makalah ge, cacingan, parotitis

30
BAB II TINJAUAN TEORI GASTROENTERITIS 1. Pengertian Gastroentritis / Diare Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah. . (Suradi dan Rita Yuliana, 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak). Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya. Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam- macam,virus dan parasit yang patogen. Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan. Dari keempat pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Gstroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen. Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. (Suradi dan Rita Yuliana, 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak). Diare Adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses cair, dapat berwarna hijau atau dapat pula

Upload: elynurlailat8005

Post on 30-Jun-2015

722 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

BAB II

TINJAUAN TEORI

GASTROENTERITIS

1. Pengertian Gastroentritis / Diare

Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang

memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah. . (Suradi dan Rita Yuliana,

2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak).

Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja

yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya.

Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan

oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen.

Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang

disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan.

Dari keempat pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Gstroentritis adalah

peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan

frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang

patogen.

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena

frekuensi satu kali lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. (Suradi

dan Rita Yuliana, 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak).

Diare Adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih

dari 3 kali pada anak, konsistensi feses cair, dapat berwarna hijau atau dapat pula

bercampur lendir dan darah atau lendir saja. (Ngastiyah, 2000, Perawatan Anak Sakit).

2. Etiologi.

Faktor infeksi.

Infeksi enteral: infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare,

meliputi:

a. infeksi bakteri: Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,

Aeromonas, dsb.

b. infeksi virus: Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus.

c. infeksi parasit: E. hystolytica, G.lamblia, T. Hominis.

d. Jamur : C. Albican.

Infeksi parenteral : merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat

menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan

sebagainya.

Page 2: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

Faktor Malabsorbsi. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan

sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa

merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat

pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

Faktor Makanan. Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan

alergi terhadap jenis makanan tertentu.

Faktor Psikologis. Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas

3. Patofisiologi.

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:

a) Gangguan osmotic.

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit

ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga timbul diare.

b) Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul

diare kerena peningkatan isi lumen usus.

c) Ganguan motilitas usus.

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap

makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan

mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris,

Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli,

Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa

mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi

enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus

pada Gastroenteritis akut.

Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya.

Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang

terkontaminasi.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang

tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat

sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus

berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat

toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi

diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan

Page 3: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit

(Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan

Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan

gangguan sirkulasi darah.

4. Manifestasi klinis

· Muntah.

· Demam.

· Nyeri Abdomen

· Membran mukosa mulut dan bibir kering

· Fontanel Cekung

· Kehilangan berat badan

· Tidak nafsu makan

· Lemah

Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan).Tanda-tandanya:

- Berak cair 1-2 kali sehari - Muntah tidak adaB - Haus tidak ada - Masih mau makan -

Masih mau bermain.

Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/sedang.

Tanda-tandanya: - Berak cair 4-9 kali sehari - Kadang muntah 1-2 kali sehari - Kadang

panas - Haus - Tidak mau makan - Badan lesu lemas

Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat.Tanda-tandanya: - Berak cair

terus-menerus - Muntah terus-menerus - Haus sekali - Mata cekung - Bibir kering dan

biru - Tangan dan kaki dingin - Sangat lemah - Tidak mau makan - Tidak mau

bermain - Tidak kencing 6 jam atau lebih - Kadang-kadang dengan kejang dan panas

tinggi.

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus,

hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang

berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang

menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis

metabolik yang berlanjut.

Seseorang yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata

cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara

menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat

berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan

sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)

Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan

dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai

Page 4: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis.

Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul

oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus

ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

5. Komplikasi

· Dehidrasi

· Renjatan hipovolemik

· Kejang

· Bakterimia

· Mal nutrisi

· Hipoglikemia

· Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

Dari komplikasi Gastroentritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Dehidrasi ringan

Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit

kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.

Dehidrasi Sedang

Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek,

suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.

Dehidrasi Berat

Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-

tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma,

otot-otot kaku sampai sianosis.

6. Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel darah

putih.

Untuk mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap contoh

tinja.

Pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan tinja.

Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,bila

memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau

astrup,bila memungkinkan.

Page 5: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui pungsi ginjal.

pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit

secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

7. Penatalaksanaan

a. Pemberian cairan.

b. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan

penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :

1. Memberikan asi.

2. Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan

makanan yang bersih.

c. Obat-obatan.

