laporan tpt

Upload: shobaribrahim

Post on 08-Jul-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    1/81

    LAPORAN AKHIR PRAKTIKUMTEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

    KOMODITAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

    Disusun Oleh:

     Angga Wahyu P. 145040200111001Prilly Prastica Dewi 145040201111056Muchammad !an ". 145040201111250Widha r!ania 14504020#1110$#

    %elas : A&%el'm(') : *+,- A& $/

     Asisten %elas : iti ur %h'liah Asisten 3a(ang : Muti ur ')hman

    PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

    2014

    LEMBAR PERSETUJUAN

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    2/81

    LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

    TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

    KOMODITAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

    Disetuui Oleh:

     Asisten %elas Asisten 3a(ang

    iti ur %h'liah

    M. 175040200111104

    Muti ur ')hman

    M. 115040200111014

    3

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    3/81

    RINGKASAN

    Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae

    yaitu rumput-rumputan. Tebu merupakan tanaman perkebunan yang memiliki

     berbagai manfaat, salah satunya yaitu sebagai bahan pembuatan gula.

    Tujuan dilaksananakannya praktikum ini adalah mengetahui karakteristik 

    komoditas tebu antara tiga perlakuan yang telah diamati, mengetahui perbedaan

    hasil antara perlakuan yang diberikan dengan perlakuan yang lain, dan untuk 

    mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap perlakuan yang diamati.

    Hasil praktikum diatas dapat diketahui bahwa pada perlakuan bagal dan

    lonjoran terdapat banyak perbedaan. erata panjang tanaman perlakuan bibit

    lonjoran lebih panjang daripada perlakuan bibit bagal. erata jumlah daun

     perlakuan bibit lonjoran juga lebih banyak daripada perlakuan bibit bagal. !kan

    tetapi, rerata jumlah anakan pada perlakuan bibit bagal lebih banyak daripada

     perlakuan bibit lonjoran.

    "elain itu, di lahan yang digunakan untuk praktikum pada perlakuan bibit

     bagal maupun lonjoran ditemukan serangga (arthropoda). #ada perlakuan bibit

     bagal maupun lonjoran serangga yang ditemukan tidak berbeda jauh yakni

     belalang kembara, semut, dan laba-laba yang masing-masing memiliki peran

    khusus di dalam ekosistem.

    1

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    4/81

    KATA PENGANTAR 

    !lhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat !llah "$T, %&at

    'ang aha ndah dengan segala keindahan-*ya dan %&at 'ang aha #engasih

    dengan segala kasih sayang-*ya karena berkat rahmat dan hidayah-*ya penulis

    dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

    Laporan ini berisi tentang hasil praktikum Teknologi #roduksi Tanaman

    tebu di +ebun #erobaan +epuharjo. %alam laporan ini dibahas mengenai

    teknologi produksi yang dapat meningkatkan produksi tanaman tebu.

    !khirnya dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami

    menguapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam

     penyelesaian laporan ini yaitu

    . Tuhan 'ang aha /sa, karena berkat rahmat dan hidayah-*ya makalah ini

    dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

    0. !sisten Teknologi #roduksi Tanaman.

    1. Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu pembuatan laporan

    ini.

    #enyusun berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi semua orang.

    #enyusun juga menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, oleh karena itu

    kritik dan saran perlu diberikan untuk perbaikan laporan.

    alang, *o2ember 034

    #enulis

    2

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    5/81

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii

    RINGKASAN..........................................................................................................i

    KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

    DAFTAR TABEL..................................................................................................iv

    DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v

    DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi

    1. PENDAHULUAN...............................................................................................1

    . Latar 5elakang...............................................................................................

    .0 Tujuan #raktikum...........................................................................................0

    2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3

    0. #roduksi Tanaman Tebu di ndonesia.............................................................1

    0.0 5otani Tanaman Tebu.....................................................................................6

    0.1 Teknik 5udidaya Tanaman Tebu....................................................................7

    0.6 #erlakuan Tanaman Tebu..............................................................................4

    3. BAHAN DAN METODE.................................................................................18

    1. $aktu dan Tempat........................................................................................71.0 !lat dan 5ahan.............................................................................................7

    1.1 8ara +erja.....................................................................................................9

    1.6 #arameter #engamatan.................................................................................03

    1.4 %enah #etak #raktikum................................................................................0

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................22

    6. Hasil..............................................................................................................00

    6.0 #embahasan..................................................................................................115. KESIMPULAN.................................................................................................39

    DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40

    LAMPIRAN..........................................................................................................42

    3

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    6/81

    DAFTAR TABEL

     *omor Teks Halaman

    Tabel . #erkembangan #roduksi Tebu di ndonesia..............................................3

    Tabel 1. :adwal #engamatan.........................................................................18Tabel 6. erata #anjang Tanaman Tebu............................................................23

    Tabel 4. #anjang Tanaman Tebu pada #erlakuan 5ibit +eprasan............................24

    Tabel ;. #anjang Tanaman pada #erlakuan 5ibit 5udhip.....................................25

    Tabel

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    7/81

    DAFTAR GAMBAR 

     *omor Teks Halaman

    Gambar . =ase #erkeambahan......................................................................5

    Gambar 0. =ase #ertumbuhan 8epat.................................................................6Gambar 1 =ase #emanjangan 5atang................................................................7

    Gambar 6. =ase kemasakan............................................................................8

    Gambar 4. Grafik #erbandingan #anjang Tanaman (m) Tebu pada #erlakuan 5agal dan

    Lonjoran.................................................................................................23

    Gambar ;. Grafik #anjang Tanaman pada #erlakuan 5ibit +eprasan........................24

    Gambar

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    8/81

    DAFTAR LAMPIRAN

     *omor Teks Halama

    . %ata #engamatan...............................................................................................61

    0. %okumentasi......................................................................................................69

    6

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    9/81

    1

    1. 1. PENDAHULUAN

    2. 1.1 L!" B#$%&'

    1. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili

    Graminae yaitu rumput-rumputan. "aharum offiinarum merupakan

    spesies paling penting dalam genus "aharum sebab kandungan

    sukrosanya paling tinggi dan kandungan seratnya paling rendah

    ($ijayanti, 0337). Tebu merupakan tanaman perkebunan yang memiliki

     berbagai manfaat, salah satunya yaitu sebagai bahan pembuatan gula. Tebu

    mampu tumbuh dengan baik di ndonesia, karena iklim yang hadir di

    ndonesia sangat ook untuk kebutuhan pertumbuhan tebu, karena tebu

    membutuhkan musim hujan pada saat penanaman dan sedikit hujan saat

     proses pemanenan.

