lapsus pulpitis akut ninik

Upload: ninik-dyah

Post on 06-Jul-2015

502 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

1

BAB I LAPORAN KASUS I. IDENTITAS Nama Alamat Umur Kelamin Pekerjaan Status Tanggal periksa : Tn. S : Pagak : 24 tahun : Laki-laki : kartawan swasta : belum menikah : 13 Juni 2010

II. RIWAYAT KASUS1. Keluhan Utama : Gigi pada rahang bawah kiri berlubang terasa sangat sakit. 2. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke poli gigi RSUD Kanjuruhan Kepanjen

dengan keluhan gigi pada rahang bawah kiri berlubang dan terasa sangat sakit sejak tadi malam. Sakit yang dirasakan sangat tajam dan hilang timbul. Gigi rahang bawah tersebut sudah ditambal 2 bulan yang lalu dan terlepas 3 minggu yang lalu. Sejak tambalan terlepas tidak pernah, baru tadi malam terasa sangat sakit sehingga pasien tidak bisa tidur, sehingga diberi obat Ponstant yang dibelinya sendiri, dan keluhan agak berkurang. Hari ini giginya masih terasa sakit tapi tidak seberat tadi malam, namun bila dipakai makan, minum dingin, atau tersentuh lidah pasien maka rasa sakitnya akan bertambah.3. Riwayat perawatan a. Gigi: tambal gigi rahang bawah kiri 2 bulan lalu. b. Jaringan lunak rongga mulut dan sekitarnya : gusi bengkak pada gigi rahang

bawah kiri yang berlubang 4. Riwayat kesehatan

Kelainan darah Kelainan endokrin Gangguan nutrisi Kelainan jantung Kelainan kulit/ kelamin Gangguan pencernaan

: (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-)

2

Gangguan respiratori Kelainan imunologi Gangguan TMJ Tekanan darah Diabetes mellitus Lain-lain

: (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-)

5. Obat-obatan yang telah /sedang dijalani : ponstan 6. Keadaan sosial/kebiasaan : sikat gigi 2 kali sehari saat mandi pagi dan sore

perokok 7. Riwayat Keluarga : a. Kelainan darah b. Kelainan endokrin c. Diabetes melitus d. Kelainan jantung e. Kelainan syaraf f. Alergi g. lain-lain III. PEMERIKSAAN KLINIS 1. EKSTRA ORAL :a. Muka b. Pipi kiri

: tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan :-

: Simetris : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan kanan : tidak teraba/ tidak ada kelainan

Pipi kananc. Bibir atas

bibir bawah d. Sudut mulut

e. Kelenjar submandibularis kiri : tidak teraba/ tidak ada kelainan f. Kelenjar submentalis g. Kelenjar leher h. Kelenjar sublingualis i. Kelenjar parotis 2. INTRA ORAL : : tidak teraba/ tidak ada kelainan : tidak teraba/ tidak ada kelainan : tidak teraba/ tidak ada kelainan : tidak teraba/ tidak ada kelainan

3 a. Mukosa labial atas

: tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan

Mukosa labial bawahb. Mukosa pipi kiri

Mukosa pipi kanan c. Bukal fold atas Bukal fold bawahd. Labial fold atas

Labial fold bawahe. Ginggiva rahang atas

Ginggiva rahang bawah kiri : hiperemi f. Lidah g. Dasar mulut h. Palatumi.

Tonsil

j. Pharynxk. Lain lain

8 2

7 1

6

5

4

3 7

1

2 8 8 II III IV

3

4

5

6

V IV I I

III

II

I

V

V IV III II

I

I

II III IV

V

8 2 1

7

6

5

4

3

1 8

2

3

4

5

6

7

Keterangan : 8 pulpitis: sondasi (+), perkusi (+) 321 321 1234 1234

4

= kalkulus IV. DIAGNOSE SEMENTARA : 8 pulpitis: sondasi (+), perkusi (+) 321 321 1234 1234 = kalkulus

V. RENCANA PERAWATAN :

Scalling kalkulus R/ Clindamicyn 500 mg tab No.X V 3 dd kap 1 R/ Kalium Diklofenak 500 mg tab No.X 2 dd tab 1 p.c

1. Pengobatan :

2. Pemeriksaan Penunjang : Lab.Rontgenologi mulut/ Radiologi : Lab.Patologi anatomi

::::::::::-

Sitologi Biopsi Bakteriologi Jamur

Lab.Mikrobiologi

Lab.Patologi Klinik 3. Rujukan : Poli Penyakit Dalam Poli THT Poli Kulit & Kelamin VI. DIAGNOSE AKHIR : 8 pulpitis: sondasi (+), perkusi (+) 321 321 1234 1234

