materi presentasi besok
DESCRIPTION
mTRANSCRIPT
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam-Macam Permasalahan pada Sistem AC Mobil
Secara umum terdapat 6 macam masalah pada sistem AC mobil yang sering terjadi yaitu
sebagai berikut:
1. Kompresor tidak berputar saat switch AC ON
2. Kompresor bekerja (berputar), AC tidak dingin
3. Switch AC ON, tetapi blower tidak bekerja
4. Kecepatan putaran motor blower tidak bisa berubah
5. Terdengar suara berisik saat AC dihidupkan
6. Tercium bau tidak sedap (menyengat) saat AC dihidupkan
Dari ketujuh macam permasalahan sistem AC mobil diatas, tentu terdapat banyak
kemungkinan kemungkinan sumber masalah. Setidaknya ada 2 jenis sumber masalah yaitu
sumber masalah yang berasal dari sistem aliran refrigerant AC mobil dan yang kedua sumber
masalah yang berasal dari sistem electrical AC mobil. Oleh sebab itu penguasaan dasar teori
tentang sistem aliran refrigerant dan sistem electrical AC mobil merupakan modal yang
sangat penting untuk dapat menentukan letak sumber masalah sistem AC mobil secara pasti.
B. Alat Diagnosis Masalah Sistem AC Mobil
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan diagnosis masalah sistem AC mobil, tentu menjadi
hal yang pasti bagi seorang teknisi AC untuk mempunyai alat diagnosis sistem AC. Adapun
rincian alat yang dibutuhkan dalam proses diagnosis masalah sistem AC mobil adalah sebagai
berikut:
1. Manifold Gauge
Manifold gauge merupakan alat yang dipakai untuk mendeteksi besar tekanan refrigerant
pada pipa tekanan rendah dan pipa tekanan rendah. Informasi dari manifold gauge ini
selanjutnya dipakai sebagai bahan informasi bagi teknisi untuk menentukan letak sumber
masalah pada sistem AC mobil.
Adapun aturan pemasangan manifold gauge untuk diagnosis masalah sistem AC mobil
yaitu slang warna biru dihubungkan ke katup pelayanan suction pada kompresor dan slang
warna merah dihubungkan ke katup pelayanan discharge pada kompresor. Sementara saluran
tengah manifold gauge tidak dihubungkan kemana pun cukup ditutup saja. Perlu untuk
diperhatikan bahwa pada saat menggunakan manifold gauge untuk memeriksa tekanan harus
dipastikan kran-kran pada manifold gauge tertutup rapat.
2. Leak Detector
Leak detektor merupakan alat yang dipakai untuk mendeteksi kebocoran refrigerant pada
saluran-saluran sistem AC. Adapun rincian cara penggunaan dari leak detektor ini adalah
sebagai berikut:
a) Hidupkan leak detektor dengan cara menekan tombol ON/OFF
b) Kemudian tekan tombol pilihan pada posisi sesuai dengan jenis refrigerant yang akan
diperiksa misalnya R-12 atau R-134a (ini berlaku hanya untuk yang tersedia fitur tombol
pilhan jenis refrigerant)
c) Posisikan leak detector sedekat mungkin dengan lokasi yang dimungkinkan terjadi
kebocoran
d) Lakukan pemeriksaan pada seluruh bagian sistem AC dan perhatikan bunyi atau sinyal
yang keluar dari leak detektor. Jika leak detector berbunyi dengan durasi cepat itu
pertanda ada refrigerant yang bocor.
3. Termometer
Dalam proses diagnosis masalah sistem AC mobil, termometer dipakai sebagai alat
pendeteksi suhu udara yang keluar dari evaporator guna memberi informasi kepada teknisi
apakah suhu yang keluar dari evaporator itu sudah sesuai dengan ketentuan (dingin) atau
tidak. Perlu untuk diperhatikan bahwa termometer yang dipakai untuk diagnosis sebaiknya
termometer digital, selain mudah dalam pembacaan hasil pengukuran juga lebih akurat dalam
mengukurnya. Adapun cara penggunaan termometer digital ini sangatlah mudah yaitu tekan
tombol ON/OFF untuk menghidupkan, setelah termometer hidup masukan stick sensor pada
kisi-kisi evaporator, maka besar suhu bisa langsung dibaca pada layar.
C. Diagnosis Masalah Sistem AC Mobil
Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab macam-macam permasalahan sistem AC
mobil diatas bahwa terdapat 6 macam masalah pada sistem AC mobil yang sering terjadi.
