skripsirepo.stikesicme-jbg.ac.id/1362/2/143210154 m. imron...merokok berbasis teori prilaku lawrence...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRILAKU MEROKOK DI SMP
(Di SMP Sunan Ampel Jombang)
SKRIPSI
M.IMRON AMINUDDIN
143210154
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDIKIA MEDIKA
JOMBANG
2018
ii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRILAKU MEROKOK DI SMP
(Di SMP Sunan Ampel Jombang)
SKRIPSI
Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Pendidik Pada Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
M.IMRON AMINUDDIN
143210154
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : M.Imron Aminuddin
NIM : 143210154
Program Studi : S1 Keperawatan
Tempat, tanggal lahir : Jombang, 13 Oktober 1993
Institusi : Prodi S1 Keperawatan STIKes “ICMe” Jombang.
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul analisis fakto-faktor prilaku
merokok berbasis teori prilaku lawrence green (Di SMP Sunan Ampel Jombang).
Adapun skripsi ini bukan milik orang lain baik sebagian maupun keseluruhan,
kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.
Jombang, September 2018
M.Imron Aminuddin
NIM. 143210063
iv
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah:
Nama : M.Imron Aminuddin
NIM : 143210154
Program Studi : S1 Keperawatan
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan hasil saya sendiri
dan bukan hasil plagiasi, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam
bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Apabila dikemudian hari saya
terbukti melakukan plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
sesuai ketentuan yang berlaku di STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.
Jombang, September 2018
M.Imron Aminuddin
NIM. 143210154
v
PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul : Analisis faktor-faktor prilaku merokok di SMP
Nama Mahasiswa : M.Imron Aminuddin
NIM : 143210154
TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING
PADA TANGGAL.............................
Pembimbing I
Hindyah Ike S.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIK.04.06.059
Pembimbing II
Dwi Puji Wijayanti., S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIK. 03.05.048
Ketua STIKes ICMe
H.Imam Fatoni,SKM.,MM.
NIK.03.04.022
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Inayatur Rosyidah,S.Kep.Ns.M.Kep
NIK. 04.05.053
vi
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : M.Imron aminuddin
NIM : 143210154
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRILAKU MEROKOK
DI SMP
Telah berhasil dipertahankan dan di uji dihadapkan Dewan Penguji dan diterima
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada
Program S1 Ilmu Keperawatan
Komisi Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji : Sri Sayekti, S.Si,.M.Ked ( )
Penguji I : Hindyah Ike S.,S.Kep.Ns.M.Kep ( )
Penguji II : Dwi Puji.,S.Kep.Ns.M.Kes ( )
Ditetapkan di : Jombang
Pada Tanggal :
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Jombang pada tanggal 13 Oktober 1993, anak dari Bapak
Nardi dan Ibu Siti Mariyam. Penulis anak pertama dari empat bersaudara.
Tahun 2007 penulis lulus dari MI Al Idtihad Jombang. Tahun 2010 penulis
lulus dari MTs Darul Ulum Sumberpenganten, Tahun 2013 penulis lulus dari MA
Darul Hikmah. Tahun 2014 penulis lulus seleksi masuk STIKes Insan Cendekia
Medika Jombang. Penulis memilih program studi S1 Keperawatan dari lima
program studi yang ada di STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Demikian
riwayat hidup ini penulis tulis dengan sebenar-benarnya.
Jombang, September 2018
M.Imron Aminuddin
NIM. 143210154
viii
MOTTO
BERUSAHA, BERSYUKUR DAN TAWAKAL
Be Always Optimis
Husnudzan pada Allah
Dan Hidup Dijalan yang diridhoi-NYA
ix
LEMBAR PERSEMBAHAN
Persembahan yang utama dan paling utama, penulis ucapkan syukur
Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik, hidayah
dan kemudahan serta mengabulkan do’a penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis persembahkan karya yang sederhana ini kepada orang-orang yang penulis
sayangi dan cintai, yaitu:
1. Bapak Nardi dan Ibu Siti Mariyam yang telah mendoakan, menyanyangi,
menasehati, mendukung serta menuruti apa saja kemauan penulis demi masa
depan penulis agar lebih baik, dan penulis ucapkan terimakasih
2. Untuk paman Samsul Hadi terimakasih atas kasih sayang dan perhatiannya
kepada penulis, dan terimakasih selalu mengalah pada penulis demi masa
depan penulis.
3. Penulis ucapkan terimakasih kepada semua sahabat dan teman-temanku yang
sudah membantu, mendoakan dan memotivasi penulis.
4. Kelompok bimbingan terimakasih pengalaman, hiburan serta kekompakkannya
selama penulis menyelesaikan skripsi.
Jombang, September 2018
Penulis
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpah rahmat, taufik serta hidayah-NYA sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
PRILAKU MEROKOK DI SMP (Di SMP Sunan Ampel Jombang)”, ini dengan
baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan
dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan trimakasih kepada yang terhormat
Bapak H. Imam Fatoni,S.KM.,MM selaku ketua STIKes Insan Cendekia Medika
Jombang, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku ketua program studi
S1 Keperawatan, Ibu Hindyah Ike S.,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing
1, Ibu Dwi Puji Wijayanti., S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing 2 yang
telah memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk kepada penulis serta telah
meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya hingga terselesaikan skripsi ini.
Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis
dan bagi pembaca pada umunya. Amiin Yaa Rabbal alamin.
Jombang, September 2018
Penulis
xi
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR PERILAKU MEROKOK REMAJA
SMP SUNAN AMPEL JOMBANG
Oleh :
M. Imron Aminuddin
Remaja rentan terhadap pengaruh lingkungan rendahnya harga diri
menjadi prediksi timbulnya perilaku merokok dan disebabkan juga faktor
lingkungan adalah faktor teman sebaya, riset kesehatan dasar 2010, 58,6 juta
orang Indonesia berumur 15 tahun ke atas menjadi perokok aktif. Penelitian ini
bertujuaan menganalisis faktor yang mempengaruhi perilaku merokok meliputi
faktor harga diri dan konformitas teman sebaya di SMP Sunan Ampel Jombang.
Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi dengan pendekatan
cross sectional. Populasi adalah 145 siswa laki-laki kelas satu dan dua. Sampel
sejumlah 106 dengan Stratified Random Sampling.Variabel independen meliputi
sub variabel harga diri dan konformitas teman sebaya, variabel dependen perilaku
merokok, pengambilan data dengan kuisioner, uji statistic menggunakan regresi
linier berganda.
Hasil penelitian sub variabel harga diri berpengaruh secara positif karena
nilai T-hitung (3.236) lebih besar dari T-tabel (1.663) berarti semakin rendahnya
harga diri akan semakin tinggi terjadinya perilaku merokok dan sub variabel
konformitas teman sebaya berpengaruh secara positif karena nilai T-hitung
(5.660) lebih besar dari T-tabel (1.663) berarti semakin kuat pengaruh
konformitas teman sebaya maka samakin kuat pula terjadiya perilaku merokok
sedangkan sub variabel pengetahuan berpengaruh secara positif karena nilai T-
hitung (5.691) lebih besar dari T-tabel (1.663) berarti semakin kurang
pengetahuan maka samakin kuat pula terjadiya perilaku merokok sedangkan. Nilai
beta konformitas teman sebaya 0,405. Dapat disimpulkan faktor harga diri, faktor
konformitas teman sebaya dan pengetahuan berhubungan dengan perilaku
merokok karena T-hitung lebih besar T-tabel, dan yang dominan mempengaruhi
perilaku merokok adalah konformitas teman sebaya karena nilai koefisien regresi
terbesar.
Kata Kunci : Harga Diri, Konformitas Teman Sebaya, Pengetahuan,
Perilaku Merokok.
xii
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF SMOKING BEHAVIOR FACTORS FOR
THE TEENAGERS AT SMP
( at SMP Sunan Ampel Jombang )
The teenagers are susceptible to the environment of low self-concept becomes the
predictions of smoking behavior happens besides it is caused by the factors of
environment such as the factor of peer, basic health research 2010,58,6% million of
Indonesians as old as 15 years and over became active smokers. This research aimed to
analyze factors that effected smoking behavior consisted of self-concept and the
conformity of peer at SMP Sunan Ampel Jombang. This research used correlation
analytic method with cross sectional approach. The population was 145 male students
in class two and three, the total of samples was 106 with stratified random sampling,
Independent variable consisted of self-concept sub variable, the conformity of peer and
knowledge, dependent variable was smoking behavior, taking data with questionnaire,
statistical test used Multiple linier regression. The results of the study a subject from his
allegiance variables reaches as high as self esteem in also had an impact in a positive
way because the value of t-hitung ( 3.236 ) is greater and mightier than t-tabel ( 1.663 )
means a sense of ownership homes exacerbating an already dire lowness in price himself
will be the higher as well as other factors to take up smoking and behavior the large
amounts of capital variables reaches as high as konformitas gave me an explanation in
also had an impact in a positive way because the value of t-hitung ( 5.660 ) is greater and
mightier than t-tabel ( 1.663 ) means a sense of ownership is getting stronger the
influence of peer conformity gave me an explanation so samakin strong mentally which
he needs terjadiya behavior is more risk sensitive separating urgency to take up smoking
while variables reaches as high as the level of knowledge of the large amounts of capital
has had a limited impact in a positive way because the value of t-hitung ( 5.691 ) is
greater and mightier than t-tabel ( 1.663 ) means a sense of ownership becomes less
samakin strong mentally which he needs to know and understand much similarly shaped
tool used by terjadiya behavior smoking while .The value of beta conformity gave me an
explanation 0,405 .It can be concluded factors other than a fuel self esteem , factors other
than a fuel konformitas gave me an explanation and knowledge deals with the manners
smoke because t-hitung larger t-tabel , and the dominant strongly influence the behavior
of people smoking lies primarily with konformitas gave me an explanation because the
value of the regression coefficient biggest displays of mass religious .
Key words : self-concept , Peer conformity, knowledge, Smoking behavior.
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR ............................................................................................. i
SAMPUL DALAM ......................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ........................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ v
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ vi
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vii
MOTTO .......................................................................................................... viii
LEMBAR PERSEMBAHAN ......................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
ABSTRAK BAHASA INDONESIA .............................................................. xi
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
DAFTAR LAMBANG ................................................................................... xx
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xxi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ...................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6
2.1 Konsep Perilaku ....................................................................... 6
2.1.1 Pengertian Perilaku ...................................................... 6
2.1.2 Bentuk Perilaku .......................................................... 6
2.1.3 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku ............ 6
2.1.4 Macam - Macam Perilaku ............................................ 8
xiv
2.2 Konsep Merokok ..................................................................... 8
2.2.1 Pengertian Rokok dan Merokok ................................. 8
2.2.2 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Merokok .......... 9
2.2.3 Perilaku Merokok ....................................................... 10
2.2.4 Dampak Merokok ........................................................ 12
2.3 Konsep Harga Diri ................................................................... 13
2.3.1 Pengertian Harga Diri .................................................. 13
2.3.2 Aspek-Aspek Harga Diri ............................................ 14
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri ........... 15
2.3.4 Penyebab Harga Diri Rendah ...................................... 16
2.3.5 Beberapa Cara Meningkatkan Harga Diri ................... 17
2.3.6 Prosedur Pengukuran Harga Diri ................................ 18
2.3.7 Petunjuk Skoring Harga Diri ....................................... 18
2.4 Konformitas Teman Sebaya ..................................................... 19
2.4.1 Pengertian Teman Sebaya ............................................ 19
2.4.2 Bentuk-Bentuk Kelompok Teman Sebaya .................. 20
2.4.3 Konformitas Teman Sebaya ........................................ 21
2.4.4 Fungsi Teman Sebaya ................................................ 25
2.5 Konsep Remaja ....................................................................... 26
2.5.1 Pengertian Remaja ....................................................... 26
2.5.2 Batasan Usia Remaja .................................................. 27
2.5.3 Tahap-Tahap Perkembangan Remaja ......................... 27
2.6 Pengetahuan ............................................................................. 34
2.6.1 Pengertian Pengetahuan ............................................... 34
2.6.2 Tingkatan Pengetahuan ............................................... 34
2.6.3 Kategori tingkat pengetahuan ...................................... 35
2.7 Model Konsep Teori Lawrance Green ..................................... 36
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ....................................................... 39
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................... 39
3.2 Hipotesis .................................................................................. 40
BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................ 41
4.1 Desain Penelitian ..................................................................... 41
xv
4.2 Keragka Kerja .......................................................................... 42
4.3 Populasi, Sampel Dan Sampling ............................................. 43
4.3.1 Populasi ....................................................................... 43
4.3.2 Sampel ........................................................................ 43
4.3.3 Sampling ...................................................................... 44
4.4 Identifikasi Variabel ............................................................... 44
4.4.1 Pengertian Variabel ................................................... 44
4.4.2 Variabel Independent .................................................. 45
4.4.3 Variabel Dependent .................................................... 45
4.5 Definisi Operasional ............................................................... 45
4.5.1 Pengertian Definisi Operasional ................................. 45
4.6 Tempat Dan Waku Penelitian ................................................. 48
4.6.1 Tempat Penelitian ...................................................... 48
4.6.2 Waktu Penelitian ......................................................... 48
4.7 Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian ............ 48
4.7.1 Teknik Pengumpulan Data ......................................... 48
4.7.2 Instrumen Penelitian ................................................... 48
4.8 Teknik Pengolahan Data Dan Analisa Data ........................... 49
4.8.1 Editing ......................................................................... 49
4.8.2 Coding ......................................................................... 50
4.8.3 Tabulating ................................................................... 51
4.8.4 Skoring ......................................................................... 52
4.9 Analisa Data ............................................................................ 52
4.9.1 Analisis univariat ......................................................... 52
4.9.2 Analisis bivariat ........................................................... 56
4.9.3 Analisis regresi berganda ............................................. 56
4.10 Etika Penelitian ........................................................................ 56
4.10.1 Informed Concent. ....................................................... 57
4.10.2 Anomity ( tanpa nama ) ............................................... 57
4.10.3 Confidentiality ............................................................. 57
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 59
5.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 59
xvi
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................ 59
5.1.2 Data Umum .................................................................. 60
5.1.3 Data Khusus ................................................................. 61
5.2 Pembahasan ............................................................................. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 72
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 72
5.2 Saran ..................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 77
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skoring Skala Harga diri ............................................................... 19
Tabel 4.1 Definisi operasional analisis faktor perilaku merokok remaja
SMP Sunan Ampel Jombang........................................................ 46
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di SMP Sunan
Ampel Jombang ............................................................................ 60
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden pernah atau tidak mendapat
informasi tentang merokok di SMP Sunan Ampel Jombang ....... 60
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi
yang didapat di SMP Sunan Ampel Jombang. .............................. 61
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Harga Diri
Mempengaruhi Perilaku Merokok di SMP Sunan Ampel
Jombang. ....................................................................................... 61
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Konformitas
Teman Sebaya yang Mempengaruhi Perilaku Mrokok di SMP
Sunan Ampel Jombang.................................................................. 62
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan yang Mempengaruhi Perilaku Merokok di SMP
Sunan Ampel Jombang.................................................................. 62
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Merokok
di SMP Sunan Ampel Jombang. ................................................... 62
Tabel 5.8 Tabulasi Silang Harga Diri dengan Perilaku Merokok di SMP
Sunan Ampel Jombang.................................................................. 63
Tabel 5.9 Tabulasi Silang Konformitas Teman Sebaya dengan Perilaku
Merokok di SMP Sunan Ampel Jombang. .................................... 63
Tabel 5.10 Tabulasi Silang Pengetahuan dengan Perilaku Merokok di SMP
Sunan Ampel Jombang.................................................................. 64
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Analisis faktor perilaku merokok remaja SMP Sunan Ampel
Jombang ...................................................................................... 39
Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian analisis faktor perilaku merokok
pada remaja SMP Sunan Ampel Jombang. ................................. 42
xix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jadwal kegiatan
2. Surat permohonan calon responden
3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
4. Kisi-kisi kuesioner
5. Lembar Kuesioner
xx
DAFTAR LAMBANG
1. % :prosentase
2. < :lebih kecil
3. ≥ :lebih dari sama dengan
4. ≤ :kurang dari sama dengan
5. = :sama dengan
6. σ : standart deviasi populasi
7. µ : mean teoritik
8. X : hasil prosentase
9. F : frekuensi hasil pencapaian
10. N : total seluruh observasi
11. : mempengaruhi
12. : tidak mempengaruhi
13. : tidak dteliti
14. : diteliti
15. rx1y :korelasi product MomentX1 dengan Y
16. p :signifikan
17. r : koefisien korelasi item-total
18. rx2y :korelasi product Moment X2 dengan Y
19. rxy :koefisienkorelasiantara variabel X dan variabel Y
xxi
DAFTAR SINGKATAN
1. HD : Harga diri
2. KAPRODI : Kepala Program Studi
3. KEMENKES : Kementrian Kesehatan
4. PEMKAB : Pemerintah Kabupaten
5. PRODI : Program Studi
6. PTN : Perguruan tinggi negeri
7. PTS : Perguruan tinggi swasta
8. RI : Republik Indonesia
9. STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
10. SMP : Sekeloh Menengah Pertama
11. SS : Sangat setuju
12. STS : Sangat tidak setuju
13. SD : Sekolah dasar
14. SLTP : Sekolah lanjutan tingkat pertama
15. SMU : Sekolah menengah umum
16. SMA : Sekolah menengah atas
17. TS : Tidak setuju
18. H1 : Hipotesis alternatif
19. STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
20. ICMe : Insan Cendekia Medika
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, remaja sangat rentan terhadap pengaruh
lingkungannya. Lingkungan budaya yang tidak positive merupakan faktor resiko
terjebak untuk prilaku yang tidak sehat, misalnya : merokok minum-minuman
keras penggunaan narkoba, seks pranikah, tawuran dan kebut kebutan dijalan,
semua di anggap menyimpang ini sangat beresiko terhadap kesehatan dan
keslamatan mereka (Tarwoto, 2010). Remaja menganggap diri nya sebagai orang
yang keras dan matang serta remaja merokok di anggap sebagai sebagai dapat
meningkatkan citra diri nya (Young, 2010). Konformitas juga dijelaskan oleh
Syamsu (2010) sebagai motif untuk menjadi sama, sesuai seragam dengan nilai-
nilai kebiasaan kegemaran (hobi) atau budaya teman sebayanya. Remaja yang
berada di dalam kelompok teman sebaya cenderung untuk menyamakan kebiasaan
dan budaya temannya.
