new nusa penida

Upload: helmi-mukti-wijaya

Post on 03-Apr-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 New Nusa Penida

    1/14

    LOKASI KAJIAN

    KECAMATAN NUSA PENIDA

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 PROFIL KECAMATAN NUSA PENIDA

    Gambar 1.1 Nusa Penida

    Kecamatan Nusa Penida terdiri dari tiga kepulauan yaitu pulau Nusa Penida,

    Pulau Lembongan dan Pulau Ceningan, terdiri dari 16 Desa Dinas, dengan Jumlah

    Penduduk 46,749 Jiwa (8.543 KK). Pulau Nusa Penida bisa ditempuh dari empat tempat

    yaitu lewat Benoa dengan menumpang Quiksilver/Balihai ditempuh 1 jam perjalanan,

    lewat Sanur dengan menumpang perahu jarak tempuh 1,5 jam perjalanan. Lewat

    Kusamba dengan menumpang jukung jarak tempuh 1,5 jam perjalanan. Sedangkan

    kalau lewat Padangbai dengan menumpang Kapal Boat yang jarak tempuh 1 jam

    perjalanan.Secara umum kondisi Topografi Nusa Penida tergolong landai sampai berbukit.

    Desa desa pesisir di sepanjang pantai bagian utara berupa lahan datar dengan

    kemiringan 0 3 % dari ketinggian lahan 0 268 m dpl. Semakin ke selatan kemiringan

    lerengnya semakin bergelombang. Demikian juga pulau Lembongan bagian Utara

    merupakan lahan datar dengan kemiringan 0- 3% dan dibagian Selatan kemiringannya 3-8

    %. Sedangkan Pulau Ceningan mempunyai kemiringan lereng bervariasi antara 8-15%

    dan 15-30% dengan kondisi tanah bergelombang dan berbukit.Mata pencaharian

    penduduk adalah pertanian dan sektor perikanan merupakan mata pencaharian utama

    TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)

    http://e-kuta.com/blog/index.php/bersama-quicksilver-cruise-menikmati-keindahan-nusa-penidahttp://e-kuta.com/blog/index.php/bersama-quicksilver-cruise-menikmati-keindahan-nusa-penida
  • 7/28/2019 New Nusa Penida

    2/14

    oleh 6,68% tersebar pada desa-desa pesisir yaitu Suana, Batununggul, Kutampi Kaler,

    Ped dan Desa Toyapakeh. Di Pulau Lembongan 16,80% penduduk bergerak dibidang

    perikanan, dan Ceningan 12,88% mengingat kondisi dan topografi daerah maka yang

    cocok dikembangkan adalah Sektor Pertanian, dan Sektor Pariwisata.

    Gambar 1.2 Kawasan Pesisir Nusa Penida

    Nusa Penida yang terletak di sebelah timur Pulau Bali merupakan kawasan

    pariwisata yang memiliki daya tarik yang sangat potensial untuk dikunjungi. Nusa Penida

    merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Klungkung yang telah ditetapkan

    sebagai salah satu dari 15 kawasan pariwisata di Bali.

    Meskipun jaraknya yang tidak jauh dari Bali dan ketersediaan transportasi laut

    yang semakin baik, namun nampaknya pulau-pulau ini belum banyak dikenal oleh

    wisatawan sebagai tempat wisata seperti halnya Bali. Wisatawan dari Bali yang

    berkunjung ke Nusa Penida umumnya hanya untuk day trip saja di ponton (kapal pesiar

    besar yang menyediakan tempat untuk berekreasi -semacam waterboom mini), padahal

    begitu banyak keindahan yang ditawarkan oleh pulau-pulau ini.

    Gambar 1.3 Berlibur di Ponton

    TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)

  • 7/28/2019 New Nusa Penida

    3/14

    Deretan pantai berpasir maupun berkarang dengan berbagai kegiatan wisata

    bahari dan budaya menjadi andalan daya tarik wisata Nusa Penida. Pantai Teluk

    Sanghyang dan Pantai Jungutbatu di Lembongan merupakan pantai yang paling banyak

    dikunjungi wisatawan. Kapal pembawa wisatawan dari Sanur biasanya mendarat di teluk

    ini.

