makalah konjungtivitis

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Panca indra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak tempat perasaan ini ditafsirkan. Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman dan suara. Mata adalah organ penglihatan. Suatu struktur yang sangat kompleks, menerima dan mengirimkan data ke korteks serebral. Seluruh lobus otak, lobus oksipital, ditujukan khusus untuk menterjemahkan citra visual. Selain itu, ada tujuh saraf kranial yang memilki hubungan dengan mata dan hubungan batang otak memungkinkan koordinasi gerakan mata. Salah satu penyakit yang dapat menyerang indra penglihatan yaitu konjungtivitis. Sebelumnya, pengertian dari konjungtiva itu sendiri adalah membrana mukosa yang melapisi bagian dalam kelopak mata (palpebra) dan berlanjut ke batas korneosklera permukaan anterior bola mata. Sedangkan pengertian konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva yang ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis mata nampak merah, sehingga sering disebut mata merah.

Upload: widha-widyaningrum

Post on 25-Jul-2015

1.311 views

Category:

Documents


63 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah konjungtivitis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Panca indra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis

rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara yang

membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak tempat perasaan ini ditafsirkan.

Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman

dan suara.

Mata adalah organ penglihatan. Suatu struktur yang sangat kompleks, menerima

dan mengirimkan data ke korteks serebral. Seluruh lobus otak, lobus oksipital,

ditujukan khusus untuk menterjemahkan citra visual. Selain itu, ada tujuh saraf kranial

yang memilki hubungan dengan mata dan hubungan batang otak memungkinkan

koordinasi gerakan mata.

Salah satu penyakit yang dapat menyerang indra penglihatan yaitu konjungtivitis.

Sebelumnya, pengertian dari konjungtiva itu sendiri adalah membrana mukosa yang

melapisi bagian dalam kelopak mata (palpebra) dan berlanjut ke batas korneosklera

permukaan anterior bola mata. Sedangkan pengertian konjungtivitis adalah inflamasi

konjungtiva yang ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis

mata nampak merah, sehingga sering disebut mata merah.

Menurut sumber lainnya, Konjungtivitis atau mata memerah adalah salah satu

penyakit mata yang bisa mengganggu penderitanya sekaligus membuat orang lain

merasa tidak nyaman ketika berkomunikasi dengan si penderita. Semua orang dapat

tertular konjungtivis, bahkan bayi yang baru lahir sekalipun. Yang bisa ditularkan

adalah konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri dan virus. Penularan terjadi ketika

seorang yang sehat bersentuhan dengan seorang penderita atau dengan benda yang baru

disentuh oleh penderita tersebut. Oleh karena itu, maka kita harus memahami tentang

penyakit konjungtivitis agar dapat memutus mata rantai dari penularannya.

Page 2: makalah konjungtivitis

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang anatomi dan fisiologi konjungtiva

2. Untuk mengetahui tentang definisi konjungtivitis.

3. Untuk mengetahui tentang klasifikasi dan etiologi konjungtivitis.

4. Untuk mengetahui tentang patofisiologi konjungtivitis.

5. Untuk mengetahui tentang manifestasi klinis konjungtivitis

6. Untuk mengetahui tentang pencegahan konjungtivitis. 

Page 3: makalah konjungtivitis

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Anatomi Fisiologi

1. Anatomi

Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis yang membatasi permukaan dalam

dari kelopak mata dan melipat ke belakang membungkus permukaan depan dari bola

mata, kecuali bagian jernih di tengah-tengah mata (kornea). Membran ini berisi banyak

pembuluh darah dan berubah merah saat terjadi inflamasi. Konjungtiva terdiri dari tiga

bagian:

a. Konjungtiva palpebralis (menutupi permukaan posterior dari palpebra).

b. Konjungtiva bulbaris (menutupi sebagian permukaan anterior bola mata).

c. Konjungtiva forniks (bagian transisi yang membentuk hubungan antara

bagian posterior palpebra dan bola mata).