Maraknya konsumsi rokok saat ini telah menjadi ancaman terbesar
kesehatan masyarakat dunia. WHO (2017) menyebutkan bahwa hampir 6 juta
orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit yang disebab kan rokok, dan 6
ratus ribu orang meninggal akibat terpapar asap rokok. Data IKATAN AHLI
KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (IAKMI) Pengurus Daerah
(Pengda) Jatim menyebut kan jumlah perokok anak dan remaja di jatim mencapai
sekitar 2.839.115 jiwa jumlah ini terdiri dari perokok di bawah usia 10 tahun
sekitar 11,5 % dari total penduduk jatim di usia itu atau sama dengan 687,755
2
anak sedang jumlah perokok usia 100-14 tahun sekitar 2,39 % atau 728,108 anak
angka yang sangat fantastis terjadi pada anak-anak usia 15-19 tahun yang
mencapai 46% atau 1.423.252 dari total penduduk jatim di usia itu yang pada
2016 sebanyak 3,094,28 jiwa.(Kemenkes, 2017). Berdasarkan studi pendahuluan
10 remaja di SMP Sunan Ampel Jombang rata-rata merokok, tiga diantaranya
disebabkan meraka mengatakan jika tidak merokok dianggap sebagai orang yang
banci atau tidak jantan dan tujuh sisanya mengatakan merokok disebabkan
tekanan dari lingkungan teman bermain.
Prilaku merokok memang sulit untuk dihindari pada remaja hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karna masa perkembangan anak yang
mencari identitas diri dan selalu ingin mencoba hal yang baru yang ada di
lingkungannya (Peterson, dalamTarwoto, 2010). Merokok di usia muda adalah
merupakan titik awal untuk seseorang menjadi perokok di masa yang akan datang.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa perokok memiliki kecenderungan untuk
menggunakan zat-zat berbahaya lain nya. Perokok akan menkonsumsi rokok,
alcohol, obat-obatan psikotropika, mariyuana dan aspirin lebih banyak jika di
bandingkan dengan orang yang tidak merokok (Tarwoto, 2010).
Merokok dapat di kendalikan dengsan konsep diri yang positive, hal ini
sesuai yang di ungkapkan (Hurlock, 2010) jika konsep diri positive, anak akan
mengembangkan sifat-sifat kepercayaan diri, harga diri dan kemampuan untuk
melihat dirinya sendiri secara realitas sehingga akan menimbulkan penyesuaiaan
yang baik, sebaliknya apabila konsep diri negative, anak akan mengembangkan
perasaan tidak mampu dan rendahdiri.
3
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis faktor perilaku merokok pada
remaja SMP. Dalam hal ini peneliti mendeskripskan faktor pemicu terjadinya
perilaku merokok pada remaja SMP dengan melihat harga diri dengan prilaku
merokok serta konformitas teman sebaya dengan pemicu perilaku merokok
Sarwono (2011).
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan masalah di atas, dapat di rumuskan masalah
penelitian adalah apakah faktor yang paling mempengaruhi prilaku merokok
remaja SMP sunan Ampel Jombang
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah diatas, maka batasan masalah dalam
penelitian ini adalah analisis faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada
remaja SMP Sunan Ampel Jombang di kelas 1 dan 2.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Menganalisis faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja
SMP Sunan Ampel Jombang.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi faktor harga diri dengan perilaku merokok pada remaja
SMP
4
2. Mengidentifikasi faktor konformitas teman sebaya dengan pemicu perilaku
merokok remaja SMP
3. Mengidentifikasi faktor pengetahuan bahaya rokok dengan pemicu
perilaku merokok remaja SMP
4. Menganalisis faktor yang dominan dapat menjadi pemicu perilaku
merokok pada remaja SMP.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang
menyokong perkembangan ilmu keperawatan anak yang terkait dengan faktor
yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja SMP dan dapat digunakan
sebagai bahan refrensi pembelajaran tentang analisis faktor perilaku merokok
pada remaja SMP.
1.5.2 Manfaat Praktis
(1) Bagi Remaja
Memberikan informasi dan memberikan kesadaran kepada remaja tentang
pentingnya kesehatan untuk menghindari diri dari bahaya perilaku merokok di
usia dini.
(2) Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman dalam melaksanakan penelitian tentang analisis faktor
pencetus perilaku merokok pada remaja SMP meliputi harga diri, serta pengaruh
teman sebaya dengan perilaku merokok dan penelitian ini sangat berguna dalam
penyusunan tugas akhir.
5
(3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai rujukan penelitian tingakat diatas nya baik SMA
maupun di perguruan tinggi (PTN/PTS).
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Perilaku
2.1.1. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik (Wawan &
Dewi, 2010).
2.1.2. Bentuk Perilaku
Menurut Purwanto (2010), perilaku dapat bersifat positif dan dapat pula
bersifat negatif:
a. Perilaku positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,
menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.
b. Perilaku negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,
membenci, tidak menyukai obyek tertentu.
Secara ringkas, perilaku positif artinya perilaku baik yang sesuai
dengan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan yang berlaku dalam
masyarakat. Sedangkan perilaku negatif ialah tindakan yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan yang berlaku dalam
masyarakat atau bahkan bertentangan.
2.1.3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku manusia menurut Lawrence
Green (2012) terdapat tiga faktor utama, yaitu:
7
a. Faktor – faktor predisposisi (predisposing factors)
Faktor - faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal -
hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut
masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.
b. Faktor – faktor pemungkin (enabling factors)
Faktor - faktor ini mencakup ketersediaan sumber daya kesehatan,
keterjangkauan pelayanan kesehatan, keterjangkauan kader kesehatan,
dan keterpaparan informasi. Informasi yang diterima individu dapat
menyebabkan perubahan sikap maupun perilaku pada diri individu
tersebut.
c. Faktor - faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor - faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh
masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku lingkungan
sekitar. Menurut Bloom derajat kesehatan (sehat-sakit) seseorang sangat
dipengaruhi oleh empat hal, yaitu: lingkungan, kelengkapan fasilitas
kesehatan, perilaku dan genetika. Dari keempat faktor tersebut, perilaku
merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan seseorang.
Perilaku yang terbentuk dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor internal
(umur, pendidikan, jenis kelamin, pengetahuan, sikap dan berbagai faktor
lainnya) dan faktor eksternal (budaya, nilai-nilai, sosial, politik). Faktor
internal sering juga disebut sebagai karakteristik personal. Hal ini
membuktikan bahwa karakteristik personal sangat berpengaruh terhadap
sehat sakitnya seseorang.
8
2.1.4. Macam - Macam Perilaku
a. Perilaku tertutup
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulasi ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada
orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat di amati secara jelas
oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan
atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat di amati atau di lihat oleh
orang lain (Wawan, 2010).
2.2. Konsep Merokok
2.2.1. Pengertian Rokok dan Merokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara). Diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-
daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan
dibiarkan membara agar asapnya dihirup lewat mulut pada ujung yang lain
(Hernowo, 2007). Merokok adalah kegiatan mengeluarkan asap dengan
membakar tembakau secara langsung melalui mulut dan dengan menggunakan
pipa. Menurut sebagian orang, merokok sebagai wujud kemandirian dan
kebanggaan (Hernowo, 2007).
9
2.2.2. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Merokok
Beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang merokok adalah sebagai
berikut:
a. Harga diri
Fakta yang diungkapkan Carvajal, Wiatrek, Evans, Knee & Nash
(2000), rendahnya harga diri menjadi prediksi timbulnya perilaku merokok.
Harga diri disini merupakan tolak ukur untuk menjadikan faktor predosposisi
seseorang remaja merokok, dimana penyebab utama remaja yang mempunyai
harga diri rendah cenderung melakukan hal-hal yang belum tentu baik untuk
diri dan kesehatanya seperti perilaku merokok .
b. Pengaruh teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak remaja yang
merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok
dan demikian pula sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang
terjadi. Yang pertama, remaja terpengaruh oleh teman-temannya atau remaja
tersebut mempengaruhi teman-temannya, hingga akhirnya remaja dan teman-
temannya menjadi perokok. Di antara remaja yang merokok, 87% mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih, teman dekat/sahabat yang perokok.
Begitu juga sebaliknya (Al Bachri, 1991 dalam Tarwoto et al, 2009).
c. Pengetahuan
Sebagian orang mecoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau
ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, dan membebaskan diri
dari kebosanan (Al Bachri dalam Tarwoto et al, 2009). Pengetahuan yang
10
rendah tentang dampak dari merokok merupakan salah satu dari remaja
merokok.
2.2.3. Perilaku Merokok
Merokok sebagai bentuk perilaku merupakan manifestasi dari kebutuhan-
kebutuhan tertentu yang dapat terpuaskan apabila seseorang merokok. Perilaku
merokok merupakan reaksi seseorang dengan cara mengisap rokok yang dapat
diamati atau diukur dengan melihat volume atau frekuensi merokok seseorang
(Shiffman, 1993).
Merokok adalah perilaku yang sangat merugikan kesehatan tetapi perilaku
ini terus dipertahankan oleh kebanyakan perokok. Sarafino (1994) menjelaskan
bahwa seseorang individu biasanya mulai mencoba untuk merokok pada saat
remaja. Mereka akan menjadi perokok tetap bila mereka sudah mengisap rokok
keempatnya (Leventhal & Cleary, 2000). Selanjutnya juga dijelaskan bahwa
sebagian individu hanya mengisap rokok pertamanya dan tidak melanjutkan untuk
terus merokok. Untuk menjadi perokok tetap seringkali membutuhkan waktu yang
lama, kadang membutuhkan waktu sampai setahun atau lebih (Ary & Biglan,
dalam Sarafino, 1994).
Menurut Tomkins (dalam Wismanto & Sarwo, 2007) ada empat tipe
perilaku merokok berdasarkan Management of Affect Theory, yaitu:
a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif (positive affect smokers).
Seseorang yang merokok merasakan penambahan rasa yang positif. Green
(dalam Wismanto & Sarwo, 2007) menambahkan ada tiga sub tipe ini:
11
1) Pleasure relavation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau
meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah
minum kopi atau makan.
2) Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan
sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
3) Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan
memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan
menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan
untuk mengisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja.
Sedangkan perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan
rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum perokok nyalakan dengan api.
b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif (negative affect
smokers). Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi
perasaan negatif, misalnya bila sedang marah, cemas, gelisah, rokok dianggap
sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak
terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
c. Perilaku merokok yang adiktif (addictive smokers atau psychological
addiction). Oleh Green (dalam Wismanto dan Sarwo, 2007) disebut sebagai
psychological addiction. Mereka yang sudah adiksi akan menambah dosis
rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya
berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau
tengah malam sekalipun, karena khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap
mereka menginginkannya.
12
d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan (pure habits smokers).
Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan
perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin.
Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu
perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari.
Mereka menghidupkan api rokoknya bila rokok yang sebelumnya telah benar-
benar habis.
2.2.4. Dampak Merokok
Bahaya merokok bagi kesehatan menurut Tandra dalam Tarwoto (2009)
adalah dapat menimbulkan berbagai penyakit. Banyak penyakit telah terbukti
menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun secara tidak
langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi
orang di sekitarnya. Adapun dampak rokok terhadap kesehatan adalah.
a. Dampak bagi paru-paru;
Menurut Tarwoto et al (2009) merokok dapat menyebabkan perubahan
struktur dan fungsi saluran nafas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas
besar, sel mukosa membesar (hipertropi) dan kelenjar mukus bertambah
banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga
penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan
paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, akan timbul perubahan pada
fungsi paru dengan berbagai macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar
utama terjadinya Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM). Dikatakan
bahwa merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk
emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.
13
Asap rokok merupakan penyebab utama timbulnya kanker paru.
Berhenti merokok dan tidak memulai merokok merupakan cara utama untuk
mencegah penyakit itu (Yusuf dalam Tarwoto et al, 2009). Partikel asap
rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan
karsinogen. Zat tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Di
bandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru
pada perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai
10-30 kali lebih sering.
b. Dampak terhadap jantung
Menurut Tarwoto et al (2009) merokok menjadi faktor utama penyebab
penyakit pembuluh darah dan jantung. Bukan hanya menyebabkan penyakit
jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan
perifer. Asap yang dihembuskan perokok dibagi atas asap utama (mainstream
smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap
tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping
merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup
oleh orang lain atau perokok pasif.
2.3. Konsep Harga Diri
2.3.1. Pengertian Harga Diri
Menurut Deaux dkk (dalam Meinarno) harga diri (self esteem) adalah
penilaian atau evaluasi secara positif atau negative terhadap diri. Harga diri
menunjukkan keseluruhan sikap seseorang terhadap dirinya sendiri baik positif
atau negatif (Baron dkk dalam Meinarno).
14
Menurut Suliswati dkk, harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil
yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku
dengan idealnya.
Menurut Sunaryo, harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang
dicapai, dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut sesuai
dengan ideal diri. Harga diri dapat diperoleh melalui orang lain dan diri sendiri.
Berdasarkan pendapat dari berbagai tokoh diatas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa harga diri merupakan pandangan individu terhadap dirinya
sendiri yang dianggap baik yang bisa tinggi dan rendah dipengaruhi oleh sikap
dan pandangan orang lain terhadap diri individu yang bersangkutan. Setiap
individu membutuhkan penghargaan yang positif terhadap dirinya karena dengan
demikian akan merasa bahwa dirinya berhasil dan berarti bagi orang lain.
2.3.2 Aspek-Aspek Harga Diri
Menurut Coopersmith (dalam Rahaju) harga diri mempunyai empat aspek
yang saling berhubungan, yaitu:
1. Kepercayaan diri
Kepercayaan diri sikap positif terhadap kemampuannya sehingga dalam
bersikap dan bertindak tidak mudah terpengaruh oleh orang lain atau
lingkungannya.
2. Penghargaan diri
Penghargaan diri adalah merasa yakin akan kemampuannya dan dapat
menghormati serta menghargai orang lain.
3. Penyesuaiaan diri
Penyesuaiaan diri adalah pemahaman atau gambaran tertentu tentang nilai diri
sebagai manusia dan tentang kemampuan dalam menghadapi lingkungan.
15
4. Ketertarikan
Ketertarikan adalah kemampuan individu dalam berinteraksi dengan
lingkungannya dan cara individu menyesuaikan dengan masalah yang
dihadapi.
Berdasarkan uraian diatas, aspek-aspek dari Coopersmith (dalam Rahaju),
digunakan sebagai dasar teori penyusunan alat ukur penelitian ini, aspek-aspek
tersebut adalah: Kepercayaan diri, penghargaan diri, penyesuaian diri dan
ketertarikan.
2.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri
Faktor-faktor yang mempunyai harga diri menurut Widodo (dalam Rahaju)
terdiri dari:
a. Kondisi psikologis individu
Kondisi ini menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan konsep
kesuksesan dan kegagalan dan aspirasi, dan mekanisme pertahanan diri
berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dilalui individu terhadap
kekuatan, kompetensi dan nilai-nilai kebaikan.
b. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama bagi
perkembangan individu. Coopersmith (dalam Rahaju) menyatakan bahwa
lingkungan yang berpengaruh terhadap pembentukan harga diri meliputi status
social ekonomi, pekerjaan orang tua, keterlibatan orang tua dalam kehidupan
anak, interaksi orang tua dan anak.
16
c. Lingkungan sosial
Harga diri terbentuk dari interaksi dengan lingkungan, khususnya
lingkungan sosial, klass dan Hodge (dalam Rahaju) menjelaskan bahwa harga
diri terbentuk dari interaksi yang diperoleh dari lingkungan dan melalui
penerimaan, penghargaan, serta perilaku orang lain terhadap individu yang
bersangkutan.
d. Kondisi anak.
Kondisi seseorang yang missal orang cacat, cenderung menentukan
penerimaan sosial yang negatif, akibat kurangnya penghargaan sosial terhadap
dirinya. Adler (dalam Rahaju) mengemukakan bahwa kurang sempurnanya
jasmani atau cacat jasmani akan menimbulkan harga diri kurang pada individu
yang bersangkutan.
e. Jenis kelamin
Perempuan ternyata mempunyai harga diri yang lebih tinggi bila
dibandingan dengan harga diri yang dimiliki pria (MacCoby dan Jacklin
dalam Rahaju).
Sedangkan menurut Yulifah, perkembangan harga diri dipengaruhi oleh:
1. Diri sendiri, misal menghargai diri sendiri tidak mengecilkan diri, dan ada
kepuasan terhadap diri.
2. Orang lain, seperti dicintai, diperhatikan dan dihargai orang lain.
2.3.4. Penyebab Harga Diri Rendah
Menurut Yulifah, rendahnya harga diri seseorang dikarnakan adanya
stressor berupa:
1. Perkembangan individu yang terganggu.
17
2. Ideal diri tidak realistis.
3. Gangguan fisik atau mental baik individu atau keluarga.
4. System keluarga yang tidak berfungsi.
5. Pengalaman traumatis yang berulang.
Menurut Yulifah, individu dengan harga diri rendah menunjukkan gejala-
gejala seperti :
a. Perasaan malu
b. Perasaan bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Mencederai diri
2.3.5. Beberapa Cara Meningkatkan Harga Diri
Menurut Sunaryo, beberapa cara meningkatkan harga diri adalah sebagai
berikut:
a. Beri kesempatan untuk berhasil.
b. Beri pengakuan dan pujian.
c. Tanamkan gagasan yang dapat memotivasi untuk berkembang.
d. Dorong aspirasinya.
e. Beri dukungan untuk aspirasi yang positif memandang dirinya diterima dan
bermakna.
f. Bantu pembentukan koping.
g. Tanggapi pertanyaan dan pendapat dengan memberi penjelasan yang sesuai.
18
Menurut Yulifah, meningkatkan harga diri dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Memberi kesempatan sukses pada diri disertai penghargaan.
b. Menanamkan ideal diri serta harapan yang realistis dan tidak terlalu tinggi
sesuai dengan latar belakang sosial budaya yang berlaku.
c. Mendukung diri sendiri untuk beraspirasi dan bercita-cita.
d. Membantu membentuk pertahanan untuk hal-hal yang mengganggu.
