laporan tetap solidifikasi

Upload: rizky-herliana-niswita

Post on 09-Oct-2015

184 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

KF

TRANSCRIPT

LAPORAN TETAP PRAKTIKUMTEKNIK PENGOLAHAN LIMBAHSOLIDIFIKASI

DISUSUN OLEH:1. AHMADAN YUSUF AZLAN(061330401052)2. DELA REGINA PRATIWI(061330401053)3. DIAN FEBRIANTI PISCESELIA(061330401056)4. MALATI FITRI(061330401061)5. RAMEYZA AROHMAN(061330401065)6. RIZKY HERLIANA NISWITA(061330401068)7. SITI YULIANTI(061330401071)

KELAS: 2 KFKELOMPOK: I (SATU)JURUSAN: Teknik KimiaINSTRUKTUR: Hilwatullisan, S.T, M.T

Politeknik Negeri Sriwijaya2014/2015SOLIDIFIKASII. TUJUANSetelah melakukan percobaan ini mahasiswa dapat melakukan proses solidifikasi limbah berbahaya agar kontaminan dalam bentuk terlarut dapat larut atau terekstrak kembali ke air dan tidak menyebar ke lingkungan.

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Alat yang digunakan:1. Pengaduk2. Wadah polytilen3. Gelas piala 100 ml, 1000 ml, 2000 ml4. Gelas ukur 100 ml, 500 ml5. Alat uji tekan6. pH meter Bahan yang digunakan:1. Lumpur dari limbah padat2. Semen3. Fly ash

III. DASAR TEORISolidifikasi adalah proses pemadatan limbah berbahaya sedimikian rupa sehingga mempunyai sifat fisik, kimia yang stabil sehingga aman untuk penanganan.Proses selanjutnya mulai pengangkutan, penyimpanan, sementara sampai penyimpanan lestarr. Bahan yang dapat digunakan untuk proses solidifikasi adalah semen, semen fly ash.TEORI TAMBAHAN SOLIDIFIKASIMekanisme solidifikasi dengan menggunakan semen. Selama absorbsi air, senyawa mineral terhidrasi membentuk substansi dispersi koloid yang disebut sol. Sol tersebut kemudian di koagulasi dan dipresipitasi (pengkondisian akhir).Gelyang terbentuk kemudian dikristalisasi. Solidifikasi menggunakan semen merupakan asalah satu alternative pengolahan limbah dengan tujuan untuk mengurangi interaksi pencemaran lingkungan. Teknologi solidifikasi limbah didasarkan pada interaksi limbah membentuk padatan limbah baik secara fisika maupun kimiawi.

Karakteristik solidifikasi:1. Solidifikasi logam murniLogam murni membeku pada temperature konstan yaitu sama dengan temperature pembekuannya / temperature leburnya. 2. Solidifikasi logam murni (alloy)Logam padatan pada umumnya membeku pada daerah pembekuan sebenarnya.3. Solidifikasi logam panduan eutektikSuatu panduan yang memiliki komposisi tertentu (komposisi eutentika) bila mengalami pendinginan ssangat lambat maka pembekuan akan berlangsung pada temperature konstan.

Tiga hal yang umumnya dilakukan dalam proses solidifikasi, yaitu:1. Fisika Mencangkup kelembapan, kerapatan, kepadatan, kekuatan, dan daya tahan.2. KimiaMencangkup Ph, reaksi redoks, kapasitas penetralan asam, kebasahan, dan kandungan senyawa organic.3. PeluluhanMencangkup TCID, prosedur ekstraksi peluluhan dinamis, prosedur peluluhan pengendapan asam sintesis (SPLP) dan ekstraksi berurutan.Keuntungan dan Kerugian Solidifikasi menggunakan SemenKeuntunganKerugian

material dan teknologinya mudah dijangkaupeningkatan volume dan densitas yang tinggi for shipping dan disposal

sesuai dengan berbagai jenis limbahdapat mengalami keretakan apabila terekspos dengan air

biaya sedikit

produk sememntasi bersifat stabil terhadap bahan kimia dan biokimia

produk sementasi tidak mudah terbakar dan memiliki kestabilan temperature yang baik

LIMBAH B31. Pengertian Limbah B3Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,flammability,reactivity, dancorrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.