Meskipun konjungtiva agak tebal, konjungtiva bulbar sangat tipis. Konjungtiva

bulbar juga bersifat dapat digerakkan, mudah melipat ke belakang dan ke depan.

Pembuluh darah dengan mudah dapat dilihat di bawahnya. Di dalam konjungtiva bulbar

terdapat sel goblet yang mensekresi musin, suatu komponen penting lapisan air mata

pre-kornea yang memproteksi dan memberi nutrisi bagi kornea.

2. Fisiologi

Lapisan epitel konjungtiva terdiri dari dua hingga lima lapisan sel epitel silinder

bertingkat, superficial dan basal. Lapisan epitel konjungtiva di dekat limbus, di atas

karunkula, dan di dekat persambungan mukokutan pada tepi kelopak mata terdiri dari

sel-sel epitel skuamosa.

Sel-sel epitel superficial mengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang mensekresi

mukus. Mukus mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk dispersi lapisan

air mata secara merata diseluruh prekornea. Sel-sel epitel basal berwarna lebih pekat

daripada sel-sel superficial dan di dekat linbus dapat mengandung pigmen.

Page 4: makalah konjungtivitis

Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superficial) dan satu

lapisan fibrosa (profundus). Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan

dibeberapa tempat dapat mengandung struktur semacam folikel tanpa sentrum

germinativum. Lapisan adenoid tidak berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau

3 bulan. Hal ini menjelaskan mengapa konjungtivitis inklusi pada neonatus bersifat

papiler bukan folikuler dan mengapa kemudian menjadi folikuler. Lapisan fibrosa

tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada lempeng tarsus. Hal ini

menjelaskan gambaran reaksi papiler pada radang konjungtiva. Lapisan fibrosa

tersusun longgar pada bola mata.13

Kelenjar air mata asesori (kelenjar Krause dan wolfring), yang struktur dan

fungsinya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma. Sebagian besar kelenjar

krause berada di forniks atas, dan sedikit ada diforniks bawah. Kelenjar wolfring

terletak ditepi atas tarsus atas.

B. Pengertian

Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva akibat suatu proses infeksi atau

respon alergi. (Corwin, 2001).

Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan

dan eksudat. Pada konjungtivis mata nampak merah, sehingga sering disebut mata

merah. (Brunner & Suddarth,2001)

Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada

konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian

berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis

terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu

cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis konjungtivitis dapat

hilang dengan sendiri, tetapi ada juga yang memerlukan pengobatan. (Effendi, 2008).

C. Klasifikasi dan Etiologi

1.      Konjungtivitis  Bakteri

Terutama disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae,

Haemophilus influenzae, dan Moraxella catarrhalis. Konjungtivitis bakteri sangat

Page 5: makalah konjungtivitis

menular, menyebar melalui kontak langsung dengan pasien dan sekresinya atau dengan

objek yang terkontaminasi.

http://www.ahliwasir.com/page.php?penyakitmatapage2

Gejala : dilatasi pembuluh darah, edema konjungtiva ringan, epifora dan rabas

pada awalnya encer akibat epifora tetapi secara bertahap menjadi lebih tebal atau

mukus dan berkembang menjadi purulen yang menyebabkan kelopak mata menyatu

dalam posisi tertutup terutama saat bangun tidur di pagi hari. Eksudasi berlimpah, dan

ditmukan kerusakan kecil pada epitel kornea.

2.      Konjungtivitis  Bakteri Hiperakut

Neisseria gonnorrhoeae dapat menyebabkan konjungtivitis bakteri hiperakut

yang berat dan mengancam penglihatan, perlu rujukan ke oftalmologis segera.

Page 6: makalah konjungtivitis

Gejala : sering disertai urethritid, mata merah, iritasi dan nyeri palpasi. Biasanya

terdapat kemosis, kelopak mata bangkak, dan adenopati preaurikuler yang nyeri.