    6. #rodukti2itas tebu di ndonesia dari tahun 0333 hingga tahun 03

    tidak mengalami perkembangan yang signifikan. enurut "etjen #ertanian

    (031), produkti2itas tebu di ndonesia selama tahun 0333-03

    menunjukkan pola yang tidak ukup banyak fluktuasi. #rodukti2itas tebu

     pada tahun 0333 menapai 6,9; ton ha- dan pada tahun 03 produkti2itas

    tebu hanya menapai 6,97 ton ha

    -

    . "eara rata-rata perkembangan produkti2itas tebu hanya menapai ,1 >. Hal ini menyebabkan kebutuhan

    gula di ndonesia juga tidak berkembang karena produkti2itas tebu juga

    tidak mengalami perkembangan.

    4. #enyebab tidak berkembangnya produkti2itas tebu di ndonesia

     bisa disebabkan oleh proses budidaya tanaman tebu yang belum sesuai

     baik dari segi lingkungan maupun tanaman tebu tersebut. ?ntuk mengatasi

     permasalahan dalam budidaya tanaman tebu, perlu adanya teknologi-

    teknologi yang mampu meningkatkan produkti2itas tanaman. Teknologi-

    teknologi ini juga diharapkan mampu membantu proses budidaya tanaman

    tebu agar lebih efisien dan efektif dalam perkembangannya.

    ;. %alam praktikum ini, akan dibahas mengenai langkah-langkah

    maupun teknologi-teknologi yang tepat untuk meningkatkan produkti2itas

    tanaman tebu. "alah satu teknologi yang diterapkan untuk meningkatkan

     produksi tebu adalah dengan bud chip. "elain itu, terdapat tebu keprasan

    dan tanaman baru yang terdiri atas bibit bagal dan lonjoran.

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    10/81

    2

    8. 1.2 T()(& P"%!i%(*

    9. #raktikum Teknologi #roduksi Tanaman yang dilakukan mempunyai

    tujuan, antara lain

    . ?ntuk mengetahui karakteristik komoditas tebu antara tiga perlakuan yang

    telah diamati.

    0. ?ntuk mengetahui syarat tumbuh yang baik tanaman tebu.

    1. ?ntuk mengetahui teknologi produksi tanaman yang tepat agar mampu

    meningkatkan produkti2itas tanaman tebu.

    6. ?ntuk mengetahui perbedaan hasil antara perlakuan yang diberikan

    dengan perlakuan yang lain.

    4. ?ntuk mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap perlakuan yang

    diamati.

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    11/81

    3

    10. 2. TINJAUAN PUSTAKA

    11. 2.1 P"+,(%-i T&*& T#( ,i I&,+-i

    12. 2.1.1 D! /"+,(%-i %+*+,i!- !#(

    1. enurut 5#" (036), tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan

    salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam pembangunan sub sektor 

     perkebunan antara lain untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun sebagai

    komoditi ekspor penghasil de2isa negara. #erkembangan produksi tebu di

    ndonesia selama tiga tahun terakhir ukup fluktuatif. #ada tahun 030 produksi

    Tebu (setara gula) menapai 0,49 juta ton dan turun ,4 persen pada tahun 031

    menjadi sebesar 0,44 juta ton. #ada tahun 036 produksi tebu mengalami

     peningkatan sebesar 3,7; persen atau menjadi 0,47 juta ton. #erkembangan

     produksi tebu ndonesia tahun 030 sampai 036

    6.  T#$ 1. #erkembangan #roduksi Tebu di ndonesia

    4.

    T

    ;. # 

    (#er 

    keb

    una

    nak 

    yat)

    )

    0.

    0

    00. .66

    4.34

    1

    01. 63

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    12/81

    4

    11.

    0

    16. .1;

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    13/81

    5

    6;. +lasifikasi ilmiah dari tanaman tebu, yaitu tebu termasuk 

    kingdom plantae, di2isi spermatophyta, sub di2isi angiosperma, kelas

    monootyledone, ordo gluminoflorae, famili graminae, genus saharum,

    dan spesiesnya adalah Saccharum officinarum L. (Tarigan dan "inulingga,

    033;)

    4. 2.2.2 M+"+$+'i !&*& !#(

    67. "eara morfologi, tanaman tebu dapat dibagi menjadi beberapa

     bagian, yaitu batang, daun, akar, dan bunga. Tanaman tebu mempunyai sosok 

    yang tinggi kurus, tidak berabang, dan tumbuh tegak. Tinggi batangnya dapat

    menapai 1-4 m atau lebih. +ulit batang keras berwarna hijau, kuning, ungu,

    merah tua, atau kombinasinya. #ada batang terdapat lapisan lilin yang berwarna putih keabu-abuan dan umumnya terdapat pada tanaman tebu yang masih muda.

    69. %aun tebu merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari

     pelepah dan helaian daun, tanpa tangkai daun. %aun berpangkal pada buku batang

    dengan kedudukan yang berseling. #elepah memeluk batang, makin ke atas makin

    sempit. #ada pelepah terdapat bulu-bulu dan telinga daun. #ertulangan daun

    sejajar.

    43. Tebu mempunyai akar serabut yang panjangnya dapat menapai

    satu meter. "ewaktu tanaman masih muda atau berupa bibit, ada 0 maam akar,

    yaitu akar setek dan akar tunas. !kar stek atau bibit berasal dari setek batangnya,

    tidak berumur panjang, dan hanya berfungsi sewaktu tanaman masih muda. !kar 

    tunas berasal dari tunas, berumur panjang, dan tetap ada selama tanaman masih

    tumbuh.

    4. 5unga tebu merupakan bunga majemuk yang tersusun atas malai

    dengan pertumbuhan terbatas. #anjang bunga majemuk

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    14/81

    6

    . F-# P#"%#*& 061 B($&7

    41. =ase perkeambahan pada tanaman tebu dimulai saat terjadinya

     pertumbuhan mata tunas tebu yang awalnya dorman menjadi tunas muda yang

    dilengkapi dengan daun, batang, dan akar. =ase perkeambahan sangat

    ditentukan faktor internal pada bibit seperti 2arietas, umur bibit, jumlah mata,

     panjang stek, ara meletakan bibit, jumlah mata, bibit terinfeksi hama penyakit,

    dan kebutuhan hara bibit. "elain itu, faktor eksternal seperti kualitas dan

     perlakuan bibit sebelum tanam, aerasi dan kelengasan tanah, kedalaman

     peletakan bibit (ketebalan o2er), dan kualitas pengolahan tanah juga sedikit

     berpengaruh pada fase perkeambahan ini.

    46.

    44. G*" 1. =ase #erkeambahan4;. (5alitbang #ertanian, 034)

    . F-# P#"!(&-& !( F-# P#"!(*(& #/! 163 ($&7

    4

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    15/81

    7

    ;. #ertunasan sebagai bagian dari proses pertumbuhan 2egetatif, akan

    sangat dipengaruhi oleh berbagai kondisi didalam tubuh tebu (intrinsik) yang

    meliputi sifat-sifat genetis dan hormon yang terdapat didalam tubuh tebu.