    Wisatawan dapat berenang dan bermain pasir di pantainya yang putih. Kayaking,

    jet ski, banana boat juga dapat dilakukan di Pantai Teluk Sanghyang memiliki pasir putih

    dengan karang-karangnya yang indah. Berbagai fasilitas penginapan seperti Mushroom

    Cottage, Nusa Lembongan Resort, Bali Hai, restoran dan rumah makan, kios-kios dan toko

    cenderamata juga tersedia di tempat ini, dengan harga yang sangat bervariasi. Resort

    mewah bisa menawarkan sampai 1 juta rupiah/malam. Alam bawah laut Nusa Penida juga

    sangat terkenal keindahannya. Kawasan taman laut yang tersebar di hampir seluruh

    peraian pulau, didukung oleh airnya yang jernih dan bersih. Kegiatan diving dan snorkling

    sudah dilakukan oleh wisatawan di Nusa Penida meskipun belum optimal. Beberapa

    spesies khas Nusa Penida misalnya ikan mola-mola, hiu sirip putih, kima, manta raydan

    napoleo

    1.2 POTENSI POTENSI YANG ADA DI KEC.NUSA PENIDA

    1.2.1 Potensi Ikan Mola-Mola (Sunfish)

    Di wilayah ini juga terdapat ikan mola-mola atau sunfish tepatnya, yang berkulit

    tebal,dan tanduk sekeras baja,tetapi kelakuannya lemah gemulai dan pemalu.Bentuknya

    lonjong dengan mulut di satu sisi dan sisi lainnya membulat dengan ekor seperti

    kipas.Siripnya hanya dua buah,mencuat ke atas dan bawah. Yang paling dashyat,lebar

    tubuhnya bisa mencapai meter 1,5 meter sampai 3 meter lebih. Mola ini baisanya ditemui

    di laut lepas,beredar di kedalaman sekitar 200 m.

    Gambar 1.7 Potensi Ikan Mola Mola Nusa Penida

    TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)

  • 7/28/2019 New Nusa Penida

    4/14

    Karena keindahan dan potensi wilayahnya yang begitu besar,Nusa Penida tepat

    kiranya jika disebut sebagai a hidden paradise, keindahan yang sayang untuk dilewatkan

    begitu saja.

    1.2.2 Potensi Hutan Bakau

    Potensi hutan bakau (mangrove) yang masih terpelihara di Lembongan dan

    Ceningan merupakan salah satu day tarik wisata yang juga menarik untuk dinikmati.

    Wisatawan dapat menyewa perahu untuk menyusuri sungai ke arah hulu yang masih asri

    dengan pepohonan bakau, sambil mengamati dan memotret burung-burung yang hidup

    bebas di hutan bakau ini.

    Gambar 1.8 Potensi Hutan Bakau ( Mangrove )

    1.2.3 Potensi Rumput Laut

    Hal lain yang menarik untuk dilihat di Nusa Penida adalah kegiatan budidaya

    rumput laut yang dilakukan penduduk nelayan di Lembongan dan Nusa Besar. Kawasan

    budidaya rumput laut memang berkembang pesat terutama di pantai utara Nusa Penida,

    dan bahkan menjadi basis kegiatan ekonomi masyarakat lokal. Sangat menarik melihat

    kegiatan masyarakat menjemur dan mengeringkan rumput laut di halaman rumahnya.

    Gambar 1.9 Potensi Rumput Laut Nusa Penida

    TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)

  • 7/28/2019 New Nusa Penida

    5/14

    BAB II

    POTENSI ALAM KECAMATAN NUSA PENIDA

    2.1 Potensi Ikan Mola Mola

    Gambar 2.1 Ikan Mola - Mola

    Ikan mola-mola (oceanic sunfish) merupakan hewan laut yang fenomenal dan

    menjadi icon bagi dunia bawah laut Nusa Penida. Bentuknya yang unik, besar di bagian

    kepala dengan mata jenaka dan dua sirip yang menjulang seperti tanpa ekor sangat

    menarik bagi para penyelam. Terlebih ketika mola-mola mendongakan kepalanya dan

    merentangkan kedua siripnya seperti layaknya sedang melakukan tarian penyambutan

    bagi para penyelam.