Setiap masalah tersebut pastinya memiliki perbedaan sumber penyebabnya, oleh sebab itu
langkah-langkah diagnosis yang harus dilakukan pun juga akan berbeda. Dalam makalah ini
akan dijelaskan secara cukup rinci langkah-langkah diagnosis masalah untuk setiap macam
masalah AC mobil tersebut. Adapun rincian pembahasannya adalah sebagai berikut:
1. Kompresor tidak berputar saat switch AC ON
Apabila kompresor tidak berputar saat switch AC ON, maka dapat diperkirakan bahwa
sumber masalahnya yaitu karena tidak bekerjanya kopling magnet kompresor. Hal ini
disebabkan karena koping magnet kompresor merupakan alat yang berfungsi sebagai
penghubung putaran dari puli penggerak kompresor ke poros kompresor. Namun perkiraan
tersebut masih merupakan perkiraan awal sebab belum tentu yang rusak adalah kopling
magnetnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan langkah-langkah diagnosis untuk memastikan
letak sumber masalahnya. Adapun Langkah-langkah diagnosis masalah sistem AC mobil
diatas yaitu sebagai berikut:
a) Posisikan switch AC ON, kemudian lepas soket kabel kopling magnet. Setelah itu
lakukan pemeriksaan arus listrik dengan menggunakan test lamp. Jika test lamp menyala
berarti letak kerusakan pada magnet kopling lakukan pemeriksaan pada kopling magnet.
Jika test lamp tidak menyala maka lanjutkan langkah pemeriksaan berikutnya
b) Periksa arus yang keluar dari terminal 87 dan 85 relay AC dengan menggunakan test
lamp, kemudian buat kesimpulan dengan berpedoman pada ketentuan berikut ini:
Kondisi Test LampKesimpulan
Terminal 85 Relay Terminal 87 Relay
Menyala Menyala
Periksa dan perbaiki kabel l penghubung
antara terminal 87 relay AC dan kumparan
magnet kopling
Menyala Mati Ganti relay AC
Mati MatiPeriksa sekring AC jika sekring baik
lanjutkan ke langkah berikutnya
c) Periksa arus yang keluar dari kedua kabel pengontrol tekanan tinggi (PTT) dengan
menggunakan test lamp, kemudian buat kesimpulan dengan berpedoman pada ketentuan
berikut ini:
Kondisi Test LampKesimpulan
Kabel Input PTT Kabel Output PTT
Menyala MenyalaPeriksa dan perbaiki kabel penghubung
antara PTT dan relay AC
Menyala Mati Ganti PTT
Mati Mati Lanjutkan ke langkah berikutnya
d) Periksa arus yang keluar dari kedua kabel pengontrol tekanan rendah (PTR) dengan
menggunakan test lamp, kemudian buat kesimpulan dengan berpedoman pada ketentuan
berikut ini:
Kondisi Test LampKesimpulan
Kabel Input PTT Kabel Output PTT
Menyala MenyalaPeriksa dan perbaiki kabel penghubung
antara PTR dan PTT
Menyala Mati Ganti PTR
Mati Mati Lanjutkan ke langkah berikutnya
e) Periksa arus yang keluar dari kedua kabel pengontrol suhu (PS) dengan menggunakan
test lamp, kemudian buat kesimpulan dengan berpedoman pada ketentuan berikut ini:
Kondisi Test LampKesimpulan
Kabel Input PS Kabel Output PS
Menyala MenyalaPeriksa dan perbaiki kabel penghubung
antara PS dan PTR
Menyala Mati Ganti PS
Mati Mati Lanjutkan ke langkah berikutnya
f) Lepas saklar termostat dari dudukannya, kemudian periksa arus yang keluar dari kedua
kabel termostat dengan menggunakan test lamp, kemudian buat kesimpulan dengan
berpedoman pada ketentuan berikut ini:
Kondisi Test LampKesimpulan
Kabel Input Termostat Kabel Output Termostat
Menyala MenyalaPeriksa dan perbaiki kabel penghubung
antara saklar termostat dan PS
Menyala Mati Ganti termostat
Mati Mati Lanjutkan ke langkah berikutnya
g) Lepas saklar motor blower dari dudukannya, kemudian periksa arus yang keluar dari
terminal C. Jika test lamp menyala periksa dan perbaiki kabel dari terminal C saklar
blower ke saklar termostat. Jika test lamp tidak menyala perbaiki saklar motor blower
dan jika rusak berat ganti saklar motor blower.