    "elain itu kondisi lain yang mempengaruhi pertunasan adalah kondisi

    lingkungan (ekstrinsik) yang meliputi intensitas penyinaran matahari, air, unsur 

    hara, dan temperatur.

    ;0.

    ;1. G*" 2. =ase #ertumbuhan 8epat

    ;6. (Google mage, 034)

    ;4.

    ;;.

    . F-# P#*&)&'& B!&' 369 ($&7

    ;

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    16/81

    8

    69.

    0. G*" 3 =ase #emanjangan 5atang

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    17/81

    9

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    18/81

    10

    76. #ada lahan sawah dibuat petakan berukuran .333 m0. #arit

    membujur, melintang dibuat dengan lebar 43 m dan dalam 43 m. "elanjutnya

    dibuat parit keliling yang berjarak ,1 m dari tepi lahan.

    74. Lubang tanam dibuat berupa parit dengan kedalaman 14 m

    dengan jarak antar lubang tanam (parit) sejauh m. Tanah galian ditumpuk di

    atas larikan diantara lubang tanam membentuk guludan. "etelah tanam, tanah

    guludan ini dipindahkan lagi ke tempat semula.

    7 T#%&i% P#&&*&

    7;. #enentuan pola tanam umumnya tebu ditanam pada pola

    monokultur pada bulan :uni-!gustus (di tanah berpengairan) atau pada akhir 

    musim hujan (di tanah tegalan atau sawah tadah hujan). Terdapat dua ara

     bertanam tebu yaitu dalam aluran dan pada lubang tanam.7

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    19/81

    11

     b "ulaman untuk tanaman yang berasal dari bibit rayungan bermata dua

    dilakukan tiga minggu setelah tanam (tanaman berdaun 1-6 helai).

    "ulaman diambil dari persediaan bibit dengan ara membongkar tanaman

     beserta akar dan tanah padat di sekitarnya. 5ibit yang mati diabut,

    lubang diisi tanah gembur kering yang diambil dari guludan, tanah

    disirami dan bibit ditanam dan akhirnya ditimbun tanah. Tanah disiram

    lagi dan dipadatkan.

    "ulaman untuk tanaman yang berasal dari bibit puuk. #enyulaman

     pertama dilakukan pada minggu ke 1. #enyulaman kedua dilakukan

     bersamaan dengan pemupukan dan penyiraman ke dua yaitu ,4 bulan

    setelah tanam.+edua penyulaman ini dilakukan dengan ara yang samadengan point (b) di atas.

    d #enyulaman ekstra dilakukan jika perlu beberapa hari sebelum

     pembumbunan ke ;. !danya penyulaman ekstra menunjukkan ara

     penanaman yang kurang baik.

    e #enyulaman bongkaran hanya boleh dilakukan jika ada benana alam

    atau serangan penyakit yang menyebabkan 43 > tanaman mati. Tanaman

    sehat yang sudah besar dibongkar dengan hati-hati dan dipakai menyulan

    tanaman mati. +urangi daun-daun tanaman sulaman agar penguapan

    tidak terlalu banyak dan beri pupuk 33-033 +g ha-.

    #7 P#&i&'&

    77. #enyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan saat pembubunan

    tanah dan dilakukan beberapa kali tergantung dari pertumbuhan gulma.

    #emberantasan gulma dengan herbisida di kebun dilaksanakan pada bulan

    !gustus sampai *o2ember dengan ampuran 0-6 +g Gesapas 73 dan 1-6 +g

    Hedanol power.

    7 P#*((&&79. "ebelum pembubunan tanah harus disirami sampai jenuh agar 

    struktur tanah tidak rusak.

    a #embumbunan pertama dilakukan pada waktu umur 1-6 minggu.

    Tebal bumbunan tidak boleh lebih dari 4-7 m seara merata. uas

     bibit harus tertimbun tanah agar tidak epat mengering.

     b #embumbun ke dua dilakukan pada waktu umur 0 bulan.

    #embumbuna ke tiga dilakukan pada waktu umur 1 bulan.

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    20/81

    12

    d #erempalan %aun-daun kering harus dilepaskan sehingga ruas-ruas

    tebu bersih dari daun tebu kering dan menghindari kebakaran.

    93. 5ersamaan dengan pelepasan daun kering, anakan tebu yang tidak 

    tumbuh baik dibuang. #erempalan pertama dilakukan pada saat 6 bulan setelah

    tanam dan yang kedua ketika tebu berumur ;-< bulan.

    '7 P#*(/(%&

    9. #emupukan dilakukan dua kali yaitu saat tanam atau sampai < hari

    setelah tanam dengan dosis < gram urea, 7 gram T"# dan 14 gram +8l per 

    tanaman (03 kg urea, ;3 kg T"# dan 133 kg +8l ha -) dan (0) pada 13 hari

    setelah pemupukan ke satu dengan 3 gram urea per tanaman atau 033 kg urea

     per hektar. #upuk diletakkan di lubang pupuk (dibuat dengan tugal) sejauh

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    21/81

    13

     penggerek batang jambon (Sesmia inferens). Gejalanya yaitu daun yang

    terbuka mengalami khlorosis pada bagian pangkalnya. #ada serangan hebat,

     bentuk daun berubah, terdapat titik-titik atau garis-garis berwarna merah di

     pangkal daun. "ebagian daun tidak dapat tumbuh lagi, kadang-kadang batang

    menjadi busuk dan berbau tidak enak. #engendalian yang dapat dilakukan

    dengan suntikan insektisida =uradan 1G (3,4 kg ha-) pada saat tanaman

     berumur 1-4 bulan. "untikan dilakukan jika terdapat 633 tanaman terserang

    dalam hektar. Hama tikus juga merugikan produksi tebu. #engendaliannya

    adalah dengan gropyokan seara bersama atau pengemposan belerang pada

    lubang yang dihuni tikus.