    Ikan ini bukan merupakan hewan karnivora,sehingga tidak membahayakan bagi

    keselamatan manusia yang ingin melihat secara dekat keunikan hewan bawah laut

    ini.Selain itu hewan ini termasuk hewan yang langka karena hanya dapat dijumpai di

    wilayah Nusa Penida, dan tidak dapat dijumpai sepanjang tahun,karena kemunculannya

    bersifat periodik.

    Mola-mola kerap muncul di perairan Nusa Penida sekitar bulan Juli - September

    setiap tahunnya. Dua titik penyelaman favorit dimana mola-mola biasa dijumpai yaitu Blue

    Corner dan Crystal Bay. Sering mola-mola dijumpai bergerombol 2 sampai 8 ekor. Namun

    beberapa penyelam mengatakan bahwa mereka juga sesekali melihat mola-mola di titik

    penyelaman yang lain pada bulan Desember atau Januari.

    Tidak banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap mola-mola sampai saat ini.Nama mola-mola sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Molidae, karena mola-mola

    TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)

  • 7/28/2019 New Nusa Penida

    6/14

    termasuk kedalam keluarga (family) Molidae. Mola-mola ini berada pada ordo yang sama

    dengan ikan buntal (boxfish) yaitu tetraondoniformes.

    Mola-mola dapat dijumpai pada perairan dengan kedalaman 30 - 150 meter,

    bahkan 500 meter. Mola-mola juga disebut oceanic sunfish karena mola-mola kerap

    dijumpai berjemurdi lautan terbuka yang dangkal untuk mendapatkan panas matahari

    sebagai adaptasi suhu tubuh setelah berada lama di perairan dalam. Keberadaan dan

    distribusi mola-mola juga dikaitkan dengan keberadaan makanan (nutrient) pada musim-

    musim tertentu.

    2.1.1 Keberadaan Ikan Mola Mola Yang Mulai Terancam

    Gambar 2.2 Aktivitas Penyelam Yang Memotret Keunikan Ikan Mola - Mola

    Sejauh ini ada tiga jenis mola-mola yang telah ditemukan yaitu Sharp-tailed mola

    (Masturus lanceolatus) yang memiliki ekor agak panjang dan pipih, Slender mola

    (Ranzania laevis) yang memiliki ekor dan bentuk tubuh seperti silinder dengan ukuran

    badan beberapa puluh centimeter saja, dan Rountailed mola (Mola-mola) yang memiliki

    ekor membulat. Jenis yang terakhir inilah yang dijumpai di Nusa Penida.

    Walaupun sangat menarik dan merupakan aset penting pariwisata bahari,

    keberadaan mola-mola bukan tanpa ancaman. Sering didapati, secara tak sengaja mola-

    mola mati akibat terjerat pancing dan jaring (by catch). Jumlah penyelam yang terlalu

    banyak, dan kadang memaksa untuk mengambil gambar bersama mola-mola dengan

    jarak yang terlalu dekat juga mengusik keberadaan mola-mola. Bahkan beberapa mola-

    mola dijumpai mati akibat menelan plastik yang mereka kira ubur-ubur sebagai

    makanannya.

    TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)

  • 7/28/2019 New Nusa Penida

    7/14

    2.1.2 Penanganan Terhadap Keberadaan Ikan Mola Mola

    Gambar 2.3 Penyelam Yang Mengamati Ikan Mola - Mola

    Jika ingin pariwisata bahari di Nusa Penida dapat terus dipertahankan, diperlukan

    kerjasama berbagai pihak untuk mengatur pariwisata bahari di Nusa Penida sekaligus

    menjaga keberadaan mola-mola dan hewan laut lainnnya.