5

= kalkulus LEMBAR PERAWATANTanggal 13-06-2011 Elemen 8 Diagnosa Pulpitis akut Terapi: R/ Clindamycin 300 mg tab No.XV 3 dd tab 1 R/ Kalium Diklofenak 50 mg tab No.X 2 dd tab 1 p.c Therapi KIE: Menjaga kebersihan rongga mulut dengan menggososk gigi 2 x sehari sesudah makan dan sebelum tidur Kumur dengan mouthwash Keterangan

Periksa ke dokter gigi6 bulan sekali

Pasien disarankanuntuk kontrol 3 hari lagi ke dokter gigi Pasien disarankan untuk membersihkan karang gigi ke dokter gigi

BAB II PEMBAHASANII.1 Definisi Pulpitis

6

Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri. Pulpa adalah bagian gigi paling dalam, yang mengandung saraf dan pembuluh darah. akibat karies yang tidak diobati, trauma, atau restorasi beberapa.II.2 Etiologi Pulpitis

Penyebab kerusakan pulpa dapat dikelompokan sebagai berikut: 1. Fisik

Mekanik ( trauma, atrisi, abrasi, perubahan tekanan udara). Termis (preparasi cavum,tambalan yang dalam tanpa semen base). Elektris (aliran listrik dari vital tester,tambalan-tambalan logam yangberlainan). Asam fosfat yang berasal dari silikat, AgNO3, monomeracrylic Erosi karena asam-asam. Toksin yang berhubungan dengan karies Invasi langsung kuman-kuman pada pulpa. dapat terjadi karena adanya jejas berupa kuman beserta

2. Kimia:

3. Bakterial

2.3 Patofisiologi Pulpitis Pulpitis p r o d u k n y a yaitu toksin,dan dapat juga karena faktor fisik dan kimia (tanpa kuman). Namun pada praktek sehari-hari Pulpitis biasanya terjadi diawali dengan karies yang tebentuk karena kerusakan email akibat dari fermentasi karbohidratoleh bakteri-bakteri penghasil asam (pada umumnya Streptococus mutans)yang menyebabkan proses demineralisasi Demineralisasi lebih cepat dari proses mineralisasi. Bila karies sudah terbentuk dan tidak mendapat perawatan, maka proses demineralisasi terus berlanjut dan menyebabkan karies semakin meluas ke dalamgigi sehingga menembus lapisan-lapisan email, dentin dan pada akhirnya akan mencapai ke dalam ruang pulpa. Bila karies sudah mencapai ke dalam ruang pulpa maka bakteri akan masuk kedalam ruangan tersebut dan mengakibatkan peradangan pada jaringan pulpa. akut Jikaperadangan hanya sebagian parsial,dan jika (pada cavum dentis) maka pulpa maka kita sebut pulpitisII.4

mengenai seluruh jaringan

kita sebut pulpitis akut totalis. Gambaran Klinis Pulpitis

7

Pulpitis menyebabkan sakit gigi yang tajam luar biasa, terutama bila terkena oleh air dingin, asam, manis, kadang hanya dengan menghisap angin pun sakit. Rasa sakit dapat menyebar ke kepala, telinga dan kadang sampai ke punggung Keluhan subyektif: Nyeri spontan dan berdenyut yang di sebabkan oleh rangsangan yg minimal dan berlangsung

siang malam, sering hilang tetapi timbul kembali Nyeri menyebar (tidak terlokalisir) jika pada mandibula sering terasa ditelinga,kadang kadang

di leher.jika pada rahang atas terasa ke pelipis, kepala bagian depan sampai belakang. Pada permulaan pasien masi bisa melokalisir gigi yg sakit tetapi lama kelamaan tidak dapat lagi. Perubahan suhu yg kecil pada minum dapat menyebakan nyeri danperidontitis yang dapat

