man tazakka september 2017 - laznas dewan dakwah · haflah dan kepedulian dewan dakwah. jejaring...

64
EDISI MUHARRAM 1439 H OKTOBER 2017 M TELAAH UTAMA BBC Bertaruh untuk Rohingya DAKWAH Hakikat dan Kiat Memenangkan Dakwah PAK NATSIR Fatsoen Politik Pak Natsir HALAL Stop Rokok dengan Cinta Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah

Upload: others

Post on 14-Jan-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI

MUHARRAM 1439 HOKTOBER 2017 M

TELAAH UTAMABBC Bertaruh untuk Rohingya

DAKWAHHakikat dan Kiat Memenangkan Dakwah

PAK NATSIRFatsoen Politik Pak Natsir

HALALStop Rokok dengan Cinta

Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah

Page 2: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

Jejaring LAZIS Dewan Da’wah

LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau

Jl. Todak/Gang Udang Putih No. 1 Pekanbaru

Telp. (0761) 7047378

Gedung Menara Da’wah Lt. 1

Jl. Kramat Raya No. 45, Jakarta Pusat - 10450

Telp. 021-31901233 | Fax. 021 390 3291

Gedung Dewan Da'wah Lt. 5

JL. Panjang No.12 Arteri Kelapa Dua, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat - 11530, Telp. (021) 5366 4954

Representatif Office Depok

Resto Hefchick, Komplek PELNI, Jl. Gama Setia Raya Blok A3

No.11, Bakti Jaya, Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat 16418

Page 3: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

Jejaring LAZIS Dewan Da’wah

LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau

Jl. Todak/Gang Udang Putih No. 1 Pekanbaru

Telp. (0761) 7047378

Gedung Menara Da’wah Lt. 1

Jl. Kramat Raya No. 45, Jakarta Pusat - 10450

Telp. 021-31901233 | Fax. 021 390 3291

Gedung Dewan Da'wah Lt. 5

JL. Panjang No.12 Arteri Kelapa Dua, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat - 11530, Telp. (021) 5366 4954

Representatif Office Depok

Resto Hefchick, Komplek PELNI, Jl. Gama Setia Raya Blok A3

No.11, Bakti Jaya, Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat 16418

Page 4: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

MANAJEMEN LAZISDEWAN DA'WAH

DAFTAR ISI

Direktur Eksekutif

Ade Salamun

Pemberdayaan dan Sinergi

Program

Asrofi Muslikhuddin

Administrasi dan Keuangan

Fitria Damayanti

Humas

Nurbowo

Fundrising

Ahmad Robyansah, M. Idris

Hairul Anwar, Ahmad Zuhdi

REDAKSI

Pemimpin Umum Redaksi

Ade Salamun

Pemimpin Redaksi

Nurbowo

Sidang Redaksi

KH. Syuhada Bahri

Ade Salamun

Nurbowo

Sekretaris Redaksi

Asrofi Muslikhuddin

Desain Grafis

Senyum Advertising

Sirkulasi

M. Said

Gedung Menara Da’wah Lt. 1

Jl. Kramat Raya No. 45, Jakarta Pusat - 10450

Telp. 021-31901233 | Fax. 021 390 3291

Gedung Dewan Da'wah Lantai 5,

Jalan Panjang No. 12 Arteri Kelapa Dua,

Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11530

DARI REDAKSI

3EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

riyati, gadis asal Kabanjahe, Kab Karo,

ASumatera Utara, dengan bersemangat

mengikuti mastama (masa ta’aruf mahasiwa)

STID (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah) Mohammad Natsir

di Kampus Tambun, Jawa Barat. Lelah dan nyeri di

perut tak ia pedulikan. Mahasiswi baru kelahiran 02

Januari 1997 ini bertekad menjadi da’iyah untuk

menggenapkan keutuhan keluarga besarnya.

Pardi, ayah Aryati, seorang berdarah Jawa-

Sumatera muslim yang berjuang sebagai pedagang

bubur di sekolahan. Ia menikahi Darmawati

Pangaribuan, petani mualaf dari dari Tapanuli.

Hingga kini, keluarga besar dari Darmawati

Pangaribuan, masih non-muslim. Ini yang menjadi

tantangan bagi Ariyati yang merupakan anak ke-2

dari empat bersaudara.

Ternyata, Ariyati bukan sekadar kelelahan

mengikuti mastama. Setelah diperiksa, baru ketahuan

ia mengidap usus buntu. Harus segera dioperasi.

Alhamdulillah, dengan dukungan Kampus STID,

pengurus Dewan Dakwah, dan donatur LAZNAS

Dewan Dakwah, Ariyati menjalani operasi dengan

sukses. Ibunya pun dapat menunggui sang putri.

Kita juga mendukung dan mendoakan yang terbaik

untuk Ketua Dewan Dakwah Jawa Timur Ustadz Tamat

Anshori yang sedang dalam masa penyembuhan dari

sakit. Pun untuk kesembuhan Ketua Majlis Syuro

Dewan Dakwah Jawa Barat Ustadz HM Daud

Gunawan dan istrinya, Ny Nurjannah, yang dirawat di

Rumah Sakit. Atas wafatnya Ny Husaini, istri karyawan

Dewan Dakwah Pusat Iwan Sukwantoro, kita

menyampaikan doa dan belasungkawa.

Wassalam,

Redaksi

DARI REDAKSI

3 Dewan Da'wah Peduli

SALAM

6 Rohingya Bagian dari Kita

KABAR

8 Haflah Kekeluargaan dan Kepedulian Dewan Dakwah

14 Dewan Dakwah Serukan Jihad Multidimensi Bela Rohingya

16 Forjim dan Dakta Titipkan Bantuan untuk Rohingya

18 Aliansi Kemanusiaan Indonesia Bantu Muslim Myanmar

20 Program Kaderisasi Seribu Ulama Berlanjut

22 Warga Banten Dukung Akademi Dakwah

24 Dewan Dakwah Gelar Training Guru Banten

26 Dewan Dakwah Gelar Silaturahim Dai Perbatasan Serumpun

29 Merdeka dari Air Parit

32 Santri Tahfidz Dewan Dakwah Kubu Raya Dibekali Lifeskill

34 Dewan Dakwah: Penguatan Fungsi Agama Jangan Jadi

Pelemahan

INSPIRASI DA’I

36 Ustadz Bey “Pendeta Islam” Naik Haji

TELAAH UTAMA

40 BBC Bertaruh untuk Rohingya

46 Presiden Wadah Malaysia: Muslim Rohingya Ahli Waris Arakhan

DAKWAH

48 Hakikat dan Kiat Memenangkan Dakwah

50 Selamat Datang di Fakultas yang Paling Tidak Laku

52 STID Mohammad Natsir dan Dakwah Pedalaman

PAK NATSIR

54 Cara Natsir Berpolitik Pakai Nurani dan Etika

HALAL

58 Hentikan Rokok demi Cinta

MAN TAZAKKA

H Tamat Anshori (tengah)

Ariyati mendapat bantuan dari Dewan Da’wah HM Daud Gunawan

Page 5: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

MANAJEMEN LAZISDEWAN DA'WAH

DAFTAR ISI

Direktur Eksekutif

Ade Salamun

Pemberdayaan dan Sinergi

Program

Asrofi Muslikhuddin

Administrasi dan Keuangan

Fitria Damayanti

Humas

Nurbowo

Fundrising

Ahmad Robyansah, M. Idris

Hairul Anwar, Ahmad Zuhdi

REDAKSI

Pemimpin Umum Redaksi

Ade Salamun

Pemimpin Redaksi

Nurbowo

Sidang Redaksi

KH. Syuhada Bahri

Ade Salamun

Nurbowo

Sekretaris Redaksi

Asrofi Muslikhuddin

Desain Grafis

Senyum Advertising

Sirkulasi

M. Said

Gedung Menara Da’wah Lt. 1

Jl. Kramat Raya No. 45, Jakarta Pusat - 10450

Telp. 021-31901233 | Fax. 021 390 3291

Gedung Dewan Da'wah Lantai 5,

Jalan Panjang No. 12 Arteri Kelapa Dua,

Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11530

DARI REDAKSI

3EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

riyati, gadis asal Kabanjahe, Kab Karo,

ASumatera Utara, dengan bersemangat

mengikuti mastama (masa ta’aruf mahasiwa)

STID (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah) Mohammad Natsir

di Kampus Tambun, Jawa Barat. Lelah dan nyeri di

perut tak ia pedulikan. Mahasiswi baru kelahiran 02

Januari 1997 ini bertekad menjadi da’iyah untuk

menggenapkan keutuhan keluarga besarnya.

Pardi, ayah Aryati, seorang berdarah Jawa-

Sumatera muslim yang berjuang sebagai pedagang

bubur di sekolahan. Ia menikahi Darmawati

Pangaribuan, petani mualaf dari dari Tapanuli.

Hingga kini, keluarga besar dari Darmawati

Pangaribuan, masih non-muslim. Ini yang menjadi

tantangan bagi Ariyati yang merupakan anak ke-2

dari empat bersaudara.

Ternyata, Ariyati bukan sekadar kelelahan

mengikuti mastama. Setelah diperiksa, baru ketahuan

ia mengidap usus buntu. Harus segera dioperasi.

Alhamdulillah, dengan dukungan Kampus STID,

pengurus Dewan Dakwah, dan donatur LAZNAS

Dewan Dakwah, Ariyati menjalani operasi dengan

sukses. Ibunya pun dapat menunggui sang putri.

Kita juga mendukung dan mendoakan yang terbaik

untuk Ketua Dewan Dakwah Jawa Timur Ustadz Tamat

Anshori yang sedang dalam masa penyembuhan dari

sakit. Pun untuk kesembuhan Ketua Majlis Syuro

Dewan Dakwah Jawa Barat Ustadz HM Daud

Gunawan dan istrinya, Ny Nurjannah, yang dirawat di

Rumah Sakit. Atas wafatnya Ny Husaini, istri karyawan

Dewan Dakwah Pusat Iwan Sukwantoro, kita

menyampaikan doa dan belasungkawa.

Wassalam,

Redaksi

DARI REDAKSI

3 Dewan Da'wah Peduli

SALAM

6 Rohingya Bagian dari Kita

KABAR

8 Haflah Kekeluargaan dan Kepedulian Dewan Dakwah

14 Dewan Dakwah Serukan Jihad Multidimensi Bela Rohingya

16 Forjim dan Dakta Titipkan Bantuan untuk Rohingya

18 Aliansi Kemanusiaan Indonesia Bantu Muslim Myanmar

20 Program Kaderisasi Seribu Ulama Berlanjut

22 Warga Banten Dukung Akademi Dakwah

24 Dewan Dakwah Gelar Training Guru Banten

26 Dewan Dakwah Gelar Silaturahim Dai Perbatasan Serumpun

29 Merdeka dari Air Parit

32 Santri Tahfidz Dewan Dakwah Kubu Raya Dibekali Lifeskill

34 Dewan Dakwah: Penguatan Fungsi Agama Jangan Jadi

Pelemahan

INSPIRASI DA’I

36 Ustadz Bey “Pendeta Islam” Naik Haji

TELAAH UTAMA

40 BBC Bertaruh untuk Rohingya

46 Presiden Wadah Malaysia: Muslim Rohingya Ahli Waris Arakhan

DAKWAH

48 Hakikat dan Kiat Memenangkan Dakwah

50 Selamat Datang di Fakultas yang Paling Tidak Laku

52 STID Mohammad Natsir dan Dakwah Pedalaman

PAK NATSIR

54 Cara Natsir Berpolitik Pakai Nurani dan Etika

HALAL

58 Hentikan Rokok demi Cinta

MAN TAZAKKA

H Tamat Anshori (tengah)

Ariyati mendapat bantuan dari Dewan Da’wah HM Daud Gunawan

Page 6: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

AKTIFITAS PENDISTRIBUSIANQurban yang dihimpun baik dari dalam

negeri maupun luar negeri didistribusikan ke

daerah binaan da`wah diseluruh Indonesia,

antara lain wilayah terluar Indonesia, seperti :

• Pulau Nias, Sumatera Utara

• Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat

• Pulau Enggano, Bengkulu

• Perbatasan RI – Malaysia di Sambas,

Kalimantan Barat

• Perbatasan RI – Timor Leste di Atambua, Nusa

Tenggara Timur

Di wilayah rawan konversi aqidah, seperti :

• Daerah Gunung Kidul, Yogyakarta

• Daerah Magelang, Jawa Tengah

• Daerah Lereng Merapi, Jawa Tengah

• Daerah Blitar Selatan, Jawa Timur

• Daerah Sukabumi, Jawa Barat

Di wilayah Korban Bencana, seperti : Korban

Bencana Gunung Sinabung di Kabupaten Karo,

Sumatera Utara

Di wilayah pedalaman nusantara, seperti :

• Pulau Seram di Maluku

• Pulau Buru di Maluku

• SoE di Nusa Tenggara Timur

• Pulau Kangge, Alor, NTT

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM QURBAN MULTI MANFAAT

LAZNAS DEWAN DA`WAH TAHUN 2017

TABEL SEBARAN TOTAL HEWAN QURBAN

*) Jumlah alokasi disesuaikan dengan harga ternak

setempat dan tingkat kesulitan penyediaan ternak serta

pelaksanaan qurban.

JANGKAUAN DISTRIBUSI QURBAN

JUMLAH PERKIRAAN

PENERIMA MANFAAT

Page 7: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

AKTIFITAS PENDISTRIBUSIANQurban yang dihimpun baik dari dalam

negeri maupun luar negeri didistribusikan ke

daerah binaan da`wah diseluruh Indonesia,

antara lain wilayah terluar Indonesia, seperti :

• Pulau Nias, Sumatera Utara

• Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat

• Pulau Enggano, Bengkulu

• Perbatasan RI – Malaysia di Sambas,

Kalimantan Barat

• Perbatasan RI – Timor Leste di Atambua, Nusa

Tenggara Timur

Di wilayah rawan konversi aqidah, seperti :

• Daerah Gunung Kidul, Yogyakarta

• Daerah Magelang, Jawa Tengah

• Daerah Lereng Merapi, Jawa Tengah

• Daerah Blitar Selatan, Jawa Timur

• Daerah Sukabumi, Jawa Barat

Di wilayah Korban Bencana, seperti : Korban

Bencana Gunung Sinabung di Kabupaten Karo,

Sumatera Utara

Di wilayah pedalaman nusantara, seperti :

• Pulau Seram di Maluku

• Pulau Buru di Maluku

• SoE di Nusa Tenggara Timur

• Pulau Kangge, Alor, NTT

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM QURBAN MULTI MANFAAT

LAZNAS DEWAN DA`WAH TAHUN 2017

TABEL SEBARAN TOTAL HEWAN QURBAN

*) Jumlah alokasi disesuaikan dengan harga ternak

setempat dan tingkat kesulitan penyediaan ternak serta

pelaksanaan qurban.

JANGKAUAN DISTRIBUSI QURBAN

JUMLAH PERKIRAAN

PENERIMA MANFAAT

Page 8: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 7 MAN TAZAKKA

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M6 MAN TAZAKKA

SALAMSALAM

erang-terangan, juru bicara

Ttentara Burma (Myanmar), Zaw

Htay, mengungkapkan, dari

target operasi pembersihan sebanyak

471 desa Rohingya di Arakan sejak

akhir Agustus lalu, sudah 176 desa

yang kosong dan menyusul 34 desa

lainnya (The Guardian, 13/09/2017).

Sekitar 370.000 penduduk desa

kosong tersebut, melarikan diri

melalui darat dan laut serta sungai,

melintasi perbatasan Bangladesh.

Sebagian dari mereka menjadi

‘’manusia perahu’’.

Manusia perahu (boat people)

Rohingya kita kenal sejak 2009, ketika

mereka terdampar di Idi Rayeuk

(Aceh Timur), Sabang, dan Nagan

Raya. Jumlah mereka saat itu 443

jiwa. Kemudian pada 2013, boat

people dari Rohingya terdampar di

Lhokseumawe, jumlahnya 130 jiwa.

Dan pada 2015, jumlah mereka

mencapai 1.300 jiwa, menepi di

Seuneuddon (Aceh Utara) dan Kuala

Langsa.

LAZNAS Dewan Dakwah sempat

membantu para pengungsi di tiga

kamp di Aceh tersebut, sebelum

mereka dimasukkan dalam

penampungan imigrasi.

Selain mengarungi Samudera

Indonesia, manusia perahu Rohingya

juga melintasi Sungai Naf. Untuk

menghindari serbuan junta militer

dan ekstrimis sipil Myanmar, warga

muslim Rohingya nekad

menyeberangi sungai yang berhulu di

Bukit Myanmar dan berhilir di teluk

Bengali itu.

Sisi kiri Sungai Naf masuk wilayah

Myanmar, dan seberangnya masuk

Bangladesh. Sungai ini lebarnya

antara 1,61 hingga 3,22 km dengan

kedalaman antara 39 sampai 120

meter.

Jangankan dengan perahu kayu

kecil yang penuh sesak, sebagian

pengungsi Rohingya bahkan nekad

menyeberangi sungai dengan

berenang sekeluarga. Termasuk

membawa bayi mereka.

Tak ayal, Sungai Naf jadi semacam

‘’kuburan’’ buat Rohingya. Misalnya

pada Februari 1992, paramiliter

Myanmar Lun Htin membunuh 20

warga Rohingya yang bermaksud

menyeberang ke Bangladesh. Lalu

pada Januari 2005, patroli perbatasan

Burma menembaki 50 boat yang

mengangkut pengungsi Rohingya.

Sebanyak 70 pengungsi gugur

karenanya. Dan kini, sudah hampir

100 pengungsi Rohingya meninggal

di Sungai Naf, baik akibat diserang

Ustadz Ade SalamunDirektur Eksekutif LAZIS Dewan Da'wah

Rohingya Bagian dari Kita

maupun tenggelam.

Maka sebuah pesan viral melalui

medsos mengatakan, cukuplah jika

kita merasa manusia, untuk dapat

berempati pada penderitaan

Rohingya. Terlebih bagi muslim,

kepedulian pada Rohingya niscaya

menjadi keharusan. Sebab mereka

adalah saudara seiman.

Rohingya adalah etnis muslim di

Myanmar yang sudah berabad-abad

tinggal menetap di negara bagian

Arakan, Myanmar. Islam di Rohingya

berkembang dengan kedatangan

para juru dakwah sejak abad ke-8

Masehi.

Shah Barid Khan dalam bukunya

yang berjudul "Mohammad Hanifa O

Khaira Pari" (yang ditulis sekitar

tahun 1517-1550), mencatat, kafilah

yang dipimpin putra Ali bin Abi Thalib

ra yaitu Muhammad Abu Abdullah

atau yang lebih dikenal sebagai

Muhammad Al Hanafiah, datang ke

Arakan sebagai dai. Ia kemudian

menikahi Ratu Kaiyapuri, dan tinggal

di daerah Mayu Range (sekitar Sungai

Naf).

Pribumi dan keturunan asimilasi

Kafilah Muhammad Al Hanafiah itulah

yang merupakan masyarakat muslim

Rohingya di Arakan. Jumlah muslim

Rohingya terus berkembang seiring

dengan pesatnya dakwah di sana,

terutama pada masa Kekuasaan

Dinasti Mrauk-U (1430-1784).

Nama “Arakan”, menurut Ulama

Rohingya, berasal dari kata أ ركان

yang merupakan bentuk jamak dari

“al-rukun”, yang artinya pilar, prinsip,

sendi, atau asas.

Namun pada masa kekuasaan

pemerintahan Myanmar (1948-

sekarang), nama Arakan diganti

menjadi Rakhine State. Ibukota

Arakan yang semula adalah Akyab

juga diganti menjadi Sittwe.

Dan kini, muslim Rohingya

menjadi manusia paling teraniaya di

muka bumi. Demikian menurut

Tomas Ojea Quintana, Utusan Khusus

PBB untuk Myanmar.

Rohingya adalah kita, sesuai pesan

Al Quran dalam Surah Al-Hujuraat

ayat 10. Hal ini ditegaskan oleh Nabi

Muhammad SAW: “Perumpamaan

orang-orang mukmin dalam berkasih

sayang bagaikan satu tubuh, apabila

satu anggota badan merintih

kesakitan, makan sekujur badan akan

merasakan panas dan demam” (HR

Muslim).

“Siapa yang menyelesaikan

problem seorang mukmin di dunia,

maka Allah SWT akan menyelesaikan

problemnya di akhirat, siapa yang

memudahkan orang yang kesulitan,

maka Allah SWT akan memberikan

kemudahan padanya di dunia dan di

akhirat... dan Allah SWT senantiasa

akan menolong hamba-Nya selama ia

menolong saudaranya” (HR Muslim).

Alhamdulillah, LAZNAS Dewan

Dakwah pun ‘’kebanjiran’’ titipan

simpati untuk Rohingya dari Bangsa

Indonesia, baik secara pribadi,

komunitas, maupun perusahaan.

Sejak Idul Adha lalu, secara

bertahap bantuan sudah disalurkan

dalam bentuk sapi qurban,

pembangunan mushola sekaligus

madrasah, pengadaan sumur air

bersih, tunjangan guru ngaji, dan

logistik pengungsi di Cox’s Bazar,

Bangladesh.

Perkembangan lebih detil insya

Allah akan dilaporkan Tim LAZNAS

Dewan Dakwah yang baru saja

berangkat ke lokasi pengungsi

Rohingya di Bangladesh tersebut.

Semoga berkah harta yang Anda

infakkan di jalan Allah maupun yang

dinafkahkan untuk keluarga.[]

Page 9: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 7 MAN TAZAKKA

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M6 MAN TAZAKKA

SALAMSALAM

erang-terangan, juru bicara

Ttentara Burma (Myanmar), Zaw

Htay, mengungkapkan, dari

target operasi pembersihan sebanyak

471 desa Rohingya di Arakan sejak

akhir Agustus lalu, sudah 176 desa

yang kosong dan menyusul 34 desa

lainnya (The Guardian, 13/09/2017).

Sekitar 370.000 penduduk desa

kosong tersebut, melarikan diri

melalui darat dan laut serta sungai,

melintasi perbatasan Bangladesh.

Sebagian dari mereka menjadi

‘’manusia perahu’’.

Manusia perahu (boat people)

Rohingya kita kenal sejak 2009, ketika

mereka terdampar di Idi Rayeuk

(Aceh Timur), Sabang, dan Nagan

Raya. Jumlah mereka saat itu 443

jiwa. Kemudian pada 2013, boat

people dari Rohingya terdampar di

Lhokseumawe, jumlahnya 130 jiwa.

Dan pada 2015, jumlah mereka

mencapai 1.300 jiwa, menepi di

Seuneuddon (Aceh Utara) dan Kuala

Langsa.

LAZNAS Dewan Dakwah sempat

membantu para pengungsi di tiga

kamp di Aceh tersebut, sebelum

mereka dimasukkan dalam

penampungan imigrasi.

Selain mengarungi Samudera

Indonesia, manusia perahu Rohingya

juga melintasi Sungai Naf. Untuk

menghindari serbuan junta militer

dan ekstrimis sipil Myanmar, warga

muslim Rohingya nekad

menyeberangi sungai yang berhulu di

Bukit Myanmar dan berhilir di teluk

Bengali itu.

Sisi kiri Sungai Naf masuk wilayah

Myanmar, dan seberangnya masuk

Bangladesh. Sungai ini lebarnya

antara 1,61 hingga 3,22 km dengan

kedalaman antara 39 sampai 120

meter.

Jangankan dengan perahu kayu

kecil yang penuh sesak, sebagian

pengungsi Rohingya bahkan nekad

menyeberangi sungai dengan

berenang sekeluarga. Termasuk

membawa bayi mereka.

Tak ayal, Sungai Naf jadi semacam

‘’kuburan’’ buat Rohingya. Misalnya

pada Februari 1992, paramiliter

Myanmar Lun Htin membunuh 20

warga Rohingya yang bermaksud

menyeberang ke Bangladesh. Lalu

pada Januari 2005, patroli perbatasan

Burma menembaki 50 boat yang

mengangkut pengungsi Rohingya.

Sebanyak 70 pengungsi gugur

karenanya. Dan kini, sudah hampir

100 pengungsi Rohingya meninggal

di Sungai Naf, baik akibat diserang

Ustadz Ade SalamunDirektur Eksekutif LAZIS Dewan Da'wah

Rohingya Bagian dari Kita

maupun tenggelam.

Maka sebuah pesan viral melalui

medsos mengatakan, cukuplah jika

kita merasa manusia, untuk dapat

berempati pada penderitaan

Rohingya. Terlebih bagi muslim,

kepedulian pada Rohingya niscaya

menjadi keharusan. Sebab mereka

adalah saudara seiman.

Rohingya adalah etnis muslim di

Myanmar yang sudah berabad-abad

tinggal menetap di negara bagian

Arakan, Myanmar. Islam di Rohingya

berkembang dengan kedatangan

para juru dakwah sejak abad ke-8

Masehi.

Shah Barid Khan dalam bukunya

yang berjudul "Mohammad Hanifa O

Khaira Pari" (yang ditulis sekitar

tahun 1517-1550), mencatat, kafilah

yang dipimpin putra Ali bin Abi Thalib

ra yaitu Muhammad Abu Abdullah

atau yang lebih dikenal sebagai

Muhammad Al Hanafiah, datang ke

Arakan sebagai dai. Ia kemudian

menikahi Ratu Kaiyapuri, dan tinggal

di daerah Mayu Range (sekitar Sungai

Naf).

Pribumi dan keturunan asimilasi

Kafilah Muhammad Al Hanafiah itulah

yang merupakan masyarakat muslim

Rohingya di Arakan. Jumlah muslim

Rohingya terus berkembang seiring

dengan pesatnya dakwah di sana,

terutama pada masa Kekuasaan

Dinasti Mrauk-U (1430-1784).

Nama “Arakan”, menurut Ulama

Rohingya, berasal dari kata أ ركان

yang merupakan bentuk jamak dari

“al-rukun”, yang artinya pilar, prinsip,

sendi, atau asas.

Namun pada masa kekuasaan

pemerintahan Myanmar (1948-

sekarang), nama Arakan diganti

menjadi Rakhine State. Ibukota

Arakan yang semula adalah Akyab

juga diganti menjadi Sittwe.

Dan kini, muslim Rohingya

menjadi manusia paling teraniaya di

muka bumi. Demikian menurut

Tomas Ojea Quintana, Utusan Khusus

PBB untuk Myanmar.

Rohingya adalah kita, sesuai pesan

Al Quran dalam Surah Al-Hujuraat

ayat 10. Hal ini ditegaskan oleh Nabi

Muhammad SAW: “Perumpamaan

orang-orang mukmin dalam berkasih

sayang bagaikan satu tubuh, apabila

satu anggota badan merintih

kesakitan, makan sekujur badan akan

merasakan panas dan demam” (HR

Muslim).

“Siapa yang menyelesaikan

problem seorang mukmin di dunia,

maka Allah SWT akan menyelesaikan

problemnya di akhirat, siapa yang

memudahkan orang yang kesulitan,

maka Allah SWT akan memberikan

kemudahan padanya di dunia dan di

akhirat... dan Allah SWT senantiasa

akan menolong hamba-Nya selama ia

menolong saudaranya” (HR Muslim).

Alhamdulillah, LAZNAS Dewan

Dakwah pun ‘’kebanjiran’’ titipan

simpati untuk Rohingya dari Bangsa

Indonesia, baik secara pribadi,

komunitas, maupun perusahaan.

Sejak Idul Adha lalu, secara

bertahap bantuan sudah disalurkan

dalam bentuk sapi qurban,

pembangunan mushola sekaligus

madrasah, pengadaan sumur air

bersih, tunjangan guru ngaji, dan

logistik pengungsi di Cox’s Bazar,

Bangladesh.

Perkembangan lebih detil insya

Allah akan dilaporkan Tim LAZNAS

Dewan Dakwah yang baru saja

berangkat ke lokasi pengungsi

Rohingya di Bangladesh tersebut.

Semoga berkah harta yang Anda

infakkan di jalan Allah maupun yang

dinafkahkan untuk keluarga.[]

Page 10: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M8 MAN TAZAKKA

KABAR

ewan Dakwah Islamiyah Indonesia menggelar

DSilaturahim Keluarga Besar Dewan Dakwah pada

Sabtu (29/07/2017). Acara yang diikuti ratusan

pengurus dan anggota serta undangan Dewan Dakwah ini

berlangsung di Aula Masjid Al Furqan, Kompleks Menara

Dakwah, Jl Kramat Raya 45, Senen, Jakarta Pusat.

Hadir dalam silaturahim bertajuk "Memperkokoh

Ukhuwah, Membangun Sinergi Menuju Kebangkitan

Ekonomi Umat" ini sejumlah tokoh Dewan Dakwah seperti

KH A Cholil Ridwan, Dr H Muchtar Luthfi, KH Syuhada

Bahri, KH Abbas Aula, Ustaz Oma Rahmad Rasyid, dan

Ketua LAZIS Dewan Dakwah H Ade Salamun serta

sejumlah tokoh lainnya.

Turut hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh senior

dan keluarga besar pendiri Dewan Dakwah seperti Dr H

Muchtar Luthfi dan Budayawan Muslim, Taufik Ismail.

Bertindak sebagai penceramah, Pembina Dewan

Dakwah dan mantan Ketua Baznas Prof Dr KH Didin

Hafidhuddin.

Dalam silaturrahim ini juga diundang jamaah haji KBIH

Haflah Kekeluargaan dan Kepedulian Dewan Dakwah

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 9 MAN TAZAKKA

KABAR

Dewan Dakwah, Hudaya Safari, dan sejumlah donatur

LAZIS Dewan Dakwah. Wakil Ketua Baznas Dr Zainul Bahar

Noor juga mengikuti sampai selesai.

Ketua Umum Dewan Dakwah, Mohammad Siddik,

dalam sambutannya menyinggung beragam persoalan

yang dihadapi oleh umat dewasa ini. Baik persoalan umat

Islam dalam negeri, mulai dari soal Perppu Ormas hingga

ke soal ekonomi umat, sampai persoalan umat Islam

Internasional, seperti Rohingya, Xinjiang dan Kashmir.

Siddik juga mengingatkan, pendirian Dewan Dakwah

oleh mantan Perdana Menteri Mohammad Natsir dan

kawan-kawan pada 1967 silam adalah untuk

menyelesaikan hal-hal yang tidak bisa diselesaikan dengan

politik. Seperti diketahui, M Natsir dan kawan-kawannya

adalah para politisi mantan pemimpin Partai Islam

Masyumi yang legendaris itu.

Dewan Dakwah, kata Siddik, juga didirikan oleh tokoh-

tokoh dengan beragam latar belakang. Ada yang berasal

dari Muhammadiyah, Persis, dan juga NU. "Karena itu cara

beribadahnya pun di Dewan Dakwah juga beragam," kata

Siddik.

Karena sejarahnya yang cukup panjang, Siddik

mengatakan, selama ini ada anggapan jika sebuah

persoalan sudah disepakati NU dan Muhammadiyah, maka

selesailah masalah itu. "Ingat, ada ormas ketiga. Kita bisa

katakan Dewan Dakwah adalah ormas ketiga setelah NU

dan Muhammadiyah," katanya.

Dalam dunia ormas pun, lanjut Siddik, kini Dewan

Dakwah juga aktif terlibat dalam Majelis Ormas Islam.

Dana Haji untuk Pembangunan

Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

menilai penggunaan dana haji untuk biaya pembangunan

infrastruktur tidaklah tepat. Menurutnya, dana tersebut

lebih baik dan lebih logis digunakan untuk fasilitas jamaah

Page 11: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M8 MAN TAZAKKA

KABAR

ewan Dakwah Islamiyah Indonesia menggelar

DSilaturahim Keluarga Besar Dewan Dakwah pada

Sabtu (29/07/2017). Acara yang diikuti ratusan

pengurus dan anggota serta undangan Dewan Dakwah ini

berlangsung di Aula Masjid Al Furqan, Kompleks Menara

Dakwah, Jl Kramat Raya 45, Senen, Jakarta Pusat.

Hadir dalam silaturahim bertajuk "Memperkokoh

Ukhuwah, Membangun Sinergi Menuju Kebangkitan

Ekonomi Umat" ini sejumlah tokoh Dewan Dakwah seperti

KH A Cholil Ridwan, Dr H Muchtar Luthfi, KH Syuhada

Bahri, KH Abbas Aula, Ustaz Oma Rahmad Rasyid, dan

Ketua LAZIS Dewan Dakwah H Ade Salamun serta

sejumlah tokoh lainnya.

Turut hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh senior

dan keluarga besar pendiri Dewan Dakwah seperti Dr H

Muchtar Luthfi dan Budayawan Muslim, Taufik Ismail.

Bertindak sebagai penceramah, Pembina Dewan

Dakwah dan mantan Ketua Baznas Prof Dr KH Didin

Hafidhuddin.

Dalam silaturrahim ini juga diundang jamaah haji KBIH

Haflah Kekeluargaan dan Kepedulian Dewan Dakwah

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 9 MAN TAZAKKA

KABAR

Dewan Dakwah, Hudaya Safari, dan sejumlah donatur

LAZIS Dewan Dakwah. Wakil Ketua Baznas Dr Zainul Bahar

Noor juga mengikuti sampai selesai.

Ketua Umum Dewan Dakwah, Mohammad Siddik,

dalam sambutannya menyinggung beragam persoalan

yang dihadapi oleh umat dewasa ini. Baik persoalan umat

Islam dalam negeri, mulai dari soal Perppu Ormas hingga

ke soal ekonomi umat, sampai persoalan umat Islam

Internasional, seperti Rohingya, Xinjiang dan Kashmir.

Siddik juga mengingatkan, pendirian Dewan Dakwah

oleh mantan Perdana Menteri Mohammad Natsir dan

kawan-kawan pada 1967 silam adalah untuk

menyelesaikan hal-hal yang tidak bisa diselesaikan dengan

politik. Seperti diketahui, M Natsir dan kawan-kawannya

adalah para politisi mantan pemimpin Partai Islam

Masyumi yang legendaris itu.

Dewan Dakwah, kata Siddik, juga didirikan oleh tokoh-

tokoh dengan beragam latar belakang. Ada yang berasal

dari Muhammadiyah, Persis, dan juga NU. "Karena itu cara

beribadahnya pun di Dewan Dakwah juga beragam," kata

Siddik.

Karena sejarahnya yang cukup panjang, Siddik

mengatakan, selama ini ada anggapan jika sebuah

persoalan sudah disepakati NU dan Muhammadiyah, maka

selesailah masalah itu. "Ingat, ada ormas ketiga. Kita bisa

katakan Dewan Dakwah adalah ormas ketiga setelah NU

dan Muhammadiyah," katanya.

Dalam dunia ormas pun, lanjut Siddik, kini Dewan

Dakwah juga aktif terlibat dalam Majelis Ormas Islam.

Dana Haji untuk Pembangunan

Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

menilai penggunaan dana haji untuk biaya pembangunan

infrastruktur tidaklah tepat. Menurutnya, dana tersebut

lebih baik dan lebih logis digunakan untuk fasilitas jamaah

Page 12: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M10 MAN TAZAKKA

KABAR

haji Indonesia di Tanah Suci.

Keinginan menginvestasikan dana haji ke sektor

infrastruktur disampaikan Presiden Joko Widodo usai

melantik anggota Dewan Pengawas dan Anggota Badan

Pelaksana Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Istana

Negara, Jakarta, Rabu (26/07/2017).

Menurut Jokowi, keuntungan dari investasi tersebut bisa

dipakai untuk mensubsidi ongkos dan biaya haji sehingga

lebih terjangkau oleh masyarakat. Menurut Jokowi, cara

seperti ini sudah dipakai di negara lain seperti Malaysia.

Padahal, sebagaimana diketahui jumlah jamaah haji

Indonesia kurang lebih 216.000 orang pertahun. Setiap

tahunnya jamaah haji mengalami banyak masalah

kesehatan, dari yang ringan hingga membutuhkan

penanganan medis bahkan hingga meninggal dunia.