    Dukungan pemerintah juga sangat dibutuhkan dalam menjaga kelestarian

    lingkungan alam bawah laut, yang merupakan habitat ikan mola mola ini. Dukungan

    pemerintah yang diharpkan adalah berupa peraturan peraturan yang bersifat imperatif

    (mengikat) kepada semua pihak agar patuh terhadap peraturan peraturan

    tersebut.Adapun peraturan peraturan yang diharapkan adalah :

    Larangan terhadap pembuangan sampah sembarangan yang dapat mencemari

    lingkungan air sebagai habitat ikan mola mola.

    Larangan berburu menggunakan bahan bahan peledak,potas,dan lain

    sebagainya yang dapat merusak habitat ikan mola mola.

    Saat ini, The Nature Conservancy (TNC) bekerjasama dengan pemerintah

    Kabupaten Klungkung, masyarakat, pengusaha pariwisata dan mitra lainnya saat ini dalam

    proses awal membangun sebuah Kawasan Konservasi Laut (KKL) di Nusa Penida. Tujuan

    dari KKL ini adalah untuk melestarikan sumberdaya hayati laut Nusa Penida termasuk

    mola-mola. Pengaturan wisata bahari Nusa Penida melalui code of conduct akan

    merupakan bagian dari rencana pengelolaan (management plan) jangka panjang KKL

    Nusa Penida.

    Dengan KKL Nusa Penida, harapannya sumberdaya hayati laut termasuk mola-

    mola akan dapat terjaga dan pariwisata bahari dapat terus berkelanjutan yang merupakansalah satu sumber matapencaharian utama masyarakat Nusa Penida. Terlenih dari itu,

    TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)

  • 7/28/2019 New Nusa Penida

    8/14

    para penyelam dari mancanegara dapat terus menikmati tarian eksotih mola-mola di

    perairan Nusa Penida.

    2.2 Potensi Hutan Bakau ( Mangrove )

    Gambar 2.4 Hutan Bakau Nusa Penida

    Selain keindahan bawah laut Nusa Penida, di wilayah ini juga terdapat potensi

    lainnya yang tidak kalah menarik yaitu potensi hutan bakau ( mangrove ). Hutan mangrove

    adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan

    mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di

    darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang

    disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi

    terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob.

    Hutan mangrove juga merupakan habitat bagi beberapa satwa liar yang

    diantaranya terancam punah, seperti bekantan (Nasalis larvatus), wilwo (Mycteria cinerea),

    bubut hitam (Centropus nigrorufus), dan bangau tongtong (Leptoptilus javanicus, dan

    tempat persinggahan bagi burung-burung migran.

    Potensi Hutan Magrove di Nusa Penida kurang mendapatkan perhatian yang

    lebih, padahal potensi hutan mangrove di kawasan ini begitu besar. Masyarakat Nusa

    Penida kurang memahami manfaat dari hutan bakau ini, padahal hutan magrove memiliki

    peran yang penting dalam menjaga keseimbangan alam pesisir terutama mencegah

    terjadinya abrasi air laut yang bisa mengikis kawasan pesisir Nusa Penida.

    Jika kita mengetahui bahaya yang ditimbulkan akibat punahnya hutan mangrove

    ini,kita pasti akan menjaga kelestariannya dari kepunahan. Untuk mencegah kepunahan

    TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)

  • 7/28/2019 New Nusa Penida

    9/14

    dan kerusakan hutan mangrove,langkah langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai

    berikut :

    Pelarangan terhadap penebangan pohon magrove secara ilegal,

    Memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya hutan

    mangrove,

    Melakaukan strategi pengembangan hutan mangrove seperti : reboisasi kawasan

    yang telah gundul,

    Membatasi aktivitas manusia di kawasan hutan mangrove.

    Hal hal tersebut di atas merupakan strategi pengembangan dan pencegahan

    terhadap rusaknya potensi hutan mangrove. Diharapkan dengan adanya langkah

    langkah tersebut hutan mangrove kawasan pesisir nusa penida terjaga kelestariannya.