    94. #enyakit-penyakit pada tanaman tebu antara laina #okkahbung

    9;. #enyebabnya adalah Gibbrela moniliformis. 5agian yang diserang

    adalah daun, pada stadium lanjut dapat menyerang batang. Gejalanya adalah

    terdapat noda merah pada bintik khlorosis di helai daun, lubang-lubang yang

    tersebar di daun, sehingga daun dapat robek, daun tidak membuka (aat

     bentuk), garis-garis merah tua di batang, ruas membengkak. #engendalian

    dapat dilakukan dengan ara memakai bibit resisten, insektisida 5ulur 

    5ordeauF > dan pengembusan tepung kapur tembaga. b %ongkelan

    9

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    22/81

    14

    memangkas dan membakar daun yang terserang. +emudian menyemprot

    dengan tepung belerang ditambah kalium permanganat.

    d #enyakit nanas

    99. #enyebab penyakit ini adalah jamur Ceratocytis paradoxa. 5agian

    yang diserang adalah bibit yang telah dipotong. Gejala yang ditimbulkan

    adalah warna merah berampur hitam pada tempat potongan, bau seperti

     buah nanas. #engendalian yang dapat dilakukan adalah luka potongan diberi

    ter atau desinfeksi dengan 3,04 > fenylraksa asetat.

    e *oda inin

    33.#enyebab penyakit ini adalah jamur  Heptosphaeria sacchari

     Helmintosporium sachhari Phyllsticta saghina. Gejala yang ditimbulkan

    adalah noda hijau tua di bawah helai daun, bagian tengah noda menjadioklat. #ada serangan lanjut, warna oklat menjadi jernih, daun kering.

    5agian yang diserang daun, lebih banyak di daerah lembab daripada daerah

    kering. #engendalian yang dapat ditimbulkan adalah menabut tanaman

    sakit dan membakarnya.

    f 5lendok

    3. #enyebab penyakit ini adalah !anthomonas albilicans. Gejala yang

    ditimbulkan adalah terdapat pada khlorosis pada daun. #ada serangan hebat

    seluruh daun bergaris hijau dan putih, titik tumbah dan tunas berwarna

    merah. 5agian yang diserang adalah daun tanaman muda berumur ,4-0

     bulan pada musim kemarau. #engendalian yang dapat dilakukan adalah

    menanam bibit resisten (07

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    23/81

    15

     b #angkal tebu dipotong dengan arit jika tanaman akan ditumbuhkan kembali.

    5atang dipotong dengan menyisakan 1 buku dari pangkal batang.

    enabut batang tebu sampai ke akarnya jika kebun akan dibongkar.#otong

    akar batang dan 1 buku dari permukaan pangkal batang.

    d #uuk dibuang.

    e 5atang tebu diikat menjadi satu (13-43 batangKikatan) untuk dibawa ke

     pabrik untuk segera digiling #anen dilakukan satu kali di akhir musim

    tanam.

    36. #erkiraan #roduksi Hasil Tebu akyat ntensifikasi di tanahsawah adalah 03 tonKha dengan rendemen gula 3 > sedangkan hasil T di

    tanah sawah adalah 33 ton dengan rendemen 9 >. %i tanah tegalan produksi

    tebu lebih rendah lagi yaitu pada T tegalan adalah 93 ton ha - dan pada T

    tegalan sebesar 73 tomKha (8handra dkk, 033)

    105. 2.4 P#"$%(& T&*& T#(

    #erlakuan 5ud 8hips

    3;.  "ud chips tebu adalah teknik pembibitan tebu seara 2egetatif yang

    menggunakan bibit satu mata. 5ibit ini biasanya berasal dari kultur jaringan yang

    kemudian ditanam di +ebun 5ibit #okok (+5#). 5ibit yang di gunakan berumur 

    ;-< bulan, murni (tidak terampur dengan 2arietas lain), bebas dari hama penyakit

    dan tidak mengalami kerusakan fisik (#1G +ediri, 036).

    3

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    24/81

    16

    37. "eara kon2ensional, bibit tebu berasal dari batang tebu dengan 0-1

    mata tunas yang belum tumbuh yang disebut bagal. #erlakuan ini dilakukan

    dengan ara penanaman tebu dengan ara berdampingan pada tiap lahannya.

    (ndrawanto et al ., 033).

    39. #ersentase perkeambahan bibit bagal (sets planting) biasanya

    relatif rendah yaitu antara ;1 E 9 >, penggunaan bagal juga memerlukan biaya

     pengangkutan yang lebih tinggi karena 73 > berat bagal merupakan bagian antar 

    ruas. %ibandingkan biaya pengangkutan bahan bibit bagal, pengangkutan bahan

     bibit berupa bud chips lebih ekonomis, sehingga bahan bibit bud chips lebih

    efektif dan ekonomis dibandingkan metode lainnya pada umumnya (*ingsih,

    036).1 #erlakuan +eprasan

    3. Tebu keprasan adalah sistem penanaman tebu dengan ara

    menumbuhkan kembali bekas tebu yang telah ditebang, baik bekas tebu giling

    atau tebu bibitan, kebun yang akan dikepras harus dibersihkan dari kotoran bekas

    tebangan yang lalu, sebaiknya tanah yang terlalu kering diairi dulu.

    . "istem keprasan dilakukan untuk mengurangi biaya bibit untuk 

     penanaman awal kembali, dimana keprasan dilakukan pada tahun kedua produksi

    tebu. +eprasan juga dilakukan akibat kesalahan pada proses pemanenan dimana

    tebu yang seharusnya dipanen dengan ara memotong seara datar pada tanaman

    tidak dihabiskan sampai kandas ketanah sehingga dilakukan keprasan dengan

    menghabiskan tanggul sampai kebawah. 5ibit tebu yang digunakan bermaam-

    maam ada yang berasal dari 5ra&il , Lampung memiliki warna agak kekuningan

    dan daun yang agak lebar, bibit yang berasal dari pasuruan memilki iri-iri

     batang yang berwarna kemerahan dan daun yang membengkok kebawah. (%inas

    +ehutanan dan #erkebunan Langkat, 03).

    0. Tebu keprasan merupakan tanaman tebu yang tumbuh kembali dari

     jaringan batang yang masih tertinggal dalam tanah setelah tebu ditebang dan

    dikepras. #ada proses pengeprasan ini, sisa-sisa tunggul dipotong pada posisi rata

    atau lebih rendah dari permukaan guludan (+oswara,977). +ebun yang akan

    dikepras harus dibersihkan dari kotoran bekas tebangan yang lalu. Hal ini untuk 

    mempermudah dalam pengerjaan dan supaya alat yang digunakan bisa lebih tahan

    lama. "ebelum mengepras, untuk tanah yang terlalu kering sebaiknya dialiri air 

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    25/81

    17

    terlebih dahulu agar bekas tanaman tebu yang akan dikepras tidak mudah

    terbongkar ("utardjo 99;).

    1. Tujuan dari proses kepras ini adalah untuk menghasilkan tanaman

    tebu yang mempunyai perakaran yang dalam, sehingga tanaman tidak akan mudah

    roboh setelah dewasa. Tanaman kepras ini mempunyai hasil yang lebih rendah

     bila dibandingkan dengan tanaman yang pertama. Hal ini berakibat tanaman tebu

    hanya bisa dikepras beberapa kali saja, biasanya hanya sampai tiga kali. ("utardjo

    99;).

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    26/81

    18

    114. 3. BAHAN DAN METODE

    115. 3.1 :%!( ,& T#*/!

