makalah akuntansi internasional kel. ii defisit ekspor impor indonesia china (jiantari c 301 09 013)
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi bukanlah merupakan hal yang tabu lagi di pendengaran kita. Kita ketahui
bersama bahwa akuntansi merupakan kumpulan prosedur-prosedur untuk mencatat,
mengklasifikasikan, mengikhtisarkan dan melaporkan dalam bentuk laporan
keuangan.Pengelolaan keuangan yang baik dan transparan memerlukan pengetahuan dan
ketrampilan akuntansi secara baik. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Keuangan RI (no.
476 kmk. 01 1991) Akuntansi adalah suatu proses pengumpulan, pencatatan, penganalisaan,
peringkasan, pengklasifikasian dan pelaporan transaksi keuangan dari suatu kesatuan
ekonomi untuk menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan yang berguna
untuk pengambilan keputusan.
Berlandasan dengan pengertian akuntansi sebelumnya, akuntansi internasional
merupakan akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi
antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang
kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya.Akuntansi harus berkembang agar
mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan
pada setiap perubahan lingkungan bisnis.
Terdapat beberapa fakor yang dapat mempengaruhi akuntansi internasional, yaitu
sebagai berikut:
1. Sumber pendanaan
Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki fokus atas
seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang
untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait.
2. Sistem Hukum
Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan hukum umum
(kasus). Dalam Negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu kelompok
lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi
digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap.Sebaliknya,
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 1
hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk
mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap.
3. Perpajakan
Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena
perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk
mengklaimnya untuk keperluan pajak. Ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah,
kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu.
4. Ikatan Politik dan Ekonomi
5. Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi
kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-
akun perusahaan.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu
perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama.
7. Tingkat Pendidikan
Standard praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika
disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative
tidak akaninformative kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.
8. Budaya
Empat dimensi budaya nasional, menurut Hofstede: individualisme, jarak kekuasaan,
penghindaran ketidakpastian, maskulinitas.
Berkaitan dengan isu yang akan diangkat dalam makalah ini, sebaiknya kita perlu
mengetahui seperti apa yang disebut dengan impor dan ekspor itu sendiri. Kita ketahui
bersama bahwa ekspor merupakan kegiatan perseorangan atau badan hukum yang menjual
barang ke luar negeri.Sedangkan impor merupakan suatu kegiatan perseorangan atau badan
hukum yang membeli barang dari luar negeri untuk dijual kembali di dalam negeri.
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 2
Adapun perbedaan lebih konkret mengenai ekspor dan impor, adalah sebagai berikut:
EKSPOR IMPOR
- Ekspor adalah kegiatan perseorangan atau
badan hukum yang menjual barang ke luar
negeri.
- Orang atau badan hukum yang melakukan
kegiatan ekspor dinamakan eksportir.
- Tujuan dilakukan ekspor bagi perseorangan
adalah untuk memperoleh keuntungan.
- Tujuan dilakukan ekspor bagi negara adalah
untuk memperoleh devisa negara dalam
bentuk mata uang asing.
- Impor adalah kegiatan perseorangan atau
badan hukum yang membeli barang dari luar
negeri untuk dijual kembali di dalam negeri.
- Orang atau badan hukum yang melakukan
kegiatan impor dinamakan importir.
- Tujuan dilakukan impor bagi perseorangan
adalah untuk memperoleh laba.
- Tujuan dilakukan impor bagi negara adalah
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya dalam hal sumber daya alamnya.
Terdapat dua macam ekspor yang dilakukan oleh Indonesia, yaitu:
1. Minyak bumi dan gas alam (Migas).
Barang-barang yang termasuk migas antara lain : minyak tanah, bensin, solar dan elpiji.
2. Non Migas.
Barang-barang yang termasuk non migas antara lain : hasil pertanian dan perkebunan
(karet, kopi dan kopra); hasil laut (ikan dan kerang); hasil industri (kayu lapis, minyak
kelapa sawit, pupuk, kertas dan bahan kimia); serta hasil tambang non migas (bijih
nikel, bijih tembaga dan batu bara).
Faktor yang mempengaruhi perkembangan ekspor suatu negara :
1. Kebijakan pemerintah di bidang perdagangan luar negeri.
2. Keadaan pasar luar negeri.
3. Kemampuan eksportir memanfaatkan peluang pasar.
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 3
Ketika Indonesia melakukan impor dari Negara-negara lain, hal yang menjadi
kontroversi yaitu seperti apa dampak yang akan timbul juka impor tersebut diizinkan. Pada
dasarnya kegiatan impor ini membawa dampak positif dan juga negatif. Berikut paparannya.
Dampak positif pembatasan impor adalah :
1. Menumbuhkan rasa cinta produksi dalam negeri.
2. Mengurangi keluarnya devisa ke luar negeri.
3. Memenuhi kebutuhan masyarakat.
4. Memperkuat neraca pembayaran.
Dampak negatif pembatasan impor adalah :
1. Lesunya perdagangan internasional akibat terjadinya balas membalas kegiatan
pembatasan kuota impor.
2. Kurangnya peningkatan mutu produksi akibat produsen dalam negeri merasa tidak
mempunyai pesaing.
Kita ketahui bersama bahwa Indonesia menjalin kerjasama dalam hal perdagangan, baik
impor maupun ekspor dengan beberapa Negara di dunia, baik Asia maupun Eropa. Cina
merupakan salah satu Negara diantara beberapa Negara yang melakukan kerjasama tersebut.