    2.3 Potensi Rumput Laut

    Gambar 2.5 Potensi Rumput Laut Nusa Penida

    Rumput laut termasuk dalam anggota alga (tumbuhan memiliki klorofil atau zat

    hijau daun). Tumbuhan yang hidup diperairan dangkal dan menempel pada karang yang

    mati ini dibagi kedalam 4 kelas besar, yaitu Rhodophyceae (alga merah), Phaeophyceae

    (alga cokelat), Chlorophyceae (alga hijau), dan Cyanophyceae (alga biru hijau).

    Rumput laut banyak digunakan sebagai bahan baku industri. Contohnya yaitu alga

    cokelat, yang digunakan untuk bahan baku es krim, pengolahan tekstil, pabrik farmasi,

    semir sepatu, dan pabrik cat. Alga merah untuk bahan baku industri makanan, farmasi,

    penyamakan kulit, dan pembuatan bir. Selain itu, rumput laut dapat juga digunakan

    sebagai bahan untuk pupuk tanaman, campuran makanan ternak, dan juga bahan baku

    kosmetika.

    TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)

  • 7/28/2019 New Nusa Penida

    10/14

    Rumput laut diketahui kaya akan nutrisi esensial, seperti enzim, asam nukleat,

    asam amino, mineral, trace elements, dan vitamin A,B,C,D,E dan K. Karena kandungan

    gizinya yang tinggi, rumput laut mampu meningkatkan sistem kerja hormonal, limfatik, dan

    juga saraf. Selain itu, rumput laut juga bisa meningkatkan fungsi pertahanan tubuh,

    memperbaiki sistem kerja jantung dan peredaran darah, serta sistem pencernaan.

    Rumput laut dikenal juga sebagai obat tradisional untuk batuk, asma, bronkhitis,

    TBC, cacingan, sakit perut, demam, rematik, bahkan dipercaya dapat meningkatkan daya

    seksual. Kandungan yodiumnya diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit gondok.

    Masyarakat Nusa Penida yang dominan berkutat di sektor perikanan dan

    perkebunan, mulai menemukan potensi ekonomi baru. Padahal, secara alamiah potensi

    yang ditemukan sudah tersedia sejak dahulu kala, yakni rumput laut. Sumber daya alam

    yang ternyata sangat cocok dikembangkan di perairan Nusa Penida itu, mulai digeliatkan

    masyarakat setelah seorang petani yang melakukan uji coba pembudidayaan rumput laut

    di Nusa Lembongan, Nusa Penida, Tarzin, menerima penghargaan Kalpataru dari

    pemerintah. Jenis rumput laut yang dikembangkan ada dua yakni cottonii dan spinosum.

    Sejak saat itulah, masyarakat mulai beramai-ramai mengadu nasib dari sumber

    daya multiguna itu sebagai bahan makanan, kosmetik, obat-obatan dan lainnya. Meski

    dengan pemahaman pembudidayaan masih sangat minim dan bersifat tradisional kondisi

    itu masih berlangsung hingga saat ini, namun secara pengakuan pasar , rumput laut Nusa

    Penida tergolong unggul dibanding rumput laut daerah lain. Terutama dari segi

    keragiannya (kandungan serat).

    Karenanya, tak sedikit pengepul, bahkan pemilik pabrik pengolahan rumput laut

    luar Bali datang melirik rumput laut Nusa Penida. Dari segi hasil juga terbilang lumayan

    tinggi, 300 ton hingga 500 ton per bulan dari luas areal 200 hektar di seluruh Nusa Penida.

    Hanya, dengan prilaku dan kemampuan terbatas, petani rumput laut Nusa Penida seolahmenjalankan rutinitas keseharian tanpa berpikir investasi masa depan. Petani cenderung

    hanya berpikir soal pembibitan, penanaman, pemeliharan dan panen. Kemudian dijual ke

    pengepul yang ada di Nusa Penida.

    Hingga saat ini baru terdapat tiga pengepul besar yang memiliki lokasi sangat luas

    untuk penjemuran. Juga sudah memiliki relasi yang kuat dari pabrik-pabrik di luar Bali.