2. Kompresor bekerja (berputar), AC tidak dingin
Apabila kompresor bekerja tetapi AC tidak dingin, maka untuk dapat mengetahui letak
sumber masalah harus melakukan pemeriksaan tekanan dengan menggunakan manifold
gauge. Perlu untuk diperhatikan bahwa pemeriksaan tekanan hanya dapat dilakukan pada saat
mesin hidup. Sebagai tolok ukur kondisi normal sistem AC mobil yaitu sistem AC mobil
dapat dikatakan normal apabila pada saat mesin hidup besar tekanan pada saluran tekanan
rendah sekitar 1,5 sampai 2 bar, dan besar tekanan pada saluran tekanan tinggi sekitar 14,5
sampai 15 bar. Jika besar tekanannya lebih kecil atau lebih besar dari standart itu maka dapat
dipastikan sistem AC bermasalah. Adapun rincian contoh hasil pemeriksaan tekanan dan
analisis sumber masalah dapat dilihat sebagai berikut:
a) Kedua Manometer Menunjukkan Tekanan Lebih Rendah
Apabila hasil pengukuran manifold gauge menunjukan bahwa tekanan pada saluran isap
dan saluran tekan kompresor rendah, berarti dapat disimpulkan volume refrigerant yang
beredar dalam sistem AC berkurang. Berkurangnya volume refrigerant pada sistem AC ini
juga dapat dilihat dari kondisi refrigerant yang terlihat dari sight glass receiver, apabila
terlihat gelembung-gelembung berarti volume refrigerant kurang. Perlu untuk diketahui
bahwa berkurangnya volume refrigerant pada sistem AC disebabkan oleh kebocoran pada
sistem (pipa-pipa atau sambungan-sambungan). Untuk dapat menentukan letak kebocoran
sistem secara pasti dapat digunakan leak detektor. Lakukan perbaikan jika ditemukan
kebocoran. Setelah semua kebocoran sistem telah diperbaiki lakukan penambahan volume
refrigerant pada sistem AC, sebab berkurangnya volume refrigerant inilah yang
mengakibatkan kinerja AC tidak bisa maksimal dalam menciptakan suhu dingin pada
evaporator, dan akhirnya timbul permasalahan seperti diatas
b) Kedua Manometer Menunjukkan Tekanan Lebih Tinggi
Apabila hasil pengukuran manifold gauge menunjukan bahwa tekanan pada saluran isap
dan saluran tekan kompresor lebih tinggi dari spesifikasi, maka dapat diambil beberapa
kemungkinan sumber penyebab yaitu sebagai berikut:
Pendinginan kondensor yang kurang baik, menyebabkan temperatur evaporator menjadi
naik sehingga mengakibatkan katup ekspansi akan selalu membuka dengan maksimal.
Tekanan kedua bagian saluran tekanan tinggi dan rendah akan naik. Hal ini bisa
diakibatkan karena kipas pendingin kondensor tidak bekerja atau karena kisi-kisi dari
kondensor kotor sehingga pendinginan pada kondensor tidak bisa maksimal. Perlu untuk
diketahui bahwa apabila temperature refrigerant yang keluar dari kondensor tidak sesuai
spesifikasi atau bahkan tidak dingin maka suhu refrigerant yang mengalir ke evaporator
juga tidak dingin, sehingga akan timbul masalah seperti diatas. Oleh sebab itu tindakan
perbaikan yang harus dilakukan adalah mengecek kisi-kisi kondensor dari kemungkinan
kotor, jika kotor lakukan pembersihan. Selain itu juga periksa kondisi kipas kondensor
sewaktu switch AC di ON kan dan pastikan kipas kondensor berputar. Jika kipas
kondensor tidak berputar lakukan pemeriksaan dan perbaikan pada sirkuit listrik kipas
pendingin kondensor.