2.3.6. Prosedur Pengukuran Harga Diri
Skala pengukuran ini menggunakan skala likert, dimana responden diminta
pendapatnya mengenai setuju atau tidak setuju terhadap suatu hal (Nursalam,
2011). Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau pernyataan yang masuk dalam
katagori skala likert (Hidayat, 2010) adalah sebagai berikut:
SS apabila subjek merasa dirinya Sangat Sesuai dengan butir pernyataan S
apabila subjek merasa dirinya Sesuai dengan butir pernyataan TS apabila subjek
merasa dirinya Tidak Sesuai dengan butir pernyataan STS apabila subjek merasa
dirinya Sangat Tidak Sesuai dengan butir pernyataan.
2.3.7. Petunjuk Skoring Harga Diri
Skala yang digunakan terdiri dari empat kontimun, yaitu sangat sesuai
sampai sangat tidak sesuai. Pernyataan-pernyataan dalam skala disusun dalam
bentuk favourabel dan unfavourabel. Pada pernyataan favourabel, respon sangat
sesuai skor 4, sesuai skor 3, tidak sesuai skor 2, sangat tidak sesuai skor 1.
Sedangkan pada pernyataan unfavourabel, respon sangat sesuai skor 1, sesuai skor
2, tidak sesuai skor 3, sangat tidak sesuai skor 4.
19
Tabel 2.1 Skoring Skala Harga diri
Kontimun respon Kode respon Skor Skor
Favourabel Unfavourabel
Sangat Sesuai SS 4 1
Sesuai S 3 2
Tidak Sesuai TS 2 3
Sangat Tidak Sesuai STS 1 4
Kriteria skor atau prosentase harga diri:
a. Harga diri tinggi : >63
b. Harga diri sedang : 45-<63
c. Harga diri rendah : <45
2.4. Konformitas Teman Sebaya
2.4.1. Pengertian Teman Sebaya
Teman sebaya adalah sekelompok orang yang memiliki usia yang sama
dengan kita, dan memiliki kelompok sosial yang sama pula, misalnya teman
sekolah (Mu’tadin 2002). Teman sebaya juga dapat diartikan kelompok orang
yang mempunyai latar belakang, usia, pendidikan, dan status social yang sama,
dan mereka biasanya dapat mempengaruhi perilaku dan kenyakinan masing-
masing anggotanya.
Dalam kelompok teman sebaya biasanya mereka saling bercerita tentang
kesenangan dan latar belakang anggotanya. Asmani (2012) menambahkan selain
tingkat usia yang sama, teman sebaya juga memiliki tingkat kedewasaan yang
sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa teman sebaya adalah sekelompok orang yang
seumur, berlatar belakang, berpendidikan, dan dalam status sosial yang sama,
dimana dalam kelompok tersebut biasanya terjadi pertukaran informasi yang
mungkin saja dapat mempengaruhi perilaku dan kenyakinan dari anggota lainnya.
20
Memasuki masa remaja, individu akan mulai belajar tentang hubungan
timbal balik yang akan didapatkan ketika mereka melakukan interaksi dengan
orang lain maupun dengan temannya sendiri. Selain itu mereka juga belajar
mengobservasi dengan teliti mengenai minat dan pandangan temannya, ini
dilakukan agar remaja mudah ketika ingin menyatu atau beradaptasi dengan
temannya (Piaget dan Sullivan dalam Asmani, 2012).
2.4.2. Bentuk-Bentuk Kelompok Teman Sebaya
Hurlock (2012) menyebutkan kelompok-kelompok sosial yang paling sering
terjadi pada masa remaja adalah:
1. Teman dekat
Biasanya remaja memiliki dua atau tiga orang teman dekat atau sahabat. Dan
pada umumnya teman mereka terdiri dari jenis kelamin dan usia yang sama,
mempunyai tujuan, keinginan, dan kemampuan yang sama. Teman dekat ini
dapat mempengaruhi satu sama lain dalam berbagai hal yang terjadi dalam
kehidupan remaja.
2. Kelompok kecil
Kelompok ini terdiri dari beberapa kelompok teman-teman dekat. Pada
awalnya kelompok ini terdiri dari satu jenis kelamin yang sama, namun
kemudian meliputi juga dari kedua jenis kelamin yang berbeda.
3. Kelompok besar
Kelompok ini terdiri dari beberapa kelompok kecil dan kelompok teman
dekat. Kelompok ini berkembang dengan meningkatnya minat untuk
bersenang-senang dan menjalin hubungan. Karena besarnya kelompok ini
21
membuat penyesuaian minat berkurang diantara anggota-anggotanya.
Sehingga timbul jarak social yang besar diantara mereka.
4. Kelompok yang terorganisir
Kelompok ini merupakan kelompok binaan orang dewasa. Biasanya kelompok
ini dibentuk oleh orang dewasa misalnya oleh sekolah atau organisasi
masyarakat. Kelompok ini dibentuk dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan sosial remaja yang tidak mempunyai kelompok besar.
5. Kelompok geng
Kelompok ini terbentuk karena remaja tidak termasuk dalam kelompok atau
kelompok besar dan merasa kurang puas dengan kelompok yang terorganisasi
akan mengikuti kelompok geng. Anggotanya biasanya terdiri dari anak-anak
sejenis yang minat utama mereka adalah untuk menghadapi penolakan teman-
teman melalui perilaku anti sosial.
2.4.3. Konformitas Teman Sebaya
Konformitas adalah pengaruh sosial dalam bentuk penyamaan pendapat atau
pola tingkah laku seseorang terhadap orang lain yang mempengaruhinya
(Prayitno, 2009). Suryawati dan Maryati (2006) mendefinisikan konformitas
sebagai bentuk interaksi yang didalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan
harapan kelompok atau masyarakat di mana ia tinggal, yang berarti konformitas
adalah suatu proses penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara mentaati
norma dan nilai-nilai masyarakat. Konformitas biasanya menyebabkan timbulnya
kepatuhan dan ketaatan.
Myers (dalam Suryawati dan Maryati, 2006) mengategorikan terdapat dua
bentuk konformitas yang biasa muncul pada individu:
22
a. Acceptance
Acceptance merupakan bentuk konformitas yang dilakukan individu
dengan cara menyamankan sikap, kenyakinan pribadi, maupun perilakunya
didepan masyarakat dengan norma atau tekanan dari kelompok. Acceptance
lebih sering terjadi ketika individu percaya bahwa pendapat atau perilaku
kelompok adalah benar, konformitas ini dapat terjadi karena kelompok
menyediakan informasi yang dibutuhkan individu atau disebut dengan
informational social influence.
Informational social influence. Terjadi jika seseorang mempunyai
pertanyaan atau masalah dan ia tidak tahu jawabanya atau tidak tahu
bagaimana seharusnya bertingkah laku dan ia akan melihat dan menanyakan
pada orang lain. Mungkin jawaban yang diterima berasal dari satu orang,
namun bila jawaban tersebut didukung oleh banyak orang akan lebih
menyakinkan. Myers juga menekankan bahwa orang lain dapat menjadi
sumber informasi yang berarti jika seseorang dalam situasi yang
membingungkan sehingga Acceptance adalah konformitas yang didasari oleh
penerimaan seseorang terhadap bukti realitas yang diberikan orang lain. Jadi
jika individu tidak tahu atau bingung harus berbuat apa maka ia akan
menjadikan perilaku kelompok sebagai pedoman perilaku dan menyakini hal
tersebut benar.
Konformitas Acceptance ini dapat dipengaruhi oleh : (Sears, 2010)
1. Kepercayaan terhadap kelompok
Masalah utamanya apakah individu mempercayai informasi yang
dimiliki kelompok atau tidak. Semakin besar kepercayaan individu
23
terhadap kelompok sebagai sumber informasi yang benar, semakin besar
pula kemungkinan untuk menyesuaikan atau mengikuti kelompok. Dengan
kata lain, jika individu yang selalu berpendapat bahwa kelompoknya selalu
benar maka dia akan mengikuti apapun yang dilakukan kelompoknya
tanpa memperdulikan pendapatnya sendiri.
Salah satu faktor penentu kepercayaan terhadap kelompok adalah
keahlian dan kompetensi yang dimiliki oleh anggota kelompok lainnya.
Semakin tinggi tingkat keahlian dan kompetensi kelompok, maka
kepercayaan penghargaan individu terhadap kelompok semakin besar.
2. Kepercayaan terhadap diri sendiri
Konformitas akan menurun jika individu mempunyai kepercayaan
yang kuat terhadap penilaian perilakunya sendiri. Salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi kepercayaan diri adalah tingkat penilaian individu
terhadap kemampuan yang dimilikinya. Faktor lain adalah kesulitan,
semakin sulit hal yang harus dihadapi, maka semakin rendah rasa percaya
diri yang dimiliki individu.
b. compliance
compliance merupakan bentuk konformitas yang dilakukan individu
dengan cara bertingkah laku sesuai dengan tekanan kelompok, sementara
secara priabdi ia tidak menyetujui perilaku tersebut. Compliance terjadi ketika
individu menyamakan perilaku dengan tujuan untuk mendapatkan hadiah atau
pujian dan menghindari hukuman. Konformitas ini juga terjadi dengantujuan
untuk diterima dalam kelompok atau menghindari penolakan. Konformitas ini
24
dilakukan atas dasar rasa cemas atau takut mendapat celaan dari lingkungan
sosialnya.
Konformitas compliance dapat dipengaruhi oleh: (Sears, 2010)
1. Rasa takut terhadap penyimpangan
Rasa takut dianggap sebagai orang yang menyimpang, merupakan alasan
utama terjadinya terjadinya konformitas compliance. Rasa takut ini diperkuat
dengan tanggapan kelompok terhadap perilaku meyimpang. Penyimpangan
yang terjadi dalam kelompok, dapat mengakibatkan seseorang menerima resiko
yang tidak menyenangkan seperti dikucilkan atau ditolak dari keompok.
2. Kekompakan kelompok
Semakin kuat ketertarikan individu terhadap kelompok, maka semakin
kuat juga konformitas yang terjadi. Ketika anggota-anggota kelompok bekerja
untuk satu tujuan yang sama mereka cenderung untuk konfrom dibandingkan
mereka tidak berada dalam satu kesatuan. Dan ketika rasa suka anggota
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain semakin besar, maka semakin
besar pula harapan untuk memperoleh manfaat dari keanggotan kelompok dan
kelompok tersebut semakin kompak. Kekompakan yang semakin tinggi akan
mempertinggi tingakat konformitas.
3. Kesepakatan kelompok
Anggota kelompok yang dihadapkan pada keputusan kelompok yang
sudah bulat, akan merasa mendapat tekanan yang kuat untuk menyesuaikan
pendapat dan perilakunya. Namun bila ada satu orang saja yang tidak
sependapat dengan anggota lainnya, tingakt konformitas dalam kelompok itu
pun akan menurun. Hal ini dapat terjadi karena, pertama, pelanggaran
25
kesepakatan yang terjadi dalam kelompok berarti ada kemungkinan terdapat
perbedaan pendapat atau penilaian antar anggota. Kedua, anggota yang tidak
setuju dengan pendapat kelompok akan menimbulkan penolakan. Ketiga,
berkurangnya kesepakatan terhadap kelompok mengurangi kenyakinan anggota
kelompok terhadap kelompok itu sendiri.
2.4.4. Fungsi Teman Sebaya
Penelitian-penelitian yang dilakukan pada sejumlah remaja
menunjukkan bahwa hubungan yang positif dengan teman sebaya menghasilkan
penyesuaian sosial yang positif juga (Santrock dalam Desmita, 2012). Pernyataan
ini diperkuat oleh Hartup yang menemukan bahwa pengaruh teman sebaya
memberikan fungsi-fungsi sosial dan psikologis yang sangat penting bagi remaja,
Hightower juga menyatakan bahwa hubungan teman sebaya yang harmonis
selama masa remaja akan menghasilkan kesehatan mental yang positif pada usia
setengah baya.(Desmita, 2012).
Kelly dan Hansen (dalam Desmita, 2012), menyebutkan enam fungsi dari
teman sebaya, yaitu:
a. Mengontrol implus-implus negatif. Interaksi dengan teman sebaya membuat
remaja belajar bagaimana memecahkan masalah dengan cara-cara lain
dengan tidak meluapkan kemarahan langsung.
b. Mendaptakan dukungan emosiaonal dan sosial serta menjadi lebih mandiri.
kelompok teman sebaya memberikan dukungan untuk mencoba peran dan
tanggung jawab baru, hal ini membuat berkurangnya rasa ketergantungan
mereka dengan keluarganya.
26
c. Meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial, mengembangkan
kemampuan penalaran, dan belajar untuk mengekspresikan perasaan-
perasaan dengan cara-cara yang lebih dewasa.
d. Mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan tingkah laku peran jenis
kelamin. Dari teman sebaya remaja belajar tentang tingkah laku dan sikap
yang mereka dengan menjadi laki-laki dan perempuan muda.
e. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai. Dalam kelompok, remaja
mencoba untuk mengambil keputusan menurut diri mereka sendiri. Mereka
menilai sendiri nilai-nilaiyang dimilikinya dan yang dimiliki temannya,
selanjutnya mereka akan memutuskan mana yang benar menurut mereka.
Hal ini dapat membantu remaja dalam mengembangkan kemampuan
penalaran moral mereka.
f. Meningkatkan harga diri. Seseorang remaja akan merasakan nyaman dan
senang ketika dirinya menjadi orang yang disukai dalam kelompoknya.
2.5 Konsep Remaja
2.5.1 Pengertian Remaja
Santrock (2007), mendefinisikan remaja sebagai suatu periode
perkembangan dari transisi antar kanak-kanak dan dewasa, yang disertai
perubahan biologis, kognitif, dan sosio emosional. Sedangkan menurut Monks
(2006), remaja adalah individu berusia 12-21 tahun yang sudah mengalami
peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, dengan pembagian 12-15 tahun
adalah masa remaja awal. 15-18 tahun adalah masa remaja pertengahan, dan 18-
21 tahun adalah masa remaja akhir. Tak hanya itu remaja memiliki arti yang luas,
yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Ali, 2008).
27
2.5.2 Batasan Usia Remaja
Mengenai batasan usia remaja itu sendiri, para ahli memasukkannya
dalam beberapa periode. Menurut Hurlock (1998), masa remaja dibagi kedalam
dua periode, yaitu : (1) remaja awal (early adolescence), antara usia 13-17 tahun
untuk wanita dan 14-17 untuk laki-laki; (2) remaja akhir (late adolescence), antara
17-21 tahun.
2.5.3. Tahap-Tahap Perkembangan Remaja
Soetjiningsih, dkk (2002) menyebutkan bahwa masa remaja dibagi menjadi
masa remaja awal, menengah dan akhir. Masa remaja memiliki ciri-ciri yang
berbeda, ciri-ciri tersebut adalah :
1. Remaja awal (early adolensence)
Merupakan periode dimana masa anak telah lewat dan pubertas dimulai.
Anak perempuan biasanya terjadi pada umur 10-13 tahun sedangkan pada
anak laki-laki 10,5-15 tahun.
a. Perkembangan fisik remaja
Ciri-ciri seks primer pada masa remaja awal adalah :
1) Anak laki-laki yaitu terjadinya spermarche yang merupakan
pematangan sperma yang dapat muncul di dalam cairan ejakulasi
sebelum puncak dari kurve percepatan tumbuh.
2) Anak perempuan yaitu terjadinya ovulasi dan menarche. Ovulasi
merupakan berkembangnya dan pelepasan sel telur dari folikel
ovarium. Menarche merupakan perdarahan pertama dari uterus.
Ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja awal adalah :
28
1) Anak laki-laki yaitu munculnya rambut pubis, aksila, muka dan rambut
dada.
2) Anak perempuan yaitu perkembangan payudara, tumbuhnya rambut
pada bagian aksila, penebalan dan perlunakan dari mukosa vagina,
pigmentasi bertambah, vaskularisasi dan erotisisasi dari labia mayora,
serta sedikit pembesaran dari klitoris, muncul jerawat dan body odor
(bau badan).
b. Perkembangan Kognitif pada Masa Remaja Awal
Menurut klasifikasi Piaget, masa remaja berada pada masa operasional
konkrit yaitu remaja mampu memanipulasi mental dari objek yang dilihat,
sebagian remaja pada masa ini telah memasuki stadium operasional formal
yaitu remaja mampu memanipulasi mental dari ide-ide yang dimunculkan
tanpa adanya obyek. Stadium operasional konkrit pada remaja terdapat tiga
tahapan yaitu:
1) Realisme dan simbolisme:
Stadium ini terdapat pada anak antara usia 2-4 tahun, pada
stadium ini anak melihat dunia seolah-olah tidak akan berubah dan
menghubungkannya secara langsung dengan pikirannya sendiri. Anak
belajar tentang model, gambar dan kadang-kadang tentang kata-kata
sebagai symbol dari kehidupan sebenarnya yang dapat dimanipulasi.
2) Berpikir intuitif:
Stadium ini terjadi pada anak antara usia 4-7 tahun, anak dapat
mengembangkan bahasa dengan cepat dan mampu meningkatkan
hubungan social dengan teman-temannya terutama di sekolah. Daya
29
berpikir anak mulai berubah menjadi lebih kompleks dan lebih
canggih.
3) Operasional konkrit:
Stadium ini terdapat pada anak antara usia 7-12 tahun. Stadium
ini anak mulai mengerti tentang urutan-urutan, perbandingan dan
proses mengintrasikan pikiran-pikiran ke dalam seluruh rencana yang
dibuat agar dapat mengatasi situasi yang bertambah kompleks.
c. Perkembangan Psikososial pada Masa Remaja Awal
Masa remaja awal harus memiliki fungsi dalam tiga arena:
keluarga, kelompok sebaya (peer group) dan sekolah. Setiap arena
memiliki suatu interaksi yang kompleks dari faktor-faktor penentu yang
dapat berfungsi dengan baik.
Lingkungan keluarga, perkembangan yang utama pada masa
remaja awal adalah dimulai dengan adanya ketidaktergantungan terhadap
keluarga sehingga hubungan antar keluarga yang awalnya sangat erat akan
menjadi terpecah. Seorang remaja dapat mempengaruhi keseimbangan
dalam kehidupan keluarga, misalnya dengan menuntut privaci sehingga
secara tidak langsung jarak antara seorang anak dengan orang tuanya.
Remaja dengan teman sebaya, pada masa ini biasanya akan
berkumpul dengan teman sejenis. Penerimaan oleh teman sebaya
merupakan hal yang sangat penting, dapat mengikuti dan tidak ada
perbedaan antara yang satu dengan lainnya sehingga dapat menjadi motif
atau penggerak yang mendominasi sebagian besar perilaku remaja.
30
Persahabatan yang timbul pada masa ini lebih terpusat pada kegiatan
bersama daripada hubungan perorangan.
