 13mm sedalam 3mm

9. Membuat alur pada benda kerja 2 lebar 10mm sedalam 2mm- Mengatur kelurusan ragum menggunakan dial indicator- Memasang benda kerja pada ragum- Menyalakan mesin dan mengatur kecepatan mesin- Memasang cutter 20mm- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada bagian atas dan tepi benda kerja- Memulai proses pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 27

Page 28: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

- Menggeser meja ke samping sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai semua permukaan rata

- Mengulang pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm dan menggeser meja ke saming sampai ukuran lebar alurnya 10mm sedalam 2mm

10. Membuat champer 3mm pada benda kerja 1- Mengatur kelurusan ragum menggunakan dial indicator- Memasang benda kerja pada ragum- Menyalakan mesin dan mengatur kecepatan- Memasang cutter 20mm- Mengatur kepala mesin dimiringkan sebesar 45°- Memulai proses pengaturan cuttter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter pada bagian yang akan di champer- Memulai proses pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm- Menggeser meja ke samping sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata- Mengulang pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm dan menggeser meja ke

samping sampai ukuran champer 3mm11. Membuat V pada benda kerja 2

- Mengatur kelurusan ragum menggunakan dial indicator- Memasang benda kerja pada ragum- Menyalakan mesin dan mengatur kecepatan- Memasang cutter 20mm- Mengatur kepala mesin dimiringkan sebesar 45°- Memulai proses pengaturan cutter pada benda kerja dengan menyentuhkan

cutter yang berputar pada bagian atas dan bagian tengah yang akan di buat V- Memulai proses pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm- Menggeser cutter ke depan sehingga benda kerja terpotong oleh cutter sampai

semua permukaan rata membentuk V- Mengulang pemotongan dengan menaikan meja 0.5mm dan menggeser cutter

ke depan sampai ukuran lebar alurnya 12mm

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 28

Page 29: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

BAB IV

PENUTUP4.1 KESIMPULAN

Mesin milling adalah mesin yang pahatnya berbentuk melingkar dan dipasang pada seumbu/poros utama dan berputar bersama-sama gerakan mesin, ia berputar dan memakan benda kerja, sedang benda kerjanya berjalan sepanjang alas mesin, baik secara gerak mendatar maupun melintang.

Ketika melakukan praktik kerja milling kita dituntut untuk selalu berkonsentrasi, teliti dan sungguh-sungguh agar mendapatkan hasil dan ukuran yang diinginkan.

Gunakan juga alat keselamatan kerja karena sedikit apapun bahaya bisa merugikan kita sebagai pekerja, produk yang kita buat, mesin yang kita pakai dan lingkungan tempat kita berada.

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 29

Page 30: LAPORAN PRAKTEK MESIN MILLING

DAFTAR PUSTAKA

http://fajrin1202.blogspot.co.idhttps://www.google.co.id/webhp?hl=enhttp://bimantoromp2.blogspot.co.id http://fariedpradhana.wordpress.comhttp://januarsutrisnoyayan.wordpress . com

1 MA 2015 LAPORAN MESIN MILLING Page 30