    ;. #raktikum dilaksanakan pada awal semester 1 tepatnya minggu ke-

    0 hingga akhir semester 1 yaitu pada bulan "eptember sampai dengan bulan

    %esember 034 setiap hari "elasa pukul 1.13-4.64 $5. Tempat praktikum di

    Lahan #erobaan milik ?ni2ersitas 5rawijaya di %esa +epuharjo, %usun *gijo,

    +eamatan +arangploso +abupaten alang.

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    27/81

    19

     praktikum ini yaitu tebu, air, agen hayati, pupuk kandang dan pupuk anorganik 

    (?rea dan a) sebagai penambah unsur hara di dalam tanah.

    17.

    19.

    140. 3.3 " K#")

    141. 3.3.1 P#"$%(& B'$

    60. #ertama persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

     praktikum. "etelah itu, olah lahan yang akan digunakan untuk membentuk kondisi

    lahan yang sesuai dengan perakaran tanaman. "etelah pengolahan tanah selesai,

    lajur dibuat untuk penanaman bibit bagal (jarak antar lajur M 43 m dan lebar lajur 

    04 m) dengan jarak tanam yakni 04 m F 33 m lalu proses selanjutnya

     penambahan pupuk kandang dan biarkan selama satu minggu.

    61. "etelah satu mingggu, penanaman bibit tebu dengan ara

     berdampingan dengan kedalaman yang ukup dan posisi mata tunas menghadap

    ke samping (semua posiis mata tunas haruslah sama). :arak antar mata tunas antar 

     bibit yakni M 3 m. "etelah bibit sudah ditanam, tutup atau timbun bibit tebu

    dengan pupuk kandang hingga permukaan bibit tebu tidak terlihat. +etebalan

     pupuk tidak terlalultebal tan tidak terlalu tipis juga. "etelah semua bagian bibit

    tebu tertutup, siram seluruh lajur penanaman seara merata. #enyiraman dilakukan

    setiap hari pada pagi atau sore hari bersamaan dengan penyiangan. "edangkan,

     pengamatan dilakukan seminggu sekali dimulai pada 6 hst. #enyulaman

    dilakukan setelah 0 hst, jika ada bibit yang ditanam mati atau tidak tumbuh.

    144. 3.3.2 P#"$%(& B(, i/

    64. #ertama, persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

     praktikum. "etelah itu, olah lahan yang akan digunakan untuk membentuk kondisi

    yang sesuai dengan perakaran tanaman. "etelah satu minggu, buatlah 6 baris

    dalam satu petak sebagai tanda untuk penanaman bibit bud hip. %alam satu petak 

    keil berisi 10 bibit bud hip yang terbagi dalam empat baris (7 bibit bud hip per 

     baris) dan jarak antar mata tunas bibit yakni M 4 m. 5ibit bud hip ditanam

    dengan kedalaman sekitar 0 m dari permukaan tanah. "etelah semua bibit

    ditanam, tutup bibit mengggunakan ampuran pupuk kandang dan tanah hingga

     permukaan bibit tidak terlihat. "etelah itu, siram bibit bud hip seukupnya.

    #enyiraman dilakukan setiap hari ,yakni pada pagi atau sore hari. "edangkan,

     pengamatan dilakukan seminggu sekali dimulai pada 6 hst. #enyulaman

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    28/81

    20

    dilakukan setelah 0 hst, jika ada bibit yang tidak tumbuh maka harus digani

    dengan bibit yang baru.

    6;. 1.1.1 #erlakuan +eprasan

    6

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    29/81

    21

    1;0.

    1;1.

    1;2. 1 *#!#"

    1;3.

    1;4.1;5. 1 *#!#"

    ;;.

    1;. 3.5.2 B'$

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    30/81

    5CM25 CM

    250 CM

    20CM

    22

    1;8.

    1;9. 3.5.3 B(, i/

    10.

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    31/81

    23

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    32/81

    24

    1;. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. 4.1 H-i$

    18. 4.1.1 P&)&' T&*&

    . #erlakuan 5ibit Lonjoran dan 5ibit 5agal19. T#$ 3. erata #anjang Tanaman Tebu

    180.

    P#"$%(

    &

    181. U*(" T&*& H"i S#!#$ T&*7

    71.

    76.

    0

    74.

    07

    7;.

    14

    7

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    33/81

    25

    214.

    215.

    0;. #ada grafik diatas menunjukkan adanya perbedaan panjang

    tanaman pada kedua perlakuan tebu yaitu antara perlakuan bagal dan

    lonjoran. #ada umur tanaman 6 hst, tanaman baru perlakuan bagal belum

    memunulkan tunas, sedangkan pada perlakuan lonjoran memilki rerata

    adalah 1,0 m. #ada umur tanaman 0 hst, tanaman baru perlakuan

    lonjoran memiliki rerata panjang tanaman yang lebih tinggi daripada

     perlakuan bagal. #ada perlakuan bagal dan lonjoran rerata panjang

    tanaman sebesar 1,;6 m dan 13,6 m. #ada umur tanaman 07 hst,

     perlakuan bagal memiliki rerata penjang tanaman sebesar 0,34 m,

    sedangkan pada perlakuan lonjoran memiliki rerata panjang tanaman

    sebesar 41 m. #ada umur tanaman 14 hst, perlakuan bagal memiliki rerata

     panjang tanaman sebesar 17,

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    34/81

    26

    01;.

    6 0 07 14 60 69 4;3

    3

    03

    13

    63

    43

    ;3

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    35/81

    27

    tanaman 4; hst, rerata panjang tanaman sebesar

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    36/81

    28

    0

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    37/81

    29

    312.

    6 0 07 14 60 69 4;3

    0

    1

    6

    4

    ;

    <

    7

    9

    3

    3

    3.7

    1.0

    6.0

    4.7 4.7

    ;.7

    1.0

    6.7

    4.;

    ;.7

    7

    9.0

    5agal

    Lonjoran

    U*(" T&*& -!7

    J(*$ D(&

    313.

    314.

    315.

    316.

    317.

    318.

    319.

    320.

    321.

    322.

    101. #ada grafik diatas menunjukkan adanya perbedaan jumlah

    daun pada kedua perlakuan tebu yaitu antara perlakuan bagal dan lonjoran.