Selama ini, penanganan kesehatan jamaah haji

Indonesia dinilai kurang memadai. Setiap jamaah hanya

didampingi dengan seorang dokter tanpa ada fasilitas

permanen yang mendukung. Pengadaaan rumah sakit dan

fasilitas kesehatan tersebut tidak hanya dipergunakan saat

haji, bahkan untuk menunjang jamaah Umrah sepanjang

tahun.

“Tidak tepat membangun infrastruktur dengan dana

haji. Lebih baik bangun Rumah Sakit Indonesia di sana,

penginapan Indonesia, pesawat khusus haji dan fasilitas

lainnya. Sekarang ini Pemerintah seharusnya lebih banyak

memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan jamaah

haji,” tegas Siddik.

Selanjutnya, mantan Direktur Islamic Development Bank

(IDB) ini mengatakan, ekonomi makro saat ini terlihat

menguntungkan kapitalis besar dan nampak jelas berbagi

sumber daya alam, sedangkan ekonomi mikro atau retail

telah terbukti menggerakkan masyarakat bangsa kita terus

menerus.

Sebagai contoh, China menurutnya sebagai negara

terbesar yang menguasai ekonomi dunia; sejumlah

produknya tersebar di berbagai negara yang penduduknya

mayoritas muslim maupun non-muslim. Padahal, faktanya

mereka sendiri sangat tidak ramah dengan Islam. Daerah

perbatasan China Xinjiang; penduduknya didiskriminasi

dengan berbagai peraturan yang ketat lantaran mereka

muslim.

Politik dan Dakwah

Pembina Dewan Dakwah KH A Cholil Ridwan, mewakili

Ketua Dewan Pembina Prof AM Saefuddin yang

berhalangan hadir, dalam pidato singkatnya mengingatkan

tentang menyatunya Islam, dakwah dan politik.

Islam, kata Kyai Cholil, tidak dapat dipisahkan dari

politik, ekonomi, muamalah, dan dakwah. Karena itu ia

menyarankan agar anggota Dewan Dakwah sebagai

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 11 MAN TAZAKKA

KABAR

individu ikut terjun dalam politik dengan aktif di partai

politik Islam yang ideologis.

"Ingat pesan Pak Nasir, umat Islam tidak boleh buta

politik sebab kalau buta politik kita akan digilas oleh politik

itu sendiri," katanya.

Soal partai yang bisa dimasuki kader Dewan Dakwah,

Kyai Cholil menyebut bisa Partai Bulan Bintang (PBB),

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan

Pembangunan (PPP). "Atau kita bisa dirikan partai politik

baru yang Islami dan ideologis," kata kyai alumni Gontor

dan Universitas Islam Madinah ini.

"Saya berterima kasih kepada Dewan Dakwah. Saya

tidak pernah membesarkan Dewan Dakwah, tetapi saya

dibesarkan Dewan Dakwah," ungkap dia.

Kyai Cholil menyebut, upaya Dewan Dakwah

membesarkan dirinya itu antara lain karena sebagai

pimpinan Dewan Dakwah ia pernah diangkat menjadi

salah satu Ketua MUI Pusat selama dua periode, 2005

hingga 2015. Demikian pula dengan pembangunan

Pesantren Husnayain yang ia pimpin juga berdiri atas

bantuan Dewan Dakwah.

Dana Palestina

Dalam kesempatan itu, Kyai Cholil juga memandu

penggalangan dana untuk membantu umat Islam di

Palestina. Dimulai dari dirinya yang mengeluarkan uang

cash ke sebuah kotak infak, ia lalu meminta semua yang

hadir untuk menyebutkan jumlah infaknya.

Bukan hanya itu, panitia juga melelang miniatur Masjid

Al Aqsha yang dibawakan langsung oleh seorang Syaikh

dari Palestina.

Di akhir acara, diumumkan infak cash untuk Palestina

terkumpul sekitar Rp87 juta.

Selain bantuan yang bersifat karitas, donasi Indonesia

melalui LAZIS Dewan Dakwah sebelumnya juga telah

digunakan untuk membangun sumur air bersih di Bayt

Hanoun Hospital, Al Shiffa Hospital, dan Khadija Yatim

School. Juga mengadakan mobil ambulans senilai 560 juta.

Tiga Pilar Ekonomi

Mantan Ketua Baznas Prof Dr KH Didin Hafidhuddin,

dalam ceramahnya menyampaikan tema ekonomi Islam.

Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun

Bogor itu menjelaskan tiga pilar utama dalam sistem

ekonomi Islam. Ketiganya adalah sektor riil, terutama jual

beli (al-ba'i), sektor keuangan syariah dan sektor Zakat,

Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF). Umat Islam, kata Kyai

Didin, akan maju perekonomiannya bila tiga sektor itu

dikelola secara profesional.

"Dalam jual beli atau al-ba'i, pastikan umat Islam

membeli di toko Muslim. Jangan kalau beli apa-apa ke

toko non-Muslim, giliran beli gorengan beli ke Muslim itu

pun nawar," kata Kyai Didin.

Jual beli dengan orang non-Muslim, jelas Ketua Umum

Page 13: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M10 MAN TAZAKKA

KABAR

haji Indonesia di Tanah Suci.

Keinginan menginvestasikan dana haji ke sektor

infrastruktur disampaikan Presiden Joko Widodo usai

melantik anggota Dewan Pengawas dan Anggota Badan

Pelaksana Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Istana

Negara, Jakarta, Rabu (26/07/2017).

Menurut Jokowi, keuntungan dari investasi tersebut bisa

dipakai untuk mensubsidi ongkos dan biaya haji sehingga

lebih terjangkau oleh masyarakat. Menurut Jokowi, cara

seperti ini sudah dipakai di negara lain seperti Malaysia.

Padahal, sebagaimana diketahui jumlah jamaah haji

Indonesia kurang lebih 216.000 orang pertahun. Setiap

tahunnya jamaah haji mengalami banyak masalah

kesehatan, dari yang ringan hingga membutuhkan

penanganan medis bahkan hingga meninggal dunia.

Selama ini, penanganan kesehatan jamaah haji

Indonesia dinilai kurang memadai. Setiap jamaah hanya

didampingi dengan seorang dokter tanpa ada fasilitas

permanen yang mendukung. Pengadaaan rumah sakit dan

fasilitas kesehatan tersebut tidak hanya dipergunakan saat

haji, bahkan untuk menunjang jamaah Umrah sepanjang

tahun.

“Tidak tepat membangun infrastruktur dengan dana

haji. Lebih baik bangun Rumah Sakit Indonesia di sana,

penginapan Indonesia, pesawat khusus haji dan fasilitas

lainnya. Sekarang ini Pemerintah seharusnya lebih banyak

memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan jamaah

haji,” tegas Siddik.

Selanjutnya, mantan Direktur Islamic Development Bank

(IDB) ini mengatakan, ekonomi makro saat ini terlihat

menguntungkan kapitalis besar dan nampak jelas berbagi

sumber daya alam, sedangkan ekonomi mikro atau retail

telah terbukti menggerakkan masyarakat bangsa kita terus

menerus.

Sebagai contoh, China menurutnya sebagai negara

terbesar yang menguasai ekonomi dunia; sejumlah

produknya tersebar di berbagai negara yang penduduknya

mayoritas muslim maupun non-muslim. Padahal, faktanya

mereka sendiri sangat tidak ramah dengan Islam. Daerah

perbatasan China Xinjiang; penduduknya didiskriminasi

dengan berbagai peraturan yang ketat lantaran mereka

muslim.

Politik dan Dakwah

Pembina Dewan Dakwah KH A Cholil Ridwan, mewakili

Ketua Dewan Pembina Prof AM Saefuddin yang

berhalangan hadir, dalam pidato singkatnya mengingatkan

tentang menyatunya Islam, dakwah dan politik.

Islam, kata Kyai Cholil, tidak dapat dipisahkan dari

politik, ekonomi, muamalah, dan dakwah. Karena itu ia

menyarankan agar anggota Dewan Dakwah sebagai

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 11 MAN TAZAKKA

KABAR

individu ikut terjun dalam politik dengan aktif di partai

politik Islam yang ideologis.

"Ingat pesan Pak Nasir, umat Islam tidak boleh buta

politik sebab kalau buta politik kita akan digilas oleh politik

itu sendiri," katanya.

Soal partai yang bisa dimasuki kader Dewan Dakwah,

Kyai Cholil menyebut bisa Partai Bulan Bintang (PBB),

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan

Pembangunan (PPP). "Atau kita bisa dirikan partai politik

baru yang Islami dan ideologis," kata kyai alumni Gontor

dan Universitas Islam Madinah ini.

"Saya berterima kasih kepada Dewan Dakwah. Saya

tidak pernah membesarkan Dewan Dakwah, tetapi saya

dibesarkan Dewan Dakwah," ungkap dia.

Kyai Cholil menyebut, upaya Dewan Dakwah

membesarkan dirinya itu antara lain karena sebagai

pimpinan Dewan Dakwah ia pernah diangkat menjadi

salah satu Ketua MUI Pusat selama dua periode, 2005

hingga 2015. Demikian pula dengan pembangunan

Pesantren Husnayain yang ia pimpin juga berdiri atas

bantuan Dewan Dakwah.

Dana Palestina

Dalam kesempatan itu, Kyai Cholil juga memandu

penggalangan dana untuk membantu umat Islam di

Palestina. Dimulai dari dirinya yang mengeluarkan uang

cash ke sebuah kotak infak, ia lalu meminta semua yang

hadir untuk menyebutkan jumlah infaknya.

Bukan hanya itu, panitia juga melelang miniatur Masjid

Al Aqsha yang dibawakan langsung oleh seorang Syaikh

dari Palestina.

Di akhir acara, diumumkan infak cash untuk Palestina

terkumpul sekitar Rp87 juta.

Selain bantuan yang bersifat karitas, donasi Indonesia

melalui LAZIS Dewan Dakwah sebelumnya juga telah

digunakan untuk membangun sumur air bersih di Bayt

Hanoun Hospital, Al Shiffa Hospital, dan Khadija Yatim

School. Juga mengadakan mobil ambulans senilai 560 juta.

Tiga Pilar Ekonomi

Mantan Ketua Baznas Prof Dr KH Didin Hafidhuddin,

dalam ceramahnya menyampaikan tema ekonomi Islam.

Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun

Bogor itu menjelaskan tiga pilar utama dalam sistem

ekonomi Islam. Ketiganya adalah sektor riil, terutama jual

beli (al-ba'i), sektor keuangan syariah dan sektor Zakat,

Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF). Umat Islam, kata Kyai

Didin, akan maju perekonomiannya bila tiga sektor itu

dikelola secara profesional.

"Dalam jual beli atau al-ba'i, pastikan umat Islam

membeli di toko Muslim. Jangan kalau beli apa-apa ke

toko non-Muslim, giliran beli gorengan beli ke Muslim itu

pun nawar," kata Kyai Didin.

Jual beli dengan orang non-Muslim, jelas Ketua Umum

Page 14: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M12 MAN TAZAKKA

Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI) itu,

secara muamalah memang diperbolehkan. Tetapi dalam

kaca mata semangat untuk membantu perekonomian

umat hal tersebut tidaklah baik.

"Lihatlah siapa orang terkaya di Indonesia. Urutan satu

sampai empat itu pengusaha rokok. Tetapi mereka tidak

ada yang merokok," kata Kyai Didin.

Sektor kedua, Keuangan Syariah. Saat ini, kata Kyai

Didin, telah berdiri berbagai lembaga keuangan syariah di

Indonesia seperti Bank Syariah, Asuransi Syariah, Koperasi

Syariah, Pegadaian Syariah, Pasar Modal Syariah, dan

sebagainya. "Bahkan ada juga Bengkel Syariah. Mungkin

itu lawan dari bengkel ketok magic," kata dia sembari

bercanda.

Kepada para anggota Dewan Dakwah, Kyai Didin

memastikan bila mereka saat semua telah memiliki

rekening di Bank Syariah. "Jangan sampai orang Dewan

Dakwah account-nya di bank konvensional," pesannya.

Lalu, terkait sektor ketiga, ZISWAF, Kyai Didin secara

khusus memotovasi umat Islam untuk meningkatkan zakat

dan sedekah. Harta yang dizakati dan digunakan untuk

bersedakah, kata dia, tidak akan berkurang justru akan

semakin tumbuh.

"ZISWAF ini untuk izzah dan kemualiaan umat Islam.

Sebab umat Islam itu kalah mau melakukan apa-apa

kendalanya tiga; dana, biaya dan anggaran," ungkap Kyai

Didin.

Potensi zakat sangatlah besar. Wakil Ketua Dewan

Pertimbangan MUI Pusat ini menyebut sekitar Rp300

trilyun per tahun. Jika potensi itu dikelola secara

profesional tentu akan meningkatkan perekonomian umat.

Selain harta akan tumbuh, sedekah juga disebutnya

mencerdaskan. Kyai Didin lalu menceritakan kisah seorang

pembantu di sebuah wilayah di Jawa Timur yang selalu

gemar berinfak dan nilai infaknya lebih besar dari pada

majikannya. Secara ekonomi, jika dihitung-hitung secara

matematis pendapatan orang tersebut tidak cukup untuk

membiayai putra-putrinya kuliah,

"Tapi ternyata putra-putrinya semua kuliah, ada yang

ITS, ada yang di kampus lain. Ketika ditanya, bagaimana

dia membiayai pendidikannya, orang itu menjawab kalau

putra-putrinya sejak sekolah dasar selalu juara dan

sekolahnya selalu mendapatkan beasiswa," ungkap Kyai

Didin.

Berkaca pada kehidupan para sahabat di masa

Rasulullah, Kyai Didin menceritakan, para sahabat secara

KABAR

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 13 MAN TAZAKKA

KABAR

fisik tampilannya sama. Rumah sama, pakaian juga sama.

Namun yang membedakan mereka adalah saat berinfak.

"Utsman sekali berinfak 100 ekor kuda. Satu kuda

harganya sekarang Rp50 juta. Berarti sekali infak lima

milyar," Kyai Didin memberi contoh.

Dan terbukti, meskipun terus berinfak di jalan Allah

dengan jumlah yang sangat besar, harta Utsman tidak

pernah habis.

Tak lupa kader pak Natsir ini menyoroti niat pemerintah

memakai dana calon jamaah haji Indonesia untuk sejumlah

proyek infrastruktur.

Prof Didin Hafidhuddin mengatakan bahwa pemerintah

tidak boleh memakai uang tersebut.

“Pemerintah jangan memakai, karena dana itu, kan,

milik jamaah bukan punya pemerintah,” tegasnya.

Jika nantinya akan dipakai untuk sektor-sektor usaha,

itupun, sambungnya, harus melalui mekanisme yang

sesuai. Yakni perjanjian tertulisnya harus jelas, harus

memakai sistem bagi hasil. Jangan dipakai begitu saja,

terlebih tidak berdampak bagi calon jamaah.

“Akadnya harus jelas, harus akad wakalah. Kalau dapat

untung, ya jamaah harus mendapatkan keuntungan juga,”

ujar Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat ini.

Kendati demikian, pria berusia 65 tahun tersebut

mengusulkan, seharusnya uang itu jangan dipakai untuk

pembangunan proyek-proyek pemerintah.

Pasalnya, jelas dia, pemerintah hanya memiliki

wewenang untuk menjamin saja. Terlebih melihat kondisi

negara belakangan ini, dimana tingkat kepercayaan warga

terhadap pemerintahan tidak terlalu baik.

“Apalagi belakangan masyarakat kita kurang percaya

dengan pemerintahan yang sekarang, saya khawatir malah

kasihan,” pungkasnya.[]

Page 15: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M12 MAN TAZAKKA

Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI) itu,

secara muamalah memang diperbolehkan. Tetapi dalam

kaca mata semangat untuk membantu perekonomian

umat hal tersebut tidaklah baik.

"Lihatlah siapa orang terkaya di Indonesia. Urutan satu

sampai empat itu pengusaha rokok. Tetapi mereka tidak

ada yang merokok," kata Kyai Didin.

Sektor kedua, Keuangan Syariah. Saat ini, kata Kyai

Didin, telah berdiri berbagai lembaga keuangan syariah di

Indonesia seperti Bank Syariah, Asuransi Syariah, Koperasi

Syariah, Pegadaian Syariah, Pasar Modal Syariah, dan

sebagainya. "Bahkan ada juga Bengkel Syariah. Mungkin

itu lawan dari bengkel ketok magic," kata dia sembari

bercanda.

Kepada para anggota Dewan Dakwah, Kyai Didin

memastikan bila mereka saat semua telah memiliki

rekening di Bank Syariah. "Jangan sampai orang Dewan

Dakwah account-nya di bank konvensional," pesannya.

Lalu, terkait sektor ketiga, ZISWAF, Kyai Didin secara

khusus memotovasi umat Islam untuk meningkatkan zakat

dan sedekah. Harta yang dizakati dan digunakan untuk

bersedakah, kata dia, tidak akan berkurang justru akan

semakin tumbuh.

"ZISWAF ini untuk izzah dan kemualiaan umat Islam.

Sebab umat Islam itu kalah mau melakukan apa-apa

kendalanya tiga; dana, biaya dan anggaran," ungkap Kyai

Didin.

Potensi zakat sangatlah besar. Wakil Ketua Dewan

Pertimbangan MUI Pusat ini menyebut sekitar Rp300

trilyun per tahun. Jika potensi itu dikelola secara

profesional tentu akan meningkatkan perekonomian umat.

Selain harta akan tumbuh, sedekah juga disebutnya

mencerdaskan. Kyai Didin lalu menceritakan kisah seorang

pembantu di sebuah wilayah di Jawa Timur yang selalu

gemar berinfak dan nilai infaknya lebih besar dari pada

majikannya. Secara ekonomi, jika dihitung-hitung secara

matematis pendapatan orang tersebut tidak cukup untuk

membiayai putra-putrinya kuliah,

"Tapi ternyata putra-putrinya semua kuliah, ada yang

ITS, ada yang di kampus lain. Ketika ditanya, bagaimana

dia membiayai pendidikannya, orang itu menjawab kalau

putra-putrinya sejak sekolah dasar selalu juara dan

sekolahnya selalu mendapatkan beasiswa," ungkap Kyai

Didin.

Berkaca pada kehidupan para sahabat di masa

Rasulullah, Kyai Didin menceritakan, para sahabat secara

KABAR

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 13 MAN TAZAKKA

KABAR

fisik tampilannya sama. Rumah sama, pakaian juga sama.

Namun yang membedakan mereka adalah saat berinfak.

"Utsman sekali berinfak 100 ekor kuda. Satu kuda

harganya sekarang Rp50 juta. Berarti sekali infak lima

milyar," Kyai Didin memberi contoh.

Dan terbukti, meskipun terus berinfak di jalan Allah

dengan jumlah yang sangat besar, harta Utsman tidak

pernah habis.

Tak lupa kader pak Natsir ini menyoroti niat pemerintah

memakai dana calon jamaah haji Indonesia untuk sejumlah

proyek infrastruktur.

Prof Didin Hafidhuddin mengatakan bahwa pemerintah

tidak boleh memakai uang tersebut.

“Pemerintah jangan memakai, karena dana itu, kan,

milik jamaah bukan punya pemerintah,” tegasnya.

Jika nantinya akan dipakai untuk sektor-sektor usaha,

itupun, sambungnya, harus melalui mekanisme yang

sesuai. Yakni perjanjian tertulisnya harus jelas, harus

memakai sistem bagi hasil. Jangan dipakai begitu saja,

terlebih tidak berdampak bagi calon jamaah.

“Akadnya harus jelas, harus akad wakalah. Kalau dapat

untung, ya jamaah harus mendapatkan keuntungan juga,”

ujar Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat ini.

Kendati demikian, pria berusia 65 tahun tersebut

mengusulkan, seharusnya uang itu jangan dipakai untuk

pembangunan proyek-proyek pemerintah.

Pasalnya, jelas dia, pemerintah hanya memiliki

wewenang untuk menjamin saja. Terlebih melihat kondisi

negara belakangan ini, dimana tingkat kepercayaan warga

terhadap pemerintahan tidak terlalu baik.

“Apalagi belakangan masyarakat kita kurang percaya

dengan pemerintahan yang sekarang, saya khawatir malah

kasihan,” pungkasnya.[]

Page 16: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M14 MAN TAZAKKA

nnalillahi... ketika umat Islam semestinya merayakan

IIedul Adha 1438 Hijriyah dengan menu makanan

daging kurban, kaum muslimin di Arakan (Rakhine),

Myanmar, justru jadi korban massal. Ratusan warga

muslim Rohingya, termasuk yang lanjut usia, perempuan,

bayi, dan anak-anak, dilaporkan tewas akibat kekejaman

pasukan Myanmar.

Data resmi yang diakui militer dan pemerintah

Myanmar menyatakan, hingga 1 September 2017 ada 399

orang tewas dalam kurun seminggu terakhir. Mereka

adalah 370 gerilyawan Rohingya, 13 aparat keamanan, dua

pejabat pemerintah dan 14 warga sipil.

Namun data dari sumber lain mencatat hampir 1.000

orang tewas.

PBB menyatakan, sekitar 38.000 warga Rohingya telah

menyeberang ke Bangladesh untuk menghindari operasi

militer Myanmar. Mereka menjadi bagian dari sekitar 73

ribu warga sipil yang eksodus keluar Burma sejak tragedi

meletus pada 25 Agustus lalu.

Nestapa Rohingya itu bukan yang pertama kali terjadi.

Dewan Dakwah Serukan Jihad Multidimensi Bela Rohingya

KABAR

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 15 MAN TAZAKKA

Namun, tragedi yang mereka alami kali ini dilaporkan

merupakan yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagai lembaga yang salah satu misinya adalah

menjalin solidaritas Dunia Islam, Dewan Dakwah Islam

Indonesia mengutuk tragedi pembantaian massal

(genocide) oleh junta militer Myanmar terhadap

penduduk Myanmar Muslim Rohingnya di Provinsi

Rakhine.

Dewan Dakwah mendesak Pemerintah Myanmar segera

menghentikan kejahatan kemanusiaan yang melanggar

Hak Asasi Manusia terhadap penduduk Myanmar Muslim

Rohingya di Provinsi Rakhine.

Agar tuntutan itu efektif, Dewan Dakwah mengusulkan

kepada organisasi regional maupun internasional seperti

ASEAN, OKI dan PBB agar segera memblokade negara

Myanmar baik di bidang ekonomi maupun militer.

Dewan Dakwah juga mengusulkan kepada ASEAN

untuk mengadakan sidang luar biasa para anggota ASEAN

untuk mengambil keputusan dalam menjatuhkan vonis

seberat beratnya kepada negara Myanmar baik secara

sosial maupun politik termasuk membekukan keanggotaan

negara Myanmar dalam ASEAN.

Dewan Dakwah pun meminta Mahkamah Internasional

untuk mengadili Jendral Min Aung Hlaing dan Biksu Ashin

Wirathu sebagai penjahat kemanusiaan.

Dalam hal ini, Dewan Dakwah Aceh meminta

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bersikap adil terhadap

Islam dan umat Islam di seluruh

dunia terutama terhadap muslim Rohingya di Myanmar.

"Islam agama resmi, sah dan diakui serta disahkan oleh

PBB sebagai salah satu agama resmi dunia. Karena itu,

kami meminta PBB bersikap adil terhadap Islam, terutama

muslim Rohingya di Myanmar," kata Ketua Dewan Dakwah

Aceh Tgk Hasanuddin Yusuf Adan di Banda Aceh, Senin

(4/9).

Selain seruan verbal, Dewan Dakwah juga mengajak

aksi konkret jihad multidimensi untuk membantu Muslim

Rohingya. Selemah-lemah bantuan berupa doa serta qunut

nazilah.

Bersama lembaga-lembaga amil zakat dan

kemanusiaan lainnya, Dewan Dakwah menggalang dana

bantuan untuk Rohingya. Dana kemanusiaan baik dari

Dewan Dakwah Pusat hingga Daerah maupun para

donatur ini dihimpun melalui satu pintu yaitu LAZIS Dewan

Dakwah.

Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Dakwah, Ade Salamun,

mengungkapkan, bantuan awal untuk Rohingya sudah

disampaikan ke warga kamp pengungsi di Distrik Cox’s

Bazar, Bangladesh. Selain berupa sapi kurban juga

bantuan medis.

‘’Jika perlu, Dewan Dakwah juga siap mengirim

mujahid-mujahid Dakwah ke Provinsi Rakhine untuk

membantu Muslim Rohingnya memperoleh keadilan dari

pemerintahan Myanmar,’’ sebut Ketua Pembina Dewan

Dakwah, Prof AM Saefuddin, dalam rilis tertanggal 5

September 2017.

Ketua Umum Dewan Dakwah Mohammad Siddik,

menyatakan, Dewan Dakwah mendukung upaya

diplomatik dan pengerahan bantuan kemanusiaan yang

dilakukan pemerintah. Dengan catatan, jangan dipolitisasi

sedemikian rupa untuk kepentingan pencitraan jelang

pemilihan presiden 2019.

KABAR

Page 17: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M14 MAN TAZAKKA

nnalillahi... ketika umat Islam semestinya merayakan

IIedul Adha 1438 Hijriyah dengan menu makanan

daging kurban, kaum muslimin di Arakan (Rakhine),

Myanmar, justru jadi korban massal. Ratusan warga

muslim Rohingya, termasuk yang lanjut usia, perempuan,

bayi, dan anak-anak, dilaporkan tewas akibat kekejaman

pasukan Myanmar.

Data resmi yang diakui militer dan pemerintah

Myanmar menyatakan, hingga 1 September 2017 ada 399

orang tewas dalam kurun seminggu terakhir. Mereka

adalah 370 gerilyawan Rohingya, 13 aparat keamanan, dua

pejabat pemerintah dan 14 warga sipil.

Namun data dari sumber lain mencatat hampir 1.000

orang tewas.

PBB menyatakan, sekitar 38.000 warga Rohingya telah

menyeberang ke Bangladesh untuk menghindari operasi

militer Myanmar. Mereka menjadi bagian dari sekitar 73

ribu warga sipil yang eksodus keluar Burma sejak tragedi

meletus pada 25 Agustus lalu.

Nestapa Rohingya itu bukan yang pertama kali terjadi.

Dewan Dakwah Serukan Jihad Multidimensi Bela Rohingya

KABAR

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 15 MAN TAZAKKA

Namun, tragedi yang mereka alami kali ini dilaporkan

merupakan yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagai lembaga yang salah satu misinya adalah

menjalin solidaritas Dunia Islam, Dewan Dakwah Islam

Indonesia mengutuk tragedi pembantaian massal

(genocide) oleh junta militer Myanmar terhadap

penduduk Myanmar Muslim Rohingnya di Provinsi

Rakhine.

Dewan Dakwah mendesak Pemerintah Myanmar segera

menghentikan kejahatan kemanusiaan yang melanggar

Hak Asasi Manusia terhadap penduduk Myanmar Muslim

Rohingya di Provinsi Rakhine.

Agar tuntutan itu efektif, Dewan Dakwah mengusulkan

kepada organisasi regional maupun internasional seperti

ASEAN, OKI dan PBB agar segera memblokade negara

Myanmar baik di bidang ekonomi maupun militer.

Dewan Dakwah juga mengusulkan kepada ASEAN

untuk mengadakan sidang luar biasa para anggota ASEAN

untuk mengambil keputusan dalam menjatuhkan vonis

seberat beratnya kepada negara Myanmar baik secara

sosial maupun politik termasuk membekukan keanggotaan

negara Myanmar dalam ASEAN.

Dewan Dakwah pun meminta Mahkamah Internasional

untuk mengadili Jendral Min Aung Hlaing dan Biksu Ashin

Wirathu sebagai penjahat kemanusiaan.

Dalam hal ini, Dewan Dakwah Aceh meminta

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bersikap adil terhadap

Islam dan umat Islam di seluruh

dunia terutama terhadap muslim Rohingya di Myanmar.

"Islam agama resmi, sah dan diakui serta disahkan oleh

PBB sebagai salah satu agama resmi dunia. Karena itu,

kami meminta PBB bersikap adil terhadap Islam, terutama

muslim Rohingya di Myanmar," kata Ketua Dewan Dakwah

Aceh Tgk Hasanuddin Yusuf Adan di Banda Aceh, Senin

(4/9).

Selain seruan verbal, Dewan Dakwah juga mengajak

aksi konkret jihad multidimensi untuk membantu Muslim

Rohingya. Selemah-lemah bantuan berupa doa serta qunut

nazilah.

Bersama lembaga-lembaga amil zakat dan

kemanusiaan lainnya, Dewan Dakwah menggalang dana

bantuan untuk Rohingya. Dana kemanusiaan baik dari

Dewan Dakwah Pusat hingga Daerah maupun para

donatur ini dihimpun melalui satu pintu yaitu LAZIS Dewan

Dakwah.

Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Dakwah, Ade Salamun,

mengungkapkan, bantuan awal untuk Rohingya sudah

disampaikan ke warga kamp pengungsi di Distrik Cox’s

Bazar, Bangladesh. Selain berupa sapi kurban juga

bantuan medis.

‘’Jika perlu, Dewan Dakwah juga siap mengirim

mujahid-mujahid Dakwah ke Provinsi Rakhine untuk

membantu Muslim Rohingnya memperoleh keadilan dari

pemerintahan Myanmar,’’ sebut Ketua Pembina Dewan

Dakwah, Prof AM Saefuddin, dalam rilis tertanggal 5

September 2017.

Ketua Umum Dewan Dakwah Mohammad Siddik,

menyatakan, Dewan Dakwah mendukung upaya

diplomatik dan pengerahan bantuan kemanusiaan yang

dilakukan pemerintah. Dengan catatan, jangan dipolitisasi

sedemikian rupa untuk kepentingan pencitraan jelang

pemilihan presiden 2019.

KABAR

Page 18: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M16 MAN TAZAKKA

KABAR

Forjim dan Dakta Titipkan Bantuan untuk Rohingya

orum Jurnalis Muslim (Forjim) menyerahkan donasi

Fbantuan untuk Muslim Rohingya kepada Laznas

Dewan Dakwah di Masjid Al Furqon, Kramat Raya,

Jakarta Pusat, Jumat (9/9/2017).

Jejaring Jurnalis Muslim dari Jadebotabek hingga Aceh

tersebut, berhasil menghimpun dana dalam sepekan

sebanyak Rp. 13.615.145. Donasi bantuan tersebut untuk

mendukung Program Solidaritas Dunia Islam, khususnya

Muslim Rohingya.

Donasi bantuan kemanusian Forjim Solidarity secara

simbolik dilakukan oleh Ketua Divisi Hubungan Antar

Lembaga Forjim, Nuim Hidayat kepada Direktur Eksekutif

Laznas Dewan Dakwah H Ade Salamun.

Secara bersamaan, Radio Dakta 107 FM, diwakili oleh

Ustadz Warsono, juga menyerahkan bantuan kemanusiaan

untuk Muslim Rohingya sebesar Rp. 12.100.500.

Dalam sambutannya,

Direktur Eksekutif Laznas

Dewan Dakwah H Ade

Salamun menyatakan

apresiasinya terhadap jurnalis

muslim yang tergabung dalam

Forjim, yang telah memiliki

rasa empati dan

kepeduliannya kepada saudara

muslim Rohingya. Tentu saja,

tugas jurnalis, selain

menyampaikan informasi

secara benar kepada

masyarakat tentang

penderitaan Muslim Rohingya,

juga tergerak untuk

membantu mereka secara

kolektif.

InsyaAllah dana yang telah

diserahkan Forjim kepada

Laznas Dewan Dakwah akan

disampaikan kepada

perwakilan Laznas Dewan

Dakwah yang telah membuka

Posko Kemanusiaan di

perbatasan Bangladesh -

Myanmar.

Dalam siaran pers

sebelumnya, Forjim mengutuk

tindakan keji pemerintah

Myanmar yang telah

membakar, mengusir, dan

membunuh muslim Rohingya

di Myanmar.

Bersamaan dengan itu,

sebagai bentuk nyata dari

kuatnya ukhuwwah Islamiyah

yang menembus batas teritorial kenegaraan, Dakta Peduli

juga menyerahkan bantuan kemanusiaan untuk muslim

Rohingya yang dikumpulkan dari pendengar Radio Dakta.

Dana yang terkumpul sebesar Rp 12.100.500 ini

diserahkan ke[ada Laznas Dewan Dakwah untuk kemudian

disalurkan kepada muslim Rohingya yang saat ini

mengungsi ke berbagai negara di Asean.

Warsono Bisri selaku Koordinator Dakta Peduli dalam

sambutannya menyampaikan bahwa bantuan ini adalah

bentuk kepedulian nyata antar sesama muslim, dirinya pun

berharap agar penderitaan muslim Rohingya dapat segera

berakhir.

Sementara itu, Ade Salamun menyatakan apresiasinya

yang mendalam atas kepedulian seluruh pihak atas tragedi

di Rakhine, dimana ribuan muslim Rohingya diperlakukan

secara keji dan brutal.

“InsyaAllah dana yang telah diserahkan oleh Dakta

Peduli kepada Laznas Dewan Dakwah akan disampaikan

kepada perwakilan Laznas Dewan Dakwah yang telah

membuka Posko Kemanusiaan di perbatasan Bangladesh -

Myanmar,” ujarnya.[]

KABAR

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 17 MAN TAZAKKA

Page 19: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M16 MAN TAZAKKA

KABAR

Forjim dan Dakta Titipkan Bantuan untuk Rohingya

orum Jurnalis Muslim (Forjim) menyerahkan donasi

Fbantuan untuk Muslim Rohingya kepada Laznas

Dewan Dakwah di Masjid Al Furqon, Kramat Raya,

Jakarta Pusat, Jumat (9/9/2017).

Jejaring Jurnalis Muslim dari Jadebotabek hingga Aceh

tersebut, berhasil menghimpun dana dalam sepekan

sebanyak Rp. 13.615.145. Donasi bantuan tersebut untuk

mendukung Program Solidaritas Dunia Islam, khususnya

Muslim Rohingya.

Donasi bantuan kemanusian Forjim Solidarity secara

simbolik dilakukan oleh Ketua Divisi Hubungan Antar

Lembaga Forjim, Nuim Hidayat kepada Direktur Eksekutif

Laznas Dewan Dakwah H Ade Salamun.

Secara bersamaan, Radio Dakta 107 FM, diwakili oleh

Ustadz Warsono, juga menyerahkan bantuan kemanusiaan

untuk Muslim Rohingya sebesar Rp. 12.100.500.

Dalam sambutannya,

Direktur Eksekutif Laznas

Dewan Dakwah H Ade

Salamun menyatakan

apresiasinya terhadap jurnalis

muslim yang tergabung dalam

Forjim, yang telah memiliki

rasa empati dan

kepeduliannya kepada saudara

muslim Rohingya. Tentu saja,

tugas jurnalis, selain

menyampaikan informasi

secara benar kepada

masyarakat tentang

penderitaan Muslim Rohingya,

juga tergerak untuk

membantu mereka secara

kolektif.

InsyaAllah dana yang telah

diserahkan Forjim kepada

Laznas Dewan Dakwah akan

disampaikan kepada

perwakilan Laznas Dewan

Dakwah yang telah membuka

Posko Kemanusiaan di

perbatasan Bangladesh -

Myanmar.

Dalam siaran pers

sebelumnya, Forjim mengutuk

tindakan keji pemerintah

Myanmar yang telah

membakar, mengusir, dan

membunuh muslim Rohingya

di Myanmar.

Bersamaan dengan itu,

sebagai bentuk nyata dari

kuatnya ukhuwwah Islamiyah

yang menembus batas teritorial kenegaraan, Dakta Peduli

juga menyerahkan bantuan kemanusiaan untuk muslim

Rohingya yang dikumpulkan dari pendengar Radio Dakta.

Dana yang terkumpul sebesar Rp 12.100.500 ini

diserahkan ke[ada Laznas Dewan Dakwah untuk kemudian

disalurkan kepada muslim Rohingya yang saat ini

mengungsi ke berbagai negara di Asean.

Warsono Bisri selaku Koordinator Dakta Peduli dalam

sambutannya menyampaikan bahwa bantuan ini adalah

bentuk kepedulian nyata antar sesama muslim, dirinya pun

berharap agar penderitaan muslim Rohingya dapat segera

berakhir.