2. Identifikasi Limbah B3 Pengidentifikasian Limbah B3 digolongkan ke dalam 2 kategori, yaitu:1. Berdasarkan sumber2. Berdasarkan karakteristik

Golongan Limbah B3 yang berdasarkan sumber dibagi menjadi:1. Limbah B Limbah B3 dari sumber spesifik;2. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;3. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

Sedangkan golongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik ditentukan dengan:1. mudah meledak;2. pengoksidasi;3. sangat mudah sekali menyala;4. sangat mudah menyala;5. mudah menyala;6. amat sangat beracun;7. sangat beracun;8. beracun;9. berbahaya;10. korosif;11. bersifat iritasi;12. berbahayabagi lingkungan;13. karsinogenik;14. teratogenik;15. mutagenik.

Karakteristik limbah B3 ini mengalami pertambahan lebih banyak dari PP No. 18 tahun 1999 yang hanya mencantumkan 6 (enam) kriteria, yaitu:1. mudah meledak;2. mudah terbakar;3. bersifat reaktif;4. beracun;5. menyebabkan infeksi;6. bersifat korosif.

Proses Pengolahan Limbah B3

4. Pengolahan Limbah B3Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik dan kandungan limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat dilakukan dengan proses sbb:1. proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan, stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dan pirolisa.2. proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan dan penyisihan komponen-komponen spesifik dengan metode kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll.3. proses stabilisas/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3 dengan cara membatasi daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum limbah dibuang ke tempat penimbunan akhir4. proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus insinerator dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika suatu materi limbah B3 ingin dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg, maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr.

5. Teknologi Pengolahan1. Chemical ConditioningSalah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialahchemical conditioning. Tujuan utama darichemical conditioningialah:1. menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur2. mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur3. mendestruksi organisme pathogen4. memanfaatkan hasil samping proseschemical conditioningyang masih memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada prosesdigestion5. mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat diterima lingkungan

Chemical conditioningterdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:1. Concentration thickening2. Treatment, stabilization, and conditioning3. De-watering and drying4. Disposal

2. Solidification/Stabilization Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu:1. Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus dalam matriks struktur yang besar2. Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik3. Precipitation4. Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.5. Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke bahan padat6. Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekali

3. IncinerationTeknologi pembakaran (incineration) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat).

SAMPAH B3Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan sampah, sampah B3 merupakan sampah spesifik yang meliputi:1. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun.2. Sampah yang mengandung limbah B3.3. Sampah yang timbul akibat bencana.4. Bongkaran puing bangunan.5. Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah.6. Sampah yang timbul secara periodik.

IV. PROSEDUR KERJA1. Tahap awal melakukan pencampuran antara semen dan air.2. Pencampuran dilakukan dengan variasi air (lumpur) dimulai dai 20 sampai 40% dari berat semen. Mengambil pencampuran yang paling baik. 3. Kemudian menimbang semen dan lumpur dan dimasukkan ke dalam wadah 2 Liter dan diaduk.4. Setelah pencampuran semen dan limbah lumpur maka ditambahkan ke dalam campuran tersebut dengan air lalu diaduk sehingga merata.5. Kemudian hasil adukan tersebut dimasukkan ke dalam tabung politelien yang tersedia. Lalu digetarkan lebih kurang 1 menit, setelah itu tabung ditutup dan diperam selama beberapa hari.6. Setelah pemeraman selesai dilakukan pengujian terhadap kuat tekan, menguji permeabilitas dan menguji lindi.V. DATA PENGAMATANSampel

pH Tititasi AwalTitrasi Akhir

Volume titran (ml)Volume Titran (ml)