menyebabkan nyeri pada waktumengunyah.peridontitis ini disebabkan oleh hyperemia dari pulpa yangmerambat ke peridontium ke foramen apikalis. Klasifikasi pulpitis menurut waktunya yaitu Pulpitis akut dan pulpitis kronis. Pulpitis akut merupakan kondisi inflamasi pulpa gigi yang terjadi dengan tiba-tiba atau dapat juga terjadi karena kondisi eksaserbasi dari inflamasi kronis (Rajendran, and Sivapathasundharam, 2009). Pulpitis akut dapat berlanjut menjadi pulpitis kronis (Cawson and Odell, 2008). Pulpitis akut memiliki tanda-tanda klinis berupa nyeri tajam atau berdenyut dan biasanya terjadi selama beberapa menit (10-15 menit). Asal nyeri susah dicari bahkan nyeri dapat menyebar jauh dari pusat kerusakan. Rasa nyeri dapat terjadi karena rangsang panas, dingin dan stimulus manis (Coulthard, 2003). Pulpitis akut adalah kondisi gawat darurat karena rasa sakitnya yang teramat sangat. Gigi yang terkena pulpitis akut akan terasa nyeri tajam yang kontinu saat diberikan stimulus atau tidak. Pada kondisi seperti ini biasanya pasien akan merasa sangat kesakitan dan emosional (Rajendran, and Sivapathasundharam, 2009). Pasien biasanya tidak bisa menunjukkan gigi mana yang terasa sakit akibat sakitnya yang menyebar hampir keseluruh gigi tetangga dari gigi yang terkena pulpitis akut (Torabinejad and Walton, 2008). Menurut Rajendran dan Sivapathasundharam (2009), rasa sakit pulpitis akut biasanya berlangsung 10-15 menit atau lebih dan rasa sakitnya dapat bertambah-tambah sesuai dengan ambang toleransi sakit pasien. Pasien yang menderita pulpitis akut akan merasa tidak nyaman dan membutuhkan perawatan segera dari dokter gigi. Klasifikasi klinis penyakit pulpa didasarkan pada gejala respon terhadap perubahan suhu yaitu:

8

1. Pulpitis reversibel/hiperemi pulpitis/pulpitis awal yaitu peradangan pulpa awal sampai sedang akibat rangsangan Anamnesa Biasanya nyeri bila minum panas, dingin, asam dan asin Nyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus menerus Rasa nyeri lama hilangnya setelah rangsangan dihilangkan Pemeriksaan Objektif Ekstra oral : Tidak ada pembengkakan Intra oral : Perkusi tidak sakit Karies mengenai dentin/karies profunda Pulpa belum terbuka Sondase (+) (Yuliati R, et al., 2008)

Chlor etil (+)2. Pulpitis irreversibel yaitu radang pulpa ringan yang baru dapat juga yang sudah berlangsung

lama Pulpitis irreversibel terbagi : 1) Pulpitis irreversibel akut yaitu peradangan pulpa lama atau baru ditandai dengan rasa nyeri akut yang hebat Anamnesa Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus menjalar kebelakang telinga Penderita tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit Pemeriksaan Objektif Ekstra oral : tidak ada kelainan Intra oral : Kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa makanan Pulpa terbuka bisa juga tidak Sondase (+) Khlor ethil (+)

Perkusi bisa (+) bisa (-) (Yuliati R, et al., 2008)

2) Pulpitis irreversibel kronis yaitu peradangan pulpa yang berlangsung lama

9

Anamnesa ; Gigi sebelumnya pernah sakit Rasa sakit dapat hilang timbul secara spontan Nyeri tajam menyengat, bila ada rangsangan seperti; panas, dingin, asam, manis Penderita masih bisa menunjukkan gigi yang sakit Pemeriksaan Objektif Ekstra oral ; tidak ada pembengkakan Intra oral ; Karies profunda, bisa mencapai pulpa bisa tidak Sondase (+) Perkusi (-) (Yuliati R, et al., 2008) II.5

Penegakan Diagnosa Pulpitis

Diagnose ditegakan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada impeksikita dapat melihat cavum yang besar, lebar dengan suatu masa yang lembek dankotor,cavum dentis hanya tertutup oleh lapisan dentin yang tipis atap pulpa dapatdi tembus dengan sonde. 1. Test sondasi : nyeri pada pemeriksaan dengan sonde 2. Test thermist : air hangat /dingin menyebabkan nyeri yg hebat. 3. Test elektris : aliran listrik menyebabkan nyeri yang tdak tertahan danmakin hebat.4. P e r k u s i : a r a h v e r t i c a l m e n y e b k a n n y e r i k a r e n a a d a p e r a m b a t a n hyperemia

pada periodontum 5. Tekanan : saat gigi pasien mengigit, pasien akan merasakan nyeri.6. R o n t g e n g i g i : p a d a p e m e r i k s a a n

rontgen akan didapatkan gambaran

r a d i o l o g i berupa gamabaran radiolusent yang telah mencapai kavum pulpa.Pemeriksaan radiologist dilakukan untuk memperkuat diagnose dan menunjukkan apakah peradangan sudah menyebar ke jaringan tulang dan disekitarnya