    Petani tidak berpikir bagaimana meningkatkan kualitas dan celah pemasaran pascapanen

    (hasil produksi). Padahal petani tahu pasti, rumput laut sangat diperlukan seluruh negara

    TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)

  • 7/28/2019 New Nusa Penida

    11/14

    di dunia. Namun, sejak 1983 hingga saat ini, pembudidayaan rumput laut tidak

    menunjukkan perkembangan yang menggembirakan alias stagnan (jalan di tempat).

    Menurut kami ada tiga pilar penting harus dibenahi untuk memperbaiki taraf hidup

    masyarakat petani di Nusa Penida. Di samping mengantisipasi makin terpuruknya

    kemampuan bersaing hasil produksi rumput laut Nusa Penida dengan daerah lain.

    Ketiga hal penting itu, menyangkut perilaku petani dan perkembangan teknologi.

    Sistem pembudidayaan rumput laut yang selama ini dilakukan masyarakat Nusa Penida

    dengan sistem patok (dasar laut) harus dikombinasi dengan sistem baru yang lebih

    menguntungkan. Sejauh ini, sistem baru untuk pengembangan dunia pembudidayaan

    rumput laut sudah ada yakni longline (permukaan). Teknologi harus terus dikembangkan.

    Ke depan, sistem longline yang di tempat lain sudah terbukti lebih menguntungkan, harus

    dicoba di Nusa Penida, bukan berarti petani harus menghilangkan sistem lama.

    Setidaknya ada kombinasi sistem lama dengan yang baru

    Gambar 2.6 Pengambilan Rumput Laut

    Dua pilar lainnya yakni penanganan pascapanen dan kemampuan intelektual /

    keterampilan petani. Penanganan pascapanen, menyangkut perlakuan petani terhadap

    hasil produksi. Saat ini petani hanya memperhatikan berat rumput laut saat dijual. Padahal

    ada beberapa hal penting lain yang mempengaruhi kualitas rumput laut, yakni kebersihan

    dan keutuhan. ''Kalau kami amati selama ini, rumput laut yang dijual petani masih kotor,

    berpasir dan lainnya,''. Hal itu terjadi akibat sistem penjemuran masih dengan sistem

    terpal. Bahkan langsung di halaman yang hanya dilapisi semen. Hal-hal seperti itulah yang

    membuat harga rumput laut jeblok.

    TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)

  • 7/28/2019 New Nusa Penida

    12/14

    Gambar 2.7 Pemanenan Rumput Laut

    Gambar 2.8 Teknik Pengeringan Rumput Laut

    Harga biasanya ditentukan oleh kualitas, kebersihan, kekeringan dan lainnya.

    Untuk kebersihan, petani rumput laut sudah saatnya beralih ke sistem penjemuran yang

    lebih bagus. Tidak lagi tradisional (penjemuran dengan terpal), melainkan sistem gantung,

    baik dengan kayu maupun bambu atau yang disebut sistem para-para.

    Begitu juga dengan standar kekeringan. Harus diperhitungkan, minimal kering

    37,38 persen yang diketahui dengan sentuhan tangan (manual), karena sejauh ini belum

    ada alat khusus mengukur kekeringan. Jika kedua itu terpenuhi, otomatis kualitas rumput

    laut Nusa Penida tidak akan jeblok dan mampu memenuhi standar pabrik. Yang penting,

    semua kelompok kompak, petani juga pasti memiliki kekuatan menentukan harga dan

    pasar.

    Sayang, petani belum mampu meningkatkan kualitas sesuai dengan kebutuhan

    pabrik karena kurangnya keterampilan untuk memperlakukan hasil panen. Yaitu, soal

    standar kekeringan dan kebersihan yang masih sangat standar. Sehingga petani hanya

    bisa menikmati sebagian kecil dari hasil panen. Hanya Rp 6.500/kilogram untuk jenis

    TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)

  • 7/28/2019 New Nusa Penida

    13/14

    cottonii dan Rp 2.200/kilogram untuk jenis spinosum. Dengan rata-rata kepemilikan lahan

    3 are, petani mendapatkan hasil panen sekitar 75 kilogram/bulan atau sekitar Rp 500

    ribu/bulan dengan biaya operasional sejak tanam hingga panen Rp 250 ribu. Biaya

    tersebut di antaranya untuk panggul, ikat dan lainnya. Biaya ikat, Rp 1.000/lima ris untuk

    panjang 5 meter dan Rp 1.000/enam ris untuk panjang 4 meter.