Keterangan :

a. Pemberian cairan,pada klien Diare dengasn memperhatikan derajat dehidrasinya dan

keadaan umum.

1. cairan per oral.

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan peroral berupa cairan

yang berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan Glukosa,untuk Diare akut diatas umur 6 bulan

dengan dehidrasi ringan,atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat sendiri

(mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal

tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk

mencegah dehidrasi lebih lanjut.

2. Cairan parenteral.

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau

ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat

badannya.

Dehidrasi ringan.

1 jam pertama 25 – 50 ml / Kg BB / hari

Kemudian 125 ml / Kg BB / oral

Dehidrasi sedang.

1 jam pertama 50 – 100 ml / Kg BB / oral

kemudian 125 ml / kg BB / hari.

Dehidrasi berat.

Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3 – 10 kg

• 1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (infus set 1 ml = 15

tetes atau 13 tetes / kg BB / menit.

• 7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 ml = 20

tetes ).

• 16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau minum,teruskan

dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.

Page 6: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

Untuk anak lebih dari 2 – 5 tahun dengan berat badan 10 – 15 kg.

 1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg§ BB / menit ( infus set 1 ml = 15

tetes ) atau 10 tetes / kg BB / menit ( 1 ml = 20 tetes ).

 7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak§ mau minum dapat

diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.

Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 – 25 kg.

 1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB /§ menit ( infus set 1 ml = 20

tetes ).

 16 jam berikutnya 105 ml / kg BB§ oralit per oral.

b. Diatetik ( pemberian makanan ).

Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada penderita

dengan tujuan meringankan,menyembuhkan serta menjaga kesehatan penderita.

Hal – hal yang perlu diperhatikan :

2.4.1. Memberikan Asi.

2.4.2. Memberikan bahan makanan yang mengandung cukup

kalori,protein,mineral dan vitamin,makanan harus bersih.

c. Obat-obatan : Obat anti sekresi, Obat anti spasmolitik, Obat antibiotik.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GASTROENTERITIS

A. Pengkajian.

Page 7: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

Terdiri dari data subjektif dan Objektif.

Data Subjektif terdiri dari :

1. Identitas, meliputi : Nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, alamat. Dapat

dicantumkan juga identitas orang tua

2. Riwayat Penyakit sekarang: terdiri dari kapan mulai datangnya penyakit dan

bagaimana respon anak. Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh

meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.

3. Riwayat penyakit yang lalu adalah riwayat penyakit yang pernah diderita klien

sebelumnya.

4. Riwayat psikososial keluarga. Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri

maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur

dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit anaknya,mereka akan bereaksi

dengan marah dan merasa bersalah.

5. Keluhan utama adalah keluhan klien pada saat datang ke petugas. Faeces semakin

cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat

badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung,tonus dan turgor kulit

berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali

dengan konsistensi encer.

6. Pola kehidupan sehari-hari :

Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali

sehari,BAK sedikit atau jarang.

Pola nutrisi : diawali dengan mual,muntah,anopreksia,menyebabkan penurunan

berat badan pasien.

Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan

menimbulkan rasa tidak nyaman.

Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri

akibat distensi abdomen.

Data Objektif terdiri dari :

1. Pemerikasaan fisik :

Page 8: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir kering,berat

badan menurun,anus kemerahan.

Perkusi : adanya distensi abdomen.

Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.

Auskultasi : terdengarnya bising usus.

Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang. Pada anak diare akan mengalami gangguan

karena anak dehidrasi sehingga berat badan menurun.

Pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan doodenum intubation

yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.

Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran composmentis

sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.

B. Diagnosa Keperawatan.

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta

intake terbatas (mual).

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien dan

peningkatan peristaltik usus.

Nyeri (akut) b.d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.

Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan anaknya

Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b.d

pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan

kognitif.

Kecemasan anak b.d perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang baru

C. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa 1 :Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses

dan muntah serta intake terbatas (mual).

Tujuan :Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda

dehidrasi

Page 9: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

Intervensi

1. Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasiPantau intake dan

output.

Rasional : Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama

feses.Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan kebutuhan

cairan pengganti.

2. Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium.

Rasional : Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa.

3. Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif.

Rasional : Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien

dan peningkatan peristaltik usus.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan bera badan

Intervensi

1. Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.

Rasional : Menurunkan kebutuhan metabolik

2. Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai

pemberian makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan.