Pengisian zat pendingin terlalu banyak, sehingga tekanan pada saluran tekanan tinggi
akan naik, dan volume zat pendingin yang disemprotkan katup ekspansi akan lebih besar,
menyebabkan saluran tekanan rendah naik pula tekanannya sehingga suhu refrigerant
pada evaporator tidak bisa dingin. Oleh sebab itu untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan
pengurangan refrigerant. Kemungkinan ini hanya berlaku jika kondisi kondensor dan
kipas pendingin kondensor dalam keadaan baik dan ketika dilakukan pemeriksaan pada
sight glass receiver tidak terlihat gelembung
Terjadi penyumbatan atau penyepitan saluran pada kondensator atau pada filter sehingga
tekanan pada saluran TT meningkat dan tekanan refrigerant yang masuk ke katup
ekspansi lebih rendah dari spesifikasi sehingga mengakibatkan katup ekspansi akan
terbuka lebih lebar. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan penambahan tekanan
refrigerant yang mengalir ke evaporator dan saluran TR akibatnya suhu pada evaporator
tidak bisa dingin sesuai spesifikasi. Oleh sebab tindakan perbaikan yang harus dilakukan
adalah melakukan pembersihan pada kondensor dan dryer.
c) Manometer TR lebih Tinggi dan Manometer TT Lebih Rendah
Apabila hasil pengukuran manifold gauge menunjukan bahwa tekanan pada saluran TR
lebih tinggi dan saluran TT kompresor lebih rendah dari spesifikasi, maka dapat diambil
beberapa kemungkinan sumber penyebab yaitu sebagai berikut:
Kebocoran pada bagian–bagian yang bergesekan dari kompresor seperti katup–katup
cincin torak, menyebabkan kompresor tidak bekerja dengan baik.
Langkah tekan kompresor tidak menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dan temperatur
evaporator naik, katup expansi akan selalu terbuka.
Katup–katup kompresor yang rusak akan menyebabkan zat pendinginan yang ditekan
akan mengalami kebocoran kebagian saluran hisap, akibatnya saluran hisap tekanannya
akan lebih tinggi dan bagian saluran tekanan tekanannya akan lebih rendah
d) Manometer TR Lebih Rendah dan Manometer TT Normal
Apabila hasil pengukuran manifold gauge menunjukan bahwa tekanan pada saluran TR
lebih tinggi dari spesifikasi dan tekanan saluran TT kompresor normal, maka dapat diambil
beberapa kemungkinan sumber penyebab yaitu sebagai berikut:
Katup ekspansi rusak (macet pada posisi membuka penuh), maka akibatnya jumlah
refrigerant yang masuk ke evaporator selalu banyak, sehingga jika ini berlangsung lama
akan berakibat terjadi pengumbalan es pada saluran masuk evaporator.
Jika saluran masuk evaporator menyempit akibat penumpukan es maka menyebabkan
jumlah refrigerant yang masuk ke evaporator menjadi sedikit, sehingga suhu AC menjadi
tidak dingin. Sementara itu karena penyempitan saluran masuk evaporator juga
mengakibatkan tekanan refrigerant pada saluran TR lebih rendah. Oleh sebab tindakan
perbaikan yang harus dilakukan adalah mengganti katup ekspansi dan melaksakan
pembersihan pada evaporator.
e) Manometer TR lebih Rendah dan Manometer TT Lebih Tinggi
Apabila hasil pengukuran manifold gauge menunjukan bahwa tekanan pada saluran TR
lebih rendah dan saluran TT kompresor lebih tinggi dari spesifikasi, maka dapat diambil
kemungkinan sumber penyebab yaitu katup ekspansi rusak (macet pada posisi menutup),
maka akibatnya aliran refrigerant yang menuju evaporator menadi terhambat sehingga
menyebabkan kenaikan tekanan pada saluran TT. Sementara itu karena katup ekspansi rusak
(macet pada posisi menutup), maka jumlah refrigerant yang menuju evaporator sedikit
sehingga suhu AC tidak dingin, selain itu kondisi ini juga mengakibatkan tekanan refrigerant
pada saluran TR rendah.