2. Masa remaja menengah
Umur kronologis pada masa remaja menengah yaitu antara umur 11-14
tahun pada anak perempuan dan 12-15,5 tahun pada anak laki-laki. Masa ini
adalah masa perubahan dan pertumbuhan yang dramatis.
a. Perkembangan fisik remaja
Ciri-ciri seks primer pada masa remaja menengah adalah
1) Laki-laki, volume testis berkisar antara 10-14 ml, terjadi percepatan
pertumbuhan di dalam vesikula seminalis, epididimis dan prostat.
2) Perempuan, ovarium membesar pada tahun sebelum menarche,
beratnya mencapai 6 gram. Endometrium berkembang, serviks dan
korpus uteri membesar dan kelenjar serviks mulai mensekresikan
cairan menyerupai susu, tidak berbau, seperti mukus dalam jumlah
yang banyak.
Ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja menengah adalah
1) Laki-laki, suara menjadi dalam, jerawat yang bertambah banyak dan
kelenjar keringat apokrin mulai berfungsi pada saat bersamaan dengan
tumbuhnya rambut aksila.
2) Perempuan, areola payudara akan melebar.
b. Perkembangan Kognitif pada Masa Remaja Menengah
Perkembangan kognitif pada masa remaja ini merupakan lanjutan
dari masa remaja awal yang telah mencapai stadium operasional formal.
Perkembangan moral berkembang dan mencapai tahap terjadinya
31
hubungan interpersonal yang mutualistik dan kebenaran ditinjau dari sudut
perasaan dan kesepakatan dari diri sendiri.
c. Perkembangan Psikososial pada Masa Remaja Menengah
Keluarga, kelompok teman sebaya dan sekolah maupun masyarakat
merupakan konteks utama dalam pergaulan mereka, seperti yang terjadi
pada masa remaja awal, remaja pada masa ini juga melakukan
pemberontakan ketika ada ketidaksesuaian. Masalah jati diri (self-image)
muncul pada remaja yang menganggap perkembangan pubertasnya
bermasalah, misalnya pada anak laki-laki yang terlambat mengalami
maturitas seksnya dibandingkan teman sebayanya atau anak perempuan
yang menganggap bahwa penambahan lemak tubuh pada masa pubertas
sebagai suatu hal yang memalukan. Perbedaan yang muncul dengan teman
sebayanya akan menimbulkan kecemasan. Kecemasan muncul karena ada
rasa tidak aman dalam berteman dan merasa takut akan ditolak dalam
pergaulan.
Remaja pada masa ini biasanya berkelompok dengan teman-teman
sejenisnya, dan pada masa ini mulai timbul eksistensi ke arah pergaulan
dengan teman lawan jenisnya dan dimulai dengan pergaulan berpasangan.
Remaja mulai berpikir secara serius apa yang akan dikerjakan sebagai
orang dewasa kelak. Proses ini melibatkan penilaian diri sendiri dan
penilaian tentang peluang-peluang yang ada. Masa remaja menengah
memiliki perhatian yang dipusatkan pada pencapaian pendidikan dan
pekerjaan. Masa remaja ini juga dapat disebut sebagai masa bereksperimen
dengan berbagai peran.
32
3. Masa remaja akhir
Masa remaja akhir adalah tahap terakhir dari perkembangan pubertas
sebelum masa dewasa. Anak perempuan berkisar antara 13-17 tahun dan pada
anak laki-laki antara 14-16 tahun.
a. Perkembangan fisik remaja
Ciri-ciri seks primer pada masa remaja akhir adalah :
1) Laki-laki, pada masa ini testis mencapai bentuk dewasanya yaitu
volumenya kira-kira 25 ml masing-masing dan beratnya 20 gram.
2) Perempuan, semua anak perempuan normal sudah akan mengalami
menarche.
Ciri-ciri seks skunder pada masa remaja akhir adalah
1) Laki-laki, genetalia berkembang sempurna baik dalam bentuk maupun
konfigurasinya. Rambut pubis telah mencapai bentuk dewasanya, dan
adanya rambut yang tumbuh di dagu.
2) Perempuan, perkembangan payudara menjadi bentuk dewasa yang
khas dan rambut pubis mencapai tekstur dan distribusi dewasa.
b. Perkembangan Kognitif pada Masa Akhir
Masa remaja ini telah mencapai stadium berpikir secara
operasional formal. Masa remaja ini menunjukkan remaja telah
mempunyai kemampuan untuk memproses informasi (information
processing capacity). Perkembangannya menuju kedewasaan seorang
remaja perlu mengembangkan suatu sistem penilaian individu. Sistem
penilaian tersebut mencakup penilaian benar atau salah dan strategi
pengambialan keputusan (decision making) tentang bagaimana seseorang
33
memberikan respon terhadap stimulus yang meragukan atau kontradiktif
(ambiguous). Berkembangnya pemikiran kognitifnya, seorang remaja
lebih mampu mengenal hal-hal yang meragukan atau kontradiktif tersebut
dan hubungan inter-relasi yang lebih kompleks.
Perkembangan kognitif sangat erat hubungannya dengan
perkembangan moral. Perkembangan moral pada masa ini telah mencapai
stadium dimana seorang individu dalam mengambil keputusan yang
didasarkan pada pengertian tentang norma-norma dalam masyarakatnya
dan pengertian tentang hak-hak seseorang dengan cara mengerjakan apa
yang dianggap sebagai tugasnya dan mematuhi peraturan-peraturan atau
hukum.
c. Perkembangan Psikososial pada Masa Remaja Akhir
Ciri khas pada masa remaja ini adalah memiliki orientasi ke masa
depan. Perencanaan karier biasanya terjadi setelah ada pemantapan dari
identitas perannya dalam keluarga maupun masyarakat. Hubungan dengan
orang tua mulai stabil ke arah tingkat interaksi baru yang lebih demokratis
(bebas).
Pergaulan dengan teman sebaya mulai mengarah pada memelihara
keintiman dengan jenis kelamin yang berbeda. Hubungan dengan teman
menjadi lebih santai, tidak terlalu takut untuk ditinggalkan atau dikhianati.
Perbedaan dapat diterima diantara teman sebaya.
34
2.6 Pengetahuan
2.6.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil "tahu" dan ini terjadi setelah
orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada
waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoadmodjo, 2003).
2.6.2 Pengetahuan Mempunyai Enam Tingkatan Menurut Notoadmodjo
(2012) :
1. Tahu (know)
Pengetahuan berkenaan dengan bahan yang di pelajari sebelumnya di
sebut juga “recall” (mengingat kembali). Namun apa yang telah diketahui
hanya sekedar informasi yang diingan saja, oleh karena itu tahu
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah
2. Memahami (Comprehention)
Kemampuan untuk memakai arti sebuah bahan pelajaran seperti
menafsirkan, menjelaskan dan meringkas tentang sesuatu.Pemahaman
lebih tinggi dari pengetahuan.
3. Aplikasi (Aplication)
35
Kemampuan menggunakan atau menafsirkan suatu bahan yang telah
dipelajari ke dalam situasi yang konkrit, sperti menerpkan suatu dalil,
metode konsep atau prinsip.
4. Analisis (analysis)
Kemampuan menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke dalam komponen
atau bagian yang sudah di mengerti, kemampuan ini meliputi mengenal
hubungan, serta prinsip yang di gunakan dalam organisasi atau suatu
materi pelajaran.
5. Sintesis (syntesis)
Kemampuan untuk menghimpun bagian di dalam keseluruhan, seperti
merumuskan tema, rencana atau melihat hubungan abstrak dari berbagai
informasi fakta.
6. Evaluasi (Evaluation)
Berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk
membantu penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau criteria
tertentu.
2.6.3 Kategori tingkat pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) tingkat pengetahuan dapat dibedakan
menjadi 3 kategori yaitu :
1. Baik bila nilai akumulasi > 75%
2. Sedang bila nilai akumulasi 65 – 75 %
3. Kurang bila nilai akumulasi < 55%
36
2.7. Model Konsep Teori Lawrance Green
Promosi kesehatan sebagai pendekatan kesehatan terhadap faktor perilaku
kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan
perilaku tersebut. Dengan perkataan lain, kegiatan promosi kesehatan harus
disesuaikan dengan determinan (faktor yang mempengaruhi perilaku itu sendiri).
Dan menurut Lawrence Green perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni:
a. Faktor Pendorong (predisposing factors)
Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya
perilaku seseorang, antara lain pengetahuan individu, sikap, kepercayaan,
tradisi, norma sosial dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam diri individu
dan masyarakat contoh tiga siswa mengatakan jika tidak merokok dianggap
sebagai orang yang banci atau tidak jantan
b. Faktor pemungkin (enabling factors)
Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau
tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan
prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya:
Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat
pembuangan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi, uang dan
sebagainya. Contohnya : Para siswa mengatakan membeli rokok di kantin dan
toko di dekat sekolahan dan tidak mengetahui bahaya merokok
c. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku merokok
sesuai studi pendahuluan yang telah dilakukan dari 10 remaja di SMP Sunan
Ampel Jombang rata-rata merokok, tiga diantaranya disebabkan meraka
37
mengatakan jika tidak merokok dianggap sebagai orang yang banci atau tidak
jantan dan tujuh sisanya mengatakan merokok disebabkan tekanan dari
lingkungan teman bermain.
2.8.1 Elok Nuradita (2013)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Elok Nuradita (2013)
menunjukkan bahwa pengetahuan siswa tentang bahaya rokok sebelum
dilakukannya pendidikan kesehatan mayoritas dalam kategori sedang yaitu
sebesar 69,6%. Pengetahuan siswa tentang bahaya rokok sesudah
dilakukannya pendidikan kesehatan mayoritas dalam kategori tinggi yaitu
sebesar 58,9%. Terdapat pengaruh antara pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan siswa tentang bahaya rokok di SMP Negeri 3 Kendal dengan
didapatkannya hasil nilai signifikansi melalui Marginal Homogeneity Test
(p value=0,000 < 0,05).
2.8.2 Siska Pakaya (2013)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siska Pakaya (2013)
menunjukkan pengetahuan siswa SMP Negeri 1 Bulawa tentang bahaya
merokok berada pada kategori baik dan perilaku merokok siswa masih
tergolong perokok ringan. Artinya, Meski pengetahuan siswa tentang
bahaya merokok dikategorikan baik tetapi para siswa masih saja merokok.
Hal ini dikarenakan para siswa hanya sekedar tahu saja tentang bahaya
merokok, tetapi tidak memahami betul bahaya merokok. Hasil penelitian
menunjukan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok
dengan perilaku merokok dimana (p=0,003 atau p <0,05).
38
2.8.3 Aniswiti Astuti (2013)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siska Pakaya (2013)
menunjukkan konsep diri dengan konformitas pada siswa kelas VIII di SMP
N 2 Bantul, Bantul, DIY, sejumlah 93 siswa. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungannegatif antara konsep diri dengan
konformitas pada siswa kelas VIII di SMP N 2 Bantul. Hal ini ditunjukkan
koefisien korelasi (r) sebesar -0,255 dan p = 0. 014 (p < 0.05), artinya
semakin tinggi konsep diri seorang siswa, maka semakin rendah
konformitasnya. Sebaliknya jika rendah konsep diri seorang siswa, maka
semakin tinggi konformitasnya.
39
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah konsep yang dipakai sebagai landasan
berfikir dalam kegiatan ilmu (Nursalam, 2011). Kerangka konsep dari
penelitian ini adalah :
Gambar 3.1 Analisis faktor perilaku merokok remaja SMP Sunan Ampel Jombang
Keterangan :
= Tidak = Tidak diteliti
= Diteliti
Pengetahuan akan
bahaya rokok rendah
Teori Lawrence green
(Prilakuremaja SMP)
Faktor Pendorong :
1.Pengaruh orang tua
2.Pengaruh teman
4.Pengaruh iklan
Faktor Pemungkin :
1. Mudahnya
medapatkan rokok
Faktor Penguat :
Perilaku merokok
2. Tidak mengetahui
bahaya rokok 1. Lingkungan 3.Faktor kepribadian
Pengaruh teman sebaya Harga diri
40
3.2.Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian (Nursalam, 2014). Hipotesis dalam penelitian ini adalah
H1 : Adanya pengaruh harga diri dengan prilaku merokok
H1 : Adanya pengaruh bahaya merokok dengan prilaku merokok
H1 : Adanya pengaruh teman (konformitas) dengan prilaku merokok
H1 : Adanya pengaruh tingkat pengetahuan dengan prilaku merokok
41
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.11 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian
yang memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi akulturasi hasil. Desain penelitian digunakan dalam dua hal,
yaitu: desain penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam
mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data
dan rancangan penelitian digunakan untuk mengidentifikasikan struktur
penelitian yang akan dilaksanakan (Nursalam, 2015).
Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah analitik yang
mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu
hubungan variabel,memperkirakan dan mengkaji berdasarkan teori yang
suadah ada. Peneliti korelasional bertujuan untuk mengungkap hubungan
korelatif antara variabel. Hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan
bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variasi variabel yang lain, dengan
demikian pada rancangan penelitian korelasional peneliti melibatkan minimal
dua variabel (Nursalam, 2015).
Rancangan penelitian yang digunakan survey analitik model cross
sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau
observasi data variabel independent hanya satu kali pada satu saat (Nursalam,
2015)
42
4.12 Keragka Kerja
Kerangka kerja menetapkan langkah – langkah yang akan dilakukan
dalam penelitian yang ditulis dalam bentuk kerangka atau alur penelitian
meliputi siapa yang akan diteliti (subyek penelitian), variabel yang akan
diteliti, dan variabel yang mempengaruhi dalam penelitian (Nursalam, 2014).
Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian analisis faktor perilaku merokok pada
remaja SMP Sunan Ampel Jombang.
Desain penelitian
Analitik dengan jenis Cross Sectional
Populasi
Semua remaja laki-laki kelas 1 dan 2 SMP Sunan Ampel Jombang yang
merokok/pernah merokok sejumlah 145 siswa
Sampel
Sebagian remaja laki-laki kelas 1dan 2 SMP Sunan Ampel Jombang yang
merokok/pernah merokok sebanyak 106 siswa
Sampling
Stratified Random Sampling
Pengumpulan data
Kuisioner
Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Tabularing.
Analisa data
Regresi Linier
Kesimpulan dan hasil
43
4.13 Populasi, Sampel Dan Sampling
4.13.1 Populasi
Populasi adalah seluruh subyek (misalnya manusia; klien) yang
memenuhi kriteria yang telah ditentukan (Nursalam, 2015). Dalam
penelitian ini populasi nya adalah semua remaja laki-laki kelas 1 dan kelas
2 di SMP Sunan Ampel Jombang yang sebanyak 145 orang. Peneliti
mengambil responden para remaja laki-laki kelas 1 dan kelas 2 di karena
kan banyak remaja yang berperilaku merokok.
4.13.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau keseluruhan obyek yang akan diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2015).Sampel terdiri
atas bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai subjek
penelitian melalui sampling. Untuk jenis penelitian dengan populasi infinit
(populasi tidak diketahui) dapat menggunakan rumus dibawah ini
(Nursalam, 2016). dengan deviasi 5% yaitu :
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : Tingkat signifikansi (α)
Jadi sampel yang ditentukan yaitu 106 orang.
n = N 1+ N (d)2
n =
N
1+ N (d)2
= 145
1+ 145 (0,05)
= 145
1+ 145 (0,0025)
= 145
1,3625
= 106,4
44
4.13.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara – cara yang ditempuh
dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar – benar
sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian (Nursalam, 2014). Teknik
sampling yang digunakan dalam penlitian ini adalah probability sampling
dengan metode stratified random sampling yaitu strata atau kedudukan
subjek (seseorang) di masyarakat.(Nursalam,2016). Dengan cara populasi
berjumlah 145 diperoleh besar sampel 106 untuk populasinya sendiri
dibagi dalam dua bagian yaitu kelas 1 dan kelas 2 meliputi kelas 1
berjumlah 70 dankelas 2 berjumlah 75 kemudian jumlah sample yang
diambil berdasarkan masing-masing bagian tersebut ditentukan kembali
dengan menggunakan rumus:
1. n = Populasi kelas 1 Jumlah sampel Jumlah populasi
2. n = Populasi kelas 2 Jumlah sampel
Jumlah populasi
1. n= 70106 = 51,17
145
2. n = 75106 = 54,82 (55)
145
4.14 Identifikasi Variabel
4.14.1 Pengertian Variabel
Variabel adalah suatu ciri yang dimiliki oleh anggota suatu
kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok tertentu atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap
sesuatu (Nursalam, 2014).
45
4.14.2 Variabel Independent
Variabel Independent yaitu variabel yang nilainya menentukan
variabel yang lain, biasanya variabel bebas dimanipulasi, diamatai, dan
diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel
lain (Nursalam, 2014). Variabel Independent dalam penelitian ini adalah
analisis faktor yang mempegaruhi perilakumerokok.
4.14.3 Variabel Dependent
Variabel dependent yaitu variabel yang nilainya ditentukan oleh
variabel lain. Variabel terikat merupakan faktor yang diamati dan diukur
menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas
(Nursalam, 2014). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah
perilakumerokokremaja di SMP SunanAmpelJombang.
4.15 Definisi Operasional
4.15.1 Pengertian Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang
dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi opeasional.
Dapat diamati artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi
atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena yang
kemudian dapat diulang lagi oleh orang lain (Nursalam, 2014).
46
Tabel 4.1 Definisi operasional analisis faktor perilaku merokok remaja SMP
Sunan Ampel Jombang
Variabel Sub
Variabel
DefinisiOpera
sional Parameter
AlatU
kur Skala Skor
Sub
variabel
yang
mempeng
aruhi
perilaku
merokok
1. Harga
diri
(X1)
Penilaian
individu
tentang nilai
personal yang
diperoleh
dengan
menganalisis
seberapa baik
perilaku
seseorang
sesuai dengan
ideal dirinya
1.Kepercayaan
diri.
2.Penghargaan
diri
3.Penyesuaian
diri
4. Ketertarikan
K
U
I
S
I
O
N
E
R
O
R
D
I
N
A
L
Berisi 20
pernyataan
dengan skor
terendah 8
dan skor
tertinggi 32.
Pertanyaan
positif :
SS: 4
S : 3
TS : 2
STS : 1
Dan
pertanyaan
negatif :
SS : 1
S : 2
TS : 3
STS : 4.