Kerjasama perdagangan yang telah lama terjalin antara Indonesia-cina, kini sedang
menghadapi sebuah kendala, yaitu adanya diskrepansi yang terjadi antara pencatatan yang
dilakukan oleh Cina dan Indonesia.
Hal ini tentunya menjadi suatu masalah yang perlu dicarikan solusi secepatnya, karena
dapat menyebabkan keuangan Indonesia defisit, dan tentunya hal ini menjadi sesuatu yang
merugikan Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kelompok kami akan kaji dalam kesempatan kali ini, adalah:
1. Sejarah kerja sama bilateral perdagangan Indonesia – Cina
2. Gambaran masalah yang ditimbulkan akibat dari Selisih perdagangan yang
diskrepansi antara Indonesia – Cina
3. Pentingnya penerapan nilai akuntansi dalam setiap transaksi
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini, tentunya untuk menjelaskan apa yang menjadi rumusan
masalah di atas. Mengenai masalah yang sedang dihadapi oleh Indonesia akibat adanya
diskrepansi atas pencatatan perdagangan dengan Cina.
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dmaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan
pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.Bila
dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negri, maka perdagangan
internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan ini disebabkan oleh faktor-faktor
antara lain :
1. Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan
2. Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara kenegara lainnya
melaluibermacam peraturan seperti pabean, yang bersumber dari pembatasan yang
dikeluarkan oleh masing-masing pemerintah.
3. Antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan dalam bahasa, mata
uang, taksiran dan timbangan, hukum dalam perdagangan dan sebagainya
2.2 Manfaat Perdagangan Internasional
Setiap negara yang melakukan perdagangan dengan negara lain tertentu akan
memperoleh manfaat bagi negara tersebut. Manfat tersebut antara lain :
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negri sendiri
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara.
Faktor-faktor tersebut diantaranya: Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan
IPTEK dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu
memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negri adalah untuk memperoleh keuntungan
yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu
barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya
lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negri.Sebagai
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 5
contoh :Amerika Serikat dan Jepang mempunyai kemampuan untuk memproduksi
kain. Akan tetapi, Jepang dapat memproduksi dengan lebih efesien dari Amerika
Serikat. Dalam keadaan seperti ini, untuk mempertinggi keefisienan penggunaan
faktor-faktor produksi, Amerika Serikat perlu mengurangi produksi kainnya dan
mengimpor barang tersebut dari Jepang. Dengan mengadakan spesialisasi dan
perdagangan, setiap negara dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut:
a. Faktor-faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat digunakan dengan
lebih efesien.
b. Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat
diproduksi dalam negri.
3. Memperluas Pasar dan Menambah Keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya)
dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang
mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan
internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan
menjual kelebihan produk tersebut keluar negri.
4. Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik
produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih moderen.
Membahas tentang perdagangan internasional tentunya tidak terlepas dari
pembicaraan mengenai kegiatan ekspor impor. Dalam melakukan kegiatan ekspor impor
tersebut perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang tersebut.
2.3 Ketentuan Ekspor-Impor
2.3.1 Bidang Ekspor
Ketentuan umum di bidang ekspor biasanya meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
proses pengiriman barang ke luar negri. Ketentuan tersebut meliputi antara lain:
1. Ekspor
Perdagangan dengan cara mengeluarkanbarang dari dalam ke luar wilayah pabean
Indonesia dengan memenuhi ketentuanyang berlaku.
2. Syarat-syarat Ekspor
A. Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
B. Mendapat izin usaha dari Dept. Teknis/Lembaga Pemerintah Non-Dept
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 6
C. Memiliki izin ekspor berupa :
APE (Angka Pengenal Ekspor) untuk Eksportir Umum berlaku lima tahun.
APES (Angka Pengenal Ekspor Sementara) berlaku dua tahun
APET (Angka Pengenal Ekspor Terbatas) untuk PMA/PMDN
3. Eksportir
Pengusaha yang dapat melakukan ekspor, yang telah memiliki SIUP atau izin usaha dari
Dept. Teknis/LembagaPemerintah Non-Dept berdasarkan ketentuan yang berlaku.
4. Eksportir Terdaftar (ET)
Perusahaan yang telah mendapat pengakuan dari Menteri Perdagangan untuk
mengekspor barang tertentu sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Barang Ekspor
Seluruh jenis barang yang terdaftar sebagai barang ekspor dan sesuai dengan ketentuan
perpajakan dan kepabeanan yang berlaku.
2.3.2 Bidang Impor
Ketentuan umum di bidang Impor biasanya meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
proses pengiriman barang ke dalam negri. Ketentuan tersebut meliputi antara lain:
1. Impor
Perdagangan dengan cara memasukan barang dari luarnegri ke dalam wilayah pabean
Indonesia dengan memenuhi ketentuanyang berlaku.
2. Syarat-syarat Impor
a. Memiliki izin ekspor berupa :
API (Angka Pengenal Impor) untuk Importir Umum berlaku selama perusahaan
menjalankan usaha.
APIS (Angka Pengenal Impor Sementara)berlaku untuk jangka waktu 2 tahun
dan tidak dapat diperpanjang.
API(S) Produsen untuk perusahaan diluar PMAatau PMDN.