Sementara itu, Ade Salamun menyatakan apresiasinya

yang mendalam atas kepedulian seluruh pihak atas tragedi

di Rakhine, dimana ribuan muslim Rohingya diperlakukan

secara keji dan brutal.

“InsyaAllah dana yang telah diserahkan oleh Dakta

Peduli kepada Laznas Dewan Dakwah akan disampaikan

kepada perwakilan Laznas Dewan Dakwah yang telah

membuka Posko Kemanusiaan di perbatasan Bangladesh -

Myanmar,” ujarnya.[]

KABAR

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 17 MAN TAZAKKA

Page 20: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

urani dunia kembali disentak oleh tragedi

Nkemanusiaan di Myanmar. Tak kurang dari 71

korban jiwa melayang dalam agresi atas warga

muslim. Ribuan warga Rohingya lainnya coba mengungsi

ke Bangladesh, namun mendapat penolakan. Lebih 80 ribu

anak-anak telantar dan kelaparan. PBB bahkan menyebut

tragedi ini sebagai pembantaian sistematis (genosida)

pemerintah Myanmar terhadap muslim Rohingya.

Prihatin dan tidak tinggal diam atas tragedi

kemanusiaan tersebut, IHAM (Indonesia Humanitarian

Alliance for Myanmar) meluncurkan Program

Humanitarian Assitance for Sustainable Community

(HASCO).

Program bersama oleh puluhan lembaga amil zakat

(LAZ) itu diresmikan pada Kamis, 31 Juli 2017, di Gedung

Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jl. Pejambon 6 Jakarta

Pusat.

Secara informal, aliansi sudah terbentuk sejak

KABAR

Aliansi Kemanusiaan Indonesia Bantu Muslim Myanmar

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M18 MAN TAZAKKA

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 19 MAN TAZAKKA

KABAR

November 2016 lalu, dan sudah bekerja membantu korban

tragedi di Rakhine Myanmar.

Menurut Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Dakwah Ade

Salamun, program dimaksudkan untuk membantu

penanganan konflik sosial dan permasalahan kemanusian

di wilayah negara bagian Rakhine, Myanmar. Program itu

meliputi Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, dan Humanity

Relief. Dalam implementasinya, HASCO difasilitasi oleh

Kementrian Luar Negeri.

Peresmian HASCO dihadiri Menteri Luar Negeri RI

Retno Marsudi, Dubes Myanmar untuk Indonesia, Dubes

Indonesia untuk Myanmar Salman Al Farisi, serta pimpinan

dan perwakilan NGO Islam seperti Laznas Dewan Da'wah,

PKPU, MDMC, Dompet Dhuafa, PBNU, Wahdah, LMI, dll.

Untuk awalan, para anggota aliansi telah iuran dana

komitmen program sebesar dua juta USD.[]

Page 21: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

urani dunia kembali disentak oleh tragedi

Nkemanusiaan di Myanmar. Tak kurang dari 71

korban jiwa melayang dalam agresi atas warga

muslim. Ribuan warga Rohingya lainnya coba mengungsi

ke Bangladesh, namun mendapat penolakan. Lebih 80 ribu

anak-anak telantar dan kelaparan. PBB bahkan menyebut

tragedi ini sebagai pembantaian sistematis (genosida)

pemerintah Myanmar terhadap muslim Rohingya.

Prihatin dan tidak tinggal diam atas tragedi

kemanusiaan tersebut, IHAM (Indonesia Humanitarian

Alliance for Myanmar) meluncurkan Program

Humanitarian Assitance for Sustainable Community

(HASCO).

Program bersama oleh puluhan lembaga amil zakat

(LAZ) itu diresmikan pada Kamis, 31 Juli 2017, di Gedung

Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jl. Pejambon 6 Jakarta

Pusat.

Secara informal, aliansi sudah terbentuk sejak

KABAR

Aliansi Kemanusiaan Indonesia Bantu Muslim Myanmar

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M18 MAN TAZAKKA

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 19 MAN TAZAKKA

KABAR

November 2016 lalu, dan sudah bekerja membantu korban

tragedi di Rakhine Myanmar.

Menurut Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Dakwah Ade

Salamun, program dimaksudkan untuk membantu

penanganan konflik sosial dan permasalahan kemanusian

di wilayah negara bagian Rakhine, Myanmar. Program itu

meliputi Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, dan Humanity

Relief. Dalam implementasinya, HASCO difasilitasi oleh

Kementrian Luar Negeri.

Peresmian HASCO dihadiri Menteri Luar Negeri RI

Retno Marsudi, Dubes Myanmar untuk Indonesia, Dubes

Indonesia untuk Myanmar Salman Al Farisi, serta pimpinan

dan perwakilan NGO Islam seperti Laznas Dewan Da'wah,

PKPU, MDMC, Dompet Dhuafa, PBNU, Wahdah, LMI, dll.

Untuk awalan, para anggota aliansi telah iuran dana

komitmen program sebesar dua juta USD.[]

Page 22: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M20 MAN TAZAKKA

KABAR

adan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Bmendeklarasikan pembentukan Ikatan Alumni

Beasiswa BAZNAS (IABB), di Bogor, Jawa Barat,

Kamis (24/8). Direktur Koordinasi Pendistribusian,

Pendayagunaan, Renbang dan Diklat Zakat Nasional M.

Nasir Tajang mengatakan, deklarasi dan pembentukan

IABB ini sebagai wadah dan organisasi silaturahim untuk

mempersatukan alumni penerima beasiswa BAZNAS.

“Para alumni ini merupakan mitra kami yang sangat

strategis. Alhamdulillah yang hadir di tempat ini sebanyak

64 orang. Kami sangat terharu sekali, walaupun daerahnya

sangat jauh. Ada yang dari Sulawesi Selatan, Aceh,

Kalimantan Utara, Jambi, dan Sumatera Selatan. Saya pikir

ini menjadi modal besar kita untuk kemajuan zakat dan

kemajuan Indonesia,” kata Nasir Tajang.

Artinya, lanjut Nasir, organisasi alumni ini diinisiasi oleh

para alumni penerima beasiswa BAZNAS yang telah

menyelesaikan proses akademik di sejumlah perguruan

tinggi ternama di Indonesia. Alumni penerima beasiswa

BAZNAS berasal dari program Satu Keluarga Satu Sarjana

(SKSS) dan Kaderisasi Seribu Ulama (KSU).

Program Kaderisasi Seribu Ulama Berlanjut

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 21 MAN TAZAKKA

KABAR

“Amanat kami bagaimana mereka bisa berkontribusi

menggerakan zakat di tempat masing-masing. Dari potensi

Rp 216 triliun, kami baru 1,3% pertumbuhannya. Kami

yakin apabila kontribusi ini ditingkatkan maka Indonesia

akan menjadi baldhatun tayyibatun wa rabbun gafuur,”

ungkap Nasir.

Dari total alumni peserta beasiswa BAZNAS, 39 orang

berasal dari program SKSS dan 34 orang berasal dari

program KSU yang berasal dari 16 Perguruan tinggi di

seluruh Indonesia. Diantaranya Institut Pertanian Bogor,

Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Surabaya,

Perguruan Tinggi Ilmu Al Qurán, Universitas Gajah Mada,

Universitas Indonesia, Universitas Ibnu Khaldun,

Universitas Islam Negeri Jakarta, Universitas Islam Negeri

Malang, Universitas Islam Negeri Yogyakarta, Universitas

Airlangga, Universitas Islam Bandung, Universitas Azzahra,

Universitas Padjajaran, UNU Surakarta, dan Universitas

Terbuka.

“Tujuan dibentuk IABB ini antara lain untuk

meningkatkan kompetensi dan profesionalitas alumni

beasiswa BAZNAS, membantu BAZNAS dalam membina

penerima beasiswa, dan berkontribusi dalam membangun

kesadaran masyarakat terhadap zakat,” imbuhnya.

Selain itu, BAZNAS kembali membuka program SKSS

dan KSU yang bekerja sama dengan masing-masing

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Dakwah

Islamiyah Indonesia (DDII). Insya Allah, bulan Oktober

2017 program ini mulai digulirkan.

“Jadi ada angkatan pertama dan kedua, setelah

angkatan ini selesai, kami kembali membuka program

tersebut. Kita mendapat dukungan besar dari Dewan

Dakwah,” ucapnya.

Terakhir, Nasir menyebutkan, tidak ada kontrak khusus

antara alumni dengan BAZNAS. Tetapi bagaimana para

alumni punya kepedulian terhadap masyarakat, merancang

program-program pemberdayaan untuk masyarakat dan

menjadi relawan BAZNAS di daerahnya masing-masing.

“Kami berharap, para alumni dapat mengoptimalkan

potensi yang dimiliki oleh mereka untuk mengabdi kepada

umat, bangsa dan negara serta memobilisasi dan

mengkapitalisasi potensi sekitar,” pungkas Nasir Tajang.[]

ahmad zuhdi

Page 23: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M20 MAN TAZAKKA

KABAR

adan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Bmendeklarasikan pembentukan Ikatan Alumni

Beasiswa BAZNAS (IABB), di Bogor, Jawa Barat,

Kamis (24/8). Direktur Koordinasi Pendistribusian,

Pendayagunaan, Renbang dan Diklat Zakat Nasional M.

Nasir Tajang mengatakan, deklarasi dan pembentukan

IABB ini sebagai wadah dan organisasi silaturahim untuk

mempersatukan alumni penerima beasiswa BAZNAS.

“Para alumni ini merupakan mitra kami yang sangat

strategis. Alhamdulillah yang hadir di tempat ini sebanyak

64 orang. Kami sangat terharu sekali, walaupun daerahnya

sangat jauh. Ada yang dari Sulawesi Selatan, Aceh,

Kalimantan Utara, Jambi, dan Sumatera Selatan. Saya pikir

ini menjadi modal besar kita untuk kemajuan zakat dan

kemajuan Indonesia,” kata Nasir Tajang.

Artinya, lanjut Nasir, organisasi alumni ini diinisiasi oleh

para alumni penerima beasiswa BAZNAS yang telah

menyelesaikan proses akademik di sejumlah perguruan

tinggi ternama di Indonesia. Alumni penerima beasiswa

BAZNAS berasal dari program Satu Keluarga Satu Sarjana

(SKSS) dan Kaderisasi Seribu Ulama (KSU).

Program Kaderisasi Seribu Ulama Berlanjut

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 21 MAN TAZAKKA

KABAR

“Amanat kami bagaimana mereka bisa berkontribusi

menggerakan zakat di tempat masing-masing. Dari potensi

Rp 216 triliun, kami baru 1,3% pertumbuhannya. Kami

yakin apabila kontribusi ini ditingkatkan maka Indonesia

akan menjadi baldhatun tayyibatun wa rabbun gafuur,”

ungkap Nasir.

Dari total alumni peserta beasiswa BAZNAS, 39 orang

berasal dari program SKSS dan 34 orang berasal dari

program KSU yang berasal dari 16 Perguruan tinggi di

seluruh Indonesia. Diantaranya Institut Pertanian Bogor,

Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Surabaya,

Perguruan Tinggi Ilmu Al Qurán, Universitas Gajah Mada,

Universitas Indonesia, Universitas Ibnu Khaldun,

Universitas Islam Negeri Jakarta, Universitas Islam Negeri

Malang, Universitas Islam Negeri Yogyakarta, Universitas

Airlangga, Universitas Islam Bandung, Universitas Azzahra,

Universitas Padjajaran, UNU Surakarta, dan Universitas

Terbuka.

“Tujuan dibentuk IABB ini antara lain untuk

meningkatkan kompetensi dan profesionalitas alumni

beasiswa BAZNAS, membantu BAZNAS dalam membina

penerima beasiswa, dan berkontribusi dalam membangun

kesadaran masyarakat terhadap zakat,” imbuhnya.

Selain itu, BAZNAS kembali membuka program SKSS

dan KSU yang bekerja sama dengan masing-masing

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Dakwah

Islamiyah Indonesia (DDII). Insya Allah, bulan Oktober

2017 program ini mulai digulirkan.

“Jadi ada angkatan pertama dan kedua, setelah

angkatan ini selesai, kami kembali membuka program

tersebut. Kita mendapat dukungan besar dari Dewan

Dakwah,” ucapnya.

Terakhir, Nasir menyebutkan, tidak ada kontrak khusus

antara alumni dengan BAZNAS. Tetapi bagaimana para

alumni punya kepedulian terhadap masyarakat, merancang

program-program pemberdayaan untuk masyarakat dan

menjadi relawan BAZNAS di daerahnya masing-masing.

“Kami berharap, para alumni dapat mengoptimalkan

potensi yang dimiliki oleh mereka untuk mengabdi kepada

umat, bangsa dan negara serta memobilisasi dan

mengkapitalisasi potensi sekitar,” pungkas Nasir Tajang.[]

ahmad zuhdi

Page 24: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

Warga Banten DukungAkademi Dakwah

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M22

KABAR

MAN TAZAKKA

imabelas juta, cash!’’ Seru pemandu acara Deddy

LDjuandi mengulang pernyataan seorang donatur

Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Banten.

Peristiwa itu terjadi dalam Peresmian ADI Banten dan

Malam Amal di ballroom Hotel D’ Griya Kota Serang,

Banten, Jumat (11/8). Hampir Rp 100 juta dana dakwah

terhimpun dari puluhan donatur yang menyumbang mulai

Rp 500 ribu hingga Rp 15 juta.

Peresmian ADI Banten dan Malam Amal tersebut

digelar Dewan Dakwah Banten bersama Laznas Dewan

Dakwah Pusat. Silaturahim ini dipandu oleh konsultan dan

praktisi pendidikan Deddy Djuandi dari Kota Depok.

Hadir dalam perhelatan tersebut sesepuh Dewan

Dakwah Ustadz Syuhada Bahri, Direktur Eksekutif Laznas

Dewan Dakwah H Ade Salamun, Ketua Dewan Dakwah

Banten Dr HM Syamsuddin MPd, Ketua UPZ Laznas Dewan

Dakwah Banten, Camat Baros Jazuli Mukri, dan puluhan

warga Banten dari kalangan pengusaha, birokrat, serta

ormas dan lembaga pendidikan Islam.

Dalam sambutan pada pembukaan acara, Ketua Dewan

Dakwah Banten Syamsuddin mengungkapkan, ADI Banten

telah dibuka dan mulai beroperasi tahun 2017 ini.

‘’Kita sudah rampung menyeleksi calon mahasiswa ADI

Banten. Dari 80-an peminat, yang lolos seleksi 43 orang,

terdiri 29 mahasiswi dan 14 mahasiswa,’’ paparnya,

didampingi sejumlah mahasiswa ADI Banten.

Asrama dan kampus mahasiswa ADI terletak di Islamic

Center Al Anshor Anyer. Sedang untuk mahasiswi di

komplek kantor Dewan Dakwah Banten di Serang.

ADI Banten merupakan Akademi Dakwah Indonesia ke-

12 yang didirikan Dewan Dakwah. Sebelas lainnya yang

sudah lebih dulu beroperasi adalah: ADI Metro Lampung,

Bandung dan Sukabumi Jawa Barat, Sambas dan Kubu

Raya Kalimantan Barat, Solo Jawa Tengah, Banda Aceh

Nangroe Aceh Darussalam, Bukittinggi Sumatera Barat,

Kupang Nusa Tenggara Timur, Batam Kepulauan Riau, dan

ADI Surabaya Jawa Timur.

Menurut Ketua Bidang Pendidikan Dewan Dakwah,

Ustadz Imam Zamroji, ADI merupakan program

pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID)

Mohammad Natsir dalam versi pendek selama masa

pembelajaran 2 tahun.

‘’Alumni ADI yang lolos seleksi melanjutkan ke STID

Natsir langsung start belajar di semester 4. Sedang yang

tidak lolos atau tidak melanjutkan, dapat langsung

mengabdi sebagai dai atau melanjutkan ke lembaga

pendidikan Islam lainnya,’’ terang Imam.

Selama menempuh pendidikan di ADI, semua

mahasiswa mendapat beasiswa penuh. Biaya pendidikan

mereka ditanggung para donatur Dewan Dakwah.

Ustadz Syuhada Bahri dalam taushiyahnya mengatakan,

infak untuk dakwah sangat mulya dan strategis. ‘’Negeri

kita yang semakin terpuruk ini hanya bisa diselamatkan

dengan dakwah. Dan kita semua adalah dai, di manapun

dan apapun profesi kita. Kalau kita tidak mampu

berdakwah secara langsung, maka berdakwahlah dengan

jihad harta untuk mendukung program dakwah seperti

Akademi Dakwah Indonesia ini,’’ paparnya.[]

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 23 MAN TAZAKKA

KABAR

Page 25: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

Warga Banten DukungAkademi Dakwah

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M22

KABAR

MAN TAZAKKA

imabelas juta, cash!’’ Seru pemandu acara Deddy

LDjuandi mengulang pernyataan seorang donatur

Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Banten.

Peristiwa itu terjadi dalam Peresmian ADI Banten dan

Malam Amal di ballroom Hotel D’ Griya Kota Serang,

Banten, Jumat (11/8). Hampir Rp 100 juta dana dakwah

terhimpun dari puluhan donatur yang menyumbang mulai

Rp 500 ribu hingga Rp 15 juta.

Peresmian ADI Banten dan Malam Amal tersebut

digelar Dewan Dakwah Banten bersama Laznas Dewan

Dakwah Pusat. Silaturahim ini dipandu oleh konsultan dan

praktisi pendidikan Deddy Djuandi dari Kota Depok.

Hadir dalam perhelatan tersebut sesepuh Dewan

Dakwah Ustadz Syuhada Bahri, Direktur Eksekutif Laznas

Dewan Dakwah H Ade Salamun, Ketua Dewan Dakwah

Banten Dr HM Syamsuddin MPd, Ketua UPZ Laznas Dewan

Dakwah Banten, Camat Baros Jazuli Mukri, dan puluhan

warga Banten dari kalangan pengusaha, birokrat, serta

ormas dan lembaga pendidikan Islam.

Dalam sambutan pada pembukaan acara, Ketua Dewan

Dakwah Banten Syamsuddin mengungkapkan, ADI Banten

telah dibuka dan mulai beroperasi tahun 2017 ini.

‘’Kita sudah rampung menyeleksi calon mahasiswa ADI

Banten. Dari 80-an peminat, yang lolos seleksi 43 orang,

terdiri 29 mahasiswi dan 14 mahasiswa,’’ paparnya,

didampingi sejumlah mahasiswa ADI Banten.

Asrama dan kampus mahasiswa ADI terletak di Islamic

Center Al Anshor Anyer. Sedang untuk mahasiswi di

komplek kantor Dewan Dakwah Banten di Serang.

ADI Banten merupakan Akademi Dakwah Indonesia ke-

12 yang didirikan Dewan Dakwah. Sebelas lainnya yang

sudah lebih dulu beroperasi adalah: ADI Metro Lampung,

Bandung dan Sukabumi Jawa Barat, Sambas dan Kubu

Raya Kalimantan Barat, Solo Jawa Tengah, Banda Aceh

Nangroe Aceh Darussalam, Bukittinggi Sumatera Barat,

Kupang Nusa Tenggara Timur, Batam Kepulauan Riau, dan

ADI Surabaya Jawa Timur.

Menurut Ketua Bidang Pendidikan Dewan Dakwah,

Ustadz Imam Zamroji, ADI merupakan program

pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID)

Mohammad Natsir dalam versi pendek selama masa

pembelajaran 2 tahun.

‘’Alumni ADI yang lolos seleksi melanjutkan ke STID

Natsir langsung start belajar di semester 4. Sedang yang

tidak lolos atau tidak melanjutkan, dapat langsung

mengabdi sebagai dai atau melanjutkan ke lembaga

pendidikan Islam lainnya,’’ terang Imam.

Selama menempuh pendidikan di ADI, semua

mahasiswa mendapat beasiswa penuh. Biaya pendidikan

mereka ditanggung para donatur Dewan Dakwah.

Ustadz Syuhada Bahri dalam taushiyahnya mengatakan,

infak untuk dakwah sangat mulya dan strategis. ‘’Negeri

kita yang semakin terpuruk ini hanya bisa diselamatkan

dengan dakwah. Dan kita semua adalah dai, di manapun

dan apapun profesi kita. Kalau kita tidak mampu

berdakwah secara langsung, maka berdakwahlah dengan

jihad harta untuk mendukung program dakwah seperti

Akademi Dakwah Indonesia ini,’’ paparnya.[]

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 23 MAN TAZAKKA

KABAR

Page 26: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

24 EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

KABAR

embaga Amil Zakat Nasional Dewan Dakwah

LIslamiyah Indonesia (Laznas Dewan Dakwah) bekerja

sama dengan Dewan Dakwah Provinsi Banten,

menggelar Training Guru di Serang, Banten, Jumat, 11

Agustus lalu.

Training bertajuk Strategi Meningkatkan Kapasitas Guru

itu diikuti para guru dan kepala sekolah, antara lain dari SD

dan MA Persatuan Islam (Persis) 72 Serang, SMP

Muhammadiyah Kota Serang, SMK Negeri Pertanian, SMP

Islam Al Azhar 11, dan MTs Negeri 1 Serang.

Bertindak sebagai fasilitator Training Guru adalah

trainer dan konsultan pendidikan, H Deddy Djuandi.

Dalam sambutan pada pembukaan training, Ketua

Dewan Dakwah Banten Dr HM Syamsuddin MPd

menyampaikan, penyelenggaraan training gratis ini

merupakan kepedulian Dewan Dakwah terhadap kualitas

pendidikan Indonesia, khususnya di Banten.

Dewan Dakwah Banten, kata Syamsuddin, juga

menjadikan pendidikan sebagai wahana kaderisasi dakwah

dengan menyelenggarakan pendidikan tingkat diploma 2

tahun yakni Akademi Dakwah Islam (ADI).

‘’Sebagian mahasiswa ADI Banten juga turut menjadi

panitia dan peserta Training Guru ini,’’ ungkap Ketua

Dewan Dakwah Banten.

Materi yang disampaikan Deddy adalah kiat menjadi

guru profesional. ‘’Karakter guru profesional antara lain

memiliki sense of humor, positive thinking, dan good

attitude,’’ terang Deddy.

Para peserta sangat tertarik dengan penampilan Deddy

yang dinamis, humoris, dan terlebih menyelipkan atraksi

Dewan Dakwah Gelar Training Guru Banten

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 25 MAN TAZAKKA

KABAR

sulap yang impresif sebagai selingan.

Usai training jelang waktu Jumatan, sebagian peserta

meminta agar training serupa diadakan lagi secara khusus

di sekolah mereka masing-masing.

‘’Insya Allah training guru seperti ini akan kita gelar lagi

di Banten setelah musim haji,’’ kata Bendahara Dewan

Dakwah Banten, Jazuli Mukri, yang belum lama ini ditunjuk

sebagai Camat Baros.[]

Page 27: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

24 EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

KABAR

embaga Amil Zakat Nasional Dewan Dakwah

LIslamiyah Indonesia (Laznas Dewan Dakwah) bekerja

sama dengan Dewan Dakwah Provinsi Banten,

menggelar Training Guru di Serang, Banten, Jumat, 11

Agustus lalu.

Training bertajuk Strategi Meningkatkan Kapasitas Guru

itu diikuti para guru dan kepala sekolah, antara lain dari SD

dan MA Persatuan Islam (Persis) 72 Serang, SMP

Muhammadiyah Kota Serang, SMK Negeri Pertanian, SMP

Islam Al Azhar 11, dan MTs Negeri 1 Serang.

Bertindak sebagai fasilitator Training Guru adalah

trainer dan konsultan pendidikan, H Deddy Djuandi.

Dalam sambutan pada pembukaan training, Ketua

Dewan Dakwah Banten Dr HM Syamsuddin MPd

menyampaikan, penyelenggaraan training gratis ini

merupakan kepedulian Dewan Dakwah terhadap kualitas

pendidikan Indonesia, khususnya di Banten.

Dewan Dakwah Banten, kata Syamsuddin, juga

menjadikan pendidikan sebagai wahana kaderisasi dakwah

dengan menyelenggarakan pendidikan tingkat diploma 2

tahun yakni Akademi Dakwah Islam (ADI).

‘’Sebagian mahasiswa ADI Banten juga turut menjadi

panitia dan peserta Training Guru ini,’’ ungkap Ketua

Dewan Dakwah Banten.

Materi yang disampaikan Deddy adalah kiat menjadi

guru profesional. ‘’Karakter guru profesional antara lain

memiliki sense of humor, positive thinking, dan good

attitude,’’ terang Deddy.

Para peserta sangat tertarik dengan penampilan Deddy

yang dinamis, humoris, dan terlebih menyelipkan atraksi

Dewan Dakwah Gelar Training Guru Banten

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 25 MAN TAZAKKA

KABAR

sulap yang impresif sebagai selingan.

Usai training jelang waktu Jumatan, sebagian peserta

meminta agar training serupa diadakan lagi secara khusus

di sekolah mereka masing-masing.

‘’Insya Allah training guru seperti ini akan kita gelar lagi

di Banten setelah musim haji,’’ kata Bendahara Dewan

Dakwah Banten, Jazuli Mukri, yang belum lama ini ditunjuk

sebagai Camat Baros.[]

Page 28: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M26 MAN TAZAKKA

KABAR

etika di media sosial muncul provokasi konflik

KIndonesia-Malaysia gara-gara pemasangan bendera

Merah Putih terbalik, Dewan Dakwah justru

mempererat hubungan kedua negara serumpun.

Menyertakan juga juru dakwah dari jiran Brunei

Darussalam, Dewan Dakwah menggelar silaturahim da’i

perbatasan Indonesia dan Malaysia di Hotel Pantura,

Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, 21-23 Agustus 2017.

Silaturahim yang didukung oleh Bamuis BNI ini dibuka

oleh Wakil Bupati Sambas, Hj Khairiah. Tampak hadir

puluhan da’i dari tiga negara, juga segenap pimpinan

Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Sambas seperti Ketua

Dewan Pembina Ustadz HM Satono, Wakil Direktur ADI

Sambas Darwadi, dan Ketua Bidang Pendidikan Dewan

Dakwah Ustadz Imam Zamrodji serta Ketua Bidang

Dakwah Ahmad Misbahul Anam dan Kepala Biro

Pengembangan Dakwah, Abu Hurairah.

Hadir juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab

Sambas, sejumlah anggota DPRD setempat, Ketua Adat

Kesultanan Sambas, Subhan Nur, dan Ketua Pusat Zakat

Brunei Darussalam, Aziz, beserta rombongannya.

Para peserta berasal dari Sambas, Sanggau, Serawak,

Kuching, dan Melawi.

Misbahul Anam mewakili Dewan Dakwah Pusat, dalam

sambutannya menyampaikan peran penting seorang

wanita dalam dakwah. Kehadiran seorang wanita dalam

dakwah bisa menyelesaikan berbagai persoalan genting.

Dewan Dakwah Gelar Silaturahim Dai Perbatasan Serumpun

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 27 MAN TAZAKKA

KABAR

‘’Saya contohkan, berdirinya gedung megah Muslimat

Center di Cipayung, jakarta Timur, yang menghabiskan

dana sekitar 27 Milyar, karena peran para muslimah.

Demikian juga di Sambas akan banyak mendapatkan

manfaat dakwah karena hadir di tengah kita Wakil Bupati

Hajjah Khairiah,’’ tutur Anam.

Dalam sambutannya Wakil Bupati Sambas menyatakan

antara lain, pemerintah menaruh harapan besar kepada

para da’i untuk memberikan pemahaman yang benar

kepada masyarakat.

‘’Karena tidak bisa dipungkiri, da'i lah yang bisa

menyapa masyarakat dari pintu ke pintu untuk membina

mereka,’’ katanya.

Pemkab Sambas, lanjut Wabup Khairiah, merasa

bangga karena acara ini diikuti peserta dari negeri jiran

Malaysia dan Brunei. ‘’Ini satu upaya bagus antar-negara

untuk tidak hanya membangun keamanan bersama tapi

yang sangat penting bagaimana menjalin kerjasama dalam

dakwah tiga negara serumpun yang berbatasan langsung,’’

tuturnya.

ADI Sambas merupakan salah satu dari 12 Akademi

Dakwah Indonesia yang sudah didirikan Dewan Dakwah.

Sebelas lainnya adalah: ADI Metro Lampung, Bandung dan

Sukabumi Jawa Barat, Kubu Raya Kalimantan Barat, Solo

Jawa Tengah, Banda Aceh Nangroe Aceh Darussalam,

Bukittinggi Sumatera Barat, Kupang Nusa Tenggara Timur,

Batam Kepulauan Riau, dan ADI Serang Banten.

Menurut Imam Zamroji, ADI merupakan program

pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID)

Mohammad Natsir dalam versi pendek selama masa

pembelajaran 2 tahun.

‘’Alumni ADI yang lolos seleksi melanjutkan ke STID

Natsir langsung start belajar di semester 4. Sedang yang

tidak lolos atau tidak melanjutkan, dapat langsung

mengabdi sebagai dai atau melanjutkan ke lembaga

pendidikan Islam lainnya,’’ terang Imam.

HM Satono memaparkan, ADI Sambas yang terletak di

Desa Lubuk Dagang merupakan pengembangan dari

Lembaga Pendidikan Dakwah Islamiyah (LPDI) yang mulai

beroperasi sejak 21 Juni 2007 di Komplek Masjid Agung

Baabul Jannah Sambas.

”Sebelum ADI beroperasi, LPDI telah meluluskan 4

angkatan yang terdiri lebih 100 alumnus (laki-laki dan

perempuan). Mereka sebagian telah bertugas di daerah

asal masing-masing atau di luar Sambas, dan sebagian lagi

melanjutkan kuliah di STID (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah)

M Natsir Jakarta,” ungkap Satono yang juga alumnus

angkatan perdana STID M Natsir.

ADI Sambas yang diresmikan oleh Hatta Radjasa pada

2013, dibangun dengan bantuan dari Baituz Zakah Kuwait

melalui Dewan Dakwah Pusat ditambah swadaya

masyarakat. Di antaranya berupa masjid, dua buah lokal,

dan tempat wudhu.

Sedang bantuan dari Pemkab Sambas waktu itu senilai

Rp 2,5 milyar di antaranya berupa rumah ustadz dan

asrama putri.

Hingga kini, ADI Sambas sudah meluluskan 5 angkatan

Page 29: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M26 MAN TAZAKKA

KABAR

etika di media sosial muncul provokasi konflik

KIndonesia-Malaysia gara-gara pemasangan bendera

Merah Putih terbalik, Dewan Dakwah justru

mempererat hubungan kedua negara serumpun.

Menyertakan juga juru dakwah dari jiran Brunei

Darussalam, Dewan Dakwah menggelar silaturahim da’i

perbatasan Indonesia dan Malaysia di Hotel Pantura,

Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, 21-23 Agustus 2017.

Silaturahim yang didukung oleh Bamuis BNI ini dibuka

oleh Wakil Bupati Sambas, Hj Khairiah. Tampak hadir

puluhan da’i dari tiga negara, juga segenap pimpinan

Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Sambas seperti Ketua

Dewan Pembina Ustadz HM Satono, Wakil Direktur ADI

Sambas Darwadi, dan Ketua Bidang Pendidikan Dewan

Dakwah Ustadz Imam Zamrodji serta Ketua Bidang

Dakwah Ahmad Misbahul Anam dan Kepala Biro

Pengembangan Dakwah, Abu Hurairah.

Hadir juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab

Sambas, sejumlah anggota DPRD setempat, Ketua Adat

Kesultanan Sambas, Subhan Nur, dan Ketua Pusat Zakat

Brunei Darussalam, Aziz, beserta rombongannya.

Para peserta berasal dari Sambas, Sanggau, Serawak,

Kuching, dan Melawi.

Misbahul Anam mewakili Dewan Dakwah Pusat, dalam

sambutannya menyampaikan peran penting seorang

wanita dalam dakwah. Kehadiran seorang wanita dalam

dakwah bisa menyelesaikan berbagai persoalan genting.

Dewan Dakwah Gelar Silaturahim Dai Perbatasan Serumpun

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 27 MAN TAZAKKA

KABAR

‘’Saya contohkan, berdirinya gedung megah Muslimat

Center di Cipayung, jakarta Timur, yang menghabiskan

dana sekitar 27 Milyar, karena peran para muslimah.

Demikian juga di Sambas akan banyak mendapatkan

manfaat dakwah karena hadir di tengah kita Wakil Bupati

Hajjah Khairiah,’’ tutur Anam.

Dalam sambutannya Wakil Bupati Sambas menyatakan

antara lain, pemerintah menaruh harapan besar kepada

para da’i untuk memberikan pemahaman yang benar

kepada masyarakat.

‘’Karena tidak bisa dipungkiri, da'i lah yang bisa

menyapa masyarakat dari pintu ke pintu untuk membina

mereka,’’ katanya.

Pemkab Sambas, lanjut Wabup Khairiah, merasa

bangga karena acara ini diikuti peserta dari negeri jiran

Malaysia dan Brunei. ‘’Ini satu upaya bagus antar-negara

untuk tidak hanya membangun keamanan bersama tapi

yang sangat penting bagaimana menjalin kerjasama dalam

dakwah tiga negara serumpun yang berbatasan langsung,’’

tuturnya.

ADI Sambas merupakan salah satu dari 12 Akademi

Dakwah Indonesia yang sudah didirikan Dewan Dakwah.

Sebelas lainnya adalah: ADI Metro Lampung, Bandung dan

Sukabumi Jawa Barat, Kubu Raya Kalimantan Barat, Solo

Jawa Tengah, Banda Aceh Nangroe Aceh Darussalam,

Bukittinggi Sumatera Barat, Kupang Nusa Tenggara Timur,

Batam Kepulauan Riau, dan ADI Serang Banten.

Menurut Imam Zamroji, ADI merupakan program

pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID)

Mohammad Natsir dalam versi pendek selama masa

pembelajaran 2 tahun.

‘’Alumni ADI yang lolos seleksi melanjutkan ke STID

Natsir langsung start belajar di semester 4. Sedang yang

tidak lolos atau tidak melanjutkan, dapat langsung

mengabdi sebagai dai atau melanjutkan ke lembaga

pendidikan Islam lainnya,’’ terang Imam.

HM Satono memaparkan, ADI Sambas yang terletak di

Desa Lubuk Dagang merupakan pengembangan dari

Lembaga Pendidikan Dakwah Islamiyah (LPDI) yang mulai

beroperasi sejak 21 Juni 2007 di Komplek Masjid Agung

Baabul Jannah Sambas.

”Sebelum ADI beroperasi, LPDI telah meluluskan 4

angkatan yang terdiri lebih 100 alumnus (laki-laki dan

perempuan). Mereka sebagian telah bertugas di daerah

asal masing-masing atau di luar Sambas, dan sebagian lagi

melanjutkan kuliah di STID (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah)

M Natsir Jakarta,” ungkap Satono yang juga alumnus

angkatan perdana STID M Natsir.

ADI Sambas yang diresmikan oleh Hatta Radjasa pada

2013, dibangun dengan bantuan dari Baituz Zakah Kuwait

melalui Dewan Dakwah Pusat ditambah swadaya

masyarakat. Di antaranya berupa masjid, dua buah lokal,

dan tempat wudhu.

Sedang bantuan dari Pemkab Sambas waktu itu senilai

Rp 2,5 milyar di antaranya berupa rumah ustadz dan

asrama putri.

Hingga kini, ADI Sambas sudah meluluskan 5 angkatan

Page 30: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M28 MAN TAZAKKA

KABAR

mahasiswanya dengan jumlah 200-an. Wisuda ke-5

dilaksanakan pada 25 Mei 2017 diikuti 40-an mahasiswa.

Almuni ADI Sambas ada yang terjun langsung sebagai

da’i, ada juga yang melanjutkan ke STID M Natsir Jakarta,

sebelum kemudian menjadi da’i pedalaman Nusantara.

Saprahan

Tim Dewan Dakwah Pusat selama di Sambas sempat

dijamu dengan jamuan penghormatan yang disebut

Saprahan.