Rasional : Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk

menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi. Pemberian makanan sesegera

mungkin penting setelah keadaan klinis klien memungkinkan.

3. Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet.

Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi klien

4. Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi

Rasional : Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan

nutrisi lebih lanjut

Diagnosa 3 : Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.

Tujuan : Nyeri berkurang dengan kriteria tidak terdapat lecet pada perirektal.

Page 10: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

Intervensi

1. Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.

Rasional : Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri.

2. Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase punggung

dan kompres hangat abdomen.

Rasional : Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian kliendan meningkatkan

kemampuan koping.

3. Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan berikan

perawatan kulit.

Rasional : Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi

4. Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi.

Rasional : Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme

traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis.

5. Kaji keluhan nyeri dengan Visual Analog Scale (skala 1-5), perubahan karakteristik

nyeri, petunjuk verbal dan non verbal.

Rasional : Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya.

Diagnosa 4 :Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya.

Tujuan :Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang.

Intervensi

1. Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik

tentang mekanisme koping yang tepat.

Rasional : Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan

masalah

2. Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien

yang anaknya mengalami masalah yang sama.

Rasional : Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-

satunya orang yang mengalami masalah yang demikian.

3. Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam

membantu klien.

Page 11: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

rasional : Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasan

Diagnosa 5 : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan

terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan

kognitif.

Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta mampu

mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.

Intervensi

1. Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang

penyakit dan perawatan anaknya.

Rasional :Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar

belakang pengetahuan sebelumnya.

2. Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan

pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari.

Rasional :Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi

keluarga klien dan keluarga dalam proses perawatan klien.

3. Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek

samping yang mungkin timbul.

Rasional : Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam pengobatan.

4. Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi.

Rasional : Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan

perawatan diri anaknya.

Diagnosa 6 : Kecemasan anak b.d Perpisahan dengan orang tua, lingkugan yang baru

Tujuan : Kecemasan anak berkurang dengan kriteria memperlihatkan tanda-tanda

kenyamanan

Intervensi

1. Anjurkan pada keluarga untuk selalu mengunjungi klien dan berpartisipasi dalam

perawatn yang dilakukan.

Rasional : Mencegah stres yang berhubungan dengan perpisahan.

2. Berikan sentuhan dan berbicara pada anak sesering mungkin.

Page 12: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

Rasional : Memberikan rasa nyaman dan mengurangi stress

3. Lakukan stimulasi sensory atau terapi bermain sesuai dengan ingkat perkembangan klien

Rasional : Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan secara optimun

D. Evaluasi.

Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut tercapai. Bila

ada yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana,

kemudian dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalu dievaluasi, bila dalam

evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan

tercapai.

Contohnya :

volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.

Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhantubuh.

Integritas kulit kembali normal.

Rasa nyaman terpenuhi.

Pengetahuan kelurga meningkat.

Cemas pada klien teratasi.

Page 13: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

CACINGAN

1. Pengertian cacingan.

INFEKSI Cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi

yang di sebabkan oleh parasit.

Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara

menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi dari tubuh

inangnya.

Pada kasus cacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat melemahkan tubuh inangnya

dan menyebabkan gangguan kesehatan.

Cacingan pada anak-anak memerlukan penanganan serius karena dapat

mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit dan terhambatnyatumbuh

kembang anak.

2. Etiologi

Cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan baik terhadap

diri sendiri ataupun terhadap lingkungannya. Cacingan dapat menular melalui larva/telur

yang tertelan & masuk ke dalam tubuh.

Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong & panjang yang

berawal dari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing dapat

menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot, paru-paru,

ataupun usus/saluran pencernaan.

Jenis-Jenis Cacing

1. Cacing Kremi (Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis)

Cacing kremi atau biasa disebut juga dengan cacing kerawit merupakan cacing yang

sering menginfeksi anak-anak. Cacing ini berukuran sangat kecil (sekitar 1 cm),

berwarna pucat, biasanya menginfeksi organ usus. Infeksi cacing kremi biasanya

melalui telur cacing yang terambil oleh jari anak-anak saat bermain. Telur cacing

Page 14: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

tersebut dapat bertahan di kulit anak-anak selama berjam-jam & dapat bertahan hidup

selama 3 minggu pada pakaian, mainan & tempat tidur. Apabila jari yang ada telur

cacing tersebut masuk ke dalam mulut, maka telur cacing akan ikut masuk ke dalam

tubuh.

2. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)

Ascaris Lumbricoides paling sering menginfeksi manusia. Cacing ini dewasa dan

bentuknya silindris dengan ujung anterior meruncing. Betina berukuran 20-35 cm,

sedang pada jantan berukuran 15-31 cm. Satu cacing betina ascaris lumbricoides dapat

berkembang biak dengan menghasilkan 200.000 telur setiap harinya. melalui telur di

tanah yang tertelan, menetas menjadi larva di usus, masuk alian darah, ke paru dan

saluran napas, kembali tertelan, dan masuk kembali ke saluran pencernaan.Cacing

dewasa hidup di usus halus, bertelur dan dikeluarkan lewat tinja.

3. Cacing Pita.

Cacing pita dapat ditemukan pada hewan seperti pada sapi/babi. Berbentuk pipih

panjang seperti pita. Bisa ditemukan pada daging yang tidak dimasak dengan

sempurna. Cacing pita ini menutupi organ lain seperti otot, kulit, jantung, mata &

otak. Iinfeksi cacing pita dapat terjadi melalui konsumsi makanan/daging yang

terdapat telur/larva cacing pita atau melalui makanan, air atau tanah yang

terkontaminasi dengan feses yang mengandung telur/larva cacing tersebut.

4. Cacing Lainya

Cacing lainnya adalah sejenis cacing yang berbentuk pipih seperti cacing pita

3. Gejala cacingan

Pada umumnya cacingan mempunyai gejala sebagai berikut :

Cacing kremi.

Gejalanya adalah rasa gatal di sekitar daerah anus atau vulva (kemaluan wanita).

Gejala ini akan memburuk di malam hari ketika cacing kremi biasanya akan keluar

dari permukaan tubuh untuk menaruh telurnya di sekitar anus/vulva. Cacing juga

biasanya dapat terlihat di feses.

Cacing gelang

Biasanya tidak menimbulkan gejala, meskipun untuk jenis toxocara canis dapat

menyebabkan masalah penglihatan apabila terdapat di mata karena menimbulkan

Page 15: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

radang & luka pada retina mata. Cacing gelang ini juga dapat berpindah ke bagian

paru-paru menyebabkan timbulnya batuk & asma, serta menimbulkan bengkak di

organ tubuh lain.

Cacing pita

Dapat menimbulkan rasa sakit di daerah perut. Cacing pita dapat menutupi daerah

otot, kulit, jantung, mata & otak.

Selain hal tersebut di atas, gejala lain yang mungkin timbul adalah :

Rasa mual

Lemas

Hilangnya nafsu makan

Rasa sakit di bagian perut

Diare

Turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi dari makanan.

Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah tempat dari usus ke organ

lain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat timbul gejala :

Demam

Adanya benjolan di organ/jaringan tersebut

Dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing

Infeksi bakteri

Kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena

4. Ciri – ciri anak cacingan.

Ada beberapa ciri-ciri anak cacingan :

Perut terlihat gendut atau besar.

Kemudian perkembangan pertumbuhan badan lambat.

Biasanya anak sangat sulit untuk memiliki badan gemuk.

anak susah tidur.

cenderung ingin terus menerus buang air besar (BAB)

Page 16: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

5. Pengobatan.

Obat yang mempunyai efek sebagai anti parasit dapat digunakan untuk pengobatan

cacingan ini, ada 2 jenis obat yang biasa digunakan yaitu :

Pyrantel pamoat

Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya adalah :

- Dewasa/anak-anak : 10 mg/kg BB, diberikan dalam dosis tunggal

Mebendazole

Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya, sama dengan dosis

diatas, yaitu:

- Dewasa/anak-anak : 10 mg/kg BB, diberikan dalam dosis tunggal.

Apabila ada anggota keluarga yang terkena cacingan, sebaiknya pengobatan juga

diberikan untuk seluruh anggota keluarga untuk mencegah/mewaspadai terjadinya

penularan cacingan tersebut. Selama masa pengobatan hindari penularan cacingan ke

anggota keluarga lain dengan cara mencuci tangan dengan sabun setiap habis ke toilet

atau sebelum menyentuh makanan, hindari juga untuk menyentuh mulut dengan

tangan yang belum dicuci

6. Pencegahan

Menjaga kebersihan diri adalah salah satu kunci untuk mencegah timbulnya cacingan

kembali. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu :

Pastikan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan/setiap habis dari

toilet.