110100,3

21150,3

3123,10,2

4121,30,2

5121,20,1

VI. PERHITUNGANDiketahui: gr FeSO4= 5 gram BM= 151,9086 mol/L V= 200 ml = 0,2 LDitanya: M2 = .?Jawab:Gr= M . V . BM

1. Sampel tanpa penambahan M1 . V1 = M2 . V20,0328 M . 200 ml = M2 . 100 mlM2= = 0,0656 M

2. Sampel 1 (penambahan 100 ml + 100 ml) M1 . V1 = M2 . V20,0328 M . 200 ml = M2 . 200 mlM2= = 0,0328 M3. Sampel 2 (penambahan 100 ml + 200 ml) M1 . V1 = M2 . V20,0328 M . 200 ml = M2 . 300 mlM2= = 0,0218 M4. Sampel 3 (penambahan 100 ml + 300 ml) M1 . V1 = M2 . V20,0328 M . 200 ml = M2 . 400 mlM2= = 0,0164 M5. Sampel 4 (penambahan 100 ml + 400 ml) M1 . V1 = M2 . V20,0328 M . 200 ml = M2 . 500 mlM2= = 0,0131 M6. Sampel 1 (penambahan 100 ml + 100 ml) M1 . V1 = M2 . V20,0328 M . 200 ml = M2 . 200 mlM2= = 0,0328 MVII. TUGAS1. Apa yang dimaksud dengan limbah B-3 ?2. Apa tujuan dari solidifikasi ?3. Selain semen bahan apa saja yang digunakan untuk solidifikasi ?4. Apa keuntungan solidifikasi dengan semen ?5. Pada kondisi pH berapa solidifikasi dapat dilakukan dengan baik, jelaskan 6. Bagaimana kuat tekan dari hasil solidifikasi yang dilakukan ?Jawab :1. Suatu limbah digolongkan sebagai B-3 bila mengandung bahan berbahaya beracun yang sifat dan konsentrasinya baik langsung maupun tidak langsung dapat masuk dan mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan.

2. Solidifikasi bertujuan untuk mencegah penyebaran limbah cair ke lingkungan dengan membentuk padatan sehingga lebih mudah ditangani.

3. Selain semen dapat digunakan fly ash, kaca, dan termoplastik.

4. Keutungan solidifikasi dengan semen: Mengandung komposisi yang konsisten Reaksi setting, pengerasan dan fiksasi berjalan lebih bagus dibandingkan bahan lainnya. Murah5. Pada kondisi pH=7 (netral) karena jika proses pemadatan yang dilakukan oleh semen berada pada pH yang asam maka hasil solidifikasi akan mengalami keretakan sehingga dapat dikatakan solidifikasi yang dilakukan gagal karena memungkinkan bagi limbah cair keluar dari padatan tersebut.

6. Dari hasil solidifikasi yang dilakukan sampel yang memiliki kuat tekan yang lebih besar adalah sampel yang memiliki campuran semen yang lebih besar denga pH netral (pH=7).

VIII. ANALISA PERCOBAANDari percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisa bahwa percobaan solidifikasi bertujuan untuk mencegah penyebaran limbah cair yang berbahaya dengan mengubahnya dalam bentuk padat sehingga akan lebih mudah ditangani. Bahan yang digunakan dalam proses ini adalah semen karena semen dianggap memiliki komposisi yang konsisten beserta struktur fisik yang kuat. Semen merupakan bahan yang sering digunakan pada solidifikasi karena bahannya mudah didapat dan lebih terjangkau. Sampel yang diuji dibuat dengan variasi keenceran yang berbeda, dengan pH yang tepat untuk proses solidifikasi yaitu pH 7, untuk pH yang terlalu asam maupun terlalu basa hasil solidifikasi tidak terlalu baik.