Tradisi makan saprahan biasa ditemui pada upacara

perkawinan, acara adat keraton, khitanan, syukuran hingga

festival budaya Melayu Kalbar khususnya di Pontianak,

Mempawah, dan Sambas. Di Sambas, tradisi saprahan

sangat kental dengan budaya gotong royong masyarakat

setempat.

Menu makan saprahan Sambas, biasanya terdiri dari

nasi putih dengan lauk berupa ayam masak rempah,

daging sapi masak kecap, kulit sapi (kikil) dengan kuah

kacang, sop, telur, nanas dimasak manis dan lain

sebagainya.

Ketua Ketua Adat Kesultanan Sambas, Subhan Nur,

menjelaskan, saprahan berasal dari Bahasa Arab safrah

yang berarti ‘’nol’’ atau ‘’(duduk) melingkar’’.

Makna simbolik saprahan merujuk pada basis ajaran

agama Islam, seperti jenis makanan dalam setiap

kelompok harus berjumlah 5 (lima) yang melambangkan

jumlah rukun Islam. Sedangkan jumlah orang dalam satu

saprah harus berjumlah 6 (enam) orang yang

melambangkan jumlah rukun iman dalam agama Islam.

Dalam praktiknya, ada pula saprah amal yang berlaku di

masyarakat setempat dalam upaya pencarian dana

(fundrising) pembangunan rumah ibadah.

Ada beberapa pola saprah amal yang biasanya

dilakukan masyarakat. Pertama, dilakukan lelang aneka

makanan kepada penonton di sebuah panggung yang

didirikan bergotong royong dengan nuansa hiburan religi.

Barang lelang diperoleh dari sumbangan masyarakat yang

diserahkan kepada panitia, untuk selanjutnya dilelang

dengan harga tinggi dan peruntukan hasilnya guna

kepentingan rumah ibadah.

Pola kedua, warga setempat membuat jamuan makanan

untuk dihidangkan dengan harga tertentu yang hasilnya

juga untuk kepentingan pembangunan. Bermacam-macam

makanan disediakan dan masyarakat pun ramai membeli

sekaligus beramal. Biaya porsi makanan relatif terjangkau

bahkan lebih murah dibandingkan harga pasar pada

umumnya.

Pola ketiga, saprah dilakukan kala panitia membagikan

selebaran undangan disertai penjelasan tujuan acara

disertai lampiran kertas isian jenis sumbangan yang bakal

disampaikan warga.

Di akhir acara saprah amal, hasil perolehan diumumkan

panitia secara terbuka. Jenis sumbangan tidak saja berupa

uang, bisa bahan bangunan seperti semen, batu, pasir dan

lainnya.

KABAR

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 29 MAN TAZAKKA

dari Air ParitMerdeka

lhamdulillah, merdekaaa...!’’ seru puluhan santri

Adan guru Pondok Pesantren Dr Mohammad

Natsir Kabupaten Solok sambil mengangkat

tangan terkepal, menyambut kucuran air dari sumur

asrama, Kamis, 17 Agustus lalu.

Hari itu, mereka ibarat ‘’memproklamirkan

kemerdekaan’’ dari ketergantungan pada air bandar (parit)

untuk kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus).

Sebelumnya, air selokan terpaksa jadi andalan asrama,

lantaran aliran air PDAM (perusahaan daerah air minum)

tak sampai di ketinggian asrama, dan sumur juga belum

tersedia. Warga asramapun memanfaatkan air dari parit

yang dialirkan ke penampungan.

Dulu, semasa ninik-mamak, air sungai dan parit di

dataran tinggi Solok, masih jernih. Namun kini, seiring kian

banyaknya penduduk dan alih fungsi lingkungan, air parit

sudah banyak mengandung cemaran domestik.

Kabar memprihatinkan dari Jorong Batubagiriak,

Kenagarian Alahan Panjang, Kec Lembah Gumanti, itu

sampai ke Sekretaris Umum Dewan Dakwah, Avid Solihin,

yang segera meminta Laznas (Lembaga Amil Zakat

Nasional) Dewan Dakwah membantunya.

Bersama Dewan Dakwah Sumatera Barat, Laznas

Dewan Dakwah turun ke Lembah Gumanti. Hingga tiga

pekan kemudian, alhamdulillah, air sumur nan jernih dan

melimpah mengalir di asrama putri Pesantren Natsir.

Page 31: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M28 MAN TAZAKKA

KABAR

mahasiswanya dengan jumlah 200-an. Wisuda ke-5

dilaksanakan pada 25 Mei 2017 diikuti 40-an mahasiswa.

Almuni ADI Sambas ada yang terjun langsung sebagai

da’i, ada juga yang melanjutkan ke STID M Natsir Jakarta,

sebelum kemudian menjadi da’i pedalaman Nusantara.

Saprahan

Tim Dewan Dakwah Pusat selama di Sambas sempat

dijamu dengan jamuan penghormatan yang disebut

Saprahan.

Tradisi makan saprahan biasa ditemui pada upacara

perkawinan, acara adat keraton, khitanan, syukuran hingga

festival budaya Melayu Kalbar khususnya di Pontianak,

Mempawah, dan Sambas. Di Sambas, tradisi saprahan

sangat kental dengan budaya gotong royong masyarakat

setempat.

Menu makan saprahan Sambas, biasanya terdiri dari

nasi putih dengan lauk berupa ayam masak rempah,

daging sapi masak kecap, kulit sapi (kikil) dengan kuah

kacang, sop, telur, nanas dimasak manis dan lain

sebagainya.

Ketua Ketua Adat Kesultanan Sambas, Subhan Nur,

menjelaskan, saprahan berasal dari Bahasa Arab safrah

yang berarti ‘’nol’’ atau ‘’(duduk) melingkar’’.

Makna simbolik saprahan merujuk pada basis ajaran

agama Islam, seperti jenis makanan dalam setiap

kelompok harus berjumlah 5 (lima) yang melambangkan

jumlah rukun Islam. Sedangkan jumlah orang dalam satu

saprah harus berjumlah 6 (enam) orang yang

melambangkan jumlah rukun iman dalam agama Islam.

Dalam praktiknya, ada pula saprah amal yang berlaku di

masyarakat setempat dalam upaya pencarian dana

(fundrising) pembangunan rumah ibadah.

Ada beberapa pola saprah amal yang biasanya

dilakukan masyarakat. Pertama, dilakukan lelang aneka

makanan kepada penonton di sebuah panggung yang

didirikan bergotong royong dengan nuansa hiburan religi.

Barang lelang diperoleh dari sumbangan masyarakat yang

diserahkan kepada panitia, untuk selanjutnya dilelang

dengan harga tinggi dan peruntukan hasilnya guna

kepentingan rumah ibadah.

Pola kedua, warga setempat membuat jamuan makanan

untuk dihidangkan dengan harga tertentu yang hasilnya

juga untuk kepentingan pembangunan. Bermacam-macam

makanan disediakan dan masyarakat pun ramai membeli

sekaligus beramal. Biaya porsi makanan relatif terjangkau

bahkan lebih murah dibandingkan harga pasar pada

umumnya.

Pola ketiga, saprah dilakukan kala panitia membagikan

selebaran undangan disertai penjelasan tujuan acara

disertai lampiran kertas isian jenis sumbangan yang bakal

disampaikan warga.

Di akhir acara saprah amal, hasil perolehan diumumkan

panitia secara terbuka. Jenis sumbangan tidak saja berupa

uang, bisa bahan bangunan seperti semen, batu, pasir dan

lainnya.

KABAR

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 29 MAN TAZAKKA

dari Air ParitMerdeka

lhamdulillah, merdekaaa...!’’ seru puluhan santri

Adan guru Pondok Pesantren Dr Mohammad

Natsir Kabupaten Solok sambil mengangkat

tangan terkepal, menyambut kucuran air dari sumur

asrama, Kamis, 17 Agustus lalu.

Hari itu, mereka ibarat ‘’memproklamirkan

kemerdekaan’’ dari ketergantungan pada air bandar (parit)

untuk kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus).

Sebelumnya, air selokan terpaksa jadi andalan asrama,

lantaran aliran air PDAM (perusahaan daerah air minum)

tak sampai di ketinggian asrama, dan sumur juga belum

tersedia. Warga asramapun memanfaatkan air dari parit

yang dialirkan ke penampungan.

Dulu, semasa ninik-mamak, air sungai dan parit di

dataran tinggi Solok, masih jernih. Namun kini, seiring kian

banyaknya penduduk dan alih fungsi lingkungan, air parit

sudah banyak mengandung cemaran domestik.

Kabar memprihatinkan dari Jorong Batubagiriak,

Kenagarian Alahan Panjang, Kec Lembah Gumanti, itu

sampai ke Sekretaris Umum Dewan Dakwah, Avid Solihin,

yang segera meminta Laznas (Lembaga Amil Zakat

Nasional) Dewan Dakwah membantunya.

Bersama Dewan Dakwah Sumatera Barat, Laznas

Dewan Dakwah turun ke Lembah Gumanti. Hingga tiga

pekan kemudian, alhamdulillah, air sumur nan jernih dan

melimpah mengalir di asrama putri Pesantren Natsir.

Page 32: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

KABAR

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M30 MAN TAZAKKA

Pesantren M Natsir lahir dari keprihatinan beberapa

orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Alahan Panjang

terhadap siswa-siswa mereka yang sering terlambat

membayar uang sekolah (SPP). Setelah ditelisik, hal itu

disebabkan kemiskinan keluarganya. Maka, muncul inisiatif

dari para guru SMA Negeri Alahan Panjang untuk

mendirikan sekolah gratis.

Sejak 1992, rencana mendirikan sekolah tersebut mulai

dibicarakan oleh berbagai komponen dan tokoh

masyarakat Batubagiriak, Kenagarian Alahan Panjang.

Pertemuan pertama diadakan di Mushalla Nurul Iman,

yaitu mushalla masyarakat Batubagiriak yang hingga saat

ini masih digunakan oleh Pondok Pesantren Muhammad

Natsir sebagai tempat belajar murid-murid madrasah

diniyah awaliyah (MDA).

Respon masyarakat Batubagiriak, Alahan Panjang,

sangat positif terhadap rencana pendirian sekolah yang

merupakan cikal bakal pesantren tersebut. Hal ini terlihat

dari kerelaan hati mereka memberikan infak berupa uang,

emas, binatang ternak dan beberapa lahan di sekitar

mushalla Nurul Iman sebagai modal bagi pendirian

pesantren.

Setelah itu, hingga dimulainya pembangunan pondok

pesantren, para pendiri dan tokoh masyarakat Batubagiriak

mulai mengintensifkan kegiatan di Mushalla Nurul Iman.

Pengajian digelar sekali dalam seminggu disertai sosialisasi

pentingnya pendidikan, terutama pendidikan agama

terhadap generasi muda. Para ustadz yang mengisi

pengajian didatangkan dari luar daerah seperti Solok,

Padang Panjang, Bukittinggi, dan Padang.

Pembangunan Pondok Pesantren Dr Mohammad Natsir

dimulai dengan pembentukan Yayasan Nurul Iman, untuk

mengenang titik pangkal perjuangan mereka.

Misi Yayasan Nurul Iman adalah; pertama,

menyelenggarakan amal usaha sosial yang profesional,

berkualitas dan mampu mengantarkan santri dan

masyarakat kepada kesejahteraan lahir-batin; kedua,

menyelenggarakan pendidikan akademik yang Islami,

profesional, berkualitas dan mampu menjawab tantangan

zaman; ketiga, menciptakan pembinaan anak didik dalam

pesantren untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, berakhlak mulia dan berguna bagi umat dan

negara; keempat, membangun dakwah dalam rangka

terciptanya masyarakat yang Islami; kelima, membangun

amal usaha ekonomi produktif yang berhasil guna,

berfungsi guna, dan bernilai guna bagi kesejahteraan

umat; keenam, melaksanakan kerja sama dengan berbagai

lembaga dan institusi lain, pemerintah dan swasta dalam

upaya meningkatkan mutu yayasan, pendidikan dan

lapangan kerja, serta pembinaan dengan stakeholder

lainnya.

Sarana pendidikan pertama yang dibangun sebagai

tahap awal bagi pendirian pesantren adalah Masjid Nurul

KABAR

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 31 MAN TAZAKKA

Iman dan Panti Asuhan yang sekarang ini berlokasi di

komplek Yayasan Nurul Iman yang menaungi pendidikan

Pesantren Muhammad Natsir. Pada tahun yang sama

dimulai pula pembangunan gedung yayasan, sekolah,

asrama dan sarana penunjang pendidikan lainnya.

Pemberian nama pesantren atas usul tokoh masyarakat

yang ingin mengabadikan nama ulama dan tokoh

nasional asal Alahan Panjang, yaitu Dr

Mohammad Natsir.

Dengan menyemat nama pahlawan nasional

tersebut, para pendiri pesantren dan tokoh

masyarakat Alahan Panjang berharap dapat

mewarisi inspirasi perjuangan Pak Natsir, yaitu:

memajukan pendidikan agama Islam,

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

membangun masyarakat yang Islami, dan

melahirkan santri-santri mujahid dakwah yang

memiliki keahlian dan keterampilan.

Pondok Pesantren terpadu Muhammad Natsir

kini menyelenggarakan pendidian anak usia dini

(PAUD dan TK), madrasah tsanawiyah (MTs) dan

SMA.

Ketiganya terletak pada dua lokasi berdekatan

di Jorong Batubagiriak. Selain itu, di komplek

yayasan Nurul Iman terdapat masjid, mushalla,

asrama putra-putri, panti asuhan dan dapur

pesantren. Sementara, Madrasah Tsanawiyah dan

SMA terletak di sekitar 500 meter sebelah barat

komplek.

Yayasan juga bekerjasama dengan Universitas

Andalas (Unand) Padang membuka areal Pusat

Alih Teknologi dan Pengembangan Kawasan

Pertanian (PAT-PKP) di Jorong Galagah, Nagari

Alahan Panjang. Di areal terpadu ini

dikembangkan peternakan dan pertanian modern

serta ramah lingkungan.

Sedangkan dengan Malaysia, yayasan

membudidayakan tanaman kayu putih untuk

diambil kayu dan daunnya.

Sebelum mengalami krisis air bersih, Pesantren M

Natsir sempat terdampak angin puting beliung pada

Desember 2016. Pada 19 Januari 2017 jelang tengah

malam, si gulambai (si jago merah) mendadak membakar

dua lokal dan satu kantin pondok. Akibat musibah ini,

Ponpes M Natsir mengalami kerugian sekitar Rp 200 juta.

Kini, semua hampir rampung direkonstruksi. Termasuk

instalasi pipanisasi air sumur ke dapur dan MCK asrama.

Pada momen 17 Agustusan 2017, bantuan sumur secara

simbolik diserahkan Wakil Ketua Dewan Dakwah Sumatera

Barat, H Anisral, kepada Ketua Yayasan Nurul Iman,

Darman. Turut menyaksikan serah-terima, pengurus

Dewan dakwah Sumbar Datuk Afdal dan pengurus Yayasan

Nurul Iman serta pengasuh pondok.

Para santri putri yang berjumlah 151 dari 300-an santri,

menyambut gembira aliran air sumur di asrama mereka.

‘’Alhamdulillah, senang,’’ ucap Selly sambil tersenyum

dikulum. Santri dhuafa asal Kayu Tanam kelas duabelas ini,

ternyata memiliki tumor di langit-langit mulut bagian

depannya. Karena itu, ia agak susah makan dan bicara.

‘’Insya Allah akan ditangani RS Ibnu Sina Padang,’’ ujar

H Anisral yang juga pengurus Yayasan Ibnu Sina.[]

Page 33: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

KABAR

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M30 MAN TAZAKKA

Pesantren M Natsir lahir dari keprihatinan beberapa

orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Alahan Panjang

terhadap siswa-siswa mereka yang sering terlambat

membayar uang sekolah (SPP). Setelah ditelisik, hal itu

disebabkan kemiskinan keluarganya. Maka, muncul inisiatif

dari para guru SMA Negeri Alahan Panjang untuk

mendirikan sekolah gratis.

Sejak 1992, rencana mendirikan sekolah tersebut mulai

dibicarakan oleh berbagai komponen dan tokoh

masyarakat Batubagiriak, Kenagarian Alahan Panjang.

Pertemuan pertama diadakan di Mushalla Nurul Iman,

yaitu mushalla masyarakat Batubagiriak yang hingga saat

ini masih digunakan oleh Pondok Pesantren Muhammad

Natsir sebagai tempat belajar murid-murid madrasah

diniyah awaliyah (MDA).

Respon masyarakat Batubagiriak, Alahan Panjang,

sangat positif terhadap rencana pendirian sekolah yang

merupakan cikal bakal pesantren tersebut. Hal ini terlihat

dari kerelaan hati mereka memberikan infak berupa uang,

emas, binatang ternak dan beberapa lahan di sekitar

mushalla Nurul Iman sebagai modal bagi pendirian

pesantren.

Setelah itu, hingga dimulainya pembangunan pondok

pesantren, para pendiri dan tokoh masyarakat Batubagiriak

mulai mengintensifkan kegiatan di Mushalla Nurul Iman.

Pengajian digelar sekali dalam seminggu disertai sosialisasi

pentingnya pendidikan, terutama pendidikan agama

terhadap generasi muda. Para ustadz yang mengisi

pengajian didatangkan dari luar daerah seperti Solok,

Padang Panjang, Bukittinggi, dan Padang.

Pembangunan Pondok Pesantren Dr Mohammad Natsir

dimulai dengan pembentukan Yayasan Nurul Iman, untuk

mengenang titik pangkal perjuangan mereka.

Misi Yayasan Nurul Iman adalah; pertama,

menyelenggarakan amal usaha sosial yang profesional,

berkualitas dan mampu mengantarkan santri dan

masyarakat kepada kesejahteraan lahir-batin; kedua,

menyelenggarakan pendidikan akademik yang Islami,

profesional, berkualitas dan mampu menjawab tantangan

zaman; ketiga, menciptakan pembinaan anak didik dalam

pesantren untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, berakhlak mulia dan berguna bagi umat dan

negara; keempat, membangun dakwah dalam rangka

terciptanya masyarakat yang Islami; kelima, membangun

amal usaha ekonomi produktif yang berhasil guna,

berfungsi guna, dan bernilai guna bagi kesejahteraan

umat; keenam, melaksanakan kerja sama dengan berbagai

lembaga dan institusi lain, pemerintah dan swasta dalam

upaya meningkatkan mutu yayasan, pendidikan dan

lapangan kerja, serta pembinaan dengan stakeholder

lainnya.

Sarana pendidikan pertama yang dibangun sebagai

tahap awal bagi pendirian pesantren adalah Masjid Nurul

KABAR

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 31 MAN TAZAKKA

Iman dan Panti Asuhan yang sekarang ini berlokasi di

komplek Yayasan Nurul Iman yang menaungi pendidikan

Pesantren Muhammad Natsir. Pada tahun yang sama

dimulai pula pembangunan gedung yayasan, sekolah,

asrama dan sarana penunjang pendidikan lainnya.

Pemberian nama pesantren atas usul tokoh masyarakat

yang ingin mengabadikan nama ulama dan tokoh

nasional asal Alahan Panjang, yaitu Dr

Mohammad Natsir.

Dengan menyemat nama pahlawan nasional

tersebut, para pendiri pesantren dan tokoh

masyarakat Alahan Panjang berharap dapat

mewarisi inspirasi perjuangan Pak Natsir, yaitu:

memajukan pendidikan agama Islam,

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

membangun masyarakat yang Islami, dan

melahirkan santri-santri mujahid dakwah yang

memiliki keahlian dan keterampilan.

Pondok Pesantren terpadu Muhammad Natsir

kini menyelenggarakan pendidian anak usia dini

(PAUD dan TK), madrasah tsanawiyah (MTs) dan

SMA.

Ketiganya terletak pada dua lokasi berdekatan

di Jorong Batubagiriak. Selain itu, di komplek

yayasan Nurul Iman terdapat masjid, mushalla,

asrama putra-putri, panti asuhan dan dapur

pesantren. Sementara, Madrasah Tsanawiyah dan

SMA terletak di sekitar 500 meter sebelah barat

komplek.

Yayasan juga bekerjasama dengan Universitas

Andalas (Unand) Padang membuka areal Pusat

Alih Teknologi dan Pengembangan Kawasan

Pertanian (PAT-PKP) di Jorong Galagah, Nagari

Alahan Panjang. Di areal terpadu ini

dikembangkan peternakan dan pertanian modern

serta ramah lingkungan.

Sedangkan dengan Malaysia, yayasan

membudidayakan tanaman kayu putih untuk

diambil kayu dan daunnya.

Sebelum mengalami krisis air bersih, Pesantren M

Natsir sempat terdampak angin puting beliung pada

Desember 2016. Pada 19 Januari 2017 jelang tengah

malam, si gulambai (si jago merah) mendadak membakar

dua lokal dan satu kantin pondok. Akibat musibah ini,

Ponpes M Natsir mengalami kerugian sekitar Rp 200 juta.

Kini, semua hampir rampung direkonstruksi. Termasuk

instalasi pipanisasi air sumur ke dapur dan MCK asrama.

Pada momen 17 Agustusan 2017, bantuan sumur secara

simbolik diserahkan Wakil Ketua Dewan Dakwah Sumatera

Barat, H Anisral, kepada Ketua Yayasan Nurul Iman,

Darman. Turut menyaksikan serah-terima, pengurus

Dewan dakwah Sumbar Datuk Afdal dan pengurus Yayasan

Nurul Iman serta pengasuh pondok.

Para santri putri yang berjumlah 151 dari 300-an santri,

menyambut gembira aliran air sumur di asrama mereka.

‘’Alhamdulillah, senang,’’ ucap Selly sambil tersenyum

dikulum. Santri dhuafa asal Kayu Tanam kelas duabelas ini,

ternyata memiliki tumor di langit-langit mulut bagian

depannya. Karena itu, ia agak susah makan dan bicara.

‘’Insya Allah akan ditangani RS Ibnu Sina Padang,’’ ujar

H Anisral yang juga pengurus Yayasan Ibnu Sina.[]

Page 34: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

32 EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

ak hanya menghafal Al Qur’an, limabelas santri

Ttahfidz itu juga belajar membuat tempe tahu,

budidaya ikan lele organik, kelistrikan, dan

pengolahan air minum, serta rukyah syar’iyah.

Itulah santri Pondok Tahfidz Khadijah Dewan Dakwah

Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Pondok Tahfidz Khadijah mulai berjalan sejak Senin, 17

Juli 2017. Lokasinya di kantor sekretariat Dewan Dakwah

Kubu Raya, yang berdampingan dengan kediaman Ketua

Dewan Dakwah Kubu Raya, Haji Darmin, di Jalan

Wonodadi 2, sekitar 2 km dari Bandara Supadio.

Para santri yang merupakan hasil seleksi tersebut,

dalam kesehariannya dibimbing beberapa musyrif. Salah

satunya Ustadz Muhtarom, alumni Akademi Dakwah

Indonesia (ADI) Kabupaten Sambas dan STID (Sekolah

Tinggi Ilmu Dakwah) Mohammad Natsir, Jakarta.

Ketua Bidang Pendidikan Dewan Dakwah, Ustadz Imam

Zamrodji, mengatakan, Pondok Tahfidz Khadijah

merupakan ini merupakan pondok tahfidz ketiga di

lingkungan Dewan Dakwah. Dua pondok yang sudah

berjalan sebelumnya dioperasikan Dewan Dakwah Provinsi

Lampung.

Sedangkan di Dewan Dakwah Pusat, kegiatan tahfidz

Qur’an menjadi program Lembaga Tahsin dan Tahfidz Al

Santri Tahfidz Dewan Dakwah Kubu Raya Dibekali Lifeskill

KABAR

33

KABAR

Qur’an, di bawah naungan Lembaga Pengabdian

Masyarakat (LPM) STID Mohammad Natsir.

Haji Darmin mengungkapkan, santri-santri Pondok

Tahfidz Khadijah merupakan anak yatim piatu dari

keluarga dhuafa. Karena itu, selain ilmu agama dan

hafalan Qur’an, mereka juga dibekali ketrampilan hidup

(lifeskill). ‘’Agar kelak mereka bisa mandiri secara ekonomi,

menjadi pengusaha sukses dan donatur dakwah,’’ tutur

Darmin yang naik haji dengan ongkos dari usaha

peternakan lele.

Untuk membiayai Pondok Tahfidz Khadijah, Haji Darmin

menyisihkan sebagian keuntungan usahanya. Dewan

Dakwah Kubu Raya juga memberi kesempatan bagi

donatur yang ingin berinfak.

Masyarakat dapat menjadi donatur Pondok Tahfidz

Khafidzah dengan berlangganan Air Hexaqua sebanyak 4

galon/bulan senilai Rp 50.000. ‘’Insya Allah keuntungannya

disedekahkan untuk operasional Pondok Tahfidz

Khadijah,’’ tandas Haji Darmin.

Sedang donatur yang ingin berinfak secara tunai,

dipersilakan datang ke Pondok Tahfidz Khadijah di Jalan

Wonodadi 2 No. 22 Arang Limbung, Kubu Raya, Kalimatan

Barat, atau menghubungi 0812-5640-2769. Bisa juga

melalui transfer ke rekening BNI Syariah (009) 2223344434

atau Bank Kalbar Syariah (123) 882013370246 atas nama

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Kubu Raya.[]

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

Page 35: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

32 EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

ak hanya menghafal Al Qur’an, limabelas santri

Ttahfidz itu juga belajar membuat tempe tahu,

budidaya ikan lele organik, kelistrikan, dan

pengolahan air minum, serta rukyah syar’iyah.

Itulah santri Pondok Tahfidz Khadijah Dewan Dakwah

Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Pondok Tahfidz Khadijah mulai berjalan sejak Senin, 17

Juli 2017. Lokasinya di kantor sekretariat Dewan Dakwah

Kubu Raya, yang berdampingan dengan kediaman Ketua

Dewan Dakwah Kubu Raya, Haji Darmin, di Jalan

Wonodadi 2, sekitar 2 km dari Bandara Supadio.

Para santri yang merupakan hasil seleksi tersebut,

dalam kesehariannya dibimbing beberapa musyrif. Salah

satunya Ustadz Muhtarom, alumni Akademi Dakwah

Indonesia (ADI) Kabupaten Sambas dan STID (Sekolah

Tinggi Ilmu Dakwah) Mohammad Natsir, Jakarta.

Ketua Bidang Pendidikan Dewan Dakwah, Ustadz Imam

Zamrodji, mengatakan, Pondok Tahfidz Khadijah

merupakan ini merupakan pondok tahfidz ketiga di

lingkungan Dewan Dakwah. Dua pondok yang sudah

berjalan sebelumnya dioperasikan Dewan Dakwah Provinsi

Lampung.

Sedangkan di Dewan Dakwah Pusat, kegiatan tahfidz

Qur’an menjadi program Lembaga Tahsin dan Tahfidz Al

Santri Tahfidz Dewan Dakwah Kubu Raya Dibekali Lifeskill

KABAR

33

KABAR

Qur’an, di bawah naungan Lembaga Pengabdian

Masyarakat (LPM) STID Mohammad Natsir.

Haji Darmin mengungkapkan, santri-santri Pondok

Tahfidz Khadijah merupakan anak yatim piatu dari

keluarga dhuafa. Karena itu, selain ilmu agama dan

hafalan Qur’an, mereka juga dibekali ketrampilan hidup

(lifeskill). ‘’Agar kelak mereka bisa mandiri secara ekonomi,

menjadi pengusaha sukses dan donatur dakwah,’’ tutur

Darmin yang naik haji dengan ongkos dari usaha

peternakan lele.

Untuk membiayai Pondok Tahfidz Khadijah, Haji Darmin

menyisihkan sebagian keuntungan usahanya. Dewan

Dakwah Kubu Raya juga memberi kesempatan bagi

donatur yang ingin berinfak.

Masyarakat dapat menjadi donatur Pondok Tahfidz

Khafidzah dengan berlangganan Air Hexaqua sebanyak 4

galon/bulan senilai Rp 50.000. ‘’Insya Allah keuntungannya

disedekahkan untuk operasional Pondok Tahfidz

Khadijah,’’ tandas Haji Darmin.

Sedang donatur yang ingin berinfak secara tunai,

dipersilakan datang ke Pondok Tahfidz Khadijah di Jalan

Wonodadi 2 No. 22 Arang Limbung, Kubu Raya, Kalimatan

Barat, atau menghubungi 0812-5640-2769. Bisa juga

melalui transfer ke rekening BNI Syariah (009) 2223344434

atau Bank Kalbar Syariah (123) 882013370246 atas nama

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Kubu Raya.[]

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

Page 36: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M34 MAN TAZAKKA

KABAR

una menyerap aspirasi ummat, Direktorat Jendral

GBimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam)

Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag

RI), menggelar rapat koordinasi tentang penguatan fungsi

agama dalam pembangunan nasional di Hotel Mercure

Convention Ancol, Jakarta Utara, pada 10-12 Agustus 2017.

Rapat yang dibuka Menteri Agama RI Lukman Hakim

Saefuddin itu menghadirkan para panelis dari Majelis

Ulama Indonesia (MUI), Bappenas (Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional), dan Dewan Perwakilan Rakyat RI.

Acara diikuti peserta dari Kantor Wilayah Kemenag

Provinsi, ormas, yayasan, dan lembaga kemitraan

Kemenag.

Teten Romli Qomaruddin, peserta rapat dari Dewan

Dakwah, merespon positif kegiatan serap aspirasi tersebut.

‘’Agar policy pemerintah yang bersifat keummatan seperti

pemanfaatan dana haji terlebih dahulu melalui kajian yang

melibatkan berbagai unsur ummat. Sehingga, kebijakan

pemerintah tidak meresahkan ummat,’’ Teten memberi

contoh.

Nah, setelah mengikuti rapat koordinasi tadi, Ketua

Bidang Kajian Ghazwul Fikri dan Harakah Haddamah,

Pusat Kajian Dewan Dakwah, ini memberikan sejumlah

catatan kritis.

Teten menyoroti adanya kecenderungan untuk

mengaburkan substansi dalam Buku Panduan Depag,

seperti istilah ‘’aliran menyimpang’’ yang diganti dengan

‘’aliran bermasalah’’.

‘’Pengubahan istilah ini bukan perkara sepele, karena

maknanya jadi bias. Ajaran yang tadinya menyimpang atau

keluar dari Islam seperti Ahmadiyah, hanya dianggap

bermasalah,’’ papar anggota bidang penelitian dan

pengembangan Majelis Ormas Islam ini.

Teten yang kandidat doktor Universitas Ibnu Khaldun

Bogor, juga mengkritik penggunaan istilah semacam

‘’wahabisme’’ dalam riset dan terbitan Depag.

‘’Istilah ‘wahabi’ harus diklarifikasi agar clear, dan riset-

riset serta buku-buku yang memuat stigma semacam ini

perlu ditinjau ulang,’’ ujar anggota majelis Fatwa MIUMI

(Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia) Pusat tersebut.

Teten yang wakil sekretaris komisi dakwah khusus MUI

Pusat, juga menyayangkan upaya peninjauan ulang

terhadap "sepuluh kriteria pedoman identifikasi aliran

sesat" yang dirumuskan MUI Pusat.

Rumusan tersebut merupakan hasil Rakernas MUI di

Jakarta pada 6 November 2007. Kesepuluh kriteria itu

adalah: Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6;

Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai

dengan Alquran dan sunnah; Meyakini turunnya wahyu

setelah al-Quran; Mengingkari otentisitas dan atau

kebenaran isi al-Quran; Melakukan penafsiran al-Quran

yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir; Mengingkari

kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam;

Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi

dan rasul; Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan

rasul terakhir; Mengubah, menambah dan atau

mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan

oleh syariah, seperti haji tidak ke baitullah, salat wajib tidak

5 waktu; Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i

seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan

kelompoknya.

‘’Rumusan itu sudah tepat menjadi pedoman ummat.

Jangan dilemahkan, tapi justru harus lebih dikuatkan,’’

tandas Teten.

Dewan Dakwah sangat menghargai dan mengapresiasi

Kemenag yang membagikan buku, jurnal, dan berbagai

referensi untuk menghidupkan gerakan literasi

perpustakaan masjid di Indonesia.

Namun, hendaknya berbagai penerbitan itu diseleksi

dengan melibatkan elemen-elemen ummat. Sehingga,

terhindar penyebaran muatan-muatan yang tidak sesuai

dengan ajaran Islam.

Untuk program penyuluhan agama melalui Kantor

Urusan Agama khususnya di daerah-daerah terpencil dan

pedalaman, Dewan Dakwah berharap agar pemerintah

bersinergi dengan para da’i yang dikirimkan ormas-ormas

Islam.[]

Dewan Dakwah: Penguatan Fungsi Agama Jangan Jadi Pelemahan

Page 37: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M34 MAN TAZAKKA

KABAR

una menyerap aspirasi ummat, Direktorat Jendral

GBimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam)

Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag

RI), menggelar rapat koordinasi tentang penguatan fungsi

agama dalam pembangunan nasional di Hotel Mercure

Convention Ancol, Jakarta Utara, pada 10-12 Agustus 2017.

Rapat yang dibuka Menteri Agama RI Lukman Hakim

Saefuddin itu menghadirkan para panelis dari Majelis

Ulama Indonesia (MUI), Bappenas (Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional), dan Dewan Perwakilan Rakyat RI.

Acara diikuti peserta dari Kantor Wilayah Kemenag

Provinsi, ormas, yayasan, dan lembaga kemitraan

Kemenag.

Teten Romli Qomaruddin, peserta rapat dari Dewan

Dakwah, merespon positif kegiatan serap aspirasi tersebut.

‘’Agar policy pemerintah yang bersifat keummatan seperti

pemanfaatan dana haji terlebih dahulu melalui kajian yang

melibatkan berbagai unsur ummat. Sehingga, kebijakan

pemerintah tidak meresahkan ummat,’’ Teten memberi

contoh.

Nah, setelah mengikuti rapat koordinasi tadi, Ketua

Bidang Kajian Ghazwul Fikri dan Harakah Haddamah,

Pusat Kajian Dewan Dakwah, ini memberikan sejumlah

catatan kritis.

Teten menyoroti adanya kecenderungan untuk

mengaburkan substansi dalam Buku Panduan Depag,

seperti istilah ‘’aliran menyimpang’’ yang diganti dengan

‘’aliran bermasalah’’.

‘’Pengubahan istilah ini bukan perkara sepele, karena

maknanya jadi bias. Ajaran yang tadinya menyimpang atau

keluar dari Islam seperti Ahmadiyah, hanya dianggap

bermasalah,’’ papar anggota bidang penelitian dan

pengembangan Majelis Ormas Islam ini.

Teten yang kandidat doktor Universitas Ibnu Khaldun

Bogor, juga mengkritik penggunaan istilah semacam

‘’wahabisme’’ dalam riset dan terbitan Depag.

‘’Istilah ‘wahabi’ harus diklarifikasi agar clear, dan riset-

riset serta buku-buku yang memuat stigma semacam ini

perlu ditinjau ulang,’’ ujar anggota majelis Fatwa MIUMI

(Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia) Pusat tersebut.

Teten yang wakil sekretaris komisi dakwah khusus MUI

Pusat, juga menyayangkan upaya peninjauan ulang

terhadap "sepuluh kriteria pedoman identifikasi aliran

sesat" yang dirumuskan MUI Pusat.

Rumusan tersebut merupakan hasil Rakernas MUI di

Jakarta pada 6 November 2007. Kesepuluh kriteria itu

adalah: Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6;

Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai

dengan Alquran dan sunnah; Meyakini turunnya wahyu

setelah al-Quran; Mengingkari otentisitas dan atau

kebenaran isi al-Quran; Melakukan penafsiran al-Quran

yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir; Mengingkari

kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam;

Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi

dan rasul; Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan

rasul terakhir; Mengubah, menambah dan atau

mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan

oleh syariah, seperti haji tidak ke baitullah, salat wajib tidak

5 waktu; Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i

seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan

kelompoknya.

‘’Rumusan itu sudah tepat menjadi pedoman ummat.

Jangan dilemahkan, tapi justru harus lebih dikuatkan,’’

tandas Teten.