3.      Konjungtivitis Viral

Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus ( yang paling

sering adalah keratokonjungtivitis epidermika ) Herpes simpleks, Herpes zoster,

Klamidia, New castle, Pikoma, Enterovirus, dan sebagainya atau dari penyakit virus

sistemik seperti mumps dan mononukleosis. Biasanya disertai dengan pembentukan

folikel sehingga disebut juga konjungtivitis folikularis. Mata yang lain biasanya tertular

dalam 24-48 jam.

http://diemazcaeem.blogspot.com/2011/05/konjungtivitis-viral.html

Gejala : pembesaran kelenjar limfe preaurikular, fotofobia dan sensasi adanya

benda asing pada mata. Epiforia merupakan gejala terbanyak. Konjungtiva dapat

menjadi kemerahan dan bisa teerjadi nyeri periorbital. Konjungtivitis dapat disertai

adenopati, demam, faringitis, dan infeksi saluran napas atas.

4.      Konjungtivitis Alergi

Infeksi ini bersifat musiman dan berhubungan dengan sensitivitas terhadap

serbuk, protein hewani, bulu, makanan atau zat-zat tertentu, gigitan serangga dan/atau

obat ( atropin dan antibiotik golongan Mycin). Infeksi ini terjadi setelah terpapar zat

kimia seperti hair spray, tata rias, asap rokok. Asma, demam kering dan ekzema juga

berhubungan dengan konjungtivitis alergi. Disebabkan oleh alergen yang terdapat di

udara, yang menyebabkan degranulasi sel mast dan pelepasan histamin.. Pasien dengan

konjungtivitis alergi sering memiliki riwayat atopi, alergi musiman, atau alergi spesifik

Page 7: makalah konjungtivitis

(misal terhadap kucing). Dapat juga terjadi karena reaksi hipersensitivitas tipe cepat

atau lambat, atau reaksi antibodi humoral terhadap alergen. Pada keadaan yang berat

mempakan bagian dari sindrom Steven Johnson, suatu penyakit eritema multiforme

berat akibat reaksi alergi pada orang dengan predisposisi alergi obat-obatan. Pada

pemakaian mata palsu atau lensa kontak juga dapat terjadi reaksi alergi.

http://diemazcaeem.blogspot.com/2011/05/konjungtivitis-alergi.html

Tanda : mata merah, sakit, bengkak, panas, berair, gatal, dan silau. Sering

berulang dan menahun, bersamaan dengan rinitis alergi. Biasanya terdapat riwayat

atopi sendiri atau dalam keluarga. Pada pemeriksaan ditemukan injeksi ringan pada

konjungtiva palpebra dan bulbi serta papil besar pada konjungtiva tarsal yang dapat

menimbulkan komplikasi pada konjungtiva. Pada keadaan akut dapat terjadi kemosis

berat.

5.      Konjungtivitis blenore, konjungtivitis purulen ( bernanah pada bayi dan konjungtivitis

gonore ).

Blenore neonatorum merupakan konjungtivitis yang terdapat pada bayi yang

baru lahir. Penyebab oftalmia neonatorum adalah

    Gonococ

    Chlamydia ( inklusion blenore )

    Staphylococus

Masa inkubasi bervariasi antara 3 – 6 hari

    Gonore                    : 1 – 3 hari

    Chlamydia             : 5 – 12 hari

Page 8: makalah konjungtivitis

http://yumizone.wordpress.com/2008/11/26/konjungtivitis-gonore-dan-

penatalaksanaannya/

Tanda-tanda : ditularkan dari ibu yang menderita penyakit GO, merupakan

penyebab utama neonatorum, memberikan sekret purulen pada sekret yang kental,

perdarahan subkonjungtiva.