3. Switch AC ON, Tetapi Blower Tidak Bekerja
Apabila terjadi problem berupa switch AC ON, tetapi blower tidak bekerja, maka perlu
bagi seorang mekanik untuk memahami sirkuit elektrik dari motor blower. Adapun wiring
diagram dari motor blower adalah sebagai berikut:
Adapun Langkah-langkah diagnosis masalah sistem AC mobil diatas yaitu sebagai
berikut:
a) Posisikan saklar motor blower pada posisi ON. Setelah itu lakukan pemeriksaan arus
listrik pada terminal positif motor blower dengan menggunakan test lamp. Jika test lamp
menyala berarti letak kerusakan pada motor blower, oleh sebab itu lakukan pemeriksaan
pada motor listrik jika rusak perbaiki. Jika test lamp tidak menyala maka lanjutkan
langkah pemeriksaan berikutnya
b) Periksa arus yang keluar dari terminal input 123 dan output pada tahanan pengatur
kecepatan motor blower dengan menggunakan test lamp, kemudian buat kesimpulan
dengan berpedoman pada ketentuan berikut ini:
Kondisi Test LampKesimpulan
Terminal Input 123 Terminal Output
Menyala Menyala Periksa dan perbaiki kabel penghubung
antara terminal output tahanan pengatur
kecepatan motor blower dan terminal positif
motor blower
Menyala MatiGanti tahanan pengatur kecepatan motor
blower
Mati Mati lanjutkan ke langkah berikutnya
c) Periksa arus yang keluar dari terminal B dan output 123 pada saklar motor blower
dengan menggunakan test lamp, kemudian buat kesimpulan dengan berpedoman pada
ketentuan berikut ini:
Kondisi Test LampKesimpulan
Terminal B Terminal Output 123
Menyala Menyala
Periksa dan perbaiki kabel penghubung
antara terminal output 123 dan input 123
pada tahanan pengatur kecepatan motor
blower
Menyala Mati Ganti saklar motor blower
Mati Mati lanjutkan ke langkah berikutnya
d) Periksa kondisi sekering AC jika putus ganti, dan masalah selesai.
4. Kecepatan Putaran Motor Blower Tidak Bisa Berubah
Apabila kecepatan putaran motor blower tidak bisa berubah maka dapat kita pastikan
bahwa terjadi hubungan singkat antara terminal terminal yang ada pada unit tahanan
pengatur kecepatan motor blower. Adapun langkah diagnosisnya adalah sebagai berikut:
a) Lepas terminal 123 dari unit tahanan pengatur kecepatan motor blower
b) Dengan menggunakan ohmmeter periksa kemungkinan terjadinya hubungan singkat
antara kabel-kabel kecepatan motor blower. Untuk catatan, pemeriksaan hubungan
singkat antara kabel-kabel kecepatan motor blower ini dilakukan pada kondisi saklar
motor blower posisi OFF atau O. Apabila dari hasil pemeriksaan menunjukan bahwa ada
hubungan singkat dengan ditandai oleh pengerakan ohmmeter, maka lakukan
penggantian kabel-kabel kecepatan motor blower. Jika dari hasil pemeriksaan
menunjukan tidak adanya hubungan singkat pada kabel-kabel kecepatan motor blower,
maka dapat disimpulkan bahwa terjadi kerusakan pada unit tahanan pengatur kecepatan
motor blower. Lakukan perbaikan, jika tidak memungkinkan untuk digunakan kembali
ganti unit tahanan pengatur kecepatan motor blower.
5. Terdengar Suara Berisik Saat AC Dihidupkan
Apabila terjadi masalah berupa terdengar suara berisik saat AC dihidupkan maka
terdapat beberapa kemungkinan sumber masalahnya yaitu sebagai berikut:
a) Bearing puli penggerak dan bearing idle puli kocak sehingga menimbulkan suara berisik
sewaktu AC dihidupkan. Jika hal ini terjadi bongkar puli penggerak dan idle puli,
kemudian ganti bearingnya.
b) Kondisi daya magnet kopling kompresor melemah, sehingga hubungan antara plat
penekan dengan roda puli tidak bisa menyatu secara baik saat AC dihidupkan. Akibatnya
antara plat penekan dengan roda puli selip, sehingga menimbulkan suara berisik hasil
gesekan 2 logam. Jika hal ini terjadi tindakan perbaikan yang harus dilakukan adalah
mengganti kumparan magnet kopling kompresor
6. Tercium bau tidak sedap (menyengat) saat AC dihidupkan
Kenyamanan pengendara pasti sangat terganggu jika mencium bau menyengat saat AC
dinyalakan. Biasanya bau tersebut terjadi akibatnya adanya bakteri, micro-organisme, dan
jamur yang menumpuk di bagain evaporator atau filter AC. Selain itu, dapat juga terdapat
pada grill di dashboard dan sekitar saluran masuk dan keluarnya udara. Untuk menghilangkan
bau yang mengganggu ini, dapat dilakukan dengan membersihkan bagian evaporator, filter,
grill, blower, atau sepanjang saluran masuk dan keluarnya udara. Jika perlu, bersihkan
dengan menggunakan anti bactercial treatments, dan masalah selesai.