Dewan Dakwah sangat menghargai dan mengapresiasi

Kemenag yang membagikan buku, jurnal, dan berbagai

referensi untuk menghidupkan gerakan literasi

perpustakaan masjid di Indonesia.

Namun, hendaknya berbagai penerbitan itu diseleksi

dengan melibatkan elemen-elemen ummat. Sehingga,

terhindar penyebaran muatan-muatan yang tidak sesuai

dengan ajaran Islam.

Untuk program penyuluhan agama melalui Kantor

Urusan Agama khususnya di daerah-daerah terpencil dan

pedalaman, Dewan Dakwah berharap agar pemerintah

bersinergi dengan para da’i yang dikirimkan ormas-ormas

Islam.[]

Dewan Dakwah: Penguatan Fungsi Agama Jangan Jadi Pelemahan

Page 38: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M36 MAN TAZAKKA

INSPIRASI DA’I

Ustadz Bey

“Pendeta Islam”Naik Haji

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 37 MAN TAZAKKA

INSPIRASI DA’I

leuh, ngadadak teuing, kaya tahu bulet

E(mendadak amat, seperti tahu bulat [digoreng

dadakan]),’’ gumam Bey Hanafi sambil

tersenyum bahagia, usai menerima telepon dari Dewan

Dakwah Pusat, medio Agustus lalu. Suara pengurus senior

Dewan Dakwah di ujung ponsel mengabarkan, Bey

berangkat haji tahun ini atas undangan Pemimpin Saudi,

Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud.

Selasa (22/8) siang, diantar keluarga dan familinya

sebanyak delapan orang, Bey tiba di Gedung Dewan

Dakwah, Jalan Kramat Raya 45, Jakarta Pusat.

Setelah melapor pada pengurus Dewan Dakwah, ia

mengikuti kursus kilat ibadah haji yang disampaikan Ketua

Laznas (Lembaga Amil Zakat Nasional) Dewan Dakwah, H

Ade Salamun. Ayah tiga anak ini manggut-manggut saja

mengikuti teori manasik haji, lantaran sebelumnya sudah

membaca buku tatacara menjalankan rukun Islam kelima.

Lepas ashar, barulah Bey sempat makan siang di selasar

masjid Al Furqon. Menunya hasil masakan istri sendiri,

seperti balado sotong, ikan asin, ayam goreng, gulai ayam,

dan kerupuk.

‘’Ini ceritanya kita sedang walimatus safar haji ya,’’

seloroh seorang pengurus Laznas Dewan Dakwah yang

menemani Bey makan. ‘’He, he, iya, iya,’’ ucap Bey sambil

tertawa.

Oleh Laznas Dewan Dakwah, Kafilah Bey Hanafi

diinapkan di sebuah hotel di seberang Masjid Al Furqon.

‘’Padahal mah, biarin nginep di mesjid aja, bisa ngampar-

ngampar nggak usah bayar,’’ tawar ustadz bersahaja ini.

Rabu (23/8) selepas subuh, Bey’s family diantar menuju

kediaman Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia (KSA) di Jalan

Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Bergabung dengan

puluhan undangan lainnya untuk diterima dan dilepas

Dubes KSA, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi.

Selanjutnya, tanpa disertai lagi oleh keluarga

pengiringnya, rombongan calon haji menumpang bus

menuju Bandara Soekarno-Hatta, untuk kemudian terbang

ke Saudi.

Ustadz Bey Hanafi lahir di Desa Cigeulis, Kec Cigeulis,

Kab Pandeglang, Banten, 4 Mei 1972. Setelah lulus

Madrasah Aliyah, ia mengikuti pelatihan di Ma’had Al-

Ghuraba. Selanjutnya, remaja ini langsung diterjunkan oleh

Dewan Dakwah sebagai da’i di pelosok Desa Kie,

Kecamatan Oilasi Kupang, Kabupaten Timur Tengah

Selatan, NTT (Nusa Tenggara Timur).

Sempat shock Bey Hanafi di awal hidup bersama warga

desa. Masyarakat yang sangat terbelakang dan miskin.

Makanan utama mereka jagung. Pagi jagung rebus, siang

Page 39: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M36 MAN TAZAKKA

INSPIRASI DA’I

Ustadz Bey

“Pendeta Islam”Naik Haji

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 37 MAN TAZAKKA

INSPIRASI DA’I

leuh, ngadadak teuing, kaya tahu bulet

E(mendadak amat, seperti tahu bulat [digoreng

dadakan]),’’ gumam Bey Hanafi sambil

tersenyum bahagia, usai menerima telepon dari Dewan

Dakwah Pusat, medio Agustus lalu. Suara pengurus senior

Dewan Dakwah di ujung ponsel mengabarkan, Bey

berangkat haji tahun ini atas undangan Pemimpin Saudi,

Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud.

Selasa (22/8) siang, diantar keluarga dan familinya

sebanyak delapan orang, Bey tiba di Gedung Dewan

Dakwah, Jalan Kramat Raya 45, Jakarta Pusat.

Setelah melapor pada pengurus Dewan Dakwah, ia

mengikuti kursus kilat ibadah haji yang disampaikan Ketua

Laznas (Lembaga Amil Zakat Nasional) Dewan Dakwah, H

Ade Salamun. Ayah tiga anak ini manggut-manggut saja

mengikuti teori manasik haji, lantaran sebelumnya sudah

membaca buku tatacara menjalankan rukun Islam kelima.

Lepas ashar, barulah Bey sempat makan siang di selasar

masjid Al Furqon. Menunya hasil masakan istri sendiri,

seperti balado sotong, ikan asin, ayam goreng, gulai ayam,

dan kerupuk.

‘’Ini ceritanya kita sedang walimatus safar haji ya,’’

seloroh seorang pengurus Laznas Dewan Dakwah yang

menemani Bey makan. ‘’He, he, iya, iya,’’ ucap Bey sambil

tertawa.

Oleh Laznas Dewan Dakwah, Kafilah Bey Hanafi

diinapkan di sebuah hotel di seberang Masjid Al Furqon.

‘’Padahal mah, biarin nginep di mesjid aja, bisa ngampar-

ngampar nggak usah bayar,’’ tawar ustadz bersahaja ini.

Rabu (23/8) selepas subuh, Bey’s family diantar menuju

kediaman Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia (KSA) di Jalan

Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Bergabung dengan

puluhan undangan lainnya untuk diterima dan dilepas

Dubes KSA, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi.

Selanjutnya, tanpa disertai lagi oleh keluarga

pengiringnya, rombongan calon haji menumpang bus

menuju Bandara Soekarno-Hatta, untuk kemudian terbang

ke Saudi.

Ustadz Bey Hanafi lahir di Desa Cigeulis, Kec Cigeulis,

Kab Pandeglang, Banten, 4 Mei 1972. Setelah lulus

Madrasah Aliyah, ia mengikuti pelatihan di Ma’had Al-

Ghuraba. Selanjutnya, remaja ini langsung diterjunkan oleh

Dewan Dakwah sebagai da’i di pelosok Desa Kie,

Kecamatan Oilasi Kupang, Kabupaten Timur Tengah

Selatan, NTT (Nusa Tenggara Timur).

Sempat shock Bey Hanafi di awal hidup bersama warga

desa. Masyarakat yang sangat terbelakang dan miskin.

Makanan utama mereka jagung. Pagi jagung rebus, siang

Page 40: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

INSPIRASI DA’I

nasi jagung, malamnya jagung titi (tumbuk).

Heran Bey, banyak warga desa ternyata belum bisa

sekadar memasak air dengan benar. Maka, ketrampilan

hidup pertama yang diajarkannya kepada masyarakat

setempat adalah cara memasak air minum. Pelajaran ini

berlangsung hampir sebulan.

Budaya lain warga desa ini adalah jarang mandi.

Mulanya kepepet lantaran sulit air, namun lama-lama jadi

kebiasaan. Di musim hujan pun mereka tak mandi. Hal ini

juga menjadi tantangan Ustadz Bey, dalam rangka

mengajarkan bersuci sebelum sholat.

Walau sudah agak lama menjadi mualaf, ternyata banyak

warga pria yang belum bersunat. Maka, pada suatu hari Bey

dengan dukungan Dewan Dakwah, menggelar sunatan

massal di Desa Kie. Pesertanya mulai anak-anak usia

belasan tahun hingga orang tua.

Bukannya dipanggil ‘’ustadz’’, Bey Hanafi di Nusa

Tenggara Timur disapa "Bapak Pendeta Islam".

Sebagaimana warga pun menyebut masjid sebagai ‘’gereja

Islam’’.

"Iya, saya dipanggil sebagai pendeta Islam. Kalau yang

Katolik dipanggil romo," kenang Bey sambil tersenyum.

Untuk berdakwah keliling masuk ke kampung-kampung,

Bey Hanafi berjalan kaki. Untuk mencapai kampung lain,

dibutuhkan waktu cukup lama. Kadang-kadang bisa satu

hari satu malam baru sampai ke tujuan berikutnya.

Bukannya dipanggil

‘’ustadz’’, Bey Hanafi

di Nusa Tenggara

Timur disapa "Bapak

Pendeta Islam".

Sebagaimana warga

pun menyebut masjid

sebagai ‘’gereja

Islam’’.

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M38 MAN TAZAKKA

39

INSPIRASI DA’I

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

Alhamdulillah, setelah berdakwah sekian lama, Bey akhirnya

memiliki seorang kader dakwah. Dialah yang kelak meneruskan

langkah Bey.

Sejak 1997, Bey Hanafi berdakwah di kampung halamannya

sendiri. Selain di Cigeulis, ia juga berdakwah di Malingping,

Panimbang, dan sekitarnya.

Selain dakwah bil-lisan, Bey Hanafi juga menjalankan

dakwah bil-haal dengan dukungan Laznas Dewan Dakwah.

Misalnya membentuk kelompok peternakan kambing, kelompok

pembuat keripik pisang, singkong, dan emping, juga

membudayakan pembuatan sarana MCK (mandi-cuci-kakus).

Yang terakhir ini untuk mengikis budaya ‘’trio-dol’’; Dolbon

(modol di kebon) alias buang air besar (BAB) di kebun, doli

(modol di kali), dan dolwah (modol di sawah).[]

Page 41: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

INSPIRASI DA’I

nasi jagung, malamnya jagung titi (tumbuk).

Heran Bey, banyak warga desa ternyata belum bisa

sekadar memasak air dengan benar. Maka, ketrampilan

hidup pertama yang diajarkannya kepada masyarakat

setempat adalah cara memasak air minum. Pelajaran ini

berlangsung hampir sebulan.

Budaya lain warga desa ini adalah jarang mandi.

Mulanya kepepet lantaran sulit air, namun lama-lama jadi

kebiasaan. Di musim hujan pun mereka tak mandi. Hal ini

juga menjadi tantangan Ustadz Bey, dalam rangka

mengajarkan bersuci sebelum sholat.

Walau sudah agak lama menjadi mualaf, ternyata banyak

warga pria yang belum bersunat. Maka, pada suatu hari Bey

dengan dukungan Dewan Dakwah, menggelar sunatan

massal di Desa Kie. Pesertanya mulai anak-anak usia

belasan tahun hingga orang tua.

Bukannya dipanggil ‘’ustadz’’, Bey Hanafi di Nusa

Tenggara Timur disapa "Bapak Pendeta Islam".

Sebagaimana warga pun menyebut masjid sebagai ‘’gereja

Islam’’.

"Iya, saya dipanggil sebagai pendeta Islam. Kalau yang

Katolik dipanggil romo," kenang Bey sambil tersenyum.

Untuk berdakwah keliling masuk ke kampung-kampung,

Bey Hanafi berjalan kaki. Untuk mencapai kampung lain,

dibutuhkan waktu cukup lama. Kadang-kadang bisa satu

hari satu malam baru sampai ke tujuan berikutnya.

Bukannya dipanggil

‘’ustadz’’, Bey Hanafi

di Nusa Tenggara

Timur disapa "Bapak

Pendeta Islam".

Sebagaimana warga

pun menyebut masjid

sebagai ‘’gereja

Islam’’.

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M38 MAN TAZAKKA

39

INSPIRASI DA’I

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

Alhamdulillah, setelah berdakwah sekian lama, Bey akhirnya

memiliki seorang kader dakwah. Dialah yang kelak meneruskan

langkah Bey.

Sejak 1997, Bey Hanafi berdakwah di kampung halamannya

sendiri. Selain di Cigeulis, ia juga berdakwah di Malingping,

Panimbang, dan sekitarnya.

Selain dakwah bil-lisan, Bey Hanafi juga menjalankan

dakwah bil-haal dengan dukungan Laznas Dewan Dakwah.

Misalnya membentuk kelompok peternakan kambing, kelompok

pembuat keripik pisang, singkong, dan emping, juga

membudayakan pembuatan sarana MCK (mandi-cuci-kakus).

Yang terakhir ini untuk mengikis budaya ‘’trio-dol’’; Dolbon

(modol di kebon) alias buang air besar (BAB) di kebun, doli

(modol di kali), dan dolwah (modol di sawah).[]

Page 42: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

TELAAH UTAMA

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

BBC Bertaruh

untuk Rohingya41EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

Riset tentang Islam dalam berita

pernah dilakukan oleh Janert

Steele (2011). Ia meneliti

mengenai bagaimana Islam

memandang praktik kerja jurnalistik.

Penelitian ini dilakukan menyusul

gencarnya pemberitaan tentang Islam

dan Muslim pasca tragedi 9/11,

disusul tragedi bom Bali dan Jakarta.

Penelitian ini kemudian diterbitkan

dalam jurnal berjudul “Justice and

Journalism: Islam and Journalism

Values ini Indonesia and Malaysia”.

Hasil dari penelitian ini, Steele

melihat bahwa jurnalis di Indonesia

dan Malaysia mengekspresikan nilai

jurnalisme yang umum tanpa

menggunakan istilah-istilah yang

terlalu Islami, lebih umum, serta

melihat dan memahami arti dari apa

yang mereka kerjakan dari sudut

pandang Islam. Selain itu, pers di

Asia Tenggara, khususnya Indonesia

dan Malaysia, difungsikan sebagai

media politik, sosial dan juga dakwah.

Beberapa ciri pers Islam di Indonesia

dan Malaysia antara lain Truth

(Kebenaran), Verification (Verifikasi),

Balance (Seimbang), Independences

from power (Bebas dari kekuasaan).

M. Exsa Firmansyah (2008) juga

pernah melakukan penelitian berjudul

“Ideologi Islam dalam Harian

Nasional”. Riset akademik ini ditulis

pada tahun 2008. Penelitian ini

melihat kebijakan redaksional Harian

Republika dalam masalah “Konflik

Partai Kebangkitan Bangsa”,

“Ahmadiyah”, dan “Kontroversi Film

Fitna”.

Hasilnya, Republika memposisikan

diri sebagai media komunitas Islam

yang tidak ingin melihat kaum

Muslim terpecah belah dan merusak

tatanan kerukunan yang telah ada.

Selain itu Republika juga berusaha

menjadi corong umat Muslim dan

berusaha menjaga tali kerukunan

antar umat beragama.

Sebaliknya dengan media asing,

yang dalam banyak penelitian dinilai

tidak ramah ada Islam. Salah satunya

BBC, seperti dalam pemberitaan

tentang aksi-aksi umat Islam

beberapa tahun terakhir ini.

Namun menyebal dari kebiasaan

tersebut, BBC cukup objektif dalam

memberitakan tragedi Rohingya.

Bahkan perusahaan penyiaran asal

Inggris ini memilih mengakhiri

kerjasama penyiaran dengan mitra

lokal Myanmar daripada harus

disensor pemberitaannya.

Belum lama ini British Broadcast

Corporation (BBC) akhirnya

memutuskan untuk menyudahi kerja

sama dengan televisi nasional

Myanmar (MNTV). Keputusan ini

terkait langkah MNTV yang

melakukan sensor terhadap sejumlah

berita dan program BBC berbahasa

Myanmar, terutama menyangkut

peliputan mengenai etnis Rohingya.

Sejak April 2014, BBC memang

melakukan kerja sama dengan MNTV

untuk menyiarkan program berita

harian dan tayangan berbahasa

Myanmar. Program ini pun ditonton

sekitar 3,7 juta orang di Myanmar.

Namun, sejak April 2017, MNTV

secara sepihak menghentikan

tayangan dan program berita dari

BBC.

''BBC tidak bisa menerima upaya

TELAAH UTAMA

40

Page 43: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

TELAAH UTAMA

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

BBC Bertaruh

untuk Rohingya41EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

Riset tentang Islam dalam berita

pernah dilakukan oleh Janert

Steele (2011). Ia meneliti

mengenai bagaimana Islam

memandang praktik kerja jurnalistik.

Penelitian ini dilakukan menyusul

gencarnya pemberitaan tentang Islam

dan Muslim pasca tragedi 9/11,

disusul tragedi bom Bali dan Jakarta.

Penelitian ini kemudian diterbitkan

dalam jurnal berjudul “Justice and

Journalism: Islam and Journalism

Values ini Indonesia and Malaysia”.

Hasil dari penelitian ini, Steele

melihat bahwa jurnalis di Indonesia

dan Malaysia mengekspresikan nilai

jurnalisme yang umum tanpa

menggunakan istilah-istilah yang

terlalu Islami, lebih umum, serta

melihat dan memahami arti dari apa

yang mereka kerjakan dari sudut

pandang Islam. Selain itu, pers di

Asia Tenggara, khususnya Indonesia

dan Malaysia, difungsikan sebagai

media politik, sosial dan juga dakwah.

Beberapa ciri pers Islam di Indonesia

dan Malaysia antara lain Truth

(Kebenaran), Verification (Verifikasi),

Balance (Seimbang), Independences

from power (Bebas dari kekuasaan).

M. Exsa Firmansyah (2008) juga

pernah melakukan penelitian berjudul

“Ideologi Islam dalam Harian

Nasional”. Riset akademik ini ditulis

pada tahun 2008. Penelitian ini

melihat kebijakan redaksional Harian

Republika dalam masalah “Konflik

Partai Kebangkitan Bangsa”,

“Ahmadiyah”, dan “Kontroversi Film

Fitna”.

Hasilnya, Republika memposisikan

diri sebagai media komunitas Islam

yang tidak ingin melihat kaum

Muslim terpecah belah dan merusak

tatanan kerukunan yang telah ada.

Selain itu Republika juga berusaha

menjadi corong umat Muslim dan

berusaha menjaga tali kerukunan

antar umat beragama.

Sebaliknya dengan media asing,

yang dalam banyak penelitian dinilai

tidak ramah ada Islam. Salah satunya

BBC, seperti dalam pemberitaan

tentang aksi-aksi umat Islam

beberapa tahun terakhir ini.

Namun menyebal dari kebiasaan

tersebut, BBC cukup objektif dalam

memberitakan tragedi Rohingya.

Bahkan perusahaan penyiaran asal

Inggris ini memilih mengakhiri

kerjasama penyiaran dengan mitra

lokal Myanmar daripada harus

disensor pemberitaannya.

Belum lama ini British Broadcast

Corporation (BBC) akhirnya

memutuskan untuk menyudahi kerja

sama dengan televisi nasional

Myanmar (MNTV). Keputusan ini

terkait langkah MNTV yang

melakukan sensor terhadap sejumlah

berita dan program BBC berbahasa

Myanmar, terutama menyangkut

peliputan mengenai etnis Rohingya.

Sejak April 2014, BBC memang

melakukan kerja sama dengan MNTV

untuk menyiarkan program berita

harian dan tayangan berbahasa

Myanmar. Program ini pun ditonton

sekitar 3,7 juta orang di Myanmar.

Namun, sejak April 2017, MNTV

secara sepihak menghentikan

tayangan dan program berita dari

BBC.

''BBC tidak bisa menerima upaya

TELAAH UTAMA

40

Page 44: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M42 MAN TAZAKKA

TELAAH UTAMA

sensor dan intervensi terhadap

program yang telah dijalankan oleh

BBC dan MNTV. Pasalnya, hal itu

seolah mengkhianati kepercayaan

antara BBC dengan khalayak luas,''

tulis pernyataan resmi BBC seperti

dikutip Channel News Asia, Senin

(4/9) waktu setempat.

Pengumuman ini tentu menjadi

pukulan berat terhadap Pemerintah

Myanmar, terutama dalam hal

jaminan terhadap kebebasan pers.

Bahkan, selama ini, pers di Myanmar

dianggap berperan dalam upaya

demokratisasi di negara tersebut,

termasuk saat menyoroti penahanan

yang menimpa tokoh pro demokrasi

Myanmar, Aung San Suu Kyi,

beberapa tahun lalu.

Sementara MNTV menilai,

penghentian penayangan berita

harian BBC itu lantaran terdapat

penggunaan kata yang dilarang oleh

pemerintah dalam program tersebut.

''Berita yang dikirimkan BBC

menggunakan kata-kata yang

dilarang oleh Pemerintah,'' tulis

pernyataan resmi MNTV.

Pejabat di MNTV menyebut, kata-

kata tersebut terkait dengan sebutan

''Rohingya'' untuk menyebut

penduduk Muslim di Rakhine State.

''Karena kata-kata itu, kami tidak bisa

menyiarkan program berita tersebut,''

ujar pejabat tersebut.

Rohingya merupakan sebutan

untuk etnis, mayoritas beragama

Islam, yang tinggal di bagian barat

Rakhine State. Dalam beberapa tahun

terakhir, etnis Rohingya memang

kerap mendapatkan tekanan dari

mayoritas warga dan pemerintah

Myanmar. Puncaknya saat militer

Myanmar mengusir dan melakukan

operasi militer di wilayah pemukiman

etnis Rohingya pada 25 Agustus

silam.

Sejumlah media internasional

menggunakan kata Rohingya untuk

mengidentifikasi para penduduk

Muslim di Rakhine State. Pasalnya,

mereka menyebut diri mereka dengan

sebutan Rohingya. Sementara

pemerintah, begitu pun media lokal

Myanmar, enggan menyebut mereka

Rohingya.

Pemerintah dan media lokal

Myanmar menyebut mereka dengan

ungkapan ''Bengalis''. Pasalnya,

penduduk Muslim tersebut dianggap

sebagai imigran ilegal yang berasal

dari Bangladesh, kendati mereka

telah tinggal di Rakhine State selama

puluhan tahun.

Konflik Rohingya dan militer

Myanmar kembali pecah dalam dua

pekan terakhir. Persisnya sejak

kelompok bersenjata Arakan

Rohingya Salvation Army (ARSA)

menyerbu pos polisi dan

menewaskan 30 orang, Kamis (25/8)

lalu.

Sejak insureksi tersebut, militer

menerapkan daerah operasi di

Rakhine. Sedikitnya 400 warga sipil

dilaporkan tewas, dan ratusan ribu

warga lainnya terpaksa kabur ke arah

perbatasan Myanmar-Bangladesh.

BBC Indonesia mengumpulkan

pertanyaan netizen soal krisis

kemanusiaan di Myanmar. Media ini

mengaku menerima lebih dari 200

pertanyaan dari pembaca tentang apa

yang kini tengah terjadi di Myanmar.

Berikut tujuh pertanyaan terpilih yang

sering diajukan, dan jawaban BBC.

Bagaimana awal mula

permasalahan etnis Rohingya dan

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 43 MAN TAZAKKA

latar belakang terjadinya konflik?

Sejak lebih dari sepekan lalu,

kekerasan terbaru meletus di negara

bagian Rakhine, Myanmar, yang

banyak dihuni Muslim Rohingya.

Gelombang kekerasan baru ini

menandai eskalasi dramatis sejak

Oktober 2016 lalu ketika milisi

Rohingya melakukan serangan

dengan skala yang lebih kecil.

Para pengungsi menuduh aparat

keamanan Myanmar dan kelompok

militan radikal Buddha membakar

desa-desa mereka.

Pemerintah Myanmar berdalih,

pasukan keamanan mereka sekadar

mengambil langkah balasan terhadap

serangan bulan lalu terhadap lebih

dari 20 pos polisi oleh milisi

Rohingya.

Bentrokan susulan sesudah itu

membuat banyak warga sipil baik

Islam maupun Buddha, lari

menyelamatkan diri dari desa-desa

mereka.

Setelah serangan milisi pada bulan

Oktober 2016, militer melakukan

operasi pembalasan yang keras, dan

banyak warga Rohingya menuduh

bahwa dalam operasi itu pasukan

keamanan melakukan pemerkosaan,

pembunuhan, pembakaran desa dan

penyiksaan.

PBB sudah menyebut serangan

balasan dari militer terhadap etnis

Rohingya pada Oktober lalu sebagai

kejahatan terhadap kemanusiaan.

Militer Myanmar mengatakan

mereka sebisa mungkin akan

menahan diri tapi juga menegaskan

'punya hak untuk membela diri dari

serangan-serangan teroris'.

PBB mendefinisikan Rohingya

sebagai minoritas agama dan bahasa

dari Myanmar barat dan bahwa

Rohingya adalah salah satu dari

minoritas yang paling dipersekusi

atau paling mendapat perlakuan

buruk di dunia.

Namun asal kata Rohingya, dan

bagaimana mereka muncul di

Myanmar, menjadi isu kontroversial.

Sebagian sejarawan mengatakan

kelompok ini sudah berasal dari

ratusan tahun lalu dan lainnya

mengatakan mereka baru muncul

sebagai kekuatan identitas dalam

seabad terakhir.

Pemerintah Myanmar berkeras

bahwa mereka adalah pendatang

baru dari subkontinen India, sehingga

konstitusi negara itu tidak

memasukkan mereka dalam

kelompok masyarakat adat yang

berhak mendapat kewarganegaraan.

Mereka tinggal di salah satu

negara bagian termiskin di Myanmar,

dan gerakan dan akses mereka

terhadap pekerjaan sangat dibatasi.

Secara historis, mayoritas

penduduk Rakhine membenci

kehadiran Rohingya yang mereka

pandang sebagai pemeluk Islam dari

negara lain dan ada kebencian

meluas terhadap Rohingya di

Myanmar.

Di sisi lain, penduduk Rohingya

merasa bahwa mereka adalah bagian

dari Myanmar dan mengklaim

mengalami persekusi oleh negara.

Negara tetangga Bangladesh sudah

menerima ratusan ribu pengungsi

dari Myanmar dan tak mampu lagi

menampung mereka.

Banyak warga Rohingya yang

tinggal di kamp penampungan

sementara setelah dipaksa keluar dari

desa mereka oleh gelombang

kekerasan komunal yang menyapu

Rakhine pada tahun 2012.

Apa bantuan yang diberikan

Indonesia terhadap muslim

Rohingya?

Menteri Luar Negeri Retno

Marsudi sudah bertemu dengan Aung

San Suu Kyi untuk membicarakan

upaya penyelesaian masalah

Rohingya. Dalam pertemuan tersebut,

Menlu menyerahkan Formula 4+1,

yang isinya:

"Saya hadir di Myanmar membawa

amanah masyarakat Indonesia, yang

sangat khawatir terhadap krisis

kemanusiaan di Rakhine dan agar

Indonesia membantu," jelas Menlu

Retno kepada Aung San Suu Kyi,

seperti tertulis dalam pernyataan pers

Kementerian Luar Negeri Indonesia.

"Empat elemen pertama

merupakan elemen utama yang harus

segera dilakukan agar krisis

kemanusian dan keamanan tidak

semakin memburuk," jelas Menlu RI.

Apa langkah tegas PBB dalam

menyikapi konflik inidan solusi agar

warga Rohingya bisa hidup dengan

baik dan tidak merasa hidupnya

terancam?

Secara historis,

mayoritas penduduk

Rakhine membenci

kehadiran Rohingya

yang mereka

pandang sebagai

pemeluk Islam dari

negara lain dan ada

kebencian meluas

terhadap Rohingya di

Myanmar.

TELAAH UTAMA

Page 45: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M42 MAN TAZAKKA

TELAAH UTAMA

sensor dan intervensi terhadap

program yang telah dijalankan oleh

BBC dan MNTV. Pasalnya, hal itu

seolah mengkhianati kepercayaan

antara BBC dengan khalayak luas,''

tulis pernyataan resmi BBC seperti

dikutip Channel News Asia, Senin

(4/9) waktu setempat.

Pengumuman ini tentu menjadi

pukulan berat terhadap Pemerintah

Myanmar, terutama dalam hal

jaminan terhadap kebebasan pers.

Bahkan, selama ini, pers di Myanmar

dianggap berperan dalam upaya

demokratisasi di negara tersebut,

termasuk saat menyoroti penahanan

yang menimpa tokoh pro demokrasi

Myanmar, Aung San Suu Kyi,

beberapa tahun lalu.

Sementara MNTV menilai,

penghentian penayangan berita

harian BBC itu lantaran terdapat

penggunaan kata yang dilarang oleh

pemerintah dalam program tersebut.

''Berita yang dikirimkan BBC

menggunakan kata-kata yang

dilarang oleh Pemerintah,'' tulis

pernyataan resmi MNTV.

Pejabat di MNTV menyebut, kata-

kata tersebut terkait dengan sebutan

''Rohingya'' untuk menyebut

penduduk Muslim di Rakhine State.

''Karena kata-kata itu, kami tidak bisa

menyiarkan program berita tersebut,''

ujar pejabat tersebut.

Rohingya merupakan sebutan

untuk etnis, mayoritas beragama

Islam, yang tinggal di bagian barat

Rakhine State. Dalam beberapa tahun

terakhir, etnis Rohingya memang

kerap mendapatkan tekanan dari

mayoritas warga dan pemerintah

Myanmar. Puncaknya saat militer

Myanmar mengusir dan melakukan

operasi militer di wilayah pemukiman

etnis Rohingya pada 25 Agustus

silam.

Sejumlah media internasional

menggunakan kata Rohingya untuk

mengidentifikasi para penduduk

Muslim di Rakhine State. Pasalnya,

mereka menyebut diri mereka dengan

sebutan Rohingya. Sementara

pemerintah, begitu pun media lokal

Myanmar, enggan menyebut mereka

Rohingya.

Pemerintah dan media lokal

Myanmar menyebut mereka dengan

ungkapan ''Bengalis''. Pasalnya,

penduduk Muslim tersebut dianggap

sebagai imigran ilegal yang berasal

dari Bangladesh, kendati mereka

telah tinggal di Rakhine State selama

puluhan tahun.

Konflik Rohingya dan militer

Myanmar kembali pecah dalam dua

pekan terakhir. Persisnya sejak

kelompok bersenjata Arakan

Rohingya Salvation Army (ARSA)

menyerbu pos polisi dan

menewaskan 30 orang, Kamis (25/8)

lalu.

Sejak insureksi tersebut, militer

menerapkan daerah operasi di

Rakhine. Sedikitnya 400 warga sipil

dilaporkan tewas, dan ratusan ribu

warga lainnya terpaksa kabur ke arah

perbatasan Myanmar-Bangladesh.

BBC Indonesia mengumpulkan

pertanyaan netizen soal krisis

kemanusiaan di Myanmar. Media ini

mengaku menerima lebih dari 200

pertanyaan dari pembaca tentang apa

yang kini tengah terjadi di Myanmar.

Berikut tujuh pertanyaan terpilih yang

sering diajukan, dan jawaban BBC.

Bagaimana awal mula

permasalahan etnis Rohingya dan

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 43 MAN TAZAKKA

latar belakang terjadinya konflik?

Sejak lebih dari sepekan lalu,

kekerasan terbaru meletus di negara

bagian Rakhine, Myanmar, yang

banyak dihuni Muslim Rohingya.

Gelombang kekerasan baru ini

menandai eskalasi dramatis sejak

Oktober 2016 lalu ketika milisi

Rohingya melakukan serangan

dengan skala yang lebih kecil.

Para pengungsi menuduh aparat

keamanan Myanmar dan kelompok

militan radikal Buddha membakar

desa-desa mereka.

Pemerintah Myanmar berdalih,

pasukan keamanan mereka sekadar

mengambil langkah balasan terhadap

serangan bulan lalu terhadap lebih

dari 20 pos polisi oleh milisi

Rohingya.

Bentrokan susulan sesudah itu

membuat banyak warga sipil baik

Islam maupun Buddha, lari

menyelamatkan diri dari desa-desa

mereka.

Setelah serangan milisi pada bulan

Oktober 2016, militer melakukan

operasi pembalasan yang keras, dan

banyak warga Rohingya menuduh

bahwa dalam operasi itu pasukan

keamanan melakukan pemerkosaan,

pembunuhan, pembakaran desa dan

penyiksaan.

PBB sudah menyebut serangan

balasan dari militer terhadap etnis

Rohingya pada Oktober lalu sebagai

kejahatan terhadap kemanusiaan.

Militer Myanmar mengatakan

mereka sebisa mungkin akan

menahan diri tapi juga menegaskan

'punya hak untuk membela diri dari

serangan-serangan teroris'.

PBB mendefinisikan Rohingya

sebagai minoritas agama dan bahasa

dari Myanmar barat dan bahwa

Rohingya adalah salah satu dari

minoritas yang paling dipersekusi

atau paling mendapat perlakuan

buruk di dunia.

Namun asal kata Rohingya, dan

bagaimana mereka muncul di

Myanmar, menjadi isu kontroversial.

Sebagian sejarawan mengatakan

kelompok ini sudah berasal dari

ratusan tahun lalu dan lainnya

mengatakan mereka baru muncul

sebagai kekuatan identitas dalam

seabad terakhir.

Pemerintah Myanmar berkeras

bahwa mereka adalah pendatang

baru dari subkontinen India, sehingga

konstitusi negara itu tidak

memasukkan mereka dalam

kelompok masyarakat adat yang

berhak mendapat kewarganegaraan.

Mereka tinggal di salah satu

negara bagian termiskin di Myanmar,

dan gerakan dan akses mereka

terhadap pekerjaan sangat dibatasi.

Secara historis, mayoritas

penduduk Rakhine membenci

kehadiran Rohingya yang mereka

pandang sebagai pemeluk Islam dari

negara lain dan ada kebencian

meluas terhadap Rohingya di

Myanmar.

Di sisi lain, penduduk Rohingya

merasa bahwa mereka adalah bagian

dari Myanmar dan mengklaim

mengalami persekusi oleh negara.

Negara tetangga Bangladesh sudah

menerima ratusan ribu pengungsi

dari Myanmar dan tak mampu lagi

menampung mereka.

Banyak warga Rohingya yang

tinggal di kamp penampungan

sementara setelah dipaksa keluar dari

desa mereka oleh gelombang

kekerasan komunal yang menyapu

Rakhine pada tahun 2012.

Apa bantuan yang diberikan

Indonesia terhadap muslim

Rohingya?

Menteri Luar Negeri Retno

Marsudi sudah bertemu dengan Aung

San Suu Kyi untuk membicarakan

upaya penyelesaian masalah

Rohingya. Dalam pertemuan tersebut,

Menlu menyerahkan Formula 4+1,

yang isinya:

"Saya hadir di Myanmar membawa

amanah masyarakat Indonesia, yang

sangat khawatir terhadap krisis

kemanusiaan di Rakhine dan agar

Indonesia membantu," jelas Menlu

Retno kepada Aung San Suu Kyi,

seperti tertulis dalam pernyataan pers

Kementerian Luar Negeri Indonesia.

"Empat elemen pertama

merupakan elemen utama yang harus

segera dilakukan agar krisis

kemanusian dan keamanan tidak

semakin memburuk," jelas Menlu RI.

Apa langkah tegas PBB dalam

menyikapi konflik inidan solusi agar

warga Rohingya bisa hidup dengan

baik dan tidak merasa hidupnya

terancam?

Secara historis,

mayoritas penduduk

Rakhine membenci

kehadiran Rohingya

yang mereka

pandang sebagai

pemeluk Islam dari

negara lain dan ada

kebencian meluas

terhadap Rohingya di

Myanmar.

TELAAH UTAMA

Page 46: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M44 MAN TAZAKKA

Pelapor khusus PBB soal hak asasi

manusia untuk Myanmar, Yanghee

Lee, sudah mengkritik pemimpin de

facto negara itu, Aung San Suu Kyi,

karena gagal melindungi minoritas

Muslim Rohingya.

Menurut Yanghee Lee, situasi di

Rakhine "sangat gawat" dan ini adalah

waktunya bagi Suu Kyi untuk "turun

tangan".