Jagalah selalu jari kuku untuk selalu bersih & terawat.

hindari kebiasaan menggigit kuku/menggaruk bagian anus (terutama untuk infeksi

cacing kremi).

Biasakan untuk selalu mandi di pagi hari (terlebih apabila mengalami infeksi cacing

kremi).

Biasakan untuk membuka jendela kamar sepanjang hari, karena telur cacing sensitif

terhadap sinar matahari (terutama untuk cacing kremi).

Jagalah selalu kebersihan makanan yang dikonsumsi

Biasakan untuk selalu mengkonsumsi daging yang telah dimasak dengan sempurna

Page 17: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

PAROTITIS

1. Pengertian Parotitis

Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit menular dimana

sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar

parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher

bagian atas atau pipi bagian bawah.

Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemic atau

epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak yang berumur 2-12 tahun. Pada

orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas,

prostat, payudara dan organ lainnya.

Adapun mereka yang beresiko besar untuk menderita atau tertular penyakit ini adalah

mereka yang menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan

hormon kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat Iodium dalam tubuh.

2. Etiologi

Disebabkan oleh virus. Virus ini adalah anggota kelompok paramiksovirus yang juga

mencakup parainfluenza, campak, dan vius penyakit Newcastle. Hanya diketahui ada satu

serotip. Biakan manusia atau sel ginjal kera terutama digunakan untuk isolasi virus. Virus

Page 18: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

telah diisolasi dari ludah, cairan serebrospinal, darah, urin, otak dan jaringan terinfeksi

lain.1 Mumps merupakan virus RN rantai tunggal dan anggota dari family

Paramyxoviridae, genus Paramyxovirus. Virus mumps mempunyai 2 glikoprotein yaitu

hamaglutinin-neuramidase dan perpaduan protein. Virus mumps sensitif terhadap panas

dan sinar ultraviolet.

Penularan Penyakit Gondongan Penyakit Gondong (Mumps atau Parotitis) penyebaran

virus dapat ditularkan melalui kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah, mungkin

dengan urin. Virus dapat ditemukan dalam urin dari hari pertama sampai hari keempat

belas setelah terjadi pembesaran kelenjar.

Penyakit gondongan sangat jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 2

tahun, hal tersebut karena umumnya mereka masih memiliki atau dilindungi oleh anti bodi

yang baik. Seseorang yang pernah menderita penyakit gondongan, maka dia akan memiliki

kekebalan seumur hidupnya.

3. Tanda dan Gejala Parotitis.

Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramyxovirus mengalami keluhan,

bahkan sekitar 30-40% penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical).

Namun demikian mereka sama dengan penderita lainnya yang mengalami keluhan, yaitu

dapat menjadi sumber penularan penyakit tersebut.

Masa tunas (masa inkubasi) penyakit Gondong sekitar 12-24 hari dengan rata-rata 17-

18 hari. Adapun tanda dan gejala yang timbul setelah terinfeksi dan berkembangnya masa

tunas dapat digambarkan sdebagai berikut :

1. Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami gejala: demam (suhu badan

38.5 – 40 derajat celcius), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri

rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit

membuka mulut).

2. Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali

dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami

pembengkakan.

3. Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur mengempis.

4. Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula) dan

kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria akil balik adalanya terjadi

pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran melalui aliran darah.

4. Patogenesis.

Page 19: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

Virus masuk tubuh mungkin via hidung/mulut; proliferasi terjadi di parotis/epitel

traktus respiratorius kemudian terjadi viremia dan selanjutnya virus berdiam di jaringan

kelenjar/saraf dan yang paling sering terkena ialah glandula parotis. Pada manusia selama

fase akut, virus mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni dan liquor. Mumps ialah

suatu infeksi umum.

Bila testis terkena infeksi maka terdapat perdarahan kecil dan nekrosis sel epitel tubuli

seminiferus. Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.

5. Komplikasi

Dibawah ini komplikasi yang dapat terjadi akibat penanganan atau pengobatan yang

kurang dini :

1. Orkitis ; peradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah sembuh, testis yang

terkena mungkin akan menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang permanen

sehingga terjadi kemandulan.

2. Ovoritis : peradangan pada salah satu atau kedua indung telus. Timbul nyeri perut

yang ringan dan jarang menyebabkan kemandulan.