II.6 Penatalaksanaan Pulpitis

Peradangan mereda jika penyebabnya diobati. Jika pulpitis diketahui pada stadium dini, maka penambalan sementara yang mengandung obat penenang saraf bisa menghilangkan nyeri. Tambalan ini bisa dibiarkan sampai 6-8 minggu dan kemudian diganti dengan tambalan permanen. Jika terjadi kerusakan pulpa yang luas dan tidak dapat diperbaiki, satu-satunya cara

10

untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mencabut pulpa, baik melalui pengobatan saluran akar maupun dengan pencabutan gigi. Bila tidak ada peradangan dental, lubang gigi dbersihkan dengan ekskavator , lalu dikeringkan dengan kapas dan diberi kapas yang ditetesi eugenol. Berikan analgetik bila perlu. Bila sudah ada peradangan jaringan periapikal, berikan antibiotik selama 5 hari Pada umumnya, perawatan yang diberikan terhadap gigi pulpitis akut adalah pulpektomi vital dengan membuang seluruh jaringan pulpa apabila keadaan saluran akar memungkinkan untuk dilakukan preparasi saluran akar dan tersedia waktu yang mencukupi. Setelah pembuangan jaringan pulpa, gulungan kapas kecil yang berisi Ca(OH)2 yang merupakan obat pilihan dimasukkan ke dalam ruang pulpa sebelum kavitas ditutup dengan oksida seng eugenol. Tahap pekerjaan yang dilakukan dalam merawat pulpitis akut ini secara umum adalah: (1) pembuatan foto rontgen, (2) anestesi lokal, isolasi lapangan kerja, pembukaan atap pulpa, (3) ekstirpasi jaringan pulpa, (4) irigasi dengan larutan perhidrol 3%, aquadest, dan NaCl 2%, (5) penempatan Ca(OH)2 dalam gulungan kapas kecil pada ruang pulpa, (6) Tumpatan sementara minimal dengan semen seng fosfat. Setelah keadaan darurat mereda, dilakukan perawatan endodontik biasa. (Tarigan, 2002). 2.7 Komplikasi Infeksi sekuel pulpitis termasuk apical periodontitis, abses periapikal, selulitis, dan osteomyelitis rahang. Spread dari gigi rahang atas dapat menyebabkan sinusitis purulen, meningitis, abses otak, selulitis orbital, dan thrombosis sinus. Penyebaan dari gigi rahang bawah bisa menyebabkan angina ludwings, abses parapharyngeal, mediastinum, perikarditis, empiema, dan tromboflebitis jugularis

BAB III PENUTUP III. Kesimpulan Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pasien didiagnosa pulpitis akut gigi 8 serta kalkulus pada rahang atas dan rahang bawah dengan differential diagnose adalah pulpitis

11

kronis. Kondisi klinis pasien tidak memungkinkan untuk dilakukan tidakan medis, karena pasien mengeluh nyeri saat diperiksa dan tampak adanya tanda peradangan, sehingga untuk sementara diberikan terapi oral yaitu antiinflamasi dan antibiotik.

DAFTAR PUSTAKA

Cawson, R.A., and Odell, E.W., 2008, Cawsons Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine, Churcill Livingstone Elsevier, UK.

12

Coulthard, P., 2003, Oral and Maxillofacial Surgery, Radiology, Pathology and Oral Medicine, Elsevier, UK Ford, Pitt T.R., 2004, Hartys Endodontics in Clinical Practice, Fifth Edition, Wright, Elsiviers, Philadelphia Kakehashi, S., Stanley, H.R., and Fitzgerald, R.J., 1965, The Effects of Surgical Exposures of Dental Pulps Ingerm-Free and Conventional Laboratory Rats. Oral Surg Oral Med Oral Pathol, (20): 340-9 Rajendran, and Sivapathasundharam, 2009, Shafers Textbook of Oral Pathology, 6th edition, Elsevier, New Delhi Tarigan, Rasinta, 2002, Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti), Edisi Revisi, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta Torabinejad, M., and Walton, R.E., 2008, Endodontics: Principles and Practice, 4th edition, Elsevier Health Sciences, UK Yuliati R, et al., 2008. Gigi dan Mulut: Tutorial. Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru Pekanbaru, Riau