APIT (Angka Pengenal Impor Terbatas) untukperusahaan PMA/PMDN
b. Persyaratan untuk memperoleh APIS :
Memiliki SIUP perusahaan besar atau menengah
Keahlian dalam perdagangan impor
Referensi bank devisa
Bukti kewajiban pajak (NPWP)
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 7
c. Persyaratan untuk memperoleh API :
Wajib memiliki APIS
Telah melaksanakan impor sekurang 4 kali dan telah mencapai nilai nominal
US$ 100.000,00
Tidak pernah ingkar kontrak impor.
3. Importir
Pengusaha yang dapat melakukan kegiatan perdagangan dengan cara memasukan
barang dari luar negri ke dalam wilayah pabean Indonesia sesuai ketentuan yang
berlaku.
Kategori Importir meliputi : Importir Umum, Importir Umum +, Importir Terdaftar,
Importir Produsen, Produsen Importir dan Agen Tunggal.
4. Barang Impor
Seluruh jenis barang yang terdaftar sebagai barang impor dan sesuai dengan ketentuan
perpajakan dan kepabeanan yang berlaku.
Perdagangan internasional atau antara negara dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara diantaranya :
1. Ekspor
Dibagi dalam beberapa cara antara lain :
a. Ekspor Biasa
Pengiriman barang keluar negri sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang
ditujukan kepada pembeli di luar negri, mempergunakan L/C dengan ketentuan
devisa.
b. Ekspor Tanpa L/C
Barang dapat dikirim terlebih dahulu, sedangkan eksportir belum menerima L/C
harus ada ijin khusus dari departemen perdagangan
2. Barter
Pengiriman barang ke luar negri untuk ditukarkan langsung dengan barang yang
dibutuhkan dalam negri.
Jenis barter antara lain :
a. Direct Barter
Sistem pertukaran barang dengan barang dengan menggunakan alat penetu nilai
atau lazim disebut dengan denominator of valuesuatu mata uang asing dan
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 8
penyelesaiannya dilakukan melalui clearing pada neraca perdagangan antar kedua
negara yang bersangkutan.
b. Switch Barter
Sistem ini dapat diterapkan bilamana salah satu pihak tidak mungkin
memanfaatkan sendiri barang yang akan diterimanya dari pertukaran tersebut,
maka negara pengimpor dapat mengambil alih barang tersebut ke negara ketiga
yang membutuhkannya.
c. Counter Purchase
Suatu sistem perdagangan timbal balik antar dua negara. Sebagai contoh suatu
negara yang menjual barang kepada negara lain, mka negara yang bersangkutan
juga harus membeli barang dari negara tersebut.
d. Buy Back Barter
Suatu sistem penerapan alih teknologi dari suatu negara maju kepada negara
berkembang dengan cara membantu menciptakan kapasitas produksi di negara
berkembang , yang nantinya hasil produksinya ditampung atau dibeli kembali oleh
negara maju.
3. Konsinyasi (Consignment)
Pengiriman barang dimana belum ada pembeli yang tertentu di LN. Penjualan barang
di luar negri dapat dilaksanakan melalui Pasar Bebas (Free Market) atau Bursa Dagang
( Commodites Exchange) dengan cara lelang. Cara pelaksanaan lelang pada umumnya
sebagai berikut :
a. Pemilik brang menunjuk salah satu broker yang ahli dalah salah satu komoditi.
b. Broker memeriksa keadaan barang yang akan di lelang terutama mengenai jenis
dan jumlah serta mutu dari barang tersebut.
c. Broker meawarkan harga transaksi atas barang yang akan dijualnya,harga
transaksi ini disampaikan kepada pemilik barang.
d. Oleh panitia lelang akan ditentukan harga lelang yang telah disesuaikan
dengansituasi pasar serta serta kondisi perkembangan dari barang yang akan
dijual. Harga ini akan menjadi pedoman bagi broker untuk melakukan transaksi.
e. Jika pelelangan telah dilakukan broker berhak menjual barang yang mendapat
tawaran dari pembeli yang sana atau yang melebihi harga lelang.
f. Barang-barang yang ditarik dari pelelangan masih dapat dijual di luar lelang
secara bawah tangan
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 9
g. Yang diperkenankan ikut serta dalam pelalangan hanya anggita yang tergabung
dalam salah satu commodities exchange untuk barang-barang tertentu.
h. Broker mendapat komisi dari hasil pelelangan yang diberikan oleh pihak yang
diwakilinya.
4. Package Deal
Untuk memperluas pasaran hasil kita terutama dengan negara-negara sosialis,
pemerintah adakalanya mengadakan perjanjian perdagangan ( rade agreement) dengan
salah saru negara. Perjanjian itu menetapkan junlah tertentu dari barang yang akan di
ekspor ke negara tersebut dan sebaliknya dari negara itu akan mengimpor sejumlah
barang tertentu yang dihasilkan negara tersebut.
5. Penyelundupan (Smuggling)
Setiap usaha yang bertujuan memindahkan kekayaan dari satu negara ke negara lain
tanpa memenuhi ketentuan yang berlaku. Dibagi menjadi 2 bagian :
a. Seluruhnya dilakuan secara ilegal
b. Penyelundupan administratif/penyelundupan tak kentara/ manipulasi (Custom
Fraud)
6. Border Crossing
Bagi negara yang berbatasan yang dilakukan dengan persetujuan tertentu (Border
Agreement), tujuannya pendudukan perbatasan yang saling berhubungan diberi
kemudahan dan kebebasan dalam jumlah tertentu dan wajar. Border Crossing dapat
terjadi melalui :
a. Sea Border (lintas batas laut)
Sistem perdagangan yang melibatkan dua negara yang memiliki batas negara
berupa lautan, perdagangan dilakukan dengan cara penyebrangan laut.
b. Overland Border (lintas batas darat)
Sistem perdagangan yang melibatkan dua negara yang memiliki batas negara
berupa daratan, perdagangan dilakukan dengan cara setiap pendudik negara
tersebut melakukan interaksi dengan melewati batas daratan di masing masing
negara melalui persetujuan yang berlaku.