    #ada umur tanaman 6 hst, tanaman baru perlakuan bagal belum

    memunulkan tunas, sehingga tidak satupun daun yang munul, sedangkan

     pada perlakuan lonjoran memilki rerata jumlah daun sebanyak helai

    daun. #ada umur tanaman 0 hst, rerata jumlah daun pada perlakuan bagal

    sebanyak 3,7 helai daun, sedangkan rerata jumlah daun pada perlakuan

    G*" 8. Grafik #erbandingan :umlah %aun (helai) Tebu pada

    #erlakuan 5agal dan Lonjoran

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    38/81

    30

    lonjoran sebanyak 1,0 helai daun. #ada umur tanaman 07 hst, perlakuan

     bagal memiliki rerata jumlah daun sebanyak 1,0 helai daun, sedangkan

     pada perlakuan lonjoran memiliki rerata jumlah daun sebanyak 6,7 helai

    daun. #ada umur tanaman 14 hst, rerata jumlah daun pada perlakuan bagal

    sebanyak 6,0 helai daun, sedangkan pada perlakuan lonjoran rerata jumlah

    daun sebanyak 4,; helai daun. #ada umur tanaman 60 hst, perlakuan bagal

    memiliki rerata jumla daun sebanyak 4,7 helai daun, sedangkan pada

     perlakuan lonjoran memiliki rerata jumlah daun sebanyak ;,7 helai daun.

    #ada umur tanaman 69 hst, rerata jumlah daun pada perlakuan bagal

    sebanyak 4,7 helai daun, sedangkan pada perlakuan lonjoran memiliki

    rerata jumlah daun sebanyak 7 helai daun. #ada umur tanaman 4; hst,

     perlakuan bagal memiliki rerata jumlah daun sebanyak ;,7 daun,

    sedangkan pada perlakuan lonjoran memiliki rerata jumlah daun sebanyak 

    9,0 helai daun. #ada umur tanaman 60 dan 69 hst, rerata jumlah daunnya

    sama. Hal ini disebabkan daun pada beberapa sampel ada yang mati

    sehingga menyebabkan rerata jumlah daunnya sama. 5erdasarkan grafik,

    tanaman baru tebu dengan perlakuan lonjoran memiliki rerata jumlah daun

    yang lebih tinggi daripada perlakuan bagal.

     b. #erlakuan 5ibit +eprasan

    324. T#$ . :umlah %aun (Helai) pada #erlakuan 5ibit +eprasan

    325.

    P#"$%(

    &

    32;. U*(" T&*& H"i S#!#$ T&*7

    107.

    109.

    0

    113.

    07

    11.

    14

    110.

    60

    111.

    69

    116.

    4;

    114.

    +eprasan11;.

    1

    11

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    39/81

    31

    161.

    6 0 07 14 60 69 4;3

    0

    1

    6

    4

    ;

    <

    +eprasan

    U*(" T&*& -!7

    J(*$ D(&

    166.164.

    16;.

    16

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    40/81

    32

    hingga 69 hst menurun karena ada beberapa daun yang mati. #ada umur 

    tanaman 4; hst, rerata jumlah daun sebanyak ; helai.

    . #erlakuan 5ibit 5ud 8hip

    35;. T#$ 8. :umlah %aun (Helai) pada #erlakuan 5ibit 5ud hip

    35. P

    #"$%(

    &

    358. U*(" T&*& H"i S#!#$

    T&*7

    1;3.

    <

    1;.

    6

    1;0.

    0

    1;1.

    07

    1;6.

    14

    1;4. 5

    ud

    8hip

    Tanpa

    #G# 

    1;;.

    3

    1;

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    41/81

    33

    1

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    42/81

    34

    418.

    6 0 07 14 60 69 4;3

    3.4

    .4

    0

    0.4

    1

    1.4

    3 3

    3.;3.7

    0.71

    3 3 3 3

    3.6

    0.6

    5agal

    Lonjoran

    U*(" T&*& -!7

    J(*$ A&%&

    419.

    420.

    421.

    422.

    423.

    424.

    425.

    60;.

    60

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    43/81

    35

     perlakuan lonjoran anakan sudah mulai tumbuh dan memiliki rerata

    sebanyak 3,6 anakan. #ada umur tanaman 69 hst, rerata jumlah anakan

     pada perlakuan bagal sebanyak 0,7 anakan, sedangkan pada perlakuan

    lonjoran memiliki rerata jumlah anakan sebanyak anakan. #ada umur 

    tanaman 4; hst, perlakuan bagal memiliki rerata jumlah anakan sebanyak 

    1 anakan, sedangkan pada perlakuan lonjoran memiliki rerata jumlah

    anakan sebanyak 0,6 anakan. 5erdasarkan grafik, tanaman baru tebu

    dengan perlakuan lonjoran memiliki rerata jumlah anakan yang lebih

    rendah daripada perlakuan bagal.

     b. #erlakuan +eprasan

    430. T#$ 10. :umlah !nakan pada #erlakuan 5ibit +eprasan 

    431.

    P#"$%(

    &

    432. U*(" T&*& H"i S#!#$ T&*7

    616.

    614.

    0

    61;.

    07

    61

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    44/81

    36

    64

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    45/81

    37

     $chatina

     fulica

    67. *

    ama

    ?mum

     bekiot

    lai

    n

    %&'.  *

    ama

    Latin

    Coccus

    (iridis

    67;. *

    ama

    ?mum +utu

    Tempuru

    ng

    67

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    46/81

    38

    ,xya

    chinensi

     s

    43. *

    ama

    ?mum

    5elalang

    434. *

    ama

    Latin

     #epidiot 

    a stigma

    =.

    43;. *ama

    ?mum

    ?ret

    43

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    47/81

    39

    513. 4.2 P#*-&

    514. 4.2.1 P&)&'

    T&*& *7

    44. #anjang tanaman perlakuan lonjoran lebih panjang dari

     perlakuan bagal. #erbedaan penambahan panjang antara perlakuan

    lonjoran dan bagal tiap minggunya memiliki perbandingan yang ukup

     jauh, ini dapat dilihat dari rerata pertambahan panjang tanaman tiap

    minggunya dari tabel perbedaan panjang tanaman. #ada pengamatan akhir 

    di 4; hst rerata panjang tanaman perlakuan lonjoran menapai 16,6 m

    dan panjang tanaman perlakuan bagal menapai

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    48/81

    40

    49. #ada hasil pengamatan jumlah anakan bagal dan lonjoran terlihat

     bahwa jumlah anakan yang tumbuh lebih banyak adalah pada sistem bagal.

    enurut kami, seharusnya lonjoran memiliki anakan lebih banyak karena lonjoran

    memiliki ; mata tunas, sedangkan bagal 6 mata tunas.

    403. "esuai dengan literatur dalam :urnal no2asi dan +ewirausahaan

    (034) yakni bagal yang berasal dari batang tebu yang matanya belum

     berkeambah terdiri atas bagal mata satu, dua dan tiga. "edangkan metode

    lonjoran bagal dalam bentuk lonjoran dengan panjang ,04 m terdiri atas ;-7

    mata.

    40. Hal tersebut sesuai menurut 5alittas (036), #eningkatan jumlah

     batang per m juring pada sistem tanam juring ganda terjadi sebagai akibat adanya

     penggunaan jumlah bibit bagal dua kali lipat dari sistem tanam juring tunggal.