Rendah:
<45
Sedang: 45-
<63
Tinggi: >63
(Hidayat,
2010)
2. Konfor
mitaste
manseb
aya
(X2)
Sekelompok
orang yang
seumur,
berlatar
belakang,
berpendidikan
dan dalam
status sosial
yang sama
1.Acceptance
2.Compliance
K
U
I
S
I
O
N
E
R
N
O
M
I
N
A
L
Berisi 16
pertanyaan
dengan skor
terendah 8
dan skor
tertinggi 32.
Untuk
pertanyaan
positif :
SS: 4
S : 3
TS : 2
STS : 1
Dan
pertanyaan
negatif :
SS : 1
S : 2
TS : 3
STS : 4
47
Variabel Sub
Variabel
DefinisiOpera
sional Parameter
AlatU
kur Skala Skor
Positifjika T
hitung>50
Negatif jika
T
hitung<50 (Azwar,
2009) 3. Pengeta
huan
(X3)
Tingkat
kemampuan
klien dalam
memperoleh
informasi
tentang
merokok
1. Pengetian
rokok/mero
kok
2. Kandungan
rokok
3. Dampak
merokok
K
U
I
S
I
O
E
R
O
R
D
I
N
A
L
Skor :
1 : benar
0 : salah
Rendah : <
56%
Sedang=
56-75%
Tinggi :
> 75%
(Arikunto,
2006)
Variabelp
enelitian
Perilaku
Merokok
(Y)
Perilaku yang
dilakukan
secara sadar
kemudian
menjadi
ketergantunga
n terhadap
rokok,
sehingga
lambat laun
menjadi
kebiasaan.
Empat macam
perilaku
merokok :
1.Positive
affect
smokers
2.Negative
affect
smokers
3.Addictive
smokers
4.Pure
habits
smokers
K
U
I
S
I
O
N
E
R
N
O
M
I
N
A
L
Berisi 32
pertanyaan
Untuk
pertanyaan
positif :
SS: 4
S : 3
TS : 2
STS : 1
Dan
pertanyaan
negatif :
SS : 1
S : 2
TS : 3
STS : 4
Perilaku
Positif jika
T
hitung>50
Perilaku
Negatif
jika T
hitung
< 50 (Azwar,
2009)
48
4.16 Tempat Dan Waku Penelitian
4.16.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP SunanAmpel Jombang.
4.16.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni2018
4.17 Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian
4.17.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan
proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Nursalam, 2015).
1. Peneliti mengurus perizinan surat pengantar penelitian di STIKES
icme jombang.
2. Meminta izin kepada kepala sekolah SMP Sunan Ampel Jombang.
3. Mengumpulkan responden remaja laki-laki yang merokok/pernah
merokok.
4. Menjelaskan tujuan dari penelitian.
5. Meminta kesediaan responden sebagai subyek penelitian dengan
menandatangani lembar persetujuan.
6. Setelah mendapat persetujuan, kemudian dilakukan pengisian
kuisioner.
4.17.2 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat ukur pengumpulan data (Hidayat, 2014).
Kuisioner dalam penelitian diartikan sebagai daftar pernyataan yang sudah
49
tersusun dengan baik dan responden memberikan jawaban sesuai
pemahaman. Kuisioner dalam penelitian terdapat 20 soal hargadiri, 16 soal
konformitas teman dan perilaku merokok menggunakan 32 pertanyaan.
Sebelum kuisioner digunakan dalam penelitian, telah terlebih dahulu
dilakukan uji coba. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan
penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2010).
1. Validitas instrumen adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti
prinsip keandalan instrumen dalam pengumpulan data. Instrumen harus
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2011).
Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi
antar variabel/ item dengan skor total variabelyaitu dengan mencari
korelasi antar masing – masing pertanyaan dengan skor total
menggunakan rumus teknik korelasi product moment.
2. Reabilitas instrumen
Reabilitas instrumen adalah kesamaan hasil pengukuran atau
pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati
berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2011).
4.18 Teknik Pengolahan Data Dan Analisa Data
4.18.1 Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, 2014).
50
4.18.2 Coding
Coding merupakan kegiatan pemeberi kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2014).
a. Responden
Responden 1 = R1
Responden 2 = R2
Responden 3 = R3
Responden 44 = R44
b. Umur
Umur 13 tahun = U1
Umur 14 tahun = U2
Umur 15 tahun = U3
Umur 16 tahun = U4
c. Pernah atau tidak mendapatkan informasi
Pernah = P1
Tidak pernah = P2
d. Sumber informasi
Petugas kesehatan = Si1
Majalah = Si2
Radio/TV = Si3
Internet = Si4
Data Khusus
e. Perilaku merokok
Merokok = 1
51
Tidak Merokok = 2
f. Konformitas teman sebaya
Acceptance = 1
Compliance = 2
g. Hargadiri
Harga diri rendah = 1
Harga diri sedang = 2
Harga diri tinggi = 3
h. Pengetahuan
Rendah = 1
Sedang = 2
Tinggi = 3
4.18.3 Tabulating
Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel tertentu
menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa data telah
diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola format yang telah
dirancang. (Nursalam, 2015).
Hal ini diinterpretasikan dengan skala :
1. 0 % : Tidak ada
2. 1 – 25 % : Sebagian kecil
3. 26 – 49 % : Hampir setengahnya
4. 50% : Setengahnya
5. 51 – 75 % : Sebagian besar
6. 76 – 99 % : Hampir seluruhnya
52
7. 100% : Seluruhnya(Arikunto, 2010)
4.18.4 Skoring
Skoring adalah melakukan penilaian untuk jawaban dari responden
untuk mengukur harga diri, konformitas teman sebaya, dan perilaku
merokok dengan kuisioner 20 soal harga diri, 16 soal konformitas teman dan
perilaku merokok menggunakan 32 pertanyaan.
4.19 Analisa Data
Penelitian ini bertujuan untuk melihat menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku merokok, untuk teknik analisis data penilitian
menggunakan:
4.19.1 Analisis univariat
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendiskripsikan distribusi dari
masing-masing variabel yang diteliti. (Hastono, 2010).
Analisis univariat pada penelitian ini adalah data kategori dari harga
diri dan konformitas teman sebaya.
Untuk mengukur harga diri data yang terkumpul diprosentasikan
frekuensinya dengan cara jumlah frekuensi dibagi jumlah responden dan
dikalikan 100%. Hasilnya berupa prosentase rumus (Arikunto, 2010).
N = SP
SM
Keterangan :
N = Nilai yang didapat
SP = Skor yang didapat
SM = Skor maksimal
100%
53
Setelahprosentasediketahuikemudianhasilnyadikelompokkanberdasark
anmasing-masing variable padakreteria :
1. Harga diri tinggi : > 63
2. Harga diri sedang : 45- < 63
3. Harga diri rendah : < 45
Untuk konformitas teman sebaya digunakan skala likert. Pada skala
likert disediakan empat jawaban dan setiap jawaban sudah tersedia nilainya.
Dalam skala likert item ada yang bersifat positif (favorable) terhadap
masalah yang diteliti, sebaliknya ada yang bersifat negatif (unfavorable)
terhadap masalah yang diteliti. Variabel konformitas teman sebaya
menggunakan rumus skor – T, yaitu :
Skoring untuk soal konformitas teman sebaya
Pernyataan positif
Selalu (S) di beri skor = 4
Sering (SR) di beri skor = 3
Kadang-kadang (K) di beri skor = 2
Tidak pernah (T) di beri skor = 1
Untuk pertanyaan negatif yaitu :
Selalu (S) di beri skor = 1
Sering (SR) di beri skor = 2
Kadang-kadang (K) di beri skor = 3
Tidak pernah (T) di beri skor = 4
54
Sedangkan untuk komformitas teman sebaya rumus skor – T, yaitu:
T = 50 + 10
Dimana :
X : Skor responden pada skala komformitas teman sebaya yang hendak
diubah menjadi skor T
: Mean skor kelompok
S : Devisi standar skor krlompok
Untuk mencari s digunakan rumus :
=
s : varian skor pernyataan
n : jumlah responden
Skor mean T =
Nilai T > mean T, berarti subyek mempunyai konformitas teman sebaya
positif
Nilai T < mean T, berarti subyek mempunyai konformitas teman sebaya
negatif
(Azwar,2009)
Untuk mengukur perilaku merokok di gunakan skala likert. Pada
skala likert di sediakan empat alternatif jawaban dan setiap jawaban sudah
tersedia nilainya. Dalam skala likert item ada yang bersifat positif terhadap
masalah yang diteliti, sebaliknya ada yang bersifat negatif terhadap
masalah yang diteliti. Untuk pertanyaan positif yaitu :
Selalu (S) di beri skor = 4
55
Sering (SR) di beri skor = 3
Kadang-kadang (K) di beri skor = 2
Tidak pernah (T) di beri skor = 1
Untuk pertanyaan negatif yaitu :
Selalu (S) di beri skor = 1
Sering (SR) di beri skor = 2
Kadang-kadang (K) di beri skor = 3
Tidak pernah (T) di beri skor = 4
Kemudian dari jawaban responden masing-masing item pertanyaan
dihitung tabulasi. Untuk perilaku merokok dikatagorikan positif dan
negatif dengan menghitung terlebih dahulu skor- T (Azwar, 2009).
T = 50 + 10
Dimana :
X = Skor responden pada skala perilaku merokok yang hendak diubah
menjadi skor T
X : Mean skor kelompok
S : Devisi standar skor kelompok
Untuk mencari s digunakan rumus :
=
s : varian skor pertanyaan
n : jumlah responden
Skor mean T =
56
Nilai T > mean T, berarti subyek mempunyai perilaku merokok yang
positif.
Nilai T < mean T, berarti subyek mempunyai perilaku merokok negatif
(Azwar, 2009).
4.19.2 Analisis bivariat
Pengukuran korelasi berganda adalah pengukuran atau perhitungan
korelasi dengan melibatkan lebih dari satu variable bebas (X1,X2….Xn)
dan satu variabel terikat (Y) (Sunyoto, 2011).
Analisis bivariate pada penelitian ini adalah mengukur korelasi
variable independen (harga diri dan konformitas teman sebaya) dengan
variabel dependent (perilakumerokok).
4.19.3 Analisis regresi berganda
Untuk mengetahui hubungan lebih dari satu variabel independent
dengan satu variabel dependent, harus dilanjukan lagi dengan melakukan
analisis multivariat.Ujistatistik yang digunakan adalah regresi berganda
(multiple regretion), untuk mengetahui variabel independent (harga dirii
(X1)), (konformitas teman sebaya (X2)), yang mana lebih erat hubugannya
dengan variabel yang mempengaruhi perilaku merokok (Y1) di SMP
Sunan Ampel Jombang. (Notoadmojo, 2012 dalamWijayanto, 2016)
4.20 Etika Penelitian
Masalah etika penelitian dalam keperawatan merupakan masalah yang
sangat penting mengingat bahwa keperawatan berhubungan langsung
dengan manusia.Maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena
manusia mempunyai hakasasi dalam kegiatan penelitian. Penelitian ini
57
dilaksanakan setelah penelitimemperoleh rekomendasi dari Program Studi
Ilmu Keperawatan. Setelah itupeneliti membagikan kepada responden
dengan menekankan masalah etika dalampenelitian ini, yang meliputi:
4.20.1 Informed Concent.
Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (informed concent).
Tujuan informed concent adalah agar responden mengerti maksud dan
tujuan penelitian, mengetahui dampaknya, jika responden bersedia maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak
bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, sebelum responden mengisi
kuesioneryang telah dibagikan peneliti terlebih dahulu meminta persetujuan
kepada parasantri dengan cara meminta santri untuk membaca lembar
persetujuan menjadi responden terlebih dahulu. Ketika santri sudah
memcermati dan memahami isi dari lembar persetujuan tersebut barulah
santri diminta untuk menentukan kesediaannya menjadi responden.
4.20.2 Anomity ( tanpa nama ).
Lembar alat ukur (kuesioner) tidak di tuliskan nama responden,
melainkan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpul data tersebut
untuk menjaga kerahasiaan.
4.20.3 Confidentiality.
Kerahasiaan penelitian ini dijamin oleh peneliti, hanya kelompok
data tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset (Hidayat,
2014). Dalam penelitian ini peneliti memberitahukan kepada responden
58
sebelum responden mengisi kuesioner, bahwa peneliti akan menjamin
kerahasiaan identitas dan jawaban dari responden, sehingga tercipta
hubungan saling percaya dan responden bisa memberikan jawaban yang
sesuai dan apa adanya.
59
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Pada penelitian ini akan dikaji secara deskriptif baik data umum dan data
khusus dengan melibatkan 106 siswa yang dijadikan responden untuk sampel
penelitian.
Data umum pada penelitian ini terdiri dari umur, latar belakang penyebab
merokok, kebiasaan lingkungan teman yang merokok, kebiasaan orang tua yang
merokok, penghasilan orang tua, tipe kepribadian, merk rokok yang sering
dikonsumsi dan alasan mengkonsumsi rokok. Sedangkan data khusus meliputi
harga diri, konformitas teman sebaya dan perilaku merokok. Secara analitik data-
data penelitian dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan
bantuan program SPSS.
5.2.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMP Sunan Ampel ini beralamat di jln. Kh. Ahmad Dahlan No. 01
Jombang. Sedangkan kondisi secara umum SMP Sunan Ampel ini
terdapat pintu gerbang utama yang mengahadap ke barat didalam SMP
Sunan Ampel terdapat lapangan sepak bola yang bersebelahan dengan
kantin sebalah utara terdapat ruang kelas 1 dan kelas 2 sebelah selatan
terdapat ruang kelas 3 dan ruang guru sebelah timur terdapat kantor
kepala sekolah yang bersebelahan dengan laboratorium IPA dan
komputer.
60
5.2.2 Data Umum
Data umum terdiri dari karakterisik responden, yang terdiri dari umur,
latar belakang penyebab merokok, kebiasaan lingkungan teman yang
merokok, kebiasaan orang tua yang merokok, penghasilan orang tua, tipe
kepribadian, merk rokok yang sering dikonsumsi dan alasan
mengkonsumsi rokok.
1. Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di SMP
Sunan Ampel Jombang
No Umur Frekuensi Prosentase (%)
1 13 th 42 39,6
2 14 th 58 54,7
3 15 th 5 4,7
4 16 th 1 ,9
Jumlah 106 100,0
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 106
responden, sebagian besar berumur 14 tahun yaitu sebanyak 58
responden (54,7 %).
2. Karakteristik responden berdasarkan pernah atau tidak mendapat
informasi tentang merokok.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden pernah atau tidak mendapat
informasi tentang merokok di SMP Sunan Ampel Jombang
No Informasi Frekuensi Presentase (%)
1 Pernah 56 52,8
2 Tdk pernah 50 47,2
Jumlah 106 100,0
Sumber : Data Primer 2018
61
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 106
responden, sebagian besar pernah mendapat informasi tentang
merokok sebanyak 56 responden (52,8 %).
3. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber
informasi yang didapat di SMP Sunan Ampel Jombang.
No. Sumber Informasi Frekuensi Presentase
1 Tenaga Kesehatan 39 69,6
2 Majalan 2 3,6
3 Radio/TV 9 16,1
4 Internet 6 10,7
Jumlah 56 100,0
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa dari 56 responden
yang pernah mendapat informasi sebagian besar mendapat informasi
dari tenaga kesehatan sebanyak 39 responden (69,6%).
5.2.3 Data Khusus
1. Harga Diri
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Harga Diri
Mempengaruhi Perilaku Merokok di SMP Sunan Ampel
Jombang.
No. Harga Diri Frekuensi Presentase
1 Tinggi 25 23,6
2 Sedang 35 33,0
3 Rendah 46 43,4
Jumlah 106 100,0
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa dari 106 responden
hampir setengahnya mempunyai harga diri rendah sebanyak 46
responden (43,4%).
62
2. Konformitas Teman Sebaya
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Konformitas
Teman Sebaya yang Mempengaruhi Perilaku Mrokok di SMP
Sunan Ampel Jombang.
No. Konformitas Teman Sebaya Frekuensi Presentase
1 Positif 37 34,9
2 Negatif 69 65,1
Jumlah 106 100,0
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari 106 responden
sebagian besar memiliki konformitas teman sebaya bersifat negatif
dengan perilaku merokok sebanyak 69 responden (65,1 %).
3. Tingkat pengetahuan
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan yang Mempengaruhi Perilaku Merokok di SMP
Sunan Ampel Jombang.
No. Konformitas Teman Sebaya Frekuensi Presentase
1 Baik 27 25,5
2 Cukup 29 27,4
3 Kurang 50 47,2
Jumlah 106 100,0
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa dari 106 responden
hampir setengahnya memiliki tingkat pengetahuan dengan perilaku
merokok sebanyak 50 responden (47,2 %).
4. Perilaku Merokok
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku
Merokok di SMP Sunan Ampel Jombang.
No. Perilaku Merokok Frekuensi Presentase
1 Positif 43 40,6
2 Negatif 63 59,4
Jumlah 106 100,0
Sumber : Data Primer 2018
63
Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa dari 106 responden
sebagian besar mempunyai perilaku merokok negatif sebanyak 63
responden (59,4%).
5. Pengaruh harga diri dengan perilaku merokok
Tabel 5.8 Tabulasi Silang Harga Diri dengan Perilaku Merokok di SMP
Sunan Ampel Jombang.
No Harga Diri
Perilaku Merokok Jumlah
Positif Negatif
f % f % F %
1 Tinggi 20 18,9 5 4,7 25 23,6
2
3
Sedang
Rendah
19
4
17,9
3,8
16
42
15,1
39,6
35
46
33,0
43,4
Jumlah 43 40,6 63 39,6 106 100
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan Tabel 5.8 menunjukkan bahwa hampir setengahnya
dari responden yang berharga diri rendah mempunyai perilaku merokok
yang negatif yaitu sejumlah 42 responden (39,6%).
6. Pengaruh Konformitas Teman Sebaya dengan Perilaku Merokok
Tabel 5.9 Tabulasi Silang Konformitas Teman Sebaya dengan Perilaku
Merokok di SMP Sunan Ampel Jombang.
No
Konformitas
Teman
Sebaya
Perilaku Merokok Jumlah
Positif Negatif
f % f % F %
1 Positif 33 31,1 4 3,8 37 34,9
2 Negatif 10 9,4 59 55,7 69 65,1
Jumlah 43 40,6 63 59,4 106 100
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan Tabel 5.9 menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden konformitas teman sebayanya negatif memiliki perilaku
merokok yang negatif yaitu sejumlah 59 responden (55,7%).