E.     Patofisiologi

Konjungtiva karena lokasinya terpapar pada banyak mikroorganisme dan faktor

lingkungan lain yang menganggu. Beberapa mekanisme melindungi permukaan mata

dari substansi luar. Pada film air mata, unsur berairnya mengencerkan materi infeksi,

mukus menangkap debris dan kerja memompa dari palpebra secara tetap

menghanyutkan air mata ke duktus air mata dan air mata mengandung substansi

antimikroba termasuk lisozim. Adanya agens perusak, menyebabkan cedera pada epitel

konjungtiva yang diikuti edema epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertrofi epitel atau

granuloma. Mungkin pula terdapat edema pada stroma konjungtiva ( kemosis ) dan

hipertrofi lapis limfoid stroma ( pembentukan folikel ). Sel –sel radang bermigrasi dari

stroma konjungtiva melalui epitel ke permukaan. Sel – sel ini kemudian bergabung

dengan fibrin dan mukus dari sel goblet, membentuk eksudat konjungtiva yang

menyebabkan perlengketan tepian palpebra saat bangun tidur.

Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan dilatasi pembuluh –

pembuluh konjungtiva posterior, menyebabkan hiperemi yang tampak paling nyata

pada forniks dan mengurang ke arah limbus. Pada hiperemia konjungtiva ini biasanya

didapatkan pembengkakan dan hipertrofi papila yang sering disertai sensasi benda

Page 9: makalah konjungtivitis

asing dan sensasi tergores, panas, atau gatal. Sensasi ini merangsang sekresi air mata.

Transudasi ringan juga timbul dari pembuluh darah yang hiperemia dan menambah

jumlah air mata. Jika klien mengeluh sakit pada iris atau badan silier berarti kornea 

terken

G.    Manifestasi Klinis

Tanda-tanda konjungtivitis, yakni:

o   konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.

o   produksi air mata berlebihan (epifora).

o   kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup

akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas.

o   pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi nonspesifik

peradangan.

o   pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.

o   terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein).

o   dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah).

H.    Penatalaksanaan

Bila konjungtivitis disebabkan oleh mikroorganisme, pasien harus diajari

bagaimana cara menghindari kontraminasi mata yang sehat atau mata orang lain.

Perawat dapat memberikan intruksi pada pasien untuk tidak menggosok mata yang

sakit dan kemudian menyentuh mata yang sehat, mencuci tangan setelah setiap kali

memegang mata yang sakit, dan menggunakan kain lap, handuk, dan sapu tangan baru

yang terpisah untuk membersihkan mata yang sakit. Asuhan khusus harus dilakukan

oleh personal asuhan kesehatan guna mengindari penyebaran konjungtivitis antar

pasien.

Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab. Konjungtivitis

karena bakteri dapat diobati dengan sulfonamide (sulfacetamide 15 %) atau antibiotika

(Gentamycine 0,3 %; chlorampenicol 0,5 %). Konjungtivitis karena jamur sangat jarang

sedangkan konjungtivitis karena virus pengobatan terutama ditujukan untuk mencegah

terjadinya infeksi sekunder, konjungtivitis karena alergi di obati dengan antihistamin

Page 10: makalah konjungtivitis

(antazidine 0,5 %, rapazoline 0,05 %) atau kortikosteroid (misalnya dexametazone 0,1

%). Penanganannya dimulai dengan edukasi pasien untuk memperbaiki higiene kelopak

mata. Pembersihan kelopak 2 sampai 3 kali sehari dengan artifisial tears dan salep

dapat menyegarkan dan mengurangi gejala pada kasus ringan.

Pada kasus yang lebih berat dibutuhkan steroid topikal atau kombinasi

antibiotik-steroid. Sikloplegik hanya dibutuhkan apabila dicurigai adanya iritis. Pada

banyak kasus Prednisolon asetat (Pred forte), satu tetes, QID cukup efektif, tanpa

adanya kontraindikasi.

Apabila etiologinya dicurigai reaksi Staphylococcus atau acne rosasea,

diberikan Tetracycline oral 250 mg atau erythromycin 250 mg QID PO, bersama

dengan pemberian salep antibiotik topikal seperti bacitracin atau erythromycin sebelum

tidur. Metronidazole topikal (Metrogel) diberikan pada kulit TID juga efektif. Karena

tetracycline dapat merusak gigi pada anak-anak, sehingga kontraindikasi untuk usia di

bawah 10 tahun. Pada kasus ini, diganti dengan doxycycline 100 mg TID atau

erythromycin 250 mg QID PO. Terapi dilanjutkan 2 sampai 4 minggu. Pada kasus yang

dicurigai, pemeriksaan X-ray dada untuk menyingkirkan tuberkulosis.