    "ehingga seharusnya sistem lonjoran memiliki anakan lebih banyak dari pada

    sistem bagal.

    400. enurut literatur dalam :urnal no2asi dan +ewirausahaan (034)

    yaitu metode kon2ensional tersebut memiliki beberapa kelemahan yaitu waktu

     pembibitan yang dibutuhkan lebih lama, serta membutuhkan lahan pembibitan

    yang luas dan bibit yang dihasilkan relati2e tidak seragam.

    401. 5erdasar literatur tersebut kemungkinan hal tersebut dapat

    terjadi karena disebabkan kualitas bibit yang digunakan kurang baik, tidak 

    seragamnya bibit yang digunakan, perawatan tanaman kurang benar dan

    teratur, atau mungkin terjadi kesalahan dalam perlakuan.

    524. 4.2.4 K#"'*& A"!"+/+,

    404. #ada lahan ditemukan hama, musuh alami, ataupun

    serangga lain. ?ntuk musuh alami dapat dimanfaatkan sebagai predator 

    hama, sedangkan pada serangga lain, tanaman hanya dimanfaatkan sebagai

    tempat tinggal. #ada lahan sendiri ditemukan hama utama pada tanaman

    tebu, yaitu

    . Hama ?ret

    40;. Hama uret biasanya menyerang tebu yang ditanam pada lahan

    kering berpasir atau tegalan. ?ret menyerang bagian akar atau pangkal batang

    tebu. Gejala pada tanaman muda adalah puuk tanaman mula-mula layu,

    menguning mirip gejala kekeringan dan akhirnya roboh atau mati ketika

    tanaman tua. 5agian pangkal batang tebu yang terserang uret kehilangan semua

    akar dan terbentuk rongga-rongga gerekan yang besar (!limin,031).

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    49/81

    41

    40 (633 kwintal per ha) yang biasanya normal 333

    kwintal per ha. 5ahkan ada pada pertanaman petani tebu yang tidak melakukan

     pengendalian, kerusakan menapai 94> (!limin,031).

    407. enurut !limin (031) "erangan hama uret tebu dapat ditekan

    melalui pengendalian hama terpadu dengan menggunakan berbagai ara yaitu

    • #engendalian kultur teknis

    409.#engendalian ini dapat dilakukan dengan melakukan pergiliran

    tebu dengan tanaman lainnya (bukan inang uret).

    • #engendalian mekanis

    413.#engendalian ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan lar2a

    (uret) dan imago pada saat pengolahan tanah maupun pembuatan juringan.• #engendalian 5iologi

    41.#enggunaan agens pengendali hayati (!#H) seperti nematoda

    entomopatogen "teinernema. #ada tahun 0339, 5alai 5esar #erbenihan dan

    #roteksi Tanaman #erkebunan (55#0T#) "urabaya telah mengembangkan

     pengendalian uret dengan menggunakan nematoda "teinernema spp. strain

    Tulungagung untuk mengendalikan hama uret tebu terutama di lahan

     berpasir. Hasil uji di laboratorium dengan dosis aplikasi 733 ju2enil

    infektifKml teratat tingkat mortalitas hingga 71,11> pada

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    50/81

    42

     bila pada populasi tinggi akan menyebabkan daun mengeriput dan menguning, daun gugur,

    dan pembentukan buah berkurang. "eara keseluruhan pertumbuhan tanaman menjadi

    terhambat dan buah gugur (+alsho2en 97). +utu hijau, sebagaimana kutu berperisai lunak 

    (soft-bodied sales) lainnya, menghasilkan sekresi berupa airan madu pada permukaan

     bagian tanaman yang diserangnya. 8airan madu ini, selain dimakan oleh semut, juga menjadi

     pertumbuhan jamur jelaga yang menyebabkan permukaan bagian tanaman yang seharusnya

    hijau menjadi tampak kotor berwarna hitam (/lmer O 5rawner 9

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    51/81

    43

    419. %ari hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa intensitas

     penyakit pada tanaman tebu dengan perlakuan bibit bagal maupun lonjoran termasuk 

    ke dalam kategori 3 yakni tidak terserang penyakit apapun. Tanaman tebu dengan

     perlakuan bibit bagal maupun lonjoran dalam keadaan sehat hingga akhir pengamatan.

    463. Tanaman tebu yang tidak terserang paenyakit dapat disebabkan oleh

     beberapa faktor. #ertama, perawatan yang intensif terhadap tanaman dan kondisi di

    sekitar tanaman mampu menurunkan intensitas penyakit baik dengan melakukan

     penyiraman seara berkala, pemupukan yang seimbang, dan penyiangan gulma, dan

    kelembaban yang rendah karena antar tanaman tidak saling menutupi. %an juga kondisi

    lingkungan yang tidak mendukung perkembangan penyakit. enurut *irwanto (033

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    52/81

    44

    akhir musim hujan, dan pertumbuhan bibit kurang serempak. "olusi yang

    dapat dipertimbangkan untuk mengatasi permasalahan tersebut ialah

    dengan menerapkan satu ino2asi baru dalam pembibitan tebu yang

    diadopsi dari +olumbia, pembibitan tersebut dikenal dengan sistem

     pembibitan tebu satu mata tunas atau  single bud nurserry ("5*) (5ayu,

    031). +euntungan pembibitan sistem "5* antara lain dapat ditanam

    setiap saat,partumbuhan serempak, hemat bahan tanam, dan kebutuhan

    lahan lebih sedikit,bibit tersedia setiap saat, umur lebih pendek.

    +euntungan lainnya ialah kualitasbibit lebih terjamin, kepastian hidup

    lebih tinggi, dan lebih ekonomis.

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    53/81

    45

    545. 5. KESIMPULAN

    46;. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan

    salah satu tanaman perkebunan yang memiliki kandungan sukrosanya

     paling tinggi dan kandungan seratnya paling rendah. Tanaman tebu yang

    kami tanam menggunakan sistem budhip, keprasan, bagal dan lonjoran

    %ari hasil pengamatan yang kami lakukan sistem lonjoran lebih baik 

     pertumbuhannya dari pada sistem bagal, dari segi jumlah daun dan

     panjang tanaman. "edangkan pada jumlah anakan sistem bagal lebih

     banyak tumbuh dibandingkan sistem lonjoran. Hal tersebut dimungkinkan

    karena sistem lonjoran memiliki mata tunas lebih banyak dibandingkan

    sistem bagal. "ehingga peluang untuk tumbuh tanaman baru sistem

    lonjoran lebih besar dibandingkan sistem bagal. *amun anakan bagal lebih

     banyak dari lonjoran, ini dimungkinkan karena perlakuan yang berbeda,

    ketidak seragaman benih, ataupun kemungkinan nutrisi dari lonjoran lebih

    fokus untuk pertumbuhan tunas dari pada ke pertumbuhan anakan yang

     baru.