64
7. Pengaruh harga diri dengan perilaku merokok
Tabel 5.10 Tabulasi Silang Pengetahuan dengan Perilaku Merokok di
SMP Sunan Ampel Jombang.
No Pengetahuan
Perilaku Merokok Jumlah
Positif Negatif
f % f % F %
1 Baik 24 22,6 3 2,8 27 25,5
2
3
Cukup
Kurang
17
2
16,0
1,9
12
48
11,3
45,3
29
50
27,4
47,2
Jumlah 43 40,6 63 59,4 106 100,0
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan Tabel 5.10 menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang mempunyai
perilaku merokok yang negatif yaitu sejumlah 48 responden (45,3%).
5.3 Pembahasan
5.3.1 Pembahasan secara parsial
a. Harga Diri
Berdasarkan fakta yang didapat pada penelitian diketahui bahwa
dari 89 responden, sebagian besar berumur 14 tahun yaitu sebanyak 58
responden (54,7%). Dalam perkembangannya, masa remaja sering di
istilahkan dengan masa strom and stress karena ketidak sesuaian antara
perkembangan fisik yang sudah matang yang belum diimbangi
perkembangan psikososial. Remaja sering bertingkah laku yang
membuat mereka seperti orang dewasa, seperti merokok, minum-
minuman keras dan menggunakan obat-obatan (Hurlock, 1980). Umur
mengambil peranan penting dalam mempengaruhi tingkat kematangan
pemikiran seseorang tetang bagaimana cara dia harus berperilaku sesuai
65
dengan umur perkembangnnya seperti halnya pada remaja SMP Sunan
Ampel Jombang.
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa dari 106 responden
hampir setengahnya mempunyai harga diri rendah sebanyak 46
responden (43,4%). Fakta ini sesuai dengan yang diungkapkan
Carvajal, Wiatrek, Evans, Knee & Nash (2000), rendahnya harga diri
menjadi prediksi timbulnya perilaku merokok. Harga diri disini
merupakan tolak ukur untuk menjadikan faktor predosposisi seseorang
remaja merokok, dimana penyebab utama remaja yang mempunyai
harga diri rendah cenderung melakukan hal-hal yang belum tentu baik
untuk diri dan kesehatanya seperti perilaku merokok.
Dilihat dari kebanyakan responden yang diteliti memperlihatkan
bahwa sebagian besar remaja yang mempunyai perilaku merokok
mengarah ke remaja yang lebih muda hal ini di pengaruhi oleh
lemahnya pengawasan orang tua, serta guru yang menjadikan remaja
bebas melakukan perilaku merokok.
Berdasarkan Tabel 5.8 menunjukkan bahwa hampir setengahnya
dari responden yang berharga diri rendah mempunyai perilaku merokok
yang negatif yaitu sejumlah 42 responden (39,6%).
Dari faktor harga diri yang rendah ternyata dapat mempengaruhi
terjadinya perilaku merokok dan berdasarkan fakta, teori dan analisis
regresi yang dilakukan diatas, maka menurut pendapat peneliti semakin
rendahnya harga diri yang dimiliki oleh seorang individu maka dapat
menyebabkan timbulnya emosional yang tidak terkendali sehingga
66
mengikuti perilaku yang ada di lingkunganya tanpa memikirkan
perilaku itu baik atau buruk seperti perilaku merokok.
b. Konformitas Teman Sebaya
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari 106 responden
sebagian besar memiliki konformitas teman sebaya bersifat negatif
dengan perilaku merokok sebanyak 69 responden (65,1 %). Banyak
diantara kalangan remaja berusaha untuk merubah atau menyesuaikan
perilakunya supaya sesuai atau cocok dengan aturan dalam suatu
kelompok dan terjadilah suatu konformitas. Suatu konformitas akan
semakin kuat jika seorang remaja memiliki kecenderungan yang kuat
juga untuk berperilaku sesuai aturan kelompoknya (Zebua &
Nurdjayanti, 2001).
Konformitas teman sebaya ini bisa bersifat hal yang positif atau
hal yang negatif salah satu hal negatif adalah perilaku merokok, namun
demikian tidak semua remaja mudah terpengaruh untuk merokok
karena ajakan teman-temannya tergantung bagaimana dia menyikapi
perilaku yang dihadapinya.
Berdasarkan Tabel 5.9 menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden konformitas teman sebayanya negatif memiliki perilaku
merokok yang negatif yaitu sejumlah 59 responden (55,7%).
Fakta diatas erat kaitanya dengan data bahwa 87% mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih, teman dekat/sahabat yang
perokok. Begitu juga sebaliknya (Al Bachri, 1991 dalam Tarwoto et al,
2009). Hal ini terbentuk dari stimulus yang diperoleh dari seringnya
67
berinteraksi pada kelompok teman tertentu, banyak dari kalangan
remaja mempunyai teman pergaulan yang merokok hal tersebut
menjadi pemicu timbulya niatan untuk meniru atau hanya sekedar ingin
mencoba-coba dimana pada kelompok remaja tertentu merokok
merupakan lambang kejantanan dalam anggotanya, biasanya remaja
yang tidak merokok akan dianggap banci dan akan dijauhi oleh teman
kelompoknya.
Oleh karena itu teman yang merokok atau kelompok dengan
konformitas negatif dan didalamnya terdapat seorang perokok sedikit
banyak, cepat atau lambat dapat mempengaruhi perilaku seseorang
termasuk perilaku merokok.
c. Tingkat pengetahuan
Berdasarkan Tabel 5.10 menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang mempunyai
perilaku merokok yang negatif yaitu sejumlah 48 responden (45,3%).
Menurut Astuti (2010), perilaku merokok yang berbahaya bagi
kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya, bahkan
orang mulai merokok ketika dia masih remaja. Aktivitas yang timbul
karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung
maupun tidak langsung. Aktifitas merokok dilakukan remaja laki – laki,
perilaku ini sangat merugikan dilihat dari berbagai sudut pandang baik
bagi diri sendiri maupun orang lain disekitarnya. Perilaku merokok
yang dinilai merugikan telah bergeser menjadi perilaku yang
68
menyenangkan dan menjadi aktifitas yang bersifat obsesif. Faktor
terbesar dari kebiasaan merokok adalah faktor motivasi dan lingkungan.
Terkait hal itu, kita tentu telah mengetahui bahwa karakter
seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar, baik keluarga,
tetangga, ataupun teman pergaulan. Aula (2010) menjelaskan bahwa
biasanya kerusakan yang diakibatkan dari merokok akan terakumulasi
sedikit demi sedikit dan baru dapat dirasakan langsung dalam beberapa
tahun atau beberapa puluh tahun kemudian. Menurut data national
cancer institute di Amerika Serikat tahun 2007, kanker akan terlihat
atau dapat dirasakan gejalanya oleh perokok setelah 20 tahun atau lebih
mengonsumsi rokok. Karena dampak penyakit dari perilaku merokok
tersebut akan terlihat dalam jangka panjang, hal inilah yang membuat
bahaya rokok terhadap kesehatan sulit diyakini perokok yang
memutuskan untuk melanjutkan perilaku merokoknya, umumnya
frekuensi merokok mereka semakin lama cenderung semakin
meningkat. Remaja yang sudah kecanduan merokok umumnya tidak
dapat menahan keinginan untuk merokok dan cenderung lebih sensitif
terhadap efek dari nikotin. Remaja perokok kemudian semakin
meningkatkan konsumsi rokoknya saat tubuh remaja perokok
menginginkan nikotin. Rasa sensitif terhadap nikotin tersebut juga akan
mempengaruhi otak. Ernest (2009) mengatakan bahwa apabila rokok
dikonsumsi sejak usia dini akan berpengaruh terhadap fungsi otaknya.
Jika remaja perokok terus-menerus menghisap rokok, maka akan terjadi
penumpukan nikotin di otak.
69
Determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku
merupakan hasil dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal
(lingkungan). Faktor internal mencakup pengetahuan, persepsi, emosi,
dan motivasi, yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar.
Sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik
maupun non fisik, seperti manusia dan sosial ekonomi. Perilaku
manusia dapat dilihat dari tiga aspek yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial.
Secara lebih terperinci perilaku manusia merupakan refleksi dari
berbagai gejala kejiwaan, seperti: pengetahuan, sikap, keinginan,
kehendak, minat dan motivasi (Notoatmodjo, 2007).
Program pemberdayaan ini tersusun atas analisa permasalahan
menggunakan teori dengan alasan bahwa masalah perilaku merokok
pada remaja merupakan masalah individual, tetapi fakta interaksi sosial
(pengaruh teman sebaya), serta faktor lingkungan memiliki peran dalam
pembentukan perilaku merokok secara individual. Faktor pengetahuan
dan motivasi menjadi faktor pendahulu dari perilaku merokok
dikalangan remaja, sehingga terbentuk konsekuensi pengetahuan yang
baik tentang bahaya rokok, dan motivasi merokok yang lemah sehingga
pembentukan perilaku pada remaja positif (tidak merokok).
d. Analisis faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
Berdasarkan fakta dapat diketahui bahwa dari 106 responden
sebagian besar mempunyai perilaku merokok negatif sebanyak 63
responden (59,4%). Perilaku merokok negatif yang berarti responden
berperilaku merokok tidak pada umumnya dilakukan oleh perokok .
70
Hasil uji regresi linier berganda didapatkan nilai koefisien regresi
pada tabel 4.11 dan koefisien beta pada lampiran SPSS dari masing-
masing faktor. Faktor harga diri didapatkan nilai koefisien regresi
sebesar 0,273 dan nilai koefisien beta sebasar 0,223 untuk faktor
konformitas teman sebaya didapatkan nilai koefisien regresi sebesar
0,585 dan nilai koefisien beta sebesar 0,405 sedangkan faktor tingkat
pengetahuan didapatkan nilai koefisien regresi sebesar 1,258 dan nilai
koefisien beta sebesar 0,384.
Fakta diatas sesuai dengan hasil penelitian (Santrock, 2002)
menemukan bahwa pada kelas delapan dan sembilan, konformitas
dengan teman sebaya khususnya dengan standar-satandar anti sosial
mereka memuncak. Faktor konformitas teman sebaya merupakan faktor
yang lebih cenderung dapat mempengaruhi perilaku seseorang karena
dengan seringnya seseorang berinteraksi dengan suatu kelompok
tertentu sedikit banyak seseorang akan mengikuti perilaku yang ada
dalam kelompok dan remaja beranggapan kelompok teman sebaya
dapat menjadi tempat untuk mencurahkan masalah.
Kelompok teman sebaya tak sedikit yang didalamnya terdapat
perilaku bersifat negatif seperti halnya perilaku merokok, dan untuk
menghindari perilaku negatif akibat dari pengaruh konformitas teman
sebaya perlu dibutuhkan konsep diri yang baik pada diri individu sebab
konsep diri menjadi salah satu kunci untuk mengarahakan perilaku
remaja.
71
Berdasarkan analisis data koefisien regresi kedua sub faktor
tersebut mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku merokok
artinya semakin positif pengaruh yang dihasilkan maka semakin kuat
pula perilaku itu dapat mempengaruhi individu sedangkan hasil dari
koefisien beta dapat disimpulkan bahwa dari kedua faktor tersebut yang
paling dominan pengaruhnya terhadap perilaku merokok adalah faktor
konformitas teman sebaya karena mempunyai nilai koefisien beta
terbesar. Pada dasarnya banyak sekali faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya perilaku merokok di luar penelitian seperti
pengaruh iklan dll.
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data regresi linier berganda tentang faktor
faktor yang mempengaruhi perilaku merokok di SMP Sunan Ampel Jombang
dapat disimpulakan bahwa:
1. Faktor harga diri remaja di SMP Sunan Ampel Jombang mempunyai nilai
beta sebesar 0,292
2. Faktor konformitas teman sebaya di SMP Sunan Ampel Jombang
mempunyai nilai beta sebesar 0,504
Dari kedua faktor diatas dapat disimpulkan berdasarkan nilai beta
terbesar yaitu sebesar 504 untuk konformitas teman sebaya sedangkan nilai
beta harga diri sebesar 292 diantara kedua veriabel bebas dalam penelitian ini
yang lebih dominan hubungannya adalah faktor konformitas teman sebaya
karena memiliki nilai beta sebesar 0,504.
5.2. Saran
Berdasarkan data lampiran maka peneliti ajukan saran sebagai berikut:
1. Bagi remaja
Hal yang bisa dilakukan dengan cara menjauhi kelompok yang di
dalamnya terdapat perilaku atau kegiatan yang menyimpang, dengan hal
ini memungkinkan kita terhidar dari pengaruh negatif dari suatu kelompok.
73
2. Bagi lingkungan teman sekolah
Diharapakan memberikan teguran agar tidak merokok dilingkungan
sekolah karena akan mendapat hukuman dari guru dan bisa memberikan
nasehat mengenai akibat merokok diusia dini.
3. Bagi orang tua.
Bagi orang tua yang tidak merokok harus memberikan contoh perilaku
hidup sehat tanpa asap rokok, serta bagi orang tua yang sudah terlanjur
merokok diharapkan untuk tidak merokok di depan anak mereka hal ini
bisa berakibat dapat dijadikan alasan anak untuk merokok karena
mencontoh perilaku orang tuanya.
4. Bagi yayasan SMP Sunan Ampel Jombang
Para guru terutama guru BK dan guru kesiswaan agar dapat memberikan
penyuluhan tentang akibat merokok serta mencegah perilaku merokok di
lingkungan sekolah dengan cara memberikan hukuman berat bagi
pelanggarnya hal ini dapat menjadikan siswa SMP Sunan Ampel jombang
menjadi jera dan tidak akan merokok dilingkungan sekolah.
5. Bagi institusi pendidikan terutama PTN dan PTS
Penelitian ini menjadi salah satu sumber rujukan bagi institusi dalam
rangka meningkatkan kualitas kurikulum yang telah ada dan untuk bahan
ajar tambahan guna meningkatkan kompetensi mahasiswa.
6. Bagi peneliti selanjutnya terutama dalam penelitian yang serupa
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau refrensi dalam
mengerjakan penelitian.
74
DAFTAR PUSTAKA
Afif Z. 2009. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Siswa
– siswa Kelas 1 SMU MUHAMMADIYAH 1, Jogjakarta.
(www.medicine.uii.ac.id).skripsi.
Aloise-Young P.A.; Hennigan K.M. (1996) Self-image, the smoker stereotype
and cigarette smoking: developmental patterns from fifth through eighth
grade. Journal of Adolescence, Volume 19, Number 2: Academic Press .
Ali dan Asrori, 2008. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Pt
Bumi Aksara.
Azwar, S. 2009. Sikap manusia teori dan pengukurannya.Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineke
Cipta.
Carvajal, S. C., Wiatrek, D. E., Evans, R. I., Knee, C. R. & Nash, S. G. (2000).
Psychosocial determinants of the onset and escalation of smoking:
crossectional and prospective findings in multiethnic middle school
sample. Journal of Adolescent Health, 27, 255-265.
Dewi, N. C. (2008). Remaja putri Indonesia merokok karena ingin langsing. Di
peroleh dari
http://news.detik.com/read/2008/08/27/163858/995733/10/remaja-putri-
indonesia-merokok-karena-ingin-langsing.
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pustaka
Pelajar.
Hurlock, E.B. (2012). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Husaini, A. (2007). Tobat Merokok. Jakarta: Pustaka Ilman
Hernowo, 2007. Panduan Untuk Perokok. Jakarta : EGC.
Hidayat, 2010. Metodologi Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, E.B. (2012). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Hurlock, E. 1998. Psikologi perkembangan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga
repository.usu.ac.id.diakses6/02/2012
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2014. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.
75
Komalasari, D & Helmi, A.F. (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku
Merokok Pada Remaja. Diakses di
http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/perilaku merokok_avin. pdf pada
tanggal 25 mei 2012
Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. 2013.
Kompas.com/read/2013/06/10/03431916/Jumlah.Remaja.Perokok.Terus.Meningk
at. Diakses 22 oktober 2013.
Lawrence Green, 2012. Faktor Perilaku. https://wisuda.unud.ac.id/pdf. Diakses
30/01/2017.
Laventhal, H., & Cleary. 2000. The Smoking Problem: A Review of The
Reasearch and Theory in Behavioral Risk Modification. Psychological
Bulletin, Vol.88, No.2, 370-405.
Meinarno, W Eko dkk. 2009. Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Mutadin, Z. (2002). Remaja & rokok. Diperoleh dari http://www.e-
psikologi.com/epsi/individual_detail.asp?id=379.
Monks, F.J. (2006). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam, 2015. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi. Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta.
Salemba Medika.
Nursalam. 2014. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Nursalam. 2016. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta.
Purwanto, 2010. Bentuk Perilaku. http://etd.eprints.ums.ac.id.Diakses 05/01/2017
Konsep mrokok.
Prayitno. (2009). Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Purwanto. 2010. Bentuk perilaku. http://etd.eprints.ums.ac.id. Diakses
05/01/2017.
Rahaju, Siti. 2009. Hubungan antara dukungan sosial dengan harga diri remaja.
Jombang: UNDAR Psikologi. Skripsi tidak dipublikasikan.
76
Santrock., J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja (edisi
keenam). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sarwono W.Sarlito. ( 2011). Psikologi Remaja. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada.
Shadel.G.W, Cervone.D. (2011) The Role of the Self Smoking Initiation and
Smoking Cessation: A Review and Blueprint for Reserch at the
Intersection of Social-Cognition and Health.University Of Chicago: Jurnal
Self Identitiy No.X Ed.3.
Shiffman, S. 1993. Assesing Smoking Patterns and Motives. Journal of
Consulting and Clinical Psychology, Vol.61, 732-742.
Sarafino, E.P. 1994. Health Psychology: Biopsychosocial Interactions (2nd ed).
New York: John Wiley & Sons, Inc.
Suliswati dkk. 2012. Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC.
Suliswati. 2008. Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC.
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC.
Suryawati, J & Maryati, K. (2006). Sosiologi. Jakarta: Erlangga.
Sears, D. O. (2010). Psikologi Sosial jilid 2. Jakrta: Erlangga.
Soetjiningsih, dkk. 2002. Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta: Cv
Sagung Seto.
Santrock, J.W. (2007). Remaja Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Tarwoto et al. 2010. Kesehatan Remaja : Problem dan Solusinya. Jakarta :
Salemba Medika
Wawan dan Dewi, 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta. Nuha Medika.