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 10
2.4. Masalah Yang Timbul Dalam Ekspor-Impor
2.4.1 Faktor Eksternal
Masalah yang bersifat eksternal meliputi hal-hal yang terjadi di luar perusahaan yang
akan mempengaruhi kegiatan ekspor impor. Masalah tersebut antara lain :
1. Kepercayaan Antara Eksportir Importir
Kepercayaan adalah salah satu faktor eksternal yang penting untuk menjamin
terlaksananya transaksi antara eksportir dan importir. Dua pihak yang tempatnya
berjauhan dan belum saling mengenal merupakan suatu resiko bila dilibatkan dengan
pertukaran barang dengan uang. Apakah importir percaya untuk mengirimkan uang
terlebih dahulu kepada eksportir sebelum barang dikirim atau sebaliknya apakah
eksportir mengirimkan barang terlebih dahulu kepada importir sebelum melakukan
pembayaran.
Oleh karena itu, sebelum kontrak jual beli diadakan masing-masing pihak harus sudah
mengetahui kredibilitas masing-masing.Beberapa cara yang lazim dilakukan untuk
mencari kontrak dagang antara lain :
a. memanfaatkan buku petunjuk perdagangan yang berisi nama, alamat, dan jenis
usaha.
b. Mencari dan mengunjungi perusahaan di negara lain.
c. meminta bantuan bank di dalam negri yang selanjutnya mengadakan kontak
dengan bank korespondennya di luar negri untuk menghubungkan nasbah kedua
bank.
d. Membaca publikasi dagang dalam dan luar negri.
e. Konsultasi dengan pengusaha dalam bidang yang sama.
f. Melalui perwakilan perdagangan.
g. Iklan
Pada dasarnya faktor kepercayaan ini lebih dititikberatkan pada kemampuan kedua
belah pihak baik eksportir maupun importir dalam menilai kredibilitas masing-masing.
2. Pemasaran
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam masalah ono adalah ke negara mana barng
akan dipasarkan untuk mendapatkan harga yang sebaik-baiknya. Sebaliknya bagi
importir yang penting diketahui adalah dari mana barang-barang tertentu sebaiknya
akan diimpor untuk memperoleh kondisi pembayaran yang lebih baik. Dalam hal
penetapan harga komoditi ekspor dan konsep pemasarannya, eksportir perlu mengetahui
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 11
apakah dapat bersaing dalam penjualannya di luar negri, dengan mengetahui informasi
mengenai :
a. ongkos atau biaya barang
b. sifat dan tingkat persaingan
c. luas dan sifat permintaan
Sedangkan penentuan jenis-jenis barang didasarkan pada informasi mengenai :
a. peraturan perdagangan negara setempat
b. pembatasan mutu dan volume barang-barang tertentu
c. kontinuitas produksi barang
d. negara tujuan barang-barang ekspor
Masalah pokok lain dalam hal pemasaran yang sering dihadapi oleh eksportir maupun
importir adalah daya saing, yang meliputi :
a. Daya saing rendah dalam harga dan waktu penyerahan
b. Daya saing dianggap sebagai masalah intern eksportir, padahal sesungguhnya
menjadi masalah nasional
c. Saluran pemasaran tidak berkembang di luar negri
d. Kurangnya pengetahuan akan perluasan pemasaran serta teknik-teknik pemasaran
3. Sistem Kuota dan Kondisi Hubungan Perdagangan Dengan Negara Lain
Keinginan Eksportir dan importir untuk mencari, memelihara atau meningkatkan
hubungan dagang dengan sesamanya juga tergantung pada kondisi negara kedua pihak
yang bersangkutan. Bilamana terdapat pembatasan seperti ketentuan kuota barang dan
kuota negara, maka upaya meningkatkan transaksi yang saling menguntungkan tidak
sepenuhnya dapat terlaksana.
Upaya yang dapat dilakukan oleh setiap negara adalah dengan meningkatkan hubungan
antar negara baik yang bersifat bilateral, multilateral, regional maupun internasional,
guna menciptakan suatu turan dalam hal pembatasan barang (kuota) bagi transaksi
perdaganga. Hal ini membuktikan bahwa pembatasan terhadap barang-barang yang
masuk ke suatu negara serta hubungan antara negara tempat terjadinya perdagangan
menjadi faktor penentu kelancaran proses ekspor impor.
4. Keterkaitan Dalam Keanggotaan Organisasi Internasional
Keikutsertaan suatu negara dalam organisasi internasional dimaksudkan untuk
mengatur stabilitas harga barang ekspor di pasar internasional. Namun terlepas dari
manfaat yang diperoleh dari keanggotaan organisasi tersebut, keanggotaan didalamnya
tak jarang merupakan penghambat untuk dapat melakukan tindakan tertentu bagi
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 12
peningkatan transaksi komoditi yang bersangkutan, seperti contoh ICO dengan kuota
kopi, serta penentuan harga yang lebih bersaing yang sering dihadapi anggota-anggota
OPEC.