IX. KESIMPULANDari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:1. Solidifikasi bertujuan untuk mencegah migrasi/penyebaran konstituen berbahaya yang terdapat pada suatumlimbah cair dengan merubahnya dalam bentuk solid sehingga mudah ditangani.2. Proses solidifikasi yang baik dilakukan pada pH = 7 (netral).3. Semakin sedikit kandungan air dalam sampel maka semakin baik kualitasnya.4. Faktor yang diperhatikan di dalam solidifikasi yaitu kemampuan leaching, uji kuat tekan, kelarutan, dan ketahanan radiasi.

X. DAFTAR PUSTAKA1. Jobsheet. 2014. Teknik Pengolahan Limbah. Politeknik Negeri Sriwijaya2. http://limbahb3-limbahb3.blogspot.com/3. http://banksampahmelatibersih.blogspot.com/2013/02/sampah-b3-bahan-berbahaya-dan-beracun.html

XI. GAMBAR ALAT

Gelas UkurNeraca Analitik

SpatulapH paper universal

LAPORAN TETAP PRAKTIKUMTEKNIK PENGOLAHAN LIMBAHSOLIDIFIKASI

DISUSUN OLEH:1. DIAH PUSPHASARI(061330401055)1. KURNIA AINI(061330401059)1. M. YUDA PRATAMA(061330401060)1. PUTRI INGGIT ISTIQOMAH(061330401064)1. SITI HARYANTI(061330401070)1. ZEFANYA MARANATHA M(061330401072)

KELAS: 2 KFKELOMPOK: III (TIGA)JURUSAN: Teknik KimiaINSTRUKTUR: Hilwatullisan, S.T, M.T

Politeknik Negeri Sriwijaya2014/2015SOLIDIFIKASII. TUJUANSetelah melakukan percobaan ini mahasiswa dapat melakukan proses solidifikasi limbah berbahaya agar kontaminan dalam bentuk terlarut dapat larut atau terekstrak kembali ke air dan tidak menyebar ke lingkungan.

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Alat yang digunakan:7. Pengaduk8. Wadah polytilen9. Gelas piala 100 ml, 1000 ml, 2000 ml10. Gelas ukur 100 ml, 500 ml11. Alat uji tekan12. pH meter Bahan yang digunakan:4. Lumpur dari limbah padat5. Semen6. Fly ash

III. DASAR TEORISolidifikasi adalah proses pemadatan limbah berbahaya sedimikian rupa sehingga mempunyai sifat fisik, kimia yang stabil sehingga aman untuk penanganan.Proses selanjutnya mulai pengangkutan, penyimpanan, sementara sampai penyimpanan lestarr. Bahan yang dapat digunakan untuk proses solidifikasi adalah semen, semen fly ash.TEORI TAMBAHANPengertian Limbah B3Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.

1. Identifikasi Limbah B3 Pengidentifikasian Limbah B3 digolongkan ke dalam 2 kategori, yaitu:1. Berdasarkan sumber2. Berdasarkan karakteristik Golongan Limbah B3 yang berdasarkan sumber dibagi menjadi:1. Limbah B Limbah B3 dari sumber spesifik;2. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;3. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi. Golongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik ditentukan dengan:1. mudah meledak;2. pengoksidasi;3. sangat mudah sekali menyala;4. sangat mudah menyala;5. mudah menyala;6. amat sangat beracun;7. sangat beracun;8. beracun;9. berbahaya;10. korosif;11. bersifat iritasi;12. berbahayabagi lingkungan;13. karsinogenik;14. teratogenik;15. mutagenik.

2. Teknologi Pengolahan1. Chemical ConditioningSalah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialahchemical conditioning. Tujuan utama darichemical conditioningialah:1. menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur2. mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur3. mendestruksi organisme pathogen4. memanfaatkan hasil samping proseschemical conditioningyang masih memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada prosesdigestion5. mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat diterima lingkungan