Wismanto, Y.B., dan Sarwo, Y.B. 2007. Strategi Penghentian Perilaku Merokok.
Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.
Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta. Nuha Medika.
Yulifah dkk. 2009. Komunikasi dan konseling dalam kebidanan. Jakarta: Salemba
medika.
Zebua, A.S. & Nurdjayanti, R.D. (2001). Hubungan Antara Konformitas Dengan
Konsep Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri.
Phronesis.3(6).
Lampiran 1
JADWAL PELAKSANAAN SKRIPSI 2018
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
No. Kegiatan
Bulan
Mei Juni Juni Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 1 2 3 4 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pendaftaran Skripsi
2. Bimbingan Proposal
3. Pendaftaran Ujian Proposal
4. Ujian Proposal
5. Revisi Proposal
6. Pengambilan dan Pengolahan Data
7. Bimbingan Hasail
8. Pendaftaran Ujian Sidang
9. Ujian Sidang
10. Revisi Skripsi
11. Penggandaan dan Pengumpulan Skripsi
Lampiran 2
Lampiran 3
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Judul penelitian : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRILAKU MEROKOK DI SMP
(Di SMP Sunan Ampel Jombang)
Peneliti : M. IMRON AMINUDDIN
NIM : 143210154
Saya, mahasiswa program studi S1 keperawatan STIKES ICME Jombang, bermaksud
melakukan penelitian untuk mengetahui. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRILAKU
MEROKOK DI SMP (Di SMP Sunan Ampel Jombang) Saudara yang turut berpartisipasi
dalam penelitian ini akan diharapkan mengisi kuesioner dan menjawab pertanyaan yang telah
disediakan.
Kami menjamin bahwa penelitian ini tidak berdampak negatif atau merugikan pasien.
Bila selama penelitian ini Saudara merasakan ketidaknyamanan, maka Saudara berhak untuk
berhenti dari penelitian.
Dengan penjelasan ini, kami sangat mengharapkan partisipasi dari saudara. Atas
perhatian dan partisipasi Saudara dalam penelitian ini, kami ucapkan terima kasih.
Jombang, Juli 2018
Peneliti
M. Imron Aminuddin
Lampiran 4
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Judul penelitian : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRILAKU MEROKOK DI SMP
(Di SMP Sunan Ampel Jombang)
Peneliti : M. IMRON AMINUDDIN
NIM : 143210154
Bahwa saya diminta untuk berperan serta dalam penelitian ini sebagai responden
dengan mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti.
Sebelumnya kami telah diberi penjelasan tentang tujuan penelitian dan saya telah
mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan identitas data maupun informasi yang saya
berikan apabila ada pernyataan yang diajukan menimbulkan ketidaknyamanan bagi saya,
peneliti akan menghentikan pendataan ini dan saya berhak mengundurkan diri.
Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela tanpa ada unsur
paksaan dari siapapun, saya menyatakan bersedia menjadi responden berpartisipasi dalam
penelitian ini.
Jombang, Juli 2018
Responden
( )
Lampiran 5
LEMBAR KUESIONER
KUISIONER HARGA DIRI
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya merasa banyak hal baik yang ada dalam diri saya
2 Saya orang yang gagal
3 Saya menerima keadaan diri saya seperti saya
menerima penyakit ini
4 Saya merasa tidak banyak orang membanggakan diri
saya
5 Saya merasa diri saya cukup berharga
6 Saya merasa puas dengan kondisi diri saya
7 Saya merasa tidak berguna
8 Saya membutuhkan waktu yang lama untuk
membiasakan diri dalam hal-hal tertentu
9 Saya tidak dapat diandalkan
10 Saya merasa orang lain lebih disukai dari pada saya
KUISIONER KONFORMITAS TEMAN SEBAYA
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya menerima informasi yang saya butuhkan dari
kelompok
2 Apabila teman membolos,saya juga ikut membolos
3 Saya merasa nyaman di dalam kelompok
4 Saya yakin informasi yang dikatakan oleh kelompok
benar
5 Saya melakukan hal yang sama dengan yang
dilakukan kelompok
6 Saya mengikuti perintah kelompok
7 Saya lebih nyaman dengan teman diluar kelompok
8 Saya menerima saran dari kelompok
9 Yang dilakukan kelompok tidak bermanfaat bagi saya
10 Saya yakin dengan pendapat saya sendiri
KUISIONER PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Satu puntung rokok mengandung 4000 lebih bahan
kimia
2 Merokok dapat menyebabkan penyakit kanker,
tekanan darah tinggi, stroke, dan jantung koroner
3 Merokok dapat menyebabkan penuaan dini dan
impoten
4 Rokok mengandung nikotin, tar, karbon monoksida,
amoniak, cadmium, formaldehid,arsenic, dan bahan
kimia lainnya
5 Nikotin dalam rokok dapat meracuni saraf tubuh,
menyempitkan pembuluh perifer dan menyebabkan
ketagihan serta ketergantungan pada pemakainnya
6 Tar dalam rokok akan akan menimbulkan iritasi pada
saluran nafas, menyebabkan bronkitis, kanker
nasofaring, dan kanker paru
7 Karbon monoksida dalam rokok dapat menyebabkan
kadar oksigen dalam darah berkurang
8 Bahaya yang ditanggung perokok pasif dapat tiga kali
lipat dari bahaya perokok aktif
9 Merokok dapat menambah berat badan
10 Menghisap rokok yang menggunakan filter lebih
berbahaya dibandingkan dengan menghisap rokok
yang tidak menggunakan filter
KUISIONER PERILAKU MEROKOK
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya merokok ketika sedang santai
2 Saya merokok agar tidak mudah terpancing emosi
3 Saya membawa rokok kemanapun saya pergi
4 Saya merokok disetiap saya beraktifitas
5 Saya merokok ketika sedang senang
6 Ketika saya sedang sedih, rokok dapat membuat saya
lebih baik
7 Jumlah rokok yang saya hisap bertambah setiap hari
8 Rokok sudah menjadi bagian dari gaya hidup saya
9 Saya merasa tenang ketika merokok
10 Saat patah hati saya akan merokok
11 Saya rela pergi ke warung untuk membeli rokok
sekalipun hujan deras
12 Saya terbiasa merokok dimanapun saya berada
13 Saya suka memainkan rokok dengan jari-jari saya
14 Ketika marah saya akan merokok
15 Saya lebih baik tidak makan dari pada tidak merokok
Lampiran 6
TABULASI DATA PENELITIAN
No.
RespUsia Informasi
Sumber
Informasi
1 1 2
2 1 1 1
3 1 2
4 1 2
5 1 1 1
6 1 1 3
7 1 1 1
8 1 2
9 1 1 1
10 1 1 1
11 1 2
12 2 1 1
13 1 2
14 2 1 3
15 1 1 1
16 1 2
17 1 1 1
18 2 1 1
19 1 2
20 2 2
21 2 2
22 1 2
23 1 1 3
24 2 1 1
25 2 1 1
26 2 2
27 1 2
28 2 2
29 1 1 1
30 1 2
31 1 1 3
32 1 1 3
33 1 1 1
34 2 2
35 2 1 1
36 1 2
37 1 1 1
38 1 1 1
39 1 1 1
40 1 1 3
41 1 2
42 1 2
43 1 2
44 1 1 1
45 1 1 1
46 1 2
47 1 1 1
48 2 2
49 1 1 1
50 2 1 3
51 2 2
52 2 2
53 2 1 1
No.
RespUsia Informasi
Sumber
Informasi
54 2 2
55 2 1 1
56 2 1 3
57 2 2
58 2 1 1
59 2 1 1
60 2 1 1
61 2 1 2
62 2 2
63 2 2
64 1 2
65 2 1 4
66 2 2
67 2 1 2
68 2 2
69 2 2
70 2 1 1
71 2 2
72 2 2
73 1 2
74 4 1 1
75 2 2
76 2 2
77 2 2
78 2 2
79 2 1 4
80 3 2
81 2 1 1
82 3 1 1
83 1 2
84 2 2
85 2 1 4
86 3 2
87 1 2
88 2 1 1
89 3 1 1
90 2 2
91 2 1 1
92 2 1 1
93 2 1 4
94 2 2
95 2 1 1
96 2 2
97 3 2
98 2 1 1
99 2 1 4
100 1 1 1
101 2 2
102 2 1 1
103 2 2
104 2 1 1
105 2 1 3
106 2 1 4
TABULASI DATA KHUSUS
No HARGA DIRI
SKOR % Kriteria Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 25 62,5 Sedang 2
2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 27 67,5 Tinggi 1
3 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 16 40 Rendah 3
4 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 24 60 Sedang 2
5 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 16 40 Rendah 3
6 3 1 1 1 2 1 1 3 1 2 16 40 Rendah 3
7 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 33 82,5 Tinggi 1
8 2 3 2 2 4 2 3 2 3 1 24 60 Sedang 2
9 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 16 40 Rendah 3
10 1 2 2 1 2 2 1 3 1 2 17 42,5 Rendah 3
11 1 1 1 1 2 1 1 2 3 1 14 35 Rendah 3
12 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 35 87,5 Tinggi 1
13 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 12 30 Rendah 3
14 2 2 2 4 2 3 1 1 2 4 23 57,5 Sedang 2
15 4 3 3 2 1 2 3 2 3 3 26 65 Tinggi 1
16 1 1 2 1 2 1 3 2 3 1 17 42,5 Rendah 3
17 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 28 70 Tinggi 1
18 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 36 90 Tinggi 1
19 3 2 1 2 1 2 1 2 2 2 18 45 Sedang 2
20 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 13 32,5 Rendah 3
21 1 1 3 1 1 2 1 3 1 2 16 40 Rendah 3
22 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 12 30 Rendah 3
23 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 17 42,5 Rendah 3
24 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 32 80 Tinggi 1
25 2 3 4 2 4 2 2 1 4 2 26 65 Tinggi 1
26 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 12 30 Rendah 3
27 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 24 60 Sedang 2
28 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 17 42,5 Rendah 3
29 4 2 4 3 3 2 4 3 4 1 30 75 Tinggi 1
30 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 16 40 Rendah 3
31 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 35 87,5 Tinggi 1
32 3 4 3 4 2 4 3 4 3 4 34 85 Tinggi 1
33 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 14 35 Rendah 3
34 1 1 2 1 2 1 3 2 3 1 17 42,5 Rendah 3
35 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 33 82,5 Tinggi 1
36 2 1 2 3 2 2 1 1 1 1 16 40 Rendah 3
37 3 2 1 2 1 2 1 2 2 2 18 45 Sedang 2
38 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 13 32,5 Rendah 3
39 1 1 3 1 1 2 1 3 1 2 16 40 Rendah 3
40 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 12 30 Rendah 3
41 2 2 1 1 3 2 3 2 1 2 19 47,5 Sedang 2
42 1 1 1 2 1 1 1 3 3 3 17 42,5 Rendah 3
43 2 3 4 2 4 2 2 1 4 2 26 65 Tinggi 1
No HARGA DIRI
SKOR % Kriteria Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
44 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 12 30 Rendah 3
45 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 24 60 Sedang 2
46 3 3 2 4 3 2 4 2 3 2 28 70 Tinggi 1
47 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 20 50 Sedang 2
48 2 2 3 3 1 2 1 3 2 4 23 57,5 Sedang 2
49 3 2 2 3 2 3 2 4 2 2 25 62,5 Sedang 2
50 2 1 2 2 3 3 3 3 3 1 23 57,5 Sedang 2
51 2 2 2 2 3 2 4 2 2 2 23 57,5 Sedang 2
52 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1 14 35 Rendah 3
53 3 1 2 3 2 2 2 3 2 2 22 55 Sedang 2
54 3 2 2 2 3 2 3 2 4 3 26 65 Tinggi 1
55 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 22 55 Sedang 2
56 3 3 2 2 3 2 2 3 1 3 24 60 Sedang 2
57 2 2 3 3 2 1 2 1 2 2 20 50 Sedang 2
58 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 24 60 Sedang 2
59 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 27 67,5 Tinggi 1
60 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 20 50 Sedang 2
61 2 2 3 3 1 2 1 3 2 4 23 57,5 Sedang 2
62 3 2 2 3 2 3 2 4 2 2 25 62,5 Sedang 2
63 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25 62,5 Sedang 2
64 2 3 1 3 3 4 3 2 3 2 26 65 Tinggi 1
65 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 22 55 Sedang 2
66 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 26 65 Tinggi 1
67 2 2 1 3 1 1 1 2 2 1 16 40 Rendah 3
68 2 2 1 3 2 2 1 1 1 1 16 40 Rendah 3
69 2 3 2 2 4 2 4 3 4 1 27 67,5 Tinggi 1
70 2 1 3 4 2 2 3 2 2 4 25 62,5 Sedang 2
71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 52,5 Sedang 2
72 3 1 2 3 2 1 1 1 1 1 16 40 Rendah 3
73 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 15 37,5 Rendah 3
74 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 19 47,5 Sedang 2
75 1 1 1 3 1 3 3 1 1 2 17 42,5 Rendah 3
76 1 2 1 2 3 2 1 2 1 2 17 42,5 Rendah 3
77 3 1 2 2 1 1 1 2 1 1 15 37,5 Rendah 3
78 3 2 1 1 1 2 1 2 2 2 17 42,5 Rendah 3
79 2 2 1 4 4 4 4 2 3 2 28 70 Tinggi 1
80 3 1 2 1 1 1 1 1 1 3 15 37,5 Rendah 3
81 1 2 2 2 1 2 2 3 2 4 21 52,5 Sedang 2
82 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 13 32,5 Rendah 3
83 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 17 42,5 Rendah 3
84 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 27 67,5 Tinggi 1
85 4 2 2 2 2 2 2 4 3 1 24 60 Sedang 2
86 3 2 3 1 1 2 1 1 2 1 17 42,5 Rendah 3
87 1 2 2 1 2 1 3 2 1 2 17 42,5 Rendah 3
88 2 1 3 3 1 2 1 2 1 3 19 47,5 Sedang 2
89 2 2 2 3 2 1 3 3 2 1 21 52,5 Sedang 2
No HARGA DIRI
SKOR % Kriteria Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
90 2 3 2 2 2 1 2 1 1 2 18 45 Sedang 2
91 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 13 32,5 Rendah 3
92 3 3 1 1 2 1 1 1 1 1 15 37,5 Rendah 3
93 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 16 40 Rendah 3
94 2 1 1 3 1 1 3 1 1 1 15 37,5 Rendah 3
95 2 3 2 3 3 4 3 4 3 3 30 75 Tinggi 1
96 1 1 2 3 2 2 2 1 1 2 17 42,5 Rendah 3
97 2 1 2 3 2 2 2 2 1 1 18 45 Sedang 2
98 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 13 32,5 Rendah 3
99 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 17 42,5 Rendah 3
100 2 3 2 3 3 2 3 3 4 1 26 65 Tinggi 1
101 1 1 2 1 2 3 2 1 3 1 17 42,5 Rendah 3
102 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 27 67,5 Tinggi 1
103 2 2 1 1 1 1 3 1 2 3 17 42,5 Rendah 3
104 3 2 2 4 3 4 3 2 1 3 27 67,5 Tinggi 1
105 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 25 62,5 Sedang 2
106 2 4 2 1 2 1 3 3 2 3 23 57,5 Sedang 2
No. Resp.