5. Kurangnya Pemahaman Akan Tersedianya Kemudahan-kemudahan Internasional
Kemudahan-kemudahan internasional seperti ASEAN Preferential Trading
Arrangement yang menyediakan kemudahan trarif sangat berguna bagi pengembangan
perdagangan antara negara ASEAN. Kemudahan tarif yang disediakan bersifat timbal
balik dan pemanfaatannya dilakukan dengan menerbitkan Formulir C oleh negara asal
barang. Juga adanya tax treaty antar negara-negara tersebut.
2.4.2 Faktor Internal
Keharusan perusahaan-perusahaan ekspor impor untuk memenuhi persyaratan berusaha
adakalanya tidak mendapat perhatian sungguh-sungguh. Persiapan teknis yang seharusnya
telah dilakukan diabaikan karena diburu oleh tujuan yang lebih utama yakni mendapatkan
keuntungan yang cepat dan nyata.
Masalah yang bersifat internal meliputi hal-hal yang terjadi di dalam perusahaan yang akan
mempengaruhi kegiatan ekspor impor. Masalah tersebut antara lain:
1. Persiapan Teknis
Menyangkut persyaratan-persyaratan dasar untuk pelaksanaan transaksi ekspor impor
berupa :
a. Status badan hukum perusahaan
b. Adanya izin usaha (SIUP) serta izin ekspor maupun impor (APE,APES, API,
APIS, APIT)
c. Kemapuan menyiapkan persyaratan-persyaratan lain seperti dokumen pengapalan,
realisasi pengapalan serta kejujuran dan kesungguhan berusaha termasuk itikad
baik.
Dari sisi eksportir terkadang masalah yang timbul adalah kemampuang yang
bersangkutan dalam menyiapkan dokumen-dokumen pengapalan serta itikad baik dan
kejujuran untu mengirimkan barangnya.Perusahaan ekspor impor haruslah menjaga
reputasi perusahannya, disamping itu untuk menjamin kelangsungan izin usahanya
maka kontinuitas aktivitas–aktivitas transaksinya harus dipertahankan dan ditingkatkan.
2. Kemampuan dan Pemahaman Transaksi Luar Negri
Keberhasilan transaksi ekspor impor sangat didukung oleh sejauhmana pengetahuan
atau pemahaman eksportir/importir menyangkut dasar-dasar transaksi ekspor impor,
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 13
tata cara pelaksanaan, pengisian dokumen serta peraturan-peraturan dalam dan luar
negri.
3. Pembiayaan
Pembiayaan transaksi merupakan masalah yang penting yang tidak jarang dihadapi oleh
para pengusaha eksportir/importir kita. Biasanya masalah yang dihadapi antaralain
ketercukupan akan dana, fasilitas pembiayaan dana yang dapat di peroleh serta
bagaimana cara memperolehnya. Dalam hal ini para pengusaha harus mampu mengatur
keuangannya secara bijak dan mempelajari serta memanfaatkan kemungkinan fasilitas-
fasilitas pembiayaan untuk pelaksanaan transaksi-transaksi yanmg dilakukan.
Menyangkut bagaimana para eksportir/importir membiayai transaksi perdagangan.
4. Kekurangsempurnaan Dalam Mempersiapkan Barang
Khusus dalam transaksi ekspor, kurang mampunya eksportir dalam menanggulangi
penyiapan barang dapat menimbulkn akibat yang tidak baik bagi kelangsungan
hubungan transaksi dengan rekannya di luar negri.
Masalah-masalah yang timbul adalah akibat dari hal-hal berikut :
a. Pengiriman barang terlambat disebabkan oleh kesulitas administrasi dan
pengaturan pengangkutan, peraturan-peraturan pemerintad dan sebagainya.
b. Mutu barang yang tidak dapat dipertahankan sesuai dengan perjanjian
c. Kelangsungan penyediaan barang sesuai dengan perjanjian tidak dapat dipenuhi.
d. Pengepakan yang tidak memenuhi syarat
e. Keterlambatan dalam pengiriman dokumen-dokumen pengapalan.
5. Kebijaksanaan Dalam Pelaksanan Ekspor Impor
Kelancaran transaksi ekspor impor sangat tergantung pada peraturan-peraturan yang
mendasarinya. Peraturan-peraturan yang apabila sering berubah-ubah dapat
membingungkan dan menimbulkan salah pengertian dan kekliruan, baik di pihak
pengusaha di dalam negri maupun pengusaha d luar negri. Diperlukan penjelasan yang
cukup tentang latar belakang perubahan-perubahan dan tujuannya, sehingga masing-
masing pihak memaklumi dan mengetahui aturan main dalam transaksi selanjutnya.
2.5 Mengenai Indonesia-Cina
2.5.1 Sejarah kerja sama bilateral perdagangan Indonesia – Cina
Hubungan Indonesia China memiliki akar sejarah yang panjang, hubungan yang dapat
ditelusuri sampai abad-abad pertama Masehi.Interaksi antara nenek moyang bangsa China
dengan nenek moyang bangsa Indonesia telah dimulai sejak 2000 tahun lalu.Hubungan erat
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 14
ini menemukan momentum simboliknya dalam kisah perjalanan muhibah Cheng Ho yang
sangat masyhur pada abad 14.