    54.

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    54/81

    46

    548. DAFTAR PUSTAKA

    469. !bidin, aenal.974.  0asar- 0asar tentang 1at Pengatur 2umbuhan.

    5andung !ngkasa

    443. !limin. 031.  Pengendalian 3ret 2ebu 0i 4abupaten "ondo5oso.%itjenbun #ertanian

    44. 5#". 034.  Produksi 2anaman Perkebunan Menurut Propinsi dan 6enis

    2anaman 7ndonesia 8*** 2on9 :*;:-:*;%@).

    httpKKbps.go.idKlinkTable%inamisK2iewKidK719. diakses 39 *o2ember 034

    440. 8handra, dkk. 033.  "udidaya dan Pasca Panen 2ebu. :akarta /"+!

    edia

    441. 8haranasri, ., O T. *ishida 9 "iological Pest Control 2he Glasshouse

     Experience. /ds.Hussey, *. $. and *. "opes. 8ornell ?ni2ersity #ressP thaa,*ew

    'ork.

    44;. %jumali. 036. 6uring Ganda Meningkatkan Produkti(itas 0an

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    55/81

    47

    4;4. #rasetyo, Hari. 031.  Produksi "ibit 2ebu Metode "udchip.

    httpKKwww.slideshare.net

    4;;. "etjen #ertanian. 031. 2ebu. nformasi ingkas Tanaman #erkebunan.

    4;

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    56/81

    48

    54. LAMPIRAN

    55. L*/i"& 1. %ata #engamatan

    4

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    57/81

    49

    0 3 3 0 6 4 4 <

    ;;.

    1

    ;;0.

    3

    ;;1.

    3

    ;;6.

    0

    ;;4.

    6

    ;;;.

    ;

    ;;

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    58/81

    50

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    59/81

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    60/81

    52

    9

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    61/81

    53

    l3;3.

    3;.

    3

    3;0.

    3

    3;1.

    3;6.

    3;4.

    3;;.

    3;

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    62/81

    54

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    63/81

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    64/81

    56

    1;

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    65/81

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    66/81

    58

    4

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    67/81

    59

     b. #arameter #anjang Tanaman (m)

    ;47.

    "a

    m p

    e

    l

    ;49. ?mur Tanaman (hst)

    ;;.

    <

    ;;0.

    6

    ;;1.

    0

    ;;6.

    07

    ;;4.

    14

    ;;;.

    ;;

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    68/81

    60

    er 

    a

    t

    a 3 3,0 ,7 0,;

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    69/81

    61

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    70/81

    62

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    71/81

    63

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    72/81

    64

    181. I&!#&-i!- S#"&'& P#&%i! P#"$%(& T#( B'$

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    73/81

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    74/81

    66

    707. Q Ʃ(0×0)4×4

    ×100

    709. Q

    0

    16

    ×100

    713. Q 3 >

    71. ?mur 60 hst

    710. Q Ʃ(0×0)4×6

    ×100

    711. Q0

    24×100

    716. Q 3 >

    714. ?mur 69 hst

    71;. Q Ʃ(0×0)4×5

    ×100

    71

    719. ?mur 4; hst

    763. Q Ʃ(0×0)4×7

    ×100

    76. Q0

    28×100

    760. Q 3 >

    "ampel 6

    761. ?mur 03 hst

    766. Q Ʃ(0×0)4×2

    ×100

    764. Q

    0

    8×100

    76;. Q 3 >

    76

    74. ?mur 14 hst

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    75/81

    67

    740. Q Ʃ(0×0)4×5

    ×100

    741. Q

    0

    20

    ×100

    746. Q 3 >

    744. ?mur 60 hst

    74;. Q Ʃ(0×0)4×6

    ×100

    74

    749. ?mur 69 hst

    7;3. Q Ʃ(0×0)4×7

    ×100

    7;. Q0

    28×100

    7;0. Q 3 >

    7;1. ?mur 4; hst

    7;6. Q Ʃ(0×0)4×7

    ×100

    7;4. Q0

    28×100

    7;;. Q 3 >

    "ampel 4

    7;

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    76/81

    68

    7

    79

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    77/81

    69

    799. Q0

    12×100

    933. Q 3 >

    93. ?mur 07 hst

    930. Q Ʃ(0×0)4×5

    ×100

    931. Q0

    20×100

    936. Q 3 >

    934. ?mur 14 hst

    93;. Q Ʃ(0×0)4×6

    ×100

    93

    939. ?mur 60 hst

    93. Q Ʃ(0×0)4×7

    ×100

    9. Q0

    28×100

    90. Q 3 >91. ?mur 69 hst

    96. Q Ʃ(0×0)4×8

    ×100

    94. Q0

    32×100

    9;. Q 3 >

    "ampel 0

    9

    90. ?mur 0 hst

    900. Q Ʃ(0×0)4×3

    ×100

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    78/81

    70

    901. Q0

    12×100

    906. Q 3 >

    904. ?mur 07 hst

    90;. Q Ʃ(0×0)4×5

    ×100

    90

    909. ?mur 14 hst

    913. Q Ʃ(0×0)4×6

    ×100

    91. Q0

    24×100

    910. Q 3 >

    911. ?mur 60 hst

    916. Q Ʃ(0×0)4×7

    ×100

    914. Q0

    28×100

    91;. Q 3 >91

    "ampel 1

    96. ?mur 6 hst

    960. Q Ʃ(0×0)4×1

    ×100

    961. Q0

    4×100

    966. Q 3 >

    964. ?mur 0 hst

    96;. Q Ʃ(0×0)4×3

    ×100

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    79/81

    71

    96

    969. ?mur 07 hst

    943. Q Ʃ(0×0)4×5

    ×100

    94. Q0

    20×100

    940. Q 3 >

    941. ?mur 14 hst

    946. Q Ʃ(0×0)4×5

    ×100

    944. Q0

    20×100

    94;. Q 3 >

    949;. ?mur 69 hst

    9;0. Q Ʃ(0×0)4×8

    ×100

    9;1. Q0

    32×100

    9;6. Q 3 >

    "ampel 6

    9;4. ?mur 6 hst

    9;;. Q Ʃ(0×0)4×1

    ×100

    9;

    9;9. ?mur 0 hst

    9

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    80/81

  • 8/19/2019 LAPORAN TPT

    81/81

    73

    994. Q0

    12×100

    99;. Q 3 >

    99

    033. ?mur 14 hst

    0330. Q Ʃ(0×0)4×5

    ×100

    0331. Q0

    20×100

    0336. Q 3 >

    0334. ?mur 60 hst

    033;. Q Ʃ(0×0)4×7

    ×100

    0330339. ?mur 69 hst

    033. Q Ʃ(0×0)4×8

    ×100

    03. Q0

    32×100

    030. Q 3 >

    2013.