Sementara itu, berbagai lembaga

pemantau Hak Asasi manusia (HAM)

melanjutkan desakan agar pemerintah

Myanmar mengizinkan Tim Pencari

Fakta (TPF) yang dibentuk Dewan

HAM PBB untuk masuk dan

mengungkap kebenaran peristiwa

kekerasan di negara bagian Rakhine,

tempat tinggal umat sebagian besar

Muslim Rohingya.

TPF kasus Rohingya, yang dibentuk

Dewan HAM PBB pada Maret 2017,

sejauh ini belum mendapatkan izin

melakukan tugasnya ke Myanmar,

karena otoritas negara itu menolak

keberadaan tim tersebut.

Kenapa ASEAN tak ada respons

untuk mendamaikan atau mencari

solusi untuk mendamaikan?

Bagaimana pembahasan Rohingya

di forum resmi ASEAN?

ASEAN sejauh ini belum

mengeluarkan pernyataan apa pun

terkait krisis kemanusiaan di

Myanmar.

Bagaimana sikap Aung San Suu

Kyi sebagai pemenang Nobel

Perdamaian atas keberadaan etnis

Rohingya di Myanmar?

Aung San Suu Kyi, sebagai

pemimpin de facto Myanmar, telah

banyak dikecam karena tidak

mengeluarkan pernyataan atau

mengakui krisis yang terjadi di

Rakhine terhadap etnis minoritas

Rohingya.

Pelapor khusus PBB soal hak asasi

manusia untuk Myanmar Yanghee Lee

mengatakan bahwa Suu Kyi berada

dalam posisi yang sulit namun tetap

mengkritiknya karena tidak

mengecam kekerasan.

"Dia terperangkap antara batu dan

tempat yang keras, namun saya kira

saatnya baginya untuk ke luar dari

sana sekarang," kata Yanghee Lee.

Tokoh lain yang mengecam Suu

Kyi adalah peraih Nobel Perdamaian

lain, Malala Yousafzai, yang

mengatakan bahwa dia dan dunia

menunggu pernyataan dari Suu Kyi.

Konflik antara pemerintah

Myanmar dengan Rohingnya,

apakah benar benar karena murni

faktor agama atau karena faktor

lainnya?

Ada sisi agama dalam konflik ini,

namun juga ada ketegangan

antaretnis dan ekonomi.

Komunitas Rakhine merasa

terdiskriminasi secara budaya,

dieksploitasi secara ekonomi dan

terpinggirkan oleh pemerintah pusat

yang didominasi oleh etnis Burma.

Dalam situasi ini, etnis Rohingya,

oleh orang Rakhine dianggap sebagai

pesaing dalam perebutan sumber

daya, sehingga menimbulkan

ketegangan di negara bagian itu yang

kemudian memicu konflik dari dua

kelompok etnis tersebut.

Myanmar juga memiliki sejarah

panjang ketidakpercayaan antaretnis

yang dibiarkan ada, dan kadang

dieksploitasi, oleh militer.

Meski sering disebut tidak ada

hubungan langsung antara berbagai

TELAAH UTAMA

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 45 MAN TAZAKKA

ketegangan kelompok masyarakat,

namun rasa tidak percaya anter-etnis

tersebut kini terbuka setelah ada

kebebasan.

Pengamat mengatakan bahwa

pemerintah tidak cukup melakukan

upaya mengatasi kekerasan dan

karenanya memunculkan risiko konflik

lanjutan.

Bagaimana cara memberi

bantuan ke pengungsi Rohingya?

Ada banyak cara yang bisa

dilakukan, dari mulai mengirimkan

makanan dan obat-obatan lewat

Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk

Myanmar (AKIM) yang diresmikan

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi,

Kamis (31/08) lalu.

Aksi demonstrasi pun termasuk

bentuk memberikan bantuan, meski

tak semua orang menganggap ini

efektif.

Selain itu, sudah ada sekitar 12.000

pengungsi Rohingya di Indonesia

yang membutuhkan bantuan Anda.

Atau malah menjadi relawan anti-

hoax untuk tidak menyebarkan

berbagai foto menyesatkan di media

sosial.[]

TELAAH UTAMA

Page 47: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M44 MAN TAZAKKA

Pelapor khusus PBB soal hak asasi

manusia untuk Myanmar, Yanghee

Lee, sudah mengkritik pemimpin de

facto negara itu, Aung San Suu Kyi,

karena gagal melindungi minoritas

Muslim Rohingya.

Menurut Yanghee Lee, situasi di

Rakhine "sangat gawat" dan ini adalah

waktunya bagi Suu Kyi untuk "turun

tangan".

Sementara itu, berbagai lembaga

pemantau Hak Asasi manusia (HAM)

melanjutkan desakan agar pemerintah

Myanmar mengizinkan Tim Pencari

Fakta (TPF) yang dibentuk Dewan

HAM PBB untuk masuk dan

mengungkap kebenaran peristiwa

kekerasan di negara bagian Rakhine,

tempat tinggal umat sebagian besar

Muslim Rohingya.

TPF kasus Rohingya, yang dibentuk

Dewan HAM PBB pada Maret 2017,

sejauh ini belum mendapatkan izin

melakukan tugasnya ke Myanmar,

karena otoritas negara itu menolak

keberadaan tim tersebut.

Kenapa ASEAN tak ada respons

untuk mendamaikan atau mencari

solusi untuk mendamaikan?

Bagaimana pembahasan Rohingya

di forum resmi ASEAN?

ASEAN sejauh ini belum

mengeluarkan pernyataan apa pun

terkait krisis kemanusiaan di

Myanmar.

Bagaimana sikap Aung San Suu

Kyi sebagai pemenang Nobel

Perdamaian atas keberadaan etnis

Rohingya di Myanmar?

Aung San Suu Kyi, sebagai

pemimpin de facto Myanmar, telah

banyak dikecam karena tidak

mengeluarkan pernyataan atau

mengakui krisis yang terjadi di

Rakhine terhadap etnis minoritas

Rohingya.

Pelapor khusus PBB soal hak asasi

manusia untuk Myanmar Yanghee Lee

mengatakan bahwa Suu Kyi berada

dalam posisi yang sulit namun tetap

mengkritiknya karena tidak

mengecam kekerasan.

"Dia terperangkap antara batu dan

tempat yang keras, namun saya kira

saatnya baginya untuk ke luar dari

sana sekarang," kata Yanghee Lee.

Tokoh lain yang mengecam Suu

Kyi adalah peraih Nobel Perdamaian

lain, Malala Yousafzai, yang

mengatakan bahwa dia dan dunia

menunggu pernyataan dari Suu Kyi.

Konflik antara pemerintah

Myanmar dengan Rohingnya,

apakah benar benar karena murni

faktor agama atau karena faktor

lainnya?

Ada sisi agama dalam konflik ini,

namun juga ada ketegangan

antaretnis dan ekonomi.

Komunitas Rakhine merasa

terdiskriminasi secara budaya,

dieksploitasi secara ekonomi dan

terpinggirkan oleh pemerintah pusat

yang didominasi oleh etnis Burma.

Dalam situasi ini, etnis Rohingya,

oleh orang Rakhine dianggap sebagai

pesaing dalam perebutan sumber

daya, sehingga menimbulkan

ketegangan di negara bagian itu yang

kemudian memicu konflik dari dua

kelompok etnis tersebut.

Myanmar juga memiliki sejarah

panjang ketidakpercayaan antaretnis

yang dibiarkan ada, dan kadang

dieksploitasi, oleh militer.

Meski sering disebut tidak ada

hubungan langsung antara berbagai

TELAAH UTAMA

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 45 MAN TAZAKKA

ketegangan kelompok masyarakat,

namun rasa tidak percaya anter-etnis

tersebut kini terbuka setelah ada

kebebasan.

Pengamat mengatakan bahwa

pemerintah tidak cukup melakukan

upaya mengatasi kekerasan dan

karenanya memunculkan risiko konflik

lanjutan.

Bagaimana cara memberi

bantuan ke pengungsi Rohingya?

Ada banyak cara yang bisa

dilakukan, dari mulai mengirimkan

makanan dan obat-obatan lewat

Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk

Myanmar (AKIM) yang diresmikan

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi,

Kamis (31/08) lalu.

Aksi demonstrasi pun termasuk

bentuk memberikan bantuan, meski

tak semua orang menganggap ini

efektif.

Selain itu, sudah ada sekitar 12.000

pengungsi Rohingya di Indonesia

yang membutuhkan bantuan Anda.

Atau malah menjadi relawan anti-

hoax untuk tidak menyebarkan

berbagai foto menyesatkan di media

sosial.[]

TELAAH UTAMA

Page 48: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M46

TELAAH UTAMA

Presiden Wadah Malaysia:

Muslim Rohingya Ahli Waris Arakhan

MAN TAZAKKA

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 47 MAN TAZAKKA

Presiden Wadah Pencerdasan

Umat Malaysia (Wadah),

Ahmad Azzam Abdul Rahman

(57), mengingatkan, umat Islam,

ormas, dan pemimpin serta aktivis

muslim, jangan terjebak pada agenda

di balik tragedi Rohingya.

Ditemui di Pusat Dakwah dan

Tarbiah Wadah ‘’Anjung Rahmat’’,

Selangor, Ahad (10/9/2017), aktivis

kawakan itu menuturkan, genocide

Rohingya dilakukan militer Myanmar

yang dikendalikan Israel.

"Israel melatih tentara Myanmar,

juga memasok persenjataannya. Apa

yang menimpa rakyat Rohingya itu

mirip yang dialami rakyat muslim

Palestina," papar mantan Presiden

Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM)

kelima (1997-2005).

Wirathu dan kelompoknya, lanjut

Azzam yang punya hubungan dengan

ulama dan pimpinan pejuang

Rohingya itu, adalah oknum Buddha

radikal yang dimainkan tentara.

"Aksi kelompok Wirathu ini

ditentang Buddha sedunia. Dia tidak

mewakili gerakan umat Buddha,"

tandas suami Puan Nur Azlina Aziz.

Karena itu, Islam jangan terpancing

untuk berkonflik dengan Buddha.

Azzam yang pernah menjadi Chief

of Executive Officer Global Peace

Mission (GPM) Malaysia, juga

mengingatkan agar eksodus Rohingya

jangan dibiarkan terus berlanjut.

"Sebab, orang Rohingya memang

hendak diusir habis dari bumi

Arakhan yang mengandung banyak

gas dan minyak bumi. Sumberdaya

alam ini dialirkan ke China," ungkap

Azzam, Timbalan Setiausaha Agung

Union of NGOs of the Islamic World

seksi Asia Pasifik (2015-2018).

Di saat yang sama, pengungsi

Rohingya juga jangan sampai "betah"

dengan kenyamanan hidup di

pelarian. "Mereka justru harus

kembali ke Tanah Air-nya."

Ahmad Azzam yang pernah

menjabat sebagai Exco of

Transparency International Malaysia

(2000-2004) mengusulkan, kaum

lelaki pengungsi Rohingya dibina

sebagai dai dan pejuang. Dididik

dengan ilmu agama, lifeskill, dan

dakwah, untuk kemudian dipulangkan

ke Arakhan. Mereka harus jadi agent

of change umatnya.

Orang Rohingya sudah mendiami

Arakhan sejak jaman Shahabat Nabi

Muhammad SAW. "Mereka harus jadi

ahli waris bumi Arakhan," tandas

Ahmad Azzam Abdul Rahman.[]

TELAAH UTAMA

Orang Rohingya

sudah mendiami

Arakhan sejak

jaman Shahabat

Nabi Muhammad

SAW. "Mereka

harus jadi ahli

waris bumi

Arakhan."

Page 49: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M46

TELAAH UTAMA

Presiden Wadah Malaysia:

Muslim Rohingya Ahli Waris Arakhan

MAN TAZAKKA

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 47 MAN TAZAKKA

Presiden Wadah Pencerdasan

Umat Malaysia (Wadah),

Ahmad Azzam Abdul Rahman

(57), mengingatkan, umat Islam,

ormas, dan pemimpin serta aktivis

muslim, jangan terjebak pada agenda

di balik tragedi Rohingya.

Ditemui di Pusat Dakwah dan

Tarbiah Wadah ‘’Anjung Rahmat’’,

Selangor, Ahad (10/9/2017), aktivis

kawakan itu menuturkan, genocide

Rohingya dilakukan militer Myanmar

yang dikendalikan Israel.

"Israel melatih tentara Myanmar,

juga memasok persenjataannya. Apa

yang menimpa rakyat Rohingya itu

mirip yang dialami rakyat muslim

Palestina," papar mantan Presiden

Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM)

kelima (1997-2005).

Wirathu dan kelompoknya, lanjut

Azzam yang punya hubungan dengan

ulama dan pimpinan pejuang

Rohingya itu, adalah oknum Buddha

radikal yang dimainkan tentara.

"Aksi kelompok Wirathu ini

ditentang Buddha sedunia. Dia tidak

mewakili gerakan umat Buddha,"

tandas suami Puan Nur Azlina Aziz.

Karena itu, Islam jangan terpancing

untuk berkonflik dengan Buddha.

Azzam yang pernah menjadi Chief

of Executive Officer Global Peace

Mission (GPM) Malaysia, juga

mengingatkan agar eksodus Rohingya

jangan dibiarkan terus berlanjut.

"Sebab, orang Rohingya memang

hendak diusir habis dari bumi

Arakhan yang mengandung banyak

gas dan minyak bumi. Sumberdaya

alam ini dialirkan ke China," ungkap

Azzam, Timbalan Setiausaha Agung

Union of NGOs of the Islamic World

seksi Asia Pasifik (2015-2018).

Di saat yang sama, pengungsi

Rohingya juga jangan sampai "betah"

dengan kenyamanan hidup di

pelarian. "Mereka justru harus

kembali ke Tanah Air-nya."

Ahmad Azzam yang pernah

menjabat sebagai Exco of

Transparency International Malaysia

(2000-2004) mengusulkan, kaum

lelaki pengungsi Rohingya dibina

sebagai dai dan pejuang. Dididik

dengan ilmu agama, lifeskill, dan

dakwah, untuk kemudian dipulangkan

ke Arakhan. Mereka harus jadi agent

of change umatnya.

Orang Rohingya sudah mendiami

Arakhan sejak jaman Shahabat Nabi

Muhammad SAW. "Mereka harus jadi

ahli waris bumi Arakhan," tandas

Ahmad Azzam Abdul Rahman.[]

TELAAH UTAMA

Orang Rohingya

sudah mendiami

Arakhan sejak

jaman Shahabat

Nabi Muhammad

SAW. "Mereka

harus jadi ahli

waris bumi

Arakhan."

Page 50: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M48 MAN TAZAKKA

emenangan adalah dambaan,

Kkemenangan adalah cita dan

asa, kemenangan adalah buah

pengorbanan dan perjuangan,

kemenangan pun merupakan gerbang

masa depan. Kita dikatakan sebagai

pemenang, bilamana kita berhasil

melepaskan berbagai ikatan yang

membelenggu jiwa dengan penuh

lapang untuk bisa menjalankan

aturan-aturan Alloh yang Maha

Rahman dan rasulNya sebagai suri

tauladan.

Meraih kemenangan tidak

semudah membalikkan telapak

tangan, melainkan perlu dukungan

ummatnya dengan personal-personal

militant yang memiliki: keyakinan

yang benar [al-'aqiedah as-

shahiehah], pemikiran yang selamat

[al-fikrah as-saliemah], amal yang

sungguh-sungguh [al-'amal al-jaahid]

dan moralitas yang luhur [al-akhlaaq

al-kariemah]. Terwujudnya

masyarakat yang tertib [mujtama'an

munazhzhaman], masyarakat yang

kuat [mujtama'an qawiyyan] dan

masyarakat yang aman, damai dan

sejahtera [mujtama'an salieman] tidak

dapat dilepaskan dari karakteristik itu.

Untuk meraih semua itu,

diperlukan tonggak-tonggak

penyangga [mu'ayyidaat] yang

menurut Syaikh Hassan bin Falah al-

Qahthani dalam "At-Tharieq ilan

Nahdhah al-Islaamiyyah" adalah

sebagai berikut:

1) Kaum Muslimien hendaknya

berpegang teguh [tamassuk] pada

akidah yang benar itu.

2) Kaum Muslimien siap dihukumi

dengan hukum yang ditetapkan

Alloh 'azza wa jalla.

3) Kaum Muslimien mau

menjalankan al-amru bil ma'ruuf

dan an-nahyu 'anil munkar.

4) Kaum Muslimien mampu

menyelaraskan ilmu dan amalnya.

5) Kaum Muslimien mampu

menegakkan jihad fie sabielillaah.

6) Kaum Muslimien bersikap antusias

dan bersegera [mubaadarah]

dalam menyambut perintah-

perintahNya.

7) Kaum Muslimien mampu

menanamkankan solidaritas

sesama Muslim lainnya [takaaful].

8) Kaum Muslimien mampu

menegakkan prinsip-prinsip

keadilan dan persamaan [al-'adlu

wal musaawaat] di tengah-tengah

ummat manusia.

Kemenangan demi kemenangan

[futuhaat] yang terjadi sepanjang

sejarah; ditaklukkannya Romawi yang

penyembah dewa [watsani, paganis]

dan Persia yang penyembah api

[majusi, zoroaster], dibebaskannya

Yerussalem dari penjajahan Salibis

Eropa dan dibukanya Konstantinopel

dari kekuasaan Romawi Timur

[Byzantium] menjadi bukti nyata yang

tak terbantahkan, bahwa semua itu

merupakan kemenangan akidah.

Dalam pengamatan Syaikh

Muhammad Jamiel Zeenu dalam

DAKWAH

Hakikat dan Kiat Memenangkan Dakwah

Oleh: HT Romly Qomaruddien MA- Anggota Dewan Hisbah PP. Persatuan Islam [Komisi 'Aqidah]- Anggota Fatwa MIUMI [Perwakilan Jawa Barat]- Anggota Litbang Majelis Ormas Islam [MOI]- Wakil Sekretaris KDK MUI Pusat- Ketua Bidang Kajian Ghazwul Fikri dan Harakah Haddamah Dewan Da'wah- Ketua Prodi KPI STAIPI-UBA Jakarta

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 49 MAN TAZAKKA

DAKWAH

"Taujiehul Muslimien ilaa Tharieqin

Nashri wat Tamkien", bahwa

kegemilangan itu merupakan buah

dari terpenuhinya syarat-syarat umum

yang melekat pada segenap aktivitas

gerakannya dan syarat-syarat khusus

yang menghiasi seluruh jiwa

aktivisnya. Adapun yang dimaksud

persyaratan umum gerakan adalah:

mengokohkan fase Tauhied

[marhalatut tauhied], mewujudkan

fase persaudaraan [marhalatul

ukhuwwah] dan menyusun strategi

terhadap berbagai kemungkinan yang

terjadi [marhalatul isti'daad].

Sedangkan persyaratan khusus terkait

dengan individu para aktivisnya, yaitu:

senantiasa bertakwa pada Alloh

[taqwallaah], berupaya meninggalkan

kemaksiatan [tarkul ma'aashi] dan

selalu memohon pertolongan pada

Alloh [al-isti'aanah billaah].

Persyaratan khusus inilah yang

pernah diwanti-wantikan Khalifah

'Umar bin Khathab r.a. dalam pidato

pelepasan pasukan pimpinan

shahabat Sa'ad bin Abi Waqqash r.a.

sebelum menuju wilayah kekaisaran

Persia Raya.

Benar apa yang dipaparkan Syaikh

'Abdul Malik bin Ahmad Ramadhani

dalam "As-Sabiel ilal 'Izz wat Tamkien"

ketika beliau menjelaskan 'ayat-ayat

kemenangan' [Qs. An-Nuur/24: 55-56

dan Qs. Ar-Ruum/30:47]. Menurutnya,

kemenangan hanya bisa diraih

dengan iman, kekuatan dan

ketakwaan yang meliputi di dalamnya

tauhied dan ittiba' kepada Rasulullah

shalallaahu 'alaihi wasallam.

Demikian pula pandangan para

ulama pendukung shahwah abad ini

[di antaranya Syaikh Muhammad

Shalih al-'Utsaimien dalam "As-

Shahwah al-Islaamiyyah; Dhawaabith

wa Taujiehaat" dan Syaikh Prof. Dr.

Yusuf al-Qaradhawy dalam "As-

Shahwah al-Islaamiyyah; Bainal

Muraahaqah ilar Rusydi"],

berdasarkan hadits shahabat Mu'adz

bin Jabal r.a. sewaktu ditugaskannya

ke negeri Yaman, di mana Nabi

bersabda: "Sesungguhnya engkau

akan berhadapan dengan kaum ahlul

kitab, maka yang pertama kali engkau

serukan kepada mereka, agar mereka

bertauhid kepada Alloh ..." [HR. Al-

Bukhari]. Walaupun pendekatannya

berbeda, namun para ulama ini

sepakat, bahwa 'dakwah Tauhied'

merupakan missi pokok para

pengemban risalah dakwah yang

wajib diprioritaskan.

Apalah artinya sebuah kebangkitan

[shahwah], manakala hampa dari

bimbingan ilmu [tarbiyah] dan

bimbingan kebersihan jiwa

[tashfiyah], juga amal nyata di

lapangan [maidaan, ma'rakah].

Semuanya bisa berjalin berkelindan,

seiring dan seirama menapak zaman

apabila orkestanya berjalan dengan

penuh seimbang [tawaazun].

Meminjam bahasa Syaikh Nashir

'Abdul Kariem al-'Aql: "Bermodalkan

semangat saja belumlah cukup,

apabila tanpa diiringi semangat

tafaqquh fied diin. Karena hakikatnya,

yang disebut kebangkitan Islam

adalah bangkitnya semangat menuju

Islam dan melakukan pembaharuan

berdasarkan syari'at yang benar".

Demikian beliau tuturkan dalam

kitabnya "Haajatus Shahwah ilal Fiqhi

fied Diin".

Selama masih ada keinginan untuk

melakukan ikhtiar, maka pasti Alloh

'azza wa jalla akan memberikan jalan

bimbinganNya.

"Walladziena jaahaduu fienaa

lanahdiyannahum subulanaa wa

innallaaha lama'al muhsinien; Dan

orang-orang yang benar-benar

berjuang di jalan Kami, pasti Kami

akan benar-benar tunjukkan jalan-

jalan Kami, dan Allah bersama orang-

orang yang berbuat baik" [Qs. Al-

'Ankabuut/29:69].

Semoga Rabbul 'Aalamin

memasukkan kita pada barisan orang-

orang yang berjuang di dalamnya.

Aamiin ... []

Apalah artinya sebuah kebangkitan

[shahwah], manakala hampa dari

bimbingan ilmu [tarbiyah] dan

bimbingan kebersihan jiwa [tashfiyah],

juga amal nyata di lapangan [maidaan,

ma'rakah]. Semuanya bisa berjalin

berkelindan, seiring dan seirama

menapak zaman apabila orkestanya

berjalan dengan penuh seimbang

[tawaazun].

Page 51: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M48 MAN TAZAKKA

emenangan adalah dambaan,

Kkemenangan adalah cita dan

asa, kemenangan adalah buah

pengorbanan dan perjuangan,

kemenangan pun merupakan gerbang

masa depan. Kita dikatakan sebagai

pemenang, bilamana kita berhasil

melepaskan berbagai ikatan yang

membelenggu jiwa dengan penuh

lapang untuk bisa menjalankan

aturan-aturan Alloh yang Maha

Rahman dan rasulNya sebagai suri

tauladan.

Meraih kemenangan tidak

semudah membalikkan telapak

tangan, melainkan perlu dukungan

ummatnya dengan personal-personal

militant yang memiliki: keyakinan

yang benar [al-'aqiedah as-

shahiehah], pemikiran yang selamat

[al-fikrah as-saliemah], amal yang

sungguh-sungguh [al-'amal al-jaahid]

dan moralitas yang luhur [al-akhlaaq

al-kariemah]. Terwujudnya

masyarakat yang tertib [mujtama'an

munazhzhaman], masyarakat yang

kuat [mujtama'an qawiyyan] dan

masyarakat yang aman, damai dan

sejahtera [mujtama'an salieman] tidak

dapat dilepaskan dari karakteristik itu.

Untuk meraih semua itu,

diperlukan tonggak-tonggak

penyangga [mu'ayyidaat] yang

menurut Syaikh Hassan bin Falah al-

Qahthani dalam "At-Tharieq ilan

Nahdhah al-Islaamiyyah" adalah

sebagai berikut:

1) Kaum Muslimien hendaknya

berpegang teguh [tamassuk] pada

akidah yang benar itu.

2) Kaum Muslimien siap dihukumi

dengan hukum yang ditetapkan

Alloh 'azza wa jalla.

3) Kaum Muslimien mau

menjalankan al-amru bil ma'ruuf

dan an-nahyu 'anil munkar.

4) Kaum Muslimien mampu

menyelaraskan ilmu dan amalnya.

5) Kaum Muslimien mampu

menegakkan jihad fie sabielillaah.

6) Kaum Muslimien bersikap antusias

dan bersegera [mubaadarah]

dalam menyambut perintah-

perintahNya.

7) Kaum Muslimien mampu

menanamkankan solidaritas

sesama Muslim lainnya [takaaful].

8) Kaum Muslimien mampu

menegakkan prinsip-prinsip

keadilan dan persamaan [al-'adlu

wal musaawaat] di tengah-tengah

ummat manusia.

Kemenangan demi kemenangan

[futuhaat] yang terjadi sepanjang

sejarah; ditaklukkannya Romawi yang

penyembah dewa [watsani, paganis]

dan Persia yang penyembah api

[majusi, zoroaster], dibebaskannya

Yerussalem dari penjajahan Salibis

Eropa dan dibukanya Konstantinopel

dari kekuasaan Romawi Timur

[Byzantium] menjadi bukti nyata yang

tak terbantahkan, bahwa semua itu

merupakan kemenangan akidah.

Dalam pengamatan Syaikh

Muhammad Jamiel Zeenu dalam

DAKWAH

Hakikat dan Kiat Memenangkan Dakwah

Oleh: HT Romly Qomaruddien MA- Anggota Dewan Hisbah PP. Persatuan Islam [Komisi 'Aqidah]- Anggota Fatwa MIUMI [Perwakilan Jawa Barat]- Anggota Litbang Majelis Ormas Islam [MOI]- Wakil Sekretaris KDK MUI Pusat- Ketua Bidang Kajian Ghazwul Fikri dan Harakah Haddamah Dewan Da'wah- Ketua Prodi KPI STAIPI-UBA Jakarta

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 49 MAN TAZAKKA

DAKWAH

"Taujiehul Muslimien ilaa Tharieqin

Nashri wat Tamkien", bahwa

kegemilangan itu merupakan buah

dari terpenuhinya syarat-syarat umum

yang melekat pada segenap aktivitas

gerakannya dan syarat-syarat khusus

yang menghiasi seluruh jiwa

aktivisnya. Adapun yang dimaksud

persyaratan umum gerakan adalah:

mengokohkan fase Tauhied

[marhalatut tauhied], mewujudkan

fase persaudaraan [marhalatul

ukhuwwah] dan menyusun strategi

terhadap berbagai kemungkinan yang

terjadi [marhalatul isti'daad].

Sedangkan persyaratan khusus terkait

dengan individu para aktivisnya, yaitu:

senantiasa bertakwa pada Alloh

[taqwallaah], berupaya meninggalkan

kemaksiatan [tarkul ma'aashi] dan

selalu memohon pertolongan pada

Alloh [al-isti'aanah billaah].

Persyaratan khusus inilah yang

pernah diwanti-wantikan Khalifah

'Umar bin Khathab r.a. dalam pidato

pelepasan pasukan pimpinan

shahabat Sa'ad bin Abi Waqqash r.a.

sebelum menuju wilayah kekaisaran

Persia Raya.

Benar apa yang dipaparkan Syaikh

'Abdul Malik bin Ahmad Ramadhani

dalam "As-Sabiel ilal 'Izz wat Tamkien"

ketika beliau menjelaskan 'ayat-ayat

kemenangan' [Qs. An-Nuur/24: 55-56

dan Qs. Ar-Ruum/30:47]. Menurutnya,

kemenangan hanya bisa diraih

dengan iman, kekuatan dan

ketakwaan yang meliputi di dalamnya

tauhied dan ittiba' kepada Rasulullah

shalallaahu 'alaihi wasallam.

Demikian pula pandangan para

ulama pendukung shahwah abad ini

[di antaranya Syaikh Muhammad

Shalih al-'Utsaimien dalam "As-

Shahwah al-Islaamiyyah; Dhawaabith

wa Taujiehaat" dan Syaikh Prof. Dr.

Yusuf al-Qaradhawy dalam "As-

Shahwah al-Islaamiyyah; Bainal

Muraahaqah ilar Rusydi"],

berdasarkan hadits shahabat Mu'adz

bin Jabal r.a. sewaktu ditugaskannya

ke negeri Yaman, di mana Nabi

bersabda: "Sesungguhnya engkau

akan berhadapan dengan kaum ahlul

kitab, maka yang pertama kali engkau

serukan kepada mereka, agar mereka

bertauhid kepada Alloh ..." [HR. Al-

Bukhari]. Walaupun pendekatannya

berbeda, namun para ulama ini

sepakat, bahwa 'dakwah Tauhied'

merupakan missi pokok para

pengemban risalah dakwah yang

wajib diprioritaskan.

Apalah artinya sebuah kebangkitan

[shahwah], manakala hampa dari

bimbingan ilmu [tarbiyah] dan

bimbingan kebersihan jiwa

[tashfiyah], juga amal nyata di

lapangan [maidaan, ma'rakah].

Semuanya bisa berjalin berkelindan,

seiring dan seirama menapak zaman

apabila orkestanya berjalan dengan

penuh seimbang [tawaazun].

Meminjam bahasa Syaikh Nashir

'Abdul Kariem al-'Aql: "Bermodalkan

semangat saja belumlah cukup,

apabila tanpa diiringi semangat

tafaqquh fied diin. Karena hakikatnya,

yang disebut kebangkitan Islam

adalah bangkitnya semangat menuju

Islam dan melakukan pembaharuan

berdasarkan syari'at yang benar".

Demikian beliau tuturkan dalam

kitabnya "Haajatus Shahwah ilal Fiqhi

fied Diin".

Selama masih ada keinginan untuk

melakukan ikhtiar, maka pasti Alloh

'azza wa jalla akan memberikan jalan

bimbinganNya.

"Walladziena jaahaduu fienaa

lanahdiyannahum subulanaa wa

innallaaha lama'al muhsinien; Dan

orang-orang yang benar-benar

berjuang di jalan Kami, pasti Kami

akan benar-benar tunjukkan jalan-

jalan Kami, dan Allah bersama orang-

orang yang berbuat baik" [Qs. Al-

'Ankabuut/29:69].

Semoga Rabbul 'Aalamin

memasukkan kita pada barisan orang-

orang yang berjuang di dalamnya.

Aamiin ... []

Apalah artinya sebuah kebangkitan

[shahwah], manakala hampa dari

bimbingan ilmu [tarbiyah] dan

bimbingan kebersihan jiwa [tashfiyah],

juga amal nyata di lapangan [maidaan,

ma'rakah]. Semuanya bisa berjalin

berkelindan, seiring dan seirama

menapak zaman apabila orkestanya

berjalan dengan penuh seimbang

[tawaazun].

Page 52: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

"Kenapa aku memilih jadi da'i?"

Pertama kali masuk kampus ini

(Sekolah Tinggi Ilmu Da'wah

Mohammad Natsir), aku membawa

sebuah paradigma berpikir yg

sekuler dan pragmatis. Iya, aku

dan rekan-rekanku berpikir bahwa

kuliah itu "biar dapet kerjaan, trus

dapet duit, beli rumah, beli mobil,

trus bahagia deh."

Sangat pragmatis bukan?

Hahaha itulah potret diriku dan

beberapa rekanku di masa-masa

awal, yah barangkali temen-temen

sekalian juga berpikir begitu.

Pertama kali aku ikut

MASTAMA (Masa Ta'aruf

Mahasiswa)/OSPEK, salah seorang

dosen, sebut saja Dr. H. Imam

Zamroji, MA, bergumam, "Selamat

datang di fakultas yang paling

tidak diminati di negeri ini, selamat

datang di fakultas yang paling

tidak laku di negeri ini, selamat

datang di fakultas yang tidak

menjamin dunia, iya itulah fakultas

da'wah." Mendengar ucapan itu, aku

pun kaget sembari berbisik ke temen

yg duduk tepat di sampingku, "Akhi,

kayaknya kita salah masuk fakultas

nih."

Ekspektasiku pupus, kala itu aku

membayangkan akan sekeren

mahasiswa fakultas teknik, sehebat

mahasiswa fakultas kedokteran,

sekece mahasiswa fakultas hukum,

seluar biasa mahasiswa fakultas

ekonomi.

Hampir-hampir diriku pindah

kampus, tapi Allah menetapkan hatiku

untuk tetap berada di kampus ini,

salah satu sebabnya adalah

perkataan salah seorang dosen, ia

berkata, "Biarlah orang berlomba-

lomba mengejar dunia, biarlah

para sarjana dunia

membanggakan ijazahnya di

hadapan orang tua mereka, tapi

antum-punya nilai lebih dari

mereka, katakan kepada ibu dan

bapakmu di kampung, "Ayah, ibu,

maafkan aku yg tidak bisa

menjanjikan materi dan harta

kekayaan, tapi izinkan aku menjadi

seorang da'i, penerus risalah

da'wah para nabi dan rasul,

pengawal aqidah, penjaga sunnah,

agar kelak Allah menerangi kubur

kalian berdua lantaran kalian ridho

kami menjadi da'i yang kata orang,

"Gak punya masa depan itu", yang

jelas masa depan kita semua

adalah 2,5 x 1,5 meter di dalam

kubur." Ungkapnya mantap.

Seketika itu pula aku terkejut,

seolah baru bangun dari tidur

panjang. Tak terasa suasana menjadi

DAKWAH

Selamat Datang

di Fakultas yang Paling Tidak Laku

Oleh: Aly Ma'rouf H. Alb.

“Siapakah yang lebih

baik perkataannya

daripada orang yang

menyeru kepada

Allah, mengerjakan

amal yang saleh dan

berkata:

Sesungguhnya aku

termasuk orang-orang

yang berserah diri?"

(Catatan Masa Ta’aruf Mahasiswa 4 tahun lalu)

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 51 MAN TAZAKKA

DAKWAH

hening, mungkin para

mahasiswa mulai sadar,

bahwa menjadi da'i

bukanlah pekerjaan yang

hina, bukanlah pekerjaan

yg "tidak bermasa depan",

karena masa depan kita

adalah akhirat.

Tidakkah kalian

bangga menjadi pewaris

para nabi dan rasul?

Rasulullah telah wafat,

khulafaa'ur Rasyidin telah

wafat, para Tabi'in dan

Tabi'ut Tabi'in telah wafat,

para ulama' dan imam

telah wafat, apakah lantas

kita berhenti berda'wah?

Jawabannya, "Zaman

terus berganti, tapi

da'wah tidak boleh

berhenti."

Ungkapan itu bagaikan

angin segar bagi hatiku yg

kala itu gundah gulana

lantaran ingin pindah ke

kampus lain yang lebih

"kece" (kata anak muda zaman

sekarang).

Aku menarik tangan rekanku,

"Akhi, kita gak salah tempat, inilah

tempat yg Allah pilihkan untuk kita,

kita datang dari jauh untuk ini

(menuntut ilmu agama),

mengamalkannya, dan

menda'wahkannya sampai Allah

katakan, "Waktunya pulang."

Sang dosen lalu membacakan ayat

da'wah yg menurutku sangat luar

biasa, adalah Surah Fushshilat : 33,

ومن أحسن قوال ممن دعا إىل الله وعمل صاحلا وقال

إنين من المسلمني

“Siapakah yang lebih baik

perkataannya daripada orang yang

menyeru kepada Allah, mengerjakan

amal yang saleh dan berkata:

Sesungguhnya aku termasuk orang-

orang yang berserah diri?"