Salah satu bukti budaya yang menunjukkan interaksi itu adalah bedug yang digunakan
(hanya) oleh masjid-masjid di Indonesia.Bedug itu merupakan bawaan dari China. Kong
Yuanzhi juga memperlihatkan, adanya aneka kontak antara penduduk di Daratan China dan
Kepulauan Nusantara, juga pada saat China memasuki zaman keemasan Dinasti Tang,
Dinasti Ming dan Dinasti Qing.Pada masa Moh.Hatta menjadi Perdana Menteri, Indonesia
secara resmi mengakui kedaulatan China yaitu pada tanggal 15 Januari 1950.Indonesia
tercatat sebagai negara pertama yang mengakui berdirinya China baru di bawah pemerintahan
komunis.Lalu pada tahun 1953 Indonesia mengirim Arnold Mononutu, sebagai Duta Besar
Indonesia ke Beijing, China.Pengiriman Mononutu sebagai Duta Besar Indonesia pertama
tersebut menandai mulai eratnya Namun, hubungan resmi antarnegara dapat dikatakan baru
dimulai pada tahun 1950.
Pada masa Moh.Hatta menjadi Perdana Menteri, Indonesia secara resmi mengakui
kedaulatan China yaitu pada tanggal 15 Januari 1950.Indonesia tercatat sebagai negara
pertama yang mengakui berdirinya China baru di bawah pemerintahan komunis. Lalu pada
tahun 1953 Indonesia mengirim Arnold Mononutu, sebagai Duta Besar Indonesia ke Beijing,
China. Pengiriman Mononutu sebagai Duta Besar Indonesia pertama tersebut menandai mulai
eratnya hubungan kedua Negara.Peristiwa itu diikuti dengan penandatanganan nota
kerjasama RI-China, dan penggantian Duta Besar China untuk Indonesia. Kemudian pada
awal 1960-an tercipta poros Jakarta-Peking yang berkembang menjadi poros Jakarta-Peking-
Pyongyang. China terus berupaya memperbaiki hubungannya dengan berbagai Negara
melalui berbagai bidang. Dengan Indonesia dipakai ”diplomasi dagang”. Kontak langsung
pertama yang disiarkan adalah kehadiran delegasi Kamar Dagang Indonesia (KADIN) di
Pameran Dagang Guangzhou, pada bulan November 1977.Sejak itu, terjadilah kontak-kontak
personal ataupun organisasional lainnya. Semula prospek kontak-kontak ini sangat fluktuatif
tergantung pada isu-isu politik domestik yang menyertainya, namun sejalan dengan besarnya
keuntungan yang diperoleh kedua pihak, pada tahun 1984 menteri luar negeri Indonesia
mulai mengajukan usulan pentingnya pembukaan hubungan dagang langsung dengan China.
Lewat gerak cepat Sukamdani, KADIN berhasil membuat terobosan penting dengan
menjalin hubungan dagang dengan rekannya di China.Maka pada tahun 1985 hubungan
dagang antara RI-China resmi dibuka.Catatan statistic Neraca perdagangan antarkedua negara
yang terlihat menurun pada tahun 1960, sejak tahun 1963 kembali meningkat dan melonjak
cukup pesat pada tahun 1965. Namun, hubungan baik ini terputus akibat terjadinya kudeta
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 15
”Gerakan 30 September” yang kemudian ditengarai sebagai gerakan Partai Komunis
Indonesia untuk menggulingkan Hubungan baik RI-China berakhir dengan pembekuan
hubungan dua negara pada bulan Oktober 1967. China terus berupaya memperbaiki
hubungannya dengan berbagai Negara melalui berbagai bidang. Dengan Indonesia dipakai
”diplomasi dagang”. Kontak langsung pertama yang disiarkan adalah kehadiran delegasi
Kamar Dagang Indonesia (KADIN) di Pameran Dagang Guangzhou, pada bulan November
1977.Sejak itu, terjadilah kontak-kontak personal ataupun organisasional lainnya. Semula
prospek kontak-kontak ini sangat fluktuatif tergantung pada isu-isu politik domestik yang
menyertainya, namun sejalan dengan besarnya keuntungan yang diperoleh kedua pihak, pada
tahun 1984 menteri luar negeri Indonesia mulai mengajukan usulan pentingnya pembukaan
hubungan dagang langsung dengan China. Lewat gerak cepat Sukamdani, KADIN berhasil
membuat terobosan penting dengan menjalin hubungan dagang dengan rekannya di
China.Maka pada tahun 1985 hubungan dagang antara RI-China resmi dibuka. Pada era
1992-2002 perdagangan bilateral Indonesia-China meningkat dari 2 miliar sampai AS $8
miliar dan investasi China juga meningkat dari AS$282 juta (1999) menjadi AS$6,8 miliar
(2003). Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik ( BPS ), antara tahun 2003
hingga 2004, atau masa setelah pelaksanaan tahap awal dari ACFTA, atau EHP, pada bulan
Januari 2004 dan tidak lama setelah itu, ekspor Indonesia ke China meningkat sebanyak
232,2 %, sedangkan impornya dari China meningkat hanya sebesar 38,67% saja. Rata-rata
pertumbuhan perdagangan Indonesia-China (2003-2005) berkisar AS $31,64 miliar. Secara
keseluruhan total volume perdagangan antara Indonesia dan China pada tahun 2004, terhitung
menjadi AS$ 13,47 milyar, atau peningkatan sebesar 31,8 persen dari tahun sebelumnya, dan
hampir sama dengan volume perdagangan Indonesia dan AS, yang terhitung mencapai AS$
13,5 milyar.