    Selain perilaku dan teknologi, petani sangat mengharapkan bantuan. Ini menjadi

    kelemahan secara umum petani rumput laut di Nusa Penida. Ketika ada bantuan, petani

    mendadak rajin dan mengikuti berbagai program yang digalakkan terkait pembudidayaan

    rumput laut. Mulai pembinaan hingga penyiapan jaringan internet sebagai wadah mencari

    informasi pasar dan harga. Kini saatnya petani meningkatkan kualitas. Jika tak ingin

    rumput laut Nusa Penida jeblok dan kalah saing.

    TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)

  • 7/28/2019 New Nusa Penida

    14/14

    BAB III

    PENUTUP

    Banyaknya potensi yang terdapat di kecamatan Nusa Penida diperlukan adanya

    pelestarian lingkungan untuk menjaga wilayah pesisir Nusa Penida dari kerusakan.

    Adapun upaya upaya yang dilakukan untuk menjaga dan membangun kawasan Nusa

    Penida diberbagai potensi yang ada adalah untuk menjaga kelestarian ikan mola-mola

    diperlukan suatu peraturan-peraturan yang bersifat imperatif untuk mencegah punahnya

    ikan mola-mola ini. Peraturan-peraturan yang diharapkan adalah seperti : larangan

    terhadap pembuangan sampah sembarangan yang dapat mencemari lingkungan air

    sebagai habitat ikan mola mola, larangan berburu menggunakan bahan bahan

    peledak,potas,dan lain sebagainya yang dapat merusak habitat ikan mola mola.

    Dengan demikian dengan adanya peraturan ini kelestarian ikan mola mola tetap terjaga

    sehingga anak cucu kita masih bisa menikmati keunikan ikan mola mola.

    Selain ikan mola mola,pelestarian potensi hutan bakau juga perlu

    diperhatikan,karena hutan bakau dapat berfungsi mencegah terjadinya abrasi yang dapat

    mengurangi luas daratan pulau nusa penida. Untuk melestarikan hutan bakau diperlukan

    peran serta dari masyarakat sekitar antara lain : mereboisasi kawasan yang telah

    gundul,memberi pagar kawasan khusus hutan bakau agar tidak merusak ekosistem hutan

    bakau sendiri. Dengan lestarinya hutan bakau ini diharapkan terjadi keseimbangan

    ekosistem sehingga bisa mencegah terjadinya bencana bencana yang tidak diinginkan.

    Oleh sebab itu semua pihak diharapkan bisa mnyadari pentingnya hutan bakau dan

    menjaganya dari kerusakan yang disengaja maupun nggak disengaja.

    Potensi lain yang perlu dijaga kelestariannya adalah potensi rumput laut. Mengapa

    demikian? Karena rumput laut merupakan salah satu mata pencaharian yang menopangkehidupan masyarakat kawasan pesisir Nusa Penida. Dalam menjaga kelestarian rumput

    laut wilayah nusa penida ini,selain diperlukan peran masyarakat juga diperlukan peran aktif

    dari pemerintah daerah setempat. Adapun peran dari pemerintah yang diharapkan adalah

    dengan memberikan sosialisasi cara pemilihan bibit,penanaman,pemanenan,serta

    penjualan sehingga bisa melindungi petani rumput laut dari kerugian.

    Dengan diterapkannya hal hal diatas diharapkan dapat mendukung

    berkembangnya wilayah Nusa Penida baik disektor pariwisata maupun pertanian,sehingga

    Nusa Penida tidak hanya dikenal sebagai a hidden paradise.

    TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)