Semangatku terbakar, Allah begitu

memuliakan para da'i dengan pujian

yg luar biasa. Bayangkan, Allah yg

memuji, seakan Allah berkata melalui

ayat ini, "Siapa yg lebih baik

perkataannya daripada para da'i?"

Tidak cukup sampai di situ, ayat-

ayat da'wah lainnya pun tak luput dari

nasihat, adalah Surah Ali Imran : 104,

"Dan hendaklah ada di antara

kamu segolongan ummat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh

kepada yang ma'ruf dan mencegah

dari yang munkar; merekalah orang-

orang yang beruntung." (Ali Imran :

104).

Bayangkan, tidakkah kau bangga

menjadi orang yang beruntung?

Semenjak itu, aku pun mulai

bersemangat menuntut ilmu, tak ada

alasan bagiku untuk bermalas-

malasan, karena dengan da'wah-lah

Islam tegak di muka bumi ini.

Dr. Mohammad Natsir (Perdana

Menteri RI & Pendiri Dewan Da'wah

Islamiyah Indonesia): *"Selamatkan

Indonesia dengan da'wah"*

Terima kasih Allah, Kau telah

menunjukkan jalan yg tepat untukku,

jalan para nabi dan rasul, JALAN

DA'WAH.

"Ilmu agama bukan sampingan,

karena Allah juga bukan

‘’sampingan’’.

50

Page 53: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

"Kenapa aku memilih jadi da'i?"

Pertama kali masuk kampus ini

(Sekolah Tinggi Ilmu Da'wah

Mohammad Natsir), aku membawa

sebuah paradigma berpikir yg

sekuler dan pragmatis. Iya, aku

dan rekan-rekanku berpikir bahwa

kuliah itu "biar dapet kerjaan, trus

dapet duit, beli rumah, beli mobil,

trus bahagia deh."

Sangat pragmatis bukan?

Hahaha itulah potret diriku dan

beberapa rekanku di masa-masa

awal, yah barangkali temen-temen

sekalian juga berpikir begitu.

Pertama kali aku ikut

MASTAMA (Masa Ta'aruf

Mahasiswa)/OSPEK, salah seorang

dosen, sebut saja Dr. H. Imam

Zamroji, MA, bergumam, "Selamat

datang di fakultas yang paling

tidak diminati di negeri ini, selamat

datang di fakultas yang paling

tidak laku di negeri ini, selamat

datang di fakultas yang tidak

menjamin dunia, iya itulah fakultas

da'wah." Mendengar ucapan itu, aku

pun kaget sembari berbisik ke temen

yg duduk tepat di sampingku, "Akhi,

kayaknya kita salah masuk fakultas

nih."

Ekspektasiku pupus, kala itu aku

membayangkan akan sekeren

mahasiswa fakultas teknik, sehebat

mahasiswa fakultas kedokteran,

sekece mahasiswa fakultas hukum,

seluar biasa mahasiswa fakultas

ekonomi.

Hampir-hampir diriku pindah

kampus, tapi Allah menetapkan hatiku

untuk tetap berada di kampus ini,

salah satu sebabnya adalah

perkataan salah seorang dosen, ia

berkata, "Biarlah orang berlomba-

lomba mengejar dunia, biarlah

para sarjana dunia

membanggakan ijazahnya di

hadapan orang tua mereka, tapi

antum-punya nilai lebih dari

mereka, katakan kepada ibu dan

bapakmu di kampung, "Ayah, ibu,

maafkan aku yg tidak bisa

menjanjikan materi dan harta

kekayaan, tapi izinkan aku menjadi

seorang da'i, penerus risalah

da'wah para nabi dan rasul,

pengawal aqidah, penjaga sunnah,

agar kelak Allah menerangi kubur

kalian berdua lantaran kalian ridho

kami menjadi da'i yang kata orang,

"Gak punya masa depan itu", yang

jelas masa depan kita semua

adalah 2,5 x 1,5 meter di dalam

kubur." Ungkapnya mantap.

Seketika itu pula aku terkejut,

seolah baru bangun dari tidur

panjang. Tak terasa suasana menjadi

DAKWAH

Selamat Datang

di Fakultas yang Paling Tidak Laku

Oleh: Aly Ma'rouf H. Alb.

“Siapakah yang lebih

baik perkataannya

daripada orang yang

menyeru kepada

Allah, mengerjakan

amal yang saleh dan

berkata:

Sesungguhnya aku

termasuk orang-orang

yang berserah diri?"

(Catatan Masa Ta’aruf Mahasiswa 4 tahun lalu)

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 51 MAN TAZAKKA

DAKWAH

hening, mungkin para

mahasiswa mulai sadar,

bahwa menjadi da'i

bukanlah pekerjaan yang

hina, bukanlah pekerjaan

yg "tidak bermasa depan",

karena masa depan kita

adalah akhirat.

Tidakkah kalian

bangga menjadi pewaris

para nabi dan rasul?

Rasulullah telah wafat,

khulafaa'ur Rasyidin telah

wafat, para Tabi'in dan

Tabi'ut Tabi'in telah wafat,

para ulama' dan imam

telah wafat, apakah lantas

kita berhenti berda'wah?

Jawabannya, "Zaman

terus berganti, tapi

da'wah tidak boleh

berhenti."

Ungkapan itu bagaikan

angin segar bagi hatiku yg

kala itu gundah gulana

lantaran ingin pindah ke

kampus lain yang lebih

"kece" (kata anak muda zaman

sekarang).

Aku menarik tangan rekanku,

"Akhi, kita gak salah tempat, inilah

tempat yg Allah pilihkan untuk kita,

kita datang dari jauh untuk ini

(menuntut ilmu agama),

mengamalkannya, dan

menda'wahkannya sampai Allah

katakan, "Waktunya pulang."

Sang dosen lalu membacakan ayat

da'wah yg menurutku sangat luar

biasa, adalah Surah Fushshilat : 33,

ومن أحسن قوال ممن دعا إىل الله وعمل صاحلا وقال

إنين من المسلمني

“Siapakah yang lebih baik

perkataannya daripada orang yang

menyeru kepada Allah, mengerjakan

amal yang saleh dan berkata:

Sesungguhnya aku termasuk orang-

orang yang berserah diri?"

Semangatku terbakar, Allah begitu

memuliakan para da'i dengan pujian

yg luar biasa. Bayangkan, Allah yg

memuji, seakan Allah berkata melalui

ayat ini, "Siapa yg lebih baik

perkataannya daripada para da'i?"

Tidak cukup sampai di situ, ayat-

ayat da'wah lainnya pun tak luput dari

nasihat, adalah Surah Ali Imran : 104,

"Dan hendaklah ada di antara

kamu segolongan ummat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh

kepada yang ma'ruf dan mencegah

dari yang munkar; merekalah orang-

orang yang beruntung." (Ali Imran :

104).

Bayangkan, tidakkah kau bangga

menjadi orang yang beruntung?

Semenjak itu, aku pun mulai

bersemangat menuntut ilmu, tak ada

alasan bagiku untuk bermalas-

malasan, karena dengan da'wah-lah

Islam tegak di muka bumi ini.

Dr. Mohammad Natsir (Perdana

Menteri RI & Pendiri Dewan Da'wah

Islamiyah Indonesia): *"Selamatkan

Indonesia dengan da'wah"*

Terima kasih Allah, Kau telah

menunjukkan jalan yg tepat untukku,

jalan para nabi dan rasul, JALAN

DA'WAH.

"Ilmu agama bukan sampingan,

karena Allah juga bukan

‘’sampingan’’.

50

Page 54: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

52 EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 53 MAN TAZAKKA

DAKWAH

STID Mohammad Natsir

dan Dakwah Pedalaman

Oleh: Ismail Siddiq Zamroji, Remaja Masjid Nourah Abdurrahman Pusdiklat dan Muslimat Center Cipayung.

DAKWAH

komunikasi yang juga di

ajarkan. Memang berbeda

dari kampus-kampus Timur

tengah seperti LIPIA, dan

Universitas Timur Tengah

lainya, yang lebih mendalami

ilmu syar'i secara mendalam

dari berbagai macam cabang

ilmu-ilmunya. Kampus

dakwah M. Natsir ini memang

tidak terlalu dalam, baik

mempelajari, mengkaji,

menelaah ilmu syar'i. Akan

tetapi cukup dengan dasarnya

yang utama dan lebih kepada

cara menyampaikannya, how

to present.

Di sini mereka juga diajari

ilmu dan skill pengembangan

masyarakat Islam atau yang

biasa di singkat PMI, yang

kebetulan prodi ini baru

didirikan menemani prodi KPI

yang sudah lebih dulu ada.

Karena ilmu dan skill ini akan

bermanfaat untuk dakwah

mereka di masyarakat. Jadi

mereka tidak hanya

mengajarkan ilmu-ilmu

keislaman saja tapi juga

mengajarkan kepada

masyarakat khususnya

pedalaman skill bertani,

bercocok tanam dll. Jadi institusi

kampus M. Natsir ini berkerjasama

dengan pemerintah daerah, dan para

profesional di bidangnya

mengembangkan potensi daerah

sambil mereka juga berdakwah

menyebarkan cahaya kebenaran.

Dampaknya cukup di rasakan

positif oleh masyarakat pedalaman,

selain mereka jadi faham dan

mengerti ilmu-ilmu keislaman, mereka

juga jadi punya kemampuan untuk

mengembangkan potensi di

daerahnya.

Yang postif juga dari para

mahasiswa M. Natsir ini, mereka

punya mental pejuang, berani

menghadapi rintangan, siap di kirim

kemanapun sedalam apapun daerah

pelosok nusantara yang tersebar di

ribuan pulai di Indonesia.

Dari apa yang menjadi kekhasan

ini, rasanya kampus dakwah M. Natsir

ini lebih cocok memfokuskan pada

jurusan pengembangan masyarakat

Islamnya. Tetapi juga harus tetap

punya prodi komunikasi penyiaran

islam, karena prodi ini cukup punya

dampak juga untuk dakwah yg lebih

kreatif dan inovatif tidak hanya

melalui mimbar saja tapi juga lewat,

media elektronik (online), media

cetak, media sosial, televisi, radio,

design dakwah visual. Istilah

komunikasi penyiaran ini perlu juga

dimaksimalkan dengan

memanfaatkan New Media atau

media baru, selain penguatan skill

dakwah dan ilmu-ilmu syariahnya,

apabila keduanya berjalan beriringan

InsyaAllah dakwah akan efektif,

menarik dan maksimal

penyebarannya yang tidak di batasi

oleh jarak, ruang, dan waktu.[]

Kampus dakwah yang

merupakan pengembangan

dari LPDI (Lembaga Pendidikan

Dakwah Islam) yang didirikan dan

dikelola oleh Dewan Dakwah ini

cukup dikenal dengan kekhasanya

yaitu dakwah pedalaman. Masyarakat

daerah, khususnya masyarakat

pedalaman, banyak yang sudah

merasakan sentuhan dakwah dari

para da'i yang di kirim dari kalangan

mahasiswa STID Mohammmad Natsir

ini.

Mereka merasakan dampak luar

biasa pada kehidupan beragama

mereka, semua itu berkat taufiq dari

Allah Subhanahu wata'ala kemudian

dengan dakwah dari para mahasiswa

M.Natsir ini. Dari yang tadinya belum

lancar/bisa membaca Al qur'an jadi

bisa membaca Al-qur'an dengan baik

dan benar, dari yang tadinya tidak

bisa berwudhu dan shalat dengan

benar, jadi bisa melakukan dengan

benar. Masyarakat pedalaman yang

tadinya kering dari siraman agama,

jadi subur dengan dakwah para da'i

ini, mereka mendapatkan sesuatu

yang luar biasa yang merubah

kehidupan beragama mereka. Apalagi

daerah mereka yang tadinya jarang

tersentuh dakwah karena berada di

pelosok nusantara sekarang sudah

bisa merasakan dakwahnya dari para

anak muda ini.

STID M. Natsir memang cukup

konsisten dengan komitmen

dakwahnya. Mereka berbeda dengan

Prodi komunikasi penyiaran islam

pada umumnya, yang dalam tanda

kutip "belum punya kekhasan" dan

belum jelas apa yang mau di

tonjolkan, ilmu agamanya setengah-

setengah begitu juga ilmu komunikasi

nya, dari keduanya belum ada yang

menonjol, dan belum memperlihatkan

apa yang menjadi keunggulan dan

kekhasanya.

Kampus dakwah STID M. Natsir ini

terlihat ada kekhasanya dengan

dakwah pedalaman. Mereka cukup

menonjolkan skill dakwah dan skill

mengembangkan masyarakat islam.

Berbeda dengan jurusan komunikasi

penyiaran islam pada umumnya yang

lebih menekankan pada aspek skill

penyiarannya saja, dan belum

memperhatikan skill dakwah ini.

Jika memperhatikan kurikulum

STID M. Natsir ini, cukup ditekankan

pada aspek diniyyah, skill dakwah,

selain skill komunikasi dan ilmu

Kampus dakwah

STID M. Natsir ini

terlihat ada

kekhasanya dengan

dakwah pedalaman.

Mereka cukup

menonjolkan skill

dakwah dan skill

mengembangkan

masyarakat islam.

Page 55: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M

MAN TAZAKKA

52 EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 53 MAN TAZAKKA

DAKWAH

STID Mohammad Natsir

dan Dakwah Pedalaman

Oleh: Ismail Siddiq Zamroji, Remaja Masjid Nourah Abdurrahman Pusdiklat dan Muslimat Center Cipayung.

DAKWAH

komunikasi yang juga di

ajarkan. Memang berbeda

dari kampus-kampus Timur

tengah seperti LIPIA, dan

Universitas Timur Tengah

lainya, yang lebih mendalami

ilmu syar'i secara mendalam

dari berbagai macam cabang

ilmu-ilmunya. Kampus

dakwah M. Natsir ini memang

tidak terlalu dalam, baik

mempelajari, mengkaji,

menelaah ilmu syar'i. Akan

tetapi cukup dengan dasarnya

yang utama dan lebih kepada

cara menyampaikannya, how

to present.

Di sini mereka juga diajari

ilmu dan skill pengembangan

masyarakat Islam atau yang

biasa di singkat PMI, yang

kebetulan prodi ini baru

didirikan menemani prodi KPI

yang sudah lebih dulu ada.

Karena ilmu dan skill ini akan

bermanfaat untuk dakwah

mereka di masyarakat. Jadi

mereka tidak hanya

mengajarkan ilmu-ilmu

keislaman saja tapi juga

mengajarkan kepada

masyarakat khususnya

pedalaman skill bertani,

bercocok tanam dll. Jadi institusi

kampus M. Natsir ini berkerjasama

dengan pemerintah daerah, dan para

profesional di bidangnya

mengembangkan potensi daerah

sambil mereka juga berdakwah

menyebarkan cahaya kebenaran.

Dampaknya cukup di rasakan

positif oleh masyarakat pedalaman,

selain mereka jadi faham dan

mengerti ilmu-ilmu keislaman, mereka

juga jadi punya kemampuan untuk

mengembangkan potensi di

daerahnya.

Yang postif juga dari para

mahasiswa M. Natsir ini, mereka

punya mental pejuang, berani

menghadapi rintangan, siap di kirim

kemanapun sedalam apapun daerah

pelosok nusantara yang tersebar di

ribuan pulai di Indonesia.

Dari apa yang menjadi kekhasan

ini, rasanya kampus dakwah M. Natsir

ini lebih cocok memfokuskan pada

jurusan pengembangan masyarakat

Islamnya. Tetapi juga harus tetap

punya prodi komunikasi penyiaran

islam, karena prodi ini cukup punya

dampak juga untuk dakwah yg lebih

kreatif dan inovatif tidak hanya

melalui mimbar saja tapi juga lewat,

media elektronik (online), media

cetak, media sosial, televisi, radio,

design dakwah visual. Istilah

komunikasi penyiaran ini perlu juga

dimaksimalkan dengan

memanfaatkan New Media atau

media baru, selain penguatan skill

dakwah dan ilmu-ilmu syariahnya,

apabila keduanya berjalan beriringan

InsyaAllah dakwah akan efektif,

menarik dan maksimal

penyebarannya yang tidak di batasi

oleh jarak, ruang, dan waktu.[]

Kampus dakwah yang

merupakan pengembangan

dari LPDI (Lembaga Pendidikan

Dakwah Islam) yang didirikan dan

dikelola oleh Dewan Dakwah ini

cukup dikenal dengan kekhasanya

yaitu dakwah pedalaman. Masyarakat

daerah, khususnya masyarakat

pedalaman, banyak yang sudah

merasakan sentuhan dakwah dari

para da'i yang di kirim dari kalangan

mahasiswa STID Mohammmad Natsir

ini.

Mereka merasakan dampak luar

biasa pada kehidupan beragama

mereka, semua itu berkat taufiq dari

Allah Subhanahu wata'ala kemudian

dengan dakwah dari para mahasiswa

M.Natsir ini. Dari yang tadinya belum

lancar/bisa membaca Al qur'an jadi

bisa membaca Al-qur'an dengan baik

dan benar, dari yang tadinya tidak

bisa berwudhu dan shalat dengan

benar, jadi bisa melakukan dengan

benar. Masyarakat pedalaman yang

tadinya kering dari siraman agama,

jadi subur dengan dakwah para da'i

ini, mereka mendapatkan sesuatu

yang luar biasa yang merubah

kehidupan beragama mereka. Apalagi

daerah mereka yang tadinya jarang

tersentuh dakwah karena berada di

pelosok nusantara sekarang sudah

bisa merasakan dakwahnya dari para

anak muda ini.

STID M. Natsir memang cukup

konsisten dengan komitmen

dakwahnya. Mereka berbeda dengan

Prodi komunikasi penyiaran islam

pada umumnya, yang dalam tanda

kutip "belum punya kekhasan" dan

belum jelas apa yang mau di

tonjolkan, ilmu agamanya setengah-

setengah begitu juga ilmu komunikasi

nya, dari keduanya belum ada yang

menonjol, dan belum memperlihatkan

apa yang menjadi keunggulan dan

kekhasanya.

Kampus dakwah STID M. Natsir ini

terlihat ada kekhasanya dengan

dakwah pedalaman. Mereka cukup

menonjolkan skill dakwah dan skill

mengembangkan masyarakat islam.

Berbeda dengan jurusan komunikasi

penyiaran islam pada umumnya yang

lebih menekankan pada aspek skill

penyiarannya saja, dan belum

memperhatikan skill dakwah ini.

Jika memperhatikan kurikulum

STID M. Natsir ini, cukup ditekankan

pada aspek diniyyah, skill dakwah,

selain skill komunikasi dan ilmu

Kampus dakwah

STID M. Natsir ini

terlihat ada

kekhasanya dengan

dakwah pedalaman.

Mereka cukup

menonjolkan skill

dakwah dan skill

mengembangkan

masyarakat islam.

Page 56: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M54 MAN TAZAKKA

alam suatu acara bincang-

Dbincang di Masjid Al-Furqan,

di Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia (Dewan Dakwah) Jakarta,

Mohammad Natsir pernah ditanya

apakah ia sudah mempersiapkan

generasi penggantinya sebagai

pemimpin.

Pertanyaan itu kedengaran seperti

menghujat. Sebab Natsir dan kawan-

kawan, sesama mantan aktifis Partai

Majelis Syuro Muslimin Indonesia

(Masyumi) yang berkumpul dalam

kegiatan dakwah di Dewan Dakwah,

memang tidak mempersiapkan

regenerasi secara khusus.

Tetapi seperti biasa, Natsir

mengawali jawabannya dengan

melemparkan senyum yang ramah. Ia

berpikir secara matang tentang apa

yang akan diucapkan. Intonasi

suaranya datar, tidak meledak-ledak

seperti seorang orator, tetapi setiap

kata yang keluar dari mulutnya

adalah kata-kata pilihan.

Hal itu dikemukakannya di depan

jama’ah yang terdiri dari para aktifis

mahasiswa dan jama’ah lainnya di

masjid Al-Furqan, termasuk para

mantan pimpinan teras Partai

Masyumi, seperti Sjafruddin

Prawiranegara, Mr. Moh. Roem, Dr.

Anwar Haryono, HM. Yunan Nasution

(semuanya sudah almarhum), yang

memang selalu hadir dalam setiap

bincang-bincang seperti itu.

Dengan mantap Natsir

menjelaskan pandangannya tentang

regenerasi kepemimpinan itu satu

persatu. Di antaranya, regenerasi

kepemimpinan itu tidak perlu

dipersiapkan secara khusus. Generasi

pemimpin itu akan lahir dengan

sendirinya dari alam, ditempa sendiri

oleh pengalaman. Generasi yang

dipersiapkan pun belum tentu jadi.

Tetapi batu hitam yang terbenam

lumpur berbilang tahun di ujung

negeri bisa muncul sebagai mutiara

yang indah. Begitulah kira-kira

jawaban Natsir yang membuat para

jama’ah terkesima.

Penulis yang pernah bekerja

bersama Natsir tidak kurang 10 tahun

Cara Natsir Berpolitik Pakai Nurani dan EtikaOleh: Nasmay Lofita Anas, eks Pimred Media Dakwah

PAK NATSIR

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 55 MAN TAZAKKA

PAK NATSIR

dalam keredaksian majalah Media

Dakwah yang diterbitkan Dewan

Dakwah Pusat seakan masih dapat

membayangkan mimik tokoh yang

bijak itu ketika menjawab pertanyaan

di atas. Begitu lugas, begitu terang

benderang.

Di balik jawaban itu, sebenarnya

orang sudah memahami bahwa

sejumlah nama sudah banyak disebut

sebagai Natsir-Natsir muda. Sebut

saja misalnya Dr. Nurcholis Majid

(alm), Prof. Dr. HM. Amien Rais

MA, Dr. Yusril Ihza Mahendra dan

bahkan politisi kondang yang juga

mantan Menteri Keuangan negara

jiran Malaysia, Anwar Ibrahim.

Mereka ini meskipun bisa jadi

terpengaruh oleh pemikiran-

pemikiran Natsir, tapi muncul

secara terpisah dari tempat

asalnya, dengan sosok dan

kepribadian masing-masing pula,

tanpa seorang pun

mempersiapkan kemunculan

mereka.

Karena itu, tentu banyak orang

bertanya, bagaimana

sesungguhnya pandangan

mantan Perdana Menteri RI itu

tentang kepemimpinan negara.

Sebagai tokoh yang gigih

memperjuangkan Islam sebagai

dasar negara, Natsir tentu saja

mendasari pandangannya tentang

leadership pada ajaran Islam. Di

matanya, leadership itu adalah

memimpin dengan nurani, dengan

tujuan untuk membuat orang yang

dipimpin itu sejahtera.

Menurut Natsir, alasannya adalah

bahwa kepemimpinan itu bukan

hanya menyangkut hubungan

pemimpin dengan yang dipimpin

atau sekadar muamalah di antara

sesama manusia, tapi juga

menyangkut kepatuhan kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

Sebab Tuhan sudah memberikan

aturan yang jelas bagaimana

mestinya seseorang dalam

memimpin. Dan salah satu pegangan

yang tidak boleh tidak bagi Natsir

adalah firman Tuhan, yang artinya:

“Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia

melainkan untuk mengabdi kepada-

Ku.” (Qur’an 51: 56).

Dengan demikian ketika menjalani

hidupnya, seorang anak manusia

sudah dilengkapi dengan tujuan

sekaligus aturan yang jelas.

Tujuannya adalah untuk menjadi

hamba Allah.

Strategi untuk mencapai tujuan itu

adalah mengikuti aturan yang sudah

dibuatkan oleh Yang Maha Kuasa itu

sendiri. Karenanya, kepemimpinan

bagi Natsir adalah juga soal

menegakkan aturan.

Patokannya ada dua: Pertama,

aturan untuk dirinya sendiri sebagai

seorang pemimpin. Kedua, aturan

untuk orang yang dia pimpin.

Dengan mengikuti aturan itu,

diyakini bahwa mereka akan selamat

menempuh perjalanan di dunia

maupun di akhirat. Itulah tujuan

hidup yang paling hakiki. Pemimpin

dan yang dipimpin sama-sama

mengejar tujuan hidup yang sama.

Dalam pandangan Natsir, betapa

pun besar kedudukan dan jabatan

seseorang, pada akhirnya dia tidak

ubahnya seperti sebutir debu

yang dengan mudah bisa tertiup

angin dan lenyap.

Karena itu, dia harus berusaha

mencapai tujuan hidupnya yaitu

untuk menjadi hamba Allah.

Itulah cita-cita hidup seorang

muslim, tidak peduli apa pun

pangkat dan jabatannya.

Untuk mencapai predikat

“hamba Allah” tersebut, maka

manusia harus hidup sesuai

aturan yang diberikan Allah

kepadanya. Dengan bahasanya

sendiri, Natsir menjelaskan dalam

kumpulan tulisan yang terkenal,

Capita Selecta sebagai berikut:

“Aturan atau cara kita berlaku

berhubungan dengan Tuhan yang

menjadikan kita, dan cara kita

yang berlaku berhubungan

dengan sesama manusia.”

“Di antara aturan-aturan yang

berhubungan dengan muamalah

sesama makhluk itu, ada garis-garis

besar tentang perilaku seseorang

terhadap masyarakat serta hak dan

kewajiban masyarakat terhadap diri

seseorang. Yang akhir ini tak lebih tak

kurang, ialah yang dinamakan orang

sekarang dengan urusan

kenegaraan.” (Muhammad Natsir,

Capita Selekta, halaman 436).

Menggali pandangan Natsir

tentang leadership, kalau diibaratkan

Sebagai tokoh yang gigih

memperjuangkan Islam

sebagai dasar negara,

Natsir tentu saja

mendasari pandangannya

tentang leadership pada

ajaran Islam. Di matanya,

leadership itu adalah

memimpin dengan nurani,

dengan tujuan untuk

membuat orang yang

dipimpin itu sejahtera.

Page 57: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M54 MAN TAZAKKA

alam suatu acara bincang-

Dbincang di Masjid Al-Furqan,

di Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia (Dewan Dakwah) Jakarta,

Mohammad Natsir pernah ditanya

apakah ia sudah mempersiapkan

generasi penggantinya sebagai

pemimpin.

Pertanyaan itu kedengaran seperti

menghujat. Sebab Natsir dan kawan-

kawan, sesama mantan aktifis Partai

Majelis Syuro Muslimin Indonesia

(Masyumi) yang berkumpul dalam

kegiatan dakwah di Dewan Dakwah,

memang tidak mempersiapkan

regenerasi secara khusus.

Tetapi seperti biasa, Natsir

mengawali jawabannya dengan

melemparkan senyum yang ramah. Ia

berpikir secara matang tentang apa

yang akan diucapkan. Intonasi

suaranya datar, tidak meledak-ledak

seperti seorang orator, tetapi setiap

kata yang keluar dari mulutnya

adalah kata-kata pilihan.

Hal itu dikemukakannya di depan

jama’ah yang terdiri dari para aktifis

mahasiswa dan jama’ah lainnya di

masjid Al-Furqan, termasuk para

mantan pimpinan teras Partai

Masyumi, seperti Sjafruddin

Prawiranegara, Mr. Moh. Roem, Dr.

Anwar Haryono, HM. Yunan Nasution

(semuanya sudah almarhum), yang

memang selalu hadir dalam setiap

bincang-bincang seperti itu.

Dengan mantap Natsir

menjelaskan pandangannya tentang

regenerasi kepemimpinan itu satu

persatu. Di antaranya, regenerasi

kepemimpinan itu tidak perlu

dipersiapkan secara khusus. Generasi

pemimpin itu akan lahir dengan

sendirinya dari alam, ditempa sendiri

oleh pengalaman. Generasi yang

dipersiapkan pun belum tentu jadi.

Tetapi batu hitam yang terbenam

lumpur berbilang tahun di ujung

negeri bisa muncul sebagai mutiara

yang indah. Begitulah kira-kira

jawaban Natsir yang membuat para

jama’ah terkesima.

Penulis yang pernah bekerja

bersama Natsir tidak kurang 10 tahun

Cara Natsir Berpolitik Pakai Nurani dan EtikaOleh: Nasmay Lofita Anas, eks Pimred Media Dakwah

PAK NATSIR

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 55 MAN TAZAKKA

PAK NATSIR

dalam keredaksian majalah Media

Dakwah yang diterbitkan Dewan

Dakwah Pusat seakan masih dapat

membayangkan mimik tokoh yang

bijak itu ketika menjawab pertanyaan

di atas. Begitu lugas, begitu terang

benderang.

Di balik jawaban itu, sebenarnya

orang sudah memahami bahwa

sejumlah nama sudah banyak disebut

sebagai Natsir-Natsir muda. Sebut

saja misalnya Dr. Nurcholis Majid

(alm), Prof. Dr. HM. Amien Rais

MA, Dr. Yusril Ihza Mahendra dan

bahkan politisi kondang yang juga

mantan Menteri Keuangan negara

jiran Malaysia, Anwar Ibrahim.

Mereka ini meskipun bisa jadi

terpengaruh oleh pemikiran-

pemikiran Natsir, tapi muncul

secara terpisah dari tempat

asalnya, dengan sosok dan

kepribadian masing-masing pula,

tanpa seorang pun

mempersiapkan kemunculan

mereka.

Karena itu, tentu banyak orang

bertanya, bagaimana

sesungguhnya pandangan

mantan Perdana Menteri RI itu

tentang kepemimpinan negara.

Sebagai tokoh yang gigih

memperjuangkan Islam sebagai

dasar negara, Natsir tentu saja

mendasari pandangannya tentang

leadership pada ajaran Islam. Di

matanya, leadership itu adalah

memimpin dengan nurani, dengan

tujuan untuk membuat orang yang

dipimpin itu sejahtera.

Menurut Natsir, alasannya adalah

bahwa kepemimpinan itu bukan

hanya menyangkut hubungan

pemimpin dengan yang dipimpin

atau sekadar muamalah di antara

sesama manusia, tapi juga

menyangkut kepatuhan kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

Sebab Tuhan sudah memberikan

aturan yang jelas bagaimana

mestinya seseorang dalam

memimpin. Dan salah satu pegangan

yang tidak boleh tidak bagi Natsir

adalah firman Tuhan, yang artinya:

“Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia

melainkan untuk mengabdi kepada-

Ku.” (Qur’an 51: 56).

Dengan demikian ketika menjalani

hidupnya, seorang anak manusia

sudah dilengkapi dengan tujuan

sekaligus aturan yang jelas.

Tujuannya adalah untuk menjadi

hamba Allah.

Strategi untuk mencapai tujuan itu

adalah mengikuti aturan yang sudah

dibuatkan oleh Yang Maha Kuasa itu

sendiri. Karenanya, kepemimpinan

bagi Natsir adalah juga soal

menegakkan aturan.

Patokannya ada dua: Pertama,

aturan untuk dirinya sendiri sebagai

seorang pemimpin. Kedua, aturan

untuk orang yang dia pimpin.

Dengan mengikuti aturan itu,

diyakini bahwa mereka akan selamat

menempuh perjalanan di dunia

maupun di akhirat. Itulah tujuan

hidup yang paling hakiki. Pemimpin

dan yang dipimpin sama-sama

mengejar tujuan hidup yang sama.

Dalam pandangan Natsir, betapa

pun besar kedudukan dan jabatan

seseorang, pada akhirnya dia tidak

ubahnya seperti sebutir debu

yang dengan mudah bisa tertiup

angin dan lenyap.

Karena itu, dia harus berusaha

mencapai tujuan hidupnya yaitu

untuk menjadi hamba Allah.

Itulah cita-cita hidup seorang

muslim, tidak peduli apa pun

pangkat dan jabatannya.

Untuk mencapai predikat

“hamba Allah” tersebut, maka

manusia harus hidup sesuai

aturan yang diberikan Allah

kepadanya. Dengan bahasanya

sendiri, Natsir menjelaskan dalam

kumpulan tulisan yang terkenal,

Capita Selecta sebagai berikut:

“Aturan atau cara kita berlaku

berhubungan dengan Tuhan yang

menjadikan kita, dan cara kita

yang berlaku berhubungan

dengan sesama manusia.”

“Di antara aturan-aturan yang

berhubungan dengan muamalah

sesama makhluk itu, ada garis-garis

besar tentang perilaku seseorang

terhadap masyarakat serta hak dan

kewajiban masyarakat terhadap diri

seseorang. Yang akhir ini tak lebih tak

kurang, ialah yang dinamakan orang

sekarang dengan urusan

kenegaraan.” (Muhammad Natsir,

Capita Selekta, halaman 436).

Menggali pandangan Natsir

tentang leadership, kalau diibaratkan

Sebagai tokoh yang gigih

memperjuangkan Islam

sebagai dasar negara,

Natsir tentu saja

mendasari pandangannya

tentang leadership pada

ajaran Islam. Di matanya,

leadership itu adalah

memimpin dengan nurani,

dengan tujuan untuk

membuat orang yang

dipimpin itu sejahtera.

Page 58: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

sebuah organisasi, seorang presiden

itu adalah ketua organisasi dari

kumpulan orang yang bernaung di

dalam sebuah negara.

Karena itu, seorang Presiden harus

mampu menetapkan aturan yang

mesti dijalankan semua anggota

organisasi pemerintahan. Kepatuhan

terhadap aturan yang sudah dibuat

harus dimulai dari dirinya sendiri.

Lalu sebagai pemimpin dia yang

menyiapkan road map, yang

mencakup peta tujuan didirikannya

organisasi, jalan yang akan ditempuh,

perkiraan rintangan yang akan

dihadapi serta cara mengatasi setiap

rintangan. Terakhir, dialah yang

menjadi jurumudi ke mana seluruh

penumpang akan dia bawa.

Negara Bukan Tujuan Akhir

Meski demikian, Natsir

menegaskan bahwa negara bukanlah

tujuan akhir dari kepemimpinan suatu

bangsa. Negara hanyalah alat untuk

merealisasikan aturan-aturan yang

telah dibuat.

Kalau kaitannya dengan negara

Islam, maka aturan yang mesti

dipatuhi adalah aturan yang telah

ditetapkan Tuhan untuk kebahagiaan

seluruh umat manusia.

Seorang pemimpin muslim tidak

bisa berpaling dari itu, karena tujuan

akhir dari hidupnya adalah seperti

yang telah ditetapkan Tuhan, yaitu,

untuk mengabdi kepada-Nya.

Menurut mantan Menteri

Penerangan pertama RI itu, aturan-

aturan yang telah ditetapkan Tuhan

itu begitu banyak dan lengkap. Di

antaranya adalah kewajiban belajar,

kewajiban zakat, pemberantasan

perzinaan, dan lain-lain, yang

semuanya perlu dijalankan dengan

adanya kekuasaan negara. Semua

tidak ada artinya manakala tidak ada

leadership yang tegas dalam negara.

Negara di sini berfungsi sebagai

alat untuk mencapai tujuan

“kesempurnaan berlakunya undang-

undang Ilahi, baik yang berkenaan

dengan kehidupan manusia sendiri

(sebagai individu) ataupun sebagai

anggota masyarakat dalam tatanan

sebuah negara,” tulis Natsir.

“Di zaman onta, sebagaimana

yang munasabah dengan masa itu

dan negara di zaman kapal terbang,

sebagaimana yang munasabah

dengan zaman kapal terbang pula.

Tentang ada negara yang teratur dan

ada yang kurang teratur, adalah soal

biasa. Tapi bagaimanapun juga,

kedua-duanya adalah negara.

Dengan atau tidak dengan Islam.”

Demikian gagasan Natsir yang

teruang dalam kumpulan tulisannya

yang terkenal itu.

Sekali lagi, bagi Natsir, negara itu

bukan tujuan. Tapi alat untuk

mencapai kebahagiaan yang

digariskan Tuhan. Dengan demikian

tidak penting apa pun nama sebuah

pemerintahan atau nama kepala

pemerintahan yang memegang

kendali dalam menjalankan aturan-

aturan pemerintah.

Karena itu, meskipun ia berjuang

keras untuk menjadikan Islam sebagai

dasar negara melalui sejumlah

polemik melawan Proklamator Bung

Karno, Natsir tidak pernah

mempersoalkan hal-hal yang dia

anggapnya kecil, seperti nama kepala

pemerintahan, misalnya. Tidak

penting apakah akan dinamakan

Khalifah, presiden, raja atau apa pun.