3. Ensefalitis atau meningitis : peradangan otak atau selaput otak. Gejalanya berupa sakit

kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma atau kejang. 5-10% penderita mengalami

meningitis dan kebanyakan akan sembuh total. 1 diantara 400-6.000 penderita yang

mengalami enserfalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf yang

permanen, seperti ketulian atau kelumpuhan otot wajah.

4. Pankreatitis : peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. Penderita

merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan menghilang dalam

waktu 1 minggu dan penderita akan sembuh total.

5. Peradangan ginjal bisa menyebabkan penderita mengeluarkan air kemih yang kental

dalam jumlah yang banyak

6. Peradangan sendi bisa menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi.

6. Diagnosis.

Diagnosis ditegakkan bila jelas ada gejala infeksi parotitis pada pemeirksaan fisis,

termasuk keterangan adanya kontak dengan penderita penyakit gondong (Mumps atau

Parotitis) 2-3 minggu sebelumnya. Selain itu adalah dengan tindakan pemeriksaan hasil

laboratorium air kencing (urin) dan darah.

Pemeriksaan Laboratorium.

Page 20: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

Disamping leucopenia dengan limfosiotsis relative, didapatkan pula kenaikan kadar

amylase dengan serum yang mencapai puncaknya setelah satu minggu dan kemudian

menjadi normal kembali dalam dua minggu.

Jika penderita tidak menampakkan pembengkakan kelenjar dibawah telinga, namun

tanda dan gejala lainnya mengarah ke penyakit gondongan sehingga meragukan diagnosa.

Dokter akan memberikan order untuk dilakukannya pemeriksaan lebih lanjut seperti serum

darah. Sekurang-kurang ada 3 uji serum (serologic) untuk membuktikan spesifik mumps

antibodies: Complement fixation antibodies (CF), Hemagglutination inhibitor antibodies

(HI), Virus neutralizing antibodies (NT).

7. Pengobatan

Pengobatan ditujukan untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan istirahat selama

penderita panas dan kelenjar (parotis) membengkak. Dapat digunakan obat pereda panas

dan nyeri (antipiretik dan analgesik) misalnya Parasetamol dan sejenisnya, Aspirin tidak

boleh diberikan kepada anak-anak karena memiliki resiko terjadinya sindroma Reye

(Pengaruh aspirin pada anak-anak).

Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani

istirahat tirah baring ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan

kompres Es pada area testis yang membengkak tersebut. Sedangkan penderita yang

mengalami serangan virus pada organ pancreas (pankreatitis), dimana menimbulkan gejala

mual dan muntah sebaiknya diberikan cairan melalui infus.

Pemberian kortikosteroid selama 2-4 hari dan 20 ml convalescent gammaglobulin

diperkirakan dapat mencegah terjadinya orkitis. Terhadap virus itu sendiri tidak dapat

dipengaruhi oleh anti mikroba, sehingga Pengobatan hanya berorientasi untuk

menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik dengan sendirinya.

Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam "self limiting disease" (penyakit yg

sembuh sendiri tanpa diobati). Penderita penyakit gondongan sebaiknya menghindarkan

makanan atau minuman yang sifatnya asam supaya nyeri tidak bertambah parah, diberikan

diet makanan cair dan lunak.

Jika pada jaman dahulu penderita gondongan diberikan blau (warna biru untuk

mencuci pakaian), sebenarnya itu secara klinis tidak ada hubungannya. Kemungkinan

besar hanya agar anak yang terkena penyakit Gondongan ini malu jika main keluar dengan

wajah belepotan blau, sehingga harapannya anak tersebut istirahat dirumah yang cukup

untuk membantu proses kesembuhan.

8. Pencegahan

Page 21: MAKALAH GE, CACINGAN, PAROTITIS

Pemberian vaksinasi gondongan merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa

kanak-kanak, yaitu imunisasi MMR (mumps, morbili, rubela) yang diberikan melalui

injeksi pada usia 15 bulan.

Imunisasi MMR dapat juga diberikan kepada remaja dan orang dewasa yang belum

menderita Gondong. Pemberian imunisasi ini tidak menimbulkan efek apanas atau gejala

lainnya. Cukup mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar Iodium, dapat

mengurangi resiko terkena serangan penyakit gondongan.