KONFORMITAS TEMAN X
S
10
Nilai Skor
T
T-Mean
Kategori Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 3 3 1 2 2 3 2 2 2 23 27,11 -4,11 16,92 5,03 -8,17 41,83 50 Negatif 2
2 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 32 27,11 4,89 23,88 5,03 9,71 59,71 50 Positif 1
3 4 4 2 1 2 2 2 1 2 1 21 27,11 -6,11 37,37 5,03 -12,14 37,86 50 Negatif 2
4 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 29 27,11 1,89 3,56 5,03 3,75 53,75 50 Positif 1
5 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 23 27,11 -4,11 16,92 5,03 -8,17 41,83 50 Negatif 2
6 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 27 27,11 -0,11 0,01 5,03 -0,22 49,78 50 Negatif 2
7 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 31 27,11 3,89 15,11 5,03 7,72 57,72 50 Positif 1
8 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 32 27,11 4,89 23,88 5,03 9,71 59,71 50 Positif 1
9 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 22 27,11 -5,11 26,14 5,03 -10,16 39,84 50 Negatif 2
10 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 23 27,11 -4,11 16,92 5,03 -8,17 41,83 50 Negatif 2
11 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 25 27,11 -2,11 4,47 5,03 -4,20 45,80 50 Negatif 2
12 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38 27,11 10,89 118,52 5,03 21,63 71,63 50 Positif 1
13 2 4 3 2 2 3 3 2 3 2 26 27,11 -1,11 1,24 5,03 -2,21 47,79 50 Negatif 2
14 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 37 27,11 9,89 97,75 5,03 19,64 69,64 50 Positif 1
15 4 4 1 4 2 1 4 4 1 4 29 27,11 1,89 3,56 5,03 3,75 53,75 50 Positif 1
16 3 2 1 2 3 1 3 2 1 2 20 27,11 -7,11 50,60 5,03 -14,13 35,87 50 Negatif 2
17 2 2 2 4 4 2 4 4 2 4 30 27,11 2,89 8,33 5,03 5,73 55,73 50 Positif 1
18 4 3 4 4 4 2 4 4 2 2 33 27,11 5,89 34,65 5,03 11,69 61,69 50 Positif 1
19 1 2 1 2 1 2 2 3 2 1 17 27,11 -10,11 102,28 5,03 -20,09 29,91 50 Negatif 2
20 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 24 27,11 -3,11 9,69 5,03 -6,18 43,82 50 Negatif 2
21 3 3 3 1 2 3 2 2 2 3 24 27,11 -3,11 9,69 5,03 -6,18 43,82 50 Negatif 2
22 2 4 3 2 2 2 3 2 3 2 25 27,11 -2,11 4,47 5,03 -4,20 45,80 50 Negatif 2
23 1 3 4 4 2 4 4 4 4 4 34 27,11 6,89 47,43 5,03 13,68 63,68 50 Positif 1
24 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 22 27,11 -5,11 26,14 5,03 -10,16 39,84 50 Negatif 2
25 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 36 27,11 8,89 78,98 5,03 17,65 67,65 50 Positif 1
X XX 2)( XX S
XX )(
26 2 3 3 2 2 2 3 3 2 4 26 27,11 -1,11 1,24 5,03 -2,21 47,79 50 Negatif 2
27 4 2 4 4 4 3 2 4 4 4 35 27,11 7,89 62,20 5,03 15,67 65,67 50 Positif 1
28 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 25 27,11 -2,11 4,47 5,03 -4,20 45,80 50 Negatif 2
29 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 26 27,11 -1,11 1,24 5,03 -2,21 47,79 50 Negatif 2
30 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 24 27,11 -3,11 9,69 5,03 -6,18 43,82 50 Negatif 2
31 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 31 27,11 3,89 15,11 5,03 7,72 57,72 50 Positif 1
32 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 32 27,11 4,89 23,88 5,03 9,71 59,71 50 Positif 1
33 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 22 27,11 -5,11 26,14 5,03 -10,16 39,84 50 Negatif 2
34 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 23 27,11 -4,11 16,92 5,03 -8,17 41,83 50 Negatif 2
35 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 25 27,11 -2,11 4,47 5,03 -4,20 45,80 50 Negatif 2
36 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 37 27,11 9,89 97,75 5,03 19,64 69,64 50 Positif 1
37 2 4 3 2 2 3 3 2 3 2 26 27,11 -1,11 1,24 5,03 -2,21 47,79 50 Negatif 2
38 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 25 27,11 -2,11 4,47 5,03 -4,20 45,80 50 Negatif 2
39 4 4 1 2 2 1 2 4 1 4 25 27,11 -2,11 4,47 5,03 -4,20 45,80 50 Negatif 2
40 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 23 27,11 -4,11 16,92 5,03 -8,17 41,83 50 Negatif 2
41 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 25 27,11 -2,11 4,47 5,03 -4,20 45,80 50 Negatif 2
42 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 26 27,11 -1,11 1,24 5,03 -2,21 47,79 50 Negatif 2
43 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 23 27,11 -4,11 16,92 5,03 -8,17 41,83 50 Negatif 2
44 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 24 27,11 -3,11 9,69 5,03 -6,18 43,82 50 Negatif 2
45 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 38 27,11 10,89 118,52 5,03 21,63 71,63 50 Positif 1
46 2 4 3 2 1 2 3 2 3 2 24 27,11 -3,11 9,69 5,03 -6,18 43,82 50 Negatif 2
47 1 3 4 4 2 4 4 4 4 4 34 27,11 6,89 47,43 5,03 13,68 63,68 50 Positif 1
48 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 29 27,11 1,89 3,56 5,03 3,75 53,75 50 Positif 1
49 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 37 27,11 9,89 97,75 5,03 19,64 69,64 50 Positif 1
50 2 2 3 2 4 4 4 4 2 1 28 27,11 0,89 0,79 5,03 1,76 51,76 50 Positif 1
51 1 3 3 3 4 3 2 3 2 3 27 27,11 -0,11 0,01 5,03 -0,22 49,78 50 Negatif 2
52 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 23 27,11 -4,11 16,92 5,03 -8,17 41,83 50 Negatif 2
53 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 30 27,11 2,89 8,33 5,03 5,73 55,73 50 Positif 1
54 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 27 27,11 -0,11 0,01 5,03 -0,22 49,78 50 Negatif 2
55 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 34 27,11 6,89 47,43 5,03 13,68 63,68 50 Positif 1
56 3 3 2 1 2 1 2 2 2 2 20 27,11 -7,11 50,60 5,03 -14,13 35,87 50 Negatif 2
57 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 24 27,11 -3,11 9,69 5,03 -6,18 43,82 50 Negatif 2
58 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 31 27,11 3,89 15,11 5,03 7,72 57,72 50 Positif 1
59 4 1 4 2 1 4 3 2 4 3 28 27,11 0,89 0,79 5,03 1,76 51,76 50 Positif 1
60 3 3 1 2 1 3 2 4 3 2 24 27,11 -3,11 9,69 5,03 -6,18 43,82 50 Negatif 2
61 3 2 4 4 2 4 4 4 2 3 32 27,11 4,89 23,88 5,03 9,71 59,71 50 Positif 1
62 2 2 3 3 2 3 2 3 1 3 24 27,11 -3,11 9,69 5,03 -6,18 43,82 50 Negatif 2
63 1 3 3 4 3 2 3 2 1 2 24 27,11 -3,11 9,69 5,03 -6,18 43,82 50 Negatif 2
64 2 2 2 3 2 1 2 2 2 4 22 27,11 -5,11 26,14 5,03 -10,16 39,84 50 Negatif 2
65 2 4 4 3 3 4 2 3 2 4 31 27,11 3,89 15,11 5,03 7,72 57,72 50 Positif 1
66 1 3 1 2 1 2 2 3 2 2 19 27,11 -8,11 65,82 5,03 -16,12 33,88 50 Negatif 2
67 2 3 4 2 4 4 4 4 2 2 31 27,11 3,89 15,11 5,03 7,72 57,72 50 Positif 1
68 2 2 2 2 1 3 3 1 3 2 21 27,11 -6,11 37,37 5,03 -12,14 37,86 50 Negatif 2
69 3 4 2 2 2 2 2 3 3 2 25 27,11 -2,11 4,47 5,03 -4,20 45,80 50 Negatif 2
70 4 4 4 2 2 4 1 3 4 4 32 27,11 4,89 23,88 5,03 9,71 59,71 50 Positif 1
71 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 24 27,11 -3,11 9,69 5,03 -6,18 43,82 50 Negatif 2
72 2 2 2 2 2 3 2 3 4 2 24 27,11 -3,11 9,69 5,03 -6,18 43,82 50 Negatif 2
73 1 2 1 3 3 2 2 3 3 2 22 27,11 -5,11 26,14 5,03 -10,16 39,84 50 Negatif 2
74 2 4 3 4 3 4 4 3 4 4 35 27,11 7,89 62,20 5,03 15,67 65,67 50 Positif 1
75 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 22 27,11 -5,11 26,14 5,03 -10,16 39,84 50 Negatif 2
76 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 26 27,11 -1,11 1,24 5,03 -2,21 47,79 50 Negatif 2
77 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 19 27,11 -8,11 65,82 5,03 -16,12 33,88 50 Negatif 2
78 4 2 2 3 2 3 2 3 2 3 26 27,11 -1,11 1,24 5,03 -2,21 47,79 50 Negatif 2
79 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 37 27,11 9,89 97,75 5,03 19,64 69,64 50 Positif 1
80 2 2 1 2 2 3 2 4 4 4 26 27,11 -1,11 1,24 5,03 -2,21 47,79 50 Negatif 2
81 2 2 2 2 3 2 3 4 3 4 27 27,11 -0,11 0,01 5,03 -0,22 49,78 50 Negatif 2
82 3 1 2 3 4 3 4 4 1 2 27 27,11 -0,11 0,01 5,03 -0,22 49,78 50 Negatif 2
83 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 25 27,11 -2,11 4,47 5,03 -4,20 45,80 50 Negatif 2
84 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 35 27,11 7,89 62,20 5,03 15,67 65,67 50 Positif 1
85 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 25 27,11 -2,11 4,47 5,03 -4,20 45,80 50 Negatif 2
86 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 21 27,11 -6,11 37,37 5,03 -12,14 37,86 50 Negatif 2
87 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 25 27,11 -2,11 4,47 5,03 -4,20 45,80 50 Negatif 2
88 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 33 27,11 5,89 34,65 5,03 11,69 61,69 50 Positif 1
89 4 3 2 4 2 4 4 3 4 2 32 27,11 4,89 23,88 5,03 9,71 59,71 50 Positif 1
90 3 3 2 3 1 2 2 2 3 2 23 27,11 -4,11 16,92 5,03 -8,17 41,83 50 Negatif 2
91 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 23 27,11 -4,11 16,92 5,03 -8,17 41,83 50 Negatif 2
92 2 4 2 2 2 2 4 2 3 3 26 27,11 -1,11 1,24 5,03 -2,21 47,79 50 Negatif 2
93 1 3 2 1 3 3 4 3 2 3 25 27,11 -2,11 4,47 5,03 -4,20 45,80 50 Negatif 2
94 2 4 4 2 2 2 3 2 1 2 24 27,11 -3,11 9,69 5,03 -6,18 43,82 50 Negatif 2
95 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 26 27,11 -1,11 1,24 5,03 -2,21 47,79 50 Negatif 2
96 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 23 27,11 -4,11 16,92 5,03 -8,17 41,83 50 Negatif 2
97 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 24 27,11 -3,11 9,69 5,03 -6,18 43,82 50 Negatif 2
98 3 3 2 3 2 2 2 1 3 3 24 27,11 -3,11 9,69 5,03 -6,18 43,82 50 Negatif 2
99 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 26 27,11 -1,11 1,24 5,03 -2,21 47,79 50 Negatif 2
100 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 37 27,11 9,89 97,75 5,03 19,64 69,64 50 Positif 1
101 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 26 27,11 -1,11 1,24 5,03 -2,21 47,79 50 Negatif 2
102 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 38 27,11 10,89 118,52 5,03 21,63 71,63 50 Positif 1
103 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 23 27,11 -4,11 16,92 5,03 -8,17 41,83 50 Negatif 2
104 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 36 27,11 8,89 78,98 5,03 17,65 67,65 50 Positif 1
105 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 30 27,11 2,89 8,33 5,03 5,73 55,73 50 Positif 1
106 3 2 3 2 2 2 4 2 2 2 24 27,11 -3,11 9,69 5,03 -6,18 43,82 50 Negatif 2
92
No PENGETAHUAN
SKOR % Kriteria Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 5 50 Rendah 3
2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 80 Tinggi 1
3 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 5 50 Rendah 3
4 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 5 50 Rendah 3
5 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 5 50 Rendah 3
6 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 80 Tinggi 1
7 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Tinggi 1
8 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 6 60 Sedang 2
9 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 6 60 Sedang 2
10 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 6 60 Sedang 2
11 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 4 40 Rendah 3
12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 80 Tinggi 1
13 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 4 40 Rendah 3
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 Tinggi 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tinggi 1
16 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 3 30 Rendah 3
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tinggi 1
18 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 6 60 Sedang 2
19 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 3 30 Rendah 3
20 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 4 40 Rendah 3
21 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 4 40 Rendah 3
22 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 4 40 Rendah 3
23 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 5 50 Rendah 3
24 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 70 Sedang 2
25 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 6 60 Sedang 2
26 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 5 50 Rendah 3
27 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 3 30 Rendah 3
28 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 40 Rendah 3
29 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 Tinggi 1
30 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3 30 Rendah 3
31 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Tinggi 1
32 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7 70 Sedang 2
33 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 70 Sedang 2
34 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4 40 Rendah 3
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tinggi 1
36 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 10 Rendah 3
37 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 Tinggi 1
38 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 7 70 Sedang 2
39 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 80 Tinggi 1
No PENGETAHUAN
SKOR % Kriteria Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tinggi 1
41 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 4 40 Rendah 3
42 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4 40 Rendah 3
43 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 4 40 Rendah 3
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tinggi 1
45 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 6 60 Sedang 2
46 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 40 Rendah 3
47 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Tinggi 1
48 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 6 60 Sedang 2
49 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 6 60 Sedang 2
50 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80 Tinggi 1
51 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 5 50 Rendah 3
52 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 5 50 Rendah 3
53 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7 70 Sedang 2
54 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 50 Rendah 3
55 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 70 Sedang 2
56 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 5 50 Rendah 3
57 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 4 40 Rendah 3
58 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 60 Sedang 2
59 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80 Tinggi 1
60 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 5 50 Rendah 3
61 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 6 60 Sedang 2
62 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 5 50 Rendah 3
63 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 5 50 Rendah 3
64 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 4 40 Rendah 3
65 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 70 Sedang 2
66 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 3 30 Rendah 3
67 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 Tinggi 1
68 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3 30 Rendah 3
69 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5 50 Rendah 3
70 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6 60 Sedang 2
71 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 4 40 Rendah 3
72 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 3 30 Rendah 3
73 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 4 40 Rendah 3
74 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 Tinggi 1
75 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 20 Rendah 3
76 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 5 50 Rendah 3
77 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 3 30 Rendah 3
78 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 40 Rendah 3
No PENGETAHUAN
SKOR % Kriteria Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
79 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tinggi 1
80 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4 40 Rendah 3
81 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 70 Sedang 2
82 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 6 60 Sedang 2
83 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 4 40 Rendah 3
84 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 3 30 Rendah 3
85 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7 70 Sedang 2
86 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 4 40 Rendah 3
87 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 5 50 Rendah 3
88 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 7 70 Sedang 2
89 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 Tinggi 1
90 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5 50 Rendah 3
91 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tinggi 1
92 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 70 Sedang 2
93 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 Tinggi 1
94 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 6 60 Sedang 2
95 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tinggi 1
96 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 20 Rendah 3
97 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 70 Sedang 2
98 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 6 60 Sedang 2
99 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7 70 Sedang 2
100 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tinggi 1
101 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 40 Rendah 3
102 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 Tinggi 1
103 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5 50 Rendah 3
104 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 Tinggi 1
105 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 6 60 Sedang 2
106 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 6 60 Sedang 2
Lampiran 7
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
13 th 42 39,6 39,6 39,6
14 th 58 54,7 54,7 94,3
15 th 5 4,7 4,7 99,1
16 th 1 ,9 ,9 100,0
Total 106 100,0 100,0
Informasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Pernah 56 52,8 52,8 52,8
Tdk pernah 50 47,2 47,2 100,0
Total 106 100,0 100,0
Sumber Informasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tng Kesehatan 39 36,8 69,6 69,6
Majalan 2 1,9 3,6 73,2
Radio/TV 9 8,5 16,1 89,3
Internet 6 5,7 10,7 100,0
Total 56 52,8 100,0
Missing System 50 47,2
Total 106 100,0
Harga diri
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tinggi 25 23,6 23,6 23,6
Sedang 35 33,0 33,0 56,6
Rendah 46 43,4 43,4 100,0
Total 106 100,0 100,0
Komformitas teman
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Positif 37 34,9 34,9 34,9
Negatif 69 65,1 65,1 100,0
Total 106 100,0 100,0
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Baik 27 25,5 25,5 25,5
Cukup 29 27,4 27,4 52,8
Kurang 50 47,2 47,2 100,0
Total 106 100,0 100,0
Perilaku merokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Positif 43 40,6 40,6 40,6
Negatif 63 59,4 59,4 100,0
Total 106 100,0 100,0
Crosstabs
Harga diri * Perilaku merokok Crosstabulation
Perilaku merokok Total
Positif Negatif
Harga diri
Tinggi
Count 20 5 25
% within Harga diri 80,0% 20,0% 100,0%
% of Total 18,9% 4,7% 23,6%
Sedang
Count 19 16 35
% within Harga diri 54,3% 45,7% 100,0%
% of Total 17,9% 15,1% 33,0%
Rendah
Count 4 42 46
% within Harga diri 8,7% 91,3% 100,0%
% of Total 3,8% 39,6% 43,4%
Total
Count 43 63 106
% within Harga diri 40,6% 59,4% 100,0%
% of Total 40,6% 59,4% 100,0%
Komformitas teman * Perilaku merokok Crosstabulation
Perilaku merokok Total
Positif Negatif
Komformitas teman
Positif
Count 33 4 37
% within Komformitas teman 89,2% 10,8% 100,0%
% of Total 31,1% 3,8% 34,9%
Negatif
Count 10 59 69
% within Komformitas teman 14,5% 85,5% 100,0%
% of Total 9,4% 55,7% 65,1%
Total
Count 43 63 106
% within Komformitas teman 40,6% 59,4% 100,0%
% of Total 40,6% 59,4% 100,0%
Pengetahuan * Perilaku merokok Crosstabulation
Perilaku merokok Total
Positif Negatif
Pengetahuan
Baik
Count 24 3 27
% within Pengetahuan 88,9% 11,1% 100,0%
% of Total 22,6% 2,8% 25,5%
Cukup
Count 17 12 29
% within Pengetahuan 58,6% 41,4% 100,0%
% of Total 16,0% 11,3% 27,4%
Kurang
Count 2 48 50
% within Pengetahuan 4,0% 96,0% 100,0%
% of Total 1,9% 45,3% 47,2%
Total
Count 43 63 106
% within Pengetahuan 40,6% 59,4% 100,0%
% of Total 40,6% 59,4% 100,0%
Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed
Method
1
Pengetahuan (X3), Harga diri (X1), Konformitas teman (X2)b
. Enter
a. Dependent Variable: Perilaku merokok (Y) b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,788a ,621 ,610 4,549 2,189
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan (X3), Harga diri (X1), Konformitas teman (X2) b. Dependent Variable: Perilaku merokok (Y)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 3456,374 3 1152,125 55,677 ,000b
Residual 2110,692 102 20,693
Total 5567,066 105 a. Dependent Variable: Perilaku merokok (Y) b. Predictors: (Constant), Pengetahuan (X3), Harga diri (X1), Konformitas teman (X2)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 11,658 2,497 4,668 ,000 Harga diri (X1) ,273 ,084 ,223 3,236 ,002 ,780 1,282
Konformitas teman (X2) ,585 ,103 ,405 5,660 ,000 ,727 1,375
Pengetahuan (X3) 1,258 ,221 ,384 5,691 ,000 ,815 1,227
a. Dependent Variable: Perilaku merokok (Y)
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) Harga diri (X1) Konformitas teman (X2)
Pengetahuan (X3)
1
1 3,865 1,000 ,00 ,00 ,00 ,01
2 ,077 7,072 ,04 ,09 ,01 ,95
3 ,042 9,617 ,21 ,87 ,06 ,01
4 ,016 15,689 ,75 ,03 ,93 ,03
a. Dependent Variable: Perilaku merokok (Y)
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 30,29 53,53 40,73 5,737 106 Std. Predicted Value -1,819 2,231 ,000 1,000 106 Standard Error of Predicted Value
,490 1,860 ,846 ,256 106
Adjusted Predicted Value 30,38 53,55 40,74 5,740 106 Residual -8,939 9,636 ,000 4,484 106 Std. Residual -1,965 2,118 ,000 ,986 106 Stud. Residual -2,153 2,176 -,001 1,012 106 Deleted Residual -10,734 10,378 -,009 4,733 106 Stud. Deleted Residual -2,193 2,218 ,000 1,021 106 Mahal. Distance ,229 16,570 2,972 2,589 106 Cook's Distance ,000 ,233 ,014 ,030 106 Centered Leverage Value ,002 ,158 ,028 ,025 106
a. Dependent Variable: Perilaku merokok (Y)
Charts
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 106
Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation 4,48350675
Most Extreme Differences Absolute ,054 Positive ,054 Negative -,031
Kolmogorov-Smirnov Z ,554 Asymp. Sig. (2-tailed) ,918
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.