Yang terpenting adalah bagaimana

dia bisa memimpin bangsanya untuk

mencapai tujuan akhir yang sudah

ditetapkan Tuhan.

Tujuan itu adalah kebahagiaan

seluruh umat manusia tanpa kecuali,

dalam artian bukan hanya yang

muslim, tapi juga yang non-muslim,

bahkan yang tidak beragama

sekalipun. Keberhasilannya dalam

pencapaian itu akan dihadiahi surga,

tapi kegagalannya akan diganjar

dengan neraka.

Selain itu menurut Natsir,

kecakapan seorang pemimpin negara

juga tidak boleh lepas dari etika.

Dalam hal ini, dia lebih suka

menggunakan istilah akhlak. Sebab

ini juga merupakan bagian dari

mematuhi aturan Tuhan dalam

masalah muamalah di antara sesama

makhluk Tuhan.

Itu merupakan bagian dari

upayanya untuk mencapai tujuan

hidup yang telah digariskan Tuhan.

Dengan demikian, seorang pemimpin

itu juga harus berakhlak atau berbudi

pekerti luhur —suatu persyaratan

yang menentukan layak-tidaknya

kepemimpinan yang dia emban.

Karenanya tidak aneh bila kita

dapatkan dalam sejarah, dalam

sejumlah cerita di berbagai buku

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M56 MAN TAZAKKA

PAK NATSIR

Selain itu menurut

Natsir, kecakapan

seorang pemimpin

negara juga tidak

boleh lepas dari

etika. Dalam hal

ini, dia lebih suka

menggunakan

istilah akhlak.

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 57 MAN TAZAKKA

PAK NATSIR

memoir para pemimpin bangsa,

bagaimana Natsir begitu akrab

dengan politisi Katolik yang paling

handal, Ignatius Joshep Kasimo.

Kasimo adalah seorang tokoh

Partai Kaholik yang dengannya dia

bisa berdebat keras di dalam ruang-

ruang sidang, tapi sangat bersahabat

di luar ruangan sidang. Bahkan

persahabatan mereka begitu dalam

sehingga seperti bersaudara.

Bayangkan, bagaimana Natsir

selalu berkunjung ke rumah Kasimo

pada hari Natal dan Kasimo juga

selalu datang ke rumah Natsir di saat

Idul Fitri.

Bisa jadi ada yang

mempertanyakan, apakah

persahabatan itu tidak disebabkan

karena kesamaan sikap mereka dalam

melawan ideologi komunis, ketika

Partai Komunis Indonesia (PKI)

semakin mendapat tempat pada

pemerintahan Bung Karno, sementara

mereka berdua dari Masyumi dan

Partai Katolik adalah yang paling

keras menentang PKI?

Bagi Natsir, dan tampaknya juga

bagi Kasimo, persahabatan mereka

benar-benar didasarkan pada sikap

dan kepribadi seseorang yang

memang berpolitik dengan hati

nurani.

Sikap dan kepribadian yang

memang memancar dari akhlak dan

budi pekerti yang tinggi.

Sebab dalam politik, Natsir tak

hanya mampu memperlihatkan budi

pekertinya yang luhur ketika

berhadapan dengan orang-orang

seperti Kasimo, tetapi bahkan dengan

lawan politik yang paling keras dan

paling dia benci sekalipun, yaitu

pimpinan tertinggi Komite Sentral

PKI, Dipo Nusantara Aidit.

Pakar Hukum Tata Negara dan

Ketua Umum Partai Bulan Bintang

Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra pernah

mengutip cerita Natsir kepada dirinya

tentang betapa bencinya pemimpin

Masyumi itu kepada Aidit.

“Di dalam ruangan sidang, Pak

Natsir benci sekali kepada Aidit.

Saking bencinya, ingin rasanya beliau

melempar Aidit dengan bangku.

Tetapi begitu keluar dari ruangan

sidang itu, beliau bisa duduk minum

kopi satu meja sambil berkelakar

dengan Aidit, tanpa adanya satu

bangku pun yang dilemparkan,” ujar

Yusril.

Dengan demikian, Natsir tidak

hanya berhasil menampilkan dirinya

sebagai seorang politikus ulung dan

negarawan yang bijak dan luas

wawasannya tapi ia juga selalu

rendah hati dan sangat pandai

menempatkan diri di antara lawan

dan kawan, sambil memperlihatkan

budi pekerti yang tinggi.

Ketika ia menutup mata untuk

selama-lamanya di Jakarta pada 6

Februari 1993, bangsa ini benar-

benar berduka. Bahkan sejumlah

pemimpin negara sahabat yang

mengenalnya pun ikut merasa

kehilangan.

Page 59: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

sebuah organisasi, seorang presiden

itu adalah ketua organisasi dari

kumpulan orang yang bernaung di

dalam sebuah negara.

Karena itu, seorang Presiden harus

mampu menetapkan aturan yang

mesti dijalankan semua anggota

organisasi pemerintahan. Kepatuhan

terhadap aturan yang sudah dibuat

harus dimulai dari dirinya sendiri.

Lalu sebagai pemimpin dia yang

menyiapkan road map, yang

mencakup peta tujuan didirikannya

organisasi, jalan yang akan ditempuh,

perkiraan rintangan yang akan

dihadapi serta cara mengatasi setiap

rintangan. Terakhir, dialah yang

menjadi jurumudi ke mana seluruh

penumpang akan dia bawa.

Negara Bukan Tujuan Akhir

Meski demikian, Natsir

menegaskan bahwa negara bukanlah

tujuan akhir dari kepemimpinan suatu

bangsa. Negara hanyalah alat untuk

merealisasikan aturan-aturan yang

telah dibuat.

Kalau kaitannya dengan negara

Islam, maka aturan yang mesti

dipatuhi adalah aturan yang telah

ditetapkan Tuhan untuk kebahagiaan

seluruh umat manusia.

Seorang pemimpin muslim tidak

bisa berpaling dari itu, karena tujuan

akhir dari hidupnya adalah seperti

yang telah ditetapkan Tuhan, yaitu,

untuk mengabdi kepada-Nya.

Menurut mantan Menteri

Penerangan pertama RI itu, aturan-

aturan yang telah ditetapkan Tuhan

itu begitu banyak dan lengkap. Di

antaranya adalah kewajiban belajar,

kewajiban zakat, pemberantasan

perzinaan, dan lain-lain, yang

semuanya perlu dijalankan dengan

adanya kekuasaan negara. Semua

tidak ada artinya manakala tidak ada

leadership yang tegas dalam negara.

Negara di sini berfungsi sebagai

alat untuk mencapai tujuan

“kesempurnaan berlakunya undang-

undang Ilahi, baik yang berkenaan

dengan kehidupan manusia sendiri

(sebagai individu) ataupun sebagai

anggota masyarakat dalam tatanan

sebuah negara,” tulis Natsir.

“Di zaman onta, sebagaimana

yang munasabah dengan masa itu

dan negara di zaman kapal terbang,

sebagaimana yang munasabah

dengan zaman kapal terbang pula.

Tentang ada negara yang teratur dan

ada yang kurang teratur, adalah soal

biasa. Tapi bagaimanapun juga,

kedua-duanya adalah negara.

Dengan atau tidak dengan Islam.”

Demikian gagasan Natsir yang

teruang dalam kumpulan tulisannya

yang terkenal itu.

Sekali lagi, bagi Natsir, negara itu

bukan tujuan. Tapi alat untuk

mencapai kebahagiaan yang

digariskan Tuhan. Dengan demikian

tidak penting apa pun nama sebuah

pemerintahan atau nama kepala

pemerintahan yang memegang

kendali dalam menjalankan aturan-

aturan pemerintah.

Karena itu, meskipun ia berjuang

keras untuk menjadikan Islam sebagai

dasar negara melalui sejumlah

polemik melawan Proklamator Bung

Karno, Natsir tidak pernah

mempersoalkan hal-hal yang dia

anggapnya kecil, seperti nama kepala

pemerintahan, misalnya. Tidak

penting apakah akan dinamakan

Khalifah, presiden, raja atau apa pun.

Yang terpenting adalah bagaimana

dia bisa memimpin bangsanya untuk

mencapai tujuan akhir yang sudah

ditetapkan Tuhan.

Tujuan itu adalah kebahagiaan

seluruh umat manusia tanpa kecuali,

dalam artian bukan hanya yang

muslim, tapi juga yang non-muslim,

bahkan yang tidak beragama

sekalipun. Keberhasilannya dalam

pencapaian itu akan dihadiahi surga,

tapi kegagalannya akan diganjar

dengan neraka.

Selain itu menurut Natsir,

kecakapan seorang pemimpin negara

juga tidak boleh lepas dari etika.

Dalam hal ini, dia lebih suka

menggunakan istilah akhlak. Sebab

ini juga merupakan bagian dari

mematuhi aturan Tuhan dalam

masalah muamalah di antara sesama

makhluk Tuhan.

Itu merupakan bagian dari

upayanya untuk mencapai tujuan

hidup yang telah digariskan Tuhan.

Dengan demikian, seorang pemimpin

itu juga harus berakhlak atau berbudi

pekerti luhur —suatu persyaratan

yang menentukan layak-tidaknya

kepemimpinan yang dia emban.

Karenanya tidak aneh bila kita

dapatkan dalam sejarah, dalam

sejumlah cerita di berbagai buku

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M56 MAN TAZAKKA

PAK NATSIR

Selain itu menurut

Natsir, kecakapan

seorang pemimpin

negara juga tidak

boleh lepas dari

etika. Dalam hal

ini, dia lebih suka

menggunakan

istilah akhlak.

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 57 MAN TAZAKKA

PAK NATSIR

memoir para pemimpin bangsa,

bagaimana Natsir begitu akrab

dengan politisi Katolik yang paling

handal, Ignatius Joshep Kasimo.

Kasimo adalah seorang tokoh

Partai Kaholik yang dengannya dia

bisa berdebat keras di dalam ruang-

ruang sidang, tapi sangat bersahabat

di luar ruangan sidang. Bahkan

persahabatan mereka begitu dalam

sehingga seperti bersaudara.

Bayangkan, bagaimana Natsir

selalu berkunjung ke rumah Kasimo

pada hari Natal dan Kasimo juga

selalu datang ke rumah Natsir di saat

Idul Fitri.

Bisa jadi ada yang

mempertanyakan, apakah

persahabatan itu tidak disebabkan

karena kesamaan sikap mereka dalam

melawan ideologi komunis, ketika

Partai Komunis Indonesia (PKI)

semakin mendapat tempat pada

pemerintahan Bung Karno, sementara

mereka berdua dari Masyumi dan

Partai Katolik adalah yang paling

keras menentang PKI?

Bagi Natsir, dan tampaknya juga

bagi Kasimo, persahabatan mereka

benar-benar didasarkan pada sikap

dan kepribadi seseorang yang

memang berpolitik dengan hati

nurani.

Sikap dan kepribadian yang

memang memancar dari akhlak dan

budi pekerti yang tinggi.

Sebab dalam politik, Natsir tak

hanya mampu memperlihatkan budi

pekertinya yang luhur ketika

berhadapan dengan orang-orang

seperti Kasimo, tetapi bahkan dengan

lawan politik yang paling keras dan

paling dia benci sekalipun, yaitu

pimpinan tertinggi Komite Sentral

PKI, Dipo Nusantara Aidit.

Pakar Hukum Tata Negara dan

Ketua Umum Partai Bulan Bintang

Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra pernah

mengutip cerita Natsir kepada dirinya

tentang betapa bencinya pemimpin

Masyumi itu kepada Aidit.

“Di dalam ruangan sidang, Pak

Natsir benci sekali kepada Aidit.

Saking bencinya, ingin rasanya beliau

melempar Aidit dengan bangku.

Tetapi begitu keluar dari ruangan

sidang itu, beliau bisa duduk minum

kopi satu meja sambil berkelakar

dengan Aidit, tanpa adanya satu

bangku pun yang dilemparkan,” ujar

Yusril.

Dengan demikian, Natsir tidak

hanya berhasil menampilkan dirinya

sebagai seorang politikus ulung dan

negarawan yang bijak dan luas

wawasannya tapi ia juga selalu

rendah hati dan sangat pandai

menempatkan diri di antara lawan

dan kawan, sambil memperlihatkan

budi pekerti yang tinggi.

Ketika ia menutup mata untuk

selama-lamanya di Jakarta pada 6

Februari 1993, bangsa ini benar-

benar berduka. Bahkan sejumlah

pemimpin negara sahabat yang

mengenalnya pun ikut merasa

kehilangan.

Page 60: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M58 MAN TAZAKKA

demi CintaHentikan Rokok

HALAL

Bila ajaran agama dan peraturan manusia sudah tidak mempan lagi untuk menghentikan kebiasaan merokok,

cobalah berhenti demi orang-orang yang tercinta

HALAL

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 59 MAN TAZAKKA

Tanyalah si perokok. Dia

bukannya tak tahu dampak

negatif merokok. Asap rokok

mengandung 4000 bahan kimia

berbahaya, 43 di antaranya penyebab

kanker. Zat racun dalam asap rokok

juga bisa menimbulkan aneka

penyakit lain termasuk gangguan

kesuburan dan gangguan tumbuh

kembang janin. Bahkan akibat buruk

ini sudah diterakan pada setiap

bungkus rokok.

Perokok juga tahu, perbuatannya

pun merugikan orang-orang di

sekitarnya (perokok pasif). Penelitian

menunjukkan, perokok pasif

mengisap 75% asap sampingan, plus

10%-15% asap utama yang

dihembuskan perokok.

Tapi, sebagaimana dikatakan

Ketua Umum Lembaga

Menanggulangi Masalah Merokok

(LM3), Renie Singgih, sangat sulit

bagi seseorang untuk berhenti

merokok. Dari beberapa penelitian,

70%-80% persen perokok ingin

berhenti merokok, namun hanya 3%

yang sukses.

Survei pada anak-anak sekolah

usia 13-15 tahun di Jakarta

menunjukkan, lebih dari 20%

responden adalah perokok tetap.

Dan, 80% di antaranya ingin berhenti

merokok tapi gagal maning son.

Data tersebut, menurut Renie,

sesuai dengan data yang diperoleh

saat diadakan lomba berhenti

merokok "Quit & Win" yang

diselenggarakan LM3 dan WHO. Dari

keseluruhan peserta, sebanyak 72,3%

mengaku pernah mencoba berhenti

merokok. Sebanyak 44,1% pernah

mencoba berhenti merokok satu

hingga dua kali, dan 28,7% pernah

mencoba berhenti tiga kali atau lebih.

Di Amerika sami mawon. Misalnya,

pada dekade 1964-1974 sebanyak 40

juta perokok yang berusaha stop

merokok, tapi hanya sekitar 25% yang

sukses (Ambros Prechtl, N.D., Portrait

of An Ex Smoker, Abul-Qasim

Publishing House, Jeddah, 1413 H).

Jadilah, di negeri muslim terbesar

di dunia pun, jumlah perokoknya

sangat besar, sekitar 141 juta orang.

Diperkirakan, konsumsi rokok

Indonesia setiap tahun mencapai 199

miliar batang rokok, dan berada di

urutan ke-4 setelah RRC (1.679 miliar

batang), AS (480 miliar), Jepang (230

miliar), serta Rusia (230 miliar).

Jumlah uang yang dibelanjakan

penduduk Indonesia untuk

tembakau/rokok 2,5 kali lipat

dibandingkan biaya yang dikeluarkan

untuk pendidikan dan 3,2 kali lipat

biaya kesehatan.

Padahal, Al Qur'an melarang

manusia menjerumuskan diri dalam

kehancuran (tahlukah). Rasulullah

Saw pun sudah berwasiat, "Jangan

membahayakan diri sendiri maupun

orang lain." (HR Ahmad dan Ibnu

Majah dari Ibnu Abbas dan Ubadah).

Sejumlah ormas Islam seperti

Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia

pun, sudah mengharamkan rokok.

Tapi, mengapa orang yang sudah

paham agama sekalipun, tetap sulit

berhenti merokok?

Sampai-sampai Penyair Taufiq

Ismail dalam puisinya ''Tuhan

Sembilan Senti'' mengemukakan

retorika: Min fadhlik, ya ustadz/25

penyakit ada dalam khamr/Khamr

diharamkan/15 penyakit ada dalam

daging khinzir (babi)/Daging khinzir

diharamkan/4000 zat kimia beracun

ada pada sebatang rokok/Patutnya

rokok diapakan?

Dukungan Keluarga

Survei sosial ekonomi nasional

tahun 2001 menunjukkan, 91,8%

penduduk Indonesia merokok di

rumah di tengah keluarganya.

Akibatnya, 97,5 juta orang mengisap

asap rokok di rumah. Dari jumlah itu,

43 juta di antaranya adalah bayi

hingga anak-anak berusia 14 tahun.

Berdasarkan penelitian, 86% anak

yang IQ-nya rendah adalah anak dari

laki-laki perokok. Sedangkan 30%

wanita yang terkena kanker payudara

adalah isteri dari perokok.

Karena itu, menurut Dr Subagyo,

aktivis sebuah lembaga kesehatan,

untuk mengkampanyekan antirokok

perlu strategi baru. Caranya tidak lagi

dengan menjelaskan efek negatif

rokok bagi pelakunya, tapi

dampaknya bagi isteri dan anaknya.

''Jadi, kampanye antirokok tidak

lagi dengan menunjukkan

dampaknya pada pelakunya, tapi

pada anak dan isterinya. Ini mungkin

bisa efektif,'' kata Subagyo pada

diskusi panel bertema Pofesional

Berdasarkan

penelitian, 86% anak

yang IQ-nya rendah

adalah anak dari

laki-laki perokok.

Sedangkan 30%

wanita yang terkena

kanker payudara

adalah isteri dari

perokok.

Page 61: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M58 MAN TAZAKKA

demi CintaHentikan Rokok

HALAL

Bila ajaran agama dan peraturan manusia sudah tidak mempan lagi untuk menghentikan kebiasaan merokok,

cobalah berhenti demi orang-orang yang tercinta

HALAL

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M 59 MAN TAZAKKA

Tanyalah si perokok. Dia

bukannya tak tahu dampak

negatif merokok. Asap rokok

mengandung 4000 bahan kimia

berbahaya, 43 di antaranya penyebab

kanker. Zat racun dalam asap rokok

juga bisa menimbulkan aneka

penyakit lain termasuk gangguan

kesuburan dan gangguan tumbuh

kembang janin. Bahkan akibat buruk

ini sudah diterakan pada setiap

bungkus rokok.

Perokok juga tahu, perbuatannya

pun merugikan orang-orang di

sekitarnya (perokok pasif). Penelitian

menunjukkan, perokok pasif

mengisap 75% asap sampingan, plus

10%-15% asap utama yang

dihembuskan perokok.

Tapi, sebagaimana dikatakan

Ketua Umum Lembaga

Menanggulangi Masalah Merokok

(LM3), Renie Singgih, sangat sulit

bagi seseorang untuk berhenti

merokok. Dari beberapa penelitian,

70%-80% persen perokok ingin

berhenti merokok, namun hanya 3%

yang sukses.

Survei pada anak-anak sekolah

usia 13-15 tahun di Jakarta

menunjukkan, lebih dari 20%

responden adalah perokok tetap.

Dan, 80% di antaranya ingin berhenti

merokok tapi gagal maning son.

Data tersebut, menurut Renie,

sesuai dengan data yang diperoleh

saat diadakan lomba berhenti

merokok "Quit & Win" yang

diselenggarakan LM3 dan WHO. Dari

keseluruhan peserta, sebanyak 72,3%

mengaku pernah mencoba berhenti

merokok. Sebanyak 44,1% pernah

mencoba berhenti merokok satu

hingga dua kali, dan 28,7% pernah

mencoba berhenti tiga kali atau lebih.

Di Amerika sami mawon. Misalnya,

pada dekade 1964-1974 sebanyak 40

juta perokok yang berusaha stop

merokok, tapi hanya sekitar 25% yang

sukses (Ambros Prechtl, N.D., Portrait

of An Ex Smoker, Abul-Qasim

Publishing House, Jeddah, 1413 H).

Jadilah, di negeri muslim terbesar

di dunia pun, jumlah perokoknya

sangat besar, sekitar 141 juta orang.

Diperkirakan, konsumsi rokok

Indonesia setiap tahun mencapai 199

miliar batang rokok, dan berada di

urutan ke-4 setelah RRC (1.679 miliar

batang), AS (480 miliar), Jepang (230

miliar), serta Rusia (230 miliar).

Jumlah uang yang dibelanjakan

penduduk Indonesia untuk

tembakau/rokok 2,5 kali lipat

dibandingkan biaya yang dikeluarkan

untuk pendidikan dan 3,2 kali lipat

biaya kesehatan.

Padahal, Al Qur'an melarang

manusia menjerumuskan diri dalam

kehancuran (tahlukah). Rasulullah

Saw pun sudah berwasiat, "Jangan

membahayakan diri sendiri maupun

orang lain." (HR Ahmad dan Ibnu

Majah dari Ibnu Abbas dan Ubadah).

Sejumlah ormas Islam seperti

Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia

pun, sudah mengharamkan rokok.

Tapi, mengapa orang yang sudah

paham agama sekalipun, tetap sulit

berhenti merokok?

Sampai-sampai Penyair Taufiq

Ismail dalam puisinya ''Tuhan

Sembilan Senti'' mengemukakan

retorika: Min fadhlik, ya ustadz/25

penyakit ada dalam khamr/Khamr

diharamkan/15 penyakit ada dalam

daging khinzir (babi)/Daging khinzir

diharamkan/4000 zat kimia beracun

ada pada sebatang rokok/Patutnya

rokok diapakan?

Dukungan Keluarga

Survei sosial ekonomi nasional

tahun 2001 menunjukkan, 91,8%

penduduk Indonesia merokok di

rumah di tengah keluarganya.

Akibatnya, 97,5 juta orang mengisap

asap rokok di rumah. Dari jumlah itu,

43 juta di antaranya adalah bayi

hingga anak-anak berusia 14 tahun.

Berdasarkan penelitian, 86% anak

yang IQ-nya rendah adalah anak dari

laki-laki perokok. Sedangkan 30%

wanita yang terkena kanker payudara

adalah isteri dari perokok.

Karena itu, menurut Dr Subagyo,

aktivis sebuah lembaga kesehatan,

untuk mengkampanyekan antirokok

perlu strategi baru. Caranya tidak lagi

dengan menjelaskan efek negatif

rokok bagi pelakunya, tapi

dampaknya bagi isteri dan anaknya.

''Jadi, kampanye antirokok tidak

lagi dengan menunjukkan

dampaknya pada pelakunya, tapi

pada anak dan isterinya. Ini mungkin

bisa efektif,'' kata Subagyo pada

diskusi panel bertema Pofesional

Berdasarkan

penelitian, 86% anak

yang IQ-nya rendah

adalah anak dari

laki-laki perokok.

Sedangkan 30%

wanita yang terkena

kanker payudara

adalah isteri dari

perokok.

Page 62: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M60 MAN TAZAKKA

HALAL

Perang terhadap Rokok, yang

diselenggarakan PB IDI, di Jakarta,

Mei 2005.

Dan, mantan Gubernur DKI

Sutiyoso sudah membuktikan sendiri

hal itu. Semasa masih gubernur Bang

Yos mengaku, dulu dirinya perokok

berat. Berkali-kali ia mencoba untuk

menghentikan kebiasaan itu, tapi

sering gagal. Usaha pertama hanya

bertahan beberapa bulan, lalu

kambuh lagi. Yang kedua, hanya

bertahan beberapa tahun. Berkat

dorongan isteri dan anaknya, sejak

1996 ia berhasil menghentikan sama

sekali kebiasaan merokok.

''Saya terakhir merokok tahun

1996. Ceritanya, waktu itu anak

perempuan saya yang tertua ulang

tahun. Saya katakan, kamu minta

hadiah apa saja pasti saya kasih.

Anak saya ternyata tidak minta

macam-macam. Dia hanya minta

agar saya berhenti merokok. Saya

kaget mendengarnya. Tapi, saya

konsisten untuk memenuhinya dan

mulai keesokan harinya saya berhenti

merokok hingga saat ini,'' tuturnya,

disambut tepuk tangan hadirin

diskusi panel tadi.

Kisah sukses berhenti merokok

seperti itu juga dialami redaktur

senior Majalah SWA, HB Supiyo.

Setelah lama menjadi perokok berat,

ia akhirnya stop ngebul. ''Saya

berhenti karena ingin memberikan

hadiah ulang tahun istri saya, sebuah

hadiah yang tidak dijual di toko

manapun, yaitu berhenti merokok,''

tutur Hans, nama panggilan HB

Supiyo, dalam kolomya di halaman

akhir SWA.

Dewi Yull, mantan istri aktor Rae

Sahetapy, semula juga seorang

setunis. Namun akhirnya ia dapat

menghentikan kecanduannya karena

permintaan tulus anak gadisnya,

Ghizca.

Dalam suasana peringatan Hari

Tanpa Tembakau Sedunia 2005,

wartawan Pikiran Rakyat Widodo

Asmowiyoto menuturkan kisah

suksesnya berhenti merokok. Ini pun

tak lepas dari faktor keluarga.

''Boleh dibilang dulu saya pernah

sebagai perokok berat. Belasan tahun

saya merokok, dan belasan tahun

terakhir ini pula saya sudah berhenti

merokok.

Sebagai perokok, dulu saya pernah

mencoba berbagai jenis rokok, kretek,

rokok putih (filter), atau rokok hasil

melinting sendiri. Dulu sehari-hari di

kantong baju saya selalu ada rokok.

Di lingkungan kerja saya di Redaksi

Pikiran Rakyat, saya pernah dikenal

sebagai perokok cepat sambil

membuat berita atau artikel. Hanya

untuk menulis rubrik ekonomi singkat,

saya perlu mengisap sebatang rokok.

Kalau banyak orang mengalami

kesulitan berhenti merokok, saya

beruntung relatif gampang menyetop

kebiasaan mengisap asap tembakau

ini. Kisahnya begini, pada awal 1990-

an, ketika anak kedua saya masih

balita, tanpa saya sadari dia meniru-

niru saya merokok. Anak laki-laki

saya ini mencoba mengisap puntung-

puntung rokok saya yang ada di

asbak.

Terus terang saya terkejut dengan

kejadian itu. Istri saya pun marah

kepada saya menyaksikan kenyataan

itu. Sementara itu, sudah sejak lama

badan saya kurus karena selalu

kurang enak makan gara-gara sering

merokok. Hal ini pun sering kali

membuat istri saya uring-uringan

karena apa pun menu masakannya

saya nilai tidak enak.

Menyadari semua itu, sejak saat

itu saya bertekad berhenti merokok

dan berhasil. Memang pernah gagal

tetapi hanya sebentar dan segera

kembali berhenti merokok. Sejak itu

badan saya mulai gemuk. Makan

"apa pun" rasanya enak. Saat bangun

tidur mulut saya juga terasa bersih.

Napas saya terasa enteng. Anak-anak

saya yang sebelumnya sakit-sakitan -

-mungkin karena sebagai perokok

pasif, sejak saat itu juga relatif jarang

ke dokter.''

“Semangat meski 2 ribu sehari untuk

saudara di pedalaman.”

(MT Al Furqan Kebon Jeruk, Jakbar)

"Menabung untuk akhirat tak akan pernah rugi,

akan bermanfaat untuk semuanya.”

(MT Al Ikhlas Komplek Malaka Country

Pondok Kopi Jakarta Timur )

"Hati kami tergerak mendengar kisah-kisah di

pedalaman, saling menguatkan ukhuwah melalui

tabungan infak."

(MT. Azzikri Pesona Kayangan Depok)

Kata Mereka Tentang Tabungan Infak S2

Jadikan uang receh keluarga Anda penggerak dakwah dan investasi pahala

“Terus Mendukung untuk kebaikan

saudara-saudara di pedalaman nusantara.”

(MT As Sholihat Komplek Malaka Country

Jakarta Timur )

Page 63: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

EDISI MUHARRAM 1439 H / OKTOBER 2017 M60 MAN TAZAKKA

HALAL

Perang terhadap Rokok, yang

diselenggarakan PB IDI, di Jakarta,

Mei 2005.

Dan, mantan Gubernur DKI

Sutiyoso sudah membuktikan sendiri

hal itu. Semasa masih gubernur Bang

Yos mengaku, dulu dirinya perokok

berat. Berkali-kali ia mencoba untuk

menghentikan kebiasaan itu, tapi

sering gagal. Usaha pertama hanya

bertahan beberapa bulan, lalu

kambuh lagi. Yang kedua, hanya

bertahan beberapa tahun. Berkat

dorongan isteri dan anaknya, sejak

1996 ia berhasil menghentikan sama

sekali kebiasaan merokok.

''Saya terakhir merokok tahun

1996. Ceritanya, waktu itu anak

perempuan saya yang tertua ulang

tahun. Saya katakan, kamu minta

hadiah apa saja pasti saya kasih.

Anak saya ternyata tidak minta

macam-macam. Dia hanya minta

agar saya berhenti merokok. Saya

kaget mendengarnya. Tapi, saya

konsisten untuk memenuhinya dan

mulai keesokan harinya saya berhenti

merokok hingga saat ini,'' tuturnya,

disambut tepuk tangan hadirin

diskusi panel tadi.

Kisah sukses berhenti merokok

seperti itu juga dialami redaktur

senior Majalah SWA, HB Supiyo.

Setelah lama menjadi perokok berat,

ia akhirnya stop ngebul. ''Saya

berhenti karena ingin memberikan

hadiah ulang tahun istri saya, sebuah

hadiah yang tidak dijual di toko

manapun, yaitu berhenti merokok,''

tutur Hans, nama panggilan HB

Supiyo, dalam kolomya di halaman

akhir SWA.

Dewi Yull, mantan istri aktor Rae

Sahetapy, semula juga seorang

setunis. Namun akhirnya ia dapat

menghentikan kecanduannya karena

permintaan tulus anak gadisnya,

Ghizca.

Dalam suasana peringatan Hari

Tanpa Tembakau Sedunia 2005,

wartawan Pikiran Rakyat Widodo

Asmowiyoto menuturkan kisah

suksesnya berhenti merokok. Ini pun

tak lepas dari faktor keluarga.

''Boleh dibilang dulu saya pernah

sebagai perokok berat. Belasan tahun

saya merokok, dan belasan tahun

terakhir ini pula saya sudah berhenti

merokok.

Sebagai perokok, dulu saya pernah

mencoba berbagai jenis rokok, kretek,

rokok putih (filter), atau rokok hasil

melinting sendiri. Dulu sehari-hari di

kantong baju saya selalu ada rokok.

Di lingkungan kerja saya di Redaksi

Pikiran Rakyat, saya pernah dikenal

sebagai perokok cepat sambil

membuat berita atau artikel. Hanya

untuk menulis rubrik ekonomi singkat,

saya perlu mengisap sebatang rokok.

Kalau banyak orang mengalami

kesulitan berhenti merokok, saya

beruntung relatif gampang menyetop

kebiasaan mengisap asap tembakau

ini. Kisahnya begini, pada awal 1990-

an, ketika anak kedua saya masih

balita, tanpa saya sadari dia meniru-

niru saya merokok. Anak laki-laki

saya ini mencoba mengisap puntung-

puntung rokok saya yang ada di

asbak.

Terus terang saya terkejut dengan

kejadian itu. Istri saya pun marah

kepada saya menyaksikan kenyataan

itu. Sementara itu, sudah sejak lama

badan saya kurus karena selalu

kurang enak makan gara-gara sering

merokok. Hal ini pun sering kali

membuat istri saya uring-uringan

karena apa pun menu masakannya

saya nilai tidak enak.

Menyadari semua itu, sejak saat

itu saya bertekad berhenti merokok

dan berhasil. Memang pernah gagal

tetapi hanya sebentar dan segera

kembali berhenti merokok. Sejak itu

badan saya mulai gemuk. Makan

"apa pun" rasanya enak. Saat bangun

tidur mulut saya juga terasa bersih.

Napas saya terasa enteng. Anak-anak

saya yang sebelumnya sakit-sakitan -

-mungkin karena sebagai perokok

pasif, sejak saat itu juga relatif jarang

ke dokter.''

“Semangat meski 2 ribu sehari untuk

saudara di pedalaman.”

(MT Al Furqan Kebon Jeruk, Jakbar)

"Menabung untuk akhirat tak akan pernah rugi,

akan bermanfaat untuk semuanya.”

(MT Al Ikhlas Komplek Malaka Country

Pondok Kopi Jakarta Timur )

"Hati kami tergerak mendengar kisah-kisah di

pedalaman, saling menguatkan ukhuwah melalui

tabungan infak."

(MT. Azzikri Pesona Kayangan Depok)

Kata Mereka Tentang Tabungan Infak S2

Jadikan uang receh keluarga Anda penggerak dakwah dan investasi pahala

“Terus Mendukung untuk kebaikan

saudara-saudara di pedalaman nusantara.”

(MT As Sholihat Komplek Malaka Country

Jakarta Timur )

Page 64: man tazakka september 2017 - LAZNAS Dewan Dakwah · Haflah dan Kepedulian Dewan Dakwah. Jejaring LAZIS Dewan Da’wah LAZIS Dewan Da'wah Provinsi Riau Jl. Todak/Gang Udang Putih No

REKENING LAZIS DEWAN DA’WAH

Zakat

Infaq

Da’wah Pedalaman

Qurban

Kami siap menjemput, menghimpun dan menyalurkan zakat Anda.

Selamatkan INDONESIA

dengan

Dakwah

Waqaf Al-Qur’an

Sumur Air

Beasiswa Pendidikan Da’i

REKENING INFAQ CLUB

Bank Mega Syariah Indonesia 10 000 222 66(a.n LAZIS Dewan Da’wah QQ Infaq Club)

Bank Syariah Mandiri 768 7688 777(a.n Dewan Da’wah Infaq Club)

www.lazisdewandakwah.co

Bank Muamalat Indonesia 301 007 1846(a.n LAZIS Dewan Dakwah Islamiyah)

Bank Mega Syariah Indonesia 100 0000 312(a.n LAZIS Dewan Da'wah)

Bank Syariah Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 700 132 7539BRI Syariah 100 123 87 48BNI Syariah 012 7544 426(a.n LAZIS Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia)

BCA Syariah (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 001 100 200 2Bank Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 122 000 7755 666BRI (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 0418 01000 150 303Bank Bukopin Syariah (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 8800 405 107BCA (a.n Dewan Dawah) 342 30388 09CIMB Niaga Syariah 86 000 422 9900(a.n. Yayasan Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia)

Bank Muamalat Indonesia 301 007 1845(a.n LAZIS Dewan Dakwah Islamiyah)

Bank Syariah Mandiri 700 132 7733(a.n LAZIS Dewan Da'wah)

BNI Syariah 018 446 3322(a.n LAZIS Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia)

Bank Bukopin Syariah (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 8800 408 106Bank Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 122 000 7766 333BCA (a.n Dewan Dawah) 342 304 8855

Bank Muamalat Indonesia 358 000 1174(a.n LAZIS Dewan Da'wah QQ Ma'mun)

Bank Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 122 000 0044 3322

Bank Muamalat Indonesia 301 007 1856(a.n LAZIS Dewan Dakwah Islamiyah)

Bank Syariah Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 702 739 1917Bank Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 122 000 588 1985

Kemanusiaan Bank Muamalat Indonesia 358 008 0008(a.n LAZIS Dewan Da'wah)

BNI Syariah 018 446 2114(a.n LAZIS Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia)

Bank Muamalat Indonesia 358 000 1176(a.n LAZIS Dewan Da'wah QQ LAZIS DDII IV)

Bank Mega Syariah Indonesia 100 000 4108(a.n LAZIS Dewan Da'wah)

BCA Syariah (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 001 100 300 4

WaqafBank Syariah Mandiri 70 777 555 88(a.n LAZIS Dewan Da'wah QQ Waqaf)

Kantor LAZIS Dewan Da'wah Kebon Jeruk

BNI Syariah (a.n Lazis Dewan Da'wah) 828 661 661 6