2. Solidification/Stabilization Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif.

3. IncinerationTeknologi pembakaran (incineration) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat).

IV. PROSEDUR KERJAa. Tahap awal melakukan pencampuran antara semen dan air.b. Pencampuran dilakukan dengan variasi air (lumpur) dimulai dai 20 sampai 40% dari berat semen. Mengambil pencampuran yang paling baik. c. Kemudian menimbang semen dan lumpur dan dimasukkan ke dalam wadah 2 Liter dan diaduk.d. Setelah pencampuran semen dan limbah lumpur maka ditambahkan ke dalam campuran tersebut dengan air lalu diaduk sehingga merata.e. Kemudian hasil adukan tersebut dimasukkan ke dalam tabung politelien yang tersedia. Lalu digetarkan lebih kurang 1 menit, setelah itu tabung ditutup dan diperam selama beberapa hari.f. Setelah pemeraman selesai dilakukan pengujian terhadap kuat tekan, menguji permeabilitas dan menguji lindi.

VII. TUGAS1. Apa yang dimaksud dengan limbah B-3 ?2. Apa tujuan dari solidifikasi ?3. Selain semen bahan apa saja yang digunakan untuk solidifikasi ?4. Apa keuntungan solidifikasi dengan semen ?5. Pada kondisi pH berapa solidifikasi dapat dilakukan dengan baik, jelaskan 6. Bagaimana kuat tekan dari hasil solidifikasi yang dilakukan ?Jawab :1. Suatu limbah digolongkan sebagai B-3 bila mengandung bahan berbahaya beracun yang sifat dan konsentrasinya baik langsung maupun tidak langsung dapat masuk dan mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan.

2. Solidifikasi bertujuan untuk mencegah penyebaran limbah cair ke lingkungan dengan membentuk padatan sehingga lebih mudah ditangani.

3. Selain semen dapat digunakan fly ash, kaca, dan termoplastik.

4. Keutungan solidifikasi dengan semen: Mengandung komposisi yang konsisten Reaksi setting, pengerasan dan fiksasi berjalan lebih bagus dibandingkan bahan lainnya. Murah5. Pada kondisi pH=7 (netral) karena jika proses pemadatan yang dilakukan oleh semen berada pada pH yang asam maka hasil solidifikasi akan mengalami keretakan sehingga dapat dikatakan solidifikasi yang dilakukan gagal karena memungkinkan bagi limbah cair keluar dari padatan tersebut.

6. Dari hasil solidifikasi yang dilakukan sampel yang memiliki kuat tekan yang lebih besar adalah sampel yang memiliki campuran semen yang lebih besar denga pH netral (pH=7).

VIII. ANALISA PERCOBAANDari percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisa bahwa percobaan solidifikasi bertujuan untuk mencegah penyebaran limbah cair yang berbahaya dengan mengubahnya dalam bentuk padat sehingga akan lebih mudah ditangani. Bahan yang digunakan dalam proses ini adalah semen karena semen dianggap memiliki komposisi yang konsisten beserta struktur fisik yang kuat. Semen merupakan bahan yang sering digunakan pada solidifikasi karena bahannya mudah didapat dan lebih terjangkau. Sampel yang diuji dibuat dengan variasi keenceran yang berbeda, dengan pH yang tepat untuk proses solidifikasi yaitu pH 7, untuk pH yang terlalu asam maupun terlalu basa hasil solidifikasi tidak terlalu baik.

IX. KESIMPULANDari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:1. Solidifikasi bertujuan untuk mencegah migrasi/penyebaran konstituen berbahaya yang terdapat pada suatumlimbah cair dengan merubahnya dalam bentuk solid sehingga mudah ditangani.2. Proses solidifikasi yang baik dilakukan pada pH = 7 (netral).3. Semakin sedikit kandungan air dalam sampel maka semakin baik kualitasnya.4. Faktor yang diperhatikan di dalam solidifikasi yaitu kemampuan leaching, uji kuat tekan, kelarutan, dan ketahanan radiasi.

X. DAFTAR PUSTAKAJobsheet. 2014. Teknik Pengolahan Limbah. Politeknik Negeri Sriwijaya

XI. GAMBAR ALAT

Gelas UkurNeraca Analitik

SpatulapH paper universal