Sementara itu, dari sisi pandang China, Indonesia kini masuk pada peringkat ke-17,
sebagai negara penerima ekspor negara itu, dengan nilai sebesar AS$ 3,59 milyar, atau
peningkatan sekitar 1,01 persen dari total ekspor China ke seluruh dunia. Umumnya
perdagangan bilateral semakin bertambah dengan cepat hingga mencapai AS$ 10 milyar,
termasuk perdagangan melalui Hong Kong, sedangkan penanaman modal China di Indonesia
kini mencapai total kumulatif sebesar AS$ 282 milyar. 55 Peningkatan hubungan Indonesia-
China mencapai klimaksnya dengan ditandatanganinya Strategic Partnership Agreement
antara Indonesia-China pada tanggal 25 April 2005, saat Presiden hu Jin Tao berkunjung ke
Indonesia. Kemitraan Strategis ini akan difokuskan untuk memperkuat kerjasama politik dan
keamanan, memperdalam kerjasama ekonomi dan pembangunan, meningkatkan kerjasama
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 16
sosial budaya, dan memperluas hubungan nonpemerintah. Ada tiga bidang luas yang dicakup
dalam perjanjian kemitraan strategis ini, yaitu kerjasama politik dan keamanan, kerjasama
ekonomi dan pembangunan dan kerjasama sosial budaya.
2.5.2 Perdagangan Indonesia-Cina
Data perdagangan Indonesia dan China berselisih jauh.Sepanjang triwulan I tahun 2012
ini, baik Indonesia maupun China menyatakan defisit dalam neraca perdagangan kedua
negara. Catatan Bloomberg, sampai akhir Maret 2012, neraca perdagangan China-Indonesia
defisit US$ 580 juta di pihak China. Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat,
Indonesia tekor US$ 1,65 miliar dari neraca dagangnya dengan China. Entah data mana yang
bisa dipercaya.
Aviliani, Sekretaris Komite Ekonomi Nasional berpendapat, perbedaan data itu lebih
karena seleksi dokumen ekspor-impor di Indonesia masih lemah. "Di China, seleksi dokumen
sangat ketat. Sedangkan ekspor Indonesia sering tidak lengkap dan tak tercatat," ujarnya,
kemarin.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengaku, data hasil pencatatan BPS sangat bisa
dipercaya."Intinya, ada perbedaan mekanisme penghitungan dan ada penambahan nilai
terhadap ekspor kita sebelum tiba di negara tujuan akhir," ujarnya ke KONTAN.Meski
begitu, pemerintah tidak tinggal diam. Deddy Saleh, Direktur Jenderal Perdagangan Luar
Negeri Kemdag menyatakan tengah mengkaji perbedaan data ini.
Ada beberapa kemungkinan mengapa terjadi perbedaan data.Pertama, perbedaan waktu
pencatatan. "Misalnya, ekspor dari kita akhir Maret, sampai ke China bulan April, maka di
sana dicatat impor April," terang Deddy.Kedua, ada perbedaan metode pencatatan. Kalau
Indonesia mencatat ekspor lewat metode free on board (FOB), di China pencatatan impor
pakai sistem cost insurance and freight (CIF). Di luar itu, Dedi tak menampik kemungkinan
adanya penyelundupan ekspor ke China.Sisi positifnya, perbedaan data ini bisa membuka
negosiasi perdagangan IndonesiaChina.Syaratnya harus ada akurasi data. Untuk itu, "Kami
akan melakukan pengecekan data dengan sumber lain, seperti WTO (organisasi perdagangan
dunia), WCO (organisasi pabean dunia), dan World Bank," kata Dedi.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementeria Perdagangan Gusmardi
Bustami mengatakan kedua negara terus berupaya meningkatkan perdagangan melalui
berbagai penjajakan.Presiden SBY sudah mengunjungi China dan menargetkan total
perdagangan kedua negara bisa mencapai US$80 miliar pada 2015," katanya seusai
pertemuan dengan China Chamber of Commerence Ffor Import & Export, Kamis 7 Juni.
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 17
Kunjungan CCCT tersebut merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding on
Trade Cooperation in Textile and Chloting yang ditandatangani oleh Asosiasi Pertekstilan
Indonesia dan CCCT pada 29 April 2011. Gusmardi mengatakan realisasi nilai ekspor
Indonesia ke China pada kuartal I/2012 tercatat sebesar US$5,1 miliar dan impor senilai
US$6,6 miliar.
Realisasi perdagangan tersebut membuat neraca Indonesia defisit US$1,5 miliar. China,
katanya, merupakan mitra tepat bagi Indonesia yang berupaya mengembangkan perdagangan
kedua negara, terutama sektor TPT.Rencananya, Kemendag, API, BKPM, dan Kemenperin
akan membuat tim kecil untuk menindak lanjuti rencana investasi sektor TPT dari China
tersebut. Ade Sudrajat Usman, Ketua API, mengatakan kerja sama perdagangan ini akan
menguntungkan Indonesia dalam jangka panjang. "Tidak mungkin neraca perdagangan
Indonesia dengan China seimbang dalam waktu dekat.Tapi, kami perkirakan dalam 10 tahun
mendatang ekspor Indonesia ke China akan lebih besar dibandingkan China ke Indonesia,"
katanya.