I.       Pencegahan

Pencegahan dari konjungtivitis dapat dilakukan :

1.          Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau

mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.

2.          Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit

3.          Jangan menggunakan handuk atau lap bersama dengan penghuni rumah lain

4.          Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.

5.          Mengganti sarung bantal dan handuk dengan yang bersih setiap hari.

6.          Hindari berbagi bantal, handuk dan saputangan dengan orang lain.

7.          Usahakan tangan tidak megang-megang wajah (kecuali untuk keperluan tertentu), dan

hindari mengucek-ngucek mata.

8.          Bagi penderita konjungtivitis, hendaknya segera membuang tissue atau sejenisnya

setelah membersihkan kotoran mata.

Page 11: makalah konjungtivitis

J.      Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan

tersebut dibuat sediaan yang dicat dengan pengecatan gram atau giemsa dapat dijumpai

sel-sel radang polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada

pengecatan dengan giemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil. Pada pemeriksaan klinik

didapat adanya hiperemia konjungtiva, sekret atau getah mata dan edema konjungtiva.

K.    Komplikasi

Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan

kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi. Beberapa

komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani diantaranya:

1.      glaucoma

2.      katarak

3.      ablasi retina

4.      komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari blefaritis

seperti ekstropin, trikiasis

5.      komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea

6.      komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea adalah bila

sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di kornea yang dapat

mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi buta

7.      komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat

mengganggu penglihatan

Page 12: makalah konjungtivitis

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Konjungtivitis (konjungtivitis, pink eye) merupakan peradangan pada konjungtiva

(lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikro-

organisme (virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan

kimia.Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Oleh karena itu,

konjungtivitis terbagi menjadi beberapa tipe antara lain; Konjungtivitis  Bakteri,

Konjungtivitis  Bakteri Hiperakut, Konjungtivitis Viral, Konjungtivitis Alergi, dan

Konjungtivitis blenore. Manifestasi klinis yang dapat ditimbulkan pada pasien

konjungtivitis tergantung dari penyebab dan tipe yang diderita.  Pemeriksaan diagnostik

yang dapat dilihat seperti pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan

dengan giemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil.Pada pemeriksasan klinik didapat

adanya hiperemia konjungtiva, sekret atau getah mata dan edema konjungtiva.

Penatalaksanaan konjungtivitis dapat dilakukan dengan berbagai macam cara baik

penatalaksanaan medis maupun keperawatan. Karena konjungtivitis mudah ditularkan

dari orang ke orang, maka kita sebaiknya harus melakukan tindakan pencegahan seperti

tidak memakai peralatan secara bersamaan dengan penderita konjungtivitis, selalu

Page 13: makalah konjungtivitis

mencuci tangan setelah melakukan kontak langsung dengan penderita konjungtivitis,

dll. Prognosis konjungtivitis itu sendiri adalah Konjungtivitis pada umumnya self

limited disease artinya dapat sembuh dengan sendirinya maupun dengan pengobatan.

B.     Saran

Penulisan makalah  ini memuat saran-saran yang ditujukan ke berbagai pihak, antara

lain:

1.    Bagi pembaca, terutama mahasiswa keperawatan diharapkan dapat menggunakan

makalah ini sebagai referensi untuk menambah pengetahuan tentang asuhan

keperawatan pada Konjungtivitis.

2.    Bagi pembaca agar memperbaiki segala kekurangan yang terdapat pada makalah

ini, sehingga makalah ini dapat terbit dengan kondisi yang lebih baik.

http://diemazcaeem.blogspot.com/2011/05/konjungtivitis-viral.html

http://diemazcaeem.blogspot.com/2011/05/konjungtivitis-alergi.html