Ade mengatakan neraca perdagangan TPT Indonesia dengan China terus mengalami
defisit. Pada 2009, atau sebelum diberlakulannya perdagangan bebas antardua negara,
realisasi impor China untuk TPT mencapai US$1,03 miliar. Sedangkan ekspornya tercatat
hanya US$180 juta.Setelah ACFTA berlaku, lanjutnya, ketimpangan neraca perdagangan
Indonesia masih terjadi. Pada 2011 tercatat realisasi nilai ekspor produk TPT ke China
sebesar US$388,4 juta dan impor mencapai US$2,28 miliar. "Kunjungan CCCT diharapkan
menjadi jembatan untuk kerja sama perdagangan melalui investasi.Setelah investasi masuk,
produk yang dihasilkan untuk kebutuhan ekspor," ujarnya.Ade mengatakan China sebenarnya
telah memberikan sejumlah fasilitas kepada API untuk meningkatkan ekspor, seperti
mengikutsertakan dalam pameran berskala internasional.Namun, dia mengakui pengusaha
Indonesia selama ini belum memanfaatkan fasilitas pameran tersebut secara optimal.Vice
Chairman CCCT Jiang Hui mengatakan sejumlah investor masih menjajaki untuk
menanamkan modalnya di Indonesia."Diharapkan hubungan dagang kedua negara akan
semakin erat," paparnya.Dia mengatakan ada sejumlah keuntungan berinvestasi di Tanah Air,
antara lain karena kondisi ekonomi Indonesia yang relatif kuat. Defisit perdagangan antara
Indonesia dan China cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Per Maret 2011, total impor
dari China ke Indonesia mencapai US$1,37 miliar dibandingkan Februari sebesar US$1,34
miliar.
Pada Maret 2011, defisit perdagangan produk non migas Indonesia-China mencapai
US$668 juta, atau naik dari Januari 2011 sebesar US$327 juta. "Tren defisit perdagangan
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 18
dengan China memang membesar.Tapi, ekspor ke China juga naik," kata Kepala Badan Pusat
Statistik (BPS), Rusman Heriawan, pada konferensi pers pengumuman inflasi deflasi bulan
Maret di BPS Pusat, Senin, 2 Mei 2011.Defisit perdagangan dengan China, menurut Rusman,
juga mempengaruhi nilai surplus perdagangan yang makin berkurang. Maret 2011, surplus
perdagangan Indonesia mencapai US$1,6 miliar, atau turun 1,25 persen dari bulan
sebelumnya. "Kami melihat belum ada keseimbangan dengan China," ungkapnya.Dari data
BPS, beberapa barang yang diimpor dari China mayoritas adalah barang modal dan barang
konsumsi seperti elektronik, mesin serta buah-buahan.
Telepon seluler menempati urutan teratas impor China ke Indonesia sebesar US$107,7
juta, laptop US$59,7 juta, dan buah-buahan segar US$24 juta. Sementara itu, ekspor
IndSSSonesia ke China sebagian besar berupa barang mentah seperti karet sebesar US$124,2
juta, batu bara US$95,9 juta, tembaga US$74 juta, dan cooking coal US$ 72 juta.Barang-
barang impor dari China, ujar Rusman, memang tidak dapat dicegah masuk ke pasar
Indonesia karena harganya murah dan kompetitif.Apalagi, menurut Rusman, ekspor impor
bersifat resiprokal dan tidak mungkin menuntut agar impor turun dan ekspor naik."Kami
tidak perlu menahan impor dari China.Struktur impor yang besar dari China juga membawa
teknologi dan investasi yang besar," tambahnya.
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berkaitan dengan isu yang akan diangkat dalam makalah ini, sebaiknya kita perlu
mengetahui seperti apa yang disebut dengan impor dan ekspor itu sendiri. Kita ketahui
bersama bahwa ekspor merupakan kegiatan perseorangan atau badan hukum yang menjual
barang ke luar negeri.Sedangkan impor merupakan suatu kegiatan perseorangan atau badan
hukum yang membeli barang dari luar negeri untuk dijual kembali di dalam negeri.Data
perdagangan Indonesia dan China berselisih jauh.Sepanjang triwulan I tahun 2012 ini, baik
Indonesia maupun China menyatakan defisit dalam neraca perdagangan kedua negara.
Catatan Bloomberg, sampai akhir Maret 2012, neraca perdagangan China-Indonesia defisit
US$ 580 juta di pihak China. Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia
tekor US$ 1,65 miliar dari neraca dagangnya dengan China. Entah data mana yang bisa
dipercaya.
3.2 Saran
Semoga semua pengertian-pengertian yang ada dalam makalah ini mengenai
”AKUNTANSI INTERNASIONAL: Defisit Ekspor Impor Indonesia Cina” anda
pahami benar-benar.
Pelajarilah sekali lagi guna pendalaman pemahaman anda.
Usahakan seluruh kosentrasi anda tercurah dalam proses pembelajaran ini.
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 20
DAFTAR PUSTAKA
Penelusuran Situs dan Website:
http://www.bisnis.com/system/article/image/4fd/0df/bc8/438/aa3/53d/001/28e/
compact_kontainer_rmt002.jpg
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2269570-pengertian-ekspor-impor-dan
proses/#ixzz26WzTwvUZ
http://ariajach.blogspot.com/2011/04/akuntansi-internasional-adalah.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28523/3/Chapter%20II.pdf
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 21
PENGANTAR EKSPOR IMPOR 22